Anda di halaman 1dari 23

TUGAS KEPERAWATAN ANAK II

“Asuhan Keperawatan pada AnaK dengan HIV/AIDS”

Disusun oleh :
KELOMPOK II

NAMA NPM
Alisya. Zanty. H. Samangun 12114201190008
Antho Siahaya 12114201190021
Bravino Lewoul 12114201170017
Chrisvy Kakisina 12114201190300
Dewi. A. Luturmas 12114201190053
Fenryan Soumahu 12114201190076
Ficka Latulola 12114201190080
Grheinia. D. Reasoa 12114201190323
Heslin Lumuly 12114201190104
Ivana Rakil 12114201190115
Lady Lute 12114201190137
Maria Layaba 12114201190162
Maria Puspita Juliana 12114201190161
Mahlatu Faisal 12114201190152
Merlyn Ralahalu 12114201190181
Prisilia Kowarin 12114201190214
Prisilla Duganata 12114201190321
Tirsa Bakarbessy

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU
2021

1
KATA PENGANTAR

Patutlah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas
kasihnya kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.

Tersusunya makalah ini tidak terlepas dan peran serta berbagai pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan
semoga Tuhan dapat membalas semua kebaikan saudara – saudara.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini memiliki banyak kekurangan, untuk
itu kami membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah ini dapat
menjadi yang terbaik.

Semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, kiranya Tuhan
Yang Maha Esa selalu menyertai kita.

Ambon, 21 November 2021

Kelompok 1

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
HIV atau Human Immunodeficiency Virus merupakan virus yang menyebabkan
infeksi HIV, sedangkan AIDS atau Acquired Immunodeficiency Syndrome adalah tahap
infeksi HIV paling tinggi. Dengan kata lain, HIV adalah virus yang dapat menyebabkan
Acquired Immunodeficiency Virus Syndrome (AIDS) jika tidak diobati. Tidak seperti
beberapa virus lain, tubuh manusia tidak dapat menyingkirkan HIV sepenuhnya, bahkan
dengan pengobatan sekalipun. Jadi, jika seseorang sudah terinfeksi HIV, maka HIV
tersebut akan selamanya (seumur hidup) ada di dalam tubuh. (Maria Putri Sari Utami,
2019)
AIDS pada anak pertama kali dilaporkan oleh Oleske, Rubbinstein dan Amman
pada tahun 1983 di Amerika serikat. Sejak itu laporan jumlah AIDS pada anak di
Amerika makin lama makin meningkat. Pada bulan Desember di Amerika dilaporkan
1995 maupun pada anak yang berumur kurang dari 13 tahun menderita HIV dan pada
bulan Maret 1993 terdapat 4480 kasus. Jumlah ini merupakan 1,5 % dan seluruh jumlah
kasus AIDS yang dilaporkan di Amerika. Di Eropa sampai tahun 1988 terdapat 356 anak
dengan AIDS. Kasus infeksi HIV terbanyak pada orang dewasa maupun pada anak –
anak tertinggi didunia adalah di Afrika.
Sejak dimulainya epidemi HIV/ AIDS, telah mematikan lebih dan 25 juta orang,
lebih dan 14 juta anak kehilangan salah satu atau kedua orang tuanya karena AIDS.
Setiap tahun juga diperkirakan 3 juta orang meninggal karena AIDS, 500 000 diantaranya
adalah anak usia dibawah 15 tahun. Setiap tahun pula terjadi infeksi baru pada 5 juta
orang terutama di negara terbelakang atau berkembang, dengan angka transmisi sebesar
ini maka dari 37,8 juta orang pengidap infeksi HIV/AIDS pada tahun 2005, terdapat 2,1
juta anak – anak dibawah 15 tahun. (WHO 1999)
Diperkirakan bahwa, untuk waktu mendatang yang dapat diduga, sedikitnya
500.000 bayi akan terlahir terinfeksi HIV setiap tahun, kebanyakan dalam negara
pengahsilan rendah dengan epidemi generalized. Penularan HIV pada ibu ke bayi

3
bertanggung jawab untuk hampir semua 2,3 juta anak di bawah usia 15 tahun yang
diperkirakan hidup dengan HIV, hampir 90% di Afrika sub-sahara.
A. Rumusan masalah
1. Bagaimana dengan tinjauan teoritis terkait penyakit HIV/AIDS?
2. Bagaimana dengan asuhan keperawatan pada anak dengan penyakit HIV/AIDS?

B. Tujuan Penulisan
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang timbul pada rumusan masalah.

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN HIV/AIDS
AIDS adalah penyakit yang berat yang ditandai oleh kerusakan imunitas seluler
yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency virus (HIV) atau penyakit fatal secara
keseluruhan dimana kebanyakan pasien memerlukan perawatan medis dan keperawatan
canggih selama perjalanan penyakit. (Carolyn, M.H. 2019)
AIDS (Acquired immunodeficiency syndrom) adalah kumpulan gejala penyakit
akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh secara bertahap yang disebabkan oleh infeksi
Human Immunodeficiency virus (HIV). (Mansjoer, 2000)

B. ETIOLOGI HIV/AIDS
Penyebab penyakit AIDS adalah HIV yaitu virus yang masuk dalam kelompok
retrovirus yang biasanya menyerang organ – organ vital sistem kekebalah tubuh manusia.
Penyakit ini dapat ditularkan melalui penularan seksual, kontaminasi patogen di dalam
darah, dan penularan masa perinatal.
a. Faktor resiko tertular HIV pada bayi dan anak adalah :
1. Bayi yang lahir dengan pasangan biseksual
2. Bayi yang lahir dari ibu dengan pasangan berganti
3. Bayi yang lahir dari ibu atau pasangannya penyalahgunaan obat intravena
4. Bayi atau anak yang mendapatkan transfusi darah atau produk darah berulang
5. Anak yang terpapar pada infeksi HIV dari kekerasan seksual (perlakuan salah
seksual).
b. Cara penularan
Penularan HIV dari ibu kepada bayinya dapat melalui :
1. Dari ibu kepada anak dalam kandungannya (antepartum)\
Ibu hamil yang terinefksi HIV dapat menularkan virus tersebut ke bayi yang
dikandungnya. Cara transmisi ini dinamakan juga transmisi secara vertikal.
Transmisi dapat terjadi melalui plasenta (intrauterin), yaitu pada waktu bayi
terpapar dengan darah ibu.

5
2. Selama persalinan (intrapartum)
Selama persalinan bayi dapat tertular darah atau cairan servikovaginal yang
mengandung HIV melalui paparan trakeobronkial atau tertelan pada jalan
lahir.
3. Bayi baru lahir terpajan oleh cairan tubuh ibu yang terinfeksi
Pada ibu yang terinfeksi HIV, ditemukan virus pada cairan vagina 21%, cairan
aspirasi lambung pada bayi yang dilahirkan. Besarnya paparan pada jalan lahir
sangat dipengaruhi dengan adanya kadar HIV pada cairan vagina ibu, cara
persalinan, ulkus serviks atau vagina, perlukaan dinding vagina, infeksi cairan
ketuban, ketuban pecah dini, persalinan prematur, penggunaan elektrode pada
kepala janin, penggunaan vakum atau forsep, episiotomi dan rendahnya kadar
CD4 pada ibu.
4. Bayi tertular melalui pemberian ASI
Trasmisi pasca persalinan sering terjadi melalui pemberian ASI. ASI diketahui
banyak mengandung HIV dalam jumlah cukup banyak. Konsentrasi median
sel yang terinfeksi HIV pada ibu yang menderita HIV adalah 1/10 4 sel,
partikel virus ini dapat ditemukan pada componen sel dan non sel ASI.
Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi resiko transmisi HIV melalui ASI
antara lain mastitis atau luka diputing, lesi di mucosa mulut bayi, prematuritas
dan respon imun bayi. Penularan HIV melalui ASI diketahui merupakan
faktor penting penularan pasca persalinan dan meningkatkan resiko transmisi
dua kali lipat.

C. Manifestasi Klinis HIV/AIDS


Gejala mayor :
1. Demam berkepanjangan
2. Diare kronis berulang maupun terus menerus
3. Penurunan berat badan lebih dan 10%
Gejala minor :
1. Batuk kronis selama 1 bulan
2. Infeksi pada mulut dan tenggorokan disebabkan jamur candida albican

6
3. Pembengkakan kelenjar getah bening diseluruh tubuh yang menetap
4. Munculnya herpes zosters berulang
5. Bercak – bercak dan gatal- gatal diseluruh tubuh

D. CARA PENULARAN
Penyebaran HIV tidak melalui udara atau melalui nyamuk, kutu, atau gigitan
serangga lainnya. Seseorang tidak dapat terin feksi HIV dengan cara berjabat tangan,
memeluk orang yang ter infeksi HIV, atau dari benda-benda seperti piring, tempat duduk
di toilet, atau gagang pintu yang digunakan oleh orang yang terkena HIV. HIV menyebar
melalui kontak langsung dengan cairan tubuh tertentu dari seseorang yang mengidap
HIV. (Maria Putri Sari Utami, 2019)
Ada tiga cara seseorang bisa tertular atau menularkan HIV/ AIDS yaitu sebagai berikut.
(Maria Putri Sari Utami, 2019)
1) Hubungan Seksual
Hubungan seksual adalah cara yang paling umum terjadi, baik secara vaginal,
oral, atau anal dengan seorang pengidap. Di Amerika Serikat, HIV dapat
menyebar ketika seseorang melakukan seks anal, vaginal, atau berbagi peralatan
suntik narkoba dengan seseorang yang mengidap HIV. Untuk mengurangi risiko
infeksi HIV, sebaiknya gunakan kondom dengan benar dan konsisten saat
berhubungan seks, batasi jumlah pasangan seksual, dan jangan pernah berbagi
peralatan suntik nar koba. HIV/AIDS lebih mudah terjadi penularan bila terdapat
lesi penyakit kelamin dengan ulkus atau peradangan jaringan, seperti herpes
genitalis, sifilis, gonore, klamidia, kankroid, dan trikomoniasis. Risiko pada seks
anal lebih besar dibanding dengan seks vaginal. Risiko juga lebih besar pada yang
reseptif dari pada yang insentif.
2) Kontak Langsung dengan Darah atau Produk Darah atau Jarum Suntik
Ada enam cairan tubuh yang dapat menyebarkan virus HIV yaitu darah, air mani,
cairan pra-mani, cairan vagina, cairan rektal, dan ASI. Seseorang bisa tertular atau
menularkan HIV/ AIDS karena hal – hal berikut.
a. Transfusi darah tercemar
b. Pemakaian jarum yang tidak steril.

7
c. Pemakaian bersama jarum suntik dan sempritnya pada para pencandu
narkotika suntik.
d. Penularan lewat kecelakaan tertusuk jarum pada petugas kesehatan.
3) Secara Vertikal dari Ibu Hamil Pengidap HIV kepada Bayinya, Baik Selama
Hamil, Saat Melahirkan, Maupun Setelah Melahirkan
Penularan dari ibu ke anak adalah cara paling umum anak anak untuk
terinfeksi HIV. Obat-obatan HIV diberikan kepada wanita pengidap HIV selama
kehamilan, dan persalinan. Selain itu, obat – obat HIV juga diberikan kepada bayi
setelah lahir untuk mengurangi risiko penularan HIV dari ibu ke anak.
Infeksi HIV terkadang ditularkan ke bayi melalui air susu ibu (ASI). Saat
ini belum diketahui dengan pasti penyebab penularan ini hanya terjadi pada
beberapa bayi tertentu tetapi tidak pada bayi lain. ASI terdapat lebih banyak virus
HIV pada ibu – ibu yang baru saja terkena infeksi dan ibu – ibu yang telah
memperlihatkan tanda – tanda penyakit AIDS. Setelah 6 bulan, pada saat bayi
menjadi lebih kuat dan besar, bahaya diare dan infeksi menjadi lebih baik. ASI
dapat diganti dengan susu lain dan memberikan makanan tambahan. Dengan cara
ini, bayi akan mendapat manfaat ASI dengan risiko lebih kecil untuk terkena HIV.

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK DAN PENUNJANG


Pemeriksaan penunjang dibagi menjadi dua yaitu untuk men diagnosis
HIV/AIDS, dan untuk mendeteksi gangguan sistem imun. (Maria Putri Sari Utami, 2019)
1. Tes untuk mendiagnosis HIV/AIDS yaitu sebagai berikut. (Maria Putri Sari
Utami, 2019)
a. ELISA
b. Western blot
c. P24 antigen test
d. Kultur HIV
2. Tes untuk mendeteksi gangguan sistem imun yaitu sebagai berikut. (Maria Putri
Sari Utami, 2019)
a. Hematokrit
b. LED

8
c. Rasio CD4/CD Limfosit
d. Serum mikroglobulin B2
e. Hemoglobin

F. KOMPLIKASI HIV/AIDS
Menurut Komisi Penanggulangan AIDS Nasional tahun 2003, komplikasi yang
terjadi pada pasien HIV/AIDS adalah sebagai berikut. (Maria Putri Sari Utami, 2019)
1) Kandidiasis bronkus, trakea, atau paru – paru
2) Kandidiasis esofagus
3) Kriptokokosis ekstra paru
4) Kriptosporidiosis intestinal kronis >1 bulan
5) Rinitis CMV (gangguan penglihatan)
6) Herpes simpleks, ulkus kronik >1 bulan
7) Mycobacterium tuberculasis di paru atau ekstra paru
8) Ensefalitistoksoplasma

G. PATHWAY HIV/AIDS

9
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
DENGAN HIV/AIDS

I. Biodata
A. Identitas Klien
Nama/Nama panggilan : An. G
Tempat tgl lahir/usia : Ambon, 23 April 2015/ 6 tahun
Jenis kelamin : Laki – laki
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SD
Alamat : Karang Panjang
Tgl masuk : 21/11/2021
Tgl pengkajian : 21/11/2021
Diagnosa medik : HIV/AIDS
B. Identitas Orang tua
1) Ayah
Nama : Tn. S
Usia : 30 Tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan/sumber penghasilan : PNS
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Karang Panjang
2) Ibu
Nama : Ny. S
Usia : 28 Tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan/Sumber penghasilan: PNS
Agama : Krsiten Protestan
Alamat : Karang Panjang
C. Identitas Saudara Kandung

10
No. Nama Usia Hubungan Status Kesehatan
1. - - - -

II. Riwayat Kesehatan


Keluhan Utama : Klien datang dengan keluhan nafsu makan berkurang, berat badannya
menurun. Klien terus batuk – batuk sejak satu minggu yang lalu, kemudian dua hari
yang lalu mulai disertai sesak napas.
Riwayat keluhan utama : Nafsu makan berkurang klien, berat badan klien menurun,
badan kurus. Klien terus batuk – batuk sejak satu minggu yang lalu, kemudian dua hari
yang lalu mulai disertai sesak napas. Dari data pemeriksaan Rumah Sakit, klien
dikatakan terkena HIV/AIDS. Data inu di dukung dari tanda – tanda : anoreksia, Suhu
tubuh meningkat : 38 ° C
III. Riwayat Imunisasi :
No. Jenis Imunisasi Waktu Pemberian Frekuensi Reaksi Setalah
Pemberian
1. BCG Sejak lahir (0-2 bulan) 1x Deman
2. DPT (I,II,III,IV) 3,5,7 bulan 3x Demam
3. Polio (I,II,III,IV) 0,2,4 dan 6 bulan 4x Demam
4. Campak 9 bulan 1x Demam
5. Hepatitis B 3 dan 5 bulan 2x Demam

IV. Riwayat Tumbuh Kembang


A. Pertumbuhan Fisik
1. Berat badan : 20 kg
2. Tinggi badan : 115 cm
3. Waktu tumbuh gigi : 1 Tahun
B. Perkembangan Tiap tahap Usia anak saat
1. Berguling : 4 bulan
2. Duduk : 7 bulan
3. Merangkak : 8 bulan

11
4. Berdiri : 9 bulan
5. Berjalan : 12 bulan
6. Berpakaian tanpa bantuan : 5 tahun

V. Riwayat Nutrisi
A. Pemberian ASI
1. Pertama kali disusui : Dari baru lahir
2. Cara pemberian : Setiap kali menangis dan tanpa menangis
3. Lama pemberian : 2 tahun
B. Pemberian susu formula
1. Alasan pemberian : -
2. Jumlah pemberian : -
3. Cara pemberian :-
C. Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian
1. 0-4 Bulan Asi Eksklusif 4 bulan
2. 4-12 Bulan Asi yang didampingi NPASI 12 bulan
3. Saat ini Makanan Padat (Nasi dan lauk) Sampai saat ini

VI. Riwayat Psikososial


a. Anak tinggal dengan : Orang tua
b. Lingkungan berada di : Perumahan
c. Apakah ada tangga yang bisa berbahaya : Tidak
d. Hubungan antar anggota keluarga : Baik
e. Pengasuh anak : Orang Tua

VII. Riwayat Spiritual


a. Support sistem dalam keluarga : Orang Tua
b. Kegiatan keagamaan : Beribadah

VIII. Aktivitas sehari – hari

12
A. Nutrisi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Selera makan Baik Menurun


2. Menu makan Nasi, Ikan dan sayur Nasi, ikan dan sayur
3. Frekwensi makan 3x sehari 1x sehari
4. Makanan pantangan Tidak ada Tidak ada
5. Pembatasan pola makan Tidak ada Tidak ada
6. Cara makan Mandiri Disuapi Orang Tua
7. Ritual saat makan Nonton Youtube Nonton Youtube

B. Cairan
Kondisi Sebelum sakit Sesudah Sakit
1) Jenis minuman Air putih, susu Air putih, susu
2) Frekuensi minum 4-5x sehari (± 900-100cc) 4-5x sehari (± 900-100cc)
3) Kebutuhan cairan 1.000 cc 1.000cc
4) Cara pemenuhan Mandiri Mandiri

C. Eliminasi (BAB & BAK)


Kondisi Sebelum sakit Sesudah Sakit
BAB (Buang Air Besar)
1. Tempat pembuangan WC WC
2. Frekuensi (waktu) 1 – 2 x sehari 1 – 2 x sehari
3. Konsistensi Padat Padat
4. Kesulitan - -
5. Obat pencahar - -
BAK (Buang Air Kecil)
1. Tempat pembuangan WC WC
2. Frekuensi (waktu) 3-4 x sehari 3-4 x sehari
3. Warna dan bau Kuning jernih, bau khas Kuning jernih, bau khas

13
4. Volume 500 cc 500 cc
5. Kesulitan - -

D. Istirahat Tidur
Kondisi Sebelum sakit Sesudah Sakit
1. Jam tidur
a. Siang 01.00 – 15.00 Tidak menentu
b. Malam 22.00 – 06.30 Tidak menentu
2. Pola tidur Teratur Tidak teratur
3. Kebiasaan sebelum tidur Nonton Youtube Nonton Youtube
4. Kesulitan tidur - -

E. Olaragah
Kondisi Sebelum sakit Sesudah Sakit
1. Program olah raga - -
2. Jenis dan frekuensi - -
3. Kondisi setelah olahraga - -

F. Personal Hygiene
Kondisi Sebelum sakit Sesudah Sakit
1. Mandi
a. Cara Mandiri Diseka
b. Frekuensi 2x sehari 2x sehari
c. Alat mandi Shower Waslap
2. Cuci rambut
a. Frekuensi 1x sehari Belum mencuci rambut
b. Cara Mandiri -
3. Gunting kuku
a. Frekuensi Saat kuku panjang Belum gunting kuku
b. Cara Mandiri -
4. Gosok gigi

14
a. Frekuensi 3x sehari 2x sehari
b. Cara Mandiri Dibantu

IX. Pemeriksaan Fisik


1. Kesadaran : Kompos Mentis
2. Tanda – tanda vital
a. Tekanan darah : 90/60 mmHg
b. Denyut nadi : 120x / menit
c. Suhu : 38 ̊ C
d. Pernapasan : 16x/ menit
3. Antropometri
a. Berat Badan : 20 kg
b. Tinggi Badan : 115 cm
4. Sistem pernapasan.
a. Hidung : Simetris, pernafasan cuping hidung : ada, secret : ada
b. Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar
limfe di sub mandibula
c. Dada : Masih terlihat normal.
5. Sistem cardiovaskuler
a. Conjunctiva : Tidak anemia, bibir : pucat
b. Tekanan vena jugularis : Tidak meninggi
c. Ukuran jantung : tidak membesar
d. Suara jantung : tidak ada bunyi abnormal
6. Sistem Indra.
a. Mata : Mata agak cekung
b. Hidung : Penciuman kurang baik
c. Telinga : Telinga simetris kanan dan kiri, tidak ada serum, telinga
tampak bersih, tidak ada perdarahan, tidak ada nyeri pada telinga.
7. Sistem integumen
a. Rambut : Rambut hitam dan merata
b. Kulit : Teraba hangat

15
c. Kuku : Pendek dan bersih
8. Sistem Endokrin
a. Kelenjar thyroid : Tidak nampak, teraba tidak ada pembesaran
b. Suhu tubuh : Penurunan suhu tubuh : 35 ̊ C
c. Tidak ada riwayat diabetes
9. Sistem Imun
a. Klien tidak ada riwayat alergi
b. Imunisasi lengkap
c. Penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca tidak ada

16
Nama Pasien : An. G

No. Rekam medik : 1212123

Ruang rawat : Mawar

DATA FOKUS

Data Subjektif Data Objektif


• Ibu klien mengatakan Klien terus • Pasien tampak sesak
batuk – batuk sejak satu minggu yang • RR : 16 x/menit
lalu, kemudian dua hari yang lalu • Terdapat penumpakan secret
mulai disertai sesak napas. • Klien tampak Kurus
• Ibu klien mengatakan berat badan • Anoreksia
anaknya menurun • S : 38°C
• Nafsu makannya berkurang • Klien tampak berkeringat
• Klien mengatkan badannya terasah • Klien kelihatan gelisah
panas. • N : 120 x/menit
• Klien menangis

ANALISIS DATA

NO DATA ETILOGI MASALAH


1. DS : Akumulasi secret Bersihan jalan nafas
• Ibu klien mengatakan Klien tidak efektif
terus batuk – batuk sejak satu
minggu yang lalu, kemudian
dua hari yang lalu mulai
disertai sesak napas.
DO :
• Pasien tampak sesak
• RR : 16 x/menit

17
• Terdapat penumpakan secret
2. DS : Terjadi gangguan Ketidakseimbangan
• Ibu klien mengatakan berat pada gastrointestinal nutrisi kurang dari
badan anaknya menurun dan kesulitan menelan kebutuhan tubuh
• Nafsu makannya berkurang sehingga nafsu makan
DO : berkurang serta mual,
• Klien tampak Kurus muntah.

• Anoreksia
3. DS : Pelepasan pyrogen Hipertemia
• Klien mengatkan badannya dari hipotalamus
terasah panas sekunder terhadap
DO : reaksi antigen dan
• S : 38°C antibody
• Klien tampak berkeringat
• Klien kelihatan gelisah
• N : 120 x/menit
• Klien menangis

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi secret


2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
3) Hipertimia berhubungan dengan Pelepasan pyrogen dari hipotalamus sekunder terhadap
reaksi antigen dan antibody.

18
INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI


1 Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan tindakan selama 1x24 jam 1. Auskultasi area paru,catat area
tidak efektif anak menunjukan yang efektif dengan criteria penurunan/tidak ada aliran udara dan bunyi
berhubungan dengan hasil : napas adventisius
akumulasi secret a. Mempertahankan kepatenan jalan napas 2. Kaji ulang tanda-tanda vital (irama dan
dengan bunyi napas bersih/jelas. frekuensi, serta gerakan dinding dada)
b. Klien merasa nyaman ketika bernapas 3. Bantu pasien latihan napas sering.
c. Tidak ada sekret 4. Penghisapan sesuai indikasi
5. Berikan cairan sedikitnya 2500 ml/hari
(kecuali kontraindikasi)
6. Berikan obat yang dapat meningkatkan
efektifnya jalan nafas (seperti bronchodilator)
2 Ketidakseimbangan Tujuan : kebutuhan nutrisi pada anak terpenuhi. 1. Kaji BB dasar
nutrisi kurang dari Setalah dilakukan tindakan selama 1x24 jam 2. Observasi koordinasi menghisap dan refleks
kebutuhan tubuh anak menunjukan kebutuhan nutrisi yang menelan.
berhubungan dengan terpenuhi dengan Kriteria hasil : 3. Anjurkan pemberian makan alternatif.
anoreksia a. Terlihat adanya pertumbuhan BB anak 4. Berikan makanan enteral atau parenteral
b. Bebas dari tanda malnutrisi atau gagal dengan tepat.
dalam bertumbuh (GUT)
c. Untuk mengtahui cara pemberian

19
makan dan kebutuhan khusus untuk
anak
3 Hipertimia Setelah dilakukan tindakan selama 1x24 jam 1. Pertahankan lingkungan sejuk, dengan
berhubungan dengan suhu tubuh menurun dengan criteria : menggunakan piyama dan selimut yang tidak
Pelepasan pyrogen a. Anak akan mempertahankan suhu tubuh tebal.
dari hipotalamus yang normal 2. Pantau suhu tubuh anak setiap 1-2 jam, bila
sekunder terhadap b. Klien mampu menunjukkan TTV yang terjadi peningkatan secara tiba-tiba.
reaksi antigen dan normal : 3. Beri antimikroba/antibiotik jika disaranka.
antibody. - Suhu 36’50C, 4. Berikan kompres dengan suhu 37°C pada
- Nadi : 80x/m, anak
- RR : 20x / m dn 5. Kolaboratif : Beri antipiretik sesuai petunjuk
- TD : 110/80 mmHg

20
IMPLEMENTASI & EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/Tgl DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


21/11/2021 Bersihan jalan 1. Auskultasi area paru,catat area 22/11/2021, 10:00 WIT
nafas tidak efektif penurunan/tidak ada aliran udara dan S : Ibu klien mengatakan klien sudah
berhubungan bunyi napas adventisius tidak batuk, dan sudah bisa bernafas
dengan akumulasi 2. Mengkaji ulang tanda-tanda vital dengan baik.
secret (irama dan frekuensi, serta gerakan O : Suara nafas sudah lebih jelas, RR
dinding dada) 20 x/mnt, sudah tidak sesak, N 90
3. Membantu pasien latihan napas x/menit
sering. A : Masalah teratasi
4. Penghisapan sesuai indikasi P : Hentikan intervensi
5. Memberikan cairan sedikitnya 2500
ml/hari (kecuali kontraindikasi)
6. Memberikan obat yang dapat
meningkatkan efektifnya jalan nafas
(seperti bronchodilator)
21/11/2021 Ketidakseimbangan 1. Mengkaji BB dasar 22/11/2021, 10:00 WIT
nutrisi kurang dari 2. Mengobservasi koordinasi S : klien sudah mau makan
kebutuhan tubuh menghisap dan refleks menelan. O : klien tampak lebih tenang, dan
berhubungan 3. Menganjurkan pemberian makan sudah mau memakan makanannya,
dengan anoreksia alternatif. sudah tidak merasakan mual dan

21
4. Memberikan makanan enteral atau muntah
parenteral dengan tepat. A : masalah teratasi
P : hentika intervensi
21/11/2021 Hipertimia 1. Mempertahankan lingkungan sejuk, 22/11/2021, 10:00 WIT
berhubungan dengan menggunakan piyama dan S : Klien mengatakan badannya sudah
dengan Pelepasan selimut yang tidak tebal. tidak panas
pyrogen dari 2. Memantau suhu tubuh anak setiap 1- O : S : 36,5oC, klien tampak tenang dan
hipotalamus 2 jam, bila terjadi peningkatan secara nyaman, N : 90x/menit
sekunder terhadap tiba-tiba. A : Masalah teratasi
reaksi antigen dan 3. Memberi antimikroba/antibiotik jika P : Hentikan intervensi
antibody. disaranka.
4. Memberikan kompres dengan suhu
37°C pada anak
5. Kolaboratif : Beri antipiretik sesuai
petunjuk

22
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari paparan materi di atas dapat disimpulkan bahwa AIDS adalah penyakit berat
yang ditandai oleh kerusakan imunitas seluler yang disebabkan oleh retovirus (HIV) atau
penyakit fatal secara keseluruhan dimana kebanyakan pasien memerlukan perawatan
medis dan keperawatan canggih selama perjalanan penyakit.
Penyebab penyakit AIDS adalah HIV yaitu virus yang masuk dalam kelompok
retrovirus yang biasanya menyerang organ – organ vital sistem kekebalan tubuh manusia.
Penyakit ini dapat ditularkan melalui penularan seksual, kontaminasi patogem di dalam
darah dan penularan perinatal.

B. Saran
1) Memberikan support kepada penderita HIV agar tidak putus asa dalam menjalani
hidup.
2) Mencegah penyebaran HIV dengan pemeriksaan kesehatan anda dan anak secara
rutin.
3) Dan kita sebagai perawat harus terus memberikan asuhan keperawatan kepada
penderita agar cepat sembuh dalam pengobatan.

23

Anda mungkin juga menyukai