Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN

RUANG PEDIATRIK RSUD PRABUMULIH

Disusun Oleh:
Kelompok 1

1. Cindy Putri Aurel NIM. 149012216001


2. Della Arya NIM. 149012216002
3. Dhea Waroca NIM. 149012216003
4. Dwi Noviyanti NIM. 149012216004
5. Hafitri Handayani NIM. 149012216005
6. Heny Manora NIM. 149012216006
7. Indah Dwi Lestari NIM. 149012216007
8. Indri Amalia Ningrum NIM. 149012216008

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN TAHAP PROFESI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SITI KHADIJAH PALEMBANG
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur mari kita panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa karna
atas tuntunan-Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas kelompok kami yang
berjudul “Laporan Praktik Manajemen Keperawatan Ruang Pediatrik RSUD
Prabumulih” tugas ini dibuat sebagai salah satu tugas pada Stase Manajemen
Keperawatan.
Kami menyadari bahwa apa yang dituangkan dalam laporan ini masih jauh
dari sempurna sebab itu kami mengharapkan adanya saran dan kritikan demi
menyempurnakan laporan ini. Harapan kami mudah-mudahan apa yang tertuang
dalam laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Prabumulih, Februari 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ ii


DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
Latar belakang ............................................................................................. 1
Tujuan praktik ............................................................................................. 3

BAB II KONSEP TEORI MANAJEMEN KEPERAWATAN .................. 4


Pengertian manajemen keperawatan ........................................................... 4
Prinsip-prinsip manajemen keperawatan .................................................... 5
Fungsi-fungsi manajemen keperawatan ...................................................... 5
Ringkasan .................................................................................................... 23

BAB III KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN RUANG


PEDIATRIK ................................................................................................ 18
Kajian situasi di RSUD Prabumulih ........................................................... 18
Kajian situasi di Ruang Pediatrik ................................................................ 19

BAB IV ANALISIS DATA DAN PERENCANAAN ............................... 30


Analisis data ................................................................................................ 30
Perencanaan ................................................................................................ 34

BAB V IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ........................................... 36


Implementasi kegiatan ................................................................................ 36
Evaluasi ....................................................................................................... 37

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 38


Kesimpulan ................................................................................................. 38
Saran ............................................................................................................ 38

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan dalam suatu organisasi dinama dalam manajemen
tersebut mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana dan
prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Nursalam, 2019).
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses kerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesionalisme.
Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai
metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara profesional, sehingga
diharapkan keduanya saling bekerjasama.
Komponen utama dalam manajemen keperawatan adalah fokus pada sumber
daya manusia dan materi secara efektif. Tujuan dari manajemen keperawatan
untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas pelayanan keperawatan,
untuk kepuasan pasien melalui peningkatan produktifitas dan kualitas kerja
perawat (Nursalam, 2019).
Manajemen keperawatan di Indonesia dimasa depan perlu mendapat
prioritas utama dalam mengembangkan proses keperawatab pengembangan
dalam berbagai aspek keperawatan bersifat saling berhubungan, saling
bergantungan, saling mempengaruhi dan berkesinambungan. Oleh karena itu,
manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan
keperawatan yang nyata, yaitu di Rumah Sakit dan komunitas masyarakat
sehingga perawat perlu memahami konsep dan aplikasinya.
RSUD Kota Prabumulih adalah rumah sakit satu – satunya milik Pemda
Kota Prabumulih dan sebagai rujukan tingkat pertama. Fasilitasi Rawat Inap
yang tersedia yaitu kelas I, kelas II, kelas III, VIP dan VVIP dengan jumlah
total tempat tidur 137 buah. Kelas – kelas tersebut berada pada beberapa
departement yaitu: Department Medical (Internal/ Penyakit Dalam), Surgical
(Bedah), Departement Pediatric (Anak), Departement Maternitas (Kebidanan
1
dan Kandungan).

B. Tujuan Praktik
1. Menerapkan prinsip–prinsip manajemen keperawatan dengan menggunakan
Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
2. Melaksanakan pengkajian di Ruang rawat inap keperawatan
3. Melaksanakan analisis situasi dan identifikasi masalah manajemen
keperawatan
4. Melakukan kegiatan manajemen keperawatan diruang
5. Untuk mengetahui sistem pelayanan keperawatan di RSUD Prabumulih
6. Untuk mengetahui peran tenaga kesehatan di RSUD Prabumulih
7. Untuk mengetahui metode MPKP yang digunakan
8. Untuk mengetahui bentuk dukungan yang diberikan oleh rumah sakit
terhadap kualitas pelayanan kesehatan.

2
BAB II
KONSEP TEORI MANAJEMEN KEPERAWATAN

A. MANAJEMEN KEPERAWATAN
1. Definisi
Manajemen keperawatan merupakan pendekatan suatu pendekatan
yang dinamis dan praktif dalam menjalankan suatu kegiatan
organisasi,manajemen tersebut mencangkup kegiatan planing
orgenizing, actualing (POAC) dan staf sarana dan prasarana dalam
mencapai tujuan organisasi (Nursalam 2013).
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui
anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan
secara profesional, proses manajemen keperawatan sejalan dengan
proses keperawatan sebagai satu metode pelaksanaan asuahan
keperawatan secara profesional sehingga diharapkan keduanya dapat
salaing mendukung proses ke perawatan sebagai managemen
keperawatan terdiri atas pengumpulan data, identifikasi masalah,
perencanaan pelaksanaan dan evaluasi hasil (Nursalam, 2013)

2. Fungsi Manajemen
Proses manajemen di bagi menjadi lima tahap yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengadilan (maquis dan Huston,
2010)
a. Perancangan
Perancangan di maksudakan untuk menyusun ranangan
strategis dalam mencapai tujuan organisasi yang telah di tetapkan,
menentukan kebutuhan asuhan keperawatan, menegakan tujuan,
mengalokasikanangagaran belanja, memutuskan ukuran dan tipe
tenaga keperawatan yang di butuhkan,membuat struktur organisasi
yang dapat mengoptimalkan untuk mencapai visi dan misi yang
telah di tetapkan (nursalam, 2014)
3
Fungsi perencanaaan merupakan lanadsaan manajemen
secara keseluruhan tanpa adanya fungsi perencanaan dengan baik,
perencanaan manajemen akan memberikan pola pandang secara
menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan di jelaskan siapa
yang akan melakukan dan kapan akan di lakukan.
Perencanaan merupakan tuntunan terhadap proses
pencapaian seacara efesien dam efektif (kuntoro, 2010) kerangka
perencanaan terdiri dari:
1) Misi berisi tujuan jangka panjang mengenai bagaimana
langkah langkah dari profesi ke perawatan dalam
melaksanakan visi yang telah di tetapkan
2) Filosifi, suatu yang bisa menguatkan motofasi
3) Tujuan, berisikkan tujuan yang ingin di capai
4) Objektif, berisikan langkah-langkah rinci bagaimana mencapai
tujuan
5) Prosedur, berisi pelaksaan perencaan
b. Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen organisasi yang
ke dua sesudah perncaaan pengorganisasian adalah
pengelompokan aktifitas-aktivitas untuk mencapai tujuan objektif,
penegasan suatu kelompok manajemen dengan aoturitas
pengawasan setiap kelompok dan menentukan cara dari
pengkordinasian aktifitas yang tepat dengan unit lainya, baik secara
vertikal maupun horizontal yang bertanggung jawab untuk
mencapai objektif melksaankan perencnaan, pembagian tugas,
wewenang, tanggung jawab dan mekanisme pertangungjawaban
masing-masing kegiatan menurut nursalam (2014) fungsi
organisasi dari kepala ruang adalah sebagai berikut:
1) Merumuskan metode penugasan yang di lakukan
2) Merumusakan tujuan metode pengawasan
3) Membuat rincian tugas ketua tim dan aggota secara jelas

4
4) Membuat rentang kepada unit membawahi 2 ketua tindakan
ketua tim membawahi 2-3 perawat
5) Mengatur dakan mengendalikan logistik unit
6) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik
7) Mengdelegasian tugas saat kepala unit tidak berada di tempat
ketua tim
8) Memberikan wewenang kepada tata usaha untuk
mengatminitrasikan klien
9) Mengatur jadwal pengawasan pos dan pakarnya
10) Identifikasi masalah dan penanggunanan
c. Pelaksaanan
Mengerakan orang-orang agar mau bekerja/suka, ciptakan
suasanayang berkelanjutan hanya karena perintah tetapi harus
dengan kesadaran sendiri termotivasi
d. Pengendalian
Merupakan fingsi pengawasan agar tujuan dapat tercapai sesuai
dengan rencana, pengandilan juga berfungsi agar kesalahan dapat
segera di perbaiki, manjemen keperawata mempunyai fungsi yang
sejalan dengan fungsi manjemen secara umum yaitu
pengorganisasian, perencaanan, kepemimpinan dan pengawasan
(Nursalam, 2013)

3. Perinsip dasar manajemen keperwatan


a. Manajemen keperawatan berlandasakan perencaan
Tahapan perencaan terdiri atas pembuatan tujuan pelaksaanan
anggaran identifikasi kebutuhan pegawai, dan penerapan struktur
organisasi selama proses perencanaan yang dapat di lakukan oleh
pimpinan keperawatan adalah organalisis dan kajian syterm,
mengatur strategi organisasi dan menentukan tujuan jangka
panjang dan pendek, mengkaji sumber daya organisasi,
mengidentifikasi kemampuan yang ada dan aktifitas yang spesifik

5
serta prioritasnya
b. Manajemen keperawtan di landaskan memlalui penggunaan waktu
yang efektif.
c. Manjemen keperawatan melibatkan pengambilan keputusan
d. Manajemen keperawatan harus terorganisasi
e. Manajemen keperwatan menggunakankomunikasi yang efektif
f. Komunikasi yang di guanakan secra efektif mamapumemberikan
persamaan panadanagan arah pengertian di antara pegawai dalam
suatu tatanan organisasi
g. Pengendalian merupakan elemen manajemn keperawatan

4. Kompenen manajemen keperawatan


a. Input
Dalam proses manajemen keperawatan anatara lain berupa
informasi,personil peralatan dan fasilitas
b. Proses
Pada umumnya kelompok manajer dari tingkat pengelola
perawatan tertinggi sampai keperawatan pelaksanayang
mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan,
pengawasan pengarahan dengan pengawasan dalam pelaksaanan
pelayanan keperawatan proses merupakan kegiatan yang cukup
penting dalam suatu sistem mengpengaruhu suatu yang di harapkan
tatan organisasi
c. Output

Umumnya di lihat dari hasil atau kualitas pemberian aspek dan


pengembanganstaf, serta kegiatan pelatiahan untuk menindaklajuti
hasil atau keluaran
d. Kontrol
Di perlukan dalam proses manajemen keperawatan sebagai upaya
menikatkan kualiatas hasil kontrol dalam manajemen keperawatan
dapat di lakukan melalui penyususnan anggaran dan perfesional ,
6
evaluasi penampilan kerja perawa, membuat prosedur sesuai
sentandar organisasi
e. Mekanisme umpan balik
Mekanisme umpan balik di perlakukan untuk
menyelaraskan hasil dan perbaikan kegiatan yang akan datang
mekanisme tujuan balik dapat di lakukan melalui laporan
keuangan, audit keperawatan, dan survey kendali mutu, serta
penampilan kerja perawat

B. Sistem Model Asuhan Keperawatan (MAKP)


1. Definisi
Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan
ke empat unsur standar proses keperawatan pendidikan keperawatan
dan sistem MAKP faktor-faktor yang terhubung dalam perubahan
MAKP
a. Kualitas pelayanan keperawatan
Setiap upaya untuk meningkatkan pelayanan keperawatan kita
selalu berbicara mengenai kualitas, mengapa kualitas di perlukan
1) Untuk meningkatkan asuhan keperawatan kepada
pasien/konsumen
2) Untuk mendapatkan keuntungan(pendapatan) istansi
3) Untuk mempertahankan eksitensi institusi
7
4) Untuk meningkatkan kepuasa kerja
5) Untuk meningkatkan kepercayaan konsumen
6) Untuk menjalankan kegiatan secara standar
b. Standar praktik keperawatan
Standar praktik keperawatan menurut ANA (Sitorus,2011)
meliputi:
Standar I = perawat mengumpulkan data tentang kesehatan
klien
Standar II = perawat menetapkan diaknosis keperawatan
Standar III = perawat mengindentifikasi hasil yang diharapkan
untuk setiap klien
Standar IV = perawat mengembangkan rencana apek yang
berisi rencana tindakan untuk mencapai hasil
yang di harapkan
Standar V = perawat mengimplementasikan tindakan yang
sudah di tetapkan dalam rencana askep
Standar VI = perawat mengevaluasi perkembangan klien
dalam mencapai hasil akhir yang sudah
ditetapkan

Standar praktik keperawatan di indonesia di susun oleh depkes R.I (2014)

Yang terdiri dari beberapa standar:


1) Menghargai hak hak pasien
2) Penerimaan suatu pasien MRS
3) Observasi keadaan pasien
4) Pemenuhan kebutuhan nutrisi
5) Asuan pada tindakan non-oprative dan adminitratif
6) Asuhan pada tindakan oprasi dan prosedur invansif
7) Pendidikan kepala pasien dan keluarga
8) Pemberian asuhan secara terus-menerus dan keseimbangan

8
2. Jenis Model Asuhan Keperawatan Profesional
Menurut Grane & Mercy (2013) dan Maques & Hasni (2010) jenis
model asupan keperawatan profesional terdiri dari 5 model yaitu :
a. Fungsional
Model fungsional di lakukan oleh perawat dalam pengelolaan
asuan keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia
kedua, pada saat ini karena masalah terbesar nya jumblah dan
kemampuan perawat maka setiap perawat hanya melakukan 1-2
jenis intervrensi keperawatan kepada semua pasien di bangsal
Kelebihan:
1) Manajemen klasik yang menentukan efesien pembagian tugas
yang jelas dan pengawasan yang baik
2) Sangat baiak untuk rumaah sakit yang kekurngan tenaga
3) Prawat senior menyibukan diri dengan tugas manajerial,
sedangan perawat pasien di arahkan kepada junior yang belum
berpengalaman

Kelemahan:
1) Tidak memeberikan kepuasan pada pasien maupun perawat
2) Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan
proses perawatan
3) Presepsi perawat cenderung kepapda tindakan yang berkaitan
dengan keterampilan saja

9
kepala
Rungan

perawat: perawat: perawat: perawat:


pengobatan merawat luka pengobatan merawat luka

pasien :
keluhan

Sistem asuahan keperawatan “fungsional Nusring”(Nusalam,2014)


b. Keperawatan tim
Keperapan ini memerlukan tim yang terdiridari anggota yang berbeda beda
dalam memberikan asuhan keperawatan terhaddap sekelompok pasien,
perawat rungan tunggu menjadi 2-3 tim atau grub yang terdiri dari tenaga
oprasional terkait dengan pembantu dalam satu grup kecil yang saling
memebantu
Kelebihan :
1) Menikatkan pelayanan perawat yabf menyeluruh
2) Mendukung pelaksaan proses keperawatan
3) Meningkatkan komunikasi antara tm sehingga konflik mudah di atasi
dengan memberikan kepuasan kepada anggota tim

Kelemahan:
Komunikasi antara tim terbentuk terutama dalam bentuk konfrensif, tim yang
biasanya membutuhkan waktu diamana sulit untuk melaksanakan pada
waktu- waktu sibuk.

10
Gambar 2.3 Sistem Asuahan Keperawatan “Tim Nusring”(Nursalam 2011)

Konsep metode tim:


1) Ketua tim sebagai perawat perpesional harus mampu menggunakan berbagai
teknik keterampilan
2) Pentingnya komunikasi yang efektif agar komunitas rencana keperawatan
terjamin
3) Anggota tim harus menghargai pimpinan ketua tim
4) Peran kepala ruang penting dalam model model tim berhasil baik di dukung
kepala ruang

Tangung jawab anggota tim:


1) Memberikan arahan keperawatan pada pasien di bawah tangung jawabnya
2) Kerjasama anggota tim dam antara tim
3) Memberikan laporan
4) Tangung jawab ketua tim
a) Membuat perencanaan
b) Membuat pengawasan,duprevisi dan evaluasi
c) Mengetahui kondisi pasien dan dapat mengebali kebutuhan pasen
d) Mengembangkan kemampuan anggota
e) Menyelenggarakan konfrensi

11
Tangung jawab kepala ruangan:
1) Perencaaan
a) Menenujukan ketua tim akan bertugas di ruangan masing-masing
b) Mengikuti serah terima pasien di shif sebelimnya
c) Mengidentifikasi tingkat ketergantunagan klien: gawat, transisi, dan
persiapan pulang bersama ketua tim
d) Mengidentifikasi jumblah perawat yang di butuhkan berdasarkan
aktifitas dan kebutuhan klien bersama ketua tim mengatur pengasan
atau penjadwalan
e) Merencanakan strategi plaksanaan keperawatan
f) Mdngikuti viset dokter untuk mengetahui kondisi, fisikogi, dan
tindakan medis yang di lakukan program pengobatan dan
mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan di lakkan
kepada pasien
g) Mengatur dan mengendalikan asushan keperawatan:
1. Membimbing pelaksaan suhan keperawatan
2. Membimbing dan pengatur proses keperawatan dan nilai asuhan
keperawatan
3. Mengadakan diskusi untuk pemecahan permasalahan
4. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga yang baru
masuk
5. Membantu mengembangkan dan niat latihan diri
6. Membentu bembinagn terhadap peserta didik keperawatan
7. Menjaga terwujutdnya visi dan misi keperawatan dan rumah
sakit
2) Pengorganisasian
a) Menentukan metode oengawasan yang di gunakan
b) Menentukan tujuan objek pengasuhan
c) Membuat tugas rincian ketua tim dan anggota tim secara jelas
d) Membuat rentang kendali kepala ruang membawahi dua ketua tim dan
ketua tim mebawahi 2-3 perawat

12
e) Mengatur dan mengendalikan tenaga keprawatan membuat proses
dinas, mengtur tenaga yang ada setuap hari dan laian-lain
f) Mengatur mengendalikan logistik ruangan
g) Mengatur mrngndalikan situasi tempat praktik
h) Menggeledasikan tugas saat kepala ruangan tidak berada di
tempat,kepada ketua tim
i) Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus adminitrasi
pasien
j) Mengatur menegaskan jadwal pos dan pakarnya
k) Idebtifikasi masalah dan rencana penanganan
l) Pengaruhan
m)Memberi pengarahan tentang penugasan ketua tim
n) Memberi pujian anggota tim yang melaksanakantugas dengan baik
o) Memberi motifasi dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan,dan
sikap
p) Memberikan infrmasi yang penting berhubungan dengan aspek pasien
q) Melibatkan bawahan yang mengalamai keseuliata dalam melaksanakan
tugasnya
r) Meningkatkan kolaborasi dengan nggota tim
3) Pengawasan
a) Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan
ketua tim ataupun pelaksana menganai asuahan keperrawatan yang di
berikan kepada pasien.
b) Melalui supervisi :
1. Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau
melalui laporan langsung secara lisan dan memperbaiki atau
mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada saat itu juga.
2. Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua tim.
Membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang
dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan

13
(didokumentasikan), mendengar laporan ketua tim tim tentang
tentang pelaksanaan tugas
3. Evaluasi
4. Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim
5. Audit keperawatan
c. Keperawatan Primer
Metode penugasan dimana 1 orang perawat bertanggung jawab penuh selama
24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai
keluar rumah sakit
Kelebihan :
1) Bersifat kontinuitas dan konfrehensif
2) Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil dan
kemungkinan pengembangan diri
3) Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, dokter dan rumah sakit
Kelemahan:
Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan
pengetahuan yang mamadai dengan kriteria asertif, self direction, kemampuan
mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinik, akuntable
serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin
Konsep dasar konsep primer :
1) Adanya tanggung jawab dan tanggung gugat
2) Ada otonomi
3) Keterlibatan pasien dan keluarga
Tugas perawat primer :
1) Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif
2) Membuat tujuan dan rencana keperawatan
3) Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama ia dinas
4) Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan
oelh disiplin lain maupun perawat lain
5) Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai

14
6) Menerima dan menyesuaikan rencana
7) Menyiapkan penyuluhan untuk pulang
8) Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga sosial
dimasyarakat
9) Membuat jadwal perjanjian klinik
10) Mengadakan kunjungan rumah
Peran kepala perawat atau bangsal dalam metode primer :
1) Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawat primer
2) Orientasi dan merencanakan karyawan baru
3) Menyusun jadwal dinas dan memberikan dan memberi penjelasan pada
perawat asisten
4) Merencanakan atau merenyelenggarakan pengembangan staf
5) Membuat 1-2 pasien untuk model agar dapat mengenal hambatan yang
terjadi
Ketenagaan metode primer :
1) Setiap perawat primer adalah perawat bed side
2) Beban kasus pasien 4-6 orang perawat untuk satu perawat
3) Penugasan ditentukan oleh keepada bangsal
4) Perawat primer dibantu oleh perawat profesional lain maupun non
profesional sebagai perawat asisten
d. Manajemen Kasus
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani semua kebutuhan pasien saat ia
dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan
tidak ada jaminan ahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari
berikutnya.
Kelebihan :
1) Perawat lebih memahami kasus perkasus
2) Sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah
Kekurangannya :
1) Belum dapatnya diidentifikasi perawat penanggung jawab

15
2) Perlu tenaga yang cukup banyak yang mempunyai kemampuan dasar yang
sama
e. Modifikasi: Tim Primer
Pada model MAKP tim digunakan secara kombinasi dari kedua sistem.
Menurut Sudarsono (2000), penetapan sistem model MAKP ini didasarkan
dengan beberapa alasan :
1) Keperawatan primer tidak digunaan secara murni, karena sebagai perawat
primer harus mempunyai latar beakang pendidikan S1 keperawatan atau
setara
2) Keperawatan tim tidak digunakan secara murni karena tanggung jawab
asuhan keperawatan pasien terprakmentasi pada berbagai tim
3) Melalui kombinasi dari kedua model tersebut diharapkan komunitas
asuhan keperawatan dan akuntabilitas asuhan keperawatan terdapat pada
primer. Disamping itu karena saat ini jenis pendidikan perawat yang ada
dirumah sakit sebagian besar adalah lulusan spk maka akan mendapat
bimbingan dari perawat primer / ketua tim tentang asuhan keperawatan.
Peran kepala ruangan :
1) Menerima pasien baru
2) Memimpin rapat
3) Mengevaluasi kinerja perawat
4) Menyediakan material
5) Perencanaan, pengawasan, pengarahan
Perawat primer :
1) Membuat perencanaan askep
2) Mengadakan tindakkan kolaborasi
3) Memimpin timbang terima
4) Mendelegasikan kasus
5) Memimpin ronde keperawatan
6) Mengevaluasi pemberian askep
7) Bertanggung jawab terhadap pasien
8) Memberi petunjuk jika pasien akan pulang

16
9) Memimpin timbang terima
10) Mengisi resume keperawatan
Perawat associate :
1) Memberikan askep
2) Mengikuti timbang terima
3) Melaksanakan tugas yang didelegasikan
4) Mendokumentasikan tindakan keperawatan

17
BAB III
KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN
RUANG PEDIATRIK

A. Kajian Situasi RSUD Prabumulih


1. Visi RSUD Prabumulih :
“Menjadikan RSUD Kota Prabumulih Milik Sekaligus Kebanggan
Masyarakat & Pemerintah Kota Prabumulih“
2. Misi RSUD Prabumulih :
“Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Yang Semakin Bermutu &
Profesional Serta Terjangkau Oleh Masyarakat Prabumulih &
Sekitarnya“
3. Program Misi RSUD Prabumulih :
1) Meningkatkan Sumber Daya Manusia, Melalui Pendidikan &
Pelatihan
2) Meningkatkan Sarana & Prasarana Pelayanan Kesehatan Yang
Bermutu
3) Menjadikan Pusat Rujukan Kesehatan Masyarakat Prabumulih
Dan Sekitarnya
4) Meningkatkan & Menjalin Kemitraan Pada Semua Pihak
4. Falsafah RSUD Prabumulih :
Berdasarkan Pancasila & Undang – Undang Dasar (UUD) Tahun 1945
5. Moto RSUD Prabumulih
1) Moto Pelayanan :
“Seputih Melati Secerah Mentari Sepenuh Hati Melayani Sesama “
2) Moto Manajemen :
“Melayani Manusia Agar Mampu Melayani Manusia Menjadi
Manusiawi “
6. Tujuan RSUD Prabumulih :
1) Melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan
berhasil guna, dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan
18
pemulihan, yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan
upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya
rujukan dari dalam daerah tetangga.
2) Melaksanakan pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai
dengan standar pelayanan RSUD Kota Prabumulih.
7. Status Akreditasi RSUD Prabumulih :
Terakreditasi Tipe “ C + “

B. Kajian Situasi Ruang Pediatrik


1. Karakteristik Unit
a) Visi Ruang :
Tidak terdapat visi di dalam ruangan Pediatrik
b) Misi Ruang :

Tidak terdapat misi di dalam ruangan Pediatrik


c) Falsafah RSUD Prabumulih :
Berdasarkan Pancasila & Undang – Undang Dasar (UUD) Tahun
1945
d) Tujuan RSUD Prabumulih :
1) Melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan
berhasil guna, dengan mengutamakan upaya penyembuhan
dan pemulihan, yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu
dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta
melaksanakan upaya rujukan dari dalam daerah tetangga.
2) Melaksanakan pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai
dengan standar pelayanan RSUD Kota Prabumulih.

19
e) Denah Ruang :

f) Kapasitas Ruang
1) Kelas I: 4 ruangan
2) Kelas II: 2 ruangan
3) Kelas III: 3 ruangan
4) Ruang isolasi: 1 ruangan
Kapasitas diruang ranap Pediatrik hanya dapat menampung 27
orang.
g) Sifat dan jenis pelayanan ruang:
Pelayanan yang dilakukan sesuai dengan prosedur pelayanan
kesehatan

2. Analisis Terhadap Klien


a) Karakteristik
1) Jenis kelamin perempuan lebih banyak daripada laki – laki
2) Umur mulai dari 0 hari – 17 tahun
3) Pasien yang dirawat berawal dari masuk IGD ataupun Poli
4) Sebagian pasien yang keluar rumah sakit semua dengan
persetujuan dokter
5) Rata–rata lama pasien dirawat > 4 hari (tergantung kondisi pasien)

20
6) Banyak pasien yang dirawat oleh dr...............
7) Banyak pasien yang menggunakan BPJS, KIS ataupun Asuransi
Umum.
b) Tingkat ketergantungan
Berdasarkan analisa yang dilakukan mulai dari tanggal 07 – 09
Februari 2023 tingkat ketergantungan pasien dengan perawat yang
dalam kategori total care yaitu:
1) Pasien memerlukan bantuan untuk mengganti pakaian karna pasien
memakai infus.
2) Pasien yang sesak memerlukan nebu dari perawat
3) Suhu pasien yang demam (37,5 oC) sehingga bisa diberikan
paracetamol

3. Analisa Unit Layanan Keperawatan


a) Flow of Care

Aspek Deskripsi Situasi

Pelayanan Dari hasil observasi yang dilakukan pada tanggal


(penerimaan) 07 – 09 Februari 2023 proses penerimaan pasien
baru di ruangan rawat inap didapatkan data
sebagai berikut:
1. Ruangan rawat inap di pediatrik sudah
memiliki petunjuk pelaksanaan (protap) dan
alur penerimaan klien baru.
2. Klien yang datang atas rujukan IGD atau
poliklinik/rawat jalan sebelumnya telah
diinformasikan dan langsung ke rawat inap.
3. Perawat dari IGD atau poliklinik menanyakan
ruangan atau kelas yang akan digunakan
pasien tersebut.
4. Setelah datang kebagian administrasi ruang

21
rawat inap klien baru diterima perawat dan
diantarkan ke ruanga atau tempat tidur yang
telah ditentukan.
5. Informasi mengenai biaya administrasi dan
fasilitas yang tersedian dilakukan oleh bagian
administrasi.
6. Kondisi lingkungan tempat tidur klien dalam
keadaan bersih, klien mendapat fasilitas
berupa kasur, 1 meja/lemari, dan 1 standar
infus.
7. Terdapat fasilitas untuk penunggu pasien
seperti kursi dan tempat tidur namun hanya
terdapat satu kursi di setiap rawat inap yang
dapat digunakan keluarga/penunggu pasien.
8. Orientasi perawat terhadap tempat tidur dan
kamar perawatan yang akan digunakan oleh
klien.
9. Setelah klien masuk ruang rawat inap,
pengkajian awal dilakukan oleh perawat
ruangan pada pasien baru hanya saja sebatas
pengkajian pada keluhan utama saja dan
rencana keperawatan tanpa pendokumentasian
pada format atau form pengkajian.

b) Manajemen Unit
Kepala ruangan :
- Membagi pasien kepada perawat pelaksana
- Memberi pengarah dan motivasi kepada ketua tim dan perawat
pelaksana
- Mendampingi dokter selama kunjungan visit

22
- Memberikan laporan berkala tentang pelayanan keperawatan
- Membuat laporan pelaksanaan kegiatan di ruangan

Ketua TIM :
- Bersama kepala ruangan dan perawat pelaksana mengadakan serah
terima tugas setiap dinas
- Melakukan pembagian tugas kepada perawat pelaksana
- Mengikuti visit dokter
- Mengatur waktu istirahat
- Mengawasi proses asuhan keperawatan
- Membantu kepala ruangan mengawasi perawat pelaksana

Perawat Pelaksana :
- Mengikuti operan shift bersama kepala ruangan dan ketua tim
- Melakukan pemantauan cairan
- Memonitor vital sign
- Memberikan asuhan keperawatan
- Menyiapkan, memelihara, menyimpan alat agar siap pakai
- Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana

4. Lingkungan Kerja
a) Lingkungan Fisik :
1) Air di ruang rawat inap keruh
2) Ruangan sering dikunjungi banyak kucing
3) Fasilitas alat di ruang rawat inap kurang memadai seperti
kurangnya bak instrumen, bengkok dan alat cek suhu tubuh yang
kurang
4) Tempat pembuangan sampah dapat ditemukan dengan mudah
5) Banyak lingkungan hijau disekitar rawat inap
b) Lingkungan Non Fisik :
1) Hubungan antara kepala ruangan, ketua tim, dan perawat pelaksana
baik dan kompak

23
2) Hubungan antara perawat di ruangan dengan dokter, cleaning
service dan dengan tenaga kerja yang lain baik
3) Komunikasi terapeutik antara perawat dengan pasien maupun
keluarga pasien baik
4) Tata kerja yang dilakukan perawat di ruang rawat inap tertata
sesuai dengan prosedur

5. Kajian Indikator Mutu Ruangan (BOR LOS, TOI, BTO, NDR, GDR)
 BOR
Bor (bed occupancy rate), menunjukkan tinggi rendahnya pemanfaatan
tempat tidur yang tersedia dirumah sakit dalam jangka waktu tertentu,
bila nilai ini mendekati 100% bearti ideal. Standar nasional untuk satu
tahun adalah 78-85%.
 LOS
LOS (Lengthof Stay) menunjukkan rata rata lamanya perawatan setiap
pasien, lama waktu rawat maksimum 12 hari, standar nasional untuk
rumah sakit adalah satu tahun 7-10 hari).
 TOI
TOI (Turn Over Interval), menunjukkan rata-rata suatu tempat tidur
kosong atau waktu antara satu tempat tidur ditinggalkan oleh pasien
sampai dengan diisi lagi. Standar 1-3 hari untuk rumah sakit dalam satu
tahun.
 BTO
BTO (Bed Turn Over), menunjukkan frekuensi pemakaian tempat tidur
rumah sakit dalam satu tahun waktu tertentu. Jadi BTO memberikan
gambaran tentang tingkat pemakaian tempat tidur dirumah sakit.
Standar 40-50 kali untuk rumah sakit dalam satu tahun, sedangkan yang
lebih baik lebih dari 4 kali.

6. Sumber Daya/ Kekakuan Kerja


a) Lingkungan fisik

24
1) Stuktur organisasi dan uraian tugas
Tidak ada struktur organisasi yang terpasang diruangan
2) Jumlah dan kuantitas pendidikan tenaga perawat dan tenaga penunjang
Dalam ruangan pediatrik banyaknya perawat yang berpendidikan
- Amd. Kep : 12 orang
- Amd. Keb : 6 orang
- Ners : 2 orang
3) Pelatihan yang telah diikuti
Pelatihan yang diikuti oleh perawat dan bidan disana ialah:
- BHD
- BTCLS
- Keperawatan Luka
- Sirkom Sisi.
4) Perhitungan kebutuhan tenaga kerja perawat dan tenaga penunjang.
a. Perhitungan tenaga keperawatan menurut Depkes
Perhitungan berdasarkan metode yang diterapkan oleh depkes
adalah sebagai berikut :

X = A+B+C
Keterangan :
X : Tenaga perawat
A : Jumlah perawat yang bertugas
B : Jumlah petugas libur
C : Jumlah petugas non keperawatan

Kriteria Pasien Jumlah Jam Jumlah


Perawatan

Perawatan minimal 4 orang 1-2 Jam 2 x 13 orang = 16 jam

Perawatan Mininal 15 orang 3-4 Jam 4 x 4 orang = 16 jam

Perawatan total 2 orang 5-6 Jam 6 x 3 orang = 18 jam

JUMLAH 60 jam

25
b) Non Manusia (material, methode, machine, money & marketing)
1) Material: Sarana & Prasarana
1) Material : Sarana & Prasarana
 Peralatan dan fasilitas pengunjung
 Dinding kamar pasien dan ruang dapur lembab dan
berjamur terkesan kotor diharapkan pemasangan
keramik di dinding agar ruang terlihat bersih
 Keramik dan nat lantai kamar mandi pecah pecah,
sehingga bisa menyebabkan kejadian tidak diharapkan,
 Ac kamar pasien yang tidak berfungsi dengan baik

2) Metode :
 Standar Asuhan Keperawatan
Metode standar asuhan keperawatan di ruang
medical umum menggunakan model asuhan keperawatan
professional (MAKP) TIM, yang mana metode ini
menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda–
beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 4
tim/group yang terdiri dari tenaga professional, teknikah
dan pembantu dalam satu grup kecil yang saling
membantu.
 Standar Prosedur Operasional

Keperawatan di Indonesia di masa depan dan


sampai saat ini masih berada dalam proses mewujudkan
keperawatan sebagai profesi, maka akan terjadi beberapa
perubahan dalam aspek keperawatan, yaitu penataan
Pendidikan tinggi keperawatan, pelayanan dan asuhan
keperawatan, pembinaan dan kehidupan keprofesian, dan

26
penataan lingkungan untuk perkembangan keperawatan.
Pelayanan keperawatan melalui pelaksanaan fungsi
perencanaan, pengorganisasian, pengaturan ketenagaan,
pengarahan, evaluasi dan pengendalian mutu keperawatan.
Management merupakan suatu keperawatan yang dinamik
dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di
organisasi.

Salah satu upaya untuk meningkatkan pelayanan


mutu keperawatan adalah dengan cara Menyusun standar
prosedur operasional (SPO) dan disesuaikan dengan
perkembangan ilmu keperawatan. Standar prosedur
operasional adalah tatacara yang harus dilalui dalam suatu
proses kerja tertentu yang dapat diterima oleh seseorang
yang berwenang dan bertanggung jawab untuk
mempertahankan tingkat penampilan tertentu sehingga
kegiatan diselesaikan efektif, efisien
(Depkes RI, 2015).

Standar prosedur operasional adalah suatu standar


atau pedoman tertulis yang dipergunakan untuk
mendorong dan menggerakan suatu kelompok untuk
mencapai tujuan organisasi. Standar prosedur operasional
adalah tatacar atau tahapan yang dibekukan dan yang
harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja
tertentu (Potter dan Perry, 2014).

Tujuan Standar Prosedur Operasional (SPO)


a. Mengetahui dan menjelaskan peran dan fungsi tiap-
tiap posisi dalam organisasi
b. Memperjelaskan alur tugas, wewenang dan tanggung
jawab dari petugas atau pegawai terkait

27
c. Melindungi organisasi atau unit kerja dan petugas
atau pegawai dari malpraktik atau kesalahan
administrasi lainnya
d. Untuk menghindari kegagalan atau kesalaha,
keraguan duplikasi dan infesiensi
e. Menjaga konsistensi tingkat penampilan kerja
f. Meminimalkan kegagalan, kesalahan dan kelalaian
g. Parameter untuk menilai mutu kinerja
h. Memastikan penggunaan sumber daya secara efisien
dan efektif
i. Menjelaskan alur tugas, wewenang dan tanggung
jawab
j. Mengarahkan pendomentasian yang adekuat dan
akurat

Fungsi Standar Prosedur Operasinal


a. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan
b. Mengetahui dengan jelas hambatan dan mudah
dilacak
c. Mengarahkan staf agar sama sama disiplin dalam
bekerja
d. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan
e. Memperlancar tugas petugas atau pegawai dalam tim
atau unit kerja
f. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan

Prinsip Penyusunan Standar Operasional antara lain :


a. Bentuk tim penyusunan SPO
b. Pertimbangkan prosedur dalam kesatuan yang utuh
c. Susun SPO sebelum melaksanakan kerja baru
d. Tinjau kepustakaan dan informasi yang relevan
e. Minta masukan dari staf/ petugas terkait
f. Tetapkan SPO sebagai pedoman
28
g. Tetapkan hasil yang diharapkan
h. Buat daftar peralatan dan fasilitas-fasilitas yang
diperlukan
i. Tetapkan siapa yang berwenang melaksanakan
prosedur
j. Tetapkan indikasi dan kontraindikasi prosedur dan
resiko yang di waspadai
k. Susun Langkah-Langkah berdasarkan logika untuk
proses kerja efektif efesien dan aman
l. Buat system penomoran
m. Tulis SPO dengan Bahasa yang mudah, kata-kata
pendek, sederhana, Bahasa positif, tidak bermakna
ganda
n. Buat bagan atau alur mekanisme
o. Uji coba SPO
p. Sempurnakan setelah uji coba
q. Bekukan oleh pimpinan
r. Sosialisasikan
s. Revisi sesuai kebutuhan dan iptek

Langkah–Langkah Menyusun standar prosedur


operasional
a. Menentukan judul : yaitu judul dari SPO
b. Menjelaskan pengertian judul : merupakan pengertian
dari judul SPO
c. Rumuskan tujuan : yaitu tujuan yang diharapakan bila
SPO
d. Menetukan kebijakan : yaitu hal-hal yang mendasari
suatu SPO yang dijadikan referensi, dasar kebijakan
baik local maupun nasional, serta kesepakatan yang
telah dilegalitas

29
e. Menentukan persiapan : yaitu fasilitas alat bahan yang
harus tersedia untuk melakukan proses (meliputi jenis,
jumlah serta spesifikasinya)
f. Membuat alitran proses : merupakan urutan- urutan
prosedur yang rumit dan rinci, meliputi :
1) Pra interaksi yaitu suatu kegiatan yang harus
dilakukan sebelum terintegrasi dengan pasien
meliputi ceking dokumen dan klarifikasi
2) Interaksi yaitu suatu kegiatan yang dilakukan
sebelum terinteraksi dengan pasien meliputi :
orientasi, kerja, terminasi
3) Post interaksi yaitu kegiatan yang dilakukan
setelah selesai berinteraksi dengan pasien
g. Menentukan unit terkait : yaitu bagian lain dari bagian
pelaku prosedur yang berkaitan, dan harus ada agar
SPO bisa dilaksanakan dengan tepat dan benar
h. Dianjurkan untuk membuat bagan-bagan agar dapat
memberikan gambaran lengkap.

 Metode Asuhan Keperawatan


1) Timbang terima
Dari hasil observasi, didapatkan data bahwa timbang
terima diruang Pediatrik dilakukan 3x sehari,
dilakukan pada pukul 07.30 WIB, 14.00 WIB, dan
20.30 WIB yang dihadapi oleh perawat pelaksana yang
berdinas saat itu, dipimpin oleh penanggung jawab
shift yang berisikan laporan mengenai keadaan pasien.
Timbang terima interaksi antara perawat dengan
pasien dan keluarga pasien selama >5 menit. Perawat
selalu berinteraksi dengan pasien dan keluarga pasien.
Hasil laporan timbang terima sudah baik.

30
Alur timbang terima ruang pediatrik :
Pasien diagnosa keperawatan rencana kegiatan: telah
dilakukan atau belum dilakukan kemudian, lihat
perkembangan keadaan pasien apakah masalah
teratasi, belum teratasi, teratasi sebagian ataupun
muncul masalah baru.
2) Dokumentasi keperawatan
Alur system pendokumentasian ruang pediatrik:
1. Pengkajian keperawatan
Dalam pengkajian dilakukan pengumpulan data
dan pengelompokan.
2. Diagnosa keperawatan
Dalam menentukan diagnose ditentukan terlebih
dahulu problem, etiologi dan symptom nya
terlebih dahulu.
3. Perencanaan
Perencanaan dilakukan berdasarkan prioritas
masalah terlebih dahulu, dilakukan tujuan asuhan
keperawatan dan ditentukan rencana Tindakan.
4. Implementasi
Perawat menjalankan rencana Tindakan yang
telah dibuat
5. Evaluasi
Evaluasi dilihat dari kognitif, afektif, psikomotir
dan perubahan biologi pasien.
3) Ronde keperawatan
Dari hasil wawancara dan observasi pelaksanaan
ronde keperawatan dilakukan 1 kali dalam 2 bulan.
Kegiatan yang dilakukan yaitu, membahas tentang
program kerja dan masalah–masalah yang terjadi di
ruang pediatrik seperti, operan shift dinas, kinerja

31
perawat, penerimaan pasien baru dan meningkatkan
pelayanan maksimal pada pasien. Ronde keperawatan
diikuti oleh seluruh perawat pelaksana yang dipimpin
oleh kepala ruangan.
4) Patient safety
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan untuk
keselamatan pasien, perawat memasangkan pagar
tempat tidur dan menganjurkan 1 keluarga pasien
untuk menjaga pasien sehingga dapat diharapkan
melindungi cidera pada pasien.
5) Supervise
 Ketua TIM
KATIM 1 & 2 sudah menentukan intervensi
keperawatan pada pasien yang menjadi tanggung
jawabnya.
 Perawat pelaksana
Jumlah perawat pelaksana sebanyak 16 orang.
Perawat pelaksana sudah melakukan intervensi
sesuai dengan yang ditetapkan oleh ketua tim
masing-masing. Perawat pelaksana juga sudah
melakukan pendokumentasian tindakan dan
evaluasi tindakan.
6) Discharge planning
Discharge planning yang dilakukan yaitu :
 Mempersiapkan obat pulang untuk pasien
 Mempersiapkan pasien secara fisik dan
psikologisnya yang baik Ketika akan pulang
 Mempersiapkan keluarga secara edukasi terhadap
perubahan kondisi pasien.

32
BAB IV
ANALISA DATA DAN PERENCANAAN

A. Analisis Data
1. Analisis Berdasarkan SWOT
Berdasarkan permasalahan tersebut kemudian kelompok mencoba
menganalisisnya berdasarkan kekuatan, kelemahan, yang dimiliki oleh
ruang Medikal Umum dan berdasarkan peluang, serta ancaman yang ada
(analisis SWOT). Analisis SWOT ini ditinjau dari dua faktor internal dan
eksternal.
a) Faktor Internal
- Strength (kekuatan) merupakan situasi dan kemampuan internal
yang bersifat positif
- Weakness (kelemahan) adalah situasi dan kemampuan internal
yang bersifat negatif yang menghambat organisasi dalam
pencapaian visi dan misi
b) Faktor Eksternal
- Oppurtunity (Peluang) merupakan kondisi eksternal yang bersifat
positif yang menjadi peluang bagi organisasi dalam mencapai visi
dan misi.
- Thearts (Ancaman) adalah kondisi eksternal yang bersifat negatif
yang menjadi ancaman bagi organisasi dalam mencapai visi dan
misi.
2. Diagram analisis SWOT
Analisa SWOT Manajemen dan Asuhan di Ruang Pediatrik (Anak) di
RSUD Prabumulih
Analisis SWOT Bobot Rating Score
Man
Strenght (Kekuatan)
1. Ketenagaan diruang Pediatrik yaitu memiliki latar 0,5 3 1,5
belakang Amd.Kep sebanyak 12 orang dan
Amd.Keb sebanyak 6 orang sedangkan Ners
33
sebanyak 2 orang.
2. Kepala ruangan mengikut sertakan partisipasi 0,5 2 1
seluruh perawat pelaksana dalam mengambil
keputusan.
Total 1 2,5
Weaknesses (Kelemahan)
1. Perawat di ruangan lebih banyak dengan 1 4 4
sarjana DIII Keperawatan dibandingkan profesi
NERS.
Total 1 4
Opportunity
1. Ruang Pediatrik sebelumnya pernah dipakai 0,5 4 2
sebagai lahan praktik bagi mahasiswa D3
Kebidanan, D3 Keperawatan, Profesi
Keperawatan (Co-Ners), dan Profesi Kedokteran
(Co-Ass).
2. Adanya kebijakan rumah sakit untuk memberikan 0,5 4 2
kesempatan perawat untuk melanjutkan
pendidikan
Total 1 4
Threats (Ancaman)
1. Adanya persaingan mutu pelayanan antar Rumah 1 4 4
Sakit yang ada Prabumulih.
Total 1 4

Analisis SWOT Bobot Rating Score


Material
Strenght (Kekuatan)
1. Kapasitas tempat tidur terdapat 27 tempat tidur 0,25 3 0,75

2. Sebagian besar alat dan bahan keperawatan sudah 0,25 2 0,5


mencukupi sesuai dengan standar
3. Terdapat 11 kamar mandi pada ruangan Pediatrik. 0,25 3 0,75
10 kamar mandi disetiap kamar rawat inap dan 1
kamar mandi petugas.

4. Terdapat administrasi penunjang dan tersedianya 0,25 4 1


nurestation
Total 1 3

34
Weaknesses (Kelemahan)
1. Masih kurangnya peralatan untuk melakukan 0,25 4 2
tindakan seperti alat cek suhu tubuh kurang dan
alat tensi kurang
2. Belum tersedia kursi roda 0,25 3 0,75
.
3. Belum ada papan struktur dan papan pengenal 0,25 2 0,5
pasien di setiap bed
4. Tidak adanya ruang tindakan di ruang pediatrik 0,25 2 0,5

Total 1 3,75
Opportunity
1. Perawat dapat dengan mudah mencari dan 0,5 2 1
mengambil obat yang sesuai dengan kebutuhan
2. Ruang pediatrik sebagai tempat lahan praktik bagi 0,5 4 2
mahasiswa D3 keperawatan, profesi ners (Co-
ners)
Total 1 3
Threats (Ancaman)
1. Dalam melakukan tindakan kadang–kadang alat 1 4 4
tidak tersedia sehingga harus menunggu perawat
1 selesai terlebih dalu baru bisa melakukan
tindakan lain. Contohnya saat melakukan
pemeriksaan tekanan darah pasien dan
pemeriksaan suhu tubuh
Total 1 4

Analisis SWOT Bobot Rating Score


Obat-obatan
Strenght (Kekuatan)
1. Tersedianya obat emergency atau tas emergency 1 3 3
bila dibutuhkan
Total 1 3
Weaknesses (Kelemahan)
- - - -

Total - - -
Opportunity

35
1. Perawat dapat dengan mudah mencari dan 1 3 3
mengambil obat sesuai dengan kebutuhan.
Total 1 3
Threats (Ancaman)
1. Perlunya ketelitian dalam pemilihan obat injeksi 1 4 4
maupun oral
Total 1 4

Analisis SWOT Bobot Rating Score


Methode
Strenght (Kekuatan)
1. Sudah dilakukan MPKP 0,25 3 0,75
2. Terdapatnya pengaturan jadwal dinas pagi, siang 0,25 2 0,5
dan malam
3. Sudah memiliki model MAKP yang digunakan 0,25 3 0,75
yaitu tim primer (modifikasi)
4. Sudah mempunyai SOAP 0,25 4 1
Total 1 3
Weaknesses (Kelemahan)
1. Belum semua PN mempunyai kualifikasi 1 4 4
pendidikan S1
Total 1 4
Opportunity
1. Adanya kebijakan pemerintah tentang 0,5 4 2
profesionalisasi keperawatan
2. Adanya mahasiswa profesi ners yang praktik 0,5 3 1,5
manajemen keperawatan
Total 1 3,5
Threats (Ancaman)
1. Adanya keluhan keluarga pasien terhadap tenaga 0,5 4 2
kesehatan tentang 5S (Senyum, Salam, Sapa,
Sopan, Santun).
2. Tuntutan tinggi oleh masyarakat untuk 0,5 3 1,5
mendapatkan pelayanan kesehatan
Total 1 3,5

3. Prioritas masalah berdasarkan hasil skoring

36
1) Masih kurangnya peralatan untuk melakukan tindakan seperti alat cek
suhu tubuh kurang dan alat tensi kurang
2) Belum adanya papan pengenal pasien di setiap bed
3) Adanya keluhan keluarga pasien terhadap tenaga kesehatan tentang 5S
(Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun)

B. Perencanaan
Masih kurangnya peralatan untuk melakukan tindakan
a. Plan
Pada tahap awal dilakukan identifikasi permasalahan yang ada diruangan
pediatrik RSUD Prabumulih. Dari masalah-masalah tersebut dapat dilihat
bahwa masih kurangnya peralatan untuk melakukan tindakan, Belum
adanya papan pengenal pasien di setiap bed, Adanya keluhan keluarga
pasien terhadap tenaga kesehatan tentang 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan,
Santun).
- Lakukan pengecekan dan penambahan peralatan tindakan yang tidak
ada di ruangan
- Lakukan pembuatan papan pengenal pasien di setiap bed agar
memudahkan perawat maupun dokter untuk melihat nama pasien,
nomor rekam medis dan diagnosa pasien
- Lakukan evaluasi pada setiap perawat untuk menerapkan 5S
(Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) pada pasien.

b. Do
- Melakukan pengecekan dan penambahan peralatan tindakan yang
tidak ada di ruangan
- Melakukan pembuatan papan pengenal pasien di setiap bed agar
memudahkan perawat maupun dokter untuk melihat nama pasien,
nomor rekam medis dan diagnosa pasien
- Melakukan evaluasi pada setiap perawat untuk menerapkan 5S
(Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) pada pasien.

37
c. Check
- Dalam proses pengusulan
- Dilakukan
- Pembuatan papan nama daftar pasien dalam proses pembuatan
- Belum dilakukan

d. Action
- Peralatan yang kurang di ruangan belum ada penambahan, lakukan
penambahan dan pengecekan alat-alat medis yang kurang kembali
- Papan nama pengenal pasien sedang dalam proses pembuatan dan
belum selesai
- Memonitoring dan tetap mengevaluasi setiap perawat dalam
melaksanakan 5S di ruangan

38
BAB V

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No. Masalah Implementasi Evaluasi

1. Masih kurangnya Mengusulkan kepada kepala Setelah kelompok


peralatan untuk ruangan pediatrik untuk melakukan kegiatan dengan
melakukan tindakan membuat surat usulan data mengusulkan kepada karu
perencanaan sarana dan untuk membuat surat usulan
prasarana peralatan serta perencanaan dalam proses
mengajukannya kepada pengusulan.
kepala bagian perencanaan

2. Belum ada papan Mengusulkan membuat papan Pembuatan papan daftar


nama daftar pasien nama daftar pasien pasien dalam proses
pembuatan

3. Adanya keluhan Kelompok mengusulkan Tetap melakukan evaluasi


keluarga pasien adanya evaluasi pada setiap terdahap setiap perawat
terhadap tenaga perawat untuk menerapkan 5S dalam penerapan 5S
kesehatan tentang 5S di ruangan terhadap pasien
(Senyum, Salam,
Sapa, Sopan,
Santun)

39
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari laporan yang kami buat ialah bhwa RSUD Prabumulih
sudah menerapan MPKP dan memakai model MAKP yang digunakan ialah
metode tim primer (medofikasi) dengan baik, peluang SDM dalam
pengembangan karir dapat menyiapkan sarana dan prasarana yang baik. Dan
beberapa aspek yang dikaji juga sudah dapat teratasi dengan baik.

B. Saran
1. Bagi RSUD Prabumulih
Diharapkan dapat memberikan motivasi dalam bentuk penghargaan
kepada setiap ruangan di RSUD Prabumulih yang menerapkan MPKP dan
SAK serta memfasilitasi sesuai kebutuhan yang diperlukan
2. Bagi STIK Siti Khadijah Palembang
Diharapkan mampu mengkaji lebih mendalam lagi untuk
mendapatkan hasil yang lebih maksimal dan dapat menerapkan hasilnya
pada ruangan

40

Anda mungkin juga menyukai