REPRODUKSI
Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Keperawatan Maternitas 1
Dosen Pengampu : Retnayu Pradanie, S.Kep.Ns., M.Kep
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 8
KELAS A2 2019
0
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-
Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul “Asuhan Keperawatan Kanker
Endometrium Pada Sistem Reproduksi”. Makalah disusun guna memenuhi tugas pada
mata kuliah Keperawatan Maternitas I di Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.
Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang masalah sistem reproduksi terhadap kanker endometrium.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Retnayu
Pradanie, S.Kep.Ns., M.Kep selaku pembimbing pada mata kuliah Keperawatan
Maternitas I di Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga. Tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni
penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................................................2
Bab II................................................................................................................................3
Tinjauan Pustaka.............................................................................................................3
2.1 Definisi...............................................................................................................................3
2.2 Etiologi.........................................................................................................................3
2.3 Patofisiologi.......................................................................................................................5
2.4 Jenis dan Stadium...............................................................................................................6
2.5 Manifestasi Klinis..............................................................................................................8
2.6 Penatalaksanaan.................................................................................................................9
2.7 Pemeriksaan Penunjang....................................................................................................11
2.8 WOC KANKER ENDOMETERIUM..............................................................................13
BAB III...........................................................................................................................16
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN......................................................................16
3.1 Pengkajian........................................................................................................................16
3.2 Diagnosa Keperawatan.....................................................................................................19
3.3 Intervensi Keperawatan....................................................................................................20
3.4 Implementasi....................................................................................................................22
3.5 Evaluasi............................................................................................................................23
BAB IV...........................................................................................................................24
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS.........................................................................24
BAB IV...........................................................................................................................36
PENUTUP......................................................................................................................36
4.1 Kesimpulan.................................................................................................................36
4.2 Saran...........................................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................37
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker merupakan sekelompok penyakit yang disebabkan pertumbuhan dan
penyebaran sel abnormal yang tidak terkendali (American Cancer Society, 2016).
Penyakit kanker menempati posisi kedua di dunia setelah penyakit jantung yang
dapat menyebabkan kematian. Kanker termasuk penyakit yang tidak menular tetapi
kasus mengenai kanker cenderung terus meningkat setiap tahunnya. Salah satu jenis
penyakit kanker yaitu kanker endometrium. Kanker endometrium merupakan tumor
ganas yang terjadi akibat pertumbuhan dan perkembangan sel-sel yang
berproliferasi secara abnormal di dalam lapisan dalam rahim (endometrium).
Kanker endometrium merupakan kanker keenam yang paling sering terjadi
pada wanita di seluruh dunia setelah kanker payudara, kolon, paru, serviks dan
tiroid. Diperkirakan pada tahun 2018, insiden kanker ini mencapai 382.069 kasus
atau sekitar 4,4% dari seluruh kejadian kanker pada wanita di dunia. Angka
kematian yang disebabkan oleh kanker endometrium di dunia diperkirakan
mencapai 1,8 per 100.000 wanita pada tahun 2018. Di negara yang sedang
berkembang, prevalensi kanker endometrium 4-5 kali lebih rendah dibandingkan
negara maju.5 Berdasarkan data GLOBOCAN, diperkirakan pada tahun 2018 kasus
baru kanker endometrium di Asia Tenggara mencapai 20.796 kasus. Indonesia
menempati posisi pertama dengan prediksi 6745 kasus. Angka kematian karena
kanker ini di Indonesia mencapai 1,9 per 100.000 wanita.
Kanker endometrium terjadi ketika sel-sel di lapisan endometrium yang
merupakan lapisan paling dalam dari uterus mulai tumbuh diluar kendali. Penyebab
kanker endometrium masih belum diketahui sepenuhnya, tetapi sebagian besar
faktor risiko berhubungan dengan perubahan pola hormonal yang terjadi sepanjang
hidup wanita. Estrogen terbukti memiliki efek terhadap proliferasi sel-sel di
endometrium sedangkan progesteron memiliki efek yang berlawanan. Terdapat
beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya kanker endometrium yaitu
usia, paritas, menarche dini, obesitas, diabetes mellitus, hipertensi, riwayat genetik
dan pemberian asi eksklusi
1
Dalam proses penyembuhan pasien dengan kanker endometrium, peran
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan sangat diperlukan. Asuhan
keperawatan yang baik dan benar diharapkan dapat menunjang kesehatan pasien.
Peran pemberi asuhan meliputi tindakan mendampingi serta membantu klien dalam
meningkatkan dan memperbaiki mutu kesehatan diri melalui proses keperawatan
mulai dari pengkajian hingga evaluasi (Berman dkk., 2016).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari penyakit Ca Endometrium?
2. Bagaimana etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan penunjang,
penatalaksanaan dan komplikasi dari penyakit Ca Endometrium?
3. Bagaimana WOC dari penyakit Ca Endometrium?
4. Bagaimana asuhan keperawatan pasien Ca Endometrium?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan yang
ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari penyakit Ca Endometrium.
2. Untuk mengetahui etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan
penunjang, penatalaksanaan dan komplikasi dari penyakit Ca Endometrium.
3. Untuk mengetahui WOC dari penyakit Ca Endometrium.
4. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pasien Ca Endometrium.
2
Bab II
Tinjauan Pustaka
2.1 Definisi
3
sel-sel pada lapisan dalam rahim (endometrium) terus memperbanyak diri. Hal ini
mengakibatkan terbentuknya kelenjar baru pada endometrium. Apabila jaringan
endometrium tumbuh tak terkendali, jaringan ini akan menebal dan dapat
membentuk sebuah massa yang akhirnya menjadi kanker. Sel-sel kanker dapat
menyebar (metastasis) ke bagian tubuh yang lain. Awalnya, kanker akan menyebar
ke lapisan otot polos rahim (miometrium), kemudian menyebar hingga ke kelenjar
getah bening. Faktor-faktor tersebut diantaranya :
Usia tua meningkatkan risiko terjadinya kanker endometrium dengan jumlah
kasus terbanyak pada wanita di atas 70 tahun. Hanya sekitar 5% kanker
endometrium ditemukan pada wanita berusia di bawah 40 tahun.
Kondisi reproduksi yang berhubungan dengan risiko kanker endometrium,
antara lain usia menarche (awal menstruasi) dini (<12 tahun) dan usia menopause
yang lambat (>52 tahun) karena terkait dengan paparan estrogen yang lebih lama.
Sebelum menopause, indung telur (ovarium) merupakan sumber utama penghasil
hormon pada wanita, yaitu estrogen dan progesteron. Keseimbangan kedua hormon
ini berubah selama siklus haid setiap bulan, sehingga terjadi haid atau menstruasi.
Kondisi tersebut menjaga jaringan endometrium tetap sehat karena sisa jaringan
akan meluruh bersama darah haid dan digantikan oleh jaringan baru. Setelah
menopause, indung telur akan berhenti menghasilkan kedua hormon tersebut, tetapi
sejumlah kecil estrogen akan tetap dihasilkan oleh lemak tubuh.
Kanker endometrium dapat terjadi pada wanita usia reproduksi dengan siklus
haid yang tidak teratur. Selain itu, wanita yang tidak pernah melahirkan (nulipara)
mempunyai risiko 3 kali lebih besar menderita kanker endometrium dibandingkan
dengan wanita yang memiliki riwayat sering melahirkan (multipara). Hal ini
disebabkan kehamilan mengurangi paparan wanita terhadap hormon estrogen. Salah
satu penelitian menyatakan bahwa wanita yang sudah menikah, tetapi tidak pernah
melahirkan anak memiliki risiko tinggi untuk terkena kanker endometrium
dibandingkan wanita yang tidak pernah menikah. Ketidaksuburan atau infertilitas
juga menjadi faktor yang berperan dalam hal ini. Hal ini terkait dengan paparan
terhadap hormon estrogen yang lama tanpa diimbangi dengan hormon progesteron
yang cukup, dan tidak mengelupasnya sisa jaringan endometrium setiap bulan ketika
haid.
4
Terapi sulih hormon penggunaan terapi sulih hormon, yaitu hormon estrogen
dari luar (eksogen) pada wanita menopause yang digunakan dalam jangka lama
diperkirakan meningkatkan risiko kanker endometrium sebesar 4,5-13,9 kali. Terapi
sulih hormon biasanya digunakan untuk mengurangi gejala yang timbul akibat
menopause, antara lain serangan rasa panas (hot flashes), kekeringan vagina, dan
kekeroposan tulang (osteoporosis). Akan tetapi, penggunaannya harus diberikan
bersama dengan progesteron atau derivatnya untuk menurunkan risiko kanker
endometrium.
Obesitas perempuan dengan kelebihan berat badan 11-25 kg mempunyai
peningkatan risiko 3 kali lipat untuk mengalami kanker endometrium, bahkan risiko
dapat meningkat hingga 10 kali pada wanita yang mempunyai kelebihan berat badan
>25 kg.
Keturunan (genetik) Riwayat keluarga yang menderita kanker endometrium atau
riwayat pribadi yang menderita kanker tipe lainnya (misalnya kanker usus besar dan
kanker payudara) juga dapat meningkatkan risiko kanker endometrium.
Kondisi medis lain antara lain sindrom polikistik ovarium, diabetes melitus, dan
hipertensi.
2.3 Patofisiologi
Fibroblas Growth Factor Reseptor 2 (FGFR2) adalah reseptor tirosin
kinase yang berperan dalam proses biologikal. Mutasi pada FGFR telah
dilaporkan pada 10-12% dari kanker endometrium identik dengan penemuan
yang didapatkan dari kelainan kraniofasial kongenital. Inhibisi pada FGFR2
diharapkan akan menjadi terapi masa depan bagi penderita kanker endometrium.
Beberapa peneliti menduga terdapat dua peran FGFR2 dalam mempengaruhi
endometrium, yaitu dengan menghambat proliferasi sel endometrium pada siklus
menstruasi dan sebagai onkogen pada karsinoma endometrial. Selain itu, kadar
hormon seks estrogen yang tinggi juga dapat menyebabkan peningkatan masa
dan jumlah sel lapisan uterus jika tidak terdapat cukup progesteron, salah satu
hormon seks yang penting pada wanita (Chiang W.2012).
Apabila tidak terdapat cukup progesteron, sel pada lapisan uterus
(epitelium) akan bertumbuh dan bermultiplikasi semakin banyak. Hal ini disebut
5
hiperplasia simpleks. Apabila situasi ini terus berlanjut, akan terbentuk kelenjar
baru pada lapisan uterus. Hal ini disebut hiperplasia kompleks. Akhirnya, sel
menjadi atipikal dan menunjukkan perilaku yang menyimpang. Kadar estrogen
yang tinggi tanpa diimbangi progesteron dapat ditemukan pada beberapa kondisi
seperti : anovulasi dalam jangka waktu yang lama, mengkonsumsi estrogen
dalam waktu lama, tumor penghasil estrogen, malfungsi tiroid, penyakit hepar
(Koplajar M.2012).
6
lebih buruk dibandingkan tipe 1.
Menurut International Federation of Gynecology and Obstetrics (FIGO), terdapat
empat stadium kanker endometrium, yaitu:
1. Stadium I: Tumor terbatas pada endometrium
IA: <50% invasi ke miometrium
IB: ≥50% invasi ke miometrium
2. Stadium II: Tumor menginvasi stroma serviks tetapi tidak meluas ke luar uterus
3. Stadium III: Penyebaran lokal atau regional dari tumor
IVB: Metastasis jauh, termasuk ke perut, atau keterlibatan kelenjar getah bening
di lipat paha (inguinal)
7
Gambar 2. Stadium Kanker Endometrium
2.5 Manifestasi Klinis
Penyakit kanker endometrium ini biasanya tersembunyi dan membahayakan.
Dalam banyak kasus, gejala dikaitkan dengan adanya getah vagina yang kemerahan saat
menopause atau setelah menopause (perimenopause). Adanya rasa sakit dan kontraksi
pada rahim cukup sering dikeluhkan. Dengan berlanjutnya proses terjadinya kanker,
berbagai keluhan tekanan akibat membesarnya korpus uterus dapat ditemukan.
Sedangkan pembesaran dan fiksasi uterus akibat infiltrasi sel ganas ke dalam
parametrium baru terjadi pada tahap lanjut (Mardjikoen, 2005). Gejala yang dapat
muncul bisa berupa:
a. Perdarahan rahim yang abnormal
b. Siklus menstruasi yang abnormal
c. Perdarahan diantara 2 siklus menstruasi (pada wanita yang masih
mengalami menstruasi)
d. Perdarahan vagina atau spotting pada wanita pasca menopause.
e. Perdarahan yang sangat lama, berat dan sering (pada wanita yang berusia
diatas 40 tahun)
f. Nyeri perut bagian bawah atau kram panggul
8
g. Keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita pasca
menopause)
h. Nyeri atau kesulitan dalam berkemih
i. Nyeri ketika melakukan hubungan seksual.(Schorge JO, et al. 2008)
2.6 Penatalaksanaan
a. Medis
1. Pengobatan Hormonal
2. Pembedahan
9
telah menyebar ke leher rahim atau daerah sekitar leher rahim
(parametrium). Dalam operasi ini, seluruh rahim, jaringan di samping uterus
(parametrium dan ligamentum uterosakrum), dan bagian atas vagina
(sebelah serviks) semua diangkat (American Cancer Society, 2012).
3. Radiasi
yang tersisa). Stadium Idan II secara medis hanya diberi terapi penyinaran.
kepada :
a. Penderita stadium I, jika berusia diatas 60 tahun, grade III dan/atau invasi
(Prawirohardjo, 2006)
b. Keperawatan
1. Pendidikan Kesehatan
perubahan yang akan terjadi seperti tanda – tanda infeksi, perawatan insisi
luka operasi.
Merupakan hal yang berat karena keadaan yang mencakup keputusan untuk
10
melakukan operasi, seperti hemorargi atau infeksi. Pengkajian dilakukan
untuk mengetahui tanda – tanda vital, asupan dan keluaran, rasa sakit dan
(Wiknjosastro, hanifa.2007.)
11
atau polip.
Pemeriksaan radiologi yang biasanya dilakukan untuk pemeriksaan kanker
endometrium antara lain (American Cancer Society, 2012) :
1) Ultrasonografi transvaginal
Memberikan gelombang suara yang akan memberikan gambar dari uterus dan organ
pelvis lainnya. Gambar ini sering membantu dalam menentukan apakah endometrium
lebih tebal dari biasanya dan melihat pertumbuhan kanker ke lapisan otot uterus, yang
merupakan tanda dari kanker endometrium.
2) Sistoskopi dan proktoskopi
Dilakukan apabila kanker telah menyebar ke bladder atau rektum, bagian dalam organ
dapat dilihat melalui tabung. Untuk sistoskopi, tabung ditempatkan di bladder melalui
uretra, sedangkan untuk proktoskopi, tabung ditempatkan di rektum.
3) Computed tomography scan
(CT Scan) merupakan prosedur yang menggambarkan detail secara cross-sectional
tubuh. CT Scan tidak dapat digunakan untuk mendiagnosis kanker endometrium.
Namun, CT Scan ini dapat membantu dalam mengetahui penyebaran kanker ke organ
lainnya dan dapat melihat apakah kanker terjadi lagi setelah pengobatan.
4) Magnetic resonance imaging
(MRI) menggunakan gelombang radio dan magnet yang kuat dibanding sinar x. MRI
dapat digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pertumbuhan kanker endometrium ke
badan uterus dan membantu menemukan pembesaran kelenjar limfa. Selain
pemeriksaan biopsi dan radiografi, pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan darah
lengkap, CA 125, CEA, reseptor estrogen dan lainnya juga dapat dilakukan sesuai
dengan keperluan. Pemeriksaan darah lengkap biasanya dilakukan untuk mengukur
perbedaan sel di darah, seperti sel darah merah, sel darah putih, dan platelet. Apabila
sering terjadi kehilangan darah pada uterus akan dapat menurunkan jumlah sel darah
merah (anemia). CA 125 merupakan zat yang dilepas ke aliran darah pada kanker
enometrium. Pada penderita kanker endometrium, kadar CA 125 yang sangat tinggi
menunjukkan kanker yang menyebar ke uterus. Oleh karena itu pemeriksaan darah CA
125 juga dilakukan untuk mengetahui kanker endometrium (America Cancer Society,
2012).
12
2.8 WOC KANKER ENDOMETERIUM
Hiperplasia Kompleks
1 2 3 4 5 6
13
1 2 3
Nekrosis jaringan
Mendesak uterus yang di vagina
berada dalam ligament
Infiltrasi leukosit yang Infiltrasi agen kimiawi Destruksi cardinal
telah mati di tubuh di daerah pembuluh darah Produski secret
endometrium endometerium yang patologis dan
mengalami nekrosis Pecahnya pembuluh berbau
darah dan gangguan
Peningkatan kontraksi uterus
tekanan lokal di perubahan
endometerium keseimbangan Hipovolemia
Gangguan
asam basa lokal di
citra tubuh
daerah endometerium
Perdarahn pervagina
banyak dan lama Risiko Syok
Terbentuk fistula
Nyeri Kronis Berlangsung lama Gangguan perfusi Intoleransi aktivitas Disfungsi Seksual
jaringan perifer
14
4 5
Terjadi hidroneforesis
15
BAB III
16
d. Riwayat kesehatan keluarga
17
Gejala :
1) Kelemahan atau keletihan akibat anemia.
2) Perubahan pada pola istirahat dan kebiasaan tidur pada malam hari.
3) Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti nyeri,
ansietas dan keringat malam.
4) Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan dan
tingkat stress yang tinggi (Mitayani, 2009).
c. Integritas ego
18
perdarahan sehabis senggama (Mitayani, 2009).
j. Integritas sosial
19
2. (D.0019) Defisit nutrisi b.d. ketidakmampuan menelan makan d.d. berat
badan menurun minimal 10% di bawah rentang ideal dan nafsu makan
menurun
3. (D.0009) Perfusi perifer tidak efektif b.d. penurunan konsentrasi hemoglobin
d.d. pengisian kapiler >3 detik dan nadi perifer menurun atau tidak teraba
4. (D.0069) Disfungsi seksual b.d. perubahan struktur tubuh d.d. merasa
hubungan seksual tidak memuaskan
5. (D.0087) Harga diri rendah situasional b.d. perubahan pada citra tubuh d.d.
merasa malu
6. (D.0012) Resiko perdarahan d.d. gangguan koagulasi (trombositopenia)
7. (D.0142) Resiko infeksi d.d. ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder
(imunosupresi)
20
nyeri (L.08066) pasien menurun, dengan kriteria hasil:
a. Keluhan nyeri (5)
b. Meringis (5)
c. Kesulitan tidur (5)
Intervensi : (I.08238) Manajemen nyeri
Observasi :
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respons nyeri nonverbal
Terapeutik :
Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi :
Jelaskan penyebab, periode, pemicu nyeri
Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian analgetik
(D.0019) Defisit nutrisi b.d. ketidakmampuan menelan makan d.d. berat badan menurun
minimal 10% di bawah rentang ideal dan nafsu makan menurun
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6x24 jam, diharapkan
(L.03030) status nutrisi terpenuhi, dengan kriteria hasil:
a. Porsi makan yang dihabiskan (5)
b. Kekuatan otot pengunyah (5)
c. Kekuatan otot menelan (5)
d. Verbalisasi keinginan untuk meningkatkan nutrisi (5)
e. Berat badan (5)
f. Indeks Massa Tubuh (IMT) (5)
g. Nafsu makan (5)
Intervensi : (I.03119) Manajemen Nutrisi
Observasi :
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi adanya alergi atau adanya intoleransi makanan
Monitor asupan makanan
21
Monitor berat badan
Monitor hasil dari pemeriksaan laboratorium
Terapeutik :
Berikan makanan tinggi protein dan tinggi kalori
Anjurkan pasien makan sedikit tapi sering
Edukasi :
Anjurkan posisi duduk saat makan, jika mampu
Kolaborasi :
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
yang dibutuhkan, jika perlu
(D.0009) Perfusi perifer tidak efektif b.d. penurunan konsentrasi hemoglobin d.d.
pengisian kapiler >3 detik dan nadi perifer menurun atau tidak teraba
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6x24 jam, diharapkan
(L.02011) perfusi perifer efektif, dengan kriteria hasil:
a. Denyut nadi perifer (3)
b. Pengisian kapiler (5)
Intervensi : (I.02079) Perawatan Sirkulasi
Observasi :
Periksa sirkulasi perifer (mis. nadi perifer, edema, pengisian kapiler, warna, suhu,
ankle brachial index)
Identifikasi faktor resiko gangguan pada sirkulasi
Monitor adanya panas, kemerahan nyeri atau bengkak ekstermitas
Terapeutik :
Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di area keterbatasan perfusi
Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas dengan keterbatasan perfusi
Lakukan pencegahan infeksi
Edukasi :
Anjurkan minum obat pengontrol tekanan darah secara teratur
Anjurkan program rehabilitasi vaskular
Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus dilaporkan (Mis. Rasa sakit yang
tidak hilang saat istirahat, luka tidak sembuh, hilangnya rasa)
22
3.4 Implementasi
Implementasi adalah tindakan dari rencana keperawatan yang telah disusun
dengan menggunakan pengetahuan perawat, perawat melakukan dua intervensi yaitu
mandiri/independen dan kolaborasi/interdisipliner (NANDA, 2015). Tujuan dari
implementasi antara lain adalah: melakukan, membantu dan mengarahkan kinerja
aktivitas kehidupan sehari-hari, memberikan asuhan keperawatan untuk mecapai tujuan
yang berpusat pada klien, mencatat serta melakukan pertukaran informasi yang relevan
dengan perawatan kesehatan yang berkelanjutan dari klien (Asmadi, 2008).
3.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan sebagai penialian status pasien dari efektivitas tindakan dan
pencapaian hasil yang diidentifikasi terus pada setiap langkah dalam proses
keperawatan, serta rencana perawatan yang telah dilaksanakan (NANDA, 2015). Tujuan
dari evaluasi adalah untuk melihat dan menilai kemampuan klien dalam mencapai
tujuan, menentukan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum, serta
mengkaji penyebab jika tujuan asuhan keperawatan belum tercapai (Asmadi, 2008).
Evaluasi dilakukan dengan pendekatan pada SOAP, yaitu:
S : Data subjektif, yaitu data yang diutarakan klien dan pandangannya terhadap data
tersebut.
O : Data objektif, yaitu data yang didapat dari hasil observasi perawat, termasuk tanda-
tanda klinik dan fakta yang berhubungan dengan penyakit pasien (meliputi data
fisiologis, dan informasi dan pemeriksaan tenaga kesehatan).
A : Analisis, yaitu analisa ataupun kesimpulan dari data subjektif dan data objektif.
P : Perencanaan, yaitu pengembangan rencana segera atau yang akan datang untuk
mencapai status kesehatan klien yang optimal. (Hutahaen, 2010).
23
BAB IV
Riwayat penyakit/prenatal/ intranatal/ postpartum (coret yang tidak perlu) saat ini:
RiwayatSakitdanKesehatan
Klien mengatakan nyeri di daerah pinggang sampai ke ari – ari , nyeri dirasakan hilang
timbul dalam rentang waktu yang tidak dapat ditentukan, nyeri dirasakan klien seperti
ditusuk – tusuk, klien mengeluh mual dan pusing, darah masih keluar melalui vagina
sedikit – sedikit dan berwarna merah kecoklatan.
Lain-lain:-
24
RiwayatMenstruasi Menarche: usia 12 tahun Siklus: tidak teratur
Banyaknya: tidak teraturLama: 7 hari
HPHT: - Dismenorhea:-
Usia Kehamilan: - Taksiran Partus: -
Lain-lain: Pasien tidak sedang mengandung
G....P.................
Hamil Usia Jenis Usia anak KB/ Jenis/
Penolong Penyulit BB/PB
ke- kehamilan persalinan saat ini Lama
RiwayatObstetri
Keterangan:
Genogram
25
Jantung: Irama: _____________ ; S1/S2: _______________ ; Nyeri dada: _________
Bunyi: normal / murmur / gallop ;
Nafas: Suara nafas: vesikuler / wheezing / stridor / Ronchi, Keterangan:
Dada (Thoraks)
Ginekologi:
Pembesaran: ada / tidak ; benjolan: ada / tidak , area: ______________________
Ascites: ada / tidak ; Peristaltik: _______________ ; Nyeritekan: _____________
Luka: ___________________________ ; Lain-lain: ________________________
Prenatal dan Intranatal:
Inspeksi: Striae: _______________ ; Línea: ___________________
Perut (Abdomen)
26
Aspek Kondisi saat ini
Nutrisi Klien merasa mual, tidak mampu untuk menghabiskan
makanan, berat badan menurun, dan lemah.
Eliminasi -
Istirahat/tidur Klien merasa lemah dan hanya berbaring
Aktivitas Klien mengatakan pusing, badan terasa lemah, pucat,
terbaring lemah, dan perlu membutuhkan bantuan untuk
Perubhan
Kontrasepsi: -
Perawatan bayi/diri (coret yang tidak perlu): -
Merokok:-
Obat-obatan/Jamu: -
Lain-lain: -
Masalah keperawatan: -
27
Laboratorium Foto/Radiologi USG Lain-lain
16 Maret 2021 - - HGB : 6,2 ( g/dL)
RBC : 2,12 (10^6/uL)
HCT : 18,1 (%)
MCV : 85,4 (fL)
MCH : 29,2 (pg)
MCHC : 34,3 (g/dL)
RDW-SD : 42,3 (fL)
RDW-CV : 14,5 (%)
WBC : 21,18 (10^3/uL)
PLT : 332 (10^3/uL)
PDW : 7,9
MPV : 8,5
P-LCR : 12,5
PCT : 0,28
dan TerapiPemeriksaanPenunjang
IVFD RL 28 gtt/i
Injeksi Transamin 3x1
Injeksi Vit.K 3x1
Injeksi Vit.C 3x1
Injeksi Cefotaxime 2x1 gr
Injeksi ranitidin 2x1 amp
Transfusi PRC 4 Kolf
( Fira )
28
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS: Agencederabi Nyeri Akut
Klien mengatakan nyeri daerah pinggang sanpai ke daerah ologis
ari-ari
Klien mengatakan nyeri dirasakan hilang timbul dalam
rentang waktu yang tidak dapat ditentukan
Klien menyatakan nyeri yang dirasakan hilang seperti
ditusuk-tusuk
DO:
Klien tampak meringis dan skala nyeri 6-7
Klein tampak gelisah
Hasil TTV:
TD: 180/100 mmHg
N: 88x/i
P: 23x/i
S: 36,8 C
DO:
Klien tampak tidak dapat menghabiskan porsi makanan
Klien tampak lemah dan hanya berbaring
BB klien sebelum sakit yaitu sebesar 58 kg
BB klien saat ini adalah sebesar 50 kg
DO:
Klien tampak pucat
Klien tampak hanya berbaring dan tampak lemah
Aktivitas klien tampak dibantu oleh keluarga
Hb sebesar 6,2 pada pemeriksaan18 Maret 2021 (hari)
Hb sebesar 10,7 pada 22 Maret 2021
29
DS: Program Ketidak
Klien mengatakan sudah pasrah dengan penyakitnya pengobatan berdayaan
Keluarga mengatakan klien banyak diam dan murung atau
perawatan
DO: yang
Klien tampak murung kompleks atau
Respon klien tidak efektif jangka
panjang
1. Nyeri akut b.d agen cedera biologis d.d mengeluh nyeri (D.0077)
4. Ketidakberdayaan b.d Program pengobatan atau perawatan yang kompleks atau jangka panjang
d.d menyatakan frustasi atau tidak mampu melaksanakan aktivitas sebelumnya (D.0092)
30
FORMAT INTERVENSI KEPERAWATAN
DiagnosaKeperawatan
Tanggal Tujuan dan KriteriaHasil Rencana (Intervensi) Keperawatan Rasional
(P-E-S)
14/03/20 (D.0077) Nyeri akut b.d agencedera biologi Tujuan : Agar nyeri akut Observasi : 1. Untuk mengathui lokasi,
21 sd.d mengeluh nyeri dapat teratasi atau - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, karakteristik, durasi,
setidaknya berkurang frekuensi, kualitas, intensitas nyeri frekuensi, kualitas, intensitas
- Identifikasi skala nyeri nyeri
Kriteria Hasil : - Identifikasi respon nyeri non-verbal 2. Untuk mengetahui skala
- Keluhan Nyeri menurun nyeri
- Meringis menurun Terapeutik : 3. Untuk mengetahi respon
- Sikap protektif menurun - Berikan teknik nonfarmakologi untk nyeri non-verbal
- Gelisah menurun mengurangi rasa nyeri 4. Untuk mengurangi rasa
- Kesulitan tidur menurun - Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri dan mengurangi
- Frekuensi nadi membaik rasa nyeri penggunaan terapi
- Fasilitasi istirahat dan tidur farmakologi
5. Unuk meringankan rasa
Edukasi : nyeri akibat pengaruh
- Jelaskan strategi meredakan nyeri lingkungan
6. Agar bisa tidur dengan
nyenyak
7. Agar dapat mengetahui
strategi dalam meredakan
nyeri
31
Tujuan :
Agar tidak terjadi
Observasi :
perubahan status nutrisi 1. Untuk mengetahui status
- Idenifikasi status nutrisi
dan nutrisi bisa terpenuhi nutrisi
- Identifikasi makanan yang disukai
2. Untuk mengetahui makanan
(D.0019)Defisit Nutrisi b.d faktor psikologis Kriteria Hasil : yang disukai agar klien mau
Terapeutik :
14/03/20 - Porsi makanan yang makan
- Sajikan makanan secara menarik dan
21 dihabiskan meningkat 3. Agar menarik perhatian
suhu yang sesuai
- Berat badan Indeks klien dan klien tertarik untuk
Massa Tubuh (IMT) memakann7a
Kolaborasi
meningkat 4. Sebagai syarat sebelum
- Kolaborasi pemberian medikasi
makan
sebelum makan
Tujuan : Observasi :
Agar adanya toleransi - Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang 1. Untuk mengetahui
aktifitas. mengakibatkan kelelahan gangguan fungsi tubuh yang
- Monitor pola jam dan tidur mengakibatkan kelelahan
(D.0056) Intoleransi aktivitas b.d kelemahan Kriteria Hasil : 2. Untuk mengatur pola jam
d.d mengeluh lelah - Frekuensi nadi meningkat Terapeutik : dan tidur
14/03/20
- Keluhan lelah menurun - Berikan aktivitas distraksi yang 3. Agar klien masu
21
- Dispnea saat aktivitas menyenangkan beraktibitas karena
menurun menyenangkan
- Dispnea setelah aktivitas Edukasi : 4. Agar klien mengerti
menurun - Ajarkan strategi koping untk bagaimana cara mengurangi
mengurangi kelelahan kelelahan
14/03/20 (D.0092) Ketidakberdayaan b.d Program Tujuan : Observasi : 1. Untuk mengetahui sampai
32
Agar psikologis klien tidak
- Identifikasi pemahaman proses penyakit
pengobatan atau perawatan yang kompleks terganggu mana klien paham akan proses
atau jangka panjang d.d menyatakan frustasi penyakitnya
Terapeutik :
atau tidak mampu melaksanakan aktivitas Kriteria Hasil : 2. Agar pasien lebih rileks dan
- Gunakan pendekatan yang tenang dan
sebelumnya - Pernyataan mampu bahagia
menyenangkan
21 melaksanakan aktivitas 3. Agar pasien memepoleh
- Fasilitasi dalam memperoleh informasi
meningkat informasi tentang penyakitnya
yang dibutuhkan
- Pernyataan frustasi 4. Peran keluarga sangat
menurun penting dalam memberikan
Edukasi :
- Ketergantungan pada dukungan
- Anjurkan keluarga terlibat
orang lain menurun
A : Masalah teratasi
P: Intervensi
dihentikan
33
(D.0019)Defisit Nutrisi b.d 14/03/2021 - Mengidenifikasi status nutrisi dan makanan yang disukai 14/03/2021 S : Pasien mengatakan
faktor psikologis 10.00-11.00 - Menyajikan makanan secara menarik dan suhu yang 15.00 porsi makanan yang
sesuai dihabiskan sudah
- Memberikan terapi medikasi sebelum makan setelah lebih banyak
berkoordinasi dengan dokter
O : Berat badan IMT
normal
A : Masalah teratasi
P : Intervensi
dihentikan
(D.0056)Intoleransi aktivitas b.d 14/03/2021 - Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang 14/03/2021 S : Klien tidak
kelemahan d.d mengeluh lelah 11.00-12.00 mengakibatkan kelelahan 15.00 mengeluh lelah
- Memonitor pola jam dan tidur
- Memberikan aktivitas distraksi yang menyenangkan O : Frekuensinadi
- Mengajarkan strategi koping untk mengurangi kelelahan normal. Tidak ada
dispnea saat dan
setelah melakukan
aktivitas
A : Masalah teratasi
P : Intervensi
dihentikan
(D.0092)Ketidakberdayaan b.d 14/03/2021 - Mengidentifikasi pemahaman proses penyakit 14/03/2021 S : Pasien mengatakan
Program pengobatan atau 12.00-13.00 - Menggunakan pendekatan yang tenang dan 15.00 mempu melaksanakan
perawatan yang kompleks atau menyenangkan aktivitas dan tidak
jangka panjang d.d menyatakan - Memfasilitasi dalam memperoleh informasi yang frustasi
frustasi atau tidak mampu dibutuhkan
melaksanakan aktivitas - Meminta keluarga terlibat untuk memberikan dukungan O : Klien tidak terlihat
sebelumnya bergantung pada
orang lain
34
A : Masalah teratasi
P : Intervensi
dihentikan
35
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kanker endometrium adalah keganasan yang berasal dari sel-sel epitel yang
meliputi rongga rahim (endometrium). Kanker ini terjadi pada endometrium,
lapisan paling dalam dari dinding uterus, dimana sel-sel endometrium tumbuh
secara tidak terkontrol, menginvasi dan merusak jaringan di sekitarnya. Kanker
endometrium dalam perjalanan etiologinya di dahului oleh proses prakanker yaitu
hiperplasia endometrium.
Peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan dan pasien sebagai
pengguna mengalami gangguan asuhan keperawatan sangat penting. Karena asuhan
keperawatan dapat mengakomodasikan perkembangan status kesehatan yang
dialami pasien. Lalu komunikasi terapeutik memperhatikan pasien secara holistik
meliputi aspek keselamatan, menggali penyebab, tanda-tanda dan mencari jalan
terbaik atas permasalahan pasien. Juga mengajarkan cara-cara sehat yang dapat
dipakai.
4.2 Saran
Sebagai seorang perawat diharapkan mampu melakukan asuhan keperawatan
sesuai dengan standar operasional prosedur kepada klien secara professional. Salah
satunya yaitu mampu memahami dan mengetahui masalah yang berhubungan
dengankekerasan pada anak. Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan yang
sering berinteraksi dengan klien, perawat harus mampu memenuhi kebutuhan klien.
Perawat diharapkan mampu menangani permasalahan yang dialami klien dengan
mengikutsertakan tenaga medis lainnya sebagai peran kolaborasi.
36
DAFTAR PUSTAKA
American Cancer Society, 2016. Breast Cancer Fact and Figures 2016. Tersedia:
http://www.cancer .org/research/cancerfactsfigures/cancerfactsfigures/cancer-facts-
figures2013.Diakses 19 Maret 2021
Berman, A., Snyder, S.J., Frandsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of
Nursing: Concepts, Process, and Practice (Tenth Edition). New York: Pearson
Education, Inc.
Kartika, E.B, & Ramli, I. 2015. Tinjauan Pustaka : Tatalaksana Radioterapi Kanker
Endometrium Dengan Fokus Pada Stadium Dini. Radioterapi & Onkologi
Indonesia. 6(1):37-49.
Roqayah, Siti (2018) Uji In Sillico Senyawa Kaempferol sebagai Kompetitor Estrogen
pada Reseptor Estrogen Alfa Kanker Endometrium. Diploma thesis, UIN Sunan
Gunung Djati Bandung.
Reiza, Yaumil. 2021. Kanker Endometrium. Diakses pada 20 Maret 2021 melalui
https://kankere.com/article/content/kanker-endometrium-23 RSUD Dr. ACHMAD
37
MOCHTAR BUKITTINGGI. SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERINTIS
PADANG
Sumiarsih. (2018). Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Ca Ovarium Stadium III Post
Kemoterapi di RSUD A. W. Sjahranie Samarinda. Samarinda: Politeknik Kesehatan
Kalimantan Timur http://repository.poltekkeskaltim.ac.id/318/1/1%20cover
%20%2817%20files%20merged%29.pdf
Surya, Desak. WOC KANKER ENDOMETERIUM. Diakses pada tanggal 14 Maret 2021
melalui https://www.scribd.com/document/353496471/WOC-KANKER-
ENDOMETERIUM
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
38