Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPENATAAN ANESTESI PADA An. A

DENGAN KASUS TONSILITIS KRONIS

TEKNIK ANESTESI GENERAL DENGAN INTUBASI NASSAL

DI RSUD KARDINAH

KOTA TEGAL

Disusun Oleh:

Nama : Fitrianingsih

NIM : 180106007

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(........................................) (.......................................)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS HARAPANBANGSA

2020
FORMAT PENGKAJIAN

Nama Mahasiswa : Fitrianingsih

NIM : 180106004

Tempat Praktik/Ruang : IBS RSUD R.A KARDINAH KOTA TEGAL

I. BIODATA PASIEN
A. Identitas Klien
Nama/Inisial : An. A
TTL / Usia : 07 Mei 2009 / 11 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Alamat : Sunyaragi, Kesambi, Kota Cirebon
Tanggal masuk RS : 18-11-2020 (jam 13.00 WIB)
Tanggal Pengkajian : 19-11-2020 ( jam 08.00 WIB)
Diagnosa medis awal : Tonsilitis Kronis
B. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Nn. M
Usia : 33 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam

II. KELUHAN UTAMA


Nyeri tenggorokan dan nyeri saat menelan

III. RIWAYATKESEHATAN
A. Riwayat Kesehatan Sekarang (Deskripsikan secaralengkap)
Pasien datang ke RSUD Kardinah bedah pada hari Rabu tanggal 18
November 2020 dan direncanakan operasi pada hari Kamis 19 November
2020 jam 11.00 WIB. Untuk mempersiapkan operasi pasien dirawat di
Ruang penyakit bedah bangsal Dewandaru RSUD Kardinah tanggal 19
November 2020 saat di ruang persiapan operasi, pasien menyatakan cemas
dan klien nampak tegang. Ibu pasien mengajukan beberapa pertanyaan
tentang bagaimana proses operasi yang akan dilakukan.
B. Riwayat Kesehatan Lalu
1. Riwayat penyakit yang pernah diderita
Tidak ada
2. Riwayat pembedahan
Belum pernah operasi sebelumnya
3. Riwayat pembiusan
Tidak ada
4. Riwayat Alergi
Tidak Ada
5. Riwayat Kecelakaan yang dialami
Tidak pernah
6. Riwayat Keracunan
Tidak Pernah
C. Riwayat Kesehatan Keluarga
1. Apakah keluarga memiliki penyakit yang sama :
Tidak ada
2. Penyakit yang diturunkan
Tidak Ada
3. Jenis penyakit yang diturunkan (jika ada) :
Tidak ada
4. Genogram : (3 generasi)
IV. PEMERIKSAANFISIK
A. Keadaan umum : Pasien tampak sakit sedang
B. Tingkat Kesadaran : Compos mentis
C. Pengukuran GCS : E 4, M 6, V 5
D. Antropometri
BB : 27 Kg
TB : 135 cm
E. Pengkajian Tanda Vital:
Tekanan darah: 122/80 mmHg
Suhu : 36 C
Nadi : 90 x/mnt
Respirasi : 22 x/mnt
F. Struktur Fisik
1. Kepala
Bentuk : normal
Warna rambut : hitam
Distribusi rambut : merata
Tekstur rambut : halus
Kebersihan kulit kepala : bersih
2. Mata
Kesimetrisan : simetris
Ketajaman penglihatan : normal
Pergerakan bola mata : normal
Reflek kornea :+
Reflek pupil :+
Bentuk pupil : anisokor
Sklera : anikterik
Konjungtiva : an anemis
3. Hidung
Bentuk : simetris
Patensi nasal : kanan + kiri +
Rabas/sekret nasal : tidak ada
Cuping hidung : tidak ada
Reflek bersin : ada
4. Mulut
Bibir : lembab
Warna bibir : merah
bibir : normal
Karies gigi : tidak ada
Pergerakan lidah : normal
Kebersihan lidah : bersih
Tes pengecapan : normal
Kondisi gusi : merah
Reflek menelan : kuat
Mulut berbau : tidak
Mallampati score :I
Pemeriksaan tonsil : T3
5. Telinga
Posisi telinga : simetris
Kebersihan lubang telinga : bersih
Rabas/sekret telinga : tidakada
Fungsi pendengaran : normal
6. Leher
Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada
Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada
Peningkatan tekanan vena jugularis : tidak ada
Pergerakan leher : normal
Massa/ lesi : tidak ada
Letak trakhea : : ditengah
Kaku kuduk : negatif
Kernig sign : negatif refleks
Refleks brudzinski : negatif
7. Toraks, jantung danparu
a. Inspeksi
1) Paru
Bentuk dada : normal
Pengembangan dada : simetris
Retraksi intercostal : tidak ada
Pola napas : regular
Massa/ lesi : tidak ada
2) Jantung
Pembesaran jantung : tidak ada
Sianosis : tidak ada
Ictus cordis: tidak terlihat
b. Perkusi
Perkusi paru : sonor
Perkusi jantung : sonor
c. Palpasi
Palpasi paru : vocal vremitus teraba
Palpasi jantung : apex tidak teraba
d. Auskultasi
1) Paru:
Suara napas : vesikuler
Suara napas tambahan : tidak ada
2) Jantung:
Bunyi jantung : BJ1 terdengar BJ2 terdengar
Irama jantung : regular
8. Payudara dan aksila
Posisi payudara : simetris
Pembesaran payudara : tidak ada
Pembesaran kelenjar limfe di aksila : tidak ada
9. Abdomen
a. Inspeksi
Bentuk : datar
Massa/lesi : tidak ada
Bising usus : normal, 7 kali permenit ( N = 5 – 35 x/menit,
Borborygmi ( + )
b. Perkusi abdomen : Hipertympani (+)
c. Palpasi abdomen :
Pembesaran hepar : ada
Pembesaran lien/limpa : tidak ada
Ginjal : tidak teraba
Nyeri tekan: tidak ada
10. Genitalia dan anus
Genitalia wanita
Kebersihan : bersih
Edema : tidak ada
Rabas/sekret : tidak ada
Labia mayora dan minora : bersih
Lubang anus : intak
11. Ekstremitas
a. Ekstremitas atas:
1) Pergerakan tangan kanan/kiri : normal
2) Kekuatan otot tangan kanan/kiri : normal
3) Koordinasi gerak : normal
4) Refleks bisep tangan kanan/kiri : normal
5) trisep tangan kanan/kiri : normal
6) Capilarry refill time : normal
7) Refleks lesgue: normal
b. Ekstremitas bawah :
1) Gaya berjalan : normal
2) Kekuatan otot kaki kanan/kiri : normal
3) Refleks babinsky kaki kanan/kiri : tidak ada
4) Edema : tidak ada
5) Capilary refill time : normal
12. Refleks Lasegue : normal
13. Kulit
Warna : cokelat sawo matang
Tekstur : halus
Turgor kulit : kurang dari 2 detik

V. PENGKAJIAN SARAF KRANIAL I-XII


Tidak didapatkan kelainan akibat kerusakan/abnormal saraf.
VI. TEST DIAGNOSTIK
A. Hasil laboratorium (disertai dengan nilai normal dan satuan nilai)

JENIS PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI


RUJUKAN

HEMATOLOGI HB 13,6 g/dl 10,8 – 15,6

Leukosit 4,0 10*3/ul 4,5 – 13,5

HT 38 % 35 - 45

Trombosit 220 10*3/ul 150 -521

Eritrosit 4,69 10*6/ul 3,8-5,8

Netrofil % 38,9 % 50 -70

Limfosit% 44,5 % 25 – 40

Monosit % 11,3 % 2-8

Eosinofil 5 % 2-4

Basofil 0,5 % 0-1

Netrofil 1,56 10*3/ul 2,25 -9,45

CT 2,30 Menit 1–3


(perdarahan)

BT 5,30 Menit 2–6


(pembekuan)

SERO
IMUNOLOGI

Anti SARS- IgG NR - NR


COV

IgM NR - NR
HIV NR - NR

HbsAg Negatif - Negatif

B. Hasil Rontgen, CT Scan, MRI, USG, EEG, EKG dll


1) Foto thorax : cor dan pulmo normal
VII. TERAPI SAAT INI (Tuliskan secara rinci meliputi jenis terapi, dosis,
indikasi, kontra indikasi)
Pre anestesi – Intra anestesi
a) Ringer laktat 20 tpm
 Indikasi : resusitasi / balance cairan
 Kontra indikasi : Hipernatremia, kelainan ginjal, kerusakan sel hati,
asidosis laktat.
a) Propofol iv
 Dosis : 1-2,5 mg/kg BB
BB 27 kg : 67,5 mg
 Indikasi : obat induksi
 Kontra indikasi : Hipersensitivitas propofol
b) Fentanyl iv
 Dosis :1-2 mcg/ kg BB
BB 27 kg : 54 mcg
 Indikasi : analgetik
 Kontra indikasi : Kontraindikasi dan peringatan terhadap pemberian
opioid terutama pada pasien yang tidak toleran terhadap opioid serta
pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap fentanil. Peringatan
untuk pemberian fentanil diperhatikan karena dapat menyebabkan
adiksi, dan penyalahgunaan dari obat tersebut.
c) Sevofluran 2% volume
 Indikasi: analgetik inhalasi
 Kontra indikasi: pasien dengan lesi katup aorta stenotik mentolerir
dengan buruk perubahan tekanan darah dan tekanan vaskuler
sistemik.
c) N20 (nitrous oxide)
 Indikasi: Untuk keperluan anestesi umum, nitrous oxide inhalasi dengan
konsentrasi 40-70% dapat dikombinasikan dengan oksigen dan
diadministrasikan melalui face mask atau endotracheal tube yang terpasang
melalui intubasi. 
 Kontra indikasi: Penggunaan nitrous oxide dikontraindikasikan pada pasien
yang pernah menjalani operasi mata dengan gas intraokular, pasien
pneumothorax, pasien obstruksi usus, dan pasien yang pernah menjalani
operasi telinga tengah
d) Ketorolac 3 x 60 mg iv (2 ampul)
 Indikasi : Terapi jangka pendek untuk demam dan nyeri derajat ringan
sedang.
 Kontra indikasi :hipersensitifitas terhadap ketorolac, gangguan
gastrointestinal
d) Paracetamol iv
 Insikasi : Terapi jangka pendek untuk demam dan nyeri derajat
ringan-sedang.
 Dosis :3 x 1 gr
 Kontra indikasi : Hipersensitif dan gangguan hati berat
Post anestesi
a) Amoxsan syr 3x1 cth P.O
 Indikasi : anntibiotik spektrum sedang yang aktif terhadap bakteri
gram negatif, untuk mengobati infeksi pada saluran pernafasan atas
seperti tonsilitis,faringitus
 Kontra indikasi : hioersensitif terhadap penisillin
b) Sanmol syr 3x 1 cth P.O
 Indikasi: sebagai antipiretik dan analgetik
 Kontra indikasi: penderita gangguan fungsi hati yang berat
Hipersensitivitas terhadap paracetamol
VIII. KLASIFIKASI STATUS FISIK ASA
Status fisik :
ASA 1 :pasien tidak ada penyakit penyerta selain yang akan di operasi

Kota Tegal, 19 November 2020

Pengkaji,

(Fitrianingsih)
A. ANALISA DATA KEPENATAAN ANESTESI PRE OPERASI

No Symptom Etiologi
1 DS : Nyeri akut

P : Pasien mengatakan nyeri saat


menelan
Q : Pasien mengatakan nyeri seperti
ditekan
R : Pasien mengatakan nyeri pada
tenggorokan
S : Pasien mengatakan skala nyeri : 4
T : Pasien mengatakan terus menerus

DO :pasien tampak meringis


kesakitan, dan berkeringat menahan
sakit

TTV
S : 36
N :90 x/menit
TD :128/80 mmHg
RR :22x/menit
2 DS :pasien dan keluarga pasien Ansietas
mengatakan takut akan dilakukanya
operasi,pasien mengatakan waktu
operasi,dan prosedur operasi

DO :pasien tampak tegang,cemas,dan


bingung

3 DS :pasien dan ibu pasien mengatakan Kurang pengetahuan


kapan dilakukan operasi dan
bagaimana prosedurnya

DO:pasien tampak bingung,tegang


B. RENCANA ASUHAN KEPENATAAN ANESTESI PRE OPERASI

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

1 Nyeri akut Setelah dilakukan a. Gunakan a. komunikasi


tindakan strategi terapetik dapat
keperawatan komunikasi menenangkan
selama 20 menit terapetik klien
klien dapat
mengontrol nyeri b. Gunakan b. memfokuska
dengan kriteria teknik n perhatian
hasil : distraksi klien
membantu
a. Klien c. ciptakan menurunkan
mengatakan suasana tegangan otot
nyeri berkurang lingkungan
yang tenang c. lingkungan
b.Wajah klien tenang dapat
tenang tidak d. kolaborasi mengurangi
nampak dengan factor-faktor
menahan sakit dokter stress selama
untuk nyeri
pemberian
analgetik d. analgetik
dapat
mengurangi
rasa nyeri
yang
dirasakan
klien

2 Ansietas Setelah dilakukan a. jelaskan a. kecemasan


tindakan prosedur, klien akan
keperawatan termasuk berkurang
selama 10 - 155 sensasi dengan
menit kecemasan seperti informasi
klien berkurang keadaan yang
dengan kriteria selama diberikan
hasil prosedur. perawat

a. Paien tampak b. Temani b. dengan


tenang klien untuk ditemani
meningkatk perawat
b. Pasien an kecemasan
mengatakan rasa keamanan klien akan
takutnya dan sedikit
berkurang menurunka berkurang
n
c. Pasien kecemasan c. membuat
mengatakan siap perasaan
untuk dilakukan c. Dorong terbuka dan
operasi klien untuk bekerja sama
mengungka dalam
pkan secara memberikan
verbal informasi
tentang yang akan
perasaan, membantu
persepsi identifikasi
dan masalah
ketakutan
d. suasana yang
d.jagaketenang tenang dapat
an mengurangi
stimulus
e. Kolaborasi pembuat
dengan cemas
dokter
SP,An e. tujuan dapat
untuk mengurangi
pemberian kecemasan
premedikas pasien
i

3 Kurang Setelah dilakukan a. Identifikasi a. Pengetahuan


pengetahuan tindakan factor dasar yang
perawatan selama internal dan memadai
10 menit eksternal dapat
pengetahuan klien yang dapat meningkatk
bertambah dengan meningkatk an
kriteria hasil: an motivasi kerjasama
orang tua pasien
a. Pasien dan dan mengenai
keluarga keluarga.Jel program
mengatakan askan pengobatan
pemahaan pengertian, dan
tentang tanda mendapatka
penyakit gejala, n
,kondisi, komplikasi, penyembuha
prognosis dan rencana n yang
program tindakan optimal
pengobatan
yang akan b. Pengetahuan
b. Pasien dan
dilakukan. mengenai
keluarga
lokasi
mampu b. Jelaskan operasi
melaksanakan mengenai dapat
prosedur yang jadwal, dan mningkatka
telah lokasi n tindakan
dijelaskan operasi kooperatif
c. Pasien tampak klien
c. Jelaskan
siap menjalani
durasi c. Durasi
operasi
tindakan tindakan
operasi operasi
d. Gambarkan dapat
tindakan menenangka
preoperasi n klien
rutin d. Gambaran
(anestesi, tidakan
diet, test preoperatife
laboratoriu dapat
m, IV meningkatk
terapi, an kesipan
ruang klien dalam
tunggu melaksanak
keluarga). an operasi

C. IMPLEMENTASI ASUHAN KEPENATAAN ANESTESI PRE OPERASI

Hari/tgl/jam No. Dx Tindakan Respon


19/11/’20 1 a. Gunakan strategi a. Pasien tampak
09.40 komunikasi terapetik lebih tenang
b. Gunakan teknik distraksi b. Pasien tidak
dengan nafas dalam tampak meringis
c. ciptakan suasana menahan sakit
lingkungan yang tenang c. Pasien merasa
nyaman
19/11/’20 2 a. Mengkaji tingkat a. Paisen tidak tahu
09.45 pengetahuan klien seputar tentang tindakan
tindakan yang akan dijalani pengobatan yang akan
untuk mengatasi penyakit dijalani
yang diderita b. Paisen dapat mengerti
b. Menjelaskan pengertian, dengan baik
tanda gejala, komplikasi, c. Paisen dapat mengerti
rencana tindakan yang akan dengan baik
dilakukan dengan bahsa yang d. Paisen dapat mengerti
mudah dipahami dengan baik
c. Menjelaskan mengenai
jadwal operasi
jelaskan prosedur, termasuk
sensasi seperti keadaan
selama prosedur.
d. Menjelaskan durasi tindakan
operasi

19–11–2020 3 a. Identifikasi factor internal


a. Pasien dan
09.45 dan eksternal yang dapat
keluarga
meningkatkan motivasi
mengatakan
orang tua dan
pemahaan tentang
keluarga.Jelaskan
penyakit ,kondisi,
pengertian, tanda gejala,
prognosis dan
komplikasi, rencana
program
tindakan yang akan
pengobatan
dilakukan.
b. Jelaskan mengenai b. Pasien dan
jadwal, dan lokasi operasi keluarga mampu
c. Gambarkan tindakan melaksanakan
preoperasi rutin (anestesi, prosedur yang
diet, test laboratorium, IV
terapi, ruang tunggu telah dijelaskan
keluarga). c. Pasien tampak
siap menjalani
operasi

D. EVALUASI ASUHAN KEPENATAAN ANESTESI PRE OPERASI

No Masalah Kesehatan Anestesi Evaluasi


1. Nyeri akut S:
P : Pasien mengatakan nyeri tenggorokan
dan nyeri saat menelan
Q : Pasien mengatakan nyeri seperti
tertusuk-tusuk
R : Pasien mengatakan nyeri dibagian
tenggorokan
S : Pasien mengatakan skala nyeri : 4
T : Pasien mengatakan terus menerus

O:
pasien tampak meringis kesakitan, dan
berkeringat menahan sakit

A : nyeri akut
P : Lanjutkan intervensi
-Ajarkan pasien untuk nafas dalam
-kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian analgetik

2. Ansietas S: klien mengatkan takut dan cemas


O : wajah klien tegang, klien tampak
membaca doa
A : cemas teratasi
P : hentikan intervensi

3 Kurang pengetahuan S : pasien menanyakan prosedur operasi


O : pasien sudah mengetahui prosedur
operasi yang sudah dijelaskan
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi

E. PEMANTAUAN SELAMA OPERASI

1) ANESTESI UMUM

Induksi : sempurna

Tenik : semi open

Pengaturan nafas : spontan

Ventilator : volume tidal : 270 ml, RR : 22 x/menit

VT : 8-10 /kg BB

8 x 27 = 270

Anestesi, jam :11.35 WIB

Operasi, jam :11.40 WIB


Tindakan anestesi tambahan :-

2) KEADAAN SELAMA OPERASI

Posisi pasien : Supine

Airway : ETT nassal

Lama anestesi : 35 menit

Lama operasi : 20 menit

3) CAIRAN
a. Maintenance : 54 ml
b. Pengganti puasa : 432 ml
c. Operasi sedang : 6 ml

Pemberian I : 246 ml

Pemberian II : 123 ml

Pemberian III : 123 ml


No Symptom Etiologi
1. DS:- Resiko aspirasi
DO:
Pasien dibius dengan
anestesi general, pasien
tidak sadar dan terpasang
ETT nasal

F. ANALISA DATA INTRA OPERASI


G. DIAGNOSA KEPENATAAN ANESTESI INTRA OPERASI
1. Resiko aspirasi

H. RENCANA ASUHAN KEPENATAAN ANESTESI INTRA OPERASI

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


.
1. Resiko Setelah dilakukan a) Monitor status a) Memantau
aspirasi tindakan asuhan paru dan kepatenan jalan
selama 1jam pemeliharaan nafas
pasien ridak jalan nafas b) Mengeluarkan
aspirasi dengan b) Bersihkan secret adanya
kriteria hasil: jalan nafas secret
a) Bunyi paru dengan c) Pemberian obat
bersih suction jika untuk mengurangi
b) Jalan nafas diperlukan saliva
paten tidak c) Kolaborasi
ada suara dengan dokter
nafas anestesi
abnormal

I. IMPLEMENTASI ASUHAN KEPENATAAN ANESTESI INTRA OPERASI

Hari/tgl/jam No. Dx Tindakan Respon


19/11/2020 1 a. Monitor status paru dan a. Suara paru vesikuler
11.40-12.00 pemeliharaan jalan nafas tidak terdapat suara
b. Bersihkan jalan nafas dengan abnormal
suction jika diperlukan b. Tidak terdapat secret
yang berlebih

J. EVALUASI ASUHAN KEPENATAAN ANESTESI INTRA OPERASI

No Masalah Kesehatan Anestesi Evaluasi


1. Resiko Aspirasi S:-
O: TD : 120/70 mmHg, N : 90X/mnt,
RR : 20 X/mnt, S : 36,5 C
Tidak terjadi aspirasi
A:-
P : Intervensi kepenataan anestesi
dipertahankan

K. PASKA ANESTESI
1) KEADAAN PASKA ANESTESI
Ruang pemulihan : RR
Kesadaran : Compos Mentis , GCS : E/M/V : 4/6/5
Tekanan darah : 120/70 mmHg Nadi : 90 x/menit
Respirasi : Spontan RR : 22 x/menit
SpO2 : 100%
Komplikasi :-
Tindakan :-

2) KEADAAN PASCA OPERASI DI RECOVERY ROOM


Maasuk RR jam : 12.05 WIB
Keadaan umum : compos metis
Nadi : 85 X/mnt
Tekanan darah : 130/90 mmHg
Suhu badan : 36,5 C
Pernafasan : Baik/ spontan
Steward score :>5 pasien diperbolehkan keluar dari RR
3) MONITORING DI RR

WAKTU
O2
R N T
44 220
40 200
36 180
32 160
28 180 140
24 160 120
20 140 100
16 120 80
12 100 60
80 40
60 20

STEWARD SCORE (ANESTESI UMUM PADA ANAK)


Tanda Kriteria Score Saat keluar
Bangun 2
Kesadaran Respon terhadap rangsang 1
Tidak ada respon 0
Batuk/menangis 2
Respirasi Pertahankan jalan nafas 1
Perlu bantuan nafas 0
Gerak bertujuan 2
Motorik Gerak tanpa tujuan 1
Tidak bergerak 0
TOTAL SCORE
Score ≥ 5 pasien diperbolehkan keluar dari RR

L. ANALISA DATA PASKA OPERASI

No. Symptom Etiologi


1. DS: - Ketidakefektifan
DO :terdapat suara nafas stridor bersihan jalan nafas
TTV :130/90
RR: 22 x/menit
Suhu :36.5 C
Nadi :90 x/menit
SPO2 :99 x /menit

2. DS: - Resiko jatuh


DO: Pasien belum sadar penuh
Terdapat gerakan tidak terarah

3.. DS : Nyeri akut

P : Pasien mengatakan nyeri saat


menelan
Q : Pasien mengatakan nyeri
seperti ditekan
R : Pasien mengatakan nyeri pada
tenggorokan
S : Pasien mengatakan skala nyeri :
2
T : Pasien mengatakan terus
menerus

DO :pasien tampak meringis


kesakitan, dan berkeringat menahan
sakit

TTV
S : 36
N :90 x/menit
TD :130/90 mmHg
RR :22x/menit

M. DIAGNOSA KEPENATAAN ANESTESI PASKA OPERASI

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas


2. Resiko jatuh
3. Nyeri akut
N. RENCANA ASUHAN KEPENATAAN ANESTESI PASKA OPERASI

No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


1. Ketidakefektifan bersihan Seelah a) Untuk
jalan nafas dilakukan a) Monitor dan mengetahui
tindakan awasi adanya
kepenataan dan keadaan perubahan
setelah pasien umum pasien TTV pasien
sadar dari efek dan pantau b) Untuk
anestesi umum respirasi dan memudahkan
a) Bersihan status jalan nafas
jalan nafas oksigenasi pasien
efektif pasien c) Untuk
b) Suara nafas b) Atur posisi membersihka
bersih pasien n secret
c) Tidak c) Suction jika
sianosis secret terlalu
banyak
2. Resiko jatuh Setelah a) Tingkatkan a) Untuk
dilakukan keamanan meminimalisi
tindakan pasien r resiko jatuh
keperawatan b) Cegah resiko b) Untuk
selama 1jam jatuh mengetahui
pasien aman c) Pantau efek anestesi
selama dan penggunaan terhadap
setelah obat anestesi pasien
pembiusan dan efek
dengan kriteria yang timbul
hasil :
a) Kemampuan
untuk
melakukan
gerakan
yang
bertujuan
b) Kemampua
n untuk
bergerak
atau
berkomunik
si
c) Pasien
aman tidak
jatuh
3. Nyeri akut Setelah Kaji tingkat membantu
dilakukan nyeri, durasi, menentukan
tindakan lokasi dan pilihan
keperawatan intensitas intervensi dan
selama 24 jam memberikan
nyeri klien b. Observasi dasar untuk
berkurang ketidaknyama perbandingan
dengan kriteria nan non dan evaluasi
a. pasien verbal terhadap
nampak c. Gunakan terapi
tenang strategi b. perilaku non
b. pasien komunikasi verbal
mengatakan terapetik menunjukkan
nyeri berkuran ketidaknyama
d. Gunakan nan klien
teknik terhadap nyeri
distraksi c. komunikasi
terapetik dapat
e. ciptakan menenangkan
suasana klien
lingkungan d. memfokuskan
yang tenang perhatian
klien
f. kolaborasi membantu
dengan menurunkan
dokter untuk tegangan otot
pemberian
e. lingkungan
analgetik
tenang dapat
mengurangi
factor-faktor
stress selama
nyeri
f. analgetik dapat
mengurangi rasa
nyeri yang
dirasakan klien

O. IMPLEMENTASI ASUHAN KEPENATAAN ANESTESI PASKA OPERASI

Hari/tgl/jam No. Dx Tindakan Respon


19/11/2020 1 a. Memantau TTV dan keadaan a. TTV dalam batas
12.05 umum pasien, auskultasi normal
suara nafas b. Jalan nafas efektif
b. Memantau respirasi respirasi c. Nafas spontan
dan oksigenasi d. Tidak sianosis
c. membuka jalan nafas dengan
mengatur posisi pasien TTV
TD :130/90 mmHg
N :90 x/ menit
RR: 22 x/menit
SPO2: 99%

19/11/2020 2 a. Meningkatkan keamanan a. Tidak terjadi resiko


12.10 pasien jatuh
b. Mencegah resiko jatuh b. Pasien sudah tidak
Dan memantau penggunaan terpengaruh anestesi
obat anestesi dan efek yang dan tidak terjadi resiko
timbu jatuh

19-11—2020 3 a. Mengobservasi a. pasien mengatakan


12.15 ketidaknyamanan non verbal nnyeri berkurang dari
b. Meningkatkan komunikasi skala 4 menjadi 2
terapetik b. pasien mengatakan
c. Edukasi teknik distraksi lebih nyaman dan
d. Menciptakan suasana tenang
lingkungan yang tenang
e. kolaborasi dengan dokter
untuk pemberian analgetik

P. EVALUASI ASUHAN KEPENATAAN ANESTESI PASKA OPERASI

No Masalah Kesehatan Anestesi Evaluasi


1. Ketidakefektifan bersihan jalan S:-
nafas O : Pasien tampak bernafas spontan dan
tidak terdengar suara obstruksi
A : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
P:pertahankan intervensi
2. Resiko jatuh S:-
O: pasien tampak tenang dan tidak terjadi
resiko jatuh
A: Resiko jstuh
P:pertahankan intervensi
3. Nyeri akut S:
P : pasien mengatakan nyeri saat menelan
berkurang
Q : pasien mengatakan nyeri seperti
ndongkol/ditekan
R: pasien mengatakan nyeri tenggorokan
S : pasien mengatakan skala nyeri 2
T: pasien mengatakan hilang timbul

O : Pasien tampak meringis menahan


rasa sakit pada bagian yang telah di
operasi

TTV:
TD:130/90 mmHg
N:89 x/menit
Saturasi O2 :99 %
S:36,9

A :Nyeri akut
P: lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai