KONSEP APPENDISITIS
1. Definisi
dapat terjadi pada semua usia baik laki-laki maupun perempuan, tetapi lebih
Arief,dkk, 2007).
tersumbatnya lumen oleh fekalith (batu feces), hiperplasi jaringan limfoid, &
2. Etiologi
Apendisitis belum diketahui penyebab yg pasti atau spesifik tetapi ada
penyebab terbanyak.
sebelumnya.
b. Infeksi kuman dari colon yg paling sering ialah pada E. Coli dan
Streptococcus
Biasanya sering terjadi pada umur 15-30 tahun (remaja dewasa). Ini
(Nuzulul, 2009)
3. MANIFESTASI KLINIK
a. Nyeri kuadran bawah terasa dan biasanya disertai dengan demam ringan,
g. Nyeri kemih, jika ujung appendiks berada di dekat kandung kemih atau
ureter.
k. Pada pasien lansia tanda dan gejala appendiks sangat bervariasi. Pasien
4. KOMPLIKASI
Apendisitis 10-32%, paling sering pada anak kecil dan orang tua. Komplikasi
93% terjadi pada anak-anak di bawah 2 tahun dan 40-75% pada orang tua.
CFR komplikasi 2-5%, 10-15% terjadi pada anak-anak dan orang tua.43
komplikasi diantaranya:
massa lunak di kuadran kanan bawah atau daerah pelvis. Massa ini mula-
klinis yang timbul lebih dari 36 jam sejak sakit, panas lebih dari 38,50C,
hiperplasia folikel limfoid, fekalit, benda asing, striktur karena fibrosis akibat
ulserasi mukosa. Pada saat inilah terjadi terjadi apendisitis akut fokal yang
Bila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Hal
apendisitis gangrenosa. Bila dinding yang telah rapuh itu pecah, akan terjadi
apendisitis perforasi.
Bila semua proses di atas berjalan lambat, omentum dan usus yang
berdekatan akan bergerak ke arah apendiks hingga timbul suatu massa lokal
pendek dan apediks lebih panjang, dinding apendiks lebih tipis. Keadaan
tersebut ditambah dengan daya tahan tubuh yang masih kurang memudahkan
6. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Penanggulangan konservatif
b. Operasi
dilakukan drainage (mengeluarkan nanah).
c. Pencegahan Tersier
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
dengan pasien.
a. Riwayat
keluarga.
b. Pola Gordon
Kaji Pola nutrisi klien sebelum dan selama di rawat di RS. Apa
3) Pola Eliminasi
sebelum & selama di RS, siapa saja system pendukung klien dan
9) Pola Seksualitas
penyakitnya?
c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum : Baik
2) Kesadaran : Compos Mentis
3) Tanda-tanda vital
- TD : biasanya normal
- N : biasanya normal
- R : biasanya normal
- S : biasanya normal
-
4) Pemeriksaan Head to Toe
- Kepala
Inspeksi : Simeris atau asimetris, ada lesi atau tidak ada lesi
Palpasi : Tidak ada benjolan atau ada benjolan, tidak ada nyeri
tekan atau ada nyeri tekan
- Mata
Inspeksi : Mata simetris atau asimetris, konjungtiva anemis atau tidak
anemis, reflek pupil isokor atau anisokor
Palpasi : Tidak ada gangguan atau ada gangguan
- Telinga
Inspeksi : Bentuk simetris atau asimetris, tidak ada serumen atau
tidak ada
Palpasi : Tidak ada gangguan atau ada gangguan
- Mulut
Inspeksi : Mukosa mulut lembab atau kering
- Leher
Palpasi : Tidak ada pembesaran tiroid atau ada, tidak ada benjolan
atau ada benjolan
5) Dada
Inspeksi : Simetris atau asimetris
Palpasi : ada atau tidak nyeri tekan
Auskultasi : ada atau tidak gangguan
Perkusi : Sonora tau hipersonor
6) Abdomen
Inspeksi : simetris atau asimetris, ada atau tidak ada lesi
Auskultasi : bising usus 3-15 x/menit
Palpasi : ada atau tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Timpani atau hipertimpani
7) Genetalia dan Anus
Inspeksi : Bersih atau kotor
8) Ekstremitas Atas
Inspeksi : Simetris atau asimetris
Palpasi : ada atau tidak ada gangguan
9) Ekstremitas Bawah
Inspeksi : simetris atau asimetris
Palpasi : ada atau tidak ada nyeri tekan
d. Pemeriksaan Penunjang
yang meningkat. CRP adalah salah satu komponen protein fase akut
bawah.
2. Diagnosa Keperawatan
Post Op
a) Nyeri
Definisi : Pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan akibat
adanya kerusakan jaringan yang actual atau potensial, awitan yang tiba-
tiba atau perlahan dengan intensitas ringan sampai berat.
Batasan Karakteristik :
- Subjektif : mengungkapkan secara verbal atau melaporkan nyeri
dengan isyarat
- Objektif : posisi untuk menghindari nyeri, perubahan tonus otot,
respon autonomik(seperti berkeringat, perubahan tekanan darah,
perubahan nafas, nadi dan dilatasi pupil), gerakan melindungi, tingkah
laku berhati-hati, gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau
gerakan kacau, menyeringai), terfokus pada diri sendiri, tingkah laku
distraksi, contoh jalan-jalan, menemui orang lain dan atau aktivitas
berulang-ulang, tingkah laku ekspresif (contoh gelisah, merintih,
menangis, waspada, iritabel, nafas panjang/berkeluh kesah
Faktor Yang Berhubungan : Agen injury (biologi, kimia, fisik, psikologis)
3. Perencanaan Keperawatan
Edukasi
Jelaskan
penyebab,periode,dan
pemicu nyeri
Jelaskan strategi
meredakan nyeri
Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik(ketorolac),jika
perlu
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
imunisasi,jika perlu
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Bare. (2010). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC