APPENDIKTOMI
DI RUANG SOCHIH RSU HARAPAN IBU PURBALINGGA
Oleh :
Nama Karyawan : Nurul Hiddayah
Unit Pelayanan : Sochih
A. DEFINISI
Appendiks adalah umbai kecil yang menempel pada sekum tepat dibawah katup
ileosekal. Karena pengosongan isi apendiks ke dalam kolon tidak efektif dan ukuran
lumennya kecil, apendiks mudah tersumbat dan terinfeksi (appendiksitis). Apendiks
yang tersumbat akan meradang dan edema, dan pada akhirnya dipenuhui nanah (pus).
Appendiksitis adalah penyebab utama inflamasi akut di kuadran kanan bawah abdomen
dan penyebab tersering pembedahan abdomen darurat. Meskipun dapat dialami semua
kelompok usus. Appendiksitis paling sering terjadi pada usia antara 10 sampai 30 tahun
(Brunner & Suddarth, 2013).
Apendisitis adalah penyebab yang paling umum dari inflamasi akut kuadran
kanan bawah abdomen dan penyebab paling umum dari pembedahan abdomen darurat.
Pria lebih banyak terkena dari pada wanita, remaja lebih banyak dari pada orang
dewasa. Insiden tertinggi yaitu mereka yang berusia 10 sampai 30 tahun (Baughman dan
Hackley, 2016).
Apendisitis merupakan peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai
cacing (apendiks). Usus buntu sebenarnya adalah sekum (cecum). Infeksi ini bisa
mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan tindakan bedah segera untuk
mencegah komplikasi yang umumnya berbahaya (Nurarif dan Kusuma, 2015).
B. ETIOLOGI/FAKTOR RESIKO
Gejala yang umumnya timbul pada apendisitis akut adalah awalnya nyeri daerah
epigastrik atau bagian bawah umbilikus disertai dengan demam. Nyeri didahului mual
dan muntah yang kemudian menjalar hingga perut kanan bawah disertai timbulnya
anoreksia (Khairiyyah & Limas, 2020).
Apendisitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks oleh
peradangan, benda asing, penyempitan atau neoplasma. Penyumbatan tersebut
menyebabkan cairan mukus yang diproduksi mukosa mengalami bendungan. Semakin
lama mukus tersebut makin banyak, namun elastis dinding apendiks mempunyai
keterbatas sehingga menyebabkan peningkatan tekanan. Apendisitis juga dapat
disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
1. Penumpukan kotoran yang mengeras
2. Folikel limfoid yang membesar
3. Benda asing
4. Cacing usus atau parasite
2
5. Cedera traumatis
6. Tumor (Librianty, 2015)
C. ANATOMI DAN FISIOLOGI
Apendiks adalah struktur tambahan yang menempel pada caecum. Berbentuk tabung
bergulung yang berputar dengan ujung buntu, dan berbentuk sekitar 8 cm disebut
apendiks vermiform karena (Verniform bentuk cacing: apendik : tambahan).
Masenterium apendiks, yang disebut mesoapendiks, menempel bagian inferior
mesenterium ileum (Tortora dan Derrickson, 2014).
Dinding appendiks terdiri dari lapisan otot melingkar di bagian dalam dan lapisan
otot longitudinal dibagian luar. Appendiks dilapisi oleh epitel kolumner dengan beberapa
glanduler dan sel neuroendokrin. Dasar apendiks terletak di dinding posteromedial
cecum, sekitar 2,5 cm dibawah persimpangan ileocecal. Ujung apendiks sifatnya
mengapung di rongga peritoneum dan arahnya dapat bervariasi yaitu : arah retrocecal
sebanyak 64% arah subcecal sebanyak 2%, arah pelvic sebanyak 32%, arah preileal 10
sebanyak 1% dan arah postileal sebanyak 0,5 % (Craig, 2017; Harrison et al., 2015; Lee,
2015).
D. MANIFESTASI KLINIS
E. PATOFISIOLOGI
Appendiksitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks oleh
hyperlasia folikel limfoid, fekalit, benda asing, struktur karena fikosis akibat
peradangan sebelumnya atau neoplasma. Obstruksi tersebut menyebabkan mukus
diproduksi mukosa mengalami bendungan. Makin lama mukus tersebut makin banyak,
namun elastistias dinding apendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan
3
peningkatan tekanan interalumen, tekanan yang meningkat tersebut akan menghambat
aliran limfe yang mengakibatkan edema (Brunner & Suddarth, 2013).
Sekresi mukus terus berlanjut, tekanan terus meningkat hal tersebut akan
mengakibatkan obstruksi vena, edema bertambah dan bakteri akan menembus dinding
apendiks. Peradangan yang timbul meluas dan mengenai peritonium setempat
sehingga menimbulkan nyeri di abdomen kanan bawah, keadaan ini disebut dengan
appendiksitis sukuratif akut. Aliran atreri terganggu akan terjadi infrak dinding
apendiks yang diikuti oleh gangrene stadiumini disebut appendiksitis perforasi
(Wijaya & Putri, 2013).
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
Kenaikan dari sel darah putih (leukosit) hingga 10.000-18.000/mm³. Jika
peningkatan lebih dari itu, maka kemungkinan apendiks sudah mengalami
perforasi (pecah).
2. Pemeriksaan Radiologi
a. Foto polos perut dapat memperlihatkan adanya fekalit.
b. Ultrasonografi (USG)
c. CT Scan
d. Kausu kronik dapat dilakukan rontgen foto abdomen, USG abdomen dan
apendikogram (Nurarif & Kusuma, 2015)
G. PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN
Penatalaksanaan pada penderita appendiksitis dengan tindakan
pembedahan/Apendiktomi (Berman & Kozier, 2012).
a. Observasi TTV
b. Sehari pasca operasi, posisikan pasien semi fowler, posisi semi fowler dapat
mengurangi tegangan pada luka insisi sehingga bisa membantu mengurangi
rasa nyeri.
c. Sehari pasca operasi, pasien dianjurkan duduk tegak ditempat tidur selama
2x30 menit. Dan dihari kedua pasien dapat duduk dan berdiri tegak diluar
kamar.
d. Dua hari pasca operasi, diberikan makanan saring dan pada hari selanjutnya
dapat diberikan makanan lunak.
H. KOMPLIKASI
1. Perforasi appendiks, Tanda tanda perforasi yaitu meningkatnya
nyeri,meningkatnya spasme dinding perut kanan bawah, ileus,demam,malaise,
dan leukositisis
2. Peritonitis Abses Bila terbentuk abses appendik maka akan teraba massa pada
kuadran kanan bawah yang cenderung menggelembung pada rektum atau
4
vagina. jika terjadi perintonitis umum tindakan spesifik yang dilakukan adalah
operasi untuk menutup asal perforasi tersebut.
3. Dehidrasi
4. Sepsis
5. Elektrolit darah tidak seimbang
6. Pneumonia (Kurniati et al., 2018).
5
I. PATHWAY
Appendiksitis
Post Operasi
Appendiktomi
6
J. FOKUS PENGKAJIAN
1. Identitas klien
Pengkajian identitas klien berupa nama, tempat tanggal lahir, umur, jenis
kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, tanggal masuk RS, tanggal
operasi, nomor RM, diagnosa medis dan alamat.
2. Identitas penanggung jawab
Identitas penanggung jawab baik ayah, ibu, suami, istri, atau pun anak yang
meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, hubungan
dengan klien dan alamat.
3. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Nyeri pada daerah abdomen kanan bawah.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan nyeri pada daerah abdomen kanan bawah
c. Riwayat kesehatan dahulu
Apakah klien pernah mengalami operasi sebelumnya pada colon.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah anggota keluarga ada yang mengalami jenis penyakit yang sama.
4. Pemeriksaan fisik Head to toe
a. Kepala
Memeriksakan apakah terjadi edema pada wajah atau benjolan di kepala
b. Wajah
Memeriksakan apakah kongjungtiva pucat, apakah skelera icterus, dan bentuk
wajah
c. Leher
Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui apakah ada jaringan parut,
kelenjar tiroid membesar, pembuluh limfe, pelebaran vena jungularis.
d. Thoraks
Memeriksa bagian dada dengan inspeksi kesimetrisan pergerakan dinding
dada, adanya jaringan parut atau lebam, serta penggunaan otot bantu
pernafasan. Palpasi adanya presipitasi pada masing-masing costae untuk
mengkaji ada tidaknya rupture. Perkusi dengan mengetuk bunyi dada dan
Auskultasi dengan mendengarkan suara pernafasan.
e. Jantung
Jantung, biasanya mengalami penurunan dan peningkatan denyut jantung.
Inspeksi, cordis tidak terlihat. Palpasi, iktus cordis di ICS V teraba. Perkusi,
7
batas kiri jantung: ICS II kiri di line parastrenalis kiri (pinggang jantung), ICS
V kiri agak ke mideal linea midclavicularis kiri. Batasan bawah kanan
jantung disekitar ruang intercostals III-IV kanan, dilinea parasternalis kanan,
batas atasnya di ruang intercostal II kanan linea parasternalis kanan.
Auskultasi, bunyi jantung SI-SII lup dup.
f. Abdomen
Memeriksakan bising usus pada empat kuadran, memeriksakan fundus
uteri,konsistensi, kekuatan kontraksi, posisi.
5. Pola fungsi kesehatan menurut Gordon
a. Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat
Adakah ada kebiasaan merokok, penggunaan obat-obatan, alkohol dan
kebiasaan olahraga (lama frekwensinya), karena dapat mempengaruhi
lamanya penyembuhan luka.
b. Pola nutrisi dan metabolism
Klien biasanya akan mengalami gangguan pemenuhan nutrisi akibat
pembatasan intake makanan atau minuman sampai peristaltik usus kembali
normal.
c. Pola Eliminasi
Pada pola eliminasi urine akibat penurunan daya konstraksi kandung kemih,
rasa nyeri atau karena tidak biasa BAK ditempat tidur akan mempengaruhi
pola eliminasi urine. Pola eliminasi alvi akan mengalami gangguan yang
sifatnya sementara karena pengaruh anastesi sehingga terjadi penurunan
fungsi.
d. Pola aktifitas
Aktifitas dipengaruhi oleh keadaan dan malas bergerak karena rasa nyeri,
aktifitas biasanya terbatas karena harus bedrest berapa waktu lamanya setelah
pembedahan.
e. Pola sensorik dan kognitif
Ada tidaknya gangguan sensorik nyeri, penglihatan serta pendengaran,
kemampuan berfikir, mengingat masa lalu, orientasi terhadap orang tua,
waktu dan tempat.
f. Pola Tidur dan Istirahat
Insisi pembedahan dapat menimbulkan nyeri yang sangat sehingga dapat
mengganggu kenyamanan pola tidur klien.
g. Pola Persepsi dan konsep diri
Penderita menjadi ketergantungan dengan adanya kebiasaan gerak segala
kebutuhan harus dibantu. Klien mengalami kecemasan tentang keadaan
dirinya sehingga penderita mengalami emosi yang tidak stabil.
h. Pola hubungan
8
Dengan keterbatasan gerak kemungkinan penderita tidak bisa melakukan
peran baik dalam keluarganya dan dalam masyarakat. penderita mengalami
emosi yang tidak stabil.
i. Pemeriksaan diagnostic
1) Ultrasonografi adalah diagnostik untuk apendistis akut.
2) Foto polos abdomen : dapat memperlihatkan distensi sekum, kelainan
non spesifik seperti fekalit dan pola gas dan cairan abnormal atau untuk
mengetahui adanya komplikasi pasca pembedahan.
3) Pemeriksaan darah rutin : untuk mengetahui adanya peningkatan leukosit
yang merupakan tanda adanya infeksi.
4) Pemeriksaan Laboratorium
a) Darah : Ditemukan leukosit 10.000 – 18.0000 μ/ml.
b) Urine : Ditemukan sejumlah kecil leukosit dan eritrosit.
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan pada semua data pengkajian diagnosa keperawatan utama
yang dapat muncul pada post appendiktomi, antara lain :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (D.0077)
2. Resiko Infeksi ditandai dengan efek prosedur infasive (D.0142)
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan program pembatasan gerak
(D. 0054)
L. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa SLKI SIKI
Keperawatan
1. Nyeri akut Tingkat nyeri (L.08066) Manajemen nyeri
b.d agen Setelah dilakukan tindakan (I.08238).
pencedera keperawatan 3x24 jam Observasi :
fisik diharapkan tingkat nyeri dapat - Identifikasi
(D.0077) menurun dengan kriteria hasil : lokasi ,karakteristik,
Indikator Awal Target durasi, frekuensi,
Keluhan 1 5 kulaitas nyeri, skala
nyeri nyeri, intensitas nyeri
Meringis 1 5 - Identifikasi respon
Sikap 1 5 nyeri non verbal.
protektif - Identivikasi factor yang
Gelisah 1 5 memperberat dan
Keterangan : memperingan nyeri.
1 : Meningkat Terapeutik :
2 : Cukup meningkat - Berikan teknik
9
3 : Sedang nonfarmakologis untuk
4 : Cukup menurun mengurangi rasa nyeri.
5 : Menurun - Fasilitasi istirahat dan
tidur.
Edukasi :
- Jelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi
- Anjurkan melakukan
mobilisasi dini
- Ajarkan mobilisasi
sederhana yang harus
dilakukan (mis. Duduk
di tempat tidur, duduk di
sisi tempat tidur, pindah
dari tempat tidur ke
kursi).
2. Resiko Tingkat infeksi (L.14137) Perawatan luka
infeksi Setelah dilakukan tindakan (I.14564)
ditandai keperawatan 3x24 Jam Observasi :
dengan faktor diharapkan tingkat infeksi - Monitor karakteristik
resiko efek dapat menurun dengan kriteria luka
prosedur hasil : - Monitor tanda-tanda
invasive Indikator Awal Target infeksi
(D.0142) Demam 1 5
Terapeutik :
Kemerah 1 5
- Lepaskan balutan dan
an
plester secara perlahan
Nyeri 1 5
- Bersihkan dengan
Bengkak 1 5
cairan NaCl atau
Keterangan :
pembersih nontoksik
1 : Meningkat
- Bersihkan jaringan
2 : Cukup meningkat
nekrotik
3 : Sedang
- Berikan salep yang
4 : Cukup menurun
sesuai ke kulit/lesi
5 : Menurun
- Pasang balutan sesuai
jenis luka
- Pertahankan teknik
steril saat melakukan
perawatan luka
10
- Ganti balutan sesuai
jumlah eksudat dan
drainase
- Jadwalkan perubahan
posisi setiap 2 jam
atau sesuai kondisi
pasien
- Berikan diet dengan
kalori 30-35
kkal/kgBB/hari dan
protein 1.25-1.5
g/kgBB/hari
- Berikan suplemen
vitamin dan mineral
- Berikan terapi TENS
Edukasi :
- Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
- Anjurkan
mengkonsumsi
makanan tinggi kalori
dan protein
- Ajarkan prosedur
perawatan luka secara
mandiri
Kolaborasi :
- Kolaborasi prosedur
debridement
- Kolaborasi pemberian
antibiotik
3. Gangguan Mobilitas fisik (L.05042) Dukungan ambulasi
mobilitas Setelah dilakukan tindakan (I.06171)
fisik b.d keperawatan 3x24 Jam Observasi :
program diharapkan mobilitas fisik - Identifikasi adanya
pembatasan dapat menurun dengan kriteria nyeri atau keluhan
gerak hasil : lainnya
(D. 0054) Indikator Awal Target - Monitor frekuensi
Nyeri 1 5 jantung dan teknan
Kecemasan 1 5 darah sebelum
11
Gerakan 1 5 memulai ambluasi
terbatas - Monitor kondisi
umum selama
melakukan ambulasi
Keterangan : Teraupetik :
1 : Meningkat - Libatkan keluarga
2 : Cukup meningkat untuk membantu
3 : Sedang pasien dalam
4 : Cukup menurun meningkatkan
5 : Menurun ambluasi
Edukasi :
- Jelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi
- Anjurkan ambulasi
sederhana yang
harus dilakukan
misal berjalan dari
tempat tidur ke
kamar mandi atau
sebaliknya.
12
M. DAFTAR PUSTAKA
13
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NN. G DENGAN DIAGNOSA MEDIS
APPENDICITIS POST APPENDIKTOMI
DI RUANG SOCHIH RSU HARAPAN IBU PURBALINGGA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan Orientasi Karyawan Baru
Periode Agustus s/d Oktober 2023
Oleh :
R
S
Email
JL.
U :
Telp 14
May.
Jend
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NN.G DENGAN APPENDICITIS POST OPERASI
APPENDIKTOMI DI RUANG SOCHIH RUMAH SAKIT HARAPAN IBU
PURBALINGGA
PENGKAJIAN
Nama Perawat : Nurul Hiddayah
Tanggal Pengkajian : Kamis, 14 September 2023, Jam 14.00
I. IDENTITAS
A. PASIEN
Nama : Nn. G
Umur : 23 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA)
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Agama : Islam
Alamat : Klapa sawit 02/06 Kalimanah
Diagnosa medis : Appendisitis
No. Register : 230808
Tanggal masuk RS : 13 September 2023, Pukul 00:55
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny. Tumiati
Umur : 38 Tahun
Alamat : Klapa sawit 02/06 Kalimanah
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Hub. dengan pasien : Ibu
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal
: Tinggal serumah
16
a. Frekuensi 3x sehari 3x sehari
b. Jenis Nasi Nasi tim
c. Porsi 1 porsi habis 1 porsi habis
d. Keluhan Tidak ada Tidak ada
2. Minum
a. Frekuensi 8 gelas sehari < 8 gelas sehari
b. Jenis Air putih, kopi, teh Air putih
c. Keluhan Tidak ada Tidak ada
C Pola Eliminasi Pasien mengatakan BAB 1 kali Pasien mengatakan selama
sehari di pagi hari, konsistensi dirawat di RS BAB 1 kali di
lembek, warna kuning malam hari.
kecoklatan dan tidak ada Pasien terpasang kateter urine.
gangguan saat BAB Warna urine kuning, volume
BAK lancar 5-6 kali sehari, ±1000 cc/ hari, pasien
warna kuning jernih, pasien mengatakan tidak ada keluhan
mengatakan tidak ada gangguan saat BAK.
saat BAK.
D Pola Aktifitas dan Kemampuan 0 1 2 3 4 Kemampuan 0 1 2 3 4
Latihan perawatan diri perawatan diri
Mandi √ Mandi √
Toileting √ Toileting √
Berpakaian √ Berpakaian √
Mobilitas √ Mobilitas √
ditempat tidur ditempat tidur
Makan atau √ Makan atau √
minum minum
Berpindah √ Berpindah √
Ambulasi/ √ Ambulasi/ √
ROM ROM
Keterangan : Keterangan :
0. Mandiri 0. Mandiri
1. Alat bantu 1. Alat bantu
2. Dibantu orang lain 2. Dibantu orang lain
3. Dibantu orang lain dan alat 3. Dibantu orang lain dan alat
4. Tergantung total 4. Tergantung total
2. Telinga
a. Bentuk : Simetris
b. Pendengaran : Normal
c. Secret/ cairan/ darah : Tidak ada
3. Hidung
a. Penghidu : Normal
b. Secret/ darah/ polip : Tidak ada
c. Tarikan cuping hidung : Tidak ada
4. Mulut
a. Bibir : Kering
b. Mulut dan tenggorokan : Normal, tidak ada lesi
c. Gigi : Normal, gigi utuh dan tidak ada karies
B. Leher
1. Pembesaran tyroid : Tidak ada
2. Lesi : Tidak ada
3. Nadi karotis : Teraba kuat
4. Pembesaran limfoid : Tidak ada
C. Thoraks
1. Pernafasan (paru - paru)
Inspeksi : Bentuk dada simetris, tidak ada luka, pengembangan dada simetris,
RR 20x/ menit
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Bunyi nafas vesikuler
2. Kardiovaskuler (jantung)
Inspeksi : Tidak terdapat luka, gerakan dada simetris
Palpasi : Iktus cordis teraba pada ICS V midclavicula kiri
Perkusi : Redup
19
Auskultasi : Terdengar bunyi jantung lup-dup
D. Abdomen
Inspeksi : Bentuk abdomen simetris
Auskultasi : Peristaltik usus 15x/ menit
Perkusi : Tympani
Palpasi : Terdapat nyeri tekan di abdomen kuadran 3
E. Ekstremitas 5 5
1. Kekuatan otot :
2 2
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Laboratorium
Tanggal pemeriksaan : Rabu, 13 September 2023
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN
HEMATOLOGI
Hemoglobin 12.9 13.4-17.3
Hematokrit 38.7 39.9-51.1
Leukosit 7.20 4.5-12.5
Trombosit 248 216-491
Eritrosit 4.33 4.74-6.32
MPV 8.9 6.5-12
PDW 16.1 9-17
PCT 0.220 0.100-0.202
INDEX
MCV 89.5 73.4-91
MCH 29.8 24.2-31.2
MCHC 33.3 31.9-36
HITUNG JENIS
20
Neutrofil% 55.8 42.5-71
Limfosit% 34.7 20.4-44.6
Monosit% 7.1 3.60-9.90
Eosinofil% 1.7 0.70-5.40
Basofil% 0.7 0.0-1.0
Limfosit# 2.50 1.25-4.0
Neutrofil# 4.02 2,00 – 7,00
Monosit# 0.51 0.30 – 1.00
Eosinofil# 0.12 0.02 – 0.50
Basofil# 0.05 0.0 – 10.0
RDW-SD 47.7 34.7-44.5
HITUNG JENIS
NLR 1.61
ALC 24984
Masa Pembekuan (CT) 4 1-6
Masa Perdarahan (BT) 2 1-3
KIMIA
GULA DARAH
Gula Darah Sewaktu 118.68 70 – 105
IMUNO-SEROLOGI
HBsAg (Rapid) Negative Negative
B. Radiologi
Tanggal pemeriksaan Thorax dan abdomen 3 posisi : 13 September 2023
Hasil pemeriksaan Thorax :
Pulmo dan besar cor normal
Tak tampak efusi pleura
Tanggal pemeriksaan USG Whole abdomen : 13 September 2023
Hasil pemeriksaan :
Hepar : Bentuk,ukuran, echoparenkim baik, tak tampak modul, Vena porta dan
vena hepatica baik.
Pancreas : Bentuk, ukuran echoparenkim normal
SPC tak melebar, tak tampak batu, echoparenkim normal
SPC tak melebar, tak tampak batu, echoparenkim normal
Dinding tak menebal, tak tampak batu
Abdomen kanan bawah : Tampak lesi hiperechoic dengan isi hiperechoic,
diameter 1,14cm, panjang lebih dari 4cm
Tampak cairan bebas minimal di abdomen kanan
21
Kesimpulan :
Abdomen kanan bawah : tampak lesi hiperechoic dengan isi hiperechoic, diameter
1,14 cm, panjang lebih dari 4cm, DD- Appendicitis akut
Cairan bebas minimal di abdomen kanan, DD –Localized peritonitis
Hepar, VF, Lien, Pancreas, Ren kanan-kiri, VU baik
23
DO :
TD : 100/80 mmHg
N : 92x/menit
S : 36.1 C
RR : 20x/menit
Skala nyeri : 4
- Pasien tampak
meringis
kesakitan
- Pasien tampak
gelisah
- Pasien bersikap
protektif
2. Kamis, 14 DS : Efek Resiko
September - Pasien prosedur infeksi
2023, Jam mengatakan infasive Hidda
14.30 terdapat luka post
operasi di perut
kanan bawah
DO :
- Terdapat luka
post operasi di
abdomen sebelah
kanan bawah
- Luka post
operasi terlihat
masih basah dan
terdapat agak
kemerahan di
sekitar jahitan
luka post op
3. Kamis, 14 DS : Program Gangguan
September - Pasien mengeluh pembatasan mobilitas
2023, Jam sulit bergerak gerak fisik Hidda
14.35 - Pasien
mengatakan
nyeri saat
bergerak
24
- Pasien
mengatakan
merasa cemas
saat akan
bergerak
DO :
- Gerakan pasien
tampak terbatas
- Pasien tampak
cemas saat akan
bergerak
25
nonfarmakologis
untuk
mengurangi rasa
nyeri.
- Fasilitasi
istirahat dan
tidur.
- Kontrol
lingkungan yang
memperberat
rasa nyeri.
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
analgetik jika
perlu
2. Kamis, 14 Risiko infeksi Setelah dilakukannya Perawatan Luka
September ditandai dengan tindakan keperawatan (I.14564)
2023 faktor resiko selama 3 x 24 jam Observasi Hidda
Pukul efek prosedur diharapkan masalah risiko - Monitor
14.45 infasiv infeksi dapat teratasi karakteris-tik
dengan kriteria hasil : luka
Tingkat Infeksi (L.14137) - Monitor tanda-
Kriteria Awal Akhir tanda infeksi
hasil Teraupetik
26
- Jelaskan tanda
dan gejala infeksi
- Anjurkan
mengkonsumsi
makanan tinggi
kalori dan
protein
- Ajarkan prosedur
perawatan luka
secara mandiri
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
antibiotik jika
perlu
3. Kamis, 14 Gangguan Setelah dilakukannya Dukungan
September mobilitas fisik tindakan keperawatan Mobilisasi (I.05173)
2023 berhubungan selama 3 x 24 jam Observasi : Hidda
Pukul dengan program diharapkan masalah - Identifikasi
14.50 pembatasan gerak gangguan mobilitas fisik adanya nyeri atau
dapat teratasi dengan keluhan fisik
kriteria hasil: lainnya
Mobilitas fisik (L.05042) - Identifikasi
Kriteria Awal Akhir toleransi fisik
hasil melakukan
Nyeri 2 5 pergerakan
Kecemasan 2 5 Teraupetik :
Gerakan 2 5 - Fasilitasi
terbatas melakukan
pergerakan jika
Keterangan : perlu
1 : Meningkat - Libatkan
2 : Cukup meningkat keluarga untuk
3 : Sedang membantu pasien
4 : Cukup menurun dalam
5 : Menurun meningkat-kan
pergerakan
Edukasi :
- Anjurkan
27
melakukan
mobilisasi dini
- Ajarkan
mobilisasi
0sederhana yang
harus dilakukan
(mis.duduk di
tempat tidur,
duduk di sisi
tempat tidur,
pindah dari
tempat tidur ke
kursi)
X. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NO HARI/
IMPLEMENTASI RESPON PARAF
DX TGL/ Jam
1 Kamis, 14 - Memonitor TTV, KU DS :
September dan keluhan pasien - Pasien mengatakan nyeri post operasi
2023 di perut kanan bawah Hidda
jam 15.00 P : Post Operasi
Q : Senut-senut
R : Perut kanan bawah
S : Skala 4
T : Hilang timbul
DO :
- TD : 100/80 mmHg ;
- N : 92x/ menit ;
- S : 36,1°C ;
- RR : 20x/ menit
Skala nyeri 4
- KU Baik, kesadaran composmentis
- Pasien terpasang infus RL 20 tpm
28
R : Perut Kanan Bawah
S : Skala nyeri 4
T : Hilang timbul
DO :
- Pasien terlihat meringis menahan nyeri
- Pasien bersikap lebih protektif
- Pasien tampak menahan sakit
- Skala nyeri 4
29
infus Pasien mengatakan bersedia untuk cek
tetesan infusnya
DO : Hidda
- Pasien kooperatif
- Pasien terpasang infus RL 20 tpm
- Menganjurkan untuk
Jam 21.30 Istirahat DS :
- Pasien mengatakan bersedia duntuk
istirahat Hidda
DO :
- Pasien tampak tertidur
2 Jumat, 15 - Mengidentifikasi DS :
September adanya nyeri atau - Pasien mengatakan nyeri luka post
2023 keluhan fisik lainnya operasi sehingga merasa cemas ketika Hidda
Jam 22.15 ingin bergerak
P : Luka post operasi
Q : Senut senut
R : Perut kanan bawah
S : Skala nyeri 3
T : Hilang timbul
DO :
- Pergerakan pasien tampak minimal dan
terbatas
30
toleransi fisik - Pasien mengatakan nyeri saat bergerak
melakukan - Pasien mengatakan kedua tangannya Hidda
pergerakan bisa digerakan dan diangkat dengan
mudah
- Pasien mengatakan kedua kakinya
masih terasa lemas dan kaku hanya bisa
digeser sedikit demi sedikit
DO:
- Pasien tampak semangat melakukan
mobilisasi walaupun sedikit demi
sedikit
DS :
- Pasien mengatakan setelah melakukan
Jam 22.33 relaksasi nafas dalam nyeri agak
- Menganjurkan
berkurang
relaksasi nafas dalam
DO : Hidda
- Skala nyeri 3
- Pasien mampu mendemonstrasikan
relaksasi nafas dalam yang di ajarkan
oleh perawat
DS :
- Pasien bersedia mengikuti perintah
Jam 22.35 perawat untuk istirahat
- Menganjurkan pasien
DO :
untuk banyak
- Pasien kooperatif Hidda
istirahat
DS :
- Pasien mengatakan bersedia untuk di
Jam 05.00 monitor tekanan darahnya
- Memonitor vital sign
DO :
- Tekanan Darah : 120/70 Mmhg
- Nadi : 88x/menit Hidda
- Suhu : 36,2 derajat Celsius
- RR : 20x/Menit
DS :
- Pasien mengatakan bersedia untuk
31
Jam 06.00 meminum obatnya
- Memberikan Terapi DO :
Obat oral - Cefadroxil 1 tablet Hidda
- Paracetamol 1 tablet
- Antasid 1 tablet
3 Sabtu, 16 - Mengidentifikasi DS :
September lokasi , karakteristik, Pasien mengatakan nyeri luka post
2023 durasi, frekuensi, operasi sudah berkurang Hidda
Jam 06.00 kulaitas nyeri, P : Luka post operasi
intensitas nyeri, skala Q : Senut senut
nyeri. R : Perut kanan bawah
S : Skala nyeri 2
T : Hilang timbul
DO :
- Pasien kooperatif
32
Cefadroxil 2x1 tablet
Paracetamol 2x1 tablet
Antasid 2x1 tablet
33
Jam 10.10 - Mengantarkan pasien
pulang sampai ke - Pasien di antar sampai ke depan RS
depan RS Hidda
34
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Anjurkan relaksasi nafas dalam
- Kolaborasi pemberian analgetik
2. Kamis, 14 Risiko infeksi b.d S :
September faktor risiko efek - Pasien mengatakan Terdapat luka post
2023 pembedahan invasif operasi di abdomen sebelah kanan Hidda
Jam 22.00 bawah
O:
- Tampak luka post operasi di abdomen
sebelah kanan bagian bawah
- Luka post operasi terlihat masih basah
dan terdapat agak kemerahan di sekitar
jahitan luka post op
A : Masalah keperawatan risiko infeksi d.d
faktor risiko efek pembedahan infasif belum
teratasi
Indikator Awal Akhir
Nyeri 1 3
Kecemasan 1 3
Gerakan 1 3
terbatas
Keterangan :
1 : Meningkat
2 : Cukup meningkat
3 : Sedang
4 : Cukup menurun
5 : Menurun
P:
- Lanjutkan intervensi
- Monitor karakteristik luka
- Monitor tanda-tanda infeksi
- Perawatan luka
- Berikan pendidikan kesehatan mengenai
perawatan luka post operasi dan nutrisi
yang baik dikonsumsi pasca operasi
- Kolaborasi pemberian antibiotic
3. Kamis, 14 Gangguan mobilitas S :
September fisik b.d program
35
2023 pembatasan gerak - Pasien mengatakan nyeri saat bergerak Hidda
Jam 22.15 - Pasien mengatakan merasa cemas saat
akanbergerak
O:
- Gerakan pasien tampak terbatas
- Pasien tampak cemas saat akan
bergerak
A : Masalah keperawatan gangguan
mobilitas fisik b.d program pembatasan gerak
belum teratasi
36
- Pasien terlihat meringis menahan nyeri
- Terdapat luka post operasi pada bagian
perut bawah kanan pasien
A : Masalah keperawatan nyeri akut b.d agen
pencedera fisik teratasi sebagian
37
Indikator Awal Akhir
Demam 1 4
Kemerahan 1 4
Nyeri 1 4
Bengkak 1 4
Keterangan :
1 : Meningkat
2 : Cukup meningkat
3 : Sedang
4 : Cukup menurun
5 : Menurun
P:
- Lanjutkan intervensi
- Monitor karakteristik luka
- Monitor tanda-tanda infeksi
- Lakukan perawatan luka
- Kolaborasi pemberian antibiotic
3. Jumat, 15 Gangguan mobilitas S :
September fisik b.d program - Pasien mengatakan masih terasa nyeri
2023 pembatasan gerak saat bergerak pasien Hidda
Jam 22.20 O:
- Nilai kekuatan otot ekstremitas bawah 2
- Gerakan pasien tampak terbatas
- Pasien tampak cemas saat akan bergerak
- Fisik pasien tampak lemah
A : Masalah keperawatan gangguan mobilitas
fisik b.d program pembatasan gerak belum
teratasi
39
- Luka post op sudah mulai mengering
- Daerah sekitar luka post op sudah tidak
tampak kemerahan dan tidak bengkak lagi
A : Masalah keperawatan risiko infeksi d.d
faktor risiko efek pembedahan invasif sudah
teratasi
Indikator Awal Akhir
Demam 1 5
Kemerahan 1 5
Nyeri 1 5
Bengkak 1 5
Keterangan :
1 : Meningkat
2 : Cukup meningkat
3 : Sedang
4 : Cukup menurun
5 : Menurun
P : Intervensi dihentikan
3. Sabtu, 16 Gangguan mobilitas S :
Sepember fisik b.d program - Pasien mengatakan sudah bisa duduk Hidda
2023 pembatasan gerak secara mandiri
Jam 09.30 - Pasien sudah mulai latihan bermobilisasi
dari tempat tidur ke kamar mandi
O:
- Pergerakan pasien sudah tidak terbatas
- Kekuatan otot
5 5
5 5
A : Masalah keperawatan gangguan mobilitas
fisik b.d program pembatasan gerak sudah
teratasi
Indikator Awal Akhir
Nyeri 1 5
Kecemasan 1 5
Gerakan 1 5
terbatas
Keterangan :
1 : Meningkat
40
2 : Cukup meningkat
3 : Sedang
4 : Cukup menurun
5 : Menurun
P : Intervensi dihentikan
41