Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KASUS HIV/ AIDS

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah


Keperawatan Menjelang Ajal dan Paliatif
Dosen pembimbing: Berlian Y.S., M.Kep.

Disusun oleh kelompok 1 :


1. Achmad Fatchur Rohwi (A2R17040)
2. Aditya Putra Winata (A2R17041)
3. Aprilatul Naimah (A2R17043)
4. Ayang Nanda Satria (A2R17044)
5. Boyke Dimas Aditya (A2R17045)
6. Desy Nur Aini (A2R17048)
7. Dimas Ilham Izza Mahendra (A2R17049)
8. Dinda Saputri (A2R17050)
9. Edo Sulistiyono (A2R17052)
10. Elza Rosy Priestika (A2R17053)
11. Faurina Risky Sofarria (A2R17054)
12. Fiki Hesti Eni (A2R17055)
13. Gusti Maharani Aslamiyah (A2R17056)
14. Habib Tri Putra Perkasa (A2R17057)
15. Ikhwal Agil Saputra (A2R17058)
16. Luluk Wahyu Mawati (A2R17059)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

TINGKAT III-B/ SEMESTER V

STIKES HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG

2019/2020
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. A DENGAN KASUS HIV/ AIDS

I. IDENTITAS

Nama klien  : Tn.A


Umur       : 38 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama               : Islam
Suku/ Bangsa                 : Jawa/ Indonesia
Bahasa : Jawa/ Indonesia
Status pendidikan   : Sarjana Pendidikan
Pekerjaan           : Guru
Status perkawinan   : Duda
Alamat              : Karangtalun, Kalidawir, Tulungagung
Diagnosa Medik : HIV- AIDS
Tanggal Masuk    : 7 November 2019

II. RIWAYAT KESEHATAN KLIEN


1. Keluhan Utama/ Alasan Masuk Rumah Sakit :
a. Alasan Masuk Rumah Sakit :
Klien mengatakan demam, merasa capek, mudah lelah, letih, lesu,
pusing, dan diare.
b. Keluhan Utama : demam
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Klien mengatakan demam, merasa capek, mudah lelah, letih, lesu, pusing,
dan diare 5x/ hari, seperti lendir, tidak bercampur darah dan berbau, berat
badan menurun derastis dari 60 kg menjadi 54 kg, kemudian dibawa ke
IGD RSUD DR. Iskak Tulungagung pada tanggal 7 November 2019 dan
dirawat di ruang Dahlia dengan keluhan yang sama.
3. Riwayat Penyakit Terdahulu :
Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang di alaminya
saat ini.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Menurut pengakuan keluarga, dalam keluarganya tidak ada yang
mengalami penyakit yang sedang di derita pasien saat ini.

III. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI


SEBELUM MASUK RS DI RUMAH SAKIT
A. Pola Tidur/ Istirahat Pasien tidak bisa istirahat Pasien istirahat di tempat
dan tidur karena terus tidur saja. Pasien tidak bisa
keluar memcret. istirahat dan tidur karena
terus keluar mencret.
B. Pola Eliminasi Mencret 5 x/hari, seperti Mencret dengan frekuensi 5
lendir, tidak bercampur x/hari, encer, tidak ada isi
darah dan berbau. BAK 3- diikuti sakit perut dan BAK
4 x/hari dan tidak ada 3-4 x/hari serta tidak ada
kelainan. kelainan.
C. Pola Makan dan Minum Pola makan tidak teratur, Pola makan 3 x/hari dengan
tidak ada napsu makan. bubur, tidak ada napsu
Minum air putih dengan makan, nyeri saat menelan,
jumlah tidak tentu. makan hanya 1/2 porsi.
Minum air putih 2-3 gelas dan
teh hangat 2-3 gelas.
D. Kebersihan Diri/ Personal Mandi 2 x/hari dibantu Dilap 3 x/hari oleh
Hygiene oleh keluarganya. keluarganya dan menggosok
gigi dilakukan di tempat tidur.
E. Pola Kegiatan/ Aktivitas Pasien dalam keseharianya Pasien mengatakan tidak bisa
Lain sebagai guru di SMP. melakukan aktivitasnya
karena lemah, merasa tidak
berdaya dan cepat lelah.
Pasien hanya berbaring di
tempat tidur.
F. Kebiasaan Pasien dirumah biasanya Tidak merokok maupun
merokok tapi tidak minum-minuman keras.
minum-minuman keras.
IV. DATA PSIKO SOSIAL
A. Pola Komunikasi : Baik
B. Orang yang Paling Dekat dengan Klien : Ibu
C. Dampak Dirawat di Rumah Sakit : Pasien hanya berbaring di tempat
tidur, tidak dapat beraktivitas seperti biasanya.
D. Hubungan dengan Orang Lain : Hubungan dengan orang lain baik.
E. Keluarga yang Dihubungi Bila Diperlukan: Ibu

V. PEMERIKSAAN FISIK
A. Kesan Umum/ Keadaan Umum:
k/u lemah
B. Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 90/60 mmHg Suhu : 38,5 oC
Nadi : 105 x/menit RR : 20 x/menit
C. Pemeriksaan Head to Tou
 Kepala : Bentuk bulat, simetris, dan ukuran normal, kulit
kepala nampak bersih. Rambut penyebaran merata, warna hitam,
bersih.
 Mata : lengkap dan simetris, palpebra tidak ada benjolan,
konjungtiva merah muda, sclera putih, refleks pupil terkena cahaya
miosis ± 4 mm, kornea bening, iris coklat kehitaman, ketajaman
penglihatan normal.
 Hidung : Bentuk dan posisi septum nasi normal dan
simetris, lubang hidung tidak ada sumbatan, tidak ada pernafasan
cuping hidung.
 Telinga : Serumen dan cairan, perdarahan dan otorhoe,
peradangan, pemakaian alat bantu, semuanya tidak ditemukan pada
pasien. Ketajaman pendengaran dan fungsi pendengaran normal.
 Mulut dan Gigi : Perdarahan dan peradangan tidak ada, ada
karang gigi/ karies. Lidah bercak-bercak putih dan tidak hiperemik
serta tidak ada peradangan pada faring.
 Leher : Posisi trakea simetris, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid, tidak ada bendungan vena jugularis, denyut nadi
karotis teraba.
 Integumen : kulit bersih, akral hangat, wturgor kulit kembali >
2 detik, tidak ada luka di kulit.
 Thoraks : Pada inspeksi dada simetris, bentuk dada normal.
Auskultasi bunyi paru normal. Bunyi jantung S1 dan S2 tunggal.
Tidak ada murmur.
 Abdomen : Inspeksi bentuk simetris, tidak ada asites, palpasi
hati dan limpa tidak membesar, ada nyeri tekan, perkusi bunyi
redup, bising usus 30 x/menit.
 Reproduksi : genetalia tidak ada kelainan, lubang anus paten,
dan tidak ada kelainan pada anus maupun perineum.
 Ekstremitas : otot simetris, tidak ada oedem, kekuatan otot
5 5
5 5
 Neurologi : tingkat kesadaran compos mentis, GCS 4-5-6

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Laboratorium :
- Hb : 14,2 g/dL
- Hematokrit : 55 % (normal 40-54 %)
- WBC : 12.000/ uL (normal 4.000 – 10.000/ uL)
- Jumlah limfosit CD4 : 100 sel/ mm3 (normal berkisar antara 500
dan 1.600)
- LISA ( +)
- Western Blot (+)
ANALISA DATA

KELOMPOK DATA PENYEBAB MASALAH


KEPERAWATAN
Mayor: Virus HIV (Human Defisit nutrisi
DS: - Immunodeficiency Virus)
DO : ↓
1. BB menurun dari 60 kg Merusak seluler

menjadi 54 kg (BB ↓ min ↓


Menyerang T Limfosit, sel
10%).
saraf, makrofag, monosit,
Minor:
limfosit B
DS: Px mengatakan perutnya

nyeri dan tidak nafsu makan
Immunocompromise
DO: ↓
1. Bising usus hiperaktif. Invasi kuman pathogen
2. Membrane mukosa pucat. ↓
3. Diare. Organ target

Gastrointestinal

Anoreksia, Diare

Defisit nutrisi
Mayor: Virus HIV (Human Diare
DS: - Immunodeficiency Virus)
DO: ↓
1. BAB > 5x/ hari (defekasi > Merusak seluler

3x dalam 24 jam). ↓
Menyerang T Limfosit, sel
2. Fases cair tidak ada isi/
saraf, makrofag, monosit,
ampas.
limfosit B
Minor:

DS: Px mengatakan perutnya
Immunocompromise
nyeri ↓
DO: Invasi kuman pathogen
1. Frekuensi usus meningkat : ↓

30 x/ menit Organ target



2. Bising usus hiperaktif.
Gastrointestinal

Diare
Mayor: Virus HIV (Human Hipovolemia
DS: - Immunodeficiency Virus)
DO: ↓
1. Frekuensi nadi ↑ : 105 Merusak seluler

x/menit. ↓
Menyerang T Limfosit, sel
2. Nadi teraba lemah.
saraf, makrofag, monosit,
3. TD ↓: 90/60 mmHg.
limfosit B
4. Turgor kulit ↓: kembali > 2

detik.
Immunocompromise
5. Membrane mukosa kering. ↓
6. Hematokrit ↑ : 55% Invasi kuman pathogen
Minor: ↓
DS: Px merasa lemah, letih, lesu Organ target
DO: ↓
1. Suhu tubuh ↑: 38,5 oC Gastrointestinal

2. BB turun tiba-tiba : 60 kg ↓
Diare
menjadi 54 kg.

Cairan berkurang

Hipovolemia
Mayor: Virus HIV (Human Hipertermia
DS: - Immunodeficiency Virus)
DO: ↓
1. Suhu tubuh 38,5 oC (suhu Merusak seluler

diatas normal: 36 -37,5 oC). ↓


Menyerang T Limfosit, sel
Minor:
DS: - saraf, makrofag, monosit,
DO: limfosit B

1. Takikardia : denyut nadi ↓


Immunocompromise
105 x/menit.

2. Kulit terasa hangat.
Invasi kuman pathogen

Hipertermia
Faktor Resiko: Virus HIV (Human Resiko Infeksi
1. Penyakit kronis : HIV- Immunodeficiency Virus)
AIDS ↓
2. Ketidakadekuatan Merusak seluler

pertahanan tubuh primer : ↓


Menyerang T Limfosit, sel
gangguan peristaltic usus
saraf, makrofag, monosit,
(bising usus 30 x/menit)
limfosit B
3. Ketidakadekutan

pertahanan tubuh sekunder:
Immunocompromise
1) Imununosupresi: ↓
- WBC: 12.000/ uL Invasi kuman pathogen
(normal 4.000 – ↓
10.000/ uL) Organ target
- Jumlah limfosit ↓
CD4 : 100 sel/ Resiko Infeksi
mm3 (normal
berkisar antara 500
dan 1.600)
2) Supresi respon
inflamasi:
- Akral hangat : suhu
tubuh 38,5 oC
- Nyeri bagian perut
- Functio lesa
(menurunya fungsi
organ/ jaringan)

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN (SDKI)

N TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN


O MUNCUL
1. 8 November Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient d.d
2019 Mayor:
DS: -
DO :
1. BB menurun dari 60 kg menjadi 54 kg (BB ↓ min 10%).
Minor:
DS: Px mengatakan perutnya nyeri dan tidak nafsu makan
DO:
1. Bising usus hiperaktif.
2. Membrane mukosa pucat.
3. Diare.
2. 8 November Diare b.d proses infeksi d.d
2019 Mayor:
DS: -
DO:
1. BAB > 5x/ hari (defekasi > 3x dalam 24 jam).
2. Fases cair tidak ada isi/ ampas.
Minor:
DS: Px mengatakan perutnya nyeri
DO:
1. Frekuensi usus meningkat : 30 x/ menit
2. Bising usus hiperaktif.
3. 8 November Hipovolemia b.d kekurangan intake cairan d.d
2019 Mayor:
DS: -
DO:
1. Frekuensi nadi ↑ : 105 x/menit.
2. Nadi teraba lemah.
3. TD ↓: 90/60 mmHg.
4. Turgor kulit ↓: kembali > 2 detik.
5. Membrane mukosa kering.
6. Hematokrit ↑ : 55%
Minor:
DS: Px merasa lemah, letih, lesu
DO:
1. Suhu tubuh ↑: 38,5 oC
2. BB turun tiba-tiba : 60 kg menjadi 54 kg.
4. 8 November Hipertermia b.d proses penyakit (infeksi) d.d
2019 Mayor:
DS: -
DO:
1. Suhu tubuh 38,5 oC (suhu diatas normal: 36 -37,5 oC).
Minor:
DS: -
DO:
1. Takikardia : denyut nadi 105 x/menit.
2. Kulit terasa hangat.
5. 8 November Resiko infeksi d.d
2019 Faktor Resiko:
1. Penyakit kronis : HIV-AIDS
2. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer : gangguan
peristaltic usus (bising usus 30 x/menit)
3. Ketidakadekutan pertahanan tubuh sekunder:
1) Imununosupresi:
- WBC: 12.000/ uL (normal 4.000 – 10.000/ uL)
- umlah limfosit CD4: 100 sel/ mm3 (normal berkisar
antara 500 dan 1.600)
2) Supresi respon inflamasi:
- Akral hangat : suhu tubuh 38,5 oC
- Nyeri bagian perut
- Functio lesa (menurunya fungsi organ/ jaringan)
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

N DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN & KRITERIA HASIL RENCANA TINDAKAN (SIKI)


O (SDKI) (SLKI)
1. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan Setelah dilakukan tindakan Menejemen Nutrisi
mengabsorbsi nutrient d.d intervensi keperawatan selama Observasi
Mayor: 3x24 jam maka status nutrisi 1. Identifikasi status nutrisi.
DS: - membaik dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan.
DO : - Porsi makanan yang 3. Identifikasi makanan yang disukai.
1. BB menurun dari 60 kg dihabiskan meningkat 4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient.
menjadi 54 kg (BB ↓ min - Nyeri abdomen menurun 5. Monitor asupan makanan.
10%). - Diare menurun 6. Monitor berat badan.
Minor: - Berat badan dan indeks masa Teraupetik
DS: Px mengatakan perutnya nyeri tubuh (IMT) membaik 1. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu.
dan tidak nafsu makan - Nafsu makan membaik 2. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai.
DO: - Bising usus membaik 3. Berikan makanan TKTP.
1. Bising usus hiperaktif. - Membrane mukosa membaik 4. Berikan suplemen makanan, jika perlu.
2. Membrane mukosa pucat. Edukasi
3. Diare. 1. Ajarkan diet yang diprogramkan.
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan, jika perlu.
2. Diare b.d proses infeksi d.d Setelah dilakukan tindakan Menejemen Diare
Mayor: intervensi keperawatan selama Observasi
DS: - 1x24 jam maka eliminasi fekal 1. Identifikasi pemyebab diare (mis: inflamasi
DO: membaik dengan kriteria hasil: gastrointestinal, infeksi, malabsorpbsi, ansietas, stress,
1. BAB > 5x/ hari (defekasi > - Kontrol pengeluaran feses efek obat).
3x dalam 24 jam). meningkat 2. Monitor warna, volume, frekuensi, dan konsistensi tinja.
2. Fases cair tidak ada isi/ - Mengejan saat defekasi 3. Monitor tanda dangejala hipovolemia ( mis: takikardia,
ampas. menurun. nadi teraba lemah, TD ↓, turgor kulit ↓, mukosa mulut
Minor: - Nyeri abdomen menurun. kering, CRT (Capillary Refill Time) melambat, BB ↓).
DS: Px mengatakan perutnya nyeri - Konsistensi feses membaik. 4. Monitor jumlah pengeluaran diare.
DO: - Frekuensi defekasi membaik. Teraupetik
1. Frekuensi usus meningkat : - Peristaltic usus membaik. 1. Berikan asupan cairan oral (mis: larutan garam gula,
30 x/ menit oralit).
2. Bising usus hiperaktif. 2. Pasang jalur intravena.
3. Berikan cairan intravena (mis: ringer asetat, ringer
laktat), jika perlu.
4. Ambil sempel darah untuk pemeriksaan darah lengkap
dan elektrolit.
5. Ambil sampel feses untuk kultur, jika perlu.
Edukasi
1. Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara
bertahap.
2. Anjurkan menghindari makanan pembentukan gas,
pedas, dan mengandung laktosa.
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat antimotilitas (mis:
loperamide, difenoksilat).
2. Kolaborasi pemberian obat antispasmodic/ spasmolitik
(mis: papaverin, ekstrak belladonna, mebeverine).
3. Kolaborasi obat-obat pengeras feses (mis: atupulgit,
smektit, kaolin-pektin)
3. Hipovolemia b.d kekurangan Setelah dilakukan tindakan Menejemen Hipovolemia
intake cairan d.d intervensi keperawatan selama Observasi
Mayor: 1x24 jam maka status cairan 1. Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis: frekuensi
DS: - membaik dengan kriteria hasil: nadi ↑, nadi teraba lemah, TD ↓, turgor kulit ↓,
DO: - Turgor kulit meningkat. membrane mukosa kering, volume urin ↓, hematokrit ↑,
1. Frekuensi nadi ↑ : 105 - Frekuensi nadi membaik. haus, lemah).
x/menit. - Tekanan darah membaik. 2. Monitor intake dan output cairan.
2. Nadi teraba lemah. - Tekanan nadi membaik. Teraupetik
3. TD ↓: 90/60 mmHg. - Kadar Hb dan Ht membaik. 1. Hitung kebutuhan cairan.
4. Turgor kulit ↓: kembali > 2 - Intake cairan membaik. 2. Berikan asupan oral.
detik. - Suhu tubuh membaik. Edukasi
5. Membrane mukosa kering. 1. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral.
6. Hematokrit ↑ : 55% 2. Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak.
Minor: Kolaborasi
DS: Px merasa lemah, letih, lesu 1. Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis: NaCl,
DO: RL).
1. Suhu tubuh ↑: 38,5 oC 2. Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis: glukosa
2. BB turun tiba-tiba : 60 kg 2,5%, NaCl 0,4%).
menjadi 54 kg.
4. Hipertermia b.d proses penyakit Setelah dilakukan tindakan Menejemen Hipertermia
(infeksi) d.d intervensi keperawatan selama Observasi
Mayor: 1x24 jam maka termoregulasi 1. Identifikasi penyebab hipertermia (mis: dehidrasi,
DS: - membaik dengan kriteria hasil: terpapar lingkungan panas).
DO: - Suhu tubuh membaik. 2. Monitor suhu tubuh.
1. Suhu tubuh 38,5 oC (suhu - Suhu kulit membaik. 3. Monitor kadar elektrolit.
diatas normal: 36 -37,5 oC). - Tekanan darah membaik. Teraupetik
Minor: 1. Longgarkan atau lepaskan pakaian.
DS: - 2. Basahi da kipasi permukaan tubuh.
DO: 3. Berikan cairan oral.
1. Takikardia : denyut nadi 4. Lakukan pendinginan eksternal (mis: selimut hipotermia
105 x/menit. atau kompres dingin pada dahi, leher, dada, abdomen,
2. Kulit terasa hangat. aksila).
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring.
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena,
jika perlu.
5. Resiko infeksi d.d Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Infeksi
Faktor Resiko: intervensi keperawatan selama Observasi
1. Penyakit kronis : HIV- 1x24 jam maka tingkat infeksi 1. Monitor tanda dan gejala infeksi dan sistemik.
AIDS menurun dengan kriteria hasil: Teraupetik
2. Ketidakadekuatan - Kebersihan tangan meningkat. 1. Batasi jumlah pengunjung
pertahanan tubuh primer : - Nafsu makan meningkat. 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak pasien dan
gangguan peristaltic usus - Demam menurun. lingkungan pasien
(bising usus 30 x/menit) - Nyeri menurun. Edukasi
3. Ketidakadekutan - Kadar sel darah putih 1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
pertahanan tubuh sekunder: membaik. 2. Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
4. Imununosupresi: 3. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi dan cairan
- WBC: 12.000/ uL Kolaborasi
(normal 4.000 – 1. Kolaborasi pemberian obat jika perlu
10.000/ uL)
- umlah limfosit
CD4: 100 sel/ mm3
(normal berkisar
antara 500 dan
1.600)
5. Supresi respon inflamasi:
- Akral hangat : suhu
tubuh 38,5 oC
- Nyeri bagian perut
- Functio lesa
(menurunya fungsi
organ/ jaringan)

TINDAKAN KEPERAWATAN DAN CATATAN PERKEMBANGAN


NO TANGGAL/ IMPLEMENTASI EVALUASI
DX JAM
I 8 November Menejemen Nutrisi S : Px mengatakan tidak nafsu makan.
2019 Observasi O:
15.00 1. Mengidentifikasi status nutrisi. - k/u lemah
2. Mengidentifikasi alergi dan intoleransi makanan. - BB: 54 kg
3. Mengidentifikasi makanan yang disukai. - Bising usus hiperaktif : 28 x/menit.
4. Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient. - Membrane mukosa pucat.
5. Memonitor asupan makanan. - Diare BAB > 4 x/menit
6. Memonitor berat badan. - Makan bubur habis ½ porsi.
Teraupetik - TTV:
1. Melakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu. TD: 90/70 mmHg S : 38 oC
2. Menyajikan makanan secara menarik dan suhu yang N : 110 x/menit RR : 20 x/menit
sesuai. A : Masalah belum teratasi.
3. Memberikan makanan TKTP. P : Intervensi dilanjutkan.
4. Memberikan suplemen makanan, jika perlu.
Edukasi
1. Mengajarkan diet yang diprogramkan.
Kolaborasi
1. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan, jika perlu.
II 8 November Menejemen Diare S : Px mengatakan perutnya nyeri.
2019 Observasi O:
15.30 1. Memgidentifikasi pemyebab diare (mis: inflamasi - k/u lemah
gastrointestinal, infeksi, malabsorpbsi, ansietas, stress, - BAB >4 x/hari.
efek obat). - Fases cair tidak ada isi/ ampas.
2. Memonitor warna, volume, frekuensi, dan konsistensi - Frekuensi usus meningkat : 28 x/ menit
tinja. - Bising usus hiperaktif
3. Memonitor tanda dan gejala hipovolemia ( mis: - Turgor kulit kembali > 2 detik.
takikardia, nadi teraba lemah, TD ↓, turgor kulit ↓, mukosa - Mukosa mulut kering
mulut kering, CRT (Capillary Refill Time) melambat, BB - BB 54 kg
↓). - Terpasang infuse RL 30 tpm.
4. Memonitor jumlah pengeluaran diare. - TTV:
Teraupetik TD: 90/70 mmHg S : 38 oC
1. Memberikan asupan cairan oral (mis: larutan garam gula, N : 110 x/menit RR : 20 x/menit
oralit). A : Masalah belum teratasi.
2. Memasang jalur intravena. P : Intervensi dilanjutkan.
3. Memberikan cairan intravena (mis: ringer asetat, ringer
laktat), jika perlu.
4. Mengambil sempel darah untuk pemeriksaan darah
lengkap dan elektrolit.
5. Mengambil sampel feses untuk kultur, jika perlu.
Edukasi
1. Menganjurkan makanan porsi kecil dan sering secara
bertahap.
2. Menganjurkan menghindari makanan pembentukan gas,
pedas, dan mengandung laktosa.
Kolaborasi
1. Berkolaborasi pemberian obat antimotilitas (mis:
loperamide, difenoksilat).
2. Berkolaborasi pemberian obat antispasmodic/ spasmolitik
(mis: papaverin, ekstrak belladonna, mebeverine).
3. Berkolaborasi obat-obat pengeras feses (mis: atupulgit,
smektit, kaolin-pektin).
III 8 November Menejemen Hipovolemia S : Px merasa lemah, letih, lesu.
2019 Observasi O:
16.00 1. Memeriksa tanda dan gejala hipovolemia (mis: frekuensi - k/u lemah
nadi ↑, nadi teraba lemah, TD ↓, turgor kulit ↓, membrane - Turgor kulit ↓: kembali > 2 detik.
mukosa kering, volume urin ↓, hematokrit ↑, haus, lemah). - Membrane mukosa kering.
2. Memonitor intake dan output cairan. - Hematokrit ↑ : 55%
Teraupetik - BB 54 kg.
1. Menghitung kebutuhan cairan. - Terpasang infuse RL 30 tpm.
2. Memberikan asupan oral. - TTV:
Edukasi TD: 90/70 mmHg S : 38 oC
1. Menganjurkan memperbanyak asupan cairan oral. N : 110 x/menit RR : 20 x/menit
2. Menganjurkan menghindari perubahan posisi mendadak. A : Masalah belum teratasi.
Kolaborasi P : Intervensi dilanjutkan.
1. Berkolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis: NaCl,
RL).
2. Berkolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis: glukosa
2,5%, NaCl 0,4%).
IV 8 November Menejemen Hipertermia S : Px mengatakan demam.
2019 Observasi O:
16.30 1. Mengidentifikasi penyebab hipertermia (mis: dehidrasi, - k/u lemah
terpapar lingkungan panas). - Akral teraba hangat.
2. Memonitor suhu tubuh. - Terpasang infuse RL 30 tpm.
3. Memonitor kadar elektrolit. - TTV:
Teraupetik TD: 90/70 mmHg S : 38 oC
1. Melonggarkan atau lepaskan pakaian. N : 110 x/menit RR : 20 x/menit
2. Membasahi dan mengipasi permukaan tubuh. A : Masalah belum teratasi.
3. Memberikan cairan oral. P : Intervensi dilanjutkan.
4. Melakukan pendinginan eksternal (mis: selimut hipotermia
atau kompres dingin pada dahi, leher, dada, abdomen,
aksila).
Edukasi
1. Menganjurkan tirah baring.
Kolaborasi
1. Berkolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena,
jika perlu.
V 8 November Pencegahan Infeksi S:-
2019 Observasi O:
17.00 1. Memonitor tanda dan gejala infeksi dan sistemik. - k/u lemah
Teraupetik - Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer :
1. Membatasi jumlah pengunjung. gangguan peristaltic usus (bising usus 28
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak pasien dan x/menit).
lingkungan pasien. - Ketidakadekutan pertahanan tubuh sekunder:
Edukasi  Imununosupresi:
1. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi. - WBC: 12.000/ uL (normal 4.000 –
2. Mengajarkan cara mencuci tangan dengan benar. 10.000/ uL)
3. Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi dan cairan. - jumlah limfosit CD4: 100 sel/ mm3
Kolaborasi (normal berkisar antara 500 dan
1. Berkolaborasi pemberian obat, jika perlu. 1.600)
 Supresi respon inflamasi:
- Akral hangat
- Nyeri bagian perut.
- TTV:
TD: 90/70 mmHg S : 38 oC
N : 110 x/menit RR : 20 x/menit
A : Masalah belum teratasi.
P : Intervensi dilanjutkan.
DAFTAR PUSTAKA

PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Diagnostik,


Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai