Anda di halaman 1dari 24

MODUL MATA AJAR KONSEP MANAJEMEN KEPERAWATAN

Oleh : Erna Lestari , Skp MPH

D III KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNTIRTA


KATA PENGANTAR

Alhamdulilah dengan rahmat dan Hidayahnya telah terselesaikan penulisan modul bahan ajar
manajemen keperawatan mengenai konsep dasar manajemen keperawatan sebagai landasan
awal dalam pembelajaran manajemen asuhan keperawatan di DIII keperawatan Fakultas
Kedokteran Untirta , semoga bermanfaat untuk mahasiswa dalam mencapai kompetensi
manajemen keperawatan

Penulis

Hj Erna Lestari , SKp MPH

NIP: 195705031981032015
PENDAHULUAN

Manajemen merupakan proses bekerja dengan dan melalui orang lain untuk mencapai
tujuan organisasi dalam lingkungan yang berubah . manajemen juga merupakan proses
mengumpulkan dan mengumpulkan dan mengorganisir sumber-sumber dalam mencapai
tujuan ( melalui kerja orang lain ) yang mencerminkan kedinamisan organisasi . arah dan
tujuan yang ingin dicapai berdasarkan misi ,filisofi dan tujuan organisasi . Proses manajemen
meliput kegiatan mencapa tujuan organisasi melalui perencanaan terorganisir, pengarahan,
dan pengendalian sumber-sumber daya manusia,fisik dan teknologi. Karena itu semua
perawat yang terlibat dalam manajemen keperawatan dianggap perlu memahami filosofi,
missi dan tujuan pelayanan keperawatan serta kerangka konsep kerja

Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional yang


merencanakan, mengatur dan menggerakkan para perawat untuk memberikan pelayananan
keperawatan sebaik-baiknya kepaa pasein melalui manajemen asuhan keperawatan sesuai
SOP yang akan digunakan baik sebagai target maupun pengontrol pelayanan tersebut.

Berdasarkan perkembangan ekonomi dan upaya perluasaan teknologi yang bersifat


kompetitif maka fokus pelayanan kesehatan masa kini dan mendatang (2020) adalah berupa
sistem pelayanan multi dimensional, berorientasi pada masyarakat melalui penggunaan
IPTEK memacu profit yang dilandasi oelh peraturan kesehatan. Sesuai dengan
perkembangnan tersebut manajemen mendatang terjadi expansi peran dan fungsi
keperawatan ,yang tadinya ditekan sentralisasi menjadi desentralisai yaitu adanya
pendegelasian wewenang dan tanggung jawab yang lebih mengfouskan pada kegiatan
koordinasi ,integrasi dan penunjang.

Sekarang ini menggunakan manajemen kepererawatan yang bersifat preventif , yang


berlandaskan kerjasama (kolaborasi) dan keterbukaan untuk menggunakan daya tanggap
tinggi dalam mencapai tujuan

I. PENGERTIAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

Manajemen diartikan secara singkat sebagai proses untuk melaksanakan pekerjaan


melalui orang lain . Maka manajemen keperawatan diartikan sebagai proses pelaksanaan
pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan ,pengobatan dasar,rasa aman kepada pasein /keluarga/masyarakat ( Gillies,
1982 )
Proses manajemen keperawatan sesuai pendekatan sistem terbuka dimana masing-
masing komponen berhubungan dan berinteraksi dan dipengaruhi oleh lingkungan yang
terdiri oleh 5 elemen : input ,proses, output ,konrol dan feedback machanism .
Pengumpulan Perencanaan Pengorganisasian Pengelolaan
Data data pegawai

Personel

Pelayanan Pengarahan
Peralatan
keperawatan

Fasilitas Pengawasan
Pengembangan
staf

Riset

Informasi tentang : - Tujuan sistem - Bentuk organisasi - Klarifikasi pasien

- Pasien - Standar - Uraian jabatan / - Penentuan kebutuhan


Pekerjaan Pegawai
- Pegawai - Kebijakan - Evaluasi pekerjaan - Penerimaan
- Sumber-sumber - Budget - kerja kelompok - Seleksi
- Orientasi
- Penjadualan
- Penugasan
- Pengurangan absen
- Pengurangan pindah
- Pengembangan staf

- Klarifikasi pasien - Kendali autu


- Pemecahan masalah’ - Audit pasien
- Pengambilan keputusan - Penampilan kerja
- Perubahan - Disiplin
- Mengatasu konflik - Hubungan kerja
- Komunikasi & sistem analisa - Komputer sistem
Transaksional

(Sumber Gilles 1985, hal:3)


Walaupun sebenarnya manajer harus menjalankan semua fungsi manajemen tetapi fungsi
tersebut tidak sama dalam pelaksanaannya untuk tingkat-tingkat manajemen misalnya :
banyak dilakukan oleh senior menjer atau top menejer. Secara garis besar hal tersebut
digambarkan sebagai berikut :

Manajer senior / top


1. PLANNING

2. ORGANIZING 3. STAFFING
Manjer tingkat menengah

4. DIRECTING 5. CONTROLING

Menejer bawah (first-line)

(Sumber = Burgese 1988)

Beberapa prinsip yang mendasari manajemen keperawatan adalah :

1. Manajemen keperawatan seyogyanya berlandaskan perencanaan, karena melalui


fungsi prencanaan, pimpinan dapat menurunkan resika penggambilan keputusan,
pemecahan masalah dan efek perubahan yang terencana.
Perencanaan merupakan hal yang utama dan pertama dari serangkaian fungsi &
aktifitas majemen.
Perencanaan adalah pemikiran / konsep-konsep tindakan yang umumnya tertulis dan
merupakan fungsi yang penting didalam mengurangi resiko-resiko dalam
pengambilan keputusan, pemecahan masalah dan efek-efek dari perubahan.
2. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif.
Manajer keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun perencanaan yang
terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan sesuai waktu yang ditentukan
sebelumnya.
Keberhasilan seorang pimpinan keperawatan tergantung pada penggunaan waktunya
yang efektif.
Didalam keperawatan, manajemen dipengaruhi oleh kemampuan dan keterbatasan
dari pimpinan keperawatan. Pengambilan keputusan dari seorang Top Manajer
(mereka yang duduk dalam kursi pimpinan keperawatan) akan mengandung input-
input dari tingkat bawah yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang tinggi.
Pengambilan keputusan seorang pimpinan dipengaruhi oleh elemen waktu.
3. Manajemen keperawatan melibatkan pengambilan keputusan. Berbagai situasi
maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan keperawatan
memerlukan pengambilan keputusan berbagai tingkatan manajerial.
Semua tingkat manajer dalam keperawatan memerlukan pengambilan keputusan,
khususnya karena pelayanan keperawatan dilakukan dalam waktu 24 jam/hari.
Proses pengambilan keputusan akan tergantung pada apakah pola komunikasi
tradisional yangg diikuti atau keputusan desentralisasi untuk masing-maasing tingkat.
4. Memenuuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus perhatian
manajer perawat dengan mempertimbangkan apa yang pasien lihat, fikir, yakini dan
ingini.
Kepuasaan pasien merupakan point utama dari seluruh tujuan keperawatan.
Dalam mencapai tujuan ini maka pimpinan keperawatan mempunyai 3 tugas utama
dalam mangatur sumber daya manusia & material yaitu :
1) Membentuk tujuan khusus untuk unit tertentu
2) Membuat pekerjaan yang menghasilkan
3) Mengatur efek sosial dan tanggung jawab sosial (misalnya bila terjadi pemogokan
perawat atau kekurangan tenaga perawat).
5. Manajemen keperawatan harus terorganisir.
Pengorganisasian dilakukan sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai
tujuannya.
Ada 4 blok untuk struktur organisasi yaitu :
1) Unit
2) Departemen
3) Top/ tingkat eksekutif
4) Tingkat operasional

Prinsip pengorganisasian
1) “The devision of work”/pembagian tugas
2) Koordinasi
3) “Unity of command”/ kesatuan komando
4) Tangggung jawab & kewenangan yang sesuai
5) Hubungan staf dan lini
6) “Span of control” rentang pengawasan

Didalam keperawatan pengorganisasian pelayanan keperawatan dilaksanakan dengan cara


(Burgesse 1988 dan Gillies 1988)

1. “Fungsional / penugasan
Yaitu pembagian tugas untuk perawat yang dilakukan oleh kepala ruangan. Masing-
masing mempunyai tugas khusus. Contoh : A tugasnya menyuntik
2. Alokasi pasien
Yaitu pengorganisasian pelayana keperawatan untuk beberapa pasien/ satu pasien
oleh satu perawat pada saat berjaga. Contoh : Perawat A bertugas merawat paien DM
3. Perawatan group / team nursing
Yaitu pelayan lapangan dimana sekelompok perawat memberikan pelayan
keperawatan kepada sekelompok pasien, kelompok ini dipimpin oleh perawat
berijazah dengan bepengalaman (“refistared nurse”).
4. Pelayanan keperawatan utama (“Primary Nurse”)
Yaitu pengorganisasian dengan pelayanan keperawatan sehingga satu orang
“Registered Nurse” (“Primary Nurse”) dalam 24 jam bertanggung jawab pada pasien
yang dibawah tangggung jawabnya dari masuk ke rumah sakit sampai pulang.
5. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang meliputi
proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian pelaksanaan rencana
yang telah dioganisasikan. Dalam bimbingan ini termasuk proses delegasi, supervisi,
koordinasi & kontroling implementasi dan rencana.
6. Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk memperlihatkan
penampilan kerja yang baik. Memberikan motovasi kepada petugas untuk
menunjukan penampilan kerja yang baik, contoh :
- Melalui sistem peningkatan penggajian dan promosi
- Diusahakan pendidikan tambahan dengan biaya institusi
- Publikasi tentang profesi keperawatan
7. Manajemen kepeawatan menggunakan komunikasi yang efektif.
Komunikasi yang efektif dan mengurangi kesalahfahaman dan memberikan
persamaan pandangan arah dan pengertian diantara pegawai.
8. Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan perawat-
perawat pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi ataupun upaya manajer untuk
meningkatkan pengetahuan karyawan.
Manajemen keperawatan selalu mengembangkan stafnya. Dua hal dalam
pengembangan staf adalah :
- Pengembangan staf untuk menjadi pegawai
- Pengembangan staf untuk mempersiapkan dalam posisi manajer
Dalam pengembangan administrasi keperawatan. KATZ (pada Swanberg 1990 hal 14)
mengklasifikasikan keterampilan manajemen dalam 3 kategori :
1) Keterampilan konseptual yaitu kemampuan & keterampilan berfikir
2) Keterampilan teknis termasuk metoda, proses dan prosedur
3) Keterampilan “human” yang berhubungan dengan kepemimpinan dan hubungan
antar manusia.
Di dalam keperawatan keterampilan teknis dibagi dalam teknologi manajemen
keperawatan. FRACLIC & O’CONNOR menganjurkan dalam keperawatan seorang
anggota eksekutif keperawatan diiharapkan mempunyai kemampuan konseptual yang
tinggi dalam teknik praktek pelayanan keperawatan.
9. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi penilaian
tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian intruksi dan menetapkan
prinsip-prinsip melalui penetapan standar, membandingkan penampilan dengan
standar dan memperbaiki kekurangan. Manajemen keperawatan melakukan evaluasi
dan kontrol.
Dalam hal ini termasuk evaluasi proses dan evaluasi dari pelaksanaan rencana.
Membandingkan penampilan kerja dengan standar yang ada.
Berdasarkan prinsip-prinsip diatas maka para manajer dan administrator seyogyanya bekerja
bersama-sama dalam perencanaan dan pengorganisasian serta fungsi-fungsi manajemen
lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

II. KERANGKA KONSEP, FILOSOFI, DAN TUJUAN PELAYANAN KEPERAWATAN

Berdasarkan pertimbangkan kemajuan manajemen keperawatan dalam memberikan


arahan kepada pencapaian tujuan dan menghadapi masalah-masalah manajerial dimasa
mendatang maka perlu untuk menentukan suatu kerangka konsep, keyakinan dasar,
filosofi dan tujuan manajemen keperawatan yang dapat mengarahkan seluruh kegiatan
yang direncanakan dan mencegah/mengatasi permasalahan manajerial tersebut.

Alasannya adalah karena kerangka konsep, keyakinan dasar manajer keperawatan,


filosofi dann tujuan akan merupakan landasan pelaksanaan kegiatan keperawatan,
pedoman untuk pengambilan keputusan dan dasar dalam evaluasi keberhasilan upaya
yang telah dilakukan.

1. Kerangka konsep dasar manajemen dalam keperawatan adalah manajemen


partisipatif yang berlandaskan kepada paradigma keperawatan yaitu manusia,
perawat/keperawatan, kesehahan dan lingkungan.
a) Manusia dalam manajemen partisipatif adalah individu/keluarga/masyarakat yang
diberikan pelayanan keperawatan melalui pelaksanaan tugas keperawatan yang
terorganisir, terarah, terkordinasi dan terintegrasi dalam rentang kendali yang
memadai.
b) Perawat/keperawatan adalah tenaga-tenaga keperawatan baik dari tingkat
manajerial puncak, menengah maupun bawah serta para pelaksana keperawatan
yang berada dalam rentang komunikasi, bekerja bersama memberikan pelayanan
keperawatan, sesuai dengan standar praktek keperawatan malalui upaya
pununjang selama berinteraksi, interdependensi dan inter relasi dengan anggota
tim kesehatan lain.
c) Kesehatan merupakan kisaran hasil pelayanan keparawatan yang berorientasi
pada beberapa dimensi pelayanan terhadap individu, keluarga, dan masyarakat
melalui upaya pencegahan, mempertahankan, meningkatkan dan memulihkkan.
d) Lingkungan yaitu area kewenangan dan tanggung jawab keperawatan baik selama
pasien berada dalam institusi pelayanan maupun persiapan menjelang pulang.
Selain itu lingkungan juga meliputi proses pelaksanaan fungsi kolaborasi antara
tim keperawatan dan kedokteran serta tim lain yang terkait.

Kerangka konsep dasar manajemen keperawatan ini perlu difahami sehingga para
manajer keperawatan akan dapat menatalaksanakan pekerjaannya dengan
merumuskan kerangka konsep tadi menjadi kerangka kerja untuk menunjang
praktek keperawatan dan merupakan keyakinan dasar dari tim perawatan yaitu :
1) Manusia akan tertarik dan terikat pada pekerjaannya dan memberikan upaya
yang selayaknya diberikan.
2) Jika diberikan informasi yang bermanfaat dan layak individu akan membuat
keputusan terbaik untuk dirinya sendiri
3) Tujuan kelompok akan lebih mudah dicapai oleh kelompok
4) Setiap individu memiliki karakterikstik latar belakang motivasi, minat dan
cara untuk pencapaian tujuan kelompok
5) Fungsi kordinasi dan pengendalian sangat penting dalam pencapaian tujuan
6) Persamaan kwalifikasi harus dipertimbangkan dalam pembagian kewenangan
dan tanggung jawab
7) Individu memiliki hak dan tanggung jawab untuk membagi dan
mendelegasikan kewenangannya pada mereka yang terbaik dalam organisasi
8) Pengetahuan dan keterampilan sangat diperlukan dalam pengambilan
keputusan yang profesional
9) Semua sistem berfungsi untuk mencapai tujuan kelompok dan merupakan
tanggung jawab bersama untuk secara terus menerus menetapkan tujuan
bersama

2. Filosofi manajemen keperawatan


Filosofi adalah keyakinan yang dimiliki individu atau kelompok yang mengarahkan
setiap pelaksanaan kegiatan individu atau kelompok pada pencapaian tujuan bersama.
Filosofi manajemen keperawatan adalah keyakinan yang dimiliki oleh tim
keperawatan yang bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan berkualitas
melalui pembagian kerja, kordinasi dan evaluasi.
Adapun filosofi manajemen keperawatan yaitu : tim keperawatan menyakini bahwa :
1) Mengerjakan hari ini lebih baik dari besok
2) Manajerial keperawatan merupakan fungsi utama bidang keperawatan
3) Peningkatan mutu kinerja perawat berarti juga peningkatan mutu pelayanan
keperawatan
4) Pendidikan berkelanjutan sangat perlu untuk meningkatkan pengetahuan
keperwatan bagi pelaksana dan merupakan tanggung jawab bidang keperawatan
5) Keperawatan adalah proses keperawatan individual yang menunjang pasien
melalui perubahan tingkat kesehatan hingga mencapai keadaan fungsi yang
optimal
6) Tim keperawatan bertanggung jawab dan bertanggung gugat untuk setiap
tindakan keperawatan yang diberikan
7) Menghargai pasien dan hakknya untuk mendapatkan asuhan keperawatan yang
bermutu
8) Perawat adalah advokat pasien yang berpartisipasi melalui fungsi komunikasi dan
kordinasi segala tindakan keperawatan dan pasien serta keluarga harus dilibatkan
mulai perencanaan sampai evaluasi
9) Perawat berkewajiban untuk memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan
keluarga dalam upaya meningkatkan fungsi yang optimal dan perencanaan
pulang adalah proses transisi dari rumah sakit kekomunitas merupakan bagian
integral dari perencanaan perawatan pasien.
Selain filosofi manajemen keperawatan yang harus menjadi keyakinan setiap individu
yang terlibat ; maka para manajer keperawatan dan jajarannya perlu memahami misi
institusi tempatnya bekerja.

Dengan pemahaman misi ini diharapkan setiap kegiatan keperawatan akan mengarah
kepada pelaksanaan misi tersebut. Salah satu contoh misi institusi pelayanan
kesehatan adalah :

1) Memberikan pelayanan dan sumber daya kesehatan yang terbaik untuk


masyarakat

Apabila institusi menjalankan fungsi pendidikan, maka misinya juga meliputi :


2) Menciptakan tatanan inovatif yang dinamis dan kondusif bagi peserta didik
dibidang kesehatan dalam mendapatkan pengalaman
3) Mengembangakan lingkungan aman, nyaman dan suasana yang kondusif bagi
pasien dan keluarga untuk belajar dan memungkinkan mereka merasakan
kebutuhan fisik psikis, sosial dan soiritualnya terpenuhi

Semua pernyataan filosofi dan misi harus ditetapkan oleh para manajer keperawatan
puncak yaitu bidang / departemen keperawatan.

3. Tujuan pelayanan keperawatan


Tujuan pelayanan keperawatan merupakan pernyataan konkrit dan spesifik tentang
pelayanan keperawatan, yang digunakan untuk menetapkan prioritas kegiatan
sehingga dapat mencapai dan mempertahankan misi serta filosofi yang diyakini.
Tujuan pelayanan keperawatan yang ummumnya ditetapkan oleh bidang keperawatan
meliput :
1) Meningkatkan dan mempertahankan kualitas pelayanan rumah sakit
2) Meningkatkan penerimaan masyarakat tentang profesi keperawatan dengan
mendidik perawat mempunyai sikap profesional dan bertanggung jawab dalam
pekerjaan
3) Meningkatkan hubungan dengan pasien / keluarga / masyarakat
4) Meningkatkan pelaksanaan kegiatan umum dalam upaya mempertahankan
kenyamanan pasien
5) Meningkatkan komunikasi antar staf
6) Meningkatkan produktifitas dan kualitas kerja staf keperawatan

Tujuan ni dicapai melalui :


1) Penetapan kebijakan yang dibuat secara kooperatif antara tim kesehatan
2) Upaya menjamin kesejahteraan sosial bagi perawat dan staf lain sehingga
mempunyai kepuasan kerja
3) Pemberian kesempatan kepada perawat untuk mendapatkan pendidikan yang
lebih tinggi
Semua tujuan yang telah ditetapkan akan dapat dicapai dengan cara meningkatkan
metode kerja para staf keperawatan.
Tujuan peningkatan metode kerja ini antara lain adalah :
1) Agar staf keperawatan bekerja lebih mudah dan aman
2) Untuk mengurangi waktu kerja yang sia-sia dan menurunkan penggunaan
perlengkapan yang sia-sia
3) Untuk mengurangi duplikasi tenaga dan upaya
4) Untuk memungkinkan staf keperawatan mendapatkan kepuasan kerja
5) Meningkatkan asuhan keperawatan

Dengan demikian setiap kegiatan keperawatan diarahkan kepada pencapaian tujuan


dan merupakan upaya manajer keperawatan untuk selalu mengkordinasikan,
mengarahkan dan mengendalikan proses pencapaian tujuan melalui interaksi,
komunikasi dan integrasi pekerjaan diantara staf keperawatan yang terlibat.

III. LINGKUP MANAJEMEN KEPERAWATAN

Mempertahankan kesehatan telah menjadi sebuah industri besar yang melibatkan


berbagai aspek upaya kesehatan.
Pelayanan kesehatan kemudian menjadi hak yang paling mendasar bagi semua orang
dan memberikan pelayanan keperawatan yang terdapat didalamnya.

Keperawatan merupakan disiplin praktek klinis. Manajer keperawatan yang efektif


seyogyanya memahami hal ini dan memfasilitasi pekerjaan perawat-perawat
pelaksana. Kegiatan para perawat pelaksana meliputi :
1) Menetapkan penggunaan proses keperawatan
2) Melaksanakan intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa
3) Menerima akontabilitas kegiatan keperawatan dilaksanakan oleh perawat
4) Menerima akontabilitas untuk hasil-hasil keperawatan
5) Mengendalikan lingkup praktek kepeawatan

Seluruh pelaksanaan kegiatan ini senantiasa di inisiasi oleh para manajer keperawatan
melalui partisipasi dalam proses manajemen keperawatan dengan melibatkan para
perawat pelaksana.

Beberapa bentuk partisipasinya adalah :

- Partisipasi “bottom-up”
- Partisipasi “top-down”
- Partisipasi lateral
- Partisipasi organisasional
- Partisipasi personal
Berdasarkan gambaran diatas maka lingkup manajemen keperawatan terdiri dari :

- Manajemen operasional
- Manajemen asuhan keperawatan

A. MANAJEMEN OPERASIONAL
Pelayanan keparawatan di rumah sakit dikelola oleh departemen/bidang perawatan
yang terdiri dari tiga tingkatan manajerial yaitu :
- Manajemen puncak
- Manajemen menegah
- Manajemen bawah

Tidak setiap orang memiliki kedudukan dalam manajemen berhasil dalam


kegiatannya,. Ada beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh orang-orang tersebut
agar penatalaksanaan berhasil.

Faktor-faktor tersebut adalah :

1. Kemampuan Menerapkan Pengetahuan


Seorang manajer keperawatan seyogyanya terbiasa dengan perkembangan
pemikiran dan konsep manajemen sehingga ia akan mampu pula menciptakan
gaya manajemennya sendiri. Karena itu, manajer atau pmpinan keperawatan
perlu menguasai beberapa teori manajemen sehingga melalui pendekatan
memilih ia akan mampu mengambil yang terbaik dan paling dapat diterapkan
dalam situasi.
Selain konsep-konsep tentang manajemen, pengetahuan tentang sumber daya
manusia dan kemampuan tehnis perlu puka dikuasai bobot penguasaan ketiga
jenis kemampuan ini berbeda-beda untuk setiap tingkatan manajerial.
2. Keterampilan Kepemimpian
Memimpin adalah proses mempengaruhi orang lain agar mau bekerja sesuai
dengan arah dan perencanaan dalam rangka mencapai tujuan. Teori bakat
menyebutkan bahwa hanya orang yang berbakat memimpin saja yang mampu
memimpin, karena pemimpin seperti ini dikaruniai intelegasian, kepribadian
dan kemampuan yang lebih besar dari rata-rata orang lain.
Didalam menjalankan proses kepemimpinannya seseorang memiliki kekuasaan
(“power”) yaitu kapasitas untuk menjamin hasil yang diharapkan dan untuk,
mencegah hasil yang tidak diharapkan. Lima dasar kekuasaan interpersonal
menurut French & Raven adalah legitimasi, imbalan, paksaan, keahlian dan
rujukan.
3. Kemampuan Menjalankan Peran Sebagai Pemimpin
Proses kemimpinan melalui kegiatan mempengaruhi orang lain akan berhasil
tergantung pada kemampuan pemimpin dalam menjalankan perannya sebagai
pemimpinan. Peran-peran kepemimpinan ini adalah :
a) Peran informasional dimana seorang pemimpin memiliki kemampuan untuk
menerima informasi, menyeleksi informasi dan meneruskan informasi
kepada orang lain/bawahan.
b) Peran simbol (“figure head”) merupakan peran perwakilan dimana
seseorang pemimppin berperan sebagai wakil kelompok memperihatkan
model peran bagi kelompok atau peran interpersonal.
c) Peran decisional yaitu kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat
dan sesuai dengan situasi yang ada saat ini.

4. Kemampuan Melaksanakan Fungsi-fungsi Manajerial


Mencapai tujuan organisasi keperawatan melalui pekerjaan orang lain bukan
pekerjaan yang mudah.

Dalam hal ini pemimpin harus mampu mengintegritasikan tujuan setiap individu
kedalam tujuan organisasi.
Karyawa yang terdiri dari berbagai latar belakang kemampuan pendidikan dan
pengalaman serta motivasi akan memperlihatkan singkat pencapaian pekerjaan
yang bervariasi pula. Ada empat jenis manusia yang harus diayomi oleh para
manajer yaitu “self reliant”, “enthuasiast”, “loyal” dan “factual”.didalam
menjalankan peran dan fungsinya, apar manajer keperawatan seyogyanya mampu
memodifikasi keempat jenis orang ini menjadi satu tim yang mampu melaksanakan
kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi.
Upaya pencapaian tujuan ini selayaknya pula tertuang dalam fungsi manajemen
yaitu perencanaan, pengorganisasian, aktuasi dan pengendalian.
Dalam pernecanaan : para manajer perencanaan kegiatan berjangka panjang,
menegah dan pendek.
Melalui perencanaan dibuat kesepakatan dan ditetapkan alat yang dapat mengukur
hasilnya, dengan demikian perencanaan meningkatkan kesempatan berhasil dengan
memusatkan pada hasil, bukan kegiatan.
Manajer

Puncak Menengah Bawah

DO.N Pengawasan Karu, katim


manajer perawat perawat primer

Kegiatan
Penyusunan Jadwal,
organisasi
kebijakan perencanaan
lingkup luas,
ketentuan & harian, mingguan
menggunakan
peraturan metode, untuk pemberian
istilah umum
prosedur untuk asuhan
karyawan dan keperawatan
penerapan langsung
Perencanaan perencanaan
strategis jangka menengah
berdasarkan pada untuk kegiatan
misi organisasi terusan

Pengorganisasian pekerjaan dilakukan oleh manajer berdasarkan konsep-konsep


struktur organisasi yaitu kewenangan, tanggung jawab, akontabilitas dan
pendelegasian.

Pengorganisasian pekerjaan juga dipengaruhi oleh struktur organisasi formal dan


informal. Organisasi formal menetapkan tanggung jawab, kewenangan dan
hubungan pelaporan antar karyawan. Sedangkan organisasi informal memberikan
semangat, jalur komunikasi antara individual untuk mengkompensasi kekurangan
pada struktur formal.

Untuk menjamin para pelaksana keperawatan melakukan pekerjaan yang diberikan,


maka para manajer senantiasa harus berupaya mengarahkan, memotivasi mereka
untuk bersikap sebaik-baiknya sehingga upaya mereka secara individu dapat
meningkatkan penampilan kelompok dalam rangka mencapai tujuan.

Fungsi pengendalian dalam proses manajemen bertujuan untuk mengamankan


tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatan sehingga tujuan bidang keperawatan dan
tujuan institusi dapat dicapai.
Pengendalian merupakan proses dimana para manajer mencoba melihat
pelaksanaan kegiatan aktual dengan kegiatan yang direncanakan.

Disini terdapat hubungan yang erat antara perencanaan dan pengendalian. Dalam
proses perencanaan, tujuan mendasar dari organisasi atau institusi dan metode
pencapaian tujuan ditetapkan. Pada proses pengendalian, kemajuan yang telah
dibuat yang mengarah pada pencapaian tujuan diukur.

Meskipun fungsi-fungsi perencanaan dan pengendaian harus tetap dibedakan tetapi


proses pengendaliantidak akan ada artinya tanpa perencanaan.

Sistem pengendalian keperawatan yang tertata baik akan :

1) Menetapkan saling percaya dan keterikatan terhadap sistem melalui


komunikasi efektif
2) Menjelaskan tujuan oganisasi dan individu
3) Menyajikan standar yang sama dan terbuka dengan definisi setiap standar,
tujuan dan sasaran yang tepat
4) Membandingkan harapan dengan penampilan
5) Meningkatkan pengembangan organisasi dengan memberikan informasi
lengkap untuk pengambilan keputusan tentang ketenagaan, sistem pemberian
asuhan keperawatan, kualitas pelayanan.
6) Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan staf.

B. MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN


Manajemen asuhan keperawatan merupakan suatu proses keperawatan yang
menggunakan konsep-konsep manajemen didalamnya seperti perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atau evaluasi.

Proses keperawatan merupakan proses pemecahan masalah yang menekankan


pada pengambilan keputusan tentang keterlibatan perawat yang dibutuhkan oleh
pasien.

1. Pengkajian merupakan langkah awal dalam proses keperawatan yang


mengharuskan perawat menentukan setepat mungkin pengalaman lalu pasien,
pengetahuan yang dimiliki, perasaan dan harapan kesehatan dimasa
mendatang. Pengkajian ini meliputi informasi tentang pengumpulan dara,
memvalidasi, menginterprestasikan informasi tentan pasien sebagai individu
yang unik.
2. Perencanaan intervensi keperawatan dibuat setelah perawat mampu
memformulasikan diagnosis keperawatan. Perawat memilik metode khusus,
memilih dari sekumpulan tindakan alternatif untuk menolong pasien
mempertahankan kesejahteraan yang optimal. Semua kegiatan keperawatan
harus menggunakan sumber-sumber yangg tersedia melalui penetapan tujuan
jangka panjang dan jangka pendek.
3. Penerapan rencana intervensi keperawatan merupakan langkah berikut dalam
proses keperawatan. Semua kegiatan yang digunakan dalam memberikan
asuhan keperawatan pada pasien harus direncanakan untuk menunjang tujuan
pengobatan medis dan memenuhi tujuan rencana keperawatan. Implementasi
rencana asuhan keperawatan berarti perawat mengarahkan, menolong,
mengobservasi dan mendidik semua personil keperawatan yang terlibat dalam
asuhan pasien tersebut. Pemantauan yang terus menerus terhadap personil
keperawatan dan pasien termasuk evaluasi perilaku dan pendidikan merupakan
supervisi keperawatan yang penting.
4. Evaluasi adalah langkah ke empat dalam proses keperawatan merupakan
pertimbangan sistematis dari standar dan tujuan yang dipilih sebelumnya
dibandingkan dengan penerapan praktek yang aktual dan tingkat asuhan yang
diberikan.
Evaluasi keefektifitas asuhan yang diberikan hanya dapat dibuat jika tujuan
yang diidentifikasi sebelumnya cukup realistis dan dapat dicapai oleh perawat,
pasien dan keluarga.

Keempat langkah dlam proses keperawatan ini berlangsung terus menerus


dilakukan oleh para perawat melalui metode penugasan yang telah ditetapkan oleh
para manajer keperawatan sebelumnya. Para manajer keperawatan (terutama
manajer bawah) terlibat dalam proses manajerial yang melibatkan berbagai fungsi
manajememn dalam rangka mempengaruhi dan menggerakkan bawahan agar
mampu memberikan asuhan keperawatan yang memadai sesuai dengan kode etik
dan standar praktek keperawatan.

IV. STANDAR PELAYANAN KEPERAWATAN

Standar pelayanan/praktek keperawatan sangat penting bagi profesi keperawatan


karena standar menceminkan kualitas pelayanan keperawatan melalui penetapan
kriteria spesifik yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat kualitas pelayanan
yang telah dicapai. Standar ini juga merupakan dasar, selain terhadap mana kualitas
dan nilai pelayanan dapat ditetapkan, tetapi juga pembiayaan keperawatan dapat
direncanakan, diatur dan ditetapkan sehingga produktifitas perawat dapat pula
diperkirakan.

PENGERTIAN
Standar pelayanan keperawatan adalah pernyataan deskriptif dari kualitas yang
diinginkan, terhadap mana evaluasi pelayanan keperawatan yang diberikan pada
pasien dapat dilaksanakan.
Standar dibuat berdasarkan konsep-konsep keperawatan dan berfokus terutama pada
pasien untuk mengetahui proses pemberian pelayanan dan hasil pelayanan yang
diberikan. Karena itu standar harus dapat dipahami oleh semua perawat baik yang
memberikan pelayanan langsung maupun tidak langsung.

Standar dpat digunakan sebagai target dimana standar merupakan alat


perencanaannya, selain itu dapat juga digunakan sebagai ukuran untuk mengevaluasi
penampilan dimana standar ini merupakan alat pengontrolan.

Setiap standar yang ditetapkan harus memiliki objektif dan kriteria yang akan
merupakan indikator relevan dari kualitas asuhan keperawatan pasien yang diberikan
melalui kompetensi pereawat. Dengan demikian, penampilan standar, proses
pemberian asuhan keperawatan dan hasil yamg diperoleh pasien dapat dianalisa untuk
kemudian dilakukan langkah-langkah perbaikan seperlunya.

Standar praktek keperawatan berfungsi sebagai pedoman untuk membimbing perawat


dalam menentukan kapan tindakan keperawatan dpat dihilangkan karena tidak ada
hubungannya denga pasien. Disamping itu standar ini penting dan bermanfaat untuk
rumah sakit yang memiliki keterbatasan biaya, unit-unit perawatan yang mempunyai
staf keperawatan kurang berpengalaman tetapi harus memberi asuhan keperawatan
pada pasien dengan bermacam-macam gangguan penyakit, serta bermanfaat bagi
masyarkat yang kurang kritis terhadap adanya pemerataan kesehatan yang tidak
seimbang. Dengan demikian standar perlu ditetapkan, ditulis dan dinilai kembali
secara teratur untuk kemudian diketahui dengan baik oleh seluruh staf keperawatan
karena standar merupakan tanggung jawab profesional dari para perawat.

TUJUAN
Standar praktek keperawatan diterapkan untuk meningkatkan asuhan keperawatan
dengan memfokuskan usaha-usaha perawatan kepada tujuan yang diharapkan serta
untuk meningkatkan motivasi pencapaian tujuan tersebut.
Standar bertujuan untuk menurunkan biaya asuhan keperawatan dimana dengan
menggunakan standar diharapkan akan menigkatkan efisiensi dan efektifitas kerja
para perawat dan menurunkan waktu perawatan pasien di rumah sakit. Demikian juga
melalui standar pasien dapat dihilangkan sehingga segala kebutuhan pasien dapat
terpenuhi tanpa harus dibebani oleh biaya tambahan.
Selain itu standar akan merupakan dasar dalam menentukan terjadinya kelalaian
perawat. Standar membimbing para perawat kearah tindakan yang benar sehingga
bahaya yang mungkin terjadi sebagai akibat terpenuhinya standar akan dapat dideteksi
secara dini disamping dapat membuktikan bahwa perawat telah gagal melaksanakan
standar dengan baik sehingga kegagalan tersebut menimbulkan kerugian pada pasien.

SUMBER DAN JENIS STANDAR


Atandar ditetapkan dan bersumber dari komite akreditasi organisasi profesi, program-
program pendidikan keperawatan, departemen kesehatan; organisasi keperawatan
spesialisasi dan unit-unit yang berhubungan.
Jenis standar dapat diformulasikan berdasarkan definisi tingkat “excellence” yaitu
berbentuk “normative” dimana praktek keperawatan yang ideal yang menggambarkan
kualitas penampilan perawat yang tinggi; atau berbentuk empiris yang
menggambarkan praktek keperawatan berdasarkan observasi terhadap sejumlah besar
pasien.
Standar proses berorientasi kepada perawat dan segala kegiatan yang berhubungan
dengan pemberian asuhan keperawatan. Standar proses ini dapat menggunakan
pendekatan proses keperawatan.
Proses keperawatan terdiri dari 4 komponen yaitu :
a) Standar I meliputi seluruh pengkajian tentang pasien dan hal-hal yang
berhubungan dengan pasien.
b) Standar II adalah standar yang melibatkan perencanaan dimana ditetapkan
masalah pasien dan hasil yang diharapkan.
c) Standar III merupakan fase implementasi. Setelah maslah diformulasikan pada
standar II, ditetapkan tindakan-tindakan keperawatan yang akan di
implementasikan.
d) Standar IV meliputi penilaian termasuk pencatatan. Evaluasi hasil mereflexikan
keefektifan tindakan dan pencapaian hasil yang diinginkan. Bentuk pendekatan
lain yang dpat ditetapkan dalam membuat standar praktek keperawatan adalah
dengan menentukan aspek-aspek yang akan dijadikan fokus standar misalnya
aspek asuhan keperawatan, aspek pendidikan kesehatan, aspek kebijakan dan
prosedur, aspek tanggung jawab dan akontabilitas profesi, aspek pesonil
keperawatan.
Standar yang berlaku bagi beberapa kelompok pasien tertentu juga dapat
dikembangkan melalui kategori usia, proses penyakit, jenis pengobatan atau masalah
kesehatan.
Format standar dapat berbeda antara satu institusi dengan yang lainnya tergantung
pada cara pendekatan yang dipilih sebelumnya dan topiik standar yang ditentukan.
Karena standar merupakan pendekatan sistematis yang terencana dalam praktek klinik
keperawatan, maka diharapkan bahwa pelayanan keperawatan yang diberikan pada
pasien juga melibatkan diri pasien dan keluarga.

ASPEK HUKUM SUATU STANDAR


Dinegara-negara yang telah memberlakukan suatu standar, kekuatan hukumnya sangat
kuat. Seperti telah djelaskan dalam tujuan, standar dapat mengukur sampai sejauh
mana perawat melaksanakan asuhan keperawatan untuk memenuhi standar serta
bagaimana perawat memeperlakukan pasiennya.
Dengan standar, institusi juga memberi kesempatan pada pasien untuk mengontrol
asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat untuknya. Apabila ternyata terdapat
kelalaian dari perawat, pasien berhak untuk bertanya atau menuntut. Tapi tentu tidak
sesederhana seperti yang dobayangkan karena pasien harus membbuktikan bahwa ada
hubungan antara pasien dan perawat, perawat tidak melakukan asuuhannya secara
baik, perawat telah menyimpang dari standar yang layak, pasien telah menderita dan
penderitaannya itu sebagai akibat penyimpangan perawat terhadapat standar
keperawatan.
Karena itu setiap perawat harus mengetahui dan mengerti serta melaksanakan praktek
keperawatan yang tercantum dalam standar dan mengunakan standar sebagai
pedoman untuk dapat melakukan fungsinya secara bertanggung jawab.

V. MANAJEMEN KEPEAWATAN DIMASA MENDATANG

A. LATAR BELAKANG PERLUNYA PERUBAHAN PENERAPAN KONSEP


MANAJEMEN
1. Periode transisi manajemen keperawatan
Pola sistem pelayanan kesehatan yang terjadi sebelum tahun 1990 sangat
dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi, perluasan teknologi dan bersifat
kompetitif dimana pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan yang
diberikan kepada pasien bersifat kuratif karena orientasinya berdasarkan
perkembangan penyakit.

Menjelang akhir tahun 2000 ini telah terjadi perkembangan bisnis diberbagai
bidang termasuk bidang kesehatan. Pada saat ini ketergantugan terhadap
tehnologi mulai meningkat sehingga pelayanan yang diberikan menjadi
multilateral walaupun pelayanan kesehatan dan keperawatan masih
berorientasi kepada penyakit.

Memasuki abad ke-21, sistem pelayanan kesehatan diharapkan akan


berorientasi kepada aspek kesehatan dimana pelayanan yang diberikan lebih
bersifat multidimensional dengan mempertimbangkan keberadaan masyarakat
melalui penggunaan tehnik pelayanan kesehatan yang tinggi. Hal ini memicu
sikap konsumerisme dari pengguna pelayanan kesehatan. Namun peraturan
kesehatan diharapkan masih dapat membatasi timbulnya dampak negatif
terhadap pengguna pelayanan kesehatan.

2. Transisi peran fungsi dan tanggung jawab keperawatan


Sebagai akibat dari perkembangan pelayanan kesehatan secara umum
pelayanan keperawatan juga mengalami transisi peran, fungsi dan tanggung
jawab memasuki abad ke 21 ini.

Peran keperawatan yang sempit, berorientasi pada penyakit dan


ketergantungan yang tinggi pada tim kedokteran serta pelaksanaan tugas-tugas
yang berasal dari pendelegasian diharapkan akan berganti menjadi peran yang
diterapkan secara fleksibel dan interdependen berdasarkan pada rentang sehat.

Fungsi keperawatan dilaksanakan secara langsung tetapi masih didominasi


oleh profesi kedokteran dan berdasarkan kepada kebijakan yang berlaku, akan
digantikan oleh fungsi keperawatan yang berorientasi pada kebijakan legislasi
yang memungkinkan perawat melakukan asuhan keperawatan yang bersifat
prevensi, promosi dan rehabilitasi yang berdasarkan standar keperawatan
melalui interaksi tim.
Tanggung jawab keperawatan yang diatur dan diformulasikan oleh institusi
dalam memberikan asuhan keperawatan yang berorientasi pada keselamatan,
pada masa datang bukan hanya tanggung jawab akan tetapi juga disertai
akontabilitas yang ditentukan oleh pasien yang mendapat asuhan keperawatan
berdasarkan peraturan kesehatan dan berorientasi pada kepentingan
masnyarakat.

Dengan demikian akan terjadi juga perubahan peran dari perawat kepala
ruangan yang tadinya berorientasi pada fungsi pengendalian, pengarahan,
supervisi dan pengambilan keputusan menjadi kepada fungsi fasilitas,
kordinasi, integritas dan penunjang.

3. Karakteristik kemampuan tim keperawatan


Agar dapat melaksanakan peran baru tersebut diperlukan individu-individu
perawat yang memiliki karakteristik kemampuan menjalankan praktek
keperawatan sesuai dengan kiat profesi dengan penuh tanggung jawab dan
bertanggung gugat, mampu memelihara hubungan antarr sejawat dengan
saling menghargai, saling mempercayai dan menunjang, mampu
berkomunikasi, memahami perbedaan dalam praktek keperawatan, berperan
aktif, menentukan penjadwalan dan perencanaan serta lebih mandiri dalam
mengatasi konfliks.

Disamping itu tenaga keperawatan yang melakukan praktek keperawatan pada


masa mendatang harus mampu meninggalkan perilaku kerja yang lama yaitu
dari perilaku kerja yang terstruktur, berfokus pada tugas, dengan waktu yang
terbatas, mementingkan pekerjaan teknis disertai pengendalian yang ketat
serta kewenangan yang tersentralisasi dan tanggung jawab yang sempit
menjadi perilaku profesional yaitu mampu berkomunikasi secara lebih luas,
menghargai pendapat orang lain, sedikit terstruktur tetapi menekankan
akontabilitas, sehingga hanya memerlukan pengendalian yang terorganisir,
menghargai silai sosial dan menghargai keberadaan teman sejawat.

Karakateristik kemampuan ini diperlukan karena jenis pekerjaan keperawatan


diwaktu mendatang akan lebih terintegrasi, lebih terstandardisasi, lebih
terinterrelasi dengan aspek lain sehingga memerlukan kebebasan yang tinggi
dan kemampuan untuk menerima tanggung jawab, untuk memahami pekerjaan
orang lain, dan membagi peran dengan orang lain.
Sebaliknya sebagai dpak dari perubaan peran fungsi dan tanggung jawab ini,
perilaku tenaga pelaksana keperawatan diperkirakan akan menjadi tidak patuh,
tidak terikat pada peran, fungsi ataupun hasil pekerjaan, lebih individual, lebih
sistematis, ingin berpasrtisipasi penuh dalam memilih gaji, manfaat dan
kondisi kerja. Keadaan ini mungkin dapat meningkatkan proses kelompok
dimana interaksi, dorongan dan hubungan, komunikasi dan pertukaran
informasipun meningkat. Dengan demikian partisipasi akan menigkat
hubungan, lingkungan kerja dan produktifitas.

Situasi dan arah perkembangan keperawatan diatas merupakan tantangan bagi


manajer keperawatan di ruangan untuk memilki kemampuan melaksanakan
manajemen maju dalam keperawatan dengan mendorong mengembangkan
interaksi sesama bawahan.
Kemampuan ini diperlukan oleh pimpinan keperawatan diruangan karena
mereka harus dapat menginformasikan, mengartikan filosofi institusi dan
pelayanan keperawatan, keyakinan dasar kerangka kerja manajerial
keperawatan dan tujuan dari institusi serta bidang keperawatan agar semua
kegiatan menuju kesatu arah yang disepakati bersama.

B. STRATEGI PELAKSANAAN MANAJEMEN KEPERAWATAN MASA


MENDATANG

Fingsi manajerial yang penting adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan


dan pengawasan. Mempertimbangkan perkembangan dan perubahan situasi yang
berkaitan dengan kegiatan keperawatan dimasa mendatang, manajer keperawatan
diruangan akan berpotensi menghadapi beberapa permasalahan.

Untuk mengurangi kendala dan permasalahan manajerial yang timbul sebagai


akibat perubahan peran, fungsi dan tanggung jawab manajer keparawatan dimana
diperlukan suatu pendekatan desentralisasi maka manajemen partisipatif
merupakan salah satu metode yang dapat dipilih.
Manajemen partisipatif timbul berdasarkan filosofi kepercayaan. Bawahan
dipercaya untuk menyelesaikan tugas, melaporkan penyimpangan dan menilainya
serta menyampaikan hasil pencapaian akhir.
Manajemen partisipatif dibentuk juga berdasarkan kerangka kerja praktek
profesional yang menghargai kebebasan, mempertahankan dukungan, harapan
yang jelas, sumber daya yang memadai dan situasi organisasi terbuka yang
menciptakan hubungan, lingkungan, harmonis, dan kesempatan berdasarkan
saling mempercayai seperti pada gambar siklus berikut.
Solidaritas dan saling
memiliki

Nilai-nilai individu

Saling mengerti dan


menerima
Komunkasi terbuka

Keterlibatan dalam
keputusan

Skema : siklus kepercayaan

(O’grady, 1986)

Didalam suatu manajemen organisasi yang baik, keterbukaan diantara individu


yang terlibat merupakan kunci sukses dalam menentukan prioritas dan menerima
perubahan. Dengan keterbukaan, pelibatan dari setiap tingkatan manajerial
keperawatan dapat menghasilkan pembuatan keputusan yang tepat.
KESIMPULAN

Penerapan konsep manajemen menuntut para pelaku yang terlibat dalam manajemn
keperawatan untuk selalu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen berdasarkan filosofi, missi,
tujuan dan sesuai dengan kondisi pelayanan kesehatan yang ada sehingga bentuk pelayanan
keperawatan yang diberikan akan sejajar dengan tingkat kemajuan pelayanan kesehatan yang
terjadi.

Dalam rangka mengantisipasi manajemen keprawatan dimasa mendatang, kemampuan para


manajer keperawatan perlu ditingkatkan terutama yang berkaitan denganpelaksanaan fungsi-
fungsi manajemen yang seyogyanya dilakukan melalui penatalaksanaan secara partisipatif.

Berkaitan dengan itu pula lingkup manajemen keperawatan yang terdiri dari manajemen
operasional dan asuhan keperawatan perlu dilaksanakan berdasarkan kepada standar
keperawatan. Upaya-upaya fasiliitas, koordinasi, integrasi dan penunjang perlu ditingkatkan
melalui peningkatan komunikasi dan pembinaan hubungan sehingga tujuan institusi yang
telah ditetapkan dapat dicapai melalui strategi manajemen keperawatan yang dapat
mengantisispasi perkembangan pelayanan keperawatan dimasa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA

1. Elly Nurachmah. Konsep Manajemen Keperawatan Jakart, Tidak dipublikasikan,


1994
2. Gillies (1988). Nursing Manajemen. A System Approach. Philadelphia : WB
Saunders Company
3. Kron, 1981 The Management of Patient Care Philadelphia : Fith edition WB Saunders
Company
4. O’graddy (1986). Creative Nursing Administration. Participative Management into
the 21’st Century. Rockviles, Maryland : An Aspen Publication
5. Sullivan & Philip J. Decker (1989). Effective Mangement in Nursing Sydney :
Addison Wesley Publishing Company.
6. Swansburg (1990). Management and Leadership for Nurse Managers Boston : Jones
and Bartlett Publishers.

Anda mungkin juga menyukai