Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF 3

INSTRUMENTASI TEKNIK SECTIO CAESARIA

Disusun Oleh :

NAMA : Moch. Agiel Devany Putro Mistoryanto


NIM : P17211193117

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN MALANG
2022 / 2023
1. Definisi
Sectio caesaria adalah pengeluaran janin melalui insisi abdomen.Teknik ini digunakan
jika kondisi ibu menimbulkan distres pada janin atau jika telah terjadi distres
janin.Sebagian kelainan yang sering memicu tindakan ini adalah malposisi janin,
plasenta previa, diabetes ibu, dan disproporsi sefalopelvis janin dan ibu. Sectio
sesarea dapat merupakan prosedurelektif atau darurat

2. Indikasi
a. malposisi janin
b. plasenta previa
c. diabetes ibu
d. disproporsi sefalopelvis janin dan ibu.

3. Kontra Indikasi
Tidak ada

4. Persiapan
1. Persiapan Pasien
- Pasien dipersiapkan dalam kondisi bersih dan mengenakan pakaian khusus
masuk kamar operasi.
- Pasien telah memberikan inform consent .
- Mengatur posisi di meja operasi.
2. Persiapan Lingkungan
- Mengatur dan mengecek fungsi mesin suction, couter, lampu operasi, meja
operasi, meja instrument, meja mayo.
- Memasang perlak / underpad steril dan doek pada meja operasi, sarung meja
mayo, mempersiapkan linen steril dan instrument yang akan digunakan.
- Menempatkan tempat sampah pada tempat yang sesuai sehingga mudah
digunakan.
3. Persiapan Alat
a. Di Meja Instrumen :
- Doek klem : 5
- Gunting mayo : 1
- Klem pean bengkok besar : 4
- Peritoneum klem : 4

b. Di Meja Mayo
- Langenback : 1
- Ring klem : 4
- Hak daun : 1
- Gunting matzembaum : 1
- Pinset chirugis : 2

c. Bahan Habis Pakai


- Hand scoon 6½/ 7/ 7½/ 8 : Sesuai kebutuhan
- Mess No 22 : 1
- U – Pad steril/ on steril : 3/ 2
- NaCL 0,9% 500 cc/ Aquadest 1L : 1/ 1
- Selang suction : 1
- Benang T – Plain 0
- Benang T – Dio 1
- Benang monocyl no 1 : 1
- Biggkass/ Kassa/ Deppers : 1/ 30/ 5
- Cateter no 16/ Urobag/ Jelly : 1/ 1/ Secukupnya
- Spuit 10 cc : 1
- Sufratulle : 1
- Hipafix : Secukupnya

5. Teknik Instrumentasi
1. Saat pasien berada di ruang premedikasi dilakukan serah terima dari perawat
premedikasi ke perawat anastesi dan perawat instrument.
2. Pasien dipindahkan dari ruang premidikasi ke kamar operasi oleh tim
anastesi.
3. Saat peasien dikamar operasi, pasien dipindahkan dari brankart ke meja
operasi dengan meminta agar bergeser/ di angkat oleh tim anastesi bersama
perawat instrument.
4. Perawat sirkuler melakukan sign in, meliputi :
- Konfirmasi identitas, area operasi, tindakan operasi, dan lembar
persetujuan operasi.
- Kesiapan mesin anastesi dan obat – obatannya.
- Kesiapan fungsi pulse oksimeter.
- Riwayat alergi pasien.
- Resiko penyulit airway atau resiko aspirasi.
- Resiko kehilangan darah.
5. Team anastesi melakukan pembiusan dengan spinal anastesi block
6. Perawat sirkuler memasang cateter no 16 pada pasien, memasang arde, &
melakukan pencucian lapangan operasi dengan cholerexidine dan
dikeringkan dengan doek kecil steril
7. Perawat instrument melakukan scrubbing, gowning & gloving, kemudian
membantu operator dan asisten memakai gown dan sarung tangan steril
8. Berikan desinfeksi klem dan kom berisi povidine iodine dan deppers kepada
asisten untuk melakukan desinfeksi area operasi
9. Lakukan drapping dengan cara :
- Pasang U – Pad steril di atas perut pasien
- Berikan doek sedang 2 untuk bagian atas dan bawah, doek besar 2
untuk bagian kanan dan kiri lalu fiksasi dengan doek klem pada 4
sudut
- Tambahkan lagi doek kecil untuk lapisan atasnya, di atas sympisis
10. Dekatkan meja mayo dan meja instrument lalu Pasang selang suction dan
cauter, ikat dengan kassa dan fiksasi dengan doek klem
11. Perawat sirkuler membaca time out, meliputi :
- Konfirmasi semua tim operasi telah memperkenalkan nama dan tugas
masing-masing
- Konfirmasi nama pasien, jenis tindakan dan area yang akan di operasi
- Antibiotik profilaksis telah diberikan paling tidak 60 menit sebelum
operasi
Untuk operator :
- Apakah ada tindakan darurat atau prosedur diluar standart operasi yang
akan dilakukan.
- Berapa lama operasi
- Antisipasi kehilangan darah
Untuk anestesi :
- apakah ada perhatian khusus mengenai pembiusan pada pasien ini
Untuk instrument :
- Apakah peralatan sudah di sterilisasi
- Apakah ada perhatian khusus pada peralatan
- Apakah diperlukan radiologi
12. Operator memimpin do’a
13. Berikan pinset cirugis kepada operator untuk marking area operasi
14. Berikan mess ( Handle no 4 dan mess no 22 ) ke operator untuk insisi kulit
sampai lemak dan berikan kassa kering dan klem pean ke asisten untuk rawat
perdarahan
15. Berikan langenback untuk memperluar lapangan operasi
16. Tampak fasia, berikan double pinset cirugis ke operator dan asisten untuk
memegang fasia lalu berikan gunting mayo ke operator untuk gunting fasia
sampai otot
17. Setelah tampak otot, berikan pinset cirugis pada operator untuk membuka
otot secara secara tumpul atau dengan kedua tangan sampai terlihat
peritoneum
18. Berikan double pinset anatomis ke operator dan asisten untuk memegang
peritoneum lalu berikan gunting metzembaum pada operator untuk membuka
peritoneum
19. Perawat instrument menyingkirkan semua alat instrument dan kassa di
sekitar lapang operasi sebelum bayi di keluarkan
20. Berikan hak daun untuk memperlebar lebih luas ( tampak uterus
gravidarum ). Berikan biggkas untuk melindungi usus
21. Berikan gunting metzembaum dan pinset anatomis kepada operator untuk
membuka segmen bawah rahi
22. Berikan mess no 20 ke operator untuk insisi uterus dan suction perdarahan
kemudian insisi dilakukan sampai terligat kantong amnion yang masih utuh
23. Kemudian insisi diperlebar sampai ke lateral dengan telunjuk operator
24. Berikan pinset curugis pada operator untuk membuka kantong amnion,
kemudian di pisahkan
25. Suction perdarahan dan cairan ketuban, kemudian operator meluklis bayi :
kepala, badan, kaki, lalu mengusapnya dengan biggkass
26. Berikan double klem /pean untuk mengklem tali pusat dan berikan gunting
mayo untuk memotong tali pusat ditengah – tengah klem
27. Berikan bayi ke petugas bayi ( perawat perinatolgi )
28. Operator melakukan peragangan tali pusat hingga plasenta dapat di
keluarkan dengan ring klem
29. Letakkan plasenta pada bengkok, dan pindahkan atau masukkan pada tempat
plasenta
30. Berikan 4 ring klem untuk menjepit dan membuka uterus
31. Suction sisa – sisa air ketuban dan perdarahan di uterus dengan kassa lepas
kecil 1
32. Berikan needle holder dengan benang T-dio 1 dan pinset anatomis untuk
menjahit sudut uterus, lalu penjahitan di lakukan denagn cara jelujur
sebanyak 2x
33. Berikan still deppers pada asisten untuk rawat perdarahan
34. Berikan 4 klem peritoneum pada operator untuk menjepit peritoneum agar
mudah di jahit
35. Jika sudah yakin uterus sudah tidak ada perdarahan, lakukan pencucian
dengan menyiram 1 kom cairan NS pada abdomen lalu suction
36. Perawat sirkuler membacakan Sign out, meliputi :
- Konfirmasi jenis tindakan
- Kecocokan jumlah instrument, kassa, jarum sebelum dan sesudah operasi
- Label pada specimen
- Apakah ada permasalahan pada alat yang digunakan
- Perhatian khusus pada masa recovery pasien
37. Berikan nald vouder dengan benang t -plain 0 pinset anantomis untuk
menjahit peritoneum, kemudian di lanjutkan dengan menjahit otot
38. Berikan double kocher pada operator untuk menjepit fasia di bagian proximal
dan distal
39. Berikan nedle holder dengan benang T–dio 1 dan pinset cirugiss untuk
menjahit fasia, kemudian dilanjutkan menjahit lemak dengan t-palin 1
40. Berikan nedle holder dengan benang T-Dio 3.0 dan pinset cirugiss untuk
menjahit subcutan
41. Bersihkan area operasi dengan kassa basah, kemudian keringkan dengan
kassa kering
42. Tutup luka dengan sufratul dan lapisi dengan kassa kemudian fikasasi
dengan hipafix
43. Operasi selesai, rapikan pasien dan kumpulkan alat dalam baskom
44. Pasien posisi lithotomy → VT → cek pembukaan cervix → drainage locher
45. Bersihkan dan rapikan pasien
46. Mengantar pasien ke RR
EVALUASI
1. Bersihkan sisa bahan habis pakai/inventaris instrumen
2. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai