PENGERTIAN
Abortus adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu, di mana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya
dilatasi serviks.
sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk
Abortus adalah berakhirnya ssuatu kehamilan, bisa terdapat gejala kehamilan dini.
Kram ringan dengan perdarahan. Serviks panjang dan tertutup. Uterus sesuai dengan usia
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau
sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buih kehamilan belum mampu hidup
di luar kandungan.
B. ETIOLOGI
Insiden, 15% sampai 25% dari kehamilan yang dikenali secara klinis, mungkin
1. Faktor Janin
Kelainan yang sering dijumpai pada abortus adalah kelainan perkembangan zigot
, embrio, janin atau plasenta. Kelainan tersebut biasanya menyebabkan abortus pada
kromosom(monosomi,trisomi,atau poliploidi)
2. Faktor Maternal
a. Infeksi
Infeksi maternal dapat membawa dapat membawa resiko bagi janin yang
sedang berkembang , terutama pada akhir trimester pertama atau awal trimester
kedua. Tidak diketauhi penyebab kematian janin secara pasti, apakah janin yang
b. Virus
f. Penyakit endrokin
g. Faktor Imunologis
Antigen)
h. Trauma
minggu ke-8
i. Kelainan Uterus
3. Faktor Eksternal
a. Radiasi
Dosis 1-10 rad bagi janin pada usia 9 minggu pertama dapat merusak janin
b. Obat-obatan
buktikan bahwa obat tersebut tidak membahyakan janin ,atau untuk pengobatan
c. Bahan-bahan kimia lainnya, seperti bahan yang mengandung arsen dan benzen.
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Abortus Imminens
c. Fleksus ada(sedikit)
f. Uterus Lunak
2. Abortus Insipiens
f. Buah kehamilan masih dalam rahim, belum terjadi ekspulsi hasil konsepsi
g. Ketuban utuh(menonjol)
3. Abortus Incomplitus
e. Ostium uteri tertutup , bila ostium terbuka teraba rongga uterus kosong
5. Missed Abortion
b. Tanpa nyeri
D. PATOFISIOLOGI
Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti dengan nerkrosis jaringan
sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, villi korialis belum menembus desidua secara
tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan Mekanisme diatas juga
terjadi atau diawali dengan pecahnya selaput ketuban lebih dulu dan diikuti dengan
pengeluaran janin yang cacat namun plasenta masih tertinggal dalam cavum uteri.
Plasenta mungkin sudah berada dalam kanalis servikalis atau masih melekat pada dinding
cavum uteri. Jenis ini sering menyebabkan perdarahan pervaginam yang banyak. Pada
kehamilan lebih dari 14 minggu janin dikeluarkan terlebih dahulu daripada plasenta hasil
konsepsi keluar dalam bentuk seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tidak
jelas bentuknya (blightes ovum),janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta, fetus
sudah dikeluarkan dan diikuti dengan keluarnya plasenta beberapa saat kemudian.
kontraksi uterus dan terjadi perdarahan pervaginam yang banyak. Perdarahan umumnya
Intoleransi
aktivitas
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. Meragukan
(Kusmiyati, 2009:150)
4. Tes kehamilan positif jika janin masih hidup dan negatif bila janin sudah mati
5. pemeriksaan Dopler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
Data laboratorium:
1. Tes urine
3. menghitung trombosit
Pemeriksaan ginekologi :
1. Inspeksi Vulva : perdarahan pervaginam ada atau tidak jaringan hasil konsepsi, tercium
2. Inspekulo : perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri terbuka atau sudahtertutup, ada
atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan berbau busuk
dari ostium.
3. Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan
dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri
saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, cavum douglas tidak
karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya
rangsangan mekanik.
2. Anjurkan Untuk tidak melakukan aktivitas fisik secara berlebihan atau melakukan
hubungan seksual.
3. Bila perdarahan:
Berhenti: Lakukan asuhan antenatal terjadual dan penilaian ulang bila terjadi
perdarahan lagi.
5. Asam mefenamat
8. Vit B Komplek
9. Hormon progesteron
1. Gangguan aktivitas
3. psikologis
4. Pengeluran pervaginam
5. Infeksi
Gejala : terjadinya dishart keluar, adanya warna yang lebih gelap disertai bau,
J. INTERVENSI
Kriteria hasil :
Intervensi :
Rasional : pada banyak pasien, nyeri dapat menyebabkan gelisah, serta tekanan
Rasional : selama 12 jam pertama paska partum, kontraksi uterus kuat dan teratur
overdistersi uterus.
5) Ubah posisi pasien, kurangi rangsangan berbahaya dan berikan gosokan punggung
regangan dan tegangan area insisi dan mengurangi nyeri dan ketidaknyamanan
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan ansietas dapat berkurang atau hilang.
Kriteria hasil :
Intervensi :
Rasional Mendorong pasien atau pasangan untuk mengungkapkan keluhan atau harapan yang
tidak terpenuhi dalam proses ikatan/menjadi orang tua. Bantu pasien atau pasangan dalam
mengidentifikasi mekanisme koping baru yang lazim dan perkembangan strategi koping baru
jika dibutuhkan.
Rasional : membantu memfasilitasi adaptasi yang positif terhadap peran baru, mengurangi
perasaan ansietas.
tingkat ansieta
Rasional : mengurangi ansietas yang mungkin berhubungan dengan penanganan bayi, takut
terhadap sesuatu yang tidak diketahui, atau menganggap hal yang buruk berkenaan dengan
keadaan bayi.
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan tirah baring
Intervensi
rasional : Mungkin klien tidak mengalami perubahan berarti, tetapi perdarahan masif
reproduksi
4. Bantu klien untuk melakukan tindakan sesuai dengan kemampuan / kondisi klien
sangat diperlukan
Tujuan : Tidak terjadi devisit volume cairan, seimbang antara intake dan output baik jumlah
maupun kualitas
Criteria hasil :
Akral hangat
Tidak pucat
Intervensi
karekteristik bervariasi
Rasional: Jumlah cairan ditentukan dari jumlah kebutuhan harian ditambah dengan
4. Berikan sejumlah cairan pengganti harian(NaCl 0.9%, RL, Dekstran), plasma dan transfusi
darah