HAMIL
OLEH
KELOMPOK 2
B12-A
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan HIV AIDS pada Ibu Hamil ”. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas Keperawatan HIV.
Dalam penulisannya penulis tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
berpartisipasi dalam kelancaran pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat dan
membangun demi menyempurnakan makalah ini. Akhirnya, semoga makalah ini
bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............…………………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................... 3
1.3 Tujuan ..........………….………………….………………...….…. 3
1.4 Mamfaat............................................................................................... 3
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang
HIV berarti virus yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia.
Ini adalah retrovirus, yang berarti virus yang mengunakan sel tubuhnya
sendiri untuk memproduksi kembali dirinya. Asal dari HIV tidak jelas,
penemuan kasus awal adalah dari sampel darah yang dikumpulkan tahun
1959 dari seorang laki–laki dari Kinshasa di Republik Demokrat Congo.
Tidak diketahui bagaimana ia terinfeksi.
Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan
gejala, infeksi dan kondisi yang diakibatkan infeksi HIV pada tubuh. Muncul
akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia sehingga infeksi dan
penyakit mudah menyerang tubuh dan dapat menyebabkan kematian. Infeksi
oportunistik adalah infeksi yang muncul akibat lemahnya system pertahanan
tubuh yang telah terinfeksi HIV atau oleh sebab lain.
Menurut Pusdatin Kemenkes, (2016).Pada tahun 2015 diperkirakan
terdapat 36,7 juta(34 juta-39,8 juta)orang hidup dengan HIV,meningkat
sebanyak3,4 juta dibandingkan tahun 2010.Sebanyak 2,1 juta diantaranya
merupakan kasus baru HIV.Namun dalam laporan yang sama terjadi
penurunan kematian,WHO mencatat sejak AIDS ditemukan hingga tahun
2015 terdapat 34 juta orang meninggal dan di tahun 2015 tercatat sebesar 1,1
Juta orang yang meninggal terkait dengan AIDS,menurun dibandingkan
tahun 2010 yang sebesar 1,5 Juta kematian.
1
Di Indonesia,HIV AIDS pertama kali ditemukan di provinsi bali pada
tahun 1987,hingga saat ini HIVAIDS sudah menyebar di 407 dari 507
kabupaten/kota di Indonesia. Menurut laporan Kemenkes RI (2013),kejadian
tertinggi HIV terjadi pada kelompok usia 25-49 tahun dengan persentase
73,4%.Perilaku seksual berisiko pada heteroseksual menjadi faktor risiko
tertinggi yaitu 45,6 % untuk HIV dan 78,4% untuk AIDS.Perbandingan
penderita laki-laki dan perempuan adalah 1:1 untuk HIV dan 2:1 untuk AIDS.
Jumlah penderita HIV AIDS perempuan semakin bertambah seiring
dengan meningkatnya penularan pada perilaku seksual yang tidak aman pada
laki-laki yang menularkan HIV kepada pasangan seksualnya,selain itu
penularan HIV dari ibu yang terinfeksi HIV.pada Triwulan III tahun 2013
yang menunjukan faktor risiko penularan HIV dari Ibu ke anak sebesar 4,3
%,meningkat 0,2 % .Penularan HIV dari Ibu ke anak tersebut dapat terjadi
pada saat kehamilan,persalinan,dan menyusui.Kementrian Kesehatan telah
mengupayakan pencegahan penularan HIV/AIDS dari Ibu ke anak sesuai
rekomendasi WHO(2009) dengan menerbitkan Pedoman Penularan HIV dari
Ibu ke Anak tahun 2012.PPIA merupakan salah satu upaya untuk
mengendalikan penularan HIV/AIDS,menurunkan kasus HIV serendah
mungkin,mengurangi stigma dan diskriminasi,serta menurunkan kematian
akibat AIDS (Getting to Zero).Prevalensi HIV pada Ibu hamil diproyeksikan
akan meningkat dari 0,38 % pada 2012 menjadi 0,49 % pada taun
2016.jumlah ibu hamil dengan HIV positif yang membutuhkan layanan PPIA
akan meningkat dari 13.189 orang tahun 2012 menjadi 16.191 orang tahun
2013.
HIV dapat menular melalui kontak darah, namun disini kami akan
mencoba membahas bagaiamana HIV AIDS yang dialami ibu hamil dan
bagaimana melakukan sebuah proses keperawatan pada ibu hamil dengan
HIV AIDS
2
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
4
lama karena penurunan sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi
HIV.
HIV adalah suatu infeksi virus yang menyebabkan terjadinya AIDS.
HIV melumpuhkan sistem kekebalan tubuh, terutama sel-sel darah putih yang
membantu dalam menghalau penyakit (Dr. Hutapea Ronald, 2011).
AIDS adalah sindrom dengan gejala penyakit oportunistik atau kanker
tertentu akibat menurunnya system kekabalan tubuh oleh infeksi virus HIV
(Brunner,2001).
AIDS adalah tranmisi human imuno defisiensi virus, suatu retrovirus
yang terjadi terutama melalui pertukaran cairan tubuh (Friedland, 1987).
2.2 Klasifikasi
5
a. Sub grup a: penyakit constitutional
b. Sub grup b: penyakit neurologic
c. Sub grup c: penyakit infeksi lain contoh: herpes
d. Sub grup d: kanker sukender
e. Sub grup e kondisi lainnya, misalnnya pneumonitis interstitial
limfosit (purwaningsih,wahyu. 2010).
2.3 Etiologi
6
2. Melalui darah yang terinfeksi yang diterima selama transfusi darah
dimana darah tersebut belum dideteksi virusnya atau pengunaan
jarum suntik yang tidak steril.
3. Dengan mengunakan bersama jarum untuk menyuntik obat bius
dengan seseorang yang telah terinfeksi.
4. Wanita hamil dapat juga menularkan virus ke bayi mereka selama
masa kehamilan atau persalinan dan juga melalui menyusui.
Penularan secara perinatal:
1. Ibu hamil yang terinfeksi HIV dapat menularkan HIV pada bayi
yang dikandungnya.
2. Penularan dari ibu terjadi terutama pada saat proses melahirkan,
karena pada saat itu terjadi kontak secara lansung antara darah ibu
dengan bayi sehingga virus dari ibu dapat menular pada bayi.
3. Bayi juga dapat tertular virus HIV dari ibu sewaktu berada dalam
kandungan atau juga melalui ASI
4. Ibu dengan HIV dianjurkan untuk PASI
Kelompok resiko tinggi:
1. Lelaki homoseksual atau biseks.
2. Orang yang ketagian obat intravena
3. Partner seks dari penderita AIDS
4. Penerima darah atau produk darah (transfusi).
5. Bayi dari ibu/bapak terinfeksi (purwaningsih,wahyu.2010).
2.4 Patofisilogi
7
protease, mengatur viral kimia untuk membentuk virus–virus yang baru.
Virus–virus baru tersebut keluar dari sel tubuh dan bergerak bebas dalam
aliran darah, dan berhasil menulari lebih banyak sel. Ini adalah sebuah proses
yang sedikit demi sedikit dimana akhirnya merusak sistem kekebalan tubuh
dan meninggalkan tubuh menjadi mudah diserang oleh infeksi dan penyakit–
penyakit yang lain. Dibutuhkan waktu untuk menularkan virus tersebut dari
orang ke orang.
Respons tubuh secara alamiah terhadap suatu infeksi adalah untuk
melawan sel–sel yang terinfeksi dan menggantikan sel–sel yang telah hilang.
Respons tersebut mendorong virus untuk menghasilkan kembali dirinya.
Jumlah normal dari sel–sel CD4+T pada seseorang yang sehat adalah 800–
1200 sel/ml kubik darah. Ketika seorang pengidap HIV yang sel–sel CD4+
T–nya terhitung dibawah 200, dia menjadi semakin mudah diserang oleh
infeksi–infeksi oportunistik. Infeksi–infeksi oportunistik adalah infeksi–
infeksi yang timbul ketika system kekebalan tubuh tertekan. Pada seseorang
dengn system kekebalan yang sehat. Infeksi infeksi tersebut tidak biasanya
mengancam hidup mereka tetapi bagi seorang pengindap HIV hal tersebut
dapat teradi fatal (purwaningsih, wahyu.2010)
2.5 Fatway
Hubungan seksual
dengan pasangan Transfusi darah Tertusuk jarum Ibu hamil
yang berganti-ganti, yang terinfeksi bekas penderita HIV menderita HIV
dengan yang HIV
terinfeksi HIV
Virus masuk dalam tubuh lewat luka
Sperma terinfeksi
berdarah
masuk kedalam
tubuh pasangan
Virus Masuk Dalam Peredaran Darah Dan Invasi Sel Target
lewat membran Hospes
mukosa vagina, anus
yang lecet atau luka T helper / Makrofag
CD4+ Sel B
Terjadi perubahan pada struktural sel diatas akibat transkripsi RNA virus + DNA sel
sehingga terbentuknya provirus
8
Menurunnya sistem kekebalan tubuh Infeksi Oportunistik
9
3. Jamur pada mulut
4. TB Paru
5. Infeksi bakterial berat
6. Skala Penampilan 3 : > 1 bulan)
7. Kanker kulit (Sarcoma Kaposi)
8. Radang Otak (Toksoplasmosis, Ensefalopati HIV)
9. Skala Penampilan 4 : terbaring di tempat tidur > 50% dalam masa 1
bulan terakhir.
Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase yaitu :
1. Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi.
Tidak ada gejala.
2. Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu
likes illness.
3. Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 atau lebih tahun dengan gejala
tidak ada.
4. Supresi imun simtomatik. Diatas 3 tahun dengan gejala demam,
keringat malam hari, B menurun, diare, neuropati, lemah, rash,
limfadenopati, lesi mulut.AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun
dari kondisi AIDS pertama kali ditegakkan. Didapatkan infeksi
oportunis berat dan tumor pada berbagai system tubuh, dan manifestasi
neurologist
HIV memasuki tubuh jika serum HIV menjafi positif dalam 10 minggu
suatu pemaparan yang menunjukkan gejala awal yang tidak spesifik yaitu:
1. Respon tipe influenza
2. Demam
3. Malaise
4. Mialgia
5. Diare
6. Nyeri tenggorokan
7. Ruam dapat menetap 2-3 minggu
8. Berat badan menurun
9. Fatique.
10
10. Anoreksia.
11. Mungkin menderita kandidiasis otot faring atau vagina
11
9) Pemeriksaan parental juga dapat menunjukkan adanya goorhoe,
kandidiasis, hepatitis B, tuberkolosis, sitomegalovirus, dan
toksoplasmosis (purwaningsih,wahyu.2010).
2.8 Penatalaksanaan
12
pasien bagaimana menghadapi kenyataan ketika anak mengidap AIDS
dan kemungkinan isolasi dari masyarakat.
2.9 Pencegahan
Pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi dapat dicegah melalui tiga
cara, dan bisa dilakukan mulai saat masa kehamilan, saat persalinan, dan
setelah persalinan. Cara tersebut yaitu:
13
ini juga mempunyai resiko karena kondisi imunitas ibu yang rendah yang
bisa memperlambat penyembuhan luka. Oleh karena itu, persalinan per
vagina atau sectio caesaria harus dipertimbangkan sesuai kondisi gizi,
keuangan, dan faktor lain.
3. Penatalaksanaan selama menyusui. Pemberian susu formula sebagai
pengganti ASI sangat dianjurkan untuk bayi dengan ibu yang positif
HIV. Karena sesuai dengan hasil penelitian, didapatkan bahwa ± 14 %
bayi terinfeksi HIV malalui pemberian ASI
2.10 Kompikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien dengan HIV/AIDS adalah
sebagai berikut:
1. Oral Lesi
Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral, gingivitis,
peridonitis Human Immunodeficiency Virus (HIV), leukoplakia
oral,nutrisi,dehidrasi,penurunan berat badan, keletihan dan cacat.
2. Neurologik
a. kompleks dimensia AIDS karena serangan langsung Human
Immunodeficiency Virus (HIV) pada sel saraf, berefek perubahan
kepribadian, kerusakan kemampuan motorik, kelemahan, disfasia, dan
isolasi social.
b. Enselophaty akut, karena reaksi terapeutik, hipoksia, hipoglikemia,
ketidakseimbangan elektrolit, meningitis / ensefalitis. Dengan efek :
sakit kepala, malaise, demam, paralise, total / parsial.
c. Infark serebral kornea sifilis meningovaskuler,hipotensi sistemik, dan
maranik endokarditis.
d. Neuropati karena imflamasi demielinasi oleh serangan Human
Immunodeficienci Virus (HIV)
3. Gastrointestinal
a. Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal,
limpoma, dan sarcoma kaposi. Dengan efek, penurunan berat badan,
anoreksia, demam, malabsorbsi, dan dehidrasi.
14
b. Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma,sarcoma Kaposi, obat
illegal, alkoholik. Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen,
ikterik,demam atritis.
c. Penyakit Anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi
perianal yang sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan
sakit, nyeri rectal, gatal-gatal dan siare.
4. Respirasi
Infeksi karena Pneumocystic Carinii, cytomegalovirus, virus influenza,
pneumococcus, dan strongyloides dengan efek nafas pendek, batuk,
nyeri, hipoksia, keletihan,gagal nafas.
5. Dermatologik
Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis
karena xerosis, reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus dengan efek
nyeri,gatal,rasa terbakar,infeksi skunder dan sepsis.
6. Sensorik
a. Pandangan : Sarkoma Kaposi pada konjungtiva berefek kebutaan
b. Pendengaran : otitis eksternal akut dan otitis media, kehilangan
pendengaran dengan efek nyeri
15
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1) Data yang dapat dikumpulkan pada klien yaitu data sebelum dan selama
kehamilan
1. Identitas pasien
2. Riwayat Kesehatan
Masa lalu
Sekarang
Menstruasi
Reproduksi
3. Keluhan Utama
Pasien mengeluh BAB encer, lemas, mual muntah, nafsu makan
menurun,takut pada kondisi bayi yang dikandungnya.
16
Pemeriksaan darah meliputi pemeriksaan virus HIV/AIDS. Penurunan
sel T limfosit; jumlah sel T4 helper; jumlah sel T8 dengan
perbandingan 2:1 dengan sel T4; peningkatan nilai kuantitatif P24
(protein pembungkus HIV); peningkatan kadar IgG, Ig M dan Ig A;
reaksi rantai polymerase untuk mendeteksi DNA virus dalam jumlah
sedikit pada infeksi sel perifer monoseluler; serta tes PHS (pembungkus
hepatitis B dan antibodi,sifilis, CMV mungkin positif).
Gejala : Penyembuhan yang lambat (anemia), perdarahan lama pada
cedera.
Tanda : Perubahan TD postural, menurunnya volume nadi perifer, pucat
/ sianosis, perpanjangan pengisian kapiler.
17
Tanda : Feces encer dengan atau tanpa mucus atau darah, diare pekat
dan sering, nyeri tekan abdominal, lesi atau abses
rectal,perianal,perubahan jumlah, warna,dan karakteristik urine.
e. Makanan / Cairan
Gejala : Anoreksia, mual muntah, disfagia
Tanda : Turgor kulit buruk, lesi rongga mulut, kesehatan gigi dan gusi
yang buruk, edema.
f. Hygiene
Gejala : Tidak dapat menyelesaikan aktifitas sehari-hari
Tanda : Penampilan tidak rapi, kurang perawatan diri.
g. Neurosensori
Tingkat kesadaran bumil dengan HIV/AIDS terkadang mengalami
penurunan karena proses penyakit. Hal itu dapat disebabkan oleh
gangguan imunitas pada bumil.
Gejala : Pusing, sakit kepala, perubahan status mental, kerusakan status
indera, kelemahan otot, tremor, perubahan penglihatan.
Tanda : Perubahan status mental, ide paranoid, ansietas, refleks tidak
normal, tremor, kejang, hemiparesis, kejang.
h. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Nyeri umum / local, rasa terbakar, sakit kepala,nyeri dada
pleuritis.
Tanda : Bengkak sendi, nyeri kelenjar,nyeri tekan,penurunan rentan
gerak, pincang.
i. Pernafasan
Kaji pernafasan bumil, apabila ibu telah terinfeksi sistem pernafasan
maka sepanjang jalur pernafasan akan mengalami gangguan. Misal RR
meningkat, kebersihan jalan nafas.
Gejala : ISPA sering atau menetap, napas pendek progresif, batuk,
sesak pada dada.
Tanda : Takipnea, distress pernapasan, perubahan bunyi napas, adanya
sputum.
j. Keamanan
18
Gejala : Riwayat jatuh, terbakar, pingsan,luka, transfuse darah, penyakit
defisiensi imun, demam berulang, berkeringat malam.
Tanda : Perubahan integritas kulit,luka perianal / abses, timbulnya
nodul, pelebaran kelenjar limfe, menurunya kekuatan umum, tekanan
umum.
k. Seksualitas
Gejala : Riwayat berprilaku seks beresiko tinggi, menurunnya libido,
penggunaan pil pencegah kehamilan.
Tanda : Kehamilan, herpes genetalia
l. Interaksi Sosial
Bagi keluarga pasien cenderung untuk menjauh sehingga akan
menambah tekanan psikologis pasien.
Gejala : Masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis, isolasi, kesepian,
adanya trauma AIDS
Tanda : Perubahan interaksi
m. Penyuluhan / Pembelajaran
Kurangnya pemahaman tentang pengobatan, perawatan serta prognosis
tentang HIV.
Gejala : Kegagalan dalam perawatan, prilaku seks beresiko tinggi,
penyalahgunaan obat-obatan IV, merokok, alkoholik.
B. Diagnosa Keperawatan
1) Risiko Hipovolemia ( D.0034)
2) Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidak mampuan mengabsorsi
nutrien,AIDS (D.0019)
3) Ansietas berhubungan dengan transmisi dan penularan interpersonal ( pada
bayi ) (D.0080)
4) Defisit pengetahuan tentang manajemen penyakit berhubungan dengan
Kurang terpapar informasi tentang penyakit Kronis(D.0111)
19
C. Rencana Keperawatan (Intervensi)
Diagnosa Tujuan kriteria Intevensi
hasil
Risiko hipovolemi Setelah diberikan Manajemen Hipovolemi:
asuhan Observasi :
Faktor risiko
keperawatan
a. Periksa tanda dan gejala
Kehilangan selama ....x.....
cairan secara diharapkan status hipovolemi( Frekuensi nadi
aktif cairan membaik meningkat,nadi traba
(L.03028) lemah,tekanan darah
Gangguan
absorbsi cairan Kriteria hasil menurun,turgor kulit
menurun,membran mukosa
Status Kekuatan nadi
meningkat kering,volume urin menurun)
hipermetabolik
20
hasil
Defisit Nutrisi Setelah diberikan Manajemen Nutrisi
(D.0019) asuhan a. Identifikasi status
keperawatan
Penyebab: nutrisi,alergi dan
selama ....x.....
Ketidak diharapkan Status intoleransi
mampuan nutrisi makanan,makanan yang
membaik(L.03030
mengabsorsi disukai,kebutuhan kalori
)
nutrie. dan jenis nutrien.
Kriteria hasil
Ketidakmampua
Porsi makan b. Monitor asupan makanan
n menelan makan
yang
Ketidakmampua c. Monitor berat badan.
dihabiskan
n mencerna Cukup d. Fasilitasi menentukan
makanan meningkat
pedoman diet.
Peningkatan Sariawan
berkurang e. Sajikan makanan secara
kebutuhan
Diare menarik dan suhu yang
metabolisme
berkurang disesuaikan.
Tanda dan gejala
mayor Berat badan f. Berikan makanan tinggi
membaik
Berat badan kalori dan tinggi protein.
Frekuensi
menurun
makan g. Ajarkan diet yang
minimal 10% membaik diprogramkan
dibawah rentang
Membran
h. Kolaborasi pemberian
ideal
mukosa medikasi sebelum
Tanda gejala minor membaik
makan.
Cepat kenyang
setelah makan i. Kolaborasi dengan ahli
Kram/nyeri gizi mengenai kebutuhan
abdomen kalori dan nutrien.
Nafsu makan
menurun
Bising usus
hiperaktif
21
Membran
mukosa pucat
Sariawan
Serum albumin
turun
Diare
Kondisi terkait
AIDS
22
Palpitasi g. Informasikan secara
Merasa tidak faktual mengenai
berdaya diagnosa,pengobatan,da
Frekuensi napas n prognosis
meningkat h. Anjurkan keluarga untuk
Frekuensi nadi tetap bersama pasien
meningkat i. Latih penggunaan
Tremor mekanisme pertahanan
Muka tampak diri yang tepat
pucat j. Ajarkan pasien dalam
Suara bergetar menggunakan teknik
relaksasi
k. Kolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian
terapi
23
perilaku tidak masalah yang kesempatan untuk
sesuai anjuran dihadapi bertanya
menurun
Menunjukan Jelaskan faktor risiko yang
persepsi yang
persepsi yang keliru terhadap dapat mempengaruhi
keliru terhadap mamsalah kesehatan
menurun
masalah Ajarkanperilaku hidup
Tanda gejala minor bersih dan sehat
Menunjukan Ajarkan strategu yang
perilaku dapat digunakan untuk
berlebihan meningkatkan perilaku
hidu bersih dan sehat.
E. Implementasi
Didasarkan pada diagnosa yang muncul baik secara aktual, resiko, atau
potensial. Kemudian dilakukan tindakan keperawatan yang sesuai.
F. Evaluasi
a. Dapat tidur/beristirahat adekuat
b. Membran mukosa pasien lembab, turgor kulit baik, tanda-tanda vital stabil,
haluaran urine adekuat
c. Menunjukkan nilai laboratorium dalam batas normal
d. Menunjukkan perbaikan energi yang adekuat.
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
HIV adalah suatu infeksi virus yang menyebabkan terjadinya AIDS. HIV
melumpuhkan sistem kekebalan tubuh, terutama sel-sel darah putih yang
membantu dalam menghalau penyakit (Dr. Hutapea Ronald, 2011).
25
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/310439392/Asuhan-Keperawatan-Pada-
Ibu-Hamil-Dengan-Gangguan-Hiv
26