PSIKOSOSIAL DAN BUDAYA DALAM

KEPERAWATAN

HARYONO MOELYO

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

CITRA DELIMA
BANGKA BELITUNG
 SUMBER MATERI

GEORGE FOSTER, BARBARA GALLATIN ANDERSON;

“ANTROPOLOGI KESEHATAN” (2006)
KOENTJARANINGRAT; “PENGANTAR ILMU
ANTROPOLOGI”
MOMON SUDARMAN; “SOSIOLOGI UNTUK
KESEHATAN” (2008)
WAHID I. MUBARAK; “SOSIOLOGI UNTUK
KEPERAWATAN” (2009)
 DESKRIPSI MATA KULIAH

MATA KULIAH PSIKOSOSIAL DAN BUDAYA DALAM

KEPERAWATAN AKAN MEMBAHAS ANTARA LAIN
BERHUBUNGAN DENGAN KONSEP DIRI, KESEHATAN
SPIRITUAL, SEKSUALITAS, STRESS ADAPTASI DAN
KONSEP KEHILANGAN, KEMATIAN DAN BERDUKA,
KEBUDAYAAN RUMAH SAKIT, ETIOLAGI, YANG
BERHUBUNGAN DENGAN TEORITIS KULTURAL
DALAM KEPERAWATAN SERTA TEORI CULTURE CARE
LEININGER .......
 PSIKOSOSIAL

MANUSIA DALAM MENJALANI HIDUP DAN

KEHIDUPAN SELALU BERUSAHA UNTUK
MEMPERTAHANKAN KESEIMBANGAN.
KESEIMBANGAN YANG DIPERTAHANKAN OLEH
SETIAP INDIVIDU UNTUK DAPAT MENYESUAIKAN DIRI
DENGAN LINGKUNGANNYA .
DALAM PSIKOSOSIAL, KEADAAN INI DISEBUT SEHAT.
PSIKO

SESEORANG DIKATAKAN SAKIT APABILA GAGAL

DALAM MEMBANGUN KESEIMBANGAN DIRI
DENGAN LINGKUNGAN UNTUK MENCAPAI
KEPUASAN.
SELANJUTNYA SEBAGAI MAHLUK SOSIAL, UNTUK
MENCAPAI KEPUASAN DALAM HIDUPNYA MEREKA
HARUS MEMBINA HUBUNGAN INTERPERSONAL
YANG POSITIF.
PSIKO

PSIKOSOSIAL ADALAH SETIAP PERUBAHAN DALAM

KEHIDUPAN INDIVIDU, BAIK YANG BERSIFAT
PSIKOLOGIK MAUPUN SOSIAL YANG MEMPUNYAI
PENGARUH TIMBAL BALIK; MASALAH KEJIWAAN DAN
KEMASYARAKATAN YANG MEMPUNYAI PENGARUH
TIMBAL BALIK.
PSIKO

SEBAGAI AKIBAT TERJADINYA PERUBAHAN SOSIAL

DAN ATAU GEJOLAK SOSIAL DALAM MASYARAKAT
DAPAT MENIMBULKAN GANGGUAN JIWA.

PSIKOSOSIAL DAN BUDAYA DALAM KEPERAWATAN

DALAM PRAKTEKNYA MENCAKUP BEBERAPA
KONSEP YAITU :
PSIKO

KONSEP DIRI, KESEHATAN SPIRITUAL, SEKSUALITAS,

STRES ADAPTASI DAN KONSEP KEHILANGAN,
KEMATIAN DAN KONSEP TEORITIS ANTROPOLOGIS
KESEHATAN YANG MENCAKUP PEMBAHASAN TER -
KAIT KEBUDAYAAN UMUM, KEBUBAYAAN RUMAH
SAKIT, PENYAKIT DITINJAU DARI KEBUDAYAAN DAN
PERSEPSI SEHAT SAKIT BERBASIS BUDAYA DAN LAIN
SEBAGAINYA YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PERSPEKTIF TRANSKULTURAL DALAM KEPERAWATAN
 I
KONSEP DIRI

KONSEP DIRI ADALAH SEMUA PERASAAN

KEPERCAYAAN DAN NILAI YANG DIKETAHUI TENTANG
DIRINYA DAN MEMPENGARUHI INDIVIDU DALAM
BERSOSIALISASI DENGAN ORANG LAIN. KONSEP DIRI
BERKEMBANG SECARA BERTAHAP SEJAK LAHIR DAN
MEMBEDAKAN DENGAN ORANG LAIN.
DIRI

PENGERTIAN KONSEP DIRI :

DIFINISI KONSEP DIRI ANTARA LAIN DARI

POTTER & PERRY,2005 DALAM BUKU AJAR
FUNDADENTAL KEPERAWATAN, MENYATAKAN :
“KONSEP DIRI ADALAH CITRA SUBYEKTIF DARI DIRI
DAN PENCAMPURAN YANG KOMPLEKS DARI
PERASAAN, SIKAP DAN PERSEPSI BAWAH SADAR
MAUPUN SADAR”
DIRI

KONSEP DIRI MEMBERI KITA KERANGKA ACUAN

YANG MEMPENGARUHI MANAJEMEN KITA
TERHADAP SITUASI DAN HUBUNGAN DENGAN
ORANG LAIN”.
 KONSEP DIRI

KELIAT, 2005 DALAM PROSES KEPERAWATAN

KESEHATAN JIWA MENYATAKAN KONSEP DIRI
ADALAH CARA INDIVIDU MEMANDANG DIRINYA
SECARA UTUH, FISIKAL, EMOSIONAL, INTELEKTUAL,
SOSIAL DAN SPRITUAL.
DIRI

SEDANGKAN STUART & SUNDEEN, 2005 DALAM

BUKU AJAR KEPERAWATAN JIWA MENYATAKAN
KONSEP DIRI “SEBAGAI SEMUA PIKIRAN, KEYAKINAN,
DAN KEPERCAYAAN YANG MERUPAKAN
PENGETAHUAN INDIVIDU TENTANG DIRINYA DAN
BAGAIMAN MEMPENGARUHI HUBUNGAN DENGAN
ORANG LAIN”.
 MACAM-MACAM KONSEP DIRI

1) KONSEP DIRI NEGATIF :

BERHUBUNGAN DENGAN KECENDERUNGAN

MERASA TIDAK DISENANGI ORANG LAIN, PEKA
TERHADAP KRITIK, RESPONSIF PADA PUJIAN,
BERSIKAP PESIMISTIS PADA KOMPETISI DAN
HIPERKRITIS.
MACAM

2) KONSEP DIRI POSITIF :

YAKIN AKAN KEMAMPUAN MENGATASI MASALAH,

MERASA SETARA DENGAN ORANG LAIN, MENERIMA
PUJIAN TANPA MERASA MALU, SADAR AKAN
KEINGINAN DAN PERILAKU TIDAK SELALU DISETUJUI
OLEH ORANG LAIN DAN MAMPU MEMPERBAIKI DIRI.
 KOMPONEN KONSEP DIRI

KONSEP DIRI TERDIRI DARI BODY IMAGE (CITRA DIRI),

SELF IDEAL (IDEAL DIRI), SELF ESTEEM (HARGA DIRI),
SELF ROOL (PERAN), SELF IDENTITY (IDENTITAS).

1) BODY IMAGE

CITRA TUBUH BERKEMBANG SECARA BERTAHAP

SELAMA BEBERAPA TAHUN DIMULAI SEJAK ANAK
BELAJAR MENGENAL TUBUH, STRUKTUR, FUNGSI
DAN KEMAMPUAN DAN KETERBATASAN INDIVIDU.
BODY IMAGE

BODI IMAGE DAPAT BERUBAH DALAM BEBERAPA

JAM, HARI, MINGGU ATAU BULAN TERGANTUNG
STIMULAN EKSTERNAL TUBUH DAN PERUBAHAN
AKTUAL DALAM PENAMPILAN, STRUKTUR DAN
FUNGSI.
BODY

DENGAN DEMIKIAN BODY IMAGE ATAU CITRA

TUBUH ADALAH SIKAP INDIVIDU TERHADAP DIRINYA
BAIK DISADARI MAUPUN TIDAK DISADARI MELIPUTI
PERSEPSI MASA LALU ATAU SEKARANG MENGENAI
UKURAN DAN DINAMIS KARENA SECARA KONSTAN
BERUBAH SEIRING DENGAN PERSEPSI DAN
PENGALAMAN-PENGALAMAN BARU.
SELF IDEAL

2) SELF IDEAL

IDEAL DIRI ADALAH PERSEPSI INDIVIDU TENTANG

BAGAIMANA IA SEHARUSNYA BERTINGKAH LAKU
BERDASARKAN STANDART PRIBADI. STANDAR DAPAT
BERHUBUNGAN DENGAN TIPE ORANG YANG
DINGINKAN ATAU SEJUMLAH ASPIRASI, TUJUAN,
NILAI YANG DIRAIH.
IDEAL

IDEAL DIRI BERPERAN SEBAGAI PENGATUR INTERNAL

DAN MEMBANTU INDIVIDU MEMPERTAHANKAN
KEMAMPUAN MENGHADAPI KONFLIK ATAU KONDISI
YANG MEMBINGUNGKAN. IDEAL DIRI PENTING
UNTUK MEMPERTAHANKAN KESEHATAN DAN
KESEIMBANGAN MENTAL.
SELF ESTEEM

3) SELF ESTEEM

HARGA DIRI ADALAH PENILAIAN PRIBADI TERHADAP

HASIL YANG DICAPAI DENGAN MENGANALISIS
SEBERAPA BANYAK KESESUAIAN TINGKAH LAKU
DENGAN IDEAL DIRINYA. HARGA DIRI TERBENTUK
SEJAK KECIL DARI ADANYA PERHATIAN DARI
BERBAGAI KEADAAN.
ESTEEM

HARGA DIRI DIPEROLEH DARI DIRI SENDIRI DAN

ORANG LAIN YAITU BERUPA BENTUK: DICINTAI,
DIHORMATI, DAN DIHARGAI. MEREKA YANG MENILAI
DIRINYA POSITIF CENDERUNG BAHAGIA, SEHAT,
BERHASIL, DAN DAPAT MENYESUAIKAN DIRI.
ESTEEM

SEBALIKNYA INDIVIDU MERASA TIDAK BERHARGA (?)

AKAN MERASA DIRINYA RELATIF TIDAK SEHAT,
NEGATIF, CEMAS, TERTEKAN, PESIMIS, MERASA
TIDAK DICINTAI, ATAU TIDAK DITERIMA OLEH
LINGKUNGAN.
SELF ROOL

4) SELF ROOL

PERAN ADALAH SERANGKAIAN POLA SIKAP

PERILAKU, NILAI DAN TUJUAN YANG DIHARAPKAN
OLEH INDIVIDU ATAU MASYARAKAT YANG
DIHUBUNGKAN DENGAN FUNGSI DIDALAM
KELOMPOK SOSIAL.
ROOL

SETIAP ORANG DAPAT MEMILIKI BEBERAPA PERAN

SEKALIGUS SESUAI DENGAN POSISI PADA SETIAP
WAKTU SEPANJANG JALANNYA KEDUPANNYA.
HARGA DIRI YANG TINGGI MERUPAKAN HASIL DARI
“ROOL”YANG MEMENUHI KEBUTUHAN DAN COCOK
DENGAN IDEAL DIRI.
SELF IDENTITY

5) SELF IDENTITY

IDENTITAS DIRI ADALAH KESADARAN TENTANG DIRI

SENDIRI YANG DAPAT DIPEROLEH INDIVIDU DARI
OBSERFASI DAN PENILAIAN DIRINYA, ; MENYADARI
BAHWA INDIVIDU DIRINYA BERBEDA DENGAN
ORANG LAIN.
IDENTITY

IDENTITAS BERKEMBANG SEJAK MASA KANAK-

KANAK, BERSAMAAN DENGAN BERKEMBANGNYA
KONSEP DIRI. DALAM IDENTITAS DIRI ADA OTONOMI
YAITU MENGERTI DAN PERCAYA DIRI, RESPEK
TERHADAP DIRI, MAMPU MENGUASAI DIRI,
MENGATUR DIRI DAN MENERIMA DIRI.
 II
KONSEP SPIRITUAL

PENGERTIAN
DIMENSI SPIRITUAL
KAITAN SPIRITUAL – KESEHATAN – SAKIT
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SPIRITUALITAS
 PENGERTIAN SPIRITUAL

SPIRITUAL MERUPAKAN SESUATU YANG DIPERCAYAI

OLEH SESEORANG DALAM HUBUNGANNYA DENGAN
KEKUATAN YANG LEBIH TINGGI (TUHAN), YANG
MENIMBULKAN SUATU KEBUTUHAN SERTA
KECINTAAN TERHADAP ADANYA TUHAN DAN
PERMOHONAN MAAF ATAS SEGALA KESALAHAN
YANG PERNAH DIPERBUAT.
PENGERTIAN

BEBERAPA AHLI MENGARTIKAN PENGERTIAN

SPIRITUAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN HIDUP
DAN KEHIDUPAN MANUSIA DENGAN TUHAN YANG
DIPERCAYAINYA.

KEMUDIAN DISAMPAIKAN OLEH BURKHARDT (1993),

MENYATAKAN BAHWA SPIRITUALITAS MELIPUTI
ASPEK-ASPEK SEBAGAI BERIKUT :
PENGERTIAN

1. BERHUBUNGAN DENGAN SESUATU YANG TIDAK

DIKETAHUI ATAU “KETIDAKPASTIAN” DALAM
KEHIDUPAN

2. MENEMUKAN ARTI DAN TUJUAN HIDUP

3. MENYADARI KEMEMPUAN UNTUK MENGGUNAKAN

SUMBER DAN KEKUATAN DIRI SENDIRI
PENGERTIAN

4. MEMPUNYAI KETERIKATAN DENGAN DIRI

SENDIRI DENGAN YANG MAHA KUASA

5. PENUNTUN DALAM MENJALANI KEHIDUPAN

 DIMENSI SPIRITUAL

SPRITUAL SEBAGAI KONSEP MEMILIKI DUA DIMENSI

VERTIKAL DAN HORIZONTAL :

1. DIMENSI VERTIKAL ; ADALAH HUBUNGAN

DENGAN TUHAN ATAU YANG MAHA TINGGI
YANG MENUNTUN KEHIDUPAN SESEORANG;
DIMENSI

DALAM PRAKTEKNYA SESEORANG MELAKUKAN

SOLAT, MELAKSANAKAN PERINTAHNYA (PUASA,
BERKURBAN UNTUK KAUM MISLIM) DAN
MENINGGALKAN LARANGANNYA.

2. DIMENSI HORIZONTAL ; ADALAH HUBUNGAN

SESEORANG DENGAN DIRI SENDIRI, ORANG LAIN
DAN LINGKUNGAN.
DIMENSI

DALAM PRAKTEKNYA SESEORANG UNTUK BERBUAT

DAN BERTINDAK BAIK, MEMBANTU SESAMA,
MEMPERHATIKAN LINGKUNGAN SECARA UMUM,
MEMBANTU KAUM MISKIN, YATIM PUATU ..... DSB.
DIMENSI

MENURUT CARSON, 1989; MENYATAKAN BAHWA

KEBUTUHAN SPIRITUAL ADALAH KEBUTUHAN
UNTUK MEMPERTAHANKAN ATAU MENGEMBALIKAN
KEYAKINAN DAN MEMENUHI KEWAJIBAN AGAMA,
SERTA KEBUTUHAN UNTUK MANDAPAT MAAF ATAU
PENGAMPUNAN, MENCINTAI SERTA MENJALIN
HUBUNGAN PENUH RASA PERCAYA DENGAN TUHAN.
KETERKAITAN ANTARA SPIRITUAL-KESEHATAN-
SAKIT

KETERKAITAN SPIRITUALITAS-KESEHATAN-SAKIT;
DIMANA KEYAKINAN SPIRITUAL SANGAT PENTING
KARENA DAPAT MEMPENGARUHI TINGKAT
KESEHATAN DAN PERILAKU SELFCARE KLIEN.

PENGARUH DARI KEYAKINAN SPIRITUAL YANG PERLU

DIPAHAMI MELIPUTI :
KETERKAIT

1. MENUNTUN KEBIASAAN HIDUP

PRAKTEK TERTENTU SECARA UMUM YANG

BERHUBUNGAN DENGAN PELAYANAN
KESEHATAN MUNGKIN MEMPUNYAI MAKNA
BAGI PASIEN;
KETERKAIT

SEBAGAI CONTOH :
o ADA AGAMA YANG MENETAPKAN MAKANAN DIIT YANG
BOLEH DAN TIDAK BOLEH DIMAKANAN

o AGAMA TERTENTU MELARANG KELUARGA BERENCANA

SEBAGAI METODE UNTUK MENCEGAH KEHAMILAN

o BENTUK TERAPI MEDIK TERTENTU TIDAK BOLEH DI LAKUKAN

KETERKAIT

2. SUMBER DUKUNGAN

PADA SAAT MENGALAMI STRESS INDIVIDU AKAN

MENCARI DUKUNGAN DARI KEYAKINAN
AGAMANYA.
KETERKAIT

DUKUNGAN INI SANGAT DIPERLUKAN UNTUK DAPAT

MENERIMA KEADAAN SAKIT YANG DIALAMI,
KHUSUSNYA JIKA SAKIT TERSEBUT MEMBUTUHKAN
PEOSES PENGOBATAN YANG LAMA DENGAN HASIL
YANG BELUM PASTI.
KETERKAIT

SEMBAHYANG ATAU BERDOA, MEMBACA KITAB SUCI

DAN PRAKTEK KEAGAMAAN LAINNYA SERING
MEMBANTU MEMENUHI KEBUTUHAN SPIRITUAL
YANG JUGA MERUPAKAN SUMBER DUKUNGAN
PERLINDUNGAN TERHADAP TUBUH DARI SAKIT.
KETERKAIT

3. SUMBER KEKUATAN DAN PENYEMBUHAN

INDIVIDU CENDERUNG DAPAT MENAHAN STRESS

BAIK FISIK MAUPUN PSIKIS YANG LUAR BIASA
KARENA MEMILIKI KEYAKINAN YANG KUAT.
KETERKAIT

KELUARGA KLIEN AKAN MENGIKUTI SEMUA PROSES

PENYEMBUHAN YANG MEMERLUKAN UPAYA EKSTRA,
KARENA BERKEYAKINAN BAHWA SEMUA UPAYA
MELALUI SUMBER KEKUATAN SPIRITUAL AKAN
TURUT MEMBANTU KEBERHASILAN UNTUK
SEMBUH.
KETERKAIT

4. SUMBER KONFLIK

PADA SITUASI TERTENTU, BISA TERJADI KONFLIK

ANTARA KEYAKINAN AGAMA DENGAN PRAKTIK
KESEHATAN.

MISALNYA ADA ORANG YANG MEMANDANG

PENYAKIT SEBAGAI SEATU BENTUK HUKUMAN
KARENA PERNAH BERDOSA.,
KETERKAIT

ADA AGAMA TERTENTU YANG MENGANGGAP

MANUSIA SEBAGAI MAHLUK YANG TIDAK BERDAYA
DALAM MENGENDALIKAN LINGKUNGANNYA, OLEH
KARENA ITU PENYAKIT DITERIMA SEBAGAI NASIB,
BUKAN SEBAGAI SESUATU YANG HARUS
DISEMBUHKAN.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SPIRITUALITAS

1. PERKEMBANGAN; SEMAKIN DEWASA IDEALNYA

SEMAKIN MATANG TINGKAT SPIRITUALITASNYA
SESEORANG.

2. KELUARGA; MEMILIKI PERAN YANG SANGAT

PENTING DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN
SPIRITUAL. INDIVIDU YANG DIBESARKAN ALAM
KELUARGA ANG BERAGAMA ISLAM CEDERUNG
MENGANUT AGAMA ISLAM.
MEMPENGARUHI

3. RAS/SUKU; DI INDONESIA TIMUR MISALKAN

PAPUA, MAYORITAS BERAGAMA KRISTEN; ACEH
MAYORITAS ISLAM.

4. AGAMA YANG DI ANUT; KEYAKINAN PADA

AGAMA TERTENTU DAPAT MENENTUKAN ATRI
PENTINGNYA KEBUTUHAN SPIRITUAN.
MEMPENGA

5. KEGIATAN KEAGAMAAN; KEGIATAN AGAMA

DAPAT MENGINGATKAN KEBERADAAN DIRINYA
DENGAN TUHAN, DAN SELALU MENDEKATKAN
DIRINYA KEPADA TUHAN.
 PASIEN YANG MEMBUTUHKAN DUKUNGAN
SPIRITUAL

1. PASIEN KETAKUTAN DAN CEMAS ; ADANYA

KETAKUTAN DAN KECEMASAN DAPAT
MENIMBULKAN PERASAAN KACAU, YANG DAPAT
MEMBUAT PASIEN MEMBUTUHKAN
KETENANGAN PADA DIRINYA. KETENANGAN
YANG PALING BESAR ADALAH SELALU DEKAT
DENGAN TUHAN.
MEMBUTUHKAN

2. PASIEN KESEPIAN ; PASIEN DALAM KEADAAN SEPI

DAN TIDAK ADA YANG MENEMANI AKAN
MEMBUTUHKAN BANTUAN KARENA MEREKA
MERASAKAN TIDAK ADA KEKUATAN SELAIN
KEKUATAN TUHAN. TIDAK ADA YANG
MENYERTAINYA KECUALI TUHAN.
MEMBUTUH

3. PASIEN YANG HARUS MENGUBAH GAYA

HIDUP;POLA GAYA HIDUP DAPAT
MENGACAUKAN KEYAKINAN INDIVIDU BILA
CARA MENJALANI KEHIDUPAN INI KEARAH YANG
LEBIH BURUK; ATAU SEBALIKNYA.
 MASALAH KEBUTUHAN SPIRITUAL

DISTRESS SPIRITUAL ; ADALAH SUATU KEADAAN

KETIKA INDIVIDU ATAU KELOMPOK MENGALAMI
ATAU BERESIKO MENGALAMI GANGGUAN DALAM
KEPERCAYAAN ATAU SISTEM NILAI YANG
MEMBERIKANNYA KEKUATAN, HARAPAN DAN ARTI
KEHIDUPAN.
MASALAH

KEADAAN INI DAPAT MENGUBAH KEYAKINAN

SESEORANG UNTUK BERALIH PADA KEYAKINAN YANG
DIANGGAP BAIK ATAU SESUAI ATAU LAINNYA DAN
BAHKAN MENJADI TIDAK MEMPERCAYAI KEYAKINAN
SESEORANG (SIFATNYA SEMENTARA)
 MACAM-MACAM DISTRESS SPIRITUAL

1. SPIRITUAL SAKIT ; YAITU KESULITAN MENERIMA

KEHILANGAN DARI ORANG YANG DICINTAI ATAU
MENGALAMI PENDERITAAN YANG BERAT.

2. SPIRITUAL YANG KHAWATIR ; YAITU TERJADINYA

PERTENTANGAN KEPERCAYAAN DAN SISTEM
NILAI SEPERTI ADANYA ATAU MELAKUKAN
ABORSI.
DISTRESS

3. SPIRITUAL YANG HILANG ; YAITU ADANYA

KESULITAN MENEMUKAN KETENANGANN
DALAM KEGIATAN KEAGAMAAN.
 III
KONSEP SEKSUAL

PENGERTIAN
FUNGSI SEKSUALITAS
KESEHATAN, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SEKS
PERMASALAHA SEKSUALITAS
MEMBANTU KESULITAN SEKSUALITAS
 PENGERTIAN SEKSUALITAS

PARA AHLI MENYATAKAN PENGERTIAN SEKSUALITAS:

1. ADALAH KEBUTUHAN DASAR MANUSIA DALAM

MANIFESTASI KEHIDUPAN YANG BERHUBUNGAN
DENGAN ALAT REPRODUKSI. (STEVENS; 1999)
PENGERTIAN

2. ADALAHSUATU ASPEK INTI MANUSIA SEPANJANG

KEHIDUPANNYA MELIPUTI SEKS, IDENTITAS, PERAN
GENDER, ORIENTASI SEKSUAL, EROTISME,
KENIKMATAN, KEMESRAAN DAN REPRODUKSI.
PENGERT

SEKSUALITAS TIDAK SAMA DENGAN SEKS.

SEKSUALITAS ADALAH INTERAKSI FAKTOR-FAKTOR
BIOLOGIS, PSKOLOGIS PERSONAL LINGKUNGAN, DAN
FUNGSI BIOLOGIS YANG MENGACU PADA
KEMAMPUAN INDIVIDU UNTUK MEMBERI DAN
MENERIMA KENIKMATAN DAN BEREPRODUKSI.
PENG

SEDANGKAN IDENTITAS DAN KONSEP DIRI SEKSUAL

PSIKOLOGIS MENGACU PADA PEMAHAMAN DALAM
DIRI INDIVIDU TENTANG SEKSUALITAS, SEPERTI
CITRA DIRI, IDENTIFIKASI SEBAGAI PRIA ATAU
WANITA, DAN PEMAHAMAN TENTANG PERAN-
PERAN MASKULI ATAU FEMINIM.
PENG

TERDAPAT DUA ASPEK SEKSUALITAS:

1. SEKSUALITAS DALAM ARTI LUAS ADALAH SEGALA

HAL YANG TERJADI AKIBAT DARI ADANYA
PERBEDAAN JENIS KELAMIN ANTARA LAIN:

a. PERBEDAAN PERAN
b. PERBEDAAN TINGKAH LAKU, LEMBUT, GENIT, KASAR
C. PERBEDAAN ATRIBUT ; NAMA;PAKAIAN; DLL
PENG

2. SEKSUALITAS DALAM ARTI SEMPIT ADALAH SEKS

YANG BERATI KELAMIN; YANG MELIPUTI:

a. ALAT KELAMIN ITU SENDIRI

b. KELENJAR DAN HORMON-HORMON DALAM TUBUH YANG
MEMPENGRUHI BEKERJANYA KELAMIN
c. ANGGOTA TUBUH DAN CIRI-CIRI BADANIAH LAINNYA YANG
MEMBEDAKAN LAKI DAN PEREMPUAN.
 FUNGSI SEKSUALITAS

1. KESUBURAN.
ADA BUDAYA YANG MEMBUKTIKAN WANITA
MUDA DENGAN MEMILIKI ANAK WALAUPUN YANG
BERSANGKTAN SEBENARNYA BELUM
MENGINGINKAN ANAK DALAM KEHIDUPANNYA.
ARTINYA MASYARAKAT SECARA TRADISIONAL
MENGANGGAP WANITA LAYAK DINIKAHI APABILA IA
SANGGUP MEMBUKTIKAN KESUBURANNYA.
FUNGSI

2. KENIKMATAN
PENDORONG PRIMER ATAU PERILAKU SEKSUAL
ADALAH KENIKMATAN ATAU KESENANGAN YANG
DIRASAKAN MERUPAKAN KOMBINASI KENIKMATAN
SEKS. KENIKMATAN KHAS SEKSUAL YANG UMUM
DIRASAKAN ADALAH BERKAITAN DENGAN ORGASME
YANG TERJADI.
FUNGSI

3. MEMPERERAT IKATAN DAN KEINTIMAN PASANGAN

DALAM SUATU PERTALIAN SEKSUAL YANG
EKSKLUSIF, PASANGAN MELAKUKAN SECARA
BERSAMA YANG TIDAK INGIN MEREKA LAKUKAN
DENGAN ORANG LAIN. INI ADALAH ESENSI
KEINTIMAN SEKSUALITAS.
FUNGSI

KEINTIMAN TERSEBUT BERAKAR DARI RESIKO

PSIKOLOGIS YANG TERLIBAT SECARA KHUSUS YAITU:
RESIKO DITOLAK, DITERTAWAKAN, MENDAPAT
BAHWA DIRINYA TIDAK MENARIK, ATAU BAHKAN
KEHILANGAN KENDALI DAPAT MENGHILANGKAN
GAIRAH PASANGAN
FUNGSI

4. MENEGASKAN MASKULINITAS DAN FEMINITAS

MUNGKIN MENGGUNAKAN SEKSUALITAS UNTUK
MENUNJUKAN KEMAMPUAN, KETIKA ADA DUGAAN
“KETIDAK MAMPUAN” DALAM HAL INI. ATAU ADA
PERASAAN TIDAK DIPERLUKAN KARENA FAKTOR
USIA, DSB.
FUNGSI

5. MENINGKATKAN HARGA DIRI

BERHASIL DALAM UPAYA SEKSUAL ATAU MERASA
BERGUNA SECARA SEKSUAL BAGI ORANG LAIN,
SECARA UMUM DAPAT MENINGKATKAN DIRI.
FUNGSI

6. MENCAPAI KEKUASAAN ATAU DOMINASI DALAM

HUBUNGAN.
POWER SEKSUALITAS CENDERUNG DIANGGAP
SEBAGAI SALAH SATU ASPEK MASKULINITAS OLEH
PRIA, BAIK KARENA ALASAN SOSIAL MAUPUN FISIK,
SEHINGGA BERADA DALAM POSISI DOMINAN.
BIASANYA TERJADI PADA MASA “PACARAN”; NAMUN
DEMIKIAN WANITA-PUN DAPAT BERTINDAK SEPERTI
INI. ....
FUNGSI

7. MENGUNGKAPKAN PERMUSUHAN
INTERAKSI SEKSUAL PRIA-WANITA DAPAT
DIGUNAKAN UNTUK MENGGUNGKAPKAN
PERMUSUHAN. DIMANA RELEVAS DALAM MASALAH
PERKOSAAN ATAU PENYERANGAN SEKSUAL. SEPERTI
DIKETAHUI BAHWA KEKUASAAN DAPAT DIGUNAKAN
SEBAGAI DOMINASI PEMAKSAAN ATAU
PENYERANGAN SEKSUAL.
FUNGSI

8. MENGURANGI ANSIETAS ATAU kecemasan

MENURUNNYA GAIRAH YANG BIASA TERJADI
SETELAH ORGASME DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI
CARA UNTUK MENGURANGI ANSIETAS ATAU
KETEGANGAN DILUAR LINGKUNGAN PASANGAN.
FUNGSI

9. PENGAMBILAN RESIKO
INTERAKSI SEKSUAL MENIMBULKAN BERBAGAI
RESIKO MULAI DARI YANG RINGAN MISALNYA
“TERTANGKAP BASAH”, SAMPAI YANG SERIUS
MISALKAN HAMIL ATAU TERKENA PENYAKIT SEKS
MENULAR.
FUNGSI

KEADAAN INI MENIMBULKAN KASADARA BANYAK

ORANG UNTUK MENGHINDARINYA. NAMUN ADA
PULA RESIKO YANG SUDAH DIKETAHUI MENJADIKAN
INDIVIDU TERSEBUT RESPONS SEKSUALNYA
MENINGKAT, ATAU RESIKO SEKSUAL MENJADI SALAH
SATU BENTUK KESENANGAN YANG DICARI.
FUNGSI

10. KEUNTUNGAN MATERI

PERSTITUSI ADALAH BENTUK YANG JELAS
BAHWA SEKSUAL AKAN MENDAPAT KEUNTUNGAN
MATERI. BIASANYA DILAKUKAN LEBIH BANYAK
DISEBABKAN OLEH FAKTOR EKONOMI.
FUNGSI

SEDANG PERNIKAHAN SAMPAI SAAT INI MASIH

SERING DILANDASI OLEH KEINGINAN UNTUK
MEMPEROLEH SATU BENTUK PERLINDUNGAN DAN
BUKAN SEMATA-MATA IKATAN KOMITMEN UNTUK
HIDUP BERSAMA (GLASIER;2005)
 KESEHATAN SEKSUALITAS

KESEHATAN SEKSUAL ADALAH BENTUK KEMAMPUAN

SESEORANG MENCAPAI KESEJAHTERAAN FISIK,
MENTAL DAN SOSIAL YANG TERKAIT DENGAN
SEKSUALITAS. HAL INI TERCERMIN DARI EKSPRESI
YANG BEBAS NAMUN BERTANGGUNG JAWAB DALAM
KEHIDUPAN PRIBADI DAN SOSIAL, MISALNYA DALAM
MENJAGA HUBUNGAN DENGAN TEMAN , PACAR,
DALAM BATAS BATAS YANG DIBOLEHKAN OLEH
NORMA DAN AGAMA.
KESEHATAN

BUKAN HANYA TIDAK ADA KECACATAN, PENYAKIT

DAN GANGGUAN LAIN, KONDISI INI HANYA BISA DI
CAPAI BILA HAK SEKSUAL INDIVIDU PEREMPUAN
DAN LAKI-LAKI DIAKUI DAN DIHORMATI.
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SEKS MANUSIA

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SEKS

MANUSIA DISEBUT LIBIDO; TERDIRI DARI BEBERAPA
TAHAP :

1. TAHAP ORAL ; (1-2 TAHUN).

TINGKAT KEPUASAN DENGAN MENGHISAP ;DOT,
IBU JARI, PUTING IBU.
PERTUMBUHAN

2. TAHAP ANAL ; (3-4 TAHUN). KEPUASAN SEKS

ANAK KETIKA BUANG AIR BESAR, SEHINGGA IA
BISA DUDUK BERLAMA-LAMA DI KLOSET.

3. TAHAP FALIK; (4-5 TAHUN). MENDAPAT

KEPUASAN DENGAN MEMPERMAINKAN ALAT
KELAMINNYA.
PERTUMBUHAN

4. TAHAP LATEN; (6-12 TAHUN). INI ADALAH MASA

DIMANA TINGKAH LAKU SEKS TERBENAM
DISEBABKAN ANAK DI TUNTUT SEKOLAH,
MENGERJAKAN PR, TUGAS LAINNYA, BERMAIN
DISEKOLAH MAUPUN DIRUMAH. ANAK CEPAT LELAH
DAN CEPAT TIDUR UNTUK ESOK SEKOLAH LAGI..
PERTUMB

TAHAP GENITAL; (12-15 TAHUN). TANDA SEKS MULAI

TIMBUL BERKEMBANG DAN KEINGINAN SEKS DALAM
BENTUK LIBIDO MULAI TAMPAK DAN TERUS
BERLANGSUNG SAMPAI LANJUT USIA. BENTUKNYA;
- SUARA BERUBAH
- INGIN DIPUJA DAN MEMUJA
- INGIN DICUMBU DAN MENCUMBU
PERTUMB

- ANAK PEREMPUAN MULAI MENSTRUASI

- ANAK LAKI MIMPI BASAH
- HIDARKAN DARI KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN
, KARENA BERDAMPAK MENYEDIHKAN
BELUM SIAP MENTAL, FISIK LEMAH.
PERTUMB

BERKEMBANGNYA SEKSUALITAS DAN PERTALIAN

SEKSUALITAS;

a. MASA REMAJA
PADA UMUMNYA SEKSUALITAS BERKAITAN DENGAN
PENEGASAN IDENTITAS. GENDER DAN HARGA DIRI.
PUBERTAS MULAI TERJADI. PERUBAHAN-
PERUBAHAN DITUBUH TERJADI SECAR TIDAK
TERDUGA.
PERTUMB

b. PASANGAN DAN AWAL PERKAWINAN

DIMULAI DENGAN MEMBANGUN RASA AMAN
DALAM PETALIAN SEKSUAl YANG MULAI
KEHILANGAN PENGARUH KARENA
“PENGALAMAN BARUNYA”.
KOMUNIKASI PERLU DIBANGUN UNTUK DAPAT
MENGETAHUI KENIKMATAN ITU APA, BERTALIAN
DENGAN SEKSUALITAS.
PERTUMB

c. AWAL MENJADI ORANG TUA

SETELAH MELAHIRKAN, KEMBUTUHAN LEBIH
LANJUT TERHADAP PENYESUAIAN SEKSUALITAS.
PEREMPUAN KEMUNGKINAN MENGALAMI
PENURUNAN SEKSUAL DAN KAPASITAS
MENIKMATI SEKS KARENA MENGALAMI
PERUBAHAN FISIK DAN MEKANIS.
PERTUMB

d. USIA PARUH BAYA

SEKSUALITAS YANG SUDAH TERJALIN SANGAT
LAMA BIASANYA MENGHADAPI HAMBATAN
YANG BERBEDA-BEDA. BAGI BANYAK ORANG
KUALITAS HUBUNGAN SEKSUAL YANG RUTIN
AKAN MEMAKAN “KORBAN”. MISALNYA
MENJADI STRESS DAN CEPAT LELAH DIKANTOR,
ANTUSIA SEKS HILANG, HUBUNGAN INTM
MENJADI JARANG TERJADI.
PERTUMB

PADA KELOMPOK YANG LEBIH TUA,

MENGHADAPI PROBLEM ESEKSI BAGI PRIA DAN
GAIRAH SEKS MENURUN BAGI WANITA.

NAMUN BAGI BANYAK ORANG PULA BAHWA

PROBLEM KENYAMANAN HUBUNGAN INTIMSEKS
DAPAT DIATASI DENGAN TEKNI-TEKNIK YANG
DIKEMBANGKAN OLEH PASANGAN ITU SENDIRI.
 PERMASALAHAN SEKSUALITAS

PENYEBAB DARI PERMASALAHAN SEKSUALITAS

ANTARA LAIN :

1). KETIDAK TAHUAN MENGENAI SEKS

TIDAK JARANG PENGETAHUAN SEKS HANYALAH

SEBATAS INFORMASI, BUKAN PENDIDIKAN SEKS.
ITU TERJADI KARENA MEREKA TIDAK MENDAPAT
PENDIDIKAN SEKS DI SEKOLAH.
M ASALAH

AKIBATNYA KEINGINTAHUAN MEREKA TENTANG

SEKS DIPEROLEH DARI BERBAGAI MEDIA.

AKIBAT SELANJUTNYA ADALAH BAHWA LEBIH

DARI 70 % WANITA INDONESIA TIDAK
MENGETAHUI DIMANA LETAK KLITORIS MEREKA
SENDIRI. PADAHAL SEBENARNYA SANGAT
PENTING, TETAPI TIDAK TIDAK DIKETAHUI OLEH
ORANG BANYAK.
MASALAH

UNTUK ITU ORANG TUA HENDAKNYA MEMBERI

PENDIDIKAN SEKS DENGAN BENAR SEJAK DINI.
ANTARA LAIN DENGAN MEMISAHKAN ANAK LAKI
DAN PEREMPUAN TIDUR BERSAMA KETIKA USIA
MENCAPAI SEPULUH TAHUN .
MASALAH

2). FAKTOR KELELAHAN

RASA LELAH MERUPAKAN MOMOK YANG
MENGHANTUI PASANGAN PADA ZAMAN INI DALAM
MELAKUKAN HUBUNGAN SEKS. APALAGI DENGAN
MENINGKATNYA TUTUTAN HIDUP, DIMANA WANITA
HARUS IKUT BEKERJA DILUAR RUMAH. KETIKA
PASANGAN PULANG KERJA DALAM KONDISI LELAH,
MAKA HUBUNGAN SEKS MENJADI TIDAK MENARIK.
MASALAH

KELELAHAN BISA MENYEBABKAN

BERTAMBAHNYA USAHA YANG DI PERLUKAN
UNTUK MEMUASKAN KEBUTUHAN LAWAN JENIS
DAN MERUPAKAN BEBAN YANG MEMBUAT
KESAL YANG BISA MEMADAMKAN GAIRAH SEKS.
MASALAH

3). KONFLIK
KONFLIK DAPAT MENJADI KENDALA HUBUNGAN
EMOSI PASANGAN, BAHKAN DAPAT MEMPERTAJAM
PERSELISIHAN DENGAN MENGELUARKAN
UNGKAPAN NEGATIF YANG SANGAT MELUKAI
PERASAAN PASANGAN . KEMARAHAN SAN
KECEMASAN YANG TIDAK TERPECAHKAN BISA
MENYEBABKAN SEJUMLAH MASALAH SEKSUAL
ANTARA LAIN EREKSI, MENGHIDARI SEKS, MENAHAN
DIRI TIDAK BERCINTA.
MASALAH

4). KEBOSANAN
BOSAN ADALAH KEMARAHAN YANG DISADARI
ATAU TIDAK DISADARI KARENA HARAPAN ANDA
TIDAK TERPENUHI. MASALAH INI DIDERITA OLEH
KEBANYAKAN PASANGAN YANG SUDAH HIDUP
BERSAMA SELAMA BERTAHUN-TAHUN DAN
MERASA KEHILANGAN GETARAN KENIKMATAN
KETIKA BERHUBUNGAN INTIM
MASALAH

SELAIN ITU HUBUNGAN YANG DILAKUKAN MALAM

SEBELUM TIDUR; PADA SATU TITIK TERTENTU
MENIMBULKAN KEBOSANAN DISEBEBKAN
HUBUNGAN TERSEBUT SEPERTI KEGIATAN RUTIN
YANG TIDAK MEMBERI KESENANGAN YANG
MENGESANKAN.
 MEMBANTU KESULITAN SEKSUAL

DENGAN MENDENGARKAN SECARA EMPATI

KELUHAN PASIEN, DIHARAPKAN PASIEN MAU BICARA
SECARA TERBUKA KELUHAN YANG DIHADAPI DALAM
MASALAH KESULITAN SEKSUAL. GLASIER
MENYAMPAIKAN BAHWA HANYA PASANGAN ITU
SENDIRI YANG DAPAT MENYELESAIKAN ATAU
MENDAPATKAN SOLUSI YANG DIHADAPI.
MENBANTU

PERLU DISADARI BAHWA TIDAK ADA INFORMASI

YANG MEMADAI YANG TERSEDIA UNTUK
MEMECAHKAN MASALAH SEKSUAL. NAMUN KETIKA
PASANGAN ITU SALING BERBICARA DENGAN
MEMILIH KEMUNGKINAN-KEMUNGKINAN CARA
ATAU PENGALAMAN YANG PERNAH BERHASIL
MEMBERI KESENANGAN BERSAMA YANG PADA
AKHIRNYA TUJUAN MENCAPAI ORGASME BERSAMA
DAPAT DI PEROLEH.
 IV
KONSEP STRES ADAPTASI

PENGERTIAN
MANIFESTASI STRES
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PROSES PERAWATAN STRES DAN MANAJEMEN STRES
 PENGERTIAN

BANYAK AHLI MENDIFINISIKAN STRES YANG

DITANDAI SECARA FISIK BERUPA PERUBAHAN
WAJAH YANG MEMERAH, JANTUNG BERDEBAR
KERAS, BERKERINGAT ,SULIT TIDUR DAN SEBAGAINYA

PERUBAHAN INI MENYEBABKAN PARA AHLI

MENYATAKAN BAHWA STRES HANYALAH SEKEDAR
GANGGUAN SISTEM SYARAF SEHINGGA TERJADI
PERUBAHAN DIATAS.
PENGERT

STRES ADALAH SEGALA SITUASI DIMANA TUNTUTAN

NON SPESIFIK MENGHARUSKAN SESEORANG
INDIVIDU UNTUK MELAKUKAN TINDAKAN ATAU
MERESPON.

STRES SEBAGAI FENOMENA JIWA YANG TERPISAH

DENGAN JASMANI.
PENGERT

STRES MERUPAKAN INTERAKSI ANTARA INDIVIDU

DENGAN LINGKUNGANNYA.

STRES SEBAGAI SUATU PROSES YANG MELIPUTI

TERSOR (STIMILUS YANG MENGAWALI ATAU
MENCETUSKAN PERUBAHAN), DAN KETEGANGAN
PENGERT

STRES BUKAN HANYA STIMULUS ATAU RESPON,

TETAPI JUGA AGEN AKTIF YANG DAPAT
MEMPENGARUHI TRESOR MELALUI STRATEGI
PERILAKU, KOGNITIF DAN EMOSIONAL. DALAM HAL
INI INDIVIDU AKAN MEMBERI REAKSI YANG BERBEDA
TERHADAP TRESOR YANG SAMA.
PENGERT

DEFINISI YANG BERAGAM MENUNJUKAN BAHWA

STRES BUKAN SUATU HAL YANG SEDERHANA.
KARENA ADA PULA YANG MENDEFINISIKAN BAHWA
STRES ADALAH GANGGUAN PADA TUBUH DAN
FIKIRAN YANG DISEBABKAN OLEH PERUBAHAN DAN
TUNTUTAN KEHIDUPAN.
 MANIFESTASI STRES

STRES BERSIFAT UNUVERSAL, SEMUA ORANG DAPAT

MERASAKAN WALAU DALAM RESPON YANG
BERBEDA SESUAI KARAKTER INDIVIDUNYA.

SESEORANG YANG MENGALAMI STRES TERJADI

PERUBAHAN-PERUBAHAN DALAM TUBUHNYA
SEPERTI :
MANIFESTASI

1. PERUBAHAN PADA RAMBUT, al – RONTOK

2. WAJAH TEGANG, SULIT TERSENYUM
3. NAFAS SESAK
4. JANTUNG BERDEBAR
5. DIARE
6. SERING BERKEMIH
7. TULANG TERSA NGILU, OTOT SAKIT
MANIFESTASI

8. KADAR GULA MENINGKAT, MENS TIDAK TERATUR

9. LIBIDO MENURUN ATAU MENINGKAT
10. GANGGUAN MAKAN
11. SULIT TIDUR
12. SAKIT MENTAL
 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRES

KOMBINASI TRESSOR BISA MENYEBABKAN UTAMA

ATAU BAHKAN HANYA SATU STRESSOR DAPAT
MENYEBABKAN STRES .

MENURUT ROBBINS, ADA TIGA PENYEBAB STRES :

FAKTOR

1. FAKTOR LINGKUNGAN :

PERUBAHAN LINGKUNGAN YANG TERLALU CEPAT

YANG BERHUBUNGAN DENGAN EKONOMI,
POLITIN DAN TEKNOLOGI DAPAT
MENIMBULKAN STRES.
FAKTOR

HAL INI DAPAT TERJADI TERHADAP SESEORANG YANG

TERLALU LAMBAT MENYESUAIKAN TERHADAP
PERUBAHAN YANG CEPAT DENGAN LINGKUNGAN
EKSTERNAL . ....... ASYIK DENGAN LINGKUNGANNNYA
SENDIRI.
FAKTOR

2. FAKTOR ORGANISASI.

TERDAPAT BEBERAPA FAKTOR YANG

MENIMBULKAN STRESS YAITU ROLE DEMANDS,
INTERPERSONAL DEMAND, ORGANIZATIONAL
STRUCTURE DAN ORGANIZATIONAL LEADERSHIP
FAKTOR ORG.

ROLE DEMAND :
BERHUBUNGAN DENGAN PERATURANRAN YANG
MEMPENGARUHI PERAN STAF/KARYAWAN.
INTERPERSONAL DEMANDS :
BERHUBUNGAN DENGAN KOMUNIKASI YANG TIDAK JELAS
ANTAR STAF DAN ANTAR PIMPINAN.
ORGANIZATIONAL STRUCTURE :
BERHUBUNGAN DENGAN KETIDAK JELASAN KEPUTUSAN ATAU
PERINTAH DALAM ORGANISASI.
ORGANIZATIONAL LEADERSHIP :
BERHUBUNGAN DENGAN KARAKTER KEPEMIMPINAN.
FAKTOR

3. FAKTOR INDIVIDU

KARAKTERISTIK PRIBADI DARI KETURUNAN BAGI

SETIAP INDIVIDU DAPAT MENIMBULKAN STRES
TERLETAK DARI WATAK DASAR ALAMI YANG
DIMILIKI OLEH ORANG TERSEBUT.

HUBUNGAN PRIBADI DENGAN KELUARGA YANG

TIDAK BAIK TERBAWA DALAM PEKERJAAN
FAKTOR

STRESS DALAM HAL INI DAPAT BERHUBUNGAN ATAU

BERDAMPAK DENGAN KELUARGA YANG SERING KALI
BERHUBUNGAN MASALAH EKONOMI. SELAIN ITU
STRESS DALAM HAL INI DAPAT BERHUBUNGAN ATAU
BERDAMPAK DENGAN PEKERJAAN DITEMPAT
KERJANYA.
PROSES KEPERAWATAN STESS MANAJEMEN STRESS
UNTUK PERAWAT

MANAJEMEN STRESS ADALAH KEMUNGKINAN

MELIHAT PROMOSI KESEHATAN SEBAGAI AKTIVITAS
ATAU INTERVENSI ATAU MENGUBAH PERTUKARAN
RESPON TERHADAP PENYAKIT
PROSES

FOKUSNYA TERGANTUNG TUJUAN DARI INTERVENSI

PERAWAT BERDASAR KEBUTUHAN PASIEN.

PERAWAT PERTANGGUNG JAWAB PADA

IMPLEMENTASI PEMIKIRAN YANG DIKELUARKAN
UNTUK MENCEGAH DAN MENGATASI STRESS. AGAR
STRESS TIDAK SAMPAI KETAHAP YANG LEBIH BERAT
MAKA DAPAT DILAKUKAN DENGAN CARA :
FAKTOR

1. MENGATUR DIET DAN NUTRISI

2. ISTIRAHAT DAN TIDUR
3. OLAH RAGA
4. BERHENTI MEROKOK
5. TIDAK MINUMAN KERAS
6. MENGATUR BERAT BADAN
7. MENGATUR WAKTU KERJA
FAKTOR

8. TERAPI PSIKOFARMAKA
9. TERAPI SOMATIK
10. PSIKOTERAPI
11. TERAPI PSIKORELEIGIUS
12. ---
13. ---
 V
KONSEP KEHILANGAN, KEMATIAN DAN DUKA

PENGERTIAN
BENTUK KEHILANGAN
SIFAT KEHILANGAN
TIPE KEHILANGAN
KATEGORI KEHILANGAN
TAHAPAN PROSES KEHILANGAN
KEMATIAN
BERDUKA
 PENDAHULUAN

KEHILANGAN DAN BERDUKA ADALAH KEADAAN

SATU KESATUAN DAN KEJADIAN INI MERUPAKAN
BAGIAN INTEGRAL DARI HIDUP DAN KEHIDUPAN.
PEND

KEHILANGAN MUNGKIN TERJADI SECARA BERTAHAP

ATAU MENDADAK, BISA TANPA KEKERASAN ATAU
TRAUMATIK, DIANTISIPASI ATAU TIDAK DIHARAPKAN,
TIDAK DIDUGA, SEBAGAIAN ATAU TOTAL DAN BISA
KEMBALI ATAU TIDAK DAPAT KEMBALI.
 PENGERTIAN

KEHILANGAN MERUPAKAN SUATU KONDISI DIMANA

SESEORANG MENGALAMI SUATU KEKURANGAN
ATAU TIDAK ADA, DARI SUATU YANG DULUNYA
PERNAH ADA ATAU PERNAH DIMILIKI.
 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEHILANGAN

1. ARTI DARI KEHILANG

2. SOSIAL BUDAYA
3. KEPERCAYAAN
4. PERAN SEKS
5. STATUS SOSIAL
6. KONDISI FISIK DAN PSIKOLOGIS
 BENTUK KEHILANGAN

1. KEHILANGAN ORANG YANG BERARTI

2. KEHILANGAN KESEJAHTERAAN
3. KEHILANGAN MILIK PRIBADI
 SIFAT KEHILANGAN

1. TIBA-TIBA

2. BERANGSUR –ANGSUR
ANTARA LAIN : (1) PENYAKIT YANG
BERKEPANJANGAN (2) FAKTOR
KETERGANTUNGAN YANG KEMUDIAN
BERHENTI
 TIPE KEHILANGAN

a) ACTUAL LOSS
ADALAH KEHILANGAN YANG DAPAT
DIIDENTIFIKASI
b) PERCEIVED LOSS (SPIKOLOGIS)
KEHILANGAN YANG MENYAGKUT HAL-HAL YANG
TIDAK DAPAT DINYATAKAN SECARA JELAS
c) ANTICIPATORY LOSS
ANTARA LAIN : INDIVIDU MEMEPERLIHATKAN
PERILAKU KEHILANGAN DAN BERDUKA.
 LIMA KATEGORI KEHILANGAN

1. KEHILANGAN OBYEK EKSTERNAL

KEHILANGAN BENDA EKSTERNAL MISALNYA

BERPIDAH TEMPAT, DICURI .... KEDALAMAN
BERDUKA KARENA KEHILANGAN SANGAT
TERGANTUNG NILAI DAN KEGUNAAN DARI BENDA
YANG DIMILIKI.
LIMA

2. KEHILANGAN LINGKUNGAN YANG TEAH DIKENAL

ADALAH KEHILANGAN SECARA PERMANEN DARI

LINGKUNGAN YANG TELAH DIKENAL; ANTARA LAIN
PINDAH RUMAH ATAU PIDAH TEMPAT PERAWATAN,
ATAU PERPINDAHAN DISEBABKAN KARENA BENCANA
ALAM.
LIMA

3. KEHILANGAN ORANG TERDEKAT

ORANG TERDEKAT SEPERTI PASANGAN HIDUP,

ORANG TUA, ANAK, SAUDARA KANDUNG, TEMAN ,
TETANGGA, ARTIS PUJAAN BAHWAK HEWAN
PELIHARAAN,... AKIBAT BERPISAH ATGAU KEMATIAN
MEMILIKI KEDUKAAN YANG BERBEDA.
LIMA

4. KEHILANGAN ASPEK DIRI

MENCAKUP KEHILANGAN BAGIAN TUBUH BERUPA

ANGGOTA GERAK, MATA, RAMBUT, GIGI ATAU
BABIAN TUBUH LAIN.
KEHILANGAN FUNGSI PSIKOLOGIS TERMASUK
KEHILANGAN PERCAYA DIRI, HARGA DIRI BAHKAN
KEHILANGAN INGATAN
4

KEHILANGAN ASPEK DIRI DAPAT TERJADI AKIBAT

PENYAKIT, CIDERA ATAU PERKEMBANGAN SITUASI.
ORANG TERSEDUT TIDAK SAJA MENGALAMI
KEDUKAAN TETAPI JUGA MENGALAMI PERUBAHAN
PERMANEN DALAM CITRA TUBUH DAN KONSEP DIRI.
LIMA

5. KEHILANGAN HIDUP.

ADALAH GAMBARAN RESPON TERHADAP PENGAKIT

YANG MENGANCAM HIDUP SESEORANG. PADA
AKHIRNYA KEHILANGAN DIRASAKAN OLEH ORANG
YANG MENGHADAPI DETIK-DETIK DIMANA ORANG
TERSEBUT AKAN MENINGGAL
5

DALAM HAL INI ORANG TERSEBUT AKAN MELALUI

EMPAT FASE ;
- FASE PREDIAGNOSTIK
- FASE AKUT
- FASE KRINIS
-FASE TERMINAL KETIKA KEMATIAN BUKAN LAGI
KEMUNGKINAN TATAPI PASTI TERJADI.
 KEMATIAN

KEMATIAN MERUPAKAN PERISTIWA ALAMIAH YANG

DIHADAPI OLEH MANUSIA. PEMAHAMAN KEMATIAN
MEMPENGARUHI SIKAP DAN TINGKAH LAKU
SESEORANG TERHADAP KEMATIAN.
MENGACU PADA KONSEP KEMATIAN, PENENTUAN
KAPAN SESEORANG DINYATAKAN TELAH MATI
DIJELASKAN SEBABAGI BERIKUT :
KEMATIAN

1. KEMATIAN SEBAGAI BERHENTINYA DARAH

MENGALIR;

DALAM PP NO. 18 TAHUN 1981; MENYATAKAN

BAHWA MATI ADALAH BERHENTINYA FUNGSI
JANTUNG DAN PARU-PARU. NAMUN KONSEP INI
SUDAH BISA DISANGGAH KARENA TEKNILOGI
KEDOKTERAN BISA MEMULIHKAN FUNGSI ORGAN
TERSEBUT
KEMATIAN

2. MATI SEBAGAI SAAT TERLEPASNYA NYAWA DARI

TUBUH;

KONSEP INI JUGA MERAGUKAN KARENA ADA

TINDAKAN RESUSITASI YANG BERHASIL... ( HIDUP
KEMBALI...???)
KEMATIAN

3. HILANGNYA KEMAMPUAN TUBUH SECARA

PERMANEN ;

SECARA MORAL TIDAK DAPAT DITERIMA KARENA

KENYATAANNYA ORGAN-ORGAN MASIH BERFUNGSI
MESKIPUN TIDAK TERPADU. BERGUNA UNTUK
TRANSPLANTASI.
KEMATIAN

4. HILANGNYA MANUSIA SECARA PERMANEN ;

DALAM MELAKUKAN SUATU TIDAKAN, MENGINGAT,

MENGAMBIL KEPUTUSAN DAN SEBAGAINYA
MENGGUNAKAN PENGGERAK DARI OTAK. PUSAT
PENGENDALIAN INI TERLETAK PADA BATANG OTAK.
4

OLEH KARENA ITU KETIKA BATANG OTAK TELAH MATI

MAKA DAPAT DIPASTIKAN BAHWA ORANG TERSEBUT
SECARA FISIK DAN SOSIAL TELAH MATI.
DALAM KEADAAN SEPERTI INI KALANGAN MEDIS
SERING MENEMPUH PILIHAN TIDAK MENERUSKAN
RESUSITASI, DNR (do not resusitasi).
 BERDUKA

BERDUKA ADALAH RESPON EMOSI YANG

DIEKSPRESIKAN TERHADAP KEHILANGAN YANG
DIMANIFESTASIKAN DENGAN PERASAAN SEDIH,
GELISAH, CEMAS, SESAK NAFAS, SUSAH TIDUR DSB.

ADA DUA TIPE BERDUKA YAITU BERDUKA

DIANTISIPASI DAN BERDUKA DISFUNGSIONAL;
DUKA

1. BERDUKA DIANTISIPASI

MERUPAKAN STATUS PENGALAMAN INDIVIDU

DALAM MERESPON KEHILANGAN YANG AKTUAL
ATAU YANG DIRASAKAN SESEORANG ATAU KETIDAK
MAMPUAN FUNGSIONAL SEBELUM TERJADINYA
KEHILANGAN
DUKA

2. BERDUKA DISFUNGSIONAL

ADALAH SUATU STATUS YANG MERUPAKAN

PENGALAMAN INDIVIDU YANG RESPONNYA
DIBESAR-BESARKAN SAAN INDIVIDU KEHILANGAN
SECARA AKTUAL. KONDISI INI MERUPAKAN TIPE
YANG ABNORMAL.
 KONSEP TOERI PROSES BERDUKA

KONSEP DAN TEORI BERDUKA DIGUNAKAN UNTUK

MENGANTISIPASI KEBUTUHAN EMOSIONAL KLIEN
DAN KELUARGANYA SERTA RENCANA INTERVENSI
UNTUK MEMBANTU MEMAHAMI KESEDIHAN
MEREKA DAN MENGATASINYA.
TEORI BERDUKA

PERAN PERAWAT UNTUK MENDAPATKAN

GAMBARAN TENTANG PERILAKU BERDUKA,
MENGENALI PENGARUH BERDUKA TERHADAP
PERILAKUNYA DAN MEMBERI DUKUNGAN DALAM
BENTUK EMPATI.

BEBERAPA TEORI BERDUKA:

 TEORI BERDUKA ENGELS

MENURUT ENGEL PEOSES BERDUKA MEMPUNYAI

BEBERAPA FASE :

FASE I : SHOCK DAN TIDAK PERCAYA

SESEORANG MENOLAK KENYATAAN KEHILANGAN ,
MUNGKIN MENARIK DIRI, DUDUK LEMAS, REAKSI
SECARA FISIK MUNGKIN PINGSAN, DIAPORESIS,
MUAL, DIARE, DIDAK BISA ISTIRAHAT, INSOMNIA
DAN KELELAHAN.
ANGELS

FASE II : BERKEMBANGNYA KESADARAN

SESEORANG MULAI MERASAKAN KEHILANGAN
SECARA NYATA, MUNGKIN MENGALAMI PUTUS ASA,
KEMARAHAN, MERASA BERSALAH, FRUSTRASI,
DEPRESI, DAN KEKOSONGAN JIWA SECARA TIBA-TIBA
ANGELS

FASE III :
BERUSAHA UNTUK SEPAKAT UNTUK DAMAI DENGAN
PERASAAN YANG KOSONG, KARENA KEHILANGAN
MASIH TIDAK DAPAT DITERIMA. ADA PERHATIAN
YANG BARU DARI SESEORANG YANG BERTUJUAN
UNTUK MENGALIHKAN KEHILANGAN
ANGELS

FASE IV :
MENEKAN SELURUH PERASAAN NEGATIF TERHADAP
KORBAN/ ALMARHUM. MENEKAN TERSEBUT BISA
KARENA MERASA BERSALAH DAN SANGAT
MENYESAL KARENA KURANG PERHATIAN DIMASA
LALU.
ANGELS

FASE V :
KEHILANGAN YANG TIDAK DAPAT DIHINDARI HARUS
MULAI DISADARI. FASE INI DIHARAPKAN SESEORANG
SUDAH DAPAT MENERIMA KENYATAAN DAN
KESADARAN BARU MULAI TERJADI.
 PROSES BERDUKA MENURUT
TEORI BERDUKA KUBLER - ROSS

KUBLER – ROSS BERORIENTASI PADA PERILAKU

BERDUKA MELALUI LIMA TAHAPAN :

I. PENYANGKALAN (DENIAL)
INDIVIDU SEOLAH TIDAK TERJADI APA-APA DAN
MENOLAK TELAH TERJADI KEHILANGAN; DAN
MENYATAKAN “ TIDAK MUNGKIN TERJADI PADA
SAYA”
ROSS

II. KEMARAHAN (ANGER)

PADA TAHAP INI SESEORANG AKAN LEBIH SENSITIF
SEHINGGA MUDAH TERSINGGUNG DAN MARAH.
HAL INI MERUPAKAN MANIFESTASI DARI
KECEMASANNYA MENGHADAPI KEHILANGAN
ROSS

III. PENAWARAN (BARGAINING)

INDIVIDU BERUSAHA UNTUK MENCEGAH
KEHILANGAN DAN BERUSAH UNTUK MEMPEROLEH
PENDAPAT DARI ORANG LAIN
ROSS

IV. DEPRESI (DEPRESSION)

DEPRESI TERJADI KETIKA KEHILANGAN DISADARI
DAN TIMBUL DAMPAK NYATA DARI MAKNA
KEHILANGAN. TAHAP INI MEMULAI MENCARI
PEMECAHAN MASALAH YANG TERJADI.
ROSS

V. PENERIMAAN (ACCEPTANCE)
SIKAP MENERIMA TERJADI BILA SESEORANG MAMPU
MENGHADAPI KENYATAAN DARI PADA HANYA
MENYERAH, MENGUNDURKAN DIRI ATAU BERPUTUS
ASA. ARTINYA INTERAKSI BISA DILAKUKAN.
 TEORI BERDUKA RANDO

RANDO MENDIFINISIKAN BERDUKA MENJADI TIGA

KATEGORI :

1. PENGHINDARAN
PADA TAHAP INI SESEORANG AKAN MENGHINDAR,
SHPCK, TIDAK PERCAYA DAN BAHKAN MENYANGKAL.
RANDO

2. KONFRONTASI
TERJADI LUAPAN EMOSI YANG SANGAT TINGGI
KARENA SECARA BERULANG-ULANG MELAWAN
KEHILANGAN. MENYEBABKAN KEDUKAAN YANG
PALING DALAM DIRASAKAN.
RANDO

3. AKOMODASI
SECARA BERTAHAP PENURUNAN BERDUKA AKUT
DAN MULAI MEMASUKI KEMBALI SECARA
EMOSIONAL DAN SOSIAL DALAM DUNIA SEHARI-
HARI DIMANA KLIEN BELAJAR UNTUK MENJALANI
KEHIDUPAN SEPERTI BIASANYA.
 VI
KONSEP KEBUDAYAAN

- DEFINISI
- PENGERTIAN DAN UNSUR KEBUDAYAAN
- WUJUD KEBUDAYAAN
- HUBUNGAN ANTAR UNSUR KEBUDAYAAN
 BUDAYA

BUDAYA ADALAH SUATU POLA HIDUP MENYELURUH

BERSIFAT KONPLEKS, ABSTRAK DAN LUAS, TERMASUK
DIDALAMNYA SISTEM AGAMA, POLITIK, ADAT
ISTIADAT, BAHASA, PAKAIAN, BANGUNAN DAN
KARYA SENI.

BUDAYA DITURUNKAN SECARA GENETIS; BUDAYA

DAPAT DIPELAJARI, DAN BERSIFAT MEMAKSA.
 PENGERTIAN KEBUDAYAAN

MENURUT EDWARD BURNETT TYLOR KEBUDAYAAN

MERUPAKAN KESELURUHAN YANG KOMPLEK YANG
DIDALAMNYA MENGANDUNG PENGETAHUAN,
KEPERCAYAAN, KESENIAN, MORAL, HUKUM, ADAT
ISTIADAT DAN KEMAMPUAN-KEMAMPUAN LAINNYA
YANG DIDAPAT SESEORANG SEBAGAI ANGGOTA
MASYARAKAT.
KEBUD

HERSKOVITS MEMANDANG KEBUDAYAAN SEBAGAI

SESUATU YANG TURUN TEMURUN DARI SATU
GENERASI KEGENERASI LAIN YANG KEMUDIAN
DISEBUT DENGAN SUPERORGANIC
KEBUD

PERWUJUDAN KEBUDAYAAN ADALAH BENDA-

BENDA YANG DICIPTAKAN OLEH MANUSIA SEBAGAI
MAHLUK YANG BERBUDAYA BERUPA PERILAKU DAN
BENDA-BENDA YANG BERSIFAT NYATA YANG
SEMUANYA DITUJUKAN UNTUK MEMBANTU
MANUSIA DALAM KELANGSUNGAN KEHIDUPAN
MASYARAKAT
KEBUD

PERWUJUDAN KEBUDAYAAN ADALAH BENDA-BENDA

YANG DICIPTAKAN OLEH MANUSIA SEBAGAI MAHLUK
YANG BERBUDAYA BERUPA PERILAKU DAN BENDA-
BENDA YANG BERSIFAT NYATA YANG SEMUANYA
DITUJUKAN UNTUK MEMBANTU MANUSIA DALAM
KELANGSUNGAN KEHIDUPAN MASYARAKAT.
 UNSUR BUDAYA

UNSUR-UNSUR BUDAYA MELIPUTI :

- ALAT TEKNOLOGI
- SISTEM EKONOMI
- KELUARGA
- KEKUASAAN POLITIK
- SISTEM NORMA
- ORGANISASI
- LEMBAGA-LEMBAGA.
 WUJUD BUDAYA
WUJUD BUDAYA BERUPA :

a. GAGASAN (IDEAL) ; SESUATU YANG TIDAK DAPAT

DISENTUH.

b. AKTIFITAS (TIBDAKAN) ; WUJUD INI SERING DISEBUT

SEBAGAI SISTEM SOSIAL YAITU SALING BERINTERAKSI SATU
SAMA LAIN.

c. ARTEFAK (KARYA); HASIL SUATU AKTIFITAS BERUPA FISIK

YANG BISA DIRABA, DILIHAT DAN DIDOKUMENTASIKAN.
 HUBUNGAN ANTAR UNSUR KEBUDAYAAN

1. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN HIDUP;

Berbentuk teknologi dan alat-alat untuk hidup.
2. SISTEM MATA PENCAHARIAN ; Pada awalnya
berupa kegiatan berburu, berternak, bercocok
tanam, menangkap ikan sampai pada era modern
saat ini.
3. SISTEM KEKERABATAN; merupakan hubungan
antar masyarakat yang kemudian dapat
menggambarkan struktur sosial dari masyarakat itu
sendiri.
HUBUNGAN

4. BAHASA ; Adalah wujud budaya yang digunakan

untuk komunikasi lisan maupun tulisan. Kekerabatan
dapat dilihat seperti keluarga inti, keluarga luas dst.

5. KESENIAN ; Kesenian disini mengacu pada

keindahan (estetika) yang dapat dinikmati dengan
mata atau telinga. Kesenian sifatnya kompleks.

6. SISTEM KEPERCAYAAN ; Seperti agama, aliran

kepercayaan, dengan prinsip-prinsipnya.
 VII
KONSEP KEBUDAYAAN DAN RUMAH SAKIT

- PENGERTIAN KEBUDAYAAN DAN RUMAH SAKIT

- KEBUDAYAAN RUMAH SAKIT
- KARAKTERISTIK RUMAH SAKIT
 PENGERTIAN KEBUDAYAAN

MENURUT EDWARD BURNETT TYLOR KEBUDAYAAN

MERUPAKAN KESELURUHAN YANG KOMPLEK YANG
DIDALAMNYA MENGANDUNG PENGETAHUAN,
KEPERCAYAAN, KESENIAN, MORAL, HUKUM, ADAT
ISTIADAT DAN KEMAMPUAN-KEMAMPUAN LAINNYA
YANG DIDAPAT SESEORANG SEBAGAI ANGGOTA
MASYARAKAT.
KEBUDAYAAN

HERSKOVITS MEMANDANG KEBUDAYAAN SEBAGAI

SESUATU YANG TURUN TEMURUN DARI SATU
GENERASI KEGENERASI LAIN YANG KEMUDIAN
DISEBUT DENGAN SUPERORGANIC
KEBUDAYAAN

ANDREAS EPPINK, KEBUDAYAAN MENGANDUNG

KESELURUHAN PENGERTIAN NILAI SOSIAL, NORMA
SOSIAL, ILMU PENGETAHUAN, SERTA KESELURUHAN
STRUKTUR-STRUKTUR SOSIAL, RELEGIUS, SERTA
SEGALA PERNYATAAN INTELEKTUAL DAN ARTISTIK
YANG MENJADI CIRI SUATU MESYARAKAT.
KEBUD

PERWUJUDAN KEBUDAYAAN ADALAH BENDA-BENDA

YANG DICIPTAKAN OLEH MANUSIA SEBAGAI MAHLUK
YANG BERBUDAYA BERUPA “PERILAKU DAN BENDA-
BENDA” YANG BERSIFAT NYATA YANG SEMUANYA
DITUJUKAN UNTUK MEMBANTU MANUSIA DALAM
KELANGSUNGAN KEHIDUPAN MASYARAKAT.
 PERUBAHAN BUDAYA

PERUBAHAN BUDAYA MERUPAKAN GEJALA UMUM

YANG TERJADI SEPANJANG MASA DALAM SETIAP
MASYARAKAT.

PERUBAHAN TERJADI SESUAI DENGAN HAKIKAT DAN

SIFAT DASAR MANUSIA YANG SELALU INGIN
MENGADAKAN PERUBAHAN.
PERUBAHAN

HIRSCHMAN MENYATAKAN BAHWA KEBOSANAN

MANUSIA MERUPAKAN PENYEBAB DARI TERJADINYA
PERUBAHAN.

ADA TIGA FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI

TERJADINYA PERUBAHAN ;
PERUBAHAN

1. TEKANAN KERJA DALAM MASYARAKAT

2. EFEKTIFITAS KOMUNIKASI

3. PERUBAHAN LINGKUNGAN ALAM

 PENETRASI KEBUDAYAAN

YANG DIMAKSUD DENGAN PENETRASI BUDAYA

ADALAH MASUKNYA PENGARUH SUATU
KEBUDAYAAN LAIN KE KEBUDAYAAN LAINNYA.

PENETRASI KEBUDAYAAN DAPAT TERJADI DENGAN

DUA CARA :
PENETRASI

1. PENETRASI DAMAI
DENGAN MASUKNYA BUDAYA LAIN KE BUDAYA
LAINNYA TIDAK BERPENGARUH NEGATIF. JUSTRU
AKAN MEMPERKAYA HASANAH SUATU BUDAYA
LAINNYA. MISALNYA MASUKNYA HINDU DAN
BUDAYA MODERN LAINNYA KE INDONESIA; DAN
TIDAK MENGHILANGKAN BUDAYA ASLI NYA.
PENETRASI

PENYEBARAN KEBUDAYAAN SECARA DAMAI AKAN

MENGHASILKAN AKULTURISASI, ASIMILASI DAN
SINTESIS.

AKULTURISASI : BERSATUNYA DUA KEBUDAYAAN

AKAN MENIMBULKAN BUDAYA BARU YANG
DITERIMA MASYARAKAT.... CANDI BOROBUDUR
PENETRASI

ASIMILASI : MUNCUL BUDAYA BARU SEBAGAI AKIBAT

BERCAMPERNYA DUA BUDAYA.

SINTESIS : MUNCUL BUDAYA BARU YANG BERBEDA

DENGAN ASLINYA.
PENETRASI

2. PENETRASI KEKERASAN

MASUKNYA BUDAYA BARU DENGAN KEKERASAN

DAN MEMAKSA UNTUK DI IKUTI MISALNYA
PENJAJAHAN BELANDA DI INDONESIA; SEGALA
ATURAN DARI BELANDA DITERAPKAN DIINDONESIA
SECARA PAKSA .... UU HUKUM INDONESIA SEBAGIAN
BESAR MENGGUNAKAN HUKUM BELANDA.
 PENGERTIAN RUMAH SAKIT

RUMAH SAKIT ADALAH SUATU INSTITUSI

PERAWATAN KESEHATAN PROFESIONAL YANG
PELAYANANNYA DILAKUKAN OLEH DOKTER,
PERAWAT, DAN TENAGA AHLI KESEHATAN LAINNYA
RS

ADA BEBERAPA JENIS RUMAH SAKIT YANG

MENGGAMBARKAN MENGENAI KEBUDAYAAN
RUMAH SAKIT YAITU :
1. RS UMUM
2. RS TERSEPESIALISASI
3. RS PENELITIAN
4. RS LEMBAGA/PERUSAHAAN
RS

1. RUMAH SAKIT UMUM

RS YANG SANGAT BESAR DAN DISEBUT MEDICAL
CENTER (PUSAT KESEHATAN) YANG MELAYANI
SELURUH PENGOBATAN MODERN TERMASUK
FASILITAS BEDAH DAN BEDAH PLASTIK.

SETIAP RSU MEMILIKI FASILITAS YANG BERVARIASI

TERGANTUNG KONDISI MASING-MASING WILAYAH
RS

2. RUMAH SAKIT TERSPESIALISASI

RS SPESIALIS KEBANYAKAN MEMPUNYAI AFILIASI
DENGAN UNIVERSITAS ATAU PUSAT RISET MEDIS
TERTENTU.
RS INI MENCAKUPTRAUMA CENTER, RS ANAK, RS
MANULA, RS YANG MELAYANI KEPENTINGAN
KHUSUS SEPERTI PSYCHIATRIC, DLL
RS

3. RUMAH SAKIT PENELITIAN/PENDIDIKAN

ADALAH RS UMUM YANG TERKAIT DENGAN
PENELITIAN DAN PENDIDIKAN FAKULTAS
KEDOKTERAN.
BIASANYA RS INI DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN
DOKTER MUDA, UJI COBA OBAT BARU DAB TEKNIK
PENGOBATAN BARU; DAN SESUAI FUNGSI SEBAGAI
RS PENDIDIKAN
RS

4. RS LEMBAGA/PERUSAHAAN
RS INI MENGUTAMAKAN MELANYANI ANGGOTA
/KARYAWAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN RS
TERSEBUT. MISALNYA RS AD; RSAU, RSAL, RS
PERTAMINA.
 KEBUDAYAAN RUMAH SAKIT

RUMAH SAKIT SEBAGAI ORGANISASI YANG UNIK

DAN KOMPLEKS KARENA IA MERUPAKAN INSTITUSI
PADAT KARYA, MEMPUNYAI SIFAT, CIRI DAN FUNGSI-
FUNGSI KHUSUS DALAM PROSES MENGHASILKAN
JASA MEDIS DAN MEMPUNYAI KELOMPOK PROFESI
DALAM MELAYANI PENDERITA. SELAINITU JUGA
SEBAGAI FUNGSI PENDIDIKAN DAN PENELITIAN
KEBUDAYAAN RS

PADA AWALNYA RS DI BANGAUN OLEH PEMERINTAH

UNTUK MELAYAMUA MASYARAKAT UMUM; DAN
DIBANGUN OLEH LEMBAGA KEAGAMAAN UNTUK
MELAYANI KELUARGA MISKIN DALAM KEPENTINGAN
INSTITUSINYA DAN BESIFAT NIRLABA.
KEB. RS

DALAM PERKEMBANGANNYA RS BERORIENTASI

EKONOMI; MAKA ADA RUMAH SAKIT SWADANA DAN
BERLANJUT BAHWA RS SELAIN MELAYANI
MASYARAKAT JUGA BERUSAHAN MEMPEROLEH
LABA.
KEB. RS

SEIRING MENINGKATNYA TINGKAT PENDIDIKAN,

PENGETAHUAN DAN EKONOMI MASYARAKAT, SERTA
KEMUDAHAN TRANSPORTASI, MENGAKIBATKAN
TATA NILAI DALAM MASYARAKAT JUGA BERUBAH.

MASYARAKAT MENUNTUT BANYAK TENTANG

PELAYANGAN KESEHATAN, MAKA DIPERLUKAN
PERUBAHAN MAIND SET DALAM PENGELOLAAN RS.
KEB. RS

PERUBAHAN MIND SET DI IKUTI DENGAN DENGAN

PERKEMBANGAN TEKNILOGI DIBERBAGAI BIDANG
TERMASUK TEKNOLOGI RS; MAKA TERCIPTA SEBUAH
ISTILAH YANG MENANDAKAN SEBAGAI SUATU
BUDAYA DALAM LINGKUP KESEHATAN YANG DISEBUT
SEBAGAI KOMITE ETIK RUMAH SAKIT (KERS).
KEB. RS

KERS DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI SARANA EFEKTIF

DALAM MENGUSAHAKAN SALING PENGERTIAN
ANTAR BERBAGAI PIHAK ANTARA LAIN DOKTER,
PERAWAT, PESIEN, KELUARGA PASIEN DAN
MASYARAKAT LUAS DALAM KAITAN DENGAN
MASALAH ETIKA HUKUM KEDOKTERAN DALAM
PERAWATAN KESEHATAN RS.
 VIII
ETIOLOGI PENYAKIT

- KONSEP PENYAKIT – ETIOLOGI PENYAKIT

- PERSEPSI SEHAT SAKIT
- PERAN DAN PERILAKU PASIEN
- RESPON SAKIT
PANDANGAN SOSIAL BUDAYA TENTANG PENYAKIT

DALAM SOSIOLOGI TERDAPAT PERBEDAAN

PANDANGAN ANTARA DISEASE DAN ILLNESS.

KONREAD DAN KERN MEMBEDAKAN DISEASE DAN

ILLNESS
PANDANGAN

DISEASES ADALAH MERUPAKAN FISIOLOGIS YANG

MEMPENGARUHI TUBUH.

ILLNESS ADALAH MERUPAKAN GEJALA SOSIAL YANG

MENYERTAI ATAU MENGELILINGI DISEASE.

SEDANGKAN MASYARAKAT BERANGGAPAN BAHWA

PENYAKIT MERUPAKAN PRODUK DARI BUDAYA.
PANDANGAN

SEDANG PENYAKIT ADALAH JIKA SESEORANG TIDAK

DAPAT MELAKUKAN SEBAGAIAN ATAU SELURUH
PERANAN NORMALNYA.
PANDANGAN

CONREAD DAN KERN JUGA MENJELASKAN BAHWA

PENYAKIT MERUPAKAN KONSTRUKSI BUDAYA.

DICONTOHKAN BAHWA PEREMPUAN DENGAN

KETERBATASAN SERTA KODRATNYA CENDERUNG
UNTUK MENGKRONSTRUKSIKAN SINDROM
MENOPAUSE SEBAGAI GANGGUAN KESEHATAN YANG
MEMERLUKAN TERAPI KHUSUS
 PERSEPSI SEHAT SAKIT

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KEJADIAN

PENYAKIT BERBEDA ANTAR DAERAH YANG SATU
DENGAN LAINNYA.

KEADAAN TERSEBUT SANGAT TERGANTUNG DARI

KEBUDAYAAN YANG BERLAKU DALAM MASYARAKAT
TERSEBUT.
PERSEPSI

PANDANGAN ORANG TENTANG KRETERIA TUBUH

SEHAT ATAU SAKIT TIDAK SELALU SAMA DAN
BERSIFAT OBYEKTIF.

KARENA ITU PETUGAS KESEHATAN HARUS

BERUSAHA SEDAPAT MUNGKIN MENERAPKAN
KRETERIA MEDIS SECARA OBYEKTIF BERDASARKAN
GEJALA YANG TAMPAK SECARA FISIK UNTUK
KEPERLUAN DIAGNOSIS.
PERSEPSI

CONTOH :
MASYARAKAT PAPUA BERANGGAPAN BAHWA HUTAN
ADALAH MILIK PENGUASA GAIB YANG DAPAT
MENGHUKUM SETIAP ORANG YANG MELANGGAR
KETENTUAN-KETENTUAN ADAT.
PERSEPSI

PELANGGARAN DAPAT BERUPA MENEBANG,

MEMBABAT HUTAN UNTUK PERTANIAN DAN LAIN-
LAIN, DAPAT DI GANJAR HUKUMAN BERUPA
PENYAKIT DENGAN GEJALA-GEJALA DEMAM TINGGI,
MUNTAH DSB.

PENYAKIT DAPAT SEMBUH DENGAN MEMINTA

AMPUN KEPADA PENGUASA HUTAN DAN MINUM
RAMUAN DARI POHON-POHON DI HUTAN.
PERSEPSI

PENDAPAT LAIN; PENYAKIT ADALAH KUTUKAN

ALLAH, MAHLUK GAIB, ROH-ROH JAHAT, UDARA
BUSUK, TANAMAN BERACUN , BINATANG DSB.
PERSEPSI

DENGAN DEMIKIAN;

PERILAKU SAKIT ADALAH SEGALA BENTUK TINDAKAN

YANG DILAKUKAN OLEH INDIVIDU AGAR
MEMPEROLEH KESEMBUHAN.
PERSEPSI

PERILAKU SEHAT ADALAH TINDAKAN YANG

DILAKUKAN INDIVIDU UNTUK MEMELIHARA DAN
MENINGKATKAN KESEHATANNYA, TERMASUK
PENCEGAHAN PENYAKIT, PERAWATAN KEBERSIHAN
DIRI, PENJAGAAN KEBUGARAN DAN MAKANAN
BERGIZI.
PERSEPSI

PERILAKU SEHAT DIPERLIHATKAN OLEH INDIVIDU

YANG MERASA DIRINYA SEHAT MESKIPUN SECARA
MEDIS BELUM TENTU SEHAT.
 PERAN DAN PERILAKU PASIEN

TINGKAH LAKU DAN PERANAN SESEORANG

MERUPAKAN SUATU HAL YANG SELALU MENGIKUTI
INDIVIDU PEMANAPUN DALAM SETIAP KEJADIAN
KEHIDUPAN.

BAHKAN TINGKAH LAKU DAN PERANAN BIASANYA

TERJADI KARENA SUATU RESPONS TERHADAP SUATU
KEJADIAN.
PERAN

DEMIKIAN PULA KEJADIAN SAKIT DAN PENYAKIT,

TELAH MEMICU RESPONS TINGKAH LAKU DAN
PERAN YANG BERBEDA PADA DIRI SESEORANG.
PERAN

MECAHANIC DAN VOLKHART MENDIFINISIKAN ;

TINGKAH LAKU SAKIT ADALAH SEBAGAI SUATU
CARA-CARA DIMANA GEJALA-GEJALA DITANGGAPI,
DIEVALUASI DAN DIPERANKAN OLEH SEORANG
INDIVIDU YANG SAKIT, KURANG NYAMAN, ATAU
TANDA-TANDA LAIN DARI FUNGSI TUBUH YANG
KURANG BAIK.
PERAN

TINGKAH LAKU SAKIT DAPAT TERJADI TANPA

PERANAN SAKIT ATAU PERANAN PASIEN.

SEORANG DEWASA KETIKA BANGUN TIDUR

MERASAKAN KONDISI BANYANYA TIDAK NYAMAN.
KEMUDIAN ORANG TERSEBUT MENGABAIKANNYA,
MAKA BERLAKU PERNYATAAN DIATAS. TANPA
PERANAN SAKIT.
PERAN

NAMUN KETIKA ORANG TERSEBUT MEMUTUSKAN

UNTUK BERKONSULTASI ATAU BEROBAT KEPADA
DOKTER, DAN PASIEN TERSEBUT MELAKSANAKAN
INSTRUKSINYA, MAKA PERANAN PASIEN ITU
MENJADI KENYATAAN.
PERAN

TINGKAH LAKU SAKIT, PERAN SAKIT DAN PERANAN

PASIEN SANGAT DIPENGARUHI OLEH FAKTOR-
FAKTOR ANTARA LAIN KELAS SOSIAL, SUKU BANGSA,
DAN BUDAYA YANG BERLAKU DI SUATU TEMPAT,
PERAN

CIRI- CIRI ORANG BERTINGKAH LAKU SAKIT ANTARA

LAIN:
1. MERASA KURANG ENAK BADAN
2. FUNGSI TUBUH KURANG BAIK
3. KURANG NAFSU MAKAN
4. SUHU TUBUH TIDAK NORMAL
PERAN

CONTOH TINGKAH LAKU SAKIT :

1. PASIEN TIPE PUBLIC PAIN (PASIEN MEMERLUKAN

PERHATIAN DARI DOKTER ATAU PERAWAT)

2. PASIEN TIPE PRIVATE PAIN (TIDAK MENUNTUT

PERHATIAN PETUGAS KESEHATAN, NAMUN JIKA
DIBERI PERHATIAN IA SANGAT BERTERIMA KASIH)
 IX
KONSEP TOERITIS KULTURAL
DALAM KEPERAWATAN

- KEPERAWATAN KULTURAL DAN GLOBALISASI DALAM LAYANAN

KESEHATAN
- KONSEP DAN PRINSIP DALAM TEORI KEPERAWATAN
TRANSKULTURAL
KEPERAWATAN TRANSKULTURAL DAN GLOBALISASI
DALAM LAYANAN KESEHATAN

GLOBALISASI MENYEBABKAN MASYARAKAT HIDUP

DALAM SUASANA MULTIKULTURAL YANG
DISEBABKAN KARENA MIGRASI ANTAR NEGARA
MENJADI LEBIH MUDAH.
TRANSKUL

DENGAN DEMIKIAN PERAN KEPERAWATAN

TRANSKULTURAL MENJADI KOMPONEN PENTING
DALAM KESEHATAN DAN MENJADI KONSTITUEN
PENTING DARI PERAWATAN, DIMANA
MENGHARAPKAN PARA PERAWAT KOMPETEN
SECARA BUDAYA DALAM PRAKTEK SEHARI-HARI.
TRANSKUL

PERAWAT YANG KOMPETEN DALAM BUDAYA

MEMILIKI PENGETAHUAN TENTANG BUDAYA LAIN
DAN DAN TERAMPIL DALAM MENG IDENTIFIKASI
POLA-POLA BUDAYA TERTENTU.

SEHINGGA PERLU DIRUMUSKAN RENCANA

KEPERAWATAN YANG MAMPU MEMBANTU
MEMENUHI TUJUAN YANGV TELAH DITETAPKAN.
TRANSKUL

KEBUDAYAAN MERUPAKAN FENOMENA UNIFERSAL.

PADA ERA GLOBALISASI KEMAJUAN
TEKNOLOGI,TRANSPORTASI, KOMUNIKASI DAN
INFORMASI TELAH SEMAKIN MENGHUBUNGKAN
DUNIA DENGAN SANGAT CEPAT.
TRANSKUL

DENGAN KEMAJUAN TERSEBUT, MOBILITAS

PENDUDUK DUNIA SEMAKIN CEPAT DAN
MENINGKAT DAN BERDAMPAK TERJADINYA
PERUBAHAN BUDAYA PENDUDUK DUNIA.
TRANSKUL

PENDUDUK DARI SOSIOKULTURAL YANG BERBEDA,

MEMPUNYAI PERBEDAAN PULA DALAM BUDAYA,
SERTA TATA NILAI DAN GAYA HIDUP.

PERBEDAAN TERSEBUT SECARA BERMAKNA TELAH

MEMPENGARUHI CARA INDIVIDU MERESPON
TERHADAP MASALAH KEPERAWATAN DAN
PELAYANAN PERAWATAN ITU SENDIRI.
TRANSKUL

PERAWAT SEBAGAI TENAGA PROFESIONAL

MEMAHAMI DAN BERTINDAK DENGAN PERSPEKTIF
GLOBAL BAGAIMANA MERAWAT PASIEN DENGAN
BERBAGAI MACAM BUDAYA YANG BERBEDA DI
DUNIA.
TRANSKUL

MENURUT LEININGER (2002) MENYATAKAN BAHWA

“JIKA FAKTOR TERSEBUT TIDAK DIFAHAMI OLEH
PEMBERI PELAYANAN KESEHATAN, MAKA
PELAYANAN KEPERAWATAN YANG DIBERIKAN
MUNGKIN MENJADI TIDAK EFEKTIF.
TRANSKUL

ADANYA KERAGAMAN BUDAYA YANG JELAS, MAKA

PERBEDAAN TERSEBUT HARUS DIPERTIMBANGKAN,
DIFAHAMI DAN DIHARGAI DAN PELAYANAN
KEPERAWATAN YANG DIBERIKAN KEPADA PASIEN
DENGAN MENERAPKAN ASUHAN KEPERAWATAN
SESUAI DENGAN BUDAYA YANG DIMILIKI.
KONSEP DAN PRINSIP DALAM TEORI KEPERAWATAN
TRANSKULTURAL

KEPERAWATAN TRANSKULTURAL ADALAH AREA

KEILMUAN BUDAYA PADA PROSES BELAJAR DAN
PRAKTEK KEPERAWATAN YANG FOKUS MEMANDANG
PERBEDAAB DAN KESAMAAN DIANTARA BUDAYA
DENGAN MENGHARGAI ASUHAN, SEHAT DAN SAKIT
BERDASAR NILAI-NILAI BUDAYA MANUSIA,
KEPERCAYAAN DAN TIDAKAN. (LEININGER. 2002)
KONSEP ..

KONSEP DALAM KEPERAWATAN TRANSKULTURAL

MENURUT LEININGER :

1. BUDAYA ADALAH NORMA ATAU ATURAN

TINDAKAN DARI ANGGOTA KELOMPOK YANG
DIPELAJARI DAN DIBAGI SERTA MEMBERI
PETUNJUK DALAM BERTINDAK, BERFIKIR DALAM
MENGAMBIL KEPUTUSAN.
KONSEP

2. NILAI BUDAYA ADALAH KEINGINAN INDIVIDU

ATAU TINDAKAN YANG LEBIH DIINGINKAN ATAU
SESUATU TINDAKAN YANG DIPERTAHANKAN
PADA SUATU WAKTU TERTENTU DAN
MELANDASI TINDAKAN DAN KEPUTUSAN.
KONSEP

3. PERBEDAAN BUDAYA DALAM ASUHAN

KEPERAWATAN MERUPAKAN BENTUK YANG
OPTIMAL MENGACU PADA KEMUNGKINAN
VARIASI.

** PENDEKATAN KEPERAWATAN YANG

DIBUTUHKAN UNTUK MEMBERIKAN ASUHAN
BUDAYA YANG MENGHARGAI NILAI INDIVIDU,
KEPERCAYAAN DAN TINDAKAN TERMASUK
KEPEKAAN TERHADAP LINGKUNGAN.
 X
DIVERSITY DALAM MASYARAKAT

-PENGARUH POSITIF DAN NEGATIF

-BENTUK INTEGRASI DALAM MASYARAKAT
- ASPEK-ASPEK INTEGRASI
- TAHAPAN INTEGRASI SOSIAL
- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN PENDORONG
INTEGRASI
 PENDAHULUAN

KERAGAMAN SUKU, AGAMA, BUDAYA, BAHASA DI

INDONESIA MENJADI SESUATU HAL YANG TIDAK
DIMILIKI OLEH NEGARA LAIN; OLEKARENA ITU
KERAGAMAN INI DAPAT DIJADIKAN SEBAGAI
SESUATU YANG POSITIF DALAM MENDUKUNG
PEMBANGUNAN NASIONAL DISEGALA BIDANG.
PENDAHULUAN

WALAUPUN MENURUT BEBERAPA AHLI BAHWA

KEBERAGAMAN INI DAPAT MEMBERI PENGARUH
POSITIF, NAMUN ADA JUGA YANG MELIHAT BAHWA
KERAGAMAN DAPAT MEMBERI PENGARUH NEGATIF.
 PENGARUH POSITIF

1. BIDANG POLITIK
DAPAT MENIMBULKAN INTEGRASI NASIONAL
BERDASARKAN BHINEKA TUNGGAL IKA

2. BIDANG EKONOMI
DENGAN DIMILIKINYA ASSET YANG BESAR AKAN
DAPAT MENDATANGKAN DEVISA NEGARA DAN
SEKALIGUS MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN
BANGSA
POSITIF

3. BIDANG SOSIAL
DAPAT MENJADI SARANA UNTUK MEMAJUKAN
PERGAULAN ANTAR KELOMPOK SOSIAL DAN SUKU
BANGSA ANTARA LAIN MELALUI PENDIDIKAN

4. BIDANG BUDAYA
MEMPERKAYA KHASANAH BUDAYA YANG BERAGAM
MENDORONG PEMBANGUNAN BIDANG PARIWISATA
POSITIF

5. BIDANG PARIWISATA
DENGAN KEKAYAAN ALAM DAN BUDAYA DAPAT
MENIMBULKAN DAYA TARIK WISATA MENCANEGARA

6. INOVASI
DAPAT MENJADI SUMBER INOVASI DAN INSPIRASI
BAGI MASING-MASING DAERAH ATAU SUKU BANGSA
UNTUK MODAL PEMBANGUNAN DAERAHNYA
 PENGARUH NEGATIF

1. KONFLIK IDEOLOGI
ADALAH TIPE KONFLIK SOSIAL YANG BERLATAR
BELAKANG PEMBAGIAN SISTEM NILAI YANG DIANUT
DAN DIJADIKAN IDOLOGI SUATU NEGARA. MISALKAN
PANCASILA, KOMUNIS, LIBERAL, CAMPURAN LIBERAL
KOMUNIS, ....
NEGATIF

2. KONFLIK BERSIFAT POLITIS.

ADALAH KONFLIK DENGAN LATAR BELAKANG
PEMBAGIAN STATUS KEKUASAAN DAN SUMBER-
SUMBER EKONOMI YANG TERBATAS, YANG SECARA
NYATA AKAN MENIMBULKAN KESENJANGAN
KEMISKINAN.
NEGATIF

NEGARA MULTI ETNIK LEBIH CENDERUNG

MENGALAMI KONFLIK YANG TIDAK ADA HABISNYA
SEPERTI INDIA, YUGOSLAVIA, BELGIA, NEGERIA,
MALAYSIA, INDONESIA(?).
NEGATIF

INDONESIA SEBAGAI NEGARA MAJEMUK TIDAK

LEPAS DARI KONFLIK YANG CENDERUNG
BERHUBUNGAN DENGAN SUKU, AGAMA, RAS, ADAT
ISTIADAT DAN BAHKAN KARENA IDEOLOGI SEPERTI :

1. PEMBERONTAKAN G30S
2. PEMBERONTAKAN DARUS ISLAM (DI TII) DI JAWA
BARAT, JAWA TENGAH, SULSEL, ACEH, KALSEL.
NEGATIF

3. PEMBERONTAKAN GERAKAN ACEH MERDEKA

(GAM) DAN ORGANOSASI PAPUA MERDEKA
(OPM)

4. KONFLIK SAMBAS, SAMPIT ANTARA SUKU

MADURA DAN SUKU DAYAK DI KALIMANTAN.
KONFLIK AMBON KONFLIK AGAMA, KONFLIK
POSO, KUPANG DAN LAIN LAIN.
 BENTUK INTEGRASI DALAM MASYARAKAT
MULIKULTURAL

# MENURUT SOERJONO SOEKANTO INTERGRASI

ADALAH PENGENDALIAN TERHADAP KONFLIK DAN
PENYIMPANGAN DALAM SUATU SISTEM SOSIAL
TERTENTU.

# MENURUT KARL MARK YAKNI BAHWA SETIAP

MASYARAKAT SELALU BERADA DALAM
KETEGANGAN DAN KONFLIK ; AGAR TERJADI
INTEGRASI MAKA PELU DILAKUKAN PENEKANAN
OLEH SATU PIHAK KEPADA PIHAK LAINNYA.
INTEGRASI

BENTUK INTEGRASI MENURUT SOERJONO SOEKANTO :

1. INTEGRASI INTERNAL : SUATU PROSES INTEGRASI

DENGAN CARA MENYATUKAN ANGGOTA-ANGGOTA
DALAM SATU KELOMPOK.

2. INTEGRASI EKSTERNAL : MENYTUKAN BERBAGAI

KELOMPOK MENJADI SATU KELOMPOK BESAR
DALAM MASYARAKAT MAUPUN ORGANISASI.
INTEGRASI

3. INTEGRASI VERTIKAL : PROSES INTEGRASI

DENGAN CARA MELAKUKAN PENGEMDALIAN
TERHADAP BERANEKA RAGAM INDIVIDU ATAU
KELOMPOK YANG MEMILIKI PERBEDAAN-
PERBEDAAN.
INTEGRASI

4. INTEGRASI HORIZONTAL : ADALAH PROSES

INTEGRASI DENGAN CARA MELAKUKAN
PENGENDALIAN TUNGGAL TERHADAP BERANEKA
RAGAM INDIVIDU ATAU KELOMPOK YANG MEMILIKI
KESAMAAN-KESAMAAN; SEPERTI KELOMPOK TANI,
NELAYAN, SENI, PELAJAR DSB.
 ASPEK INTEGRASI

1. ASPEK FISIK : DILIHAT DARI WADAHNYA,

INTEGRASI SOSIAL DAPA BERBENTUK ORGANISASI,
PAGUYUBAN ATAU BENTUK LAINNYA.

2. ASPEK PSIKIS : DITANDAI ADANYA KESADARAN

DIRI DARI SETIAP ORANG YANG MENYATUKAN DIRI
DALAM SUATU WADAH YANG MEMILIKI TANGGUNG
JAWAB DALAM MKEHIDUPAN NBERSAMA.
ASPEK

3. ASPEK HUBUNGAN SOSIAL : DITANDAI DENGAN

INTENSITAS BERKOMUNIKASI, INTENSITAS DALAM
KERJA SAN DAN GOTONG ROYONG UNTUK
MEMECAHKAN MASALAH DALAM MEMENUHI
KEBUTUHAN BERSAMA.

4. ASPEK PROSES :INTEGRASI TIDAK TERJADI

SEKETIKA, TETAPI MELALUI PROSES PANJANG DAN
BEURUTAN DAN MEMBUTUHKAN PROSEDUR
TERTENTU.
 TAHAPAN INTEGRASI

TAHAPAN INTEGRASI DAPAT DILIHAT DARI BEBERAPA DIMENSI

1. AKOMODASI, YAKNI CARA PENYESUAIAN UNTUK

MENGATASI KONFLIK; TUJUAN AKOMODASI ADALAH :
# MENGURANGI PERTENTANGA YANG TERJADI DALAM
MASYARAKAT ATAU KELOMPOK.
# MENCEGAH MELEDAKNYA SUATU PERTENTANGAN
UNTUK SEMENTARA WAKTU.
# MENCARI KEMUNGKINAN KERJA SAMA ANTAR
INDIVIDU ATAU KELOMPOK YANG BERTIKAI.
TAHAPAN

2. KERJA SAMA, YAKNI USAHA DUA ORANG ATAU LEBIH

ATAU KELOMPOK DENGAN KELOMPOK LAIN DALAM
RANGKA UNTUK MENCAPAI TUJUAN BERSAMA, YANG
DITANDAI DENGAN :
# ADANYA KEPENTINGAN DAN PERHATIAN SAMA
# MEMPUNYAI HAK DAN KEWAJIBAN YANG SAMA
# ADANYA MOTIF UNTUK MENOLONG ORANG LAIN
# UNTUK MENCAPAI HASIL YANG LEBIH BESAR
# ADANYA MUSUH BERSAMA
TAHAPAN

3. SIFAT KERJA SAMA :

# KERJASAMA PRIMER, YAITU KERJA SAMA POKOK;
MISALNYA KOPERASI UNTUK TUJUAN
KESEJAHTERAAN BERSAMA.
# KERJASAMA SKUNDER, YAITU KERJASAM DILUAR
POKOK MISALNYA BISNIS UNTUK TUJUAN
KEUNTUNGAN.
TAHAPAN

4. JENIS KERJASAMA, DIBEDAKAN MENJADI :

# TAWAR MENAWAR (BARGAINNING) YAKNI SALING
MEMBERI USULAN.
# KOOPTASI (COOPTATION) ALAM BENTUK YAKNI
KERJASAMA DALAM BENTUK MAU MENERIMA
PENDAPAT DAN IDE.
# KOALISI (COALITION) YAITU MAU KERJASAMA.
# PATUNGAN (JOINT VENTURE) YAITU MENYEDIAKAN
MODAL BERSAMA.
# MENCAPAI KERUKUNAN.
 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTEGRASI
ANTAR KELOMPOK SOSIAL

1. HOMOGENITAS KELOMPOK ; SEMAKIN KECIL

TINGKAT KEMAJEMUKAN MASYARAKAT AKAN
SEMAKIN MUDAH TERCAPAINYA INTEGRASI.

2. BESAR KECILNYA KELOMPOK ; SEMAKIN KECIL

KELOMPOK AKAN SEMAKIN MIDAH
BERINTEGRASI.
FAKTOR

3. PERPINDAHAN FISIK ; BAIK YANG DATANG MA

KELUAR DARI SUATU KELOMPOK AKAN
MEMPENGARUHI TERJADINYA INTEGRASI.

4. EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI KOMUNIKASI;

ADANYA KOMUNIKASI YANG EFEKTIF DAN
EFISIEN DALAM MASYARAKAT AKAN
MEMUDAHKAN TERJADINYA INTEGRASI.
 FAKTOR PENDORONG INTEGRASI ANTAR KELOMPOK
SOSIAL

1. FAKTOR INTERNAL
# KESADARAN DIRI SEBAGAI MAHLUK SOSIAL YANG
SELALU HIDUP BERSAMA.
# TUNTUTAN KEBUTUHAN YANG SEMAKIN
MENINGKAT.
# SEMANGAT GOTONG ROYONG.
PENDORONG

2. FAKTOR EKSPERNAL
# TUNTUTAN PERKEMBANGAN ZAMAN.
# PERSAMAAN BUDAYA
# TERBUKANYA KESEMPATAN
# PERSAMAAN VISI, MISI DAN TUJUAN
# SIKAP MENGHARGAI DAN TOLERAN THD
KELOMPOK LAIN
# ADANYA TANGTANGAN KEMAJUAN DARI LUAR.
 XI
TEORY CULTURE CARE LEININGER

- SEJARAH TEORI “CULTURE CARE”

- PENGERTIAN
- ASUMSI DASAR TEORI
- KONSEP DAN DEFINISI DALAN TEORI LEININGER
 SEJARAH TEORI “CUTURE CARE”

Dr. MADELINE LEININGER ADALAH SEORANG

PERAWAT AHLI ANTROPOLOGI.
IA ADALAH PELOPOR KEPERAWATAN
TRANSKULTURAL DAN TEORI ASUHAN KEPERAWATAN
YANG BERFOKUS PADA MANUSIA.
LEININGER JUGA SEORANG PERAWAT PROFESIONAL
PERTAMA YANG MERAIH PENDIDIKAN DOKTOR
DALAM ILMU ANTROPOLOGI SOSIAL DAN BUDAYA.
TEORI

LEININGER LAHIR DI SUTTON, MENJADI PERAWAT

SETELAH LULUS PROGRAM DIPLOMA DARI “St.
ANTHONY’S SCHOOL OF NURSING” DI DENVER.
TAHUN 1950 LULUS SARJANA DALAM ILMU BIOLOGI
DALAM MINATAN PADA STUDI FILOSOFI DAN
HUMANISTIK.
KEMUDIAN BEKARJA SEBAGAI INSTRUKTUR, STAF
PERAWATAN DAN KEPALAPERAWATA PADA UNIT BEDAH.
IA JUGA DIREKTUR PELAYANAN KEPERAWATAN PADA St.
JOSEPH’S HOSPITAL DI OMAHA
TEORI

TAHUN 1954 LEININGER MERAIH GELAR M.S.N

DALAM KEPERAWATAN PSIKIATRI DARI ‘CHATHOLIC
UNIVERSITY OF AMERICA’ DI WASHINGTON D.C.
SETELAH LULUS DAR MSN IA MEMIMPIN PROGRAM
PINDIDIKAN KEPERAWATAN PSIKIATRI DI UNIV
TERSEBUT.
TAHUN 1960 BERSAMA C.HOFLING MENULIS BUKU
DENGAN JUDUL ‘BASIC PSICIATRI NURSING CONSEPT’
DAN BEREDAR DESULURUH DUNIA DENGAN
BERBAGAI BAHASA.
TEORI

SELAMA BEKERJA LEININGER MENEMUKAN BAHWA

BANYAK STAF YANG KURANG MEMAHAMI FAKTOR
BUDAYA YANG MEMPENGARUHI PSIKIATRI PADA
ANAK.
SELAIN ITU LEININGER MELIBAT BANYAK PERAWAT
TIDAK MENAMPILKAN BUDAYA SUATU ASUHAN
YANG BENAR DALAM MENOLONG ANAK-ANAK
TERSEBUT.
TEORI

PADA SUATU HARI LEININGER BERDISKUSI DENGAN

PROF. MARGARET MEAD TENTANG HUBUNGAN
KEPERAWATAN DENGAN ANTROPOLOGI.
ATAS INSPIRASI TERSEBUT KEMUDIAN LEININGER
MELANJUTKAN STUDI PROGRAM DOCTOR DI UNIV.
WASHINGTON
TEORI

DARI STUDINYA, LEININGER YANG MEMPELAJARI

BUDAYA MASYARAKAT NON BARAT DI NEW GUINEA
DAN MASYARAKAT BARAT TERDAPAT PERBEDAAN
BUDAYA DAN PRAKTEK ASUHAN KEPERAWATAN
DALAM MEMPERTAHANKAN KESEHATANNYA.
SELAIN ITU LEININGER JUGA MENEMUKAN KONSEP
KEPERAWATAN TRANSKULTURAL, DIMANA TERDAPAT
HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN DENGAN
ANTROPOLOGI.
 PENGERTIAN

TRANSCULTURE NURSING ADALAH SUATU WILAYAH

KEILMUAN BUDAYA PADA PROSES BELAJAR DAN PRAKTEK
KEPERAWATAN YANG FOKUS MEMANDANG PERBEDAAN
DAN KESAMAAN DIANTARA BUDAYA DENGAN
MENGHARGAI ASUHAN, KESEHATAN DAN SAKIT
DIDASARKAN PADA NILAI BUDAYA MANUSIA,
KEPERCAYAAN DAN TINDAKAN, DAN ILMU INI
DIGUNAKAN UNTUK MEMBERIKAN ASUHAN
KEPERAWATAN KHUSUSNYA BUDAYA ATAU KEUTUHAN
BUDAYA KEPADA MANUSIA. (LEININGER 2002)
 ASUMSI DASAR
TEORI CULTURE CARE LEININGER - CARING

ASUMSI MENDASAR DARI TEORI ADALAH PERILAKU

CARING. CARING ADALAH ESENSI DARI KEPERAWATAN,
MEMBEDAKAN, MENDOMINASI, SERTA
MEMPERSATUKAN TINDAKAN KEPERAWATAN.
TINDAKAN CARING DIKATAKAN SEBAGAI TINDAKAN YANG
DILAKUKAN DALAM MEMBERIKAN DUKUNGAN KEPADA
INDIVIDU SECARA UTUH.
ASUMSI

PERILAKU CARING SEMESTINYA DIBERIKAN KEPADA

MANUSIA SEJAK LAHIR, DALAM PERKEMBANGAN DAN
PERTUMBUHAN, MASA PERTAHANAN SAMPAI DIKALA
MANUSIA ITU MENINGGAL.
ASUMSI

HUMAN CARING SECARA UMUM DIKATAKAN SEBAGAI

SEGALA SESUATU YANG BERKAITAN DENGAN DUKUNGAN
DAN BIMBINGAN PADA MANUSIA YANG UTUH.
HUMAN CARING MERUPAKAN FENOMENA YANG
UNIVERSAL DIMANA EKSPRES, STRUKTUR DAN POLANYA
BERVARIASI DIANTARA KULTUR SATU TEMPAT DENGAN
TEMPAT LAIN.
 KONSEP DAN DEFINISI DALAM TEORI LEININGER

BUDAYA (KULTUR) ADALAH NORMA ATAU

ATURANTINDAKAN DARI ANGGOTA KELOMPOK YANG
DIPELAJARI, DAN DIBAGI SERTA MEMBERI PETUNJUK
DALAM BERFIKIR, BERTINDAK DAN MENGAMBIL
KEPUTUSAN.
KONSEP DAN DEFINISI

NILAI BUDAYA ADALAH KEINGINAN INDIVIDU ATAU

TINDAKAN YANG LEBIH DIINGINKAN ATAU SUATU
TINDAKAN YANG DIPERTAHANKAN DAPA SUATU WAKTU
TERTENTU DAN MELANDASI TINDAKAN DAN
KEPUTUSAN.
KONSEP DAN DEFINISI

CULTURE CARE DIVERSITY (PERBEDAAN BUDAYA DALAM

KEPERAWATAN) MERUPAKAN BENTUK PERHATIAN YANG
OPTIMAL DARI PEMBERUAN ASUHAN KEPERAWATAN,
DENGAN MENGACU PADA KEMUNGKINAN VARIASI
PENDEKATAN KEPERAWATAN YANG DIBUTUHKAN SESUAI
BUDAYA YANG MENGHARGAI NILAI BUDAYA INDIVIDU,
KEPERCAYAAN DAN TINDAKAN. (LEININGER. 1985)
KONSEP DAN DEF

CULTURAL CARE UNIVERSALITY ( KESATUAN PERAWATA

KULTURAL) MENGACU PADA SUATU PENGERTIAN UMUM
YANG MEMILIKI KESAMAAN PEMAHAMAN YANG PALING
DOMINAN, POLA-POLA, NILAI-NILAI, GAYA HIDUP ATAU
SIMBUL-SIMBUL YANG DIMANIFESTASIKAN DI BANYAK
KEBUDAYAAN SERTA PEMBERIAN BANTUAN, DUKUNGAN
FASILITAS ATAU MENOLONG ORANG LAIN.
 PENGERTIAN LAINNYA

ETNOSENTRIS : ADALAH PERSEPSI YANG DIMILIKI OLEH

INDIVIDU YANG MENGANGGAP BAHWA BUDAYANYA
ADALAH YANG TERBAIK DIANTARA BUDAYA-BUDAYA
YANG DIMILIKI KELOMPOK LAINNYA.

RAS : ADALAH PERBEDAAN MACAM-MACAM MANUSIA

BERDASARKAN ASAL MUASAL MANUSIA
LAINNYA

ETNOGRAFI : ADALAH ILMU YANG MEMPELAJARI

BUDAYA.
PEDEKATAN MOTODOLOGI PADA PENELITIAN ETNOGRAFI
MEMUNGKINKAN PERAWAT UNTUK MENGEMBANGKAN
KESADARAN YAN TINGGI PADA PERBEDAAN BUDAYA
SETIAP INDIVIDU, MENJELASKAN DASAR OBSERVASI
UNTUK MEMPELAJARI LINGKUNGAN DAN ORANG-
ORANG, SERTA SALING MEMBERI.
LAINNYA

CARE : ADALAH FENOMENA YANG BERHUBUNGAN

DENGAN BIMBINGAN, BANTUAN, DUKUNGAN PERILAKU
PADA INDIVIDU, KELUARGA, KELOMPOK, DENGAN
ADANYA KEJADIAN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN BAIK
AKTUAL MAUPUN POTENSIAL UNTUKMENINGKATKAN
KONDISI DAN KUALITAS KEHIDUPAN MANUSIA.
LAINNYA

CARING : ADALAH TINDAKAN LANGSUNG YANG

DIARAHKAN UNTUK MEMBIMBING, MENDUKUNG DAN
MENGARAHKAN INDIVIDU, KELUAGA, KELOMPOK PADA
KEADAAN YANG NYATA ATAU ANTISIPASI KEBUTUHAN
UNTUK MENINGKATKAN KONDISI KEHIDUPAN MANUSIA.
LAINNYA

CULTURAL CARE : ADALAH BERKENAAN DENGAN

KEMAMPUAN KOGNITIF UNTUK MENGTAHUI NILAI,
KEPERCAYAAN DAN POLA EKSPRESI YANG DIGUNAKAN
UNTUK MEMBIMBING DAN MEMBERI KESEMPATAN
INDIVIDU, KELUARGA ATAU KELOMPOK UNTUK
MEMPERTAHANKAN KESEHATA, SEHAT, BERKEMBANG
DAN BERTAHAN HIDUP, HIDUP DALAM KETERBATASAN,
DAN MENCAPAI KEMATIAN DENGAN DAMAI,
LAINNYA

CULTURAL IMPOSITION : ADALAH BERKENAAN DENGAN

KECENDERUNGAN TENAGA KESEHATAN UNTUK
MEMAKSAKAN KEPERCAYAAN, PRAKTEK DAN NILAI
DIATAS BUDAYA ORANG LAIN KARENA PERCAYA BAHWA
IDE YANG DIMILIKI OLEH PERAWAT LEBIH TINGGI DARI
KELOMPOK LAIN.
 XII
PARADIGMA KEPERAWATA TRANSKULTURAL

- EMPAT KONSEP SENTRAL KEPERAWATAN.

PARADIGMA

LEININGER MENGARTIKAN PARADIGMA

KEPERAWATAN TRANSKULTURAL SEBAGAI CARA
PANDANG, KEYAKINAN, NILAI-NILAI KONSEP-KONSEP
DALAM TERLAKSANANYA ASUHAN KEPERAWATAN
YANG SESUAI DENGAN LATAR BELAKANG BUDAYA
TERHADAP EMPAT KONSEP SENTRAL KEPERAWATAN
YAITU MANUSIA, SEHAT LINGKUNGAN DAN
KEPERAWATAN.
 1. MANUSIA

MANUSIA ADALAH INDIVIDU, KELUARGA ATAU

KELOMPOK YANG MEMILIKI NILAI-NILAI DAN NORMA-
NORMA YANG DIYAKINI DAN BERGUNA UNTUK
MENETAPKAN PILIHAN DAN MELAKUKAN PILIHAN.

MENURUT LEININGER; MANUSIA MEMILIKI

KECENDERUNGAN UNTUK MEMPERTAHANKAN
BUDAYANYA PADA SETIAP SAAT DIMANAPUN BERADA,
 2. SEHAT

KESEHATAN ADALAH KESELURUHAN AKTIFITAS YANG

DIMILIKI KLIEN DALAM MENGISI KEHIDUPANNYA.,
TERLETAK PADA RENTANG SEHAT SAKIT.
KESEHATAN MERUPAKAN SUATU KEYAKINAN, NILAI, POLA
KEGIATAN DALAM KONTEKS BUDAYA YANG DIGUNAKAN
UNTUK MENJAGA DAN MEMELIHARA KEADAAN
SEIMBANG SEHAT YANG DAPAT DIOBSERVASI DALAM
KEHIDUPAN SEHARI-HARI.
KLIEN DAN PERAWAT MEMPUNYAI TUJUAN SAMA YAITU
MEMPERTAHANKAN SEHAT.
 3. LINGKUNGAN

LINGKUNGAN DIDEFINISIKAN SEBAGAI KESELURUHAN

FENOMENA YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN,
KEPERCAYAAN DAN PERILAKU KLIEN.
LINGKUNGAN DIPANDANG SUATU TOTALITAS KEHIDUPAN
DIMANA KLIEN DENGAN BUDAYANYA SALING
BERINTERHASI.
LINGKUNGAN

TERDAPAT TIGA BENTUK LINGKUNGAN YAITU: FISIK,

SOSIAL DAN SIMBOLIK.

1. LINGKINGAN FISIK ADALAH LINGKUNGAN ALAM

ATAU DICIPTAKAN OLEH MANUSIA SEPERTI
PEGUNUNGAN, PEMUKIMAN DENGAN SEGALA KONDISI.
LINGKUNGAN

2. LINGKUNGAN SOSIAL ADALAH KESELURUHAN

STRUKTUR SOSIAL YANG YANG BERHUBUNGAN DENGAN
SOSIALISAI INDIVIDU, KELUARGA ATAU KELOMPOK KE
DALAM YANG LEBIH LUAS.

3. LINGKUNGAN SIMBOLIK ADALAH KESELURUHAN

BENTUK DAN SIMBOL YANG MENYEBABKAN INVIVIDU
ATAU KELOMPOK MERASA BERSATU SEPETI MUSIK, SENI
ATRIBUT YANG DIGUNAKAN, BAHASA.
 4. KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN ADALAH SUATU PROSES ATAU

RANGKAIAN KEGIATAN PADA PRAKTIK KEPERAWATA
YANG DIBERIKAN KEPADA KLIEN SESUAI DENGAN LATAR
BELAKANG BUDAYANGA. ASUHAN KEPERAWATAN
DITUJUKAN MEMANDIRIKAN INDIVIDU SESUAI
DENGANBUDAYA KLIEN.
KEPERAWATAN

STRATEGI YANG DIGUNAKAN DALAN ASUHAN

KEPERAWATA MENURUT LIENINGER (1991) ADALAH
PERLINDUNGAN ATAU MEMPERTAHANKAN BUDAYA,
MENGAKOMODASI ATAU NEGOSIASI BUDAYA DAN
MENGUBAH ATAU MENGGANTI BUDAYA.
STRATEGI TERSEBUT DILAKUKAN DENGAN TIGA CARA :
 CARA I : MEMPERTAHANKAN BUDAYA

MEMEPERTAHANKAN BUDAYA DILAKUKAN BILA BUDAYA

PASIEN TIDAK BERTENTANGAN DENGAN KESEHATAN.
KEPERWATAN YANG DIBERIKAN DISESUAIKAN DENGAN
NILAI-NILAI YANG RELEVAN YANG TELAH DIMILIKI OLEH
KLIEN SEHINGGA KLIEN DAPAT MENINGKATKAN ATAU
MEMPERTAHANKAN STATUS KESEHATANNYA.
MISALNYA BUDAYA BEROLAHRAGA SETIAP HARI.
 CARA II : NEGOSIASI BUDAYA

INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN PADA

TAHAP INI DILAKUKAN UNTUK MEMBANTU KLIEN
BERADAPTASI TERHADAP BUDAYA TERTENTU YANG
LEBIH MENGUNTUNGKAN KESEHATAN
PERAWAT MEMBANTU KLIEN AGAR DAPAT MEMILIH DAN
MENENTUKAN BUDAYA LAIN YANG LEBIH MENDUKUNG
PENINGKATAN KESEHATAN.
MISALKAN IBU HAMIL TIDAK MAKAN IKAN KARENA
AMIS, DAPAT DIGANTI DENGAN PROTEIN HEWANI LAIN.
 CARA III : RESTRUKTURISAI BUDAYA

RESTRUKTURISAI BUDAYA KLIEN DILAKUKAN BILA

BUDAYA YANG DIMILIKI MERUGIKAN STATUS KESEHATAN.
PERAWAT BERUPAYA MENSTRUKTURRISASI GAYA HIDUP
KLIEN YANG BIASA MEOKOK MENJADI TIDAK MEROKOK.
POLA RENCANA HIDUP YANG DIPILIH BIASANYA YANG
LEBIH MENGUNTUNGKAN DAN SESUAI DENGAN
KEYAKINAN YANG DIANUT.
 XIII
KAJIAN BUDAYA KEPERWATAN TRANSKULTURAL

- PENGKAJIAN PROSES KEPERAWATAN

- - DIAGNOSA KEPERAWATAN
- -TIGA PEDOMAN KEPERAWATAN TRANSKULTURAL
- EVALUASI
- KELEBIHAN DAN KELEMAHAN TEORI LIENINGER
 PENGKALIAN PROSES KEPERAWATAN

PENGKAJIAN ADALAH PROSES PENGUMPULAN DATA

UNTUK MENGIDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN KLIEN.
PENGKAJIAN DIRANCANG BERDASARKAN TUJUH
KOMPONEN (GIGER AND DAVIDHIZAR, 1995)

TUJUH KOMPONEN TERSEBUT ADALAH :

 1. FAKTOR TEKNOLOGI
TECNILOGICAL FACTORS

TEKNOLOGI KESEHATAN MEMUNGKINKAN INDIVIDU

UNTUK MEMILIH ATAU MENDAPATKAN PENAWARAN
MENYELESAIKAN MASALAH DALAM PELAYANAN
KESEHATAN
TEKNOLOGI

PERAWAT PERLU MENGKAJI PERSEPSI SEHAT SAKIT,

KEBIASAAN BEROBAT, ATAU MENGATASI MASALAH
KESEHATAN, ALASAN MENCARI BANTUAN KESEHATAN,
ALASAN KLIEN MEMILIH PENGOBATAN ALTERNATIF DAN
PERSEPSI KLIEN TENTANG PENGGUNAAN DAN
PEMANFAATAN TEKNOLOGI UNTUK MENGATASI
PERMASALAHAN KESEHATAN SAAT INI.
 2. FAKTOR AGAMA DAN FALSAFAH HIDUP
RELIGIOUS AND PHILOSOPHICAL FACTORS

AGAMA ADALAH SUATU SIMBOL YANG MENGAKIBATKAN

PANDANGAN YANG AMAT REALISTIK BAGI PARA
PEMELUKNYA. AGAMA MEMBERI MOTIVASI YANG
SANGAT KUAT UNTUK MENEMPATKAN KEBENARAN
DIATAS SEHALANYA, BAHKAN DIATAS KEHIDUPANNYA
SENDIRI.
AGAMA

FAKTOR AGAMA YANG HARUS DIKAJI OLEH PERAWAT

ADALAH : AGAMA YANG DIANUT KLIEN,
STATUS PERKAWINAN, CARA PANDANG KLIEN
TERHADAP PENYEBAB PENYAKIT, CARA PENGOBATAN
DAN KEBIASAAN AGAMA YANG BERDAMPAK PISITIF
TERHADAP KESEHATAN.
 3. FAKTOR SOSIAL DAN KETERIKATAN KELUARGA
KINSHIP AND COSIAL FACTORS

PERAWAT PADA TAHAP INI HARUS MENGKAJI FAKTOR-

FAKTOR : NAMA LENGKAP, MANA PANGGILAN, UMUR
DAN TEMPAT TANGGAL LAHIR, JENIS KELAMIN, STATUS,
TIPE KELUARGA, PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM
KELUARGA, HUBUNGAN KLIEN DENGAN KEPALA
KELUARGA.
 4. NILAI-NILAI BUDAYA DAN NILAI-NILAI HIDUP
CULTURAL VALUE AND LIFE WAYS

NILAI-NILAI BUDAYA ADALAH SESUATU YANG

DIRUMUSKAN DAN DITETAPKAN OLEH PENGANUT
BUDAYA YANG DIANGGAP BAIK ATAUY BURUK.
NORMA-NORMA BUDAYA ADALAH SUATU KAIDAH YANG
MEMPUNYAI SUATU SIFAT PENERAPAN TERBATAS PADA
PENGANUT BUDAYA TERSEBUT.
NILAI HIDUP

YANG PERLU DIKAJI OLEH PERAWAT PADA FAKTOR INI

ADALAH : POSISI DAN JABATAN YANG DIPEGANG OLEH
KEPALA KELUARGA, BAHASA YANG DIGUNAKAN,
KEBIASAAN MAKAN, MAKANAN YANG DIPANTANG
DALAM KONDISI SAKIT, PERSEPSI SAKIT BERKAITAN
DENGAN AKTIFITAS SEHARI-HARI, DAN KEBIASAAN
MEMBERSIHKAN DIRI.
5. FAKTOR KEBIJAKAN DAN PERATURAN YANG BERKALU
POLITICAL AND LEGAL FAKTOR

KEBIJAKASANAAN DAN PERATURAN RUMAH SAKIT YANG

BERLAKU ADALAH SEGALA SESUATU YANG
MEMPENGARUHI KEGIATAN INDIVIDU DALAM ASUHAN
KEPERAWATAN LINTAS BUDAYA (ANDRE AND
BOYLE,1995)
PERATURAN

YANG PERLU DIKAJI PADA TAHAP INI ADALAH :

PERATURAN DAN KEBIJAKAN YANG BERKAITAN DENGAN
JAM BEKUNJUNG, JUMLAH ANGGOTA KELUARGA YANG
BOLEH MENUNGGU, CARA PEMBAYARAN UNTUK KLIEN
YANG DIRAWAT.
 6. FAKTOR EKONOMI
ECONOMICAL FACTORS

KLIEN YANG DIRAWAT DIRUMAH SAKIT MEMANFAATKAN

SUMBER-SUMBER MATERIAL YANG DIMILIKI UNTUK
MEMBIAYAI SAKITNYA AGAR SEGERA SEMBUH.

FAKTOR EKONOMI YANG PERLI DIKAJI OLEH PERAWAT

ADALAH : PEKERJAAN NKLIEN, SUMBER BIAYA
PENGOBATAN, TABUNGAN YANG DIMILIKI, BIAYA DARI
SUMBER LAIN, PENGGANTIAN BIAYA DARI KANTOR.
 7. FAKTOR PENDIDIKAN
EDUCATIONAL FACTORS

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN KLIEN ADALAH

PENGALAMAN KLIEN MENEMPUH JALUR PENDIDIKAN
FORMAL TERTINGGI SAAT INI. SEMAKIN TINGGI
PENDIDIKSN KLIEN MAKA KEYAKINAN KLIEN BIASANYA
DIDUKUNG DENGAN BUKTI ILMIAH YANG RASIONAL.
INDIVIDU TERSEBUT DAPAT BERADAPTASI DENGAN
BUDAYA SESUAI KONDISI KESEHATAN.
PENDIDIKAN

HAL YANG PERLU DIKAJI ADALAH : TINGKAT PENDIDIKAN

KLIEN, JENIS PENDIDIKAN, KEMAMPUAN BELAJAR
TERHADAP SAKIT AGAR TIDAK TERULANG.
 DIAGNOSA KEPERAWATAN

DIAGNOSA KEPERAWATAN ADALAH RESPON KLIEN

SESUAI LATAR BELAKANG BUDAYANYA YANG DAPAT
DICEGAH, DIUBAH ATUA DIKURANGI MELALUI
INTERVENSI KEPERAWATAN. (GIGER AND DAVIDHIZAR.
1995)
DIAGNOSA

TERDAPAT TIGA DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG

MENDAPAT PERHATIAN UNTUK DITEGAKAN DALAM
ASUHAN KEPERAWATA TRANSKULTURAL YAITU :
1. GANGGUAN KOMUNIKASI FERBAL BERHUBUNGAN
DENGA PERBEDAAN KULTUR.
2. GANGGUAN INTERAKSI SOSIAL BERHUBUNGAN
DENGAN DISORIENTASI SOSIOKULTUR.
3. KETIDAKPATUHAN DALAM PENGOBATAN
BERHUBUNGAN DENGAN SISTEM NILAI YANG
DIYAKINI.
 TIGA PEDOMAN KEPERAWATAN DALAM
TRANSKUTURAL

MENURUT ANDRE DAN BOYLE 1995, TERDAPAT TIGA

PEDOMAN YANG DITAWARKAN DALAM KEPERAWATA
TRANSKULTURAL YAITU :
1. CULTURAL CARE PRESERVATION/MAINTENANCE

2. CULTURAL CARE ACCOMODATION/NEGOTATION

3. CULTURAL CARE RECONSTRUCTION

1. CULTURAL CARE PRESERVATION/MAINTENANCE

ADALAH BERHUBUNGAN DENGAN MEMPERTAHANKAN

BUDAYA YANG DIMILIKI OLEH KLIEN; BILA BUDAYA TERSEBUT
TIDAK BERTENTANGAN DENGAN KESEHATAN. KEMUDIAN
YANG PERLU DIKAJI ANTARA LAIN :
a. IDENTIFIKASI PERBEDAAN KONSEP ANTARA KLIEN DAN
PERAWAT TENTANG PROSES MELAHIRKAN DAN
PERAWATAN BAYI.
b. TIDAKAN TERBURU-BURU KETIKA BERINTERAKSI
DENGAN KLIEN.
c. MENDISKUSIKAN KESENJANGAN BUDAYA KLIEN
DENGAN PERAWAT.
2. CULTURAL CARE ACCOMODATION/NEGOTATION

BERHUBUNGAN DENGAN MENGAKOMODASI BUDAYA

KLIEN BILA BUDAYA KLIEN KURANG MENGUNTUNGKAN
KESEHATAN. HAL YANG DIKAJI PERAWAT YAITU:
a. MENGGUNAKAN BAHASA YANG MUDAH DIFAHAMI
KLIEN.
b. LIBATKAN KELUARGA KETIKA MERENCANAKAN
KEPERAWATAN.
c. JIKA KONFLIK TIDAK TERELAKAN, LAKUKAN
NEGOSIASI DIMANA KESEPAKATAN BERDASARKAN
BIOMEDIS, PANDANGAN KLIEN DAN STANDAR ETIK.
 3. CULTURAL CARE RECONSTRACTION

BERHUBUNGAN DENGAN PERUBAHAN BUDAYA KLIEN

BILA BUDAYA YANG DIANUT OLEH KLIEN BERTENTANGAN
DENGAN KESEHATAN. YANG PERLU DIKAJI OLEH
PERAWAT ADALAH :
a. BERIKAN KESEMPATAN KEPADA KLIEN INTUK
MEMAHAMI INFORMASI YANG DIBERIKAN DAN
MELAKSANAKANNYA.
b. TENTUKAN TINGKAT PERBEDAAN PASIEN MELIHAT
DIRINYA DARI BUDAYA KELOMPOK.
3. CULTURRAL

c. GUNAKAN PIHAK KETIGA BILA PERLU UNTUK HAL-

HAL YANG SULIT DITERIMA KLIEN.
d. TERJEMAHKAN TERMINOLOGI GEJALA PASIEN
KEDALAM BAHASA KESEHATAN YANG DAPAT
DIPAHAMI KLIEN DAN KELUARGA.
3. CULTURAL

e. BERIKAN INFORMASI KEPADA KLIEN TENTANG

SISTEM PELAYANAN KESEHATAN. PERAWAT DAN
KLIEN DARUS MENCOBA UNTUK MEMAHAMI
BUDAYA MASING-MASING MELALUI PROSES
AKULTURASI: YAITU PROSES MENGIDENTIFIKASI
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN BUDAYA YANG
AKHIRNYA AKAN MEMPERKAYA BUDAYA MEREKA.
PEMAHAMAN BUDAYA KLIEN AKAN MENDASARI
EFEKTIFITAS KEBERHASILAN MENCIPTAKAN
HUBUNGAN PERAWAT DAN KLIEN YANG BERSIFAT
TERAPEUTIK.
 EVALUASI

DENGAN DEMIKIAN PERAWAT HARUS MEMILIKI

KOMPETENSI BUDAYA DALAM PRAKTEK SEHARI-HARI
MEREKA AGAR PASIEN MARASA DIKENAL DAN
DIPERHATIKAN SEBAGA INDIVIDU DALAM SUATU SISTEM
KESEHATAN YANG SANGAT KONPLEKS DAN BERAGAM
SECARA BUDAYA.
EVALUASI

PEKERJA SOSIAL SEPERTI PERAWAT MENGGAMBARKAN

KOMPETENSI BUDAYA SEBAGAI SUATU PROSES TERUS
MENERUS BERUSAHA UNTUK MENYADARI,
MENGHARGAI KERAGAMAN, DAN MENINGKATKAN
PENGETAHUAN TENTANG PENGARUH BUDAYA.
EVALUASI

PERAWAT MENGGAMBARKAN KOMPETENSI BUDAYA

ADALAH KEMAMPUAN UNTUK MEMAHAMI PERBEDAAN
BUDAYA DALAM RANGKA UNTUK MEMBERIKAN
LAYANAN BERKUALITAS KEPADA PASIEN DENGAN BER
BAGAI KEANEKARAGAMAN BUDAYA. (LEININGER, 2002)
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI TRANSKULTURAL
LIENINGER :

KELEBIHAN :
1. TEORI INI BERSIFAT KONPREHENSIF DAN HOLISTIK
YANG DAPAT MEMBERIKAN PENGETAHUAN KEPADA
PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN DENGAN
LATAR BELAKAN BUDAYA.

2. TEORI INI SANGAT BERGUNA PADA SETIAP KONDISI

PERAWATAN UNTUK MEMAKSIMALKAN
PELAKSANAAN MODEL-MODEL TEORI LAINNYA.
KELEBIHAN

3. PENGGUNAAN TEORI INI DAPAT MENGATASI

HAMBATAN FAKTOR BUDAYA YANG AKAN
BERDAMPAK TERHADAP PASIEN, STAF PERAWAT DAN
TERHADAP RUMAH SAKIT.

4. PENGGUNAAN TEORI TRANS KULTURAL DAPAT

MEMBANTU PERAWAT UNTUK MEMBUAT
KEPUTUSAN YANG KOMPETEN DALAM MEMBERIKAN
ASUHAN KEPERAWATAN.
KELEBIHAN

5. TEORI INI BANYAK DIGUNAKAN SEBAGAI ACUHAN

DALAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PRAKTI
KEPERAWATAN.

6. TUJUAN STUDY PRAKTIK PELAYANAN KESEHATAN

TRANSKULTURAL ADALAH MENINGKATKAN
PEMAHAMAN ATAS TINGKAH LAKU MANUSIA
DALAM KAITAN DENGAN KESEHATAN.
KELEMAHAN

KELEMAHAN :
1. TEORI TRANSKULTURAL BERSIFAT SANGAT LUAS
SEHINGGA TIDAK BISA BERDIRI SENDIRI DAN HANYA
DIGUNAKAN SEBAGAI PENDAMPING DARI BERBAGAI
MACAM KONSEPTUAL MODEL LAINNYA.

2. TEORI TRANSKULTURAL TIDAK MEMPUNYAI

INTERVENSI SPESIFIK DALAM MENGATASI MASALAH
KEPERAWATAN SEHINGGA PERLU DIPADUKAN
DENGAN MODEL TEORI LAIN.
 XIV
APLIKASI TRANSKULTURAL NURSING

KONSEP PENERAPAN KULTUR DALAM DAUR

HIDUP MANUSIA
KONSEP

a. PERAWATAN KEHAMILAN DAN KELAHIRAN

b. PERAWATAN DAN PENGASUHAN ANAK
c. KEBUDAYAAN DAN ASUHAN KEPERAWATA PADA
LANSIA
d. ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN
SOSIOKULTURAL PADA LANSIA
e. KEPERCAYAAN KUNO DAN PRAKTIK PENGOBATAN
 a. PERAWATAN KEHAMILAN DAN MELAHIRKAN

KEHAMILAN DAN KELAHIRAN BAYI DIPENGARUHI OLEH

ASPEK SOSIAL DAN BUDAYA DALAM SUATU MASYARAKAT.
DALAM UKURAN-UKURAN TERTENTU FILOSOFI
KELAHIRAN SECARA UNIVERSAL SAMA, NAMUN PROSES
KELAHIRAN SERING DITANGGAPI DENGAN CARA-CARA
YANG BERBEDA OLEH ANEKA KELOMPOK MASYARAKAT.
KEHAMILAN

BERBAGAI KELOMPOK MEMILIKI PENILAIAN TERHADAP

ASPEK KULTUR TENTANG KEHAMILAN :
JAMBI, KEBUDAYAAN MASYARAKAT KERINCI JAMBI,
PERCAYA BAHWA IBU HAMIL TIDAK BOLEH MAKAN
REBUNG,... MAKA BAYINYA AKAN BERBULU SEPERTI
REBUNG; ... JUGA TIDAK BOLEH MAKAN JANTUNG
PISANG, ... BAYINYA LAHIR DENGAN UKURAN KECIL.
KEHAMILAN

BATAK, KEBUDAYAAN BATAK, KAIN ULOS MENJADI

SESUATU YANG SAKRAL... SEBAI SIMBUL KESELAMATAN,
SELALU SEHAT.

BUDAYA JAWA, ADAT ISTIADAT JAWA KETIKA MENYABUT

KELAHIRAN CUKUP BANYAK DAN TERINCI, MISALNYA, ..
MINTININ PROCOTAN DAN BROKAHAN.
KEHAMILAN

BALI, IBU MELAHIRKAN OLEH DUKUN LAKI-LAKI

NAMANYA BALIAN MANAK; KARENA TIDAK ADA DUKUN
BERANAK PEREMPUAN. MENGAPA HARUS DUKUN LAKI-
LAKI, KARENA ADA MANTERA KELAHIRAN YANG HANYA
BOLEH DI SAMPAIKAN OLEH ORANG LELAKI.

JIKA DOKTER MEMILIKI OBAT-OBAT MEDIS, DUKUN

BERANAK MEMILIKI RAMUAN YANG DIRACIK, DIMASAK
ATAU TIDAK DIMASAK UNTUK DISAJIKAN PASCA
MELAHIRKAN.
KEHAMILAN

PERAWAT, BERDASAR URAIAN DIATAS MAKA PERAWAT

MAMPU MEMAHAMI KONDISI KLIENNYA YANG MEMILIKI
BUDAYA BERBEDA.
PERAWAT DITUNTUT UNTUK MEMILIKI KETRAMPILAN
DALAM MENGKAJI SECARA AKUTAR TERHADAP BUDAYA
YANG BERBEDA BERDASARKAN WARISA ETNIK DAN
RIWAYAT ETNIK ITU SENDIRI.
 b. PERAWATAN DAN PENGASUHAN ANAK

DALAM ASUHAN KEPERAWATAN BUDAYA, PERAWAT

HARUS PAHAM DAN BISA MENGAPLIKASIKAN
TRANSKULTUR PADA PERAWATA DAN PENGASUHAN
ANAK.
SETIAP ANAK DIHARAPKAN DAPAT BERKEMBANG
SEMPURNA DAN SIMULTAN SECAR FISIK, KEJIWAAN,
SOSIAL , TUMBUH SEHAT JASMANI DAN ROHANI.
UNTUK ITU PERLU DIPETAKAN BERBAGAI UNSUR YANG
TERLIBAT DALAM PERKEMBANGAN ANAK.
ANAK

ADA LIMA SISTEM YANG BERPENGARUH TERHADAP

TUMBUH KEMBANG ANAK :

1. SISTEM MIKRO; TERKAIT SETTING INDIVIDU

TUMBEHKEMBANGANAK MELIPUTI ; KELUARGA,
TEMAN SEBAYA, SEKOLAH DAN LINGKUNGAN
TETANGGA.
2. SISTEM MESO HUBUNGAN PENGALAMAN YANG
DIDAPAT DARI KELUARGA, TEMAN PENGALAMAN
DISEKOLAH.
ANAK

3. SISTEM EXO; SETTING YANG MEMPENGARUHI

PERKEMBANGAN ANAK YANG BERADA DILUAR
KONTROL AKTIF SEPERTI PEKERJAAN ORANG TUA,
MEDIA MASSA.

4. SISTEM MAKRO; MERUPAKAN BUDAYA DIMANA

INDIVIDU HIDUP SEPERTI STRATA SOSIAL
MASYARAKAT, IDEOLOGI DAN BUDAYA .
ANAK

5. SISTEM KRONO; MERUPAKAN GAMBARAN KONDISI

KRISIS TRANSISIONAL BAGI ANAK UNTU TUMBUH.
c. KEBUDAYAAN DAN ASUHAN KEPERAWATA LANSIA

BILA SUATU BENTUK PELAYANAN KESEHATAN BARU

DIPERKENALKAN KE DALAM SUATU KELOMPOK
MASYARAKAT DIMANA FAKTOR BUDAYA MASIH KUAT;
BIASANYA DENGAN SEGERA MEREKA AKAN MENOLAK
DAN MEMILIH CARA PENGOBATAN TRADISIONAL, YANG
SERAT BERHUNGAN DENGAN DASAR HIDUP MEREKA.
LANSIA

PERAWAT HARUS MENYESUAIKAN DENGAN BUDAYA

YANG DIANUT; APALAGI LANSIA YANG TIDAK PERNAH
BERHUBUNGAN DENGAN DUNIA MODERN.

SELAIN ITU PEMUKA-PEMUKA DALAM MASYARAKAT

HARUS MEMBERI DUKUNGAN BAHWA CARA BARU
TERSEBUT MEMILIKI MAFAAT LEBIH BESAR.
 d. ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN
SOSIALKULTURAL PADA LANSIA

PROSES ASUHAN KEPERAWATAN PADA USIA LANJUT

ADALAH KEGIATAN YANG DIMAKSUDKAN UNTUK
MEMBERI BANTUAN, BIMBINGAN, PENGAWASAN,
PERLINDUNGAN DAN PETOLONGAN KEPADA LANJUT
USIA SECARA INDIVIDU, SEPERI DIRUMAH, PANDI WERDA
MAUPUN PUSKESMAS YANG DIBERIKAN OLEH PERAWAT.