PENDAHULUAN
Saat ini, sebagian besar prosedur bedah yang dilakukan dengan bantuan
histeroskopi memberikan hasil yang lebih baik daripada menggunakan teknik
laparoskopi tradisional yang dalam hal prosedur invasif tidak dapat ditentukan
dengan perbandingan mutlak. Munculnya inovasi teknis baru-baru ini telah
merevolusi bidang histeroskopi sehingga memungkinkan untuk melakukan
pemeriksaan endoskopi komprehensif pada rongga rahim bagi pasien rawat jalan,
tanpa menggunakan anestesi atau dilatasi awal saluran leher rahim. Akibatnya,
rentang indikasi untuk prosedur histeroskopi telah berkembang dengan pesat.
Teknik histeroskopi diindikasikan pada semua kasus yang membutuhkan,
setidaknya secara teoritis, visualisasi langsung dari saluran leher rahim dan rongga
rahim. Histeroskopi diagnostik dan surgikal telah menjadi baku emas dalam
praktek ginekologi.2,3
Jenis Histeroskopi
Terdapat dua jenis histeroskopi berdasarkan tujuan pemakaian, yaitu
histeroskopi diagnostic untuk dapat membuat diagnostic pada suatu gejala dan
histeroskopi operatif untuk melakukan operasi.1
Histeroskop dapat dibagi menjadi 2 jenis, fleksibel dan kaku, yang tersedia
dalam berbagai diameter. Histeroskop yang tipis, fleksibel cenderung lebih
disukai untuk histeroskopi diagnostik, sedangkan histeroskop yang kaku lebih
sering digunakan untuk histeroskopi operatif. Resektoskop adalah histeroskopi
operatif yang dilengkapi dengan perangkat khusus untuk melakukan prosedur
pembedahan.1,4
Indikasi Histeroskopi
Alasan agar dilakukan histeroskopi tergantung pada apakah hiseroskopi
digunakan untuk mendiagnosis penyakit atau digunakan untuk
pembedahan/operasi.1
Diagnosis Terapi
Evaluasi perdarahan uterus abnormal Miomektomi (mioma intravitary dan
beberapa mioma intramural)
Pemeriksaan lanjutan pada kasus Polipektomi endometrium
infertilitas (kombinasi dengan
laparoskopi atau USG 3 dimensi)
Evaluasi lanjutan pada temuan USG Pembuangan lesi pada endoserviks
uterus yang abnormal
Evaluasi lanjutan pada hasil biopsy Pengambilan benda asing (misalnya,
endometrium yang abnormal. Biopsi laminaria, malposisi alat intrauterine,
endometrium. hasil konsepsi yang tertahan)
Eksisi adhesi intrauterine
Perbaikan septum uteri
Ablasi/reseksi endometrium
Sterilisasi histeriskopi
Tuboplasti atau kanulasi
Kontraindikasi Histeroskopi1