Anda di halaman 1dari 3

SOP PERSIAPAN SC/ SECTIO CESAREA

No. Dokumen : No. Revisi :


Halaman :
445/ /RSU /II/2021
2/2

Ditetapkan oleh
Direktur RSUD Panyabungan
Tanggal Terbit :
SPO
10 – 02 - 2021
dr. Muhammad Rusli Pulungan, Sp.THT-KL
NIP. 19720101 200012 1 010
PENGERTIAN Teknik persiapan dan pelaksanaan seksio sesaria
TUJUAN Untuk persiapan dan perencanaan yang optimal pada pasien seksio sesar
KEBIJAKAN 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2.Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sa
3.Sesuai Surat Keputusan  Direktur Tentang kebijakan PONEK
4.SK Direktur no.2 tahun 2012 tentang pemberlakuan standar pelayanan medik di
RSUD.Dr.Pirngadi
PROSEDUR Persiapan Pre-Operatif:
1. Buat persetujuan tindakan medic (Informed consent)
2. Tetapkan indikasi operasi
3. Tentukan jenis operasi
4. Persiapkan tim operasi dan jadwal operasi
5. Konsul anastesi, SMF.anak, SMF lainnya yang terkait selama operasi.
6. Cegah infeksi dan persiapan pasien, operator (penolong), peralatan dan bah
7. Persiapan pasien
o Puasakan pasien lebih kurang 6 jam di ruang perawatan
o Klisma pasien malam dan pagi hari sebelum operasi
o Pasang infus ringer laktat atau larutan NaCl 0,5% (di ruang perawatan)
o Beri antibiotika profilaksis minimal 1 jam sebelum operasi
o Premedikasi pasien dengan sulfas atropine 0,5 mg, IM, 45 menit sebe
operasi
o Beri antasida (magnesium trisiklat) 20 ml, 30 menit sebelum operasi
o Ganti baju pasien dengan baju khusus untuk dipakai di ruang tunggu y
disiapkan di ruang perawatan (inap). Langkah no. 6,7,8,9,10,11 dilaku
oleh petugas ruang perawatan dan dokter anestesi yang telah ditunjuk
o Periksa ulang kelengkapan pemeriksaan laboratorium yang diperlu
seperti darah rutin, urin rutin, fungsi hati, fungsi ginjal, gula da
persediaan darah untuk transfuse dan periksa kecocokan register darah
o Gantu baju khusus untuk di kamar operasi sebelum masuk ke kamar ope
o Masukkan pasien ke kamar operasi dan baringkan dalam posisi tidur
8. Persiapan operator (Penolong)
o Pakai baju khusus kamar operasi lengkap dengan topi, masker, kacam
(google/tabir wajah) dan sandal/sepatu
o Persiapkan alat-alat/instrument operasi termasuk alat suction darah/caw
oksigen, alat kauter dsb
o Persiapkan obat-obatan yang diperlukan durante operatif, seperti Oxyto
methyl ergometrine, asam tranexamat, dll
o Cuci tangan (sesuai prosedur)
o Pakai baju/jas operasi dan sarung tangan
Tindakan anestesi / operatif:
Tindakan Anestesi
1. Tindakan anestesi dilakukan oleh dokter anestesi
2. Lakukan induksi dan anesthesia regional atau general
Tindakan Operatif
Buka dinding perut / abdomen
1. Pada posisi pasien terlentang dan dalam keadaan sudah dinarkose,
lakukan tindakan aseptic dan antiseptic dengan povidon iodine pada
vagina, dinding abdomen mulai dari umbilicus (pusat) memutar ke ara
luar hingga processus xyphoideus dan sepertiga atas paha
2. Pasang kain (doek steril) penutup 4-5 lembar sesuai dengan kebutuhan
kecuali lapangan operasi
3. Tanya petugas anestesi apakah operasi sudah bias dimulai, lakukan tes
nyeri dengan menjepit kulit abdomen dengan pinset chirurgis
4. Insisi dinding abdomen lapis demi lapis mulai cutis, sub cutis dengan
pisau, insisi mediana 1-2 jari diatas symphysis, 1-2 jari dibawah pusat,
atau insisi pfanenstial pada pelvik line
5. Perdalam sayatan sampai fascia musculus rectus abdominus, kuakkan
secara tumpul, gunting fascia dan peritoneum parietale kebawah dan
keatas atau kekiri dan kekanan pada insisi pfanensteil sampai ke cavum
abdomen hingga tampak uterus gravidarum
6. Observasi kondisi ataupun kelainan pada uterus, adnexa dan parametri
dengan menarik dinding abdomen ke kiri dan ke kanan
7. Angkat dinding perut dengan tangan diselipkan kain kasa lebar basah
melingkupi sisi uterus gravidus untuk menampilkan dinding depan ute
dan menyisihkan usus, ovarium, tuba dan organ intra abdomen lainnya
Keluarkan dan jepit ujung kain kasa dengan kocher ke kain penutup
kemudian pasang blass hak, hitung kain kasa yang dimasukkan
8. Angkat plica vesiko uterine dengan pinset digunting ke kanan dan ke k
pisahkan kemudian insisi segment bawah Rahim secara konkaf atau
segmen bawah Rahim langsung insisi tanpa memisahkan peritoneum
blass. Kemudian insisi ditembus dengan jari, lalu pecahkan selapu
kettuban dan hisap cairan ketuban yang keluar
9. Lahirkan janin dengan meluksir atau menarik kepala dengan tangan at
cup vakum silicon pada presentasi kepala, atau tarik bokong dengan
mengait bokong dengan 2 jari pada letak bokong atau tarik kaki pada
letak lintang. Apabila melakukan ekstraksi vakum, posisikan kepala ja
untuk memasang cup vakum pada ubun-ubun kecil lalu menurunkan
tekanan negative vakum (-0.6 kg/cm2), lakukan traksi untuk
mengeluarkan kepala, kepala lahir, cup vakum dilepas, bersihkan deng
kasa basah, kemudian lahirkan seluruh badan dengan cara sesuai deng
presentasi dan letak janin
10. Jepit tali pusat dengan klem pada jarak 10-15 cm dari umbilicus dan
gunting diantaranya. Serahkan bayi kepada dokter anak untuk perawat
selanjutnya
11.implantasi kemudian tarik tali pusat dengan sedikit menekan fundusIn
tepi luka pada segmen bawah Rahim, jepit dengan klem fenster terut
pada kedua ujung luka sayatan
12.Lakukan eksplorasi ke dalam cavum uteri dengan kasa dengan
menggunakan 2-3 jari operator yang dibalut dengan kasa terbuka, pasti
tidak ada bagian plasenta yang tertinggal
13. Lakukan jahitan hemostasis dengan simpul 8 (figure of eight) pada ke
ujung sayatan uterus dengan menggunakan benang polyglycolic acid
(PGA) atau chromic catgut no.0/1/0 dilanjutkan dengan penjahitan segm
bawah Rahim secara jelujur terkunci
14 .Lakukan reperitonisasi berupa over lapping flap secara continuous sut
dengan catgut no.2/0 pada peritoneum blass
15. Pastikan tidak adanya perdarahan dengan mengevaluasi ulang luka
16. Keluarkan kasa-kasa basah, bersihkan rongga abdomen dan periksa ul
untuk meyakinkan tidak adanya perdarahan dari tempat jahitan atau
tempat lain, hitung kain kasa yang dikeluarkan evaluasi kedua adnexa
17. Jahit lapis demi lapis (all layer) dinding abdomen mulai dari peritoneu
sampai sub kutis, peritoneum parietale dengan catgut atau PGA no.3/0
secara continue suture (door loopen)
18.Jahit otot secara interrupted suture atau secara door loopen, dengan
kromik no.2-0 atau PGA 2/0
19.Jepit fascia abdominalis pada ujung proksimal dan distal sayatan deng
kocher dan jahit hingga sub cutis dengan PGA (dexon no.1), sub cutis
dengan kromik 2-0 atau dengan PGA no. 3/0 secara interrupted suture
20.Jahit cutis dengan nylon atau PGA secara subcutikuler dengan PBA no
3/0 dl
21.Tutup luka operasi dengan kasa dan povidon iodin
22.Lepaskan kain penutup abdomen hati-hati tanpa menyentuh kasa penu
luka operasi
23. Bersihkan vagina dari sisa sisa darah dan bekuan darah dengan
menggunakan 2-3 jari operator yang dibungkus kasa basah
24. Bersihkan daerah vulva sampai paha dari sisa-sisa darah atau cairan
tubuh
25. Dekontaminasi
26. Cuci tangan paska operasi

Perawatan Paska Bedah:

1. Periksa tekanan darah, frekuensi nadi pernafasan, ukur jumlah urin yang
tertampung dikantong urin. Perika / ukur jumlah perdarahan selama operasi

2. Buat laporan operasi dan cantumkan hasil pemeriksaan diatas pada lem
laporan. Catat lama operasi, jenis kelamin, nilai APGAR dan kondisi bayi
lahir, lembar operasi ditandatangani oleh operator

3. Buat instruksi perawatan yang meliputi:


a. Jadwal pemeriksaan tekanan darah, frekuensi nadi dan nafas
b. Jadwal pengukuran jumlah urinc.
c. Berikan instruksi dengan jelas, singkat dan terinci, bila dijumpai adanya
penyimpangan ad.1 dan 2
d. Perdarahan pada kala IV
4. Tuliskan instruksi pengobatan dengan jelas dan singkat, terinci yang mencaku
nama obat, dosis, cara pemberian dan waktu/jam pemberian

UNIT TERKAIT Unit PONEK RSUD PANYABUNGAN


Unit IGD
Unit RUANG OK
Unit RUANG ICU
Unit RUANG BERSALIN
Unit RUANG PERINATOLOGI

Anda mungkin juga menyukai