Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada pasien sangat ditentukan oleh
pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan professional. Dengan
semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan
dan tuntutan perkembangan IPTEK, maka metode system pemberian asuhan
keperawatan harus efektif dan efisien.

Ada beberapa metode pemberian asuhan keperawatan kepada pasien.


Mc Laughin, Thomad, dan Barterm (1995) mengidentifikasi delapan model
pemberian asuhan keperawatan, tetapi model yang umum digunakan di rumah
sakit adalah asuhan keperawatan total, keperawatan tim, dan keperawatan
primer. Sistem model metode asuhan keperawatan professional (MAKP)
adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan empat unsur yakni standar,
proses keperawatan, pendidikan keperawatan dan system MAKP.Dalam
metode asuhan keperawatan professional mencakup didalamnya adalah
penerapan MAKP, overan, pre dan post conference pengelolaan logistic dan
obat, perencanaan pulang supervisi dan dokumentasi.

Rumah sakit Pertamedika Balikpapan memiliki visi menjadi penyelenggara


layanan kesehatan yang prima, terpercaya, serta memiliki keunggulan
kompetitif yang berkelanjutan di Kalimantan Timur. Rumah sakit
Pertamedika Balikpapan mengutamakan mutu layanan dalam memberikan
asuhan keperawatan kepada pasien dan keluarga khususnya di Ruang Mawar.
Peningkatan mutu layanan antara lain dengan penerapan praktik keperawatan
professional berupa pelaksanaan metode asuhan keperawatan professional
(MAKP).
Berdasarkan hasil observasi dan supervisi yang dilakukan oleh kelompok
sebelumnya pada tanggal 20 sampai 24 Maret 2019 di ruangan Mawar
didapat kan bahwa pelaksanaan pre dan post conference masih kurang dan
belum terlaksana secara optimal serta belum adanya SPO pelaksanaan pre dan
post conference.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu manajemen keperawatan dan fungsinya ?
2. Apa definisi dari conference ?
3. Sebutkan jenis conference ?
4. Apa tujuan dari pre dan post conference ?
5. Bagaimana syarat pre dan post conference ?
6. Bagaimana pedoman pelaksanaan pre dan post conference ?
7. Bagaimana standart oprasional prosedur ( SOP ) pre dan post conference ?

C. TUJUAN
1. Mengetahui defenisi manajemen keperwatan dan fungsinya
2. Mengetahui defenisi conference dan jenis conference
3. Mengetahui tujuan dari pre dan post conference
4. Mengetahui syarat pre dan post conference
5. Mengetahui pedoman pelaksanaan pre dan post conference
6. Mengetahui ( SOP ) standart operasional prosedur pre dan post conference

D. MANFAAT
1. Bagi Rumah Sakit Pertamina Balikpapan
Sebagai masukan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
pada pasien rawat inap maupun keluarganya.

2
2. Bagi perawat
Sebagai masukan bagi perawat dalam melakukan fungsi-fungsi
manajemen keperawatan terkait pemberian layanan asuhan keperawatan
pada pasien.
3. Bagi Pasien.
Dapat terjalinnya komunikasi yang baik antara perawat dengan
pasien/keluarga

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. MANAJEMEN KEPERAWATAN

1. Definisi manajemen Keperawatan


Keperawatan adalah bentuk pelayanan professional yang menjadi bagian
integral dari pelayanan kesehatan, berdasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan. Pelayanan yang diberikan berbentuk pelayanan biopsiko-
sosial-spiritual yang komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga dan
masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses
kehidupan manusia. Berdasarakan pengertian ini maka keperawatan
termasuk ke dalam organisasi pelayanan kesehatan yang tentunya
senantiasa terlibat dalam penerapan manajemen dalam pencapaian tujuan
keperawatan.

Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif


dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Manajemen tersebut
mencakup kegiatan planning, organizing, actuating, controlling (POAC)
terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (
Grant dan Massey, 1999). Manajemen juga diartikan sebagai suatu
organisasi bisnis yang difokuskan pada produksi dan banyak hal lain
untuk menghasilkan suatu keuntungan.

Menurut Gillies (1986), diterjemahkan oleh Dika Sukmana dan Rika


Widya Sukmana (1996), manajemen didefinisikan sebagai suatu proses
dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain, sedangkan manajemen
keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan
untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional.

4
Manajer keperawatan yang efektif akan memanfaatkan proses manajemen
untuk mencapai tujuan melalui usaha orang lain. Dalam setiap kegiatan
selalu didasarkan pada perencanaan yang matang dan juga didasarkan
pada informasi yang akurat tentang apa yang belum diselesaikan, dengan
cara apa, untuk alasan apa, siapa, dan sumber daya apa yang tersedia
dalam merencanakan kegiatan.

Gambar 1.1 Hubungan proses keperawatan dan fungsi manajemen

Pengkajian dan
diagnose Planning
keperawatan

Perencanaan Staffing

Organizing
Implementasi

Directin

Evaluasi Controling

2. Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen terdiri atas hal-hal yang dilakukan dalam urusan
manajerial. Fungsi-fungsi manajemen telah disusun sedemikian rupa agar
didapat kesamaan sudut pandang untuk mencapai tujaun yang telah
ditetapkan. Fungsi manajemen terdiri Daft ( 2003 : 6 ) :
 Planning ( Perencanaan)
Perencanaan merupakan fungsi manajemen yang berkenaan
dengan pendefinisian sasaran untuk kinerja organisasi di masa

5
depan untuk memutuskan tugas-tugas dan sumber daya-sumber
daya yang digunakan yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran
tersebut.
 Organizing (Pengorganisasian)
Merupakan fungsi manajemen yang berkenaan dengan penugasan
mengelompokkan tugas-tugas ke dalam departemen dan
mengalokasikan sumber daya ke departemen. Pengorganisasian
merupakan tindak lanjut dari perencanaan yang telah dibuat.
 Leading (Kepemimpinan)
Merupakan fungsi manajemen yang berkenaan dengan bagaimana
menggunakan pengaruh untuk memotivasi karyawan dalam
mencapai sasaran organisasi.
 Controlling (Pengendalian)
Merupakan fungsi manajemen yang berkenaan dengan
pengawasan terhadap aktivitas karyawan menjaga organisasi agar
tetap berada pada jalur yang sesuai dengan sasaran dan melakukan
koreksi apabila diperlukan. Menurut Stoner dan Wankel definisi
controlling adalah sebuah proses yang dilakuakn untuk
meyakinkan bahwa semua kegiatan (dalam proses manajemen)
berjalan mengikuti rencana yang telah ditetapkan dan menuju
kepada sasaran yang harus dicapai.
Menurut Rammond(2013) dalam buku ajar keperawatan manajemen
keperawatan ada 4 fungsi manajemen yaitu :
a. Fungsi perencanaan.
Fungsi perencanaan merupakan landasan fungsi manajemen secara
keseluruhan. Perencanaan sebagai suatu proses yang dimulai dari
penetapan tujuan organisasi, menentukan baik tidaknya
perencanaan itu dapat dijawab melalui pertanyaan-pertanyaan
mendasar mengenai perencanaan.

6
Terdapat 3 fungsi perencanaan, yaitu perencanaan sebagai arahan,
perencanaan meminimalkan dampak dari perubahan, perencanaan
menetapkan standar dalam pengawasan kualitas.
b. Fungsi pengorganisasian.
Adalah suatu fungsi manajemen yang juga mempunyai peranan
penting seperti perencanaan. Melalui fungsi ini seluruh sumber
daya yang dimiliki organisasi (manusia dan bukan manusia) akan
diatur penggunaannya secara efektif dan efisien untuk mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Pengorganisasian adalah
langkah untukmenetapkan, menggolongkan, dan mengatur
berbagai kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok dan wewenang ,
dan mendelegasikan wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam
rangka mencapai tujuan organisasi.
Dengan mengembangkan fungsi pengorganisasian, manajer
keperawatan dapat mengetahui :
 Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok.
 Hubungan organisator antarmanusia yang menjadi
anggota/staf organisasi.
 Pendelegasian wewenang.
 Pemanfaatan fasilitas fisik yang dimiliki organisasi.
c. Fungsi penggerakan.
Fungsi ini lebih memusatkan perhatian pada pengelolaan sumber
daya manusia. Atas dasar itu fungsi actuating sangat erat
hubungannya dengan ilmu-ilmu tentang perilaku manusia. Fungsi
aktuasi ini harus dimulai pada diri manajer selaku pimpinan
organisasi. Manajer harus menunjukkan pada stafnya bahwa ia
mempunyai tekad untuk mencapai kemajuan dan peka terhadap
lingkungannya.

7
d. Fungsi pengawasan.
Fungsi ini mempunyai kaitan erat dengan ketiga fungsi manajemen
yang lain. Melalui fungsi pengawasan dan pengendalian, standar
keberhasilan program yang dituangkan dalam bentuk target,
prosedur kerja dan sebagainya harus selalu dibandingkan dengan
hasil yang telah dicapai atau yang mampu dikerjakan oleh staf.
3. Prinsip Manajemen Dalam Kepperawatan
a. Manajemen keperawatan seyogyanya berlandaskan perencanaan
karena melalui fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan
resiko pengambilan keputusan, pemecahan masalah yang efektif.
b. Manjemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu
yang efektif. Manajer keperawatan yang menghargai waktu akan
menyusun perencanaan yang terprogram dengan baik dan
melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
sebelumnya.
c. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan.
Berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam
pengelolaan kegiatan keperawatan memrlukan pengambilan
keputusan di berbagai tingkat manajerial.
d. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan
focus perhatian manajer perawat dengan mempertimbangkan apa
yang pasien lihat, pikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien
merupakan poin utama dari seluruh tujuan keperawatan.
e. Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian
dilakukan sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai
tujuan.
f. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan
yang meliputi proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan
pengendalian pelaksanaan rencana yang telah diorganisasikan.

8
g. Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk
memperlihatkan penampilan kerja yang baik.
h. Manajemen keperawatan meggunakan komunikasi yang efektif.
Komunikasi yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan
memberikan persamaan pandangan, arah dan pengertian diantara
pegawai.
i. Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya
persiapan perawat-perawat pelaksana menduduki posisi yang lebih
tinggi atau upaya manajer untuk meningkatkan pengetahuan
karyawan.
j. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang
meliputi penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat,
pemberian instruksi dan menetapkan prisip-prinsip melalui
penetapan standar, membandingkan penampilan dengan standard
dan memperbaiki kekurangan.
Berdasarkan prinsip-prinsip di atas manajer dan administrator
harus bekerja sama dalam perencanaan dan pengorganisasian serta
fungsi-fungsi manjemen lainnya untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.

4. Proses Manajemen Keperawatan.


 Pengkajian dan Pengumpulan
Seorang manajer dituntut tidak hanya mengumpulkan informasi
tentang keadaan pasien pada tahap ini, melainkan juga mengenai
institusi ( Rumah sakit/puskesmas), tenaga keperawatan,
administrasi, dan bagian keuangan yang mempengaruhi fungsi
organisasi keperawatan secara keseluruhan.
 Perencanaan
Perencanaan adalah menyusun langkah strategis dalam mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Perencanaan disini

9
dimaksudkan untuk menentukan kebutuhan dalam asuhan
keperawatan kepada semua pasien, menegakkan tujuan,
mengalokasikan anggaran belanja, menetapkan ukuran dan tipe
tenaga keperawatan yang dibutuhkan, membuat pola struktur
organisasi yang dapat mengoptimalkan efektifitas kerja staf, serta
menegakkan kebijaksanaan dan prosedur operasional untuk
mencapai visi dan misi institusi yang telah ditetapkan.
 Pelaksanaan
Karena manajemen keperawatan memerlukan kerja melalui orang
lain, maka tahap pada pelaksanaan terdiri dari bagaimana manajer
memimpin orang lain untuk menjalankan tindakan yang telah
direncanakan. Fungsi kepemimpinan dapat dibagi lagi dalam
komponen fungsi yaitu kepemimpinan, komunikasi, dan motivasi.
 Evaluasi
Tahap akhir proses manajerial adalah mengevaluasi seluruh
kegiatan yang telah dilaksanakan. Tujuan evaluasi disini adalah
untuk menilai seberapa jauh staf mampu melaksanakan perannya
sesuai dengan tujuan organisasi yang telah ditetapkan serta
mengidentifikasi factor-faktor yang menghambat dan mendukung
dalam pelaksanaan.

Sebagai contoh kepala ruangan dalam melakukan peran sebagai manajer


keperawatan adalah sebagai berikut :

1) Pengkajian.
 Mengidentifikasi ratio perawat-pasien.
 Mengidentifikasi sarana penunjang.
 Menetapkan metode pemberian asuhan keperawatan yang tepat
(misalnya metode tim)
2) Perencanaan.
 Merencanakan jumlah tenaga dan fasilitas yang dibutuhkan.

10
 Membentuk tim dan menetapkan ketua timnya.
3) Pelaksanaan.
Sebagai penanggung jawab terhadap penerapan asuhan keperawatan
professional, yang dimulai dari timbang terima hingga pelaksanaan
tindakan keperawatan.
4) Evaluasi.
Kepala ruangan melakukan evaluasi secara keseluruhan terhadap kegiatan
yang telah dilaksanakan dengan cara :
 Menilai kemampuan dan pencapaian ketua tim.
 Menilai pencapaian tujuan asuhan keperawatan yang dilaksanakan
oleh perawat pelaksana melalui ketua tim.
 Memberikan umpan balik terhadap hasil yang dicapainya.
 Merencanakan tindak lanjut.

B. CONFERENCE

1. Definisi Conference
Conference adalah langkah awal yang harus dilakukan oleh instruktur klinis
dalam memberikan pengarahan dan bimbingan terhadap mahasiswa. Dalam
konferens instruktur klinis memberikan pengarahan terhadap mahasiswa yang
akan melakukan pelayanan kesehatan. Sehingga para mahasiswa mendapatkan
pengertian akan apa yang akan dilakukan setelah berada di tempat pasien.

Conference adalah salah satu jalan yang ditempuh untuk membantu para calon
perawat dalam melakukan tindakan keperawatan terhadap klien.
Penyiapan mahasiswa untuk praktek klinik telah menjadi bagian yang sangat
penting dalam pendidikan keperawatan. Hal ini dimaksudkan untuk
meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam memasuki praktek keperawatan
secara nyata terhadap pasien langsung. Hal ini dimaksudkan untuk setiap
menjaga kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.

11
2. Jenis Conference
Konferensi terdiri dari pre conference dan post conference yaitu :
a. Pre Conference
Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah
selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin
oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada tim
tersebut hanya satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre
conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan
rencana dari katim dan PJ tim(Modul MPKP, 2006)
Waktu : setelah operan
Tempat : Meja masing – masing tim
Penanggung jawab : Ketua tim atau Pj tim

Kegiatan
1) Ketua tim atau Pj tim membuka acara
2) Ketua tim atau pj tim menanjakan rencana harian masing – masing
perawat pelaksana
3) Ketua tim atau Pj tim memberikan masukan dan tindakan lanjut terkait
dengan asuhan yang diberikan saat itu.
4) Ketua tim atau Pj tim memberikan reinforcement.
5) Ketua tim atau Pj tim menutup acara

b. Post Conference
Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang
hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi
post conference adalah hasil askep tiap perawatan dan hal penting untuk
operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh katim atau Pj tim
(Modul MPKP, 2006)
Waktu :Sebelum operan ke dinas berikutnya.
Tempat : Meja masing – masing tim.

12
Penanggung jawab : ketua tim atau Pj tim
Kegiatan :
1) Ketua tim atau Pj tim membuka acara.
2) Ketua tim atau Pj tim menanyakan kendala dalam asuhan yang telah
diberikan.
3) Ketua tim atau Pj tim yang menanyakan tindakan lanjut asuhan klien
yang harus dioperkan kepada perawat shift berikutnya.
4) Ketua tim atau Pj menutup acara.

3. Tujuan Pre – Post Conference


Secara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa masalah-masalah
secara kritis dan menjabarkan alternatif penyelesaian masalah, mendapatkan
gambaran berbagai situasi lapangan yang dapat menjadi masukan untuk
menyusun rencana antisipasi sehingga dapat meningkatkan kesiapan diri
dalam pemberian asuhan keperawatan dan merupakan cara yang efektif untuk
menghasilkan perubahan non kognitif (McKeachie, 1962). Juga membantu
koordinasi dalam rencana pemberian asuhan keperawatan sehingga tidak
terjadi pengulangan asuhan, kebingungan dan frustasi bagi pemberi asuhan
(T.M.Marelli, et.al, 1997).
a. Tujuan pre conference adalah:
1) Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien,
merencanakan asuhan dan merencanakan evaluasi hasil
2) Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan
3) Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien
b. Tujuan post conference adalah:
Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah dan
membandingkan masalah yang dijumpai.

13
4. Syarat Pre – Post Conference
1. Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan keperawatan dan
post conference dilakukan sesudah pemberian asuhan keperawatan.
2. Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit.
3. Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan pasien,
perencanaan tindakan rencana dan data-data yang perlu ditambahkan.
4. Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim dan
anggota tim.

5. Pedoman Pelaksanaan Conference


1. Sebelum dimulai, tujuan conference harus dijelaskan.
2. Diskusi harus mencerminkan proses dan dinamika kelompok.
3. Pemimpin mempunyai peran untuk menjaga fokus diskusi tanpa mendominasi
dan memberi umpan balik.
4. Pemimpin harus merencanakan topik yang penting secara periodic.
5. Ciptakan suasana diskusi yang mendukung peran serta, keinginan mengambil
tanggung jawab dan menerima pendekatan serta pendapat yang berbeda.
6. Ruang diskusi diatur sehingga dapat tatap muka pada saat diskusi.
7. Pada saat menyimpulkan conference, ringkasan diberikan oleh pemimpin dan
kesesuaiannya dengan situasi lapangan.

6. Panduan Perawat Pelaksana dalam Melaksanakan Conference


Adapun panduan bagi PP dalam melakukan konferensi adalah sebagai
berikut: (Ratna Sitorus, 2006).
a. Konferensi dilakukan setiap hari segera setelah dilakukan pergantian dinas
pagi atau sore sesuai dengan jadwal perawatan pelaksana.
b. Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA dalam timnya masing
– masing.
c. Penyampaian perkembangan dan masalah klien berdasarkan hasil evaluasi
kemarin dan kondisi klien yang dilaporkan oleh dinas malam.

14
Hal hal yang disampaikan oleh perawat pelaksana meliputi :
1) Keluhan utama klien
2) Keluhan klien
3) TTV dan kesadaran
4) Hasil pemeriksaan laboraturium atau diagnostic terbaru.
5) Masalah keperawatan
6) Rencana keperawatan hari ini.
7) Perubahan keadaan terapi medis.
8) Rencana medis.
d. Perawat pelaksana mendikusikan dan mengarahkan perawat asosiet tentang
masalah yang terkait dengan perawatan klien yang meliputi :
1) Klien yang terkait dengan pelayanan seperti : keterlambatan, kesalahan
pemberian makan, kebisikan pengunjung lain, kehadiran dokter yang
dikonsulkan.
2) Ketepatan pemberian infuse.
3) Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan.
4) Ketepatan pemberian obat / injeksi.
5) Ketepatan pelaksanaan tindakan lain,
6) Ketepatan dokumentasi.

e. Mengiatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan.


f. Mengiatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran dan kemajuan
masing –masing perawatan asosiet.
g. Membantu perawatan asosiet menyelesaikan masalaah yang tidak dapat
diselesaikan.

15
7. Standart Oprasional Prosedur (SOP) Pre – Post Conference

STANDAR OPERASIONAL (SOP)


PRE CONFERENCE
No Tindakan Ya Tidak
1. Persiapan
a. Masing-masing tim menyiapkan tempat pelaksanaan pre
conference
b. Masing-masing ketua tim sudah menjadwalkan kegiatan
pre conference
c. Peserta pre conference dihadiri oleh Kepala ruangan, ketua
tim dan perawat pelaksana
2. Tatalaksana
a. Melakukan konferensi setiap hari segera setelah dilakukan
pergantian dinas pagi atau sore sesuai dengan jadwal
pelaksanaan.
b. Dipimpin oleh kepala ruangan atau ketua tim.
c. Isi conference:
1. Rencana tiap asuhan (rencana harian)
2. Tambahan rencana dari ketua tim atau penanggung
jawab tim.
3. Menyampaikan perkembangan dan masalah pasien
berdasarkan hasil evaluasi kemarin dan kondisi pasien
yang dilaporkan oleh dinas sebelumnya.
d. Ketua tim menyampaikan hal-hal meliputi:
1. Keluhan pasien
2. TTV dan kesadaran pasien
3. Hasil pemeriksaan laboratorium atau diagnosis terbaru

16
4. Masalah keperawatan
5. Rencana keperawatan hari ini
e. Perubahan instruksi/advis terapi medis.
f. Rencana tindakan medis
g. Ketua tim mendikusikan dan mengarahkan perawat
pelaksana tentang masalah yang terkait dengan perawatan
pasien yang meliputi :
1. Pasien yang terkait dengan pelayanan seperti :
keterlambatan, kesalahan pemberian makan, kebisikan
pengunjung lain, kehadiran dokter yang dikonsulkan.
2. Ketepatan pemberian infuse.
3. Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan.
4. Ketepatan pemberian obat / injeksi.
5. Ketepatan pelaksanaan tindakan lain.
6. Ketepatan dokumentasi.
7. Mengingatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan.
8. Mengingatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian,
kejujuran dan kemajuan masing–masing perawatan
asosiet.
9. Membantu perawat pelaksana menyelesaikan masalah
yang tidak dapat diselesaikan.

17
SOP ( STANDART OPERASIONAL PROSEDUR )
POST CONFERENCE

No Tindakan Ya Tidak
1. Persiapan
a. Masing-masing tim menyiapkan tempat pelaksanaan
post conference
b. Masing-masing ketua tim sudah menjadwalkan
kegiatan post conference
c. Peserta post conference dihadiri oleh Kepala ruangan,
ketua tim dan perawat pelaksana
2. Tatalaksana
a. Acara dimulai dengan pembukaan salam oleh ketua
tim
b. Ketua tim menanyakan hasil dan hambatan dari
pemberian asuhan keperawatan pada masing-masing
pasien.
c. Perawat Pelaksana menyampaikan hasil asuhan pada
kasus yang ditangani
d. Ketua tim menanyakan tindak lanjut asuhan pasien
yang harus dioperkan kepada perawat shift berikutnya
e. Ketua tim memberikan reinforcement
f. Ketua tim menutup kegiatan post conference.
3 Dokumentasi
a. Ketua tim mendokumentasikan hasil dari post
conference
b. Kepala ruangan menilai kemampuan ketua tim dalam
melaksanakan post conference
4 Evaluasi

18
a. Kepala ruangan mengisi format evaluasi post
conference untuk ketua tim

19
BAB III
ANALISA RUANGAN MAWAR

Dalam bab ini akan disajikan tentang tahap proses manajemen keperawatan yang
meliputi pengumpulan data, analisa SWOT, dan identifikasi masalah sehingga
didapatkan beberapa rumusan masalah yang akan dipilih untuk dijadikan prioritas
masalah yang akan didiskusikan.
A. Analisa situasi ruangan
a. Visi Ruang Rawat Inap Mawar RSPB
Ruang rawat inap Mawar masih menggunakan visi RSPB
Visi:
Menjadi penyelenggara layanan kesehatan yang prima ,terpercaya serta
memiliki keunggulan kompetitif yang berkelanjutan di Kalimantan timur

b. Misi Ruang Rawat Inap Mawar


Misi ruang rawat inap Mawar menggunakan misi rumah sakit.
 Memberikan layanan kesehatan beorientasi kepada keselamatan pasien /
patient safety. Kepuasan pelanggan dan ramah lingkungan .
 Menyiapkan fasilitas pemeriksaan penunjamg medis sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan profesi kedokteran terkini .
 Memberikan layanan kesehatan dgn budaya “ La Prima “ dan bernuansa
4S ( Senyum , sapa , Sopan dan sabar )
 Senantiasa meningkatkan kemampuan professional kompetensi serta
budaya kerja kepada sekuruh pekerja .

c. Sarana dan prasarana


Ruang rawat inap Mawar memiliki jumlah kamar sebanyak :
 VIP com sebanyak 10 kamar dan memiliki jumlah TT 1 bed
 VIP Executive sebanyak 8 kamar dan memiliki jumlah TT 1 bed

20
 Suite com sebanyak 1 kamar dan memiliki 1 ruang tamu, jumlah TT 1
bed

d. Operan
Operan dilakukan tiga kali dalam sehari, yaitu pada shift pagi jam ( 07.00 ),
shift sore ( 15.00 ) dan shift malam ( 22.00 ). Operan didampingi kepala
ruangan, yang dipimpin oleh kepala tim dan diikuti oleh seluruh perawat
pada shift tersebut.

e. Perencanaan pulang ( discharge planning )


Sebelum pasien pulang perawat akan menyiapkan beberapa hal diantaranya,
resume dari dokter/surat kontrol untuk berobat selanjutnya, kemudian
perawat menjelaskan jenis dan dosis obat untuk pasien di rumah serta
edukasi sesuai kebutuhan pasien. Hal tersebut didokumentasikan pada
formulir pemberian informasi pasien keluar rumah sakit dan formulir
pasien pulang yang sudah tersedia di Rumah Sakit.

f. Dokumentasi
System pendokumentasian di ruang rawat inap Mawar masih manual
( menulis di catatan terintegrasi ).setelah melakukan tindakan perawat
mendokumentasikan dengan status pasien manual.

g. Mutu layanan
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan ruangan sudah mempersiapkan
SOP, SAK dan kode etik keperawatan sebagai acuan dalam tindakan
pemberian terapi. Namun perawat belum melakukan pre dan post conferen
secara optimal dengan menggunakan metode tim, sedangkan metode yang
digunakan yaitu metode fungsional disebabkan masih kurang
pengetahuanya tentang manajemen keperawatan.
h. Gambaran ruang rawat inap Mawar

21
Ruang rawat inap Mawar merupakan bagian dari rawat inap B, dimana
perawatan dewasa dan anak dapat ditempatkan di ruang ini. Ruang Mawar
terletak di lantai satu RS Pertamina Balikpapan tepatnya di Gedung B.
1. Man ( sumber daya manusia )
1) Pola ketenagaan

Pada ruang Mawar RS. Pertamina Balikpapan dipimpin oleh


seorang kepala ruangan yang memimpin perawat yang
berperan sebagai Ketua Tim dan sebagai perawat pelaksana.
Dimana terdapat 7 perawat lulusan Ners dan 8 orang lulusan
D3 Keperawatan.

KEPALA RUANGAN

KATIM 1 KATIM 2 KATIM 3


KATIM 4

PELAKSANA 1 PELAKSANA 2 PELAKSANA 3 PELAKSANA 4

22
2) Struktur organisasi ruang rawat inap Mawar
Rawat inap ruang Mawar di pimpin oleh seorang kepala
ruangan dan memiliki 4 orang penata regu (katim) dan 11
orang pelaksana.

Direktur RSPB

Dr. Samsul Bahri MPH

Wadir Keperawatan

Ns.Rachmiyana, S Kep

Ka. Unit Rawat Inap B

Ns Eunike Skep

Pws. Ruang Mawar

Ns Lenny Meitha S Kep

Katim Katim Katim Katim


Susila I,S.Kep Ketty A,Amd Kep Dwi A,Amd Kep Fitri A,Amd Kep

PP PP PP PP
1.Hariyanti,Ns,S.Kep 1.M.Ilham,Amd Kep 1.Suciati,Ns.S.kep 1.M,Junaidi,Amd Kep
2. Annisa,Amd,Kep 2.Zenik,Ns,S.Kep 2.M.Ikhwan,Amdkep 2.Gita,Ns,S.Kep
3. Listiyani,Ns.S.Kep 3.Retno,Amd Kep 3.Aprilia,Ns,S.Kep 3.Ns Purnama,S.Kep

23
3) Jumlah tenaga kerja di ruang rawat inap Mawar
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan jumlah tenaga di
ruangan rawat inap mawar khusus untuk perawat berjumlah 17
orang. Terdiri dari 1 orang kepala ruangan, 16 orang perawat
shift.
4) Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan perawat
klasifikasi pasien berdasarkan tingkat ketergantungan dengan
metode douglas :

No Tingkat ketergantungan
1 Minimal care ( 1 – 2 jam / 24 jam )
1) Dapat melakukan kebersihan diri sendiri seperti mandi,
makan dan ganti pakaian
2) Pengawasan dalam ambulasi dan gerakan
3) Observasi tanda – tanda vital
4) Pengobatan minimal, status psikologi stabil
5) Persiapan prosedur pengobatan
2 Intermediate ( 3 – 4 jam / 24 jam )
1) Membantu dalam kebersihan diri, makan, minum,
ambulasi
2) Observasi tanda vital tiap 4 jam
3) Pengobatan lebih dari satu kali
4) Pakai foley catheter
5) Pasang infus intake dan out put dicatat
6) Pengobatan perlu prosedur
3 Total care ( 5 – 6 jam / 24 jam )
1) Dibantu segala sesuatunya posisi diatur
2) Observasi tanda – tanda vital tiap 2 jam
3) Pemakaian selang NGT

24
4) Terapi intera vena
5) Pemakaian suction
6) Kondisi gelisah / disorientasi / tidak sadar

Rumus Douglas

Klasifikasi Pasien
NO Minimal Parsial Total
Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam
1 0,17 0,14 0,07 0,27 sin 0,10 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60
dst

5) Metode gillies
Prinsip perhitungan :
Waktu perawatan langsung :
1) Self care = 2 jam
2) Parsial care = 3 jam
3) Total care = 4 – 6 jam
4) Intensive care = 6 jam

Rata –rata kebutuhan keperawatan langsung adalah 4 jam


Waktu perawatan tak langsung = 38 menit / pasien / hari
Waktu pendidikan kesehatan = 15 menit/ pasien / hari
Rasio perawatan ahli : terampil = 55 % : 45 %
Proporsi dinas pagi: sore : malam = 47 % : 36 % : 17 %

25
6) Jumlah jam perawatan / pasien
Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan per pasien pada ruang
rawat inap mawar sebesar 3, 5 jam ( 24 jam )

7) Hari efektif perawatan


Hari efektif perawatan dalam 1 tahun
a) Jumlah hari minggu 52 hari
b) Libur nasional 52 hari
c) Cuti tahunan 12 hari
TOTAL 79 hari
d) Jumlah hari efektif dalam 1 tahun 365 – 79 = 286 hari
e) Jumlah hari efektif perminggu : 286 / 7 = 40,8 = 41
hari\

8) Jumlah jam kerja efektif


Jumlah jam kerja dalam 1 tahun
a) Jam kerja perawat dalam 1 tahun ( 41 minggu ) x 40 jam =
1.640 jam / tahun

b) Jumlah hari libur di ruang rawat inap mawar


1. Cuti 12 hari
2. Sakit 5 hari
3. Hari libur 52 hari
Total 69 hari

c) Jam kerja efektif / tahun


365 – libur / cuti =……
365 – 69 = 296 hari

26
9) Kebutuhan tenaga perawat di ruang rawat inap mawar
a) Jumlah perawat di ruang mawar 16 orang perawat
b) Jumlah tempat tidur : 19 bed

Hari

No Klasifikasi Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu


P S M P S M P S M P S M P S M
1 Minimal 0,17 0,14 0,07 0,17 0,14 0,07 0,17 0,14 0,07
x x x x x x x x x
3 3 3 3 3 3 3 3 3 - - - - - -
= = =
= = = = = =
0,51 0,42 0,21
0,51 0,42 0,21 0,51 0,42 0,21
2 Parsial 0,27 0,15 0,10 0,27 0,15 0,10 0,27 0,15 0,10 0,27 0,15 0,10 0,27 0,15 0,10
x x x x x x x x x x x x x x x
11 11 11 11 11 11 11 11 11 15 15 15 15 15 15
= = = = = = = = = = = = = = =
2,97 1,65 1,1 2,97 1,65 1,1 2,97 1,65 1,1 2,97 1,65 1,1 2,97 1,65 1,1
3 Total 0,36 0,30 0,20
x X X
- - - - - - - - - - - - 3 3 3
= = =
1,08 0,9 0,6
Jumlah 4 3 2 4 3 2 4 3 2 3 2 1 4 3 2

Kebutuhan Jadi total kebutuhan yang di perlukan adalah 9+9+9+6+9 = 42 : 5 hari = 8,4

10) Perhitungan BOR, LOS


Perhitungan BOR didapatkan melalui data sekunder yang terdapat
dibuku pasien masuk dan keluar selama 1 periode. Data ini
merupakan data terakhir yang tercantum dalam pelaporan bulanan.
Adapun nilai BOR, AV LOSS yaitu :
a) BOR di ruang rawat inap mawar pada bulan Februari 2019

27
Jumlah hari rawat di RS x 100% = 270 x 100 % = 50,75 %
Jumlah TT x hari dalam 1 periode 19 x 28

b) ALOSS di ruang rawat inap mawar pada bulan Maret 2019


jumlah hari rawat = 270 = 2,65 = 4 hari
jumlah pasien 67

2. Material
Fasilitas ruang rawat inap mawar untuk pasien, sebagai berikut :
1. Kursi : 19 unit
2.Bantal : 19 unit
3.AC : 19 unit
4. Tempat sampah : 19 unit
5. Handrub : 19 unit
6. Despenser : 19 unit
7.Sofa : 19 unit
8.TT : 19 unit

Fasilitas untuk petugas kesehatan, sebagai berikut :

a. Nurse Station : 1 ruang


b. Kamar mandi : 1 ruang
c. Tempat linen : 1 ruang
d. Kulkas : 1 unit
e. Dispenser : 1 unit
f. Komputer : 2 unit
g. Telepon : 3 unit
h. Westafel : 2 buah
i. Kursi : 8 buah
j. Troly tindakan : 3 unit

28
k. Troly emergency : 1 unit
l. Tempat sampah infeksius : 1 buah
m. Tempat sampah biasa : 2 buah

Fasilitas untuk petugas kesehatan habis pakai sebagai berikut :

a. Sarung tangan : 1 box


b. Masker : 20 pcs

3. Metode
Metode yang digunakan diruang mawar adalah metode fungsional.
Pelaksanaan manajemen keperawatan (operan, pre conference dan post
conference) belum terlaksana secara optimal dan sesuai dengan MAKP,
serta belum adanya SOP pada pelaksanaan Pre dan post conference.
4. Money ( pembiayaan )
Pengumpulan data yang didapat pada ( M4 ) adalah pembiayaan pasien
yang dirawat di RSPB ( ruang mawar ) sebagian besar dari, pribadi ,
asuransi kesehatan dan dana pensiun.
5. Market
Pengumpulan data yang dilakukan pada pemasaran ( M5 ) adalah
a. BOR dimana pada bulan februari 2019 adalah 50,75 %
b. Mutu pelayanan keperawatan terdiri dari
 Kepuasan pelanggan pada bulan Februari sebanyak 90 % dan
10 % pelanggan memberikan complain
 Keselamatan pasien pada bulan Februari sebesar 100 %
 Pencegahan dan Perlindungan Infeksi data pada bulan
Februari menyatakan ketercapaian baik.

29
B. Analisa SWOT
a. Strength
1) Ketenagaan perawat yang tersedia sudah mencukupi untuk
memberikan asuhan keperawatan kepada klien sehingga
memungkinkan untuk memberikan asuhan keperawatan yang optimal
2) Perawatan di ruang Mawar sudah menerapkan pencegahan jatuh
dengan menggunakan lembar pengkajian (Humpty dumpty dan Skala
morse) dan intervensi pasien resiko jatuh dan memiliki alat handrub
disetiap ruangan pasien, nurse station serta di trolli visit/troli tindakan.
b. Weakness
Pelaksanaan manajemen keperawatan (operan, pre conference dan post
conference) belum terlaksana secara optimal dan sesuai dengan MAKP,
serta belum adanya SOP pada pelaksanaan Pre dan post conference
c. Opportunity
Ruang Mawar memiliki type kamar jenis VIP yang sangat diminati oleh
masyarakat kelas menengah ke atas dan menuntut pelayanan keperawatan
yang professional dan berkualitas sehingga mendorong tenaga
keperawatan di ruangan untuk selalu meningkatkan kompentensinya
d. Threat
1) Adanya tuntutan masyarakat akan pelayanan yang maksimal dan lebih
professional
2) Banyak rumah sakit pesaing disekeliling RS Pertamina Balikpapan
yang juga mulai meningkatkan mutu layanan dan juga kelengkapan
peralatan.
3) Makin tinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.
4) Banyak persaingan rumah sakit lain dengan peralatan yang lebih
canggih.

30
C. Perumusan Masalah

No Wawancara Observasi Masalah


1 Dari hasil wawancara yang Dari hasil observasi yang Pelaksanaan pre dan
dilakukan mahasiswa di lakukan mahasiswa post conference belum
dengan Pws bahwa pelaksanaan pre dan post optimal
pelaksanaan pre dan post conference belum sesuai
conference belum sesuai dengan teori yang
dengan teori yang seharusnya.
seharusnya
2 Dari hasil wawancara yang Dari hasil observasi yang Kurang pengetahuan
dilakukan mahasiswa dilakukan oleh tentang metode tim
dengan beberapa perawat mahasiswa pada saat
ruang mawar menyatakan mengikuti pre dan post
bahwa masih belum conference ada perawat
memahami tentang metode yang menyatakan belum
tim karena belum mendapat mengerti tentang metode
informasi tentang metode tim
tim.
3 Dari hasil wawancara oleh Dari hasil observasi yang Tidak adanya SPO
mahasiswa ditemukan dilakukan oleh post dan pre
belum adanya SPO pre dan mahasiswa belum adanya conference.
post conference SPO pre dan post
conference

31
D. Skor
No Masalah Mg Sv Mn Ne Af Skor Ket.
Prioritas
1 Pelaksanaan pre dan 4 4 4 5 4 1280 1
post conference belum
optimal
2 Tidak adanya SPO post 4 4 4 4 4 1024 2
dan pre conference
3 Kurang pengetahuan 2 3 5 4 4 480 3
tentang metode tim

Keterangan :

Magnitude ( Mg ) : yaitu kecenderungan dan sering masalah terjadi


Severity ( Sv ) : yaitu besarnya kerugian yang ditimbulkan
Manageability ( Mn ) : yaitu kemampuan penyelesaian masalah
Nurcing Concern ( Nc ) : yaitu fokus pada Keperawatan
Affordability ( Af ) : yaitu ketersedian sumber daya

Rentang nilai :

Nilai 1 : sangat kurang sesuai


Nilai 2 : Kurang sesuai
Nilai 3 : cukup sesuai
Nilai 4 : sesuai
Nilai 5 : sangat sesuai

E. Penyelesaian Masalah

No Uraian Kegiatan C A R L Skor Urutan Prioritas


1 Membuat Video 4 4 4 4 256 I
2 Sosialisasi tentang pre & 4 3 2 2 48 III
post conference
3 Merancang SPO 3 3 3 3 81 II

32
Seleksi Alternatif Penyelesaian Masalah menggunakan pembobotan CARL yaitu :

C = Capability, artinya kemampuan melaksanakan alternatif

A = Accesability, artinya kemudahan dalam melaksanakan alternatif

R = Readiness, artinya kesiapan dalam melaksanakan alternatif

L = Leverage, artinya daya ungkit alternatif tersebut dalam menyelesaikan masalah.

Rentang nilai 1 – 5 (5 = sangat mampu, 4 = mampu, 3 = cukup, 2 = kurang mampu, 1


= tidak mampu)

F. Plain Of Action ( POA)

No Masalah Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Tempa Metode Penanggun


t g jawab
1 Pelaksanaan 1.Melakuka Agar peserta Seluruh 9 April Ruang 1.Cerama 1. Arida A
pre dan post n mini memahami perawat 2019 Audito h dan 2. Bambang
conference symposiu pelaksanaan di ruang rium diskusi
belum m pre & post mawar 2. Pre & Perawat
optimal dengan post test ruangan
benar 1. Zenik

2.Membuat Agar Seluruh 7 April Ruang Role play 1.Diyta M


video role perawat perawat 2019 Sakura 2.Suparmi
play dapat ruangan
memahami Perawat
pelaksanaan ruangan
pre dan post 1. Doni
conferen
secara visual
2 Tidak 1.Merancan Agar Seluruh 7April Ruang Kerja 1.Wahyuni
adanya SPO g SPO Perawat perawat 2019 Mawar kelompok 2.Desty

post dan pre mampu ruangan

33
conference melaksanaka Perawat
n kegiatan ruangan
sesuai 1.M.Junaidi
dokumen
3 Kurang 2.Memberik Agar Seluruh 10 April Ruang Wawanca 1.Ria
pengetahua an tutorial perawat perawat 2019 Mawar ra Kusuma

n tentang pre dan mengerti ruang 2.Dwi


post kegiatan pre mawar
metode tim
conference & post Perawat
conference ruangan
secara 1.Aprilia
berkesinamb
ungan.

34
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada Minggu ke-1 kelompok melakukan observasi dan wawancara di Instalasi Rawat
Inap B Ruang Mawar, beberapa masalah yang didapatkan diantaranya adalah operan,
pre dan post conference tidak dilaksanakan secara optimal.

Pre conference dilakukan pada saat operan shif yang dipimpin oleh kepala ruangan
saat shift pagi, sore dan malam dipimpin oleh katim yaitu perawat I, dengan
membacakan semua pasien-pasien yang dirawat beserta diagnosanya dan masalah-
masalah yang timbul diluar asuhan keperawatan seperti, administrasi pasien.

Pada Minggu ke-2 kelompok melakukan Lokakarya Mini serta menentukan POA dan
mulai melakukan intervensi keesokan harinya setelah pelaksanaan Lokakarya Mini.
Pada hasil Lokakarya Mini didapatkan beberapa masalah diantaranya adalah operan,
pre dan post conference belum dilaksanakan secara optimal di Instalasi Rawat Inap B
Ruang Mawar karena pre dan post conference membutuhkan waktu yang cukup lama.

Saat melakukan Lokakarya Mini dengan peserta Pws, Pnt dan Ptr Ruang Mawar serta
mahasiswa sudah mendiskusikan mengenai kasus masalah yang ditemukan di Ruang
Mawar dan implementasi yang akan diberikan pada kasus masalah yang ditemukan.
Implementasi diberikan sesuai dengan POA dan Intervensi yang telah disepakati pada
saat pelaksanaan Lokakarya Mini pada tanggal 5 April 2019. Pada tanggal 9 April
mahasiswa mengadakan Mini symposium yang di hadiri semua perawat yang ber
dinas malam dan para Pws ruangan, Kegiatan tersebut diawali dengan pre dan post
test materi Pre dan post converence yang di sajikan oleh mahasiswa dan tutorial
pemutaran video , dari hasil observasi mahasiswa setelah pelaksanaan di dapatkan
tingkat pengetahuan yang meningkat sebanya 90 %.

35
Dari hasil observasi yang di lakukan mahasiswa dari tanggal 27 Maret – 12 April
tingkat pelaksanaan pre dan post converence meningkat. Pre dan post converence
dilakukan sudah mendekati pelaksanaan yang sesuai toeri sebesar 80 % artinya
dilakukan dengan baik.

A. IMPLEMENTASI
Pre-conference dan Post-conference
Tabel. Implementasi Pre-conference dan Post-conference di Instalasi Rawat Inap B
Ruang Mawar

NO Masalah Kegiatan Sasaran Keterangan


1 Pelaksanaan pre dan post 1.Melakukan mini Seluruh Hasil : 90 %
conference belum optimal symposium Perawat peserta
2.Membuat video RSPB memahami
role play
pelaksanaan pre
dan post
converence
Pada
pelaksanaan
observasi
diruangan
meningkat 80 %
2 Tidak adanya SPO post dan Merancang SPO Seluruh Sudah dirancang
pre conference Perawat dan akan di
RSPB sosialisasikan

3 Kurang pengetahuan tentang Memberikan Seluruh Pelaksanaan


metode tim tutorial pre dan Perawat jangka panjang
post conference RSPB dan sudah
secara kontinue
dilakukan

36
Dari hasil tabel di atas, didapatkan tingkat pelaksaan pre dan post converence serta
permasalahan yang di dapat di ruang Mawar dapat terlaksana dan hasil yang
meningkat. Namun hal ini haru dilakukan program jangka panjang untuk
menindaklanjuti kegiatan tersebut.

B. EVALUASI
1. Pre-conference dan Post-conference
a. Pelaksanaan Pre Conference
Berdasarkan pengamatan dan wawancara 27 sd 28 April 2019, pelaksaan
pre conference yang sudah sesuai prosedur sebanyak 50%. Pada saat
implementasi pada tanggal 4 April 2019, pelaksaan pre conference yang
sudah sesuai prosedur sebanyak 70%. Sedangkan pada saat evaluasi pada
tanggal 10 sampai dengan 14 April 2019, pelaksaan pre conference yang
sudah sesuai prosedur sebanyak 80%

b. Pelaksanaan Post Conference


Berdasarkan pengamatan dan wawancara pada saat dilakukan kegiatan
yang dilakukan mulai tanggal 10 s/d 12 April 2019, pelaksaan post
conference yang sudah sesuai prosedur sebanyak 80%.

37
Gambar 4.1 Grafik Peningkatan pelaksanaan pre converence

Dari data di atas menunjukan peningkatan presentasi tiap minggu pada


pelaksanaan Pre converence

Gambar 4.1 Grafik Peningkatan pelaksanaan post converence

Dari data di atas menunjukan peningkatan presentasi tiap minggu pada


pelaksanaan Post converence

38
C. RENCANA TINDAK LANJUT
1. Pre-conference dan Post-conference
a. Pre Conference
Pada saat evaluasi, pelaksanaan pre conference yang sudah sesuai dengan
prosedur sebanyak 80 %. Tindak lanjut yang akan kami lakukan adalah
mengingatkan kembali perawat terkait prosedur pelaksaan pre conference
yang benar dan berkoordinasi dengan Ka. Unit untuk tetap melakukan pre
conference sesuai prosedur.

b. Post Conference
Pada saat evaluasi, pelaksanaan post conference yang sudah sesuai
dengan prosedur sebanyak 80 %. Tindak lanjut yang akan kami lakukan
adalah mengingatkan kembali perawat terkait prosedur pelaksaan post
conference yang benar dan berkoordinasi dengan Ka. Unit untuk tetap
melakukan post conference sesuai prosedur

39
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Konferensi merupakan kerja tim yang dilakukan setiap hari untuk menjaga
kestabilan dalam bekerja diruangan terutama bagi perawat, agar kenyamanan
dalm berorganisasi dapat dijalankan sehingga sebagai seorang perawat
profesional wajib mengetahui, memahami dan mengaplikasikan teori pre dan
post konferensi dengan baik agar pelayanan asuhan keperawatan bisa
terlaksana dengan baik sesuai standar proseduur operasional yang berlaku
serta keselamatan pasien dapat dipertahankan

B. Saran
1. Bagi perawat
Di harapkan perawat ruang mawar membiasakan untuk melaksanakan pre
dan post conference sebagai bentuk tanggung jawab dan tanggung gugat
terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan yang komperhensif.

2. Bagi Rumah sakit


Untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada pasien rawat inap
maupun keluarganya.

40
DAFTAR PUSTAKA

Daft, Richard L.(2003 ), Manajemen Sumber daya Manusia, Jakarta : Penerbit


Erlangga

Darmadi,(2008 ), Infeksi Nosokolmial Problematika dan Pengendalianya, Jakarta :


Salemba Medika

Departemen Kesehatan RI (2007), Panduan Promosi Kesehatan di Sekolah, Depkes


RI.Jakarta

Depkes RI.(2003), Indikator Indonesia Sehat 2010.Jakarta

Mc Laughin,Thomad dan Bartem ( 1995), Model Pemberian Asuhan Keperawatan,


Jakarta : EGC

McKeachie,(2006),T.M.Marelli,et.al (1997 ), Tujuan Pre conference, Jakarta : EGC

Modul MPKP.(2006), Manajemen Keperawatan. Jakarta : Erlangga

Nursalam. (2002 ). Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta: Salemba Medika

Potter, P.A Perry, A.G (2005).Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep proses,
Dan Praktik. Edisi 4.Volume 1.Alih Bahasa : Yasmin Asih dkk.Jakarta: EGC

Ratna Sitorus, ( 2006 ), Panduan Perawat Pelaksana dalam Melaksanakan


Conference,Jakarta : EGC

Simamora,R.(2013).Buku ajar manajemen keperawatan, Jakarta : EGC

Susiati,M ( 2008 ).Keterampilan Keperawatan Dasar, Jakarta :Erlangga

41
LAPORAN PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN

KEPERAWATAN

FOKUS PADA MASALAH PRE DAN POST CONFERENCE

DI RUANG RAWAT INAP MAWAR

RUMAH SAKIT PERTAMINA BALIKPAPAN

Dibuat untuk memenuhi tugas akhir

Praktik Profesi Manajemen Keperawatan

Disusun oleh :

1. Arida Apriani 21218172


2. Bambang Sujatmiko 21218174
3. Desty Eka P 21218175
4. Ditya Muji R 21218179
5. Ria Kusuma 21218204
6. Wahyuni 21218213

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA

2019

42

Anda mungkin juga menyukai