Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya prinsip operasi laparotomi ginekologi konvensional digunakan pada


laparoskopi operatif.Disamping itu, operator laparoscopy harus berpengalaman dalam melakukan
operasi melakukan operasi laparoskopi diagnostic.Oleh karena itu mereka sebelumnya harus
telah mengenal dengan baik jaringan atau organ genitalia interna serta patologi tertentu lewat
pandangan laparoskop. Operator laparoskopi dituntut pula untuk terbiasa dan terlatih
menggunakan berbagai alat khusus yangt telah disebutkan diatas. Operator laparoskopi juga
dituntut agar terbiasa melakukan jahitan atau ikatan hemostasis pada jaringan dalam rongga
pelvis dengan endoloog dan endo-suture cara ikatan luar atau dalam.
Untuk melatih hal-hal tersebut, oleh semm telah dibuat suatu model yang disebut pelvic-
trainer.Dengan pelvic-trainer ini seseorang dapat melatih keterampilannya untuk melakukan hal-
hal khusus tersebut diatas. Okuler laparoskop dapat dihubungkan dengan monitor, seperti ia
melakukan hal yang sesungguhnya pada pasien. Bahan jaringan yang digunakan, biasanya
plasenta segar dengan selaput amnionnya, yang dilekatkan didalam pelvic-trainer. Pada jaringan
plasenta dan selaput amnion tersebut dapat dilakukan berbagai tindakan seperti melakukan
tindakan yang sesungguhnya. Apabila hal-hal tersebut telah dikuasai dengan baik, maka ia telah
siap untuk melakukan operasi laparoscopy operatif yang sesungguhnya pada pasien.
Akhirnya, sewaktu akan melakasanakan operasi laparoskopyk perlu di pertimbangkan
benar-benar apakah akan menguntungkan penderita. Tindakan operasi laparoscopy juga masih
mempunyai keterbatasan.Mage dan kawa-kawan mengemukakan keberhasilan dalam
histerektomi hanya mencapai 75% sedangkan untuk miomektomi masih lebih kurang lagi dan
mereka mengemukakan masih diperlukannya alat-alat yang lebih canggih. Hanya dengan
mengandalkan penilaian ilmiah yang benar dan cermat dalam tatacara pemakaian operasi
laparoskopyk teknik tersebut akan menemui harapan yang lebih cerah.
1.2 Rumusan masalah
1) Jelaskan apa yang dimagsud dengan sejarah perkembangan laparoskopi?
2) Jelaskan apa yang dimagsud dengan indikasi dan kontra-indikasi laparoscopy operatif?
3) Jelaskan apa yang dimagsud dengan prosedur laparoscopy operatif?
4) Jelaskan apa yang dimagsud dengan macam atau jenis laparoscopy operatif?

1.3 Tujuan Pembelajaran


1) Mampu menjelaskan sejarah perkembangan laparoskopi?
2) Mampu menjelaskan gan indikasi dan kontra-indikasi laparoscopy operatif?
3) Mampu menjelaskan prosedur laparoscopy operatif?
4) Mampu menjelaskan macam atau jenis laparoscopy operatif?
BAB II
TREND DAN ISSUE PERKEMBANGAN LAPARASKOPI

A. Sejarah Laparoskopi
Sulit menyebutkan siapa penemu alat laparoskopi pertama kali.Pada tahun 1902,
Georg Keling, di Dresden, Saxony melakukan tindakan laparoskopi pertama pada
anjing.Tahun 1910, Hans Christian Jacobaeus di Swedia melaporkan operasi laparoskopi
dilakukan pertama kalinya terhadap manusia. Dengan ditemukannya chip komputer pada
kamera TV, innovasi laparoskop lebih berkembang lagi. Dengan adanya alat ini, dapat
dilakukan pembesaran lapangan operasi yang terlihat di monitor.

B. keuntungan
Laparoskopi, yang merupakan revolusi besar di bidang ilmu bedah, kini banyak
dipilih karena prosedurnya yang mudah serta waktu operasi yang relatif singkat dan lama
pemulihan pasca operasi yang lebih singkat ketimbang konvensional. Ukuran lubang
yang diperlukan untuk operasi hanya kurang lebih 0,5-1,5 cm, jauh lebih kecil
dibandingkan ukuran lubang untuk operasi konvensional. Karena alasan inilah maka
operasi laparoskopi disebut juga bandaid surgery atau keyhole surgery.Operasi ini disebut
juga minimal invasive, karena bagian tubuh dibuka dengan sedikit sayatan saja.Alhasil,
kerusakan pada jaringan tubuh dan jumlah perdarahan pun dapat diminimalisir, pasien
pun dapat pulih dengan lebih cepat.Di samping itu, nyeri pasca operasi, komplikasi
terhadap peristaltik usus dan luka operasi (infeksi luka operasi atau terbukanya luka
operasi) juga lebih rendah. Khusus mengenai pemulihan peristaltik usus, laparoskopi
memungkinkan hal ini lebih cepat terjadi mengingat organ (usus) tidak perlu dikeluarkan
dari perut atau pun dipegang dokter. Peristaltik usus lebih akrab ditandai dengan buang
angin pasca operasi, dan ini merupakan salah satu tanda telah pulihnya fungsi alat
pencernaan.Bila bising ususnya sudah positif, pasien boleh langsung minum.Oleh karena
itu, rata-rata setelah dua hari pasca operasi laparoskopi, pasien boleh pulang.
Perlengketan pasca operasi yang dapat menyebabkan nyeri berulang setelah
operasi, sumbatan usus, dan infertilitas juga lebih jarang terjadi.Pasien yang sudah
menjalani operasi besar apapun, kemungkinan mengalami pelengketan 20 hingga 40
persen. Hanya nanti manifesnya akan sangat tergantung kepada individu. Secara
kosmetik / estetik, laparoskopi lebih unggul dibandingkan laparotomi.Bekas luka operasi
relatif tidak terlihat karena kecilnya luka irisan yang dilakukan.Kemungkinan terjadinya
keloid pada bekas operasi juga minimal.Transmisi mikroba amat minimal karena tidak
ada kontak langsung antara organ tubuh pasien dan tangan operator.Akibatnya,
kemungkinan infeksi pasca operasi dapat diminimalisir.

C. Kerugian
Biaya yang dibutuhkan untuk operasi ini relatif lebih mahal karena operasi ini
memerlukan peralatan-peralatan yang canggih seperti sistim kamera, sistim lampu
dsb.Selain itu operasi laparoskopi ini relatif lebih lama dibandingkan laparotomi tetapi
jika dilakukan oleh seorang operator laparoskopi yang terlatih dan terampil maka lama
operasi tidak berbeda jauh dengan laparotomi.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Laparoskopi adalah sebuah teknik melihat ke dalam perut tanpa melakukan
pembedahan besar, walaupun awalnya adalah adalah prosedur ginekologi, laparoskopi
semakin sering digunakan dalam pembedahan cabang lain. Menurut sumber lain
Laparoskopi adalah teknik bedah invasif minimal yang menggunakan alat-alat
berdiameter kecil untuk menggantikan tangan dokter bedah melakukan prosedur bedah di
dalam rongga perut.Kamera mini ini digunakan terlebih dahulu, kemudian dimasukkan
gas untuk membuat jarak pemisah antara rongga sehingga dapat terlihat dengan jelas
gambar yang akan terlihat.Dokter bedah melakukan pembedahan dengan melihat layar
monitor dan mengoperasikan alat-alat tersebut dengan kedua tangannya.

B. Persiapan dan Pemeriksaan Diagnosa Laparaskopy


Perkembangan yang pesat di bidang teknologi kesehatan khususnya ilmu bedah
telah mendatangkan manfaat dan keuntungan yang besar bagi kehidupan
manusia.Ditemukannya teknik bedah Laparoskopi atau bedah minimal invasive.misalnya,
kini telah mulai menggantikan teknik-teknik konvensional, kecuali pada kasus-kasus
tertentu.Laparoskopi adalah prosedur untuk melihat rongga perut melalui sebuah teleskop
yang dimasukkan melalui dinding perut.Prosedur pembedahan pada laparoskopi
menggunakan alat-alat yang juga dimasukkan melalui dinding perut.Melalui teleskop,
prosedur pembedahan lebih jelas terlihat karena bisa dilakukan pemaparan yang lebih
baik pada rongga panggul dan efek pembesaran dari teleskop. Pada bidang ginekologi
(kesehatan organ reproduksi wanita), kondisi yang dapat ditangani dengan teknik
laparoskopi antara lain mioma uteri, tumor ovarium, nyeri haid, endometriosis,
adenomiosis, infertilitas, sterilisasi tuba, pelengketan saluran tuba, pelengketan organ
genitalia, kehamilan di luar kandungan, pengangkatan rahim atau ovarian drilling.
.
C. Kegunaan Laparoskopi
Beberapa kegunaan laparoskopi secara umum dapat dibagi dalam dua kelompok
yakni untuk mengetahui penyebab dari suatu penyakit (diagnosis) dan untuk mengatasi
masalah tersebut (terapi). Sebagai alat diagnostik, laparoskopi seringkali digunakan untuk
mendiagnosis penyebab dari ketidaksuburan (infertilitas), terutama untuk pasangan yang
telah lama mencoba berbagai cara untuk mendapatkan anak. Penyebab infertilitas yang
dapat diketahui oleh laparoskopi antara lain adalah gangguan pada saluran telur, yang
bisa terjadi akibat proses perlekatan dengan daerah sekitar atau penekanan oleh tumor
atau proses infeksi, adanya endometriosis (suatu penyakit yang erat kaitannya dengan
infertilitas), adanya tumor kandungan atau tumor pada indung telur. Berbagai penyebab
infertilitas yang dapat diatasi melalui laparoskopi antara lain adalah membebaskan
saluran telur dari perlengketan atau penekanan oleh tumor, mematikan sarang-sarang
endometriosis, atau mengangkat tumor kandungan/tumor pada indung telur.
Selain itu, laparoskopi juga merupakan salah satu cara untuk mengetahui dan
mengatasi kehamilan di luar kandungan. Kehamilan di luar kandungan merupakan hal
yang bila dibiarkan dapat membahayakan bagi penderita. Laparoskopi unggul dalam hal
diagnostik karena dokter akan melihat secara langsung kelainan yang ada, di samping
dapat melakukan berbagai tindakan untuk mengatasinya. Laparoskopi juga merupakan
salah satu cara untuk melakukan tubektomi (seringkali dikenal sebagai penutupan
kandungan), yakni bagi mereka yang telah merasa cukup memiliki anak. Pengangkatan
miom / kista indung telur / kandungan sendiri juga dapat dilakukan melalui
laparoskopi.Miom ukuran besarpun dapat dioperasi dengan menggunakan moselator,
suatu alat untuk mengikis tumor menjadi ukuran yang lebih kecil, sehingga tumor
tersebut dapat dikeluarkan melalui lubang kecil yang dibuat.Laparoskopi, di tangan ahli,
dapat melakukan berbagai tindakan yang dilakukan secara laparotomi.

D. Indikasi dan Kontraindikasi Operasi Laparoskopi


Dengan telah berkembangnya inovasi instrumentasi dan tekhnik operasi
seperti yang telah di utarakan diatas,maka indikasi untuk melakukan operasi dengan
teknik laparoskopi menjadi lebih luas.tindakan operasi diagnostik dengan hasil diagnosis
yang jelas, dan yang telah didiskusikan dengan pasien sebelumnya, dapat dilanjutkan
dengan tindakan operatif tertentu.
Indikasi
Indikasi Diagnostik
Diagnosis diferensiasi patologi genetalia interna
Infertilitas primer dan atau sekunder
Second look operation,apabila diperlukan tindakan berdasarkan operasi sebelumnya
Mencari dan mengangkat translokasi AKDR.
Pemantauan pada saat dilakukan tindakan histeroskopi
Indikasi terapi
Kistektomi ,miomektomidan histerektomi
Hemostasis perdarahan pada perforasi uterus akibat tindakan sebelumnya.
Indikasi operatif terhadap adneksa
Fimbrioplasti ,salpingostomi,salpingolisis
Koagulasi lesi endometriosis.
Aspirasi cairan dari suatu konglomerasi untuk diagnostik yang terapeutik.
Salpingektomi pada kehamilan ektopik
Kontrasepsi mantap (oklusi tuba)
Rekontruksi tuba atau reanastromosis tuba pascatubectomi
Indikasi operatif terhadap ovarium
Pungsi folikel matang pada program fertilisasi in-vitro
Biopsi ovarium pada keadaan tertentu( kelainan kromosom atau bawaan , curiga
keganasan).
Kistektomi antara lain ada kista coklat( endometrioma), kista dermoid, dan kista ovarium
lain
Ovariolisis, pada perlekatan periovarium
Indikasi operatif terhadap organ dalam rongga pelvis
Lisis perlekatan oleh omentum dan usus.
Kontraindikasi
Kontraindikasi absolute
Kondisi pasien yang tidak memungkinkan dilakukannya anestesi
Diatese hemoragik sehingga mengganggu funsi pembekuan darah
Peritonitis akut terutama yang mengenai abdomen bagian atas , disertai dengan distensi
dinding perut ,sebab kelainan ini merupakan kontraindikasi untuk melakukan
pneumoperitonium.
Kontraindikasi relative
Tumor abdomen yang sangat besar,sehingga sulit untuk memasukkan trokar kedalam
rongga pelvis oleh karena trokar dapat melukai tumor tersebut
Hernia abdominalis, dikawatirkan dapat melukai usus pada saat memasukkan trokar ke
dalam rongga pelvis, atau memperberat hernia pada saat
dilakukan pneumoperitonium.kini kekhawatiran ini dapat di hilangkan dengan
modifikasi alat pneumoperitonium otomatic
Kelainan atau insufisiensi paru paru, jantung,hepar,atau kelainan pembuluh darah vena
porta,goiter atau kelainan metabolisme lain yang sulit menyerap gas CO2.

E. Prosedur Laparoskopi Operatif


Tiga atau lebih sayatan kecil (5-10 mm) dibuat di perut untuk memungkinkan port
akses untuk dimasukkan. Para laparoskop dan instrumen bedah yang akan dimasukkan
melalui port ini. Ahli bedah kemudian menggunakan laparoskopi, yang mentransmisikan
gambar organ-organ perut pada monitor video, yang memungkinkan operasi untuk
dilakukan. Operasi Laparoskopi usus dapat digunakan untuk melakukan operasi berikut:
1. Proctosigmoidectomy. Operasi pengangkatan bagian rektum dan kolon sigmoid
yang sakit.Digunakan untuk mengobati kanker dan pertumbuhan non-kanker atau
polip, dan komplikasi diverticulitis.
2. Right colectomy atau Ileocolectomy. Selama kolektomi kanan, sisi kanan usus
besar akan dibuang. Selama ileocolectomy, segmen terakhir dari usus kecil - yang
melekat pada sisi kanan usus besar, yang disebut ileum, juga dibuang.Digunakan
untuk mengangkat kanker, pertumbuhan non-kanker atau polip, dan peradangan
dari penyakit Crohn.
3. Total abdominal colectomy. Operasi pengangkatan usus besar.Digunakan untuk
mengobati radang borok usus besar, penyakit Crohn, poliposis familial dan
mungkin sembelit.
4. Fecal diversion. Bedah pembuatan saluran baik sementara atau
permanentileostomy (pembukaan antara permukaan kulit dan usus kecil) atau
(kolostomi (pembukaan antara permukaan kulit dan usus besar). Digunakan untuk
mengobati masalah dubur dan dubur kompleks, termasuk kontrol buang air besar
yang buruk .
5. Abdominoperineal resection. Operasi pengangkatan anus, rektum dan kolon
sigmoid.Digunakan untuk membuang kanker di rektum bawah atau di anus, dekat
dengan sfingter (kontrol) otot.
6. Rectopexy. Suatu prosedur dimana jahitan digunakan untuk mengamankan
rektum pada posisi yang tepat.Digunakan untuk memperbaiki prolaps rektum.
7. Total proctocolectomy. Ini adalah operasi usus paling luas dilakukan dan
melibatkan pembuangan rektum dan usus besar.Jika ahli bedah dapat
meninggalkan anus dan bekerja dengan benar, maka kadang-kadang kantong
ileum dapat diciptakan sehingga Anda bisa pergi ke kamar mandi.Sebuah kantung
ileum adalah ruang operasi yang dibuat terdiri dari bagian terendah dari usus kecil
(ileum).Namun, kadang-kadang, suatu ileostomy permanen (pembukaan antara
permukaan kulit dan usus kecil) diperlukan terutama jika anus harus dibuang,
lemah, atau telah rusak.
F. Jenis-jenis Laparoskopi

1. Laparoskopi histerektomi
Jenis Histerektomi yang dilakukan oleh tabung optik standar ramping yang juga
dikenal sebagai laparoscopes disebut histerektomi laparoskopi. Jenis pengobatan
histerektomi terdiri dari sedikit waktu untuk pemulihan dan durasi dari Operasi daripada
jenis lain dari operasi yang dilakukan. Hal ini juga umumnya disukai oleh sebagian besar
perempuan sebagai jenis pengobatan karena tidak berakhir memberi Anda banyak bekas
luka seperti metode operasi lain.
Melalui mana prosedur laparoskopi histerektomi dilakukan?
Dasar dari histerektomi laparoskopi mulai dengan sebuah celah kecil di bawah
pusar ditarik wanita.Dalam irisan ini, alat laparoskopi dikirim masuk Para dokter yang
melakukan operasi kemudian melihat melalui daerah Panggul wanita itu dan
memeriksanya dengan penuh perhatian dengan instrumen. Selama pemeriksaan ini dokter
membuat keputusan di mana untuk melakukan pemotongan lebih tepatnya dengan
instrumen ramping. Menggunakan histerektomi laparoskopi sebagai panduan operasi,
bedah menghapus ini rahim dari bagian dalam tubuh wanita.rahim kemudian dibedah
menjadi dua bagian.Bagian-bagian yang membedah mengukur ukuran yang sesuai untuk
menghapus mereka dari perut, itu karena fakta bahwa sangat sedikit jahitan yang
diperlukan dalam rangka untuk menutup sayatan dibuat dalam operasi ini.

2. Laparoskopi Miomektomi
Jika miom tersebut bertangkai maka tangkai tersebut dengan mudah dapat di
insisi.Untuk jenis intramural, resiko perdarahan sangat besar, kadang diperlukan injeksi
vasopressin untuk mempertahankan hemostasis.Jejak bekas miomektomi harus dijahit, ini
sesuatu yang mutlak. Cara pengeluaran massa miom, apabila tersedia alat morselator
maka dengan mudah miom dapat dikeluarkan.
Saat ini laparoskopi tidak terbukti lebih baik dari laparotomi untuk pengobatan
menoragia atau infertilitas.Sebagai tambahan, ada kekhawatiran untuk resiko uterus
rupture selama kehamilan lebih besar pada miomektomi dengan laparoskopi daripada
laparotomi. Namun, pada tabel dibawah ini terlihat bahwa miomektomi perlaparoskopi
relative lebih menguntungkan daripada miomektomi perlaparotomi

G. Peran Perawat
Keperawatan pre operasi dimulai ketika keputusan tindakan pembedahan
di ambil, dan berakhir ketika klien di pindahkan ke kamar operasi. Dalam fase pre
operasi ini dilakukan pengkajian pre operasi awal, merencanakan penyuluhan dengan
metode yang sesuai dengan kebutuhan pasien, melibatkan keluarga atau orang
terdekat dalam wawancara, memastikan kelengkapan pemeriksaan pra operasi,
mengkaji kebutuhan klien dalam rangka perawatan post operasi.
Persiapan pre operasi yang perlu dilakukan oleh petugas untuk penderita antara lain :
1. Menerangkan kepada penderita dan keluarganya alasan dilakukan operasi dan
memberikan pengertian serta kekuatan mental kepada mereka dalam menghadapi
keadaan ini. Diterangkan pula bahwa operasi untuk operasi ini diperlukan izin /
persetujuan dari penderita dan keluarganya.
2. Melakukan pengosongan kandung kencing. Pada operasi perabdominan di pasang
kateter menetap.
3. Mengosongkan isi rectum. Pada placenta previa tidak dianjurkan karena dapat
menyebabkan perdarahan.
4. Tentukan daerah yang akan dicukur, sebaiknya pencukuran dilakukan langsung
sebelum pembedahan.
5. Mencukur rambut pubis daerah genetalia eksterna dan rambut daerah dinding perut
pada operasi perabdominam.
6. Jangan lupa bahwa penderita akan NPO sekitar 8 jam sebelum pembedahan.
Pemberian obat obatan selama itu harus diberikan secara IV atau IM. Antibiotika
harus diberikan sebelum pembedahan bilamana itu digunakan sebagai profilaksis
melawan peradangan.
7. Darah harus diambil untuk test pada pagi hari sebelum pembedahan pada beberapa
penderita, misalya glukosa darah pada penderita diabetes.
8. Darah harus dicocokan dengan penderita bilamana akan dilakukan transfuse.
Komponen darah(misal trombosit) harus disiapkan terlebih dahulu.
9. Penderita tidak boleh makan makanan padat selama 12 jam dan minum cairan selama
8 jam sebelum pembedahan.
10. Pemberian cairan intravena sebelum pembedahan tidak diperlukan pada berbagai
kasus, tetapi pada penderita lanjut usia atau pada penderita yang lemah.

Beberapa penyuluhan atau instruksi pre operasi yang dapat meningkatkan


adaptasi klien pasca operasi di antaranya :
1. Latihan nafas panjang
Sesudah operasi, pasien ada kemungkinan susah untuk bernafas daripada biasanya,
oleh karena sakit dan perlu istirahat / ketenangan. Dahak susah dikeluarkan, karena
dipengaruhi oleh efek anastesi. Oleh karena itu pasien yang sudah dioperasi
menjadi radang paru-paru.Sehingga perlu latihan nafas panjang.
Cara berlatih :
a. Menarik nafas dalam
b. Keluarkan nafas pelan pelan
Gerakan ini dilakukan sebanyak banyaknya minimum 5 kali dalam sekali
latihan, sekali latihan minimum 3 kali (pagi, siang, sore).
2. Latihan mengeluarkan dahak
Setelah terlatih menarik nafas dalam, kemudian latihab batuk dan berdahak, Karena
dahak yang menempel di saluran nafas itu menyebabkan radang paru-paru/ susah
nafas. Sesudah operasi, biasanya pasien takut batuk dan mengeluarkan dahak
sambil menekan luka operasi.
3. Gizi yang cukup
Sebelum operasi harus mendapatkan gizi yang cukup, agar sesudah operasi luka
cepat sembuh dan tenaga cepat kembali.
4. Kumur kumur dan menggosok gigi(Menjaga kebersihan mulut dan gigi)
Saat sudah operasi, di dalam mulut mudah menjadi kotor. Itu menyebabkan
sariawan, limfadenitis, radang paru-paru. Oleh karena itu, pasien dilatih dan dijaga
kebersihan mulut dan giginya. Sejak sebelum operasi.
5. Latihan mengeluarkan otot
Tindakan operasi akan menghabiskan banyak tenaga. Oleh karena itu, sebelum
operasi perlu dilakukan latihan untuk mempertahankan/mengembalikan/
memulihkan tenaga. Sehari 3-4 kali latihan minimum 10 kali gerakan dengan cara
lengan dan kaki diluruskan dan kemudian ditekuk.

H. Implementasi pre operasi laparascopi


a. Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi dan intensitas
b. Berikan pengalihan seperti reposisi dan aktivitas menyenangkan seperti
mendengarkan musik atau berkomunikasi
c. Menganjurkan tehnik penanganan stress (tehnik relaksasi, visualisasi,
bimbingan), gembira, dan berikan sentuhan therapeutic
d. Menganjurkan pasien berdoa

I. Proses laparaskopi

Pembedahan yang selalu digelar teropong ini dilakukan dengan membuat


belahan kecil (0.5 cm) di abdomen.Tiga belahan atau incision dibuat dan pembedahan
utama (major) boleh dilaksanakan melalui lubang-lubang ini.Belahan pertama dilakukan
di pusat.Teropong atau laparoskop dimasukkan ke dalam abdomen dan kamera video
diletakkan pada penghujung luar teropong ini.
Gambaran dalam abdomen dilihat pada television dalam dewan pembedahan dan segala
organ dapat dilihat dengan jelas kerana diperbesarkan (magnified).
Selepas teropong dimasukkan melalui pusat, dua belahan kecil lagi dibuat
dibahagian bawah abdomen. Segala peralatan pembedahan dan jahitan akan dibuat
melalui lubang yang dibentuk di abdomen ini.
Pembedahan teropong ini membenarkan pembedahan yang sungguh jitu yang
tidak dapat ditandingi oleh pembedahan biasa.Kejituan pembedahan jenis ini lebih ketara
semasa pembedahan untuk penyakit endometriosis, ketumbuhan, sista dan
kanser. Sebagai perbandingan, laparotomi atau pembedahan biasa mengakibatkan
belahan sepanjang lima hingga sebelas inci panjang. Belahan yang beasr ini mungkin
menegak atau melintang dan diperlukan untuk menampung peralatan bedah yang biasa
(lihat perbandingan antara Gambar-gambar D dan E).Pembedahan sejenis ini
mengakibatkan penyembuhan dan penjagaan di hospital yang lebih lama, perasaan sakit
serta kemungkinan komplikasi jangkamasa panjang.

Kelebihan pembedahan laparoskopi berbanding dengan laparotomi jelas dilihat.


Kebanyakan pesakit dibenarkan balik rumah pada hari yang sama selepas pembedahan.
Pesakit selalunya sembuh dalam masa beberapa hari dan dapat berfungsi saperti biasa
dalam masa seminggu.Kesakitan yang dialami pun sedikit dan pesakit lebih selesa
selepas pembedahan.

Walaupun pembedahan laparoskopi mempunyai banyak kelebihan berbanding


dengan pembedahan tradisional, ia kurang diamalkan kerana susah dilakukan dan
memerlukan kepakaran dan pengalaman untuk mencapai tahap yang sewajarnya.
Tambahan pada itu, peralatan yang digunakan adalah mahal dan tidak didapati di
kebanyakan hospital.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Perkembangan yang pesat di bidang teknologi kesehatan khususnya ilmu bedah


telah mendatangkan manfaat dan keuntungan yang besar bagi kehidupan
manusia.Ditemukannya teknik bedah Laparoskopi atau bedah minimal invasive.misalnya,
kini telah mulai menggantikan teknik-teknik konvensional, kecuali pada kasus-kasus
tertentu.Laparoskopi adalah prosedur untuk melihat rongga perut melalui sebuah teleskop
yang dimasukkan melalui dinding perut.Prosedur pembedahan pada laparoskopi
menggunakan alat-alat yang juga dimasukkan melalui dinding perut.Melalui teleskop,
prosedur pembedahan lebih jelas terlihat karena bisa dilakukan pemaparan yang lebih
baik pada rongga panggul dan efek pembesaran dari teleskop.

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

1. Morgan GE, Mikhail MS, J.Murray M., Clinical Anesthesiology 4th edition. McGraw
Hill. New York. 2006.
2. Cole, D.J., Schlunt, M., Adult Perioperative Anesthesia: The Requisites in
Anesthesiology. Mosby. 2004
3. Anonynim, Laparoskopi Cikal Bakal Bedah Masa Depan available:
http://www.kompas.com/LaparoskopiCikalBakalBedahMasaDepan.asp (Accessed: 2008,
January 22)
4. Major Classification of Anesthetic Agents. ( 2007, april 15 last update). Available:
http://images.google.com.hk/blockspinal (accessed : 2008, january 15).
5. Errawan, Laparoscopyc surgery available: http://www.mediaonline.com/Laparoscopyc
surgery.asp (Accessed: 2008, January 22)

Anda mungkin juga menyukai