Anda di halaman 1dari 47

z

Laparoskopi
Diagnostik
dr. Claudio Udjaja

Pembimbing : Dr.dr. Syarief Thaufik H, MS Med, SpOG Subsp Fer


z
Apa itu Laparoskopi?

 Suatu prosedur pembedahan yang diklasifikasikan sebagai


prosedur minimal invasive
 Untuk akses cavum peritoneum tanpa insisi besar

 Berbeda dari open surgery yang mana insisi kulit bisa


panjang
 Prosedur utama menggunakan laparoskop
 Laparoskop adalah silinder, instrument metal yang memiliki video
camera dan cahaya pada ujungnya yang membuat operator dapat
melihat bagian dalam dari abdomen
z
Prinsip pembedahan minimal invasif
 Insufflate (mengembangkan) : sehingga operasi bisa dilakukan dengan
minimal askes

 Visualisasi : jaringan, landmarks anatomi dan sekitar dari lapang pandang


operasi

 Identifikasi : struktur spesifik dari pembedahan

 Triangulate (penempatan) : alat bedah untuk mengoptimalisasi efisiensi dari


pergerakan dan meminimalisie instrument saling bersilangan

 Retract : memanipulasi jaringan local untuk menunjang akses masuk ke


jaringan yang benar

 Operasi: insisi, jahitan, anastomosis

 Hemostasis
z
Pembedahan minimal invasif

Keuntungan Kerugian
 Minimal ukuran luka operasi  Tergantung pada instrument
 Minimal nyeri luka  Sulit untuk hemostasis
 Mempercepat mobilitas  Bergantung koordinasi
 Menurunkan infeksi luka, tangan dan mata
dehiscense, perdarahan
 Ekstraksi specimen besar
 Menurunkan trauma luka

 Meningkatkan visualisasi
z
INDIKASI LAPAROSKOPI
DIAGNOSTIK

 Nyeri Pelvis akut dan kronik

 Endometriosis

 Kehamilan ektopik

 Torsi adneksa
 PID
z
KONTRAINDIKASI

 Peritonitis

 Obstruksi usus

 Hernia diafragma

 Perdarahan intraabdomen massif

 Riwayat pembedahan multiple  risiko adhesi yang besar

 Obesitas morbid

 Massa abdominal yang besar


z
SAFE ENTRY

 Pasien harus dalam keadaan flat/normal

 VU dalam keadaan kosong

 Identifikasi massa dengan palpasi abdomen

 Penggunaan jarum Verres untuk pembuatan pneumoperitoneum 


pastikan double-click  cek keamanan jarum dengan drop test,
aspirasi, atau water test

 Pembuatan pneumoperitenum dengan baik sebelum insersi trochar


VISUALISASI
z
INTRAPERITONEAL
• Eksplorasi dan identifikasi 
terutama pada daerah patologis
• Dokumentasi
• Identifikasi anatomi pelvik :
1. Uterus, bentuk dan ukuran,
adanya massa patologis
2. Tuba dan ovarium kanan
3. Tuba dan ovarium kiri
4. Tes patensi tuba
5. Peritoneum pelvik
6. Appendiks
7. Omentum/viscera
8. Hepar/Empedu/DIafragma
• Penentuan diagnostic dan Tindakan
 apakah perlu dilakukan konversi
ke laparotomi
z
z
Verres Needle
z
1. Verres Needle

This needle is used for creating


pneumo peritoneum ( Putting Air or
CO2 in the peritoneal cavity) for
laparoscopy through the umbilicus
where there is the thinnest abdominal
wall.
The test for successful entry into
peritoneal cavity is
1. Drop of saline gets sucked.
2. Nothing comes after aspiration with
syringe
z

Foley catheter is inserted to


empty the bladder prior to the
surgery.
2. Electronic laparoflator:

 Digunakan untuk mengembangkan


melalui jarum verres.
 Mempertahankan tekanan intra-
abdomen konstan tanpa melebihi
batas aman.
 Beberapa tipe memiliki sistem
pemanas untuk mencegah penurunan
suhu tubuh pasien.

The pneumoperitoneum is formed by


introducing 2-4 liters of carbon dioxide (CO2)
at a rate of 1 L/min
3. Trocars:

 Permit access to the intraperitoneal


cavity in which other instruments can
pass.

 The trocar used should be adapted to


the diameter of the telescope selected.

It is numbered as per outer diameter.


 10 mm is used for operative
telescope
 7 mm is used for Band
Applicator for Tubal Ligation
 5mm is used for other hand
instruments like grasper etc
z Trocar and Cannula

 Trocar is put in to the cannula and then inserted into abdominal cavity for
laparoscopy
4. Telescope:

 There are different sizes each with a


different use.
 They are used to visualize the peritoneal
cavity.
5. Forceps and scissors:

There are two types:


- Disposable
- Reusable

They can be either atraumatic or grasping


foreceps.
z
Grasping forceps
z
Laproscopic scissor
z
Cautery forceps
z
biopsy forceps
z
Bipolar forceps for cautery
z Specimen Removal Bag
Band Applicator for laparoscopic tubal
z ligation.

 This instrument
is used for
applying silastic
bands to
fallopian tubes
in laparoscopic
tubal ligation.
z
z
Uterine Manipulator
z
Combined Uterine manipulator and
cannula for laparoscopy
z

PENUNTUN BELAJAR UNTUK KETERAMPILAN


BEDAH DASAR LAPAROSKOPI -
“LAPAROSKOPI DIAGNOSTIK”
PENUNTUN BELAJAR UNTUK PROSEDUR LAPAROSKOPI
DIAGNOSTIK
LANGKAH/TUGAS KASUS
PERSIAPAN
1. Memeriksa kesiapan alat/instrumen yang diperlukan
untuk tindakan laparoskopi (lihat daftar alat/instrumen).
2. Melakukan tindakan desinfeksi kulit dan desinfeksi
vagina.
3. Menutupi lapangan operasi dengan penutup steril.

4. Memasang uterus manipulator.

5. Memasang kateter urin transuretral.

6. Mengganti sarung tangan steril untuk tindakan


laparoskopi.
PEMASANGAN JARUM VERESS DENGAN PROSEDUR
SAFETY ENTRY
Lihat modul safety entry

PELAKSANAAN LAPAROSKOPI DIAGNOSTIK


1. Menghidupkan alat perekam video.
2. Dalam posisi trendelenburg, usus disingkirkan ke
kranial dengan menggunakan tongkat.

3. Melihat alat genitalia interna secara keseluruhan.


Penilaian secara detail tentang keadaan alat
genitalia interna

4. Mencatat posisi, bentuk, ukuran dan kelainan


yang terdapat pada uterus.

5. Mencatat posisi, bentuk, ukuran dan kelainan


yang terdapat pada kedua saluran telur dan
kedua indung telur.
Mengamati peritoneum secara seksama dan sistematis
untuk mendeteksi adanya lesi endometriosis.

6. Melihat peritoneum daerah vesikouterina dengan


menggunakan teknik pembesaran.

7. Melihat daerah fossa ovarika kanan sampai ke


daerah ligamentum sakrouterina kanan.

8. Melihat daerah rektovaginalis, sampai ke dalam


cavum douglas.
9. Melihat daerah sakrouterina kiri sampai ke daerah
fossa ovarika.
10. Mencatat kelainan yang terdapat pada usus buntu,
usus halus dan usus besar, dinding abdomen depan,
omentum lalu naik ke daerah abdomen atas untuk
melihat kelainan pada hati dan kantung empedu
(perlekatan - sindroma Fitz-Hugh-Curtis, infeksi,
radang, permukaan).

11. Melakukan pengambilan contoh jaringan yang


sesuai untuk pemeriksaan penunjang (biopsi untuk
konfirmasi endometriosis, curiga ganas, kultur cairan
peritoneum untuk mengetahui infeksi, kultur cairan
abses pada kasus tuboovarial abses.
AKHIR TINDAKAN LAPAROSKOPI DIAGNOSTIK

1. Melepaskan trokar dengan visualisasi langsung.

2. Melepaskan saluran gas dengan mematikan


insuflator gas terlebih dahulu.
3. Menghilangkan pneumoperitoneum.

4. Melepaskan optik,trokar optik, dan tropik kerja.


DOKUMENTASI

1. Mencatat temuan pada laparoskopi diagnostik pada


lembar pencatatan dan dokumentasi endometriosis
sesuai dengan stadium AFS tahun 2002.

2. Menjelaskan kepada keluarga tentang temuan-


temuan saat laparoskopi.

3. Mempersiapkan formulir lembar permohonan


pemeriksaan patologi anatomi / lembar
permohonan pemeriksaan penunjang lainnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai