OLEH :
YUDIT SETYORINI
NIM 1920110
MALANG
2021
KONSEP DASAR
I. KONSEP PENYAKIT
A. DEFINISI
Apendisitis merupakan inflamasi akut pada apendisitis verniformis dan
pada usus buntu atau umbai cacing ( apendiks ). Usus buntu sebenarnya
utamanya diduga karena obstruksi pada lumen yang disebabkan oleh fekalit
(feses keras yang terutama disebabkan oleh serat) (Wim de Jong et al,
2010).
B. ETIOLOGI
yang masuk ke dalam usus buntu dan tidak bisa keluar lagi. Setelah isi usus
pencetusnya:
C. MANIFESTASI KLINIS
Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang di dasari dengan
adalah:
5. Pada anak biasanya rewel, nafsu makan turun karena focus pada
dapat terjadi.
2. Pada titik Mc Burney (terletak diantara pertengahan umbilicus dan
spina anterior ileum), terasa nyeri tekan local dan kekakuan otot bagian
Suddarth, 2014).
kasus apendisitis adalah nyeri namun kadang bisa juga tanpa nyeri namun
perforasi.
D. PATOFISIOLOGI
Sign).
5) Suhu dubur atau rectal yang lebih tinggi dari suhu ketiak, lebih
2. Pemeriksaan Laboratorium
3. Pemeriksaan Radiologi
membantu).
2) Ultrasonografi USG
3) CT-Scan.
Berdasarkan referensi diatas, yang menjadi kunci tata laksana
perut bagian kanan bawah akan terjadi blumbeng sign, lalu dengan
pemeriksaan USG.
Pemeriksaan Diagnostik
75%,
F. KOMPLIKASI
Komplikasi dapat terjadi apabila terjadi keterlambatan penanganan. Faktor
keterlambatan dapat terjadi dari pasien ataupun tenaga medis. Faktor penderita
dapat berasal dari pengetahuan dan biaya. Faktor tenaga medis dapat berupa
Komplikasi 93% lebih sering terjadi pada anak kecil dibawah usia 2 tahun dan
40-75%% terjadi pada orang tua. Pada anak-anak dinding apendiks masih
sangat tips, omentum lebh pendek, dan belum berkembang secara sempurna
sehingga mudah terjadi apendisitis. Sedangkan pada orang tua, terjadi
1. Abses
lunak di kuadran kanan bawah atau daerah pelvis. Massa ini mula-mula
Hal ini terjadi bila Apendisitis gangren atau mikroperforasi ditutupi oleh
omentum
2. Perforasi
sejak awal sakit, tetapi meningkat tajam sesudah 24 jam. Perforasi dapat
diketahui praoperatif pada 70% kasus dengan gambaran klinis yang timbul
lebih dari 36 jam sejak sakit, panas lebih dari 38,50C, tampak toksik,
3. Peritontis
berbahaya yang dapat terjadi dalam bentuk akut maupun kronis. Bila
flebilitis portal.
Gejala yang muncul antara lain: Demam 37,7’C, nyeri tekan atau nyeri
abdomen.
G. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Medis
dilakukan.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
yang optimal.
4) Jika drain terpasang di area insisi, pantau secara ketat adanya tanda-
3. Penatalaksaan Keperawatan
lebih sedikit, pemulihan yang lebih cepat dan angka kejadian infeksi luka
yang lebih rendah. Akan tetapi terdapat peningkatan kejadian abses intra
Apendisitis
Peradangan Jaringan
Appendektomy
Luka post op
Luka insisi
Kerusakan jaringan
Kerusakan integritas
jaringan
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
a. Diagnosa I : Nyeri akut berhubungan dengan insisi pembedahan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan maka diharapkan nyeri berkurang.
Kriteria hasil :
1) Nyeri berkurang
2) Menunjukan ekspresi wajah tampak releks
3) Skala nyeri 1 – 3
Intervensi :
a) Mengkaji skala nyeri R/ pendekatan komprehensif untuk menentukan intervensi
b) Ajarkan tehnik relaksasi pada saat nyeri R/ Dapat menurunkan stimulus nyeri
c) Memberikan lingkungan yang tenang R/ Lingkungan yang tenang akan
menurunkan stimulus nyeri
d) Mendorong untuk melakukan ambulasi dini R/Untuk menormalisasi funsi organ
untuk merangsang peristaltik dan flatus
e) Memberikan posisi nyaman R/ Dapat mengurangi ketegangan pada insisi abdomen
sehingga dapat mengurangi nyeri
f) Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang penyebab nyeri dan
lama nyeri akan berlangsung R/ Pengetahuan tentang mengurangi nyeri
g) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat analgetik R/ Analgetik akan
mengurangi rasa nyeri.
b. Diagnosa II : Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan infasi kuman pada luka
operasi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan maka diharapkan tidak terjadi
infeksi Kriteria Hasil :
1) Tidak terjadi tanda – tanda infeksi
Intervensi :
a) Kaji tanda tanda infeksi Rasional : Untuk mengetahui keadaan luka
b) Menjaga kebersihan kondisi balutan Rasional : Untuk mencegah terjadinya
infeksi.
c) Melakukan medikasi perawatan pada luka operasi R/ Untuk mencegah infeksi dari
kontaminasi kuman ke luka bedah
d) Anjurkan kepada pasien adan keluarga untuk menjaga kebersihan luka R/ supaya
tidak terjadi infeksi
e) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antibiotik R/ antibiotik untuk
mencegah infeksi pada luka
c. Diagnosa III : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kurangnya asupan makanan yang adekuat
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan maka di harapkan
kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :
1) Kebutuhan nutrisi terpenuhi
2) Asupan makanan adekuat
3)Mempertahankan berat badan dalam batas normal.
Intervensi :
a) Observesi mual muantah R/ mengetahui keadaan pasien
b) Mengkaji makanan kesukaan pasien R/ Meningkatkan selera makan pasien
c) Menganjurkan makan porsi sedikt tapi sering R/ menjaga terpenuhinya asupan
makanan pada tubuh
d) Memberikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan cara
memenuhinya R/ Mengetahui pentingnya kebutuhan nutrisi untuk tubuh
e) Kolaborasi dengan ahli gizi R/ Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada klien.
d. Diagnosa VI : Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahafisik pasca operasi
Tujuan : setelah dilakukan tindakan asuhan keperaawatan maka diharapkan
terpenuhinya kebutuhan pasien secara mandiri
Krieria hasil :
1) Terpenuhinya kebutuhaan pasien
2) Pasien mampu melakukan aktivitas.
3) Mentoleransi aktivitas yang bisa dilakukan.
Intervensi :
a) Kaji respon, emosi, sosial, sepiritual R/ Untuk mengetahui tingkat ketergantungan
pasien
b) Membatu memenuhi kebutuhan pasien R/ untuk membatu memenuhi kebutuhaan
pasien
c) Menganjurkan keluarga untuk memenuhi kebutuhan pasien R/ kebutuhan pasien
tepenuhi
d) Hindari menjadwalkan aktivias perwaan selama periode istirahat R/ agar istirahat
teerpenuhi
e) Kolaborasi dengan ahli okupasi untuk membantu progrram aktivita R/ Untuk
memenuhi kebutuhan aktivitas
e. Diagnosa IV : Kecemasan pemenuhan informasi berhubungan dengan kesiapan
meningkatkan pengetahuan penatalaksanaan pengobatan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan maka diharapkan pasien
dan keluarga mengetahui tentang penyakit dan lama penyembuhannya.
Kriteria hasil :
1) Kecemasan berkurang.
2) Menunjukan kemempuan pengetahuan dan keterampilan baru.
Intervensi :
a) Mengobservasi tingkat pengetahuan pasien tentang penyakit R/ Mengetahui
sejauh mana pengetahuan pasien tentang penyakitnya
b) Menganjurkan pasien dan keluarga mengungkapkan keadaan yang dirasakan R/
Mengetahui keadaan dan perasaan klien dan dapat memberikan informasi yang tepat
tentang proses keperawatan yang akan di terima.
c) Memberikan pendidikan kesehatan tentang pemahaman penyakitnya R/ Membantu
pasien untuk mengetahui dan memahami penyakitnya.
d) Menganjurkan pasien untuk melakukan pengalihan perhatian sesuai kemampuan
R/ Untuk mengurangi rasa cemas pada pasien
DAFTAR PUSTAKA
Bilotta Kimberly. 2012. Kapita Selekta Penyakit dengan Implikasi Keperawatan. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Dermawan deden & Tutik Rahayuningsih.2010.Keperawa tan Medikal Bedah Sisttem
Pencernnaan.Yogyakarta:Gosy en publising.
Grace, pierce A.2007.At a Glance Ilmu Bedah.Jakarta:Erlangga.
Herdman heather. 2012. NANDA Internasional Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Judith M. Wilkinson. Nancy R, Ahern. 2011. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Diagnosis
NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC.
Kowalak Jennifer P. 2012. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Mutaqin,Arif & Kumala Sari.2011.Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Keperawatan Medikal
Bedah.Jakarta:Salemba Medika.
Nursalam.2003.Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan.Jakarta:Salemba
Medika.
Reksoprojo,Soelarto (ed).2010.Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah.Jakarta:Binarupa Aksara
Sjamsuhidayat,R & Wim,de Jong (ed).2004.Buku Ajar Ilmu Bedah.Jakarta:EGC.
Smeltzer, Bare. 2002. Buku Ajar Medikal Bedah. Dari Burnner& Suddarth. Alih Bahasa Yasmin
Asih. Volume 1. Jakarta :EGC. William,Lippicott&Wilkins.2011.Nurs ing Memahami Berbagai
Macam Penyakit.Jakarta: Indeks Permata Puri Media.
Depkes RI.2008.Kasus Apendisitis.diakses dari : http://www.artikkelkedokteran.
com/arsip/kasus-appendisitisdi-indonesia-pada-tahun2008.html.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.N
Umur : 30 th
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Penghasilan :-
Alamat : Pagelaran
Ruangan : Mawar
Umur : 32 th
Jenis Kelamin :L
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : +- 1,5 jt
Alamat : Pagelaran
Selama sakit : Pasien mengatakan makan 3x sehari porsi rumah sakit tidak habis, pasien
minum 1 botol tanggung aqua perhari
2. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : BAB 1x/hari, warna kuning kecoklatan dengan konsistensi padat
sering konstipasi
3. Pola Istirahat
Sebelum sakit : Pasien tidur 7-8 jam sehari, tidak ada kebiasaan yang dilakukan
sebelum tidur.
Selama sakit : Pasien tidur siang ± 5-6 jam perhari, pasien kesulitan tidur karena
menahan nyeri
5. Pola Aktivitas
Sebelum sakit : Pasien dapat melakukan segala aktivitas sendiri
2. Pemeriksaan
2.1 Pemeriksaan Umum Pasien bedrest di tempat tidur, keadaan tampak lemah, terlihat
kesakitan, pasien masih mampu menjawab pertanyaan dengan spontan dan pasien tampak
cemas dengan penyakit yang ia derita.
Kesadaran: Composmentis GCS: 456
TD : 100/80
Suhu : 36 c
Nadi : 80 x/mnt
RR : 24 x/mnt
BB : 51 kg
TB : 166 cm
Mata : Simetris konjungtiva anemis , pupil isokor, kelainan (-) penggunaan alat
bantu (-) mata tampak cekung, neri tekan (-)
Hidung : Simetris, luka (-), lesi (-), sekret (-), polip (-), bernafas normal. PCH (-)
Mulut : Bibir pucat , caries (-) , lesi (-), perdarahan gusi (-) kesulitan menelan
(-) bau mulut (+)
Telinga : Simestris, sedikit ada serumen, perdarahan (-), alat bantu pendengaran
(-), fungsi pendengaran baik
Leher : Nyeri tekan (-), kelainan (-) lesi (-), kekakuan (-), keterbatasan gerak (-)
Thorax :
A: Vesikuler
Jantung :
I: Normal , ictus cordis (-)
P: Batas jantung normal, batas atas ICS II, batas bawah ICS V, batas kiri ICS V
mid clavicula sinistra, batas kanan ICS IV mid sternalis dextra
Abdomen :
Pemeriksaan Penunjang:
1. Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Hasil Normal
HEMATOLOGI
Darah Lengkap
Leukosit (WBC) 11,20 3,70 – 10,1
Neutrofil 95
Limfosit 1,2
Monosit 0,5
Esinofil 0,2
Basofil0,0
Neutrofil % 70,5 39,3 – 73,7 %
Limfosit % 10,1 18,0 – 48,3 %
Monosit % 5,3 4,40 – 12,7 %
Esinofil % 0,7 0,600 – 7,30 %
Basofil % 0,2 0,00 – 1,70 %
Eritrosit (RBC) 4,350 4,6 – 6,2 108 / µL
Hemoglobin 13,50 13,5 – 18,0 g/dL
(HGB) 40,30 40–54%
Hematokrit (HCT) 93,12 81,1 – 96, 0 µm3
MCV 30,10 27,0 – 31,2 pg
MCH 32,20 31,8 – 35,4 g/dL
MCHC 14,30 11,5 – 14,5 %
RDW 257 155 – 366 103/ µL
PLT 5,3 6,90 – 10,6 fL
MPV
KIMIA KLINIK
LEMAK 189 <150 mg/dL
Trigliserida 204 < 200 mg/dL
Kolesterol 35,05 > 34 mg/dL
Kolesterol HDL 132,32 < 100 mg/dL
Kolesterol LDL
FAAK GINJAL
BUN 13 7,8 – 20,23 mg/dL
Kreatinin 0,974 0,8 – 1,3 mg/dL
2. Pemeriksaan Radiologi
Rongsen : Tidak tampak kelainan yang spesifik tak tampak bayangan ontras
masuk kedalam rongga appendix ccum normal.
Pemeriksaan USG : Tidak tampak ada peradangan pada bagian Mc. Burney.
Mahasiswa
Yang mengkaji
YUDIT
NIM. 1920110
ANALISA DATA
DO:
Do:
29-03- S:
2 2
2021
Pasien mengatakan Cemas dan gelisah
O:
P : Lanjutkan Intervensi
29-03-
3 3 2021
S:
O:
P : Lanjutkan Intervensi
1 1 30-03- S:
2021 Pasien mengatakan nyeri berangsung berkurang skala
nyeri 5
O:
a. Keadaan umum : Lemah
b. Kesadaran :Composmentis
c. GCS : 456
d. TTV: TD :124/90 mmHg
e. Suhu : 36,6 °C
f. Nadi :80 x/menit
g. Respirasi : 24 x/menit
h. Pola nafas teratur
A : Masalah Belum Teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
30-03- S:
2 2
2021
Pasien mengatakan sudah mulai tengan
O:
P : Lanjutkan Intervensi
S:
30-03-
3 3 Pasien mengatakan tenaganya membaik
2021
O:
Pasien tampak mulai terlihat segar.
P : Lanjutkan Intervensi
1 1 31-03- S:
2021 Pasien mengatakan nyeri berangsung berkurang skala
nyeri 2
O:
Pasien tampak tenang, tidak meringis dan tidak gelisah
A : Masalah Belum Teratasi
P : Hentikan Intervensi
31-03- S:
2 2
2021
Pasien sudah merasakan tenang
O:
A : Masalah Teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
S:
3 3
31-03-
Pasien mengatakan sudah baik
2021
O:
A : Masalah Teratasi
P : Hentikan Intervensi
INTERVENSI
Setelah dilakukan
1. Identifikasi kemampuan 1. Untuk mengetahui
Ansietas tindakan keperawatan
mengambil keputusan kemampuan pasien
berhubungan 3x24 jam Tingkat ansietas 2. Monitor tanda-tanda ansietas
dengan menurun 3. Informasikan secara factual 2. Untuk mengatahui status
kurang mengenai diagnosis, pengobatan, kesehatan
terpapar dan prognosis
informasi 4. Latih teknik relaksasi 3. Untuk membuka
pengetahuan pasien
4. Untuk mengurangi
kecemasan pasien
Setelah dilakukan
1. Identifikasi kemampuan 1. Untuk mengetahui
Ansietas tindakan keperawatan
berhubungan 3x24 jam Tingkat ansietas mengambil keputusan kemampuan pasien
dengan menurun 2. Monitor tanda-tanda ansietas
2. Untuk mengatahui status
kurang 3. Informasikan secara factual
terpapar mengenai diagnosis, pengobatan, kesehatan
informasi dan prognosis
3. Untuk membuka
4. Latih teknik relaksasi
pengetahuan pasien
4. Untuk mengurangi
kecemasan pasien
Setelah dilakukan
Intoleransi tindakan keperawatan 1. Untuk mengetahui status
aktifitas 1. Monitor kelemahan Fisik dan
3x24 jam intoleransi kelelahan klien dan tingkat
berhubungan Emosional
Aktifitas teratasi : 2. Monitor pola dan jam tidur emosi
dengan 2. Memantau pola tidur klien
kelamahan Keluhan Lelah 5 3. Anjurkan tirah baring
Menurun 4. Kolaborasi dengan ahli gizi agar tidak terjadi kelelahan
tentang cara meningkatkan asupan 3. Untuk mengantisipasi
Perasaan Lemah 5 makanan terjadinya kelemahan fisik
Menurun 4. Agar kondisi klien pulih
dan stabil kembali
a.
Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, 1. Mengetahui kualitas nyeri
berhubungan intervensi 1x24 jam durasi,frekuensi,kualitas,intensitas
yang dirasakan klien
denang tingkat nyeri berkurang nyeri.
agen dengan kriteriahasil : 2. Identifikasi skala nyeri. 2. Mengetahui skala nyeri
pencidera 3. Identifikasi respon non verbal
Luaran Utama : Tingkat 4. Monitor 3. Untuk mengalihkan nyeri
fisik efek samping
Nyeri penggunaan analgetik. yang dirasakan klien
5. Jelaskan strategi meredakan
Keluhan nyeri 5 menurun nyeri. 4. Untuk mengurangi rasa
6. Kolaborasi penggunaan analgetik
Gelisah 5 Menurun nyeri klien
Setelah dilakukan
Intoleransi tindakan keperawatan 1. Monitor kelemahan Fisik dan 1. Untuk mengetahui status
Emosional
aktifitas 3x24 jam intoleransi kelelahan klien dan tingkat
2. Monitor pola dan jam tidur
berhubungan Aktifitas teratasi : 3. Anjurkan tirah baring emosi
dengan 2. Memantau pola tidur klien
Keluhan Lelah 5 4. Kolaborasi dengan ahli gizi
kelamahan Menurun tentang cara meningkatkan asupan agar tidak terjadi kelelahan
makanan 3. Untuk mengantisipasi
Perasaan Lemah 5 terjadinya kelemahan fisik
Menurun 4. Agar kondisi klien pulih dan
stabil kembali
b.