T
DI RUANG RB 6 RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
DISUSUN OLEH :
G. Penatalaksanan
Penatalaksanaan medis dan keperawatan untuk masalah appendisitis
adalah dengan cara pembedahan. Antibiotik dan cairan IV diberikan sampai
pembedahan dilakukan. Analgetik dapat diberikan setelah diagnosa
ditegakkan. Dalam penanganan kasus appendisitis, dilakukan tindakan
appendiktomi yaitu tindakan pembedahan yang dilakukan untuk memotong
jaringan appendiks yang mengalami peradangan. (Smeltzer dan Bare, 2002).
Appendiktomi dilakukan dengan menginsisi transversal atau oblik di atas titik
maksimal nyeri tekan atau massa yang dipalpasi pada fosa iliaka kanan. Otot
dipisahkan ke lateral rektus abdominalis. Mesenterium apendikular dan dasar
appendiks diikat dan appendiks diangkat. Tonjolan ditanamkan ke dinding
sekum dengan menggunakan jahitan purse string untuk meminimalkan
kebocoran intra abdomen dan sepsis. Kavum peritoneum dibilas dengan
larutan tetrasiklin dan luka ditutup. Diberikan antibiotik profilaksis untuk
mengurangi luka pasca operasi yaitu metronidazol supositoria
(Syamsuhidayat, 2004).
5
H. Fokus Pengkajian
1. Pengkajian pasien (post operasi) apendiktomi yaitu :
a. Identitas
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, tanggal atau jam
masuk rumah sakit, nomer register, diagnosa, nama orang tua,
umur, pendidikan, pekerjaan, agama dan suku bangsa.
b. Riwayat penyakit sekarang
Riwayar penyakit sekarang klien dengan post appendiktomi
mempunyai keluhan utama nyeri yang disebabkan insisi abdomen.
c. Riwayat penyakit dahulu
Meliputi penyakit apa yang pernah diderita oleh klien seperti
hipertensi, operasi abdomen yang lalu, apakah klien pernah masuk
rumah sakit, obat-obatan yang pernah digunakan apakah mempunyai
riwayat alergi dan imunisasi apa yang pernah didapatkan.
d. Riwayat keperawatan keluarga
Adalah keluarga yang pernah menderita penyakit diabetes mellitus,
hipertensi, gangguan jiwa atau penyakit kronis lainnya upaya yang
dilakukan dan bagaimana genogramnya.
e. Pola fungsi kesehatan
1) Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat
Adakah kebiasaan merokok, penggunaan obat-obatan, alkohol
dan kebiasaan olahraga (lama frekuensinya), bagaimana status
ekonomi keluarga kebiasaan merokok dalam mempengaruhi
penyembuhan luka.
2) Pola tidur dan istirahat
Insisi pembedahan dapat menimbulkan nyeri yang sangat
sehingga dapat menggganggu kenyamanan pola tidur klien.
3) Pola aktivitas
Aktivitas dipengaruhi oleh keadaan dan malas bergerak karena
rasa nyeri luka operasi, aktivitas biasanya terbatas karena harus
badrest berapa waktu lama seterlah pembedahan.
4) Pola hubungan dan peran.
Dengan keterbatasan gerak kemungkinan penderita tidak bisa
melakukan peran baik dalam keluarganya dan dalam
masyarakat. Penderita mengalami emosi yang tidak stabil.
6
5) Pola sensorik dan kognitif
Ada tidaknya gangguan sensorik nyeri, penglihatan, peran serta
pendengaran, kemampuan, berfikir, mengingat masa lalu,
orientasi terhadap orang tua, waktu dan tempat.
6) Pola penanggulangan stres
Kebiasaan klien yang digunakan dalam mengatasi masalah.
7) Pola tata nilai dan kepercayaan
Bagaimana keyakinan klien pada agamanya dan bagaimana
cara klien mendekatkan diri dengan tuhan selama sakit.
f. Pemeriksaan fisik.
1) Status kesehatan umum.
Kesadaran biasanya compos mentis, ekspresi wajah menahan
sakit ada tidaknya kelemahan.
2) Integumen
Ada tidaknya oedema, sianosis, pucat, pemerahan luka
pembedahan pada abdomen sebelah kanan bawah.
3) Kepala dan Leher
Ekspresi wajah kesakitan, pada konjungtiva apakah ada warna
pucat.
4) Thorak dan paru
Apakah bentuknya simetris, ada tidaknya sumbatan jalan nafas,
gerakan cuping hidung maupun alat bantu nafas, frekwensi
pernafasan biasanya normal ( 16-20 kali permenit). Apakah ada
ronchi , whezing, stidor.
5) Abdomen
Pada post operasi biasanya sering terjadi ada tidaknya
peristaltik pada usus ditandai dengan distensi abdomen, tidak
flatus dan mual, apakah bisa kencing spontan atau retensi urine,
distensi supra pubis, periksa apakah menglir
lancar, tidak ada pembuntuan serta terfiksasi dengan baik.
6) Ekstermitas
Apakah ada keterbatasan dalam aktivitas karena adanya nyeri
yang hebat dan apakah ada kelumpuhan atau kekakuan.
19
I. Fokus Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
Diagnosa dan intervensi keperawatan yang mungkin muncul pada pasien
post operasi apendiktomi adalah :
1. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya
pertahanan; perforasi/ruptur pada apendiks, peritonitis; pemebentukan
abses, prosedur invasif, insisi bedah
a. Kriteria hasil yang diharapkan meningkatkan penyembuhan luka
dengan benar, bebas tanda infeksi atau inflamasi, drainase prupulen,
eritema, dan demam.
b. Intervensi
1) Awasi tanda vital, perhatikan demam, mengigil, berkeringat,
perubahan mental, meningkatnya nyeri abdomen
Rasional : dugaan adanya infeksi/terjadinya sepsis, abses,
peritonitis
2) Lakukan pencucian tangan yang baik dan perewatan luka aseptik
Rasional : menurunkan resiko penyebaran infeksi
3) Lihat insisi dan balutan, catat karakteristik drainase luka/drain (bila
dimasukkan), eritema
Rasional : memberikan deteksi dini terjadinya proses infeksi,
dan pengawasan penyembuhan peritonitis yang telah ada
sebelumnya.
4) Berikan informasi yang tepat, jujur pada pasien atau orang terdekat
Rasional : pengetahuan tentang kemajuan situasi memberikan
dukungan emosi, membantu menurunkan ansietas.
5) Kolaborasi berikan antibiotik sesuai indikasi
Rasional : mungkin diberikan secara profilaktik atau
menurunkan jumlah organisme (pada infeksi yang telah ada
sebelumnya) untuk menurunkan penyebaran dan
pertumbuhannya pada rongga abdomen.
2. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan
muntah pra operasi pembatasan pasca operasi (puasa), status
hipermetabolik (demam, proses penyembuhan), inflamasi peritonium
dengan cairan asing.
a. Kriteria hasil yang diharapkan mempertahankan keseimbangan cairan
dibuktikan oleh kelembaban membran mukosa, turgor kulit baik,
tanda-tanda vital stabil dan secara individual haluaran urin adekuat.
b. Intervensi
20
1) Awasi tekanan darah dan nadi
Rasional : tanda yang membantu mengidentifikasi fluktuasi
volume intravaskuler
2) Lihat membran mukosa; kaji turgor kulit dan pengisian kapiler
Rasional : indikator keadekuatan sirkulasi perifer dan hidrasi
seluler
3) Awasi masukan dan haluaran; catat warna urine/konsentrasi, berat
jenis.
Rasional : penurunan haluaran urine pekat dengan peningkatan
berat jenis diduga dehidrasi atau kebutuhan peningkatan cairan
4) Auskultasi bising usus, catat kelancaran flatus, gerakan usus
Rasional : indikator kembalinya peristaltik, kesiapan untuk
pemasukan peroral
5) Berikan sejumlah kecil minuman jernih bila pemasukan peroral
dimulai, dan lanjutkan diet sesuai toleransi
Rasional : menurunkan iritasi gaster atau muntah untuk
meminimalkan kehilangan cairan
6) Berikan perawatan mulut sering dengan perhatian khusus pada
perlindungan bibir
Rasional : dehidrasi mengakibatkan bibir dan mulut kering dan
pecah-pecah
7) Beriakn cairan IV dan elektrolit
Rasional : peritonium bereaksi terhadap iritasi/infeksi dengan
menghasilkan sejumlah besar cairan yang dapat menurunkan
volume sirkulasi darah, mengakibatkan hipovolemia, dehidrasi
dan dapat terjadi ketidak seimbngan elektrolit.
3. Nyeri akut berhubungan dengan adanya insisi bedah, laporan nyeri, wajah
mengkerut, otot tegang, perilaku distraksi.
a. Kriteria hasil yang diharapkan melaporkan nyeri hilang/terkontrol,
tampak rileks, mempu tidur atau istirahat dengan cepat.
b. Intervensi
1) Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, beratnya (skala 0-10).
Rasional : berguna dalam pengawasan keefektifan obat,
kemajuan penyembuhan.
2) Pertahankan istirahat dengan posisi semi fowler.
Rasional : gravitasi melokalisasi eksudat dalam abdomen
bawah/pervis, menghilangkan ketegangan abdomen yang
21
bertambah dengan posisi terlentang.
3) Dorong ambulansi dini.
Rasional : meningkatkan normalisasi fungsi organ, contoh
merangsang peristaltik dan kelancaran flatus, menurunkan
ketidaknyamanan abdomen.
4) Berikan aktivitas hiburan.
Rasional: fokus perhatian kembali, meningkatkan relaksasi,
dan dapat meningkatkan kemampuan koping.
5) Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan analgesik sesuai
indikasi.
Rasional : menghilangkan nyeri.
22
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas
Nama : Ny. T
Umur : 65 Tahun
Agama : Katholik
Pendidikan : SLTA
Penangggungjawab
Nama : Ny. S
Umur : 35 Tahun
1. Mata
Penglihatan baik, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, pupil isokor
2. Telinga
3. Mulut
4. Abdomen
Terdapat luka post operasi apendiktomi diperut dengan panjang kurang lebih 10 cm
24
5. Genetalia
6. Ekstremitas
Terpasang selang infus RL 500ml pada tangan kanan 20 tpm
7. Pola Nutrisi
Sebelum sakit : diet khusus tidak ada, frekuensi 3x/ hari, jenis makanan di
rumah nasi, lauk pauk, buah-buahan, minum air mineral, air susu
Selama sakit : diet khusus diit TKTP, frekuensi 3x/hari, jenis makanan di
rumah bubur, lauk pauk, minum air susu, air mineral
8. Pola eliminasi
Sebelum sakit : BAB dan BAK
Frekuensi BAB : 2 hari 1x
Kosistensi : Lunak dan berbentuk
Warna : Kuning
Keluhan :-
Frekuensi BAK : 5-6x/hari Jumlah urin :
1000cc
Warna : Kuning
Keluhan :-
Selama sakit
Frekuensi BAB : 4 hari 1x
Konsistensi : Lunak dan berbentuk
Warna : Kuning kecoklatan
Keluhan : Feses keluar hanya sedikit
25
B. Analisa Data
No. Data Fokus Etiologi Masalah
M Data subjektif: Pembedahan Nyeri akut
Klien mengatakan nyeri
pada luka apendiktomi
operasi seperti di remas-
remas skala angka nyeri 6
Luka insisi
dan nyeri dirasakan saat
bergerak dibagian perut
Data objektif: Inkontinuitas
klien terlihat meringis jaringan
menahan nyeri dan ada terputus
luka bekas operasi di
bagian perut Aktivasi reseptor
nyeri
Merangsang thalamus
dan konteks serebri
Nyeri
2. Data subjektif: Pembedahan Hambatan
Klien mengatakan apendiktomi mobilitas fisik
untuk beraktifitas Luka insisi
sulit terasa sakit dan Inkontinuitas jaringan
lemas sehingga terputus
semuaaktivitas
dibantu anaknya Aktivasi reseptor
nyeri
Data objektif:
klien terlihat lemas Merangsang thalamus
tekanan darah 120/90 dan konteks serebri
mmHg, suhu 36,0C, nadi Nyeri Kelemahan
80x/menit, respiratori rate fisik
20x/menit
Keterbatasan
gerakterhamba
26
t
27
C. Rencana Tindakan Keperawatan
RENCANA KEPERAWATAN
22
nyeri dan ada luka meningkatkan relaksasi, dan dapat
bekas operasi di meningkatkan kemampuan koping
bagian perut 5. Menghilangkan nyeri
2. Hambatan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji repon pasien terhadap 1. Menyebutkan parameter,
Berhubungan dengan keperawatan selama 3 x 24 aktivitas, dipsnea atau nyeri membantu mengkaji respon
peningkatan kebutuhan jam diharapkan klien akan dada, keletihan dan kelemahan fisiologi terhadap stress aktivitas
metabolik sekunder mampu beraktivitas sesuai berlebihan, diaphoresis, pusing dan bila ada merupakan indikator
akibat operasi kemampuan dengan atau pingsan. dari kelebihan kerja yang berkaitan
apendiktomi ditandai kriteria hasil: 2. Instruksikan pasien tentang dengan aktivitas.
dengan: - Klien mampu tehknik penghematan energi 2. Tehnik menghemat energi
Data subjektif: beraktivitas sesuai misalnya, menggunakan kursi mengurangi penggunaan energi,
- klien mengatakan toleran tanpa saat mandi, duduk saat juga membantu, keseimbangan
bantuan menyisir atau menyikat gigi, antarasuplei dan kebutuhan
untuk beraktifitas
- Tampak segar dan melakukan istirahat dengan oksigen.
sulit terasa sakit dan
tidak lemas perlahan. 3. Kemajuan aktivitas bertahap
lemas sehingga
3. Beri dorongan untuk mencegah peningkatan kerja
semua aktivitas
melakukan aktivitas perawatan jantung tiba-tiba. Memberikan
dibantu suaminya.
diri bertahap jika dapat bantuan hanya sebatas kebutuhan
Data objektif:
ditoleransi. Berikan bantuan akan mendorong kemandirian
- klien terlihat lemas
sesuai kebutuhan. dalam melakukan aktivitas.
- tekanan darah
4. Ajarkan rom pasif pada 4. Membantu proses penyembuhan
120/90 mmHg, suhu
keluarga pasien luka insisi dan rileks tubuh
360C, nadi
80x/menit, respiratori
rate 20x/menit
23
D. Implementasi dan Evaluasi
24
3. Mendorong ambulansi dini 09.30 analgesic sesuai indikasi
Hasil: klien mengatakan agak
kaku dan takut bergerak, klien
tampak berhati-hati bergerak
09.40
4. Memberikan aktivitas hiburan
Hasil: klien mengatakan ingin
mendengarkan lagu-lagu islami,
klien tampak tenang 10.00
mendengarkan lagu
5. Memberikan analgesic sesuai
indikasi
Hasil: injeksi ketorolac 30 mg
Hambatan kamis, 1. Mengkaji respon pasien 11.25 kamis, Subjektif: 16.20
25
3. Memberikan dorongan untuk penghematan enegy, beri dorongan
melakukan aktivitas perawatan 11.45 untuk melakukan perawatan diri,
diri ajarkan keluarga cara rom pasif
Hasil: pasien diajarkan mandiri
menyisir rambut dan merapikan
kancing pakaiannya sendiri
4. Mengajarkan keluarga pasien
11.50
26
rom pasif
Hasil: klien mengatakan takut
bergerak, klien tampak hati-hati
saat melakukan rom pasif,
keluarga dapat mempraktekkan
rom pasif
Nyeri akut jumat, 1. Mengkaji nyeri, catat lokasi, 10.22 jumat, Subjektif:
16.00
berhubungan 10 karakteristik dan beratnya 10 - klien mengatakan nyeri skala 4
dengan insisi Juni Hasil: klien mengatakan nyeri Juni (sedang) seperti teriris pada
bedah 2022 dengan skala angka nyeri 4 2022 bagian perut saat bergerak
jam (sedang), lokasi nyeri disekitar jam Objektif:
10.15 luka, karakteristik terasa teriris, 14.00 - klien terlihat rileks
sampai nyeri terasa hilang timbul wib Asesment:
jam 2. Mempertahankan istirahat Masalah nyeri akut belum teratasi
14.00 dengan posisi semi fowler 10.53 Planning:
wib Hasil: klien mengatakan agak kaji ulang nyeri, pertahankan
nyaman posisi setengah duduk, istirahat dengan posisi semi fowler,
klien tampak tenang 10.15 dorong ambulansi dini, kolaborasi
27
3. Mendorong ambulansi dini dengan dokter untuk memberikan
Hasil: klien mengatakan agak analgesic sesuai indikasi
11.30
kaku dan takut bergerak, klien
tampak berhati-hati bergerak
4. Memberikan aktivitas hiburan
Hasil: klien mengatakan ingin
28
mendengarkan lagu-lagu islami,
klien tampak tenang
mendengarkan lagu
5. Memberikan analgesic sesuai 12.00
indikasi
Hasil: injeksi ketorolac 30 mg
Hambatan Jumat , 1. Mengkaji respon pasien 12.20 Jumat , Subjektif:
mobilitas fisik 10 terhadap aktivitas 10 - klien mengatakan pusing bila
16.00
berhubungan Juni Hasil: klien mengatakan pusing Juni langsung duduk, klien
dengan 2022 bila langsung duduk, klien 2022 mengatakan sudah belajar jalan
peningkatan jam mengatakan sudah belajar jalan jam kekamar mandi tapi dibantu
kebutuhan 08.00 kekamar mandi tapi dibantu 14.00 anaknya
metabolik sampai anaknya, klien tampak lemah wib Objektif:
sekunder jam 2. Menginstruksikan pasien tehnik - klien terlihat lemah, klien
akibat 14.00 penghematan energy 12.50 tampak rileks
operasi wib Hasil: istirahat dengan perlahan, Asesment:
apendiktomi selalu meminta bantuan Masalah intoleransi aktivitas belum
keluarga bila ingin bergerak teratasi
bangun Planning:
13.00
3. Memberikan dorongan untuk Kaji ulang respon pasien terhadap
melakukan aktivitas perawatan aktivitas, ajarkan tehnik
29
diri penghematan enegy, beri dorongan
Hasil: pasien diajarkan mandiri untuk melakukan perawatan diri,
menyisir rambut, lap basah ajarkan keluarga cara rom pasif
badan sendiri dan merapikan
13.15
pakaiannya sendiri
4. Mengajarkan keluarga pasien
rom pasif
Hasil: klien mengatakan takut
bergerak, klien tampak hati-hati
30
saat melakukan rom pasif,
keluarga dapat mempraktekkan
rom pasif
Nyeri akut sabtu, 1. Mengkaji nyeri, catat lokasi, 08.00 Sabtu Subjektif:
berhubungan 11 karakteristik dan beratnya 11 - klien mengatakan nyeri skala 2 14.00
dengan insisi Juni Hasil: klien mengatakan nyeri Juni (ringan) seperti teriris pada
bedah 2022 dengan skala angka nyeri 2 2022 bagian perut saat bergerak tapi
jam (ringan), lokasi nyeri disekitar jam kadang tidak nyeri
08.00 luka, karakteristik terasa teriris, 14.00 Objektif:
wib nyeri terasa hilang timbul wib - klien terlihat rileks, klien
sampai 2. Mempertahankan istirahat tampak duduk di tempat tidur
jam dengan posisi semi fowler 09.00 Asesment:
14.00 Hasil: klien mengatakan agak Masalah nyeri akut teratasi
wib nyaman posisi setengah duduk, Planning:
klien tampak tenang 10.00 Pertahankan istirahat posisi
3. Mendorong ambulansi dini nyaman, dorong lakukan ambulasi
Hasil: klien mengatakan agak sesuai kemampuan, kolaborasi
kaku dan takut bergerak, klien dengan dokter untuk memberikan
tampak berhati-hati bergerak 11.00 analgesic sesuai indikasi
4. Memberikan aktivitas hiburan
Hasil: klien mengatakan ingin
31
mendengarkan lagu-lagu islami, 12.00
32
Hambatan Sabtu , 1. Mengkaji respon pasien 08.00 Sabtu,, Subjektif:
14.00
mobilitas fisik 11 terhadap aktivitas 11 - klien mengatakan sudah nyaman
berhubungan Juni Hasil: klien mengatakan sudah Juni bergerak tapi barhati-hati
dengan 2022 nyaman bergerak tapi barhati- 2022 - Klien mengatakan sudah jalan
peningkatan jam hati, klien mengatakan sudah jam kekamar mandi sendiri tapi
kebutuhan 08.00 jalan kekamar mandi sendiri tapi 14.00 pelan-pelan
metabolik wib pelan-pelan Objektif:
wib
sekunder sampai 2. Menginstruksikan pasien tehnik 09.00 - klien tampak rileks
akibat jam penghematan energy Asesment:
operasi 14.00 Hasil: istirahat dengan perlahan, Masalah intoleransi aktivitas
apendiktomi wib selalu meminta bantuan teratasi
keluarga bila ingin berjalan Planning:
3. Memberikan dorongan untuk Pertahankan kondisi nyaman dalam
melakukan aktivitas perawatan 10.00 bergerak, beri dorongan untuk
diri melakukan perawatan diri secara
Hasil: pasien diajarkan mandiri mandiri
menyisir rambut, lap basah
badan sendiri, merapikan
pakaiannya sendiri dan sikat
gigi dikamar mandi
4. Mengajarkan keluarga pasien
rom pasif
Hasil: klien tampak hati-hati
saat melakukan rom pasif,
33
keluarga dapat mempraktekkan 11.00
rom pasif
34