Disusun Oleh:
Kelompok 4
(Kelompok 4)
DAFTAR ISI
A. LATAR BELAKANG
Kanker merupakan penyakit yang tidak menular dimana terjadinya pertumbuhan dan
perkembangan yanga sangat cepat, tanpa terkendali dan sel maupun jarringan.
Pertumbuhan ini dapat menggangu proses metabolisme tubuh dan menyebar antarsel
dan jaringan tubuh (hero, 2021; Susmini&supriayadi, 2020). Kanker payudara disebut
juga dengan carcinoma Mammae adalah sebuah tumor (benjolan abnormal) ganas
yang tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ini dapat tumbuh dalam kelenjar susu,
saluran kelenjar, dan jaringan penunjang payudara( jaringan lemak, maupun jaringan
ikat payudara). Tumor ini dapat pula menyebar ke bagian lain di seluruh tubuh.
Penyebaran tersebut disebut dengan metsatase (iqmy, Setiawati & yanti, 2021;
Nurrohmah, Aprianti, & Hartutik, 2022).
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari kanker payudara
2. Untuk mengetahui Etiologi dari kanker payudara
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari kanker payudara
4. Untuk mengethaui patofisiologi dari kanker payudara
5. Untuk mengetahui pencegahan dari kanker payudara
6. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien kanker payudara
C. MANFAAT
1. Untuk mengetahui pengertian dari kanker payudara
2. Untuk mengetahui Etiologi dari kanker payudara
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari kanker payudara
4. Untuk mengethaui patofisiologi dari kanker payudara
5. Untuk mengetahui pencegahan dari kanker payudara
6. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien kanker payudara
BAB II
PEMBAHASAN
D. Kanker Payudara
1. Pengertian
Kanker payudara merupakan tumor ganas yang menyerang jaringan
payudara. Jaringan payudara tersebut terdiri dari kelenjar susu, saluran kelenjar,
jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara (Mardiana,2009). Secara normal,
sel payudara yang tua akan mati, lalu digantikan oleh sel yang baru. Regenerasi sel
ini berfungi untuk mempertahankan fungsi payudara. Pada kasus kanker pyudara, gen
yang bertanggung jawab terhadap pengaturan pertumbuhan sel termutisi. Kondisi
seperti ini yang di katakan kanker payudara (mardian,2008).
Kanker merupakan penyakit yang tidak menular dimana terjadinya
pertumbuhan dan perkembangan yanga sangat cepat, tanpa terkendali dan sel maupun
jarringan. Pertumbuhan ini dapat menggangu proses metabolisme tubuh dan
menyebar antarsel dan jaringan tubuh (hero, 2021; Susmini&supriayadi, 2020).
Kanker payudara disebut juga dengan carcinoma Mammae adalah sebuah tumor
(benjolan abnormal) ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ini dapat
tumbuh dalam kelenjar susu, saluran kelenjar, dan jaringan penunjang payudara(
jaringan lemak, maupun jaringan ikat payudara). Tumor ini dapat pula menyebar ke
bagian lain di seluruh tubuh. Penyebaran tersebut disebut dengan metsatase (iqmy,
Setiawati & yanti, 2021; Nurrohmah, Aprianti, & Hartutik, 2022).
Kanker payudara merupakan kanker yang paling sering ditemukan pada
wanita di seluruh dunia ( 22% mdari semua kasus baru kanker pada perempuan) dan
menjadi urutan kedua sebagai penyakit kematian terkait kanker setelah kanker paru (
Hero, 2021; De jong, 2014). Angka kejadian kanker payudara tertinggi terdapat pada
usia 40-49 tahun, sedangkan usia dibawah 35 tahun insidennya hanya kurang dari 5%.
kanker payudara pada pria jarang terjadi dan terhitung sebanyak 1% dari seluruh
kasus kanker payudara (Cardoso et al.,2019; Nurrohma et al., 2022). Penginkatan
kasus kanker payudara secara signifikan disebabkan oleh perubahan gaya hidup
masyarakat, serta adanya kemajuan dalam bidang teknologi untuk diagnosis tumor
ganas payudara (Momeniwovahed & Salehiniya, 2019; De Jong, 2014).
2. Etiologi
Meskipun etiologi kanker payudara tidak diketahui, faktor risiko berbagai
kemungkinan mempengaruhi perkembangan penyakit ini termasuk faktor genetik,
hormonal, danlingkungan. (Elfira, Iklima dkk. 2021)
Tidak ada satupun penyebab spesifik dari kanker payudara sebaliknya
serangkaian faktor genetik, hormonal, dan kemungkinan kejadian lingkungan
dapat menunjang terjadinya kanker ini. Bukti yang terus bermunculan
menunjukkan bahwa perubahan genetik berkaitan dengan kanker payudara,
namun apa yang menyebabkan perubahan genetik masih belum diketahui.
Hormon steroid yang dihasilkan oleh ovarium mempunyai peran penting dalam
kanker payudara. Dua hormon ovarium utama yaitu estradiol dan progesteron
mengalami perubahan lingkungan seluler, yang dapat mempengaruhi faktor
pertumbuhan bagi kanker payudara. (Brunner & Suddarth, 2002)
Factor-faktor risiko timbulnya Kanker Payudara menurut Brunner & Sudarth,
2002 :
4. Patofisologi
Kanker yang disebabkan oleh senyawa karsiogenik benzo (a) pyrene adalah
salah satu senyawa prekarsiogenik yang dikonvensi menjadi karsinogen aktif oleh
sitokrom P- 450, Karsinogen aktif sangat reaktif dan mudah menyerang kelompok
nukleofilik dalam DNA, RNA, dan protein, yung menyebabkan mutasi. Gen P53
mengkode protein p53 yang berfungsi sebagai protein penekan tumor.
Karsinogenesis dimulai dengan kerusakan atau mutasi gen p53. Gen p53
bermutasi mensintesis protein p53 mutan. Pada pasien kanker, protein p53 mutan
terakumulasi dalam jaringan tumor dan serum darah, Protein p53 mutan dalam
serum pasien tumor meningkat dengan tingkat bahaya penyakit, sehingga dapat
digunakan sebagai biomarker awal tumor {13}.
Fase awal kanker payudara adalah asimptomatik (tanpa ada gejala dan tanda).
Adanya benjolan atau penebalan pada payudara merupakan tanda dan gejala yang
paling umum, sedangkan tanda dan gejala tingkat lang kanker payudara meliputi
kulit cekung, tetraksi atau deviasi puting susu dan nyeri, nyeri tekan atau rahas
khususnya berdarah dan puting. Kulit tebal dengan pori-pori menonjol sama
dengan kulit jeruk dan atau ulserasi pada payudara merupakan tanda lanjut dari
penyakit. Jika ada keterlibatan nodul, mungkin menjadi keras, pembesaran nodul
limfa aksilaris membesar dan atau nodus supraklavikula teraba pada daerali leber,
Metastasis yang luas meliputi gejala dan tanda seperti anoreksia atau berat badan
menurum; nyeri pada bahu, pinggang, punggung bagian bawah atau pelvis, batu
menetap: gangguan pencernaan pusing; penglihatan kabur dan sakit kepala. Proses
terjadinya metastasis karsinoma belum dapat ditentukan secara pasti, namun para
ahli membuktikan bahwa ukuran tumor berkaitan dengan kejadian metastatis,
yaitu semakin kecil tumor maka semakin kecil juga kejadian metastatisaya.
Apabila penyakit kanker payudara dapat dideteksi lebih awal, maka pengobatan
akan lebih mudah dilakukan, biaya pengobatan yang dikeluarkan lebih murah
serta peluang untuk sembah lebih besar dibandingkan kanker payudara yang
ditemukan pada stadium lanjut [1]
6. Pemeriksaan penunjang
Mamografi, Ultrasonografi (USG), CT Scnan, Bone Tumor, dan Magnetic
Resonance
Imaging (MRI).
➢ Mamografi merupakan pemeriksaan dengan menggunakan sinar X yang
digunakan sebagai bagian dari skrining maupun diagnosis kanker payudara.
Mamografi memiliki sensitifitas pada pasein > 40 tahun, nauman kurang
sensisitif dan memiliki bahaya radiasi pada pasien < 40 tahun (McDonald,
Clark, Tchou, Zhang, & Freedman, 2016; Wang, 2017; De Jong, 2014).
➢ Ultrasonografi (USG) merupakan modalitas diagnosis dengan menggunakan
gelombang suara yang relatif aman, hemat biaya, dan tersedia secara luas.
Pemeriksaan ini aman dilakukan untuk menemukan ukuran lesi dan bisa
menentukan lesi berupa lesi kistik atau lesi solid. Pemeriksaan bersifat
operator dependent yaitu memerlukan ahli radiologi berpengalaman “man
behind the gun” (Wang, 2017; De Jong, 2014).
➢ CT scan merupakan pemeriksaan dengan sinar X yang divisualisasikan oleh
komputer. CT scan thoraks dengan kontras merupakan salah satu modalitas
untuk diagnosis kanker payudara. Selain itu, CT scan kepala juga dapat
memberikan keuntungan dalam penetuan metastasis ke otak (Limbong et al.,
2017).
➢ Bone scanning merupakan pemeriksaan yang menggunakan bahan radioaktif.
Pada kanker payudara pemeriksaan ini menentukan ada atau tidaknya
metastasis kanker, serta keparahannya. Namun sudah tidak direkomendasikan
karena sulit dan memiliki efektifitas yang kurang (Cook, Azad, & Goh, 2016).
➢ Magnetic resonance imaging (MRI) memanfaatkan gelombang magnet. MRI
cocok dilakukan untuk pasien usia muda dan pasien dengan risiko kanker
payudara tinggi karena memberikan hasil yang sensitif pada tumor kecil.
Namun MRI ini belum digunakan secara luas karena biaya tinggi, dan durasi
waktu yang lama (Wang, 2017; De Jong, 2014).
➢ Melalui pemeriksaan radiologi dapat dilakukan Deteksi Morfologi Palpable
Massa Payudara untuk tingkat keparahan benjolan payudara yang mengacu
pada Breast Imaging Reporting and Data System (BIRADS) oleh American
College of Radiology (ACR) (Soekersi & Mahadian, 2017; De Jong, 2014).
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN KANKER PAYUDARA
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Nama : Ny. A
Umur : 53 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Alamat : Br. Kerta Langu Kesiman,Tohpati Denpasar
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan akhir : SMK
MRS : 5 Mei 2022
Nomor RM : 20043xxx
Tanggal pengkajian : 8 Mei 2022
Diagnosa Medis : Ca. Mamae Dekstra Stadium III B, Post MRM Dekstra hari I
2. Keluhan utama
Nyeri pada luka operasi di dada kanan
3. Riwayat keluhan saat ini
Klien mengatakan terasa nyeri pada luka post operasi payudara kanan sejak kemarin
sore nyeri seperti tersayat, terasa terus menerus dengan intensitas skala nyeri 5 dari
skala interval 0 sampai 10, jenis nyeri bersifat akut, klien mengatakan tadi malam sulit
tidur, lemas, nyeri dirasakan bertambah pada saat klien batuk dan bergerak, klien
tampak meringis, sering menarik napas panjang dan kondisi klien tampak lemah.
Klien mengeluh gatal pada area post operasi. Luka operasi terpasang 2 buah drain
yang masing-masing tertampung cairan warna coklat kemerahan sebanyak 15 ml, dan
25 ml. Klien mengatakan takut menggerakkan tangan kanannya karena takut nyeri.
Awalnya klien mengeluh ada benjolan pada payudara kanan sebesar biji kacang 8
bulan lalu, yang makin lama tambah besar, timbul peradangan tanpa luka, namun
klien tidak pernah memeriksakan kesehatanya ke fasilitas kesehatan karna ia merasa
takut dengan kondisi kesehatanya. bulan November 2021 klien dilakukan biopsi di
RS Bayangkara dan hasilnya dinyatakan tumor ganas. Klien dirujuk ke RSUP Sanglah
untuk menjalani kemoterapi. Setelah klien mendapatkan 4 kali kemoterapi dan massa
tumor mengecil, dilakukan MRM.
4. Riwayat kesehatan lalu
Klien mengatakan belum pernah melakukan operasi sebelumnya. Klien tidak
mempunyai sakit asma, diabetes ataupun hipertensi.
5. Riwayat alergi
Klien mengatakan tidak ada alergi obat maupun makanan
6. Riwayat keluarga
Klien mengatakan, kakak kandungnya juga mengalami kanker payudara dan sudah
dioperasi, sekarang dalam keadaan sehat.
7. Pola hidup
Klien mengatakan sejak saat muda sering mengonsumsi makanan instan/cepat saji dan
juga sering mengonsumsi makanan junk food
8. Keadaan umum
Kesadaran compos mentis, tanda-tanda vital : suhu 36,5˚C, nadi 135 x/mnt, respirasi
24 x/mnt, tekanan darah 140/85 mmHg.
9. Penilaian nyeri
Skala nyeri menggunakan VAS/NRS didapatkan 5 dari 10 angka, lokasi nyeri pada
luka operasi di dada kanan sampai daerah ketiak, frekuensi nyeri terus menerus,
sifatnya menetap seperti disayat. Faktor yang memperberat nyeri adalah bila klien
bergerak dan batuk. Faktor yang mengurangi nyeri bila klien diam/ tidak bergerak dan
tidak batuk.
DATA FOKUS
DS DO
- Klien mengeluh gatal-gatal pada - Klien tampak gelisah
area payudara
- Klien tampak merintih kesakitan
- Klien mengeluh kesulitan tidur
- Klien Nampak meringis, menarik napas
- Klien mengatakan takut dalam
menggerakkan tangan kanannya
- terdapat luka operasi di dada kanan
karena takut nyeri.
- tekanan darah 140/85 mmHg
- klien mengatakan nyeri pada
payudara sebelah kanan seperti - respirasi 24 x/mnt, berkeringat.
disayat karena adanya luka
- Frekuensi nadi meningkat nadi 135
- klien mengeluh nyeri bertambah bila x/mnt
menggerakan tangan kanan dan
batuk - Kondisi umum klien nampak lemah
C. Diagnosis Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman b.d Efek samping terapi (mis. Medikasi, radiasi, kemotrapi)
d.d klien mengeluh kesulitan tidur, gatal-gatal pada area payudara, Klien mengatakan
takut menggerakkan tangan kanannya karena takut nyeri, klien tampak gelisah dan
meringis kesakitan
2. Nyeri akut b.d Agen pencedera fisiologis (prosedur operasi) d.d klien mengeluh nyeri,
seperti disayat, tambah berat bila klien bergerak dan batuk, tampak meringis, nadi
135x/mnt, tekanan darah 140/85 mmHg, sering menarik napas dalam, respirasi 24
x/mnt, berkeringat.
3. Harga diri rendah kronis b.d penyakit kronis d.d klien mengatakan keluhan sudah
dirasakan sejak 8 bulan lalu, klien takut memeriksakan kondisi kesehatannya.
D. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan Dan Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
Gangguan Status kenyamanan Terapi relaksasi (I.09326) 1. Untuk mengetahui
rasa (L.08064) tingkat energi,
Observasi
nyaman kemampuan
Ekspetasi :
b.d Efek 1. Identifikasi penurnan tingkat konsentrasi, dan
Meningkat
samping energi, ketidakmampuan gejala yang lain
terapi berkonsentrasi, atau gejala lain
Kriteria hasil : 2. Untuk mengetahui
(mis. yang mengganggu kemampuan
ketegangan otot,
Medikasi, - Dukungan sosial kognitif
nadi, tekanan
radiasi, dari keluarga
2. Periksa ketegangan otot, darah
kemotrapi) cukup meningkat
frekwensi nadi, tekanan darah
3. Dengan
- Gelisah cukup
Terapeutik memberikan
menurun
informasi terebut
3. Berikan informasi tertulis akan membuat
- Gatal cukup
tentang persiapan dan prosedur pasien lebih jelas
menurun
teknik relaksasi dan tenang
4. Gunakan pakaian longgar 4. Agar pasien tidak
5. Gunakan relaksasi sebagai merasakan sakit
strategi penunjang dengan setelah operasi
analgetik atau tindakan medis 5. Relaksasi untuk
lainnya mengurangi
Edukasi kecemasan
Harga diri Harga diri (L.09069) Manajemen perilaku (I.12463) 1. Untuk mengetahui
rendah seberapa besar
Ekspektasi : Observasi
kronis b.d harapan pasien
Meningkat
penyakit 1. Identifikasi harapan untuk mengendalikan
kronis Kriteria Hasil : mengendalikan perilaku perilaku
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan
sebagai evaluasi untuk kedepannya. Sehingga bisa terus menghasilkan karya tulis yang
bermanfaat bagi banyak orang.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner, & Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal - Bedah edisi 8. Jakarta: EGC.
Elfira, I. (2021). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah I. Bandung: Media Sains Indonesia.
Liambo, I. S., Frisitiohady, A., & Malaka, M. H. (2022). Patofisiologi, Epidemiologi, dan
Lini Sel Kanker Payudara. Pharmauho , 18-19.
PPNI, T. P. (2018). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
PPNI, T. P. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.