“Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktek Profesi Ners
Stase Menajemen Keperawatan”
Dosen Pengampu:
Ns. Aria Pranata, S.Kep., M.Kep
Ns. Aditya Puspanegara S.Kep., M.Kep
DISUSUN OLEH :
1. Afifa Nurrul R (JNR0210126) 5. Rudianto Ramadhan (JNR0210141)
2. Dwi Agustin R (JNR0210130) 6. Veliana Oktavianti (JNR0210146)
3. Mira Rahmawati (JNR0210136) 7. Vindri Apriani (JNR0200120)
4. Ramadhany Dian (JNR0210140) 8. Yogi Prasetyo (JNR0210147)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Manajemen
keperawatan Di Ruang Kencana RS TK III Ciremai Kota Cirebon Tahun 2022”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi syarat salah satu tugas stase Manajemen
Keperawatan.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita
semua serta dapat dijadikan salah satu media pembelajaran. Untuk itu, kami
menghaturkan permohonan maaf apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini.
Kami pun berharap pembaca makalah ini dapat memberikan kritik dan sarannya
kepada kami agar di kemudian hari kami bisa menyusun makalah yang lebih baik
lagi.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir khususnya :
1. Prof. Dr. Hj. Dewi Laelatul Badriah, M. Kes, AIFO selaku Ketua Yayasan
Pendidikan Bhakti Husada Kuningan.
2. Ns. H. Kanapi, S.Kep., M.Kep Selaku ketua Kampus 2 STIKes Kuningan dan
selaku pembimbing klinik.
3. Ns. Ranto, S. Kep., M.M.Kes selaku Ketua instaldik rumah sakit ciremai.
4. Ns. Aria Pranatha, S.Kep., M.Kep Selaku pembimbing akademik.
5. Ns. Aditya Puspanegara, S.Kep., M.Kep Selaku pembimbing akademik.
6. Ns. Erlani, S.Kep Selaku pembimbing klinik.
7. Ns. Iyus Miyati, S.Kep Selaku Kainstal rawat inap ruang kencana RS TK III
Ciremai.
8. Ns. Devi Septini C, S.Kep Selaku kepala ruangan kencana RS TK III Ciremai.
9. Ns. Yeni Setianingsih, S.Kep Selaku katim I ruang kencana RS TK III Ciremai.
10. Susi Rinda Rusfiati, Amd.Kep Selaku katim II ruang kencana RS TK III Ciremai.
11. Seluruh perawat pelaksana ruang kencana RS TK III Ciremai.
12. Orang tua kami yang selalu mendukung kami.
13. Teman-teman kelompok yang telah memberikan saran dan kritik terkait.
i
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamin
Cirebon, April 2022
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
kepentingan bersama Seorang pemimpin harus memberikan petunjuk-
petunjuk, mengoreksi kesalahan-kesalahan yang terjadi, mengajukan
gagasan dan menerima saran-saran. Kepala ruang harus memiliki
kemampuan bekerja sama dengan orang-orang dengan berbagai ragam
sifat-sifatnya, sehingga mereka benar-benar dengan penuh kemauan dan
kesetiaan di bawah kepemimpinannya. Sebagai seorang pemimpin, kepala
ruang harus pandai mengadakan pendekatan terhadap orang-orang dan
menghargai pendapat- pendapat atau pandangan-pandangan orang lain.
Sedangkan kemampuan teknis diperlukan karena dengan memiliki
kemampuan ini seorang pemimpin akan lebih mudah mengadakan koreksi
bila terjadi kesalahan pelaksanaan tugas dari bawahannya.
Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang
untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu, untuk
mencapai suatu tujuan (Suarli dan Bahtiar, 2014). Setiap kepala ruang
keperawatan memiliki gaya kepemimpinan bermacam-macam dalam
mempengaruhi perilaku bawahanya agar mau bekerja secara produktif
untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Ronald Lippith dan Rapiph K.
White dalam Nursalam (2013), terdapat tiga gaya kepemimpinan yaitu:
gaya kepemimpinan otoriter, gaya kepemimpinan demokrasi dan gaya
kepemimpinan liberal. Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh seorang
kepala ruang dapat menjadi penilaian tersendiri oleh para perawat dan
bahkan dapat mempengaruhi kinerja seorang perawat.
2
1.2.2 Tujuan Khusus
Selama berlangsungnya praktek manajemen keperawatan
mahasiswa diharapkan mampu untuk :
a. Mengidentifikasi masalah yang tidak sesuai dengan prinsip
manajemen keperawatan yang terdapat di ruang rawat inap
Kencana di RS Ciremai di Kota Cirebon.
b. Mempraktekkan konsep teori manajemen asuhan keperawatan,
baik manajemen pelayanan maupun manajemen asuhan
keperawatan.
c. Mengaplikasikan model keperawatan modular dengan cara
bermain peran (Role play) di salah satu ruangan di ruang rawat
inap Kencana di RS Ciremai di Kota Cirebon.
d. Memudahkan perawat yang ada di ruangan rawat inap Kencana
di RS Ciremai di Kota Cirebon dalam mengatasi masalah yang
terkait dengan manajemen keperawatan dengan metode 5M
(Man, Methode, Material, dan Money,Marketing) yang
dipaparkan dalam analisa SWOT.
3
1.3.2 Rumah Sakit
Data yang diperoleh dari hasil pengkajian akan membantu sebagai
bahan masukan bagi Rumah Sakit, dalam upaya peningkatan mutu
manajerial pelayanan rumah sakit.
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
5
2.1.3 Planning (Perencanaan)
Fungsi Planning (perencanaan) adalah fungsi terpenting dalam
manaejemen, oleh karena fungsi ini akan menetukan fungsi manajemen lainnya.
Menurut Muninjayqa, (2014) fungsi perencanaan merupakan lanadasan dasar dari
fungsi manajemen secara keseluruhan. Tanpa ada fungsi perencanaan tidak
mungkin fungsi mkanajemen lainnya akan dapat dilaksanakan dengan baik.
Perencanaan akan memberikan pola pandang secara menyeluruh terhadap semua
pekerjaan yang akan di jalankan, siapa yang akan melekukan, dan kapan akan di
lakukan. Perencanaan merupakan tuntuna terhadap proses pencapaian tujuan
secara efektif dan efisien. Swaburg (2013), mengatakan bahwa Planning adalah
memutuskan seberapa luas akan di lakukan, bagaiman melakukan dan siapa yang
melakukannya.
Di bidang kesehatan perencanaan dapat di definisikan sebagai proses untuk
menumbuhkan, merumuskan masalah-masalah kesehatan di amsyarakat
menetukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan
program yang p-aling pokok, dan menyusun langkah-langkah untuk mencapai
tujuan yang telah di tetapkan tersebut.
1. Tujuan perencanaan
a. Untuk menimbulkan keberhasilan dalam mencapai sasaran dan tujuan.
b. Agar penggunaan dan fasilitas tersedia lebih efektif.
c. Membatu dalam koping individu dengan situasi kritis.
d. Meningkatkan efektivitas dalam hal biaya.
e. Membantu menurunkan elemen perubahan, karena perencanaan
berdasarkan masa lalu dan akan datang.
f. Dapat di gunakan untuk menentukan kebutuhan untuk berubah.
g. Penting untuk melakukan yang lebih efektif.
2. Tahap dalam perencanaan
a. Penting untuk melakukan kontrol yang lebih efektip.
b. Analisa situasi, bertujuan untuk mengumpulkan data atau fakta.
c. Mengidentifikasi masalah dan penetapan prositas masalah.
d. Merumuskan tujauan program dan besarnya target yang ingin di capai.
6
e. Mengkaji kemungkinan adanya hambatan dan kendala dalam pelaksanaan
program.
f. Menyusun rencana kerja operasianal (RKO).
3. Jenis perencanaan
a. Perencanaan strategi
Perencanaan strategi merupakan suatu proses keseimbanagn, proses
yaitu sistematis dalam pembuatan dan pemgambilan keputusan mas kini
dengan kemungkinan pengetahuan yang paling besar dari efek-efek
perencanaan pada masa depan, mengorganisasikan upaya-upaya yang
perlu untuk melaksakan keoputusan ini terhadap hasil yang di harapkan
melalui mekanisme umpan balik yang dapat di percaya. Perencanaan
strategis dalam keperawatan bertujuan untuk memperbaiki alokasi
sumber-sumber yang langka, termasuk uang dan waktu, dan mengatur
pekerjaan devisi keperawatan.
b. Perencanaan operasional
Perencanaan operasional mengraikan aktivitas dan prosedur yang
akan di gunakan, serta menyusun jadwal waktu pencapaian tujuan,
menetukan siapa orang-orang yang bertanggungjawab untuk setiap
aktivitas dan prosedur. Menggambrakan cara menyiapkan orang-oraang
untuk bekerja dan juga standar untuk mengevakuasi perawat oasien. Di
dalam perencanaan operasional terdiri dari dua bagian yaitu rencana tetap
dan rencana sekali pakai. Rencana tetap adalah rencana yang sudah ada
dan menjadi pedoman di dalam kegiatan setiap hari, yang terdiri dari
kebijaksanaan, standar prosedur operasional dan peraturan. Sedangkan
rencana sekali pakai terdiri dari program dan proyek.
c. Mamfaat perencanaan
a) Membantu proses manajemen dalam menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungan
b) Memberikan cara pemberian perintah yang tepat untuk pelaksanaan
c) Memudahkan kordinasi
d) Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasional
secara jelas
7
e) Membantu penempatan tanggung jawab lebih cepat
f) Membantu tujuan lebih khusus, lebih rinci dan mudah di pahami
g) Meminimumkan pekerjaan yang tidak passti
h) Menghemat waktu dan dana
d. Keuntungan perencanaan
a) Mengurangi aatau menghilangkan jenis pekerjaan yang tidak produktif
b) Dapat di pakai sebagai alat pengukur hasil kegiatan yang di capai
c) Memberikan suatu landasan pokok fungsi manajmen lainnya terutama
fungsi keperawatan
d) Memodifikasi gaya manajemen
e) Fleksibelitas dalam pengambilan keputusan
e. Kelemahan perencanaan
a) Perencanaan mempunyai keterbatsan dalam hal ketepatan informasi dan
fakta-fakta tentang masa yang akan datang
b) Perencanaan memerlukan biaya yang cukup banyak
c) Perencanaan mempunyai hambtan psikologis
d) Perencanaan menghambat timbulnya inisiatif
e) Perencanaan menyebabkan terhambatnya tindakan yang perlu di ambil
2.1.4 Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisaian adalah suatu langkah untuk menetapkan, menggolongkan
dan mengatut berbagai macam kegiatan, penetapan tugas-tugas dan wewenang
seseorang, pendelegasian wewenang dalam rangka mencapai tujuan. Fungsi
pengorganisasian merupakan alat untuk memadukan semua kegiatan yang
beraspek personil, finansial, materila dan tata cara dalam rangka dalam mencapai
tujuan yang telah di tetapkan (Muninjaya, 2014). Berdasarkan penjelasan tersebut,
organisasi dapat di pandang sebagai rangkian aktivitas menyusun suatu kerangka
yang menjadi wadah bagi setiap kegiatan usaha kerja sama dengan jalan
membagikan dan mengelompokkan pekerjaan yang harus di laksanakan serta
menyusun jalinan hubungan kerja di antara para pekerjanya.
8
1) Manfaat pengorganisasian
a) Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok
b) Hubungan organisatoris antara orang-orang di dalam organisasian tersebut
melalui kegiatan yang di lakukannya.
c) Pendelegasian wewenang
d) Pemafaatan staff dan fsilitas fisk.
2) Langkah pengorganisasian
a) Tujuan organisasi harus di pahami oleh staf. Tugas ini sudah tertuang dalam
fungsi perencanaan.
b) Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan pokok untuk mencapai
tujaun.
c) Menggolongkan kegiatan pokok dalam suatu satuan-satuan kegiatan yang
praktis.
d) Menetapkan berbagai kewajiban yang harus di laksanakan oleh staf dan
menyediakan fasilitas yang di perlukan.
e) Penugasan personil yang tepat dalam melaksanakan tugas.
f) Mendelegasikan wewenag.
2.1.5 Staffing (kepegawaian)
Merupakan metologi pengaturan staf, proses yang teratur, sitematis
berdasarakkan rasinal yang di terapkan untuk menetukan jumlah personil suatu
organisasi yang di butuhkan dalam situasi tertentu (Swanburg, 2013). Proses
pengaturan staff bersifat kompleks. Komponen pengaturan staff adalah sistem
kontrol penjadwalan, dan sistem informasi manajemern keperawatan ( SIMK).
SIMK meliputi lima elemen yaitu kualitas perawatan pasien. Kerateristik dan
kebutuhan perawat pasien, pikiran suplay tenaga perawat yang di perlukan.
Logsitik dari pada program pengaturan staf dan kontrolnya, evaluasi kualitas
perawatan yang di berikan.
Dasar perencanaan untuk pengaturan staf pada suatu unit keperawatan
mencakup personil keperawatan yang bermutu harus tersedia dalam jumblah yang
mencukupi dan adekuat, memberikan pelayanan pada semua pasien selama 24 jam
sehari, 7 hari dalam seminggu, 52 minggu dalam setahun. Kebutuhan khusus
individu, dokter, waktu dan lamanya ronde, jumlah rest, obat-obatan dan
9
pengobatan, jumlah dan jenis pembedahan akan mempengaruhi kualitas dan
kuantitas personil perawat yang di perlukan akan mempengaruhi penempatan
mereka.
Pengaturan staf juga di pengaruhi oleh organisasi devisi keperawatan.
Rencana harus di tinjau ulang dan di perbaharui umtuk mengatur depertemen
bereporasi secara efisien dan ekonomis dengan pernyataan misi, filosofi, dan
objektif tertulis, struktur organisasi, fungsi dan tanggung jawab, kebijakan dan
prosedur tertulis, pengmbangan program staff efektif, dan evaluasi periodik
terencana.
Komponen yang termasuk dalam fungsi staffling adalah prinsip rektrumen,
seleksi, orientasi pegawai baru, penjadwalan tugas, dan klasifikasi pasien
pengekrutan merupakan proses pengumpulan sejumlah pelamar yangt
berkualifikasi.
Untuk pekerjaan di perusahaan melalui serangkaian aktivitas. Tujuan
orientasi pegawai baru adalah untuk membantu perawat dalam menyesuaikan diri
pada situasi baru. Produktivitas meningkatkan karena lebih sedikit orang yang
dibutuhkan jika mereka terorientasi pada situasi kerja. Penjadwalan siklus
merupakan salah satu cara terbaik yang dipakai untuk memenuhi syarat distribusi
waktu kerja dan istirahat untuk pegawai. Pada cara ini dibuat pola waktu dasar
untuk minggu-minggu tertentu dan diulang pada siklus berikutnya. Jadwal
modifikasi kerja mingguan menggunakan shift 10-12 jam dan metode lain yang
biasa.
2.1.6 Directing (pengarahan)
Pengarahan adalah sehubungan antara aspek-aspek individual yang
ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap bawahan untuk dapat dipahami dan
membagi pekerjaan yang efektif untuk tujuan perusahaan yang nyata.
Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam keberhasilan manajemen.
Menurut stokdill dalam Swanburg (2013), kepemimpinan adalah suatu proses
yang mempengaruhi aktivitas kelompok terorganisasi dalam upaya dan menyusun
dan mencapai tujuan. Gardner dalam Swanburg (2013) menyatakan bahwa
kepemimpinan adalah suatu proses persuasi dan memberi contoh sehingga
10
individu (pimpinan kelompok) membujuk kelompok untuk mengambil tindakan
yang sesuai dengan usulan pimpinan atau usulan bersama.
Seorang manejer yang ingin kepemimpinanya lebih efektif harus mampu
untuk memotivasi diri sendiri untuk bekerja dan banyak membaca, memiliki
kepekaan yang tinggi terhadap permasalahan organisasi, dan menggerakan
(memotivasi) staffnya agar mereka mampu melaksanakan tugas-tugas pokok
organisasi. Menurut Lewin dalam Swanburg (2013) terdapat beberapa macam
gaya kepemimpnan yaitu:
1) Aotokratik
Pemimpin membuat keputusan sendiri. Mereka lebih cenderung
menyelesaikan tugs daripada memperhatikan kariawan. Kepemimpinan ini
cenderung menimbulkan permusuhan dan sifat agresif atau sama sekali apatis
dan menghilangkan inisiatif.
2) Demokrasi
Pemimpinkan bawahanya dalam proses pengambilan keputusan mereka
berorientasi pada bawahan danmenitikberatkan pada hubungan antara manusia
dan kerja kelompok. Kepemimpinan demokrasi meningkatkan prokduktivitas
dan keputusan kerja.
3) Laisse faire
Pemimpin memberikan kebebasan dan segala serba boleh, dan pantang
memberikan bimbingan kepada staf. Pemimpin tersebut membantu kebebasan
pada setiap orang dan menginginkan setiap orang senang. Hal ini dapat
mengakibatkan produktifitas rendah dan kariawan frustasi.
Manejer perawat harus belajar mempraktekan kepemimpinan perilaku
yang merangsang motivasi pada para pemiliknya, mempraktekan keperawatan
profesional dan tenaga perawat lainnya. Perilaku ini termasuk promosi
autonomi, membuat keputusan dan manajemen partisivasi oleh perawat
profesional.
2.1.7 Controlling ( pengendalian/evaluasi )
Fungsi pengawasan atau pengendalian (controling) merupakan fungsi
yang terakhir dalam proses manajemen, yang memiliki kaitan yang erat dengan
fungsi lainya. Pengawasan merupakan pemeriksaan terhadap sesuatu apakah
11
terjadi sesuai dengan rencana yang di tetapkan/disepakati, intruksi yang telah di
keluarkan, serta prinsi-prinsip yang telah ditentukan, yang bertujuan untuk
menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki ( Fayol, 2015 ).
Pengawasan juga diartikan sebagai suatu usaha sistematik untuk
menetapkan standard yang telah di tetapkan sebelumnya, menentukan dan
mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan yang
digunakan dengan cara yang paling efektif dan efisien dalam pencampaian tujuan
perusahaan ( Mockler, 2016).
Pengontrolan atau pengevaluasian adalah melihat segala sesuatu dilaksanakan
sesuai dengan rencana yang di sepakati instruksi yang diberikan, serta prinsip-
prinsip yang telah dilakukan ( Urwick, 2016). Tugas seorang manajemen dalam
usahanya menjalankan dan mengembangkan fungsi pengawasan manajerial perlu
memperhatikan prinsif sebagai berikut:
1) Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staf dan hasilnya mudah
diukur, menepati jam kerja,.
2) Fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang amat penting dalam upaya
mencapai tujuan organisasi.
3) Standard untuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada semua staf,
sehingga staf dapat lebih meningkatkan rasa tanggung jawab dan komintmen
terhadap kegiataan program.
4) Kontrol sebagai pengukuran dan koreksi kinerja untuk menyakinkan bahwa
sasaran dan kelengkapan rencana untuk mencapai tujuan telah tersedia, serta
alat untuk memperbaiki kinerja .
5) Terdapat 10 karakteristik suatu sistem kontrol yang baik:
a) Harus menunjukan sifat dari aktivitas
b) Harus melaporkan kesalahan-kesalahan dengan segera
c) Harus memandang ke depan
d) Harus menunjukan penerimaan pada titik kritis
e) Harus objektif
f) Harus fleksibel
g) Harus menunjukan pola organisasi
h) Harus ekonomis
12
i) Harus mudah dimengerti
j) Harus menunjukan tindakan perbaikan
Untuk fungsi-fungsi control dapat dibedakan pada setiap tingkat manajer.
Sebagai contoh, manajer perawat kepala dari satu unit bertanggung jawab
mengenai kegiatan operasional jangka pendek termasuk jadwal harian dan
mingguan, dan penugasan, serta pengguanaan sumber-sumber secara efektif.
Kegiatan-kegiatan control dutujukan untuk perubahan yang cepat. Dua metode
pengukuran yang di gunakan untuk mengkaji mencapai tujuan-tujuan keperawatan
adalah:
1) Analisa Tugas:
Kepala perawat melihat gerakan, tindakan dan prosedur yang tersusun dalam
pedoman tertulis, jadwal, aturan, catatan, anggaran. Hanya mengkur dukungan
fisik saja, dan secara relatif beberapa alat digunakan untuk analisa tugas dalam
keperawatan.
2) Kontrol kualitas
Kepala perawat dihadapkan pada pengukuran kualitas dan akibat akibat dari
pelayanan keperawatan. Apabila fungsi pengawasan dan pengendalian dapat
dilaksanakan dengan tepat, maka akan di peroleh manfaat :
a. Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program telah dilaksanakan
sesuai dengan standard atau rencana kerja
b. Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuan dan pengertian
staf dalam pelaksanaan tugas tugasnya
c. Dapat di ketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah mencukupi
kebutuhan dan teleh digunakan secara benar
d. Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau bentuk
promosi dan latihan lanjutan.
13
3. Selama proses perencanaan, yang dapat dilakukan oleh pimpinan
keperawatan adalah menganalisis dan mngkaji system, mengatur strategi
organisasi dan menentukan tujuan jangka panjang dan pendek, mnegkaji
sumber daya organisasi, mengidentifikasi kemampuan, yang ada dan aktifitas
yang spesifik serta prioritasnya.
4. Manajemen keperawatan dilandaskan melalui penggunaan waktu yang
efektif.
5. Manajemen keperawatan melibatkan pengmbilan keputusan.
6. Manajemen keperawatan harus terorganisasi.
7. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif.
8. Komunikasi yang dilakukan secara efektif mampu mengurangi
kesalahpahaman, dan akan diberikan persamaan pandangan arah dan
pengertian di antara pegawai dalam suatu tatanan organisasi.
9. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan.
14
dilakukan melalui penyusunan anggaran yang proporsional, evaluasi
penampilan kerja perawat, pembuat prosedur yang sesuai standard akreditasi.
5. Mekanisme umpan balik
Mekanisme umpan balik diperlukan untuk menyelaraskan hasil dan perbaikan
kegiatan yang akan datang. Mekanisme umpan balik dapat dilakukan melalui
laporan keuangan, audit keperawatan, dan survey kendali mutu, serta
penampilan kerja perawat.
15
keluar masuknya karyawan dan sebagai salah satu peramal tunggal paling baik
tentang luar masuknya karyawan (Mangkunegara, 2013).
2.2.3 Pendidikan
Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara dalam Hasbullah (2015) yaitu
tuntunan didalam tumbuhnya anak anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu
menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak anak itu, agar mereka
sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keslamatan
dan kebahagian yang setinggi tingginya. Salah satu upaya untuk meningkatkan
sumber daya keperawatan adalah melalui pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,
mengikuti pelatihan perawatan keterampilan teknis atau keterampilan dalam
hubungan interpersonal. Sebagian besar pendidikan parawat adalah vokasional
(D3 Keperawatan).
Untuk menjadi perawat profesional, lulusan SLTA harus menempuh
pendidikan akademik S1 Keperawatan dan Profesi Ners. Tetapi bila ingin menjadi
perawat vokasional (Primary Nurse) dapat mengambil D3 Keperawatan / akademi
keperawatan. Lulusan SPK yang masih ingin menjadi perawat harus segera ke D3
keperawatan atau langsung ke S1 keperawatan dan Ners. Dari pendidikan S1 dan
Ners baru ke Magister keperawatan/spesialis dan Doktor/konsultan.
16
singkat dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori.
Alex S. Nitisemito mengungkapkan tentang tujuan pelatihan sebagai usaha untuk
memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingka laku dan pengetahuan, sesuai
dengan keinginan individu, masyarakat, maupun lembaga yang bersangkutan.
Dengan demikian pelatihan dimaksudkan dalam pengertian yang lebih luas dan
tidak terbatas semata mata hanya untuk mengembangkan keterampilan dan
bimbingan saja. Pelatihan di berikan dengan harapan individu dapat melaksanakan
pekerjaannya dengan baik. Seseorang yang telah mengikuti pelatihan dengan baik
biasanya akan memberikan hasil pekerjaan lebih banyak dan baik pula dari pada
individu yang tidak mengikuti pelatihan.
Dengan demikian, kegiatan pelatihan lebih di tekankan pada peningkatan
pengetahuan, keahlian / keterampilan (Skill), pengalaman, dan sikap peserta
pelatihan tentang bagaimana pelaksanaan aktivitas atau pekerjaan tertentu hal ini
sejalan dengan pendapat Henry Simamora yang menjelaskan bahwa latihan
merupakan serangkaian aktivitas yang di rancang untuk meningkatkan keahlian,
pengetahuan, pengalaman ataupun perubahan sikap seseorang individu atau
kelompok dalam menjalankan tugas tertentu.
17
Peralatan/ perlengkapan yang berbentuk lembaran/ helayan, yaitu kertas
HVS, kertas polio bergaris, kertas karbon, kertas stensil, formulir, kertas
berkop, plastik transfaran, kertas karton, kertas buffalo, amplop dan map.
2) Peralatan/ perlengkapan berbentuk non lembaran
Peralatan atau perlengkapan yang berbentuk non lembaran (bukan berupa
kertas lembaran), yaitu pulpen, pensil, spidol, penghapus, penggaris, rautan,
gunting, pemotong kertas (Cutter), pembuka surat (Letter Opener), pelubang
kertas dll.
3) Peralatan / perlengkapan berbentuk buku
Peralatan / perlengkapan yang berbentuk buku, antara lain :
a. Buku catatan (block note), yaitu buku untuk menulis catatan harian
sekretaris.
b. Buku pedoman organisasi, yaitu buku panduan tentang informasi yang
berkaitan dengan organisasi, mulai sejarah, struktur, produk dan jasa,
hingga prosedur kerja.
c. Buku agenda surat, yaitu buku yang mencatat keluar masuknya surat
sehari hari.
4) Peralatan/ perlengkapan kantor di lihat dari penggunaaannya:
a. Barang habis pakai
Barang habis pakai adalah barang / benda kantor yang penggunaannya
hanya satu / beberapa kali pakai atau tidak tahan lama. Contoh : kertas,
tinta, karbon, klip, pensil dan pulpen.
b. Barang tidak habis pakai
Barang yang tidak habis pakai adalah barang / benda kantor yang
penggunaannya tahan lama. Contoh : staples, perforator, cutter, dan
gunting.
2.4 M3 Metode Asuhan Keperawatan
2.4.1 Penerapan MAKP
a. MAKP Tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang
berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/grup yang
18
terdiri atas tenaga professional, tekhnikal, dan pembantu dalam satu
kelompok kecil saling membantu. Kelebihannya adalah :
a. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.
b. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan.
c. Memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah diatasi
dan memberi kepuasan kepada anggota tim.
Kelemahan nya adalah komunikasi antar anggota tim terbentuk
terutama dalam bentuk konferensi tim, yang biasanya membutuhkan
waktu, yang sulit untuk dilaksanakan pada waktu-waktu sibuk.
Konsep metode Tim :
a. Ketua tim sebagai perawat professional harus mampu menggunakan
berbagai tekhnik kepemimpinan.
b. Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana
keperawatan terjamin
c. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim
d. Peran kepala ruangan penting dalam model tim, model tim akan
berhasil bila didukung oleh kepala ruangan.
Tanggung jawab anggota tim :
a. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung
jawabnya.
b. Kerja sama dengan anggota tim dan antar tim
c. Memberikan laporan
Tanggung jawab ketua tim :
a. Membuat perencanaan
b. Membuat penguasaan, supervise dan evaluasi
c. Mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat
kebutuhan pasien
d. Mengembangkan kemampuan anggota
e. Menyelenggarakan konferensi.
Tanggung jawab kepala ruangan :
a. Perencanaan
19
1) Menunjuk ketua tim yang akan bertugas diruangan masing-
masing.
2) Mengikuti serah terima pasien pada shift sebelumnya.
3) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien: gawat, transisi,
dan persiapan pulang, bersama ketua tim.
4) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan
aktivitas dan kebutuhan pasien bersama ketua tim, mengatur
penugasan/penjadwalan.
5) Merencanakan strategi pelekasanaan keperawatan
6) Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisologi,
tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan, dan
mendisikusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan
dilakukan terhadap pasien.
7) Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan, termaksuk
kegiatan membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan,
membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan
keperawatan, mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah,
serta memberikan informasi kepada pasien atau keluarga baru
masuk.
8) Membantu mengambangkan niat pendidikan dan latihan diri
9) Membantu membimbing peserta didik keperawatan
10) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit.
b. Pengorganisasian
1) Merumuskan metode penugasan yang digunakan
2) Merumuskan tujuan metode penugasan
3) Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas.
4) Membuat rentang kendali, kepala ruangan membawahi 2 ketua
tim, dan ketua tim membawahi 2-3 perawat.
5) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, membuat
proses dinas, mengatur tenaga pada setiap hari, dan lain-lain.
6) Mengatur dan mengendalikan logistic ruangan.
7) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik
20
8) Mendelegasi tugas, saat kepala ruangan tidak berada ditempat
kepada ketua tim.
9) Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus
administrasi pasien.
10) Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya
11) Identifikasi masalah dan cara penanganannya.
c. Pengarahan:
1) Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.
2) Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas
dengan baik
3) Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap.
4) Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan
dengan askep pasien.
5) Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.
6) Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya.
7) Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.
d. Pengawasan:
1) Melalui komuikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung
dengan ketua tim maupun pelaksana mengenai asuhan keperawatan
yang diberikan kepada pasien.
2) Melalui supervisi:
a. Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi,
mengamati sendiri, atau melalui laporan langsung secara lisan,
dan memperbaiki/mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada
saat itu juga.
b. Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftar hadir ketua
tim: membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan
yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan
dilaksanakan (didokumentasikan), mendengar laporan ketua tim
tentang pelaksanaan tugas.
21
c. Evaluasi
d. Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim
e. Auidit keperawatan
f.
2.4.2 Pembagian Tugas
Job Descriptian Model Praktek Keperawatan primary nursing
1. Kepala Ruangan
Seorang perawat profesional yang diberi wewenang dan tanggung jawab
dan mengelola kegiatan pelayanan perawatan di satu ruang rawat.
Tugas pokok :
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan di ruang rawat
yang berada di wilayah tanggung jawabnya.
Uraian Tugas :
(1) Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi
a. Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan serta tenaga lain
sesuai kebutuhan
b. Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang di perlukan sesuai
kebutuhan.
c. Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/asuhan keperawatan yang
akan di selenggarakan sesuai kebutuhan pasien.
(2) Melaksanakan fungsi pergerakan dan pelaksanaan, meliputi :
a. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan ruang rawat
b. Menyusun dan mengatur daptar dinas tenaga perawatan dan tenaga lain
sesuai kebutuhan dan ketentuan atau peraturan yang berlaku
c. Melaksanakan program orientasi kepada tenaga baru atau tenaga lain yang
bekerja di ruangan rawat
d. Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai ketentuan/standart
e. Mengkoordinir seluruh kegiatan yang ada dengan cara berkerja sama
dengan berbagai pihak yang terlibat dalam pelayanan di ruang rawat
22
f. Mengadakan pertemuan berkala dengan pelaksana perawatan dan tenaga
lain yang berada di wilayah tanggung jawabnya.
g. Meningkatkan penetahuan dan keterampilan di bidang perawatan antara lain
melalui pertemuan ilmiah
h. Mengenal jenis dan kegunaan barang/peralatan serta mengusahakan
pengadaannya sesuai kebutuhan pasien agar tercapai pelayanan yang
optimal
i. Menyusun permintaan rutin : kebutuhan alat, obat dan bahan lain yang di
perlukan di ruang rawat
j. Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar selalu dalam
keadaan siap pakai
k. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan inpentarisasi peralatan
l. Melaksanakan prgram orientasi kepada pasien dan keluarganya meliputi
penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata tertip ruangan, fasilitas yang
ada dan cara penggunaannya serta kegiatan sehari-hari di ruangan
m. Mendampingi dokter selama kunjungan keliling ( visite dokter )
Untuk pemeriksaan pasien dan mencatat program pengobatan, serta
menyampaikan kepada staf untuk melaksanakannya.
n. Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatanya di ruangan perawat
menurut tingkat kegawatannya, infeksi dan non infeksi untuk memudahkan
pemberian asuhan keperawatan.
o. Mengadakan pendekatan kepada semua pasien yang dirawat untuk
mengetahui keadaannya dan menampung keluhan serta membantu
memecahkan masalah yang di hadapinya.
p. Menjaga perasaan pasien agar merasa aman dan terlindungi selama
pelaksanaan pelayanan perawatan belangsung.
q. Memberi penyuluhan kesehatan terhadap pasien atau kelurga dalam batas
kewenangan.
r. Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi selama
pelaksanaan pelayanan perawatan berlangsung.
23
s. Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan dan asuhan
keperawatan dan kegiatan lain yang dilakukan secara tepat dan benar untuk
tindakan perawatan selanjutnya.
t. Mengandalkan kerjasama yang baik dengan kepala ruangan yang lain,
seluruh kepala bidang, kepala bagian, kepala instalasi dan kepala unit
dirumah sakit.
u. Menciptakan dan memelihara suasana yang baik antara petugas, pasien dan
keluarganya, sehingga memberikan ketenangan.
v. Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien ruangan.
w. Memeriksa dan meneliti pengisian daftar permintaan makanan berdasarkan
macam dan jenis makanan pasien, kemudian memeriksa dan meneliti ulang
sesuai dengan diitnya.
x. Memelihara buku register dan berkas catatan medik.
y. Membuat laporan harian dan bulanan mengenai pelaksanaan kegiatan
asuhan keperawatan, serta kegiatan lain diruang rawat.
(3) Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian, meliputi:
a. Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah
ditentukan.
b. Melaksankan penilaian terhadap upaya peningkatan pengetahuan dan
keterampilan dibidang perawatan.
c. Mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan peralatan perawatan serta
obat-obatan secara efektif dan efisien.
d. Mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan asuhan
keperawatan serta kegiatan lain diruang rawat.
2. Perawat Primer
Seorang perawat yang diberikan wewenang dan ditugaskan untuk
memberikan pelayanan keperawatan secara komprehensif kepada klien
Tugas pokok:
(1) Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif.
(2) Membuat tujuan dan rencana kegiatan perawatan.
(3) Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama praktek bila diperlukan.
24
(4) Mengkomonikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh
disiplin ilmu maupun perawat lain.
(5) Mengepaluasi keberhasilan asuhan keperawatan.
(6) Mendampingi dokter selama visite untuk pemeriksaan pasien dan untuk
mencatat program pengobatan.
(7) Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga sosial
dimasyarakat.
(8) Melaporkan segala suatu mengenai keadaan klien baik lisan maupun tertulis.
(9) Membuat jadwal perjanjian klinik.
(10) Mengadakan kunjungan rumah bila perlu.
(11) Mempersiapkan pasien pulang.
(12) Membuat laporan harian.
3. Perawat Associate
Seorang perawat yang diberikan wewenang dan ditugaskan untuk
memeberikan pelayanan keperawatan langsung kepada kien.
Tugas pokok:
(1) Memberikan pelayanan secara langsung berdasarkan proses keperawatan
dengan sentuhan kasih sayang.
a. Melaksanakan tindakan keperwatan yang telah disusun.
b. Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan.
c. Mencatata dan melaporkan semua tindakan perawatan dan respon klien
pada catatan perawatan.
(2) Melaksanakan program medik dengan penuh tanggung jawab.
a. Pembelian obat
b. Pemeriksaan laboratorium
c. Persiapan klien yang akan dioperasi.
(3) Memperhatikan keseimbangan fisik, mental dan spiritual dari klien:
a. Memelihara kebersihan klien dan lingkungan.
b. Mengurangi penderitaan klien dengan memberikan rasa aman, nyaman
dan ketenangan.
c. Pendekatan dengan komunikasi terapeutik.
25
(4) Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk menghadapi tindakan
keperawatan dan pengobatan serta diagnostik.
(5) Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai kemampuanya.
(6) Memberi pertolngan segera kepada pasien gawat atau sakaratul maut.
(7) Membantu kepala ruangan dan perawat primer dalam ketatalaksanaan
ruangan serta administratif.
a. Menyiapkan data klien baru pulang atau meninggal.
b. Sensus harian dan formulir.
c. Pendekatan dengan komunikasi terapeutik.
(8) Mengatur dan menyiapkan alat-alat yang ada diruangan
(9) Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyamanan dan
keindahan ruangan.
(10) Melaksankan tugas dinas pagi/sore/malam secara bergantian.
(11) Memberi penyuluhan kesehatan kepada klien tentang penyakitnya
2.4.3 Klasifikasi Tingkat Ketergantungan Pasien (berdasarkan teori D.
Orem: Self-Care Deficit)
1. Minimal Care
a. Pasien bisa mandiri/ hampir tidak memerlukan bantuan:
1) Mampu naik-turun tempat tidur
2) Mampu ambulasi dan berjalan sendiri
3) Mampu makan dan minum sendiri
4) Mampu mandi sendiri/ mandi sebagian dengan bantuan
5) Mampu membersihkan mulut (sikat gigi sendiri)
6) Mampu berpakaian dan berdandan dengan sedikit bantuan
7) Mampu BAB dan BAK dengan sedikit bantuan
b. Status psikologis stabil
c. Pasien dirawat untuk prosedur diagnostik
d. Operasi ringan
2. Partial Care
a. Pasien memerlukan bantuan perawatan sebagian
1) Membutuhkan bantuan 1 orang untuk naik-turun tempat tidur
2) Membutuhkan bantuan untuk ambulasi dan berjalan
26
3) Membutuhkan bantuan dalam menyiapkan makanan
4) Membutuhkan bantuan untuk makan (disuap)
5) Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
6) Membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan
b. Post operasi minor (24 jam)
c. Melewati fase akut dari post operasi mayor
d. Fase awal dari penyembuhan
e. Observasi tanda-tanda vital dalam 4 jam
f. Gangguan emosional ringan
3. Total Care
a. Pasien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan waktu
perawatan yang lebih lama
1) Membutuhkan 2 orang atau lebih untuk mobilisasi dari tempat tidur ke
kereta dorong/ kursi roda
2) Membutuhkan latihan pasif
3) Kebutuhan nutrisi dan cairan dipenuhi terapi intravena (infus) atau
NGT (sonde)
4) Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
5) Membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan berdandan
6) Dimandikan perawat
7) Dalam keadaan inkontinensia, menggunakan kateter
27
4) Fasilitas (Simamora, 2012).
2.5.2 Reward
Reward yaitu hadiah dan hukuman dalam situasi kerja, hadiah menunjukan
adanya penerimaan terhadapa perilaku dan perbuatan, sedangkan hukuman
menunjukan penolakian perilaku dan perbuatanya
Wahyuningsih (2014) juga mengidentifikasi reward adalah
penghargaan/hadiah untuk sesuatu hal yang tercapai. Fransisca (2012)
memfokuskan defenisi reward sebagai hadiah atau bonus yang diberikan karena
perestasi seseorang. Reward dapat berwujud banyak rupa. Paling sederhana
berupa kata-kata seperti pujiaan adalah salah satu bentuknya. Reward biasanya
digunakan untuk mengendalikan jam kerja seseorang dalam organisasi (Raharja.
2016).
Artinya, dengan reward seseorang bekerja dapat dilakukan tampa ada
kendali langsung dari pimpinan, melainkan dapat berjalan apa adanya sesuai
evaluasi kinerja sebelumnya, Selebihnya, dengan reward seseorang dapat
meningkatkan cara kerjanya tanpa harus dikendalikan pimpinan. Hal ini juga
ditegaskan Gouillart & Kelly dalam Raharja (2016) bahwa reward yang dapat
diperoleh atau di harapkan akan diperoleh sebagai konsekwensi dari apa
yangmereka kerjakan akan merubah perilaku manusia secara fundamental.
2.5.3 Punishment
Punishment adalah hukuman atas suatu hal yang tidak tercapai/
pelaggaran. Hukuman seperti apa yang harus diberikan. Setip orang pasti pasti
beda persepsi dan beda pandapat (Wahyuningsih, 2014).
Punishmentmerupan penguatan yang negative, tetapi diperlukan dalam
perusahaan. Punishment yang dimaksud disini adalah tidak seperti hukuman di
penjara atau potomg tangan, tetapi punishment yang bersifat mendidik. Selain itu
punishment juga juga merupakan alat pendidikan regresif, artinya punishment ini
digunakan sebagai alat untuk menyadarkan karyawan kepada hal-hal yang benar.
Ngalin purwanto (2018) membagi punishment dua macan yaitu:
28
a. Hukum prefentif
Yaitu hukuman yang dilakukan dengan maksud atau supaya tidak terjadi
pelanggaran. Hukuman ini bermuksud untuk mencegah agar tidak terjadi
pelanggaran, sehingga hal ini dilakukannya sebelum terjadi pelanggaran
dilakukan. Contoh perintah, larangan, pengawasan, perjanjian dan ancaman.
b. Hukuman refresif
Yaitu hukuman yang dilakukan, oleh karena adanya pelangaran, oleh adanya
dosa yang telah diperbuat. Jadi hukuman itu terjadi setelah terjadi kesalahan.
29
Berkembang era servqual juga member inspirasi peemerintah Indonesia untuk
memperbaiki adan meningkatkan kinerja pelayan sector public. Salah satu
produk peraturan pemerintah terbaru tentang pelayanan public yang telah
dikeluarkan untuk melakukan penilaain dan evaluasi terhadap kinerja unit
pelayanan public instansi pemerintah dalah keputusan menteri
pendayagunaan aparatur Negara nomor: KEP- 25/M.PAN/2/2004 tanggal 24
februari 2004 tentang pedoman penyusunan indeks kepuasaan masyarakat
unit pelayan instansi pemerintah ke-14 indikator yang akan dijadikan
instrument pengukuran berdsarkan keputusan menteri pendayagunaan
aparatur Negara di atas adalah sebagai berikut:
a) Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan
kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan.
b) Persyaratan pelayan, yaitu persyaratan teknis dan adminnistrasi yang
diperlukan untuk mendapatkan peayanan sesuai dengan jenis pelayanan
c) Kejelasan petugas pelayanan, yaitu beradaan dan kepastian petugas yang
memberikan pelayanan (nama, jabatan, serta kewenangan dan tanggung
jawab). Kedisiplinan petugas pelalanan terutama terhadap kossistensi
waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku.
d) Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan
yang dimilikipetugas dalam memberikan/menyelesainkan pelayanan
kepada masyarakat
e) Kecepatan pelayanan, yaitu targer waktu pelayanan dapat diselsaikan
dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelengara pelayanan.
f) Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan
tidak membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani
g) Kesopananan dan keramahan petugas, yiitu sikap dan perilaku petugas
dalam memberikan pelayanan.
h) Kewajaran biaya pelaayanan, yaitu keterjangkau masyrakat terhadap
besarnya biaya yang telah itetapkan unit pelayanan unit kesehatan.
i) Kepastiaan biaya pelayanan, yitu kesuain anatara biaya yang dibayarkan
j) Kepastiaan jadwal pelayanan.
k) Kenyamana lingkungan dan keamanan pelayanan.
30
BAB III
MANAJEMEN RUANGAN KENCANA
RS TK III CIREMAI KOTA CIREBON TAHUN 2022
31
Pada tanggal 1 Januari 1963 RST Ciremai mendapat perubahan
menjadi Rumkit Tk III 03.06.01 Ciremai dijabat oleh Kepala. Kemudian
Rumah Sakit Tk III 03.06.01 Ciremai mendapat perubahan lagi menjadi
Rumkit Tk III 03.06.01 Ciremai Denkesyah 03.04.03. Cirebon. Pejabat
Kepala Rumah Sakit Tk.III 03.06.01 Ciremai sejak berdiri tangal 20 Mei
1963 adalah sbb :
Mayor Cdm dr. Chaidir, 1950 – 1963
Mayor Cdm dr. Ngesti Utomo, 1963 – 1965
Mayor Cdm dr. Goenadi, 1965 – 1968
Mayor Cdm dr. Bambang Imam Suparto, 1968 – 1971
Mayor Cdm dr. Prayitno, 1971 – 1974
Mayor Ckm dr. Maskun, 1974 – 1979
Letkol Ckm dr. Warno, 1979 – 1986
Letkol Ckm dr. Sutarjat Somawinata, 1986 – 1992
Letkol Ckm. dr. H.Fuad Fachruddin, 1992 – 1995
Letkol Ckm dr. Eddy Harjadi Sunarso, 1995 – 1998
Mayor Ckm dr. Rudyanto Atmaprasadja, 1998 – 1999
Letkol Ckm dr. H.Faturrochman, 1999 – 2003
Mayor Ckm dr. Made Wirayasa Tusan, MHKes, 2003 – 2008
Letkol Ckm dr. Tjatur Winarsanto, Sp.Pd, 2008 – 2011
Letkol Ckm dr. Purwo Setyanto, Sp.B, 2011 – 2012
Letkol Ckm dr. Agung Hermawanto, Sp.KJ, 2012 – 2013
Letkol Ckm dr. Handy Hernandy Yuliawan, Sp.M, 2013 – 2016
Letkol Ckm dr. Wildan Sani, Sp.U 2016 – s/d 2019
Letkol Ckm dr. Andre Novan, 13 September 2019 – 2022
Mayor Ckm dr. Muklas Fahmi, Sp. O.G, 2022-sekarang
Demikianlah sejarah singkat Rumah Sakit Tk III 03.06.01 Ciremai
Denkesyah 03.04.03 Cirebon.
32
Alamat : Jalan Kesambi No.237 Cirebon
Status Tanah : Milik Kodam III/SLW
Luas Tanah : 4.109 Ha
Luas Bangunan : 14.000 m2
Sertifikat Tanah : AT.389305
Rawat Jalan :
Ada 27 jenis Klinik
1. Klinik Penyakit Dalam 15. Klinik Psikologi
2. Klinik Obgyn 16. Klinik Estetika
3. Klinik Keswa 17. Klinik Harmoni
4. Klinik Bedah Umum 18. Klinik Sakti
5. Klinik Anak 19. Klinik Bedah Saraf
6. Klinik Bedah Vaskular 20. Klinik Bedah Plastik
7. Klinik Orthodenti 21. Klinik Bedah Onkologi
8. Klinik Dots 22. Klinik Paru
9. Klinik Saraf 23. Klinik Urologi
10. Klinik Jantung 24. Klinik Kulit Dan Kelamin
11. Klinik Mata 25. Klinik Gigi
12. Klinik MCU 26. Klinik Fisioterapi
13. Klinik Orthopedi 27. Klinik Rehab Medik
14. Klinik THT
33
Rawat Inap
Kapasitas Tempat Tidur :
No Ruang TT
Vip 15
Kelas I 32
Kelas II 33
Kelas III 56
Isolasi 28
Non Kelas 40
Tabel 3.1 : Rawat Inap
Ruang Keperawatan :
Unit Kedokteran Militer
Super Vip : R.Kirana, R.Kartika
Vip : R.Wira
Bedah : R.Yudha
Non Bedah : R.Kencana, R.Pratama
Bayi : R.Hesti
Anak : R.Puspa
Kebidanan : R.Widya
Intensive : R.ICU, R.NICU
Pelayanan Lain :
1. Igd 24 Jam 7. Kamar Bedah
2. Ponek 24 Jam 8. Kamar Bersalin
3. Lab Klinik 24 Jam 9. Instal Jangwat
4. Radiologi 24 Jam 10. Kamar Jenazah
5. Farmasi 24 Jam 11. Ambulans Siaga 24 Jam
6. Hemodialisa
34
3.2 Kajian/Analisis Situasi
1. Kajian situasi Rumah sakit
a. Visi Rumah sakit
Menjadi Rumah Sakit Pilihan Utama Prajurit, ASN dan
Keluarganya serta Masyarakat Umum di Wilayah Korem 063/SGJ.
b. Misi Rumah sakit
1. Memberikan Pelayanan Kesehatan Secara Paripurna dan
Bermutu
2. Meningkatkan kualitas dan Kuantitas SDM yang Profesional
dan Berdedikasi
3. Menyiapkan sarana dan prasarana yang nyaman dan
berwawasan lingkungan
4. Meningkatkan system manajemen dan tata kelola keuangan
Rumah Sakit yang tertib prosedur dan tertib administ.
c. Moto Rumah sakit
Senyum, Salam, Sapa, Sabar, Ikhlas.
d. Sifat, maksud dan tujuan rumah sakit
Tujuan rumah sakit
1. Meningkatkan profesionalisme kerja bagi seluruh personil /
karyawan Rumah Sakit Tingkat III 03.06.01 Ciremai.
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit Tingkat III 03.06.01 Ciremai secara bertahap dan
terukur berperan aktif dalam upaya kesehatan yang paripurna.
e. Filosofi Rumah Sakit Ciremai
1. Pelanggan adalah insan yang sangat penting bagi rumah sakit
untuk itu haknya harus dihormati dan dilindungi
2. Ramah, tamah, kasih saying, saling menghargai, dan
keterubukaan merupakan budaya kami
3. Bekerja dengan ikhlas, demi kepuasan pelanggan dan
kesembuhan pasien, adalah motivasi kerja karyawan Rumah
Sakit Tingkat IIIn03.06.01 C iremai
35
4. Karyawan rumah sakit adalah sumber daya manusia yang
sangat berharga, oleh karena itu perlu diperhatikan
kesejahteraan dan hak-haknya.
2. Kajian/Analisa Situasi Ruang Rawat Inap Kencana
a. Karakteristik Unit
1) Visi Ruangan
-
2) Misi Ruangan
-
3) Sifat kekaryaan ruangan
a) Fokus telaah
Kasus penyakit di Ruang Kencana terdiri dari beberapa
kasus penyakit dalam diantaranya pasien yang terkena
CKD on HD, DHF, fraktur, gastritis, dyspepsia, diaetes
mellitus dan konfirmasi C-19, stroke infak, viral infection,
elektrolit imbalance. Akan tetapi ruang Kencana tidak
hanya menangani kasus-kasus penyakit dalam saja adapun
kasus lain seperti kasuspre dan post op.
b) Lingkup garapan
Dalam bidang pelayanan ruang kencana merupakan ruang
rawat inap dengan penyimpangan dalam pemenuhan
kebutuhan dasar manusia. Berdasarkan fokus telaah di
ruang tersebut secara umum memberikan pelayanan
kenyamanan dan keamanan bagi pasien. Memberikan
bantuan pada individu untuk meningkatkan dan memelihara
status kesehatan pasien. Memberikan bantuan kepada
pasien untuk mencapai kemandirian dalam memenuhi
kebutuhan dasar manusia.
c) Basis intervensi
Memberikan pelayanan keperawatan untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia akibat dari ketidaktahuan,
ketidakmauan, dan ketidakmampuan dalam pemenuhan
36
kebutuhan dasar manusia. Menurut hasil pengkajian pada 4
April 2022 Ruang Kencana menggunakan SDKI, SLKI dan
SIKI untuk melakukan intervensi keperawatan pada pasien.
Namun, untuk catatan perkembangan pada pasien masih
menggunakan SOAP sesuai dengan standar rumah sakit.
4) Model layanan
Model layanan di ruang kencana menggunakan metode tim
dalam pemberian asuhan keperawatan. Namun, metode ini
belum optimal dikarenakan kurangnya tenaga kerja perawat.
5) Letak ruangan
37
Usia
a. < 5 tahun
b. 6-15 tahun
c. 16-25 tahun 33
d. 26-35 tahun 22
e. 36-45 tahun 10
f. > 46 tahun 27
2) Tingkat Ketergantungan
Derajat Tingkat Jumlah
Ketergantungan Pasien
Perawatan Total 20
Perawatan Parsial 25
Perawatan Mandiri 27
Tabel 3.3 : Tingkat Ketergantungan
38
c. Analisis Unit Layanan Keperawatan
1) Flow of Care
Hasil dari pengkajian yang dilakukan dari tanggal 4-9
april 2022 didapat data alur pasien masuk sebagai berikut :
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat ruangan dan
melakukan observasi selama pengkajian bahwa pasien masuk
dari IGD, Poli Bedah, poli penyakit dalam selanjutnya
mengurus administrasi ke pendaftaran, setelah selesai di
pendaftaran, kemudian petugas akan menelpon ke ruangan
untuk memesan tempat, kemudian mengecek kesiapan ruangan
dan menerima pasien. Dan setelah mendapat konfirmasi dari
perawat ruangan kencana bahwa kamar dan tempat sudah siap,
maka pasien dari IGD di bawa ke ruangan. Perawat ruangan
melaporkan ke dokter bahwa ada pasien baru.
Pada saat pasien pulang perawat memberikan discharge
planning kepada pasien atau keluarganya mengenai aturan
minum obat, mengajarkan pasien atau keluarganya dalam
memenuhi kebutuhan dasar pasien.
39
2) Manajemen Unit
STRUKTUR ORGANISASI
RUANG KENCANA
KAINSTAL WATNAP
KEPALA RUANGAN
KATIM I KATIM II
ADIMISTRASI K3
40
1. Lingkungan kerja
a. Lingkungan fisik
Ruang kencana letak nya dekat dengan masjid, ruang
radiologi, kamar operasi, dan ruang laboratorium dan
dekat dengan ruang perawatan lain. Fasilitas yang ada
di ruang kencana :
No Ruangan Jumlah
1. Ruang dokter 0
2. Nurse station 1
3. Ruang tindakan pasien 8
4. Kamar mandi perawat 1
5. Gudang 1
6. Ruang cuci alat 1
7. Ruang cuci tangan 1
Tabel 3.4 : Fasilitas di ruang kencana
41
d. Sumber Daya/ Kekuatan Kerja
1) Manusia (kualifikasi, kuantitas dll)
a. Tenaga perawat
Jenis Kelamin Status
No Nama Pendidikan Kepegawaian Jabatan
PNS THL
1 Devi Septini C P S.Kep., Ners √ KARU
2 Yeni Setianingsih P S.Kep., Ners √ KATIM I
3 Susi Rinda P Amd, Kep √ KATIM II
Rusfiati
4 Mariana Ponda A P S.Kep., Ners √ ANGGOTA
5 Nining Triningsih P Amd, Kep √ ANGGOTA
6 Nanih Hermayanih P S.Kep., Ners √ ANGGOTA
7 Ade P Amd, Kep √ ANGGOTA
8 Ayu Septi Gina P Amd, Kep √ ANGGOTA
9 Ayu Listari P Amd, Kep √ ANGGOTA
10 Arif Guntoro L Amd, Kep √ ANGGOTA
11 Wenda Rizki Putri P Amd, Kep √ ANGGOTA
12 Dita Meiva P S.Kep., Ners √ ANGGOTA
Tabel 3.5 : Tenaga Perawat
42
e. Lingkungan Kerja
1) Lingkungan fisik
Lingkungan Fisik Terpenuhi Tidak Terpenuhi
Temperatur Ruangan √
Kelembaban √
Pencahayaan √
Standar Luas Ruangan √
Mikrobiologi Udara √
Desinfeksi Lantai √
Kebersihan Ruangan √
Ventilasi √
Tabel 3.7 :Lingkungan fisik
2) Lingkungan non fisik
No. Nama Barang Jumlah Keadaan Barang
Barang Baik Kurang Rusak
Baik Berat
Alat Non Medis
1. Meja makan pasien 16 16
2. Meja 3 3
3. Kursi panjang hijau 1 2
4. Komputer+keyboard 1 1
5. Kursi latar stanles 5 5
6. Sofa penununggu 5 5
pasien
7. AC kamar pasien 8 8
8. Dispenser+gallon 1 1
9. Lemari ES 1 1
10. Lemari besar 1 1
11. Kipas angin ruangan 2 2
12. Lemari obat 1 1
13. Lemari kecil 1 1
43
14. Lemari pasien 24 24
15. Lemari loker 1 1
16. Apar 1 1
17. TV pasien 5 1
18 Papan tulis ruangan 1 1
19. Jam dinding pasien 5 1
20. TV ruangan 1 1
21. Box file 10 10
22. Meja visit dorong 1 1
23. Tempat tisu box 1 1
24. Iphone ruangan 1 1
25. Tempat sampah 1 1
medis
26. Tempat sampah non 1 1
medis
27. Helm 4 4
28. Pentungan 1 1
29. Cermin 1 1
30. Kursi plastik 14 14
31. Laci obat 9 9
Alat Medis
32. Alat bedah minor 1 Tidak
lengkap
33. Ambubag 1
34. Bak intrumen 2 2
sedang
35. Bak instrumen kecil 4 3 1
36. WWZ/buli-buli 2 2
37. Gunting jaringan 1 - - -
38. Gunting verban 2 1
39. Klem artery 2 - - -
44
40. Kom sedang 4 2
41. Film viewer 1 1
42. Manometer/regulato 4 4
r oksigen
43. Meja instrumen 1 1
44. Nebulizer 1 - - -
45. Nierbeken 1 1
46. Pen ligt 1 - - -
47. Pincet anatomi 1 1
48. Pispot 8 8
49. Standard infus 6 6
50. Stelisator kering 1 1
51. Stetoscope 2 2
52. Suction mobile 1 1
53. Tensimeter HG 2 - - -
54. Tensimeter lapangan 1 1
55. Tong spatel 2 2
56. Trolly emergency 1 1
57. Trolly GV 1 1
58. Urinal pria 7 7
Tabel 3.8 : Lingkungan non fisik
45
f. Kajian Indikator mutu ruangan (BOR, LOS, TOI, BTO)
Hasil cakupan kegiatan pelayanan Ruang Kencana pada bulan
maret Tahun 2022 diantaranya :
Hasil Kajian Standar
Depkes
BOR Hasil dari BOR di ruang Kencana didapatkan hasil 60 – 85 %
44%. Artinya BOR belum sesuai dengan standar
depkes
LOS Hasil dari LOS di ruang Kencana didapatkan hasil 5 6 – 9 hari
hari. Artinya LOS belum sesuai dengan standar
depkes
TOI Hasil dari TOI di ruang Kencana didapatkan hasil 3 1 – 3 hari
hari. Artinya TOI sudah sesuai dengan standar
depkes
BTO Hasil dari BTO di ruang Kencana didapatkan hasil 40-50
7x perbulan. Artinya BTO sudah sesuai dengan kali/tahun
standar depkes
Tabel 3.9 : BOR,LOS, TOI, BTO
46
DATA BOR,LOS,BTO,TOI RUANG KENCANA
BULAN MARET TAHUN 2022
BOR
= 49%
LOS
TOI
=7
BTO
47
DATA BOR,LOS,BTO,TOI RUANG KENCANA
BULAN MARET PASIEN COVID 19 TAHUN 2022
BOR
LOS
TOI
= 21
BTO
48
DATA BOR,LOS,BTO,TOI RUANG KENCANA
BULAN MARET KELAS I KENCANA TAHUN 2022
BOR
LOS
TOI
= 18
BTO
49
DATA BOR,LOS,BTO,TOI RUANG KENCANA
BULAN MARET KELAS II KENCANA TAHUN 2022
BOR
LOS
TOI
=7
BTO
50
g. Pendidikan dan Pelatihan
Jenis Pelatihan
No Nama Kelamin Pendidikan
51
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PERENCANAAN
52
No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Skor Prioritas
1. Visi misi 3 2 5 3 5 18 I
ruangan tidak
ada
Keterangan :
a. Magnitude (Mg) : Kecenderungan besar dan sering terjadinya masalah
b. Severity (Sv) : Besarnya kerugian yang ditimbulkan
c. Managebility (Mn) : Kemungkinan masalah bisa dipecahkan
d. Nursing contsent (Nc) : Melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat
e. Affordability (Af) : Ketersediaan sumber daya.
53
FISH BONE
Material Money
54
4.3 Planing Of Action
55
4.4 Implementasi
56
d. Kendala dan dukungan kegiatan diseminasi visi dan misi
1. Kendala
Jika petugas ruangan sasaran ada yang tidak hadir, sehingga harus
sosialisasi ulang mengenai visi dan misi ruangan.
2. Dukungan
Peserta yang hadir, mudah diajak diskusi, terlihat antusias dalam
pembuatan visi dan misi.
57
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Hasil implementasi dan evaluasi di ruang kencana rumah sakit
Ciremai Kota Cirebon tahun 2022 pada tanggal 16-21 April 2022 didapatkan
hasil prioritas masalah yang ditemukan dari hasil diskusi kelompok yaitu:
a. Karu, katim dan perawat pelaksana ruang kencana ikut andil dalam
pembuatan visi dan misi.
b. Visi dan misi ruangan telah disepakati bersama oleh karu, katim dan
perawat pelaksana untuk dijadikan visi dan misi ruangan kencana.
5.2 Saran
1. Untuk Mahasiswa
Diharapakan dapat dijadikan pembelajaran agar lebih memahami
manajemen pelayanan keperawatan dan menajemen asuhan keperawatan
yang nantinya akan berguna pada saat memasuki dunia kerja.
2. Untuk Perawat
Diharapakan perawat dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada
pasien sehinggan pasien dapat menerima pelayanan yang berkualiatas
untuk menunjang proses kesembuhannya.
3. Untuk Rumah Sakit
Diharapkan rumah sakit dapat menyediakan sarana dan prasarana untuk
pasien dengan baik agar pasien bisa sembuh dan meningkat derajat
kesehatannya.
58
DAFTAR PUSTAKA
59
LAMPIRAN
60
Lampiran 4. Penyerahan visi misi yang sudah disetujui
61
Lampiran 6. Konsultasi visi misi dengan perawat kencana
62
VISI DAN MISI
RUANG KENCANA
VISI
MISI
MOTTO
63