Anda di halaman 1dari 137

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN BEBAN KERJA DENGAN

KEPATUHAN PERAWAT RUANGAN DALAM PENGGUNAAN


ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI MASA PENDEMI
COVID 19 DI RUMAH SAKIT TINGKAT III
CIREMAI KOTA CIREBON
TAHUN 2022

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana


Pada Program Studi S1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Oleh :

Farika Sari

CKR0180203

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
KUNINGAN
2022
LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN BEBAN KERJA DENGAN


KEPATUHAN PERAWAT RUANGAN DALAM PENGGUNAAN
ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI MASA PENDEMI
COVID 19 DI RUMAH SAKIT TINGKAT III
CIREMAI KOTA CIREBON
TAHUN 2022

Skripsi Ini Telah di Ujikan Oleh Tim Penguji


Program Studi S1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan
Pada Tanggal Juni 2022

Penguji I Penguji II Penguji III

Ns. Yana Hendriana., S.Kep.,M.Kep Ns. Asmadi., S.Kep., M.Kep., Sp.Kom Ns. Rony Suhada F., S.Kep., M.Kep
NIK: 850418.201202.071 NIP: 19750814.2005011.002 NIK: 841228.201003.034

Mengetahui,

Ketua STIKes Kuningan Ketua Program Studi


S1 Keperawatan

H. Abdal Rohim, S.Kp. MH. Ns. Neneng Aria Nengsih, S.Kep., M.Kep
NIK. 700805200908026 NIK. 811007201010040

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN BEBAN KERJA DENGAN


KEPATUHAN PERAWAT RUANGAN DALAM PENGGUNAAN
ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI MASA PENDEMI
COVID 19 DI RUMAH SAKIT TINGKAT III
CIREMAI KOTA CIREBON
TAHUN 2022

Diajukan Oleh

Nama : Farika Sari


NIM : CKR0180203

Cirebon, Juni 2022


Telah Disetujui Oleh,

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Asmadi., S.Kep., M.Kep., Sp.Kom Ns. Rony Suhada F., S.Kep, M.Kep
NIP. 19750814.2005011.002 NIK. 841228.201003.034

ii
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Skripsi, Juni 2022

FARIKA SARI
CKR0180203

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN BEBAN KERJA DENGAN

KEPATUHAN PERAWAT RUANGAN DALAM PENGGUNAAN

ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI MASA PENDEMI

COVID-19 DI RUMAH SAKIT TK. III

CIREMAI KOTA CIREBON

TAHUN 2022

Abstrak

Latar Belakang: Kepatuhan perawat merupakan suatu perilaku perawat terhadap


suatu anjuran, prosedur, atau peraturan yang harus ditaati. Salah satu faktor yang
mempengaruhi kepatuhan dalam penggunaan APD yaitu motivasi. Motivasi
merupakan suatu pikiran yang mendorong atau meningkatkan seseorang untuk
melaksanakan sesuatu yang akan dicapainya. Menurut WHO perawat yang
bekerja di RS Asia Tenggara memiliki beban kerja yang berlebihan berdampak
pada penurunan tingkat Kesehatan, motivasi dan kualitas pelayanan Kesehatan.
Tujuan penelitian untuk mengetahui adanya Hubungan antara Motivasi dan Beban
Kerja dengan Kepatuhan Perawat Ruangan dalam Penggunaan Alat Pelindung
Diri (APD) di Masa Pendemi Covi-19 di Rumah Sakit Tk. III Ciremai Kota
Cirebon Tahun 2022.
Metode: Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian menggunakan
studi deskritif korelasi. Pendekatan yang digunakan adalah cross sectional.
Populasinya adalah perawat ruangan rawat inap. Pemilihan sampel menggunakan
total sampling dengan jumlah 58 orang perawat. Instrument menggunakan
kuesioner. Penelitian menggunakan Analisis Univariat dan Brivariat Correlation
Spearmans Rank (Rho).

iii
Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa Sebagian besar responden dengan
motivasi tinggi (53,4%), Sebagian besar responden dengan beban kerja sedang
(50,0%), sebagian besar responden dengan patuh (51,7%). Dengan nilai p=0,037
dan p=0,025
Kesimpulan: terdapat Hubungan Antara Motivasi dan Beban Kerja dengan
Kepatuhan Perawat Ruangan dalam Penggunaakan Alat Pelindung Diri (APD) di
masa pendemi Covid-19 di Rumah Sakit Tk. III Ciremai Kota Cirebon Tahun
2022, dengan kekuatan hubungan lemah.

Kata Kunci : Motivasi Perawat, Beban Kerja dan Kepatuhan Perawat

iv
KATA PENGANTAR

Assalamua’laikum Wr.Wb

Puji syukur panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

Rahmat serta Karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil

menyelesaikan skripsi ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul

“HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN BEBAN KERJA DENGAN

KEPATUHAN PERAWAT RUANGAN DALAM PENGGUNAAN ALAT

PELINDUNG DIRI (APD) DI MASA PENDEMI COVID 19 DI RUMAH

SAKIT TINGKAT III CIREMAI KOTA CIREBON TAHUN 2022”

Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi S1

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan (STIKKU). Adapun

dalam penyusunan skripsi ini, peneliti tidak lepas dari bimbingan dan motivasi

dari berbagai pihak. Maka peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. Hj. Dewi Laelatul Badriah, M. Kes, AIFO., selaku Ketua Yayasan

Pendidikan Bhakti Husada Kuningan.

2. H. Abdal Rohim, S.Kp, M.H., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Kuningan (STIKku)

v
3. Ns. H. Kanapi, S.Kep., M.M., Selaku ketua kordinator Kampus 2 STIKKU.

4. Ns. Neneng Aria Nengsih, S.Kep, M.Kep., selaku Ketua Program Studi S1

Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan.

5. Ns. Asmadi., S.Kep., M.Kep., Sp.Kom., selaku pembimbing I yang telah

memberikan ilmu, motivasi, bimbingan, dan pengarahan dalam penyusunan

skripsi ini.

6. Ns. Ronny Suhada F., S.Kep., M.Kep., selaku pembimbing II yang telah

memberikan ilmu, motivasi, bimbingan, dan pengarahan dalam penyusunan

skripsi ini.

7. Letnal Kolonel CKM dr. Andre Novan selaku Direktur Rumah Sakit

Ciremai Kota Cirebon.

8. Seluruh perawat ruangan Rumah Sakit tingkat III Ciremai yang telah

mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian.

9. Seluruh Dosen dan Staf Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan Kampus

2 yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

10. Rekan-rekan Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan STIKes Kuningan

Kampus 2, sahabat-sahabatku, dan semua pihak yang telah memberikan

bantuan, saran, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

11. Kedua Orang Tua dan kakak-kakakku yang telah memberikan dukungan

penuh dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Aufar Kian Alfarizi, Lucky Wira Yudha, Satya Adithma dan Fadil Mukti

yang selalu membantu memberikan dukungan dan menghibur saat

mengerjakan skripsi ini

vi
Peneliti menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

sempurna, dari segi teknik penulisan maupun teori. Untuk itu peneliti

mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun untuk

bahan perbaikan dimasa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Cirebon, Juni 2022

Farika Sari

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN........................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN......................................................................ii

Abstrak......................................................................................................iii

KATA PENGANTAR................................................................................v

DAFTAR ISI...........................................................................................viii

DAFTAR TABEL...................................................................................xiii

DAFTAR BAGAN..................................................................................xiv

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................xv

DAFTAR SINGKATAN.........................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................7

1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................8

1.3.1 Tujuan Umum.............................................................................8

1.3.2 Tujuan Khusus............................................................................8

1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................9

1.4.1 Manfaat Teoritis..........................................................................9

1.4.2 Manfaat Praktisi..........................................................................9

viii
1.5 Keaslian Penelitian...........................................................................10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................16


2.1 Konsep Dasar Motivasi....................................................................16

2.1.1 Definisi Motivasi.......................................................................16

2.1.2 Teori-teori Motivasi..................................................................17

2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Motivasi.......................................18

2.1.4 Pengkategorian Motivasi...........................................................21

2.1.5 Penilian motivasi.......................................................................22

2.2 Konsep Dasar Beban Kerja..............................................................23

2.2.1 Definisi Beban Kerja.................................................................23

2.2.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Beban Kerja......................24

2.2.3 Jenis Beban Kerja......................................................................25

2.2.4 Perhitungan Beban Kerja..........................................................26

2.3 Konsep Dasar Kepatuhan.................................................................26

2.3.1 Definisi Kepatuhan...................................................................26

2.3.2 Faktor yang mempengaruhi Kepatuhan....................................27

2.3.3 Strategi peningkatan Kepatuhan...............................................30

2.3.4 Kriteria Kepatuhan....................................................................31

2.4 Konsep Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)...................32

2.4.1 Definisi Keselamatan Kerja......................................................32

ix
2.4.2 Definisi Kesehatan Kerja..........................................................32

2.4.3 Definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja..............................32

2.4.4 Alat Pelindung Diri...................................................................33

2.4.5 Jenis-jenis Alat Pelindung Diri.................................................33

2.4.6 Penggunaan Alat Pelindung Diri...............................................41

2.5 Kerangka Teori................................................................................43

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN


HIPOTESIS..........................................................................................................45
3.1 Kerangka Konsep.............................................................................45

3.2 Definisi Operasional........................................................................46

3.3 Hipotesis...........................................................................................49

BAB IV METODE PENELITIAN.........................................................50


4.1 Jenis Rancangan Penelitian..............................................................50

4.2 Populasi dan Pengambilan Teknik Sampling...................................50

4.2.1 Populasi.....................................................................................50

4.2.2 Teknik Pengambilan Sampel....................................................51

4.3 Variabel Penelitian...........................................................................51

4.3.1 Variabel Bebas (Independent)...................................................51

4.3.2 Variabel Terikat (Dependent)...................................................52

4.4 Instrumen Penelitian........................................................................52

4.4.1 Uji Validitas..............................................................................54

x
4.4.2 Uji Realibilitas..........................................................................55

4.5 Teknik Pengumpulan Data...............................................................56

4.5.1 Sifat dan Sumber Data..............................................................56

4.5.2 Tata Cara Pengumpulan Data...................................................57

4.5.3 Waktu Penelitian.......................................................................58

4.6 Analisa Data.....................................................................................59

4.6.1 Teknik Pengolahan Data...........................................................59

4.6.2 Analisa Data..............................................................................60

4.7 Etika penelitian................................................................................62

4.8 Lokasi, Waktu dan Jadwal Penelitian..............................................63

4.8.1 Lokasi Penelitian.......................................................................63

4.8.2 Jadwal Penelitian.......................................................................63

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.........................64


5.1 Hasil Penelitian................................................................................64

5.2 Pembahasan......................................................................................69

5.3 Keterbatasan Penelitian....................................................................80

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.................................................81


6.1 Kesimpulan......................................................................................81

6.2 Saran.................................................................................................82

6.2.1 Bagi Rumah Sakit.....................................................................82

6.2.2 Bagi Perawat.............................................................................82

xi
6.2.3 Bagi Program Studi Keperawatan.............................................82

6.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya..........................................................82

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................83
LAMPIRAN..............................................................................................89

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Peneliti.........................................................................................9

Tabel 3.1 Definisi Operasional...................................................................................46

Tabel 4.1 Data Populasi ............................................................................................50

xiii
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori.........................................................................................43

Bagan 3.2 Kerangka Konsep Penelitian.....................................................................44

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penelitian

Lampiran 2 Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 3 Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 4 Kisi-kisi Kuesioner

Lampiran 5 Kuesioner Penelitian

Lampiran 6 Standarlisasi Alat Pelindung Diri di Rumah Sakit Tingkat III Ciremai

Lampiran 7 Surat Balasan Rumah Sakit Ciremai

Lampiran 8 Surat Uji Validitas di Rumah Sakit Gunung Jati

Lampiran 9 Surat Balasan dari Rumah Sakit Gunung Jati

Lampiran 10 Kartu Bimbingan

Lampiran 11 Biodata

xv
DAFTAR SINGKATAN

APD : Alat Pelindung Diri

RS : Rumah Sakit

K3RS : Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit

K3 : Kesehatan dan Keselamatan Kerja

UU : Undang-undang

PAK : Penyakit Akibat Kerja

KAK : Kecelakaan Akibat Kerja

NSC : National Safety Counil

WHO : World Health Organization

HIV : Human Immunodeficiency Virus

RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

SOP : Standar Operasional Prosedur

IGD : Instalansi Gawat Darurat

ICU : Intensive Care Unit

ODP : Orang Dalam Pemantauan

PDP : Pasien Dalam Pengawasan

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang melaksanakan

pelayanan kesehatan secara menyuluruh yang meliputi promotif, preventif,

kuratif, dan rehabilitatif dengan menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,

dan gawat darurat (PMK No. 3 Tahun 2020). Rumah sakit akan berhasil

menjalankan fungsinya jika dilihat dari mutu pelayanan rumah sakit yang baik.

Mutu pelayanan rumah sakit dipengaruhi oleh bebarapa faktor salah satunya

adalah tenaga kesehatan Hidayat (2017). Tenaga kesehatan merupakan seseorang

yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam bidang kesehatan yang

berasal dari pendidikan kesehatan untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan

untuk melakukan upaya kesehatan. Dari seluruh tenaga kesehatan yang berada di

Rumah sakit yang paling banyak berperan adalah perawat.

Kepatuhan perawat merupakan kunci utama keberhasilan dalam

mencengah penularan infeksi virus Covid-19. Kepatuhan perawat merupakan

suatu perilaku perawat terhadap suatu anjuran, prosedur atau peraturan yang harus

ditaati. Pada dasarnya kepatuhan perawat merupakan bentuk perilaku dibidang

kesehatan dalam upaya pencegahan dan pengurangan adanya penyakit akibat kerja

atau gangguan yang dapat membahayakan kesehatan. (Notoatmojo, 2012) Alat

1
2

pelindung diri (APD) adalah salah satu bentuk metode efektif dalam mencegah

penularan penyakit akibat kerja. Komponen APD terdiri dari sarung tangan,

masker, kacamata googles atau face shield, dan gown non steril lengan panjang.

(Dedeh Hamdiah & Ernawati Umar, 2021)

Kepatuhan penggunaan APD di Rumah sakit dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain, motivasi, sikap, perilaku dan keterbatasan APD.

Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang diposisikan sebagai garda

terdepan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien yang setiap hari

kontak langsung dengan pasien sehingga beresiko terjadi menularan infeksi

nosokomial. Kepatuhan perawat dinilai melalui standar penggunaan alat

pelindung diri yang dibutuhkan adanya pengawasan dari pihak Rumah sakit yang

sesuai dengan Undang-Undang No 44 Tahun 2010 tentang Rumah Sakit yang

tertera pada pasal 54 mengenai pembinaan dan pengawasan (Kasumastuti et al.,

2020)

Menurut hasil laporan dari National Safety Counil (NSC) tahun 2008

menunjukkan bahwa telah terjadi kecelakaan kerja di rumah sakit sebanyak 41%

lebih besar dari pekerja industri lain. Kasus yang sering terjadi adalah tertusuk

jarum, terkilir, sakit pinggang, tergores/terpotong, luka bakar, penyakt infeksi dan

lain-lain Ernawati & Nurlelawati (2017). Kasus kecelakan kerja (KAK) pada

tenaga kesehatan di negara Amerika Serikat pada tahun 2011 tercatat sebanyak

58.860 kasus dan penyakit akibat kerja (PAK) sehingga menyebabkan tenaga

kesehatan tidak bekerja (OSHA, 2013).


3

Salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan dalam penggunaaan APD

adalah motivasi. Motivasi merupakan suatu pikiran yang mendorong dan

meningkatkan semangat seseorang untuk melaksanakan sesuatu yang akan

dicapainya (Rahmawati, 2015). Kuat dan lemahnya motivasi seseorang maka

sangat berpengaruh pada kinerja pekerja. Semakin kuat motivasi kerja maka

semakin tinggi kesadaran akan pentingnya memakai APD. Adanya motivasi yang

mendorong seorang bekerja adalah rasa tanggung jawab yang besar terhadap

pekerjaannya, keseriusan seseorang dalam melakukan pekerjaan, presentasi yang

ingin di capai bekerja serta penghasilan yang diharapkan dari pekerjanya.

Sehingga itu juga dapat menjadi dorongan pekerja untuk selalu menggunakan alat

pelindung diri (APD), karena jika mencapai itu semua pekerja harus selalu

mematuhi segala peraturan ditempat kerja yang salah satunya menggunakan APD.

(Rahmawati & Febriyanto, 2020)

Menurut teori Herzberg motivasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu hyiene

atau faktor ekstrinsik yaitu dorongan yang bersumber dari luar individu tetapi

turut berpengaruh terhadap pekerjaan yang dicapai dan motivators atau faktor

instrnsik yaitu dorongan untuk melakukan suatu pekerjaan yang berasal dari diri

sendiri yang berpengaruh terhadap kualitas yang dihasilkan. Herzberg

menjabarkan faktor hygien terdapat enam komponen diantarnya kompensasi,

kondisi kerja, kebijakaan dan administrasi perusahaan, hubungan antar pribadi,

supervisi dan keamanan kerja. Sedangkan faktor motivators terdapat lima

komponen yaitu prestasi kerja, pengakuan, pekerjaan, tanggung jawab, dan

pengembangan potensi individu. (Salawangi et al., 2018)


4

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sri Hayulita dan Frenky Paija

(2014) dengan judul Hubungan Motivasi Dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri

Oleh Perawat Pelaksana Di RSI Ibnu Sina Bukit Tinggi, di dapatkan hasil 46,7%

perawat yang memiliki motivasi rendah dalam penggunaan alat pelindung diri.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 18 februari 2017 di RSUD dr.

Loekmono Hadi Kudu didapatkan data sebanyak 15,2% perawat tidak patuh

dalam penggunaan APD lengkap sesuai dengan Standar Operasional Prosedur

(SOP) Rumah sakit, meskipun SOP penggunaan APD yang telah dibuat sudah

diberlakukan pada semua unit perawat akan tetapi perawat belum sepenuhnya

patuh dalam menggunakan APD.

Beban kerja perawat merupakan seluruh kegiatan atau aktivitas yang

dilakukan oleh seorang perawat selama bertugas di unit pelayanan keperawatan.

Beban kerja perawat ditanggung pada tugas perawat dalam unit pelayanan

keperawatan. Beban kerja yang berlebihan dapat mempengaruhi produktivitas

tenaga kesehatan dan berpengaruhi terhadap produktivitas rumah sakit. Menurut

Minarsih (2014) faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja perawat adalah

jumlah pasien yang dirawat, kondisi atau tingkat ketergantungan pasien, dan

frekuensi tindakan yang dibutuhkan oleh pasien. Dalam hal ini beban kerja

banyak dialami oleh perawat dapat dilihat dari seluruh kegiatan atau aktivitas

yang dilakukan oleh seorang perawat selama bertugas di unit pelayanan

keperawatan. (NATALIA et al., 2020)


5

Menurut hasil penelitian World Health Organization (WHO) mengatakan

bahwa perawat yang berkerja di Rumah Sakit di Asia Tenggara termasuk

Indonesia memeiliki beban kerja yang berlebihan akibat terbebani oleh tugas non

keperawatan. Perawat yang diberikan beban kerja berlebihan akan berdampak

pada penurunan tingkat kesehatan, motivasi kerja, kualitas pelayanan kesehatan,

dan kegagalan melakukan tindakan pertolongan terhadap pasien. (Martyastuti et

al., 2019)

Beban kerja perawat dapat dijadikan petunjuk untuk mengetahui beberapa

hal antara lain, pertama proporsi waktu yang digunakan perawat pelaksana untuk

kegiatan produktif atau non produktif. Kedua mengetahui pola beban kerja

perawat pelaksana dengan waktu dan jadwal jam kerja setiap harinya. Perawat

dengan beban kerja melebihi ideal cenderung untuk mengambil cuti dengan alasan

sakit dibandingkan mereka dengan beban kerja yang ideal. Untuk mengukur

beban kerja perawat dapat menjadi bagian penting dari menejemen sumber daya

manusia stategi perawat untuk mengurangi cuti sakit bagi perawat (Cucu et al.,

2019)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pongantung (2018) dengan Judul

Hubungan antara beban kerja dan stres kerja dengan kelelahan keras pada perawat

Rumah Sakit GMIM kalooran Amurang menunjukan hasil adanya hubungan

antara beban kerja dengan stres kerja dengan hasil 78,9% perawat yang memiliki

beban kerja berat dan 90,8% perawat yang memiliki stres kerja berat.
6

Rumah sakit Ciremai merupakan rumah sakit milik pemerintah kelas B,

yang ditunjang oleh tenaga medis dan tenaga non medis. Adapun jumlah perawat

sebanyak 167 perawat, yang terdiri dari 15 perawat instalasi IGD , hemodialisa 18

perawat, instalasi kamar bedah 16 perawat, instalasi rawat jalan 20 perawat, ruang

perawatan 79 orang dan diruang ICU 19 perawat. Seperti yang kita ketahui bahwa

rumah sakit merupakan tempat yang berpotensi tinggi dalam hal penularan

penyakit. Para pekerja yang berada di ruamh sakit pun berisiko tertular penyakit

infeksi dalam melaksakan tugasnya. Ada beberapa atau unit di rumah sakit yang

rentan akan penyebaran infeksi seperti ruang ICU, bagian kebidanan dan penyakit

kandungan, ruang perawatan/penyakit dalam, dan ruang bedah. Dengan demikian

petugas yang bekerja dibagian tersebut beresiko tertular infeksi. Untuk itu

sangatlah penting diterapkan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri untuk

mencegah penularan penyakit pada setiap melakukan tindakan perawat ke pasien.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan dirumah sakit

ciremai melalui observasi terhadap 5 orang perawat ruangan rawat inap yang

dilaksanakan pada tanggal 02 Febuari 2022 di ruangan Pratama, Puspa, Yudha

dan Wira. Didapatkan hasil bahwa 3 perawat yang menggunakan APD lengkap

seperti (Gown, masker dan handscone) dan 2 perawat tidak menggunakan APD

lengkap (gown dan masker). Kepatuhan perawat dalam menggunakan alat

pelindung diri (APD) lengkap tergantung dari motivasi dalam dirinya dan dari

luar, peneliti membagikan lembar kuesioner motivasi kerja perawat yang

dibagikan kepada 5 orang perawat ruangan rawat inap didapatkan hasil yaitu 4

orang perawat ruangan rawat inap memiliki motivasi tinggi dalam melakukan
7

tanggung jawab sebagai perawat dan 1 orang perawat yang memiliki motivasi

rendah. Peneliti membagikan lembar kuesioner beban kerja kepada 5 perawat

ruangan rawat inap di dapatkan hasil 3 orang perawat mengalami beban kerja

ringan, 1 orang perawat ruangan mengalami beban kerja ringan, dan 1 orang

perawat ruangan mengalami beban kerja berat. Rendahnya kepatuhan perawat

dalam menggunakan alat pelindung diri di Rumah Sakit diduga akibat dari

rendahnya motivasi perawat dan tingginya beban kerja perawat dalam

melaksanakan tugas-tugasnya.

Dari hasil uraian diatas peneliti tertarik melakukan penelitian yang

berjudul “Hubungan Antara Motivasi dan Beban Kerja dengan Kepatuhan

Perawat Ruangan dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di Masa

Pendemi Covid-19 di Rumah Sakit Tingkat III Ciremai Kota Cirebon Tahun

2022”

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti dapat menetapkan

rumusan masalah sebagai berikut: “Apakah Ada Hubungan Antara Motivasi dan

Beban Kerja Dengan Kepatuhan Perawat Ruangan dalam penggunaan Alat

Pelindung Diri (APD) di Masa Pendemi Covid-19 di Rumah Sakit Tingkat III

Ciremai Kota Cirebon Tahun 2022”


8

I.3 Tujuan Penelitian

I.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui adanya

hubungan Antara Motivasi dan Beban Kerja dengan Kepatuhan Perawat Ruangan

dalam penggunaan APD di masa pendemi covid-19 di Rumah Sakit Tingkat III

Ciremai Kota Cirebon Tahun 2022.

I.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran motivasi kerja perawat ruangan pada saat

pendemi covid-19 di Rumah Sakit Tingkat III Ciremai Kota Cirebon.

2. Untuk mengetahui gambaran beban kerja perawat ruangan pada saat

pendemi covid-19 di Rumah Sakit Tingkat III Ciremai Kota Cirebon.

3. Untuk mengetahui tingkat kepatuhan perawat ruangan dalam penggunaan

Alat Pelindung Diri (APD) dimasa pendemi covid-19 di Rumah Sakit

Tingkat III Ciremai Kota Cirebon.

4. Untuk mengetahui hubungan Antara Motivasi kerja dengan Kepatuhan

Perawat Ruangan dalam penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dimasa

pendemi covid-19 di Rumah Sakit Tingkat III Ciremai Kota Cirebon.

5. Untuk mengetahui hubungan Antara Beban Kerja dengan Kepatuhan

Perawat Ruangan dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dimasa

pendemi covid-19 di Rumah Sakit Tingkat III Ciremai Kota Cirebon.


9

I.4 Manfaat Penelitian

I.4.1 Manfaat Teoritis

Diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan Ilmu

Keperawatan khususnya Keperawatan Komunitas serta menjadi referensi bagi

mahasiswa lain yang akan melakukan penelitian lanjutan.

I.4.2 Manfaat Praktisi

1. Bagi Rumah Sakit

Memberikan masukan dan sumber informasi bagi pengelola Rumah Sakit

sebagai dasar strategi dalam meningkatkan motivasi kerja perawat dan

kepatuhan perawat ruangan dalam penggunaan alat pelindung diri (APD)

di Rumah Sakit tigkat III Ciremai Kota Cirebon.

2. Bagi Perawat

Sebagai dasar untuk mempertahankan dan berusaha untuk meningkatkan

motivasi perawat lebih baik dalam menggunakan alat pelindung diri

(APD)

3. Bagi Ilmu Keperawatan

Hasil penelitian ini bisa dijadikan sumber informasi dalam upaya

menegtahui ada atau tidaknya hubungan antara motivasi dan beban kerja

dengan kepatuhan perawat ruangan dalam penggunaan alat pelindung diri

(APD).
10

I.5 Keaslian Penelitian

No Penelitian

1. Judul: Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Tenaga Kesehatan

Menggunakan Alat Pelindung Diri (Apd) Di Era Pendemik Covid 19 Pada

Puskesmas Makkasau Makassar Tahun 2020

Peneliti: Lany Hakim, Muh.khidri dan Alfina Baharuddin

Subjek: seluruh perawat yang berada di puskesmas

Metode: penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunaka

Survey Analitik dengan pendekatan Cross sectional Study. Analisis data dengan

menggunakan uji Regresi Logistik.

Hasil: penelitian uji statistic dengan menggunakan uji chi square didapati

bahwa dari ke tiga variabel yaitu masa kerja (p=0,037), pengawasan (p=0,002),

dan beban kerja (p=0,014) memiliki hubungan yang signifikan dengan dengan

kepatuhan menggunakan APD. Sedangkan pendidikan formal (p=0,702) dan

pengetahuan 100%, tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kepatuhan

menggunakan APD.

Perbedaan:

1. Peneliti Lany menggunakan metode survey analitik dengan metode cross

sectional sedangkan peneliti mengunakan analitik kuantitatif

2. Sampel yang diambil seluruh perawat di puskesmas sedangkan peneliti

menggunakan total sampling perawat ruangan rumah sakit ciremai

3. Lokasi penelit Lany dilakukan di puskesmas makkasau makasar


11

sedangkan lokasi peneliti di rumah sakit ciremai kota cirebon.

2. Judul: Hubungan Motivasi Kerja dan Imbalan Yang Di Terima Perawat Dalam

Kepatuhan Pendokumentasian Flowsheet.

Peneliti: Tutik Agustini, Chikita Ade Mulya

Subjek: sampel di lakukan dengan teknik total sampling dengan besar sampel

sebanyak 40 responden.

Metode: Desain penelitian yang di gunakan adalah survey analitik dengan

pendekatan cross sectional study.

Hasil: Uji hubungan di lakukan dengan menggunakan uji statistik, fisher exact

test dengan tingkat kemaknaan α < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

ada hubungan motivasi kerja perawat dengan kepatuhan pendokumentasian

flowsheet (p=0,000) dan tidak ada hubungan imbalan yang di terima perawat

dengan kepatuhan pendokumentasian flowsheet di Rumah Sakit TK II

Pelamonia Makassar (p=0,068). Perawat diruang ICU cenderung lebih patuh

dibanding perawat diruang HCU dengan nilai persentase patuh (72,5%) dan

kurang patuh (27,5%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan

motivasi kerja perawat dengan kepatuhan pendokumentasian flowsheet dan

tidak ada hubungan imbalan yang di terima perawat dengan kepatuhan

pendokumentasian flowsheet di Rumah Sakit TK II Pelamonia Makassar.

Perbedaan:

1. Teknik pengambilan sempel menggunakan total sampel sebanyak 40

responden

2. Lokasi penelitian Dessy di Rumah Sakit Graha Husada Bandar


12

Lampung sedangkan peneliti di Rumah Sakit Ciremai Kota Cirebon

3. Judul: Hubungan Motivasi & Supervisi Dengan Kepatuhan Perawat Dalam

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Penanganan Pasien Gangguan

Muskuloskeletal Di IGD RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado

Peneliti: Yoan Kasim Mulyadi Vandri Kallo 2017

Subjek: Populasi penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana yang bekerja

di IGD lantai 1 RSUP Prof. Kandou Manado yaitu sebanyak 69 orang.

Purposive Sampling, sampel pada penelitian pada penelitian ini berjumlah 59

responden

Metode: Deskriptif analitik dengan mengunakan rancangan Cross Sectional

Hasil: Hasil penelitian dengan menggunakan analisis uji chi-square

menunjukkan terdapat hubungan motivasi dengan kepatuhan perawat (p=0,011)

dan terdapat hubungan supervisi dengan kepatuhan perawat (p=0,003).

Perbedaan:

1. Sampe yang digunakan oleh peneliti Yoan teknik Purposive sampling

sedangkan peneliti menggunakan teknik Total sampling

2. Peneliti yoan menggunakan deskriptif analitik dengan pendesedangkan

peneliti menggunakan analitik kuantitatif.

3. Variabel X2 dari peneliti Yoan yaitu Supervisi sedangkan peneliti

variabel X2 Beban Kerja Perawat

4. Lokasi peneliti Yoan di IGD RSUP PROF DR. R. KANDOU

MANADO, sedangkan peneliti di Rumah Sakit Tingkat III Ciremai Kota

Cirebon.
13

4. Judul: Hubungan Perilaku Perawat Dengan Kepatuhan Menggunakan Alat

Pelindung Diri (APD) Sesuai Standar Operating Prosedure (SOP) Di Ruang

Rawat Inap Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit Konawe

Tahun 2015.

Peneliti: Irfan Banda

Subjek: Perawat ruang rawat inap, berjumlah 52 perawat

Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik observasional dengan

metode cross sectional study.

Hasil: penelitian menunjukkan hasil statistik pada tingkat signifikan α < 0,05

diperoleh ada hubungan yang kuat antara pengetahuan perawat dengan

kepatuhan menggunakan APD sesuai SOP (ρ value = 0,024), ada hubungan

yang bermakna antara sikap perawat dengan kepatuhan menggunakan APD

sesuai SOP (ρ value =0,027), dan tidak ada yang bermakna antara tindakan

perawat dengan kepatuhan menggunakan APD sesuai SOP (ρ value = 0,100), di

ruang rawat inap BLUD Rumah Sakit Kabupaten Konawe Tahun 2015.

Perbedaan:

1. Peneliti Irfan Banda menggunakan metode analitik observasional dengan

pendekatan cross sectional, sedangkan peneliti menggunakan analitik

kuantitatif dengan pendekatan cross sectional.

2. Lokasi Peneliti Irfan Banda rumah sakit konawe sedangkan lokasi peneliti

dilaksanakan di Rumah Sakit Ciremai Kota Cirebon.

3. Variabel bebas peneliti Irfan Banda yaitu perilaku perawat sedangkan

peneliti variabel bebasnya motivasi dan beban kerja


14

5. Judul: Pengaruh Beban Kerja, Stres Kerja dan Motivasi Kerja Terhdap Kinerja

Perawat Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru 2917

Penelitian: Friska Aprilia

Subjek: perawat rumah sakit islam ibnu sina, menggunakan tehknik

Proportional Random Sampling didapatkan jumlah sebanyak 51 orang perawat

Metode: jenis penelitian menggunakan survey analitik dengan pendekatan cross

sectional study

Hasil: Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa responden yang bekerja di

rumah sakit tersebut umumnya berada pada usia 28-37 tahun yaitu sebanyak 19

orang dengan persentase sebesar 37%. Rata-rata respondendi rumah sakit

berjenis kelamin wanita yaitu sebanyak 40 orang dengan persentase sebesar

78%. Tingkat pendidikan perawat diketahui rata-rata lulusan Diploma III yaitu

sebanyak 39 orang dengan persentase sebesar 76%. Masa kerja responden rata-

rata berkisar antara 5-10 tahun yaitu sebanyak 19 orang dengan persentase

sebesar 37%. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa masa kerja perawat

sudah cukup lama dan dapat dikatakan sudah berpengalaman dalam menangani

pasien di rumah sakit.

Perbedaan:

1. Peneliti Friska Apriani menggunakan jenis penelitian survey analitik

dengan pendekatan cross sectional sedangkan peneliti menggunakan

analitik kuantitaif dengan pendekatan cross sectional.

2. Pengambilan sampel peneliti Friska mengggunakan teknik Proportional

Random Sampling sedangkan peneliti menggunakan teknik total


15

sampling.

3. Lokasi peneliti Friska di Rumah Sakit Ibnu Sina Pekan Baru sedangkan

lokasi peneliti di Rumah Sakit Tingkat III Ciremai Kota Cirebon


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Konsep Dasar Motivasi

II.1.1 Definisi Motivasi

Motivasi kerja perawat merupakan dorongan dari dalam diri seseorang

yang menyebabkan seseorang tersebut bertindak atau melakukan pekerjaan secara

sadar. Seseorang yang bekerja tentu didasari oleh motivasi, tentu saja derajat

motivasinya berbeda-beda. Kinerjanya seseorang selain ditentukan oleh

kemampuannya, juga sangat ditentukan oleh motivasi kerjanya. Orang yang

melakukan pekerjaan dengan motivasi yang rendah tidak akan dapat melakukan

tugasnya semaksimal kemampuan dan kesanggupannya, sebaliknya dengan

motivasi yang tinggi seseorang dapat melakukan pekerjaannya semaksimal

kemampuannya. (Radne Rimba Putri & Maria Rosa, 2016) Motivasi kerja perawat

yang tinggi akan meningkatkan kinerja perawat sehingga setiap tugas akan

dilaksanakan secara baik.

Motivasi berasal dari bahasa latin “movere” yang berarti menggerakkan.

Menurut Nursalam (2016) menyimpulkan motivasi adalah karakteristis psikologis

manusia yang memberikan kontribusi pada tingkat komitmen seorang. Hal ini

termasuk faktor-faktor yang menyebabkan, menyalurkan dan mempertahankan

tingkah laku manusia dalam arah tertentu. Motivasi adalah perasaan atau pikiran

16
17

yang mendorong seseorang melakukan pekerjaan atau menjalankan kekuasaan,

terutama dalam berprilaku.

Motivasi merupakan salah satu hal yang mempengaruhi prilaku manusia,

motivasi disebut juga sebagai pendorong, keinginan, pendukung atau kebutuhan -

kebutuhan yang dapat membuat seseorang bersemangat dan termotivasi untuk

mengurangi serta memenuhi dorongan diri sendiri, sehingga dapat bertindak dan

berbuat menurut cara-cara tertentu yang akan membawa ke arah yang optimal.

(Andika, 2019)

Motivasi sebagai keinginan dan energi seseorang yang diarahkan untuk

mencapai suatu tujuan. Motivasi adalah sebab dari tindakan. Upaya

mempengaruhi seorang dalam rangka memberikan motivasi berarti mendapatkan

kemudian ingin berbuat sesuatu yang diketahui dan seharusnya dilakukan.

Motivasi dapat berupa motivasi intrisik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrisik

contohnya kepuasan dan perasaan untuk mencapai sesuatu. Motivasi ekstrinsik

contohnya imbalan, hukuman, dan peroleh tujuan. (Stefen Ivanko, 2012) dalam

(Hamali & Arif Yusuf, 2018)

II.1.2 Teori-teori Motivasi

Menurut Hasibun (2015) terdapat beberapa teori-teori motivasi sebagai

berikut :

a. Content Theory, yaitu motivasi yang dikaji dengan mempelajari

kebutuhan-kebutuhan. Teori ini mengajarkan cara untuk menganalisis

kebutuhan yang mendorong seseorang untuk bertingkah laku tertentu.


18

b. Prosess theory, yaitu motivasi yang dikaji dengan mempelajari prosesnya.

Teori ini berusaha memahami proses berpikir yang ada dapat mendorong

seseorang untuk berpikir.

c. Cognitive theory, teori yang menjelaskan mengapa seseorang tidak akan

melakukan sesuatu yang diyakini dapat melakukannya, sekalipun hasil dari

pekerjaan tersebut sangat diinginkan.

d. Menurut Herzberg, ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk

berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua

faktor itu adalah faktor hygiene (faktor ekstrinik) dan faktor motivor

(faktor instrinsik). Faktor hygine memotivasi seseorang untuk keluar dari

ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia,

imblan, kondisi lingkungan. Sedangkan faktor motivator memotivasi

seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan yang termasuk di dalamnya

adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan.

e. Toeri motivasi ERG, teori yang didasarkan pada kebutuhan manusia akan

keberadaan (exsistence), hubungan (relatedness), dan pertumbuhan

(growth). Teori ini mengemukankan jika kebutuhan yang lebih tinggi tidak

atau belum dapat dipenuhi maka manusia akan kembali pada gerak yang

fleksibel dari pemenuhan kebutuhan dari waktu ke waktu dan dari situasi

ke situasi

II.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Menurut Demur (2016) menyebutkan beberapa faktor yang bisa

mempengaruhi motivasi intrinsik dan ekstrinsik.


19

Motivasi instrinsik antara lain :

a) Prestasi kerja

Menurut hasibun 2010 menyatakan secara kualitas dan kuantitas pekerjaan

berhasil bila ada uraian pekerjaan dan tanggung jawab yang jelas. Penilaian

prestasi kerja dilakukan terus menerus secara kualitas dan kuantitas agar prestasi

kerja semakin baik. Penilaian juga diuraikan secara secara jelas apa yang apa yang

akan dinilai seperti tingkat keterampilan dalam menyelesaikan tugas, dedikasi dan

displin, kemapuan hubungan dan kerjasama dengan orang lain. Semua harus

tersedia dalam bentuk format yang baku.

b) Pengakuan

Menurut Hasibun 2010 menyatakan bahwa bila penghargaan atau

pengakuan konsisten diberikan kepada bawahan maka mereka akan semakin rajin

dan bekerja lebih keras lagi. Termasuk penghargaan rasa hormat secara internal

dan eksternal.

c) Pekerjaan

Seorang staf melakukan pekerjaan selalu berharap agar pekerjaan yang

dilakukan akan semakin meningkatkan kepuasan kerja (As’ad, 2003). Pekerjaan

perawat diruang pelayanan meliputi pelaksanaan asuhan keperawatan dan tugas

menajerial lainnya. Untuk itu pimpinan tidak hanya membutuhkan penyelesaian

pekerjaan perawat secara efektif dan efisien saja, tetapi juga menyediakan serara

pendukung yang membuat kelancaran pekerkaan tersebut.


20

d) Tanggung jawab

Menurut Ilyas (2004), ada beberapa tanda bahwa staf memiliki tanggung

jawab yang baik yaitu : 1) dapat menyelesaikan tugas dengan baik, 2) berada di

tempat tugas dalam keadaan bagaimanapun, 3) mengutamakan kepentingan dinas

dari pada kepentingan pribadi/golongan, 4) tidak berusaha melempar kesalahan

kepada orang lain 5) berani memikul resiko atas keputusan yang dibuatnya.

e) Kemajuan

Menurut Robbin (2003), kepuasan staf karyawan terhadap kemajuan

dirinya/promosi yaitu sejauh pekerjannya memberikan kesempatan untuk promosi

dan kemajuannya. Pengembangan karir adalah aktivitas yang diharapkan di masa

mendatang, secara maksimal baik berupa pengetahuan, keterampilan atau jabatan.

Adapun motivasi ekstrinsik seseorang di pengaruhi oleh faktor-faktor antara lain :

a) Hubungan interpersonal

Robbin (2003) menyatakan hubungan sosial antara manager dan staff yang

ramah dan didukung oleh situasi/kondisi kerja yang aman dan nyaman akan

meningkatkan kepuasan kerja.

b) Supersivisi

Hubungan supervior dan staff adalah hubungan fungsional dimana

supervisor berusaha membantu perawat dalam menilai pekerjaannya sehingga

merasa puas dalam menyelesaikannya.


21

c) Kebijakan Organisasi

Kebijakaan organisasi adalah tatanan atau peraturan tertulis yang

diterapkan berdasarkan surat keptusan dari pimpinan organisasi untuk diketahui,

dipahami dan di laksanakan oleh semua karyawan melalui media organisasi

seperti rapat-rapat resmi dan tidak resmi, bulletin, papan pengumuman, media

masa, surat ederan, seminar dan sebagiannya (Winardi, 2004)

d) Kondisi Kerja

Menurut As’ad (2003) kondisi kerja yang memperhartikan prinsip

argonomi seperti ruangan sejuk, meja dan kursi teratur, peralatan kerja yang

tersedia baik, akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan.

e) Pendapatan/gaji

Menurut Penggabean, gaji adalah imbalan financial yang di bayarkan

kepada perawat secara teratur seperti bulanan, tahunan, catur wulan, mingguan.

Bahkan gaji merupakan penghargaan paling penting dalam suatu organisasi.

II.1.4 Pengkategorian Motivasi

Menurut Hidayat (2009) “menyatakan bahwa adapun rumus untuk

pengkategorian motivasi (Sugiarto, 2018) yaitu :

Menurut Hidayat (2009), adapun pengkategorian motivasi dikategorikan menjadi :

1. Motivasi tinggi = (76-100)

2. Motivasi sedang = (51-75)

3. Motivasi Rendah = (25-50)


22

Sedangkan menurut Irwanto (2010) “menyatakan bahwa proses penilaian

motivasi kerja menurut para ahli psikologi membagi menjadi beberapa tingkatan

motivasi, namun secara umum terdapat kesamaan dalam mengkategorikan

tingkatan motivasi, yaitu :

a. Motivasi tinggi

Motivasi dikatakan kuat apabila dalam diri seseorang memiliki

keinganan yaitu positif, mempunyai harapan yang tinggi, dan memiliki

keyakinana yang tinggi bahwa dirinya akan berhasil dalam mencapai tujuan dan

keinginannya.

b. Motivasi sedang

Motivasi dikatakan sedang apabila dalam diri seseorang memiliki

keinganan yang positif, mempunyai harapan yang tinggi, namun memiliki

keyakinan yang rendah untuk berhasil dalam mencapai tujuan dan keinginannya.

c. Motivasi rendah

Motivasi dikatakan rendah atau lemah apabila didalam diri seseorang

memiliki keinganan yang positif namun memiliki keinginan dan harapan yang

rendah bahwa dirinya dapat mencapai tujuan dan keinganannya.

II.1.5 Penilian motivasi

1) Motivasi tinggi, jika nilai yang didapat berkisar 60-80 dari pertanyaan

tentang motivasi kerja yang meliputi prestasi, pengakuan, pekerjaan,

tanggung jawab, dan kemajuan.


23

2) Motivasi sedang, jika nilai yang didapat berkisar 40-59 dari pertanyaan

tentang motivasi kerja yang meliputi prestasi, pengakuan, pekerjaan,

tanggung jawab, dan kemajuan.

3) Motivasi rendah, jika nilai yang didapat berkisar 20-39 dari pertanyaan

tentang motivasi kerja yang meliputi prestasi, pengakuan, pekerjaan,

tanggung jawab dan kemajuan.

II.2 Konsep Dasar Beban Kerja

II.2.1 Definisi Beban Kerja

Menurut Undang-undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 menyatakan

beban kerja merupakan hasil antara jumlah pekerjaan dengan waktu besaran

pekerjaan yang harus di pikul oleh suatu jabatan/unit organisasi. Setiap pekerja

dapat berkerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri atau masyarakat

di sekelilingnya, untuk itu perlu dilakukan upaya penyerasian beban kerja,

kapasitas kerja dan lingkungan kerja untuk memperoleh produktivitas kerja yang

optimal.

Beban kerja perawat adalah keseluruhan aktivitas yang dilakukan oleh

seorang perawat selama tugas di suatu unit pelayanan keperawatan. Beban kerja

perawat dapat mendefinisikan dengan jumlah total waktu keperawatan baik secara

langsung atau tidak langsung dalam memberikan pelayanan keperawatan yang

diperlukan oleh pasien dan jumlah perawat yang diperlukan untuk memberikan

pelayanan kesehatan. (Safaat & Husnaini, 2019)


24

II.2.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Beban Kerja

Menurut Tawarka (2015), menjelaskan bahawa tiga faktor utama yang

menentukan beban kerja antara lain :

1) Tuntutan tugas (task demands)

Argumentasi berkaitan dengan faktor ini adalah bahwa beban kerja

dapat ditentukan dari analisis tugas-tugas yang dilakukan oleh pekerja.

2) Usaha (effort)

Jumlah yang dikeluarkan pada suatu pekerjaan mungkin merupakan

suatu bentuk intuitif secara alamiah terhadap beban kerja. Bagaimanapun sejak

terjadinya peningkatan tuntutan tugas, secara individu mungkin tidak dapat

meningkatkan tingkat effort.

3) Performansi

Sebagian besar studi tentang beban kerja mempunya perhatian dengan

tingkat performa yang akan tercapai, meskipun pengukuran performa sendiri tidak

dapat menyajikan suatu matrik beban kerja yang lengkap.

Sedangkan menurut Umansky, J. & Rantanen (2016) menyatakan

bahwa yang mempengaruhi beban kerja (workload drivers) antara lain :

1) Patient-to-nurse ratio, yaitu jumlah pasien yang harus ditangani oleh

masing-masing perawat.

2) Activity type, yaitu jenis kegiatan yang dilakukan perawat mulai dari

kegiatan pokok yang penting seperti melakukan dokumentasi asuhan


25

keperawatan, kegiatan tambahan yang bukan bagian dari tugas pokok

seperti menyusun kegiatan tambahan yang merupakan bagian dari tugas

pokok seperti pemberian obat.

3) Time presure, yaitu rasio waktu yang dibutuhkan (total waktu yang

digunakan untuk mengerjakan tugas pokok) dan waktu yang harus

diperhitungkan.

4) Physical expenditure, yaitu jumlah, rata-rata standar tiap perawat berjalan

selama melaksanakan tugas.

II.2.3 Jenis Beban Kerja

Menurut Bowling & Kirkendall (2012) menjelaskan secara spesifik

jenis dari beban kerja adalah :

1) Beban kerja kuantitatif, yaitu dimana beban kerja didefisikan sebagai

keseluruhan jumlah pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang.

2) Beban kerja kualitatif, yaitu tingkat kesulitan dari pekerjaan yang

dilakukan oleh seseorang.

3) Beban kerja fisik, yaitu dimana kemampuan fisik seseorang dalam

mengerjakan tugas yang menjadi tolak ukur, dan beban kerja fisik yang

berlebih ini dapat berdampak pada penyakit fisik karyawan.

4) Beban kerja mental, yaitu kemampuan secara mental dari karyawan yang

menjadi dasar, dan bila beban kerja mental tersebut berlebihan maka akan

berdampak pada psikologi karyawan itu sendiri.


26

II.2.4 Perhitungan Beban Kerja

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dala menentukan beban kerja

perawat antara lain (Nursalam, 2014)

1) Jumlah pasien yang dirawat setiap hari/bulan/tahun di unit tersebut.

2) Kondisi atau tingkat ketergantungan pasien.

3) Rata-rata hari perawatan.

4) Pengukuran keperawatan langsung, perawatan tidak langsung dan

pendidikan kesehatan.

5) Freskuensi tindakan perawatan yang dibutukan pasien.

6) Rata-rata waktu perawatan langsung, tidak langsung dan pendidikan

Kesehatan.

II.3 Konsep Dasar Kepatuhan

II.3.1 Definisi Kepatuhan

Kepatuhan perawat merupakan perilaku perawat terhadap suatu anjuran,

prosedur, atau peraturan yang harus dilakukan atau ditaati. Kepatuhan pada

dasarnya merupakan manifestasi dari salah satu bentuk perilaku dibidang

kesehatan dalam upaya mencegah dan menanggulangi adanya penyakit atau

gangguan yang dapat membahayakan kesehatan. (Yuni Pundar et al., 2019)

Menurut Suprapto (2019) Kepatuhan merupakan suatu bentuk respon

terhadap suatu perintah, anjuran, atau ketetapan melalui suatu aktifitas konkrit .

Teori ini didasarkan pada asumsi-asumsi :


27

1) Bahwa manusia umumnya melakukan sesuatu dengan cara yang masuk

akal.

2) Manusia mempertimbangkan semua informasi yang ada.

3) Bahwa secara eksplisit maupun implisit manusia memperhitungkan

implikasi tindakan mereka. Untuk mencegah terjadinya penularan

infeksi, maka perawat harus patuh terhadap apa yang menjadi tugasnya,

untuk itu perawat dituntut dapat menjalankan dan melaksanakan

Pengguanaan alat pelindung diri dengan baik dan benar secara konsisten.

II.3.2 Faktor yang mempengaruhi Kepatuhan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan perawat sebagai berikut

(Wahyuni et al., 2021) :

1. Faktor Individu

a. Usia

Usia ialah umur yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat akan

berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan,

masyarakat yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari pada orang yang belum

cukup tinggi tingkat kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan

kematangan jiwanya. Semakin dewasa seseorang, maka cara berfikir semakin

matang.
28

b. Jenis Kelamin

Jenis kelamin kali-laki dan perempuan secara umum tidak menunjukkan

perbedaan yang berarti dalam melaksanakan pekerjaan. Teori psikologi

menjumpai bahwa wanita lebih bersedia untuk mematuhi wewenang dan pria

lebih agresif dan lebih besar kemungkinan dari pada wanita dalam memiliki

pengharapan untuk sukses, meskipun perbedaan ini kecil. Wanita yang berumah

tangga memiliki tugas tambahan sehingga kemangkiran lebih sering dari pada

pria.

c. Pendidikan

Tingkat pendidikan akan berpengaruh terhadap kemampuan seseorang

dalam bekerja. Seseorang dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi

diasumsikan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik dalam

kemampuan menyelesaikan pekerjaan. Tingkat pendidikan perawat

mempengaruhi kinerja perawat yang bersangkutan. Tenaga keperawatan yang

berpendidikan tinggi kinerjanya akan lebih baik karena telah memiliki

pengetahuan dan wawasan yang lebih luas, dapat memberikan saran atau masukan

yang bermanfaat terhadap manajer keperawatan dalam meningkatkan kinerja

keperawatan.

d. Masa Kerja

Masa kerja berkaitan dengan lama seseorang bekerja menjalankan

pekerjaan tertentu. Perawat yang bekerja lebih lama diharapkan lebih

berpengalaman dan senior. Senioritas dan produktivitas pekerjaan berkaitan secara


29

positif. Perawat yang bekerja lebih lama akan lebih berpengalaman dalam

melakukan pekerjaannya dan semakin rendah keinginan perawat untuk

meninggalkan pekerjaannya. Semakin lama seseorang bekerja semakin banyak

pengalaman dan semakin tinggi pengetahuan dan keterampilannya.

e. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap suatu obyek tertentu, dari pengalaman dan penelitian

terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari

pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

2. Faktor Psikologi

a. Sikap

Sikap adalah determinan perilaku yang berkaitan dengan persepsi,

kepribadian, dan motivasi. Sikap merupakan keadaan siap mental yang dipelajari

dari pengalaman, dan mempengaruhi reaksi seseorang dalam berinteraksi. Sikap

dalam pelayanan keperawatan sangat memegang peranan penting karena dapat

berubah dan dibentuk sehingga dapat mempengaruhi perilaku pekerja perawat.

b. Motivasi

Motivasi dapat diperoleh dari diri sendiri, keleuarga,teman, petugas

kesehatan dan lingkungan disekitarnya.


30

c. Persepsi

Persepsi merupakan proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh

individu, oleh karena itu setiap individu akan memberikan arti kepada stimulus

secara berbeda meskipun objeknya sama. Persepsi merupakan proses kognitif

dimana seseorang individu memberikan arti terhadap lingkungan. Persepsi juga

dipengaruhi oleh beberpa faktor yaitu faktor situasional, kebutuhan, keinginan dan

emosi.

II.3.3 Strategi peningkatan Kepatuhan

Menurut Suprapto (2019) berbagai strategi telah dicoba untuk

meningkatkan kepatuhan adalah:

1) Dukungan Profesional Kesehatan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan

kepatuhan, contoh yang paling sederhana dalam hal dukungan tersebut

adalah dengan adanya teknik komunikasi. Komunikasi memegang peranan

penting karena komunikasi yang baik diberikan oleh profesional kesehatan

baik dokter/perawat dapat menanamkan ketaatan bagi tim kesehatan untuk

menaati aturan.

2) Dukungan Sosial yang dimaksud adalah dukungan dari lingkungan para

profesional kesehatan yang dapat meyakinkan petugas kesehatan untuk

menunjang peningkatan Penggunaan APD maka ketidak patuhan dapat

dikurangi.
31

3) Dukungan pemberian Informasi yang jelas pada Perawat mengenai

masalah yang dapat di timbulkan akibat ketidakpatuhan dalam

menggunakan APD selama melakukan tindakan pada pasien.

II.3.4 Kriteria Kepatuhan

Menurut Depkes RI (2006) kriteria kepatuhan dibagi menjadi tiga yaitu :

1) Patuh adalah suatu tindakan yang taat baik terhadap perintah ataupun

aturan maupun perintah tersebut dilakukan dan semunya benar.

2) Kurang patuh adalah suatu tindakan yang melaksanakan perintah dan

aturan hanya sebagian dari ditetapkan, dan dengan sepenuhnya namun

tidak sempurna.

3) Tidak patuh adalah suatu tindakan mengabaikan atau tidak

melaksanakan perintah atau aturan sama sekali.

Pengukuran kepatuhan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau

responden. Kedalaman tingkat kepatuhan yang ingin diketahui atau diukur dapat

disesuaikan dengan tingkatan dari kepatuhan tersebut. Tingkat kepatuhan

seseorang dapat diketahui dan diinterpre- tasikan dengan skala yang bersifat

kuantitatif, yaitu : (Natasia, 2014)

Patuh : bila nilai yang di dapat > 40 dari nilai skor total 50

Kurang patuh : bila nilai yang di dapat < 40 dari nilai skor total 50
32

II.4 Konsep Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

II.4.1 Definisi Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja ialah sarana utama untuk mencengah terjadinya

kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan kerugian yang berupa luka, cedera,

cacat atau kematian, kerugian harta benda dan kerusakan peralatan/mesin dan

lingkungan secara luas. (Tarwaka 2018)

II.4.2 Definisi Kesehatan Kerja

Menurut buku Tarwaka (2017) kesehatan kerja merupakan ilmu

kesehatan/kedokteran yang mempelajari bagaimana melakukan usaha preventif

dan kuaratif serta rehabilitatif, terhadap penyakit/gangguan kesehatan yang

diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umum

dengan tujuan agar pekerja memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya

baik fisik, mental maupun sosial.

II.4.3 Definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya

untuk mencipatakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari bahaya,

pencemaran lingkungan sehingga dapat melindungi dan bebas dari kecelakaan

kerja pada akhirnya dapat meingkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.

(Setiawan et al., 2020)

Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan promosi dan pemeliharaan

tertinggi tingkat fisik, mental dan kesejahteraan sosial, diaman terdapat

pencegahan resiko mengalami kecelakaan kerja, menempatkan dan memelihara


33

pekerja dalam lingkungan kerja yang disesuaikan dengan peralatan fisiologis dan

psikologis yang tidak membahayakan nyawa. (Chrecencya Nirmalarumsari, 2021)

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) merupakan instrument yang

memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari

bahaya akibat kecelakaan kerja. (Rori et al., 2018)

II.4.4 Alat Pelindung Diri

Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Tramsmigrasi Nomor

PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri yang selanjutnya disingkat

APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang

yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di

tempat kerja. Perlindungan keselamatan pekerja melalui upaya teknis pengamanan

tempat, mesin, peralatan, dan lingkungan kerja wajib diutamakan.(Agung

wahyudi et al., 2019)

Alat Pelindung Diri merupakan alat yang mempunyai kemampuan

untuk melindungi seseorang atau seluruh tubuh sumber daya manusia dari

potensi bahaya di fasilitas pelayanan kesehatan. Alat pelindung diri tidak

mengurangi pajanan dari sumbernya, hanya saja mengurangi jumlah pajanan

yang masuk ke tubuh. APD bersifat eksklusif (hanya melindungi individu) dan

spesifik. (Hakim et al., 2021)

II.4.5 Jenis-jenis Alat Pelindung Diri

Menurut Satari et al., 2020 dalam Sri Deviyanti (2021) jenis alat pelindung

diri antara lain :


34

1) Masker

Masker merupakan salah satu alat yang berfungsi melindungi pengguna

dari partikel berbahaya serta kontaminan yang dapat masuk melalui mulut dan

hidung. Fakta bahwa COVID-19 menyebar lewat droplets membuat masker

menjadi salah satu alat pelindung diri (APD) yang dapat diandalkan karena

masker bisa digunakan untuk menahan percikan tersebut menyebar. Dalam bidang

kesehatan, masker memiliki fungsi secara umum untuk mencegah kontaminasi

virus ataupun penyakit. Pada pemakaian sehari-hari, masker digunakan untuk

mengurangi paparan debu dan polusi udara saat berada di luar ruangan. Masker

medis dan N95 lebih disarankan digunakan oleh petugas kesehatan. Untuk ideal

penggunaan masker saat menangani pasien COVID-19 dianjurkan mengganti

masker saat sudah basah atau waktu pakai sekitar 4-6 jam (Theopilus et al., 2020)

Secara umum masker di bagi menjadi 2 macam :

a. Makser Bedah

Masker Bedah memiliki 3 lapisan (layers) yaitu lapisan luar kain tanpa

anyaman kedap air, lapisan dalam yang merupakan lapisan filter densitas tinggi

dan lapisan dalam yang menempel langsung dengan kulit yang berfungsi sebagai

penyerap cairan berukuran besar yang keluar dari pemakai ketika batuk maupun

bersin. Karena memiliki lapisan filter ini, masker bedah efektif untuk menyaring

droplet yang keluar dari pemakai ketika batuk atau bersin, namun bukan

merupakan barier proteksi pernapasan karena tidak bisa melindungi pemakai dari

terhirupnya partikel airborne yang lebih kecil. Dengan begitu, masker ini
35

direkomendasikan untuk masyarakat yang menunjukan gejala-gejala flu /

influenza (batuk, bersin- bersin, hidung berair, demam, nyeri tenggorokan) dan

untuk tenaga medis di fasilitas layanan kesehatan. Manfaat dari memakai masker

ini terhidar dari kontaminasi virus ataupun penyakit. Kelebihan dan Kekurangan

masker bedah tidak direkomendasikan untuk penanganan langsung pasien

terkonfirmasi Covid-19 dengan tindakan arerosol, Penempatan masker pada wajah

yang sangat longgar (loose fit). Lama ideal peggunaannya lama penggunaannya

sekitar 2-4 jam perpanjang 6 jam jika jarang berbicara, sekali pakai (single use),

resiko yang ditimbulkan bila pemakian tidak benar. (Kemenkes RI, 2020)

b. Masker N95

Masker N95 adalah alat pelindung pernafasan yang dirancang dengan

segel ketat disekitar hidung dan mulut, dapat digunakan sekali pakai (disposable).

Kelebihan masker N95 ini memiliki face seal fit yang ketat sehingga mendukung

pemakai terhindar dari paparan aerosol asalkan seal fit dipastikan terpasang

dengan benar, selain itu kelebihan masker N95 dapat menyaring hampir 95%

partikel yang lebih kecil <0,3 mikro. Manfaat masker N95 tahan terhadap

percikan cairan, darah dan bahan infeksi lainnya. Resiko yang ditimbulkan saat

menggunakan masker N95 menurut Studi di Singapore (SARS outbreak 2003) :

35.5% tenaga kesehatan : acne (59.6%), gatal pada wajah (51.4%), dan kemerahan

(35.8%) saat penggunaan masker N95, lama pemakaian Masker N95 yang sekali

pakai (disposible) dapat dijadikan reuseable dengan menggunakan pelindung

wajah sampai dagu atau melapisinya dengan masker bedah di luar masker N95.

Masker N95 dapat dibuka dan di pasang kembali sebanyak 5 kali selama 8 jam.
36

Kekurangan masker lebih sulit untuk bernapas dan lebih mahal dari pada masker

bedah. Efektivitas pemakaian masker khusus ternyata belum terbukti (Tietjen,

2004).

2) Pelindung Mata (kacamata goggles)

Pelindung mata berbentuk seperti kaca mata yang terbuat dari plastik

digunakan sebagai pelindung mata yang menutup dengan erat area sekitarnya agar

terhindar dari cipratan yang dapat mengenai mukosa. Pelindung mata/goggles

digunakan pada saat tertentu seperti aktifitas dimana kemungkinan risiko

terciprat/tersembur, khususnya pada saat prosedur menghasilkan aerosol, kontak

dekat berhadapan muka dengan muka pasien Covid-19. Frekuensi penggunaan:

Sekali pakai (Single Use) atau dapat dipergunakan kembali setelah dilakukan

desinfeksi/dekontaminasi. Material: Plastik/Arcylic bening. (Kemenkes RI, 2020)

3) Pelidung wajah (face shield)

Pelindung wajah umumnya terbuat dari plastik jernih transparan,

merupakan pelindung wajah yang menutupi wajah sampai ke dagu sebagai

proteksi ganda bagi tenaga kesehatan dari percikan infeksius pasien saat

melakukan perawatan. Kelebihan face shield adalah melindungi bagian wajah

(mata, hidung dan mulut) memiliki durability yang cukup tinggi dan dapat di

bersihkan, mudah dipasang dan dilepaskan, memiliki harga yang terjangkau

sangat murah. Kekurangan face shield dapat menimbulkan kabut pada visor akibat

uap nafas sehingga mengganggu pemandangan, dapat menimbulkan kesilauan

(glare) berukuran cukup besar, dibandingkan masker, resiko penularan droplet


37

masuk malalui sisi face shield yang terbuka, jika lebar visor kurang. Hal ini terkait

face shield memiliki peripheral fit (kerapatan bagian sisi) lebih buruk

dibandingkan masker. Material yang digunakan adalah Plastik bening yang dapat

memberikan visibilitas yang baik bagi pemakainya maupun pasien. (Theopilus et

al., 2020)

4) Sarung tangan (handscone)

Sarung tangan merupakan bagian terpenting dari standard precaution bagi

perawat yang sering berintreraksi dengan pasien maupun dengan alat–alat yang

terkontaminasi. Manfaat menggunakan handscone saat tindakan agar terhindar

dari cairan tubuh pasien, secret, selaput lendir pasien dan benda yang sudah

terkontaminasi. Lama penggunaan handscone ini setelah selesai kontak dengan

pasien, handscone ini sekali pakai, kekurangannya gampang robek dan tipis.

Sarung tangan yang digunakan merupakan sarung tangan yang rutin digunakan

dalam perawatan, bukan sarung tangan panjang. Sarung tangan dapat terbuat dari

bahan lateks karet, polyvinyl chloride (PVC), nitrile, dan polyurethane. Resiko

yang ditimbulkan Reaksi alergi terhadap pemakaian sarung tangan akan muncul

gejala seperti warna merah pada kulit, hidung berair dan gatal-gatal pada mata

yang mungkin berulang atau semakin parah seperi gangguan pernapasan.

Memiliki cuff yang panjang melewati pergelangan tangan (minimum 230 mm,

ukuran S, M, L). Desain bagian pergelangan tangan harus dapat menutup rapat

tanpa kerutan. (Kemenkes RI, 2020)


38

5) Gaun (gown)

Gaun adalah pelindung tubuh dari pajanan melalui kontak atau droplet

dengan cairan dan zat padat yang infeksius untuk melindungi lengan dan area

tubuh tenaga kesehatan selama prosedur dan kegiatan perawatan pasien.

Persyaratan gaun yang ideal antara lain efektif barrier (mampu mencegah

penetrasi cairan), fungsi atau mobilitas, nyaman, tidak mudah robek, pas di badan

(tidak terlalu besar atau terlalu kecil), biocompatibility (tidak toksik),

flammability, odor, dan quality maintenance. Jenis gaun antara lain gaun bedah,

gaun isolasi bedah dan gaun non isolasi bedah.

Menurut penggunaannya, gaun dibagi menjadi 2 yaitu :

a. Gown sekali pakai Gaun sekali pakai (disposable) dirancang untuk

dibuang setelah satu kali pakai dan biasanya tidak dijahit (non woven)

dan dikombinasikan dengan plastik film untuk perlindungan dari

penetrasi cairan. Fungsinya untuk melindungi pengguna atau tenaga

kesehatan dari penyebaran infeksi atau penyakit, hanya melindungi

bagian depan, lengan dan setengah kaki. Material : non woven, Serat

Sintetik (Polypropilen, polyester, polyetilen, dupont tyvex). Frekuensi

penggunaan: Sekali pakai (Single Use). Berwarna terang/cerah agar jika

terdapat kontaminan dapat terdeteksi dengan mudah. Tahan terhadap

penetrasi cairan darah dan cairan tubuh lainnya, virus. Tahan terhadap

aerosol, airborne, partikel padat. Lulus uji fluid penetration resistant


39

atau blood borne pathogens penetration resistant dan partial body

protection. (Kemenkes RI, 2020)

b. Gown dipakai berulang (reuseable) Gaun dipakai berulang terbuat dari

bahan 100% katun atau 100% polyester, atau kombinasi antara katun

dan polyester. Gaun ini dapat dipakai berulang maksimal sebanyak 50

kali dengan catatan tidak mengalami kerusakan. (Direktur Jenderal

Pelayanan Kesehatan, 2020)

6) Coverall

Mengacu pada Petunjuk Teknis Penggunaan APD Kementerian

Kesehatan, maka penggunaan coverall diutamakan sebagai perluasan area

perlindungan petugas dalam masa wabah COVID-19. Bahan gaun yang digunakan

kembali (reusable) terbuat dari polyester atau kain katun polyester. Gaun yang

terbuat dari kain ini dapat dicuci dengan aman sesuai prosedur rutin dan

digunakan kembali. Prosedur pencucian yang direkomendasikan adalah pencucian

dilakukan menggunakan desinfektan klorin konsentrasi 1:99 pada suhu 57,2°C –

71°C selama minimal 25 menit. Perawatan harus diambil untuk memastikan

bahwa tenaga medis tidak menyentuh permukaan luar gaun selama perawatan.

Penggunaan : - Sekali pakai (disposable), bisa digunakan kembali (reusable)

Cakupan penggunaan: - Memberikan perlindungan 360⁰ untuk menutupi seluruh

tubuh, termasuk punggung dan tungkai bawah dan memungkinkan hingga kepala

dan kaki. (Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, 2020)


40

7) Sepatu

Sepatu pelindung dapat berbahan karet atau tahan air atau bisa dilapisi

dengan kain tahan air. Sepatu pelindung harus menutup seluruh kaki sampai betis

apabila gown yang digunakan tidak mampu menutup sampai bawah. Manfaatnya

untuk melindungi kaki pengguna atau tenaga kesehatan dari percikan cairan atau

darah, penggunaannya sekali pakai (single use) atau dapat dipergunakan kembali

setelah dilakukan desinfeksi atau dekontaminasi. Bersifat non-slip, dengan sol

PVC yang tertutup sempurna. Memiliki tinggi selutut supaya lebih tinggi daripada

bagian bawah gaun. Berwarna terang agar kontaminasi dapat terdeteksi dengan

mudah. Sepatu boot tidak boleh dipergunakan kembali jika ada bagian yang rusak.

(Kemenkes RI, 2020)

8) Single-use Head Cap /pelindung kepala

Semua petugas kesehatan harus mengenakan penutup kepala yang

menutupi kepala dan leher, dimana penutup kepala disarankan agar terpisah dari

gaun, sehingga dapat dilepas secara terpisah.sambil memberikan perawatan klinis

bagi pasien dengan penyakit COVID19 untuk mencegah paparan virus.

Tujuan dari penutup kepala adalah untuk melindungi kulit kepala dan leher

serta rambut dari kontaminasi virus dan kemungkinan penularan tidak dikenal

berikutnya ke mukosa mata, hidung atau mulut. Rambut dan ekstensi rambut

harus pas di dalam penutup kepala. Spesifikasi dari penutup kepala :

1. Sekali pakai (single use)

2. Tahan cairan (fluid resistant)


41

3. Dapat disesuaikan dan tidak mudah bergerak setelah disesuaikan

(adjustable and immovable once adjusted)

4. Terdapat bagian terbuka (bagian wajah) yang tidak elastis. Selain

menutupi wajah, panjang bagian ini adalah mencapai bagian atas gaun

(facial opening constructed without elastic, reaching the upper part of the

gown or coverall). (Kemenkes RI, 2020)

9) Celemek (Apron)

Apron merupakan pelindung tubuh untuk melapisi luar gown yang terbuat

dari plastik yang berkualitas tinggi sehingga tahan terhadap klorin dalam

penyemprotan desinfektan. Dengan pemakian sekali pakai, manfaat apron untuk

Melindungi pengguna atau tenaga kesehatan terhadap penyebaran infeksi atau

penyakit. Frekuensi penggunaan : Sekali pakai (Single Use) atau dapat

dipergunakan kembali setelah dilakukan desinfeksi atau dekontaminasi. Kegunaan

untuk melindungi pengguna atau tenaga kesehatan terhadap penyebaran infeksi

atau penyakit. Material: 100% polyester dengan lapisan PVC, atau 100% PVC,

atau 100% karet, atau bahan tahan air lainnya. (Kemenkes RI, 2020)

II.4.6 Penggunaan Alat Pelindung Diri

Menurut Hakim et al (2021) tingkat perlindungan penggunaan APD

mempunyai tiga level dalam menggunakan APD dimasa pademi, antara lain :

1) APD level 1

Alat Pelindung Diri (APD) level 1 digunakan pada pelayanan triase, rawat

jalan non Covid-19, rawat inap non Covid-19, ruang poli umum dan kegiatan
42

yang tidak menimbulkan aerosol. APD level 1 terdiri dari penutup kepala, masker

bedah, baju scrub/pakaian jaga, sarung tangan lateks, pelindung wajah dan

pelindung kaki.

2) APD level 2

Digunakan pada pemeriksaan pasien dengan gejala infeksi pernapasan,

pengambilan spesimen non pernapasan yang tidak menimbulkan aerosol, ruang

perawatan pasien Covid-19, pemeriksaan pencitraan pada

suspek/probable/terkonfirmasi Covid-19. Terdiri dari penutup kepala, pelindung

mata dan wajah, masker bedah/N95, baju scrub/pakaian jaga, gown, sarung tangan

lateks dan pelindung kaki.

3) APD level 3

Digunakan pada prosedur dan tindakan operasi pada pasien ODP, PDP

atau terkonfirmasi Covid-19, kegiatan yang menimbulkan aerosol (intubasi,

ekstubasi, trakeotomi, resusitasi jantung paru, bronkoskopi, pemasangan NGT,

endoskopi gastrointestinal) pada pasien ODP, PDP atau terkonfirmasi Covid-19,

pemeriksaan gigi mulut, mata dan THT dan pengambilan sampel pernafasan

(swab nasofaring dan orofaring). Terdiri dari penutup kepala, pelindung mata dan

wajah (google dan face shield), masker N95 atau ekuivalen, baju scrub/pakaian

jaga, coverall/gown dan apron, sarung tangan bedah lateks, boots/sepatu karet

dengan pelindung sepatu.


43

II.5 Kerangka Teori

Menurut Demur (2016) faktor yang mempengaruhi motivasi kerja perawat

diantaranya : faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik. Dalam mencapai peningkatan

motivasi kerja yang tinggi terdapat faktor yang dapat mempengaruhi diantaranya

faktor instrinsik yaitu : prestasi kerja, pengakuan, pekerjaan, tanggung jawab dan

kemajuan. Untuk mencapai motivasi yang baik dalam malakukan kepatuhan

perawat dalam penggunaan alat pelindung diri, maka faktor yang mempengaruhi

motivasi harus di perhartikan. Variabel beban kerja dapat mempengaruhi

kepatuhan perawat dalam penggunaan alat pelindung diri. Faktor yang

mempengaruhi beban kerja perawat antara lain : Tuntutan Tugas, Usah,

Performasi, Pantient to nurse, Activity type, Time presure, Physical expendeture.

Kepatuhan perawat ini merupakan Suatu hal yang dilakukan oleh perawat dalam

melaksanakan perawatan, pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh perawat

lain, dokter atau tenaga kesehatan lainnya berkaitan dengan penggunaan APD saat

melakukan tindakan di ruangan Rumah Sakit Ciremai Tingkat III Kota Cirebon,

faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan perawat dalam penggunaan alat

pelindung diri ialah : Faktor individu meliputi : usia, jenis kelamin, pendidikan,

masa kerja, pengetahuan. Sedangkan faktor psikologi meliputi : sikap, motivasi,

dan persepsi.
44

Bagan 2.1 Kerangka teori

Faktor yang
mempengaruhi Beban Motivasi instrinsik antara
kerja perawat menurut lain :
Tawarka (2015) antara - Prestasi kerja
lain : - Pengakuan
- Tuntutan Tugas - Pekerjaan
- Usaha - Tanggung jawab
- Performasi - Kemajuan
Menurut Umansky & Motivasi Motivasi ekstrinsik antara
Rantanen (2016) faktor lain :
yang mempengaruhi Kerja
beban kerja yaitu : - Hubungan
interpersonal
- Pantient to nurse - Supervisi
- Activity type - Kebijakan
- Time presure Organisasi
- Physical Beban
- Kondisi Kerja
expendeture Kerja - Pendapatan/gaji
Demur 2016

Kepatuhan Perawat
Dalam Penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) di
Masa Pendemi Covid-19

Faktor-faktor yang
mempengaruhi kepatuhan
Perawat menurut
Wahyuni, 2021 :
1. Faktor Individu
- Usia
- Jenis kelamin
- Pendidikan
- Masa kerja
- Pengetahuan
2. Faktor Psikologi
- Sikap
- Motivasi
- Persepsi
BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN

HIPOTESIS

III.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan

antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu

dengan dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin di teliti. (Notoatmodjo,

2018)

Berdasarkan penelitian, peneliti membagi menjadi dua variabel

diantaranya : dua variabel bebas yaitu motivasi dan beban kerja dengan variabel

terikat yaitu kepatuhan perawat ruangan dalam penggunaan alat pelindung diri

(APD).

Adapun kerangka konsep penelitian yang dapat dijelaskan dalam kerangka

konsep adalah sebagai berikut :

Variabel Terikat
Variabel Bebas

Motivasi Instrinsik Kepatuhan Perawat dalam


penggunaan APD di masa
pendemi Covid-19
Variabel Bebas

Beban Kerja

45
46

Keterangan :

= Variabel yang diteliti

= Hubungan

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

III.2 Definisi Operasional

Menurut Badriah (2019) pengertian Definisi Operasional merupakan

kepentingan merumuskan variabel secara operasional didasarkan pada suatu

kenyataan bahwa variabel-variabel penelitian sebenarnya merupakan kumpulan

konsep mengenai fenomena yang diteliti. Maka rumusan yang bersifat konseptual,

maknanya masih abstrak, malah mungkin dapat bersifat menghamburkan

pemahaman yang dimaksud sebenarnya. Dengan demikian variabel yang masih

dalam tataran konsep teoritis belum dapat diukur. Untuk itu sangat diperlukan

suatu perumusan operasional terhadap variabel-variabel yang terlibat dalam

penelitian.
47

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Opersional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

Variabel Independent

1. Motivasi Kondisi dimana Lembar Membagikan Jadi kriteria Ordinal

Kerja seseorang perawat Kuesioner lembar obyektif :

Perawat ruangan dapat kuesioner Motivasi Tinggi :

Ruangan membangkitkan disetiap 60-80

semangat bekerja perawat Motivasi Sedang :

yang di pengaruhi ruangan rawat 40-59

oleh pimpinanan inap, dengan Motivasi

atau kepala ruangan jumlah soal Rendah : 20-39

di rumah sakit sebanyak 20 (Irwanto, 2010)

Ciremai pertanyaan.

2. Beban kerja Beban kerja sebagai Lembar Membagikan Jadi kriteria Ordinal

perawat sumber Kuesioner lembar Objektif :

ruangan ketidakpuasan kuesioner Beban kerja

disebabkan oleh disetiap berat : 31 – 50

kelebihan beban perawat Beban kerja

kerja perawat ruangan rawat sedang : 21 – 30

ruangan di rumah inap, dengan Beban kerja

sakit ciremai jumlah soal ringan : 10-20

sebanyak 10

pertanyaan.
48

Nursalam (2013)

Variabel Dependent

3. Kepatuhan Perilaku disiplinnya Lembar Membagikan Jadi kriteria Ordinal

Perawat seorang perawat Kuesioner lembar Objektif :

Ruangan dalam penggunaan kuesioner yang Patuh: bila nilai

dalam alat pelindung diri akan diisi oleh yang di dapat >

penggunaan APD sesuai dengan masing-masing 40 dari nilai skor

APD di tindakan perawat total 50

masa keperawatan yang ruangan rawat Kurang patuh:

pendemi dilakukan secara inap dengan bila nilai yang di

Covid-19 terus menerus jumlah 10 soal dapat < 40 dari

sesuai dengan petanyaan nilai skor total 50

resiko yang akan

ditimbulkan saat

melakukan tindakan

di ruangan Rumah

Sakit Tingkat III

Ciremai Kota

Cirebon

III.3 Hipotesis

Menurut Badriah (2019) pengertian Hipotesis ialah jawaban sementara

terhadap masalah penelitian yang kebenerannya harus diuji secara empiris.


49

Hipotesis adalah keterangan sementara dan hubungan fenomena-fenomena yang

kompleks. Jadi hipotesis dipenelitian ini adalah sebagai berikut :

Ha : Ada hubungan antara Motivasi Kerja perawat dengan Kepatuhan Perawat

ruangan dalam penggunaan alat pelindung diri (APD) di masa pendemi covid-19

di Rumah Sakit Tingkat III Ciremai Kota Cirebon.

Ha : Ada hubungan antara Beban Kerja dengan Kepatuhan Perawat ruangan

dalam penggunaan alat pelindung diri (APD) di masa pendemi Covid-19 di

Rumah Sakit Tingkat III Ciremai Kota Cirebon.


BAB IV

METODE PENELITIAN

IV.1 Jenis Rancangan Penelitian

Berdasarkan masalah yang diteliti maka metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode analitik kuantitatif. Penelitian kuantitatif digunakan

untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data

menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik,

dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2013).

Dengan metode kuantitatif akan diperoleh signifikan perbedaan kelompok atau

signifikan hubungan antar variabel yang diteliti (Badriah, 2019). Desain yang

digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional.

Berdasarkan masalah yang diteliti maka metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode analitik kuantitatif dengan pendekatan cross sectional

yang ditunjang oleh studi kepustakaan.

IV.2 Populasi dan Pengambilan Teknik Sampling

IV.2.1 Populasi

Populasi adalah sebagai kelompok subjek yang hendak dikenal

generalisasi hasil penelitian sebagai suatu populasi, kelompok subjek tersebut

harus memiliki ciri-ciri atau karakteristik yang membedakannya dari kelompok

subjek lain”. Populasi dalam penelitian ini adalah perawat ruangan di rumah sakit

50
51

tingkat III Ciremai. (Badriah, 2019) Jumlah populasi dari penelitian ini adalah

perawat ruangan di rumah sakit ciremai dengan jumlah orang.

Tabel 4.1 Data Populasi perawat pelaksana di masing-masing ruang

perawatan

No. Nama Ruangan Jumlah

1. Yudha 11
2. Kencana 11
3. Wira 12
4. Kartika 6
5. Puspa 12
7. Hesti 6
Total 58

IV.2.2 Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi, karena ia merupakan bagian dari

populasi tentulah ia memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasinya (Badriah,

2019). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik total sampling, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi

digunakan sebagai sampel Sugiyono (2013). Jadi, jumlah atau besar sampel pada

penelitian ini sebanyak 58 orang perawat ruangan.

IV.3 Variabel Penelitian

IV.3.1 Variabel Bebas (Independent)

Menurut Badriah (2019) variabel bebas adalah suatu variabel yang

variasinya mempengaruhi variabel lainnya. Variabel bebas dapat juga berarti

variabel yang pengaruhnya terhadap variabel lain ingin diketahui. Variabel bebas
52

dalam penelitian ini adalah Motivasi dan Beban Kerja perawat ruangan di Rumah

Sakit Tingkat III Ciremai Kota Cirebon.

IV.3.2 Variabel Terikat (Dependent)

Menurut Badriah (2019) menyebutkan bahwa variabel terikat adalah

variabel penelitian yang diukur untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh

variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kepatuhan perawat

ruangan dalam penggunaan alat pelindung diri (APD) di masa pendemi covid-19

di Rumah Sakit Tingkat III Ciremai Kota Cirebon.

IV.4 Instrumen Penelitian

Menurut Badriah (2019) Instrumen dapat diartikan sebagai alat

pengumpulan data yang telah baku atau alat pengumpulan data yang memiliki

standar validitas dan reliabilitas. Instrumen yang valid dan reliable, akan sangat

menentukan kualitas data yang dikumpulkan. Suatu instrumen selain memiliki

normal validitas dan reliabilitas, juga harus memiliki nilai objektivitas dan

prosedur baku untuk penggunaannya. Kuisioner merupakan suatu bentuk

instrumen pengumpul data yang sangat fleksibel, terperinci, lengkap, dan relatif

mudah digunakan.

Pada penelitian ini terdapat tiga jenis kuesioner yang digunakan yaitu

kuesioner Motivasi Kerja. Dalam kuesioner Motivasi Kerja perawat terdiri dari 20

pertanyaan mengenai Motivasi Kerja Perawat. Skor jawaban menggunakan skala

likert dimulai dari dari 4 = sangat setuju, 3 = setuju, 2 = Tidak Setuju 1 = Kurang

Setuju.
53

Instrumen kuesioner motivasi kerja peneliti mengadopsi dari peneliti

sebelumnya yang telah dilakukan uji validitas dan reabilitas dengan hasil uji

validitas kuesioner tentang motivasi kerja perawat diperoleh nilai r hitung 0,969

dengan r tabel 0,361. Hasil uji rehabilitas didapatkan r Alpha Chonbach yaitu

0,969.

Dalam kuesioner Beban Kerja perawat terdiri dari 10 pertanyaan mengenai

Beban Kerja Perawat. Skor jawaban menggunakan skala likert dimulai dari dari 5

= sangat setuju, 4 = setuju, 3 = Kurang Setuju, 2 = Tidak Setuju, 1 = Sangat

Tidak Setuju.

Instrumen kuesioner beban kerja peneliti mengadopsi dari peneliti

Nursalam (2013) yang telah dilakukan uji validitas dan uji realibilitas dengan

hasil uji validitas kuesioner tentang beban kerja perawat diperoleh nilai r hitung

0,939-0,996 dengan nilai r tabel 0,361. Hasil uji rehabilitas didapatkan r Alpha

Chonbach yaitu 0,797.

Sedangkan variabel Kepatuhan perawat ruangan dalam penggunaan APD

di masa pendemi covid 19 dalam kuesioner ini menggunakan lembar kuesioner

terdiri dari 10 pertanyaan tentang aspek APD. Jawaban yang disediakan dinilai

berdasarkan skala likert dimulai dari 5 = selalu, 4= sering, 3= kadang-kadang, 2 =

jarang, 1= tidak pernah.

Instrumen kuesioner Kepatuhan Perawat ruangan dalam penggunaan Alat

Pelindung Diri (APD) di masa pendemi covid-19 ini peneliti melakukan uji

validitas di rumah sakit lain, yang dilakukan pada tanggal 15 Februari 2022
54

sampai dengan tanggal 24 Februari 2022. Uji validitas dan uji realibilitas dengan

hasil uji validitas kuesioner tentang kepatuhan perawat ruangan diperoleh nilai r

hitung 0,760-0,857 dengan nilai r tabel 0,361. Hasil uji rehabilitas didapatkan r

Alpha Chonbach yaitu 0,939.

IV.4.1 Uji Validitas

Menurut Heriana (2019) menyebutkan bahwa validitas berasal dari kata

validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecematan suatu alat

ukur dalam mengukur suatu data. Untuk mengetahui validitas kuesioner dilakukan

dengan membandingkan nilai r tabel dengan nilai r hitung. Bila r hasil > r tabel

maka pertanyaan tersebut valid dan sebaliknya jika nilai r hasil < r tabel maka

pertanyaan tersebut tidak valid.

Untuk melakukan validitas suatu instrumen (dalam hal isi kuesioner)

dilakukan dengan cara melakukan korelasi antar skor masing-masing variabel

dengan skor totalnya. Teknik korelasi yang digunakan Korelasi Pearson Product

Momen ( r ) dengan rumus sebagai berikut :

N ( ΣXY )−(ΣXY )
r=
V [ NΣ X 2−( ΣX )2 ] [ NΣ Y 2− ( ΣY )2 ]

Keterangan :

N : Banyak subjek

X : Nilai rata-rata soal tes pertama perorangan

Y : Nilai rata-rata soal tes kedua perorangan


55

ΣX : Jumlah nilai X

Keterangan uji :

Bila r hitung lebih besar dari r tabel Ho ditolak, artinya variabel valid.

Bila r hitung lebih kecil dari r tabel Ho gagal ditolak, artinya variabel

tidak valid. (Cecep Heriana, 2020)

IV.4.2 Uji Realibilitas

Menurut Badriah (2019) menyebutkan bahwa Realibilitas berkaitan

dengan pengertian apakah alat ukur cukup akurat, stabil, atau konsisten dalam

mengukur apa yang akan diukur. Realibilitas berkaitan dengan tingkat

kepercayaan dari suatu macam instrumen sebagai alat ukur pengumpulan data.

Realibilitas harus terhindar dari sifat tendensius atau memihak kepentingan

peneliti.

Menurut Heriana (2019) realibilitas adalah suatu ukuran yang menunjukan

sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan dua kali atau lebih

terhadap gejala yang sama dengan alat ukur yang sama. Untuk mengetahui

realibilitas caranya adalah dengan membandingkan nilai r tabel dengan r hasil.

Dalam uji reliabilitas sebagai nilai r hasil adalah nilai Alpha (terletak di awal

output). Bila r Alpha > r tabel maka pertanyaan tersebut reliabel.

Menurut Badriah (2019) “menyatakan hasil penelitian dapat dipercaya

atau tidak tergantung pada akurasi dan kecematan data yang diperoleh dari tingkat

validasi dan reliabilitas instrumen sebagai alat ukur data tersebut”


56

IV.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data penelitian dapat dilakukan secara langsung dan

tidak langsung. Data yang dikumpulkan secara langsung disebut sebagai data

primer dan data yang dikumpulkan secara tidak langsung disebut data sekunder.

(Badriah, 2019)

IV.5.1 Sifat dan Sumber Data

Menurut sumbernya, data penelitian digolongkan sebagai data primer dan

data sekunder (Badriah, 2019)

1. Data Primer

Data primer atau data tangan pertama, yaitu data yang diperoleh langsung

dan subyek penelitian dengan mengenakan alat pengkuran atau alat pengambilan

data langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari. Data primer

adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh penelitian secara langsung dengan

menggunakan alat pengumpul data seperti angket, kuesioner, atau data hasil

pengamatan penelitian sendiri di lapangan (data hasil pemeriksaan atau observasi

ke lapangan tentang suatu fenomena). (Indarwati et al., 2019)

Data primer dalam penelitian ini dengan melakukan studi pendahuluan

yang diperoleh langsung dari responden di Rumah Sakit tingkat III Ciremai Kota

Cirebon dengan cara mengobservasi yang berisi aspek-aspek kepatuhan perawat

dalam penggunaan APD, membagikan kuesioner yang berisi pertanyaan-

pertanyaan terkait dengan masing-masing variabel yang akan diteliti.

2. Data Sekunder
57

Data sekunder atau data tangan kedua adalah data yang diperoleh lewat

pihak lain, tidak langsung oleh peneliti dari subyek penelitiannya. Data sekunder

biasanya berbentuk data dokumentasi atau data laporan yang tersedia (Badriah,

2019). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti data rumah

sakit, laporan, dan jurnal.

Data sekunder yang didapat dalam penelitian ini yaitu dari Rumah Sakit

dan jurnal laporan pusat data statistik berupa data jumlah kepatuhan perawat

dalam penggunaan APD di rumah sakit.

IV.5.2 Tata Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini mengunakan

metode kuisioner untuk mendapatkan data kuantitatif. Alat pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner yang terdiri

dari pertanyaan tentang mengenai motivasi dan beban kerja dengan kepatuhan

perawat ruangan penggunaan alat pelindung diri (APD) di masa pendemi covid-19

di rumah sakit Tingkat III Ciremai.

Langkah-langkah pengumpulan data yaitu:

a. Tahap Persiapan

Pada tahapan awal menyusun proposal penelitian, penelitian menentukan

masalah dan tempat penelitian terlebih dahulu, kemudian melakukan pendekatan

pada objek terkait, yaitu di rumah sakit Tingkat III Ciremai untuk melakukan

studi pendahuluan.
58

Tahap selanjutnya adalah menyusun proposal penelitian dilanjutkan

dengan seminar proposal penelitian, setelah itu peneliti mempersiapkan instrumen

penelitian.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, peneliti melakukan penelitian setalah

mendapatkan izin penelitian dari pihak institusi sebelum memberikan kuesioner,

peneliti melakukan informed consent kepada responden dan menjelaskan kepada

responden terlebih dahulu serta menjelaskan tujuan pelaksaan ini, apabila

responden setuju peneliti memberikan kuesioner untuk melakukan pengisisan

yang sebelumnya telah dijelaskan. Setalah itu peneliti melakukan pengolahan data

dan analisa data.

c. Tahap Pendokumentasian

Pada tahap akhir penelitian, peneliti melakukan penyusunan laporan hasil

penelitian, kemudian peneliti melakukan sidang skripsi untuk mempertanggung

jawabkan hasil penelitian dan hasil yang sebelumnya dinilai oleh dosen

pembimbing dan penguji.

IV.5.3 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan desember 2021


59

IV.6 Analisa Data

IV.6.1 Teknik Pengolahan Data

Menurut Badriah (2019) ”Makna pengolahan data penelitian yang telah

diperoleh dimaksudkan sebagai suatu cara mengorganisasikan data sedemikian

rupa agar data tersebut dapat dibaca dan dapat ditafsirkan”.

Data yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah data primer yaitu

data yang diperoleh dari jawaban perawat yang bekerja di Rumah Sakit tingkat III

Ciremai. Data yang dikumpulkan kemudian dilakukan pengolahan data, yaitu:

a. Editing

Pada tahap ini merupakan kegiatan untuk melakukan pengumpulan dan

pengecekan atau memeriksa data yang ada, lalu apakah sudah sesuai

dengan jumlah sampel dan apakah pengisian kuisioner yang dibagikan

sudah terisi dengan benar atau terdapat kekeliruan dalam mengisi

kuisioner tersebut.

b. Coding

Setelah dilakukan editing, selanjutnya penulis memberikan kode tertentu

pada tiap-tiap data sehingga memudahkan dalam melakukan analisa data.

c. Data entry

Data entry merupakan kegiatan memasukan data yang sudah didapat dan

dikumpulkan ke dalam tabel database computer, kemudian membuat

distribusi frekuensi sederhana atau membuat tabel.


60

d. Tabulation

Tabulation merupakan proses pembuatan tabel yang berisi susunan data

penelitian berdasarkan klasifikasi yang sistematik, sehingga lebih mudah

dianalisis, lalu dikelompokan dan dihitung kemudian ditulis dalam bentuk

tabel.

e. Cleaning

Apabila semua data hasil penelitian dari setiap sumber data atau responden

selesai dimasukan perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya

kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagianya, kemudian

dilakukan pembetulan atau koreksi.

IV.6.2 Analisa Data

a. Analisis Univariat

Menurut Notoatmodjo (2018) Analisis univariat yaitu menganalisa terhadap

setiap variable dari setiap hasil penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi

dan persentase dari setiap variabel.

Menurut Badriah (2019) analisis data dapat dilakukan secara univariat untuk

melihat tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya hasil analisis ini

menghasilkan distribusi dari persentase dari tiap variabel. Analisis penelitian ini

bertujuan untuk mendapatkan gambaran umum dengan cara mendeskripsikan

variabel yang digunakan dalam penelitian melalui distribusi frekuensi.

Analisis Univariat menggambarkan frekuensi dan seluruh variabel yang

diteliti yaitu hubungan motivasi dan beban kerja dengan kepatuhan perawat
61

ruangan dalam penggunaan alat pelindung diri (APD) di masa pendemi covid-19

di Rumah Sakit Tingkat III Ciremai. Untuk menghitung distribusi frekuensi

digunakan rumus sebagai berikut :

f
P= X 100 %
N

Keterangan = P : Jumlah presentase responden

f : Frekuensi jawaban responden

N : Jumlah total pertanyaan

b. Analisis Bivariat

Menurut (Badriah, 2019) analisis bivariat yaitu analisis yang dilakukan

terhadap dua variabel yang diduga berhubungan satu sama lain. Analisis ini

digunakan untuk melihat hubungan dari variabel bebas dan terikat, menggunakan

uji statistik Rank Spearman. Dalam korelasi Rank Spearman jenis data yang

dikolerasikan adalah data ordinal, serta data dari kedua variabel tidak harus

membentuk distribusi normal. Rumus rank spearman test adalah sebagai berikut:

6 ∑ bi 2
ρ=1− +…
n ( n −1 )
2

Keterangan : p = Koefisien korelasi

n = Banyaknya ukuran sampel

6 ∑ bi = Jumlah kuadrat dari selisih rank variabel x dengan variabel y


2

Jika p-value <α (0,05) maka keputusannya signifikan berarti ada hubungan.
62

IV.7 Etika penelitian

Menurut Hidayat (2009), Penelitian ini dilakukan dengan memperhatikan

prinsip – prinsip etika penelitian meliputi :

1. Informed Consent

Informed consent adalah bentuk persetujuan antar peneliti dan responden

dengan memberikan bantuan, penelitian menjamin hak – hak responden

dengan cara menjamin kerahasiaan identitas responden. Selain itu peneliti

memberikan penjelasan kepada responden tentang penelitian yang akan

dilakukan untuk mengetahui tujuan penelitian secara jelas.

2. Anonimity

Masalah etika keperawatan adalah masalah yang memungkinkan dalam

penggunaan subjek dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan

nama responden pada lembar pengukuran dan hanya menggunakan data

atau hasil penelitian yang disajikan. Responden tidak perlu mengisi

identitas (tidak mencantumkan nama responden) dengan tujuan untuk

menjaga kerahasiaan responden, tetapi peneliti menggunakan kode khusus

untuk masing – masing responden.

3. Confidentiality

Masalah ini merupakan etika dengan memberikan jaminan hasil penelitian

baik informasi maupun masalah – masalah lainnya. Kerahasiaan informasi

yang telah dikumpulkan dari responden yang dilakukan oleh peneliti, data
63

tersebut hanya akan disajikan atau diberitahukan pada pihak yang terkait

dalam penelitian.

4. Privacy

Identitas responden tidak diketahui oleh orang lain sehingga responden

dapat secara bebas menentukan jawaban.

IV.8 Lokasi, Waktu dan Jadwal Penelitian

IV.8.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Rumah Sakit tingkat III Ciremai

kota Cirebon tahun 2022.

IV.8.2 Jadwal Penelitian

Jadwal Terlampir
BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

V.1 Hasil Penelitian

Pada bab ini akan disajikan hasil dan pembahasan dari pengumpulan data

dengan kuesioner yang telah diisi oleh responden. Pengumpulan data dilakukan

dari tanggal 15 Maret – 23 Maret 2022 di ruangan rawat inap Rumah Sakit

Ciremai dengan jumlah responden sebanyak 58 orang perawat. Hasil penelitian

akan dijabarkan mulai dari data analisa univariat yang terdiri dari identitas

responden, motivasi kerja perawat, beban kerja perawat dan kepatuhan perawat

ruangan rawat inap, sedangkan analisis bivariat akan dijabarkan mengenai

hubungan antara motivasi dan beban kerja dengan kepatuhan perawat ruangan

rawat inap dalam penggunaan alat pelindung diri (APD) dimasa pendemi covid-19

di Rumah Sakit Tingkat III Ciremai Kota Cirebon Tahun 2022.

Dapat digambarkan dari karakteristik responden dari jumlah 58 responden

yang paling banyak berjenis kelamin perempuan yaitu 38 responden (65,5%),

responden berdasarkan umur 31-40 tahun yaitu 32 responden (55,2%), responden

berdasarkan Pendidikan terakhir D3 Keperawatan yaitu 35 responden (60,3%)

1. Analisis univariat

a. Karakteristik Responden

Dapat disimpulkan dari 58 responden yang paling banyak berjenis

kelamin perempuan yaitu 38 responden (65,5%), responden berdasarkan umur

64
65

31-40 tahun yaitu 32 responden (55,2%), responden berdasarkan Pendidikan

terakhir D3 Keperawatan yaitu 35 responden (60,3%)

b. Motivasi Kerja Perawat

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Motivasi Kerja Perawat di Rumah Sakit Tingkat III

Ciremai Kota Cirebon Tahun 2022

No. Motivasi Kerja Frekuensi (f) Presentase (%)

1. Tinggi 31 53,4

2. Sedang 27 46,6

Total 58 100

Sumber : Hasil Penelitian 2022

Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa dari 58 responden sebagian besar

yang memiliki Motivasi Kerja Tinggi, yaitu sebanyak 31 responden (53,4%).

c. Beban Kerja Perawat

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Beban Kerja Perawat Ruangan di Rumah Sakit

Tingkat III Ciremai Kota Cirebon Tahun 2022

No. Beban Kerja Frekuensi (f) Presentase (%)

1. Berat 27 46,6

2. Sedang 29 50,0

3. Ringan 2 3,4

Total 58 100

Sumber : Hasil Penelitian 2022


66

Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa dari 58 responden sebagian besar yang

memiliki beban kerja sedang, yaitu sebanyak 29 responden (50,0%)

d. Kepatuhan Perawat Ruangan

Tabel 5.4 Distribusi Frekeunsi Kepatuhan Perawat Ruangan di Rumah Sakit

Tingkat III Ciremai Kota Cirebon 2022

No Kepatuhan Perawat Frekuensi (f) Presentase (%)

1. Patuh 30 51,7

2. Kurang Patuh 28 48,3

Total 50 100

Sumber : Hasil Penelitian 2022

Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa dari 58 responden sebagian besar yang

memiliki sikap patuh, yaitu sebanyak 30 responden (51,7 %)

2. Analisis Biraviat

Hubungan antara Motivasi dan Beban Kerja dengan Kepatuhan Perawat

Ruangan dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di masa pendemi Covid-

19 di Rumah Sakit Tingkat III Ciremai Kota Cirebon Tahun 2022, disajikan

dalam tabel dibawah ini.


67

Tabel 5.5 Hubungan antara Motivasi Kerja dengan Kepatuhan Perawat Ruangan
dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di masa Pendemi Covid-
19 di Rumah Sakit Tingkat III Ciremai Kota Cirebon Tahun 2022

Motivasi Kerja Kepatuhan Perawat Total ρ Nilai


Ruangan Rawat Inap value rho
Patuh Kurang
Patuh
N % N % N % 0,037 0,274
Motivasi Tinggi 20 64,5 11 35,5 31 100
Motivasi Sedang 10 37,0 17 63,0 27 100
Total 30 51,7 28 48,3 58 100
Sumber : Data Primer 2022

Berdasarkan tabel 5.5 diatas menunjukkan dari 31 responden yang

memiliki motivasi kerja tinggi sebagian besar patuh sebanyak 20 responden

(64,5%) sementara responden yang memiliki motivasi kerja sedang sebagian

patuh sebanyak 10 responden (37,0%)

Berdasarkan analisis statistik Rank Spearman didapatkan nilai ρ-value =

0,037 (<0,05), sehingga dapat diputuskan bahwa Ha diterima artinya terdapat

hubungan antara motivasi kerja perawat dengan kepatuhan perawat dalam

penggunaan alat pelindung diri di Rumah Sakit Tingkat III Ciremai Kota Cirebon

2022, dan didapatkan nilai rho = 0,274 dengan kekuatan korelasi lemah, arah

korelasi positif artinya jika semakin tinggi motivasi perawat akan semakin

meningkat kepatuhan perawat ruangan dalam penggunaan alat pelindung diri

(APD).
68

Tabel 5.6 Hubungan antara Beban Kerja dengan Kepatuhan Perawat Ruangan
dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di masa Pendemi Covid-
19 di Rumah Sakit Tingkat III Ciremai Kota Cirebon Tahun 2022

Beban Kerja Kepatuhan Perawat Ruangan Total ρ Nilai


Rawat Inap value rho
Patuh Kurang Patuh
N % N % N % 0,025 -0,295
Beban Kerja Berat 10 37,0 17 63,0 27 100
Beban Kerja Sedang 18 62,1 11 37,9 29 100
Beban Kerja Ringan 2 100 0 0 2 100
Total 30 51,7 28 48,3 58 100
Sumber : Data Primer 2022
Berdasarkan tabel 5.6 diatas menunjukkan dari 27 responden yang

memiliki beban kerja berat sebagian besar patuh sebanyak 10 responden (37,0%),

sementara responden yang memiliki beban kerja sedang sebagian patuh sebanyak

18 responden (62,1%) dan responden yang memiliki beban kerja ringan sebagian

patuh sebanyak 2 responden (100%).

Berdasarkan analisis statistik Rank Spearman didapatkan nilai ρ-value =

0,025 (<0,05), sehingga dapat diputuskan bahwa Ha diterima artinya terdapat

hubungan yang bermakna antara beban kerja perawat dengan kepatuhan perawat

ruangan dalam penggunaan alat pelindung diri di Rumah Sakit Tingkat III

Ciremai Kota Cirebon 2022, dan didapatkan nilai rho = -0,295 dengan kekuatan

korelasi lemah, arah korelasi negative sehingga dapat dikatakan bahwa semakin

berat beban kerja yang dialami perawat maka akan menurunkan tingkat kepatuhan

perawat ruangan dalam penggunaan alat pelindung diri (APD).

V.2 Pembahasan

1. Gambaran Motivasi Kerja Perawat Ruangan Rawat Inap Rumah Sakit

Tingkat III Ciremai Kota Cirebon Tahun 2022.


69

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di ruangan rawat inap Rumah

Sakit Ciremai menunjukan bahwa perawat yang memiliki motivasi tinggi

dari 58 responden diperoleh 31 responden (53,4%) dengan motivasi tinggi.

Tingginya motivasi kerja perawat tersebut mencakup prestasi, pengakuan,

pekerjaan, tanggung jawab dan kemajuan. Berdasarkan hasil kuesioner yang

telah dibagikan kepada responden didapatkan hasil rata-rata responden

memiliki motivasi tinggi saat bekerja di rumah sakit tersebut.

Sedangkan responden yang memiliki motivasi sedang berjumlah 27

responden (46,6%). Penilaian motivasi kerja perawat yang tinggi didukung

dari hasil perhitungan tiap indikator motivasi kerja. Yang mendorong

motivasi kerja perawat yaitu pekerjaan, sebagian besar perawat ruangan

rawat inap rumah sakit ciremai memiliki tingkat pekerjaan dengan

kemampuan. Adanya pekerjaan dan kemampuan perawat yang menjadi

pendorong perawat memotivasi diri dan bersaing dalam hal melakukan

pekerjaan untuk memperoleh hasil yang maksimal.

Menurut Rani Fitriani (2018) motivasi kerja merupakan sesuatu yang

ada pada diri seseorang yang dapat mendorong, menggerakkan, dan

mengarahkan perilaku seseorang. Motivasi ada dalam diri manusia

terdorong karena adanya keinginan untuk hidup, keinginan untuk memiliki

sesuatu, keinginan akan kekuasaan, dan keinginan akan adanya pengakuan.

Motivasi dalam bekerja dipengaruhi oleh dua faktor meliputi motivasi

intrinsic yang berasal dari dalam, motivasi intrinsic berhubungan dengan


70

tingkat ambisi seseorang. Faktor ektrinsik yang berasal dari luar meliputi

lingkungan kerja dan kepemimpinan.

Menurut Hasibuan (2018), motivasi meruapakan kemampuan dasar

yang harus dimiliki oleh setiap perawat dan merupakan media yang cukup

efektif dalam membantu tindakan perawat maka motivasi merupakan bagian

terpenting yang harus dimiliki oleh setiap perawat. Tingginya motivasi

dipengaruhi oleh faktor interen perawat itu sendiri yakni Pendidikan dan

bekerja, karena tingginya motivasi perawat tersebut maka kemungkinan

perilaku perawat semakin baik.

Motivasi kerja merupakan faktor yang sangat penting bagi perawat

untuk menjalankan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab perawat,

tanpa adanya motivasi kerja pekerjaan tidak dapat berjalan dengan baik.

Oleh karena itu motivasi perawat tidak boleh diabaikan, selain itu motivasi

kerja sangat mempengaruhi perilaku perawat itu sendiri akan berdampak

juga pada sikap perawat terhadap pasien tidak maksimal.

Menurut asumsi peneliti, apabila perawat telah memiliki motivasi

tinggi karena perawat telah merasakan faktor intrinstik dan ekstrinsik telah

terpenuhi, contohnya seperti prestasi, pekerjaan dan pengakuan yang sesuai

dengan keinginan perawat serta kondisi lingkungan yang baik. Oleh karena

itu apabila seseorang perawat memiliki motivasi yang tinggi maka otomatis

perawat tersebut akan bekerja dengan baik, dan memiliki tanggung jawab

terhadap tugas yang telah diberikan, serta selalu berusaha untuk

mengahasilkan prestasi kerja.


71

2. Gambaran Beban Kerja Perawat Ruangan Rawat Inap Rumah Sakit

Tingkat III Ciremai Kota Cirebon Tahun 2022.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di ruangan rawat inap

rumah sakit ciremai menunjukan bahwa perawat yang mengalami beban

kerja sedang dari 58 responden diperoleh paling banyak yakni 29 responden

(50,0%), beban kerja berat dari 58 responden diperoleh yakni 27 responden

(46,6%), dan beban kerja ringan diperoleh paling sedikit yakni 2 responden

(3,4%).

Beban kerja perawat di ruangan rawat inap rumah sakit ciremai berupa

tindakan produktif berupa tindakan pemberian obat, perawatan infus,

perawatan luka, mendampingi visite dokter, dan melakukan

pendokokumentasian asuhan keperawatan. Hal ini dirasakan oleh perawat

ruangan rawat inap yang menunjukkan bahwa adanya beban kerja yang

tidak terlalu ringan dan tidak terlalu berat. Sistem pembagian shift

diruangan rawat inap rumah sakit ciremai terdiri 2 shift yaitu pagi dan sore.

Tindakan yang paling banyak dilakukan adalah shift pagi baik tindakan

mengantar pasien ke ruang operasi, pemberian obat dan lain-lain.

Everly dkk (dalam Astuti, 2019) mengatakan beban kerja merupakan

keadaaan dimana pekerja dihadapkan pada volume kerja atau tugas yang

harus diselesaikan pada waktu tertentu. Dengan kata lain dari beban kerja

adalah kombinasi dari beban kerja kuantitatif dan kualitatif. Beban kerja

kuantitatif adalah yaitu timbul karena tugas-tugas terlalu banyak atau

sedikit, sedangkan beban kerja kualitatif adalah jika pekerja merasa mampu
72

atau tidak mampu melakukan tugas secara terampil sesuai potensi dari

pekerja.

Menurut Hendianti dalam (Yunita Sari 2018) Beban kerja perawat

merupakan bagian dari pengembangan tenaga perawat yang dihitung

berdasarkan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk memberikan layanan

kepada pasien per hari. Beban kerja perawat dipengaruhi oleh kondisi pasien

yang selalu berubah, jumlah rata-rata jam perawatan yang dibutuhkan untuk

memberikan pelayanan langsung kepada pasien, serta banyaknya tugas

tambahan yang harus dikerjakan oleh waktu kerjanya.

Menurut asumsi peneliti, belum tercapainya kualitas pelayanan

keperawatan salah satunya disebabkan oleh beban kerja yang sedang

sehingga saat melakukan asuhan keperawatan belum terlakasana dengan

baik. Selain itu, beban kerja sedang juga dapat menyebabkan kelelahan yang

mengakibatkan menurunnya kualitas kerja perawat, bisa dilihat dari

hilangnya rasa empati dan respon perawat terhadap pasien. Hal yang

menjadi pertimbangan dalam beban kerja perawat adalah jumlah pasien

yang dirawat, kondisi ketergantungan pasien, frekuensi tindakan yang

dibutuhkan oleh pasien, jika banyaknya tugas tidak sebanding dengan

kemampuan fisik perawat ruangan rumah sakit tingkat III ciremai maka

beban kerja yang ditimbulkan akan semakin berat.

3. Gambaran Kepatuhan Perawat Ruangan dalam penggunaan Alat

Pelindung Diri (APD) Rumah Sakit Tingkat III Ciremai Kota Cirebon

Tahun 2022.
73

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di ruangan rawat inap Rumah

Sakit Ciremai menunjukkan bahwa sebagian besar perawat yang memiliki

kepatuhan patuh dalam penggunaan APD dari 58 responden diperoleh 30

responden (51,7%). Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh

peneliti didapatkan hasil bahwa sebagian besar perawat mematuhi

penggunaan APD saat melakukan tindakan.

Sedangkan responden yang memiliki kepatuhan kurang patuh dalam

penggunaan APD dari 58 responden diperoleh 28 responden (48,3%).

Alasan perawat yang tidak menggunakan APD lengkap dikarenakan

terbatasnya ketersediaan APD, sehingga masih terdapat perawat yang tidak

menggunakan APD lengkap saat melakukan tindakan kepada pasien,

alasannya lainnya ialah terburu-buru saat menggunakkan APD saat ingin

melakukan tindakan/kontak dengan pasien.

Menurut Dedeh Hamdiah & Ernawati 2021, kepatuhan perawat

merupakan suatu perilaku perawat terhadap suatu anjuran, prosedur atau

peraturan yang harus ditaati. Pada dasarnya kepatuhan perawat merupakan

bentuk perilaku dibidang kesehatan dalam upaya pencegahan dan

pengurangan adanya penyakit akibat kerja atau gangguan yang dapat

membahayakan kesehatan. (Notoatmojo, 2012) Alat pelindung diri (APD)

adalah salah satu bentuk metode efektif dalam mencegah penularan penyakit

akibat kerja.

Menurut Yunita, 2018 kepatuhan merupakan suatu perilaku manusia

yang taat terhadap aturan, perintah, proseduer, dan kedisiplinan. Perilaku


74

kepatuhan bersifat sementara karena hal ini akan bertahan selama ada

pengawasan, jika pengawasan hilang maka akan timbuk perilaku

ketidakpatuhan. Perawat dalam menggunakan APD dengan baik dibutuhkan

perilaku yang baik dan disiplin, untuk memperkuat perilaku perawat dalam

menggunakan APD dapat dipengaruhi oleh faktor predisposisi seperti sikap

dan motivasi.

Menurut asumi peneliti, responden yang mempunyai perilaku taat

terhadap aturan akan mencerminkan setiap tindakan perawatan yang sesuai

dengan SOP rumah sakit dalam menggunakan Alat Pelindung diri (APD).

Hendaknya masing-masing individu memiliki kesadaran atas keadaan yang

berbahaya saat melakukan tindakan kepada pasien. Kepatuhan penggunaan

APD memiliki peranan penting dalam menciptakan keselamatan dari

penyakit akibat kerja (PAK), perawat yang patuh terhadap penggunaan APD

memiliki kesadaran untuk melindungi dirinya terhadap penyakit akibat kerja

karena mereka mengerti resiko yang diterima jika mereka patuh atau tidak

mematuhi peraturan atau proseduer rumah sakit yang ada. Perawat yang

mematuhi penggunaan APD di rumah sakit ciremai akan selalu berperilaku

aman dalam menjalankan tindakan keperawatan, sehingga dapat mengurangi

jumlah kecelakaan akibat kerja. Sebaliknya, jika perawat rumah sakit

ciremai kurang mematuhi penggunaan APD selama tindakan keperawatan

maka resiko tertular penyakit.

4. Hubungan antara Motivasi Perawat dengan Kepatuhan Perawat

Ruangan dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di masa


75

pendemi Covid-19 di Rumah Sakit Tingkat III Ciremai Kota Cirebon

Tahun 2022

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan

menggunaakan Uji Correlation Spearmans Rank (Rho) didapatkan nilai ρ-

value = 0,037 (<0,05), sehingga dapat diputuskan bahwa Ha diterima artinya

terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi kerja perawat dengan

kepatuhan perawat dalam penggunaan alat pelindung diri di Rumah Sakit

Tingkat III Ciremai Kota Cirebon 2022, dan didapatkan nilai rho = 0,274

dengan kekuatan korelasi lemah, arah korelasi positif artinya jika semakin

tinggi motivasi perawat akan semakin meningkat kepatuhan perawat

ruangan dalam penggunaan Alat Pelindung Diri (APD).

Motivasi perawat merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki

oleh setiap perawat dan merupakan media yang cukup efektif dalam

membantu tindakan perawat, maka motivasi merupakan bagian penting dari

setiap perilaku perawat. (Wahyu Wijayanto, 2015) Motivasi dalam kategori

baik dimungkinkan dipengaruhi oleh beberapa faktor intern yakni

pendidikan dan pengalaman selama bekerja menjadi perawat.

Kesadaran perawat dalam melaksanakan tugasnya dipengaruhi oleh

motivasi. Motivasi mempunyai arti yang mendasar sebagai insiatif

penggerak perilaku seseorang secara optimal, karena motivasi merupakan

kekuatan sesorang individu yang melibatkan diri dalam kegiatan yang

berarah sasaran dalam bekerja. Ini bukan perasaan senang yang relative

terhadap hasil berbagai pekerjaan sebagaimana halnya kepuasan, tetapi lebih


76

merupakan perasaan sedia/rela bekerja untuk mencapai tujuan. Motivasi

perawat yang baik akan mempengaruhi pola piker seseorang dalam

melakukan tanggung jawab atas pekerjaannya. (Lina Herlina, 2018)

Kepatuhan perawat didefinisikan sebagai perilaku perawat sebagai

seorang yang professional terhadap suatu anjuran, prosedur atau peraturan

yang harus dilakukan atau ditaati. (Serdayamanti, 2016) Berarti patuh bisa

diartikan suka menuruti perintah, taat kepada perintah atau aturan dan

berdisiplin. Melihat tingginya resiko terhadapat gangguan Kesehatan

dirumah sakit maka perlu dilakukan upaya pencegahan kerjadian penyakit

atau trauma akibat lingkungan kerja dan faktor manusiannya. Salah satu di

antaranya adalah menggunakan APD. Alat Pelindung Diri (APD)

merupakan suatu alat yang dipakai untuk melindungi diri terhadap bahaya-

bahaya kecelakan kerja (perawat), dimana secara teknis dapat mengurangi

tingkat keparahan dari kecelakaan kerja yang terjadi pada perawat atau

pasien. Perawat bertanggung jawab menjaga keselamatan pasien selama

berada di rumah sakit melalui pencegahan kecelakaan, cidera, trauma, dan

penyebaran infeksi dalam melakukan tindakan keperawatan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Wahyu Wijayanto (2015) yang menyatakan ada hubungan antara

Motivasi Perawat dengan Perilaku Pemakian Alat Pelindung Diri (APD)

saat melakukan kemoterapi di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi nilai

p-value 0,003. Pada penelitian ini juga didapatkan hasil analisis arah

hubungan Motivasi Perawat dengan Perilaku Pemakaian Alat Pelindung


77

Diri (APD) yaitu postitif yang artinya searah sehingga dikatakan jika

responden memiliki motivasi tinggi maka akan baik pula perilaku dalam

pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)

Berdasarkan hasil penjelasan diatas, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa Motivasi Kerja Perawat berpengaruh terhahap Kepatuhan Perawat

dalam penggunaan APD. Jika perawat memiliki motivasi tinggi maka

kepatuhan perawat dalam menggunakan APD akan sangat patuh. Begitu

sebaliknya jika perawat memiliki motivasi kerja yang rendah maka

kepatuhan perawat dalam penggunaan APD juga akan kurang patuh. Semua

ini dilakukan agar perawat dapat terhindar dari bahaya, kecelakaan akibat

kerja dan penyakit akibat kerja.

5. Hubungan antara Beban Kerja dengan Kepatuhan Perawat Ruangan

dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di masa pendemi Covid-

19 di Rumah Sakit Tingkat III Ciremai Kota Cirebon Tahun 2022

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan

menggunaakan Uji Correlation Spearmans Rank (Rho) didapatkan nilai ρ-

value = 0,025 (<0,05), sehingga dapat diputuskan bahwa Ha diterima artinya

terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja perawat dengan

kepatuhan perawat dalam penggunaan alat pelindung diri di Rumah Sakit

Tingkat III Ciremai Kota Cirebon 2022, dan didapatkan nilai rho = -0,295

dengan kekuatan korelasi lemah, arah korelasi negatif artinya jika semakin

berat beban kerja perawat akan semakin menurunkan tingkat kepatuhan

perawat ruangan dalam penggunaan Alat Pelindung Diri (APD).


78

Beban kerja perawat adalah seluruh kegiatan atau aktivitas yang

dilakukan oleh seorang perawat selama bertugas di suatu unit pelayanan

keperawatan (Putri Mastini, 2013). Vanchapo, 2020 mengartikan beban

kerja perawat menjadi volume kerja perawat pada suatu rumah sakit.

Sementara volume kerjanya yakni waktu diperlukan perawat agar memberi

pelayanan kepada pasien setiap harinya. Workload (beban kerja) bisa

disebut patient days yang mengarah pada pemeriksaan dan prosedur pada

pasien saat dokter melaksanakan visite. Beban kerja juga dapat didefinisikan

sebagai jumlah waktu keperawatan termasuk langsung atau tidak langsung

atas pelayanan yang dibutuhkan oleh pasien dan jumkah perawat yang

diperlukan agar pelayanan itu tersedia.

Kepatuhan perawat didefinisikan sebagai perilaku perawat sebagai

seorang yang professional terhadap suatu anjuran, prosedur atau peraturan

yang harus dilakukan atau ditaati. (Serdayamanti, 2016) Berarti patuh bisa

diartikan suka menuruti perintah, taat kepada perintah atau aturan dan

berdisiplin. Melihat tingginya resiko terhadapat gangguan Kesehatan

dirumah sakit maka perlu dilakukan upaya pencegahan kerjadian penyakit

atau trauma akibat lingkungan kerja dan faktor manusiannya. Salah satu di

antaranya adalah menggunakan APD. Alat Pelindung Diri (APD)

merupakan suatu alat yang dipakai untuk melindungi diri terhadap bahaya-

bahaya kecelakan kerja (perawat), dimana secara teknis dapat mengurangi

tingkat keparahan dari kecelakaan kerja yang terjadi pada perawat atau

pasien. Perawat bertanggung jawab menjaga keselamatan pasien selama


79

berada di rumah sakit melalui pencegahan kecelakaan, cidera, trauma, dan

penyebaran infeksi dalam melakukan tindakan keperawatan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Salma (2018) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara beban

kerja dengan kepatuhan pengguaan APD dengan nilai p-value 0,055. Pada

penelitian ini juga didapatkan hasil analisis arah hubungan beban kerja

dengan kepatuhan penggunaan APD yaitu positif yang artinya searah

sehingga dapat dikatakan jika responden yang merasakan beban kerja ringan

maka akan mematuhi penggunaan APD

Berdasarkan hasil penjelasan diatas, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa Beban Kerja Perawat berpengaruh terhadap Kepatuhan Perawat

dalam penggunan APD. Jika perawat merasakan beban kerja berat maka

akan menurunkan kepatuhan perawat dalam penggunaan APD. Jika perawat

memiliki beban kerja ringan maka kepatuhan perawat dalam penggunaan

APD akan sangat patuh. Dengan demikian beban kerja yang ditanggung

oleh perawat tergantung pada tugas perawat dalam suatu unit pelayanan

keperawatan. Beban kerja yang berlebihan akan berpengaruh terhadap

produktifitas tenaga kesehatan dan berpengaruh terhadap rumah sakit.

V.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian mengenai Hubungan Antara Motivasi dan Beban Kerja dengan

Kepatuhan Perawat Ruangan dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di

masa pandemic Covid-19 di Rumah Sakit Tingkat III Ciremai Kota Cirebon,

memiliki keterbatas penelitian :


80

1. Keterbatasan waktu penelitian, karena responden tidak datang secara

bersamaan sehingga peneliti harus menyesuaikan shift responden untuk

mengisi kuesioner dan dapat menyulitkan proses pengambilan data.

2. Keterbatasan penelitian ini pada saat mengelola data karna terjadi kendala

di laptop peneliti, sehingga menyebabkan penyusunan penelitian skripsi ini

membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikannya.

3. Keterbatasan selanjutnya yaitu pengukuran penelitian hanya dilakukan

satu kali pengamatan, Peneliti tidak melakukan penelitian ulang karena

desain yang digunakan peneliti adalah cross sectional.


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

VI.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan kepada 58 responden di ruangan

rawat inap Rumah Sakit Tingkat III Ciremai Kota Cirebon tahun 2022, maka

kesimpulan dalam penelitian ini, yaitu :

a. Sebagian besar responden yang memiliki motivasi tinggi, yaitu sebanyak

31 responden (53,4%).

b. Sebagian besar responden yang merasakan beban kerja sedang, yaitu

sebanyak 29 responden (50,0%)

c. Sebagian besar responden yang patuh terhadap penggunaan Alat Pelindung

Diri (APD), yaitu sebanyak 30 responden (51,7 %)

d. Terdapat hubungan yang signifikan antara Motivasi Kerja Perawat dengan

Kepatuhan Perawat Ruangan dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri

(APD) di masa pendemi Covid-19 di Rumah Sakit Tk.III Ciremai Kota

Cirebon dengan nilai ρ-value 0,037 dan nilai rho 0,274 dengan arah

hubungan positif.

e. Terdapat hubungan yang signifikan antara Beban Kerja Perawat dengan

Kepatuhan Perawat Ruangan dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri

(APD) di Masa Pendemi Covid-19 di Rumah Sakit Tk.III Ciremai Kota

81
82

Cirebon dengan nilai ρ-value 0,025 dan nilai rho -0,295 dengan arah

hubungan negative.

VI.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disajikan maka ada beberapa saran

yang dapat disampaikan kepada pihak yang terkait, yaitu :

VI.2.1 Bagi Rumah Sakit


Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan pihak Rumah Sakit Tk.

III Ciremai untuk selalu memberikan dorongan motivasi kerja kepada

seluruh perawat ruangan, agar perawat dapat mematuhi penggunaan APD

sesuai prosedur yang belaku di Rumah Sakit. Pihak Rumah Sakit Tk.III

Ciremai agar lebih memperhartikan beban kerja perawat ruangan dalam

memberikan pelayanan Kesehatan terhadap pasien agar sebanding dengan

kondisi beban kerja dan jumlah pasien yang berada di ruangan RS Tk.III

Ciremai.

VI.2.2 Bagi Perawat


Kepada pihak perawat sebaiknya saat melakukan tindakan

keperawatan harus mengikuti prosedur penggunaan APD yang telah

ditentukan dan lebih disiplin.

VI.2.3 Bagi Program Studi Keperawatan


Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan referensi

kepustakaan Stikes Kuningan dan dapat disajikan sebagai sumber

informasi bagi prodi keperawatan apabila ada peneliti lain yang akan
83

membahas lebih lanjut mengenai motivasi, beban kerja, dan kepatuhan

perawat dalam penggunaan APD.

VI.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya


Dapat dijadikan penelitian lanjutan dengan menggunakan metode

yang berbeda, sehingga dapat melengkapi hasil penelitian yang telah ada

serta melakukan perbaikan dan penambahan pernyataan pada kuesioner

yang telah digunakan, sehingga responden lebih memahami dan menjawab

dengan tepat sesuai yang diharapkan.


DAFTAR PUSTAKA

Agung wahyudi, Ir. muhammad kholil, & Hadi pranoto. (2019). SISTEM DAN

MENEJEMEN K3. Mitra Wacana Media.

Andika, R. B. W. dan R. A. (2019). Pengaruh Motivasi Kerja dan Persaingan

Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Melalui Kepuasan Kerja sebagai

Variabel Intervening Pada Pegawai Universitas Pembangunan Panca Budi

Medan. Jurnal Manajemen Tools, 11(1), 1689–1699.

Badriah. (2019). Metodologi Peneletian Ilmu-ilmu Kesehatan. Multazam.

Bowling, N. A., & Kirkendall, C. (2012). Workload: A Review of Causes,

Consequences, and Potential Intervention.Contemporary Occupational

Health Psycology : Global Perspectives on Research and Practice. 2. Global

Perspectives on Research and Practice.

Cecep Heriana. (2020). manajemen pengolahan data kesehatan (Nurul Fala). PT

Refika Aditama.

Chrecencya Nirmalarumsari. (2021). HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN,

SIKAP, DAN KEDISIPLINAN PERAWAT DENGAN PENGGUNAAN APD

DI MASA PANDEMI COVID-19 DI PUSKESMAS WARA SELATAN KOTA

PALOPO. 8(1), 21–30.

Cucu, Nuraeni, H., & Muryani, A. (2019). Analisis Beban Kerja Perawat di

Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Gigi Mulut Universitas Padjadjaran Tahun

84
85

2018. Jurnal Sains Dan Kesehatan, 4(4), 164–172.

file:///C:/Users/Dell/Downloads/22983-66039-1-PB (1).pdf

Dedeh Hamdiah, & Ernawati Umar. (2021). Kepatuhan Perawat dalam

Pencegahan Penularan Infeksi Covid-19 Nurse Compliance in Prevention of

The Transmission of Covid-19 Infection. Faletehan Health Journal, 8(2),

109–114.

Demur. (2016). HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN MOTIVASI DENGAN

PERILAKU CARING PERAWAT RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT

ISLAM IBNU SINA BUKIT TINGGI YARSI SUMATRA BARAT.

Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan. (2020). Petunjuk Teknis Alat Pelindunng

Diri (APD). Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri APD, April, 1–3.

Ernawati, N., & Nurlelawati, E. (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Dengan Pelaksanaan Di RSIA Permata Sarana Husada Periode Februari

2015. Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, 3(1), 12–18.

Hakim, L., Muh. Khidri, & Baharuddin, A. (2021). Faktor Yang Berhubungan

Dengan Kepatuhan Tenaga Kesehatan Menggunakan Alat Pelindung Diri

( Apd ) Di Era Pendemik Covid 19 Pada Puskesmas Makkasau Makassar

Tahun 2020. Journal of Muslim Community Health (JMCH), Vol.2(1), 133–

142.

hamali, & arif yusuf. (2018). Pedoman Manajemen Sumber Daya Manusia.

Heriana, C. (2019). Manajemen Pengolahan Data Kesehatan. Refika Aditama.


86

Hidayat, I. (2017). Hubungan Motivasi dan Beban Kerja Perawat Pelaksanaan

Dengan Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Pelamonia

Makassar. Departemen Administrasi Kebijakan Kesehatan. Fakultas

Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanuddin Makassar.

Hidayat, R. (2009). Ilmu Perilaku Manusia Pengantar Psikologi Untuk Tenaga

Kesehatan. Trans Info Media.

Indarwati, Maryatun, Purwaningsih, W., Andriyani, A., & Siswawanto. (2019).

Penerapan Metode Penelitian dalam Praktik Keperawatan Komunitas

Lengkap dengan Contoh Proposal. CV. Indotama Solo.

Kasumastuti, R., Hayati, R., Agustina, N., Masyarakat, K., & Masyarakat, F. K.

(2020). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PETUGAS

KESEHATAN DI RSUD MUARA TEWEH TAHUN 2020.

Kemenkes RI. (2020). Standar Alat Pelindung Diri (APD). Archipel, 13(1), 15–

20. https://farmalkes.kemkes.go.id/unduh/standar-alat-pelindung-diri-apd-

dalam-manajemen-penanganan-covid-19/

Martyastuti, N. E., Isrofah, I., & Janah, K. (2019). Hubungan Beban Kerja

Dengan Tingkat Stres Perawat Ruang Intensive Care Unit dan Instalasi

Gawat Darurat. Jurnal Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan, 2(1),

9. https://doi.org/10.32584/jkmk.v2i1.266

NATALIA, S., YULIANTI, MASTER SAMSON RIO, & YULIANTI

WULANDARI. (2020). HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN


87

KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENERAPAN SURGICAL SAFETY

CHECKLIST DI KAMAR OPERASI RUMAH SAKITAWAL BROS BATAM

TAHUN 2020. 1, 105–112.

Notoatmodjo. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.

Nursalam. (2016). Menejemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktif

Keperawatan Profesinal. Salemba Medika.

Radne Rimba Putri, I., & Maria Rosa, E. (2016). Analisis Motivasi Kerja Perawat

di Ruang Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II. Jurnal

Ners Dan Kebidanan Indonesia, 3(2), 82.

https://doi.org/10.21927/jnki.2015.3(2).82-90

Rahmawati, L., & Febriyanto, K. (2020). Hubungan Motivasi dengan Kepatuhan

Penggunaan APD pada Pekerja di PT.Galangan Anugerah Wijaya Berjaya

Samarinda. Borneo Student Research, 2(1), 459–464.

Rori, J. M., Bongakaraeng, & Pandean, M. M. (2018). Perilaku Tenaga Kesehatan

Dengan Kepatuhan Menggunakan Alat Pelindung Diri Sesuai Standart

Operating Procedure Di Ruang Rawat Inap RSUD Maria Walanda Maramis

Minahasa Utara. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 8, 27–33.

Safaat, H., & Husnaini. (2019). Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan

Kebutuhan Tenaga Perawat Di Instalasi Rawat Inap Rsud Batara Guru

Kabupaten Luwu. Jurnal Fenomena Kesehatan, 02(01), 165–187.

Salawangi, G. E., Kolibu, F. K., & Wowor, R. (2018). Jurnal KESMAS, Vol. 7
88

No. 5, 2018. Hubungan Motivasi Kerja Dengan Kinerja Perawat Di Instalasi

Rawat Inap Rsud Liun Kendage Tahuna Kabupaten Sangihe, 7(5).

Setiawan, B., Vanda, D., Doda, D., & Kristanto, E. (2020). Evaluasi Implementasi

Sistem Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di Rumah Sakit.

Journal of Public Health and Community Medicine, 1(4), 104–110.

Sri Deviyanti. (2021). EVALUASI KEPATUHAN PERAWAT TERHADAP

PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) SELAMA PANDEMI

COVID-19 DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH DADI. 4(1), 6.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R&D. Alfabeta.

Suprapto. (2019). kepatuhan Perawat Dalam Menggunakan Alat Pelindung Diri

Dasar APD (Handscoon Dan Masker) Diruangan UGD RSUD Pangkep.

Kepatuhan Perawat Dalam Menggunakan Alat Pelindung Diri Dasar APD

(Handscoon Dan Masker) Diruangan UGD RSUD Pangkep, 930–939.

Tawarka. (2015). Ergonomi Industri Dasar-dasar Pengetahuan Ergonomi Dan

Aplikasi di Tempat Kerja. Harapan Press.

Theopilus, Y., Yogasara, T., Theresia, C., & Octavia, J. R. (2020). Analisis Risiko

Produk Alat Pelindung Diri (APD) Pencegah Penularan COVID-19 untuk

Pekerja Informal di Indonesia. Jurnal Rekayasa Sistem Industri, 9(2), 115–

134. https://doi.org/10.26593/jrsi.v9i2.4002.115-134

Umansky, J., & Rantanen, E. (2016). Workload in nursing. New York:

Proceedings of the Human Factors and Ergonomics Society.


89

Wahyuni, U., amin, Fikrotun, C., Yani, I., & Andhini, C. S. D. (2021).

Pengetahuan dan Kepatuhan Perawat Terhadap Kewaspadaan Universal

Sebagai Upaya Pencegahan Infeksi Nosokomial. Jurnal Keperawatan, 9(2),

178–182. infeksi nosokomial, perawat, kewaspadaan universal, keselamatan

pasien

Yuni Pundar, Maria Getrida Simon, & Angela Muryanti Gatum. (2019). Analisis

faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan perawatmelakukan hand

hygiene sesuai SPO diruang Kelimutu dan Cempaka RSUDProf.DR.W.Z.

Johannes Kupang. CHMK Nursing Scientific Journal volume 3 nomor 2

September 2019. CHMK Nursing Scientific Journal, 3(2).


LAMPIRAN

90
Lampiran 1

JADWAL PENELITIAN

2021/2022
NO. KEGIATAN Oktober Nopember Desember Januari Februari Maret April Mei KETERANGAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembuatan Buku Panduan 11 Okober-10 Nov 2021
2 Penyerahan Outline 24-30 November 2021
3 Rapat Pembimbing Skripsi 22-Nov-21
4 Bimbingan proposal 24 Nov 2021 -3 Jan 2022
5 Seminar proposal Gel.1 3-28 Januari 2022
6 Seminar proposal Gel.2 2-19 Februari 2022
7 Penulisan Skripsi 2 Feb-18 Maret 2022
8 Sidang skripsi gel.1 18 Maret-8 April 2022
9 Sidang skripsi gel.2 11-29 April 2022
10 Rapat Persiapan Yudisium 9-13 Mei 2022
11 Yudisium 16-20 Mei 2022

Pengumpulan berkas skripsi dan


12
manuskrip 16-31 Mei 2022

91
Lampiran 2

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth:
Bapak/Ibu
Di Tempat

Dengan hormat,
Yang bertandatangan di bawah ini Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Kuningan Program Studi S1 Keperawatan :
Nama : Farika Sari
NIM : CKR0180203
Dengan ini bermaksud mengajukan permohonan untuk melakukan
penelitian dengan judul “Hubungan Antara Motivasi dan Beban Kerja dengan
Kepatuhan Perawat Ruangan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di Masa
Pendemi Covid-19 di Rumah Sakit Tingkat III Ciremai Kota Cirebon Tahun
2021”.
Saya mohon kesedian bapak/ibu untuk menjadi responden dalam
penelitian yang akan saya lakukan. Kerahasiaan data pribadi bapak/ibu akan
sangat saya jaga dan informasi yang saya dapatkan akan saya gunakan untuk
kepentingan penelitian.
Atas perhatian dan kerjasama bapak/ibu untuk menjadi responden, saya
ucapakan terimakasih.

Cirebon, Januari 2022


Hormat saya

Farika Sari

92
93

Lampiran 3
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Pendidikan :

Setelah mendapatkan penjelasan, saya menyatakan bersedia dengan

sukarela menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh Farika Sari dengan

judul penelitian “Hubungan Antara Motivasi dan Beban Kerja dengan Kepatuhan

Perawat Ruangan Dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Di Masa

Pendemi Covid-19 Di Rumah Sakit Tingkat III Ciremai Kota Cirebon Tahun

2022”. Demikian surat pernyataan ini saya setujui tanpa adanya paksaan dari

pihak manapun.

Cirebon, Januari 2022

Responden
94

Lampiran 4
KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN BEBAN KERJA DENGAN


KEPATUHAN PERAWAT RUANGAN DALAM PENGGUNAAN
ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI MASA PENDEMI
COVID 19 DI RUMAH SAKIT TINGKAT III
CIREMAI KOTA CIREBON
TAHUN 2022

1. Motivasi Kerja

Petunjuk pengisian :

1. Mohon bantuan dan ketersediaan Bapak/Ibu/Saudara (i) untuk menjawab


semua pertanyaan yang ada.
2. Beri tanda centang (√) pada jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya di rasakan, dengan alternatif jawaban :
1) Kurang Setuju (KS) : Pernyataan tersebut tidak sesuai dengan kondisi
yang dialami perawat selama ini.
2) Tidak Setuju (TS) : Pernyataan tersebut sama sekali tidak sesuai
dengan kondisi yang dialami oleh perawat saat ini.
3) Setuju (S) : pernyataan tersebut sesuai dengan kondisi yang dialami
oleh perawat saat ini.
4) Sangat Setuju (SS) : Pernyataan tersebut sangat sesuai dengan kondisi
yang dialami perawat saat ini.
3. Sebelum mengumpulkan kuesioner dimohon memeriksa kembali
jawabannya dan dimohon untuk TIDAK mengosongkan jawaban pada
setiap pernyataan.

No. PERTANYAAN JAWABAN


KS TS S SS
Prestasi
95

1. Mendahulukan kepentingan klien menyebabkan saya merasa lebih


berpestasi dalam tugas dibanding dengan orang lain?
2. Mengerjarakan cara memenuhi kebutuhan diri klien secara mandiri
sesuai masalah, menimbulkan rasa lebih puas atas pekerjaan
perawat?
3. Menyediakan waktu bagi klien untuk mengekspresikan perasaan
menyebabkan saya sebagai perawat lebih dibutuhkan?
Pengakuan
4. Menunjukkan sikap penuh kesabaran, tulus dan ikhlas dalam
memberikan pertolongan menyebabkan pekerjaan saya sebagai
perawat lebih mulia?
5. Membantu pemenuhan kebutuhan klien sesuai dengan kemampuan
dengan selalu menghargai, menjaga privasi klien menimbulkan
saya lebih puas atas pekerjaan perawat ?
6. Memberikan informasi yang benar kepada klien sehingga klien
dapat mengambil keputusan dengan tepat menyebabkan perawat
menjadi lebih bangga dengan pekerjaan perawat ?
7. Mendorong klien untuk melakukan hal-hal yang bersifat
positif/bermanfaat selama sakit menyebabkan pekerjaan saya
sebagai perawat lebih dapat di terima?
Pekerjaan
8. Memanggil nama klien dengan nama panggilan yang
menyenangkan klien, menyebabkan umpan balik yang baik bagi
pekerjaan perawat ?
9. Mendengarkan serta memperhatikan keluhan maupun kebutuhan
klien yang bersifat unik mendorong keuletan saya sebagai perawat
profesional ?
10. Berbicara dengan sopan agar klien mengungkapkan perasaan
positif maupun negatif mendukung saya untuk kreatif
dibandingkan orang lain ?
11. Memberikan penjelasan secara rasional ketika klien
mengungkapkan keluhan penyakit dan cara mengatasinya
menyebabkan klien lebih mudah menerima anjuran saya?
12. Bersikap hangat dan terbuka menyebabkan saya mampu
berhubungan lebih baik dengan klien?
13. Mengenalkan diri pada saat kontak awal dengan klien,
memberikan kontrak waktu menimbulkan kepercayaan pasien
akan tugas saya sebagai perawat lebih dibutuhkan?
Tanggung Jawab
14. Menjelaskan tentang kondisi serta memberikan motivasi kepada
klien sehingga klien tidak putus harapan menyebabkan pekerjaan
saya sebagai perawat lebih profesional?
96

15. Selalu siap membantu klien sesuai dengan keluhan, kebutuhan


klien mendukung pekerjaan sebagai perawat lebih diperhatikan
orang lain?
16. Menjelaskan kondisi klien, memberi harapan yang realistis serta
memberikan motivasi kepada klien dengan sikap hormat dan sabar
menyebabkan saya sebagai tempat bertanya bagi perawat lain?
17. Peka terhadap perasaan klien, berkomunikasi kepada klien
menyebabkan saya mampu berhubugan lebih baik dengan klien?
Kemajuan
18. Menghargai pendapat, keputusan walaupun bertentangan dengan
pendapat anda menyebabkan perkerjaan sebagai perawat yang
lebih mantang?
19. Menjelaskan tentang kondisi klien dengan lengkap sehingga
keterampilan ilmu saya sebagai perawat profesional ?
20. Memberikn pejelasan peran serta pasien lebih baik atas program
yang perawat rencanakan?

Tika Sari Ayu, 2018


97

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN BEBAN KERJA DENGAN


KEPATUHAN PERAWAT RUANGAN DALAM PENGGUNAAN
ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI MASA PENDEMI
COVID 19 DI RUMAH SAKIT TINGKAT III
CIREMAI KOTA CIREBON
TAHUN 2022
2. Beban Kerja

Petunjuk pengisian :

1. Mohon bantuan dan ketersediaan Bapak/Ibu/Saudara (i) untuk menjawab


semua pertanyaan yang ada.
2. Beri tanda centang (√) pada jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya di rasakan, dengan alternatif jawaban :
1) Sangat Setuju : (SS)
2) Setuju : (S)
3) Ragu-ragu : (RR)
4) Tidak Setuju : (TS)
5) Sangat Tidak Setuju : (STS)
3. Sebelum mengumpulkan kuesioner dimohon memeriksa kembali jawabannya
dan dimohon untuk TIDAK mengosongkan jawaban pada setiap pernyataan.

No Pernyataan Skala Pilihan


1 SS S RR TS STS
1. Pekerjaan yang diberikan kepada perawat melebihi porsi yang
sebenernya, sehingga membuat perawat kelabakan dalam
menyalani pasien.
2. Perawat melakukan kontak langsung dengan pasien secara
terus menerus
3. Ketika menghadapi banyak tuntutan dari pasien atau keluarga
pasien, perawat akan menahan diri untuk tidak emosi
98

4. Pekerjaan yang diberikan tidak sesuai dengan kemampuan dan


keterampilan perawat.
5. Volume pekerjaan yang banyak sehingga membuat perawat
membutuhkan waktu extra untuk menyelesaikan bahkan harus
lembur
6. Pekerjaan yang ada membuat perawat harus bekerja secepat
mungkin dan merasa terpacu dalam waktu
7. Jadwal dan waktu bekerja perawat sudah sesuai dengan aturan
yang ada
8. Dalam menyelesaikan pekerjaan dan melayani pasien,
dibutuhkan tim kerja yang solid yang mampu bekerjasama
dengan baik
9. Di hadapkan segala fasilitas sarana dan prasarana rumah sakit
harus lengkap dengan peralatan canggih sehingga
memudahkan perawat dalam menangani pasien.
10. Menunjang keterampilan dan pengetahuan perawat

Nursalam, 2013
99

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN BEBAN KERJA DENGAN


KEPATUHAN PERAWAT RUANGAN DALAM PENGGUNAAN
ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI MASA PENDEMI
COVID 19 DI RUMAH SAKIT TINGKAT III
CIREMAI KOTA CIREBON
TAHUN 2022

3. Kepatuhan Perawat

Petunjuk pengisian :

1. Mohon bantuan dan ketersediaan Bapak/Ibu/Saudara (i) untuk menjawab


semua pertanyaan yang ada.
2. Beri tanda centang (√) pada jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya di rasakan, dengan alternatif jawaban :
1) Tidak Pernah : (TDP)
2) Jarang : (JRG)
3) Kadang-kadang : (KKD)
4) Sering : (SRG)
5) Selalu : (SLL)
3. Sebelum mengumpulkan kuesioner dimohon memeriksa kembali
jawabannya dan dimohon untuk TIDAK mengosongkan jawaban pada
setiap pernyataan

No. Pernyataan TDP JR KKD SR SLL


G G
1. Mencuci tangan 5 langkah sebelum melakukan
tindakan keperawatan
2. Mencuci tangan 5 langkah sesudah melakukan
tindakan keperawatan
3. Memakai handscoon (sarung tangan) setiap
melakukan tindakan keperawatan yang kontak
100

dengan tubuh pasien


4. Memakai masker bedah/N95 setiap melakukan
tindakan keperawatan
5. Memakai gown setiap melakukan tindakan
keperawatan yang beresiko terkena cipratan cairan
tubuh pasien ke badan perawat.
6. Mengganti Handscoon (sarung tangan) setiap
melakukan tindakan keperawatan pada pasien yang
berbeda.
7. Mengganti masker maksimal setiap 4 jam sekali

8. Membuangan Alat Pelindung Diri (APD) yang


telah digunakan pada tempat plastik berwarna
kuning.
9. Memakai face shiled ketika melakukan tindakan
keperawatan
10. Membuang limbah jarum bekas dan benda tajam ke
safety box
101

Lampiran 5

Standarisasi APD di Rumah Sakit Tingkat III Ciremai Kota


Cirebon
102

Lampiran 6

Surat Balasan Rumah Sakit Ciremai


103

Lampiran 7

Surat izin Penelitian


104

Lampiran 8

Surat izin Uji Validitas


105

Lampiran 9

Kartu Bimbingan
106

Lampiran 10

TABULASI DATA

1. Karakteristik Responden
Keterangan :

1. Jenis Kelamin
a. Laki-laki =1
b. Perempuan =2
2. Usia
a. 20 - 30 tahun = 1
b. 31 - 40 Tahun = 2
c. 41 - 50 Tahun = 3
3. Pendidikan Terakhir
a. D3 =1
b. S1 =2
c. NERS = 3
No Nama Jenis Usia Pendidikan
Kelamin
1. Ny. F 2 1 1
2. Ny. E 2 2 1
3. Ny. A 2 1 1
4. Ny. D 2 2 2
5. Tn. S 1 3 1
6. Ny. A 2 2 1
7. Ny. S 2 1 3
8. Ny.F 2 3 1
9. Ny.S 2 1 2
10. Ny. E 2 1 1
11. Tn. D 1 2 1
12. Tn. T 1 2 1
13. Ny. L 2 1 3
14. Ny. N 2 2 1
15. NY. I 2 2 1
16. Ny. E 2 2 1
17. Tn. Y 1 2 1
18. Ny. I 2 1 1
19. Ny. H 2 2 1
107

20. Tn. S 1 2 2
21. Ny. A 2 2 3
22. Ny. E 2 1 3
23. Ny. O 2 1 1
24. Ny. S 2 2 3
25. Tn. S 1 3 1
26. Ny. E 2 2 1
27. Ny. I 2 2 3
28. Tn. A 1 2 3
29. Ny. N 2 1 1
30. Tn. I 1 3 3
31. Ny. R 2 1 1
32. Ny. P 2 2 3
33. Tn. T 1 2 3
34. Tn. A 1 3 3
35. Tn. D 1 3 1
36. Tn. T 1 1 1
37. Ny. H 2 3 1
38. Tn. H 1 3 1
39. Tn. E 1 3 3
40. Ny. D 2 2 1
41. TN. U 1 2 3
42. Ny. F 2 2 1
43. Tn. A 1 2 1
44. Ny. A 2 2 3
45. Ny. R 2 1 3
46. Ny. P 2 2 1
47. Ny. M 2 2 3
48. Ny. P 2 2 3
49. Ny. N 2 1 1
50. Tn. W 1 2 1
51. Ny. Y 2 2 1
52. Ny. R 2 1 1
53. Tn. W 1 3 3
54. Ny. N 2 2 1
55. Tn. G 1 3 1
56. Tn. I 1 2 1
57. Ny. J 2 2 2
58. Ny. A 2 2 3
2. Motivasi Kerja Perawat

Nama P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 TOTAL Kriteria
Ny. F 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 4 59 SEDANG
Ny. E 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 69 TINGGI
Ny. A 2 4 2 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 62 TINGGI
Ny. D 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 67 TINGGI
Tn. S 3 2 3 4 1 3 3 4 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 2 3 59 SEDANG
Ny. A 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 67 TINGGI
Ny. S 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 68 TINGGI
Ny.F 3 2 2 3 3 3 1 3 3 3 4 1 3 4 3 3 4 3 2 2 55 SEDANG
Ny.S 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 62 TINGGI
Ny. E 1 1 2 3 4 4 3 2 4 2 4 3 4 2 4 3 3 4 4 3 60 TINGGI
Tn. D 2 4 2 4 2 3 3 4 2 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3 3 58 SEDANG
Tn. T 4 2 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 4 4 4 4 4 4 64 TINGGI
Ny. L 2 4 4 3 2 1 4 2 4 2 2 1 2 2 3 4 1 4 2 1 50 SEDANG
Ny. N 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 68 TINGGI
NY. I 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 2 4 4 2 3 4 61 TINGGI
Ny. E 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 60 TINGGI
Tn. Y 3 3 1 4 2 1 3 1 1 1 2 1 3 2 1 2 1 2 3 4 41 SEDANG
Ny. I 2 3 3 1 3 2 3 3 2 3 3 3 1 3 3 2 3 2 3 1 49 SEDANG
Ny. H 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 69 TINGGI
Tn. S 2 4 4 4 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 1 2 4 3 2 3 60 TINGGI
Ny. A 1 4 4 2 4 3 3 4 1 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 2 56 SEDANG
Ny. E 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 67 TINGGI
Ny. O 2 3 3 3 3 3 3 3 1 4 4 1 3 4 2 3 3 3 2 4 57 SEDANG

108
109

Ny. S 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 68 TINGGI
Tn. S 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 53 SEDANG
Ny. E 1 2 4 3 3 4 3 3 4 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 59 SEDANG
Ny. I 3 4 4 3 3 4 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 59 SEDANG
Tn. A 1 3 2 3 2 4 2 3 3 4 2 2 1 2 1 3 1 4 2 3 48 SEDANG
Ny. N 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 1 3 3 3 3 4 64 TINGGI
Tn. I 2 2 2 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 58 SEDANG
Ny. R 2 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 1 1 4 4 3 3 64 TINGGI
Ny. P 2 3 4 3 3 2 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 66 TINGGI
Tn. T 1 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 4 3 4 4 3 4 2 3 62 TINGGI
Tn. A 3 3 4 4 4 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 2 2 59 SEDANG
Tn. D 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 59 SEDANG
Tn. T 3 2 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 65 TINGGI
Ny. H 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 64 TINGGI
Tn. H 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 51 SEDANG
Tn.E 2 2 2 3 1 3 1 2 3 1 3 3 1 3 2 4 1 1 2 1 41 SEDANG
Ny. D 1 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 55 SEDANG
TN. U 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 2 67 TINGGI
Ny. F 2 1 3 2 2 2 1 3 3 2 1 4 3 2 3 2 4 2 2 4 48 SEDANG
Tn. A 2 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 1 3 3 4 4 3 64 TINGGI
Ny. A 4 2 3 1 3 3 3 4 2 4 3 4 4 1 2 4 3 3 3 2 58 SEDANG
Ny. R 3 4 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 1 3 4 3 3 3 57 SEDANG
Ny. P 2 1 1 1 2 3 3 3 1 1 2 3 1 1 3 3 1 4 2 2 40 SEDANG
Ny. M 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 61 TINGGI
Ny. P 2 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 1 3 3 3 3 3 64 TINGGI
Ny. N 2 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 2 2 4 1 2 1 3 2 2 55 SEDANG
Tn. W 2 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 67 TINGGI
110

Ny. Y 2 2 1 3 2 2 3 1 1 3 3 3 1 3 3 1 1 4 2 4 45 SEDANG
Ny. R 2 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 1 1 4 4 3 3 63 TINGGI
Tn. W 2 4 2 4 1 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 57 SEDANG
Ny. N 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 1 3 4 3 3 3 3 62 TINGGI
Tn. G 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 67 TINGGI
Tn. I 2 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 1 3 1 4 4 3 4 3 2 57 SEDANG
Ny. J 2 4 4 4 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 1 2 4 3 2 3 60 TINGGI
Ny. A 4 1 4 4 4 3 3 1 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 59 SEDANG

3. Beban Kerja Perawat


Nama P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Total Kriteria
Ny. F 1 4 1 1 1 3 3 3 4 2 23 SEDANG
Ny. E 2 3 1 5 3 2 3 4 3 3 29 SEDANG
Ny. A 2 4 4 4 2 2 4 5 4 4 35 BERAT
Ny. D 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 20 RINGAN
Tn. S 3 4 5 1 4 4 5 5 4 4 39 BERAT
Ny. A 2 3 3 4 4 4 5 4 4 5 38 BERAT
Ny. S 1 1 2 3 2 3 3 2 3 4 24 SEDANG
Ny.F 2 4 1 1 4 1 1 1 4 4 23 SEDANG
Ny.S 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 29 SEDANG
Ny. E 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 32 BERAT
Tn. D 3 4 1 4 2 4 1 4 5 4 32 BERAT
Tn. T 1 3 2 2 4 2 1 1 2 3 21 SEDANG
Ny. L 2 3 4 2 3 4 3 5 4 3 33 BERAT
Ny. N 2 4 4 2 2 2 2 3 5 4 30 SEDANG
111

NY. I 4 4 5 3 4 4 3 5 4 5 41 BERAT
Ny. E 2 3 2 3 4 2 3 2 4 4 29 SEDANG
Tn. Y 4 3 5 2 2 4 5 3 5 3 36 BERAT
Ny. I 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 31 BERAT
Ny. H 4 1 5 2 1 5 3 1 5 2 29 SEDANG
Tn. S 1 2 5 1 1 5 4 5 3 3 30 SEDANG
Ny. A 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 34 BERAT
Ny. E 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 34 BERAT
Ny. O 4 1 5 1 3 1 5 1 4 5 30 SEDANG
Ny. S 4 3 5 2 2 3 2 4 2 3 30 SEDANG
Tn. S 2 2 4 2 3 3 4 3 4 3 30 SEDANG
Ny. E 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 36 BERAT
Ny. I 1 4 4 1 2 1 1 5 4 5 28 SEDANG
Tn. A 4 3 4 4 3 4 4 4 4 5 39 BERAT
Ny. N 1 4 1 4 3 3 1 4 3 5 29 SEDANG
Tn. I 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 BERAT
Ny. R 1 1 1 3 1 5 5 5 1 5 28 SEDANG
Ny. P 2 4 5 1 1 1 5 2 5 4 30 SEDANG
Tn. T 4 3 5 2 2 4 4 4 4 4 36 BERAT
Tn. A 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 33 BERAT
Tn. D 2 2 3 3 2 2 2 3 3 4 26 SEDANG
Tn. T 2 1 5 1 4 1 3 4 4 3 28 SEDANG
Ny. H 1 2 2 3 2 1 1 4 3 2 21 SEDANG
Tn. H 2 2 4 2 3 4 2 4 2 4 29 SEDANG
Tn.E 4 2 1 1 3 3 5 5 3 5 32 BERAT
Ny. D 1 3 2 2 2 2 1 3 1 3 20 RINGAN
TN. U 2 4 2 1 2 3 1 1 5 2 23 SEDANG
112

Ny. F 4 4 4 4 3 2 4 5 4 4 38 BERAT
Tn. A 4 4 4 4 3 2 4 4 4 5 38 BERAT
Ny. A 4 1 4 2 2 4 4 1 4 1 27 SEDANG
Ny. R 1 4 2 3 4 2 4 2 2 5 29 SEDANG
Ny. P 1 1 4 2 3 4 3 4 4 5 31 BERAT
Ny. M 4 3 5 2 2 4 4 4 4 4 36 BERAT
Ny. P 4 4 4 2 2 3 3 3 3 3 31 BERAT
Ny. N 2 3 1 2 5 4 1 4 4 4 30 SEDANG
Tn. W 2 4 5 2 5 5 4 4 4 2 37 BERAT
Ny. Y 1 5 4 2 5 5 5 5 4 1 37 BERAT
Ny. R 1 4 5 3 1 1 2 1 1 5 24 SEDANG
Tn. W 4 4 4 2 3 4 5 4 4 4 38 BERAT
Ny. N 3 3 4 3 3 4 2 4 2 2 30 SEDANG
Tn. G 3 4 2 2 3 3 2 2 4 5 30 SEDANG
Tn. I 4 3 4 2 4 4 4 2 5 4 36 BERAT
Ny. J 2 5 1 1 4 3 4 3 4 4 31 BERAT
Ny. A 2 1 2 2 2 1 2 3 3 3 21 SEDANG

4. Kepatuhan Perawat Ruangan dalam Penggunaan APD

Nama P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Total kriteria


113

Ny. F 3 4 2 5 5 3 3 5 1 5 36 KURANG PATUH


Ny. E 5 5 5 5 5 3 3 3 3 5 42 PATUH
Ny. A 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 46 PATUH
Ny. D 3 5 5 5 5 3 3 5 3 3 40 PATUH
Tn. S 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 46 PATUH
Ny. A 5 3 5 5 3 3 3 5 1 5 38 KURANG PATUH
Ny. S 5 5 5 5 5 5 3 5 3 5 46 PATUH
Ny.F 3 4 4 4 5 5 4 5 3 4 41 PATUH
Ny.S 3 5 5 5 3 3 3 5 3 5 40 PATUH
Ny. E 5 5 5 5 5 5 3 5 3 5 46 PATUH
Tn. D 5 3 5 5 5 5 5 3 3 5 44 PATUH
Tn. T 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 48 PATUH
Ny. L 3 3 5 2 4 4 3 5 4 5 38 KURANG PATUH
Ny. N 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 49 PATUH
NY. I 3 4 5 2 5 5 3 5 4 5 41 PATUH
Ny. E 3 4 5 2 5 5 3 5 4 5 41 PATUH
Tn. Y 5 5 5 5 5 5 3 5 3 5 46 PATUH
Ny. I 3 3 5 2 4 5 3 5 4 5 39 KURANG PATUH
Ny. H 3 5 5 5 3 3 3 5 3 5 40 PATUH
Tn. S 5 5 3 2 4 5 2 4 2 5 37 KURANG PATUH
Ny. A 3 4 4 4 5 5 4 5 3 4 41 PATUH
Ny. E 3 3 5 2 4 5 3 5 4 5 39 KURANG PATUH
Ny. O 3 5 5 5 3 3 3 5 3 5 40 PATUH
Ny. S 5 5 5 5 5 3 3 5 1 5 42 PATUH
Tn. S 3 4 5 1 1 5 3 5 2 5 34 KURANG PATUH
Ny. E 5 3 5 5 5 5 3 5 2 4 42 PATUH
114

Ny. I 3 5 5 5 3 2 2 5 1 5 36 KURANG PATUH


Tn. A 3 4 5 5 3 2 1 5 1 5 34 KURANG PATUH
Ny. N 3 5 5 5 3 3 1 5 1 5 36 KURANG PATUH
Tn. I 2 3 5 5 3 3 1 5 3 5 35 KURANG PATUH
Ny. R 5 5 5 5 3 3 3 5 3 5 42 PATUH
Ny. P 3 5 5 5 5 5 3 3 3 5 42 PATUH
Tn. T 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 48 PATUH
Tn. A 5 5 5 5 5 3 2 2 3 4 39 KURANG PATUH
Tn. D 5 5 5 4 5 5 5 5 3 4 46 PATUH
Tn. T 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 48 PATUH
Ny. H 5 5 5 5 3 3 3 4 3 5 41 PATUH
Tn. H 3 4 5 1 1 5 3 5 2 5 34 KURANG PATUH
Tn.E 3 4 5 5 3 3 1 5 1 4 34 KURANG PATUH
Ny. D 5 5 5 5 3 3 4 5 5 5 45 PATUH
TN. U 3 4 5 5 5 5 1 5 1 5 39 KURANG PATUH
Ny. F 3 4 5 5 5 3 3 5 2 5 40 PATUH
Tn. A 3 5 5 5 3 4 3 5 1 5 39 KURANG PATUH
Ny. A 3 5 5 5 3 3 3 5 1 5 38 KURANG PATUH
Ny. R 2 4 5 5 3 2 1 5 4 5 36 KURANG PATUH
Ny. P 3 5 4 2 3 2 3 4 1 1 28 KURANG PATUH
Ny. M 3 2 5 3 5 4 5 5 1 2 35 KURANG PATUH
Ny. P 3 5 5 5 2 3 3 5 1 5 37 KURANG PATUH
Ny. N 3 5 5 5 3 1 3 5 1 2 33 KURANG PATUH
Tn. W 3 5 5 5 3 1 1 5 2 5 35 KURANG PATUH
Ny. Y 2 5 5 5 3 2 1 5 1 2 31 KURANG PATUH
Ny. R 5 5 5 5 3 4 4 5 5 3 44 PATUH
115

Tn. W 2 4 5 5 3 2 3 4 1 2 31 KURANG PATUH


Ny. N 2 4 5 5 3 2 1 5 1 5 33 KURANG PATUH
Tn. G 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 46 PATUH
Tn. I 3 5 5 5 3 3 3 5 3 4 39 KURANG PATUH
Ny. J 5 5 3 2 4 5 2 4 2 1 33 KURANG PATUH
Ny. A 3 4 4 4 5 5 4 5 3 3 40 PATUH
HASIL UJI ANALISIS

Analisis Univariat
Jenis_Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Laki-Laki 20 34.5 34.5 34.5
Valid Perempuan 38 65.5 65.5 100.0
Total 58 100.0 100.0

Usia_Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
20-30 Tahun 15 25.9 25.9 25.9
31-40 Tahun 32 55.2 55.2 81.0
Valid 41-50 Tahun 11 19.0 19.0 100.0
Total 58 100.0 100.0

Pendidikan_Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
D3 35 60.3 60.3 60.3
S1 4 6.9 6.9 67.2
Valid NERS 19 32.8 32.8 100.0
Total 58 100.0 100.0
Statistics
Jenis_Kel Usia_Res Pendidika Motivasi_ Beban_K Kepatuha
amin ponden n_Respon Kerja_Per erja_Pera nPerawat
den awat wat
Valid 58 58 58 58 58 58
N Missi
0 0 0 0 0 0
ng

Frequency Table

Motivasi_Kerja_Perawat
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
motivasi tinggi 31 53.4 53.4 53.4
Valid motivasi sedang 27 46.6 46.6 100.0
Total 58 100.0 100.0

116
117

Beban_Kerja_Perawat
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
beban kerja berat 27 46.6 46.6 46.6
beban kerja sedang 29 50.0 50.0 96.6
Valid beban kerja ringan 2 3.4 3.4 100.0
Total 58 100.0 100.0

KepatuhanPerawat
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Patuh 30 51.7 51.7 51.7
Valid Kurang Patuh 28 48.3 48.3 100.0
Total 58 100.0 100.0

Analisis Bivariat

Motivasi_Kerja_Perawat * KepatuhanPerawat Crosstabulation


KepatuhanPerawat Total
Patuh Kurang
Patuh
Count 20 11 31
% within
64.5% 35.5% 100.0%
Motivasi_Kerja_Perawat
motivasi tinggi
% within
66.7% 39.3% 53.4%
KepatuhanPerawat
Motivasi_Kerja % of Total 34.5% 19.0% 53.4%
_Perawat Count 10 17 27
% within
37.0% 63.0% 100.0%
Motivasi_Kerja_Perawat
motivasi sedang
% within
33.3% 60.7% 46.6%
KepatuhanPerawat
% of Total 17.2% 29.3% 46.6%
Count 30 28 58
% within
51.7% 48.3% 100.0%
Motivasi_Kerja_Perawat
Total
% within
100.0% 100.0% 100.0%
KepatuhanPerawat
% of Total 51.7% 48.3% 100.0%

Correlations
118

Motivasi_Kerja_ KepatuhanPera
Perawat wat
Correlation Coefficient 1.000 .274*
Motivasi_Kerja_Perawat Sig. (2-tailed) . .037
N 58 58
Spearman's rho
Correlation Coefficient .274* 1.000
KepatuhanPerawat Sig. (2-tailed) .037 .
N 58 58
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Beban_Kerja_Perawat * KepatuhanPerawat Crosstabulation


KepatuhanPerawat Total
Patuh Kurang Patuh
Count 10 17 27
% within
beban kerja berat 37.0% 63.0% 100.0%
Beban_Kerja_Perawat
% within KepatuhanPerawat 33.3% 60.7% 46.6%
Count 18 11 29
Beban_Kerja_ % within
beban kerja sedang 62.1% 37.9% 100.0%
Perawat Beban_Kerja_Perawat
% within KepatuhanPerawat 60.0% 39.3% 50.0%
Count 2 0 2
% within
beban kerja ringan 100.0% 0.0% 100.0%
Beban_Kerja_Perawat
% within KepatuhanPerawat 6.7% 0.0% 3.4%
Count 30 28 58
% within
Total 51.7% 48.3% 100.0%
Beban_Kerja_Perawat
% within KepatuhanPerawat 100.0% 100.0% 100.0%

Correlations
Beban_Kerja_Pe KepatuhanPera
rawat wat
Correlation Coefficient 1.000 -.295*
Beban_Kerja_Perawat Sig. (2-tailed) . .025
N 58 58
Spearman's rho
Correlation Coefficient -.295* 1.000
KepatuhanPerawat Sig. (2-tailed) .025 .
N 58 58
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
119

HASIL UJI VALIDITAS DAN REALIABILITAS

Uji validitas kepatuhan perawat dalam penggunaan APD

No r tabel r Validitas
ite hitu
m ng
Per
ny
ata
an
1 0,361 0,76 Valid
0
2 0,361 0,82 Valid
6
3 0,361 0,70 Valid
8
4 0,361 0,80 Valid
6
5 0,361 0,83 Valid
1
6 0,361 0,85 Valid
7
7 0,361 0,84 Valid
1
8 0,361 0,85 Valid
5
9 0,361 0,84 Valid
9
10 0,361 0,89 Valid
4

Uji Realiabilitas variabel kepatuhan perawat dalam penggunaan APD

Cronbach’s Keterangan
Alpha
120

0,939 Reliabel

Anda mungkin juga menyukai