Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PENDAHULUAN

OSTEOMYELITIS
Tugas ini disusun sebagai salah satu bentuk penugasan dalam Praktik Profesi Ners
Stase Keperawatan Medikal Bedah

Dosen Pembimbing: Laily Isra’in, S.Kep,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh :
Adelia Septi Wigatama (20650200)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2020
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

Laporan Pendahuluan dan Konsep Asuhan Keperawatan Medikal Bedah


Oleh :

Nama : Adelia Septi Wigatama

NIM : 20650200

Institusi : Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Untuk memenuhi tugas praktik Profesi Ners Departemen Keperawatan


Medikal Bedah mulai tanggal 18 – 24 Januari 2021.

Ponorogo, 18 Januari 2021

Penyusun,

(Adelia Septi Wigatama)

Pembimbing Lahan Pembimbing Institusi

( ) ( )
LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP PENYAKIT OSTEOMYELITIS

A. Pengertian
Osteomielitis merupakan suatu proses peradangan yang disebabkan
oleh infeksi mikroorganisme yang menyebabkan kerusakan tulang. Infeksi
akut tulang yang dapat terjadi karena penyebaran infeksi dari darah
(osteomielitis hematogen) atau, yang lebih sering setelah kontaminasi fraktur
terbuka atau reduksi (osteomielitis eksogen). Osteomielitis juga merupakan
inflamasi akut atau kronis pada tulang dan struktur penyerta yang terjadi
sebagai akibat sekunder dari infeksi bakteri. Istilah osteomielitis menandakan
peradangan tulang dan rongga sumsum tulang. Meskipun peradangan tulang
dapat disebabkan oleh beragam hal, berdasarkan perjanjian  pemakaian, kata
ini dibatasi untuk lesi yang disebabkan oleh infeksi. Osteomielitis dapat
bersifat akut atau kronis dan menyebabkan debilitas. Infeksi yang mengenai
tulang lebih sulit disembuhkan daripada infeksi yang mengenai jaringan lunak
karena terbatasnya asupan darah, respon jaringan terhadap inflamasi,
tingginya tekanan jaringan, dan pembentukan tulang baru disekeliling
jaringan tulang mati (Suryadi, 2016).

B. Etiologi
1. Osteomielitis dapat terjadi  karena penyebaran hematogen (melalui darah)
dari focus infeksi tempat lain (Osteomielitis Primer).
2. Osteomielitis yang disebaabkan oleh bakteri disekitarnya seperti bisul dan
luka (stafilokokus aureus (75%), atau E.colli, Proteus atau Pseudomonas).
3. Staphylolococcus hemolyticus (koagulasi positif) sebanyak 90 % dan
jarang Sterptococcus hemolyticus.
4. Haemophilus influenza (5- 50 %) pada anak usia dibawah 4 tahun.
5. Organisme lain seperti B. coli, B. aeruginosa apsulate, pneumokokus,
Salmonella typhosa, pseudomonas aeruginosa, Proteus mirabilis, Brucella,
dan bakteri anaerob yaitu Bacteroides fragilis.
Tulang, yang biasanya terlindung dengan baik dari in#eksi, bisa
mengalami infeksi melalui 3 cara :
1. Aliran Darah
Aliran darah bisa membawa suatu infeksi dari bagian tubuh yang lain
ke tulang. Infeksi biasanya terjadi di ujung tulang tungkai dan lengan
(pada anak-anak) dan di tulang belakang (pada dewasa). Orang yang
menjalani dialisa ginjal dan penyalahguna obat suntik ilegal, rentan
terhadap infeksi tulang belakang (osteomielitis vertebral). Infeksi juga
bisa terjadi jika sepotong logam telah ditempelkan pada tulang, seperti
yang terjadi pada perbaikan panggul atau patah tulang lainnya.
2. Penyebaran Langsung
Organisme bisa memasuki tulang secara langsung melalui patah tulang
terbuka, selama pembedahan tulang atau dari benda yang tercemar yang
menembus tulang. Infeksi ada sendi buatan, biasanya didapat selama
pembedahan dan bisa menyebar ke tulang didekatnya.
3. Infeksi Dari Jaringan Lunak Di Dekatnya
Infeksi pada jaringan lunak disekitar tulang bisa menyebar ketulang
setelah beberapa hari atau minggu. Infeksi jaringan lunak bisa timbul
didaerah yang mengalami kerusakan karena cedera, terapi penyinaran
atau kanker, atau ulkus dikulit yang disebabkan oleh jeleknya pasokan
darah atau diabetes (kencing manis). Suatu infeksi pada sinus, rahang
atau gigi, bisa menyebar ketulang tengkorak.

C. Klasifikasi
Osteomielitis dapat diklasifikasikan menjadi dua macam osteomielitis, yaitu:

1. Osteomielitis Primer ,yaitu penyebarannya secara hematogen dimana


mikroorganisme berasal dari focus ditempat lain dan beredar melalui
sirkulasi darah.
2. Osteomielitis Sekunder ,yaitu terjadi akibat penyebaran kuman dari
sekitarnya akibat dari bisul, luka fraktur dan sebagainya.
Berdasarkan lama infeksi, osteomielitis terbagi menjadi 3, yaitu:

1. Osteomielitis akut : Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 minggu sejak


infeksi pertama atau sejak penyakit pendahulu timbul. Osteomielitis akut
ini biasanya terjadi pada anak-anak dari pada orang dewasa dan biasanya
terjadi sebagai komplikasi dari infeksi di dalam darah. (osteomielitis
hematogen). Osteomielitis akut terbagi menjadi 2, yaitu:
a. Osteomielitis hematogen
Merupakan infeksi yang penyebarannya berasal dari darah.
Osteomielitis hematogen akut biasanya disebabkan oleh penyebaran
bakteri darah dari daerah yang jauh. Kondisi ini biasannya terjadi pada
anak-anak. Lokasi yang sering terinfeksi biasa merupakan daerah yang
tumbuh dengan cepat dan metafisis menyebabkan thrombosis dan
nekrosis local serta pertumbuhan bakteri pada tulang itu sendiri.
Osteomielitis hematogen akut mempunyai perkembangan klinis dan
onset yang lambat.
b. Osteomielitis direk
Disebabkan oleh kontak langsung dengan jaringan atau bakteri akibat
trauma atau pembedahan. Osteomielitis direk adalah infeksi tulang
sekunder akibat inokulasi bakteri yang menyebabkan oleh trauma, yang
menyebar dari focus infeksi atau sepsis setelah prosedur pembedahan.
Manifestasi klinis dari osteomielitis direk lebih terlokasasi dan
melibatkan banyak jenis organisme.
2. Osteomielitis sub-akut : Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 1-2 bulan
sejak infeksi pertama atau sejak penyakit pendahulu timbul.
3. Osteomielitis kronis : Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 bulan atau
lebih sejak infeksi pertama atau sejak penyakit pendahulu timbul.
Osteomielitis sub-akut dan kronis biasanya terjadi pada orang dewasa dan
biasanya terjadi karena ada luka atau trauma (osteomielitis kontangiosa),
misalnya osteomielitis yang terjadi pada tulang yang fraktur.
D. Manifestasi Klinis
1. Jika infeksi dibawah oleh darah, biasanya awitannya mendadak, sering
terjadi dengan manifestasi klinis septikemia (mis. Menggigil, demam
tinggi, denyut nadi cepat dan malaise umum). Gejala sismetik pada
awalnya dapat menutupi gejala lokal secara lengkap. Setelah infeksi
menyebar dari rongga sumsum ke korteks tulang, akan mengenai
periosteum dan jaringan lunak, dengan bagian yang terinfeksi menjadi
nyeri, bengkak dan sangat nyeri tekan. Pasien menggambarkan nyeri
konstan berdenyut yang semakin memberat dengan gerakan dan
berhubungan dengan tekanan pus yang terkumpul.
2. Bila osteomielitis terjadi akibat penyebaran dari infeksi di sekitarnya atau
kontaminasi langsung, tidak akan ada gejala septikemia. Daerah infeksi
membengkak, hangat, nyeri dan nyeri tekan.
3. Pasien dengan osteomielitis kronik ditandai dengan pus yang selalu
mengalir keluar dari sinus atau mengalami periode berulang nyeri,
inflamasi, pembengkakan dan pengeluaran pus. Infeksi derajat rendah
dapat menjadi pada jaringan parut akibat kurangnya asupan darah.

E. Patofisiologi
Staphylococcus aureus merupakan penyebab 70% sampai 80% infeksi
tulang. Organisme patogenik lainnya yang sering dijumpai pada Osteomielitis
meliputi: Proteus, Pseudomonas, dan Escerichia Coli. Terdapat peningkatan
insiden infeksi resistensi penisilin, nosokomial, gram negative dan anaerobik.
Awitan Osteomielitis stelah pembedahan ortopedi dapat terjadi dalam 3 bulan
pertama (akut fulminan – stadium 1) dan sering berhubngan dengan
penumpukan hematoma atau infeksi superficial. Infeksi awitan lambat
(stadium 2) terjadi antara 4 sampai 24 bulan setelah pembedahan.
Osteomielitis awitan lama (stadium 3) biasanya akibat penyebaran hematogen
dan terjadi 2 tahun atau lebih setelah pembedahan. Respon inisial terhadap
infeksi adalah salah satu dari inflamasi, peningkatan vaskularisasi, dan
edema. Setelah 2 atau 3 hari, trombisis pada pembuluh darah terjadi pada
tempat tersebut, mengakibatkan iskemia dan nefrosis tulang sehubungan
dengan penigkatan tekanan jaringan dan medula. Infeksi kemudian
berkembang ke kavitas medularis dan ke bawah periosteum dan dapat
menyebar ke jaringan lunak atau sendi di sekitarnya. Kecuali bila proses
infeksi dapat dikontrol awal, kemudian akan membentuk abses tulang. Pada
perjalanan alamiahnya, abses dapat keluar spontan namun yang lebih sering
harus dilakukan insisi dan drainase oleh ahli bedah. Abses yang terbentuk
dalam dindingnya terbentuk daerah jaringan mati (sequestrum) tidak mudah
mencari dan mengalir keluar. Rongga tidak dapat mengempis dan
menyembuh, seperti yang terjadi pada jaringan lunak lainnya. Terjadi
pertumbuhan tulang baru(involukrum) dan mengelilingi sequestrum. Jadi
meskipun tampak terjadi proses penyembuhan, namun sequestrum infeksius
kronis yang ada tetap rentan mengeluarkan abses kambuhan sepanjang hidup
penderita. Dinamakan osteomielitis tipe kronik.

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah
Sel darah putih meningkat sampai 30.000 L gr/dl disertai peningkatan laju
endap darah.
2. Pemeriksaan titer antibody – anti staphylococcus
Pemeriksaan kultur darah untuk menentukan bakteri (50% positif) dan
diikuti dengan uji sensitivitas.
3. Pemeriksaan feses
Pemeriksaan feses untuk kultur dilakukan apabila terdapat kecurigaan
infeksi oleh bakteri salmonella
4. Pemeriksaan biopsy tulang
Merupakan proses pengambilan contoh tissue tulang yang akan digunakan
untuk serangkaian tes.
5. Pemeriksaan ultra sound
Yaitu pemeriksaan yang dapat memperlihatkan adannya efusi pada sendi.
6. Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan photo polos dalam 10 hari pertama tidak ditemukan kelainan
radiologik. Setelah 2 minggu akan terlihat berupa refraksi tulang yang
bersifat difus dan kerusakan tulang dan pembentukan tulang yang baru.

Pemeriksaan tambahan :
1. Bone scan : dapat dilakukan pada minggu pertama
2. MRI : jika terdapat fokus gelap pada T1 dan fokus yang terang pada T2,
maka kemungkinan besar adalah osteomielitis.

G. Penatalaksanaan
1. Istirahat dan pemberian analgetik untuk menghilangkan nyeri. Sesuai
kepekaan penderita dan reaksi alergi penderita
2. penicillin cair 500.000 milion unit IV setiap 4 jam.
3. Erithromisin 1-2gr IV setiap 6 jam.
4. Cephazolin 2 gr IV setiap 6 jam
5. Gentamicin 5 mg/kg BB IV selama 1 bulan.
6. Pemberian cairan intra vena dan kalau perlu tranfusi darah
7. Drainase bedah apabila tidak ada perubahan setelah 24 jam pengobatan
antibiotik tidak menunjukkan perubahan yang berarti, mengeluarkan
jaringan nekrotik, mengeluarkan nanah, dan menstabilkan tulang serta
ruang kososng yang ditinggalkan dengan cara mengisinya menggunakan
tulang, otot, atau kulit sehat.
8. Istirahat di tempat tidur untuk menghemt energi dan mengurangi hambatan
aliran pembuluh balik.
9. Asupan nutrisi tinggi protein, vit. A, B,C,D dan K.
a. Vitamin K : Diperlukan untuk pengerasan tulang karena vitamin K
dapat mengikat kalsium.Karena tulang itu bentuknya berongga, vitamin
K membantu mengikat kalsium dan menempatkannya ditempat yang
tepat.
b. Vitamin A,B dan C : untuk dapat membantu pembentukan tulang.

c. Vitamin D :Untuk membantu pengerasan tulang dengan cara mengatur


untuk kalsium dan fosfor pada tubuh agar ada di dalam darah yang
kemudian diendapkan pada proses pengerasan tulang. Salah satu cara
pengerasan tulang ini adalah pada tulang kalsitriol dan hormon
paratiroid merangsang pelepasan kalsium dari permukaan tulang masuk
ke dalam darah.

H. Pencegahan
1. Berhenti merokok
Merokok dapat menyumbat arteri dan meningkatkan tekanan darah Anda,
yang keduanya buruk bagi sirkulasi Anda. Hal ini juga dapat melemahkan
sistem kekebalan tubuh. Jika Anda merokok, sangat disarankan Anda
berhenti sesegera mungkin.
2. Diet sehat
Makanan berlemak tinggi dapat menyebabkan penumpukan simpanan
lemak di arteri Anda, dan kelebihan berat badan dapat menyebabkan
tekanan darah tinggi. Untuk meningkatkan sirkulasi Anda, diet tinggi serat
rendah lemak dianjurkan, termasuk banyak buah segar dan sayuran
(setidaknya lima porsi sehari) dan biji-bijian. Makan makanan yang sehat
juga dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan Anda.
3. Mengelola berat badan Anda
Jika Anda kelebihan berat badan atau obesitas, cobalah untuk menurunkan
berat badan dan kemudian mempertahankan berat badan yang sehat
dengan menggunakan kombinasi dari diet kalori terkontrol dan olahraga
teratur. Setelah Anda telah mencapai berat badan yang sehat akan
membantu menjaga tekanan darah Anda pada tingkat normal, yang akan
membantu meningkatkan sirkulasi Anda. Anda dapat menggunakan Body
Mass Index (BMI) kalkulator untuk memeriksa.
4. Mengurangi alkohol
Jika Anda minum alkohol, jangan melebihi batas harian yang
direkomendasikan,tiga sampai empat unit per hari untuk pria 2-3 unit
sehari untuk wanita .Sebuah unit alkohol kira-kira setengah pint bir yang
normal-kekuatan, segelas kecil anggur atau ukuran tunggal (25ml) roh.
Secara teratur melebihi batas alkohol yang direkomendasikan akan
meningkatkan baik tekanan darah dan kadar kolesterol, yang akan
membuat sirkulasi Anda buruk. Hubungi dokter Anda jika Anda
menemukan kesulitan untuk moderat minum Anda. Layanan dan obat-
obatan Konseling dapat membantu Anda mengurangi asupan alkohol
Anda.

5. Olahraga teratur
Olahraga teratur akan menurunkan tekanan darah Anda, membuat jantung
dan sistem peredaran darah lebih efisien dan dapat membantu
meningkatkan sistem kekebalan tubuh lemah. Bagi kebanyakan orang, 150
menit dari moderat untuk olahraga berat seminggu dianjurkan. Namun,
jika kesehatan Anda secara keseluruhan miskin, mungkin perlu bagi Anda
untuk berolahraga menggunakan program khusus disesuaikan dengan
kebutuhan Anda saat ini dan tingkat kebugaran. GP Anda akan dapat
menyarankan Anda tentang tingkat yang paling cocok bagi anda berolah
raga. Jika Anda merasa sulit untuk mencapai 150 menit latihan seminggu,
mulai dari tingkat yang Anda merasa nyaman dengan. Sebagai contoh,
Anda bisa melakukan lima sampai 10 menit latihan ringan sehari sebelum
secara bertahap meningkatkan durasi dan intensitas aktivitas Anda sebagai
kebugaran Anda mulai membaik.
I. Pathway
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
OSTEOMIELITIS

A. Pengkajian
1. Identitas
Meliputi: Nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, bahasa yang
digunakan, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asusransi, golongan
darah, nomor register, tanggal masuk rumahsakit, dan diagnosa medis.
Pada umumnya, keluhan utama pada kasus osteomelitis adalah nyeri hebat.
Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang nyeri klien, perawat
dapat menggunakan metode PQRST :
a. Provoking incident: hal yang menjadi faktor presipitasi nyeri adalah
proses supurasi pada bagian tulang. Trauma, hematoma akibat trauma
pada daerah metafisis, merupakan salah satu faktor predis posisi
terjadinya osteomielitis hematogen akut.
b. Quality of pain: rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien
bersifak menusuk
c. Region, radiation, relief: nyeri dapat reda dengan imobilisasi atau
istirahat, nyeri tidak menjalar atau menyebar
d. Severity (scale) of pain: nyeri yang dirasakan klien secara subjektif
anatara 2-3 pada rentang skala pengukuran 0-4
e. Time: berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk
pada malam hari atau siang hari
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien datang kerumah sakit dengan keluhan awitan gejala akut
(misalnya : nyeri lokal, pembengkakan, eritema, demam) atau
kambuhan keluarnya pus dari sinus disertai nyeri, pembengkakan dan
demam sedang.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien biasanya perrnah mengalami penyakit yang hampir sama dengan
sekarang, atau penyakit lain yang berhubungan tulang, seperti trauma
tulang, infeksi tulang, fraktur terbuka, atau pembedahan tulang, dll.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji apakah keluarga klien memiliki penyakit keturunan, namun
biasanya tidak ada penyakit Osteomielitis yang diturunkan.
3. Psikososisl
Pasien seringkali merasa ketakutan, khawatir infeksinya tidak dapat
sembuh, takut diamputasi. Biasanya pasien dirawat lama di rumah sakit
sehingga perawat perlu mengfkaji perubahan-perubahan kehidupan
khususnya hubungannya dengan keluarga, pekerjaan atau sekolah.
4. Pemeriksaan fisik
Area sekitar tulang yang terinfeksi menjadi bengkak dan terasa lembek
bila dipalpasi. Bisa juga terdapat eritema atau kemerahan dan panas. Efek
sistemik menunjukkan adanya demam biasanya diatas 380, takikardi,
irritable, lemah bengkak, nyeri, maupun eritema. Pengkajian dengan
Pendekatan 11 fungsional Gordon
a. Persepsi dan Manajemen Kesehatan: Klien biasanya tidak mengerti
bahwa penyakit yang ia diderita adalah penyakit yang berbahaya.
Perawat perlu mengkaji bagaimana klien memandang penyakit yang
dideritanya, apakah klien tau apa penyebab penyakitnya sekarang.
b. Nutrisi – Metabolik: Biasanya pada pasien mengalami penurunan nafsu
makan karena demam yang ia diderita.
c. Eliminasi: Biasanya pasien mengalami gangguan dalam eliminasi
karena pasien mengalami penurunan nafsu makan akibat demam.
d. Aktivitas – Latihan: Biasaya pada pasien Osteomietis mengalami
penurunan aktivitas karena rasa nyeri yang ia rasakan
e. Istirahat – Tidur: Pasien biasanya diduga akan mengalami susah tidur
karena rasa nyeri yang ia rasakan pada tulangnya.
f. Kognitif – Persepsi: Biasanya klien tidak mengalami gangguan dengan
kognitif dan persepsinya.
g. Persepsi Diri – Konsep Diri: Biasanya pasien memiliki perilaku
menarik diri, mengingkari, depresi, ekspresi takut, perilaku marah,
postur tubuh mengelak, menangis, kontak mata kurang, gagal menepati
janji atau banyak janji.
h. Peran – Hubungan: Biasanya pasien mengalami depresi dikarenakan
penyakit yang dialaminya. Serta adanya tekanan yang datang dari
lingkungannya. Dan klien juga tidak dapat melakukan perannya dengan
baik.
i. Seksual – Reproduksi: Biasanya pasien tidak mengalami gangguan
dalam masalah seksual.
j. Koping – Toleransi Stress: Biasanya pasien mengalami stress ysng
berat karena kondisinya saat itu.
k. Nilai Kepercayaan: Pola keyakinan perlu dikaji oleh perawat terhadap
klien agar kebutuhan spiritual klien data dipenuhi selama proses
perawatan klien di RS. Kaji apakah ada pantangan agama dalam proses
pengobatan klien. Klien biasanya mengalami gangguan dalam
beribadah karena nyeri yang ia rasakan.

B. Diagnosa/Masalah Keperawatan
1. Nyeri Akut b.d Pembentukan Abses Tulang
2. Defisit Nutrisi b.d Penurunan Nafsu Makan
3. Hipertermia b.d Demam
4. Ansietas b.d Insisi Pembedahan
5. Gangguan Tumbuh Kembang b.d Kerusakan Lempeng Tulang
6. Gangguan Integritas Kulit dan Jaringan b.d Tirah Baring Lama
7. Gangguan Rasa Nyaman b.d Nyeri
8. Gangguan Mobilitas Fisik b.d Penurunan Kemampuan Bergerak
9. Gangguan Citra Tubuh b.d Deformitas dan Bau Dari Adanya Luka
10. Defisit Perawatan Diri b.d Penurunan Kemampuan Bergerak
11. Resiko Infeksi b.d Pembentukan Abses Tulang
12. Koping Tidak Efektif b.d Prognosis Penyakit
C. Rencana Asuhan Keperawatan (INTERVENSI)

NO.DX Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


1. D.0077 L.08066 I.08238
Nyeri akut Tujuan: Manajemen nyeri
Definisi : Setelah dilakukan tindakan selama 1 x 24 jam diharapkan nyeri akut Definisi :
Pengalaman sensorik pasien cukup menurun. Mengidentifikasi dan
atau emosional yang Kriteria Hasil: mengelola pengalaman
berkaitan dengan sensorik atau emosional
kerusakan jaringan Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat yang berkaitan dengan
actual atau fungsional, menurun meningkat kerusakan jaringan atau
Kemampuan 1 2 3 4 5
dengan onset fungsional dengan onset
menuntaskan
mendadak atau lambat aktivitas mendadak atau lambat
dan berintensitas berintensitas ringan hingga
ringan hingga berat Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun berat dan konstan
yang berlangsung meningkat menurun Manajemen Nyeri
kurang dari 3 bulan Keluhan 1 2 3 4 5 Observasi :
Gejala Mayor nyeri 1. Identifikasi lokasi,
meringis 1 2 3 4 5
Subjektif : karakteristik, durasi,
Gelisah 1 2 3 4 5
a. Mengeluh nyeri Anoreksia 1 2 3 4 5 frekuansi, kualitas,
Objektif : intensitas nyeri
a. Tampak meringis 2. Identifikasi sekala nyeri
b. Bersikap protektif 3. Identifikasi respon nyeri
c. Gelisah non verbal
d. Frekuensi nadi 4. Identifikasi faktor yang
meningkat memperberat nyeri
e. Sulit tidur Terapiutik :
Gejala Minor 1. Berikan teknik non
Subjektif : farmakologis untuk
- mengurangi rasa nyeri
Gejala Minor (misalnya terapi music,
Objektif : nafas dalam,aroma terapi
a. Tekanan darah dan imajinasi terbimbing)
meningkat Edukasi :
b. Nafsu makan 1. Ajarkan teknik non f
berubah armakologis untuk
c. Berfokus pada diri mengurangi nyeri
sendiri Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
analgesic, jika perlu
2. D.0019 L.03030 I.12394
Defisit Nutrisi Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam diharapkan Edukasi nutrisi
Definisi : status nutrisi dapat adekuat Definisi :
Asupan nutrisi tidak Kriteria Hasil : Memberikan informasi
cukup untuk Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat untuk meningkatkan
memenuhi kebutuhan Menurun Meningka kemampuan pemenuhan
t
metabolisme kebutuhan nutrisi.
Pengetahuan 1 2 3 4 5
tentang Tindakan :
pilihan Observasi
makanan yg 1. Periksa status gizi,
sehat status alergi, program
Pengetahuan 1 2 3 4 5 diet, kebutuhan dan
tentang
pilihan kemampuan
minuman yg pemenuhan kebutuhan
sehat gizi.
Pengetahuan 1 2 3 4 5 2. Identifikasi kemampuan
tentang dan waktu yang tepat
asupan nutrisi
yg tepat
menerima informasi
Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik Terapeutik
Memburu Membaik 1. Persiapkan materi dan
k media seperti jenis –
Berat badan 1 2 3 4 5 jenis nutrisi, table
IMT 1 2 3 4 5 makanan penukar, cara
Bising usus 1 2 3 4 5
mengelola, dan cara
menakar makanan
2. Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
3. Berikan kesempatan
untuk bertanya
Edukasi
1. Jelaskan pada pasien
dan keluarga alergi
makanan, makanan
yang harus dihindari,
kebutuhan jumlah
kalori, jenis makanan
yang dibutuhkan pasien
2. Ajarkan cara
melaksanakan diet
sesuai program
(mis.makanan tinggi
protein, rendah garam,
rendah kalori)
3. Jelaskan hal – hal yang
dilakukan sebelum
memberikan makan
(mis.perawatan mulut,
penggunaan gigi palsu,
obat – obat yang harus
diberikan sebelum
makan)
4. Demonstrasikan cara
membersihkan mulut
5. Demonstrasikan cara
mengatur posisi saat
makan
6. Ajarkan
pasien/keluarga
memonitor asupan
kalori makanan
(mis.menggunakan
buku harian)
7. Ajarkan pasien dan
keluarga memantau
kondisi kekurangan
nutrisi
8. Anjurkan
mendemonstrasikan
cara memberi makan,
menghitung kalori,
menyiapkan makanan
sesuai program diet

3. D.0130 L.14134 I.15506


Hipertermia Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x24 jam Manajemen Hipertermia
Definisi : diharapkan masalah hipertermia teratasi Definisi :
Suhu tubuh Kriteria Hasil : Mengidentifikasi dan
meningkat diatas Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun mengelola peningkatan
rentang normal tubuh Meningkat Menurun suhu tubuh akibat
Menggigil 1 2 3 4 5
Gejala dan Tanda Kulit Merah 1 2 3 4 5 disgfungsi termoregulasi
Mayor : Kejang 1 2 3 4 5 Tindakan :
Subjektif Pucat 1 2 3 4 5 Observasi
Takikardia 1 2 3 4 5
- Takipnea 1 2 3 4 5
1. Identifikasi penyebab
Objektif Bradikardia 1 2 3 4 5 hipertermia
1. Suhu tubuh diatas Hipoksia 1 2 3 4 5 (mis.dehidrasi, terpapar
nilai normal Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik lingkungan panas,
Gejala dan Tanda Memburuk Membaik penggunaan incubator)
Minor : Suhu tubuh 1 2 3 4 5 2. Monitor suhu tubuh
Suhu kulit 1 2 3 4 5
Subjektif 3. Monitor kadar elektrolit
Tekanan 1 2 3 4 5
- Darah 4. Monitor haluaran urine
Objektif 5. Monitor komplikasi
1. Kulit merah akibat hipertermia
2. Kejang Terapeutik
3. Takikardi 1. Sediakan lingkungan
4. Takipnea yang dingin
5. Kulit terasa hangat 2. Longgarkan atau
lepaskan
3. Basahi dan kipasi
permukaan tubuh
4. Berikan cairan oral
5. Ganti linen setiap hari
atau lebih sering jika
mengalami
hyperhidrosis (keringat
berlebih)
6. Lakukan pendinginan
eksternal (mis.selimut
hipotermia atau
kompres dingin pada
dahi,leher, dada,
abdomen, aksila)
7. Hindari pemberian
antipiretik atau aspirin
8. Berikan oksigen, jika
perlu
Edukasi
1. Anjurkan tirah barinbg
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu
4. D.0080 L.11103 I.09314
Ansietas Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam Reduksi Ansietas
Definisi : diharapkan tingkat ansietas menurun Definisi :
Kondisi emosi dan Kriteria hasil : Memminimalkan kondisi
pengalaman subjektif Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun dan pengalaman subjektif
terhadap objek yang Meningkat Menurun terhadap objek yang tidak
Verbalisasi 1 2 3 4 5
tidak jelas dan jelas dan spesifik akibat
kebingungan
spesifik akibat Verbalisasi 1 2 3 4 5 antisipasi behaya yang
antisipasi bahaya kekawatiran memungkinkan individu
yang memungkinkan Perilaku 1 2 3 4 5 melakukan tindakan untuk
individu melakukan gelisah menghadapi ancaman.
tindakan untuk Keluhan 1 2 3 4 5
pusing
menghadapi ancaman. Observasi :
Pucat 1 2 3 4 5
Gejala dan Tanda 1. Identifikasi saat tingkat
Mayor : Memburuk Cukup Sedang Cukup Menurun ansietas berubah
Subjektif : memburuk menurun 2. Identifikasi kemampuan
1. Merasa bingung Konsentrasi 1 2 3 4 5 mengambil keputusan
2. Sulit Pola tidur 1 2 3 4 5 3. Monitor tanda-tanda
berkonsentrasi ansietas
Objektif : Terapeutik:
1. Tampak gelisah 1. Ciptakan suasana
2. Tampak tegang teraupetik untuk
3. Sulit tidur menumbuhkan
Minor : kepercayaan
Subjektif : 2. Temani pasien untuk
1. mengeluh pusing mengurangi kecemasan,
2. merasa tidak jika memungkinkan
berdaya 3. Pahami situasi yang
Objektif : membuat ansietas
1. Frekuensi nafas 4. Dengarkan dengan
meningkat penuh perhatian
2. Frekuensi nadi 5. Gunakan pendekatan
meningkat yang tenang dan
3. Muka tampak meyakinkan
pucat 6. Motivasi
4. Tekanan darah mengidentifikasi situasi
meningkat yang memicu
kecemasan
Edukasi :
1. Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi yang
mungkin dialami
2. Informasikan secara
faktual mengenai
diagnosis, pengobatan,
dan prognosis
3. Anjurkan keluarga
untuk tetap bersama
pasien
4. Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
5. Latih teknik
relaksasi

5. D. 0106 Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 status I.10339


Gangguan Tumbuh perkembangan membaik Perawatan
Kembang Kriteria Hasil : Perkembangan
Definisi : Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat Definisi :
Kondisi individu Menurun Meningkat Mengidentifikasi dan
Ketidakma 1 2 3 4 5
mengalami gangguan merawat untuk
mpuan
kemampuan perilaku memfasilitasi
bertumbuh dan sesuai usia perkembangan yang
berkembang sesuai Kemampu 1 2 3 4 5 optimal pada aspek motorik
dengan kelompok usia an halus, motorik kasar,
melakukan bahasa, kognitif, social
perawatan
diri emosional ditiap tahapan
usia anak
Respon 1 2 3 4 5 Observasi:
social 1. Identifikasi pencapaian
tugas perkembangan
anak
2. Identifikasi isyarat
perilaku dan fisiologis
yang ditunjukkan bayi
(mis.lapar, tidak nyaman)
Terapeutik :
1. Pertahankan sentuhan
seminimal mungkin pada
bayi premature
2. Berikan sentuhan yang
bersifat grntle dan tidak
ragu-ragu
3. Meminimalkan nyeri
4. Meminimalkan
kebisingan ruangan
5. Pertahankan lingkungan
yang mendukung
perkembangan optimal
6. Motivasi anak
berinteraksi dengan anak
lain
7. Sediakan aktivitas yang
memotivasi anak
berinteraksi dengan anak
lainnya
8. Fasilitasi anak berbagi
dan bergantian/bergilir
9. Dukung anak
mengekspresikan diri
melalui penghargaan
positif atau umpan balik
atas usahanya
10. Pertahankan
kenyamanan anak
11. Fasilitasi anak melatih
keterampilan
pemenuhan kebutuhan
secara mandiri
(mis.makan, sikat gigi,
cuci tangan, memakai
baju)
12. Bernyanyi bersama
anak lagu-lagu yang
disukai
13. Bacakan cerita atau
dongeng
14. Dukung partisipasi anak
disekolah,
ekstrakurikuler dan
aktivitas komunitas
Edukasi :
1. Jelaskan orang tua dan
atau pengasuh tentang
milestone perkembangan
anak dan perilaku anak
6. D.0129 L.14125 I.11353
Gangguan integritas Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam Perawatan Integritas
kulit/jaringan diharapkan integritas kulit/jaringan membaik Kulit
Definisi : Kriteria Hasil : Definisi :
Kerusakan kulit Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat Mengidentifikasi dan
(dermis dan/atau Menurun Meningkat merawat kulit untuk
epidermis) atau menjaga keutuhan,
jaringan (membrane Elastisitas 1 2 3 4 5 kelembapan dan mecegah
mukosa, kornea, fasia, perkembangan
otot, tendon, tulang, Hidrasi 1 2 3 4 5 mikroorganisme
kartilago, kapsul sendi Observasi:
dan/atau ligament) Terapeutik :
Perfusi 1 2 3 4 5 1. Identifikasi penyebab
jaringan gangguan integritas
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun kulit (mis.perubahan
Meningkat Menurun sirkulasi, perubahan
Kerusakan 1 2 3 4 5 status nutrisi,
jaringan penurunan kelembapan,
Kerusakan 1 2 3 4 5 suhu lingkungan
lapisan ekstrem, penurunan
kulit mobilitas)
Kemerahan 1 2 3 4 5 Edukasi :
1. Anjurkan menggunakan
Nekrosis 1 2 3 4 5 pelembab (mis.lotion,
serum)
2. Anjurkan minum air
yang cukup
3. Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
4. Anjurkan meningkatkan
asupan buah dan sayur
5. Anjurkan menghindari
terpapar suhu ekstrem
6. Anjurkan menggunakan
tabir surya SPF minimal
300 saat berada diluar
rumah
7. Anjurkan mandi dan
menggunakan sabun
secukupnya
Terapeutik :
1. Ubah posisi tiap 2 jam
jika tirah baring
2. Lakukan pemijatan
pada area penonjolan
tulang, jika perlu
3. Bersihkan perineal
dengan air hangat,
terutama selama
periode diare
4. Gunakan produk
berbahan petroleum
atau minyak pada kulit
kering
5. Gunakan produk
berbahan ringan/alami
dan hipoalergik pada
kulit sensitive
6. Hindari produk
berbahan dasar alcohol
pada kulit kering

7. D.0074 L. 08064 I.09326


Gangguan rasa Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 24 Terapi Relaksasi
nyaman jam  diharapkan nyeri pada klien berkurang. Definisi :
Definisi: Kriteria hasil : Menggunakan teknik
Perasaan kurang Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun peregangan untuk
senang, lega dan meningkat menurun mengurangi tanda dan
Keluhan 1 2 3 4 5
sempurna dalam gejala ketidaknyamanan
sulit tidur
dimensi fisik, Lelah 1 2 3 4 5 sepertoi nyeri, ketegangan
psikospiritual, Iritabilitas 1 2 3 4 5 otot, atau kecemasan
lingkungan dan social Gelisah 1 2 3 4 5 Observasi:
Gejala Dan Tanda Keluhan 1 2 3 4 5 1. Identifikasi
tidak
Mayor : penurunan tingkat
nyaman
Subjektif : energi,
1. Mengeluh tidak ketidakmampuan
nyaman berkonsentrasi, atau
Objektif : gejala lain yang
1. Gelisah mengganggu
Gejala Dan Tanda kemampuan kognitif
Minor : 2. Identifikasi teknik
Subjektif : relaksasi yang pernah
1.Mengeluh sulit tidur efektif digunakan
2.Tidak mampu rileks 3. Periksa ketegangan
3.Mengeluh otot, frekuensi nadi,
kedinginan/kepanasan tekanan darah, dan suhu
4.Merasa gatal sebelum dan sesudah
5.Mengeluh mual latihan
6.Mengeluh lelah Terapeutik
Objektif : 1. Ciptakan
1.Menunjukkan gejala lingkungan tenang, dan
distress tanpa gangguan dengan
2.Tampak pencahayaan dan suhu
merintih/menangis ruang nyaman, jika
3.Pola Eliminasi memungkinkan
Berubah 2. Berikan informasi
4.Postur tubuh tertulis tentang
berubah persiapan dan prosedur
5.Iritabilitas teknik relaksasi
3. Gunakan relaksasi
sebagai strategi
penunjang dengan
analgetik atau tindakan
medis lain, jika sesuai
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan,
manfaat, batasan, dan
jenis relaksasi yang
tersedia(mis. Musik,
meditasi, napas dalam,
relaksasi otot progresif)
2. Anjurkan
mengambil posisi yang
nyaman
3. Anjurkan sering
mengulangi atau
melatih teknik yang
dipilih

8. D.0054 L.05042 I.05173


Gangguan mobilitas Tujuan: Setelah dilakukan tindakan selama 2 x 24 jam diharapkan Dukungan mobilisasi
fisik pasien dapat mobilisasi dengan baik. Definisi :
Definisi : Kriteria Hasil: Memfasilitasi pasien untuk
Keterbatasan dalam Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat meningkatkan aktivitas
gerakan fisik dari satu menurun meningkat pergerakan fisik
Pergerakan 1 2 3 4 5
atau lebih ekstermitas Observasi :
ekstermitas
secara mandiri. Kekuatan 1 2 3 4 5 1. Identifikasi adanya
Gejala dan tanda otot nyeri atau keluhan fisik
Mayor Rentang 1 2 3 4 5 lainnya
Subjektif : gerak 2. Identifikasi toleransi
1. Menegluh sulit (ROM) fisik melakukan
menggerakan pergerakan
ekstermitas Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun 3. Monitor frekuensi
Objektif : Meningkat Menurun jantung dan tekanan
Nyeri 1 2 3 4 5
1. Kekuatan otot darah sebelum
Gerakan 1 2 3 4 5
menurun terbatas mobilisasi
2. Rentang gerak Kelemaha 1 2 3 4 5 4. Monitor kosndisi umum
(ROM) menurun n fisik selama melakukan
Minor mobilisasi
Subjektif : Terapeutik :
1. Nyeri saat 1. Fasilitasi aktivitas
bergerak mobilisasi dengan alat
2. Enggan melakukan bantu
pergerakan 2. Fasilitasi melakukan
3. Merasa cemas saat pergerakan, jika perlu
bergerak 3. Libatkan keluarga
Objektif : untuk membantu pasien
1. Sendi kaku dalam meningkatkan
2. Gerakan tidak pergerakan
terkoordinasi Edukasi :
3. Gerakan terbatas 1. Jelaskan tujuan dan
4. Fisik lemah prosedur mobilisasi
2. Anjurkan melakukan
mobilisasi dini
3. Ajarkan mobilisasi
sederhana yang harus
dilaukan
9. D.0083 L.09069 I.09305
Gangguan Citra Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x24 jam Promosi Citra Tubuh
Tubuh diharapkan masalah gangguan citra tubuh dapat teratasi Definisi :
Definisi : Kriteria Hasil : Meningkatkan perbaikan
Perubahan persepsi Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat perubahan persepsi
tentang penampilan, Menurun Meningkat terhadap fisik pasien
Penilaian 1 2 3 4 5
struktur dan fungsi Tindakan :
diri positif
fisik individu Perasaan 1 2 3 4 5 Observasi
Gejala dan Tanda memiliki 1. Identifikasi harapan
Mayor : kelebihan citra tubuh berdasarkan
Subjektif atau tahap perkembangan
1. Menggunakan kemampua 2. Identifikasi budaya,
n positif
kecacatan/kehilang Penerimaa 1 2 3 4 5
agama, jenis kelamin,
an bagian tubuh n dan umur terkait citra
Objektif penilaian tubuh
1. K positif 3. Identifikasi perubahan
ehilangan bagian terhadap citra tubuh yang
diri sendiri
tubuh mengakibatkan isolasi
Meningkat Cukup Sedang Ckup Menurun
2. F Meningkat Menurun social
ungsi/struktur Perasaan 1 2 3 4 5 4. Monitor frekuensi
tubuh malu pernyataan kritik
berubah/hilang Perasaan 1 2 3 4 5 terhadap diri sendiri
Gejala dan Tanda bersalah 5. Monitor apakah pasien
Perasaan 1 2 3 4 5
Minor : tidak
bisa melihat bagian
Subjektif mampu tubuh yang berubah
1. Tidak mau melakukan Terapeutik
mnnegungkapkan apapun 1. Diskusikan perubahan
kecacatan/kehilang tubuh dan fungsinya
an bagian tubuh 2. Diskusikan perbedaan
2. Mengungkapkan penampilan fisik
perasaan negative terhadap harga diri
tentang perubahan 3. Diskusikan perubahan
tubuh akibat pubertas,
3. Mengungkapkan kehamilan dan penuaan
kekhawatiran pada 4. Diskusikan kondisi
penolakkan/reaksi stress yang
orang lain mempengaruhi citra
4. Mengungkapkan tubuh (mis.luka,
perubahan gaya penyakit, pembedahan)
hidup 5. Diskusikan cara
Objektif mengembangkan
1. Menyembunyikan/ harapan citra tubuh
menunjukkan secara realistis
bagian tubuh 6. Diskusikan persepsi
secara berlebihan pasien dan keluarga
2. Menghindari tentang perubahan citra
melihat dan/atau tubuh
menyentuh bagian Edukasi :
tubuh 1. Jelaskan kepada
3. Focus berlebihan keluarga tentang
pada perubahan perawatan perubahan
tubuh citra tubuh
4. Respon nonverbal 2. Anjurkan
pada perubahan mengungkapkan
dan persepsi tubuh gambaran diri terhadap
5. Focus pada citra tubuh
penampilan dan 3. Anjurkan menggunakan
kekuatan masa lalu alat bantu (mis.pakaian,
6. Hubungan social wig, kosmetik)
berubah 4. Anjurkan mengikuti
kelompok pendukung
(mis.kelompok sebaya)
5. Latih fungsi tubuh yang
dimiliki
10. D.0109 L.11103 I.12383
Defisit Perawatan Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x24jam Edukasi Kesehatan
Diri diharapkan masalah deficit perawatan diri dapat teratasi Definisi :
Definisi : Kriteria Hasil : Mengajarkan pengelolaan
Tidak mampu Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat faktor resiko penyakit dan
melakukan atau Menurun Meningkat perilaku hidup bersih serta
Kemampu 1 2 3 4 5
menyelesaikan sehat
an mandi
aktivitas perawatan Kemampu 1 2 3 4 5 Tindakan :
diri an Observasi
mengenak 1. Identifikasi kesiapan
an pakaian dan kemampuan
Kemampu 1 2 3 4 5 menerima informasi
an makan
Kemampu 1 2 3 4 5
2. Identifikasi faktor –
an ke faktor yang dapat
toilet meningkatkan dan
(BAB/BA menurunkan motivasi
K) perilaku hidup bersih
Verbalisas 1 2 3 4 5 dan sehat
i
keinginan Terapeutik
melakukan 1. Sediakan materi dan
perawatan media pendidikan
diri kesehatan
Minat 1 2 3 4 5 2. Jadwalkan pendidikan
melakukan
perawatan
kesehatan sesuai
diri kesepakatan
Memperta 1 2 3 4 5 3. Berikan kesempatan
hankan untuk bertanya
kebersihan Edukasi
diri
1. Jelaskan faktor resiko
Memperta 1 2 3 4 5
hankan yang dapat
kebersihan mempengaruhi
mulut kesehatan
2. Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
3. Ajarkan strategi yang
dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
11. D.0142 L.14137 I.14137
Resiko Infeksi Tingkat infeksi Pencegahan infeksi
Definisi : Tujuan: Observasi :
Beresiko mengalami Setelah dilakukan tindakan selama 2x 24 jam diharapkan resiko infeksi 1. Monitor tanda dan gejala
peningkatan terserang pada pasien menurun. infeksi local dan sistemik
organisme patogenik Kriteria Hasil: Terapiutik :
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningka 1. Batasi jumlah
menurun meningkat t pengunjung
Kebersihan tangan 1 2 3 4 5
2. Cuci tangan sebeum dan
Kebersihan badan 1 2 3 4 5
sesudah tindakan ke
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
pasien
Meningkat Menurun Edukasi :
Demam 1 2 3 4 5 1. Jelaskan tanda dan gejala
Kemerahan 1 2 3 4 5 infeksi
Bengkak 1 2 3 4 5 2. Ajarkan cara merawat
pasien
3. Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
Kolaborasi :
1. Pemberian obat antibiotic
12. D.0096 L.09086 I.09305
Koping Tidak Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x24 jam Promosi Citra Tubuh
Efektif masalah koping tidak efektif dapat teratasi Definisi :
Definisi : Kriteria Hasil : Meningkatkan perbaikan
Ketidakmampuan Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat perubahan persepsi
menilai dan Menurun Meningkat terhadap fisik pasien
Kemampu 1 2 3 4 5
merespons stressor Tindakan :
an
dan/atau memenuhi Observasi
ketidakmampuan peran 1. Identifikasi harapan
menggunakan sumber sesuai usia citra tubuh berdasarkan
– sumber yang ada Perilaku 1 2 3 4 5 tahap perkembangan
untuk mengatasi koping 2. Identifikasi budaya,
adaptif
masalah Verbalisas 1 2 3 4 5
agama, jenis kelamin,
i dan umur terkait citra
kemampua tubuh
n 3. Identifikasi perubahan
mengatasi citra tubuh yang
masalah
mengakibatkan isolasi
Partisipasi 1 2 3 4 5
sosial social
Tanggung 1 2 3 4 5 4. Monitor frekuensi
jawab pernyataan kritik
sendiri terhadap diri sendiri
Minat 1 2 3 4 5 5. Monitor apakah pasien
mengikuti
perawatan/
bisa melihat bagian
pengobata tubuh yang berubah
n Terapeutik
Kemampu 1 2 3 4 5 1. Diskusikan perubahan
an tubuh dan fungsinya
membina
hubungan
2. Diskusikan perbedaan
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun penampilan fisik
Meningkat Menurun terhadap harga diri
Verbalisas 1 2 3 4 5 3. Diskusikan perubahan
i akibat pubertas,
menyalahk kehamilan dan penuaan
an orang
lain
4. Diskusikan kondisi
Verbalisas 1 2 3 4 5 stress yang
i mempengaruhi citra
rasionalisa tubuh (mis.luka,
si penyakit, pembedahan)
kegagalan
5. Diskusikan cara
mengembangkan
harapan citra tubuh
secara realistis
6. Diskusikan persepsi
pasien dan keluarga
tentang perubahan citra
tubuh

Edukasi :
1. Jelaskan kepada
keluarga tentang
perawatan perubahan
citra tubuh
2. Anjurkan
mengungkapkan
gambaran diri terhadap
citra tubuh
3. Anjurkan menggunakan
alat bantu (mis.pakaian,
wig, kosmetik)
4. Anjurkan mengikuti
kelompok pendukung
(mis.kelompok sebaya)
5. Latih fungsi tubuh yang
dimiliki
DAFTAR PUSTAKA

Anjarwati, Wangi,(2010), Tulang dan Tubuh Kita, Getar Hati:Yogyakarta


Brunner & Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8, Jakarta : EGC

PPNI DPP SDKI Pokja Tim. 2018. Standar Diagnosia Keperawatan Indonesia
Edisi 1 : Jakarta : DPP PPNI
PPNI DPP SIKI Pokja Tim. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Edisi 1 : Jakarta : DPP PPNI
PPNI DPP SLKI Pokja Tim. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1
: Jakarta : DPP PPNI
Suryadi,M. 2016. Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Muskuloskeletal
(Osteomielitis). STIKES MATARAM : Sulawesi

Anda mungkin juga menyukai