Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN DASAR PADA TN.

MS DENGAN
OSTEOMIELITIS TIBIALIS DI RUANG ORTOPEDI RSUD
dr. FAUZIAH BIREUN

O
L
E
H

FITRIANI, S.Kep
2207901038

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKes MUHAMMADIYAH LHOKSEUMAWE
TAHUN 2023
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEPERAWATAN DASAR PADA TN.MS DENGAN


OSTEOMIELITIS TIBIALIS DI RUANG ORTOPEDI RSUD
dr. FAUZIAH BIREUN

Bireun Maret 2023


Telah disetujui oleh :

Clinical Instruktur Klinik

( )
LAPORAN
PENDAHULUAN

A. Pengertian
Osteomyelitis adalah infeksi dari jaringan tulang yang mencakup sumsum

dan atau korteks tulang dapat berupa exogenous (infeksi masuk dari luar tubuh)

atau hematogenous (infeksi masuk dari dalam tubuh) (Reeves, 2001)

Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit disembuhkan

daripada infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah, respons jaringan

terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan involukrum

(pembentukan tulang baru di sekeliling jaringan tulang mati). Osteomeilitis dapat

menjadi masalah kronis yang akan mempengaruhi kualitas hidup atau

mengakibatkan kehilangan ekstremitas. Beberapa ahli memberikan defenisi

terhadap osteomyelitis sebagai berkut :

1. Osteomyelitis adalah infeksi Bone marrow pada tulang-tulang panjang

yang disebabkan oleh staphylococcus aureus dan kadang-kadang

Haemophylus influensae (Depkes RI, 1995).

2. Osteomyelitis adalah infeksi tulang (Carpenito, 1990).

3. Osteomyelitis adalah suatu infeksi yang disebarkan oleh darah yang

disebabkan oleh staphylococcus (Henderson, 1997)

Osteomyelitis adalah influenza Bone Marow pada tulang-tulang panjang

yang disebabkan oleh staphyilococcus Aureus dan kadang-kadang haemophylus

influenzae, infeksi yang hampir selalu disebabkan oleh staphylococcus aureus.

Tetapi juga Haemophylus influenzae, streplococcus dan organisme lain dapat juga

menyebabkannya osteomyelitis adalah infeksi lain.


Jadi pengertian osteomyelitis yang paling mendasar adalah infeksi jaringan

tulang yang mencakup sumsum atau kortek tulang yang disebabkan oleh bakteri

priogenik. Osteomyelitis dapat timbul secara akut dan kronik. Bentuk akut

dicirikan dengan adanya awitan demam sistemik maupun manifestasi lokal yang

berjalan dengan cepat. Osteomielitis kronik adalah akibat dari osteomielitis akut.

B. Etiologi

Osteomyelitis dapat disebabkan oleh karena bakteri, virus, jamur dan mikro

organisme lain. Golongan / jenis patogen yang sering adalah Staphylococcus

aureus menyebabkan 70%-80% infeksi tulang, Pneumococcus, Typhus bacil,

Proteus, Psedomonas, Echerchia coli, Tuberculose bacil dan Spirochaeta.

Infeksi bisa disebabkan oleh penyebaran hematogen (melalui darah) dari

fokus infeksi di tempat lain (mis. Tonsil yang terinfeksi, lepuh, gigi terinfeksi,

infeksi saluran nafas atas). Osteomielitis akibat penyebaran hematogen biasanya

terjadi ditempat di mana terdapat trauma dimana terdapat resistensi rendah

kemungkinan akibat trauma subklinis (tak jelas).

Osteomielitis dapat berhubungan dengan penyebaran infeksi jaringan lunak

(mis. Ulkus dekubitus yang terinfeksi atau ulkus vaskuler) atau kontaminasi

langsung tulang (mis, fraktur ulkus vaskuler) atau kontaminasi langsung tulang

(mis. Fraktur terbuka, cedera traumatik seperti luka tembak, pembedahan tulang.

Pasien yang beresiko tinggi mengalami osteomielitis adalah mereka yang

nutrisinya buruk, lansia, kegemukan atau penderita diabetes. Selain itu, pasien

yang menderita artritis reumatoid, telah di rawat lama dirumah sakit, mendapat

terapi kortikosteroid jangka panjang, menjalani pembedahan sendi sebelum

operasi sekarang atau sedang mengalami sepsis rentan, begitu pula yang menjalani
pembedahan ortopedi lama, mengalami infeksi luka mengeluarkan pus,

mengalami nekrosis insisi marginal atau dehisensi luka, atau memerlukan

evakuasi hematoma pascaoperasi.

Bagian tulang bisa mengalami infeksi melalui 3 cara,yaitu :

a. Aliran darah

Aliran darah bisa membawa suatu infeksi dari bagian tubuh yang lain ke tulang.

Infeksi biasanya terjadi di ujung tulang tungkai dan lengan (pada anak-anak) dan

di tulang belakang (pada dewasa). Orang yang menjalani dialisa ginjal dan

penyalahgunaaan obat suntik ilegal, rentan terhadap infeksi tulang belakang

(osteomielitis vertebral). Infeksi juga bisa terjadi jika sepotong logam telah

ditempelkan pada tulang, seperti yang terjadi pada perbaikan panggul atau patah

tulang lainnya.

b. Penyebaran langsung

Organisme bisa memasuki tulang secara langsung melalui patah tulang terbuka,

selama pembedahan tulang atau dari benda yang tercemar yang menembus

tulang.Infeksi ada sendi buatan, biasanya didapat selama pembedahan dan bisa

menyebar ke tulang di dekatnya.

c. Infeksi dari jaringan lunak di dekatnya.

Infeksi pada jaringan lunak di sekitar tulang bisa menyebar ke tulang setelah

beberapa hari atau minggu. Infeksi jaringan lunak bisa timbul di daerah yang

mengalami kerusakan karena cedera, terapi penyinaran atau kanker, atau ulkus di

kulit yang disebabkan oleh jeleknya pasokan darah atau diabetes (kencing manis).

Suatu infeksi pada sinus, rahang atau gigi, bisa menyebar ke tulang tengkorak.
C. Klasifikasi

Menurut kejadiannya osteomyelitis ada 2 yaitu :

1. Osteomyelitis Primer  Kuman-kuman mencapai tulang secara langsung

melalui luka.

2. Osteomyelitis Sekunder  Adalah kuman-kuman mencapai tulang

melalui aliran darah dari suatu focus primer ditempat lain (misalnya

infeksi saluran nafas, genitourinaria furunkel).

Berdasarkan lama infeksi, osteomielitis terbagi menjadi 3, yaitu:

1. Osteomielitis akut

Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 minggu sejak infeksi pertama atau

sejak penyakit pendahulu timbul. Osteomielitis akut ini biasanya terjadi pada

anak-anak dari pada orang dewasa dan biasanya terjadi sebagai komplikasi dari

infeksi di dalam darah. (osteomielitis hematogen).Osteomielitis akut terbagi

menjadi 2, yaitu:

a. Osteomielitis hematogen

Merupakan infeksi yang penyebarannya berasal dari darah. Osteomielitis

hematogen akut biasanya disebabkan oleh penyebaran bakteri darah dari

daerah yang jauh. Kondisi ini biasannya terjadi pada anak-anak. Lokasi yang

sering terinfeksi biasa merupakan daerah yang tumbuh dengan cepat dan

metafisis menyebabkan thrombosis dan nekrosis local serta pertumbuhan

bakteri pada tulang itu sendiri. Osteomielitis hematogen akut mempunyai

perkembangan klinis dan onset yang lambat.

b. Osteomielitis direk

Disebabkan oleh kontak langsung dengan jaringan atau bakteri akibat trauma
atau pembedahan. Osteomielitis direk adalah infeksi tulang sekunder akibat

inokulasi bakteri yang menyebabkan oleh trauma, yang menyebar dari focus

infeksi atau sepsis setelah prosedur pembedahan. Manifestasi klinis dari

osteomielitis direk lebih terlokasasi dan melibatkan banyak jenis organisme.

2. Osteomielitis sub-akut

Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 1-2 bulan sejak infeksi pertama atau

sejak penyakit pendahulu timbul.

3. Osteomielitis kronis

Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 bulan atau lebih sejak infeksi

pertama atau sejak penyakit pendahulu timbul. Osteomielitis sub-akut dan kronis

biasanya terjadi pada orang dewasa dan biasanya terjadi karena ada luka atau

trauma (osteomielitis kontangiosa), misalnya osteomielitis yang terjadi pada

tulang yang fraktur.

D. Patofisiologi

Osteomyelitis eksogen terjadi oleh karena luka tusuk pada jaringan lunak

atau tulang, akibat gigitan hewan, manusia atau penyuntikan intramuskulus.

Pada mulanya terdapat suatu embolus bacteri yang umumnya terjadi dibagian

metaphyse dari tulang. Bacteri yang bersarang pada metaphyse tadi berkembang

biak.

Jika daya tahan tubuh kuat maka berkembang biaknya bakteri tidak akan

bertahan dan akhirnya akan ada keseimbangan diantara kekuatan bakteri dan

kekuatan daya tahan tubuh. Sementara itu jaringan-jaringan dan bakteri telah

musnah sehingga merupakan benda cair yang kita kenal sebagai nanah (pus),

terletak di dalam lobang pada metaphyse tulang panjang.


Dalam keadaan keseimbangan tadi kumpulan nanah dapat bertahun-tahun ada di

tempat itu tanpa mengadakan perubahan-perubahan. Keadaan ini dikenal dengan

nama “Brodie’s abscess”.

Jika daya tahan tubuh lemah, maka peradangan yang mula-mula ada di

metaphyse tidak bertahan ditempat itu saja akan tetapi dapat segera menjalar ke

lain tempat, diantaranya ia bisa melalui epiphyse menerobos ke dalam sendi di

dekatnya sehingga menimbulkan peradangan sendi. Peradangan ini tidak hanya

dapat menerobos pada sendi saja namun dapat menerobos pula pada diaphyse

sehingga seluruh sumsung tulang akan terserang peradangan ini, menerobos

periost sehingga terdapat periostitis, peradangan menerobos pada jaringan-

jaringan diatas tulang, peradangan juga dapat menerobos ke dalam pembuluh

darah sehingga dapat menimbulkan sepsis. Peradangan dapat berjalan lama

sehingga proses tersebut menjadi suatu proses kronis.

Disamping itu dapat juga terjadi bahwa ada tulang-tulang yang terputus dari

pembuluh darah sehingga mati karenanya. Tulang-tulang tadi merupakan

sequestra (jaringan tulang yang mati) yang harus dikeluarkan (sequestrotomy)

sebelum penyakit menjadi sembuh agar tidak mengganggu pertumbuhan tulang

baru dan mempercepat proses penyembuhan itu sendiri.

D. Manifestasi Klinik

 Demam

 Nafsu makan menurun

 Nyeri tekan saat pemeriksaan fisik

 Gangguan sendi karena adanya pembengkakan


Pada anak-anak, infeksi tulang yang didapat melalui aliran darah,

menyebabkan demam, menyebabkan nyeri pada tulang yang terinfeksi. Daerah

diatas tulang bisa mengalami luka dan membengkak, dan pergerakan akan

menimbulkan nyeri.Infeksi tulang belakang biasanya timbul secara bertahap,

menyebabkan nyeri punggung dan nyeri tumpul jika disentuh. Nyeri akan

memburuk bila penderita bergerak dan tidak berkurang dengan istirahat.

Infeksi tulang yang disebabkan oleh infeksi jaringan lunak di dekatnya atau

yang berasal dari penyebaran langsung, menyebabkan nyeri dan pembengkakan di

daerah diatas tulang, dan abses bisa terbentuk di jaringan sekitarnya. Infeksi ini

tidak menyebabkan demam, dan pemeriksaan darah menunjukkan hasil yang

normal.Penderita yang mengalami infeksi pada sendi buatan atau anggota gerak,

biasanya memiliki nyeri yang menetap di daerah tersebut.Jika suatu infeksi tulang

tidak berhasil diobati, bisa terjadi osteomielitis menahun (osteomielitis

kronis).Kadang-kadang infeksi ini tidak terdeteksi selama bertahun-tahun dan

tidak menimbulkan gejala selama beberapa bulan atau beberapa tahun.

Osteomielitis menahun sering menyebabkan nyeri tulang, infeksi jaringan

lunak diatas tulang yang berulang dan pengeluaran nanah yang menetap atau

hilang timbul dari kulit. Pengeluaran nanah terjadi jika nanah dari tulang yang

terinfeksi menembus permukaan kulit dan suatu saluran (saluran sinus) terbentuk

dari tulang menuju kulit.

1. Infeksi Hematogen :

 Awitan mendadak, terjadi dengan

menifestasi klinis septicemia

 Menggigil, demam tinggi, nadi cepat, dan malaise umum


 Ekstremitas menjadi sangat sakit, enggan menggerakkan anggota

badan yang sakit, bengkak dan nyeri tekan

 Pasien mungkin menggambarkan nyeri berdenyut yang konstan

yang menguat dengan gerakan (akibat tekanan pus yang

tertumpuk)

 IInfeksi saluran nafas, saluran kemih, telinga atau kulit sering

mendahului osteomyelitis hematogen

2. Infeksi berbatasan atau kontaminasi langsung

 Tidak terdapat gejala septicemia

 Area tampak bengkak, hangat, sangat nyeri, dan nyeri tekan saat

disentuh

 Biasanya disertai tanda-tanda cedera dan peradangan ditempat

nyeri.

 Terjadi demam dan pembesaran kelenjar getah bening regional

3. Fase Akut

Fase akut ialah fase sejak terjadinya infeksi sampai 10-15 hari. Pada

stadium akut dimana daya peradangan belum tertahan oleh daya tahan tubuh maka

anak yang terserang osteomyelitis akan merasa sangat nyeri pada tulang-tulang

yang terkena dan selanjutnya akan terdapat pula gejala-gejala panas tinggi dan

syndroma yang menunjukkan bahwa anak sakit keras, seperti gelisah, pols tinggi

dan cepat, leucocytosis yang hebat, dan mungkin anak tersebut tidak sadar.

Anggota tubuh yang terdapat osteomyelitis tidak akan dapat

digunakan/digerakkan karena sakit, nyeri tekan, kulit berwarna merah, bengkak

lokal dan juga panas.


4. Pada Osteomielitik Kronis

Biasanya rasa sakit tidak begitu berat, anggota tubuh yang terkena merah

dan bengkak atau disertai terjadinya fistel.

E. Komplikasi

Komplikasi osteomyelitis dapat terjadi akibat perkembangan infeksi yang

tidak terkendali dan pemberian antibiotik yang tidak dapat mengeradikasi bakteri

penyebab. Komplikasi osteomyelitis dapat mencakup infeksi yang semakin

memberat pada daerah tulang yang terkena infeksi atau meluasnya infeksi dari

fokus infeksi ke jaringan sekitar bahkan ke aliran darah sistemik. Secara

umum komplikasi osteomyelitis adalah sebagai berikut:

1. Abses Tulang

2. Bakteremia

3. Fraktur Patologis

4. Meregangnya implan prosthetik (jika terdapat implan prosthetic)

5. Sellulitis pada jaringan lunak sekitar.

6. Abses otak pada osteomyelitis di daerah kranium.

F. Insiden

Osteomyelitis ini cenderung terjadi pada anak dan remaja namun demikian

seluruh usia bisa saja beresiko untuk terjadinya osteomyelitis pada umumnya

kasus ini banyak terjadi laki-laki dengan perbandingan 2 : 1.

G. Penatalaksanaan dan treatmen

1) Perawatan di rumah sakit

2) Pada stadium akut sudah tentu yang pokok adalah pemberian antibiotic

spektrum luas yang efektif terhadap gram positif maupun gram negatif
dan diberikan langsung tanpa menunggu hasil biakan darah secara

parenteral selama 3-6 minggu. Kemudian daya tahan tubuh perlu

diperkuat misalnya memberikan vitamin, obat-obat menahan sakit.

3) Imobilisasi anggota gerak yang terkena, bisa dengan pemasangan gips

yang diberi jendela.

4) Tindakan pembedahan, dengan indikasi : adanya abces, rasa sakit yang

hebat, adanya sequester dan bila mencurigakan adanya perubahan ke

arah keganasan (karsinoma epidermoid)

5) Pada stadium kronik disamping antibiotik maka tulang yang jelas sudah

mati dan terlepas perlu diambil dengan jalan operasi

6) Untuk drainage peradangan yang sudah kronis dapat pula dibuat luang-

lubang pada tulang.

H. Prognosis

Dulu sebelum ada obat-obatan antibiotika yang baik maka prognose

penyakit ini sangat jelek, terutama anak-anak kecil banyak yang tidak tertolong.

Sekarang dengan adanya obat antibiotik yang sangat baik, maka prognose menjadi

baik pula.

I. Pencegahan

Sasaran utamanya adalah Pencegahan osteomielitis. Penanganan infeksi

lokal dapat menurunkan angka penyebaran hematogen. Penanganan infeksi

jaringan lunak pada mengontrol erosi tulang. Pemilihan pasien dengan teliti dan

perhatian terhadap lingkungan operasi dan teknik pembedahan dapat menurunkan

insiden osteomielitis pascaoperasi.


Antibiotika profilaksis, diberikan untuk mencapai kadar jaringan yang

memadai saat pembedahan dan selama 24 jam sampai 48 jam setelah operasi akan

sangat membantu. Teknik perawatan luka pascaoperasi aseptik akan menurunkan

insiden infeksi superfisial dan potensial terjadinya osteomielitis.

J. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan laboratorium

Pada fase akut ditemukan CRP yang meningi, LED yang meninggi dan

leukositosis

2. Pemeriksaan radiologik

Rongent dini menunjukkan hanya jaringan lunak yang mengalami

pembengkakan. Pada osteomyelitis kronik ditemukan hasil rongent tulang

menunjukkan rongga besar tak teratur, kenaikan periosteum, dan ditemukan

suatu involukrum serta sequester.

2) Pemeriksaan Scan tulang

Pada pemeriksaan Scan tulang dengan menggunakan nukleotida berlabel

radioaktif dapat memperlihatkan peradangan di tulang

K. Kelompok Resiko

1. Nutrisi buruk

2. Lansia

3. Obesitas

4. Diabetes

5. Pernah menjalani terapi kortikosteroid jangka panjang

6. Bedah sendi/ortopedik

7. Sepsis bersamaan
DAFTAR PUSTAKA

Anjarwati, Wangi,(2010), Tulang dan Tubuh Kita, Getar Hati:Yogyakarta.


Brunner, Suddarth,(2001) Buku Ajar Keperawatan-Medikal Bedah, Edisi 8
Volume 3,EGC : Jakarta. Brunner,suddarth.2001.Buku ajar Keperawatan
Medikal Bedah.Penerbit, EGC : Jakarta
Carpenito, 1990. Diagnosis Keperawatan Pada Praktek Klinik.
Depkes RI, 1995. Pusat Data Kesehatan. Dorland, W. A. Newman, 2002. Kamus
Kedokteran Dorland.Terbitan EGC : Jakarta. Dorland, 2002. Kamus
kedokteran dorland.Terbitat EGC :Jakarta.
Henderson, 1997. Effects of Air Quality Regulation on in Polluting Industries.
KAMUS KEDOKTERAN Edisi 29. Alih bahasa : Andy Setiawan, et al.
Jakarta : EGC, pp : 1565, 1.
NANDA,2012-2014. NIC fifth edition. NOC fifth edition. :Nyeri akut b/d agen
injuri fisik,Hambatan mobilitas fisik b/d kerusakan integritas
tulang,Gangguan integritass kulit b/d imobilitas fisik,Ansietas b/d stasus
kesehatan,Resiko infeksi b/d pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat
Nursalam, 2001. Konsep dan Metode Keperawatan. PENYAKIT TULANG &
PERSENDIAN. Jakarta : pustaka populer obor.
Price, Wilson, 2005.Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6.
EGC, Jakarta.
1

Anda mungkin juga menyukai