PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
di Amerika terdapat sekitar 40.880 kasus baru dengan sekitar 7.100 kematian terjadi
usia pasca menopause, dimana 75% kasus terjadi pada wanita usia pasca menopause.
Indonesia, sebagian Karena penderita hidup lebih lama dan pelaporan lebih akurat.
Sekitar 32.000 kasus di perkirakan akan terjadi setiap tahunnya dengan 5900
uterus. Usia rata-rata adalah 61, dan kebanyakan pasien setidaknya berusia 55 tahun.
wanita pasca menopause, nulipara atau dengan paritas rendah, dan keadaan anovulasi.
kontrasepsi oral dan merokok, merupakan faktor yang bersifat protektif. Kanker
rate lima tahunnya mencapai 96%, dan menurun sampai ke 44% pada stadium lanjut.
dunia Barat, sebagian besar kasus ini, sekitar 77% terdiagnosis pada stadium dini.
Teknik skrining yang dapat digunakan adalah skrining non-invasif, seperti USG dan
teknik invasif seperti pemeriksaan D&C dan biopsi endometrium yang merupakan
sensitifitas yang baik dengan negatif palsu yang rendah dan sebagian besar
dari perawat untuk mencegah memburuknya kondisi kesehatan klien. Hal tersebut
dikarenakan klien yang mengalami Ca endometrium dalam kondisi gawat yang dapat
mengancam jiwa klien. Pada laporan kasus ini akan dibahas mengenai satu kasus
B. Tujuan Umum
C. Tujuan Khusus
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Kanker endometrium adalah kanker yang terjadi pada organ endometrium atau pada
dinding rahim. Endometrium adalah organ rahim yang berbentuk seperti buah pir sebagai
kanker rahim, tetapi ada sel-sel lain dalam rahim yang bisa menjadi kanker seperti otot
atau sel miometrium. kanker endometrium sering terdeteksi pada tahap awal karena
IIIA (G1,G2,G3) : Menginvasi ke lapisan serosa dan/atau adneksa dan /atau pemeriksaan
IIIC (G1, G2,G3) : Metastasis ke kelenjar getah bening pelvis dan/atau para-aorta
IVB : Metastasis jauh termasuk ke rongga abdomen dan/atau kelenjar getah bening
ingunal.
Keterangan : Kanker endometrium dibagi atas derajat (G) sesuai dengan derajat
diferensiasi histologik.
G1 = 5% atau kurang gambaran pertumbuhan padat;
C. Etiologi
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kanker endometrium, tetapi
beberapa penelitiian menunjukkan bahwa rangsangan estrogen yang berlebihan dan terus
menerus bisa menyebabkan kanker endometrium. Berikut ini beberapa faktor resiko yang
Pada wanita obesitas dan usia tua terjadi peningkatan reaksi konversi androstenedion
menjadi estron. Pada obesitas konversi ini ditemukan sebanyak 25-20 kali. Obesitas
merupakan faktor resiko utama pada kanker endometrium sebanyak 2 sampai 20 kali.
Wanita dengan berat badan 10-25 Kg diatas berat badan normal menpunyai resiko 3 kali
lipat dibanding dengan wanita dengan berat badan normal. Bila berat badan lebih dari 25
Wanita mempunyai riwayat menars sebelum usia 12 tahun mempunyai resiko 1,6 kali
lebih tinggi daripada wanita yang mempunyai riwayat menars setelah usia lenih dari 12
tahun. Menstruation span merupakan metode numerik untuk menentukan faktor resiko
dengan usia saat menarche, usia menopause dari jumlah paritas. Menstruasion span (MS)
= usia menars (jumlah paritas x1,5). Bila MS 39 maka resiko terkena kanker
Memiliki resiko terkena kanker endometrium lebih tinggi baik sudah menikah atau belum
dibanding wanita yang pernah melahirkan. Penelitian menunjukkan bahwa 25% penderita
kanker endometrium tidak pernah melahirkan anak (nulipara). Penelitian lainnya juga
melahirkan (paritas).
d. Penggunaan estrogen.
Estrogen sering digunakan sebagai terapi sulih hormon. Peningkatan penggunaan hormon
e. Hiperplasia endometrium.
berlebihan dan terus menerus. Disebut neoplasia endometrium intraepitel jika hiperplasia
Diabetes melitus dan tes toleransi glukosa (TTG) abnorml merupakan faktor resiko
karsinoma endometrium berkisar antara 3-17%, sedangkan angka kejadian TTG yang
g. Hipertensi.
50% dari kasus endometrium menderita hipertensi dibandingkan dengan 1/3 populasi
endometrium menurut statistik lebih tinggi secara bermakna daripada populasi kontrol.
Faktor lingkungan dan menu makanan juga mempengaruhi angka kejadian keganasan
keganasan endometrium di Amerika Utara dan Eropa lebih tinggi daripada angka
kejadian keganasan di Asia, Afrika dan Amerika latin. Agaknya perbedaan mil
disebabkan perbedaan menu dan jenis makan sehari-hari dan juga terbukti dengan adanya
perbedaan yang menyolok dari keganasan endometrium pada golongan kaya dan
golongan miskin. Keadaan ini tampak pada orang-orang negro yang pindah dari daerah
rural ke Amerika Utara. Hal yang sama juga terjadi pada orang-orang Asia yang pindah
ke negara industri dan merubah menu makanannya dengan cara barat seperti misalnya di
Manila dan Jepang, angka kejadian keganasan endometrium lebih tinggi daripada di
i. Riwayat keluarga.
Ada kemungkinan terkena kanker endometrium, jika terdapat anggota keluarga yang
Adanya tumor yang memproduksi estrogen, misalnya tumor sel granulosa, akan
D. Manifestasi Klinis
2. Rasa sakit yang parah dan terus menerus pada perut bagian bawah, rasa sakit ini akan
5. Keluar darah pada saat buang air kecil dan terasa sakit.
Kanker endometrium adalah jaringan atau selaput lender rahim yang tumbuh di luar
endometrium tumbuh pada ovarium, tuba falopii, dan saluran menuju vagina. Kanker ini
bukan merupakan penyakit akibat hubungan seksual. Wanita muda maupun yang sudah
tua dapat terkena penyakit ini. Walaupun pada umumnya yang terserang wanita yang
sudah tua. Tumbuhnya jaringan endometrium di luar rahim kemungkinan disebabkan oleh
darah menstruasi masuk kembali ke tuba falopii dengan membawa jaringan dari lapisan
dinding rahim sehingga jaringan tersebut menetap dan tumbuh di luar rahim.
Kemungkinan lain adalah jaringan endometrium terbawa ke luar rahim melalui pembuluh
F. Pemeriksaan Penunjang
3. Pemeriksaan laboratorium yang meliputi pemeriksaan darah tepi, faal hati, faal ginjal,
elektrolit.
G. Penatalaksaan Medis
Sampai saat ini belum ada metode skrining untuk kanker endometrium.
Hanya untuk pasien yang termasuk dalam risiko tinggi seperti Lynch syndrome tipe 2
perlu dilakukan evaluasi endometrium secara seksama dengan hysteroscopy dan biopsy.
Pemeriksaan USG transvaginal merupakan test non invasif awal yang efektif dengan
negative predictive value yang tinggi apabila ditemukan ketebalan endometrium kurang
dari 5 mm. Pada banyak kasus histeroskopi dengan instrumen yang fleksibel akan
bilateral, deseksi kelenjar getah bening pelvis dan biopi paraaorta bila mencurigakan,
Pada stadium III dan IV : operasi dan/atau radiasi dan/atau kemoterapi. Pengangkatan
H. Pathway
Kanker endometrium
Proses Keperawatan
Pengkajian
keharusan untuk menjalani pembedahan dapat menunjukkan reaksi emosional yang kuat
endometrium, cemas yang berhubengan dengan ketakutan akan kanker dan kematian
Diagnosa keperawatan
Berdasarkan pada data pengkajian, diagnosa keperawatan utama pasien dapat mencakup
sebagai berikut:
Tujuan.
kenyamanan
Intrvensi
menghilangkan nyeri
Tujuan
- Mengakui dan mau mendiskusikan ketakutannya, rileks dan rasa cemasnya mulai
berkurang
Intervensi
Cemas berkurang oleh meningkatkan relaksasi dan pengawetan energi yang digunakan.
terekspresi.
Menerima stress yang sedang dialami tanpa denial, bahwa segalanya akan menjadi lebih
baik.
Tujuan
Intervensi
Tujuan
- Mengidentifikasi dengan benar tanda dan gejala yang membutuhkan perhatian medis
- Membantu individu dalam memahami dimensi fisik dan psikososial pertumbuhan dan
perkembangan seksual.
Tujuan
Intervensi
mengoptimalakan fungsi
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Kasus Terkait
berupa flek-flek sejak 1 bulan yang lalu dan terasa nyeri, klien terlihat menahan nyeri,
nyeri yg dirasakan klien seperti retusuk-tusuk pada malam hari selama 15 menit degnan
skala 7. Tidak ada keputihan, benjolan di perut maupun gangguan BAK atau BAB. Pasien
punya 2 orang anak, yang terkecil usia 27 tahun dan Ny K telah menopause sejak 4 tahun
yang lalu. Pasien menikah 1 kali dan suami pasien telah meninggal 1 tahun yang lalu.
Tidak ada riwayat penggunaan hormon untuk menopause. Tidak ada riwayat menderita
tekanan darah tinggi atau kencing manis. TD 140/100 mmHg TB 142 cm suhu 37,20C
porsio dan mukosa vagina licin, uterus sebesar telur angsa, tidak berbenjol, mukosa
rektum licin. pap smear dalam batas normal. Pada USG didapatkan uterus membesar
dengan lesi hiperekoik di dalam kavum uteri/endometrium inhomogen bertepi rata. Hasil
dari endometrium. klien mengatakan tidak bisa tidur karena memikirkan penyakitnya,
Pasien terlihat pucat dan berkeringat klien mengatakan cemas ketika akan direncanakan
untuk dilakukan laparotomi untuk kanker endometrium stadium II, yang akhirnya untuk
B. Pengkajian
a. Identitas pasien
b. Riwayat keluarga
c. Status kesehatan
Status kesehatan saat ini
penyakit sebelumnya
3) Imunisasi : -
d. Pemeriksaan Fisik
Suhu : 37,20C
HR : 110 x/mnit
2) Kesulitan tidur di RS : Ya
f. Pola Nutrisi
5) Nafsu makan : klien hanya mengahabiskan setengah dari porsi yang diberikan
g. Eliminasi fekal/bowel
2) Waktu : Pagi
h. Eliminasi urin
1) Frekuensi : 2x/hari
C. Analisa data
- Klien terlihat menahan nyeri TD: 140/100 mmHg nadi: 110 x/mnit RR: 26 x/mnit suhu:
37,20C HR:110x/mnit
DS: pasien mengeluhkan perdarahan pervaginam berupa flek-flek sejak 1 bulan yang lalu
dan terasa nyeri, nyeri yg dirasakan klien seperti retusuk-tusuk pada malam hati selama
DO: Pasien terlihat pucat ketika akan direncanakan untuk dilakukan laparotomi TD:
140/100 mmHg nadi: 110 x/mnit RR: 26 x/mnit suhu: 37,20C HR:110x/mnit
DO: klien terlihat pucat TD: 140/100 mmHg nadi: 110 x/mnit RR: 26 x/mnit suhu:
37,20C HR:110x/mnit
DS: klien mengatakan tidak bisa tidur memikirkan penyakitnya cemas Gangguan pola
tidur
D. Prioritas diagnose
1. Nyeri b.d agen injuri biologi ditandai dengan terlihat benjolan di perut klien maupun
gangguan BAK (dysuria) atau BAB (konstipasi), klien terlihat menahan nyeri TD:
140/100 mmHg nadi: 110 x/mnit RR: 26 x/mnit suhu: 37,20C HR:110x.mnit pasien
mengeluhkan perdarahan pervagina berupa flek-flek sejak 1 bulan yang lalu dan terasa
nyeri, nyeri yg dirasakan klien seperti retusuk-tusuk pada malam hati selama 15 menit
degnan skala 7
2. Cemas b.d ancaman terhadap konsep diri ditandai dengan Pasien terlihat pucat ketika
akan direncanakan untuk dilakukan laparotomi TD: 140/100 mmHg nadi: 110 x/mnit RR:
direncanakan laparotomi
3. Gangguan pola tidur b.d cemas ditandai dengan klien terlihat pucat klien mengatakan
tidak bisa tidur memikirkan penyakitnya TD: 140/100 mmHg nadi: 110 x/mnit RR: 26
E. Rencana Tindakan
1. Nyeri b.d agen injuri biologi ditandai dengan terlihat benjolan di perut klien maupun
gangguan BAK (dysuria) atau BAB (konstipasi), klien terlihat menahan nyeri TD:
140/100 mmHg nadi: 110 x/mnit RR: 26 x/mnit suhu: 37,20C HR:110x/mnit pasien
mengeluhkan perdarahan pervagina berupa flek-flek sejak 1 bulan yang lalu dan terasa
nyeri, nyeri yg dirasakan klien seperti retusuk-tusuk pada malam hari selama 15 menit
degnan skala 7
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri berkurang
dengan KH:
HR:90x/mnit
2. Kaji TTV
4. Kolaborasi dengan kesehatan lain untuk pemberian asam mefenamat 500mg per oral
meningkat 1. Untuk mengutahuai lokasi, skala, tingkat nyeri yang dirasakan klien
2. Mengidentifikasi TTV
akan direncanakan untuk dilakukan laparotomi TD: 140/100 mmHg nadi: 110 x/mnit RR:
TD: 120/90 mmHg nadi: 90 x/mnit RR: 24 x/mnit suhu: 37,20C, HR:90x/mnit 1. Kaji
2. Berikan informasi kepada klien dan keluarga tentang perjalanan penyakit tersebut.
takut)
4. Agar klien merasa lebih nyaman dengan leluasa mengungkapkan rasa cemasnya.
3. Gangguan pola tidur b.d cemas ditandai dengan klien terlihat pucat klien mengatakan
tidak bisa tidur memikirkan penyakitnya TD: 140/100 mmHg nadi: 110 x/mnit RR: 26
x/mnit suhu: 37,20C HR:110x/mnit Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24
- TD: 120/90 mmHg nadi: 90 x/mnit RR: 24 x/mnit suhu: 37,20C HR:90x/mnit
4. Pantau pola tidur klien dan catat hubungan faktor-faktor (misal: ketakutan atau
F. Implementasi
1. 05-05-11 09.00
09.30
11.00
12.00
S: klien mengatakan nyeri seperti tertusuk-tusuk pada malam hari selama 5 mnit, skala
dari 7 menjadi 4
2. mengkaji TTV
O: TD: 130/90 mmHg nadi: 90 x/mnit RR: 26 x/mnit suhu: 37,20C HR:100x/mnit
meningkat
O: klien terlihat rileks S: klien mengatakan nyeri berkurang pada malam hari menjadi
O: klien terlihat rileks TD: 130/90 mmHg nadi: 90 x/mnit RR: 26 x/mnit suhu: 37,20C
HR:100x/mnit
2. 05-05-11 09.10
09.50
10.30
11.00
mengurangi takut)
HR:100x/mnit
O: klien terlihat masih pucat TD: 130/90 mmHg nadi: 90 x/mnit RR: 26 x/mnit suhu:
37,20C HR:100x/mnit
3. 05-05-11 09.20
10.00
10.20
11.10
O: TD: 130/90 mmHg nadi: 90 x/mnit RR: 26 x/mnit suhu: 37,20C HR:100x/mnit
S:
O: klien terlihat pucat TD: 130/90 mmHg nadi: 90 x/mnit RR: 25 x/mnit suhu: 37,20C
HR:100x/mnit
PEMBAHASAN
stadium III dan IV : operasi dan/atau radiasi dan/atau kemoterapi. Di berikan pada
berhubungan dengan agen injuri biologi sebagai prioritas diagnosa karena klien
merasakan nyeri seperti tertusuk-tusuk pada malam hari selama 15 menit dengan
skala nyeri klien 7. Selain itu nyeri terjadi karena perdarahan pervaginam berupa flek-
flek sejak 1 bulan yang lalu. Intervensi yang direncanakan untuk mengatasi nyeri
yang diderita klien belum tercapai karena hal ini butuh waktu dan proses, tetapi
dengan pemberian asam mefenamat 500mg per oral sudah dapat membuat klien
merasa rileks dan nyeri yang klien rasakan sudah berkurang. Selain itu sebagai
perawat kita juga melakukan tindakan mandiri, yaitu mengajarkan tehnik non
posisi kenyamanan klien (semi fowler). Kemudian diagnose kedua adalah cemas.
Alasan kami mengangkat diagnose ini karena dengan cemas maka akan terjadi pula
gangguan pola tidur. Hal yang perlu dilakukan adalah memberikan lingkungan yang
nyaman, tenang dan memberikan respon positif pada klien untuk mengungkapkan
cemasnya.
Dengan memberikan lingkungan yang nyaman, tenang dan memberikan
respon positif pada klien untuk mengungkapkan cemasnya maka klien akan merasa
Diagnose yang ketiga adalah gangguan pola tidur, keadaan di mana klien mengalami
kesulitan untuk tidur karena cemas yang dialami klien. Dengan pemberian lingkungan
yang tenang dan meminimalkan gangguan pada klien maka klien akan merasa lebih
tenang dan waktu istirahat klien akan lebih lama. Intervensi yang telah kita
rencanakan dan telah kita lakukan pada klien masih belum tercapai, tetapi intervensi-
intervensi yang sekiranya masih diperlukan klien akan terus diberikan untuk
bagaiaman kondisi klien saat ini dan tetap dibutuhkan perubahan-perubahan dalam
membuat intervensi. Hal ini bisa terjadi sesuai dengan keadaan klien dan kebutuhan
klien.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker endometrium adalah kanker yang terjadi pada organ endometrium atau
pada dinding rahim. Endometrium adalah organ rahim yang berbentuk seperti buah
pir sebagai tempat tertanam dan berkembangnya janin. kanker endometrium kadang-
kadang disebut kanker rahim, tetapi ada sel-sel lain dalam rahim yang bisa menjadi
kanker seperti otot atau sel miometrium. kanker endometrium sering terdeteksi pada
menstruasi atau setelah menopause. Dari kasus yang kami angkat terdapat beberapa
diagnosa yaitu nyeri berhubungan dengan agen injuri biologi, keletihan berhubungan
B. Saran
tidak hanya fisik tetapi semua aspek manusia sebagai satu kesatuan yang utuh yang
meliputi biopsikososialkultural.
perawat dengan cara menyediakan akses yang mudah bagi perawat untuk memperoleh
ilmu pengetahuan yang sesuai dengan perkembangan untuk mengatasi masalah Pada
Whoellan.(2009).kanker endometrium.http://dokter-herbal.com/kanker-endometrium.html.