OLEH :
KELOMPOK 5
1. BELIA KUSUMA NINGSIH
2. LULUK YUNIANI
3. ELSA KARUNIATI
4. ESY RISKAYANA PUTRI
5. FAUZIAH
6. BAIHAKI
7. ERIK ADITYA PRATAMA
Assamu’alaikum,War.Wab
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik, serat hidayah-Nya Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyelessaikan tugas dengan baik, tepat waktunya yang berjudul“SOP
PENGGUNAAN KEMOTERAPI & SOP PEMBERIAN DESFERAL”. Makalah
ini disusun sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Keperawatan Anak II. Dalam
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada :
1. Ibu Fitri Romadhonika.,S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku dosen pengampuh mata
kuliah Keperawatan Anak II
2. Rekan-rekan satu kelompok yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, baik dari segi penulisan, bahasa ataupun penyusunannya. Oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari
dosen pengampuh mata kuliah Keperawatan Anak II menjadi acuan dalam bekal
pengalaman bagi kami untuk lebih baik dimasa yang akan datang.
Penyusun
Kelompok 5
DAFTAR ISI
III. Prosedur
1. Persiapan
a) Sebelum diberikan kemoterapi maka harus dipersiapkan
ukuran TB, BB, luas badan, darah lengkap, fungsi
ginjal, fungsi liver, gula darah, urin lengkap, EKG, foto
thorax AP/lateral, Ekokardiografi, BMP.
b) Periksa protokol dan program terapi yang digunakan,
serta waktu pemberian obat sebelumnya.
c) Periksa nama pasien, dosis obat, jenis obat, cara
pemberian obat.
d) Periksa adanya inform concernt baik dari penderita
maupun keluarga.
e) Siapkan obat sitostatika
f) Siapkan cairan NaCl 0,9 %, D5% atau intralit.
g) Pengalas plastik, dengan kertas absorbsi atau kain
diatasnya
h) Gaun lengan panjang, masker, topi, kaca mata, sarung
tangan, sepatu
i) Spuit disposible 5cc, 10cc, 20 cc, 50 cc.
j) Infus set dan vena kateter kecil
k) Alkohol 70 % dengan kapas steril
l) Bak spuit besar
m) Label obat
n) Plastik tempat pembuangan bekas
o) Kardex (catatan khusus)
2. Cara kerja
Semua obat dicampur oleh staf farmasi yang ahli dibagian
farmasi dengan memakai alat “biosafety laminary airflow”
kemudian dikirim ke bangsal perawatan dalam tempat
khusus tertutup. Diterima oleh perawat dengan catatan nama
pasien, jenis obat, dosis obat dan jam pencampuran. Bila
tidak mempunyai biosafety laminary airflow maka,
pencampuran dilakukan diruangan khusus yang tertutup
dengan cara :
a. Meja dialasi dengan pengalas plastik diatasnya ada
kertas penyerap atau kain
b. Pakai gaun lengan panjang, topi, masker, kaca mata,
sepatu.
c. Ambil obat sitostatika sesuai program, larutkan
dengan NaCl 0,9%, D5% atau intralit.
d. Sebelum membuka ampul pastikan bahwa cairan
tersebut tidak berada pada puncak ampul. Gunakan
kasa waktu membuka ampul agar tidak terjadi luka
dan terkontaminasi dengan kulit. Pastikan bahwa obat
yang diambil sudah cukup, dengan tidak mengambil 2
kali
e. Keluarkan udara yang masih berada dalam spuit
dengan menutupkan kapas atau kasa steril diujung
jarum spuit.
f. Masukkan perlahan-lahan obat kedalam flabot NaCl
0,9 % atau D5% dengan volume cairan yang telah
ditentukan
g. Jangan tumpah aat mencampur, menyiapkan dan saat
memasukkan obat kedalam flabot atau botol infus.
h. Buat label, nama pasien, jenis obat, tanggal, jam
pemberian serta akhir pemberian atau dengan syringe
pump.
i. Masukkan kedalam kontainer yang telah disediakan.
j. Masukkan sampah langsung ke kantong plastik, ikat
dan beri tanda atau jarum bekas dimasukkan ke dalam
tempat khusus untuk menghindari tusukan.
3. Prosedur cara pemberian kemoterapi
a. Periksa pasien, jenis obat, dosis obat, jenis cairan,
volume cairan, cara pemberian, waktu pemberian dan
akhir pemberian.
b. Pakai proteksi : gaun lengan panjang, topi, masker,
kaca mata, sarung tangan dan sepatu.
c. Lakukan tehnik aseptik dan antiseptik
d. Pasang pengalas plastik yang dilapisi kertas absorbsi
dibawah daerah tusukan infus
e. Berikan anti mual ½ jam sebelum pemberian anti
neoplastik (primperan, zofran, kitril secara intra vena)
f. Lakukan aspirasi dengan NaCl 0,9 %
g. Beri obat kanker secara perlahn-lahan (kalau perlu
dengan syringe pump) sesuai program
h. Bila selesai bilas kembali dengan NaCl 0,9%
i. Semua alat yang sudah dipakai dimasukkan kedalam
kantong plastik dan diikat serta diberi etiket.
j. Buka gaun, topi, asker, kaca mata kemudian rendam
dengan deterjen. Bila disposible masukkkan dalam
kantong plasrtik kemudian diikat dan diberi etiket,
kirim ke incinerator / bakaran.
k. Catat semua prosedur
l. Awasi keadaan umum pasien, monitor tensi, nadi, RR
tiap setengah jam dan awasi adanya tanda-tanda
ekstravasasi.
B. DESFRAL
1. DEFINISI TERAPI DESFERAL
Terapi desferal merupakan salah satu penatalaksanaan dari penyakit
thelesemia. Penyakit thelesemia sendiri adalah penyakit kelainan darah yang
diakibatkan oleh factor genetic dan menyebabkan protein yang ada di dalam
seldarah merah (hemoglobin) tidak berfungsi secara normal. Zatbesi yang
diperoleh tubuh dari makanan digunakan oleh sumsum tulang untuk
menghasilkan hemoglobin. Penderitathalasemiamemilikikadar hemoglobin
yang rendah, oleh karena itu tingkat oksigen dalam tubuh penderita thalasemia
juga lebih rendah. Satuhal yang penting untuk diperhatikan pada orang
dengan thalasemia adalah adanya risiko penumpukan zat besi dalam tubuh.
Penumpukan zat besi yang signifikan dapat terjadi akibat transfusidarah.
Terapi desferal merupakan pemberian obat untuk kondisi kelebihan zat
besi. Pada saat ini yang paling sering digunakan yaitu desferrioxamine, yang
umumnya digunakan untuk menangani kelebihan kadar zat besi pada darah,
yang dapat disebabkan oleh transfuse darah berulang, kelainan darah seperti
thalassemia, atau keracunan zat besi.
Deferoxamine termasuk golongan obat iron chelators. Deferoxamine
adalah obat yang bekerja dengan mengikat zat besi berlebih pada tubuh dan
membantu ginjal dan kandung empedu membuang kelebihan zat besi. Obat ini
tidak dianjurkan pada anak-anak dibawah 3 tahun. Obat ini juga dapat
digunakan untuk mengatasi kadar aluminum yang tinggi pada pasien dialysis
dan pasien dengan keracunan aluminum.
Desferoxamine merupakan produk Streptomyces pilosis, mempunyai
berat molekul yang rendah dan mengandung asam hidroksamik yang
berikatan dengan besi untuk menghasilkan ikatan yang lebih kuat dan stabil
dibandingkan dengan ikatan antara besi dan transferrin. Akibatnya akan
dibentuk feroxamine yang selanjutnya diekskresikan ke urin dan empedu.
Desferoxamin merupakan kelator besi yang telah banyak diliti dan
terbukti menunjukkan efek yang dramatis dalam menurunkan morbiditas dan
mortalitas pasien thalassemia. Bioavailabilitas oralnya buruk sehingga harus
diberikan secara subkutan, intravena, atau terkadang intramuskular. DFO juga
memiliki waktu paruh yang pendek (30 menit) sehingga diberikan dalam
durasi 8-12 jam per hari, 5-7 kali per minggu.
Kontraindikasi :
TempatPenyuntikanDeferoksamin
1. PENGKAJIAN
Menyampaikan salam kepada klien/keluarganya
Melakukan pengkajian kondisi klien meliputi : usia,
tingkat hemocromatosis & hemosiderosis (kadar Fe)
PERSIAPAN
1. Mencuci tangan
2. Menyusun alat-alat yang diperlukan dengan memperhatikan
teknik aseptic dan antiseptik
Steril :
Syringe 10 cc
Wing needle
Tidak Steril :
Alas
Bengkok
Kapas alkohol pada tempat tertutup
Infusa pump
Obat yang diperlukan (desferal)
Pengencer (aquadest steril) dalam botol
Perban gulung/kantong infusa pump
Plester
Gunting plester
3. Mempersiapkan obat desferal sesuai kebutuhan
Melakukan cek ulang obat yang akan diberikan sesuai
perencanaan
Mengkalkulasi dosis sesuai kebutuhan
klien Usia > 5 tahun = 1 gram (2 vial)
Usia < 5 tahun = 0,5 gram (1 vial)
Mengencerkan obat dengan tepat :
(catatan : 1 vial (0,5 gram) obat desferal dioplous dengan
aquadest 4-5 cc)
Membersihkan bagian atas botol aquadest dengan kapas
alkohol dan menarik cairan aquadest dari botol secukupnya
dengan menggunakan syringe/spuit 10 cc, kapas buang ke
bengkok
Membersihkan bagian atas botol vial desferal dengan kapas
alkohol dan membiarkan kering sendiri, membuang kapas
alkohol ke bengkok
Memasukkan jarum syringe 10 cc yang berisi aquadest
melalui karet penutup botol ke dalam botol
a b
4. Membawa peralatan ke dekat klien
3. MELAKUKAN PEMASANGAN DESFERAL
1. Mencuci tangan
Menggunakan sarung tangan bila pada pasien yang menderita
penyakit menular (AIDS, Hepatitis B)
a b
b c
6. Mencuci tangan
4. EVALUASI
1. Melihat kondisi klien
2. Memperhatikan respon klien selama tindakan dilakukan
3. Menanyakan perasaan klien setelah tindakan dilakukan
5. MENDOKUMENTASIKAN TINDAKAN
1. Mencatat semua tindakan yang dilakukan dan respon klien
selama tindakan dan kondisi setelah tindakan
2. Mencatat dengan jelas, mudah dibaca, ditandatangani disertai
nama jelas
3. Tulisan yang salah tidak dihapus tetapi dicoret dengan disertai paraf
4. Catatan dibuat dengan menggunak ballpoint atau tinta.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemoterapi adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker. Tidak
seperti radiasi atau operasi yang bersifat local, kemoterapi merupakan terapi
sistemik, yang berarti obat menyebar keseluruh tubuh dan dapat mencapai sel
kanker yang telah menyebar jauh atau metastase ke tempat lain (Rasjidi,
2007) Obat-obat anti kanker ini dapat digunakan sebagai terapi tunggal (active
single agents), tetapi kebanyakan berupa kombinasi karena dapat lebih
meningkatkan potensi sitotoksik terhadap sel kanker.Selain itu sel-sel yang
resisten terhadap salah satu obat mungkin sensitif terhadap obat lainnya.
Pemasangan Desferal dilakukan pada anak dengan penyakit
Thalasemia, dimana kadar feritinnya > 1000 mg/dl, sehingga pemasangan
desferal ini dimaksudkan untuk menurunkan kadar besi yang menumpuk
pada pasien Thalasemia baik pada kulit maupun organ, dengan
menghambat absorpsi Fe. Pemasangan ini diberikan sebanyak 4-7 kali per
minggu pasca transfuse darah.
DAFTAR PUSTAKA
Bongard, Frederic, S. Sue, darryl. Y, 1994, Current Critical, Care Diagnosis and Treatment,
first Edition, Paramount Publishing Bussiness and Group, Los Angeles
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 volume 2, EGC,
Jakarta
Efiaty Arsyad Soepardi & Nurbaiti Iskandar. Buku Ajar Ilmu Kesehatan : Telinga Hidung T
enggorok Kepala Leher. Jakarta : Balai Penerbit FKUI; 2001
Gale Daniele, Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi, EGC, Jakarta, 2000
Instalasi Diklat RS. Kanker Darmais, 2003, Kumpulan Makalah Pelatihan Perawatan Kanker
Dengan Kemoterapi Di RS Kanker Darmais, RS. Kanker Darmais, Jakarta