Anda di halaman 1dari 9

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH DARING

PRODI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG
TIRTAYASA

LAPORAN PENDAHULUAN

Nama : Nurul Khotimah


NIM : 344070180016
Kelas : 3A

1. Definisi
Karsinoma mamae adalah kanker pada jaringan payudara (Irianto, 2015)
Kanker payudara adalah tumor yang tumbuh didalam jaringan payudara. Kanker ini bisa
tumbuh didalam kelenjar susu, jaringan lemak dan jaringan ikat payudara (Pudiastuti, 2011).
Karsinoma mamae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal mamae dimana
sel abnormal timbul dari sel-sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe
dan pembuluh darah. (Nurarif & Kusuma, 2013).
2. Etiologi
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko pada
pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara (Erik,2005) yaitu :
a. Tinggi melebihi 170 cm
Resiko kanker payudara juga terdapat pada wanita yang tingginya 170 cm karena
pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan
struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas.
b. Usia
Kanker payudara juga jarang dijumpai pada usia dibawah 20 tahun, tetapi angka
kejadiannya meningkat sejalan dengan bertambahnya usia
c. Wanita yang belum mempunyai anak
Wanita yang belum mempunyai anak lebih lama terpapar dengan hormone
estrogen relatif lebih lama dibandingkan wanita yang sudah punya anak.
d. Ibu yang menyusui
Ibu yang menyusui dapat mengurangi bahaya terkena kanker payudara karena
semakin lama ibu menyusui anaknya semakin kecil terkena kanker payudara, saat
menyusui terdapat perubahan hormonal salah satunya ialah penurunan esterogen.
e. Kelamin
Angka kejadian kanker payudara pada laki-laki hanya 1 %.
f. Faktor genetik
Faktor genetik kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2-3 x lebih besar
pada wanita yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara. Dan
secara umum juga riwayat keluarga sangat berperan dalam terjadinya kanker payudar
Gejala penyakit kanker menurut Pudiastuti (2011) adalah :
a. Ada benjolan pada ketiak
b. Perubahan bentuk payudara
c. Kemerahan dan bengkak pada payudara
d. Putting susu gatal dan bersisik
e. Adanya cairan abnormal pada payudara

3. Epidemiologi
Kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang angka kejadiannya
memiliki kecenderungan meningkat pada setiap tahunnya (Dinkes Provinsi Jawa Timur,
2013). Data WHO pada tahun 2010 menyebutkan bahwa kanker menempati urutan nomor
dua sebagai penyebab kematian terbanyak, berada di bawah penyakit kardiovaskuler (Depkes
RI, 2013). Kanker payudara menempati urutan pertama sebagai jenis kanker yang paling
umum diderita oleh perempuan di dunia. Kanker payudara memiliki kontribusi sebesar 25%
dari total kasus baru kanker secara keseluruhan yang terdiagnosis pada tahun 2012
(Globocan, 2013).
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2007 menyebutkan bahwa kanker
menempati urutan ke tujuh sebagai penyebab kematian terbesar di Indonesia (Depkes RI,
2011). Data Riskesdas 2007 juga menyebutkan bahwa angka nasional kanker adalah 4,3 per
1000 penduduk dengan angka kejadian yang lebih tinggi pada perempuan dari pada laki-laki,
yaitu sebesar 5,7 per 1000 penduduk pada perempuan dan 2,9 per 1000 penduduk pada laki-
laki (Depkes RI, 2013).
Kanker payudara adalah salah satu jenis kanker yang sering terjadi pada perempuan di
Indonesia. Kanker payudara memiliki kontribusi sebesar 30% dan merupakan jenis kanker
yang paling mendominasi di Indonesia, mengalahkan kanker leher rahim atau kanker serviks
yang berkontribusi sebesar 24% (Depkes RI, 2013). Penderita kanker yang terus meningkat
diperkirakan akan menjadi penyebab utama peningkatan beban ekonomi karena biaya yang
harus ditanggung cukup besar (Depkes RI, 2013).
Data Riskesdas 2007 menyebutkan bahwa angka prevalensi nasional kanker adalah 4,3
per 1000 penduduk dan bila angka tersebut diproyeksikan terhadap jumlah penduduk Jawa
Timur dengan populasi sekitar 38 juta jiwa, maka diperkirakan terdapat sekitar 160.000
penderita kanker di Jawa Timur. Kanker payudara menempati urutan pertama sebagai jenis
kanker yang paling banyak diderita oleh penduduk usia produktif di Jawa Timur dengan
persentase sebesar 16,9% (Bappeda Jatim, 2013).
Kanker payudara menempati urutan pertama pada sepuluh besar penyakit kanker yang
ditemukan dan diobati di Surabaya pada tahun 2011 dengan persentase sebesar 36,92%.
Kanker payudara yang sebelumnya sering menyerang perempuan pada usia lebih dari 50
tahun, saat ini telah mulai menyerang kelompok usia yang lebih muda. Kejadian kanker
payudara di Surabaya pada tahun 2011 didominasi oleh perempuan pada rentang usia 35
hingga 44 tahun, yaitu dengan kejadian sebanyak 75 kasus (Dinkes Kota Surabaya, 2011).

4. Patofisiologi
Carsinoma mammae berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada sistem
duktal, awalnya terjadi hiperplasi sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan
berlanjut menjadi carsinoma insitu dan menginvasi stroma. Carsinoma membutuhkan waktu
7 tahun untuk bertumbuh dari sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk
dapat diraba (kira-kira berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu kurang lebih sekitar seperempat
dari carsinoma mammae telah bermetastasis. Carsinoma mamae bermetastase dengan
penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah
(Anoname 2, 2002).

5. Manifestasi klinis
Pada stadium awal tidak ada keluhan sama sekali hanya seperti fribroadenoma/penyakit
fribrokistik yang kecil saja, bentuk tidak teratur, batas tidak tegas, permukaan tidak rata,
konsistensi pada keras. Kanker payudara dapat terjadi di bagian mana saja dalam payudara,
tetapi mayoritas terjadi pada kuadran atas terluar dimana sebagian besar jaringan payudara
terdapat kanker payudara umum terjadi pada payudara sebelah kiri. Umumnya lesi tidak
terasa nyeri, terfiksasi dan keras dengan batas yang tidak teratur, keluhan nyeri yang
menyebar pada payudara dan nyeri tekan yang terjadi pada saat menstruasi biasanya
berhubungan dengan penyakit payudara jinak. Namun nyeri yang jelas pada bagian yang
ditunjuk dapat berhubungan dengan kanker payudara pada kasus yang lebih lanjut.
Meningkatnya penggunaan mammografi kebanyakan wanita yang mencari bantuan medis
pada penyakit tahap awal. Wanita-wanita ini bisa saja tidak mempunyai gejala dengan tidak
mempunyai benjolan yang bisa diraba, tetapi lesi abnormal dapat terdeteksi pada pemeriksaan
mammografi. Banyak wanita dengan penyakit lanjut mencari bantuan medis setelah
mengabaikan gejala yang dirasakan, contohnya mereka baru mencari bantuan medis setelah
tampak dimpling pada kulit payudara ialah kondisi yang disebabkan oleh obstruksi sirkulasi
limfotik pada dinding dada dapat juga merupakan bukti. Metastasis di kulit dapat
dimanifestasikan oleh lesi yang mengalami ulserasi dan berjamur. Tanda dan gejala klasik ini
sudah jelas mencirikan adanya kanker payudara pada tahap lanjut. Namun indek kecurigaan
yang tinggi harus dipertahankan pada setiap abnormalitas payudara dan evaluasi segera harus
dilakukan (Smeltzer & Bare, 2002).

6. Klasifikasi
Berdasarkan gambaran histologis, WHO membuat klasifikasi kanker payudara antara lain :
1) Kanker Payudara Non Invasif
 Karsinoma Intraduktus in Situ
 Karsinoma lobular in situ
2) Kanker Payudara Invasif
 Karsinoma duktus invasive
 Karsinoma lobular invasive
 Karsinoma musinosum
 Karsinoma meduler
 Karsinoma papiler invasive
 Karsinoma tubuler
 Karsinoma adenokistik
 Karsinoma apokrin
Adapun stadium dan klasifikasi kanker payudara yaitu antara :
1) Stadium I (stadium dini)
Besarnya tumor tidak melebihi 2-2,25 cm, dan juga tidak terdapat penyebaran
(metastase) pada kelenjar getah bening ketiak. Pada stadium I ini, kemungkinan
penyembuhan secara sempurna adalah 70%. Untuk memeriksa ada atau tidak
metastase ke bagian tubuh yang lain harus diperiksa di laboratorium.
2) Stadium II
Tumor sudah besar melebihi 2,25 cm dan sudah terjadi metastase pada kelenjar
getah bening di ketiak. Pada stadium ini, kemungkinan untuk sembuh hanya 30-40%
tergantung dari luasnya penyebaran sel kanker. Pada stadium I dan II biasanya
dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada pada seluruh bagian
penyebaran dan setelah operasi dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada
lagi sel-sel kanker yang tertinggal.
3) Stadium III
Tumor sudah cukup besar, sel kanker telah menyebar ke seluruh tubuh dan
kemungkinan untuk sembuh tinggal sedikit. Pengobatan payudara sudah tidak ada
artinya lagi. Biasanya pengobatan hanya dilakukan penyinaran dan kemoterapi
(Pemberian obat yang dapat membunuh sel kanker). Kadang juga dilakukan operasi
untuk mengangkat bagian payudara yang sudah parah. Usaha ini hanya untuk
menghambat proses perkembangan sel kanker dalam tubuh serta untuk meringankan
penderitaan penderita semaksimal mungkin (Smeltzer &Bare, 2002).

7. Farmakoterapi
Kategori Obat Dosis Rute
Injeksi Cefim 1gr/12 jam 1 gr IV
Injeksi Ketorolac 1A/12 jam 30 mg IV
Injeksi Asam Tranexamat 1A/8 jam 500 mg IV
(Sumber Data Sekunder : RM Pasien)

8. Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan Laboratorium
- Pemeriksaan Radiologi
- Terapi

9. Komplikasi
Menurut Irianto (2015). Karsinoma payudara bisa menyebar ke berbagai bagian tubuh.
Karsinoma payudara bermetastase dengan penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya dan
juga melalui saluran limfe dan aliran darah. Tempat yang paling sering untuk metastase yang
jauh atau sistemik yaitu :
- Paru-paru
- Pleura
- Tulang (Terutama tengkorak, vertebra dan panggul)
- Adrenal dan
- Hati.
Tempat yang lebih jarang yaitu :
- Otak
- Tiroid
- Leptomeningen
- Mata
- Perikardium dan ovarium.

10. Diet / Nutrisi


a. Kurangi Lemak, yaitu lemak jenuh dalam daging, mentega makanan yang
mengandung susu full cream dan asam lemak dalam margarin yang dapat
meningkatkan kadar estrogen dalam darah.
b. Jangan terlalu matang memasak daging karena daging yang dimasak/dipanggang
lama menghasilkan senyawa karsinogenik (Amino heterosiklik).
c. Konsumsi makanan berserat, sayur dan buah selain makanan berserat juga
antioksidan yang akan mengikat estrogen dalam saluran pencernaan sehingga
kadarnya dalam darah berkurang.
d. Konsumsi makanan yang mengandung kedelai atau protein, makanan berasal dari
kedelai banyak mengandung estrogen tumbuhan (Fito-estrogen). Makanan berkedelai
menghalangi estrogen tubuh mencapai sel reseptor, juga mempercepat pengeluaran
estrogen dari tubuh.

11. Pengkajian Keperawatan


a. Pengkajian
Anamnesis. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika telah teraba oleh wanita itu
sendiri. Klien datang dengan keluhan rasa sakit, tidak enak atau tegang didaerah
sekitar payudara.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk RS karena merasakan adanya benjolan yang menekan
payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak dan nyeri.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat karsinoma mammae sebelumnya/ada kelainan pada mammae,
kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian dada sehingga
pernah mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun mengidap penyakit
kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks. Pemakaian obat-obatan,
hormon, termasuk pil kb jangka waktu yang lama. Riwayat menarche, jumlah
kehamilan, abortus, riwayat menyusui.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami karsinoma mammae berpengaruh pada
kemungkinan klien mengalami karsinoma mammae ataupun keluarga klien pernah
mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
e. Pemeriksaan Fisik
Inpseksi dan Palpasi
Dada : Adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, ulserasi atau tanda-tanda
radang.

12. Masalah Keperawatan, hasil yang dicapai, intervensi keperawatan, rasional


Masalah keperawatan:
- Resiko Infeksi berhubungan dengan luka operasi
Kriteria hasil:
- Pasien bebas dari tanda infeksi
- Menunjukkan perilaku hidup sehat
- Jumlah angka leukosit dalam batas normal
Intervensi keperawatan Rasional
- Monitor tanda dan gejala infeksi - Untuk mengindari resiko infeksi
local dan sistemik - Untuk menjaga klien tidak terkena
- Cuci tangan sebelum dan sesudah infeksi
tindakan keperawatan - Untuk perilaku hidup sehat
- Pertahankan teknik aseptik pada - Agar klien dan keluarga
klien beresiko tinggi menghindari yang mengakibatkan
- Jelaskan pasien dan keluarga resiko infeksi
tentang tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara mencuci tangan
dengan benar
- Ajarkan cara memeriksa kondisi
luka atau luka operasi
Referensi :

- Sugeng Laksono. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Ny.E Dengan Karsinoma Mamae Di
Ruang Bougenvile RSUD Kota Yogyakarta. Dipublikasihan dari.
https://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2147/1/KTI%2520%2520%2520SUGENG
%25202%2520fIXS.pdf diunduh pada tgl 26 oktober 2020 pukul 21.00 WIB
- Tri Winarti. (2019). Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Carsinoma Mammae Di Rumah
Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Dipublikasihan dari
https://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/303/1/Untitled.pdf. Diunduh pada tgl 26
oktober 2020 pukul 23.00 WIB
- Haikj ismail. (2013). Askep Masektomi. Dipublikasikan dari
https://www.scribd.com/doc/192855499/ASKEP-MASEKTOMI. Diunduh pada tgl
27 oktober 2020 pukul 01.00 WIB
- Jurnal Berkala Epidemiologi, Vol. 3, No. 1 Jan 2015: 12-23
https://repository.unair.ac.id/86462/1/Bu%2520Luci.pdf diunduh tgl 27 oktober
2020 pukul 02.00 WIB
- https://eprints.unpid.ac.id/33602/5/Bab_2.pdf diunduh tgl 27 oktober 2020 pukul 03.40
WIB
- https://digilib.nimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-zesinovita-5422-2-babii.pdf
diunduh tgl 26 oktober 23.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai