Tema Mingguan : Barang siapa mengasihi Allah, Ia haru mengasihi Saudaranya.
Ibu/bpk/basudara/anak-anak yang diberkati Tuhan Yesus…!
Katong pasti tau lagu Ambon: “Kaka e, tapele gunung tanjong, dengar kaka susah, ade mau putus jantong e..”. Lagu ini menggambarkan hidop orang basudara, ade deng kaka yang terus baku sayang, baik ketika hidop sama-sama, maupun ketika saling terpisah jauh langgar gunung deng tanjong.. Hidop baku sayang itu membuat kaka rasa susah kalo dengar ade susah.. atau ade mau putus jantong ketika dengar kaka ada susah.. meskipun tak jarang kita juga mendengar cerita tentang ade deng kaka yang baku marah, baku malawang, baku bakalai, baku pukul, baku potong.. namun konsep hidop orang basudara itu tetap menjadi nomor satu. Makanya ada lagu bilang:.. “Mar busu-busu orang sodara jua.”
Ibu/bpk/basudara/anak-anak yang dikasihi Tuhan Yesus…!
Nas bacaan kita di hari ini juga menggambar hidop baku sayang itu.. katong tau bahwa Mefiboset adalah cucu dari raja Saul. Selama Saul jadi raja, Saul selalu berusaha membunuh Daud. Saul pernah lempar Daud dengan tombak. Untung bae salah kalo seng Daud su mati. Saul selalu mengejar-mengejar Daud untuk dibunuh. Meskipun demikian, Daud tidak simpan marah dan dendam kepada Saul. Makanya ketika Saul mati, Daud menyuruh orang mencari keturunan Saul yang masih hidup. Mereka menemukan Mefiboset, salah seorang cucu Saul, anak dari Yonatan, lalu membawanyanya ke istana. Daud sungguh mengasihi cucu Saul itu dan memperlakukannya dengan baik. Daud tetap menunjukan kasihnya kepada Mefiboset. Semua harta milik Saul diberikan kepada Mefiboset, bahkan ia diajak duduk makan bersama dengan Daud.
Ibu/bpk/basudara/anak-anak yang dikasihi Tuhan Yesus…!
Kasih yang ditunjukkan Daud kepada Mefiboset, cucu dari orang yang selalu berusaha membunuhnya menjadi pelajaran berharga bagi kita saat ini bahwa kasih itu mesti terus kita tunjukkan kepada siapa saja tanpa kecuali, baik yang mengasihi kita maupun yang membenci kita. Baik yang biking bae par katong maupun yang biking tar bae par katong.. Realita dewasa ini sering memperlihatkan “air susu dibalas dengan air tuba. Kebaikan dibalas dengan kejahatan. Bayangkan saja saudara, kalau kepada orang yang bikin bae par katong saja katong balas deng kejahatan, apalagi kalao orang biking jahat par katong.. bisa jadi akan dibalas juga dengan kejahatan. Fakta dewasa ini juga memberi gambaran bahwa sering kali nilai kasih yang tulus itu bergeser.. kasih kadang berubah menjadi benci, marah, dendam sampe matahari maso. Padahal, kita dituntut untuk tetap mengasihi karena Allah telah lebih dahulu mengasihi kita. Karena itu, mari hidop baku sayang, jaga ikatan kasih, ikatan persaudaraan. Bukan hanya sebatas ade kaka, tapi juga dengan siapapun juga. Bukan cuma dalam keluarga, tapi juga di dalam unit, sektor, dan jemaat serta masyarakat, sebab hanya dengan demikian, kita menunjukan kasih kita kepada Tuhan yang telah dan selalu mengasihi kita. Tetaplah saling mengasihi dan nikmatilah kasih Tuhan Yesus selalu…. Amin.