BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Limfoma Maligna
getah bening yang terlibat yaitu limfoma Hodgkin dan non Hodgkin (Price, 2005).
Limfoma non Hodgkin dan Hodgkin dibedakan berdasarkan jenis sel yang
mencolok yang terdpat di dalam sel kelenjar getah bening serta penyebarannya.
Limfoma Hodgkin memiliki ciri khas yaitu ditandai dengan ditemukannya sel
Reed Sternberg dan Non Hodgkin ditandai dengan kumpulan limfosit abnormal,
neoplasma pertama timbul pada limfa node dengan variasi klinis dan temuan
biologis (Zahra,2012).
5
6
dan sitologi dari limfositnya (mudah dibedakan, sulit dibedakan, tidak dapat
menghasilkan diagnosis LNH, namun teori ini digantikan oleh klasifikasi yang
Pada awal tahun 1970, Lukes, Collins (Amerika Serikat), dan Lennert
berdasarkan penampakan sitologi tipe center cell yang predominan pada folikular
cell tersebut, yaitu small dan large cleaved cell klasifikasi Lukes-Collins
(centrocytes klasifikasi Kiel) dan small dan large noncleaved cell klasifikasi
klasifikasinya(William, 2009).
klasifikasi ini memiliki keterbatasan yang sama seperti semua skema klasifikasi
morfologis murni, memisahkan limfoma yang terkait erat secara biologis dan
leukemia/lymphoma
lymphomas
unspecified
Mycosis fungoides/Sézary
syndrome
nasal type
8
Burkitt lymphoma
Hodgkin Lymphomas
lymphoma
Limfoma non Hodgkin dapat terjadi karena beberapa faktor resiko seperti
terpapar obat seperti imunosupresif agen, obat antiepilepsi, dan riwayat terpapar
herbisida, peptisida, serbuk kayu, lem epoxy, riwayat penggunaan obat rambut,
Agen infeksi memiliki peran pada spesifik limfoma bervariasi mulai dari sebagai
kontribusi agen infeksi pada limfomagenesis. Contoh yang paling bagus untuk
menjelaskan hal ini adalah transformasi langsung limposit oleh agen microbial.
pathogenesis dari limfoma yang diakui pada deskripsi burkitt oleh Denis pada
tahun 1958 sebagai tumor yang agresif pada anak muda yang memiliki
Epstein, Achong dan Barr menemukan partikel virus pada sel tumor yang berasal
limpoma multilobul yang disebut cloverleaf atau flower sel dan dengan cepat
menjadi fatal. Tahun 1979-1981 Gallo di Amerika Serikat dan Hinuma di Jepang
menemukan retrovirus yang unik, HTLV-1 sebagai etiologi agen ATLL. HTLV-1
ditemukan pada endemic ditemukan pada area geografis di daerah barat daya
pada orang dewasa atau limfoma dan juga myelopati. Pada penelitian yang
dibandingakan laki-laki dan juga meningkat sesuai dengan usia mencapai puncak
pada umur 30 tahun karena merupakan usia dengan kegiatan seksual yang aktif.
HTLV-1 dapat menginfeksi seseorang melalui pemberian ASI ibu yang telah
terinfeksi, darah, berbagi jarum suntik dan transmisi seksual. HTLV-1 adalah
+ +
berisi RNA tipe C yang menginfeksi sel T matur umumnya, CD3 , CD4 , dan
interleukin (IL)-2 seperti efek parakrin dari seluler gen dan sitokin yang lain. Tax
protein menyebabkan proliferasi dan mencegah apptosis dari sel HTLV-1 yang
menyababkan degenerasi IκB-α yang mengaktivasi jalan dari NFκB namun, pada
penyakit yang berat tidak ada ekspresi tax dan sel ATL dapat melakukan
mutasi p53, penghapusan gen supresor tumor p15 dan p16, dan metilasi DNA.
hubungan seksual, dan dari ibu ke anak melalui ASI atau melalui plasenta. Virus
ini dapat memiliki periode laten yang berkepanjangan dekade sebelum sindrom
dan memasak yang tidak steril. EBV memiliki gen yang unik yang dapat
lebih cepat berhubungan dengan EBV dan kejadiannya tinggi pada Asia dan
Selatan Amerika (Mozaheb,2012). Virus lain terlibat dalam neoplasia limfoid dan
Marshall pada tahun 1983 dan terbukti berhubungan dengan penyakit ulkus
istilah yang diusulkan oleh Isaacson dan Wright. Parsonett mengakui bahwa
dari limfoma dalam lebih dari dua pertiga dari pasien. Infeksi lain terkait dengan
kronis dan dapat menginduksi adanya ulkus peptikum dan akhirnya menyebabkan
kanker lambung. H. pylori akan menyebabkan B-sel limfoma dan banyak terjadi
pada negara berkembang dan meningkat seiring bertambah usia. H. pylori dapat
12
dideteksi pada 90% pasien dengan stadium rendah MALT limfoma dan 40-75%
termasuk bukan hanya infeksi tetapi juga paparan obat dan paparan toksik kimia.
menyebabkan kondisi panas, rash dan adenopathy yang muncul kembali setelah
withdrawal obat. Pada penelitian epidemiologi ada berapa obat yang memiliki
kendaraan bermotor, komunikasi telepon, dan industry kulit. Bahan kimia yang
terlibat dalam endemic LNH yaitu organoklorin dan asam phenoxyacetic yang
biasanya ditemukan pada peptisida dan herbisida. Selain itu resiko LNH juga
ultraviolet dan faktor gizi (Mozaheb, 2012; Smedby, 2006; William, 2009).
imunitas sel-T, sehingga sitokin menurun, dan pertumbuhan sel-B yang tidak
2.2.3.4 Usia
berada diurutan ketiga setelah leukemia akut dan tumor otak. LNH lebih sering
insiden yang stabil mulai dari kecil sampai usia 80 tahun. Usia rata-rata
terdiagnosis LNH adalah 45-55 tahun dan usia rata-rata tahun 2000-2005 adalah
semakin buruk terutama pada lanjut usia Pada lanjut usia terjadi proses
imunitas, fungsi hati, pembuluh darah dan sistim lainnya. Penurunan fungsi yang
juga menyebabkan proses penyembuhan lebih lama. Selain faktor dari penurunan
fungsi riwayat terpaparnya bahan kimia yang bersifat karsinogenik, lama terpapar
dan juga riwayat kanker dari keluarga dan juga pasien sendiri juga menjadi
penyebab perbedaan proporsi kejadian ini. Pada usia anak-anak terjadinya LNH
sering disebabkan oleh imun defisiensi (Mozaheb, 2012; Smedby, 2006; William,
2009).
14
perempuan hal (Yasmin et al, 2005). Perbedaan proposi kejadian ini belum
diketahui secara pasti. Pada beberapa penelitian menyatakan perbedaan itu dapat
disebabkan oleh perbedaan hormonal pada laki-laki dan perempuan (Nelson et al,
2001). Pada wanita yang mengkonsumsi kontrasepsi oral dan atau terapi sulih
hormon lebih sering ditemukan dibandingkan yang tidak. Perbedaan yang terjadi
bukan hanya dikeranakan oleh sistem hormon namun juga dikarenakan perbedaan
paparan bahan kimia yang diterima oleh laki-laki dan perempuan dan juga
menyebabkan perbedaan subtipe LNH yang diderita. Pada pria yang biasanya
terjadi adalah Mantel Cell Lymphoma (MCL) (70%) sedangkan pada wanita yang
sel yang tidak terkontrol dan penyebaran yang tidak normal. Angka kematian
yang disebabkan kanker merupakan peringkat ke-2 di Dunia. Salah satu jenis
Limfoma Maligna dapat dibagi menjadi dua yaitu Limfoma Hodgkin dan
asia. Pembagian klasifikasi limfoma non Hodgkin menurut WHO dibagi menjadi
pasien dengan LNH memiliki variasi demografi yang berbeda-beda hal tersebut
juga dapat mempengaruhi dari temuan klinis dan laboratorium pasien. Terdapat
bebrapa faktor demografi yang dapat mempengaruhi temuan klinis pada pasien
LNH seperti jenis kelain, usia, tempat tinggal, status pekerjaan, riwayat keluarga,
Imun sistem akan mencapai kerja yang optimal pada saat usia produktif
dan akan menurun seiring dengan usia. Agen infeksi seperti EBV, HTLV-1,
terkena LNH. Selain hal tersebut faktor lingkungan juga dapat menyebabkan
limfoma seperti adanya penggunaan obat-obatan dan adanya paparan dari zat
kimia.
15
16
Kanker
Hematologi
Faktor
lingkungan Usia dan
Klasifikasi Non
Jenis
Hodgkin
Kelamin
1. Infeksi
2. Imun sistem
Pada penelitian yang diteliti adalah variabel usia dan jenis kelamin dan
3.3 Hipotesis
Sanglah
18
BAB IV
METODE PENELITIAN
sectional yang berarti semua variabel yang diteliti diukur dan diamati hanya satu
kali, pada satu waktu. Dengan pendekatan cross sectional, penelitian akan lebih
mudah, hasil yang dicari cepat diperoleh dan biaya lebih rendah. Penelitian ini
Populasi terjangkau adalah semua pasien LNH yang memiliki data rekam
Pasien LNH dan bukan LNH rawat inap dan rawat jalan yang terdata pada
buku registrasi poli dan ruangan-ruangan yang terdapatdi Bagian Penyakit Dalam
18
19
Besar sampel yang digunakan menggunakan total sampel tahun 2014 yang
berobat di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Sanglah bagian heatologi yaitu
setiap rekam medis pasien yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam
penelitian sampai kurun waktu tertentu, sehingga jumlah sampel yang diperlukan
terpenuhi.
Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu usia dan jenis kelamin. Variabel
tergantung dalam penelitian ini adalah kejadian limfoma Non Hodgkin di Rumah
Sakit Sanglah. Pada penelitian ini terdapat variabel antara yaitu sistem imun dan
infeksi EBV, HTLV-1, HHV8, dan HCV. Selain itu pada penelitian ini juga
1. Usia merupakan usia pasien yang tercantum pada rekam medis. Kategori usia
menurut Depkes RI tahun 2009 adalah masa balita pada usia 0-5 tahun, masa
kanak-kanak pada usia 5-11 tahun, masa remaja awal pada usia 12-16 tahun,
20
masa remaja akhir pada usia 17-25 tahun, masa dewasa awal pada usia 26-35
tahun, masa dewasa akhir pada usia 36-45 tahun, masa lansia awal pada usia
46-55 tahun, lansia akhir pada usia 56-65 tahun dan masa manula 65 tahun ke
atas. Pada penelitian ini usia diketegorikan menjadi 2 yaitu >55 tahun dan ≤
55 tahun.
3. Pasien LNH merupakan pasien yang telah didiagnosa LNH yaitu pasien
kontitusional seperti demam, keringat malam dan penurunan berat badan atau
adanya orofaringel atau adanya anemia, infeksi, dan pendarahan difus atau
limfoma atau pada pemeriksaan histologi biopsy eksisi kelenjar getah bening
Pada penelitian ini digunakan data sekunder yang berasal dari rekam medis
data-data yang diperlukan dalam penelitian. Formulir penelitian ini terdiri dari :
Identitas pasien meliputi usia, dan jenis kelamin, gambaran klinis, laboratorium,
laporan hasil penelitian yang dilaksanakan pada 2014 sampai dengan 2015.
sebagai berikut:
dengan no rekam medis pasien LNH di Rumah Sakit Sanglah yang telah
dicatat peneliti.
4. Data-data yang diperlukan dan telah tercantum pada rekam medis kemudian
a. Coding Data
22
b. Entry Data
Data dimasukkan secara komputerisasi setelah dibuat struktur entry data yang
mencakup nomor, nama variabel, tipe variabel, width, decimals, variable labels,
c. Cleaning Data
Untuk menghindari kemungkinan adanya kesalahan dalam analisis data, data yang
telah dimasukkan akan dicek kembali sehingga kesalahan data dapat segera
diperbaiki. Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan
Analisis data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah analitik
2
menggunakan uji kai kuadrat (dilambangkan dengan X dari huruf yunani chi
dilafalkan kai) digunakan untuk menguji dua kelompok data baik variable
sebagai uji proporsi untuk dua pristiwa atau lebih, sehingga bersifat diskrit.
23
BAB V
HASIL
Pada tahun 2014 terdapat 491 pasien (LNH n=152, Non LNH n=339) yang
berobat pada poli penyakit dalam RSUP Sanglah Denpasar periode Januari-
Desember 2014.
23
24
diantaranya mengalami LNH, sedangkan dari 156 subjek dengan usia >55 tahun,
faktor usia dan kejadian LNH di RSUP Sanglah tahun 2014 (OR = 2,511.
LNH
Total
Ya Tidak
≤ 55 tahun 70 86 156
Usia
≤ 55 tahun 82 253 335
5.3 Hubungan antara faktor risiko jenis kelamin dan kejadian LNH
menunjukkan tidak adanya hubungan yang bermakna antara faktor jenis kelamin
dan kejadian LNH di RSUP Sanglah tahun 2014 (OR = 2,361. p=0,392) hal ini
Tabel 5.3. Hubungan antara faktor risiko jenis kelamin dan kejadian LNH
LNH
Total
Ya Tidak
OR = 2,361. p=0,392
26
BAB VI
PEMBAHASAN
tahun 2010 sebesar 22.2% di Rumah Sakit Sanglah menurut data yang dilaporkan
oleh Suega (2010). Peningkatan kejadian LNH juga ditemukan pada penelitian
yang dilakukan oleh Susan dan Rhicart (2004). Pada penelitian yang dilakukan
oleh Susan dan Rhicart memperkirakan bahwa setiap tahunnya terdapat 19 kasus
bahwa usia minimum kasus LNH yang ter jadi di Karachi minimum berusia 2
tahun sampai dengan 95 pada tahun 1995 sampai dengan 2002 penemuan ini tidak
jauh berbeda dengan penemuan pada penelitian ini. Pada penelitian ini ditemukan
usia minimum kasus LNH yang terjadi di Rumah Sakit Sanglah berusia 1 tahun
dan maksimal 89 tahun. Rata-rata usia pasien LNH pada penelitian ini 53 tahun
hasil ini sama dengan hasil penemuan yang dilaporkan oleh Mozaheb (2012), pada
Hasil ini juga sebanding dengan hasil yang dikemukakan oleh Yasmin et all
(2002) pada penelitiannya yang melaporkan bahwa rata-rata usia pasien LNH
26
27
proporsi kejadian LNH yang terjadi menurut asal subjek. Asal subjek terbanyak
pusat kota di Bali yang paling dekat dengan RSUP Sanglah, dengan penduduk
yang kebanyakan lebih peduli akan kesehatan dan memiliki tingkat pendidikan
yang lebih tinggi selain itu di Denpasar merupakan pusat kota di Bali yang tingkat
polusi udara dan risiko terpaparnya bahan kimia yang lebih besar akibat gaya
nitrogen dioksida (NO2) masih dibawah standar baku mutu lingkungan. Gas-gas
tersebut dapat bersifat karsiogenik yang mungkin sebagai salah satu faktor
darah juga melebihi nilai ambang normalnya menurut penelitian Adiputra dan
dengan odd ratio (OR) 2.511 dan Confidence interval (CI) 1,680-3,754 dari hasil
analisis tersebut menunjukkan bawa kelompok usai >55 tahun memiliki risiko
2,511 kali lebih besar terkena LNH dibandingkan dengan usai ≤ 55 tahun hasil
2011. Pada penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara
kejadian LNH dengan usia karena α<0,05 dan merupakan faktor pemberat
terjadinya LNH karena CI melewati angka 1. Hasil penelitian ini juga didukung
oleh penelitian yang dilakukan oleh Muller et al.(2005), pada penelitian tersebut
bertambahnya usia, terutama pada kelompok usia >55tahun. Penelitian ini juga
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Susan dan Rhicart (2004) pada
LNH mencapai 68 kasus per 100.000 orang. Peningkatan usia sebagai faktor
LNH terjadi disebabkan oleh mutasi yang terjadi pada sistem imun yang
disebabkan oleh agen infeksi, zar karsinogenik dan riwayat penyakit lainnya yang
dipengrauhi oleh bagus tidaknya sistem imun itu sendiri, jika terjadi penurunan
fungsi pada sistem imun tersebut dapat menyebabkan seseorang mudah terkena
penyakit infeksi. Penurunan sistem imun dapat terjadi melalui banyak sebab
herediter, didapat atau suatu proses natural akibat proses degeneratif yang terjadi
pada orang lanjut usia. Pada orang lanjut usia risiko terjadinya LNH meningkat
bukan hanya disebabkan disebabkan oleh proses degeneratif, namun juga riwayat
paparan yang berlangsung lebih lama terhadap suatu zat karsiogenik dan riwayat
penyakit yang diderita sebelumnya. Sedangkan pada anak-anak LNH dapat terjadi
29
imun defisiensi. Imun defisiensi yang terjadi pada anak-anak dapat disebabkan
oleh berbagai faktor yaitu gen (keturunan), infeksi yang ditularkan oleh ibu yang
diperoleh dalam proses persalinan, ataupun saat dalam kandungan dan infeksi
yang ditularkan oleh orang sekitar, atau pemberian asi ekslusif. Pada penelitian ini
imun tersebut sehingga diperlukan penelitian yang lebih lanjut lagi mengenai hal
tersebut.
6.3 Hubungan jenis kelamin dengan kejadian LNH di Rumah Sakit Sanglah.
Pada penelitian ini ditemukan sebagian besar kasus LNH yang terjadi
adalah laki-laki hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
Muller et al. (2005), Susan dan Rhicart (2004) Annisa Reykaningrum (2011).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Muller et al. (2005) melaporkan bahwa
sebagian besar penderita LNH adalah laki-laki dengan perbandingan laki-laki dan
perempuan sebesar 2:1 hal ini sebanding dengan penelitian yang dilakukan oleh
terjadi pada jenis kelamin laki-laki. Hasil penelitian ini juga didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Susan dan Rhicart (2004) yang menyatakan bahwa
lebih dari 50% kejadian LNH pada penelitian tersebut didominasi oleh laki-laki.
nilai p-value=0,392 dengan Odd’s ratio (OR) sebesar 2,361 hasil analisis tersebut
menunjukan bahwa jenis kelamin laki-laki memiliki risiko 2,361 kali lebih besar
menunjukan tidak adanya hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan
30
kejadian LNH hal ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh
Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dan kejadian
LNH pada penelitian ini mungkin dikarenakan tidak adanya perbedaan yang
signifikan antara gaya hidup, dan kebutuhan gizi pada laki-laki dan perempuan di
RSUP Sanglah. Salah satu contoh gaya hidup atau kebiasaan yang dapat
merupakan kebiasaan yang lebih banyak digemari oleh laki-laki. Alkohol dan
rokok bersifat leukemogenik dan dapat menyebabkan mutasi dari sistem imun,
namun menurut penelitian yang dilakukan oleh Zahm et al (1997) tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara kebiasan merokok dan alkohol pada perempuan
BAB VII
6.1 Kesimpulan
usia dan jenis kelamin dengan kejadian LNH di Rumah Sakit Sanglah tahun 2014
Denpasar.
6.2 Saran
kejadian LNH.
31
32
DAFTAR PUSTAKA
Cummins, C., Winter, H., MAric, R., Cheng, KK., Silcocks, P.,Varghese C., &
Batlle, G. 2001. Childhood Cancer in the South Asian Population of
England (1990-1992). British Journal of Cancer, 84(9), 1215-1218
Leak, Ashley., Smith, Sophia K., Crandell, Jamie., Jenerette, Coretta., Bailey Jr,
Donald E., Zimmerman, Sherly., & Mayer, Deborah. 2013. Oncol Nurs
Form, 40(2); 157-162
Shen, Min., Cozen, Wendy., Huang, Lan., Colt, Joanne., Roos, Anneclaire J. De.,
Severson, Richard K., et al.2007.Census and Geographic Differences
Between Respondents and Nonrespondents in a Case-control Study of
Non-Hodgkin Lymphoma. American Journal of Epidemiology, 167,no.
3
JADWAL PENELITIAN
Kegiatan 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3
Penyusunan
proposal
Pengujian proposal
Persiapan penelitian
Pengumpulan data
dan penelitian
Pengolahan dan
analisis data
Pembuatan laporan
penelitian
Revisi hasil
penelitian
Pengujian skripsi
Publikasi laporan
penelitian
35
Hadijah 49 th perempuan
Ni Luh Putu Suparni 49 th perempuan
NI Ketut Supartini 46 th perempuan
Christina Rangga Bela 34 th perempuan
I wayan sulendra 53 th laki
Anharullah 6 th laki