Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN INSTRUMENTASI TEKNIK PADA An N

DENGAN TINDAKAN EVALUASI ANUS DENGAN GA DAN SIGMOIDOSTOMY


ATAS INDIKASI HEMATOSCHEZIA + PERINALA FISTULA POST
FISTULOTOMY
DI OK 2 RSSA

Oleh:
Nur Hanifah
(Pelatihan Instrumentator 2016)

INSTALASI BEDAH SENTRAL


RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
2016

TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Fistula perianal adalah saluran abnormal yang dibatasi oleh jaringan granulasi, yang
menghubungkan satu ruang (dari lapisan epitel anus atau rektum) ke ruang lain, biasanya
menuju ke epidermis kulit di dekat anus, tapi bisa juga ke organ lainnya seperti kemaluan.
Perdarahan dari anus dengan warna merah segar dinamakan hematochezia. Berak
darah atau biasa disebut hematochezia ditandai dengan keluarnya darah berwarna merah
terang dari anus, dapat berbentuk gumpalan atau telah bercampur dengan tinja.
Suatu tindakan membuat lubang pada kolon sigmoid dan berhubungan dengan dunia
luar. Merupakan kolokutaneustomi yang disebut juga anus prenaturalis yang dibuat sementara
atau menetap.(yang dilakukan pada sigmoid)
Fistulotomy merupakan tindakan bedah untuk mengobati anal fistula dengan cara
membuka saluran yang menghubungkan anal canal dan kulit kemudian mengalirkan pus
keluar. Fitsulotomy dikerjakan bila sluran fistula melewati spingter ani, dan bila tidak
melewati spinter ani maka dilakukan fistulectomy.
B. ETIOLOGI
Kebanyakan fistula berawal dari kelenjar dalam di dinding anus atau rektum. Kadangkadang fistula merupakan akibat dari pengeluaran nanah pada abses anorektal. Terdapat
sekitar 7-40% pada kasus abses anorektal berlanjut menjadi fistel perianal. Namun lebih
sering penyebabnya tidak dapat diketahui. Organisme yang biasanya terlibat dalam
pembentukan abses adalah Escherichia coli, Enterococcus sp dan Bacteroides sp.
Fistula juga sering ditemukan pada penderita dengan penyakit Crohn, tuberkulosis,
devertikulitis, kanker atau cedera anus maupun rektum, aktinomikosis dan infeksi klamidia.
Fistula pada anak-anak biasanya merupakan cacat bawaan. Fistula yang menghubungkan
rektum dan vagina bisa merupakan akibat dari terapi sinat x, kanker, penyakit Crohn dan
cedera pada ibu selama proses persalinan.
C. PATOFISIOLOGI
Hipotesa kriptoglandular menyatakan bahwa infeksi yang pada awalnya masuk
melalui kelenjar anal akan menyebar ke dinding otot sphingter anal menyebabkan abses
anorektal. Abses yang pecah spontan, akhirnya meninggalkan bekas berupa jaringan granulasi
di sepanjang saluran, sehingga menyebabkan gejala yang berulang.
D. TERAPI
Pembedahan selalu dianjurkan karena beberapa fistula sembuh secara spontan.
Fistulotomi adalah prosedur yang dianjurkan. Fistulotomi merupakan tindakan bedah untuk
mengobati anal fistula dengan cara membuka saluran yang menghubungkan anal kanal dan
kulit kemudian mengalirkan pus keluar. Sebelumnya, usus bawah dievakuasi secara seksama
dengan enema yang diprogramkan. Selama pembedahan, saluran sinus diidentifikasi dengan
memasang alat ke dalamnya atau dengan menginjeksi saluran dengan larutan biru metilen.
Fistula didiseksi ke luar atau dibiarkan terbuka, dan insisi lubang rektalnya mengarah keluar.
Luka diberi tampon dengan kasa.
1. Indikasi
Pasien dengan hematoschezia dan fistula perianal

2. Kontra indikasi
Keadaan umum tidak memungkinkan dilakukan tindakan operasi

LAPORAN KASUS
i. PERSIAPAN LINGKUNGAN

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Suhu ruangan 24-26o C


Kelembapan ruangan 45-60%
Siapkan meja operasi
Siapkan mesin suction
Siapkan lampu operasi
Siapkan lampu baca X-Ray

ii. PERIAPAN ALAT


a. Instrument Meja Mayo
Doek klem (towel klem)

: 5 buah

Disinfeksi klem (washing & dressing forcep)

: 1 buah

Pinset cirurgis (dissecting forcep)

: 2 buah

Pinset anatomis (tissue forcep)

: 2 buah

Gunting kasar (surgical scissor)

: 1 buah

Gunting metznbaum (metzenboum scissor)

: 1 buah

Handvast (sclap blade and handle) no.3

: 1 buah

Baby mosquito (baby mosquito pean klem)

: 1 buah

Baby koker bengkok (baby kocher klem)

: 4 buah

Klem pean (delicate haemostatic forcep)

: 4 buah

Kocker lurus (kocher klem)

: 2 buah

Nald foeder (needle holder)

: 1 buah

Gunting benang (yarn scissor)

: 1 buah

Canule suction

: 1 buah

Timan sedang

: 2 buah

Haak U

: 2 buah

Kurret

: 1 buah

1. Instrumen penunjang steril


Selang suction
Couter
Set waskom
2. Instrumen penunjang on steril
Mesin suction
Mesin couter
Lampu operasi
Meja operasi
Meja instrumen
Meja mayo

: 1
: 1
: 2
:
:
:
:
:
:

1
1
2
1
1
1

Troli waskom
Tempat sampah medis
b. Meja Instrument
1. Persiapan linen
Duk besar

: 2
: 2
: 5

Duk kecil

: 4

Gaun operasi

: 6

Sarung meja mayo

: 1

Handuk

: 5

iii. PERSIAPAN BAHAN HABIS PAKAI


1. Persiapan bahan habis pakai
Handscoon 6,5/7/7,5/8

: sesuai kebutuhan.

NaCl 0,9 %

: 1000 cc

Paragon mess no. 15

: 1 buah

NS 0.9 %

: 500cc

Povidone iodine 10 %

: 100cc

Spuit 1cc/ 3cc/ 5cc/ 10cc / 20cc / 50cc

: 1 / 1 / 1/ 1/ 1/ 1 buah

Vicryl no. 3.0

: 2 buah

Deppers steril

: 20 buah

kassa kecil

: 30 buah

U-pad on

: 1 buah

Folley catheter no. 6

: 1 buah

Urobag

: 1 buah

Jelly

: secukupnya

Kantong kolostomy

: 1 buah

Nelaton

: 1 buah

Rectal tube

: 1 buah

D. PERSIAPAN PASIEN
1. Pasien dipuasakan 6-8 jam
2. Informed consent ( prosedur pembedahan dan anestesi)
3. Apakan pasien sudah diberi antibiotic profilaksis
4. Perlu atau tidaknya skiren
5. Apakah pasien memakai perhiasan, gigi palsu, atau prostase
6. Perlengkapan operasi yang perlu dibawa pasien
7. Site marking area operasi
8. Pemeriksaan laboratorium dan radiologi

9. Pasien sudah mandi dengan sabun antiseptic dan memakai baju operasi
10. Pasien tidak boleh memakai cat kuku
11. Apakah pasien perlu huknah/lavement atau tidak
12. Apakah pasien sudah memakai kateter atau belum
E. PELAKSANAAN

Sign in
1. Memastikan pasien sudah konfirmasi tentang identitas, area operasi, tindakan operasi, dan
surat persetujuan operasi.
2. Memastikan sudah memberi tanda pada lokasi tubuhyang dioperasi
3. Memastikan pasien mempunyai alergi atau tidak
4. Memastikan pasien mempunyai gangguan pernafasan atau tidak
5. Memastikan ada atau tidaknya perdarahan lebih dari 500ml atau 7ml/kg pada anak
Persiapan Pasien
6. Membantu memindahkan pasien ke meja operasi.
7. Perawat instrumen melakukan surgical scrub, gowning dan gloving selanjutnya
melakukan persiapan alat di meja instrumen dan meja mayo.
8. Pasien diposisikan litotomi, perawat sirkuler membersihkan area operasi dan pemasangan
underpad on.
9. Perawat instrument membantu gowning dan gloving pada operator dan asisten.
10. Berikan desinfeksi klem dan 3 kassa dengan iodine povidone di cucing letakkan dalam
bengkok berisi alkohol +1 deppers dan 1 deppers kering ke operator untuk melakukan
desinfeksi lapangan operasi
11. Melakukan drapping :
Duk kombinasi (1)
Time out
1. Perawat sirkuler membacakan Time Out
-

Konfirmasi bahwa tim operasi telah memperkenalkan nama dan tugas masingmasing ? sudah

Konfirmasi nama pasien , jenis tindakan dan area yang akan di operasi.

Apakah antibiotic sudah diberikan paling tidak 60 menit sebelum operasi

Apakah ada tindakan darurat atau prosedur diluar standart operasi yang akan
dilakukan

Berapa lama operasi

Bagaimana antisipasi kehilangan darah

Apakah ada perhatian khusus mengenai pembiusan pada pasien ini

Apakah peralatan sudah steril

Apakah ada perhatian khusus pada peralatan

Apakah diperlukan instrument radiologi

2. Berikan rectal tube berisi NS hangat untuk spooling pada operator dan jelly untuk
evaluasi anus dan rectum
3. Berikan kuret pada operator untuk evakuasi granulasi fistula perianal (fistulectomy)
4. Dekatkan bengkong untuk menampung granulasi yang telah dievakuasi,
5. Berikan asisten haak u untuk meperluas lapang operasi
6. Berikan perhidrol yang dicampur ns dalam spuit 50 cc pada operator untuk
menghentikan perdarahan
7. Cuci area operasi dengan ns hangat.

8. Pasang tampon pada anus dan tutup kasa.


9. Bereskan alat kemudian persiapkan untuk tindaka sigmodostomy
10. Pasien diposisikan supine, perawat sirkuler membersihkan area operasi dan pemasangan
underpad on.
11. Perawat instrument membantu gowning dan gloving pada operator dan asisten.
12. Berikan desinfeksi klem dan 3 kassa dengan iodine povidone di cucing letakkan dalam
bengkok berisi alkohol +1 deppers dan 1 deppers kering ke operator untuk melakukan
desinfeksi lapangan operasi
13. Melakukan drapping :
Doek besar 1 bagian bawah
Doek sedang 1 bagian atas
Doek kecil 1 untuk samping kiri dan1untuk kanan
Doek lebar 1 untuk melapisi bagian bawah.
14. Dekatkan meja mayo dan linen, pasang kabel couter dan selang suction lalu tali dengan
kassa kemudian fiksasi dengan doek klem.
15. Berikan pinset cirugis dan povidone iodin untuk marker area operasi (kontra Mc
Burney)
16. Berikan handle + mess no. 15 ( dalam bengkok) kepada operator dan pinset cirurgis 2
(double) pada operator dan asisten, operator memulai incisi rawat perdarahan dengan
kassa, couter dan suction.
17. Berikan pinset cirurgis 2 dan couter pada operator dan asisten untuk membuka fat
sampai fasia, berikan mess untuk insici fasia
18. Setelah insisi fasia, otot dan lemak berikan hack pyelum untuk membuka area lebih
luas. Kemudian perlebar fasia dengan gunting metzenbaum, rawat perdarahan. Saat
ketemu otot berikan klem pean untuk mensplit otot dan masukkan haak pyelum.
19. Berikan double pinset anatomis dan gunting metzenbaum untuk membuka peritoneum,
setelah peritoneum terbuka beri 2 kokher, masukkan timan sedang untuk membuka
lebih lebar area operasi.
20. Beri pinset anatomis besar pada operator untuk mengidentifikasi sigmoid.
21. Setelah sigmoid ditemukan operator menarik keluar sigmoid kemudian berikan baby
mosquito dan nelaton katether untuk tegel sigmoid distal, untuk tegel tidak boleh
mengenai pembuluh darah dan harus mendekati segmen usus, kemudian klem
menggunakan punggung kocker, angkat ke permukaan
22. Berikan nald foeder dan vicryl 3-0 untuk sporing empat tingkat pada kedua sisi yang
berlawanan secara seromuskularis
23. Berikan kocker 4 untuk menjepit fasia, peritoneum 4 sisi.
Sing Out

Memastikan prosedur pembedahan yang telah dilakukan.

Memastikan kesesuaian jumlah instrument, kasa dan jarum sebelum dan sesudah
operasi.

Memastikan pemberian pelabelan pada specimen.

Memastikan apakah ada kerusakan atau masalah pada peralatan.

Petugas kamar operasi mendiskusikan hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam
penetelaksanaan pasien selanjutnya

24. Dilakukan jahitan 8 penjuru dari fasia, otot, peritoneum, usus seromuskularis dan
sebaliknya dengan vicryl 3.0
25. Berikan gunting benang pada asisten operator.
26. Berikan nald foeder dengan benang vicryl 3-0 untuk kulit seromuskularis 4 penjuru.
( ketika operator selesai setiap jahitan pastikan sisa guntingan benang tidak masuk ke
dalam perut pasien dengan membantu mengambil sisa benang di nald voeder dengan
kassa basah)
27. Stoma dibuka dengan menggunakan mess dalam bengkok.
28. Bersihkan feses menggunakan waches savlon, dilakukan hingga bersih.
29. Berikan pinset chirrugis dan anatomis untuk rawat perdarahan, berikan gagang pinset
untuk cek patensi lubang stoma.
30. Pasang colostomy bag, bersihkan luka post. op dengan kassa basah dan kering.
F.PENYELESAIAN
1. Bereskan semua instrument lalu didekontaminasi, diinventaris, bungkus / packing dan siap
disteril.
2. Catat pemakaian bahan habis pakai pada lembar depo dan rapikan ruang operasi.

Pembimbing OK 2
(Bedah Anak)

Anda mungkin juga menyukai