Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

K DENGAN GANGGUAN SISTEM


MUSKULOSKELETAL OSTEOMIELITIS AKIBAT FRAKTUR FEMUR
DEXTRA POST ORIF DI RUANG RAJAWALI RSAU dr.M.SALAMUN
KOTA BANDUNG

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Stase Keperawatan Medikal Bedah
Diampu Oleh : M.Deri Ramadhan, zs.Kep., Ners, M.Kep.

Disusun Oleh :
Fadila Nuraini Danumiharja D523007

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
BANDUNG
2023
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Konsep Dasar

1. Pengertian
Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit
disembuhkan daripada infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan
darah, respons jaringan terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan
pembentukan involukrum (pembentukan tulang baru di sekeliling jaringan
tulang mati). Osteomielitis dapat menjadi masalah kronis yang akan
mempengaruhi kualitas hidup atau mengakibatkan kehilangan ekstremitas.
(Brunner, suddarth. (2019). Beberapa ahli memberikan defenisi terhadap
osteomyelitis sebagai berkut :

a. Osteomyelitis adalah infeksi Bone marrow pada tulang-tulang


panjang yang disebabkan oleh staphylococcus aureus dan
kadang-kadang Haemophylus influensae (Depkes RI, 2019).
b. Osteomyelitis adalah infeksi tulang (Carpenito, 2008).
c. Osteomyelitis adalah suatu infeksi yang disebarkan oleh darah yang
disebabkan oleh staphylococcus (Henderson, 2015).

2. Klasifikasi osteomielitis

Dari uraian di atas maka dapat diklasifikasikan dua macam


osteomielitis, yaitu:

a. Osteomielitis Primer ,yaitu penyebarannya secara hematogen


dimana mikroorganisme berasal dari focus ditempat lain dan
beredar melalui sirkulasi darah.

b. Osteomielitis Sekunder ,yaitu terjadi akibat penyebaran kuman dari


sekitarnya akibat dari bisul, luka fraktur dan sebagainya.
Berdasarkan lama infeksi, osteomielitis terbagi menjadi 3, yaitu:

1) Osteomielitis akut
Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 minggu sejak infeksi
pertama atau sejak penyakit pendahulu timbul. Osteomielitis akut ini
biasanya terjadi pada anak-anak dari pada orang dewasa dan biasanya
terjadi sebagai komplikasi dari infeksi di dalam darah. (osteomielitis
hematogen).Osteomielitis akut terbagi menjadi 2, yaitu:

a. Osteomielitis hematogen
Merupakan infeksi yang penyebarannya berasal dari darah.
Osteomielitis hematogen akut biasanya disebabkan oleh
penyebaran bakteri darah dari daerah yang jauh. Kondisi ini
biasannya terjadi pada anak-anak. Lokasi yang sering
terinfeksi biasa merupakan daerah yang tumbuh dengan cepat
dan metafisis menyebabkan thrombosis dan nekrosis local
serta pertumbuhan bakteri pada tulang itu sendiri.
Osteomielitis hematogen akut mempunyai perkembangan
klinis dan onset yang lambat.

b. Osteomielitis direk
Disebabkan oleh kontak langsung dengan jaringan atau bakteri
akibat trauma atau pembedahan. Osteomielitis direk adalah
infeksi tulang sekunder akibat inokulasi bakteri yang
menyebabkan oleh trauma, yang menyebar dari focus infeksi
atau sepsis setelah prosedur pembedahan. Manifestasi klinis
dari osteomielitis direk lebih terlokasasi dan melibatkan
banyak jenis organisme.
2) Osteomielitis sub-akut

Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 1-2 bulan sejak infeksi


pertama atau sejak penyakit pendahulu timbul.

3) Osteomielitis kronis
Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 bulan atau lebih sejak
infeksi pertama atau sejak penyakit pendahulu timbul. Osteomielitis
sub-akut dan kronis biasanya terjadi pada orang dewasa dan biasanya
terjadi karena ada luka atau trauma (osteomielitis kontangiosa),
misalnya osteomielitis yang terjadi pada tulang yang fraktur.

3. Etiologi

Adapun penyebab ‚ penyebab osteomielitis ini adalah:


a. Bakteri
Menurut Joyce & Hawks (2009), penyebab osteomyelitis adalah
Staphylococcus aureus (70 %-80 %), selain itu juga bisa disebabkan
oleh Escherichia coli, Pseudomonas, Klebsiella, Salmonella,
dan

b. Proteus.

c. Virus

d. Jamur

e. Mikroorganisme lain (Smeltzer, Suzanne C, 2010)


f. Tulang, yang biasanya terlindung dengan baik dari infeksi, bisa
mengalami infeksi melalui 3 cara:

1) Aliran darah

Aliran darah bisa membawa suatu infeksi dari bagian tubuh


yang lain ke tulang. Infeksi biasanya terjadi di ujung tulang
tungkai dan lengan (pada anak-anak) dan di tulang belakang
(pada dewasa). Orang yang menjalani dialisa ginjal dan
penyalahguna obat suntik ilegal, rentan terhadap infeksi
tulang belakang (osteomielitis vertebral). Infeksi juga bisa
terjadi jika sepotong logam telah ditempelkan pada tulang,
seperti yang terjadi pada perbaikan panggul atau patah tulang
lainnya.

2) Penyebaran langsung
Organisme bisa memasuki tulang secara langsung melalui
patah tulang terbuka, selama pembedahan tulang atau dari
benda yang tercemar yang menembus tulang. Infeksi ada
sendi buatan, biasanya didapat selama pembedahan dan bisa
menyebar ke tulang di dekatnya.

3) Infeksi dari jaringan lunak di dekatnya.


Infeksi pada jaringan lunak di sekitar tulang bisa menyebar
ke tulang setelah beberapa hari atau minggu. Infeksi jaringan
lunak bisa timbul di daerah yang mengalami kerusakan
karena cedera, terapi penyinaran atau kanker, atau ulkus di
kulit yang disebabkan oleh jeleknya pasokan darah atau
diabetes (kencing manis). Suatu infeksi pada sinus, rahang
atau gigi, bisa menyebar ke tulang tengkorak.
4. Patofisiologi
(Brunner, suddarth. (2019) Staphylococcus aureus merupakan
penyebab 70% sampai 80% infeksi tulang. Organisme patogenik
lainnya yang sering dijumpai pada Osteomielitis meliputi : Proteus,
Pseudomonas, dan Escerichia Coli. Terdapat peningkatan insiden
infeksi resistensi penisilin, nosokomial, gram negative dan anaerobik.
Awitan Osteomielitis stelah pembedahan ortopedi dapat terjadi dalam
3 bulan pertama (akut fulminan ‚ stadium 1) dan sering berhubngan
dengan penumpukan hematoma atau infeksi superficial. Infeksi
awitan lambat (stadium 2) terjadi antara 4 sampai 24 bulan setelah
pembedahan. Osteomielitis awitan lama (stadium 3) biasanya akibat
penyebaran hematogen dan terjadi 2 tahun atau lebih setelah
pembedahan. Respon inisial terhadap infeksi adalah salah satu dari
inflamasi, peningkatan vaskularisasi, dan edema. Setelah 2 atau 3
hari, trombisis pada pembuluh darah terjadi pada tempat tersebut,
mengakibatkan iskemia dan nefrosis tulang sehubungan dengan
penigkatan tekanan jaringan dan medula. Infeksi kemudian
berkembang ke kavitas medularis dan ke bawah periosteum dan
dapat menyebar ke jaringan lunak atau sendi di sekitarnya. Kecuali
bila proses infeksi dapat dikontrol awal, kemudian akan membentuk
abses tulang. Pada perjalanan alamiahnya, abses dapat keluar
spontan namun yang lebih sering harus dilakukan insisi dan drainase
oleh ahli bedah. Abses yang terbentuk dalam dindingnya terbentuk
daerah jaringan mati (sequestrum) tidak mudah mencari dan mengalir
keluar. Rongga tidak dapat mengempis dan menyembuh, seperti yang
terjadi pada jaringan lunak lainnya. Terjadi pertumbuhan tulang
baru(involukrum) dan mengelilingi sequestrum. Jadi meskipun
tampak terjadi proses penyembuhan, namun sequestrum infeksius
kronis yang ada tetap rentan mengeluarkan abses kambuhan
sepanjang hidup penderita. Dinamakan osteomielitis tipe kronik.
5. Pathway
6. Manifestasi klinis
Menurut Smeltzer (2010)
a. Jika infeksi dibawah oleh darah, biasanya awitannya
mendadak, sering terjadi dengan manifestasi klinis
septikemia (mis. Menggigil, demam tinggi, denyut nadi cepat
dan malaise umum). Gejala sismetik pada awalnya dapat
menutupi gejala lokal secara lengkap. Setelah infeksi
menyebar dari rongga sumsum ke korteks tulang, akan
mengenai periosteum dan jaringan lunak, dengan bagian yang
terinfeksi menjadi nyeri, bengkak dan sangat nyeri tekan.
Pasien menggambarkan nyeri konstan berdenyut yang
semakin memberat dengan gerakan dan berhubungan dengan
tekanan pus yang terkumpul.
b. Bila osteomielitis terjadi akibat penyebaran dari infeksi di
sekitarnya atau kontaminasi langsung, tidak akan ada gejala
septikemia. Daerah infeksi membengkak, hangat, nyeri dan
nyeri tekan.
c. Pasien dengan osteomielitis kronik ditandai dengan pus yang
selalu mengalir keluar dari sinus atau mengalami periode
berulang nyeri, inflamasi, pembengkakan dan pengeluaran
pus. Infeksi derajat rendah dapat menjadi pada jaringan parut
akibat kurangnya asupan darah.

7. Pemeriksaan penunjang
(Brunner, suddarth. (2019)
a. Pemeriksaan darah
Sel darah putih meningkat sampai 30.000 L gr/dl
disertai peningkatan laju endap darah
b. Pemeriksaan titer antibody ‚ anti staphylococcus
c. Pemeriksaan kultur darah untuk menentukan bakteri (50% positif)
dan diikuti dengan uji sensitivitas
d. Pemeriksaan feses
Pemeriksaan feses untuk kultur dilakukan apabila terdapat
kecurigaan infeksi oleh bakteri salmonella
e. Pemeriksaan biopsy tulang
f. Merupakan proses pengambilan contoh tissue tulang yang akan
digunakan untuk serangkaian tes.
g. Pemeriksaan ultra sound
h. Yaitu pemeriksaan yang dapat memperlihatkan adannya efusi pada
sendi
i. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan photo polos dalam 10 hari pertama tidak ditemukan
kelainan radiologik. Setelah 2 minggu akan terlihat berupa refraksi
tulang yang bersifat difus dan kerusakan tulang dan pembentukan
tulang yang baru.
j. Pemeriksaan tambahan :
1) Bone scan : dapat dilakukan pada minggu pertama

2) MRI : jika terdapat fokus gelap pada T1 dan fokus yang


terang pada T2, maka kemungkinan besar adalah
osteomielitis.

8. Penatalaksanaan

(Brunner, suddarth. (2019)

1. Istirahat dan pemberian analgetik untuk menghilangkan nyeri.


2. penicillin cair 500.000 milion unit IV setiap 4 jam.

3. Erithromisin 1-2gr IV setiap 6 jam.

4. Cephazolin 2 gr IV setiap 6 jam


5. Gentamicin 5 mg/kg BB IV selama 1 bulan.

6. Pemberian cairan intra vena dan kalau perlu tranfusi darah

7. Drainase bedah apabila tidak ada perubahan setelah 24 jam


pengobatan antibiotik tidak menunjukkan perubahan yang berarti,
mengeluarkan jaringan nekrotik, mengeluarkan nanah, dan
menstabilkan tulang serta ruang kososng yang ditinggalkan dengan
cara mengisinya menggunakan tulang, otot, atau kulit sehat.
8. Istirahat di tempat tidur untuk menghemt energi dan mengurangi
hambatan aliran pembuluh balik.
9. Asupan nutrisi tinggi protein, vit. A, B,C,D dan K.

a. Vitamin K : Diperlukan untuk pengerasan tulang karena vitamin K


dapat mengikat kalsium.Karena tulang itu bentuknya berongga,
vitamin K membantu mengikat kalsium dan menempatkannya
ditempat yang tepat.
b. Vitamin A,B dan C : untuk dapat membantu pembentukan tulang.

c. Vitamin D :Untuk membantu pengerasan tulang dengan cara


mengatur untuk kalsium dan fosfor pada tubuh agar ada di dalam
darah yang kemudian diendapkan pada proses pengerasan tulang.
Salah satu cara pengerasan tulang ini adalah pada tulang kalsitriol
dan hormon paratiroid merangsang pelepasan kalsium dari
permukaan tulang masuk ke dalam darah.

d. Pencegahan

1) Berhenti merokok

Merokok dapat menyumbat arteri dan meningkatkan tekanan darah


Anda, yang keduanya buruk bagi sirkulasi Anda. Hal ini juga
dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Jika Anda merokok,
sangat disarankan Anda berhenti sesegera mungkin.
2) Diet sehat

Makanan berlemak tinggi dapat menyebabkan penumpukan


simpanan lemak di arteri Anda, dan kelebihan berat badan dapat
menyebabkan tekanan darah tinggi. Untuk meningkatkan
sirkulasi diet tinggi serat rendah lemak dianjurkan, termasuk banyak
buah segar dan sayuran (setidaknya lima porsi sehari) dan biji-
bijian. Makan makanan yang sehat juga dapat membantu
meningkatkan sistem kekebalan Anda.

3) Mengelola berat badan Anda

Jika Anda kelebihan berat badan atau obesitas, cobalah untuk


menurunkan berat badan dan kemudian mempertahankan berat
badan yang sehat dengan menggunakan kombinasi dari diet kalori
terkontrol dan olahraga teratur. Setelah Anda telah mencapai berat
badan yang sehat akan membantu menjaga tekanan darah Anda
pada tingkat normal, yang akan membantu meningkatkan sirkulasi
Anda. Anda dapat menggunakan Body Massa Index (BMI)
kalkulator untuk memeriksa.

4) Mengurangi alkohol

Jika Anda minum alkohol, jangan melebihi batas harian yang


direkomendasikan,tiga sampai empat unit per hari untuk pria 2-3
unit sehari untuk wanita .Sebuah unit alkohol kira-kira setengah
pint bir yang normal-kekuatan, segelas kecil anggur atau ukuran
tunggal (25ml) roh. Secara teratur melebihi batas alkohol yang
direkomendasikan akan meningkatkan baik tekanan darah dan
kadar kolesterol, yang akan membuat sirkulasi Anda buruk.
Hubungi dokter Anda jika Anda menemukan kesulitan untuk
moderat minum Anda. Layanan dan obat-obatan Konseling dapat
membantu Anda mengurangi asupan alkohol Anda.
5) Olahraga teratur

Olahraga teratur akan menurunkan tekanan darah Anda, membuat


jantung dan sistem peredaran darah lebih efisien dan dapat
membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh lemah. Bagi
kebanyakan orang, 150 menit dari moderat untuk olahraga berat
seminggu dianjurkan. Namun, jika kesehatan Anda secara
keseluruhan miskin, mungkin perlu bagi Anda untuk berolahraga
menggunakan program khusus disesuaikan dengan kebutuhan
Anda saat ini dan tingkat kebugaran. GP Anda akan dapat
menyarankan Anda tentang tingkat yang paling cocok bagi anda
berolah raga. Jika Anda merasa sulit untuk mencapai 150 menit
latihan seminggu, mulai dari tingkat yang Anda merasa nyaman
dengan. Sebagai contoh, Anda bisa melakukan lima sampai
10 menit latihan ringan sehari sebelum secara bertahap
meningkatkan durasi dan intensitas aktivitas Anda sebagai
kebugaran Anda mulai membaik.
LAPORAN KASUS

Nama Pasien : Tn.K No. Reg : 378344


Ruangan : Rajawali Tgl masuk RS : 28-11-2023
Kamar : 8.1 Tgl pengkajian : 28-11-2023

I. IDENTIFIKASI
A. PASIEN
Nama initial : Tn.K
Umur : 34 Tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Status perkawinan : Menikah
Jumlah anak :1
Agama/Suku : Islam / Sunda
Warga negara : Indonesia
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : SWASTA
Alamat rumah : Kp. Ciburial RT 04/03 Cibogo Lembang
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. D
Alamat : Kp. Ciburial RT 04/03 Cibogo Lembang
Hubungan dengan pasien : Anak Kandung
II. DATA MEDIK
Diagnosa medik : Fracture of bone following insertion of
ortopaedic implant
Saat masuk : Fracture of bone following insertion of
ortopaedic implant
Saat pengkajian : Osteomylitis Femur Dextra

KEADAAN UMUM
A. KEADAAN SAKIT
Pasien tampak sakit ringan / sedang / berat / tidak tampak sakit
TANDA-TANDA VITAL
1. Kesadaran :
Skala Koma Glasgow
a) Respon motorik : 6
b) Respon bicara : 5
c) Respon membuka mata : 4
Jumlah: 15
Kesimpulan : Composmentis
2. Tekanan darah :.133/85 mmHg
MAP : 117 mmHg
Kesimpulan : MAP Tinggi
3. Suhu :37,0 0C di Oral / Axilla
4. Pernapasan:20x/menit
Irama Pernafasan: Teratur / Kusmaul / Cheynes-stokes
Jenis Pernafasan: Dada / Perut
5. Nadi : 109x/menit
Irama Nadi: Teratur / Tachicardi / Bradichardi / Kuat / Lemah
B. PENGUKURAN
1. Tinggi badan : 172cm
2. Berat badan : 51kg
3. IMT (Indeks Massa Tubuh) : 17.24
Kesimpulan : Underweight
C. GENOGRAM

CV

Keterangan :

: Laki Laki

: Perempuan

: Meninggal

: Tinggal Serumah

: Pasien
III. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN
A. POLA PERSEPSI KESEHATAN DAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
1. Keadaan sebelum sakit : Tidak Ada Keluhan
2. Riwayat penyakit saat ini : Nyeri
a) Keluhan utama : Pasien mengeluh nyeri
di daerah paha sebelah kanan disertai demam 3hari SMRS
b) Riwayat keluhan utama : Terdapat pembengakan
di daerah paha sebelah kanan , terdapat nyeri tekan pada daerah paha
sebelah kanan, P : femur dextra Q : nyeri seperti tertusuk tusuk R: nyeri
menyebar ke paha bagian belakang S : skala nyeri 6 (0-10) T : nyeri
dirasakan < 30 menit dan dirasa ringan ketika beristirahat
Riwayat penyakit yang pernah dialami : Pasien mengalami
fraktur femur dextra lalu dilakukan operasi open reduction internal
fixation (ORIF) 4 bulan lalu di RSUD Lembang
3. Riwayat kesehatan keluarga : Pasien mengatakan
bahwa tidak memiliki riwayat penyakit keluarga.

B. POLA NUTRISI DAN METABOLIK


1. Keadaan sebelum sakit : Tidak Ada Keluhan
2. Keadaan sejak sakit : Tidak Ada Keluhan
3. Observasi : Klien makan 1 porsi
4. Pemeriksaan fisik :
a) Keadaan rambut : keadaan rambut bersih, distribusi rambut
merata
b) Hidrasi kulit : kulit terhidrasi baik
c) Palpebra/conjungtiva : conjungtiva merah muda, palpebra tampak
tenang
d) Scler : tampak putih
e) Hidung : tulang hidung tidak terdapat pembengkokan,
tidak ada secret, tidak terdapat sumbatan, tidak terdapat peradangan
f) Rongga mulut : mukosa bibir lembab, tidak terdapat
peradangan uvula simetris, tonsil tidak radang
g) Gusi : tidak tampak kelainan
h) Gigi : tidak tampak kelainan
i) Gigi palsu : tidak memakai gigi palsu
j) Lidah : kebersihan lidah bersih, warna lidah merata
k) Pharing : tidak tampak kelainan
l) Kelenjar getah bening : tidak terdapat pembengkakan
m) Kelenjar parotis : tidak terdapat pembengkakan
n) Abdomen : tidak tampak kelainan
o) Kulit : aktral teraba hangat
5. Pemeriksaan diagnostik :
a) Laboratorium :
Nama Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematologi
Hemoglobin 13,5 g/dl 14.0 – 18.0
Lekosit 12.100 / mm3 5000-10000
Hematokrit 43 % 40-50
Thrombosit 422.000 /mm3 150.000-400.000
Jml. Eritrosit 5,3 Juta / mm3 4,5-6,0
MCV 77 Fi 80-96
MCH 26 P g/cell 28-33
MCHC 33 g/dl 33-36

b) USG : -
c) Lain-lain : -

C. POLA ELIMINASI
1. Keadaan sebelum sakit : tak
Keadaan sejak sakit : tak
Observasi : I : 2400ml O : 2100ml
2. Pemeriksaan fisik :
a) Peristaltik usus : 10x/mnt
b) Palpasi kandung kemih : Penuh / Kosong
c) Nyeri ketuk ginjal : Positif / Negatif
d) Anus : tak

D. POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN


1. Keadaan sebelum sakit : tak
Keadaan sejak sakit : tak
Observasi : tak
a) Aktivitas harian :
 Makan : 3x/hari 1 porsi
 Mandi : 1x/hari
 Pakaian : tak
 Buang air besar : tak
 Buang air kecil : tak
 Mobilisasi di tempat tidur : tak
b) Postur tubuh : tegak
c) Gaya jalan : tak
d) Anggota gerak yang cacat : paha sebelah kanan
2. Pemeriksaan fisik:
a) Perfusi pembuluh perifer kuku normal crt < 3 detik
b) Thorax dan pernapasan: Bentuk thorax; Vocal premitus; Batas paru
hepar; Suara napas: vesukuler Suara ucapan; Suara tambahan tidak ada.
c) Jantung: Ictus cordis; Batas atas jantung; Batas kanan jantung; Batas kiri
jantung (Bunyi jantung II A; Bunyi jantung II P; Bunyi jantung I T ;
Bunyi jantung I M ; Bunyi jantung II irama norma); Heart Rate.
100x/menit
d) Lengan dan tungkai : Atrofi otot; Rentang gerak; - Kaku sendi - Uji
kekuatan otot : Kiri 5 dan Kanan 4; Refleks fisiologi; Refleks patologi;
Babinski: kiri dan kanan : normal Clubing jari-jari; - Varises tungkai. -
e) Columna vetebralis: Kelainan bentuk; Nyeri tekan femur dextra; N.III –
IV – VI; N.VIII Romberg Test; N. XI; Kaku kuduk. :-
3. Pemeriksaan diagnostik :
a). Rongent : Ro. Femur Dextra
Tampak os. Femur kanan terfiksasi plate dan screw pada 1/3 tengah
dengan posisi dan kedudukan baik yang sudah berbentuk kalus tapi
belum union sempurna
4. Therapi medik :
Rl 7 tpm
Vancomycin pre op
Peinlos 2x1
Metronidazole 3x500mg

E. POLA TIDUR DAN ISTIRAHAT


1. Keadaan sebelum sakit : tak
Keadaan sejak sakit : tak
Observasi : tak
Ekspresi wajah mengantuk
Palpebra inferior

F. POLA PERSEPSI KOGNITIF


1. Keadaan sebelum sakit : tak
Keadaan sejak sakit : tak
Observasi : orientasi penuh
2. Pemeriksaan fisik :
a) Penglihatan: Cornea; Visus; Pupil; Lensa mata. normal
b) Pendengaran : Kanalis; Membran timpani; Test pendengaran.
N I; N II ; N V sensorik; N VII sensorik; N VIII pendengaran. normal

G. POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI


1. Keadaan sebelum sakit : tak
Keadaan sejak sakit : tak
Observasi : orientasi penuh
a) Kontak mata : normal
b) Rentang perhatian : tak
c) Suara dan cara bicara : tak
d) Postur tubuh : tegak
2. Pemeriksaan fisik :
a) Kelainan bawaan yang
b) Abdomen : tak.
c) Kulit : lesi kulit.bekas luka area operasi paha sebelah kanan
d) Penggunaan protesa. -

H. POLA PERAN DAN HUBUNGAN DENGAN SESAMA

3. Keadaan sebelum sakit : tak


Keadaan sejak sakit : tak
Observasi : berinteraksi dengan baik

H. POLA REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS


1. Keadaan sebelum sakit : tak
Keadaan sejak sakit : tak
Observasi : tak

I. POLA MEKANISME KOPING DAN TOLERANSI TERHADAP STRES


1. Keadaan sebelum sakit : -
2. Keadaan sejak sakit : -
Observasi : -
3. Pemeriksaan fisik :
a) Tekanan darah :
b) HR :109.x/mnt
c) Kulit : teraba hangat

J. POLA SISTEM NILAI KEPERCAYAAN


1. Keadaan sebelum sakit :-
Keadaan sejak sakit :-
Observasi :-
B. ANALISIS DATA PREOPERATIF

Nama pasien : Tn.K Ruang /Unit : R. Rajawali


No. Register : 378344 Dx. Medis : Osteomyelitis

NO HARI/TGL DATA ETIOLOGI PROBLEM

1. Kamis Data Subyektif : Infeksi Bakteri Ansietas


28 Nov 2023  Pasien khawatir dengan
tindakan operasi yang akan Masuk melalui aliran D.0080
dijalaninya darah

Data Obyektif :
Inflamasi
 Pasien tampak gelisah
 TD : 133/85 mmHg
2. Perubahan kondisi
 N : 109x/menit
 Wajah tampak tegang kesehatan psikologis

Ansietas

C. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN PREOPERATIF

Nama pasien : Tn.K Ruang /Unit : R. Rajawali

No. Register : 378344 Dx. Medis : Osteomyelitis

NO DX DIAGNOSA KEPERAWATAN

1 Ansietas b.d krisis situasional d.d ekspresi wajah gelisah


D. INTERVENSI KEPERAWATAN PRE OPERATIF

Nama pasien : Tn.K Ruang /Unit : R. Rajawali

No. Register : 378344 Dx. Medis : Osteomyelitis

TGL/WKT NO TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI KEPERAWATAN TTD


DX

Kamis 1. Setelah diberikan intervensi 1. Monitor tanda-tanda ansietas


28 Nov 2023 selama 1x1 jam diharapkan (verbal/nonverbal)
09.00 WIB tingkat ansietas menurun 2. Ciptakan suasana teurapetik
Kriteria Hasil : untuk menimbulkan kepercayaan Dila
1. Verbalisasi kebingungan 3. Montivasi/ mengidentifikasi
menurun situasi penyebab kecemasan
2. Verbalisasi khawatir akibat 4. Jelaskan prosedur tindakan
kondisi yang dihadapi menurun. 5. latih teknik relaksasi nafas
3. Perilaku gelisah menurun dalam
4. Perilaku tegang menurun
5. Konsentrasi membaik

E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN PRE OPERATIF

Nama pasien : Tn.K Ruang /Unit : R. Rajawali

No. Register : 378344 Dx. Medis : Osteomyelitis

TGL/WKT NO IMPLEMENTASI KEPERAWATAN RESPON KLIEN TTD


DX
Kamis R/ saat dikaji tingkat
28 Nov 2023 1. 1. Monitor tingkat ansietas (sedang) ansietas sedang
09.00 WIB 2. TD : 133/85 mmHg R/ TD : 133/85mmHg
N : 109x/menit N : 109x/menit Dila
3. Menjelaskan prosedur yang akan R/ pasien tampak
dilakukan mengerti akan prosedur
4. mengalihkan perhatian px tentang operasi yang akan
operasi yang akan dilakukan dijalaninya
5. Melatih teknik relaksasi nafas dalam R/ pasien teralikan
dan berdoa perhatiannya dengan
menonton tv
kesukaannya
R/ pasien tampak sedang
berdoa akan kelancaran
operasi yang akan
dijalaninya

F. EVALUASI KEPERAWATAN PREOPERATIF

Nama pasien : Tn.K Ruang /Unit : R. Rajawali

No. Register : 378344 Dx. Medis : Osteomyelitis

TGL/WKT NO EVALUASI KEPERAWATAN TTD


DX
Kamis S :
28 Nov 2023 1. Pasien merasa lebih tenang setelah
13.00 WIB berdoa dan napas dalam Dila

O:

Pasien tampak lebih tenang

Td : 133/85 mmHg

N : 109x/menit

Wajah tampak sedikit tegang

A:

Masalah belum teratasi

P:
Intervensi 1,2,3,4,5 dilanjutkan
G. ANALISIS DATA INTRAOPERATIF

Nama pasien : Tn.K Ruang /Unit : R. Rajawali


No. Register : 378344 Dx. Medis : Osteomyelitis

NO HARI/TGL DATA ETIOLOGI PROBLEM

1. Kamis Data Subyektif : Infeksi Bakteri Risiko


28 Nov 2023 - Pendarahan
Masuk melalui aliran
Data Obyektif : darah D.0012
1. Tindakan pembedahan
Inflamasi

3. Ptindakan pembedahan

Risiko pendarahan

H. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN PREOPERATIF

Nama pasien : Tn.K Ruang /Unit : R. Rajawali

No. Register : 378344 Dx. Medis : Osteomyelitis

NO DX DIAGNOSA KEPERAWATAN

1 Risiko Pendarahan b.d tindakan pembedahan d.d tindakan operasi seqestrectomy


I. INTERVENSI KEPERAWATAN INTRAOPERATIF

Nama pasien : Tn.K Ruang /Unit : R. Rajawali

No. Register : 378344 Dx. Medis : Osteomyelitis

TGL/WKT NO TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI KEPERAWATAN TTD


DX

Kamis 1. Setelah diberikan intervensi 1. memonitor tanda pendarahan


28 Nov 2023 selama 1x1 jam diharapkan dan gejala pendarahan
09.00 WIB pendarahan tidak terjadi. 2. batasi tindakan invasive
Kriteria Hasil : 3. Jelaskan tanda dan gejala Dila
1. Kelembabpan kulit meningkat pendarahan
2. Pendarahan paca operasi 4. segera melapor jika terdapat
menurun pendarahan
3. Hemoglobin membaik
4. Hematokrit membaik

J. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN INTRAOPERATIF

Nama pasien : Tn.K Ruang /Unit : R. Rajawali

No. Register : 378344 Dx. Medis : Osteomyelitis

TGL/WKT NO IMPLEMENTASI KEPERAWATAN RESPON KLIEN TTD


DX
Kamis R/ memonitor tanda
28 Nov 2023 1. 1. memonitor tanda pendarahan dan gejala pendarahan
09.00 WIB gejala pendarahan R/ TD : 133/85mmHg
2.mem batasi tindakan invasive N : 109x/menit Dila
3. menelaskan tanda dan gejala R/ membatasi tindakan
pendarahan invasive postoperasi
4. segera melapor jika terdapat R/ kaji tanda tanda
pendarahan pendarahan
K. EVALUASI KEPERAWATAN PREOPERATIF

Nama pasien : Tn.K Ruang /Unit : R. Rajawali

No. Register : 378344 Dx. Medis : Osteomyelitis

TGL/WKT NO EVALUASI KEPERAWATAN TTD


DX
Kamis S :
28 Nov 2023 1. -
13.00 WIB Dila

O:

Td : 133/85 mmHg

N : 109x/menit

Post op secquestrectomy

A:

Masalah belum teratasi

P:
Intervensi 1,2,3,4 dilanjutkan

L. ANALISIS DATA POSTOPERATIF

Nama pasien : Tn.K Ruang /Unit : R. Rajawali


No. Register : 378344 Dx. Medis : Osteomyelitis

NO HARI/TGL DATA ETIOLOGI PROBLEM


1. Jum’at Data Subjektif : Infeksi Bakteri Nyeri akut
29 Nov 2023 Klien mengatakan nyeri pada luka D.0077
09.00 bekas operasi Masuk melalui aliran
darah
Data Objektif :
Terdapat luka post operasi kurang Inflamasi
lebih 7 cm
hipertrofi
P : paha bagian kanan

Q : seperti ditusuk tusuk Nyeri Akut


R : nyeri tidak meluas

S : skala nyeri 6

T : < 30 menit

M. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN POSTOPERATIF

Nama pasien : Tn.K Ruang /Unit : R. Rajawali

No. Register : 378344 Dx. Medis : Osteomyelitis

NO DX DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Nyeri akut b.d agen pencedera fisiik d.d tindakan pembedahan sequestrectomy

N. INTERVENSI KEPERAWATAN POSTOPERATIF

Nama pasien : Tn.K Ruang /Unit : R. Rajawali

No. Register : 378344 Dx. Medis : Osteomyelitis

TGL/WKT NO TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI KEPERAWATAN TTD


DX

Kamis 1. Setelah diberikan intervensi 1. Identifikasi lokasi ,


28 Nov 2023 selama 3x24 jam diharapkan karakteristik kualitas dan
09.00 WIB tingkat nyeri menurun insentisas nyeri Dila
Kriteria Hasil : 2. berikan teknik nonfarmakologi
1. frekuensi nadi membaik untuk mengurangi nyeri dengan
2. keluhan nyeri bekas operasi relaksasi nafas dalam
menurun. 3. kolaborasi pemberian analgetic
3. Perilaku gelisah menurun
O. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN PRE OPERATIF

Nama pasien : Tn.K Ruang /Unit : R. Rajawali

No. Register : 378344 Dx. Medis : Osteomyelitis

TGL/WKT NO IMPLEMENTASI KEPERAWATAN RESPON KLIEN TTD


DX
Kamis R/ P : paha bagian kanan
28 Nov 2023 1. 1. Identifikasi lokasi , karakteristik
09.00 WIB kualitas dan insentisas nyeri Q : seperti ditusuk tusuk
2. berikan teknik nonfarmakologi untuk Dila
R : nyeri tidak meluas
mengurangi nyeri dengan relaksasi nafas
dalam S : skala nyeri 6
3. Monitor TTv
4. kolaborasi pemberian analgetic T : < 30 menit
R/ mengajarkan teknik
relaksasi nafas dalam
untuk mengurangi nyeri

P. EVALUASI KEPERAWATAN POSTOPERATIF

Nama pasien : Tn.K Ruang /Unit : R. Rajawali

No. Register : 378344 Dx. Medis : Osteomyelitis

TGL/WKT NO EVALUASI KEPERAWATAN TTD


DX
Kamis S :
28 Nov 2023 1. Pasien nyeri berkurang
13.00 WIB Dila

O:

Pasien tampak lebih tenang

Td : 133/85 mmHg

N : 109x/menit

Wajah tampak sedikit tegang


A:

Masalah belum teratasi

P:
Intervensi 1,2,3,4 dilanjutkan

Q. DAFTAR OBAT YANG DIBERIKAN PADA PASIEN

No Nama Obat Klasifikasi Dosis Dosis Cara Fungsi Obat Kontraindikasi


Umum Pasien pemberian
pobat

1 Ringer Lactate Kristaloid 12tpm 7 tpm IV Resusitasi Dapat


Isotonic volume cairan menyebabkan
hiperkalemia
2 Vancomycin Antibiotik 500mg 3x500mg IV Membunuh Gangguan fungsi
Bakteri ginjal jika
digunakan
dengan
aminoglikosida
3 Peinlos Analgetic 800mg 2x1 IV Antinyeri Pasien
hypersensitive
asma,alergi
4 Metronidazole Antibiotik 500mg 3x500mg IV Membunuh Resiko
Bakteri terhadqap
neurologis

Anda mungkin juga menyukai