Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

CARSINOMA MAMMAE

Disusun Oleh :

Devi Nugrehaini 13 / 20210109306

Ika Ulya Cahyani Putri 27 / 20210109157

Annisa Ismayatul Khoiriyah 32 / 20210109164

Shelly Intania Haryanto 47 / 20210109186

PROGRAM PROFESI NERS


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah dengan judul Carsinoma Mammae.
Makalah ini merupakan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah
Keperawatan Maternitas yaitu Ibu Sri Lestari DA,SKp,Ns,MKes untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan.
Kami juga tak lupa mengucapan terima kasih kepada teman-teman satu
kelompok yang telah membantu serta dosen yang telah membimbing kami dalam
menyelesaikan pembuatan makalah ini. Makalah ini disusun agar para pembaca
bisa memahami tentang carsinoma mammae.
Dalam makalah ini, penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam
penulisannya. Oleh karena itu, mohon kiranya kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembimbing dan  pembaca guna untuk kesempurnaan pada
pembuatan makalah selanjutnya.
 

Surakarta, Agustus 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..........................................................................................1

B. Rumusan Masalah .....................................................................................2

C. Tujuan .......................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Laporan Pendahuluan Carsinoma Mammae..............................................4

1. PengertianCarsinoma Mammae..........................................................4

2. Etiologi Carsinoma Mammae.............................................................4

3. Klasifikasi Carsinoma Mammae........................................................5

4. Manifestasi Klinis Carsinoma Mammae............................................5

5. Pathway dan Patofisiologi Carsinoma Mammae................................7

6. Pemeriksaan Penunjang Carsinoma Mammae...................................10

7. Penatalaksana Carsinoma Mammae...................................................10

B. Konsep Askep Carsinoma Mammae.........................................................12

C. Analisis Jurnal Carsinoma Mammae.........................................................18

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................

B. Saran.............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan
pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami
pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali. Carsinoma
Mammaeadalah suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan
berlebihanatau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel (jaringan)
payudara, Penyakit ini oleh World Health organization (WHO)
dimasukkan kedalam International Classification of Diseases (ICD) dengan
kode nomor 17 (Nugroho, 2011).
Menurut WHO Carsinoma Mammaemenjadi penyebab kematian yang
paling banyak mengurangi harapan hidup wanita setelah kondisi ibu
persalinan yang buruk dan kanker serviks (WHO, 2019). Menurut data
International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2012,
diketahui bahwa Carsinoma Mammaemerupakan penyakit kanker dengan
persentase kasus baru tertinggi, yaitu sebesar 43,3% dan persentase
kematian akibat Carsinoma Mammae sebesar 12,9%.
Di negara lain misalnya Eropa dan Amerika jumlah penderita
Carsinoma Mammaetidak begitu banyak. Kebanyakan Carsinoma
Mammaeditemukan pada stadium awal, sehingga dapat diobati atau
disembuhkan. Hal ini disebabkan di negara tersebut kesadaran untuk
melakukan deteksi dini sudah berkembang baik. Sementara di negara kita,
kebanyakan kasus kanker ditemukan pada stadium lanjut, yaitu ketika
penyembuhan sudah sulit dilakukan. Padahal mendeteksi Carsinoma
Mammaestadium dini sangat mudah dan bisa dilakukan sendiri di rumah.
Semakin sering memeriksa payudara, maka wanita akan semakin
mengenal dan semakin mudah menemukan sesuatu kelainan pada
payudaranya (Nugroho, 2011).
Carsinoma Mammaemerupakan jenis kanker yang tertinggi
prevalensinya pada perempuan di Indonesia. Kanker ini dapat ditemukan
pada tahap yang lebih dini, akan tetapi saat ini kanker lebih sering diketahui
pada stadium lanjut (70%) sehingga angka kematiannya tinggi. Sampai

1
dengan tahun 2017 sudah dilakukan deteksi dini Carsinoma
Mammaeterhadap 3.040.116 perempuan usia 30-50 tahun (2,98%) di
Indonesia. Pemeriksaan dilakukan menggunakan metode Pemeriksaan
Payudara Klinis (SADANIS) untuk deteksi dini Carsinoma
Mammae(Profil Kesehatan Indonesia, 2017).
Adapun Upaya deteksi dini atau pencegahan kanker yaitu dengan
melakukan SADARI(Periksa payudara sendiri).SADARI adalah tindakan
deteksi dini terhadap adanya gejala-gejala Carsinoma Mammae, metode ini
sangat sederhana,namun diharapkan dapat menekan tingginya angka
penderita Carsinoma Mammae,karena semakin awal terdeteksi maka semakin
cepat proses pengobatan yang diperlukan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Carsinoma Mammae ?
2. Bagaimana Etiologi Carsinoma Mammae ?
3. Bagaimana Klasifikasi Carsinoma Mammae ?
4. Bagaimana Manifestasi Klinis Carsinoma Mammae ?
5. Bagaiamana Pathway dan Patofisiologi Carsinoma Mammae ?
6. Bagaimana Pemeriksaan Penunjang Carsinoma Mammae ?
7. Bagaimana Penatalaksanaa Carsinoma Mammae ?
8. Bagaimana Konsep Askep Carsinoma Mammae ?
9. Bagaimana Analisis Jurnal Carsinoma Mammae ?
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Carsinoma Mammae
2. Mengetahui Etiologi Carsinoma Mammae
3. Mengetahui Klasifikasi Carsinoma Mammae
4. MengetahuiManifestasi Klinis Carsinoma Mammae
5. Mengetahui Pathway dan Patofisiologi Carsinoma Mammae
6. Mengetahui Pemeriksaan Penunjang Carsinoma Mammae
7. Mengetahui Penatalaksanaa Carsinoma Mammae
8. Mengetahui Konsep Askep Carsinoma Mammae
9. Mengetahui Analisis Jurnal Carsinoma Mammae

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Laporan Pendahuluan
1. Pengertian
Carsinoma mammae adalah penyakit yang ditandai dengan
terjadinya pertumbuhan berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol
dari sel-sel atau jaringan payudara. Carsinoma mammae merupakan suatu
kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme
normalnya, sehingga terjadi pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan
tidak terkendali yang terjadi pada jaringan payudara (Nugroho, 2011).
Carsinoma mammae adalah tumor ganas pada payudara atau salah
satu payudara, Carsinoma mammae juga merupakan benjolan atau massa
tunggal yang sering terdapat di daerah kuadran atas bagian luar, benjolan
ini keras dan bentuknya tidak beraturan dan dapat digerakkan (Olfah,
2013).
Carsinoma mammae adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat
pada jaringan payudara, bisa berasal dari komponen kelenjarnya (epitel
saluran maupun lobules nya) maupun komponen selain kelenjar seperti
jaringan lemak, pembuluh darah, dan persarafan jaringan payudara
(Rasjidi, 2010).
Beberapa definisi diatas dapat didefinisikan Carsinoma adalah
keganasan pada sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara. kondisi
dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya,
sehingga terjadi pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak
terkendali yang terjadi pada jaringan payudara.

2. Etiologi
Menurut Nugroho (2011), penyebab spesifik Carsinoma Mammae
masih belum diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang
diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya Carsinoma
Mammaediantaranya:

3
a. Faktor Reproduksi
1) Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko
terjadinya Carsinoma Mammae adalah nuliparitas, menarche
pada umur muda, menopause pada umur lebih tua, dan
kehamilan pertama pada umur tua.
2) Risiko utama Carsinoma Mammae adalah bertambahnya umur.
Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertamadengan
umur saat kehamilan pertama merupakan window of initation
perkembangan Carsinoma Mammae.Secara anatomi dan
fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan
bertambahnya umur. Kurang dari 25% Carsinoma Mammae
terjadi pada masa sebelum menopause.
b. Penggunaan Hormon
Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya Carsinoma
Mammae. Laporan dari Harvard School of PublicHealth
menyatakan bahwa terdapat peningkatan Carsinoma Mammae yang
signifikan pada para pengguna terapi estrogen replacement.
c. Obesitas
Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh
dengan Carsinoma Mammae pada wanita pasca menopause. Variasi
terhadap kekerapan kanker ini di negara-negara barat dan bukan
barat serta perubahan kekerapan sesudah migrasi menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan ini.
d. Radiasi
Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas
meningkatkan terjadinya risiko Carsinoma Mammae.
e. Riwayat keluarga dan faktor genetik
Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam
riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining
untukCarsinoma Mammae. Terdapat peningkatan risiko keganasan
pada wanita yang keluarganya menderita Carsinoma Mammae.Pada

4
studi genetik ditemukan bahwa Carsinoma Mammae berhubungan
dengan gen tertentu.Risiko terbesar usia 75 tahun.
f. Faktor lainnya
1) Faktor lain yang diduga sebagai penyebab Carsinoma Mammae
adalah; tidak menikah, menikah tapi tidak punya anak,
melahirkan anak pertama usia 35 tahun, tidak pernah
menyusui anak.
2) Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa penyakit
Carsinoma Mammae meningkat pada orang yang sering
menghadapi stress (goncangan jiwa) dan juga bagi wanita yang
sebelumnya mengalami menstruasi dibawah usia 11 tahun.

3. Klasifikasi
Menurut WHO Hostological Classification of breast tumor dalam buku
nugroho (2011), Carsimoa mammae diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Non-invasif Carsinoma
Kanker yang terjadi pada kantung (tube) susu {penghubung anatara
alveolus (kelenjar yang memproduksi susu) dan puting payudara}.
Dalam bahasa kedokteran disebut ‘ductal carcinoma in situ’ (DCIS),
yang mana kanker belum menyebar ke bagian luar jaringan kantung
susu.
b. Invasif Carsinoma
Kanker yang telah menyebar keluar bagian kantung susu dan
menyerang jaringan sekitarnya bahkan dapat menyebabkan
penyebaran (metastase) kebagian tubuh lainnya seperti kelenjar lympa
dan lainnya melalui peredaran darah.

4. Manifestasi Klinis
Menurut Nugroho (2011), gejala klinis Carsinoma Mammae dapat
berupa:
a. Benjolan pada payudara; umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri
pada payudara. Benjolan itu mula-mula kecil, semakin lama akan

5
semakin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan
perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu.
b. Erosi atau eksema puting susu.
Kulit atau puting susu menjadi tertarik ke dalam (retraksi),
berwarna merah muda atau kecoklat-coklatan sampai
menjadioedema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk
(peaud’orange), mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada payudara.
Borok itu semakin lama akan semakin besar dan mendalam sehingga
dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan
mudah berdarah.
c. Ciri-ciri laninya antara lain :
1) Pendarahan pada puting susu
2) Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul apabila tumor
sudah besar, sudah timbul borok, atau bila sudah muncul
metastase ke tulang-tulang.

6
5. Pathway dan Patofisiologi

Proses terjadinya carsinoma mamae dan masing- masing etiologi


antra lain obesitas, radiasi, hyperplasia, optik, riwayat keluarga dengan
konsumsi zat-zat karsinogen sehingga merangsang pertumbuhan epitel
mamae dan dapat menyebabkan carsinoma mamae. Carsinoma mamae
berasal dari jaringan epitelial, dan paling sering terjadi pada sistem duktal.
Mula – mula terjadi hiperplasia sel-sel dengan perkembangan sel-sel
atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi carsinoma insitu dan menginvasi
stroma. Kanker membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari
sebuah sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat

7
diraba (kira – kira berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu, kira – kira
seperempat dari carsinoma mamae telah bermetastasis. Kebanyakan dari
kanker ditemukan jika sudah teraba, biasanya oleh wanita itu sendiri.
Gejala kedua yang tersering adalah cairan yang keluar dari muara duktus
satu mamae, dan mungkin berdarah. Jika penyakit telah berkembang
lanjut, dapat terjadi pecahnya benjolan – benjolan pada kulit ulserasi.
Penyakit paget adalah keganasan sepanjang duktus pada puting,
yang berasal dari kanker intraduktal bagian dalam yang bergerak menuju
ke atas. Sel-sel ganas (sel paget) menginvasi epidermis puting,
menimbulkan krusta, dan tampak seperti eksim.
Carsinoma Inflamasi, adalah tumor yang tumbuh dengan cepat
terjadi pada kira – kira 1 – 2 % wanita dengan carsinoma mamae. Gejala
– gejalanya mirip dengan infeksi payudara akut. Kulit menjadi merah,
panas, edematoda, dan nyeri. Carsinoma ini menginvasi kulit
danjaringanlimfe.
Carsinoma mamae bermetastase dengan penyebaran langsung ke
jaringan sekitarnya, dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah.
Tempat yang paling sering untuk metastasejauh adalah paru, pleura dan
tulang.
Salah satu tindakan untuk mengobati Carsinoma mamae adalah
dengan mastektomi. Mastektomi adalah tindakan pembedahan untuk
mengangkat payudara.
Bedah merupakan salah satu bentuk –terapi medis. Bedah dapat
mendatangkan stress karena terdapat ancaman terhadap tubuh, integritas
dan terhadap jiwa seseorang. Rasa nyeri sering menyertai upaya tersebut.
Pengalaman operatif dibagi dalam tiga tahap yaitu preoperatif, intra
operatif dan post operatif.
Operasi merupakan stressor kepada tubuh dan memicu respon
neuron docrine. Respon terdiri dari sistem saraf simpati dan respon
honfional yang bertugas melindungi tubuh dari ancaman cidera. Bila
stress terhadap system cukup gawat atau kehilangan banyak darah, maka
mekanisme kompensasi dari tubuh terlalu banyak beban dan syock akan

8
terjadi. Anestesi tertentu yang dipakai dapat menimbulkan terjadinya
shock.
Respon metabolisme juga terjadi. Karbohidrat dan lemak
dimetabolisme untuk memproduksi energi. Protein tubuh dipecah untuk
menyajikan suplai asam amino yang dipakai untuk membangunjaringan
baru. Intake protein yang diperlukan guna mengisi kebutuhan protein
untuk keperluan penyembuhan dan mengisi kebutuhan untuk fungsi yang
optimal.
Dari carsinoma mammae tersebut menimbulkan metastase
berbagai organ, metastase dapat ke organ yang dekat maupun yang jauh
antara lain limfogen yang menjalar ke kelenjar limfe aksilasis dan terjadi
benjolan, dari sel epidermis penting menjadi invasi timbul krusta pada
organ pulmo mengakibatkan ekspansi paru tidak optimal (Brunner and
Suddart, 2013).

Menurut Nugroho (2011), sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal


dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi,yang terdiri dari
tahap inisiasi dan promosi.
a. Fase inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel
yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan
genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen,
yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi(penyinaran) atau
sinar matahari. Tetapi tidak semua selmemiliki kepekaan yang
sama terhadap suatu karsinogen.Kelainan genetik dalam sel atau
bahan lainnya yang disebutpromotor, menyebabkan sel lebih
rentan terhadap suatukarsinogen.
b. Fase promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasiakan
berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahapinisiasi
tidak akan terpengaruh oleh promosi. Karena itudiperlukan

9
beberapa faktor untuk terjadinya keganasan(gabungan dari sel yang
peka dan suatu karsinogen).

6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang klinis
a) Pemeriksaan radiolgis
1) Mammografi/USG Mamma
2) X-foto thoraks
3) Galaktografi, tulang-tulang, USG abdomen, bone scan, CT scan
(jika perlu).
b) Pemeriksaan laboratorium
1) Darah lengkap, urin
2) Gula darah puasa dan 2 jpp
3) Enxym alkali sposphate, LDH
4) CEA, MCA, AFP
5) Hormo reseptor ER, PR
6) Aktifitas estrogen/vaginal smear.
c) Pemeriksaan sitologis
1) FNA dari tumor
2) Caran kista dan efusi leura
3) Secret di putting susu, ditemukannya cairan abnormal seperti darah
atau nanah.

7. Penatalaksanaan
Menurut Nugroho (2011), ada beberapa pengobatan Carsinoma
Mammae yang penerapannya banyak tergantung pada stadium klinik
penyakit yaitu:
a. Masektomi
Masektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis
masektomi:
1) Modified Radical Mastectomy

10
Operasi yang pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di
tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di
sekitar ketiak.
2) Total (simple) Mastectomy
Operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar
di ketiak.
3) Radical Mastectomy
Operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya disebut
lumpectomy yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang
mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu
diikuti dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumpectomy
direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2
cm dan letaknya di pinggir payudara.
b. Radiasi
Penyinaran/radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena
kanker dengan menggunakan sinar x dan sinar gamma yang bertujuan
membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah
operasi. Efek pengobatan ini tubuh menjadi lemah, nafsu makan
berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb
dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.

c. Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker
dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang
bertujuan untuk membunuh sel kanker pada payudara, tapi juga di
seluruh tubuh. Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual
dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang
diberikan pada saat kemoterapi.
d. Therapy Hormon
Hal ini dikenal sebagai ‘Terapi anti estrogen’ yang system
kerjanya memblock kemampuan hormon estrogen yang ada dalam
menstimulus perkembangan kanker pada payudara.

11
B. Kosep Asuhan Keperawatan Carsinoma Mamamae
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses asuhan keperawatan.
(padila, 2013). Menurut Wijaya dan Putri (2013), data yang dikaji pada
pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui riwayat kesehatan,
pengakjian fisik, pemeriksaan laboratorium da diagnostic, serta review
catatatn selanjutnya. Langkah-langkah pengkajian sistemik adalah
pengumpulan data dann diagnose keperawatan
a. Identitas
Meliputi dat apasien dan data penanggung-jawab, seperti nama, umur,
alamat, agama, penddikan, pekerjaan, nomor medial record.
b. Keluhan utama adanya benjolan pada payudara, sejak kapan, riwayat
penyakit (perjalanan penyakit, pengobatan yang telah diberikan),
factor etiologi/risiko.
c. Konsep diri mengalami perubahan pada sebagian besar klien dengan
carsinoma mammae.
d. Pemeriksaan klinis
Mencari benjolan karena organ payudara dpengaruhi oleh factor
hormone antara lain estrogen dan progesterone, maka sebaiknya
pemeriksaan ini dilakukan saat pengaruh hormonal ini seminimal
mungkin/ setelah menstruasi ±1 minggu dari hari akhir menstruasi.
Klien duduk dengan tangan jatuh ke samping dan pemeriksaan berdiri
didepan posisi yang sama tinggi.
e. Inspeksi
1) Simertis (sama antara payudara kanan dan kiri)
2) Kelainan papilla. Letak dan bentuk, adakah putting susu, kelainan
kulit, tanda radang, peaue d’ orange, dimpling, ulserasi, dan lain-
lain.
f. Palpasi
1) Klien berbaring dan diusahakan agar payudara tersebar rata atas
lapangan dada, jika perlu ounggung diganjal bantal kecil.

12
2) Konistensi, banyak, lokasi, infiltrasi, besar, batas, dan operabilitas.
3) Pembesaran kelenjar getah bening (kelenjar aksila).
4) Adanya metastase nodus (regional) atau organ jauh.
5) Stadium kanker (system TNM UICC)
g. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang klinis
1) Pemeriksaan radiolgis
a) Mammografi/USG Mamma
b) X-foto thoraks
c) Galaktografi, tulang-tulang, USG abdomen, bone scan, CT
scan (jika perlu).
2) Pemeriksaan laboratorium
a) Darah lengkap, urin
b) Gula darah puasa dan 2 jpp
c) Enxym alkali sposphate, LDH
d) CEA, MCA, AFP
e) Hormo reseptor ER, PR
f) Aktifitas estrogen/vaginal smear.
3) Pemeriksaan sitologis
a) FNA dari tumor
b) Caran kista dan efusi leura
c) Secret di putting susu, ditemukannya cairan abnormal seperti
darah atau nanah.

2. Perumusan Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon
individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan actual atau
potensial, dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, perawat
secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi
secar apasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah dan
merubah status kesehatan klien (Herdman, 2012)

13
Menurut Nurarif & Kusuma (2013), diagnosa yang mungkin muncul pada
pasien cacer mammae adalah:
a. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor
b. Cemas berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh
c. Risiko infeksi berhubungan dengan luka operasi
d. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan
pentyakitnya berhubunagn dengan kurangnya informasi
e. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan masektomi
f. Gangguan gambaran tubuh berhubungan dengan masektomi
g. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan hipermetabolisme ke jaringan.

3. Intervensi
Perencanaan merupakan penyusunan rencana tindakan keperawatan yang
akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai denga diagnosis
keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhnya akebutuhan
klien (Maryam, 2010)
Menurut Nurarif & Kusuma (2013); Wijaya & Putri (2013) menjelaskan
bahwa perencanaan yang dapat diberikan pada pasien dengna Carsinoma
Mammae adalah:
a. Diagnosa 1 Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor
Tujuan:Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan nyeri berkurang atau dapat mentolerir nyeri.
Kriteria hasil:
1) Klien mampu mengontrol rasa nyeri
2) Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri
3) Mempu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan tanda
nyeri)
4) Menyatakan merasa nyaman setelahnyeri berkurang.
Intervensi:

14
1) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, maupun kualitas.
2) Berikan pengalihan seperti reposisi dan aktivitas menyenangkan
seperti mendengarkan music atau menonton TV.
3) Evaluasi keefektifan control nyeri
4) Klaborasi dalam pemberian analgetik.
b. Diagnosa 2 Cemas berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh
Tujuan: Setelah dilakuka intervensi keperawatan selama 1 x 24 jam
diharapkan cemas berkurang.
Kriteria hasil:
1) Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
2) Mengidentifikasi, mengungkapkan, dan menunjukkan teknik
mengontrol cemas
3) Vital sign dalam batas normal
4) Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas
menunjukkan berkurangnya kecemasan.
Intervensi:
1) Gunakan pendekatan yang menenangkan
2) Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
3) Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan dan
persepsi.
4) Bantu pasien/ oranng terdekat dalam mengenali dan
mengklarifikasi rasa takut untuk memilai mengembangkan strategi
koping utnuk menghadapi rasa takut.
5) Jelaskan secara proedur dan apa yang drasakan seama prosedur.
c. Diagnosa 3 Risiko infeksi berhubungan dengan luka operasi
Tujuan:Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan infeksi tidak terjadi.
Kriteria hasil:
1) Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
2) Jumlah leukosit berada dalam batas normal

15
3) Klien mampu mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam tindakan
pencegahan infeksi.
Intervensi:
1) Bersihkan lingkungan setelah lingkungan dipakai pasien lain.
2) Cuci tangan sebelum melakukan tindakan. Pengunjung juga
dianjurkan melakukan hal yang sama.
3) Monitor temperature
4) Tingkatkan intirahat adekuat/ periode latihan.
5) Kolaborasi dalam pemberia antibiotic.
d. Diagnosa 4 Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta
pengobatan pentyakitnya berhubunagn dengan kurangnya informasi
Tujuan:Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 24 jam
diharapkan pasien dapat mengetahui tentang penyakitnya.
Kriteria hasil:
1) Pasien dan keluarga menyatakan paham tentang penyakit, kondisi,
prognosis dan program pengobatan.
2) Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang
dijelaskan secara benar
3) Pasien dan keluarga mampu mejelaskan kembali apa yang dijalskan
perawat/ tim kesehatabn lainnya.
Intervensi:
1) Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang
proses penyakit yang spesifik.
2) Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan hubungannya dengan
anatomi fisiologi dengna cara yang tepat
3) Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk
mencegah komplikasi di masa yang akan datang
4) Minta pasien untuk umpan balik verbal, dan perbaiki kesalahan
konsep tentang tipe kanker dan pengobatan.
e. Diagnosa 5 Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan
masektomi

16
Tujuan:Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam
waktu penyembuhan kulit meningkat.
Kriteria hasil:
1) Perfusi jaringan baik
2) Menunjukkan pemahaman dalam prses perbaikn kulit dan
mencegah terjadinya cedera berulang
3) Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit
dan perawatan alami.
Intervensi:
1) Kaji balutan/ luka untuk karakteristik drainase. Monitor jumlah
edema, kemerahan, dan nyeri pada insisi dan lengan, serta suhu.
2) Tempatkan pada posisi semifowler.
3) Jangan melakukan pengukuran TD, injeksi obat, atau memasukkan
IV pada lengan yang sakit.
4) Anjurkan untuk memakai pakaan yang tidak sempit/ ketat,
perhiasan atau jam tangan pada tangan yang sakit.
f. Diagnosa 6 Gangguan gambaran tubuh berhubungan dengan masektomi
Tujuan:Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 24 jam
citra tubuh kembali efektif.
Kriteria hasil:
1) Gambaran tubuh positif
2) Mampu mengidentifikasi kekuatan personal
3) Mendiskripsikan secara factual perubahan fungsi tubuh
4) Mempertahankan interaksi social
Intervensi:
1) Kaji secara verbal dan non verbal respon klien terhadap tubuhnya
2) Jelaskan tentang pengobatan, perawatan, kemajuan da prognosis
penyakit
3) Dorong klien mengungkapkan perasaannya
4) Fasilitasi kontak dengan individu lain dalam kelompok kecil.
g. Diagnosa 7 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan hipermetabolisme ke jaringan.

17
Tujuan:Setelah dlakukan intervensi keperawatan selaa 3 x 24 jam,
diharapkan nutrisi terpenuhi atau adekuat.
Kriteria hasil:
1) Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
2) Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
3) Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti.
Intervensi:
1) Pantau masukan makanan setiap hari
2) Ukur tinggi badan, berat badan, dan ketebalan lipatan kulit trisep.
3) Ciptakan suasana makan yang menyenangkan
4) Dorong komunikais terbuka mengenai masalah anoreksia
5) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
nutrisi yang dibutuhkan pasien.

4. Implementasi
Imlementasi merupakan pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan (Setiadi, 2012).

5. Evaluasi
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan ynag sistematis dan
terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan,
dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan klien,
keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya (Setiadi, 2012).

C. Analisis Jurnal

18
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Carsinoma mammae adalah penyakit yang ditandai dengan terjadinya
pertumbuhan berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel atau
jaringan payudara.
Beberapa definisi diatas dapat didefinisikan Carsinoma adalah
keganasan pada sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara. kondisi dimana
sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga terjadi
pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali yang terjadi pada
jaringan payudara.

2. Saran
Penulis menyadari akan kekurangan dalam penulisan makalah diatas dimana
masih jauh dari kata sempurna. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
sesuai dengan ketentuan yang ada dan kriik dari pembaca

19
DAFTAR PUSTAKA
Agnesia, Fanny Arista. 2014. Asuhan Keperawatan pada Ny.Y dengan Ca
mammae di Ruang Mawar RSUP Dr.Mohammad Hoesin
Palembang.diakses di www.academia.edu pada tanggal 3 September 2020
Brunner & Suddarth, (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
volume 2. Jakarta EGC
Doenges, Marelynn E, dkk. 2000. Penerapan Asuhan Keperawatan dan Diagnosa
Keperawatan. Jakarta: EGC.
Doenges, Marilynn E. Moorhouse, dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan
Reproduksi. Jakarta: EGC.
Herdman,H.T. (2012). Diagnosis Keperawatan Defenisi dan Klasifikasi. Jakarta:
EGC.
Maryam, dkk. (2010). Buku Ajar Berfikir Kritis Dalam Proses Keperawatan.
Jakarta:EGC.
Nugroho, T. (2011). ASI dan Tumor Payudara. Yogyakarta: Nuha Medika.
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
berdasarkan Diagnosis Medis & NANDA. Yogyakarta: Medi Action
Publishing.
Olfah, Y., Mendri, N.K., Badi’ah, A., 2013. Kanker Payudara & SADARI.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Padila. (2013). Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika
Rasjidi. (2010). Deteksi Dini Pecegahan Kanker Pada Wanita. Jakarta: Sagung
Seto.
Setiadi. (2012). Konsep dan Penulisan Asuhan Keperawatan. Yogyakarta: Graha
Ilmu
Wijaya, Andra Saferi & Putri, Yessie Mariza. 2013. Keperawatan Medikal Bedah.
Bengkulu: Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai