OLEH : KEL. N 19
i
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmatnya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah seminar kasus yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Cancer Ovarium Di Ruang Ginekologi
Onkologi RSUP Dr. M. Djamil Padang”. Dalam penulisan makalah seminar kasus
ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran
dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
seminar kasus ini.
Penulis
ii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………….. 4
C. Tujuan Penulisan ……………………………………………………… 4
1. Tujuan Umum …………………………………………………... 4
2. Tujuan Kusus ……………………………………………………. 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Defenisi……………………….....................................................…… 6
B. Etiologi……………………….....................................................…… 6
C. Patofisiologi……………………......................................................… 7
D. WOC……………...........………......................................................… 9
E. Klasifikasi…………...…………......................................................… 10
F. Manifestasi Klinis……………………….........................................… 11
G. Penatalaksanaan………………………........................................…… 11
H. Pemeriksaan Penunjang....……........................................................… 12
I. Asuhan Keperawatan………………………....................................… 13
A. Pengkajian...........…………..........................................................……
B. Analisa Data..................................................................................……
C. Diagnosa Keperawatan.............................................. ...................……
D. Intervensi Keperawatan.................................................................……
E. Catatan Perkembangan....... ..........................................................……
BAB IV PEMBAHASAN
A. Kesimpulan…………………………………………………………
B. Saran………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
iii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keganasan indung telur (ovarium) merupakan keganasan yang sering
dijumpai, tetapi sebagian besar datang sudah dalam stadium lanjut atau
ditemukan saat operasi. Keganasan indung telur disebut“ pembunuh dingin”
(silent killer) karena perjalanan penyakit yang lamban atau diam – diam yang
menyebabkan banyak wanita tidak menyadari bahwa dirinya sudah terserang.
Dugaan keganasan indung telur ditemukan dengan menemukan tumor pada
wanita usia muda apalagi sebelum menarche, sedangkan tumor indung telur
yang ditemukan pada usia diatas 45 tahun kecurigaan ganasnya akan lebih besar
(Manuaba,2010).
Kanker ovarium merupakan kanker ginekologi paling mematikan
dengan tingkat kelangsungan hidup lima tahun paling rendah dibandingkan
kanker ginekologi lainnya di dunia karena diagnosis dini yang sulit dilakukan,
sehingga diagnosis dini bergantung pada pengetahuan tentang profil pasien
kanker ovarium di suatu daerah (Ida Ayu, 2017). Kanker ovarium adalah kanker
kelima yang paling sering diderita perempuan di seluruh dunia dengan
prevalensi 1,3% dari seluruh kanker pada perempuan. Kasus baru kanker
ovarium tercatat sekitar 21.290 di seluruh dunia (American Cancer Society,
2015). Menurut data GLOBOCAN (IARC) tahun 2012, dari seluruh kasus baru
kanker di dunia, 6,2%nya adalah kanker ovarium yang mengindikasikan adanya
peningkatan insiden kanker ovarium yang cukup signifikan. Menurut Green
(2016), kanker ovarium merupakan kanker yang menyebabkan angka kematian
paling tinggi di antara kanker-kanker ginekologis di AmerikaSerikat.
Menurut Price & Wilson (2012) , kanker ovarium belum ada
keseragamannya, namun juga belum ada perbedaan sifat yang begitu berarti.
Kanker ovarium dibagi menjadi 3 kelompok besar sesuai dengan jaringan asal
tumor yaitu tumor-tumor epiteliel menyebabkan 60 % dari semua neoplasma
ovarium yang diklasifikasikan sebagai neoplasma jinak, perbatasan ganas, dan
iv
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
ganas, tumor ovarium stroma berasal dari jaringan penyokong ovarium yang
memproduksi hormon estrogen dan progesteron, tumor sel germinal berasal dari
sel yang menghasilkan ovum.
Penyebab kanker ovarium saat ini belum diketahui secara pasti, namun
ada faktor risiko terjadinya kanker ovarium yaitu (1) faktor lingkungan, yang
mana insiden terjadinya kanker ovarium umumnya terjadi di negara industri, (2)
faktor reproduksi, meningkatnya siklus ovulatori berhubungan dengan tingginya
risiko menderita kanker ovarium karena tidak sempurnanya perbaikan epitel
ovarium, (3) faktor genetik, mempunyai riwayat keluarga yang menderita kista
/ kanker ovarium, kanker payudara ataupu penyakit keganasan lainnya (4) gaya
hidup yang tidak sehat, (5) usia dini menarche, (6) nullipara (Manuaba, 2013).
Kanker ovarium menimbulkan beragam manifestasi klinis pada pasien.
Manifestasi klinis yang terjadi dapat berupa ketidaknyamanan pada abdomen,
mudah kembung, peningkatan lingkar abdomen, sering buang air kecil,
konstipasi, nyeri panggul, nyeri pinggang maupun punggung dan nyeri saat
senggama serta gangguan menstruasi seperti perdarahan yang abnormal. Gejala
– gejala tersebut juga terjadi pada Ny. Y diantaranya adalah nyeri pada bagian
perut bawah, peningkatan lingkar abdomen, penurunan nafsu makan yang
disertaidengan penurunan berat badan, sulit buang air besar, dan nyeri saat
menstruasi serta perdarahan yang abnormal pada saat menstruasi.
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2005,
kanker ovarium berada di urutan kelima dari berbagai kanker yang menyebabkan
kematian pada wanita di Indonesia (Sahil,dkk. 2011). Pada tahun
2013ditemukan 22.240 kasus baru dengan angka kematian 14.030 (15%).
Insiden kanker ovarium di Eropa Barat lebih tinggi jika dibandingkan dengan
Amerika Utara, Afrika dan China yaitu kurang dari 12 wanita tiap 100.000
penduduk (American Cancer Society, 2013). Berdasarkan data tahun 2014, di
Amerika Serikat tercatat 21.980 kasus dan 14.270 di antaranya meninggal dunia
akibat keparahan kanker ovarium (Yang et al. 2015). Dengan demikian terdapat
lebih dari 50% pasien kanker ovarium meninggal dunia akibat keganasan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari RS Kanker Dharmais pada tahun
2013 tercatat bahwa kasus baru kanker ovarium sebanyak 134 kasus, dengan
v
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
jumlah kematian akibat kanker ovarium sebanyak 46. Jumlah kematian yang
terjadi pada tahun 2013 mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan 3
tahun sebelumnya. Sementara itu angka kejadian kanker ovarium di Indonesia
menurut Fauzan (2009) adalah 15 kasus per 100.000 wanita. Kematian yang
terjadi akibat kanker ovarium sangattinggi.
Mengingat tingginya angka kejadian kanker ovarium dapat
mengganggu kualitas hidup penderita seperti perut membesar, nafas sesak,
aktivitas terganggu, gangguan menstruasi dan penurunan nafsu makan. Selain
itu dampak lain yang ditimbulkan jika kanker ovarium tidak segera diatasi yaitu
: (1) pecahnya tumor yang menyebabkan gejala sakit perut, mual dan muntah
yang parah, (2) torsi tumor (twist) penderita diserang rasa sakit yang sangat
parah pada perut bagian bawah disertai rasa mual, muntah dan syok bila
kondisinya menjadi parah, (3) infeksi, (4) anemia yang ditandai dengan
gejalaperdarahan.
Perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan memiliki peran yang
besar dalam proses penyembuhan penderita. Walaupun kecil kemungkinan
untuk sembuh total namun perawatan dan motivasi yang tinggi akan
meningkatkan kualitas kesehatan penderita. Berdasarkan hal itu, perawat harus
mampu melakukan asuhan keperawatan yang benar pada klien dengan diagnosa
kanker ovarium.
Berdasarkan latar belakang tersebut kelompok tertarik melakukan
Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Kanker Ovarium di Ruang Ginekologi
Onkologi KebidananRSUP Dr M. Djamil Padang Tahun 2019.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Kelompok mampu menyusun dan memberikan Asuhan Keperawatan Pada
Pasien dengan Kanker Ovarium di Ruang Ginekologi Onkologi Kebidanan
RSUP Dr. M. Djamil.
2. Tujuan khusus
a. Melakukan pengkajian yang komprehensif pada pasien Kanker Ovarium
vi
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
C. Manfaat
1. Bagi kelompok
Hasil kasus kelolaan kelompok pada pasien kanker ovarium diharapkan dapat
dijadikan sebagai informasi bagi ruangan bangsal Obsetri Ginekologi
Onkologi dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien kanker
serviks.
vii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP PENYAKIT
1. Pengertian
Kanker ovarium adalah kanker ginekologis yang paling mematikan
sebab pada umumnya baru bisa dideteksi ketika sudah parah. Tidak ada tes
screening awal yang terbukti untuk kanker ovarium. Tidak ada tanda- tanda
awal yang pasti. Beberapa wanita mengalami ketidaknyamanan pada
abdomen dan bengkak (Digitulio,2014).
Kanker ovarium adalah kanker ganas yang berasal dari ovarium
dengan berbagai histologi yang menyerang pada semua umur. Tumor sel
germinal lebih banyak dijumpai pada penderita berusia <20 tahun,
sedangkan tumor sel epitel lebih banyak pada wanita usia >50 tahun
(Manuaba, 2013).
2. Etiologi
Menurut Hidayat (2009) Ovarium terletak di kedalaman rongga
pelvis. Bila timbul kanker, biasanya tanpa gejala pada awalnya sehingga
sulit ditemukan, membuat diagnosis tertunda. Ketika lesi berkembang dan
timbul gejala,sering kali sudah bukan stadium dini. Maka terdapat 60-70%
pasien kanker ovarium saat didiagnosis sudah terdapat metastasis di luar
ovarium. Penyebab kanker ovarium hingga kini belum jelas, tapi faktor
lingkungan dan hormonal berperan penting dalam patogenesisnya. Akan
tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium,
diantaranya:
1. Hipotesis incessant ovulation, Teori menyatakan bahwa terjadi
kerusakan pada sel-sel epitel ovarium untuk penyembuhan luka pada saat
terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel epitel yang terganggu dapat
menimbulkan proses transformasi menjadi sel-seltumor.
viii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
3. Patofisiologi
Tumor ganas ovarium diperkirakan sekitar 15-25% dari semua
tumor ovarium. Dapat ditemukan pada semua golongan umur, tetapi lebih
sering pada usia 50 tahun ke atas, pada masa reproduksi kira-kira separuh dari
itu dan pada usia lebih muda jarang ditemukan. Faktor predisposisi ialah
tumor ovarium jinak. Pertumbuhan tumor diikuti oleh infiltrasi, jaringan
sekitar yang menyebabkan berbagai keluhan samar-samar. Kecenderungan
untuk melakukan implantasi dirongga perut merupakan ciri khas suatu tumor
ganas ovarium yang menghasilkan asites (Brunner dan Suddarth,2015).
Banyak tumor ovarium tidak menunjukkan tanda dan gejala,
terutama tumor ovarium kecil. Sebagian tanda dan gejala akibat dari
pertumbuhan, aktivitas hormonal dan komplikasi tumor-tumor tersebut.
a. AkibatPertumbuhan
Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan
pembesaran perut, tekanan terhadap alat sekitarnya, disebabkan oleh
besarnya tumor atau posisinya dalam perut. Selain gangguan miksi,
tekanan tumor dapat mengakibatkan konstipasi, edema, tumor yang besar
dapat mengakibatkan tidak nafsu makan dan rasa sakit.
b. Akibat aktivitashormonal
Pada umumnya tumor ovarium tidak menganggu pola haid kecuali jika
tumor itu sendiri mengeluarkan hormon.
c. AkibatKomplikasi
Perdarahan ke dalam kista : Perdarahan biasanya sedikit, kalau tidak
sekonyong-konyong dalam jumlah banyak akan terjadi distensi dan
menimbulkan nyeriperut.
d. Torsi : Torsi atau putaran tangkai menyebabkan tarikan melalui
ix
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
4. WOC
(Terlampir)
x
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
5. Klasifikasi
Menurut Prawirohardjo (2014), klasifikasi stadium kanker ovarium
menurut FIGO (Federation International de Gynecologis Obstetricts) 1988
sebagai berikut:
Klasifikasi stadium kanker ovarium
Stadium FIGO Katego
ri
Stadium I Tumor terbatas pada ovarium
Ia Tumor terbatas pada satu ovarium, kapsul utuh, tidak ada
tumor pada permukaan luar, tidak terdapat sel kanker pada
cairan asites atau
pada bilasan peritoneum
Ib Tumor terbatas pada kedua ovarium, kapsul utuh, tidak
terdapat tumor pada permukaan luar, tidak terdapat sel
kanker pada cairan
asites atau bilasan peritoneum
Ic Tumor terbatas pada satu atau dua ovarium dengan satu
dari tanda- tanda sebagai berikut : kapsul pecah, tumor
pada permukaan luar
kapsul. Sel kanker postitif pada cairan asites atau bilasan
peritoneum
Stadium II Tumor mengenai satu atau dua ovarium dengan perluasan
ke pelvis
IIa Perluasan dan implan ke uterus atau tuba fallopi. Tidak
ada sel
kanker di cairan asites atau bilasan peritoneum
IIb Perluasan ke organ pelvis lainnya. Tidak ada sel kanker di
cairan
asites atau bilasan peritoneum
IIc Tumor pada stadium IIa/IIb dengan sel kanker positif
pada cairan asites atau bilasan peritoneum
Stadium III Tumor mengenai satu atau dua ovarium dengan metastasis
ke peritoneum yang dipastikan secara mikroskopik diluar
pelvis atau
metastasis ke kelenjar getah bening regional
IIIa Metastasis peritoneum mikroskopik di luar pelvis
IIIb Metastasis peritoneum mikroskopik diluar pelvis dengan
diameter
terbesar 2 cm atau kurang
IIIc Metastasis peritoneum diluar pelvis dengan diameter
terbesar lebih
dari 2 cm atau metastasis kelenjar getah bening regional
IV Metastasis jauh diluar rongga peritoneum. Bila terdapat
efusi pleura, maka cairan pleura mengandung sel kanker
positif. Termasuk
metastasis pada parenkim hati.
xi
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
6. ManifestasiKlinis
Menurut Prawirohardjo (2014), tanda dan gejala pada kanker
ovarium seperti, perut membesar/merasa adanya tekanan, dyspareunia, berat
badan meningkat karena adanya massa/asites, peningkatan lingkar abdomen,
tekanan panggul, kembung, nyeri punggung, konstipasi, nyeri abdomen,
urgensi kemih, dyspepsia, perdarahan abnormal, flatulens. peningkatan
ukuran pinggang, nyeri tungkai, nyeri panggul.
7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaanmedis
1) Pembedahan
Tindakan pembedahan dapat dilakukan pada kanker ovarium sampai
stadium IIA dan dengan hasil pengobatan selefektif radiasi, akan tetapi
mempunyai keunggulan dapat meninggalkan ovarium pada pasien usia
pramenopouse. Kanker ovarium dengan diameter lebih dari 4 cm
menurut beberapa peneliti lebih baik diobati dengan kemoradiasi
daripada operasi. Histerektomi radikal mempunyai mortalitas kurang
dari 1%. Morbiditas termasuk kejadian fistel (1% sampai 2%),
kehilangan darah, atonia kandung kemih yang membutuhkan katerisasi
intermiten, antikolinergik, atau alfa antagonis.
2) Radioterapi
Terapi radiasi dapat diberikan pada semua stadium, terutama mulai
stadium II B sampai IV atau bagi pasien pada stadium yang lebih kecil
tetapi bukan kandidat untuk pembedahan. Penambahan cisplatin selama
radio terapi whole pelvic dapat memperbaiki kesintasan hidup 30%
sampai 50%.
3) Kemoterapi
Terutama diberikan sebagai gabungan radio-kemoterapi lanjutan atau
untuk terapi paliatif pada kasus residif. Kemoterapi yang paling aktif
adalah ciplastin. Carboplatin juga mempunyai aktivitas yang sama
dengan cisplatin.
xii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
b. Penatalaksanaan Keperawatan
Asuhan keperawatan pada pasien dengan kenker ovarium
meliputi pemberian edukasi dan informasi untuk meningkatkan
pengetahuan klien dan mengurangi kecemasan serta ketakutan klien.
Perawat mendukung kemampuan klien dalam perawatan diri untuk
meningkatkan kesehatan dan mencegah komplikasi (Reeder dkk, 2013).
Intervensi keperawatan kemudian difokuskan untuk membantu
klien mengekspresikan rasa takut, membuat parameter harapan yang
realistis, memperjelas nilai dan dukungan spiritual, meningkatkan kualitas
sumber daya keluarga komunitas, dan menemukan kekuatan diri untuk
meghadapi masalah.
8. Pemeriksaan Penunjang
Ultrasonografi transvagina dan pemeriksaan antigen CA-125 sangat
bermanfaat untuk wanita yang beresiko tinggi. Pemeriksaan praoperasi dapat
mencakup enema barium atau kolonoskopi, serangkaian pemeriksaan GI atas,
MRI, fotoronsen dada, urografi IV, dan pemindaian CT.Scan. Ujia
samdeoksiribonukleat mengindikasikan mutasi gen yang abnormal. Penanda
atau memastikan tumor menunjukkan antigen karsinoma ovarium, antigen
karsino embrionik, dan HCG menunjukkan abnormal atau menurun yang
mengarah kekomplikasi.
xiii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
data yang akurat dan sistematis akan membantu pemantauan status kesehatan
a. Identitas
Nama, jenis kelamin, no MR, umur, agama, pekerjaan, alamat, tanggal
masuk, diagnosa medis.
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Biasa pasien dengan ca ovarium datang ke rumah sakit dengan keluhan
nyeri pada bagian perut bagian bawah
2) Riwayat penyakit sekarang
Biasanya pasien mengeluh perut kembung, nafsu makan berkurang, cepat
kenyang, mual muntah, sering berkemih , adanya darah keluar divagina
dan adanya rasa tidak nyaman pada abdomen.
3) Riwayat penyakit dahulu
Biasa akibat pola hidup yang tidak sehat seperti makanan cepat saji,
alcohol, merokok. Juga pasien sebelumnya pernah mengalami penyakit
kanker payudara, dan terlambat menopause.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Adanya keluarga yang pernah menderita penyakit kanker atau juga
gangguan genetik
5) Riwayat reproduksi
Menarke dini dan menopause yang lambat
6) Riwayat obstetric
Pasien dengan nulipara dan kehamilan pertama yang lambat dan tidak
pernah menyusui
c. Pola aktivitas/istirahat
xiv
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
Gejala : Kelemahan dan atau keletihan, perubahan pola istirahat dan jam
kebiasaan tidur pada malam hari, adanya faktor-faktor yang mempengaruhi
tidur misalnya nyeri, ansietas, berkeringat malam, keterbatasan partisipasi
dalam hobi, latihan. Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinoma
lingkungan, tingkat stres tinggi.
d. Sirkulasi
Gejala: Palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja, perubahan TD
e. Pola Integritas ego
Gejala : Faktor stres (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara
mengatasi stres (misal merokok, minum alkohol, menunda mencari
pengobatan, keyakinan religius/spiritual). Masalah tentang perubahan
dalam penampilan misal alopesia, lesi cacat, pembedahan. Menyangkal
diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak bermakna,
rasa bersalah, kehilangan kontrol, depresi.
Tanda : Menyangkal, menarik diri, marah
f. Pola Eliminasi
Gejala: Perubahan pada pola defekasi misal darah pada feces, nyeri pada
defekasi. Perubahan eliminasi urinarius misal nyeri atau rasa terbakar pada
saat berkemih sering berkemih.
Tanda : Perubahan pada bising usus, distensi abdomen
g. Pola nutrisi
Gejala : Kebiasaan diet buruk (misal rendah serat, tinggi lemak, aditif, bahan
pengawet), anoreksia, mual/muntah, intoleransi makanan.
Tanda : Perubahan pada kelembaban/turgor kulit, edema, perubahan berat
badan.
h. Neurosensori
Gejala : Pusing
i. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi misal ketidaknyamanan
ringan sampai nyeri berat (dihubungkan dengan proses penyakit)
j. Keamanan
xv
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
pemajanan asbes.
l. Seksualitas
m. Interaksi social
n. Pemeriksaan fisik
xvi
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
DIAGNOSA
N
KEPERAWATA NOC NIC
O
N
1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
berhubungan keperawatan selama 2x24 jam a. Lakukan pengkajian nyeri
dengan metastase pasien dapat mengontrol nyeri secara komprehensif termasuk
kanker dengan indikator: lokasi, karakteristik, durasi,
a. Mengenali faktor penyebab frekuensi, kualitas dan faktor
b. Mengenali onset (lamanya presipitasi.
sakit) b. Imobilisasi bagian yang sakit
c. Menggunakan metode c. Observasi reaksi non verbal
pencegahan dari ketidaknyamanan.
d. Menggunakan metode d. Gunakan teknik komunikasi
nonanalgetik untuk terapeutik untuk mengetahui
mengurangi nyeri pengalaman nyeri pasien.
xvii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
Analgesic Administration
a. Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas dan
derajat nyeri sebelum
pemberian obat.
b. Cek instruksi dokter
tentang jenis obat, obat dan
frekuensi.
c. Cek riwayat alergi.
2. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi
nutrisi kurang dari keperawatan selama 3x24 jam a. Kaji adanya alergi makanan
kebutuhan tubuh status nutrisi pasien normal b. Kolaborasi dengan ahli gizi
berhubungan dengan indikator : untuk menentukan jumlah
dengan faktor a. Intake nutrien normal kalori dan nutrisi yang
biologis b. Intake makanan dan cairan dibutuhkan pasien
normal c. Anjurkan pasien untuk
c. Berat badan normal meningkatkan protein dan
d. Massa tubuh normal vitamin c
e. Pengukuran biokimia normal d. Berikan substansi gula
e. Yakinkan diet yang dimakan
mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
f. Berikan makanan yang terpilih
(sudah dikonsultasikan dengan
ahli gizi)
g. Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
Monitor Nutrisi
a. BB pasien dalam batas normal
xviii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
xix
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
BAB III
LAPORAN KASUS
xx
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
xxi
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
xxii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
Masalah keperawatan :
I. Riwayat lingkungan
Kebersihan : klien mengatakan kebersihan lingkungan terjaga
Bahaya :
Polusi : Asap kendaraan
Masalah keperawatan : tidak ada
J. Aspek psikososial
1. Persepsi diri
a) Hal yang amat dipikirkan saat ini
Klien mengatakan memikirkan tentang penyakit dan kesehatannya,
klien juga mengatakan bagaimana kehidupannnya nanti, namun klien
tidak putus asa untuk menjalani perawatan dirumah sakit.
b) Harapan setelah menjalani perawatan
Klien mengatakan sangat berharap sembuh setelah menjalani
perawatan di rumah sakit, bisa pulang kerumah dan berkumpul lagi
dengan keluarga.
2. Pertahanan koping
Klien tampak gelisah, kadang klien merasa tidak nyaman dengan
keadaannya yang selalu berbaring dikasur pasien namun klien selalu
mendapatkan dukungan dari keluarga selama perawatannya dirumah
sakit dan untuk kesembuhannya.
3. Sistem nilai dan kepercayaan
Klien beragama islam, klien mengatakan selama sakit tidak ada
beribadah, klien hanya kadang kadang berzikir dan berdoa untuk
xxiii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
K. Pemeriksaan fisik
PEMERIKSAAN FISIK
Mata Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, edema palpebral tidak ada.
Hidung Simetris kiri dan kanan, tidak ada sumbatan, pernafasan cuping
hidung tidak ada, tidak ada nyeri tekan
Mulut Mukosa bibir kering, bibir pecah-pecah, bibir tampak pucat, gigi
tidak lengkap, karies ada, kebersihan mulut dan lidah kurang.
xxiv
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
P : Teraba massa yang keras terutama pada kuadran kanan atas dan
bawah 3 jari di bawah prosesus xipoideus, batas tidak jelas, nyeri
tekan ada pada semua kuadran
P : Pekak pada kuadran kanan atas dan bawah
A : bising usus (+)
Ekstremitas Tampak edema terutama pada kedua ekstremitas, akral pucat dan
Data laboratorium
xxv
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
Tanggal :
Program Terapi
IVFD RL 8 TPM
Inj. Cefriaxone 2x1
Koreksi Kcl 40 meq
Levofloxacin 1x750 mg (IV)
Analisa Data
xxvi
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
xxvii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
Konjungtiva anemis
Mukosa bibir pucat dan
kering
Akral dingin dan pucat
CRT >2 detik
Hb : 8.8 g/dL
TD: 88/51 mmHg
N: 102x/i
RR: 24x/i
3. DS : Intake tidak Ketidakseimbangan
klien mengatakan adekuat nutrisi kurang dari
badan terasa lemah kebutuhan tubuh
klien mengatakan nafsu
makan menurun
klien mengatakan
makan hanya bisa 2-3
sendok makan
DO :
- Klien tampak lemas
dan tidak bertenaga
- klien tampak pucat
- Mukosa bibir klien
tampak kering
- BB menurun >15 kg
dalam 3 bulan terakhir
- BB sekarang 60 Kg
- TB: 155 cm, IMT: 29,7
- Hb = 8.8 g/dL
xxviii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
Diagnosa Keperawatan
Intervensi Keperawatan
xxix
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
Analgesic Administration
- Tentukan lokasi, karakteristik,
kualitas, dan derajat nyeri
sebelum pemberian obat
- Cek instruksi dokter tentang
jenis obat, dosis, dan
frekuensi
- Cek riwayat alergi
- Pilih analgesik yang
diperlukan atau kombinasi
dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
- Tentukan pilihan analgesik
tergantung tipe dan beratnya
nyeri
- Tentukan analgesik pilihan,
rute pemberian, dan dosis
optimal
- Pilih rute pemberian secara
IV, IM untuk pengobatan
nyeri secara teratur
- Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
- Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
- Evaluasi efektivitas analgesik,
tanda dan gejala (efek
samping)
xxx
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
xxxi
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
xxxii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
xxxiii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
xxxiv
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
xxxv
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
xxxvi
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
xxxvii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
xxxviii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
P : Intervensi dilanjutkan
- Pain managemet
Ketidakefektifan - Periksa sirkulasi perifer S:
perfusi jaringan - Identifikasi faktor gangguan - Klien mengatakan
perifer berhubungan sirkulasi badannya terasa lemah
dengan penurunan - Monitor panas, kemerahan, O:
konsentrasi Hb nyeri atau bengkak pada - KU : Lemah
ekstremitas - Wajah pucat
- Hindari pemasangan infus - Mukosa bibir kering dan
atau pengambilan darah diarea pucat
keterbatasan perfusi - Akral dingin
- Menganjurkan melakukan - CRT > 2 detik
perawatan kulit yang tepat. - TD : 94/56
- Memonitor laboratorium (Hb, - N : 106
hematokrit) - Hb
- Monitor TTV - Ht
- Trombosit
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilajutkan
- Perawatan sirkulasi
Ketidakseimbangan - Mengkaji adanya alergi S:
nutrisi kurang dari terhadap makanan - klien mengatakan badan terasa
kebutuhan tubuh - menganjurkan pasien untuk lemah
berhubungan dengan meningkatkan protein dan - klien mengatakan nafsu makan
intake tidak adekuat vitamin C menurun
- meyakinkan diet yang - klien mengatakan makan
dimakan mengandung tinggi hanya bisa 2-3 sendok makan
serat untuk mencegah O:
konstipasi - Klien tampak lemas dan tidak
- Memonitor jumlah nutrisi
bertenaga
dan kandungan kalori
- meberikan informasi tentang - klien tampak pucat
kebutuhan nutrisi
- Mukosa bibir klien tampak
- BB pasien dalam batas
normal kering
- Monitor adanya penurunan
A : Masalah belum teratasi
berat badan
- Monitor tipe dan jumlah P : Intervensi dilanjutkan
aktivitas yang biasa
dilakukan
- Memonitor lingkungan
selama makan
- Memonitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
- Memonitor turgor kulit
xxxix
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
- Memonitor kekeringan,
rambut kusam, dan mudah
patah
- Memonitor mual dan muntah
- Memonitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan kadar
Ht
xl
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
xli
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
xlii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
xliii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
- Pain managemet
Ketidakefektifan - Periksa sirkulasi perifer S:
perfusi jaringan - Identifikasi faktor gangguan - Klien mengatakan
perifer berhubungan sirkulasi badannya terasa lemah
dengan penurunan - Monitor panas, kemerahan, O:
konsentrasi Hb nyeri atau bengkak pada - KU : Lemah
ekstremitas - Wajah pucat
- Hindari pemasangan infus - Mukosa bibir kering dan
atau pengambilan darah diarea pucat
keterbatasan perfusi - Akral dingin
- Menganjurkan melakukan - CRT > 2 detik
perawatan kulit yang tepat. - TD : 94/56
- Memonitor laboratorium (Hb, - N : 106
hematokrit) A : Masalah belum teratasi
- Monitor TTV P : Intervensi dilajutkan
- Perawatan sirkulasi
Ketidakseimbangan - Mengkaji adanya alergi S:
nutrisi kurang dari terhadap makanan - klien mengatakan badan terasa
kebutuhan tubuh - menganjurkan pasien untuk lemah
berhubungan dengan meningkatkan protein dan - klien mengatakan nafsu makan
intake tidak adekuat vitamin C menurun
- meyakinkan diet yang - klien mengatakan makan
dimakan mengandung tinggi hanya bisa 2-3 sendok makan
serat untuk mencegah O:
konstipasi - Klien tampak lemas dan tidak
- Memonitor jumlah nutrisi
bertenaga
dan kandungan kalori
- meberikan informasi tentang - klien tampak pucat
kebutuhan nutrisi
- Mukosa bibir klien tampak
- BB pasien dalam batas
normal kering
- Monitor adanya penurunan
A : Masalah belum teratasi
berat badan
xliv
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
xlv
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
xlvi
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
xlvii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
BAB IV
PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan langkah pertama di dalam proses keperawatan.
Pengkajian dilakukan untuk mendapatkan data dasar tentang kesehatan pasien
baik fisik, psikologis, maupun emosional.Data dasar ini digunakan untuk
menetapkan status kesehatan pasien, menemukan masalah aktual ataupun
potensial, serta sebagai acuan dalam memberi edukasi pada pasien.Data dapat
bersifat subjektif dan objektif. Data subjektif adalah data yang didapat
langsung dengan cara wawancara dengan pasien, sedangkan data objektif
adalah data yang bisa diukur dan diobservasi. Sumber data dapat diperoleh dari
pasien, keluarga pasien, anggota tim kesehatan lainnya, catatan kesehatan dan
hasil pemeriksaan diagnostik (Debora,2012). Pada kasus ini, data objektif
diperoleh dari keluarga klien, tenaga medis lain, hasil pemeriksaan diagnostik
dan laboratorium.Sedangkan untuk data subjektif didapatkan pada pasien itu
sendiri.
Pada kasus ini didapatkan data pada saat pengkajian tgl 16-12-2019
pukul 10:00 WIB klien mengeluh nyeri pada perut bagian bawah, nyeri terasa
seperti di pukul benda tumpul, nyeri terus menerus dengan durasi >10 menit,
nyeri hilang setelah minum obat. Pasien juga mengatakan badan terasa lemah,
letih, tidak nafsu makan di sertai mual tanpa mual dan perut terasa
penuh.Ekspresi wajah tampak kesakitan, tampak gelisah, wajah tampak pucat
dan terlihat lelah, aktifitas klien dibantu oleh keluarga.
xlviii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon
manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau
kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan
memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan,
menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah (Carpenito,2000).
Menurut NANDA 2015-2017, diagnosa keperawatan yang muncul pada
pasien dengan Ca Ovarium adalah Nyeri akut berhubungan dengan metastase
kanker, Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan seringnya berkemih,
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif,
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
xlix
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi merupakan rencana-rencana tindakan yang akan dilakukan
pada pasien. Dalam teori pada pasien dengan Ca Ovarium dapat diberikan
intervensi sesuai dengan diagnosa yang didapat dari data pengkajian.
l
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
Dari teori yang didapat, intervensi yang dilakukan untuk diagnosa Nyeri kronis
berhubungan dengan agen cedera biologis adalah :
1. Pain Management
Dalam kasus ini aktivitas yang dilakukan berupa Lakukan pengkajian
nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi, Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan, Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
mengetahui pengalaman nyeri pasien, Kaji kultur yang mempengaruhi
respon nyeri, Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau, Evaluasi bersama
pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa
lampau, Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan
dukungan, Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti
suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan, Kurangi faktor presipitasi
nyeri, Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi
dan inter personal), Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
intervensi, Ajarkan tentang teknik non farmakologi, Berikan analgetik
untuk mengurangi nyeri, Evaluasi keefektifan kontrol nyeri, Tingkatkan
istirahat, Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri
tidak berhasil, Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri.
2. Analgesic Administration
Dalam kasus ini aktivitas yang dilakukan berupa , Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat, Cek
instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi, Cek riwayat
alergi, Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik
ketika pemberian lebih dari satu, Tentukan pilihan analgesik tergantung
tipe dan beratnya nyeri, Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan
dosis optimal, Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri
secara teratur, Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali, Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri
hebat, Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)
li
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
lii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
tindakan tidak selama jam makan, Monitor kulit kering dan perubahan
pigmentasi, Monitor turgor kulit, Monitor kekeringan, rambut kusam, dan
mudah patah, Monitor mual dan muntah, Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht, Monitor makanan kesukaan, Monitor
pertumbuhan dan perkembangan, Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva, Monitor kalori dan intake nuntrisi, Catat
adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral.,Catat
jika lidah berwarna magenta, scarlet
D. IMPLEMENTASI
Pada kasus ini kelompok melakukan implementasi pada pasien Ny. T
dengan Ca Ovatium dengan hari rawatan ke-6 .Implementasi dilakukan selama
3 hari. Implementasi yang dilakukan oleh kelompok antara lain:
1. Untuk diagnosa keperawatan Nyeri kronis berhubungan dengan agen
cedera biologis, implementasi yang dilakukan seluruhnya sesuai dengan
teori, yaitu: Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi),
Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan, Menggunakan
teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien,
Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan , Mengurangi faktor presipitasi
nyeri, Mengajarkan teknik relaksasi, Memberikan analgetik untuk
mengurangi nyeri, Anjurkan tingkatkan istirahat
2. Untuk diagnosa keperawatan risiko Ketidakefektifan perfusi jaringan
perifer berhubungan dengan penurunan konsentrasi Hb, implementasi
yang dilakukan seluruhnya sesuai dengan teori,yaitu : Periksa sirkulasi
perifer, Identifikasi faktor gangguan sirkulasi, Monitor panas, kemerahan,
nyeri atau bengkak pada ekstremitas, Hindari pemasangan infus atau
pengambilan darah diarea keterbatasan perfusi, Menganjurkan melakukan
perawatan kulit yang tepat., Memonitor laboratorium (Hb, hematokrit),
Monitor TTV
3. Untuk diagnosa Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake tidak adekuat, implementasi yang
liii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
E. EVALUASI
Evaluasi pada diagnosa Ca Ovarium, evaluasi dilakukan dengan mengevaluasi
Nyeri, Tampak wajah klien sesekali menyeringai dan meringis, Klien tampak
melindungi bagian perut, Q: Nyeri seperti di pukul dengan benda tumpul, R:
Di semua area perut, terutama di perut bagian bawah, S: 4
T: Terus menerus, durasi >10 menit, hilang dengan obat pereda nyeri, Masalah
nyeri teratasi.
Evaluasi pada Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer dilakukan dengan
mengevaluasi , Klien tampak lemas dan tidak bertenaga,klien tampak pucat,
Mukosa bibir klien tampak kering, Masalah perfusi jaringan perifer belum
teratasi
Evaluasi pada diagnosa Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh yang dievaluasi adalah Klien tampak lemas dan tidak bertenaga, klien
tampak pucat, Mukosa bibir klien tampak kering, Masalah nutrisi belum
teratasi
liv
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan tinjauan teori, tinjauan kasus, dan pembahasan dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
a. Berdasarkan teori Kanker ovarium adalah kanker ganas yang berasal dari
ovarium dengan berbagai histologi yang menyerang pada semua umur.
Tumor sel germinal lebih banyak dijumpai pada penderita berusia <20
tahun, sedangkan tumor sel epitel lebih banyak pada wanita usia >50 tahun
(Manuaba, 2013).
lv
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
b. Pada saat pengkajian tgl 16-12-2019 pukul 10:00 WIB klien mengeluh nyeri
pada perut bagian bawah, nyeri terasa seperti di pukul benda tumpul, nyeri
terus menerus dengan durasi >10 menit, nyeri hilang setelah minum obat.
Pasien juga mengatakan badan terasa lemah, letih, tidak nafsu makan di
sertai mual tanpa mual dan perut terasa penuh.Ekspresi wajah tampak
kesakitan, tampak gelisah, wajah tampak pucat dan terlihat lelah, aktifitas
klien dibantu oleh keluarga.
c. Diagnosa keperawatan yang diangkat pada kasus ini yaitu Nyeri kronis
berhubungan dengan agen cedera biologis, Ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer berhubungan dengan penurunan konsentrasi Hb,
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake tidak adekuat
4. Perencanaan keperawatan pada pasien ini pada diagnosa nyeri dengan Pain
Management, untuk diagnosa Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
berhubungan dengan penurunan konsentrasi Hb dengan intervensi
Perawatan Sirkulasi, untuk diagnosa Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake tidak adekuat dengan
intervensi Nutritions Management dan nutrition monitoring
d. Implementasi keperawatan pada pasien ini dilakukan selama 3 hari berturut
- turut dan semua implementasi telah dilakukan sesuai dengan teori.
e. Evaluasi proses keperawatan pada pasien dengan Ca ovarium untuk
diagnosa nyeri dapat teratasi dalam waktu 3 x 24 jam, untuk diagnosa
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan
konsentrasi Hb teratasi dalam waktu 3 x 24 jam, serta untuk diagnosa
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake tidak adekuat teratasi dalam waktu 3 x 24 jam.
f. Setelah dilakukan asuhan keperawatan seluruh tindakan telah di
dokumentasikan.
B. SARAN
Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada. Ny. T dengan
Ca ovarium di Ruang Ginekologi RSUP Dr.M.Djamil Padang dan kesimpulan
lvi
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
yang telah kelompok susun seperti diatas, maka kelompok memberikan saran-
saran sebagai berikut:
1. Bagi petugas kesehatan
Diharapkan hasil laporan kasus ini dapat menjadi bahan masukan dan
informasi bagi institusi kesehatan dan tenaga kesehatan dalam rangka
meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap Ca ovarium, serta dapat
memberikan perhatian dan perawatan yang tepat pada Ny. T dengan
masalah Ca ovariumuntuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut.
2. Bagi Pendidikan
lvii
Praktek Profesi Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta : EGC
Manuaba, I Gede Bagus. 2004. Kapita Selekta Kedokteran dan KB. Jakarta : EGC
NANDA. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005 - 2006 Definisi dan
Klasifikasi. Jakarta : Prima Medika
Smeltzer. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth.
Volume 3. Jakarta : EGC
lviii