CA OVARIUM
DISUSUN OLEH :
Kelompok 6
2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, saya tidak
akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam
tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
mata kuliah Kewirausahaan,saya menyadari makalah ini masih perlu banyak
penyempurnaan karena kesalahan dan kekurangan. Apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini, baik terkait penulisan saya memohon maaf.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Penulis
Kata Pengantar.................................................................................................... 2
Daftar IsI
BAB I Pembukaan
a. Latar belakang.......................................................................................... 4
b. Rumusan Masalah.................................................................................... 4
c. Tujuan....................................................................................................... 4
1. Konsep Dasar
a. Pengertian........................................................................................... 5
b. Etiologi................................................................................................. 7
c. Patofisiologi dan woc.......................................................................... 11
d. Manifestasi Klinis................................................................................. 14
e. Pemeriksaan Penunjang..................................................................... 14
f. Komplikasi........................................................................................... 16
g. Penatalaksanaan................................................................................ 17
h. Penatalaksanaan medis...................................................................... 19
2. ASUHAN KEPERAWATAN TEORISTIS
a. Pengkajian........................................................................................... 20
b. Diagnosis Keperawatan...................................................................... 29
BAB III
a. Kesimpulan ......................................................................................... 38
b. Saran .................................................................................................. 38
BAB I
PENDAHULUAN
Kanker ovarium merupakan kanker yang tumbuh pada ovarium yang dapat
mengakibatkan kematian pada penderitanya dan merupakan salah satu kanker ganas
sehingga menjadi permasalahan kesehatan di seluruh dunia termasuk di Indonesia.
Berdasarkan hasil pencatatan kanker ovarium tahun 2018, terdapat total kasus
8.622.539 serta kasus kematian 4.169.387, dimana (4,4%) adalah kasus baru dan
184799 (1%) kematian. Jumlah kasus di Asia terbaru menempati urutan tertinggi kasus
kanker ovarium sebayak sebayak 15.3075 (51,8%) dan kasus kematian 9.2527
(50,01%). Kejadian kanker ovarium tertinggi di dunia masing- masing berada di Serbia
(16,6 per 100.000), Brunei (16 per 100.000), dan Belarusia (15,4 per 100.000), Samoa
(12 per 100.000), Kepulauan Solomon (8,4 per 100.000) dan Polandia (8,7 per 100.000)
(Goodarzi, 2018).
Kanker ovarium di negara maju seperti Amerika Serikat pada tahun 2018, ada
sekitar 22.240 kasus baru kanker ovarium yang terdiagnosis dan 14.070 kematian
akibat kanker ovarium di AS (American Cancer Society, 2018) sedangkang di Indonesia
memiliki angka kejadian yang terus meningkat. Penderita kanker ovarium di tahun 2008
ditemukan sebanyak 2.314 kasus dan menurut WHO Angka kejadian kanker ovarium di
Indonesia pada tahun 2018 menempati urutan ketiga dari semua jenis kanker pada
wanita sebanyak 13.310 kasus baru. Angka kejadian pada beberapa rumah sakit di
Indonesia pada RS Dharmais pada tahun 2010 sampai dengan 2013 mencapai 536
kasus dan meninggal sebanyak 126 orang, di RSUP Haji Adam Malik pada tahun 2011
tercatat sebanyak 391 kasus kanker ovarium (Kementrian Kesehatan RI Pusat Data
dan Informasi Kesehatan, 2015; The Internasional Agency For Research On Cancer,
2019; Yanti, 2016) sedangkan data yang laporkan di Jogja Cancer Registry (2018) dari
data RSUP dr. Sardjito kanker ovarium menempati posisi ke lima dengan angka
kejadian 6,8% atau 692 kasus pada periode tahun 2016-2018.
A. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep dasar dari ca ovarium?
2. Bagaimana Asuhan Keperawatan Teoritis ca ovarium?
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui konsep dasar dari ca ovarium.
TINJAUAN TEORITIS
1. KONSEP DASAR
A. Pengertian
Kanker ovarium adalah kanker ganas yang berasal dari ovarium dengan
berbagai histologi yang menyerang pada semua umur. Tumor sel germinal lebih
banyak dijumpai pada penderita berusia <20 tahun, sedangkan tumor sel epitel
lebih banyak pada wanita usia >50 tahun (Manuaba, 2013)..
B. ETIOLOGI
Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Factor resiko
terjadinya kanker ovarium (Manuaba, 2013) sebagai berikut :
Faktor lingkungan
Faktor reproduksi
Faktor genetic
5-10% adalah herediter, angka resiko terbesar 5% pada penderita satu saudara
dan meningkat menjadi 7% bila memiliki dua saudara yang menderita kanker ovarium.
Pathway
D. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Prawirohardjo (2014), tanda dan gejala pada kanker ovarium
seperti, perut membesar/merasa adanya tekanan, dyspareunia, berat badan
meningkat karena adanya massa/asites, peningkatan lingkar abdomen, tekanan
panggul, kembung, nyeri punggung, konstipasi, nyeri abdomen, urgensi kemih,
dyspepsia, perdarahan abnormal, flatulens. peningkatan ukuran pinggang, nyeri
tungkai, nyeri panggul.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Ultrasonografi transvagina dan pemeriksaan antigen CA-125 sangat
bermanfaat untuk wanita yang beresiko tinggi. Pemeriksaan praoperasi dapat
mencakup enema barium atau kolonoskopi, serangkaian pemeriksaan GI atas,
MRI, foto ronsen dada, urografi IV, dan pemindaian CT.Scan. Uji asam
deoksiribonukleat mengindikasikan mutasi gen yang abnormal. Penanda atau
memastikan tumor menunjukkan antigen karsinoma ovarium, antigen
karsinoembrionik, dan HCG menunjukkan abnormal atau menurun yang
mengarah ke komplikasi.
F. KOMPLIKASI
Komplikasi kanker ovarium kerap terjadi, karena gejala kanker ovarium pun sulit
untuk dikenali. Padahal jika bisa ditangani lebih dini, penderitanya pasti bisa segera
disembuhkan. Bagi yang parah, setidaknya separuh penderita bisa bertahan 5 tahun
dan sepertiganya bisa bertahan selama 10 tahun. Delapan puluh persen kasus
kanker ovarium adalah kanker sel epitel. Sayangnya lagi, kanker sel epitel memiliki
angka kesembuhan sangat rendah dibanding kanker sel germinal dan sel stroma.
Hingga komplikasi kanker ovarium seperti penyumbatan usus atau obstruksi usus,
asites, peritonitis, dan lain sebagainya bisa terjadi.
Sama seperti tubuh yang kelelahan, mual, muntah, dan sembelit kronis juga
merupakan komplikasi akibat penyakit kanker ovarium. Data menunjukkan sekitar 71%
pasien mengalami mual dan muntah terus-menerus serta 49% mengalami konstipasi
alias sembelit.
3. Pembengkakan (edema)
G. PENATALAKSANAAN
Asuhan keperawatan pada pasien dengan kenker ovarium meliputi
pemberian edukasi dan informasi untuk meningkatkan pengetahuan klien dan
mengurangi kecemasan serta ketakutan klien. Perawat mendukung kemampuan
klien dalam perawatan diri untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah
komplikasi (Reeder dkk, 2013).
Intervensi keperawatan kemudian difokuskan untuk membantu klien
mengekspresikan rasa takut, membuat parameter harapan yang realistis,
memperjelas nilai dan dukungan spiritual, meningkatkan kualitas sumber daya
keluarga komunitas, dan menemukan kekuatan diri untuk meghadapi masalah.
H. PENATALAKSANAAN MEDIS
1) Pembedahan
Tindakan pembedahan dapat dilakukan pada kanker ovarium sampai stadium IIA
dan dengan hasil pengobatan seefektif radiasi, akan tetapi mempunyai keunggulan
dapat meninggalkan ovarium pada pasien usia pramenopouse. Kanker ovarium dengan
diameter lebih dari 4 cm menurut beberapa peneliti lebih baik diobati dengan
kemoradiasi dari pada operasi. Histerektomi radikal mempunyai mortalitas kurang dari
1%. Morbiditas termasuk kejadian fistel (1% sampai 2%), kehilangan darah, atonia
kandung kemih yang membutuhkan katerisasi intermiten, antikolinergik, atau alfa
antagonis.
(2) Radioterapi
Terapi radiasi dapat diberikan pada semua stadium, terutama mulai stadium II B
sampai IV atau bagi pasien pada stadium yang lebih kecil tetapi bukan kandidat untuk
pembedahan. Penambahan cisplatin selama radio terapi whole pelvic dapat
memperbaiki kesintasan hidup 30% sampai 50%.
(3) Kemoterapi
A. Pengkajian Keperawatan
a. Anamnesis
1) Identitas pasien
meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal lahir, umur, tempat
lahir, asal suku bangsa, nama orang tua, dan pekerjaan orang tua. Keganasan kanker
ovarium sering dijumpai pada usia sebelum menarche atau di atas 45 tahun (Manuaba,
2010).
2) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
(1) Gejala kembung, nyeri pada abdomen atau pelvis, kesulitan makan atau
(2) Pada stadium lanjut sering berkemih, konstipasi, ketidaknyamanan pelvis, distensi
abdomen, penurunan berat badan dan nyeri pada abdomen.
Riwayat kesehatan dahulu pernah memiliki kanker kolon, kanker payudara dan kanker
endometrium (Reeder, dkk. 2013).
Riwayat kesehatan keluarga yang pernah mengalami kanker payudara dan kanker
ovarium yang beresiko 50 % (Reeder, dkk. 2013).
Biasanya akan mengalami nyeri hebat pada saat menstruasi dan terjadi gangguan
siklus menstruasi (Hutahaean, 2009).
f) Riwayat obstetri
Biasanya wanita yang tidak memiliki anak karena ketidakseimbangan sistem hormonal
dan wanita yang melahirkan anak pertama di usia > 35 tahun (Padila, 2015).
h) Data psikologis
Biasanya wanita setelah mengetahui penyakitnya akan merasa cemas, putus asa,
menarik diri dan gangguan seksualitas (Reeder, dkk. 2013).
i) Data aktivitas/istirahat
Pasien biasanya mengalami gejala kelelahan dan terganggu aktivitas dan istirahat
karena mengalami nyeri dan ansietas.
j) Data sirkulasi
k) Data eliminasi
Pasien biasanya akan terganggu BAK akibat perbesaran massa yang menekan pelvis.
l) Data makanan/cairan
Biasanya pasien tidak mengalami gangguan dalam nutrisi tetapi kalau dibiarkan maka
akan mengalami pembesaran lingkar abdomen sehingga akan mengalami gangguan
gastrointestinal.
m) Data nyeri/kenyamanan
n) Pemeriksaan fisik
(1) Kesadaran
Kesadaran pasien tergantung kepada keadaan pasien, biasanya pasien sadar, tekanan
darah meningkat dan nadi meningkat dan pernafasan dyspnea.
(2) Kepaladanrambut
Tidak ada gangguan yaitu simetris, tidak ada benjolan, tidak ada hematom dan rambut
tidak rontok.
(3) Telinga
Simetris kiri dan kanan, tidak ada gangguan pendengaran dan tidak ada lesi.
(4) Wajah
Pada mata konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, reflek pupil +/+, pada hidung
tidak ada pernapasan cuping hidung, pada mulut dan gigi mukosa tidak pucat dan tidak
ada sariawan.
(5) Leher
(6) Thoraks
(7) Paru-paru
8) Jantung
Pada pasien kanker ovarium biasanya tidak ada mengalami masalah pada saat
pemeriksaan di jantung
(a) Inspeksi :Umumnya pada saat inspeksi, Ictus cordis tidak terlihat.
(d) Auskultasi :Bunyi jantung S1 dan S2 normal. Bunyi jantung S1 adalah penutupan
bersamaan katup mitral dan trikuspidalis. Bunyi jantung S2 adalah penutupan katup
aorta dan pulmanalis secara bersamaan.
9) Payudara/mamae
Simetris kiri dan kanan, aerola mamae hiperpigmentasi, papila mamae menonjol, dan
tidak ada pembengkakan.
10) Abdomen
(a) Inspeksi : Pada stadium awal kanker ovarium, belum adanya perbesaran massa,
sedangkan pada stadium lanjut kanker ovarium, akan terlihat adanya asites dan
perbesaran massa di abdomen
(b) Palpasi : Pada stadium awal kanker ovarium, belum adanya perbesaran massa,
sedangkan pada stadium lanjut kanker ovarium, di raba akan terasa seperti karet atau
batu massa di abdomen
(c) Perkusi :Hasilnya suara hipertympani karena adanya massa atau asites yang telah
bermetastase ke organ lain
11) Genitalia
Pada beberapa kasus akan mengalami perdarahan abnormal akibat hiperplasia dan
hormon siklus menstruasi yang terganggu. Pada stasium lanjut akan dijumpai tidak ada
haid lagi.
12) Ekstremitas
Tidak ada udema, tidak ada luka dan CRT kembali < 2 detik. Pada stadium lanjut akan
ditandai dengan kaki udema.
o) Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium
Menurut Ritu Salani (2011) yang harus dilakukan pada pasien kanker ovarium yaitu :
(b) Penanda atau memastikan tumor menunjukkan antigen karsinoma ovarium, antigen
karsinoembrionik, dan HCG menunjukkan abnormal atau menurun yang mengarah ke
komplikasi.
2) Pencitraan
USG abdomen, CT scan, atau ronsen menunjukkan ukuran tumor. Pada stadium awal
tumor berada di ovarium, stadium II sudah menyebar ke rongga panggul, stadium III
sudah menyebar ke abdomen, dan stadium IV sudah menyebar ke organ lain seperti
hati, paru-paru, dan gastrointestinal
3) Prosedur diagnostik
Aspirasi cairan asites dapat menunjukkan sel yang tidak khas. Pada stadium III kanker
ovarium cairan asites positif sel kanker.
4) Pemeriksaan lain
Laparatomi eksplorasi, termasuk evaluasi nodus limfe dan reseksi tumor, dibutuhkan
untuk diagnosis yang akurat dan penetapan stadium berapa kanker ovarium tersebut.
Adapun diagnosis keperawatan yang mungkin muncul pada klien kanker ovarium
menurut adalah sebagai berikut :
1) Pre operasi
diafragma
tubuh
kesembuhan
2) Post operasi :
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Kanker Ovarium adalah proses keganasan primer yang terjadi pada ovarium.
Meskipun pemeriksaan fisik dilakukan dengan cermat, kanker ovarium seringkali sulit
dideteksi karena biasanya terdapat jauh di dalam pelvis. Tindakan keperawatan secara
komperensif ini menunjukkan bahwa tindakan ini sangat di perlukan untuk proses pada
pasien ca ovarium stadium III yang sedang atau telah menjalani kemoterapi dengan
adanya kerjasama tim kesehatan, pasien, dan keluarga.
Menurut American Cancer Society tahun 2016, kanker ovarium menduduki peringkat
kelima dari seluruh kanker yang ditemukan pada wanita. Sekitar 22.280 kasus baru
kanker ovarium terdiagnosis dan 14.240 wanita meninggal karena kanker ovarium di
Amerika Serikat. Penyebab kanker ovarium masih belum jelas, namun beberapa factor
yang mungkin berkaitan dengan timbulnya penyakit ini antara lain : factor reproduksi,
factor haid, factor lingkungan, dan factor gentik (Kampono N, dkk, 2011). Mayoritas
kanker ovarium adalah jenis sel epitel yang berasal dari epitel ovarium. Kelompok
lainnya yaitu non epithelial, termasuk diantaranya ialah sel tumor germinal, dan tumor
sex-cord stromal.
B. SARAN
Marilah kita bersama- sama belajar dengan sungguh- sungguh di dalam dunia
pendidikan tinggi keperawatan supaya menghasilkan tenaga keperawatan professional
yang mampu mengadakan pembaharuan dan perbaikan mutu pelayanan/asuhan
keperawatan, serta penataan perkembangan kehidupan profesi keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, dkk. 2016. Hubungan Antara Menyusui Dengan Risiko Kanker Ovarium.
Indonesian Jurnal of Cancer. Diakses dalam
http://Indonesianjurnaofcancer.or.id/ejournal/index.php/ijoc/article/down load/437/232
diakses tanggal 5 Desember 2018
Ayu Chandranita, Manuaba, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB.
Jakarta : EGC
Ayu Chandranita, Manuaba, dkk. 2013. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi & Obstetri
Ginekologi-Sosial. Jakarta : EGC
Brunner & Suddart. 2015. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta : EGC Digiulo,
dkk. 2014. Keperawatan Medikal bedah. Jogjakarta : Rapha Publishing
Huda Amin. N & Hardhi. K. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 2. Jogjakarta : Mediaaction Publishing
Hutahean & Serri. 2009. Asuhan Keperawatan Dalam Maternitas dan Ginekologi.
Jakarta : Trans Info Media