PENDAHULUAN
A. Sejarah Laparoskopi
Sulit menyebutkan siapa penemu alat laparoskopi pertama kali.Pada tahun 1902,
Georg Keling, di Dresden, Saxony melakukan tindakan laparoskopi pertama pada
anjing.Tahun 1910, Hans Christian Jacobaeus di Swedia melaporkan operasi laparoskopi
dilakukan pertama kalinya terhadap manusia. Dengan ditemukannya chip komputer pada
kamera TV, innovasi laparoskop lebih berkembang lagi. Dengan adanya alat ini, dapat
dilakukan pembesaran lapangan operasi yang terlihat di monitor.
B. keuntungan
Laparoskopi, yang merupakan revolusi besar di bidang ilmu bedah, kini banyak
dipilih karena prosedurnya yang mudah serta waktu operasi yang relatif singkat dan lama
pemulihan pasca operasi yang lebih singkat ketimbang konvensional. Ukuran lubang
yang diperlukan untuk operasi hanya kurang lebih 0,5-1,5 cm, jauh lebih kecil
dibandingkan ukuran lubang untuk operasi konvensional. Karena alasan inilah maka
operasi laparoskopi disebut juga bandaid surgery atau keyhole surgery.Operasi ini disebut
juga minimal invasive, karena bagian tubuh dibuka dengan sedikit sayatan saja.Alhasil,
kerusakan pada jaringan tubuh dan jumlah perdarahan pun dapat diminimalisir, pasien
pun dapat pulih dengan lebih cepat.Di samping itu, nyeri pasca operasi, komplikasi
terhadap peristaltik usus dan luka operasi (infeksi luka operasi atau terbukanya luka
operasi) juga lebih rendah. Khusus mengenai pemulihan peristaltik usus, laparoskopi
memungkinkan hal ini lebih cepat terjadi mengingat organ (usus) tidak perlu dikeluarkan
dari perut atau pun dipegang dokter. Peristaltik usus lebih akrab ditandai dengan buang
angin pasca operasi, dan ini merupakan salah satu tanda telah pulihnya fungsi alat
pencernaan.Bila bising ususnya sudah positif, pasien boleh langsung minum.Oleh karena
itu, rata-rata setelah dua hari pasca operasi laparoskopi, pasien boleh pulang.
Perlengketan pasca operasi yang dapat menyebabkan nyeri berulang setelah
operasi, sumbatan usus, dan infertilitas juga lebih jarang terjadi.Pasien yang sudah
menjalani operasi besar apapun, kemungkinan mengalami pelengketan 20 hingga 40
persen. Hanya nanti manifesnya akan sangat tergantung kepada individu. Secara
kosmetik / estetik, laparoskopi lebih unggul dibandingkan laparotomi.Bekas luka operasi
relatif tidak terlihat karena kecilnya luka irisan yang dilakukan.Kemungkinan terjadinya
keloid pada bekas operasi juga minimal.Transmisi mikroba amat minimal karena tidak
ada kontak langsung antara organ tubuh pasien dan tangan operator.Akibatnya,
kemungkinan infeksi pasca operasi dapat diminimalisir.
C. Kerugian
Biaya yang dibutuhkan untuk operasi ini relatif lebih mahal karena operasi ini
memerlukan peralatan-peralatan yang canggih seperti sistim kamera, sistim lampu
dsb.Selain itu operasi laparoskopi ini relatif lebih lama dibandingkan laparotomi tetapi
jika dilakukan oleh seorang operator laparoskopi yang terlatih dan terampil maka lama
operasi tidak berbeda jauh dengan laparotomi.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Laparoskopi adalah sebuah teknik melihat ke dalam perut tanpa melakukan
pembedahan besar, walaupun awalnya adalah adalah prosedur ginekologi, laparoskopi
semakin sering digunakan dalam pembedahan cabang lain. Menurut sumber lain
Laparoskopi adalah teknik bedah invasif minimal yang menggunakan alat-alat
berdiameter kecil untuk menggantikan tangan dokter bedah melakukan prosedur bedah di
dalam rongga perut.Kamera mini ini digunakan terlebih dahulu, kemudian dimasukkan
gas untuk membuat jarak pemisah antara rongga sehingga dapat terlihat dengan jelas
gambar yang akan terlihat.Dokter bedah melakukan pembedahan dengan melihat layar
monitor dan mengoperasikan alat-alat tersebut dengan kedua tangannya.
1. Laparoskopi histerektomi
Jenis Histerektomi yang dilakukan oleh tabung optik standar ramping yang juga
dikenal sebagai laparoscopes disebut histerektomi laparoskopi. Jenis pengobatan
histerektomi terdiri dari sedikit waktu untuk pemulihan dan durasi dari Operasi daripada
jenis lain dari operasi yang dilakukan. Hal ini juga umumnya disukai oleh sebagian besar
perempuan sebagai jenis pengobatan karena tidak berakhir memberi Anda banyak bekas
luka seperti metode operasi lain.
Melalui mana prosedur laparoskopi histerektomi dilakukan?
Dasar dari histerektomi laparoskopi mulai dengan sebuah celah kecil di bawah
pusar ditarik wanita.Dalam irisan ini, alat laparoskopi dikirim masuk Para dokter yang
melakukan operasi kemudian melihat melalui daerah Panggul wanita itu dan
memeriksanya dengan penuh perhatian dengan instrumen. Selama pemeriksaan ini dokter
membuat keputusan di mana untuk melakukan pemotongan lebih tepatnya dengan
instrumen ramping. Menggunakan histerektomi laparoskopi sebagai panduan operasi,
bedah menghapus ini rahim dari bagian dalam tubuh wanita.rahim kemudian dibedah
menjadi dua bagian.Bagian-bagian yang membedah mengukur ukuran yang sesuai untuk
menghapus mereka dari perut, itu karena fakta bahwa sangat sedikit jahitan yang
diperlukan dalam rangka untuk menutup sayatan dibuat dalam operasi ini.
2. Laparoskopi Miomektomi
Jika miom tersebut bertangkai maka tangkai tersebut dengan mudah dapat di
insisi.Untuk jenis intramural, resiko perdarahan sangat besar, kadang diperlukan injeksi
vasopressin untuk mempertahankan hemostasis.Jejak bekas miomektomi harus dijahit, ini
sesuatu yang mutlak. Cara pengeluaran massa miom, apabila tersedia alat morselator
maka dengan mudah miom dapat dikeluarkan.
Saat ini laparoskopi tidak terbukti lebih baik dari laparotomi untuk pengobatan
menoragia atau infertilitas.Sebagai tambahan, ada kekhawatiran untuk resiko uterus
rupture selama kehamilan lebih besar pada miomektomi dengan laparoskopi daripada
laparotomi. Namun, pada tabel dibawah ini terlihat bahwa miomektomi perlaparoskopi
relative lebih menguntungkan daripada miomektomi perlaparotomi
G. Peran Perawat
Keperawatan pre operasi dimulai ketika keputusan tindakan pembedahan
di ambil, dan berakhir ketika klien di pindahkan ke kamar operasi. Dalam fase pre
operasi ini dilakukan pengkajian pre operasi awal, merencanakan penyuluhan dengan
metode yang sesuai dengan kebutuhan pasien, melibatkan keluarga atau orang
terdekat dalam wawancara, memastikan kelengkapan pemeriksaan pra operasi,
mengkaji kebutuhan klien dalam rangka perawatan post operasi.
Persiapan pre operasi yang perlu dilakukan oleh petugas untuk penderita antara lain :
1. Menerangkan kepada penderita dan keluarganya alasan dilakukan operasi dan
memberikan pengertian serta kekuatan mental kepada mereka dalam menghadapi
keadaan ini. Diterangkan pula bahwa operasi untuk operasi ini diperlukan izin /
persetujuan dari penderita dan keluarganya.
2. Melakukan pengosongan kandung kencing. Pada operasi perabdominan di pasang
kateter menetap.
3. Mengosongkan isi rectum. Pada placenta previa tidak dianjurkan karena dapat
menyebabkan perdarahan.
4. Tentukan daerah yang akan dicukur, sebaiknya pencukuran dilakukan langsung
sebelum pembedahan.
5. Mencukur rambut pubis daerah genetalia eksterna dan rambut daerah dinding perut
pada operasi perabdominam.
6. Jangan lupa bahwa penderita akan NPO sekitar 8 jam sebelum pembedahan.
Pemberian obat obatan selama itu harus diberikan secara IV atau IM. Antibiotika
harus diberikan sebelum pembedahan bilamana itu digunakan sebagai profilaksis
melawan peradangan.
7. Darah harus diambil untuk test pada pagi hari sebelum pembedahan pada beberapa
penderita, misalya glukosa darah pada penderita diabetes.
8. Darah harus dicocokan dengan penderita bilamana akan dilakukan transfuse.
Komponen darah(misal trombosit) harus disiapkan terlebih dahulu.
9. Penderita tidak boleh makan makanan padat selama 12 jam dan minum cairan selama
8 jam sebelum pembedahan.
10. Pemberian cairan intravena sebelum pembedahan tidak diperlukan pada berbagai
kasus, tetapi pada penderita lanjut usia atau pada penderita yang lemah.
I. Proses laparaskopi
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
1. Morgan GE, Mikhail MS, J.Murray M., Clinical Anesthesiology 4th edition. McGraw
Hill. New York. 2006.
2. Cole, D.J., Schlunt, M., Adult Perioperative Anesthesia: The Requisites in
Anesthesiology. Mosby. 2004
3. Anonynim, Laparoskopi Cikal Bakal Bedah Masa Depan available:
http://www.kompas.com/LaparoskopiCikalBakalBedahMasaDepan.asp (Accessed: 2008,
January 22)
4. Major Classification of Anesthetic Agents. ( 2007, april 15 last update). Available:
http://images.google.com.hk/blockspinal (accessed : 2008, january 15).
5. Errawan, Laparoscopyc surgery available: http://www.mediaonline.com/Laparoscopyc
surgery.asp (Accessed: 2008, January 22)