Anda di halaman 1dari 24

CA MAMMAE

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Askan Pediatrik dan Maternitas
Dosen Pengampu: Ibu Wilis Sukmaningtyas SST. S.Kep., Ns., M.Kes

Disusun Oleh:
KELOMPOK F
Kelas 4B
1. Khofilatul Bay Umayyah (210106091)
2. Lucky Viviana (210106099)
3. M. Rizqy Diaz Alfarizi (210106102)
4. Meishintiara Heristiawan (210106107)
5. Meliana Hardian Rahmawati (210106110)

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA PURWOKERTO


FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI
PROGRAM SARJANA TERAPAN
Tahun 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Atas rahmat dan karunia-
Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah Askan Pediatrik
dan Maternitas tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah
SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Tidak lupa penyusun mengucapkan terimakasih Ibu Wilis Sukmaningtyas SST.,
S.Kep., Ns., M.Kes selaku dosen pengampu mata kuliah Askan Pediatrik dan Maternitas
yang sudah membimbing dan memberi ilmu yang bermanfaat sehingga makalah dapat
terselesaikan dengan baik.
Penulisan makalah yang berjudul “Ca Mammae” dapat diselesaikan karena
bantuan banyak pihak. Kami berharap makalah kami dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak demi tercapainya makalah yang sempurna.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1. Latar Belakang....................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................1
1.3. Tujuan.................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................2
2.1. Definisi Ca Mammae..........................................................................................2
2.2. Etiologi Ca Mammae..........................................................................................2
2.3. Patofiologi Ca Mammae.....................................................................................3
2.4. Pathway Ca Mammae.........................................................................................5
2.5. Gejala dan Tanda-Tanda Ca Mammae...............................................................5
2.6. Faktor-Faktor Patogen Penyebab Ca Mammae..................................................8
2.7. Penatalaksanaan Ca Mammae..........................................................................11
BAB III LAPORAN......................................................................................................13
3.1. Pengkajian.........................................................................................................13
3.2. Analisis Data.....................................................................................................13
3.3. Diagnosa Keperawatan.....................................................................................14
3.4. Intervensi dan Implementasi.............................................................................14
BAB IV PENUTUP........................................................................................................18
4.1. Kesimpulan.......................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................19

iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyakit kanker saat ini adalah satu dari penyebab utama kematian di seluruh
duniaTahun 2030 diperkirakan akan meningkat menjadi 26 juta penderita dan 17 juta di
antaranya meninggal dunia akibat kanker (WHO, 2015). Kanker menjadi masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia dengan prevalensi 136.2/100.000 penduduk.
(kemenkes, 2019).Salah satu kanker yang paling banyak di derita terutama wanita yaitu
kangker payudara, sering penderita datang ke pelayanan kesehatan ketika sudah
memasuki stadium akhir dimana sudah sulit dilakukan pengobatan.
Kanker payudara mayoritas berusia muda, bahkan tidak sedikit yang baru berusia 14
tahun dan jika tidak terdeteksi lebih awal akan berkembah menjadi sel ganas. Saat ini
menunjukkan bahwa tren gejala kanker payudara yang semakin tinggi di usia remaja. Di
Indonesia, lebih dari 80% kasus ditemukan berada pada stadium yang lanjut, dimana
upaya pengobatan sulit dilakukanOleh karena itu perlu pemahaman tentang upaya
pencegahan, diagnosis dini, pengobatan kuratif maupun paliatif serta upaya rehabilitasi
yang baik, agar pelayanan pada penderita dapat dilakukan secara optimal.
Besarnya masalah kanker payudara dan dampak yang ditimbukan maka perlu
tindakan/intervensi kesehatan masyarakat dalam bentuk program penanggulangan
nasional yang diatur dalam Permenkes No. 34 Tahun 2015 tentang Penanggulangan
Kanker Payudara Dan Kanker Leher Rahim. (Kemenkes 2015) Salah satu
penanggulangan kanker payudara yaitu penemuan kasus dengan deteksi dini yang
dilakukan melalui pemerikasaan payudara klinis atau Clinical Breast Examination
(CBE) serta Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) yang bisa dilakukan secara
mudah oleh wanita
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan Ca Mammae ?
2. Apa saja yang termaksud ke dalam Etiologi Ca Mammae ?
3. Apa saja yang termaksud dalam patofisiologi Ca Mammae ?
4. Bagaimana Gejala dan tanda-tanda Ca Mammae ?
5. Apa saja faktor-faktor patogen yang dapat menyebabkan Ca Mammae ?
6. Baimana penatalaksanaan dari penyakit Ca Mammae ?

1
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian atau maksud dari Ca Mammae
2. Untuk mengetahui apa saja yang termaksud dalam Etiologi Ca Mammae
3. Untuk mengetahui apa saja yang termaksud dalam Patofisiologi Ca Mammae
4. Untuk mengetahui bagaimana Geja dan Tanda-tanda yang di timbulkan dari Ca
Mammae
5. Uuntuk mengetahui apa faktor-faktor patogen yang dapat menyebabkan
terjadinya Ca Mammae
6. Untuk mengetahui cara penatalaksaan dari Ca Mammae

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Definisi Ca Mammae


Kanker merupakan suatu golongan penyakit yang biasanya timbul oleh
sebuah sel tunggal yang dapat tumbuh abnormal dan tidak terkendali, sehingga
dapat menyebabkan tumor ganas yang dapat menghancurkan dan merusak sel atau
jaringan sehat. Seiring dengan pertumbuhan perkembangbiakanya, sel-sel yang
ada dalam kanker membentuk sebuah massa dari jaringan ganas yang menyusup
ke jaringan di dekatnya atau (invansif) dan bisa menyebar (metastasis) ke seluruh
tubuh seperti halnya dengan payudara. Kanker payudara menjadi momok yang
menakukan bagi setiap wanita, dimana penyakit pembunuh no.1 didunia ini telah
banyak diderita oleh sebagian besar kaum wanita.
Payudara adalah sebuah bagian yang mereproduksi kelenjar kulit dan dalam
hidup mengambil posisi yang begitu penting. Kelejar tumbuh dengan sebagian
besar sebagai kelenjar susu yanf dapat mempengaruhi sebuah hormone esterogen
dan progesterone. Terletak dibawah kulit dan diatas otot dada. Peyudara dewasa
beratnya kira-kira sekitar 200 gr, yang sebelah kiri umunya lebih besar dari yang
kanan. Pada saat hamil, payudara dapat membesar, mencapai 600gr dan pada saat
seorang ibu menyusuimencapai 800gr.
Disebut dengan kenker payudara ketika sejumlah sel di dalam sebuah
payudara tumbuh, kehilangan kendali, dan berkembang dengan cepat didalam
jaringan payudara. Kanker payudara adalah salah satu kanker yang sangat ditakuti
oleh kaum wanita, setelah adanya kanker serviks. Oleh sebab itu, kanker payudara
pada prinsipnya adalah sebuah tumor ganas yang berasal dari kelenjar kulit,
saluran kelenjar, dan jaringan di seblah luar rongga dada. (America Cancer
Society, 2016).

2.2. Etiologi Ca Mammae


1. Faktor Genetik
Faktor ini dapat berpengaruh dalam meningkatkan terjadinya kanker
payudara. Padapercobaan dengan hewan tikus dengan jalur sensitive kanker,

3
melalui persilangan geneticyang didapat dari tukus yang terkena kanker.
Ada faktor turunan pada suatu keluarga yaitulokus kecil kromosom pada
kanker payudara yang tumbuh diusia muda.
2. Hormon
Kelebihan esterogen endogen atau ketidakseimbangan hormone yang
terlihat sangat jelaspada sebuah kanker payudara. Banyak faktor resiko yang
dapat disebutkan seperti masareproduksi yang lama, nulipara dan usia tua
yang memiliki anak pertama. Wanita postomonoupose dengan tumor
ovarium fungsional dapat terkena kanker payudara karenakelebihan hormon
esterogen.
3. Lingkungan
Pengaruh lingkungan diduga disebabkan karena berbagai faktor antara
lain: alcohol, diettinggi lemak, kecanduan kopi dan infeksi virus. Hal
tersebumempengaruhi onkogen dangen supresi tumor dari sel kanker
payudara.

2.3. Patofiologi Ca Mammae


1. Fase Inisiasi
Pada tahap ini terdapat suatu perubahan dalam bahan genetic sel yang dapat
memancingsebuah sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetic sel ini
dapat disebabkan olehsuatu genetic yang disebut dengan karsinogen, yang
bisa berupa bajan kimia, virus, radiasiatau sinar matahari. Tetapi tidak
semua sel terdapat kepekaan yang sama terhadap suatukarsinogen. Kelainan
genetic dalam sel atau bahan lainnya yang bisa disebut denganpromoto.
Yang menyebabkan sel lebih sedikit rentan dengan suatu karsinogen.
Bahkangangguan fisik manapun bisa terjadinya sel menjadi leih peka
dengan mengalamai suatukeganasan.
2. Fase Promosi
Pada tahap ini suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah
menjadi ganas. Selyang belum melewati tahap inisiasi tidak akan
terpengaruh dengan promosi. Sebab itudiperlukan beberapa faktor untuk

4
terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dansuatu karsinogen).
Kanker payudara merupakan penyebab utama kematian pada wanitasebab
kanker (WHO dalam detikHelt, 2019) Beberapa teori yang menjelaskan
bagaiamanaterjadinya keganasan pada kanker payudara, yaitu:
 Mekanisme Hormonal, yaitu perubahan kesembangan hormone
esterogen danprogeterogen yang dapat dihasilkan oleh ovarium yang
mempengaruhi factor pertumbuhan sel payudara. Dimana terdapat
salah satu fungsi esterogen adalahmerangsang pertumbuhan sel
payudara.
 Genetik
– Kanker payudara yang bersifat herediter dapat terjadi karena
adanya genetic
– Biomolekuler kanker menyatakan delesi kromosom 17
mempunyai perananpenting untuk terjadinya transformasi
maligna.
 Definisi Imun
Definisi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan
produksi interferonyang berfungsi untuk menghambat terjadinya
proliferasi sel dan jaringan kankerdan meningkatkan aktivitas
antitumor.

5
2.4. Pathway Ca Mammae

2.5. Gejala dan Tanda-Tanda Ca Mammae


Menurut (Romadhon, 2013), para penderita kanker sebagian besar
tidakmengetahui bahwa dirinya penderita kanker payudara sebelum munculnya
benjolan atau rasa sakit yang berlebihan disekitar payudara. Penderita yangterkena
stadium awal bahkan tidak mengalami gejala-gejala yang signifikan. Namun,

6
setelah stadium lanjut, gejala tersebut mulai banyak bermunculan seperti berikut
ini:
1. Sakit disekitaran payudara.
2. Timbulnya benjolan yang semakin membesar, jaringan payudara
membentang hingga kedaerah lengan bawah, sehingga memungkinkan
adanya pembesaran hingga ketiak.
3. Perubahan bentuk dan ukuran pada payudara.
4. Timbulnya koreng atau eksim pada payudara.
5. Keluarnya darah atau cairan merah kehitaman dari puting susu.

Selain tanda -tanda fisik, terdapat tanda-tanda perilaku yang timbul


akibatkanker payudara seperti berikut ini:
1. Insomnia
Dilaporkan adanya masalah sulit tidur setelah pengobatan kanker
dengan radiasi dan atau kemoterapi 59-62 dan di antara wanita dengan
stadium dini dan penyakit metastasis. Masalah tidur subjek berkisar dari
20% hingga 70%, tergantung pada studi dan metode penilaian. Dalam satu
studi besar yang dilakukan dengan 300 penderita kanker payudara, 51%
mengeluhkan masalah tidur, dan 19% kriteria diagnostik metrik untuk
insomnia.Insomnia sindroma isaklinik ditandai dengan keluhan kesulitan
memulai atau mempertahankan tidur atau tidur non-restoratif, yang
berlangsung lama. Selama minimal 1 bulan danmenyebabkan tekanan atau
gangguan signifikan secara klinis pada area-area fungsi yang penting. Lima
puluh lima persen dari wanita yang memenuhi kriteria untuk insomnia
dalam penelitian ini melaporkan bahwa kanker payudara menyebabkan atau
memperburuk masalah tidur mereka, mendukung peran diagnosis kanker
dan pengobatan sebagai faktor pemicu gangguan tidur. Bukti awal
menunjukkan bahwa masalah tidur adalah umum di antara pasien kanker
payudara dan bahwa prevalensi insomnia adalah tiga hingga lima kali lipat
lebih tinggi daripada tingkat pada populasi umum, meskipun studi terkontrol
diperlukan untuk menentukan tingkat masalah tidur pasien dan penyintas

7
kanker payudara berbeda dari wanita yang tidak memiliki riwayat kanker
(Bower, 2008).
2. Depresi
Depresi mungkin merupakan efek samping perilaku pengobatan yang
paling baik dipelajari. Di antara wanita dengan kanker payudara, prevalensi
depresi berkisar dari 1,5% hingga 50%, tergantung pada sampel dan
khususnya definisi depresi dan metode penilaian.Sebagian besar studi
menemukan bahwa 20% hingga 30% pengalaman wanita meningkatkan
gejala depresi, meskipun prevalensi gangguan depresi mayor mungkin jauh
lebih rendah. Gangguan depressive mayor adalah sindrom klinis yang
berlangsung selama minimal 2 minggu dan menyebabkan gangguan
signifikan pada fungsi normal. Satu studi yang menggunakan wawancara
klinis terstruktur untuk mendiagnosis depresi menemukan bahwa 9% pasien
kanker payudara yang memenuhi kriteria untuk depresi berat. Tekanan
psikologis dan gejala depresi biasanya paling tinggi dalam 6 bulan pertama
setelah diagnosis kanker dan kemudian menurun saat wanita menyesuaikan
diri dengan kejutan awal, diagnosis dan efek akut dari pengobatan kanker.
Studi skala besar dari penderita kanker freebreast menemukan tingkat gejala
depresi yang dapat dibandingkan dengan wanita dalam populasi umum, 85-
86 % meskipun wanita yang masih pandai dapat terus mengalami depresi
selama bertahun-tahun setelah pengobatan (Bower, 2008).
3. Gangguan kognitif
Laporan defisit kognitif sering terjadi pada pasien kanker payudara
selama dan setelah kemoterapi. Fenomena ini, sering disebut sebagai
chemobrain, telah menjadi fokus penelitian empiris. Penting antara
penelitian tentang gangguan kognitif dan penelitian tentang gejala perilaku
lainnya. Memang, keluhan kognitif subyektif biasanya tidak berkorelasi
dengan kinerja kognitif obyektif pada pasien kanker payudara tetapi
berkorelasi dengan laporan subjektif kelelahan dan suasana hati yang
tertekan. Studi cross-sectional menggunakan ukuran objektif fungsi kognitif
memberikan bukti awal kompromi kognitif antara wanita yang diobati

8
dengan kemoterapi relatif terhadap kontrol yang tidak diobati, dengan
perkiraan defisit kognitif mulai dari 16% hingga 75% bergantung pada
populasi pasien dan definisi gangguan. Meta-analisis Tworecent dari
literatur ini menyimpulkan bahwa wanita yang dirawat dengan kemoterapi
menunjukkan gangguan fungsi kognitif yang kecil hingga sedang
dibandingkan dengan kontrol atau norma yang diterbitkan. Perubahan
kognitif yang berhubungan dengan terapi terlihat jelas di seluruh domain
multi-kognitif, termasuk bahasa, verbal dan nonverbal, kemampuan spasial,
dan fungsi motorik, menunjukkan pola gangguan kognitif umum. Defisit
tampaknya paling menonjol di kalangan wanita yang diobati dengan
kemoterapi dosis tinggi, tetapi efeknya juga tampak jelas di antara wanita
yang diobati dengan kemoterapi dosis standar (Bower, 2008).
4. Kelelahan
Kelelahan semakin diakui sebagai salah satu tanda yang paling umum
bagiyang mengalami efek samping terhadap pengobatan tradisional.
Perkiraan prevalensi kelelahan selama rentang perawatan dari 25% hingga
99%, tergantung pada sampel penelitian dalam sebagian besar penelitian,
30% hingga 60% pasien melaporkan gejala kelelahan sedang atau berat.
Pendekatan sindrom penggunaan untuk mengkarakterisasi kelelahan, sebuah
penelitian terbaru menemukan bahwa 26% pasien kanker payudara yang
terkena radiasi atau kemoterapi memenuhi kriteria untuk kelelahan santai ,
sebagaimana didefinisikan oleh adanya keletihan atau berkurangnya energi
dan lima gejala tambahan selama setidaknya 2 minggu yang menyebabkan
tekanan atau gangguan klinis yang signifikan (Bower, 2008).

2.6. Faktor-Faktor Patogen Penyebab Ca Mammae


1. Gen
Berdasarkan penelitian, sebanyak 51,4% pasien mengaku memilki
riwayat kanker payudara dalam keluarga, 30% menyangkal adanya riwayat
kanker payudara, dan 18,6% menyatakan tidak tahu. Berdasarkan hal
tersebut, menunjukkan bahwa riwayat kanker payudara berperan dalam

9
terjadinya kanker payudara yang diturunkan dari orang tua atau saudara
kandung.Terdapat sekitar 300 gen yang ditemukan mengalami mutasi pada
kanker, yang membuat instabilisasi genomik dan instabilitas kromosom.
Perubahan ini yang akan berdampak pada proliferasi sel kanker yang tidak
terkendali. Salah satunya adanya mutasi genetik yaitu pada gen BRCA1 dan
BRCA2 yang sering ditemukan pada wanita pengidap kanker payudara
(Yulianti, Santoso, & Sutinigsih, 2016).
Gen BRCA merupakan gen yang terdapat pada DNA dan berperan
sebagai pengontrol pertumbuhan sel agar berjalan dengan normal. Dalam
kondisi tertentu gen BRCA mengalami mutasi menjadi BRCA1 dan
BRCA2, sehingga mempengaruhi fungsinya dalam mengontrol
pertumbuhan dan memberi kemungkinan pertumbuhan sel yang tidak
terkontrol. Seorang wanita yang memiliki mutasi gen warisan meningkatkan
risiko kanker payudara secara signifikan dan telah dilaporkan 5-10% kasus
dari seluruh kanker payudara (Yulianti et al., 2016).
2. Pembawa BRCA1 dan BRCA2
Menurut (Fostira et al., 2016),perempuan pembawa BRCA1 dan
BRCA2 menghadapi risiko seumur hidup tinggi untuk diagnosis kanker,
setidaknya untuk kanker payudara dan ovarium. Baru-baru ini, melalui studi
prospektif besar, secara kumulatif risiko untuk diagnosis kanker payudara
primer (BC) pada pembawa BRCA1 & BRCA2 diperkirakan 70%.
Diagnosis SM sekunder diperkirakan masing-masing 40% dan 26% untuk
BRCA1 dan BRCA2 operator. Diagnosis kanker ovarium juga secara
signifikan terkait dengan BRCA1 dan mutasi BRCA2, masing-masing
memberikan risiko seumur hidup sebesar 44% dan 17%. Tumor terkait
BRCA sering menunjukkan fitur histopatologis yang berbeda, sebagian
besar BRCA1- Tumor terkait tidak terdiferensiasi dengan buruk dan sangat
proliferatif. Selain itu, mereka terkait dengan subtipe imunohistokimia
spesifik. Tumor terkait BRCA1 dominan tripel-negatif, sehingga tidak
memiliki ekspresi reseptor estrogen dan progesteron, juga ekspresi
berlebihan dari faktor pertumbuhan Epidermal Manusia, Reseptor 2

10
(HER2). Tumor yang berhubungan dengan BRCA2 sebaliknya lebih sering
ditemukan sebagai reseptor estrogen positif.
BRCA2 diketahui memiliki pengaruh yang tinggi terhadap individu
risiko kanker payudara seumur hidup. BRCA1 dan BRCA2 merupakan
tumor supressor gene, mutasi familial terjadi sekitar 5% kanker payudara di
Amerika Serikat setiap tahun. BRCA1 gen yang berperan dalam 1) aktivasi
respons terhadap kerusakan DNA, 2) aktivasi checkpoint siklus sel dan/atau
3) perbaikan kerusakan DNA tipe double strand break (DSB), jadi berperan
agar sel yang mengalami kerusakan DNA tidak berlanjut ke siklus
pembelahan sel. Peran BRCA2 terutama pada respirasi DNA dengan
mekanisme rekombinasi homolog, dengan tanda-tanda penderita kanker
payudara (Yulianti et al., 2016).
3. Usia
Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh (Rianti, Tirtawati,
& Novita, 2011), faktor penyebab terjadinya kanker payudara yang pertama
adalah wanita yang berumur lebih dari 50 tahun, semakin bertambahnya
umur maka jumlah kumulatif eksposar yang diterima sepanjang umur
tersebut makin tinggi pula, selain itu secara fisiologi terjadi penurunan
fungsi-fungsi organ dan menurunnya daya tahan tubuh. Kedua wanita
dengan riwayat tumor jinak, wanita yang mempunyai riwayat tumor jinak
lebih rentan terkena kanker payudara dari pada wanita yang tidak memiliki
riwayat tumor jinak. Ketiga wanita dengan riwayat keluarga, pada wanita
premonopouse dengan riwayat keluarga tingkat pertama penderita kanker
payudara unilateral maka resikonya untuk penderita kanker payudara dua
kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak memiliki riwayat
keluarga. Sedangkan wanita yang memiliki riwayat keluarga tingkat
pertama, penderita kanker payudara bilateral, maka peningkatan resikonya
bisa mencapai lima kali. Pada keluarga yang memiliki riwayat kanker
payudara, maka anak perempuannya memiliki kemungkinan 30% terjadi
sebelum umur 40 tahun. Keempat umur mestruasi pertama yang kurang dari

11
12 tahun, maka durasi eksposur estrogen makin panjang dan resiko terkena
kanker payudara sedikit lebih tinggi.

2.7. Penatalaksanaan Ca Mammae


Berikut dalah beberapa cara pengobatankanker payudara:
1. Pembedahan
Ada beberapa jenis pembedahan yang dilakukan untuk pengobatan
kanker payudarayaitu:
a. Mastektomi
Mastektomi adalah sebuah tindakan operasi yang meliputi
pengangkatan seluruhjaringan payudara dengan tujuan menangani
atau mencegah terjadinya kankerpayudara. Ada beberapa jenis
mastektomi yaitu:
– Mastektomi Radial Modifikas(MRM) adalah sebuah tindakan
pengangkatantumor payudara dan seluruh payudara termasuk
kompleks seperti silicon.
– Mastektomi Simpel adalah pengangkatan seluruh payudara
beserta kompleksputing-areolar, tanpa diseksi kelenjar getah
bening aksilla.
– Mastektomi Subkutan adalah pengangkatan seluruh jaringan
payudara denganpreservasi kulit dan kompleks puting-areola
dengan atau tanpa diseksi kelenjargetah bening aksilla.
– Mastektomi Radial adalah tindakan pengangkatan payudara
kompleks putingareola,otot pektoralis mayor dan minor, serta
kelenjar getah bening level I,II,IIIsecara on bloc.
– Mastektomi dengan teknik onkoplasti adalah sebuah rekinstruksi
bedah yangdipertimbangkan pada instusi yang mampu ataupun
ahli bedah yang kompetendalam hal rekrostruksi payudara tanpa
meninggalkan prinsip bedah onkologi.
b. Terapi sistematik yaitu meliputi :

12
– Kemoterapi yaitu dapat berupa obat tunggal atau gabungan
beberapa kombinasiobat kemoterapi. Kemoterapi biasanya
diberikan secara bertahap, biasanyasebanyak 6-8 siklus agar
mendapatkan efek yang diharapkan dengan efeksamping yang
masih dapat diterima.
– Terapi hormonal yaitu terapi yang diberikan pada kasusu-kasus
hormonal positif. Terapi hormonal pada kanker payudara
diberikan pada stadium 1 sampai stadium IV.
– Terapi Target yaitu terapi yang hanya diberikn dirumah sakit
tipe A/B dan hanya diberikan pada kasus-kasus dengan
pemeriksaan IHK yang Her2 positif.
– Terapi Radiasi yaitu pendefinisian target radiasi untuk
radioterapi 2 dimensi menggunakan prinsip penanda tulang dan
batas-batas anatomi.
c. Radioterapi
Radioterapi merupakan sebuah salah satu modalitas yang
penting dalam tatalaksana kanker payudara dapat diberikan sebagai
terapi kuratif ajuvan dan paliatif.

13
BAB III LAPORAN
3.1. Pengkajian
1. Anamnesis
a. Identitas Pasien
Umumnya berisikan nama, nomor rekam medik, tempat tanggal
lahir, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal
masuk RS, dan diagnosa medis. Identitas perlu ditanyakan untuk
memastikan bahwa pasien yang dihadapi adalah pasien yang
dimaksud, selain itu identitas diperlukan untuk data penelitian,
asuransi, dan lain sebagainya.
b. Identitas Penanggung Jawab
Dalam identitas penanggungjawab terdapat Nama, Umur,
Hubungan dengan klien, Pendidikan, Pekerjaan, Alamat dan no telp.
c. Anamnesis Pre Anestesi
Terdiri dari: Keluhan utama, Riwayat, Pemeriksaan fisik B1-B6,
Status Gizi, dan Pemeriksaan penunjang.
d. Diagnosis Anestesi
e. Pertimbangan Anestesi (Faktor Penyulit, Jenis Anestesi, dan Teknik
Anestesi)
 Jenis Anestesi
 Teknik Anestesi
 Faktor Penyulit

3.2. Analisis Data

Symptom Etiologi Problem

DS:klien mengatakan Kurang asupan Ketidakseimbangan


lemas dan tidak nafsu nutrisi kurang dari
makan kebutuhan tubuh
DO: kehilangan BB 8 kg,
kurang nafsu makan

14
DS: Klien mengatakan Agen Cedera Biologis Kerusakan Integritas
adanya benjolan pada Jaringan
bagian aksila
DO:adanya kelenjar
getah bening pada area
aksila
DS: Klien mengatakan Agen Cedera Biologis Nyeri Akut
adanya nyeri dan
ketidaknyamanan pada
payudara
DO:adanya benjolan
pada payudara
DS: Klien khawatir Kurang Terpapar Ansietas
biopsy dapat Informasi
memperburuk
keadaannya
DO:klien terlihat gelisah,
tampak tegang, sulit tidur

3.3. Diagnosa Keperawatan


1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Kerusakan Integritas Jaringan yang berhubungan dengan agen ceder
biologis
3. Nyeri akut yang berhubungan dengan agen cedera biologis
4. Ansietas yang berhubungan dengan kurang terpapar informasi

3.4. Intervensi dan Implementasi


No
Problem Intervensi Implementasi Evaluasi
.
1. Ketidakseimbang 1) Anjurkan 1) menganjurkan S:pasien
an nutrisi kurang pasien untuk pasien untuk mengatakan

15
dari kebutuhan makan makan sedikit sudah tidak
tubuh sedikit tapi tapi sering lemas
sering 2) memberikan O: berat badan
2) Berikan informasi kembali
informasi tentang normal
tentang kbutuhan gizi A: tujuan
kbutuhan bagi tubuh tercapai,masal
gizi bagi 3) Kolaborasi ah teratasi
tubuh dengan ahli gizi P: intervensi
3) Kolaborasi untuk dihentikan
dengan ahli menentukan
gizi untuk jumlah kalori
menentukan yng dibutuhkan
jumlah tubuh.
kalori yng
dibutuhkan
tubuh.
2. Kerusakan 1) Anjurkan 1) menganjurkan S: klien
integritas pasien untuk pasien untuk mengatakan
jaringan memakai memakai benjolan
berhubungan pakaian yg pakaian yg masih ada
dengan agen longgar longgar O: benjola
cedera biologis 2) Jaga 2) menjaga masih terlihat
kebersihan kebersihan A: tujuan
kulit agar kulit agar belum tercapai
tetap bersih tetap bersih P: intervensi
dan kering dan kering di lanjutkan
3) Observasi 3) mengobservas
benjolan i benjolan
yang ada di yang ada di
axila axila

16
3. Nyeri Akut 1) Identifikasi 1) mengidentifik S: klien
berhubungan skala nyeri asi skala nyeri mengatakan
dengan agen 2) Berikan 2) memberikan nyeri
cedera biologis teknik non teknik non berkurang
farmakologi farmakologis O: benjolan di
s untuk untuk payudara
mengurangi mengurangi A: tujuan
rasa nyeri rasa nyeri tercapai,masal
(mis : teknik (mis : teknik ah teratasi
relaksasi relaksasi P: intervensi
nafas nafas dihentikan
dalam,terapi dalam,terapi
music,pijat ) music,pijat )
3) Kolaborasi 3) Kolaborasi
pemberian pemberian
analgetik analgetik
4. Ansietas yang 1) Edukasi 1) Mengedukasi S: pasien
berhubungan pasien pasien tentang mengatakan
dengan kurang tentang penyakit yang kecemasan
terpapar penyakit dideritanya mulai
informasi yang di 2) menciptakan membaik
deritannya suasana yang O: pasien
2) Ciptakan terapeutik tampak tenang
suasana untuk A: tujuan
yang menumbuhka tercapai,masal
terapeutik n kepercayaan ah teratasi
untuk 3) menganjurkan P: intervensi
menumbuhk keluarga dihentikan
an untuk tetap
kepercayaan bersama
3) Anjurkan pasien

17
keluarga
untuk tetap
bersama
pasien

18
BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Kanker payudara adalah salah satu kanker yang sangat ditakuti oleh kaum
wanita, setelah adanya kanker serviks. Kanker payudara pada prinsipnya adalah
sebuah tumor ganas yang berasal dari kelenjar kulit, saluran kelenjar, dan jaringan
di seblah luar rongga dada. (America Cancer Society, 2016). Adapun penyebab
nya yaitu gen, Pembawa BRCA1 dan BRCA2, dan usia. Ca Mamae memiliki 2
fase (Etilogi) yaitu fase insiasi dan fase promosi. Penderita Ca Mamae ini akan
mengalami beberapa tanda gelaja antara lain Sakit disekitaran payudara,
Timbulnya benjolan yang semakin membesar, jaringan payudara membentang
hingga kedaerah lengan bawah, sehingga memungkinkan adanya pembesaran
hingga ketiak, Perubahan bentuk dan ukuran pada payudara, Timbulnya koreng
atau eksim pada payudara,Keluarnya darah atau cairan merah kehitaman dari
puting susu. Selain tanda -tanda fisik, terdapat tanda-tanda perilaku yang timbul
akibat kanker payudara seperti insomnia, depresi, gangguan kognitif dan
kelelahan. Untuk saat ini pengobatan Ca Mamae hanya bisa dilakukan dengan
melakukan tindakan operasi.

19
DAFTAR PUSTAKA

Achouri, L., Jellali, A., Henchiri, H., Boukhris, S., Zaaimi, Y., Mansouri, H., &
Mahjoub, N. (2022). Primary ectopic breast carcinoma: a case report. Journal of
Medical Case Reports, 16(1), 7–10. https://doi.org/10.1186/s13256-022-03670-7
Aldossary, M. Y., Alquraish, F., & Alazhri, J. (2019). A case of locally advanced breast
cancer in a 59-year-old man requiring a modified approach to management.
American Journal of Case Reports, 20, 531–536.
https://doi.org/10.12659/AJCR.915377
Grabenstetter, A., Brogi, E., Zhang, H., Razavi, P., Reis-Filho, J. S., VanZee, K. J.,
Norton, L., & Wen, H. Y. (2022). Solid-basaloid variant of adenoid cystic
carcinoma of the breast with near complete response to neoadjuvant
chemotherapy. Npj Breast Cancer, 8(1), 1–4. https://doi.org/10.1038/s41523-022-
00469-z
Liu, A., Feng, Y., Chen, B., Li, L., Wu, D., Qian, J., & Yang, A. (2018). A case report
of metastatic breast cancer initially presenting with esophageal dysphagia.
Medicine (United States), 97(45), 4–7.
https://doi.org/10.1097/MD.0000000000013184
Majdawati, A. (2016). Kasus Carcinoma Mammae pada Wanita dengan Keluhan
Benjolan Payudara yang Tak Teraba (Nonpalpable Mass) : Peran Ultrasonografi
dan Mammografi sebagai Screening Diagnostik. In Mutiara Medika: Jurnal
Kedokteran dan Kesehatan (Vol. 8, Issue 2, pp. 129–136).
http://journal.umy.ac.id/index.php/mm/article/view/1478
Umare, H. R., Ganeshpur, B., Umate, R., Wajgi, R. D., & Gomase, K. (2022). A Case
Report of 58-Year-Old Female with Breast cancer after Mastectomy of Left
Breast and Axillary Lymph Node Dissection. International Journal of Early
Childhood Special Education, 14(4), 2214–2218. https://doi.org/10.24105/2329-
8790.2021.9.469

20
21

Anda mungkin juga menyukai