ANEMIA
Oleh :
Surib 180514901208
Mokhammad maliki 180514901190
Ayu Anggraini Tuang Koly 180514901166
Ferosina Reskin 180514901182
SAP
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
A. Latar Belakang
Anemia merupakan suatu keadaan dimana komponen di dalam darah yaitu
hemoglobin (Hb) dalam darah jumlahnya kurang dari kadar normal. Remaja putri
memiliki risiko sepuluh kali lebih besar untuk menderita anemia dibandingkan
dengan remaja putra. Hal ini dikarenakan remaja putri mengalami mentruasi
setiap bulannya dan sedang dalam masa pertumbuhan sehingga membutuhkan
asupan zat besi yang lebih banyak. Anemia dapat menyebabkan keterlambatan
pertumbuhan fisik, dan perkembangan sel otak (Tarwoto, dkk, 2010).
Menurut World Health Organization (WHO) (2013), pravelensi anemia di
seluruh dunia terutama negara berkembang yang diperkirakan 30% penduduk
dunia menderita anemia. Anemia banyak terjadi pada masyarakat terutama pada
remaja dan ibu hamil. Anemia pada remaja putri sampai saat ini masih cukup
tinggi. prevalensi anemia dunia berkisar 40-88%. Jumlah penduduk usia remaja
(10-19 tahun) di Indonesia sebesar 26,2% yang terdiri dari 50,9% laki-laki dan
49,1% perempuan (Kemenkes RI, 2013)
Menurut data hasil Riskesdas tahun 2013, prevalensi anemia di Indonesia
yaitu 21,7% dengan penderita anemia berumur 5-14 tahun sebesar 26,4% dan
18,4% penderita berumur 15-24 tahun (Kemenkes RI, 2014). Data Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2012 menyatakan bahwa prevalensi
anemia pada balita sebesar 40,5%, ibu hamil sebesar 50,5%, ibu nifas sebesar
45,1%, remaja putri usia 10-18 tahun sebesar 57,1% dan usia 19- 45 tahun
sebesar 39,5%. Wanita mempunyai risiko terkena anemia paling tinggi terutama
pada remaja putri (Kemenkes RI, 2013).
Anemia merupakan salah satu faktor penyebab tidak langsung kematian ibu
hamil. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah tertinggi bila dibandingkan
dengan Negara ASEAN lainnya. Perempuan yang meninggal karena komplikasi
Keperawatan Medikal Bedah STIKES Widyagama Husada Malang 2019
B. Tujuan :
1. Tujuan Instruksional Umum:
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, diharapkan peserta dapat
mengerti dan paham tentang anemia dan cara pencegahanya.
2. Tujuan Instruksional Khusus:
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan terkait anemia, peserta dapat:
a. Meningkatkan pengetahuan tentang anemia.
b. Meningkatkan derajat kesehatan dan menerapkan gaya hidup sehat.
c. Memelihara Kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit
serta memulihkan Kesehatan.
E. Metode
Ceramah, Diskusi
F. Setting Tempat
Keperawatan Medikal Bedah STIKES Widyagama Husada Malang 2019
LCD
MEJA
Keterangan :
: LCD
: Meja
: Moderator
: Pemateri
: Fasilitator
: Peserta
H. Pengorganisasian
1. Penanggung Jawab : Mokhammad Maliki
2. Moderator : Ayu Anggraini
3. Penyaji : Surib
4. Fasilitator : Ferosina Reskin
dan membuka
Memperhatikan.
penyuluhan.
2. Menjelaskan materi Memperhatikan.
secara umum.
3. Menjelaskan tentang
TIU dan TIK.
Penyajian 1. Menjelaskan tentang Memperhatikan. Leaflet
(20 menit)
pengertian anemia
Memberikan
a. Menanyakan pertanyaan.
kepada peserta
apabila ada yang
Memperhatikan.
kurang jelas.
b. Menerima dan
menjawab Memperhatikan
pertanyaan
Memberikan
peserta.
pertanyaan
2. Menjelaskan
penyebab anemia Memperhatikan
a. Menanyakan
kepada peserta
apabila ada yang Memperhatikan
kurang jelas. Memberikan
b. Menerima dan pertanyaan
menjawab
pertanyaan Memperhatikan
peserta.
3. Menjelaskan tanda
gejala anemia Memperhatikan
a. Menanyakan
kepada peserta Memberikan
apabila ada yang pertanyaan
kurang jelas.
b. Menerima dan Memperhatikan
menjawab
pertanyaan
Keperawatan Medikal Bedah STIKES Widyagama Husada Malang 2019
peserta.
4. Menjelaskan cara
mencegah anemia
a. Menanyakan
kepada peserta
apabila ada yang
kurang jelas.
b. Menerima dan
menjawab
pertanyaan
peserta.
Penutup 1. Memberikan Menjawab
(10 menit)
pertanyaan tentang pertanyaan
materi yang baru yang diajukan
dijelaskan. pemateri.
Memperhatikan.
2. Menampung
pertanyaan yang
Memberikan
diajukan warga
sumbang saran.
3. Mendiskusikan
bersama jawaban Memberikan
peserta. sumbang saran.
4. Bersama peserta
Memperhatikan
menyimpulkan materi
dan membalas
yang telah dibahas.
salam.
5. Menutup pertemuan
dan memberikan
salam.
E. Evaluasi :
1. Evaluasi Struktur
Pelaksanaan kegiatan sesuai rencana dan keluarga pasien
bersedia menerima materi penyuluhan yang disampaikan oleh
mahasiswa profesi Ners.
2. Evaluasi Proses
Keluarga pasien dapat mendukung tidak ada gangguan, dan
dapat berpartisipasi aktif selama proses kegiatan.
Keperawatan Medikal Bedah STIKES Widyagama Husada Malang 2019
3. Evaluasi hasil
Mendapatkan informasi setelah dilakukan pendidikan kesehatan
dan mampu menjawab setiap pertanyaan yang diberikan terkait
dengan materi penyuluhan.
Lampiran 2. Materi
ANEMIA
1. Pengertian Anemia
Keperawatan Medikal Bedah STIKES Widyagama Husada Malang 2019
2. Penyebab Anemia
Menurut Badan POM (2011), Penyebab anemia yaitu:
a. Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin
B12, asam folat, vitamin C, dan unsur-unsur yang diperlukan untuk
pembentukan sel darah merah.
b. Darah menstruasi yang berlebihan. Wanita yang sedang menstruasi
rawan terkena anemia karena kekurangan zat besi bila darah
menstruasinya banyak dan dia tidak memiliki cukup persediaan zat besi.
c. Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin
menyerap zat besi dan vitamin untuk pertumbuhannya.
d. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-
menerus di saluran pencernaan seperti gastritis dan radang usus buntu
dapat menyebabkan anemia.
e. Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan
perdarahan lambung (aspirin, anti infl amasi, dll). Obat lainnya dapat
menyebabkan masalah dalam penyerapan zat besi dan vitamin (antasid,
pil KB, antiarthritis, dll).
f. Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Ini
dapat menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan
vitamin B12.
g. Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit ginjal,
masalah pada kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker dan penyakit lainnya
dapat menyebabkan anemia karena mempengaruhi proses pembentukan
sel darah merah.
Keperawatan Medikal Bedah STIKES Widyagama Husada Malang 2019
4. Klasifikasi
Anemia dibagi menjadi 2 tipe umum :
a. Anemia Hipropropilatif
1) Anemia Aplastik
Anemia aplastik merupakan suatu gangguan yang mengancam
jiwa pada sel induk di sum-sum tulang yang sel-sel darah diproduksi
dalam jumlah yang tidak mencukupi. Anemia aplastik dapat terjadi
secara congenital maupun idiopatik (penyebabnya tidak diketahui).
Secara marfologis, sel darah merah terlihat normositik dan
normokronik. Jumlah retikulosit rendah atau tidak ada dan biopsi
sumsum tulang menunjukan keadaan yang disebut “ pungsi kering”
dengan hipoplasia nyata dan penggatian dengan jaringan lemak.
2) Anemia defisiensi besi
Anemia defesiensi besi adalah dimana keadaan kandungan besi
tubuh total turun dibawah tingkat normal. Defesiensi besi merupakan
penyebab utama anemia didunia, dan tetutama seringdijumpai pada
wanita usia subur, disebabkan oleh kekurangan darah sewaktu
menstruasi dan peningkatan kebutuhan besi selama kehamilan. Pada
anemia defisiensi besi pemeriksaan darah menunjukan jumlah sel
darah merah normal atau hamper normal dan kadar Hb berkurang.
Pada perifer sel darah merah Mikrositik dan Hiprokromik disertai
poikilositosi dan asisositosis jumlah retikulosis dapat normal atau
berkurang. Kadar besi berkurang, sedangkan kapasitas mengikat besi
serum total meningkat.
3) Anemia megaloblastik
Anemia megaloblastik disebabkan oleh defisiensi vitamin B12
dan asam volat menunjukan perubahan yang sama antara sumsum
Keperawatan Medikal Bedah STIKES Widyagama Husada Malang 2019
tulang dan drah tepi, karena kedua vitamin tersebut esensial bagiu
sintesis DNA normal. Pada setiap kasus, terjadi hyperplasia sumsum
tulang, precursor eritroit dan myeloid besara dan aneh dan beberapa
mengalami multinukleasi. Tetapi beberapa sel ini mati dalam sumsum
tulang, sehingga jumlah sel matang yang meninggalkan sumsum
tulang menjadi sedikit dan terjadilah parisitopenia. Pada keadaan lanjut
Hb dapat turun 4-5 gr/dl hitung leukosit 2000-3000/ml3 dan hitung
trombosit kurang dari 50000/ml3
b. Anemia hemolitik
Merupakan anemia yang disebabkan oleh proses hemolisis, yaitu
pemecahan eritrosit dalam pembuluh darah sebelum waktunya. Ada
beberapa macam anemia hemolitik, yaitu:
1) Anemia hemolitik
Pada anemia hemolitik, eritrosit memiliki rentang usia yang
memendek. Untuk mengkompensasi hal ini biasanya sumsum tulang
memproduksi sel darah merah baru 3x/ lebih disbanding kecepatan
normal. Pada pemerikasaan anemia hemolitik ditemukan jumlah
retikulosis meningkat, fraksi bilirubin indirect meningkat,dan haptok
globin biasanya rendah.
2) Anemia hemolitika turunan
a. Sferositosis turunan
Sferositosis turunan merupakan suatu anemia hemolitika ditandai
dengan sel darah merah kecil berbentuk feris dan pembesaran limfa
(spenomegali). Merupakan kelainan yang jarang, diturunkan secara
dominant. Kelainan ini biasanya terdiagnosa pada anak-anak,
namun dapat terlewat sampai dewasa karena gejalanya sangat
sedikit. Penangananya berupa pengambilan limpa secara bedah.
b. Anemia sel sabit
Adalah anemia hemolitika berat akibat adanya defek pada molekul
hemoglobin dan disertai dengan serangan nyeri. Anemia sel sabit ini
merupakan ganggaun genetika resesif auto somal yaitu individu
memperoleh Hb sabit (Hb s) dari kedua orang tua. Pasien dengan
anemia sel sabit biasanya terdiagnosa pada kanak-kanak karena
mereka nampak anemis ketika bayi dan mulai mengalami krisis sel
sabit pada usia 1-2 tahun.
Keperawatan Medikal Bedah STIKES Widyagama Husada Malang 2019
5. Komplikasi
a. Gagal jantung kongestif
b. Parastesia/kelumpuhan
c. Kanker
d. Penyakit ginjal
e. Gondok
f. Gangguan pembentukan heme
g. Penyakit infeksi kuman
h. Thalasemia
i. Kelainan jantung
j. Rematoid
k. Meningitis
l. Gangguan sistem imun
6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti
darah yang hilang. Berikut adalah penatalaksanaan anemia secara umum:
a. Transpalasi sel darah merah.
b. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi
c. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
d. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang
membutuhkan oksigen
e. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
f. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Edisi 8. Jakarta, EGC.