Oleh :
KELOMPOK 1
Alhamdulillah HiRobbil 'alamin, Segala puji bagi Allah SWT tuhan semesta
alam. Atas segala nikmat karunia Nya sehingga kami telah menyelesaikan makalah ini
dengan sebagaimana makalah mestinya. Makalah yang berjudul "Proses Belajar
Mengajar Dalam Komunitas " inimerupakan salah satu tugas mata kuliah
keperawatan komunitas I. Dalam penyelesaian tugas kelompok ini, penyusun banyak
mendapat pembahasan dari berbagai sumber, antara lain teman-teman yang tidak dapat
disebutkan satu persatu namanya yang telah banyak memberikan sumbangan, masukan,
dukungan, dalam menyelesaian makalah ini. Untuk itu, pada kesempatan ini penyusun
mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna.
Untuk itu segala saran dan kritikan yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan
dari semua pihak demi kesempurnaan penulisan makalah selanjutnya.
Penyusun juga mengucapkan banyak terimakasih kepada rekan – rekan yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga dengan adanya tugas kelompok ini
akan dapat memberikan manfaat besar bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca
semua pada umumnya.
Dalam proses belajar mengajar memerlukan proses yang harus dilewati tahap demi
tahap. Dalam menunjang proses belajar mengajar harus menggunakan metode dan
media. Metode yang digunakan seperti ceramah, diskusi kelompok, curah pendapat,
demonstrasi, sedangkan media yang digunakan adalah leafleat, poster, lembar balik,
papan tulis.
Keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari tiga kata yaitu keperawatan, kesehatan
dan komunitas. Dimana setiap kata memiliki ari yang cukup luas. Azrul Azwar (2000)
mendefinisikan ketiga kata tersebut sebagai berikut :
1. Pengertian
2. Proses Belajar
Pendidikan kesehatan merupakan salah satu kegiatan yang ditunjukan dalam rangka
promosi kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan penyampaian pesan
kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok,ataupun masyarakat agar mereka
memperoleh pengetahuan kesehatan, yang nantinya berpengaruh pada sikap dan
perilaku sehat mereka. Perubahan yang terjadi di masyarakat dapat dipengaruhi oleh
peran perawat komunitas dalam menyampaikan pesan kesehatan. Sasaran penerima
pesan kesehatan yang dalam hal ini adalah masyarakat, juga dipengaruhi oleh
bagaimana pesan terebut sampai di masyarakat dengan memerhatikan aspek waktu,
kesesuaian metode atau media atau alat peraga yang digunakan, ketersedian sarana dan
fasilitas yang ada di masyarakat, tujuan penyampaian pendidikan kesehatan, besarnya
kelompok masyarakat yang akan diberikan pesan kesehatan, dan kemampuan
masyarakat dalam menerima pesan kesehatan tersebut.
Metode pendidikan kesehatan dipilih berdasarkan besarnya kelompok masyarakat,
tingkat pendidikan masyarakat, dan tujuan pendidikan kesehatan. Pada sasaran
kelompok dan masyarakat, perawat komunitas dapat menggunakan metode ceramah,
diskusi kelompok, curah pendapat (brain storning), dan demonstrasi.
a. Ceramah
Ceramah merupakan salah satu metode penyampaian informasi oleh
perawat komunitas kepada masyarakat untuk menjelaskan ide, pengertian, atau
pesan kesehatan disertai diskusi dan tnya jawab secara langsung. Tujuan
penyampaian cermah adalah menyajikan satu pandangan tentang masalah yang
menarik, secara langsung dan logis, menyajikan satu masalah untuk dibahas
melalui diskusi umum sehingga merangsang masyarakat untuk berpikir dan
belajar lebih lanjut tentang suatu masalah.
Keuntungan penggunaan metode ceramah, yaitu dapat diterapkan pada
sekelompok besar orang dewasa, tidak melibatkan terlalu banyak alat bantu,
mudah diselenggarakan, dan dapat dilakukan pada masyarakat.
Perawat komunitas harus menguasai pokok pembicaraan dan harus dapat
memanfaatkan pendengarannya dengan menilai reaksi masyarakat baik verbal
maupun non verbal. Pandangan perawat harus tertuju pada semua sasaran
masyarakat dan perawat harus menggunakan suara yang cukup jelas dan
menunjukan performa yang menyakinkan serta menguasai seluruh topik materi
yang disampaikan.
b. Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok dapat dilakukan bila peserta diskusi kurang dari 15
orang. Agar semua peserta diskusi dapat berpartisipasi, diperlukan tata letak
duduk berhadapan dan saling memandang satu sama lain, seperti saat melakukan
refleksi diskusi kasus (RDK). Melalui diskusi, diharapkan terjadi keterbukaan
dan kebebasan mengeluarkan pendapat. Dengan demikian, diperlukan peran
fasilator ataupemimpin diskusi untuk mengarahkan dan mengatur jalannya
diskusi sehingga semua orang mempunyai kesempatan yang sama untuk
menyampaikan pendapatnya tanpa ada dominasi diantara mereka.
d. Demonstrasi
Demonstasi merupakan cara penyampaian ide yang dipersiapkan dengan
teliti untuk mengevaluasi perubahan psikomotor dengan memperlihatkan cara
melaksanakan suatu tindakan atau prosedur dengan alat peraga dan tanya jawab.
Demosntasi biasanya dilakukan oleh perawat komunitas untuk memberikan
gambaran tentang prosedur atau langkah- langkah pelaksanaan terapi modalitas
dan terapi pelengkap (terapi alternative) di masyarakat.
Tujuan demonstasi adalah mengajarkan cara melaksanakan dan
memperagakan satu teknik baru, dengan menyakinkan masyarakat bahwa
prosedur baru tersebut telah terbukti bermanfaat. Selain itu, demonstrasi juga
bertujuan meningkatkan minat belajar dengan mencoba sendiri prosedur yang di
demonstrasikan.
Keuntungan demonstrasi, yaitu lebih menyakinkan masyarakat karena
dapat segera ditiru dan dibuktikan, tiak sekedar memberikan berita yang didegar
dan dibaca saja. Selain itu, peserta dapat memperoleh kesempatan
memperagakan kembali apa yang sudah di demonstrasikan. Kerungian,
demonstrasi memerlukan waktu dan biaya yang besar terkait pengadaan bahan
atau alat peraga yang diperlukan karena menggunakan bahan yang sesugguhnya.
Perbedaan utama keempat metode diatas terletak pada sasaran domain
perubahan yan ditimbulkan. Metode ceramah dan curah pendapat dilakukan
dengan tujuan mengubah pengetahuan (knowledge) masyarakat yang tidak tahu
menjadi tahu.diskusi kelompok bertujuan mengubah sikap (attitude) masyarakat
yang tidak mau menjadi mau. Sementara itu, demonstrasi bertujuan mengubah
tindakan (practice) masyrakat dari tidam mampu menjadi mampu melakukan
kegiatan kesehatan sesuai harapan.
Kegiatan promosi kesehatan di masyarakat dapat dilakukan secara
langsung berhadapan dengan masyarakat,seperti penyampaian pendidikan
kesehatan melalui ceramah, diskusi, curah pendapat, dan demonstrasi. Selain itu,
kegiattan promosi kesehatan dapat dilakukan secara tidak langsung
(penyampaian pesan kepada masyarakat tanpa berhadapan langsung), yaitu
menggunakan perantara media cetak dan elektronik, seperti diskusi interaktif
yang membahas masalah kesehatan masyarakat melalui televise dan radio
ataupun tulisan di majalah, koran, atau internet tentang konsultasi dan tanya
jawab kesehatan. Selain itu, promosi kesehatan juga dapat dilakukan dengan
melakukan pemasangan spanduk atau poster yang dipasang di pinggir jalan,
puskesma, rumah sakit, pasar, sekolah, atau tempat umum lain yang sering
dilalui dan menjadi tempat pertemuan dan berkumpul masyarakat. Semua
kesehatan tersebut bertujuan mengubah perilku masyarakat kea rah yang lebih
baik dan bermanfaat bagi kesehatan.
a) Leaflet
Merupakan selembar kertas yang berisi tulisan tentang masalah
kesehatan tertentu yang ingin disampaikan, bertujuan menambah
pengetahuan sasaran, dan dapat digunakan sebagai bahan diskusi
sehingga mencapai sasaran yang lebih luas. Leaflet dapat disebarkan
kepada sasaran oleh perawat komunitas sebelum atau sesudah
penyampaian pendidikan kesehatan, agar sasaran lebih memahami
informasi yang disampaikan. Leaflet dapat dibawa pulang dan
dimanfaatkan untuk menybarkan informasi kepada sasaran yang lebih
luas seperti keluarga dan masyarakat lain yang ada di lingkungan
sasaran. Leaflet harus dibuat semanarik mungkin dengan warna dan
gambar yang mendukung pesan yang ingin disampaikan, dan harus
menerangkan pesan kesehatan selekap mungkin. Isi leaflet harus dapat
ditangkap dengan sekali baca dan leaflet harus dapat menerangkan
dirinya sendiri. Leaflet memilki ukuran kurang lebih 20-30 cm.
b) Poster
Poster merupakan selembar kertas dalam bentuk gambar untuk
mempengaruhi seseorang agar tertarik pada pesan yang disampaikan.
Poster dibuat dengan gambar dan warna yang merangsang, dapat
menerangkan pesan yang disampaikan secara jelas, dibuat tidak lebih
dari 7 kata, dan dapat dibaca dengan jarak 6 meter. Poster biasanya di
pasang di tempat umum atau ditempat orang banyak, seperti di halte,
pasar, persimpangan jalan, rumah sakit, puskesmas ataupun sekolah.
Poster harus dapat menggungah emosi masyarakat yang melihatnya
sehingga mudah mengubah perilaku masyarakat. Poster memiliki ukuran
50x70 cm atau 35x50 cm.
c) Papan Tulis
Papan tulis biasanya digunakan oleh perawat komunitas saat melakukan
pendidikan kesehatan di tatanan sekolah. Papan tulis dapat digunakan
berulang kali, untuk mengungkapkan berbagai macam informasi yang
akan disampaikan. Pemanfaatan papan tulis harus di letakkan sejajar
dengan mata sasara agar sasaran tidak menengadah atau terlalu
menunduk. Papan tulis diletakkan pada tempat yang mudah dilihat dan
tidak terdapat pantulan sinar yang menganggu pandangan sasaran.
Tulisan yang ingin disampaikan harus jelas, singkat, dan mudah dibaca.
d) Lembar Balik
Lembar balik merupakan koleksi bagan yang disusun dalam urutan
tertentu, dengan ukuran sama dengan poster. Lembar balik dapat
dibawah kemana- mana penulisan dan jumlah lembar balik bergantung
pada pesan yang ingin disampaikan dan waktu penyampaian. Urutan
penyaji lembar balik dapat diatur dengan tepat sesuai kebutuhan.
Leaflet, Poster dan Lembar balik juga majalah serta stiker merupakan
media cetak, dengan fungsi terutama memberi informasi kesehatan
melalui gambar, kata- kata dan foto, menggunakan kombinasi warna
yang menarik. Media cetak tidak dapat menstimulasi efek suara dan
gerak, biaya murah, tidak memerlukan listrik, dan dapat dibawah kemana
saja. Sedangkan media elektronik, seperti televisi, OHP, dan VCD
merupakan media bergerak, dapat dilihat dan di dengar. Media elektronik
lebih mudah memberi pemahaman ke masyarakat, dan mengikutsertakan
semua panca indra, lebih menarik karena terdapat gambar dan suara, dan
jangkauan relatif lebih luas. Selain faktor media, faktor individu subjek
sasaran juga memengaruhi keberhasilan pendidikan kesehatan. Faktor ini
meliputi usia, tingkat pendidikan, kejayaan, dan adat istiadat yang
terkadang menghambat proses berubah, lingkungan tempat tinggal
sasaran yang tidak memungkinkan perubahan perilaku, kondisi fisik, dan
psikologis sasaran, seperti ketajaman pengamatan, intelegensi, daya
tangkap dan motivasi (notoatmodjo,1993). Faktor pemberi pesan
kesehatan atau petugas kesehatan juga mempengaruhi keberhasilan
pendidikan kesehatan. Faktor ini meliputi kurang persiapan dan
penguasaan materi yang akan disampaikan, bahasa yang disampaikan
kurang dapat dimengerti, penampilan kurang menyakinkan, suara terlalu
kecil serta pemilihan tempat dan penetapan waktu yang tidak sesuai
dengan keinginan sasaran (Effendy, 1998).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari materi yang sudah disampaikan dapat ditarik sebuah kesimpulan
bahwa Keperawatan komunitas adalah suatu upaya pelayanan
keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
yang dilaksanakan oleh perawat dengan mengikutsertakan tim kesehatan
lainnya dan masyarakat untuk memperoleh tingkat kesehatan individu,
keluarga, dan masyarakat yang lebih tinggi. Secara umum belajar adalah
suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, pandangan, dan
keterampilan yang diperlukan untuk menghasilkan sikap dan perilaku
tertentu, ketika menghadapi suatu keadaan. Mengajar adalah suatu proses
mengajak orang lain untuk memilki pengetahuan.
Teori dalam belajar yaitu trial and error learning, conditioning, Imitasi
dan identifikasi. Dalam proses belajar mengajar dituntut untuk terjadi
perubahan secara erubahan kognitif (bertambahnya pengetahuan),
perubahan motivasi (lebih suka atau tidak suka), perubahan group
belongingness atau ideologi kelompok (sering menyangkut budaya), dan
perubahan kemampuan mengatur pengarahan dan otot-otot tubuh (belajar
berbicara atau mengendalikan diri). Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi proses belajar adalah sebagai faktor materi, faktor
lingkungan, faktor instrumental, dan faktor individu atau subjek belajar.
Dalam menunjang proses belajar mengajar harus menggunakan metode
dan media. Metode yang digunakan seperti ceramah, diskusi kelompok,
curah pendapat, demonstrasi, sedangkan media yang digunakan adalah
leafleat, poster, lembar balik, papan tulis.
3.2 Saran
Perawat dalam proses belajar mengajar harus menguasi apa yang
disampaikan dan dapat menerapkan berbagai strategi yang didalamnya
terdapat pendekatan, model, dan teknik agar masyarakat tertarik dan
mudah memahami apa yang disampaikan.
DAFTAR PUSTAKA