Anda di halaman 1dari 33

KEPERAWATAN MATERNITAS I

“Asuhan Keperawatan Pada Tumor Ganas Sistem : Kanker Endometrium”

Dosen Pembimbing :
Retnayu Pradanie, S.Kep.Ns., M.Kep

Kelompok 5 :

1. Shella Panca Oktaviana (131711133013)


2. Mega Puji Ayu Lestari (131711133050)
3. Wildan Fajrul Falah (131711133073)
4. Annisa Nur Ilmastuti (131711133089)
5. Ismatulloh Jihan Alim (131711133111)
6. Yulia Mariska (131711133127)
7. Joanka Delaneira (131711133147)

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya akhirnya kami
dari saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas I dengan
membahas “Asuhan Keperawatan Pada Tumor Ganas Sistem : Kanker
Endometrium” dalam bentuk makalah. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
yang diberikan oleh Ibu Retnayu Pradanie, S.Kep.Ns., M.Kep.
Terima kasih kepada Ibu Retnayu Pradanie, S.Kep.Ns., M.Kep. sebagai dosen
pengampu yang telah membimbing dalam penyusunan makalah ini. Terlepas dari
semua itu, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan dalam
penyusunan makalah ini baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Penulis menyadari adanya kekurangan pada makalah ini. Untuk itu kritik dan
saran sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini
Semoga makalah ini, dapat bermanfaat dan menjadi sumber pengetahuan bagi
pembaca. Dan apabila dalam pembuatan makalah ini terdapat kekurangan kiranya
pembaca dapat memakluminya. Sekian dan terima kasih.

Surabaya, 17 Maret 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................i


DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................2
1.3 Tujuan Makalah .................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi ...............................................................................................3
2.2 Etiologi ...............................................................................................3
2.3 Manifestasi Klinis ..............................................................................4
2.4 Klasifikasi dan Gambaran Histopatologi ...........................................4
2.5 Stadium dan Derajat Ca Endometrium ..............................................6
2.6 Patofisiologi .......................................................................................7
2.7 WOC ..................................................................................................8
2.8 Faktor Risiko ......................................................................................10
2.9 Penatalaksanaan .................................................................................10
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian Umum..............................................................................12
3.2 Contoh Kasus......................................................................................21
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ........................................................................................29
4.2 Saran ...................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................30

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Endometrium merupakan jaringan yang melapisi dinding bagian dalam uterus.


Lapisan ini mengikuti perubahan siklus menstruasi selama masa subur dalam kehidupan
seoarng wanita. Ketebalan lapisan endometriium bervariasi selama masa menstruasi, namun
diakhir menstruasi ketebalannya sekitar 2-3 mm. Dinidng uterus sendiri disusun oleh
miometrium, yang terdiri atas serat polos. Kanker endometrium adalah kanker yang terjadi
pada lapisan endometrium, yakni lapisan paling dalam dari dinding uterus, dimana sel-selnya
tumbuh secara tidak terkontrol dan menginvasi serta merusak jaringan sekitar (Pradnaya &
Gede, 2017). Kanker endometrium adaah transformasi ganas dari stroma dan atau kelenjar
endometrium yang ditandai dengan membaran inti ireguler, ukuran sel ierguler, nukleus
atipikal, aktivitas mitosis yang meningkat dan hilangnya pola atau gambaran kelenjar (Brohet
& Ramli, 2015)

Pada umumnya di negara-negara maju penderita kanker endometrium berusia 60


tahun, ini karena 75% kanker endometrium terjadi pada periode pasca menopouse, sehingga
gejala yang umum adalah pendarahan pasca menopouse. Menurut data World Health Cancer
(WHO) tahun 2012 kanker endometrium menempati peringkat ke-6 terbanyak diderita oleh
wanita Indonesia dengan insiden 6.475 kasus (4%). Di dunia kejadian kanker ini menempati
peringkat ke-5 tertinggi pada wanitayaitu sebanyak 319.605 kasus (4,8 %) (Brohet & Ramli,
2015). Di indonesia kanker endometrium cenderung menyerang usia lebih muda
dibandingkan negara maju, yakni sebanyak 63,9% pada usia > 50 tahun dan sebanyak 12,5%
pada usia < 40 tahun, kemungkinan hal ini disebabkan oleh penggunaan TSH yang masih
jarang digunakan (Tulumang & Loho, 2016).

Penyebab kanker endometrium sendiri masih belum pasti, namun terdapat beberapa
faktor yang menyebabkan terjadinya kanker endometrium seperti faktor reproduksi dan
menstruasi, hormon, kontrasepsi, obesitas, kondisi medis ataupun faktor genetik. Patogenesis
kanker ini adalah tingginya kadar estrogen dan kurangnya kadar progesteron yang cukup
sehinga terjadi hperplasia simpeks dan menyebabkan terbentuknya kalenjar baru pada lapisan
uterus dan selanjutnya menyebabkan kanker endometrium (Pradnaya & Gede, 2017).
Terdapat 4 stadium pada kanker endometrium yang dibagi menurut International Federation

1
Of Gynecology and Obsetri (FIGO). Untuk penanganan masalah kanker endometrium ini
dapat berupa terapi medikamentosa, operasi, dan kemoterapi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana definisi kanker endometrium


2. Bagaimana etiologi kanker endometrium
3. Bagaimana patofisiologi kanker endometrium
4. Bagaimana WOC kanker endometrium
5. Bagaimana manifestasi klinis kanker endometrium
6. Bagaimana faktor resiko/komplikasi kanker endometrium
7. Bagaimana penatalaksanaan pada kanker endometrium
8. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan masalah kanker endometrium

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

1. Untuk memenuhi tugas makalah asuhan keperawatan pada klien dengan


kanker endometrium.
2. Untuk memberikan informasi kepada pembaca tentang kanker endometrium
dan menyusun asuhan keperawatan dan penatalaksanaannya.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Menjelaskan definisi kanker endometrium


2. Menjelaskan etiologi kanker endometrium
3. Menjelaskan patofisiologi kanker endometrium
4. Menjelaskan WOC kanker endometrium
5. Menjelaskan manifestasi klinis kanker endometrium
6. Menjelaskan faktor resiko / komplikasi kanker endometrium
7. Menjelaskan pelaksanaan pada kanker endometrium
8. Menjelaskan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah kanker
endometrium

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Kanker endometrium menurut WHO 2003 merupakan tumor ganas epitel
primer di endometrium, umumnya dengan diferensiasi glandular dan berpotensi
mengenai myometrium dan menyebar jauh.
Kanker endometrium adalah tumor ganas epitel primer di endometrium,
umumnya dengan diferensiasi glandular dan berpotensi mengenai miometrium dan
menyebar jauh. Kanker endometrium merupakan kanker ginekologi yang paling
sering terjadi di dunia barat, menempati urutan keempat kanker pada wanita setelah
kanker payudara, kolon, dan paru. Dengan mortalitas sekitar 3,4 per 100.000 wanita
diketahui bahwa sebenarnya prognosis kanker ini cukup baik apabila diketahui dini
dan ditangani dengan tepat. Sementara ini, angka ketahanan hidup 5 tahunnya
mencapai 84%. Hal ini disebabkan oleh karena sebagian besar kanker endometrium
berada dalam stadium awal sehingga dapat disembuhkan secara sempurna.

2.2 Etiologi
Penyebab pasti kanker endometrium tidak diketahui. Kebanyakan kasus
kanker endometrium dihubungkan dengan endometrium terpapar stimulasi estrogen
secara kronis. Salah satu fungsi estrogen yang normal adalah merangsang
pembentukan lapisan epitel pada rahim. Sejumlah besar estrogen yang disuntikkan
pada hewan percobaan di laboratorium menyebabkan hiperplasia endometrium dan
kanker. Adanya hubungan antara pajanan estrogen dengan kanker endometrium telah
diketahui selama lebih dari 50 tahun. Satu faktor resiko yang paling sering dan paling
terbukti untuk adenokarsinoma uterus adalah obesitas. Jaringan adiposa memiliki
enzim aromatase yang aktif. Androgen adrenal dengan cepat dikonversi menjadi
estrogen di dalam jaringan adipose pada individu yang obesitas. Estrogen yang baru
disintesis ini juga memiliki bioavaibilitas yang sangat baik karena perubahan
metabolik yang berhubungan dengan obesitas menghambat produksi globulin
pengikat hormon seks oleh hati. Individu yang obesitas mungkin mengalami
peningkatan drastis pada estrogen bioavailable yang bersirkulasi dan pajanan ini dapat
menyebabkan penumbuhan hiperplastik pada endometrium.

3
2.3 Manifestasi Klinis
Sembilan puluh persen pasien dengan kanker endometrium akan mengalami
pendarahan abnormal vagina dimana perdarahan terjadi pascamenopause dan
biasanya terjadi di awal perjalanan penyakit. Perdarahan intramenstruasi atau
perdarahan berkepanjangan yang berat pada perimenopause atau anovulasi
premenopause perempuan harus dicurigai. Diagnosis mungkin tertunda pada
perempuan tersebut karena pendarahan biasanya dianggap berasal dari
"ketidakseimbangan hormon." Hal ini juga perlu diperhatikan secara khusus untuk
diagnosis dini pada perempuan yang lebih muda dari 40 tahun. Kadang-kadang,
perdarahan vagina tidak terjadi karena penyempitan serviks, khususnya pada lansia
yang mengalami defisiensi estrogen.

2.4 Klasifikasi dan Gambaran Histopatologi Kanker Endometrium


Karsinoma endometrioid biasanya menampilkan arsitektur kelenjar atau
villoglandular yang dilapisi oleh sel epitel kolumnar bertingkat yang memiliki cabang
arsitektur yang ramai dan kompleks. Sel yang melapisi biasanya berbentuk kolumnar
dan berbagi perbatasan dengan sel apikal yang berdekatan, menyebabkan lumen
kelenjar halus berkontur. Sitoplasma sel neoplastik terdiri dari eosinophilic dan
granular. Nuclear atypia biasanya ringan sampai sedang, dengan nukleolus yang
mencolok, kecuali pada poorly differentiated carcinomas dan indeks mitosisnya
sangat bervariasi. Perbedaan antara karsinoma endometrium dengan hiperplasia
endometrium intrapepitel neoplasia berdasarkan ada tidaknya invasi stroma, yang
ditandai dengan hilangnya intervensi stroma.
Terdapat dua jenis kanker endometrium, yaitu adenokarsinoma endometrium
tipe I dengan karakteristik berdiferensiasi baik dan invasi secara superfisial. Tipe ini
sensitif terhadap progesteron dan penderita cenderung memiliki prognosis yang baik.
Adenokarsinoma tipe II berdiferensiasi buruk (grade 3) atau bertipe histologi yang
agresif (clear cell, papillary serous) dan berinvasi ke dalam myometrium. Prognosis
penderita tipe ini kurang baik dan memiliki tingkat kelangsungan hidup yang lebih
rendah dibandingkan dengan penderita tipe I.
1. Kanker Endometrium Tipe I
Tumor-tumor ini biasanya berkembang pada wanita perimenopause dengan
hiperestrogenisme. Mereka sering berko-eksis dengan CAH (EIN) dan secara khas
merupakan tumor derajat rendah tanpa invasi myometrium yang dalam.

4
a. Adenocarcinoma
Adenokarsinoma endometrium cenderung tumbuh lambat dan oleh karena
perdarahan abnormal merupakan gejala awal, lesi cenderung didiagnosis
pada tahap awal dan terbatas pada fundus rahim dengan infiltrasi
miometrium yang sangat terbatas. Tumor tersebut dapat berkembang
sebagai massa polipoid lokal atau mungkin melibatkan seluruh permukaan
endometrium secara difusi.
b. Adenoacanthoma
Ketika perubahan karakteristik dari adenokarsinoma berdampingan dengan
sel epitel skuamosa jinak, lesi dikatakan sebagai adenoacanthoma. Unsur
skuamosa dapat terlokalisasi secara merata pada seluruh lesi. Sel skuamosa
dapat mencerminkan berbagai derajat diferensiasi yang diamati dalam
epitel yang metaplasia pada uterus. Lesi pada komponen kelenjar ini
biasanya tergolong memiliki prognosis yang lebih baik.
c. Adenosquamous Carcinoma
Adenosquamous atau mixed adenosquamous carcinoma pada
endometrium memiliki kelenjar yang ganas dan komponen skuamosa.
Sekitar 85% dari komponen kelenjar yang ganas merupakan moderately
atau poorly differentiated dan keduanya dapat bermetastasis. Lesi ini
cenderung dimiliki pada pasien yang telah mengalami menopause dan
prognosisnya tergantung pada derajat diferensiasi dari komponen kelenjar
dan lebih buruk pada pure adenocarcinoma daripada adenoacanthoma.
2. Kanker Endometrium Tipe II
Merupakan suatu neoplasma yang sangat agresif yang tidak berkaitan dengan
stimulasi estrogen yang biasanya muncul pada perempuan yang lebih tua
pascamenopause. Endometrial carcinoma tipe II merupakan jenis high-grade
tumours yang invasive, dan tidak berko-eksis dengan CAH (EIN).
a. Clear Cell Carcinoma
Karsinoma sel jernih endometrium tercatat sekitar 4,3-7,5% dari
karsinoma endometrium. Elemen sel jernih dapat berupa fokal atau umum.
Lesi berasal dari Mullerian terdiri dari sel jernih atau komponen paku
sepatu. Rata-rata lesi ini disajikan pada perempuan yang 10 tahun lebih tua
pada adenocarcinoma murni dan diagnosisnya pada tahap klinis lebih
maju. Prognosis dari lesi ini tampaknya sangat buruk.

5
b. Mucinous Carcinoma
Suatu karsinoma endometrial dimana >50% dari neoplasma terdiri dari sel
mucinous. Mucinous carcinoma diperkirakan terhitung 1-9% dari
karsinoma endometrium. Memiliki gambaran glandular ataupun
villoglandular, mucinous, columnar dengan stratifikasi yang minimal.
Biasanya terdapat diferensiasi skuamosa dan nuklear atipik terdiri dari
ringan sampai sedang serta aktifitas mitotik yang rendah.
c. Serous Carcinoma
Serous carcinoma memiliki karakteristik papilar yang kompleks dan/atau
gambaran kelenjar dengan difusi pleomorfik nuklear.
d. Mixed Carcinoma
Suatu karsinoma endometrium yang terdiri dari dua atau lebih gambaran
histologi yang berbeda, setidaknya salah satunya merupakan kategori tipe
ke II.
e. Undifferentiated dan dedifferentiated carcinoma
Karsinoma tanpa diferensiasi merupakan suatu keganasan epitel
neoplasma tanpa diferensiasi. Sedangkan dediferensiasi karsinoma terdiri
dari karsinoma tanpa diferensiasi dengan suatu komponen kedua dari
FIGO derajat I atau II karsinoma endometrium.

2.5 Stadium dan Derajat Kanker Endometrium


Tabel 2.1. Klasifikasi stadium kanker endometrium berdasarkan FIGO 2009
Stadium Keterangan
I Tumor terbatas pada korpus uteri
IA Tidak atau kurang dari setengah invasi
myomametrium
IB Invasi mencapai sama atau lebih dari setengah
myomametrium
II Tumor menginvasi stroma serviks, tetapi tidak
meluas ke luar uterus
III Tumor menyebar secara local dan/atau regional
IIIA Tumor menginvasi serosa korpus uteri dan/atau
adneksa

6
IIIB Keterlibatan vagina dan/atau parametrium
IIIC Metastasis ke pelvis dan/atau kelenjar getah
bening para aorta
IIIC1 Kelenjar getah bening pelvis positif
IIIC2 Kelenjar getah bening para aorta positif
dengan/tanpa kelenjar getah bening pelvis positif
IV Tumor menginvasi mukosa buli dan/atau usus,
dan/atau metastasis jauh
IVA Tumor menginvasi mukosa buli/dan atau usus
IVB Metastasis jauh, termasuk metastasis intra
abdomen dan/atau kelenjar getah bening inginal

Derajat adenokarsinoma:
G1 : derajat diferensiasi adenokarsinoma baik dengan ≤ 5% nonskuamosa atau
pola pertumbuhan nonmorular padat.
G2 : derajat diferensiasi adenokarsinoma dengan 6% sampai 50% nonskuamosa
atau pola pertumbuhan nonmorular padat.
G3 : lebih dari 50% nonskuamosa atau pola pertumbuhan nonmorular padat
(undiferensiasi).

2.6 Patofisiologi
Kanker endometrium adalah jaringan atau selaput lender rahim yang tumbuh di luar
rahim. Padahal, seharusnya jaringan endometrium melapisi dinding rahim. Kanker
endometrium tumbuh pada ovarium, tuba falopii, dan saluran menuju vagina. Kanker
ini bukan merupakan penyakit akibat hubungan seksual. Wanita muda maupun yang
sudah tua dapat terkena penyakit ini. Walaupun pada umumnya yang terserang wanita
yang sudah tua. Tumbuhnya jaringan endometrium di luar rahim kemungkinan
disebabkan oleh darah menstruasi masuk kembali ke tuba falopii dengan membawa
jaringan dari lapisan dinding rahim sehingga jaringan tersebut menetap dan tumbuh di
luar rahim. Kemungkinan lain adalah jaringan endometrium terbawa ke luar rahim
melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening.

2.7 WOC

7
8
9
2.8 Faktor Risiko
Faktor risiko yang terjadi pada kanker endometrium adalah sebagai berikut:
1) Obesitas
Obesitas berhubungan dengan terjadinya peningkatan resiko karsinoma
endometrium sebesar 20-80%. Wanita yang mempunyai kelebihan berat badan 11-
25 kg mempunyai peningkatan resiko 3 kali dan 10 kali pada wanita yang
mempunyai kelebihan berat badan dari25 kg.
2) Nulliparitas
Pada wanita nulliparitas dijumpai peningkatan resiko sebesar 2-3 kali.
3) Diabetes Melitus
Didapati peningkatan resiko sebesar 2,8 kali pada wanita penderita diabetes
mellitus untuk terjadinya karsinoma endometrium
4) Hipertensi
Sebesar 25-75% penderita karsinoma endometrium mengidap hipertensi
5) Estrogen eksogen
Pada wanita menopause yang mengkonsumsi estrogen eksogen akan terjadi
peingkatan resiko karsinoma sebesar 4,5-13,9 kali.
6) Late menopause
Wanita yang menopause sesudah umur 52 tahun akan terjadi peningkatan resiko
sebesar 2,4 kali untuk terjadinya karsinoma endometrium. Disamping itu
karsinoma endometrium dapat terjadi pada wanita pramenopause dengan siklus
haid yang tidak teratur.
7) Polycytic ovarian syndrome
8) Penyakit kandungan empedu
Didapati peningkatan fesiko sebssar 3,7 kali terjadinya kasinoma endometrium.
9) Merokok
Terjadi penurunan resiko karsinoma endometrium sebesar 30% pada wanita
perokok.
10) Tomoxifen
Wanita penguna temoxifen akan terjadi peningkatan resiko kasinoma
endometrium sebesar 2-3 kali.
2.9 Penatalaksanaan
Tindakan Penatalaksanaan karsinoma endometrium antara lain :
1) Operasi / laporan
10
2) Radioterapi
3) Kemoterapi
4) Terapi hormonal
Garis besar penangan karsinoma endometrium dengan keadaan umum penderita
adalah laportomi dengan tindakan eksplorasi rongga abdomen termasuk kelenjar
limfe retroperitoneal guna penentuan stadiumnya serta menentukan tindakan
selanjutnya sesuai dengan hasil eksploitasi laparotomi tersebut dan factor
prognosa yang ada pada penderita.
a. Stadium I
Dilakukan total abdominal histerektomi + bilateral salpingo-oophorectomy +
sitologi periotoneal + limfadenektomi pelvis dan paraaorta.
 Pada G1 atau G2 : tidak memerlukan terapi lanjutan.
 Pada G3 : ditambahkan radiasi eksternal post operasi sebesar 4500-5000
rads pada pelvis.
b. Stadium II
Dilakukan radical hysterectomy + Limfadenektomi pelvis dan paraaorta dan
dilanjutkan dengan radiasi eksternal dengan dosis 4000-5000 rads pada pelvis.
c. Stadium III dan IV
Penanganan pasien stadium III dan IV bersifat individual dan diusahakan
untuk operasi radikal yang dilanjutkan dengan kemoterapi dan radiasi.
Terapi hormonal
Indikasinya : Pada tumor yang sudah mengalami metastase dan bila sewaktu
operasi masih terdapat sisa tumornya serta keadaan pasien yang sudah in operable.
Bahan hormon :
MPA : 300-400 mg/hr
Magace : 160-320 mg/hr
Tamoxifen
5) Kemoterapi.
Terapi ini bersifat paliatif. Saat ini kemoterapi yang reaksi yang paling baik
adalah kombinasi CAP :
 cyclophoshasmida 600 mg/m2
 aderiamycin 45-50 mg/m2
 cisplatin 60 mg/m2

11
BAB III
TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI


KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
1 Nyeri akut b.d agen injuri Setelah dilakukan Pain Management
biologi d.d ekspresi wajah asuhan keperawatan  Lakukan pengkajian
nyeri selama 3x24 jam nyeri secara
diharapkan nyeri pasien komprehensif
berkurang termasuk lokasi,
NOC : karakteristik, durasi,
 Pain Level, frekuensi, kualitas
 Pain control, dan faktor
 Comfort level presipitasi
Kriteria Hasil :  Observasi reaksi
 Mampu mengontrol nonverbal dari
nyeri (tahu ketidaknyamanan
penyebab nyeri,  Gunakan teknik
mampu komunikasi
menggunakan terapeutik untuk
tehnik mengetahui
nonfarmakologi pengalaman nyeri
untuk mengurangi pasien
nyeri, mencari  Kaji kultur yang
bantuan) mempengaruhi
 Melaporkan bahwa respon nyeri
nyeri berkurang  Evaluasi
dengan pengalaman nyeri
menggunakan masa lampau
manajemen nyeri  Evaluasi bersama
 Mampu mengenali pasien dan tim

12
nyeri (skala, kesehatan lain
intensitas, frekuensi tentang
dan tanda nyeri) ketidakefektifan
 Menyatakan rasa kontrol nyeri masa
nyaman setelah lampau
nyeri berkurang  Bantu pasien dan
 Tanda vital dalam keluarga untuk
rentang normal mencari dan
menemukan
dukungan
 Kontrol lingkungan
yang dapat
mempengaruhi
nyeri seperti suhu
ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
 Kurangi faktor
presipitasi nyeri
 Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi dan
inter personal)
 Kaji tipe dan
sumber nyeri untuk
menentukan
intervensi
 Ajarkan tentang
teknik non
farmakologi
 Berikan analgetik
untuk mengurangi

13
nyeri
 Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
 Tingkatkan istirahat
 Kolaborasikan
dengan dokter jika
ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak
berhasil
2 Kecemasan b.d diagnosis Setelah dilakukan NIC :
dan pembedahan asuhan keperawatan Anxiety Reduction
selama 3x 24 jam (penurunan kecemasan)
diharapakan cemasi  Gunakan
terkontrol pendekatan yang
NOC : menenangkan
 Anxiety control  Nyatakan dengan
 Coping jelas harapan
Kriteria Hasil : terhadap pelaku
 Klien mampu pasien
mengidentifikasidan  Jelaskan semua
mengungkapkan prosedur dan apa
gejala cemas yang dirasakan
 Mengidentifikasi, selama prosedur
mengungkapkan  Temani pasien
dan menunjukkan untuk memberikan
tehnik untuk keamanan dan
mengontol cemas mengurangi takut
 Vital sign dalam  Berikan informasi
batas normal faktual mengenai
 Postur tubuh, diagnosis, tindakan
ekspresi wajah, prognosis
bahasa tubuh dan  Dorong keluarga
tingkat aktivitas untuk menemani

14
menunjukkan anak
berkurangnya  Lakukan back /
kecemasan neck rub
 Dengarkan dengan
penuh perhatian
 Identifikasi tingkat
kecemasan
 Bantu pasien
mengenal situasi
yang menimbulkan
kecemasan
 Dorong pasien
untuk
mengungkapkan
perasaan, ketakutan,
persepsi
 Instruksikan pasien
menggunakan
teknik relaksasi
 Berikan obat untuk
mengurangi
kecemasan

Post Operasi
NO DIANGOSA TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
KEPERAWATAN
1 Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan Pain Management
injuri fisik d.d sikap asuhan keperawatan  Lakukan pengkajian nyeri
melindungi area selama 3x24 jam secara komprehensif
nyeri diharapkan nyeri termasuk lokasi,
pasien berkurang karakteristik, durasi,
NOC : frekuensi, kualitas dan
 Pain Level, faktor presipitasi

15
 Pain control,  Observasi reaksi nonverbal
 Comfort level dari ketidaknyamanan
Kriteria Hasil :  Gunakan teknik
 Mampu mengontrol komunikasi terapeutik
nyeri (tahu untuk mengetahui
penyebab nyeri, pengalaman nyeri pasien
mampu  Kaji kultur yang
menggunakan mempengaruhi respon nyeri
tehnik  Evaluasi pengalaman nyeri
nonfarmakologi masa lampau
untuk mengurangi  Evaluasi bersama pasien
nyeri, mencari dan tim kesehatan lain
bantuan) tentang ketidakefektifan
 Melaporkan bahwa kontrol nyeri masa lampau
nyeri berkurang  Bantu pasien dan keluarga
dengan untuk mencari dan
menggunakan menemukan dukungan
manajemen nyeri  Kontrol lingkungan yang
 Mampu mengenali dapat mempengaruhi nyeri
nyeri (skala, seperti suhu ruangan,
intensitas, frekuensi pencahayaan dan
dan tanda nyeri) kebisingan
 Menyatakan rasa  Kurangi faktor presipitasi
nyaman setelah nyeri
nyeri berkurang  Pilih dan lakukan
 Tanda vital dalam penanganan nyeri
rentang normal (farmakologi, non
farmakologi dan inter
personal)
 Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk menentukan
intervensi
 Ajarkan tentang teknik non

16
farmakologi
 Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
 Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
 Tingkatkan istirahat
 Kolaborasikan dengan
dokter jika ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak
berhasil
2 Resiko infeksi b.d Setelah dilakukan Infection Control (Kontrol
penyakit kronis asuhan keperawatan infeksi)
selama 3x 24 jam  Bersihkan lingkungan
diharapakan infeksi setelah dipakai pasien lain
terkontrol  Pertahankan teknik isolasi
NOC :  Batasi pengunjung bila
 Immune Status perlu
Knowledge :  Instruksikan pada
Infection control pengunjung untuk mencuci
tangan saat berkunjung dan
Risk control setelah berkunjung
Kriteria Hasil : meninggalkan pasien
 Klien bebas dari  Gunakan sabun
tanda dan gejala antimikrobia untuk cuci
infeksi tangan
 Mendeskripsikan  Cuci tangan setiap sebelum
proses penularan dan sesudah tindakan
penyakit, factor kperawtan
yang  Gunakan baju, sarung
mempengaruhi tangan sebagai alat
penularan serta pelindung
penatalaksanaannya  Pertahankan lingkungan
, aseptik selama pemasangan

17
 Menunjukkan alat
kemampuan untuk  Ganti letak IV perifer dan
mencegah line central dan dressing
timbulnya infeksi sesuai dengan petunjuk
 Jumlah leukosit umum
dalam batas normal  Gunakan kateter intermiten
 Menunjukkan untuk menurunkan infeksi
perilaku hidup sehat kandung kencing
 Tingktkan intake nutrisi
 Berikan terapi antibiotik
bila perlu

Infection Protection (proteksi


terhadap infeksi)
 Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan lokal
 Monitor hitung granulosit,
WBC
 Monitor kerentanan
terhadap infeksi
 Batasi pengunjung
 Saring pengunjung
terhadap penyakit menular
 Partahankan teknik aspesis
pada pasien yang beresiko
 Pertahankan teknik isolasi
k/p Berikan perawatan
kulit pada area epidema
 Inspeksi kulit dan
membran mukosa terhadap
kemerahan, panas, drainase
 Ispeksi kondisi luka / insisi
bedah

18
 Dorong masukkan nutrisi
yang cukup
 Dorong masukan cairan
 Dorong istirahat
 Instruksikan pasien untuk
minum antibiotik sesuai
resep
 Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan gejala
infeksi
 Ajarkan cara menghindari
infeksi
 Laporkan kecurigaan
infeksi
 Laporkan kultur positif
3 Deficit personal Setelah dilakukan Personal hyegene managemen
hyegene b.d asuhan keperawatan  Kaji keterbatasan pasien
imobilitas (nyeri selama 3x24 jam dalam perawatan diri
pembedahan) diharapakan pasien  Berikan kenyamanan pada
menunjukkan pasien dengan
kebersihan diri membersihkan tubuh
NOC : pasien (oral,tubuh,genital)
 Kowlwdge : disease  Ajarkan kepada pasien
process pentingnya menjaga
 Kowledge : health kebersihan diri
Behavior  Ajarkan kepada keluarga
Kriteria Hasil : pasien dalam menjaga
 Pasien bebas dari kebersihan pasien
Bau
Pasien tampak
menunjukkan
kebersihan
Pasien nyaman

19
3.2 Contoh Kasus
Kasus

Ny. K berumur 56 tahun memiliki alamat rumah di Jakarta datang ke RSCM dengan keluhan
nyeri abdomen bagian bawah dan perdarahan pervagina berupa flek-flek darah yang terjadi
sejak satu tahun yang lalu, serta gangguan buang air kecil. Setelah dilakukan pemeriksaan
fisik, terdapat benjolan di perut pada daerah pelvis. Klien mengaku sudah melalui masa
menopause sejak berumur 48 tahun. Memiliki 2 orang anak dengan persalinan normal.
Menarche usia 15 tahun. Siklus haid teratur 28 hari, dan disminore. Klien tidak memiliki
riwayat penyakit sebelumnya, penyakit keluarga dan tidak ada alergi. Klien tampak cemas
dengan penyakit yang diderita, serta terdapat perubahan perilaku kehidupan sehari-hari.
Setelah dilakukan USG, didapatkan uterus membesar ukuran 8,01×5,95×6,68 cm dengan lesi
hiperekoik di dalam kavum uteri/endometrium inhomogen bertepi rata dan berbatas tegas
6,69×4,76×5,67cm dengan RI 0,3, kedua adneksa, hepar ginjal dalam batas normal. Dan
pemeriksaan Patologi Anatomi (PA) memperlihatkan adanya adenokarsinoma berdiferensiasi
sedang–buruk yang kemungkinan dari endometrium. Pengecekan Tanda-Tanda Vital N: 82
x/menit; RR: 20 x/menit; S: 36,70C; TD: 100/70 mmHg.

Pengkajian

1. Identitas
Nama : Ny. K
Alamat : Jakarta
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 56 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah tangga

2. Riwayat penyakit dan Kesehatan


Keluhan Utama: Nyeri

Riwayat Penyakit Sekarang:

Ny. K datang ke RSCM dengan keluhan perdarahan pervagina berupa flek-flek sejak
1 tahun yang lalu. Tidak ada keputihan, penurunan berat badan, benjolan abdomen
bagian pelvis serta gangguan BAK.
20
Riwayat Penyakit Dahulu:
Ny. K mengatakan tidak pernah menderita penyakit apapun dan tidak pernah di
rawat di Rumah Sakit
Riwayat Penyakit Keluarga
Di dalam keluarga Ny.K tidak terdapat penyakit keturunan seperti Hipertensi, DM
dan jantung.
Riwayat Alergi:
Klien mengatakan tidak memiliki alergi baik obat maupun makanan

3. Riwayat Obstetri
a. Riwayat menstruasi :
 Menarche : umur 15 tahun, Siklus 28 hari, teratur
 Banyaknya : 1 – 3 cc tiap kali Lamanya : 4 – 6 hari
 Haid terakhir : usia 48 tahun
 Keluhan : nyeri saat haid
b. Riwayat kehamilan
Persalinan normal aterm, Ny.K memiliki 2 orang anak.

4. Aspek Psikososial
a. Persepsi klien tentang keluhan/penyakit: ibu agak cemas dengan penyakit yang
diderita ini, apalagi setelah mendengar ada kanker dan harus dioperasi, klien
sering menanyakan tentang penyakitnya.
b. Perubahan kehidupan sehari-hari: klien selalu memikirkan tentang keadaannya
sejak ada gejala pembengkakan pada perut bawah dan takut bekerja yang berat-
berat.
c. Harapan klien: ingin segera sembuh dari penyakitnya
d. Teman hidup di tempat tinggal: suami
e. Orang terpenting bagi klien: anak
f. Sikap anggota keluarga terhadap keadaan saat ini: Cukup baik
g. Kesiapan mental untuk menjadi ibu: ya

5. Pemeriksaan Fisik

21
Pemeriksaan Hasil
Kepala Rambut bersih, warna mulai memutih, distribusi merata,
Tidak ada lesi dan masa
Tanda Vital N: 82 x/menit
RR: 20 x/menit
S: 36,70C
TD: 100/70 mmHg
BB dan TB BB: 49kg
TB: 142cm
Mata Letak simetris, Sklera tidak anemis, konjungtiva tidak
ikhterik, bersih, reflek pupil ada
Hidung Septum lurus, tidak ada sekret, tidak ada gangguan fungsi
penciuman
Mulut Mukosa bibir lembab, tidak ada karies gigi, lidah bersih
Leher Tidak ada masa dan lesi, tidak ada peningkatan JVP dan
KGB
Dada Tidak ada lesi dan masa, pergerakan dinding dada simetris
Jantung
Irama teratur, suara auskultasi lupdup, suara perkusi dullnes
Paru-paru
Irama pernapasan teratur, suara napas dengan Auskultasi
vesikuler, perkusi sonor
Abdomen Tidak ada lesi, perut distensi, ada benjolan, bising usus
normal
Genital dan Anus Porsio dan mukosa vagina licin, terdapat benjolan, ada
gangguan berkemih tidak ada keputihan, ada perdarahan
pervaginam
mukosa rektum licin
Ektremitas atas Kekuatan otot tangan kanan dan kiri maasing-masing 5,
ROM tidak terganggu
Ektremitas bawah Kekuatan otot kaki kanan dan kiri maasing-masing 5, ROM
tidak terganggu

22
6. Pemeriksaan Penunjang
 Ultrasonography (USG) : Pada USG didapatkan uterus membesar ukuran
8,01×5,95×6,68 cm dengan lesi hiperekoik di dalam kavum uteri/endometrium
inhomogen bertepi rata dan berbatas tegas 6,69×4,76×5,67cm dengan RI 0,3, kedua
adneksa, hepar ginjal dalam batas normal.
 Patologi Anatomi (PA) : Hasil PA memperlihatkan adanya adenokarsinoma
berdiferensiasi sedang-buruk kemungkinan dari endometrium

7. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
Keperawatan
1 DS : Pertumbuhan kanker Nyeri kronis
Klien mengeluh nyeri pada (hiperplasia endometrium)
bagian perut dan kelaminnya. ↓
Klien mengatakan sering ada Penekanan pada system
flek-flek darah dari saraf sekitar uterus
kemaluannya ↓
Impuls ke hipotalamus
DO: ↓
Ketika dilakukan palpasi daerah Merangsang sekresi
abdomen teraba benjolan di serotonin, bradikinin, dan
perut bagian bawah. Terdapat histamine
bercak darah, Porsio dan ↓
mukosa vagina licin, uterus Nyeri
sebesar telur angsa, klien ↓
tampak meringis Berlangsung lama
skala nyeri 3 ↓
Nyeri kronis
2 DS : Kurang pengetahuan Koping
Klien dan keluarga sering tentang pertumbuhan individu tidak
menanyakan tentang kanker, kondisi yang efektif
penyakitnya, klien mengatakan semakin menurun
bahwa dia takut ↓

23
No Data Etiologi Masalah
Keperawatan
Stresor meningkat
DO: ↓
Klien tampak tegang, cemas Sumber koping dan
dan menangis metode koping yang
kurang

Depresi

3 DS : Hipermetabolis Nutrisi kurang


Klien mengatakan sudah ↓ dari kebutuhan
beberapa minggu tidak mau Pemecahan karbohidrat tubuh
makan dan lemak meningkat ke
jaringan kanker
DO: ↓
Berat badan menurun dari 52 Nutrisi kurang ke jaringan
menjadi 49. berkurang di bagian tubuh
lain
dan
Dan
Setelah di kemoterapi klien
tampak merasa mual dan tidak Pelaksanaan terapi kanker
beselera untuk makan ↓
Mengiritasi mukosa
lambung

HCl dan eksresi histamin
meningkat

Merangsang medula
vomiting center

24
No Data Etiologi Masalah
Keperawatan
Anoreksia

Penurunan berat badan
4 DS: klien mengatakan sudah Pertumbuhan sel kanker Gangguan
seminggu tidak lancar untuk endometrium (hipertropi) eliminasi urin
buang air kecil ↓
Penekanan pada daerah
DO: sekitar uterus terutama
Dari hasil monitor urine yang blass dan uretra (terjadi
keluar hanya sedikit (200 cc) penyumbatan)
dalam 8 jam, ketika diraba pada ↓
bagian perut terasa distensi Haluaran urine terganggu
5 DS : Pertumbuhan kanker Gangguan
Klien mengatakan nyeri pada (hiperplasia endometrium) mobilisasi fisik
bagian perut dan selangkangan ↓
jika klien bergerak atau berjalan Penekanan pada system
saraf sekitar uterus
DO: ↓
Klien tampak lebih sering Impuls ke hipotalamus
berbaring ↓
Merangsang ekresi
serotonin, bradikinin, dan
histamine

Nyeri

Aktivitas terganggu

Kegiatan sehari-hari
menurun
6 DS: Penurunan Imunitas Harga diri

25
No Data Etiologi Masalah
Keperawatan
Klien mengatakan sudah tidak ↓ rendah
berguna, klien tidak mau Meluas dan hiperplasia
bertemu jika dijenguk, klien jaringan kanker
malu dengan keadaanya. ↓
Aliran darah terhambat
DO: ↓
Klien tampak sedih, murung Tidak teratasi
dan menangis, ↓
sering terdengar klien Kematian jaringan
mengatakan sudah tak berharga ↓
Pembusukan

Pengangkatan rahim
7 DS: Pengalaman klien pertama cemas
Klien mengatakan dirinya baru kali untuk di operasi
pertama kali melakukan ↓
operasi, klien mengatakan Stresor meningat
dirinya takut dengan tidakan ↓
yang akan dilakukan cemas

DO:
Klien tampak gelisah.
Klien terlihat menangis.
Klien terlihat suka berbicara
sendiri
Klien sering bertanya mengenai
operasinya

8. Diagnosa Keperawatan

26
a. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf,
infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping therapi
kanker
b. Koping individu tidak efektif (Depresi) berhubungan dengan kurang pengetahuan
klien dan kondisi yang semakin menurun.
c. Nutrisi kurang dari kebutuhan sehubungan dengan hipermetabolis/mual muntah efek
dari pemberian obat kanker (kemoterapi)
d. Gangguan pola berkemih berhubungan dengan penekanan uretra dan kandung kemih
oleh sel kanker
e. Gangguan mobilitas fisik sehubungan dengan nyeri
f. Harga diri rendah berhubungan dengan penyakit yang di derita

27
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Karsinoma endometrium adalah salah satu jenis keganasan yang tinggi


kejadiannya, sekaligus menyumbang angka kematian besar pada peringkat keganasan
yang terjadi khususnya pada wanita. Pengenalan dan deteksi dini akan jenis
keganasan ini sangat penting untuk penentuan status keparahan dan prognosisnya
serta penentuan tatalaksana yang tepat. Survival rate penyakit ini bergantung pada
stadium dan gradenya sehingga diperlukan pemantauan lanjut oleh tenaga medis
untuk terapi lanjutan dan terapi saat terjadinya relaps atau residif.

4.2 Saran

Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca untuk
mencegah terjadinya kanker endometrium. Agar selalu menjaga kebersihan guna
mencegah timbulnya penyakit. Serta mengetahui proses asuhan keperawatan pada
penyakit kanker endometrium.

28
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, Gloria, dkk. 2016. Nursig Intervensions Classification (NIC), Edisi : ke-6.
Yogyakarta: Mocomedia.

Moorhead, S., dkk. (2016). Nursing Outcome Classification (NOC), Edisi: ke-5. Yogyakarta:
Mocomedia.

Huda, A, Hardhi. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis: Berdasarkan Penerapan Diagnosa


Nanda, NIC, NOC dalam Berbagai Kasus, Jilid 2. Yogyakarta: MediAction.

Brohet, K. E., & Ramli, I. (2015). Tatalaksana Radioterapi Kanker Endometrium


Dengan Fokus Pada Stadium Dini. Journal Of The Indonesian Radiation
Oncology Society , 1.

Pradnaya, P., & Gede, N. (2017). Profil Pasien Kanker Endometrium di RSUP
Sanglah Denpasar Periode Agustus - Juli 2014. E-Journal Medika , 2.

Tulumang, J. A., & Loho, M. F. (2016). Gambaran Kanker Endometrium yang


dirawat di RSUPProf. Dr. R.D. Kandou Manado Periode 2013-2015. Jurnal e-
Clinic , 2.

Lurain JR. Uterine cancer. In : Berek JS, Adashi EY, Hillard PA, eds. Novak’s
Gynecology 12th ed. William & Willins, Baltimore, 1996: 1057-99.
Sahil MF. Deteksi dini kanker ginekologi. Symposium keganasan pada wanita.
Pra Kongres Nasional III Perhimpunan Onkologi Indonesia, Medan, Juli 1998.
Goodman A. premalignant & malignant disorder of the uterine corpus. In : DE
Cherney AH, Pernoll ML, eds. Current Obstetrics & Gynecology dignosis &
treatment 8th ed. Prentice Hall International Inc, London, 1994 : 937-66.
Di Saia PJ, Creasman WT. Clinical Gynecology Oncology, 5th ed, Mosby,
Missouri, 1997 :134-64.
Morrow CP, Curtin JP, Townsens DE. Synopsis of gynecology oncology 4th ed.
Churchill livingstone, New York, 1993 : 153-83.
Tindall, VR. Jeffcoate’s principles of gynecology 5th ed. Butterworth Hainemann
Ltd, Oxford, 1987 : 433-411.
Mardjikoen P. tumor ganas alat genital. Dalam : Wiknjosastro H, Saifuddin AB,

29
eds. Ilmu kandungan 2nd ed. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo, Jakarta,
1994 : 391-400.
Dutta DC. Text book of gynecology. New central book agency, Calcutta, 1990 :
260-4.
Govan ADT, Hart DM, Challender R. Gynaecology Illustration 4th ed. Churchill
Livingstone, Singapore, 1993 : 247-55.
Anderson MC. Female reproductive system 3rd ed. Churchill Livingstone,
London, 1991 : 185-204.
Bangun D, Jesurun. 2015. Ekspresi Vimentin sebagai Petanda pada Adenokarsinoma
Endometrium. (Diunduh pada tanggal 14 Maret 2019). Dapat diakses di
http://repository.usu.ac.id.

Christian, Joshua. 2016. Karakteristik Kanker Endometrium di RSUP H. Adam Malik


Periode 2012-2015. (Diunduh pada tanggal 14 Maret 2019). Dapat diakses di
http://repository.usu.ac.id

Khairunnisa, Rima. 2017. Karsinoma Endometrium. (Diunduh pada tanggal 14 Maret 2019).
Dapat diakses di https://edoc.site/karsinoma-endometrium-pdf-pdf-free.html

30

Anda mungkin juga menyukai