Anda di halaman 1dari 9

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA TENTANG

KADARZI DENGAN STATUS GIZI BALITA


Fitriani¹ , Rizki Maulidya¹ , Trisna Sari¹
1
STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe
Correspondence : kikie.maulidya086@gmail.com

ABSTRACT

Knowledge of housewives about levels of Kadarzi is very important to improve the nutritional status of
toddlers 1-5 years. Because toddlers are an age that is vulnerable to nutritional problems such as
malnutition and malnutition. In determining the nutritional status of the author using the parameter body
weight according to age (BB/U). The purpose of this study was to examine the relationship between the
knowledge and attitudes of housewives about conscious family (Kadarzi) with the nutritional status of
children. This study uses an analytical survey research design with a cross sectional approach where the
independent and dependent variabel research is carried out at the same time. The population is this study
were all housewives who had toddlers aged -5 years as many as 139 people. Sampling using purposive
sampling technique, with a sample of 103 respondents. The sample collection technique used a
questionnaire and data anlysis using the chi square test. It is hoped that housewives who have toddlers in
te future will be more aware of the importance of nutrition for toddlers by routinely bringing toddlers to
Posyandu so that nutritional needs of toddlers are met.

Keywords : Knowledge, attitude, nutritional status of toddler, housewife.

ABSTRAK
Pengetahuan ibu rumah tangga tentang kadarzi sangat penting untuk meningkatkan Status gizi
balita 1-5 tahun. Karena balita merupakan usia yang rentan mengalami masalah gizi seperti gizi buruk
dan gizi kurang. Dalam menentukan status gizi penulis menggunakan parameter berat badan menurut
umur (BB/U). Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan pengetahuan dan sikap ibu rumah
tangga tentang keluarga sadar gizi (Kadarzi) dengan status gizi balita. Penelitian ini menggunakan desain
penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional dimana penelitian variabel independen dan
variabel dependen dilakukan dalam waktu yang bersamaan pada saat itu juga. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh ibu rumah tangga yang mempunyai balita yang berusia 1-5 tahun sebanyak 139 orang.
Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, dengan jumlah sampel 103 responden.
Teknik pengumpulan sampel menggunakan kuesioner dan analisa data menggunakan uji chi square.
Disarankan bagi ibu rumah tangga yang mempunyai Balita kedepannya agar lebih menyadari bahwa
pentingnya gizi untuk balita dengan cara rutin membawa Balita ke Posyandu agar kebutuhan gizi balita
terpenuhi

Kata kunci : Pengetahuan, sikap, status gizi balita, ibu rumah tangga.

1
PENDAHULUAN kurang pada anak balita di Indonesia masih
Gizi merupakan salah satu penentu menjadi masalah kesehatan masyarakat dan
kualitas sumber daya manusia. Menurunnya mendekati prevalensi tinggi, sedangkan
kualitas sumber daya manusia di usia muda sasaran Subtanable Development Goals (
maka akan hilang sebagian besar potensi SDGs) tahun 2019 yaitu 17% (RIKESDAS,
untuk pembangunan bangsa. Kurang gizi 2018). Perkembangan masalah gizi di
berakibat menurunnya tingkat kecerdasan Indonesia menjadi persoalan yang harus
anak, karena gizi di awal kehidupan akan ditangani dengan serius. Berdasarkan data
mempengaruhi kualitas kehidupan di indonesia belum terjadi penurunan
selanjutnya. Gizi kurang pada balita akan masalah status gizi pada balita, menurut
berdampak dalam waktu jangka pendek dan data Profil Kesehatan Indonesia (2018),
jangka panjang, dalam jangka pendek persentase balita usia 1-5 tahun berdasarkan
adalah terganggunya perkembangan otak, status gizi dengan indeks BB/U di
kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik Indonesia yaitu gizi buruk sebesar 3,90%,
dan gangguan metabolisme dalam tubuh. gizi kurang sebesar 13,80%, gizi baik
Sedangkan dalam jangka panjang akibat sebesar 79,20%, dan gizi lebih sebesar
buruk yang dapat ditimbulkan adalah 3,10% ( Profil Kesehatan Indonesia,2020 ).
menurunnya kemampuan kognitif dan Prevalensi Status Gizi Balita
prestasi belajar, menurunnya kekebalan Nasional berdasarkan hasil SSGI tahun
tubuh sehingga mudah sakit, dan resiko 2021 di katagorikan dalam status gizi
tinggi untuk munculnya penyakit jantung kurang (underweight), gizi buruk (wasting),
dan pembuluh darah, kanker, stroke, dan dan stunting (pendek) pada tahun 2019
disabilitas pada usia tua (Kemenkes, 2020). sampai 2021 yaitu gizi kurang pada tahun
Data dari Badan Kesehatan Dunia 2019 sebanyak 16,3%, pada tahun 2020
Word Health Organitation ( WHO, 2017 ) sebanyak 16,3% dan pada tahun 2021
menunjukkan bahwa malnutrisi adalah sebanyak 17,0%. Sedangkan gizi buruk
penyebab kematian balita di dunia, seperti pada tahun 2019 sebanyak 7,4%, pada
di sub-Sahara Afrika sebanyak 28%, tahun 2020 sebanyak 7,4%, dan pada tahun
Amerika Latin sebanyak 7%, dan Balita 2021 sebanyak 7,1%. dan stunting pada
Asia sebanyak 50%, WHO juga tahun 2019 sebanyak 27,7%, pada tahun
menyebutkan bahwa di negara berkembang 2020 sebanyak 26,9% dan pada tahun 2021
pada tahun 2017 terdapat 14% anak balita sebanyak 24,4% (SSGI,2021).
mengalami undeweight. Menurut data Berdasarkan Dinas kesahatan
WHO 2017, Lebih dari setengah kematian Provinsi Aceh pada tahun 2020 angka
balita disebabkan oleh panyakit yang dapat Permasalahan Status gizi di Aceh sangat
dicegah dan diobati melalui intervensi tinggi, yaitu dengan prevalensi balita
sederhana dan terjangkau. Anak-anak yang pendek (stunting) mencapai 37%, balita gizi
kekurangan gizi, terutama mereka yang kurang (underweight) sebanyak 23%, dan
kekurangan gizi akut, memiliki resiko balita gizi buruk (wasting) sebanyak 11%.
kematian yang lebih tinggi. Faktor-faktor Dinas kesehatan Aceh mencatat, 51.4%
yang berhubungan dengan status gizi anak-anak di Provinsi Aceh menderita
berkontribusi pada sekitar 45% kematian permasalahan gizi yaitu Stunting. Data
pada anak dibawah usia 5 tahun tertinggi yaitu di Aceh Timur. Kabupaten
(WHO,2017). Aceh Timur mencatat 8.583 orang di daerah
Berdasarkan Riset Kesahatan tersebut mengalami stunting dan angka
Dasar Nasional (RIKESDAS) Tahun 2018, terendah didapatkan di Sabang, yaitu pada
prevelensinya balita gizi buruk menurun angka 476 anak yang menderita stunting
dari 14,43% pada tahun 2016 menjadi (Dinkes Provinsi Aceh,2020).
14,00% pada tahun 2017 (Juari et al.,2021). Di Kabupaten Aceh utara,
Menurut hasil dari Riset Kesehatan Dasar presentase masalah status gizi pada balita
atau Rikesdas di Indonesia pada tahun 2018 juga terbilang masih tinggi. Hal ini
persentase gizi kurang dan gizi buruk berdasarkan perolehan data statistik dari
sebesar 17,7%. Secara Nasional, gizi Laporan Survey Pemantauan Status Gizi

2
(PSG) Provinsi Aceh Tahun 2017, yang dengan upaya peningkatan pengetahuan ibu
mengelompokkan pada 4 objek penilaian, khusunya ibu rumah tangga yang
yaitu wasting, underweight, stunting, dan mempunyai balita sesuai dengan standar
obesitas. Presentase dari masing-masing pelayanan kesehatan yang ditetapkan
objek penilaian dan dari tahun 2015-2017 sebagai indikator dalam upaya peningkatan
yaitu terdapat angka prsentase yang status gizi pada balita adalah dengan
bervariasi, seperti pada objek penilaian meningkatkan pemahaman keluarga
wasting pada tahun 2015 sebanyak khusunya orang tua mengenai keluarga
22,0%,tahun 2016 16,2%, dan tahun 2017 sadar gizi (Kadarzi). Pengetahuan keluarga
15,9%. Untuk balita underweight pada tentang kadarzi dapat meningkatkan
tahun 2015 sebanyak 26,0%, pada tahun perilaku untuk mempertahankan kesehatan
2016 sebanyak 26,7% dan pada tahun 2017 keluarganya. Pengetahuan merupakan salah
sebanyak 31,9%. Untuk balita stunting pada satu faktor presdiposisi yang penting untuk
tahun 2015 terdapat 39,0% pada tahun 2016 terbentuknya sikap seseorang. Sikap yang
36,1% dan pada tahun 2017 sebanyak didasari oleh pengetahuan akan lebih
35,9%. Untuk balita obesitas pada tahun langgeng dari pada sikap yang tidak
2015 sebanyak 5,7% pada tahun 2016 didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan
sebanyak 2,0% dan pada tahun 2017 dan sikap sangat erat hubungannya,
sebanyak 1,0% ( LPSG Prov. Aceh ). dikarenakan semakin tinggi pengetahuan
Salah satu faktor yang seseorang maka semakin baik pula sikap
mempengaruhi status gizi ( Underwight, yang akan dilakukan oleh orang tersebut (
Wasting, Stunting, dan Overweight ) pada Notoadmodjo, 2018 ).
balita adalah pengetahuan orang tua dalam Beberapa penelitian terdahulu
memilih dan memberikan makanan, yang terkait dengan pengetahuan dan sikap
kebanyakan orang tua dalam memenuhi ibu rumah tangga tentang kadarzi dengan
persediaan makanan untuk balitanya tidak status gizi balita adalah penelitian yang
memikirkan zat-zat gizi apa saja yang dilakukan oleh Simon dkk (2018) dengan
dibutuhkan untuk balitanya. Tingkat judul “Hubunga Pengetahuan dan perilaku
pengetahuan dan sikap orang tua tentang Ibu tentang Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)
gizi sangat berpengaruh terhadap perilaku dengan Status Gizi Balita di Posyandu
dan sikap anak selanjutnya. Ketidaktahuan Teratai, Dusun Sanansari, Srimartani,
dalam makanan yang memiliki zat gizi baik Bantul D.I Yogyakarta” menunjukkan
akan menyebabkan pemilihan makanan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
yang salah dan rendahnya gizi yang antara pengetahuan dan perilaku ibu tentang
terkandung menyebabkan status gizi anak Kadarzi dengan Status Gizi Balita dengan
menjadi kurang ( Maulana, 2017 ). Hal-hal p-value p < 0,005.
yang dapat mempengaruhi status gizi balita Dilanjutkan oleh penelitian yang
adalah tingkat pengetahuan dan sikap dilakukan oleh Silitonga (2020) dengan
seorang ibu yang menjadi faktor masalah judul “Hubungan pengetahuan ibu
dalam pemilihan bahan makanan yang tidak mengenai keluarga sadar gizi (Kadarzi)
benar. Pemilihan bahan makanan, dengan Status Gizi Baduta di wilayah kerja
tersedianya jumlah makanan yang cukup Pukesmas Pematang Johar Kecamatan
dan beranekaragam dipengaruhi oleh Labuhan Deli ” menunjukkan bahwa ada
tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang hubungan antara pengetahuan ibu tentang
makanan dan gizinya.Pengetahuan ibu yang Kadarzi dengan Status gizi baduta dengan
kurang baik dan sikap ibu yang kurang baik p-value (0,000< 0,05).
akan mempengaruhi atau berdampak pada Penelitian lain yang dilakukan oleh
status gizi balita, perkembangan yang Rahayu (2021) dengan judul “ Hubungan
lambat dan berdampak pada kesehatan Keluarga Sadar Gizi ( Kadarzi ) dengan
balita ( Egziabher, 2017 ). Status Gizi Balita di Wilayah Kerja
Upaya yang bisa dilakukan untuk Pukesmas Pelambuan Kota Banjarmasin’’
menurunkan kasus kurang gizi selain menunjukkan bahwa terdapat hubungan
melakukan upaya pencegahan perlu disertai yang signifikan antara Keluarga Sadar Gizi

3
(Kadarzi) dengan Status Gizi Balita di METODELOGI
Wilayah Kerja Pukesmas Pelambuan Kota Desain dalam penelitian ini adalah
Banjarmasin, dimana nilai p-value (p= menggunakan survey analitik dengan
0,000). pendekatan cross sectional dimana
Kemudian penelitian yang penelitian variabel independen dan variabel
dilakukan oleh Iyus Kusniawati (2019) dependen dilakukan dalam waktu yang
mengenai “hubungan pengetahuan ibu bersamaan pada saat itu juga (Nursalam,
tentang keluarga sadar gizi pada balita di 2017).Variabel independen dalam
Pukesmas Leuwi Mending Kabupaten penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap
Majelang”, menunjukkan bahwa terdapat tentang Kadarzi, dan Variabel dependen
hubungan antara pengetahuan ibu tentang yaitu Status Gizi Balita. Tujuan penelitian
Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) pada balita ini adalah untuk melihat hubungan
di Pukesmas Leuwi Mending Kabupaten pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga
Majalengka. dengan hasil uji chi- square tentang keluarga sadar gizi (Kadarzi)
diperoleh p-value = (0,0013<0,05). dengan status gizi balita. Populasi dalam
Selanjutnya penelitian yang penelitian ini adalah seluruh ibu rumah
dilakukan oleh Mika Oktarina (2017) tangga yang mempunyai balita yang berusia
dengan judul “ Hubungan sikap ibu dengan 1-5 tahun yaitu sebanyak 139 orang.
status gizi balita di Wilayah Kerja Pengambilan sampel dalam penelitian ini
Pukesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu”, menggunakan teknik purposive sampling,
menunjukkan bahwa ada hubungan yang dengan jumlah sampel 103 responden.
signifkan antara sikap ibu dengan status gizi Sedangkan teknik pengumpulan sampel
balita dengan hasil di peroleh p-value 0,000 menggunakan kuesioner dan analisa data
< 0,05. menggunakan uji chi square.
Dari hasil survey awal yang
sudah peneliti lakukan berdasarkan HASIL PENELITIAN
wawancara terhadap 10 orang ibu rumah 1. Analisa Univariat
tangga/responden yang mempunyai balita a. Data demografi ibu rumah tangga
usia 6-59 bulan di Gampong Reuleut Barat,
didapatkan 7 orang ibu rumah tangga Tabel 1. Distribusi Frekuensi Demografi
mengetahui apa itu kadarzi dan indikator (n=103)
kadarzi ,dan 7 orang tersebut mempunyai
sikap positif terhadap indikator kadarzi, No Data Frekuensi Presentase
salah satunya adalah mereka rutin Demografi (f) (%)
membawa anaknya ke posyandu untuk 1 Umur
menimbang berat badan, dan mereka juga 24-35Tahun 58 56,3
setuju untuk memberikan Asi secara 36-44 Tahun 45 43,7
Eksklusif kepada anaknya. Sedangkan 3 ibu 2 Pendidikan
terakhir
rumah tangga lainnya kurang mengetahui
SD 3 2,9
tentang kadarzi dan mereka mempunyai SMP 28 27,2
sikap negatif terhadap indikator kadarzi, SMA 69 67,0
yaitu 2 orang ibu rumah tangga mengatakan S1 3 2,9
tidak menimbang balitanya selama satu Jumlah 103 100
bulan terakhir, dan 1 orang lagi mengatakan
tidak mengetahui pola makan balita yang Berdasarkan Tabel 1 diatas
baik dan menyajikan makanan yang tidak sebagian besar umur Responden banyak
beraneka ragam. Kemudian penulis juga yang berumur 24-35 Tahun yaitu 58
melakukan pengukuran status gizi balita Responden (56,3%) dan dilihat dari
dengan (BB/U) dimana dari 10 orang balita Pendidikan terakhir banyak yang
tersebut, sebanyak 8 orang balita memiliki berpenddikan SMA yaitu sebanyak 69
berat badan normal, dan sebanyak 2 balita Responden (67,0%).
lagi memiliki berat badan kurang

4
b. Data demografi balita dengan responden yang mempunyai sikap
negatif (29,1%).
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Demografi
e. Status Gizi Balita
No Data Frekuensi Presentase
Demografi (f) (%) Tabel 5. Distribusi Frekuensi Status Gizi
1 Umur Balita (n=103)
1-2,9Tahun 46 44,7
3- 5 Tahun 57 55,3 No Status Gizi Frekuensi Presentase
2 Jenis 1 Gizi baik 79 76,7
Kelamin 2 Gizi kurang 24 23,3
Perempuan 53 51,5 No Jumlah 103 100.0
Laki-laki 50 48,5
Jumlah 103 100 Berdasarkan tabel 5 di atas dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar balita
Berdasarkan Tabel 2 diatas, dapat umur 1-5 lebih banyak memiliki status gizi
disimpulkan bahwa banyak balita yang baik yaitu sebanyak 79 orang (76,7%)
berumur 3-5 Tahun yaitu 57 Responden dibandingkan balita yang memiliki status
(55,3%), dan di lihat dari Jenis kelamin gizi kurang (23,3%).
banyak yang berjenis kelamin perempuan
yaitu sebanyak 53 Responden (51,5%). 2. Analisa Bivariat
c. Pengetahuan a. Hubungan Pengetahuan tentang
Kadarzi dengan Status Gizi Balita
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan
ibu rumah tangga tentang kadarzi (n=103) Tabel 6. Hubungan pengetahuan tentang
kadarzi dengan status gizi balita (n=103)
No Pengetahuan Frekuensi Presentase
1 Baik 64 62,1 Status Gizi
2 Cukup 16 15,5
3 Kurang 23 22,3 Gizi P
Pengetahuan Gizi Baik Total
No Jumlah 103 100.0 Kurang Value
(-2
(-3 s/d <-
Berdasarkan tabel 3 di atas, s/d+2SD)
2 SD)
dapat disimpulkan bahwa lebih banyak 63 1 64
responden yang mempunyai pengetahuan Baik
98,4% 1,6% 100%
baik tentang Kadarzi yaitu berjumlah 64 13 3 16
responden dengan persentase sebesar Cukup 0,001
81,2% 18,8% 100%
(62,1%), dibandingkan dengan responden 3 20 23
Kurang
yang berpengetahuan cukup (15,5%) dan 13,0% 87,0% 100%
responden yang berpengetahuan kurang 79 24 103
(22,3%). Jumlah
76,7% 23.3% 100%

d. Sikap
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Sikap ibu Berdasarkan tabel 6 diatas dapat
rumah tangga tentang kadarzi (n=103) disimpulkan bahwa dari 103 responden
No Sikap Frekuensi Presentase didapatkan hasil sebagian besar yaitu 64
1 Positif 73 70,9 responden mempunyai pengetahuan tentang
2 Negatif 30 29,1 kadarzi baik dengan status gizi baik
No Jumlah 103 100.0
berjumlah 63 orang ( 98,4%) dan status gizi
kurang berjumlah sangat sedikit yaitu hanya
Berdasarkan tabel 4 di atas dapat
1 orang (1,6%), selanjutnya di lihat dari
disimpulkan lebih banyak responden yang
pengetahuan ibu rumah tangga tentang
mempunyai sikap positif tentang Kadarzi
kadarzi cukup berjumlah 16 Responden
yaitu berjumlah 73 responden dengan
dengan status gizi baik berjumlah 13 orang
persentase sebesar (70,9%) dibandingkan
(81,2%) dan status gizi kurang berjumlah 3

5
orang (18,8%), sedangkan di lihat dari 1. Hubungan Pengetahuan Ibu Rumah
pengetahuan ibu rumah tangga tentang Tangga tentang Kadarzi dengan
kadarzi kurang berjumlah 23 Responden Status Gizi Balita
dengan status gizi baik berjumlah 3 orang (
13,0%) dan status gizi kurang berjumlah 20 Berdasarkan hasil uji statistik di
orang ( 87,0%). atas dapat disimpulkan bahwa dari 103 Ibu
Hasil uji statistik diperoleh nilai p- Rumah Tangga yang mempunyai Balita, 64
value sebesar (0,001 < α 0,05) sehingga Ho responden di antaranya dominan
ditolak, artinya ada hubungan pengetahuan mempunyai pengetahuan tentang kadarzi
ibu rumah tangga tentang kadarzi dengan baik dengan status gizi baik pada balita
status gizi balita di Gampong Reuleut Barat berjumlah 63 orang ( 98,4%) dan status gizi
Kecamatan Muara batu. kurang berjumlah sangat sedikit yaitu hanya
1 orang (1,6%), selanjutnya di lihat dari
b. Hubungan Sikap tentang Kadarzi pengetahuan ibu rumah tangga tentang
dengan Status Gizi Balita kadarzi cukup berjumlah 16 Responden
dengan status gizi baik pada balita
Tabel 7. Hubungan Sikap tentang Kadarzi berjumlah 13 orang (81,2%) dan status gizi
dengan Status Gizi Balita (n=103) kurang berjumlah 3 orang (18,8%),
sedangkan di lihat dari pengetahuan ibu
Status Gizi rumah tangga tentang kadarzi kurang
Gizi Gizi berjumlah 23 Responden dengan status gizi
P baik pada balita berjumlah 3 orang ( 13,0%)
Sikap Baik Kurang Total
Value
(2s/d+2S (-3s/d<- dan status gizi kurang berjumlah 20 orang (
D) 2SD) 87,0%), kemudian setelah di lakukan uji
17 13 30 statistik diperoleh nilai p-value 0,001 yang
Negatif
56,7% 43,3% 100%
0,002
menunjukkan nilai p-value 0,001 < α
62 11 73 (0,05), sehingga dapat disimpulkan hipotesa
Positif
84,9% 15,1% 100% kerja diterima dan Ho ditolak, artinya ada
79 24 103 hubungan Pengetahuan tentang Kadarzi
Jumlah
76,7% 23,3% 100% dengan Status Gizi pada Balita di Gampong
Reuleut Barat Kecamatan Muara Batu
Kabupaten Aceh Utara.
Berdasarkan tabel 7 diatas dapat
Penelitian ini sejalan dengan
di simpulkan bahwa dari 103 ibu rumah
penelitian yang dilakukan Silitonga (2020)
tangga, 73 Responden diantaranya dominan
dengan judul “ Hubungan Pengetahuan Ibu
mempunyai sikap positif tentang kadarzi
mengenai Keluarga Sadar Gizi (kadarzi)
dengan status gizi baik berjumlah 62 balita
dengan Status Gizi Baduta di Wilayah
(84,9%) dan status gizi kurang berjumlah
Kerja Pukesmas Pematang Johar
11 balita (15,1%), sedangkan di lihat dari
Kecamatan Labuhan Deli”, bahwa hasil
sikap ibu rumah tangga tentang kadarzi
penelitian di dapatkan dari 92 responden
negatif berjumlah 30 Responden dengan
memiliki pengetahuan baik tentang kadarzi
status gizi baik berjumlah 17 balita (56,7%)
sebanyak 13 orang (14,1%), responden
dan status gizi kurang berjumlah 13 balita
yang memiliki pengetahuan cukup tentang
(43,3%).
kadarzi sebanyak 55 orang (59,8%) dan
Hasil uji statistik diperoleh nilai
responden yang memiliki pengetahuan
p-value sebesar (0,002 < α 0,05) sehingga
kurang tentang kadarzi sebanyak 24 orang
ada hubungan sikap ibu rumah tangga
(26,1%). Dari 92 responden anak baduta
tentang kadarzi dengan status gizi balita di
yang memiliki status gizi baik sebanyak 68
Gampong Reuleut Barat Kecamatan Muara
orang (73,9%) dan anak baduta dengan
Batu.
status gizi kurang sebanyak 24 orang
(26,1%). Berdasarkan hasil analisis bahwa
PEMBAHASAN
responden ibu yang memiliki pengetahuan
baik dan cukup sebanyak 68 orang (73,9%),

6
anak badutanya juga memiliki status gizi orang (56,7%) dan status gizi kurang
baik sedangkan ibu yang memiliki berjumlah 13 orang (43,3%). Hal tersebut
pengetahuan kurang status gizi badutanya dapat di simpulkan bahwa lebih banyak ibu
juga kurang sebanyak 24 orang (26,1%). rumah tangga yang mempunyai sikap
Berdasarkan hasil uji tersebut dapat di positif dengan status gizi balita yang baik,
simpulkan bahwa adanya hubungan selanjutnya untuk ibu rumah tangga yang
Pengetahuan ibu tentang kadarzi dengan mempunyai sikap negatif memiliki status
status gizi baduta, serta berdasarkan hasil gizi balita baik lebih sedikit dibandingkan
uji chi square dengan Sig α < 0,05 dengan ibu rumah tangga yang mempunyai
didapatkan p value = (0,000 < 0,05), yang sikap positif, dan setelah di lakukan uji
artinya terdapat hubungan antara statistik di peroleh nilai p-value 0,002 yang
Pengetahuan Ibu tentang Kadarzi dengan menunjukkan nilai p-value 0,002 < α
status gizi balita di wilayah Pukesmas (0,05), sehingga dapat disimpulkan ada
Pematang Johar Kecamatan Labuhan Deli. hubungan sikap tentang kadarzi dengan
Selanjutnya penelitian terdahulu status gizi pada balita di Gampong Reuleut
yang dilakukan oleh Iyus Kusniawati Barat Kecamatan Muara Batu Kabupaten
(2019) mengenai hubungan pengetahuan Aceh Utara.
ibu tentang keluarga sadar gizi pada balita Penelitian ini sejalan dengan
di Pukesmas Leuwi mending Kabupaten penelitian yang dilakukan oleh Mika
Majalengka dengan hasil uji chi-square Oktarina (2017) dengan judul “ Hubungan
diperoleh p value = 0,0013 < 0,05 artinya Sikap Ibu dengan Status Gizi Balita di
terdapat hubungan antara Pengetahuan Ibu Wilayah Kerja Pukesmas Sawah Lebar
tentang Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) pada Kota Bengkulu”, hasil penelitian dari 157
Balita di Pukesmas Leuwi mending responden didapatkan bahwa 84 ibu
Kabupaten Majalengka. Hasil penelitian ini (53,6%) yang sikap negatif terdapat 50
juga sejalan dengan penelitian yang balita (31,9%), sedangkan dari 73 ibu
dilakukan oleh Rika Susanti (2018) dengan (46,4%) yang sikap positif terdapat 22
judul Hubungan Pengetahuan Ibu tentang balita (14,0%) yang status gizinya
Gizi dengan Status Gizi anak usia 1-3 kurang,dan terdapat 44 balita (28,0%) yang
Tahun di Pukesmas Rejosari Pekan Baru status gizinya baik, dan terdapat 7 balita
dengan hasil uji statistik menggunakan uji (4,4%) yang status gizinya lebih.
chi square diperoleh hasil p value= 0,004 < Berdasarkan hasil uji statistik tersebut dapat
0,05 artinya terdapat hubungan antara disimpulkan bahwa ada hubungan Sikap
Pengetahuan Ibu tentang Gizi dengan Status Ibu dengan Status Gizi Balita dengan hasil
Gizi anak usia 1-3 Tahun di Pukesmas di peroleh p value 0,000 < 0,05 artinya
Rejosari Pekan Baru. signifikan maka Ho ditolak dan Ha
diterima, berarti terdapat hubungan antara
2. Hubungan Sikap tentang Kadarzi Sikap Ibu dengan Status Gizi Balita di
dengan Status Gizi Balita Wilayah Kerja Pukesmas Sawah Lebar
Kota Bengkulu.
Berdasarkan hasil uji statistik di atas Hal ini sejalan dengan penelitian
dapat disimpulkan bahwa untuk variabel yang dilakukan oleh Nainggolan (2017)
sikap ibu rumah tangga tentang kadarzi dengan judul “ Hubungan Sikap Gizi Ibu
dengan status gizi balita didapatkan bahwa dengan Status Gizi Balita “ dengan hasil
dari 103 ibu rumah tangga, 73 Responden penelitian terdapat hubungan yang
diantaranya dominan mempunyai sikap signifikan antara sikap gizi ibu dengan
positif tentang kadarzi dengan status gizi status gizi balita. Keadaan ini dapat
baik pada balita berjumlah 62 orang disebabkan karena sikap ibu merupakan
(84,9%) dan status gizi kurang berjumlah faktor tidak langsung yang mempengaruhi
11 orang (15,1%), sedangkan di lihat dari status gizi balita, oleh karena itu meskipun
sikap ibu rumah tangga tentang kadarzi ibu memiliki sikap negatif mengenai gizi
negatif berjumlah 30 Responden dengan balita tetapi jika anak mengkonsumsi
status gizi baik pada balita berjumlah 17

7
makanan yang cukup gizi maka anak tetap Depertemen Kesehatan Republik Indonesia.
akan memiliki status gizi yang baik. (2019). Sistem Kesehatan Nasional.
Jakarta :Depkes RI.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian Dictionaries, O, L, (2021). Konsep
dan pembahasan mengenai hubungan Pengetahuan, Sikap, Perilaku, dan
pengetahuan dan sikap ibu rumah Persepsi. Penerbit : Andi,
tangga tetang kadarzi dengan status gizi Yogyakarta.
balita yaitu ada hubungan yang signifikan Dinas Kesehatan Prov.Aceh,(2020). Profil
antara Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Kesehatan Provinsi Aceh tentang
tentang Kadarzi dengan Status Gizi Balita Permasalahan status gizi balita.
di Gampong Reuleut Barat Kecamatan Dinkes Provinsi Aceh.
Muara Batu Kabupaten Aceh Utara dengan
(p-value = 0,001), dan ada hubungan yang Dinas Kesehatan D.I. Yogyakarta. 2017.
signifikan antara Sikap Ibu Rumah Tangga Profil Kesehatan D.I Yogyakarta
tentang Kadarzi dengan Status Gizi Balita Tahun 2017. Yogyakarta : Dinas
di Gampong Reuleut Barat Kecamatan Kesehatan D.I. Yogyakarta
Muara Batu Kabupaten Aceh Utara dengan
Gunarto, M.(2018). Analisis Statistika
( p-value =0,002). Dengan Model Persamaan
Struktural. Bandung : Alfabeta
UCAPAN TERIMAKASIH
1. Kepada Geuchik Gampong Reuleut Ghozali, Imaam. 2018. Aplikasi Analisis
Barat Kecamatan Muara Batu Multivariate dengan Program IBM
Kabupaten Aceh Utara SPSS 25. Badan Penerbit
2. Geuchik Gampong Reuleut Timu Universitas Diponogoro : Semarang
Kecamatan Muara Batu Kabupaten
Aceh Utara Hidayat, A.A.. (2017). Metode Penelitian
Keperawatan dan Teknis Analisa
DAFTAR PUSTAKA Data. Jakarta : Salemba Medika.
Kemenkes. (2020). Kemenkes Tingkatkan
Arikunto,( 2013 ). Prosedur Penelitian Status Gizi Masyarakat. Jakarta.
Suatu Pendekatan Praktik. Edisi
Revisi jakarta : PT. Rineka Cipta. Li, B. A. B., & Balita , A. (2017). BALITA.
7-36. Jati, D. K. Dan T. S. N. 2017
Cambridge Dictionary,(2020). Konsep 2017. (2017). Asupan Gizi dan
Pengetahuan, Sikap, Perilaku, dan Dampak Gizi tidak diatasi.
Persepsi. Penerbit : Andi, Yogyakarta : Jaya Ilmu.
Yogyakarta.
Lestari, Titik. (2015). Kumpulan Teori
Cia, F, & Frisilia, M, I, (2020). Hubungan Untuk Kajian Pustaka Penelitian
Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Kesehatan. Jogjakarta : Nuha
Tentang Status Gizi Pada anak Medika
BALITA. Jurnal Surya Medika ( LPSG Prov. Aceh ( Laporan Status Gizi ),
JSM ). Prov.Aceh,(2017). Survey
Pemantauan Status Gizi
Dapartemen Kesehatan RI. (2017). Underweight,Wasting,Stunting dan
Pedoman Strategi KIE Keluarga Obesitas di Provinsi Aceh. Survey
Sadar Gizi (KADARZI). Derektorat PSG.
Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat. JAKARTA. Maulana. (2017). Gambaran Pengetahuan,
Sikap, dan Tindakan Terhadap
Status Gizi Siswa SD Inpres 2

8
Pannamu. Makassar : Program Balita Nasional. Kementrian
Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Kesehatan RI. Jakarta.
Masyarakat Universitas
Hasanuddin Makassar. Jurnal Silitonga, E (2020). Hubungan
Kesmas, Vol 2 (3) : 21-24 pengetahuan ibu mengenai
keluarga sadar gizi (Kadarzi)
Mardalena, I. (2017). Dasar-Dasar Ilmu dengan status gizi baduta di
Gizi Dalam Keperawatan. wilayah kerja pukesmas Pematang
Yogyakarta. Johar Kecamatan Labuhan Deli
tahun 2017. Jurnal Kesehatan Surya
Notoatmodjo, S. (2018). In http://kupdf.net, Nusantara. ( Diakses pada tanggal
Metodologi penelitian kesehatan. 19 april 2022 )
Yogyakarta: Rineka Cipta. (Diakses
pada tanggal 20 april 2022). Simon, M, E, D & Anggoro, S, (2020).
Hubungan pengetahuan dan
Notoatmodjo,(2018). Metode Penelitian perilaku ibu trentang keluarga
Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. sadar gizi (Kadarzi) dengan status
gizi anak balita di posyandu
Nurmala,ddk 2018. Promosi kesehata. Teratai, Dusun Sanansari,
Penerbit : Airlangga, Universitas Srimartani, Bantul D.I Yogyakarta
Press. tahun 2018. Jurnal Delima
Harapan.
Nurdiana R, & Wisanti, E, U(2021).
Hubungan Tingkat Pengetahuan Sugiyono, P.D (2017). Metode Penelitian
dan Sikap Ibu dengan Status Gizi Bisnis : Pendekatan Kuantitatif,
Pada anak BALITA di wilayah Kualitatif, Kombinasi, dan R&D.
kerja Pukesmas Sidomulyo Penerbit CV. Alfabeta : Bandung
Pekanbaru. Jurnal Medika Hutama
( JMH ), Vol 02 No 03, April 2021. Sunaryo, (2013). Psikologi Untuk
Keperawatan.jakarta : EGC.
Profil Kesehatan Indonesia, (2020).
Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Supariasa, IDN., Bakri, B dan Fajar, I.,
Dini Tumbuh Kembang Anak (2019). Penilaian Status Gizi.
Ditingkat Pelayanan Kesehatan Jakarta : EGC.
Dasar. Jakarta : Bakti Husada
Swarjana,(2016). Statistik Kesehatan.
Puspasari, N., dan Merryana A.2017 . Yogyakarta : ANDI
Hubungan Pengetahuan Ibu
Tentang Gizi dan Asupan Makan Wardoyo,(2017). Gambaran Pola
Balita dengan Status Gizi (BB/U) Konsumsi dan Pengetahuan
Usia 12-24 Bulan. 2017 :369-378 Mengenai Kadarzi Pada Suku
Osing
Rahayu, S, F, (2021). Hubungan keluarga
sadar gizi (Kadarzi) dengan status World Health Organization (WHO).
gizi balita di wilayah kerja (2017). Global Nutrition Review
pukesmas Pelambuan Kota 2016-217 [ serial online]. Tersedia
Manjarmasin. Healthy Mu Journal. dari : http://
Rikesdas. (2018). Hasil Pemantauan Status www.who.int/nutrition/topics/globa
Gizi (PSG) Tahun 2017. Jakarta : l -nutrition-policy-review-2016//
Kementrian Kesehatan. (Diakses pada tanggal 19 april 2022
).
Studi Status Gizi Indonesia (SSGI),(2021).
Hasil Studi Status Gizi Indonesia
(SSGI) Prevalensi Status Gizi

Anda mungkin juga menyukai