OSTEOMYELITIS
Tugas ini disusun sebagai salah satu bentuk penugasan dalam Praktik Profesi Ners
Stase Keperawatan Medikal Bedah
Disusun Oleh :
Adelia Septi Wigatama (20650200)
NIM : 20650200
Penyusun,
( ) ( )
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
Osteomielitis merupakan suatu proses peradangan yang disebabkan
oleh infeksi mikroorganisme yang menyebabkan kerusakan tulang. Infeksi
akut tulang yang dapat terjadi karena penyebaran infeksi dari darah
(osteomielitis hematogen) atau, yang lebih sering setelah kontaminasi fraktur
terbuka atau reduksi (osteomielitis eksogen). Osteomielitis juga merupakan
inflamasi akut atau kronis pada tulang dan struktur penyerta yang terjadi
sebagai akibat sekunder dari infeksi bakteri. Istilah osteomielitis menandakan
peradangan tulang dan rongga sumsum tulang. Meskipun peradangan tulang
dapat disebabkan oleh beragam hal, berdasarkan perjanjian pemakaian, kata
ini dibatasi untuk lesi yang disebabkan oleh infeksi. Osteomielitis dapat
bersifat akut atau kronis dan menyebabkan debilitas. Infeksi yang mengenai
tulang lebih sulit disembuhkan daripada infeksi yang mengenai jaringan lunak
karena terbatasnya asupan darah, respon jaringan terhadap inflamasi,
tingginya tekanan jaringan, dan pembentukan tulang baru disekeliling
jaringan tulang mati (Suryadi, 2016).
B. Etiologi
1. Osteomielitis dapat terjadi karena penyebaran hematogen (melalui darah)
dari focus infeksi tempat lain (Osteomielitis Primer).
2. Osteomielitis yang disebaabkan oleh bakteri disekitarnya seperti bisul dan
luka (stafilokokus aureus (75%), atau E.colli, Proteus atau Pseudomonas).
3. Staphylolococcus hemolyticus (koagulasi positif) sebanyak 90 % dan
jarang Sterptococcus hemolyticus.
4. Haemophilus influenza (5- 50 %) pada anak usia dibawah 4 tahun.
5. Organisme lain seperti B. coli, B. aeruginosa apsulate, pneumokokus,
Salmonella typhosa, pseudomonas aeruginosa, Proteus mirabilis, Brucella,
dan bakteri anaerob yaitu Bacteroides fragilis.
Tulang, yang biasanya terlindung dengan baik dari in#eksi, bisa
mengalami infeksi melalui 3 cara :
1. Aliran Darah
Aliran darah bisa membawa suatu infeksi dari bagian tubuh yang lain
ke tulang. Infeksi biasanya terjadi di ujung tulang tungkai dan lengan
(pada anak-anak) dan di tulang belakang (pada dewasa). Orang yang
menjalani dialisa ginjal dan penyalahguna obat suntik ilegal, rentan
terhadap infeksi tulang belakang (osteomielitis vertebral). Infeksi juga
bisa terjadi jika sepotong logam telah ditempelkan pada tulang, seperti
yang terjadi pada perbaikan panggul atau patah tulang lainnya.
2. Penyebaran Langsung
Organisme bisa memasuki tulang secara langsung melalui patah tulang
terbuka, selama pembedahan tulang atau dari benda yang tercemar yang
menembus tulang. Infeksi ada sendi buatan, biasanya didapat selama
pembedahan dan bisa menyebar ke tulang didekatnya.
3. Infeksi Dari Jaringan Lunak Di Dekatnya
Infeksi pada jaringan lunak disekitar tulang bisa menyebar ketulang
setelah beberapa hari atau minggu. Infeksi jaringan lunak bisa timbul
didaerah yang mengalami kerusakan karena cedera, terapi penyinaran
atau kanker, atau ulkus dikulit yang disebabkan oleh jeleknya pasokan
darah atau diabetes (kencing manis). Suatu infeksi pada sinus, rahang
atau gigi, bisa menyebar ketulang tengkorak.
C. Klasifikasi
Osteomielitis dapat diklasifikasikan menjadi dua macam osteomielitis, yaitu:
E. Patofisiologi
Staphylococcus aureus merupakan penyebab 70% sampai 80% infeksi
tulang. Organisme patogenik lainnya yang sering dijumpai pada Osteomielitis
meliputi: Proteus, Pseudomonas, dan Escerichia Coli. Terdapat peningkatan
insiden infeksi resistensi penisilin, nosokomial, gram negative dan anaerobik.
Awitan Osteomielitis stelah pembedahan ortopedi dapat terjadi dalam 3 bulan
pertama (akut fulminan – stadium 1) dan sering berhubngan dengan
penumpukan hematoma atau infeksi superficial. Infeksi awitan lambat
(stadium 2) terjadi antara 4 sampai 24 bulan setelah pembedahan.
Osteomielitis awitan lama (stadium 3) biasanya akibat penyebaran hematogen
dan terjadi 2 tahun atau lebih setelah pembedahan. Respon inisial terhadap
infeksi adalah salah satu dari inflamasi, peningkatan vaskularisasi, dan
edema. Setelah 2 atau 3 hari, trombisis pada pembuluh darah terjadi pada
tempat tersebut, mengakibatkan iskemia dan nefrosis tulang sehubungan
dengan penigkatan tekanan jaringan dan medula. Infeksi kemudian
berkembang ke kavitas medularis dan ke bawah periosteum dan dapat
menyebar ke jaringan lunak atau sendi di sekitarnya. Kecuali bila proses
infeksi dapat dikontrol awal, kemudian akan membentuk abses tulang. Pada
perjalanan alamiahnya, abses dapat keluar spontan namun yang lebih sering
harus dilakukan insisi dan drainase oleh ahli bedah. Abses yang terbentuk
dalam dindingnya terbentuk daerah jaringan mati (sequestrum) tidak mudah
mencari dan mengalir keluar. Rongga tidak dapat mengempis dan
menyembuh, seperti yang terjadi pada jaringan lunak lainnya. Terjadi
pertumbuhan tulang baru(involukrum) dan mengelilingi sequestrum. Jadi
meskipun tampak terjadi proses penyembuhan, namun sequestrum infeksius
kronis yang ada tetap rentan mengeluarkan abses kambuhan sepanjang hidup
penderita. Dinamakan osteomielitis tipe kronik.
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah
Sel darah putih meningkat sampai 30.000 L gr/dl disertai peningkatan laju
endap darah.
2. Pemeriksaan titer antibody – anti staphylococcus
Pemeriksaan kultur darah untuk menentukan bakteri (50% positif) dan
diikuti dengan uji sensitivitas.
3. Pemeriksaan feses
Pemeriksaan feses untuk kultur dilakukan apabila terdapat kecurigaan
infeksi oleh bakteri salmonella
4. Pemeriksaan biopsy tulang
Merupakan proses pengambilan contoh tissue tulang yang akan digunakan
untuk serangkaian tes.
5. Pemeriksaan ultra sound
Yaitu pemeriksaan yang dapat memperlihatkan adannya efusi pada sendi.
6. Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan photo polos dalam 10 hari pertama tidak ditemukan kelainan
radiologik. Setelah 2 minggu akan terlihat berupa refraksi tulang yang
bersifat difus dan kerusakan tulang dan pembentukan tulang yang baru.
Pemeriksaan tambahan :
1. Bone scan : dapat dilakukan pada minggu pertama
2. MRI : jika terdapat fokus gelap pada T1 dan fokus yang terang pada T2,
maka kemungkinan besar adalah osteomielitis.
G. Penatalaksanaan
1. Istirahat dan pemberian analgetik untuk menghilangkan nyeri. Sesuai
kepekaan penderita dan reaksi alergi penderita
2. penicillin cair 500.000 milion unit IV setiap 4 jam.
3. Erithromisin 1-2gr IV setiap 6 jam.
4. Cephazolin 2 gr IV setiap 6 jam
5. Gentamicin 5 mg/kg BB IV selama 1 bulan.
6. Pemberian cairan intra vena dan kalau perlu tranfusi darah
7. Drainase bedah apabila tidak ada perubahan setelah 24 jam pengobatan
antibiotik tidak menunjukkan perubahan yang berarti, mengeluarkan
jaringan nekrotik, mengeluarkan nanah, dan menstabilkan tulang serta
ruang kososng yang ditinggalkan dengan cara mengisinya menggunakan
tulang, otot, atau kulit sehat.
8. Istirahat di tempat tidur untuk menghemt energi dan mengurangi hambatan
aliran pembuluh balik.
9. Asupan nutrisi tinggi protein, vit. A, B,C,D dan K.
a. Vitamin K : Diperlukan untuk pengerasan tulang karena vitamin K
dapat mengikat kalsium.Karena tulang itu bentuknya berongga, vitamin
K membantu mengikat kalsium dan menempatkannya ditempat yang
tepat.
b. Vitamin A,B dan C : untuk dapat membantu pembentukan tulang.
H. Pencegahan
1. Berhenti merokok
Merokok dapat menyumbat arteri dan meningkatkan tekanan darah Anda,
yang keduanya buruk bagi sirkulasi Anda. Hal ini juga dapat melemahkan
sistem kekebalan tubuh. Jika Anda merokok, sangat disarankan Anda
berhenti sesegera mungkin.
2. Diet sehat
Makanan berlemak tinggi dapat menyebabkan penumpukan simpanan
lemak di arteri Anda, dan kelebihan berat badan dapat menyebabkan
tekanan darah tinggi. Untuk meningkatkan sirkulasi Anda, diet tinggi serat
rendah lemak dianjurkan, termasuk banyak buah segar dan sayuran
(setidaknya lima porsi sehari) dan biji-bijian. Makan makanan yang sehat
juga dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan Anda.
3. Mengelola berat badan Anda
Jika Anda kelebihan berat badan atau obesitas, cobalah untuk menurunkan
berat badan dan kemudian mempertahankan berat badan yang sehat
dengan menggunakan kombinasi dari diet kalori terkontrol dan olahraga
teratur. Setelah Anda telah mencapai berat badan yang sehat akan
membantu menjaga tekanan darah Anda pada tingkat normal, yang akan
membantu meningkatkan sirkulasi Anda. Anda dapat menggunakan Body
Mass Index (BMI) kalkulator untuk memeriksa.
4. Mengurangi alkohol
Jika Anda minum alkohol, jangan melebihi batas harian yang
direkomendasikan,tiga sampai empat unit per hari untuk pria 2-3 unit
sehari untuk wanita .Sebuah unit alkohol kira-kira setengah pint bir yang
normal-kekuatan, segelas kecil anggur atau ukuran tunggal (25ml) roh.
Secara teratur melebihi batas alkohol yang direkomendasikan akan
meningkatkan baik tekanan darah dan kadar kolesterol, yang akan
membuat sirkulasi Anda buruk. Hubungi dokter Anda jika Anda
menemukan kesulitan untuk moderat minum Anda. Layanan dan obat-
obatan Konseling dapat membantu Anda mengurangi asupan alkohol
Anda.
5. Olahraga teratur
Olahraga teratur akan menurunkan tekanan darah Anda, membuat jantung
dan sistem peredaran darah lebih efisien dan dapat membantu
meningkatkan sistem kekebalan tubuh lemah. Bagi kebanyakan orang, 150
menit dari moderat untuk olahraga berat seminggu dianjurkan. Namun,
jika kesehatan Anda secara keseluruhan miskin, mungkin perlu bagi Anda
untuk berolahraga menggunakan program khusus disesuaikan dengan
kebutuhan Anda saat ini dan tingkat kebugaran. GP Anda akan dapat
menyarankan Anda tentang tingkat yang paling cocok bagi anda berolah
raga. Jika Anda merasa sulit untuk mencapai 150 menit latihan seminggu,
mulai dari tingkat yang Anda merasa nyaman dengan. Sebagai contoh,
Anda bisa melakukan lima sampai 10 menit latihan ringan sehari sebelum
secara bertahap meningkatkan durasi dan intensitas aktivitas Anda sebagai
kebugaran Anda mulai membaik.
I. Pathway
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
OSTEOMIELITIS
A. Pengkajian
1. Identitas
Meliputi: Nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, bahasa yang
digunakan, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asusransi, golongan
darah, nomor register, tanggal masuk rumahsakit, dan diagnosa medis.
Pada umumnya, keluhan utama pada kasus osteomelitis adalah nyeri hebat.
Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang nyeri klien, perawat
dapat menggunakan metode PQRST :
a. Provoking incident: hal yang menjadi faktor presipitasi nyeri adalah
proses supurasi pada bagian tulang. Trauma, hematoma akibat trauma
pada daerah metafisis, merupakan salah satu faktor predis posisi
terjadinya osteomielitis hematogen akut.
b. Quality of pain: rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien
bersifak menusuk
c. Region, radiation, relief: nyeri dapat reda dengan imobilisasi atau
istirahat, nyeri tidak menjalar atau menyebar
d. Severity (scale) of pain: nyeri yang dirasakan klien secara subjektif
anatara 2-3 pada rentang skala pengukuran 0-4
e. Time: berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk
pada malam hari atau siang hari
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien datang kerumah sakit dengan keluhan awitan gejala akut
(misalnya : nyeri lokal, pembengkakan, eritema, demam) atau
kambuhan keluarnya pus dari sinus disertai nyeri, pembengkakan dan
demam sedang.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien biasanya perrnah mengalami penyakit yang hampir sama dengan
sekarang, atau penyakit lain yang berhubungan tulang, seperti trauma
tulang, infeksi tulang, fraktur terbuka, atau pembedahan tulang, dll.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji apakah keluarga klien memiliki penyakit keturunan, namun
biasanya tidak ada penyakit Osteomielitis yang diturunkan.
3. Psikososisl
Pasien seringkali merasa ketakutan, khawatir infeksinya tidak dapat
sembuh, takut diamputasi. Biasanya pasien dirawat lama di rumah sakit
sehingga perawat perlu mengfkaji perubahan-perubahan kehidupan
khususnya hubungannya dengan keluarga, pekerjaan atau sekolah.
4. Pemeriksaan fisik
Area sekitar tulang yang terinfeksi menjadi bengkak dan terasa lembek
bila dipalpasi. Bisa juga terdapat eritema atau kemerahan dan panas. Efek
sistemik menunjukkan adanya demam biasanya diatas 380, takikardi,
irritable, lemah bengkak, nyeri, maupun eritema. Pengkajian dengan
Pendekatan 11 fungsional Gordon
a. Persepsi dan Manajemen Kesehatan: Klien biasanya tidak mengerti
bahwa penyakit yang ia diderita adalah penyakit yang berbahaya.
Perawat perlu mengkaji bagaimana klien memandang penyakit yang
dideritanya, apakah klien tau apa penyebab penyakitnya sekarang.
b. Nutrisi – Metabolik: Biasanya pada pasien mengalami penurunan nafsu
makan karena demam yang ia diderita.
c. Eliminasi: Biasanya pasien mengalami gangguan dalam eliminasi
karena pasien mengalami penurunan nafsu makan akibat demam.
d. Aktivitas – Latihan: Biasaya pada pasien Osteomietis mengalami
penurunan aktivitas karena rasa nyeri yang ia rasakan
e. Istirahat – Tidur: Pasien biasanya diduga akan mengalami susah tidur
karena rasa nyeri yang ia rasakan pada tulangnya.
f. Kognitif – Persepsi: Biasanya klien tidak mengalami gangguan dengan
kognitif dan persepsinya.
g. Persepsi Diri – Konsep Diri: Biasanya pasien memiliki perilaku
menarik diri, mengingkari, depresi, ekspresi takut, perilaku marah,
postur tubuh mengelak, menangis, kontak mata kurang, gagal menepati
janji atau banyak janji.
h. Peran – Hubungan: Biasanya pasien mengalami depresi dikarenakan
penyakit yang dialaminya. Serta adanya tekanan yang datang dari
lingkungannya. Dan klien juga tidak dapat melakukan perannya dengan
baik.
i. Seksual – Reproduksi: Biasanya pasien tidak mengalami gangguan
dalam masalah seksual.
j. Koping – Toleransi Stress: Biasanya pasien mengalami stress ysng
berat karena kondisinya saat itu.
k. Nilai Kepercayaan: Pola keyakinan perlu dikaji oleh perawat terhadap
klien agar kebutuhan spiritual klien data dipenuhi selama proses
perawatan klien di RS. Kaji apakah ada pantangan agama dalam proses
pengobatan klien. Klien biasanya mengalami gangguan dalam
beribadah karena nyeri yang ia rasakan.
B. Diagnosa/Masalah Keperawatan
1. Nyeri Akut b.d Pembentukan Abses Tulang
2. Defisit Nutrisi b.d Penurunan Nafsu Makan
3. Hipertermia b.d Demam
4. Ansietas b.d Insisi Pembedahan
5. Gangguan Tumbuh Kembang b.d Kerusakan Lempeng Tulang
6. Gangguan Integritas Kulit dan Jaringan b.d Tirah Baring Lama
7. Gangguan Rasa Nyaman b.d Nyeri
8. Gangguan Mobilitas Fisik b.d Penurunan Kemampuan Bergerak
9. Gangguan Citra Tubuh b.d Deformitas dan Bau Dari Adanya Luka
10. Defisit Perawatan Diri b.d Penurunan Kemampuan Bergerak
11. Resiko Infeksi b.d Pembentukan Abses Tulang
12. Koping Tidak Efektif b.d Prognosis Penyakit
C. Rencana Asuhan Keperawatan (INTERVENSI)
Edukasi :
1. Jelaskan kepada
keluarga tentang
perawatan perubahan
citra tubuh
2. Anjurkan
mengungkapkan
gambaran diri terhadap
citra tubuh
3. Anjurkan menggunakan
alat bantu (mis.pakaian,
wig, kosmetik)
4. Anjurkan mengikuti
kelompok pendukung
(mis.kelompok sebaya)
5. Latih fungsi tubuh yang
dimiliki
DAFTAR PUSTAKA
PPNI DPP SDKI Pokja Tim. 2018. Standar Diagnosia Keperawatan Indonesia
Edisi 1 : Jakarta : DPP PPNI
PPNI DPP SIKI Pokja Tim. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Edisi 1 : Jakarta : DPP PPNI
PPNI DPP SLKI Pokja Tim. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1
: Jakarta : DPP PPNI
Suryadi,M. 2016. Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Muskuloskeletal
(Osteomielitis). STIKES MATARAM : Sulawesi