rongga perut yang biasanya timbul mendadak dengan nyeri sebagai keluhan
obstruksi dan strangulasi jalan cerna dapat menyebabkan perforasi yang Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan RI tahun 2008,
jumlah pasien yang menderita penyakit peritonitis berjumlah sekitar
mengakibatkan kontaminasi rongga perut oleh isi saluran cerna sehingga
7% dari jumlah penduduk di Indonesia atau sekitar 199.000 orang.
terjadilah peritonitis (WHO 2010, dikutip dalam sabiston 2012, h.192).
Sedangkan berdasarkan data Dinas Kesehatan Jawa Tengah tahun
2009, jumlah kasus peritonitis dilaporkan sebanyak 7.785 dan 270
diantaranya menyebabkan kematian (Dinkes Jateng, 2009).
Definisi
Peritonitis adalah peradangan peritonium yang merupakan komplikasi
berbahaya akibat penyebaran infeksi dari organ abdomen (apendisitis,
pankreatitis, dll) ruptur saluran cerna dan luka tembus abdomen (Padila
2012,). Peritonitis adalah inflamasi rongga peritonium yang disebabkan
oleh infiltrasi isi usus dari suatu kondisi seperti ruptur apendiks,
perforasi/trauma lambung dan kebocoran anastomosis (Padila 2012,).
Berdasarkan kedua penjelasan di atas, kelompok dapat menyimpulkan
peritonitis adalah peradangan peritonium yang diakibatkan oleh
penyebaran infeksi dari organ abdomen seperti apendisitis, pankreatitis,
ruptur apendiks, perforasi/trauma lambung dan kebocoran anastomosis.
Etiologi
Peritonitis umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri yang menginvasi atau
A. IDENTITAS PASIEN
Pasien Penanggungjawab Pasien
Nama : Tn. A Nama : Ny. N
Umur : 51 Tahun Umur : 36 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : kacang pedang Alamat : kacang pedang
Dx Medik : Peritonitis
KELUHAN UTAMA
Alasan utama datang ke RS: Klien mengatakan nyeri perut sebelah kanan
atas sejak 2 hari yang lalu SMRS, Mual (+), Muntah (+)
Riwayat penyakit saat ini (P,Q,R,S,T) : Klien menjalani operasi laparotomy
tanggal 09 Januari 2023. Post op Laparatomy klien masuk ke recovery room
terlebih dahulu, setelah 1 jam di RR pasien masuk ke ruang rawat pada
pukul 13.00 WIB. Pada saat pengkajian didapatkan data sebagai berikut:
P: Nyeri luka post op Laparatomy saat bergerak/beraktivitas, berkurang saat
istirahat.
Q: Nyeri seperti ditusuk-tusuk
R: Nyeri diperut bagian kanan atas diarea luka operasi
S: Skala nyeri 6
T: Nyeri dirasakan hilang timbul dengan durasi 1- 3 menit
KELUHAN UTAMA SAAT PENGKAJIAN:
Klien post op laparotomy, klien mengeluh nyeri pada luka operasi diperut dan
badan terasa lemas.
RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU:
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti
dirinya. Namun ada anggota keluarga yang menderita hipertensi.
Pengkajian Fisik
1.Keadaan Umum
Sakit/nyeri: Klien mengatakan nyeri pada luka operasi diperut,
nyeri sedang skala 6. Terdapat luka operasi ±20 cm pada
abdomen sebelah kanan atas, nyeri hilang timbul.
Status Gizi : Klien memiliki BB yaitu BB : 85kg, TB : 172 cm.
IMT: 28,7 (underweight)
Sikap klien tenang.
Personal Hygiene : Klien dibersihkan di tempat tidur 1x sehari
dibantu oleh keluarga. Kuku, rambut dan kulit tampak bersih.
Masalah Keperawatan: Nyeri akut
1. Data Sistemik
Sistem Persepsi Sensori
Pendengaran dan penglihatan : Pendengaran dan Penglihatan klien normal, klien tidak
menggunakan alat bantu untuk mendengar maupun melihat. Tidak ada kelainan pada
pendengaran dan penglihatan klien.
Peraba dan pengecap : Tidak ada kelainan pada indera peraba dan pengecap. Pasien bisa
merasakan asam, manis, asin dan bisa membedakan rasa panas ataupun dingin.
Masalah Keperawatan : Tidak ada Masalah Keperawatan
Sistem Penglihatan
Pasien tidak mengalami nyeri tekan pada mata kanan dan mata kiri, lapang pandang normal
bisa melihat jarak 4 meter, mata simetris, kelopak mata normal tidak ada kelainan, konjungtiva
tidak anemis, palbebra merah muda , sklera OD/OS arna putih, kornea normal (jernih), pupil
isokor, respon cahaya OD/OD ada, bisa melihat tanpa alat bantu seperti kacamata, softlens atau
alat bantu penglihatan lainnya.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
Sistem Pernafasan
Frekuensi : 22 x/menit, SPO2 97 %, kualitas pernapasan klien tampak normal,
batuk tidak ada, suara nafas vesikuler, sumbatan jalan nafas tidak ada. Penggunaan
otot bantu pernafasan (-), Tacipnue (-). Ronchi -/-, whezing -/-
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
Sistem Kardiovaskuler
Tekanan Darah : 133/95 mmHg
Denyut nadi : 103 x/menit, irama jantung teratur, Bunyi jantung normal. Tidak
terdengar bunyi suara jantung tambahan. Akral hangat, pengisian kapiler (CRT) < 3
detik. Tidak ada edema pada klien.
Masalah Keperawatan: Tidak Ada Masalah Keperawatan
Sistem Saraf Pusat
Kesadaran: Compos Mentis, GCS 15 dengan E4, M6, V5. Berbicara spontan,
koordinasi baik, status motorik normal, kekuatan otot derajat 5 tetapi pasien
mengeluh badan terasa lemas dan nyeri luka operasi bila banyak bergerak. Klien
masih bedrest, belum melakukan mobilisasi. Rangsangan meningeal seperti kaku
kuduk (-), Brudzinski 1 dan 2 (-), Kernig (-), Laseque (-).
Masalah Keperawatan: Tidak Ada Masalah Keperawatan
Sistem Muskuloskeletal
Rentang gerak klien terbatas. Aktivitas sehari-hari seluruhnya dibantu oleh keluarga,
klien mampu menyuap makanan sendiri. Klien baru belajar mobilisasi duduk pelan-
pelan. Genggaman tangan klien sama kuat, Otak kaku klien smam kuat baik kiri
maupun kanan. Akral klien teraba hangat. Klien tidak ada mengalami fraktur.
Masalah Keperawatan: Gangguan Mobilitas Fisik
Sistem Integument
Warna kulit klien tampak normal sawo matang, terdapat luka post operasi pada
bagian abdomen, panjang luka 15 cm . Luka operasi kering, tidak ada kemerahan,
bengkak pada area bekas operasi. Temp: 37,8 C. Leukosit 18,0 10^3/u
Masalah Keperawatan: Risiko Infeksi
Sistem Reproduksi
Saat dilakukan pengkajian didapatkan tidak ada masalah di sistem reproduksi.
Masalah Keperawatan: Tidak Ada Masalah Keperawatan
No. Data senjang Etiologi Masalah
Keperawatan