Anda di halaman 1dari 58

Praktek Profesi Keperawatan Maternitas

Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

SEMINAR KASUS MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CA OVARIUM


DI RUANG KEBIDANAN (GINEKOLOGI) LT.3
RSUP DR M.DJAMIL PADANG TAHUN 2019

OLEH : KEL. N 19

Enggli Aswadeya, S. Kep


Ristika Wulandari, S. Kep
Isra Jumaira, S. Kep
Indah Lestari, S. Kep
Maranne Lusi Oktaviani, S. Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2019

i
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmatnya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah seminar kasus yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Cancer Ovarium Di Ruang Ginekologi
Onkologi RSUP Dr. M. Djamil Padang”. Dalam penulisan makalah seminar kasus
ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran
dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
seminar kasus ini.

Dalam penulisan makalah seminar kasus ini penulis menyampaikan ucapan


terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang membantu dalam
menyelesaikan makalah seminar kasus ini, khususnya kepada dosen dan
pembimbing klinik kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami.
Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Padang, 21 Desember 2019

Penulis

ii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI …………………….…………………………………………... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………….. 4
C. Tujuan Penulisan ……………………………………………………… 4
1. Tujuan Umum …………………………………………………... 4
2. Tujuan Kusus ……………………………………………………. 4

BAB II PEMBAHASAN
A. Defenisi……………………….....................................................…… 6
B. Etiologi……………………….....................................................…… 6
C. Patofisiologi……………………......................................................… 7
D. WOC……………...........………......................................................… 9
E. Klasifikasi…………...…………......................................................… 10
F. Manifestasi Klinis……………………….........................................… 11
G. Penatalaksanaan………………………........................................…… 11
H. Pemeriksaan Penunjang....……........................................................… 12
I. Asuhan Keperawatan………………………....................................… 13

BAB III LAPORAN KASUS

A. Pengkajian...........…………..........................................................……
B. Analisa Data..................................................................................……
C. Diagnosa Keperawatan.............................................. ...................……
D. Intervensi Keperawatan.................................................................……
E. Catatan Perkembangan....... ..........................................................……

BAB IV PEMBAHASAN
A. Kesimpulan…………………………………………………………
B. Saran………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA

iii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keganasan indung telur (ovarium) merupakan keganasan yang sering
dijumpai, tetapi sebagian besar datang sudah dalam stadium lanjut atau
ditemukan saat operasi. Keganasan indung telur disebut“ pembunuh dingin”
(silent killer) karena perjalanan penyakit yang lamban atau diam – diam yang
menyebabkan banyak wanita tidak menyadari bahwa dirinya sudah terserang.
Dugaan keganasan indung telur ditemukan dengan menemukan tumor pada
wanita usia muda apalagi sebelum menarche, sedangkan tumor indung telur
yang ditemukan pada usia diatas 45 tahun kecurigaan ganasnya akan lebih besar
(Manuaba,2010).
Kanker ovarium merupakan kanker ginekologi paling mematikan
dengan tingkat kelangsungan hidup lima tahun paling rendah dibandingkan
kanker ginekologi lainnya di dunia karena diagnosis dini yang sulit dilakukan,
sehingga diagnosis dini bergantung pada pengetahuan tentang profil pasien
kanker ovarium di suatu daerah (Ida Ayu, 2017). Kanker ovarium adalah kanker
kelima yang paling sering diderita perempuan di seluruh dunia dengan
prevalensi 1,3% dari seluruh kanker pada perempuan. Kasus baru kanker
ovarium tercatat sekitar 21.290 di seluruh dunia (American Cancer Society,
2015). Menurut data GLOBOCAN (IARC) tahun 2012, dari seluruh kasus baru
kanker di dunia, 6,2%nya adalah kanker ovarium yang mengindikasikan adanya
peningkatan insiden kanker ovarium yang cukup signifikan. Menurut Green
(2016), kanker ovarium merupakan kanker yang menyebabkan angka kematian
paling tinggi di antara kanker-kanker ginekologis di AmerikaSerikat.
Menurut Price & Wilson (2012) , kanker ovarium belum ada
keseragamannya, namun juga belum ada perbedaan sifat yang begitu berarti.
Kanker ovarium dibagi menjadi 3 kelompok besar sesuai dengan jaringan asal
tumor yaitu tumor-tumor epiteliel menyebabkan 60 % dari semua neoplasma
ovarium yang diklasifikasikan sebagai neoplasma jinak, perbatasan ganas, dan

iv
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

ganas, tumor ovarium stroma berasal dari jaringan penyokong ovarium yang
memproduksi hormon estrogen dan progesteron, tumor sel germinal berasal dari
sel yang menghasilkan ovum.
Penyebab kanker ovarium saat ini belum diketahui secara pasti, namun
ada faktor risiko terjadinya kanker ovarium yaitu (1) faktor lingkungan, yang
mana insiden terjadinya kanker ovarium umumnya terjadi di negara industri, (2)
faktor reproduksi, meningkatnya siklus ovulatori berhubungan dengan tingginya
risiko menderita kanker ovarium karena tidak sempurnanya perbaikan epitel
ovarium, (3) faktor genetik, mempunyai riwayat keluarga yang menderita kista
/ kanker ovarium, kanker payudara ataupu penyakit keganasan lainnya (4) gaya
hidup yang tidak sehat, (5) usia dini menarche, (6) nullipara (Manuaba, 2013).
Kanker ovarium menimbulkan beragam manifestasi klinis pada pasien.
Manifestasi klinis yang terjadi dapat berupa ketidaknyamanan pada abdomen,
mudah kembung, peningkatan lingkar abdomen, sering buang air kecil,
konstipasi, nyeri panggul, nyeri pinggang maupun punggung dan nyeri saat
senggama serta gangguan menstruasi seperti perdarahan yang abnormal. Gejala
– gejala tersebut juga terjadi pada Ny. Y diantaranya adalah nyeri pada bagian
perut bawah, peningkatan lingkar abdomen, penurunan nafsu makan yang
disertaidengan penurunan berat badan, sulit buang air besar, dan nyeri saat
menstruasi serta perdarahan yang abnormal pada saat menstruasi.
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2005,
kanker ovarium berada di urutan kelima dari berbagai kanker yang menyebabkan
kematian pada wanita di Indonesia (Sahil,dkk. 2011). Pada tahun
2013ditemukan 22.240 kasus baru dengan angka kematian 14.030 (15%).
Insiden kanker ovarium di Eropa Barat lebih tinggi jika dibandingkan dengan
Amerika Utara, Afrika dan China yaitu kurang dari 12 wanita tiap 100.000
penduduk (American Cancer Society, 2013). Berdasarkan data tahun 2014, di
Amerika Serikat tercatat 21.980 kasus dan 14.270 di antaranya meninggal dunia
akibat keparahan kanker ovarium (Yang et al. 2015). Dengan demikian terdapat
lebih dari 50% pasien kanker ovarium meninggal dunia akibat keganasan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari RS Kanker Dharmais pada tahun
2013 tercatat bahwa kasus baru kanker ovarium sebanyak 134 kasus, dengan

v
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

jumlah kematian akibat kanker ovarium sebanyak 46. Jumlah kematian yang
terjadi pada tahun 2013 mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan 3
tahun sebelumnya. Sementara itu angka kejadian kanker ovarium di Indonesia
menurut Fauzan (2009) adalah 15 kasus per 100.000 wanita. Kematian yang
terjadi akibat kanker ovarium sangattinggi.
Mengingat tingginya angka kejadian kanker ovarium dapat
mengganggu kualitas hidup penderita seperti perut membesar, nafas sesak,
aktivitas terganggu, gangguan menstruasi dan penurunan nafsu makan. Selain
itu dampak lain yang ditimbulkan jika kanker ovarium tidak segera diatasi yaitu
: (1) pecahnya tumor yang menyebabkan gejala sakit perut, mual dan muntah
yang parah, (2) torsi tumor (twist) penderita diserang rasa sakit yang sangat
parah pada perut bagian bawah disertai rasa mual, muntah dan syok bila
kondisinya menjadi parah, (3) infeksi, (4) anemia yang ditandai dengan
gejalaperdarahan.
Perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan memiliki peran yang
besar dalam proses penyembuhan penderita. Walaupun kecil kemungkinan
untuk sembuh total namun perawatan dan motivasi yang tinggi akan
meningkatkan kualitas kesehatan penderita. Berdasarkan hal itu, perawat harus
mampu melakukan asuhan keperawatan yang benar pada klien dengan diagnosa
kanker ovarium.
Berdasarkan latar belakang tersebut kelompok tertarik melakukan
Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Kanker Ovarium di Ruang Ginekologi
Onkologi KebidananRSUP Dr M. Djamil Padang Tahun 2019.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Kelompok mampu menyusun dan memberikan Asuhan Keperawatan Pada
Pasien dengan Kanker Ovarium di Ruang Ginekologi Onkologi Kebidanan
RSUP Dr. M. Djamil.

2. Tujuan khusus
a. Melakukan pengkajian yang komprehensif pada pasien Kanker Ovarium

vi
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

diruang Ginekologi Onkologi kebidanan RSUPDr.M.Djamil.


b. Menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien Kanker Ovarium
diruang Ginekologi Onkologi kebidanan RSUPDr.M.Djamil.
c. Membuat perencanaan keperawatan pada pasien Kanker
Ovariumdiruang Ginekologi Onkologi kebidanan RSUPDr.M.Djamil.
d. Melaksanakan implementasi keperawatan pada pasien Kanker Ovarium
diruang Ginekologi Onkologi kebidanan RSUPDr.M.Djamil.
e. Melakukan evaluasi dan dokumentasi asuhan keperawatan pada pasien
Kanker Ovarium diruang Ginekologi Onkologi kebidanan RSUP
Dr.M.Djamil.

C. Manfaat
1. Bagi kelompok

Sebagai bahan pembelajaran mahasiswa dalam memberikan asuhan


keperawatan pada pasien kanker ovarium.

2. Bagi ruangan bangsal paru RSUP Dr. M. Djamil Padang

Hasil kasus kelolaan kelompok pada pasien kanker ovarium diharapkan dapat
dijadikan sebagai informasi bagi ruangan bangsal Obsetri Ginekologi
Onkologi dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien kanker
serviks.

3. Bagi Fakultas Keperawatan Universitas Andalas


Hasil kelolaan kasus kelompok diharapkan meningkatkan wawasan
mahasiswa profesi ners tentang asuhan keperawatan yang harus diberikan
pada pasien kanker ovarium.

vii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP PENYAKIT
1. Pengertian
Kanker ovarium adalah kanker ginekologis yang paling mematikan
sebab pada umumnya baru bisa dideteksi ketika sudah parah. Tidak ada tes
screening awal yang terbukti untuk kanker ovarium. Tidak ada tanda- tanda
awal yang pasti. Beberapa wanita mengalami ketidaknyamanan pada
abdomen dan bengkak (Digitulio,2014).
Kanker ovarium adalah kanker ganas yang berasal dari ovarium
dengan berbagai histologi yang menyerang pada semua umur. Tumor sel
germinal lebih banyak dijumpai pada penderita berusia <20 tahun,
sedangkan tumor sel epitel lebih banyak pada wanita usia >50 tahun
(Manuaba, 2013).

2. Etiologi
Menurut Hidayat (2009) Ovarium terletak di kedalaman rongga
pelvis. Bila timbul kanker, biasanya tanpa gejala pada awalnya sehingga
sulit ditemukan, membuat diagnosis tertunda. Ketika lesi berkembang dan
timbul gejala,sering kali sudah bukan stadium dini. Maka terdapat 60-70%
pasien kanker ovarium saat didiagnosis sudah terdapat metastasis di luar
ovarium. Penyebab kanker ovarium hingga kini belum jelas, tapi faktor
lingkungan dan hormonal berperan penting dalam patogenesisnya. Akan
tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium,
diantaranya:
1. Hipotesis incessant ovulation, Teori menyatakan bahwa terjadi
kerusakan pada sel-sel epitel ovarium untuk penyembuhan luka pada saat
terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel epitel yang terganggu dapat
menimbulkan proses transformasi menjadi sel-seltumor.

viii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

2. Hipotesis androgen, Androgen mempunyai peran penting dalam


terbentuknya kanker ovarium. Hal ini didasarkan pada hasil percobaan
bahwa epitel ovarium mengandung reseptor androgen. Dalam percobaan
in-vitro, androgen dapat menstimulasi pertumbuhan epitel ovarium
normal dan sel-sel kanker ovarium.

3. Patofisiologi
Tumor ganas ovarium diperkirakan sekitar 15-25% dari semua
tumor ovarium. Dapat ditemukan pada semua golongan umur, tetapi lebih
sering pada usia 50 tahun ke atas, pada masa reproduksi kira-kira separuh dari
itu dan pada usia lebih muda jarang ditemukan. Faktor predisposisi ialah
tumor ovarium jinak. Pertumbuhan tumor diikuti oleh infiltrasi, jaringan
sekitar yang menyebabkan berbagai keluhan samar-samar. Kecenderungan
untuk melakukan implantasi dirongga perut merupakan ciri khas suatu tumor
ganas ovarium yang menghasilkan asites (Brunner dan Suddarth,2015).
Banyak tumor ovarium tidak menunjukkan tanda dan gejala,
terutama tumor ovarium kecil. Sebagian tanda dan gejala akibat dari
pertumbuhan, aktivitas hormonal dan komplikasi tumor-tumor tersebut.
a. AkibatPertumbuhan
Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan
pembesaran perut, tekanan terhadap alat sekitarnya, disebabkan oleh
besarnya tumor atau posisinya dalam perut. Selain gangguan miksi,
tekanan tumor dapat mengakibatkan konstipasi, edema, tumor yang besar
dapat mengakibatkan tidak nafsu makan dan rasa sakit.
b. Akibat aktivitashormonal
Pada umumnya tumor ovarium tidak menganggu pola haid kecuali jika
tumor itu sendiri mengeluarkan hormon.
c. AkibatKomplikasi
Perdarahan ke dalam kista : Perdarahan biasanya sedikit, kalau tidak
sekonyong-konyong dalam jumlah banyak akan terjadi distensi dan
menimbulkan nyeriperut.
d. Torsi : Torsi atau putaran tangkai menyebabkan tarikan melalui

ix
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

ligamentum infundibulo pelvikum terhadap peritonium parietal dan


menimbulkan rasasakit.
e. Infeksi padatumor
Infeksi pada tumor dapat terjadi bila di dekat tumor ada tumor kuman
patogen seperti appendicitis, divertikalitis, atau salpingitis akut.
f. Robekan dindingkista
Robekan pada kista disertai hemoragi yang timbul secara akut, maka
perdarahan dapat sampai ke rongga peritonium dan menimbulkan rasa
nyeri terusmenerus.
g. Perubahankeganasan
Dapat terjadi pada beberapa kista jinak, sehingga setelah tumor
diangkat perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis yang seksama terhadap
kemungkinan perubahan keganasan.
Tumor ganas merupakan kumpulan tumor dan histiogenesis yang
beraneka ragam, dapat berasal dari ketiga (3) dermoblast (ektodermal,
endodermal, mesodermal) dengan sifat histiologis maupun biologis yang
beraneka ragam, kira-kira 60% terdapat pada usia peri menopause 30%
dalam masa reproduksi dan 10% usia jauh lebih muda.
Tumor ovarium yang ganas, menyebar secara limfogen ke
kelenjar para aorta, medistinal dan supraclavikular. Untuk selanjutnya
menyebar ke alat-alat yang jauh terutama paru-paru, hati dan otak,
obstruksi usus dan ureter merupakan masalah yang sering menyertai
penderita tumor ganas ovarium (Harahap, 2003).

4. WOC
(Terlampir)

x
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

5. Klasifikasi
Menurut Prawirohardjo (2014), klasifikasi stadium kanker ovarium
menurut FIGO (Federation International de Gynecologis Obstetricts) 1988
sebagai berikut:
Klasifikasi stadium kanker ovarium
Stadium FIGO Katego
ri
Stadium I Tumor terbatas pada ovarium
Ia Tumor terbatas pada satu ovarium, kapsul utuh, tidak ada
tumor pada permukaan luar, tidak terdapat sel kanker pada
cairan asites atau
pada bilasan peritoneum
Ib Tumor terbatas pada kedua ovarium, kapsul utuh, tidak
terdapat tumor pada permukaan luar, tidak terdapat sel
kanker pada cairan
asites atau bilasan peritoneum
Ic Tumor terbatas pada satu atau dua ovarium dengan satu
dari tanda- tanda sebagai berikut : kapsul pecah, tumor
pada permukaan luar
kapsul. Sel kanker postitif pada cairan asites atau bilasan
peritoneum
Stadium II Tumor mengenai satu atau dua ovarium dengan perluasan
ke pelvis
IIa Perluasan dan implan ke uterus atau tuba fallopi. Tidak
ada sel
kanker di cairan asites atau bilasan peritoneum
IIb Perluasan ke organ pelvis lainnya. Tidak ada sel kanker di
cairan
asites atau bilasan peritoneum
IIc Tumor pada stadium IIa/IIb dengan sel kanker positif
pada cairan asites atau bilasan peritoneum
Stadium III Tumor mengenai satu atau dua ovarium dengan metastasis
ke peritoneum yang dipastikan secara mikroskopik diluar
pelvis atau
metastasis ke kelenjar getah bening regional
IIIa Metastasis peritoneum mikroskopik di luar pelvis
IIIb Metastasis peritoneum mikroskopik diluar pelvis dengan
diameter
terbesar 2 cm atau kurang
IIIc Metastasis peritoneum diluar pelvis dengan diameter
terbesar lebih
dari 2 cm atau metastasis kelenjar getah bening regional
IV Metastasis jauh diluar rongga peritoneum. Bila terdapat
efusi pleura, maka cairan pleura mengandung sel kanker
positif. Termasuk
metastasis pada parenkim hati.

xi
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

6. ManifestasiKlinis
Menurut Prawirohardjo (2014), tanda dan gejala pada kanker
ovarium seperti, perut membesar/merasa adanya tekanan, dyspareunia, berat
badan meningkat karena adanya massa/asites, peningkatan lingkar abdomen,
tekanan panggul, kembung, nyeri punggung, konstipasi, nyeri abdomen,
urgensi kemih, dyspepsia, perdarahan abnormal, flatulens. peningkatan
ukuran pinggang, nyeri tungkai, nyeri panggul.

7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaanmedis
1) Pembedahan
Tindakan pembedahan dapat dilakukan pada kanker ovarium sampai
stadium IIA dan dengan hasil pengobatan selefektif radiasi, akan tetapi
mempunyai keunggulan dapat meninggalkan ovarium pada pasien usia
pramenopouse. Kanker ovarium dengan diameter lebih dari 4 cm
menurut beberapa peneliti lebih baik diobati dengan kemoradiasi
daripada operasi. Histerektomi radikal mempunyai mortalitas kurang
dari 1%. Morbiditas termasuk kejadian fistel (1% sampai 2%),
kehilangan darah, atonia kandung kemih yang membutuhkan katerisasi
intermiten, antikolinergik, atau alfa antagonis.

2) Radioterapi
Terapi radiasi dapat diberikan pada semua stadium, terutama mulai
stadium II B sampai IV atau bagi pasien pada stadium yang lebih kecil
tetapi bukan kandidat untuk pembedahan. Penambahan cisplatin selama
radio terapi whole pelvic dapat memperbaiki kesintasan hidup 30%
sampai 50%.
3) Kemoterapi
Terutama diberikan sebagai gabungan radio-kemoterapi lanjutan atau
untuk terapi paliatif pada kasus residif. Kemoterapi yang paling aktif
adalah ciplastin. Carboplatin juga mempunyai aktivitas yang sama
dengan cisplatin.

xii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

b. Penatalaksanaan Keperawatan
Asuhan keperawatan pada pasien dengan kenker ovarium
meliputi pemberian edukasi dan informasi untuk meningkatkan
pengetahuan klien dan mengurangi kecemasan serta ketakutan klien.
Perawat mendukung kemampuan klien dalam perawatan diri untuk
meningkatkan kesehatan dan mencegah komplikasi (Reeder dkk, 2013).
Intervensi keperawatan kemudian difokuskan untuk membantu
klien mengekspresikan rasa takut, membuat parameter harapan yang
realistis, memperjelas nilai dan dukungan spiritual, meningkatkan kualitas
sumber daya keluarga komunitas, dan menemukan kekuatan diri untuk
meghadapi masalah.

8. Pemeriksaan Penunjang
Ultrasonografi transvagina dan pemeriksaan antigen CA-125 sangat
bermanfaat untuk wanita yang beresiko tinggi. Pemeriksaan praoperasi dapat
mencakup enema barium atau kolonoskopi, serangkaian pemeriksaan GI atas,
MRI, fotoronsen dada, urografi IV, dan pemindaian CT.Scan. Ujia
samdeoksiribonukleat mengindikasikan mutasi gen yang abnormal. Penanda
atau memastikan tumor menunjukkan antigen karsinoma ovarium, antigen
karsino embrionik, dan HCG menunjukkan abnormal atau menurun yang
mengarah kekomplikasi.

xiii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN TERORITIS


1. Pengkajian

Pengkajian merupakan dasar utama dari proses keperawatan, pengumpulan

data yang akurat dan sistematis akan membantu pemantauan status kesehatan

dan pola pertahanan pasien, mengidentifikasi kekuatan pasien serta

merumuskan diagnosa keperawatan (Mocthar, 2006)

a. Identitas
Nama, jenis kelamin, no MR, umur, agama, pekerjaan, alamat, tanggal
masuk, diagnosa medis.
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Biasa pasien dengan ca ovarium datang ke rumah sakit dengan keluhan
nyeri pada bagian perut bagian bawah
2) Riwayat penyakit sekarang
Biasanya pasien mengeluh perut kembung, nafsu makan berkurang, cepat
kenyang, mual muntah, sering berkemih , adanya darah keluar divagina
dan adanya rasa tidak nyaman pada abdomen.
3) Riwayat penyakit dahulu
Biasa akibat pola hidup yang tidak sehat seperti makanan cepat saji,
alcohol, merokok. Juga pasien sebelumnya pernah mengalami penyakit
kanker payudara, dan terlambat menopause.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Adanya keluarga yang pernah menderita penyakit kanker atau juga
gangguan genetik
5) Riwayat reproduksi
Menarke dini dan menopause yang lambat
6) Riwayat obstetric
Pasien dengan nulipara dan kehamilan pertama yang lambat dan tidak
pernah menyusui
c. Pola aktivitas/istirahat

xiv
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Gejala : Kelemahan dan atau keletihan, perubahan pola istirahat dan jam
kebiasaan tidur pada malam hari, adanya faktor-faktor yang mempengaruhi
tidur misalnya nyeri, ansietas, berkeringat malam, keterbatasan partisipasi
dalam hobi, latihan. Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinoma
lingkungan, tingkat stres tinggi.
d. Sirkulasi
Gejala: Palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja, perubahan TD
e. Pola Integritas ego
Gejala : Faktor stres (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara
mengatasi stres (misal merokok, minum alkohol, menunda mencari
pengobatan, keyakinan religius/spiritual). Masalah tentang perubahan
dalam penampilan misal alopesia, lesi cacat, pembedahan. Menyangkal
diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak bermakna,
rasa bersalah, kehilangan kontrol, depresi.
Tanda : Menyangkal, menarik diri, marah
f. Pola Eliminasi
Gejala: Perubahan pada pola defekasi misal darah pada feces, nyeri pada
defekasi. Perubahan eliminasi urinarius misal nyeri atau rasa terbakar pada
saat berkemih sering berkemih.
Tanda : Perubahan pada bising usus, distensi abdomen
g. Pola nutrisi
Gejala : Kebiasaan diet buruk (misal rendah serat, tinggi lemak, aditif, bahan
pengawet), anoreksia, mual/muntah, intoleransi makanan.
Tanda : Perubahan pada kelembaban/turgor kulit, edema, perubahan berat
badan.
h. Neurosensori
Gejala : Pusing
i. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi misal ketidaknyamanan
ringan sampai nyeri berat (dihubungkan dengan proses penyakit)
j. Keamanan

xv
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Gejala : Pemajanan pada kimia toksik, karsinoma, pemajanan matahari


lama/berlebihan.
Tanda : Demam, ruam kulit, ulserasi.
k. Pernapasan

Gejala : Merokok (tembakau, hidup dengan seseorang yang merokok),

pemajanan asbes.

l. Seksualitas

Gejala: Masalah seksual misal dampak pada hubungan, perubahan pada

tingkat kepuasan nuligravida lebih besar dari usia 30 tahun, multigravida,

pasangan seks multipel, aktivasi seksual dini, herpes genital.

m. Interaksi social

Gejala : Ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung, riwayat

perkawinan (berkenaan dengan kepuasan di rumah, dukungan atau

bantuan), masalah tentang fungsi atau tanggung jawab peran.

n. Pemeriksaan fisik

1) Kepala : rambut dapat terjadi kerontokan pada saat menjalani


kemoterapi
2) Mata : biasanya terdapat konjungtiva anemis, ada tidaknya
ikterik
3) Hidung : ada tidaknya pernapasan cuping hidung
4) Mulut : biasanya terdapat bibir pucat, mukosa bibir kering
kering, sering mual dan muntah.
5) Leher : ada tidaknya pembesaran kelenjer
6) Thorak
Payudara : kaji adanya pembesaran mamae
Pernafasan : kaji jalan nafas, suara nafas, kaji adanya penggunaan otot
bantu pernafasan

xvi
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Jantung : kaji kecepatan denyut apical, irama, kelainan bunyi jantung,


sakit dada
7) Abdomen :adanya masa abdominopelvic, tampak
membesar/buncit, asites, nyeri tekan pada perut, dan meteorismus pada
perut.
8) Ekstremitas : kaji turgor kulit, adanya edema, dan CRT /status
sirkulasi perifer.
9) Genetelia ekterna : tampak adanya darah di vagina atau cairan kental,
sering berkemih, kaji adanya massa pada rongga pelvis.

2. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul


a. Nyeri akut berhubungan dengan metastase kanker
b. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan seringnya berkemih
c. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan faktor biologis
e. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
f. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan terapi penyakit
g.
3. Intervensi Keperawatan

DIAGNOSA
N
KEPERAWATA NOC NIC
O
N
1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
berhubungan keperawatan selama 2x24 jam a. Lakukan pengkajian nyeri
dengan metastase pasien dapat mengontrol nyeri secara komprehensif termasuk
kanker dengan indikator: lokasi, karakteristik, durasi,
a. Mengenali faktor penyebab frekuensi, kualitas dan faktor
b. Mengenali onset (lamanya presipitasi.
sakit) b. Imobilisasi bagian yang sakit
c. Menggunakan metode c. Observasi reaksi non verbal
pencegahan dari ketidaknyamanan.
d. Menggunakan metode d. Gunakan teknik komunikasi
nonanalgetik untuk terapeutik untuk mengetahui
mengurangi nyeri pengalaman nyeri pasien.

xvii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

e. Menggunakan analgetik e. Kaji kultur yang


sesuai kebutuhan mempengaruhi respon nyeri.
f. Mencari bantuan tenaga f. Bantu pasien dan keluarga
kesehatan untuk mencari dan menemukan
g. Melaporkan gejala pada dukungan.
tenaga kesehatan g. Kurangi faktor presipitasi
h. Menggunakan sumber- nyeri.
sumber yang tersedia h. Kaji tipe dan sumber nyeri
i. Mengenali gejala-gejala nyeri untuk menentukan intervensi.
j. Mencatat pengalaman nyeri i. Ajarkan tentang teknik
sebelumnya nonfarmakologi.
b. Melaporkan nyeri sudah j. Tingkatkan istirahat
terkontrol k. Kolaborasikan dengan dokter
jika ada keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil.
l. Monitir penerimaan pasien
tentang manajemen nyeri.

Analgesic Administration
a. Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas dan
derajat nyeri sebelum
pemberian obat.
b. Cek instruksi dokter
tentang jenis obat, obat dan
frekuensi.
c. Cek riwayat alergi.
2. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi
nutrisi kurang dari keperawatan selama 3x24 jam a. Kaji adanya alergi makanan
kebutuhan tubuh status nutrisi pasien normal b. Kolaborasi dengan ahli gizi
berhubungan dengan indikator : untuk menentukan jumlah
dengan faktor a. Intake nutrien normal kalori dan nutrisi yang
biologis b. Intake makanan dan cairan dibutuhkan pasien
normal c. Anjurkan pasien untuk
c. Berat badan normal meningkatkan protein dan
d. Massa tubuh normal vitamin c
e. Pengukuran biokimia normal d. Berikan substansi gula
e. Yakinkan diet yang dimakan
mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
f. Berikan makanan yang terpilih
(sudah dikonsultasikan dengan
ahli gizi)
g. Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
Monitor Nutrisi
a. BB pasien dalam batas normal

xviii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

b. Monitor adanya penurunan


berat badan
c. Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa dilakukan
d. Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
e. Monitor turgor kulit
f. Monitor mual dan muntah
g. Monitor kadar albumin, total
protein, Hb dan kadar Ht
3. Gangguan body Setelah dilakukan tindakan Body image enhancement
image berhubungan keperawatan selama 3x24 jam a. Kaji secara verbal dan non
dengan terapi gangguan body image teratasi verbal respon klien terhadap
penyakit dengan kriteria hasil : tubuhnya
a. Body image positif b. Monitor frekuensi mengkritik
b. Mampu mengidentifikasi dirinya
kekuatan personal c. Jelaskan tentang pengobatan,
c. Mendeskripsikan secara perawatan, kemajuan dan
factual perubahan fungsi prognosis penyakit
tubuh d. Dorong klien mengugkapkan
d. Mempertahankan interaksi perasaannya
sosial e. Fasilitasi kontak dengan
individu lain dalam kelompok
kecil
4. Ansietas Setelah dilakukan tindakan Penurunan kecemasan
berhubungan keperawatan selama 3x24 jam a. Gunakan pendekatan yang
dengan status pasien dapat mengontrol cemas menenangkan
kesehatan dengan indikator: b. Nyatakan dengan jelas harapan
a. monitor intensitas kecemasan terhadap perilaku pasien
b. menyingkirkan tanda c. Jelaskan semua prosedur dan
kecemasan apa yang dirasakan selama
c. menurunkan stimulus prosedur
lingkungan ketika cemas d. Pahami perspektif pasien
d. merencanakan strategi koping terhadap situasi stres
untuk situasi penuh stres e. Temani pasien untuk
e. menggunakan teknik memberikan keamanan dan
relaksasi untuk mengurangi mengurangi takut
cemas f. Dorong keluarga untuk
f. tidak ada manifestasi perilaku menemani pasien
kecemasan g. Dengarkan dengan penuh
b. melaporkan kebutuhan tidur perhatian
adekuat h. Identifikasi tingkat kecemasan
i. Instruksikan menggunakan
teknik relaksasi

xix
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

BAB III

LAPORAN KASUS

A. Identitas Diri Klien


Nama : Ny. T No Mr :01.07.02.97
TTL : 01-07-1954 Tgl Masuk RS :10-12-2019/
Pendidikan :SMP 22:05 WIB
Pekerjaan : Petani
Alamat:Aia Angek X Koto Tanah Datar
Diagnosa Medis : Ca Ovarium Stadium Lanjut+Ileus Obstruksi ec Susp.
Penekanan Tumor+Hipoalbuminemia+Hipokalemia

B. Data Umum Kesehatan


1. Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Keluhan
Pada saat pengkajian tgl 16-12-2019 pukul 10:00 WIB klien mengeluh
nyeri pada perut bagian bawah, nyeri terasa seperti di pukul benda
tumpul, nyeri terus menerus dengan durasi >10 menit, nyeri hilang
setelah minum obat. Pasien juga mengatakan badan terasa lemah,
letih, tidak nafsu makan di sertai mual tanpa mual dan perut terasa
penuh.Ekspresi wajah tampak kesakitan, tampak gelisah, wajah
tampak pucat dan terlihat lelah, aktifitas klien dibantu oleh keluarga.
b) Faktor pencetus
Klien datang melalui IGD rujukan dari RS Ibnu Sina Padang pada
tanggal 10-12-2019 dengan keluhan bengkak di perut yang semakin
membesar di sertai nyeri di perut bagian bawah, nyeri di rasakan terus-
menerus dan BAB tidak ada sama sekali, hanya keluar lendir dari
anus.
c) Lamanya keluhan

xx
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Klien mengatakan keluhan bengkak di perut sudah di rasakan sejak 2


tahun yang lalu dan pernah di rawat di RSUD Padang Panjang dengan
keluhan bengkak dan nyeri di perut.Bengkak di perut semakin
membesar 3 bulan ini di sertai nyeri perut bagian bawah, pasien juga
mengatakan sudah tidak ada BAB sejak 1 bulan ini.

2. Riwayat Kesehatan Dahulu


3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan kakak perempuannya meninggal 5 tahun yang lalu
karena tumor pada pangkal paha. Klien juga mengatakan tidak ada anggota
keluarga yang memiliki penyakit DM, hipertensi dan jantung..
4. Riwayat Menstruasi
Pasien mengatakan riwayat menarche pada usia 13 tahun di mana siklus
menstruasinya lancar setiap bulannya. Siklus menstruasi pasien adalah 26-
30 hari dengan lama menstruasi 5-7 hari setiap bulannya. Pasien sudah
menopause pada usia 55 tahun.
5. Riwayat Perkawinan
Pasien mengatakan menikah pada usia 25 tahun dan saat ini telah memiliki
2 orang anak, 1 perempuan dan 1 laki-laki. Pasien saat ini berstatus janda,
suami pasien sudah meninggal sejak 10 tahun yang lalu.
6. Riwayat keluarga berencana
Klien mengatakan tidak pernah mengikuti program KB dengan jenis
apapun.
Masalah keperawatan : Nyeri, ketidakefektifan perfusi jaringan perifer,
C. Pola nutrisi
BB : 60 kg
TB: 155 cm
IMT : 24,97
Frekuensi makan : 3 x sehari, hanya habis 2-3 sendok.
Nafsu makan : Klien mengatakan mengalami penurunan nafsu makan sejak3
bulan terakhir. Mual ada, muntah tidak ada.

xxi
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Perubahan BB dalam 3 bulan terakhir : turun >15kg dalam 3 bulan terakhir


Masalah keperawatan : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
D. Pola eliminasi
1. BAB
Frekuensi : 1x sehari
Penggunaan pencahar : ada, untuk melancarkan BAB
Waktu : tidak menentu
Konsistensi lunak
2. BAK
Frekuensi :
Warna : kuning
Bau : pesing
Masalah keperawatan :
E. Pola tidur dan istirahat
Waktu tidur : Tidak menentu
Lama tidur/hari : ± 3-4 jam/hari
Perubahan yang dirasakan setelah sakit
Pasien tampak gelisah bahkan pada malam hari, pasien tampak sering
terbangun pada malam hari. Pasien mengeluh sering mengeluh tidak nyaman
di perut dan nyeri di perut sehingga sulit memulai untuk tidur. Pasien baru
bisa tertidur setelah mendapat obat untuk penghilang nyeri dari petugas.
Masalah keperawatan : Gangguan pola tidur berhubungan dengan
ketidaknyamanan fisik.
F. Pola aktifitas dan latihan
Klien mengatakan aktifitas klien dibantu oleh keluarga, klien mengatakan
selama dirawat tidak ada olahraga kecil. Pasien mengatakan badannya terasa
lemah dan tidak sanggup untuk beraktivitas mandiri.
Masalah keperawatan : intoleransi aktifitas
G. Pola bekerja
Jenis pekerjaan : Petani
Lama bekerja : -

xxii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Masalah keperawatan : tidak ada


H. Riwayat keluarga (genogram)

Masalah keperawatan :

I. Riwayat lingkungan
Kebersihan : klien mengatakan kebersihan lingkungan terjaga
Bahaya :
Polusi : Asap kendaraan
Masalah keperawatan : tidak ada
J. Aspek psikososial
1. Persepsi diri
a) Hal yang amat dipikirkan saat ini
Klien mengatakan memikirkan tentang penyakit dan kesehatannya,
klien juga mengatakan bagaimana kehidupannnya nanti, namun klien
tidak putus asa untuk menjalani perawatan dirumah sakit.
b) Harapan setelah menjalani perawatan
Klien mengatakan sangat berharap sembuh setelah menjalani
perawatan di rumah sakit, bisa pulang kerumah dan berkumpul lagi
dengan keluarga.
2. Pertahanan koping
Klien tampak gelisah, kadang klien merasa tidak nyaman dengan
keadaannya yang selalu berbaring dikasur pasien namun klien selalu
mendapatkan dukungan dari keluarga selama perawatannya dirumah
sakit dan untuk kesembuhannya.
3. Sistem nilai dan kepercayaan
Klien beragama islam, klien mengatakan selama sakit tidak ada
beribadah, klien hanya kadang kadang berzikir dan berdoa untuk

xxiii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

kesembuhannya, klien mengatakan tidak ada pantangan dalam


keagamaannya.
Masalah keperawatan : tidak ada

K. Pemeriksaan fisik

PEMERIKSAAN FISIK

Tanda Vital TD : 88/51 mmHg


N : 102x/i
S : 36,70C
RR : 24x/i
Kepala Rambut hitam, tidak ada ketombe, tampak beruban, tidak ada
pembengkakan, tidak ada nyeri tekan.

Mata Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, edema palpebral tidak ada.

Hidung Simetris kiri dan kanan, tidak ada sumbatan, pernafasan cuping
hidung tidak ada, tidak ada nyeri tekan

Mulut Mukosa bibir kering, bibir pecah-pecah, bibir tampak pucat, gigi
tidak lengkap, karies ada, kebersihan mulut dan lidah kurang.

Dada I : simetris kiri dan kanan, tidak adatarikan dinding dada


P : fremitus kiri dan kanan sama
P : sonor
A : vesikuler
Jantung I : Ictus cordis tidak terlihat
P : ictuc cordis tidak teraba
P : kardiomegali tidak ada
A : suara jantung normal, reguler
Abdomen I : Tampak membuncit, pembuluh darah disekitar abdomen terlihat
jelas, tampak ada pembengkakan terutama pada kuadran kanan atas
dan bawah, permukaan tidak rata.

xxiv
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

P : Teraba massa yang keras terutama pada kuadran kanan atas dan
bawah 3 jari di bawah prosesus xipoideus, batas tidak jelas, nyeri
tekan ada pada semua kuadran
P : Pekak pada kuadran kanan atas dan bawah
A : bising usus (+)

Ekstremitas Tampak edema terutama pada kedua ekstremitas, akral pucat dan

dingin, CRT >2 detik. Terpasang IVFD RL 8 tts/i.

Genitalia Tidak di lakukan pemeriksaan, tidak ada keluhan.

Data laboratorium

Tanggal : 14 Desember 2019

No Pemeriksaan Nilai Satuan Nilai Rujukan Keterangan


1 Hb 8.8 g/dL 12.0 – 14.0 ↓
2. Leukosit 12.67 103/mm3 5.0 – 10.0 ↑
3 Trombosit 288 103/mm3 150 - 400
4 Hematokrit 27 %
37.0 – 43.0 ↓
5. Eritrosit 3.36 106/µL 4.00 – 4.50 ↓
6. Basofil 0 % 0-1
7. Eosinofil 3 % 1-3
8. Neutrofil Batang 1 % 2.0 – 6.0 ↓
9. Neutrofil Segmen 79 % 50.0 – 70.0 ↑
10. Limfosit 9 % 20.0 – 40.0 ↓
11. Monosit 8 % 2.0 – 8.0

Tanggal : 15 Desember 2019

No Pemeriksaan Nilai Satuan Nilai Rujukan Keterangan

xxv
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

1 Kalsium 9.9 mg/dL 8.1 – 10.4


2. Natrium 138 Mmol/L 136 – 145
3 Kalium 2.7 Mmol/L 3.5 – 5.1 ↓
4 Klorida 105 Mmol/L 97 – 111

Tanggal :

No Pemeriksaan Nilai Satuan Nilai Rujukan Keterangan


1.
2.

Program Terapi

 IVFD RL 8 TPM
 Inj. Cefriaxone 2x1
 Koreksi Kcl 40 meq
 Levofloxacin 1x750 mg (IV)

Analisa Data

No Analisa Data Etiologi Masalah

xxvi
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

1. DS : Agen Cedera Nyeri Kronis


 Klien mengatakan Biologis
nyeri pada perut
bawah
 P: Keganasan
 Q: Seperti di pukul
dengan benda tumpul
 R: Di semua area
perut, terutama di
perut bagian bawah
 S: 8
 T: Terus menerus,
durasi >10 menit,
hilang dengan obat
pereda nyeri
DO :
 Klien tampak gelisah
 Tampak meringis
kesakitan
 Diaforesis (+)
 Tampak miring ke sisi
kiri, sambil terus
memegang perut
 N: 102x/i
2. DS: Penurunan Ketidakefektifan
 Pasien mengatakan konsentrasi Hb perfusi jaringan
badan terasa lemah dan perifer
letih
DO :
 Pasien tampak lemah
 Wajah tampak pucat

xxvii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

 Konjungtiva anemis
 Mukosa bibir pucat dan
kering
 Akral dingin dan pucat
 CRT >2 detik
 Hb : 8.8 g/dL
 TD: 88/51 mmHg
 N: 102x/i
 RR: 24x/i
3. DS : Intake tidak Ketidakseimbangan
 klien mengatakan adekuat nutrisi kurang dari
badan terasa lemah kebutuhan tubuh
 klien mengatakan nafsu
makan menurun
 klien mengatakan
makan hanya bisa 2-3
sendok makan

DO :
- Klien tampak lemas
dan tidak bertenaga
- klien tampak pucat
- Mukosa bibir klien
tampak kering
- BB menurun >15 kg
dalam 3 bulan terakhir
- BB sekarang 60 Kg
- TB: 155 cm, IMT: 29,7
- Hb = 8.8 g/dL

xxviii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri kronis berhubungan dengan agen cedera biologis


2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan
konsentrasi Hb
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake tidak adekuat

Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa NOC NIC


1. Nyeri kronis Pain Level, Pain Management
berhubungan dengan Pain control, - Lakukan pengkajian nyeri
agen cedera biologis Comfort level secara komprehensif termasuk
Kriteria Hasil: lokasi, karakteristik, durasi,
- Mampu mengontrol nyeri (tahu frekuensi, kualitas dan faktor
penyebab nyeri, mampu presipitasi
menggunakan tehnik - Observasi reaksi nonverbal
nonfarmakologi untuk dari ketidaknyamanan
mengurangi nyeri, mencari - Gunakan teknik komunikasi
bantuan) terapeutik untuk mengetahui
- Melaporkan bahwa nyeri pengalaman nyeri pasien
berkurang dengan menggunakan - Kaji kultur yang
manajemen nyeri mempengaruhi respon nyeri
- Mampu mengenali nyeri (skala, - Evaluasi pengalaman nyeri
intensitas, frekuensi dan tanda masa lampau
nyeri) - Evaluasi bersama pasien dan
- Menyatakan rasa nyaman setelah tim kesehatan lain tentang
nyeri berkurang ketidakefektifan kontrol nyeri
- Tanda vital dalam rentang normal masa lampau
- Bantu pasien dan keluarga
untuk mencari dan
menemukan dukungan
- Kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
- Kurangi faktor presipitasi
nyeri
- Pilih dan lakukan penanganan
nyeri (farmakologi, non
farmakologi dan inter
personal)

xxix
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

- Kaji tipe dan sumber nyeri


untuk menentukan intervensi
- Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
- Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
- Evaluasi keefektifan kontrol
nyeri
- Tingkatkan istirahat
- Kolaborasikan dengan dokter
jika ada keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil
- Monitor penerimaan pasien
tentang manajemen nyeri

Analgesic Administration
- Tentukan lokasi, karakteristik,
kualitas, dan derajat nyeri
sebelum pemberian obat
- Cek instruksi dokter tentang
jenis obat, dosis, dan
frekuensi
- Cek riwayat alergi
- Pilih analgesik yang
diperlukan atau kombinasi
dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
- Tentukan pilihan analgesik
tergantung tipe dan beratnya
nyeri
- Tentukan analgesik pilihan,
rute pemberian, dan dosis
optimal
- Pilih rute pemberian secara
IV, IM untuk pengobatan
nyeri secara teratur
- Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
- Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
- Evaluasi efektivitas analgesik,
tanda dan gejala (efek
samping)

2. Ketidakefektifan Perfusi perifer Perawatan sirkulasi


perfusi jaringan Kriteria hasil: 1. Periksa sirkulasi perifer

xxx
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

perifer berhubungan 1. Warna kulit pucat cukup 2. Identifikasi faktor gangguan


dengan penurunan menurun sirkulasi
konsentrasi Hb 2. Edema perifer cukup menurun 3. Monitor panas, kemerahan,
3. Parastesia cukup menurun nyeri atau bengkak pada
4. Kelemahan otot cukup ekstremitas
menurun 4. Hindari pemasangan infus
5. Pengisian kapiler cukup atau pengambilan darah
membaik diarea keterbatasan perfusi
6. Akral cukup membaik 5. Lakukan perawatan kuku dan
7. Tekanan darah membaik kaki
6. Anjurkan meminum obat
Status sirkulasi penurun tekanan darah secara
Kriteria hasil: teratur
1. Pucat menurun 7. Anjurkan melakukan
2. Pitting edema cukup menurun perawatan kulit yang tepat.
3. Fatique cukup menurun 8. Monitor laboratorium (Hb,
hematokrit)
9. Kolaborasi pemberian
antiplatelet atau anti
perdarahan
10. Monitor TTV

3. Ketidakseimbangan Nutritional Status : food and Nutrition Management


nutrisi kurang dari Fluid Intake - Kaji adanya alergi makanan
kebutuhan tubuh Kriteria Hasil : - Kolaborasi dengan ahli gizi
berhubungan dengan - Adanya peningkatan berat badan untuk menentukan jumlah
intake tidak adekuat sesuai dengan tujuan kalori dan nutrisi yang
- Berat badan ideal sesuai dengan dibutuhkan pasien.
tinggi badan - Anjurkan pasien untuk
- Mampu mengidentifikasi meningkatkan intake Fe
kebutuhan nutrisi - Anjurkan pasien untuk
- Tidak ada tanda tanda malnutrisi meningkatkan protein dan
- Tidak terjadi penurunan berat vitamin C
badan yang berarti - Berikan substansi gula
- Yakinkan diet yang dimakan
mengandung tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
- Berikan makanan yang
terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan ahli
gizi)
- Ajarkan pasien bagaimana
membuat catatan makanan
harian.
- Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori

xxxi
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

- Berikan informasi tentang


kebutuhan nutrisi
- Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
Nutrition Monitoring
- BB pasien dalam batas normal
- Monitor adanya penurunan
berat badan
- Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa dilakukan
- Monitor interaksi anak atau
orangtua selama makan
- Monitor lingkungan selama
makan
- Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam
makan
- Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
- Monitor turgor kulit
- Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
- Monitor mual dan muntah
- Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
- Monitor makanan kesukaan
- Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
- Monitor pucat, kemerahan,
dan kekeringan jaringan
konjungtiva
- Monitor kalori dan intake
nuntrisi
- Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik papila
lidah dan cavitas oral.
- Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet

xxxii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Catatan Perkembangan Tanggal 16 Desember 2019

Tanggal/ Diagnosa Implementasi Evaluasi


Shift
16-12-19 Nyeri kronis - Melakukan pengkajian nyeri S:
Pagi berhubungan dengan secara komprehensif (lokasi, - Klien mengatakan masih
agen cedera biologis karakteristik, durasi, merasakan nyeri
frekuensi, kualitas dan faktor O:
presipitasi) - KU : Lemah
- Mengobservasi reaksi - Wajah klien tampak
nonverbal dari meringis
ketidaknyamanan - Klien tampak melindungi
- Menggunakan teknik bagian perut
komunikasi terapeutik untuk - TTV:
mengetahui pengalaman nyeri - TD: 88/51 mmHg
pasien
- N: 102x/i
- Mengontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri - RR: 24x/i
seperti suhu ruangan, A : Masalah berlu teratasi
pencahayaan dan kebisingan P : Intervensi dilanjutkan
- Mengurangi faktor presipitasi - Pain managemet
nyeri
- Mengajarkan teknik relaksasi
- Memberikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
- Anjurkan tingkatkan istirahat

Ketidakefektifan - Periksa sirkulasi perifer S:


perfusi jaringan - Identifikasi faktor gangguan - Klien mengatakan
perifer berhubungan sirkulasi badannya terasa lemah
dengan penurunan - Monitor panas, kemerahan, O:
konsentrasi Hb nyeri atau bengkak pada - KU : Lemah
ekstremitas - Wajah pucat
- Hindari pemasangan infus - Mukosa bibir kering dan
atau pengambilan darah diarea pucat
keterbatasan perfusi - Akral dingin
- Menganjurkan melakukan - CRT > 2 detik
perawatan kulit yang tepat. - TD: 88/51 mmHg
- Memonitor laboratorium (Hb,
- N: 102x/i
hematokrit)
- Monitor TTV - RR: 24x/i
- Hb: 8.8 g/dl
- Leukosit :12.67 mm/3
- Trombosit : 288 mm/3
- Hematokrit : 27 %

xxxiii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

A : Masalah belum teratasi


P : Intervensi dilajutkan
- Perawatan sirkulasi
Ketidakseimbangan - Mengkaji adanya alergi S:
nutrisi kurang dari terhadap makanan - klien mengatakan badan
kebutuhan tubuh - menganjurkan pasien untuk terasa lemah
berhubungan dengan meningkatkan protein dan - klien mengatakan nafsu
intake tidak adekuat vitamin C makan menurun
- meyakinkan diet yang - klien mengatakan makan
dimakan mengandung tinggi hanya bisa 2-3 sendok
serat untuk mencegah makan
konstipasi O:
- Memonitor jumlah nutrisi - Klien tampak lemas dan
dan kandungan kalori
tidak bertenaga
- meberikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi - klien tampak pucat
- BB pasien dalam batas
- Mukosa bibir klien tampak
normal
- Monitor adanya penurunan kering
berat badan
- TTV;
- Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa - TD: 88/51 mmHg
dilakukan
- N: 102x/i
- Memonitor lingkungan
selama makan - RR: 24x/i
- Memonitor kulit kering dan
A : Masalah belum teratasi
perubahan pigmentasi
- Memonitor turgor kulit P : Intervensi dilanjutkan
- Memonitor kekeringan,
rambut kusam, dan mudah
patah
- Memonitor mual dan muntah
- Memonitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan kadar
Ht

Tanggal/ Diagnosa Implementasi Evaluasi


Shift
16-12-19 Nyeri kronis - Melakukan pengkajian nyeri S:
Sore berhubungan dengan secara komprehensif (lokasi, - Klien mengatakan masih
agen cedera biologis karakteristik, durasi, merasakan nyeri pada perut
frekuensi, kualitas dan faktor O:
presipitasi) - KU : Lemah
- Klien masih tampak
meringis

xxxiv
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

- Mengobservasi reaksi - Klien tampak melindungi


nonverbal dari bagian perut
ketidaknyamanan - Terapi obat sudah
- Menggunakan teknik diberikan
komunikasi terapeutik untuk - Q: Nyeri seperti di pukul
mengetahui pengalaman nyeri
dengan benda tumpul
pasien
- Mengontrol lingkungan yang - R: Di semua area perut,
dapat mempengaruhi nyeri
terutama di perut bagian
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan bawah
- Mengurangi faktor presipitasi
- S: 8
nyeri
- Mengajarkan teknik relaksasi - T: Terus menerus, durasi
- Memberikan analgetik untuk
>10 menit, hilang dengan
mengurangi nyeri
- Anjurkan tingkatkan istirahat obat pereda nyeri

A : Masalah berlu teratasi


P : Intervensi dilanjutkan
- Pain managemet
Ketidakefektifan - Periksa sirkulasi perifer S:
perfusi jaringan - Identifikasi faktor gangguan - Klien mengatakan
perifer berhubungan sirkulasi badannya terasa lemah
dengan penurunan - Monitor panas, kemerahan, O:
konsentrasi Hb nyeri atau bengkak pada - KU : Lemah
ekstremitas - Wajah pucat
- Hindari pemasangan infus - Mukosa bibir kering dan
atau pengambilan darah diarea pucat
keterbatasan perfusi - Akral dingin
- Menganjurkan melakukan - CRT > 2 detik
perawatan kulit yang tepat. - TD: 88/51 mmHg
- Memonitor laboratorium (Hb,
- N: 102x/i
hematokrit)
- Monitor TTV - RR: 24x/i
- Tranfusi PRC 2 kantong

A : Masalah belum teratasi


P : Intervensi dilajutkan
- Perawatan sirkulasi
Ketidakseimbangan - Mengkaji adanya alergi S:
nutrisi kurang dari terhadap makanan - klien mengatakan badan terasa
kebutuhan tubuh - menganjurkan pasien untuk lemah
berhubungan dengan meningkatkan protein dan - klien mengatakan nafsu makan
intake tidak adekuat vitamin C menurun

xxxv
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

- meyakinkan diet yang - klien mengatakan makan


dimakan mengandung tinggi hanya bisa 2-3 sendok makan
serat untuk mencegah O:
konstipasi - Klien tampak lemas dan tidak
- Memonitor jumlah nutrisi
bertenaga
dan kandungan kalori
- meberikan informasi tentang - klien tampak pucat
kebutuhan nutrisi
- Mukosa bibir klien tampak
- BB pasien dalam batas
normal kering
- Monitor adanya penurunan
A : Masalah belum teratasi
berat badan
- Monitor tipe dan jumlah P : Intervensi dilanjutkan
aktivitas yang biasa
dilakukan
- Memonitor lingkungan
selama makan
- Memonitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
- Memonitor turgor kulit
- Memonitor kekeringan,
rambut kusam, dan mudah
patah
- Memonitor mual dan muntah
- Memonitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan kadar
Ht

Tanggal/ Diagnosa Implementasi Evaluasi


Shift
16-12-19 Nyeri kronis - Melakukan pengkajian nyeri S:
Malam berhubungan dengan secara komprehensif (lokasi, - Klien mengatakan masih
agen cedera biologis karakteristik, durasi, merasakan nyeri
frekuensi, kualitas dan faktor O:
presipitasi) -KU : Lemah
- Mengobservasi reaksi -Wajah klien tampak
nonverbal dari meringis
ketidaknyamanan - Klien tampak melindungi
- Menggunakan teknik bagian perut
komunikasi terapeutik untuk - Skala nyeri : 5
mengetahui pengalaman nyeri - TTV
pasien - TD: 98/78 mmHg
- Mengontrol lingkungan yang - N: 127x/i
dapat mempengaruhi nyeri - P : 22x/i
A : Masalah berlu teratasi

xxxvi
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

seperti suhu ruangan, P : Intervensi dilanjutkan


pencahayaan dan kebisingan - Pain managemet
- Mengurangi faktor presipitasi
nyeri
- Mengajarkan teknik relaksasi
- Memberikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
- Anjurkan tingkatkan istirahat

Ketidakefektifan - Periksa sirkulasi perifer S:


perfusi jaringan - Identifikasi faktor gangguan - Klien mengatakan
perifer berhubungan sirkulasi badannya terasa lemah
dengan penurunan - Monitor panas, kemerahan, O:
konsentrasi Hb nyeri atau bengkak pada - KU : Lemah
ekstremitas - Wajah pucat
- Hindari pemasangan infus - Mukosa bibir kering dan
atau pengambilan darah diarea pucat
keterbatasan perfusi - Akral dingin
- Menganjurkan melakukan - CRT > 2 detik
perawatan kulit yang tepat. - TD: 98/78 mmHg
- Memonitor laboratorium (Hb, - N: 127x/i
hematokrit) - P : 22x/i
- Monitor TTV -
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilajutkan
- Perawatan sirkulasi
Ketidakseimbangan - Mengkaji adanya alergi S:
nutrisi kurang dari terhadap makanan - klien mengatakan badan
kebutuhan tubuh - menganjurkan pasien untuk terasa lemah
berhubungan dengan meningkatkan protein dan - klien mengatakan nafsu
intake tidak adekuat vitamin C makan menurun
- meyakinkan diet yang - klien mengatakan makan
dimakan mengandung tinggi hanya bisa 2-3 sendok
serat untuk mencegah makan
konstipasi O:
- Memonitor jumlah nutrisi - Klien tampak lemas dan
dan kandungan kalori
tidak bertenaga
- meberikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi - klien tampak pucat
- BB pasien dalam batas
- Mukosa bibir klien tampak
normal
- Monitor adanya penurunan kering
berat badan
- TD: 98/78 mmHg
- Monitor tipe dan jumlah
- N: 127x/i
aktivitas yang biasa
- P : 22x/i
dilakukan

xxxvii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

- Memonitor lingkungan A : Masalah belum teratasi


selama makan
P : Intervensi dilanjutkan
- Memonitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
- Memonitor turgor kulit
- Memonitor kekeringan,
rambut kusam, dan mudah
patah
- Memonitor mual dan muntah
- Memonitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan kadar
Ht

Catatan Perkembangan Tanggal 17 Desember 2019

Tanggal/ Diagnosa Implementasi Evaluasi


Shift
17-12-19 Nyeri kronis - Melakukan pengkajian nyeri S:
Pagi berhubungan dengan secara komprehensif (lokasi, - Klien mengatakan masih
agen cedera biologis karakteristik, durasi, merasakan nyeri pada perut
frekuensi, kualitas dan faktor O:
presipitasi) - KU : Lemah
- Mengobservasi reaksi - Tampak wajah klien
nonverbal dari sesekali menyeringai dan
ketidaknyamanan meringis
- Menggunakan teknik - Klien tampak melindungi
komunikasi terapeutik untuk bagian perut
mengetahui pengalaman nyeri - Q: Nyeri seperti di pukul
pasien
dengan benda tumpul
- Mengontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri - R: Di semua area perut,
seperti suhu ruangan,
terutama di perut bagian
pencahayaan dan kebisingan
- Mengurangi faktor presipitasi bawah
nyeri
- S: 5
- Mengajarkan teknik relaksasi
- Memberikan analgetik untuk - T: Terus menerus, durasi
mengurangi nyeri
>10 menit, hilang dengan
- Anjurkan tingkatkan istirahat
obat pereda nyeri

A : Masalah berlu teratasi

xxxviii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

P : Intervensi dilanjutkan
- Pain managemet
Ketidakefektifan - Periksa sirkulasi perifer S:
perfusi jaringan - Identifikasi faktor gangguan - Klien mengatakan
perifer berhubungan sirkulasi badannya terasa lemah
dengan penurunan - Monitor panas, kemerahan, O:
konsentrasi Hb nyeri atau bengkak pada - KU : Lemah
ekstremitas - Wajah pucat
- Hindari pemasangan infus - Mukosa bibir kering dan
atau pengambilan darah diarea pucat
keterbatasan perfusi - Akral dingin
- Menganjurkan melakukan - CRT > 2 detik
perawatan kulit yang tepat. - TD : 94/56
- Memonitor laboratorium (Hb, - N : 106
hematokrit) - Hb
- Monitor TTV - Ht
- Trombosit
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilajutkan
- Perawatan sirkulasi
Ketidakseimbangan - Mengkaji adanya alergi S:
nutrisi kurang dari terhadap makanan - klien mengatakan badan terasa
kebutuhan tubuh - menganjurkan pasien untuk lemah
berhubungan dengan meningkatkan protein dan - klien mengatakan nafsu makan
intake tidak adekuat vitamin C menurun
- meyakinkan diet yang - klien mengatakan makan
dimakan mengandung tinggi hanya bisa 2-3 sendok makan
serat untuk mencegah O:
konstipasi - Klien tampak lemas dan tidak
- Memonitor jumlah nutrisi
bertenaga
dan kandungan kalori
- meberikan informasi tentang - klien tampak pucat
kebutuhan nutrisi
- Mukosa bibir klien tampak
- BB pasien dalam batas
normal kering
- Monitor adanya penurunan
A : Masalah belum teratasi
berat badan
- Monitor tipe dan jumlah P : Intervensi dilanjutkan
aktivitas yang biasa
dilakukan
- Memonitor lingkungan
selama makan
- Memonitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
- Memonitor turgor kulit

xxxix
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

- Memonitor kekeringan,
rambut kusam, dan mudah
patah
- Memonitor mual dan muntah
- Memonitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan kadar
Ht

Tanggal/ Diagnosa Implementasi Evaluasi


Shift
17-12-19 Nyeri kronis - Melakukan pengkajian nyeri S:
Sore berhubungan dengan secara komprehensif (lokasi, - Klien mengatakan masih
agen cedera biologis karakteristik, durasi, merasakan nyeri pada perut
frekuensi, kualitas dan faktor O:
presipitasi) - KU : Lemah
- Mengobservasi reaksi - Tampak wajah klien
nonverbal dari sesekali menyeringai dan
ketidaknyamanan meringis
- Menggunakan teknik - Klien tampak melindungi
komunikasi terapeutik untuk bagian perut
mengetahui pengalaman nyeri - Q: Nyeri seperti di pukul
pasien
dengan benda tumpul
- Mengontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri - R: Di semua area perut,
seperti suhu ruangan,
terutama di perut bagian
pencahayaan dan kebisingan
- Mengurangi faktor presipitasi bawah
nyeri
- S: 5
- Mengajarkan teknik relaksasi
- Memberikan analgetik untuk - T: Terus menerus, durasi
mengurangi nyeri
>10 menit, hilang dengan
- Anjurkan tingkatkan istirahat
obat pereda nyeri

A : Masalah berlu teratasi


P : Intervensi dilanjutkan
- Pain managemet
Ketidakefektifan - Periksa sirkulasi perifer S:
perfusi jaringan - Identifikasi faktor gangguan - Klien mengatakan
perifer berhubungan sirkulasi badannya terasa lemah
dengan penurunan - Monitor panas, kemerahan, O:
konsentrasi Hb nyeri atau bengkak pada - KU : Lemah
ekstremitas - Wajah pucat
- Hindari pemasangan infus - Mukosa bibir kering dan
atau pengambilan darah diarea pucat

xl
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

keterbatasan perfusi - Akral dingin


- Menganjurkan melakukan - CRT > 2 detik
perawatan kulit yang tepat. - TD : 94/56
- Memonitor laboratorium (Hb, - N : 106
hematokrit) A : Masalah belum teratasi
- Monitor TTV P : Intervensi dilajutkan
- Perawatan sirkulasi
Ketidakseimbangan - Mengkaji adanya alergi S:
nutrisi kurang dari terhadap makanan - klien mengatakan badan terasa
kebutuhan tubuh - menganjurkan pasien untuk lemah
berhubungan dengan meningkatkan protein dan - klien mengatakan nafsu makan
intake tidak adekuat vitamin C menurun
- meyakinkan diet yang - klien mengatakan makan
dimakan mengandung tinggi hanya bisa 2-3 sendok makan
serat untuk mencegah O:
konstipasi - Klien tampak lemas dan tidak
- Memonitor jumlah nutrisi
bertenaga
dan kandungan kalori
- meberikan informasi tentang - klien tampak pucat
kebutuhan nutrisi
- Mukosa bibir klien tampak
- BB pasien dalam batas
normal kering
- Monitor adanya penurunan
A : Masalah belum teratasi
berat badan
- Monitor tipe dan jumlah P : Intervensi dilanjutkan
aktivitas yang biasa
dilakukan
- Memonitor lingkungan
selama makan
- Memonitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
- Memonitor turgor kulit
- Memonitor kekeringan,
rambut kusam, dan mudah
patah
- Memonitor mual dan muntah
- Memonitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan kadar
Ht

Tanggal/ Diagnosa Implementasi Evaluasi


Shift
17-12-19 Nyeri kronis - Melakukan pengkajian nyeri S:
Malam berhubungan dengan secara komprehensif (lokasi, - Klien mengatakan masih
agen cedera biologis karakteristik, durasi, merasakan nyeri pada perut
O:

xli
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

frekuensi, kualitas dan faktor - KU : Lemah


presipitasi) - Tampak wajah klien
- Mengobservasi reaksi sesekali menyeringai dan
nonverbal dari meringis
ketidaknyamanan - Klien tampak melindungi
- Menggunakan teknik bagian perut
komunikasi terapeutik untuk - Q: Nyeri seperti di pukul
mengetahui pengalaman nyeri
dengan benda tumpul
pasien
- Mengontrol lingkungan yang - R: Di semua area perut,
dapat mempengaruhi nyeri
terutama di perut bagian
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan bawah
- Mengurangi faktor presipitasi
- S: 4
nyeri
- Mengajarkan teknik relaksasi - T: Terus menerus, durasi
- Memberikan analgetik untuk
>10 menit, hilang dengan
mengurangi nyeri
- Anjurkan tingkatkan istirahat obat pereda nyeri

A : Masalah teratasi sebagian


P : Intervensi dilanjutkan
- Pain managemet
Ketidakefektifan - Periksa sirkulasi perifer S:
perfusi jaringan - Identifikasi faktor gangguan - Klien mengatakan
perifer berhubungan sirkulasi badannya terasa lemah
dengan penurunan - Monitor panas, kemerahan, O:
konsentrasi Hb nyeri atau bengkak pada - KU : Lemah
ekstremitas - Wajah pucat
- Hindari pemasangan infus - Mukosa bibir kering dan
atau pengambilan darah diarea pucat
keterbatasan perfusi - Akral dingin
- Menganjurkan melakukan - CRT > 2 detik
perawatan kulit yang tepat. - TD : 94/56
- Memonitor laboratorium (Hb, - N : 106
hematokrit) A : Masalah belum teratasi
- Monitor TTV P : Intervensi dilajutkan
- Perawatan sirkulasi
Ketidakseimbangan - Mengkaji adanya alergi S:
nutrisi kurang dari terhadap makanan - klien mengatakan badan terasa
kebutuhan tubuh - menganjurkan pasien untuk lemah
berhubungan dengan meningkatkan protein dan - klien mengatakan nafsu makan
intake tidak adekuat vitamin C menurun
- meyakinkan diet yang - klien mengatakan makan
dimakan mengandung tinggi hanya bisa 2-3 sendok makan
serat untuk mencegah O:
konstipasi

xlii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

- Memonitor jumlah nutrisi - Klien tampak lemas dan tidak


dan kandungan kalori
bertenaga
- meberikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi - klien tampak pucat
- BB pasien dalam batas
- Mukosa bibir klien tampak
normal
- Monitor adanya penurunan kering
berat badan
A : Masalah belum teratasi
- Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa P : Intervensi dilanjutkan
dilakukan
- Memonitor lingkungan
selama makan
- Memonitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
- Memonitor turgor kulit
- Memonitor kekeringan,
rambut kusam, dan mudah
patah
- Memonitor mual dan muntah
- Memonitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan kadar
Ht

Catatan Perkembangan Tanggal 18 Desember 2019

Tanggal/ Diagnosa Implementasi Evaluasi


Shift
18-12-19 Nyeri kronis - Melakukan pengkajian nyeri S:
Pagi berhubungan dengan secara komprehensif (lokasi, - Klien mengatakan nyeri
agen cedera biologis karakteristik, durasi, pada perut sedikit
frekuensi, kualitas dan faktor berkurang
presipitasi) O:
- Mengobservasi reaksi - KU : Lemah
nonverbal dari - Tampak wajah klien
ketidaknyamanan sesekali menyeringai dan
- Menggunakan teknik meringis
komunikasi terapeutik untuk - Klien tampak melindungi
mengetahui pengalaman nyeri bagian perut
pasien - Q: Nyeri seperti di pukul
- Mengontrol lingkungan yang
dengan benda tumpul
dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan

xliii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

- Mengurangi faktor presipitasi - R: Di semua area perut,


nyeri
terutama di perut bagian
- Mengajarkan teknik relaksasi
- Memberikan analgetik untuk bawah
mengurangi nyeri
- S: 4
- Anjurkan tingkatkan istirahat
- T: Terus menerus, durasi
>10 menit, hilang dengan
obat pereda nyeri

A : Masalah teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
- Pain managemet
Ketidakefektifan - Periksa sirkulasi perifer S:
perfusi jaringan - Identifikasi faktor gangguan - Klien mengatakan
perifer berhubungan sirkulasi badannya terasa lemah
dengan penurunan - Monitor panas, kemerahan, O:
konsentrasi Hb nyeri atau bengkak pada - KU : Lemah
ekstremitas - Wajah pucat
- Hindari pemasangan infus - Mukosa bibir kering dan
atau pengambilan darah diarea pucat
keterbatasan perfusi - Akral dingin
- Menganjurkan melakukan - CRT > 2 detik
perawatan kulit yang tepat. - TD : 94/56
- Memonitor laboratorium (Hb, - N : 106
hematokrit) A : Masalah belum teratasi
- Monitor TTV P : Intervensi dilajutkan
- Perawatan sirkulasi
Ketidakseimbangan - Mengkaji adanya alergi S:
nutrisi kurang dari terhadap makanan - klien mengatakan badan terasa
kebutuhan tubuh - menganjurkan pasien untuk lemah
berhubungan dengan meningkatkan protein dan - klien mengatakan nafsu makan
intake tidak adekuat vitamin C menurun
- meyakinkan diet yang - klien mengatakan makan
dimakan mengandung tinggi hanya bisa 2-3 sendok makan
serat untuk mencegah O:
konstipasi - Klien tampak lemas dan tidak
- Memonitor jumlah nutrisi
bertenaga
dan kandungan kalori
- meberikan informasi tentang - klien tampak pucat
kebutuhan nutrisi
- Mukosa bibir klien tampak
- BB pasien dalam batas
normal kering
- Monitor adanya penurunan
A : Masalah belum teratasi
berat badan

xliv
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

- Monitor tipe dan jumlah P : Intervensi dilanjutkan


aktivitas yang biasa
dilakukan
- Memonitor lingkungan
selama makan
- Memonitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
- Memonitor turgor kulit
- Memonitor kekeringan,
rambut kusam, dan mudah
patah
- Memonitor mual dan muntah
- Memonitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan kadar
Ht

Tanggal/ Diagnosa Implementasi Evaluasi


Shift
- - -
18-12-19 Ketidakefektifan - Periksa sirkulasi perifer S:
Sore perfusi jaringan - Identifikasi faktor gangguan - Klien mengatakan
perifer berhubungan sirkulasi badannya terasa lemah
dengan penurunan - Monitor panas, kemerahan, O:
konsentrasi Hb nyeri atau bengkak pada - KU : Lemah
ekstremitas - Wajah pucat
- Hindari pemasangan infus - Mukosa bibir kering dan
atau pengambilan darah diarea pucat
keterbatasan perfusi - Akral dingin
- Menganjurkan melakukan - CRT > 2 detik
perawatan kulit yang tepat. - TD : 94/56
- Memonitor laboratorium (Hb, - N : 106
hematokrit) A : Masalah belum teratasi
- Monitor TTV P : Intervensi dilajutkan
- Perawatan sirkulasi
Ketidakseimbangan - Mengkaji adanya alergi S:
nutrisi kurang dari terhadap makanan - klien mengatakan badan terasa
kebutuhan tubuh - menganjurkan pasien untuk lemah
berhubungan dengan meningkatkan protein dan - klien mengatakan nafsu makan
intake tidak adekuat vitamin C menurun
- meyakinkan diet yang - klien mengatakan makan
dimakan mengandung tinggi hanya bisa 2-3 sendok makan
serat untuk mencegah O:
konstipasi - Klien tampak lemas dan tidak
- Memonitor jumlah nutrisi
bertenaga
dan kandungan kalori

xlv
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

- meberikan informasi tentang - klien tampak pucat


kebutuhan nutrisi
- Mukosa bibir klien tampak
- BB pasien dalam batas
normal kering
- Monitor adanya penurunan
A : Masalah belum teratasi
berat badan
- Monitor tipe dan jumlah P : Intervensi dilanjutkan
aktivitas yang biasa
dilakukan
- Memonitor lingkungan
selama makan
- Memonitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
- Memonitor turgor kulit
- Memonitor kekeringan,
rambut kusam, dan mudah
patah
- Memonitor mual dan muntah
- Memonitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan kadar
Ht

Tanggal/ Diagnosa Implementasi Evaluasi


Shift
- - -
18-12-19 Ketidakefektifan - Periksa sirkulasi perifer S:
Malam perfusi jaringan - Identifikasi faktor gangguan - Klien mengatakan
perifer berhubungan sirkulasi badannya terasa lemah
dengan penurunan - Monitor panas, kemerahan, O:
konsentrasi Hb nyeri atau bengkak pada - KU : Lemah
ekstremitas - Wajah pucat
- Hindari pemasangan infus - Mukosa bibir kering dan
atau pengambilan darah diarea pucat
keterbatasan perfusi - Akral dingin
- Menganjurkan melakukan - CRT > 2 detik
perawatan kulit yang tepat. - TD : 94/56
- Memonitor laboratorium (Hb, - N : 106
hematokrit) A : Masalah belum teratasi
- Monitor TTV P : Intervensi dilajutkan
- Perawatan sirkulasi
Ketidakseimbangan - Mengkaji adanya alergi S:
nutrisi kurang dari terhadap makanan - klien mengatakan badan terasa
kebutuhan tubuh - menganjurkan pasien untuk lemah
berhubungan dengan meningkatkan protein dan - klien mengatakan nafsu makan
intake tidak adekuat vitamin C menurun

xlvi
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

- meyakinkan diet yang - klien mengatakan makan


dimakan mengandung tinggi hanya bisa 2-3 sendok makan
serat untuk mencegah O:
konstipasi - Klien tampak lemas dan tidak
- Memonitor jumlah nutrisi
bertenaga
dan kandungan kalori
- meberikan informasi tentang - klien tampak pucat
kebutuhan nutrisi
- Mukosa bibir klien tampak
- BB pasien dalam batas
normal kering
- Monitor adanya penurunan
A : Masalah belum teratasi
berat badan
- Monitor tipe dan jumlah P : Intervensi dilanjutkan
aktivitas yang biasa
dilakukan
- Memonitor lingkungan
selama makan
- Memonitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
- Memonitor turgor kulit
- Memonitor kekeringan,
rambut kusam, dan mudah
patah
- Memonitor mual dan muntah
- Memonitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan kadar
Ht

xlvii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

BAB IV
PEMBAHASAN

A. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan langkah pertama di dalam proses keperawatan.
Pengkajian dilakukan untuk mendapatkan data dasar tentang kesehatan pasien
baik fisik, psikologis, maupun emosional.Data dasar ini digunakan untuk
menetapkan status kesehatan pasien, menemukan masalah aktual ataupun
potensial, serta sebagai acuan dalam memberi edukasi pada pasien.Data dapat
bersifat subjektif dan objektif. Data subjektif adalah data yang didapat
langsung dengan cara wawancara dengan pasien, sedangkan data objektif
adalah data yang bisa diukur dan diobservasi. Sumber data dapat diperoleh dari
pasien, keluarga pasien, anggota tim kesehatan lainnya, catatan kesehatan dan
hasil pemeriksaan diagnostik (Debora,2012). Pada kasus ini, data objektif
diperoleh dari keluarga klien, tenaga medis lain, hasil pemeriksaan diagnostik
dan laboratorium.Sedangkan untuk data subjektif didapatkan pada pasien itu
sendiri.
Pada kasus ini didapatkan data pada saat pengkajian tgl 16-12-2019
pukul 10:00 WIB klien mengeluh nyeri pada perut bagian bawah, nyeri terasa
seperti di pukul benda tumpul, nyeri terus menerus dengan durasi >10 menit,
nyeri hilang setelah minum obat. Pasien juga mengatakan badan terasa lemah,
letih, tidak nafsu makan di sertai mual tanpa mual dan perut terasa
penuh.Ekspresi wajah tampak kesakitan, tampak gelisah, wajah tampak pucat
dan terlihat lelah, aktifitas klien dibantu oleh keluarga.

xlviii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Hal ini sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa manifestasi


klinis pada pasien yang mengalami kanker ovarium yaitu, perut
membesar/merasa adanya tekanan, dyspareunia, berat badan meningkat
karena adanya massa/asites, tekanan panggul, kembung, nyeri punggung,
konstipasi, nyeri abdomen, urgensi kemih, dyspepsia, perdarahan abnormal,
flatulens, nyeri tungkai, nyeri panggul.
Analisa analisis kelompok, bayi dengan hiperbilirubinemia memiliki
manifestasi klinis seperti kulit berwarna kuning, bayi tampak lemah, refleks
hisap kurang, nafsu makan kurang dan kadar bilirubin total mencapai 21,0 g/dl.
Hal ini dapat terjadi dikarenakan usia bayi ≤ 7 hari, fungsi hati belum sempurna
sehingga terjadi penurunan ambilan bilirubin oleh hepatosit dan terjadi
konjugasi.Pada janin, tugas mengeluarkan bilirubin dari darah dilakukan oleh
plasenta, dan bukan oleh hati.Setelah bayi lahir, tugas ini langsung diambil alih
oleh hati, yang memerlukan sampai beberapa minggu untuk
penyesuaian.Selama selang waktu tersebut, hati bekerja keras untuk
mengeluarkan bilirubin dari darah.Walaupun demikian, jumlah bilirubin yang
tersisa masih menumpuk di dalam tubuh. Oleh karena bilirubin berwarna
kuning, maka jumlah bilirubin yang berlebihan dapat memberi warna pada
kulit, sklera, dan jaringan-jaringan tubuh lainnya.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon
manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau
kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan
memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan,
menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah (Carpenito,2000).
Menurut NANDA 2015-2017, diagnosa keperawatan yang muncul pada
pasien dengan Ca Ovarium adalah Nyeri akut berhubungan dengan metastase
kanker, Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan seringnya berkemih,
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif,
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

xlix
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

faktor biologis, Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan,


Gangguan citra tubuh berhubungan dengan terapi penyakit
Dari hasil data pengkajian dan observasi, penulis melakukan analisa data
dan kemudian didapatkan masalah keperawatan dengan prioritas masalah
keperawatan yaitu Nyeri kronis berhubungan dengan agen cedera biologis,
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan
konsentrasi Hb, Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake tidak adekuat
Berdasarkan analisis kelompok, diagnosa keperawatan yang mungkin
muncul pada Ca Ovarium sesuai dengan teori ada 4 diagnosa keperawatan,
sedangkan pada kasus diagnosa keperawatan yang muncul sesuai dengan teori
hanya 2 diagnosa keperawatan yaitu nyri dan Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
Diagnosa prioritas yang diangkat adalah Nyeri kronis berhubungan dengan
agen cedera biologis. Diagnosa ini diangkat dengan data objektif Klien tampak
gelisah, Tampak meringis kesakitan, Diaforesis (+), Tampak miring ke sisi kiri,
sambil terus memegang perut, N: 102x/i
Diagnosa kedua yang dapat diangkat adalah Ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer berhubungan dengan penurunan konsentrasi Hb. Diagnosa ini
diangkat dengan data objektif Pasien tampak lemah , Wajah tampak pucat ,
Konjungtiva anemis, Mukosa bibir pucat dan kering, Akral dingin dan pucat ,
CRT >2 detik , Hb : 8.8 g/dL, TD: 88/51 mmHg, N: 102x/I, RR: 24x/i
Diagnosa ketiga yang diangkat yaitu Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake tidak adekuat. Data objektif
Klien tampak lemas dan tidak bertenaga, klien tampak pucat, Mukosa bibir
klien tampak kering, BB menurun >15 kg dalam 3 bulan terakhir, BB sekarang
60 Kg, TB: 155 cm, IMT: 29,7, Hb = 8.8 g/dL

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi merupakan rencana-rencana tindakan yang akan dilakukan
pada pasien. Dalam teori pada pasien dengan Ca Ovarium dapat diberikan
intervensi sesuai dengan diagnosa yang didapat dari data pengkajian.

l
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Dari teori yang didapat, intervensi yang dilakukan untuk diagnosa Nyeri kronis
berhubungan dengan agen cedera biologis adalah :
1. Pain Management
Dalam kasus ini aktivitas yang dilakukan berupa Lakukan pengkajian
nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi, Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan, Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
mengetahui pengalaman nyeri pasien, Kaji kultur yang mempengaruhi
respon nyeri, Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau, Evaluasi bersama
pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa
lampau, Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan
dukungan, Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti
suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan, Kurangi faktor presipitasi
nyeri, Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi
dan inter personal), Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
intervensi, Ajarkan tentang teknik non farmakologi, Berikan analgetik
untuk mengurangi nyeri, Evaluasi keefektifan kontrol nyeri, Tingkatkan
istirahat, Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri
tidak berhasil, Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri.

2. Analgesic Administration
Dalam kasus ini aktivitas yang dilakukan berupa , Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat, Cek
instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi, Cek riwayat
alergi, Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik
ketika pemberian lebih dari satu, Tentukan pilihan analgesik tergantung
tipe dan beratnya nyeri, Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan
dosis optimal, Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri
secara teratur, Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali, Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri
hebat, Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)

li
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Dari teori yang didapat, intervensi yang dilakukan untuk diagnosa


Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan
konsentrasi Hb adalah :
1. Perawatan Sirkulasi
Dalam kasus ini aktivitas yang dilakukan berupa Periksa sirkulasi perifer,
Identifikasi faktor gangguan sirkulasi, Monitor panas, kemerahan, nyeri
atau bengkak pada ekstremitas, Hindari pemasangan infus atau
pengambilan darah diarea keterbatasan perfusi, Lakukan perawatan kuku
dan kaki, Anjurkan meminum obat penurun tekanan darah secara teratur,
Anjurkan melakukan perawatan kulit yang tepat, Monitor laboratorium (Hb,
hematokrit), Kolaborasi pemberian antiplatelet atau anti perdarahan ,
Monitor TTV

Dari teori yang didapat, intervensi yang dilakukan untuk diagnosa


Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake tidak adekuat adalah :
1. Nutritions Management
Dalam kasus ini aktivitas yang dilakukan berupa Kaji adanya alergi
makanan, Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
nutrisi yang dibutuhkan pasien., Anjurkan pasien untuk meningkatkan
intake Fe, Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C,
Berikan substansi gula, Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi
serat untuk mencegah konstipasi, Berikan makanan yang terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan ahli gizi), Ajarkan pasien bagaimana membuat
catatan makanan harian., Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori,
Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi, Kaji kemampuan pasien
untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
2. Nutrition Monitoring
Dalam kasus ini aktivitas yang dilakukan berupa BB pasien dalam batas
normal, Monitor adanya penurunan berat badan, Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa dilakukan, Monitor interaksi anak atau orangtua selama
makan, Monitor lingkungan selama makan, Jadwalkan pengobatan dan

lii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

tindakan tidak selama jam makan, Monitor kulit kering dan perubahan
pigmentasi, Monitor turgor kulit, Monitor kekeringan, rambut kusam, dan
mudah patah, Monitor mual dan muntah, Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht, Monitor makanan kesukaan, Monitor
pertumbuhan dan perkembangan, Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva, Monitor kalori dan intake nuntrisi, Catat
adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral.,Catat
jika lidah berwarna magenta, scarlet
D. IMPLEMENTASI
Pada kasus ini kelompok melakukan implementasi pada pasien Ny. T
dengan Ca Ovatium dengan hari rawatan ke-6 .Implementasi dilakukan selama
3 hari. Implementasi yang dilakukan oleh kelompok antara lain:
1. Untuk diagnosa keperawatan Nyeri kronis berhubungan dengan agen
cedera biologis, implementasi yang dilakukan seluruhnya sesuai dengan
teori, yaitu: Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi),
Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan, Menggunakan
teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien,
Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan , Mengurangi faktor presipitasi
nyeri, Mengajarkan teknik relaksasi, Memberikan analgetik untuk
mengurangi nyeri, Anjurkan tingkatkan istirahat
2. Untuk diagnosa keperawatan risiko Ketidakefektifan perfusi jaringan
perifer berhubungan dengan penurunan konsentrasi Hb, implementasi
yang dilakukan seluruhnya sesuai dengan teori,yaitu : Periksa sirkulasi
perifer, Identifikasi faktor gangguan sirkulasi, Monitor panas, kemerahan,
nyeri atau bengkak pada ekstremitas, Hindari pemasangan infus atau
pengambilan darah diarea keterbatasan perfusi, Menganjurkan melakukan
perawatan kulit yang tepat., Memonitor laboratorium (Hb, hematokrit),
Monitor TTV
3. Untuk diagnosa Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake tidak adekuat, implementasi yang

liii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

dilakukanseluruhnya sesuai dengan teori, yaitu: Mengkaji adanya alergi


terhadap makanan, menganjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan
vitamin C, meyakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi, Memonitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori,
meberikan informasi tentang kebutuhan nutrisi, BB pasien dalam batas
normal, Monitor adanya penurunan berat badan, Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa dilakukan, Memonitor lingkungan selama makan,
Memonitor kulit kering dan perubahan pigmentasi, Memonitor turgor
kulit, Memonitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah,
Memonitor mual dan muntah, Memonitor kadar albumin, total protein, Hb,
dan kadar Ht

E. EVALUASI
Evaluasi pada diagnosa Ca Ovarium, evaluasi dilakukan dengan mengevaluasi
Nyeri, Tampak wajah klien sesekali menyeringai dan meringis, Klien tampak
melindungi bagian perut, Q: Nyeri seperti di pukul dengan benda tumpul, R:
Di semua area perut, terutama di perut bagian bawah, S: 4
T: Terus menerus, durasi >10 menit, hilang dengan obat pereda nyeri, Masalah
nyeri teratasi.
Evaluasi pada Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer dilakukan dengan
mengevaluasi , Klien tampak lemas dan tidak bertenaga,klien tampak pucat,
Mukosa bibir klien tampak kering, Masalah perfusi jaringan perifer belum
teratasi
Evaluasi pada diagnosa Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh yang dievaluasi adalah Klien tampak lemas dan tidak bertenaga, klien
tampak pucat, Mukosa bibir klien tampak kering, Masalah nutrisi belum
teratasi

liv
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan tinjauan teori, tinjauan kasus, dan pembahasan dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
a. Berdasarkan teori Kanker ovarium adalah kanker ganas yang berasal dari
ovarium dengan berbagai histologi yang menyerang pada semua umur.
Tumor sel germinal lebih banyak dijumpai pada penderita berusia <20
tahun, sedangkan tumor sel epitel lebih banyak pada wanita usia >50 tahun
(Manuaba, 2013).

lv
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

b. Pada saat pengkajian tgl 16-12-2019 pukul 10:00 WIB klien mengeluh nyeri
pada perut bagian bawah, nyeri terasa seperti di pukul benda tumpul, nyeri
terus menerus dengan durasi >10 menit, nyeri hilang setelah minum obat.
Pasien juga mengatakan badan terasa lemah, letih, tidak nafsu makan di
sertai mual tanpa mual dan perut terasa penuh.Ekspresi wajah tampak
kesakitan, tampak gelisah, wajah tampak pucat dan terlihat lelah, aktifitas
klien dibantu oleh keluarga.
c. Diagnosa keperawatan yang diangkat pada kasus ini yaitu Nyeri kronis
berhubungan dengan agen cedera biologis, Ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer berhubungan dengan penurunan konsentrasi Hb,
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake tidak adekuat
4. Perencanaan keperawatan pada pasien ini pada diagnosa nyeri dengan Pain
Management, untuk diagnosa Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
berhubungan dengan penurunan konsentrasi Hb dengan intervensi
Perawatan Sirkulasi, untuk diagnosa Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake tidak adekuat dengan
intervensi Nutritions Management dan nutrition monitoring
d. Implementasi keperawatan pada pasien ini dilakukan selama 3 hari berturut
- turut dan semua implementasi telah dilakukan sesuai dengan teori.
e. Evaluasi proses keperawatan pada pasien dengan Ca ovarium untuk
diagnosa nyeri dapat teratasi dalam waktu 3 x 24 jam, untuk diagnosa
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan
konsentrasi Hb teratasi dalam waktu 3 x 24 jam, serta untuk diagnosa
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake tidak adekuat teratasi dalam waktu 3 x 24 jam.
f. Setelah dilakukan asuhan keperawatan seluruh tindakan telah di
dokumentasikan.

B. SARAN
Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada. Ny. T dengan
Ca ovarium di Ruang Ginekologi RSUP Dr.M.Djamil Padang dan kesimpulan

lvi
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

yang telah kelompok susun seperti diatas, maka kelompok memberikan saran-
saran sebagai berikut:
1. Bagi petugas kesehatan
Diharapkan hasil laporan kasus ini dapat menjadi bahan masukan dan
informasi bagi institusi kesehatan dan tenaga kesehatan dalam rangka
meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap Ca ovarium, serta dapat
memberikan perhatian dan perawatan yang tepat pada Ny. T dengan
masalah Ca ovariumuntuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut.

2. Bagi Pendidikan

Diharapkan dapat memberikan kontribusi pada laporan kasus bagi


pengembangan praktik keperawatan dan pemecahan masalah khususnya
pada Ca ovarium
3. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat menambah wawasan dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan Ca ovarium.

lvii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

DAFTAR PUSTAKA

Guyton, Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta : EGC

Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : EGC

Manuaba, I Gede Bagus. 2004. Kapita Selekta Kedokteran dan KB. Jakarta : EGC

NANDA. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005 - 2006 Definisi dan
Klasifikasi. Jakarta : Prima Medika

Nettina, Sandra M. 2001. Pedoman Praktek Keperawatan. Jakarta : EGC


Prawiroharjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : YBPSP

Price. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Volume 2. Edisi


6. Jakarta : EGC

Smeltzer. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth.
Volume 3. Jakarta : EGC

TIM FK UNPADJ.2001. Ginekologi. Bandung : FK UNPADJ

Wilkinson M. Judith, dkk. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Diagnosis


NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC Edisi 9. Jakarta : EGC

lviii

Anda mungkin juga menyukai