Anda di halaman 1dari 6

# SISTEM UTILITI (SISTEM PENDUKUNG)

* Standar MFK 9

Air minum dan listrik tersedia 24 jam sehari, tujuh hari seminggu, melalui sumber
regular atau alternatif, untuk memenuhi kebutuhan utama asuhan pasien.

. Maksud dan Tujuan MFK 9

Di rumah sakit asuhan pasien, rutin dan urgen, tersedia 24 jam, setiap hari dalam
seminggu. Karenanya, air minum dan listrik harus tersedia tanpa putus, untuk
memenuhi kebutuhan esensial asuhan pasien. Dapat menggunakan sumber regular
atau alternatif.

* Elemen Penilaian MFK 9

1. Air minum tersedia 24 jam sehari, tujuh hari seminggu. []

2. Listrik tersedia 24 jam sehari, tujuh hari seminggu. []

* Standar MFK 9.1.

Rumah sakit memiliki proses emergensi untuk melindungi penghuni rumah sakit
dari kejadian terganggunya sistem pengadaan air minum dan listrik, kontaminasi
atau kegagalan

* Standar MFK 9.2.

Rumah sakit melakukan uji coba sistem emergensi pengadaan air minum dan listrik
secara teratur dan didokumentasikan hasilnya.

* Maksud dan Tujuan MFK 9.1. dan MFK 9.2.

Setiap rumah sakit memiliki peralatan medik dan sistem pendukung yang berbeda
tergantung misi rumah sakit, kebutuhan pasien dan sumber daya yang ada. Tanpa
memperhatikan sistem dan tingkat rumah sakit, rumah sakit wajib melindungi
pasien dan staf dalam keadaan emergensi, seperti kegagalan sistem, gangguan
atau kontaminasi.

Untuk menghadapi keadaan emergensi tersebut, rumah sakit :

Mengidentifikasi peralatan, sistem dan tempat yang potensial menimbulkan


risiko tinggi terhadappasien dan staf. Sebagai contoh, mengidentifikasi area
yang memerlukan pencahayaan, pendinginan, alat pendukung hidup, air
bersih untuk membersihkan dan mensterilkan peralatan/perbekalan;

Menilai dan mengurangi resiko dari kegagalan sistem pendukung di berbagai


tempat;
Merencanakan listrik dan sumber air dalam keadaan emergensi untuk
beberapa tempat dan kebutuhan;

Uji coba ketersediaan dan keandalan sumber listrik dan air minum dalam
keadaan emergensi ;

Dokumentasikan hasil uji coba.

Memastikan bahwa pengujian alternatif sumber air dan listrik dilakukan


minimal setiap tahun atau lebih sering jika diharuskan oleh peraturan
perundangan yang berlaku atau oleh kondisi sumber listrik dan air.

Kondisi sumber listrik dan air yang mengharuskan peningkatan frekuensi


pengujian meliputi:

1. Perbaikan berkala dari sistem sumber air

2. Seringnya kontaminasi terhadap sumber air

3. Listrik yang tak bisa diandalkan dan

4. Padamnya listrik yang tak terduga dan berulang

* Elemen Penilaian MFK 9.1.

1. Rumah sakit mengidentifikasi area dan pelayanan yang berisiko tinggi bila
terjadi kegagalan sistem listrik dan pengadaan air minum atau air minum
terkontaminasi atau terputus. []

2. Rumah sakit berusaha untuk mengurangi risiko bila hal itu terjadi. []

3. Rumah sakit merencanakan alternatif sumber listrik dan air minum dalam
keadaan emergensi. []

* Elemen Penilaian MFK 9.2.

1. Rumah sakit secara teratur melakukan uji coba sumber air minum alternative
setidaknya setahun sekali atau lebih sering bila diharuskan oleh peraturan
perundangan yang berlaku atau oleh kondisi sumber air. []

2. Rumah sakit mendokumentasi hasil uji coba tersebut. []

3. Rumah sakit secara teratur melakukan uji coba sumber listrik alternative
setidaknya setahun sekali atau lebih sering bila diharuskan oleh peraturan
perundangan yang berlaku atau oleh kondisi sumber listrik. []

4. Rumah sakit mendokumentasi hasil uji coba tersebut. []


Standar MFK 10

Adanya pemeriksaan, pemeliharaan dan pengembangan sistem listrik, pengadaan


air minum, limbah, ventilasi, gas medis dan sistem kunci lainnya secara berkala.

* Standar MFK 10.1.

Monitoring kualitas air minum secara berkala oleh yang berwenang.

* Standar MFK 10.2.

Rumah sakit mengumpulkan data hasil monitoring program manajemen sistem


pendukung. Data tersebut digunakan untuk perencanaan jangka panjang program
peningkatan dan penggantian sistem pendukung.

Maksud dan Tujuan MFK 10 sampai MFK 10.2.

Pengoperasian sistem pendukung dan sistem kunci lainnya secara efektif dan
efisien sangat penting bagi keselamatan pasien, keluarga, staf dan pengunjung dan
untuk memenuhi kebutuhan asuhan pasien.

Sebagai contoh, kontaminasi limbah di area persiapan makanan, ventilisasi yang


tidak adekuat di laboratorium, penyimpanan tabung oksigen yang tidak aman,
bocornya pipa oksigen dan jalur listrik bertegangan yang mungkin menimbulkan
bahaya. Untuk menghindari ini dan bahaya lainnya, rumah sakit harus mempunyai
proses sistem peemriksaan berkala dan melakukan pencegahan dan pemeliharaan
lainnya. Selama uji coba, perhatikan komponen kritis (sebagai contoh, switches dan
relays) dalam sistem.

Uji coba sumber listrik emergensi dan cadangan dilakukan dengan simulasi sesuai
kebutuhan yang telah direncanakan. Peningkatan dilakukan sesuai kebutuhan,
misalnya penambahan pelayanan listrik karena adanya peralatan baru.

Kualitas air minum bisa berubah secara mendadak karena beberapa sebab, salah
satunya mungkin disebabkan oleh sebab dari luar rumah sakit, seperti putusnya
supply ke rumah sakit atau adanya kontaminasi dari sumber air minum kota.
Kualitas air juga merupakan faktor kritis dalam proses asuhan klinik, seperti pada
chronic renal dyalisis. Karenanya, rumah sakit wajib melaksanakan proses
pemantauan kualitas air minum secara berkala, meliputi pemeriksaan biological
untuk air yang digunakan untuk hemodyalisis. Frekuensi pemantauan dilaksanakan
berdasarkan pengalaman dengan masalah kualitas air minum. Pemantauan dapat
dilakukan oleh staf di rumah sakit, seperti staf dari laboratorium klinik atau oleh
yang berwenang dan kompeten dari luar rumah sakit. Menjadi tanggung jawab
rumah sakit untuk memastikan bahwa pemeriksaan lengkap telah dilakukan sesuai
ketentuan yang berlaku.

Sistem monitoring penting untuk membantu rumah sakit mencegah terjadinya


masalah dan menyediakan data yang diperlukan untuk membuat keputusan dalam
perencanaan peningkatan dan penggantian sistem pendukung. Data hasil
monitoring didokumentasikan dengan baik.

Elemen Penilaian MFK 10

1. Rumah sakit mengidentifikasi sistem pendukung, gas medis, ventilisasi dan


sistem kunci lainnya. []

2. Pemeriksaan sistem kunci secara berkala. []

3. Uji coba sistem kunci secara berkala. []

4. Pemeliharaan berkala sistem kunci. []

5. Peningkatan sistem kunci yang sesuai. []

* Elemen Penilaian MFK 10.1

1. Monitoring kualitas air minum secara berkala. []

2. Uji coba (test) secara berkala air yang digunakan untuk hemodialisis . []

* Elemen Penilaian MFK 10.2.

1. Data monitoring dikumpulkan dan didokumentasi untuk program manajemen


pendukung medis. []

2. Data monitoring digunakan untuk tujuan perencanaan dan peningkatan. []

# PENDIDIKAN STAF

Standar MFK 11

Rumah sakit menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi seluruh staf tentang
peran mereka dalam menyediakan fasilitas asuhan pasien yang aman dan efektif.

* Standar MFK 11.1

Staf rumah sakit terlatih dan memahami tentang peran mereka dalam rencana
penanganan kebakaran, keamanan, peralatan berbahaya dan kedaruratan.

* Standar MFK 11.2.

Secara berkala rumah sakit melakukan test pengetahuan staf melalui peragaan,
simulasi dan metode lainnya. Testing ini didokumentasikan dengan baik.

Maksud dan Tujuan MFK 11 sampai MFK 11.3.

Staf rumah sakit adalah sumber utama yang kontak dengan pasien, keluarga dan
pengunjung. Karenanya, mereka butuh pendidikan dan pelatihan agar dapat
melakukan identifikasi dan mengurangi resiko, melindungi orang lain dan dirinya
sendiri dan menciptakan fasilitas yang aman .

Setiap rumah sakit harus menyusun program pendidikan dan pelatihan bagi stafnya
berdasarkan jenis dan tingkat pelatihan yang telah ditetapkan. Program diklat dapat
meliputi kelompok kerja, materi diklat, komponen bagi orientasi staf baru atau
mekanisme lainnya yang cocok dengan kebutuhan rumah sakit.

Program diklat dimaksud meliputi arahan tentang proses pelaporan resiko potensial,
pelaporan insiden dan cidera, dan penanganan bahan berbahaya dan bahan lainnya
yang mungkin menimbulkan risiko bagi dirinya atau bagi orang lain.

Dibutuhkan pelatihan khusus bagi staf yang mengoperasikan dan memlihara


peralataan medis. Pelatihan dapat dilakukan oleh rumah sakit, pabrik peralatan
medis tersebut atau sumber lainnya yang kompeten.

Rumah sakit membuat program yang dirancang untuk melakukan test pengetahuan
tentang prosedur kedaruratan meliputi prosedur pengamanan kebakaran,
penanganan bahan berbahaya dan tumpahannya, dan penggunaan peralatan medis
yang mungkin menimbulkan risiko pada pasien dan staf. Pengetahuan dapat ditest
melalui berbagai cara seperti peragaan perorangan atau kelompok, simulasi
bertahap penanganan kejadian wabah di masyarakat, menggunakan test tertulis
atau komputer atau lainnya yang cocok dengan test pengetahuan dimaksud.
Rumah sakit harus mendokumentasikan pelaksanaan test dan hasilnya.

Elemen Penilaian MFK 11

1. Adanya program pendidikan dan pelatihan yang memastikan bahwa staf


dapat secara efektif melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya untuk
setiap komponen dari manajemen fasilitas rumah sakit dan program
keselamatannya. []

2. Program Pendidikan meliputi pengunjung, vendor, pekerja kontrak dan


lainnya sesuai jenis rumah sakit dan keragaman stafnya. []

* Elemen Penilaian MFK 11.1.

1. Staf dapat menjelaskan dan atau memperagakan perannya dalam


penanganan kebakaran. []

2. Staf dapat menjelaskan dan atau memperagakan aksinya dalam


menghilangkan, mengurangi atau melaporkan yang berkaitan dengan
keselamatan dan keamanan dan risiko lainnya. []

3. Staf dapat menjelaskan dan atau memperagakan tindakan pencegahan,


prosedur dan berperan dalam penyimpanan, penanganan dan pembuangan
limbah gas medis, bahan berbahaya dan limbahnya dan lainnya yang
berkaitan dengan kedaruratan. []
4. Staf dapat menjelaskan dan atau memperagakan prosedur dan peran mereka
dalam penanganan kedaruratan dan bencana internal atau ekternal
(community). []

* Elemen Penilaian MFK 11.2.

1. Staf dilatih untuk mengoperasikan peralatan medis sesuai ketentuan


pekerjaannya. []

2. Staf dilatih untuk memilihara peralatan medis sesuai ketentuan


pekerjaannya. []

* Elemen Penilaian MFK 11.3.

1. Pengetahuan staf ditest berdasarkan perannya dalam mempertahankan


fasilitas rumah sakit agar tetap efektif dan aman. []

2. Pelatihan dan Testing staf didokumentasikan dengan baik, mencatat siapa


yang dilatih dan ditest, serta hasilnya. []

Anda mungkin juga menyukai