Anda di halaman 1dari 76

SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KINERJA


TENAGA PERAWAT PADA MASA PANDEMI COVID-19
DI PUSKESMAS KERONGKONG TAHUN 2022

DHOMANILLAH ALI HIDA


NIM: 113118005

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) HAMZAR
LOMBOK TIMUR
2022
SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KINERJA


TENAGA PERAWAT PADA MASA PANDEMI COVID-19
DI PUSKESMAS KERONGKONG TAHUN 2022

Skripsi ini Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) pada
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hamzar
Lombok Timur

OLEH :
DHOMANILLAH ALI HIDA
NIM.113118005

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) HAMZAR
LOMBOK TIMUR
2022

ii
PERSETUJUAN SKRIPSI

Skripsi Atas Nama Dhomanillah Ali Hida, NIM. 113118005 dengan judul
“Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kinerja Tenaga Perawat Pada
Masa Pandemi Covid-19 Di Puskesmas Kerongkong Tahun 2022”.

Telah memenuhi syarat dan disetujui


Pembimbing I Tanggal

Ns. Muh. Junaidi Sapwal, M.Kep


NIDN. 0820078703

Pembimbing II Tanggal

Ns. Apriani Susmita Sari, M.Kep


NIDN. 3425108602

Mengetahui
Program Studi Ilmu Keperawatan
Ketua

Ns. Sasteri Yuliyanti, M.Kep


NIDN. 0808068501

iii
PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi Atas Nama Dhomanillah Ali Hida, NIM. 113118005 Dengan Judul
“Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kinerja Tenaga Perawat Pada
Masa Pandemi COVID-19 Di Puskesmas Kerongkong” telah di pertahankan
didepan Tim Penguji pada tanggal……September 2022

TIM PENGUJI

No Nama Jabatan TandaTangan


1

1 Ns. Muh.Junaidi Sapwal, M. Kep Ketua


NIDN.0829058901

2 Ns.Apriani Susmita Sari, M.Kep Anggota I


NIDN. 0801049201

3 Ns.Nandang DD Khairari,MAN Anggota II


NIDN.
3 082810883

Mengetahui
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hamzar Program Studi Ilmu Keperawatan
Ketua, Ketua,

Drs. H. Muh. Nagib, M.Kes Ns. Sasteri Yuliyanti. M.Kep


NIDN. 9908002131 NIDN. 0808068501

iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Dengan ini peneliti menyatakan bahwa dalam laporan penelitian ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk penelitian lain atau untuk memperoleh

gelar kesarjanaan pada perguruan tinggi lain, dan sepanjang pengetahuan peneliti

juga tidak terdapat karya orang lain atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan

disebutkan dalam daftar pustaka.

Lombok Timur, September 2022

DHOMANILLAH ALI HIDA


(113118005)

v
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KINERJA
TENAGA PERAWAT PADA MASA PANDEMI COVID-19
DI PUSKESMAS KERONGKONG TAHUN 2022
Dhomanillah Ali Hida¹, Muh. Jumaidi Sapwal², Apriani Susmita Sari³

ABSTRAK

Latar Belakang : Dalam masa pandemi Covid-19 ini, tenaga kesehatan merasa
tertekan dan khawatir sehingga kecemasan meningkat dalam menjalankan tugas.
Salah satu hal yang dapat menyebabkan petugas kesehatan akan mengalami
peningkatan kecemasan adalah kurangnya produktivitas dalam bekerja. Data dari
Puskesmas Kerongkong tanggal 16 November 2021 pada 5 orang perawat yang
berkerja di Puskesmas Kerongkong, mereka mengungkapkan bahwa mereka
merasa cemas dikarnakan diwilayah kerja Puskesmas Kerongkong sudah ada yang
terkonfirmsi positif COVID-19 dan mereka khawatir apabila terkonfirmasi positif
COVID-19 karena akan mempengaruhi produktivitas nya dalam bekerja, tetapi
tenaga kesehatan di Puskesmas Kerongkong dituntut untuk tetap bekerja dengan
baik dengan memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku.
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu dengan
perilaku pencegahan kekambuhan ISPA pada balita di dusun Cepak Daya
Wilayah Kerja Puskesmas Aikmel.
Metode : Jenis penelitian ini adalah kuantitatif korelasional dengan desain cross
sectional, populasi sebesar 40 orang, pengambilan sampel menggunakan teknik
total sampling, analisa data menggunakan uji Spearman Rank.
Hasil : Berdasarkan uji statistik korelasi rank spearman hubungan tingkat
kecemasan dengan kinerja tenaga perawat pada masa pandemi Covid-19 nilai
signifikansi sebesar 0,01 < 0,05. yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan
demikian disimpulkan ada hubungan tingkat kecemasan dengan kinerja tenaga
perawat pada masa pandemi Covid-19 di Puskesmas Kerongkong.
Kesimpulan : Ada Hubungan tingkat kecemasan dengan kinerja tenaga perawat
pada masa pandemi Covid-19 di Puskesmas Kerongkong.

Kata Kunci : Kecemasan, Kinerja Perawat, Pandemi Covid-19.


Kepustakaan : 20 Buku, 19 Jurnal
Halaman : 57 Halaman

¹Mahasiswa Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hamzar


²Dosen, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hamzar
³Dosen, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hamzar

vi
RELATIONSHIP OF ANXIETY LEVEL WITH NURSE PERFORMANCE
DURING THE COVID-19 PANDEMIC IN KERONGKONG
PUSKESMAS IN 2022

Dhomanillah Ali Hida¹, Muh. Jumaidi Sapwal², Apriani Susmita Sari³

ABSTRACT

Background: During this Covid-19 pandemic, health workers feel pressured and
worried so that anxiety increases in carrying out their duties. One of the things
that can cause health workers to experience increased anxiety is the lack of
productivity at work. Data from the Kerongkong Health Center on November 16,
2021 on 5 nurses working at the Kerongkong Health Center, they revealed that
they felt anxious because in the working area of the Kerongkong Health Center
there were already confirmed positive COVID-19 and they were worried if
confirmed positive for COVID-19 because it would affect productivity at work, but
health workers at the Kerongkong Health Center are required to continue to work
well by observing the applicable health protocols.
Objective: To determine the relationship between the mother's level of knowledge
and attitudes with the behavior of preventing the recurrence of ARI in children
under five in the Cepak Daya hamlet, the Aikmel Health Center Work Area.
Methods: This type of research is quantitative correlation with cross sectional
design, population of 40 people, sampling using total sampling technique, data
analysis using Spearman Rank test.
Results: Based on the statistical test of the Spearman rank correlation, the
relationship between anxiety levels and the performance of nurses during the
Covid-19 pandemic has a significance value of 0.01 < 0.05. which means Ha is
accepted and Ho is rejected. Thus, it was concluded that there was a relationship
between the level of anxiety and the performance of nurses during the Covid-19
pandemic at the Kerongkong Health Center.
Conclusion: There is a relationship between anxiety levels and the performance
of nurses during the Covid-19 pandemic at the Kerongkong Health Center.

Keywords : Anxiety, Nurse Performance, Covid-19 Pandemic


Library : 20 Books, 19 Journals
Pages : 57 Pages

¹Nursing Student, Hamzar College of Health Sciences


²Lecturer, Hamzar College of Health Sciences
³Lecturer, Hamzar College of Health Sciences

vii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T yang telah memberikan

rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi yang

berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Perilaku

Pencegahan Kekambuhan Ispa Pada Balita Di Dusun Cepak Daya Wilayah

Kerja Puskesmas Aikmel”.

Penulis sangat menyadari bahwa dukungan baik materi maupun moril

sangatlah besar perannya dalam membantu peneliti dalam penyusunan Skripsi ini,

untuk itu perkenankan penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Drs. H. Muh. Nagib, M.Kes, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Hamzar Lombok Timur yang telah memberi kesempatan dan fasilitas kepada

penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan program studi S1 ilmu

keperawatan.

2. Ns. Sasteri Yuliyanti, M.Kep, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Jenjang S.1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hamzar Lombok Timur, yang

telah meluangkan waktu, tenaga dan memberi kesempatan serta dorongan

kepada penulis untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi S.1 Ilmu

Keperawatan.

3. Ns. Muh. Jumaidi Sapwal, M.Kep, selaku pembimbing 1 yang telah

memberikan motivasi, arahan dan keluangan waktu dalam penyelesaian skripsi

ini.

viii
4. Ns. Apriani Susmita Sari, M.Kep, selaku pembimbing 2 yang telah

memberikan motivasi, arahan dan keluangan waktu dalam penyelesaian skripsi

ini.

5. Ns. Nandang DD Khairai MAN, selaku dosen penguji yang telah memberikan

motivasi, arahan dan keluangan waktu dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Untuk Bapak, Ibu, Kakak dan Adik saya yang paling saya sayangi, serta semua

keluarga terimakasih atas do’a dan dukungan kepada saya sehingga saya tetap

tegar dala menyelesaikan skripsi ini.

7. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu menyemangati dan menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan Insya

Allah dicatat sebagai amal baik oleh Allah SWT. Demi kesempurnaan skripsi

ini, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak. Semoga proposal

skripsi ini bermanfaat sebagaimana mestinya.

Akhir kata, Wassalamualaikum Wr. Wb.

Lombok Timur, September 2022

Penulis

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL LUAR .................................................................... i


HALAMAN SAMPUL DALAM ................................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN........................... v
ABSTRAK................................................................................................... vi
ABSTRACT ................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ................................................................................. viii
DAFTAR ISI .............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6
E. Keaslian Penelitian ....................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) ............................ 9
B. Konsep Kecemasan ....................................................................... 12
C. Kosep Kinerja Perawat .................................................................. 19
D. Kerangka Konsep .......................................................................... 26
E. Hipotesis ....................................................................................... 27

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis dan Desain Penelitian ........................................................... 28
B. Populasi, Sampel, dan Tehnik Sampling ........................................ 28
C. Waktu dan Tempat Penelitian........................................................ 29
D. Definisi Operasional ..................................................................... 30
E. Instrumen Penelitian dan Metode Pengumpulan Data .................... 30
F. Pengolahan Data dan Analisa Data ............................................... 34
G. Etika Penelitian ............................................................................. 37
H. Alur Penelitian .............................................................................. 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian............................................................................. 39
B. Pembahasan .................................................................................. 43
C. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 50

x
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................. 52
B. Saran ............................................................................................ 52

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian........................................................................ 7


Tabel 3.1 Definisi Operasional ..................................................................... 30
Tabel 3.2 Uji Realibilitas Kuesioner Kinerja Perawat ................................... 33
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Pada
Tenaga Perawata Di Puskesmas Kerongkong Tahun 2022 ............. 40
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kecemasan Pada Masa Pndemi
Covid-19 ....................................................................................... 41
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kinerja Perawat Pada Masa
Pandemi Covid-19 ....................................................................... 41
Tabel 4.4 Analisa Hubungan Tingkat Kecemasan Tenaga Perawat Pada
Masa Pandemi Covid-19 Dengan Kinerja Perawat Di Puskesmas
Kerongkong .................................................................................. 42

xii
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Konsep ......................................................................... 26


Bagan 3.1 Alur Penelitian……………… ...................................................... 38

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Penelitian

Lampiran 2 Inform Consent

Lampiran 3 Instrumen Penelitian

Lampiran 4 Master Tabel

Lampiran 5 Analisis Univariat - Distribusi Frekuensi

Lampiran 6 Analisis Bivariat - Tabulasi Data dan Hasil Uji Spearman Rank

Lampiran 7 Lembar Konsultasi

Lampiran 8 Dokumentasi

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh tipe baru

coronavirus dengan gejala umum demam, kelemahan, batuk, kejang dan diare

(WHO, 2020; Repici dkk., 2020). Pada Desember 2019, sejumlah pasien

dengan pneumonia misterius dilaporkan untuk pertama kalinya di Wuhan, Cina

(Phelan, Katz, & Gostin, 2020). Virus ini telah dinamai sindrom pernapasan

akut parah corona virus 2 (SARS-CoV-2) dan dapat bergerak cepat dari manusia

ke manusia melalui kontak langsung (Li dkk., 2020; Rothe dkk., 2020).

World Health Organization (WHO) secara resmi menetapkan virus

corona (COVID-19) sebagai pandemi pada tanggal 11 Maret 2020. Artinya,

virus corona telah menyebar luas di dunia. (Kemenkes RI, 2020). Pandemi

adalah keadaan ketika terjadi masalah kesehatan (Umumnya penyakit), yang

frekuensinya dalam waktu singkat meningkat tinggi dan penyebarannya

telah mencakup wilayah luas. (Akbar, H, 2018).

Secara global tercatat ada 222 negara di dunia telah terinfeksi Virus

Corona atau yang disebut Coona Virus Dieases dengan jumlah terkonfirmasi

sebanyak 89.707.115 kasus dengan 1.940.352 kematian (CFR 2,2%) dan 183

negara menjadi Negara transmisi lokal termasuk Asia Tenggara dengan

jumlah terkonfirmasi 846.8 ribu kasus pada tanggal yang sama 12 Januari

2021 dan United States of America menjadi negara yang paling tinggi terdapat

kasus terkonfirmasi COVID-19 di dunia dan Indonesia menjadi Negara

tertinggi kasus COVID-19 di Asia Tenggara (WHO, 2020).

1
2

Pandemi Covid- 19 tidak hanya dirasakan oleh penduduk kota besar di

seluruh dunia, tetapi juga berdampak sampai wilayah pelosok. Salah satu

daerah yang terkena imbas dari adanya Covid-19 adalah Lombok Timur

Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dilaporkan sebanyak 3063 kasus covid 19,

3013 orang sembuh, dengan angka kematian 48 orang dan yang masih

diisolasi 2 orang. (Germas, 2021, https://corona.ntbprov.go.id/ diperoleh

tanggal 29 Oktober 2021).

Kejadian kasus COVID-19 terus bertambah dari hari ke hari sehingga

petugas kesehatan sebagai garis depan semakin tertekan karena meningkatnya

beban kerja, mengkhawatirkan kesehatan mereka, dan keluarga (Chen dkk.

2020). Petugas kesehatan yang terlibat dalam pengujian dan perawatan

individu dengan COVID-19 lebih rentan terhadap infeksi daripada masyarakat

umum serta lebih rentan untuk menyebarkan infeksi kepada orang yang

mereka cintai dan ini juga dapat mengakibatkan tekanan psikologis (Neto,

2020).

Jumlah kasus infeksi COVID-19 yang tinggi membutuhka n

penanganan medis yang cepat dan tepat untuk mengurangi risiko

bertambahnya korban jiwa akibat pandemi COVID-19. Penanganan medis

yang cepat dan tepat dapat didukung dengan ketersediaan farmasi, alat

kesehatan, dan tenaga kesehatan yang memadai di rumah sakit rujukan

COVID-19 selama masa pandemi COVID-19. Jumlah ketersediaan tenaga

kesehatan, farmasi, dan alat kesehatan yang terbatas untuk penanganan

COVID-19 di beberapa rumah sakit rujukan COVID-19 memberikan

tantangan yang berat bagi pihak manajeme n rumah sakit (Satgas Covid,
3

2020).

Hasil penelitian pada 34 rumah sakit di China, 1.257 petugas kesehatan

yang merawat pasien COVID-19 menderita gejala depresi sebesar 50%, cemas

45%, insomnia 34%, dan tekanan psikologis 71,5% (Lai et al., 2020).

Penelitian tentang “Dampak Psikologis Pandemi COVID-19 pada Tenaga

Kesehatan di Kota Pontianak didapatkan data prevalensi gejala kecemasan,

depresi, dan insomnia pada tenaga kesehatan selama pandemi COVID-

19 di Kota Pontianak adalah 57,6%, 52,1%, dan 47,9% (Hanggoro dkk, 2020).

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah pandemi COVID-19 berdampak pada

meningkatnya masalah psikologis (gangguan kecemasan, depresi dan

insomnia) pada petugas kesehatan.

Tenaga kesehatan khususnya perawat merupakan komponen utama

pemberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam rangka tercapainya

tujuan pembangunan kesehatan yang sesuai dengan tujuan nasional

sebagaimana yang telah diamanatkan oleh konstitusi selaku komponen utama

pemberi pelayanan kesehatan. Tentunya keberadaan dari peran dan tanggung

jawab tenaga kesehatan sangatlah penting dalam kegiatan pembangunan

kesehatan. Pelaksanaan dan pendayagunaan terhadap tenaga kesehatan

tersebut harus berjalan dengan baik, seimbang, teratur, terjaga mutunya, dan

terlindungi baik bagi tenaga kesehatan itu sendiri maupun bagi masyarakat

yang menerima pelayanan kesehatan (Hidayat, 2016)

Respon psikologis yang dialami oleh petugas kesehatan terhadap

pandemi penyakit menular semakin meningkat karena disebabkan oleh

perasaan cemas tentang kesehatan diri sendiri dan penyebaran dari keluarga.
4

Kejadian ini secara tidak langsung membuat tenaga kesehatan merasa tertekan

dan khawatir. Hasil penelitian (Lai dkk, 2020) menunjukan bahwa terdapat

50,4% responden memiliki gejala depresi dan 44,6% memiliki gejala

kecemasan karena perasaan tertekan. Menurut Mahraja (2019), tingkat

kecemasan dan depresi yang lebih tinggi yang terjadi pada petugas kesehatan

adalah karena interaksi mereka yang lama dengan pasien dan sifat pekerjaan

mereka. Hal tersebut dapat berdampak pada kinerja perawat itu sendiri.

Menurut Mangkunegara (2015) kinerja secara umum adalah hasilkerja

baik secara kualitas dan kuantitas sesuai tugas dan tanggungjawab yang

diberikan. Dalam hal ini secara khusus kinerja perawat merupakan

produktivitas.

Penilaian kinerja perawat dibutuhkan untuk mengukur sejauh mana

kualitas dan kuantitas perawat dalam bekerja. Kinerja perawat di Indonesia

menurut penelitian Maimun (2016) di RS Bhayangkara Pekanbaru melaporkan

bahwa kinerja perawat masih rendah yaitu sebesar 53,4%. Penelitian Rahmat

Hidayat (2016) di RS Surabaya juga memperlihatkan kinerja perawat yang

rendah yaitu sebesar 50%. Bila dilihat dari penelitian-penelitian sebelumnya,

sebagian besar menunjukkan tingkat kinerja perawat terbilang masih rendah.

Ditambah pula pada masa pandemi ini menimbulkan kecemasan khususnya

pada perawat yang berpotensi menyebabkan semakin rendahnya produktivita s

perawat dalam bekerja sesuai tugas dan tanggungjawabnya.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan tanggal 16 November

2021 pada 5 orang perawat yang berkerja di Puskesmas Kerongkong, mereka

mengungkapkan bahwa mereka merasa cemas dikarnakan diwilayah kerja


5

Puskesmas Kerongkong sudah ada yang terkonfirmsi positif COVID-19 dan

mereka khawatir apabila terkonfirmasi positif COVID-19 karena akan

mempengaruhi produktivitas nya dalam bekerja, tetapi tenaga kesehatan di

Puskesmas Kerongkong dituntut untuk tetap bekerja dengan baik dengan

memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku. Berdasarkan fenomena di

atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan

Tingkat Kecemasan dengan Kinerja Tenaga Perawat Pada Masa Pandemi

COVID-19 di Puskesmas Kerongkong tahun 2022.”

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada

hubungan tingkat kecemasan dengan kinerja tenaga perawat pada masa pandemi

COVID-19 di Puskesmas Kerongkong tahun 2022 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui tentang

hubungan tingkat kecemasan dengan kinerja tenaga perawat pada masa

pandemi COVID-19 di Puskesmas Kerongkong tahun 2022.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi tingkat kecemasan pada

tenaga perawat di Puskesmas Kerongkong pada masa pandemi

COVID-19.

b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kinerja tenaga perawat di

Puskesmas Kerongkong pada masa pandemi COVID-19.

c. Untuk menganalisis hubungan tingkat kecemasan dengan kinerja


6

tenaga perawat di Puskesmas Kerongkong pada masa pandemi

COVID-19.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Peneliti

Pengalaman yang berharga bagi peneliti untuk menambah

wawasan, pengetahuan, dan pengalaman serta mengembangkan diri

khususnya dalam mengatasi kecemasan pada penanganan pasien COVID-

19.

2. Manfaat Bagi Fasilitas Kesehatan atau Pelayanan Keperawatan

Sebagai sumbangan ilmiah dan masukan untuk pengembangan

ilmupengetahuan khususnya tentang hubungan tingkat kecemasan

terhadap kinerja tenaga kesehatan serta dapat digunakan sebagai bahan

pustaka ataubahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya.

3. Manfaat Bagi Penelitian Berikutnya

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai data dasar ataupun

sebagai pembanding bagi peneliti selanjutnya untuk meningkatkan

penelitian terkait hubungan kecemasan dengan kinerja perawat pada masa

pandemi COVID- 19.


7

E. Keaslian Penelitian

Peneliti Judul Metode Hasil Persamaan Perbedaan


Dinah, dkk Gambaran Penelitian ini Hasil penelitian Terdapat Dinah dkk,
(2020) Tingkat menggunakan dari 10 artikel pada variabel menggunakan
Kecemasan pendekatan studi yang mengulas independen Jenis penelitian
Saat literature dari tentang yaitu tingkat studi literature.
Pandemi beberapa database kecemasan kecemasan. Sedangkan
COVID-19 seperti Pubmed, perawat saat penelitian ini
Di Negara Google Scholar pandemi meggunakan
Berkembang dan Biomed COVID-19. jenis penelitian
Dan Negara Central dengan Dari 3 ini
Maju melakukan sintesis Negara tersebut deskriptif
naratif dari tenyata tingkat analitik. Pada
pencarian utama kecemasan penelitian
pada tingkat perawat di Dinah dan
kecemasan Negara Italia Rahman hanya
perawat di negara lebih tinggi dari meneliti
Cina, Iran, dan Negara Iran dan satu variabel
Italia. China.hal yaitu tingkat
tersebut karena kecemasan.
Negara Italia Sedangkan
mereka rendah penelitian ini
tingkat meneliti dua
kesadaran diri variabel yaitu
sendiri self- tingkat
efficacy yang kecemasan dan
rendah, dan kinerja perawat.
kurangnya
informasi .
Purnama Hubungan Metode penelitian Hasil uji Terdapat Pada penelitian
sari dkk Tingkat kuantitatif yang statistik pada variabel Purnamasari
(2021) Kecemasan menggunakan data diperoleh nilai r independen dkk (2021)
Dengan primer ( google = 0,08, α = yaitu tingkat variabel
Kualitas form) dan 0.051,value kecemasan dependen nya
Tidur memakai metode (nilai dan adalah kualitas
Perawat penelitian korelasi atau menggunaka tidur
Pada Masa crosssectional hubungan sangat n jenis perawat,sedangk
Pandemi dengan deskriptif lemah ), gamma penelitian a n pada
COVID-19 analitik value = 1.00 crosssection penilitian ini
menggunakan uji maka dapat al dengan variabel
sommer’d gamma disimpulkan deskriptif independen nya
tujuan untuk tidak ada analitik adalah kinerja
mengetahui hubungan perawat.
hubungan korelasi signifikan antara
variabel tingkat
independen dan kecemasan dan
dependen (ordinal kualitas tidur.
– ordinal).
8

Amalia Hubungan Desain penelitian Hasil penelitian Terdapat Terdapat pada


Fardiana Quality of korelasional menujukkan pada metode variabel independen
(2018) Nursing dengan bahwa kinerja penelitian yaitu menggunakan
Work Life pendekatan cross dipengaruhi oleh yaitu quality of nursing
dengan sectional. Populasi faktor pendidikan menggunaka work life,
Kinerja dalam penelitian (p=0,035). Kinerja n jenis sedangkan peneliti
Perawat di ini yaitu perawat perawat juga penelitian menggunakan
RSUD pelaksana RSUD dipengaruhi oleh cross tingkat
Syarifah Syarifah Ambami. quality of nursing sectional kecemasan pada
Ambami Sampel sebanyak work life dengan masa pandemi
Rato 106 responden (p=0,000). Lama deskriptif COVID-19
Kabupaten dengan teknik bekerja (p=0,103) analitik
Bangkalan simple random tidak
sampling mempengaruhi
kinerja perawat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)

1. Pengertian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)

Virus corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2

(SARSCoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit

karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus corona bisa

menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru- paru

yang berat, hingga kematian. Severe acute respiratory syndrome corona

virus 2 (SARS- CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus corona

adalah jenis baru dari corona virus yang menular ke manusia. Virus ini

bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu

hamil, maupun ibu menyusui (Handayani, 2020).

2. Proses Penularan COVID-19

Kebanyakan Severe acute respiratory syndrome corona virus 2

(SARS- CoV-2) menginfeksi hewan dan bersirkulasi di hewan. SARS-

CoV-2 menyebabkan sejumlah besar penyakit pada hewan dan

kemampuannya menyebabkan penyakit berat pada hewan seperti babi,

sapi, kuda, kucing dan ayam. COVID-19 disebut dengan virus zoonotik

yaitu virus yang ditransmisikan dari hewan ke manusia. Banyak hewan liar

yang dapat membawa patogen dan bertindak sebagai vektor untuk

penyakit menular tertentu. Kelelawar, tikus bambu, unta dan musang

merupakan host yang biasa ditemukan untuk COVID-19. COVID-19 pada

kelelawar merupakan sumber utama untuk kejadian severe acute

9
10

respiratory syndrome (SARS) dan Middle East Respiratory Syndrome

(MERS) (PDPI, 2020).

SARS- CoV-2 hanya bisa memperbanyak diri melalui sel host-nya.

Virus tidak bisa hidup tanpa sel host. Berikut siklus dari SARS- CoV-2

setelah menemukan sel host sesuai tropismenya. Pertama, penempelan dan

masuk virus ke sel host diperantarai oleh protein S yang ada dipermukaan

virus. Protein S merupakan penentu utama dalam menginfeksi spesies

host-nya serta penentu tropisnya (Huang dkk, 2020).

Setelah berhasil masuk selanjutnya translasi replikasi gen dari

RNA genom virus. Selanjutnya replikasi dan transkripsi dimana sintesis

virus RNA melalui translasi dan perakitan dari kompleks replikasi virus.

Tahap selanjutnya adalah perakitan dan rilis virus (Huang dkk, 2020).

Setelah terjadi transmisi, virus masuk ke saluran napas atas kemudian

bereplikasi di sel epitel saluran napas atas (melakukan siklus hidupnya).

Setelah itu menyebar ke saluran napas bawah. Pada infeksi akut terjadi

peluruhan virus dari saluran napas dan virus dapat berlanjut meluruh

beberapa waktu di sel gastrointestinal setelah penyembuhan. Masa

inkubasi virus sampai muncul penyakit sekitar 3-7 hari (PDPI, 2020).

3. Manifestasi COVID -19

Masa inkubasi COVID-19 ini rata–rata 5–6 hari dengan masa

inkubasi terpanjang adalah 14 hari (buku pedoman pencegahan dan

pengendalian COVID-19, Maret ,2020) . Adapun tanda dan gejala dari

COVID-19 ini dapat menyebabkan dari gejala ringan hingga berat.


11

Menurut (Elmasri, Juli 2020) temuan klinis yang dapat diklasifikasi

dari penyakit ini menurut tingkat keparahannya yaitu :

a. Tahap awal (ringan) menunjukan gejala infeksi dini dan non spesifik

seperti malaise, demam, dan batuk kering, diare Pada tahap ini dapat

diketahui dengan pemeriksaan Reverse transcriptase –polymerase chain

reaction (RT- PCR), foto thorak, tes darah lengkap dan fungsi hati.

b. Tahap II Moderat: dapat terjadi penyakit paru yang terbentuk karena

adanya penggandaan virus dan peradangan lokal di paru. Pada tahap

ini pasien akan mengalami batuk, pneumoni, demam tinggi dan

mungkin hipoksia, pada hasil rontgen dada atau Computed Tomograpy

menggambarkan infiltrasi bilateral.

c. Stadium III (berat) peradangan sistemik. Pada tahap ini merupakan

tahap yang paling parah pada pasien COVID-19 dari seluruh stadium

yang memanifestasikan sebagai sindrom hiper peradangan sistemik

ekstra paru bahkan sebuah penelitian di propinsi Hubei Cina juga dapat

memeberikan gejala pada mata misal konjuctiva hiperemi, kemosis,

epifora, dan peningkatan sekresi pada mata.

4. Penularan COVID-19.

Penularan ini terjadi umumnya melalui droplet dan kontak dengan

virus kemudian virus dapat masuk ke dalam mukosa yang terbuka. Suatu

analisis mencoba mengukur laju penularan berdasarkan masa inkubasi,

gejala dan durasi antara gejala dengan pasien yang diisolasi. Analisis

tersebut mendapatkan hasil penularan dari 1 pasien ke sekitar 3 orang di

sekitarnya, tetapi kemungkinan penularan di masa inkubasi menyebabkan


12

masa kontak pasien ke orang sekitar lebih lama sehingga risiko

jumlah kontak tertular dari 1 pasien mungkin dapat lebih besar (Handayani,

2020).

B. Konsep Kecemasan

1. Pengertian Kecemasan

Kecemasan merupakan perasaan takut yang tidak jelas yang

disertai dengan adanya perasaan ketidakpastian, ketidakamanan,

ketidakberdayaan dan isolasi (Stuart, 2019). Sedangkan menurut Hawari

(2018) kecemasan merupakan gangguan alam perasaan yang ditandai

dengan adanya rasa khawatir dan ketakutan yang berkelanjutan tetapi tidak

mengalami gangguan dalam realita, kepribadian masih tetap utuh, perilaku

terganggu tetapi masih dalam batas normal.

Kecemasan adanya rasa takut akan terjadi sesuatu yang disebabkan

karena adanya antisipasi bahaya yang merupakan sinyal bagi individu

dalam mengambil tindakan untuk menghadapi ancaman (Sutejo, 2018).

Jadi dapat disimpulkan bahwa kecemasan merupakan reaksi emosional

pada seseorang yang tidak jelas yang dapat menimbulkan perasaan tidak

nyaman dan merasa terancam disebabkan adanya ketegangan dari luar

tubuh.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan

Berikut ini faktor- faktor yang mempengaruhi kecemasan (Untari,

2016), yaitu:

a. Usia

Semakin meningkat usia seseorang semakin baik tingkat


13

kematangan seseorang walau sebenarnya tidak mutlak.

b. Jenis kelamin

Perempuan memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi

dibandingkan subyek yang berjenis kelamin laki-laki. Dikarenakan

perempuan lebih peka terhadap emosi yang pada akhirnya peka juga

terhadap perasaan cemasnya. Perempuan cenderung melihat hidup atau

peristiwa yang dialaminya dari segi detil sedangkan laki-laki

cenderung global atau tidak detail.

c. Tahap perkembangan

Setiap tahap dalam usia perkembangan sangat berpengaruh

pada perkembangan jiwa termasuk didalamnya konsep diri yang akan

mempengaruhi ide, pikiran, kepercayaan dan pandangan individu

tentang dirinya dan dapat mempengaruhi individu dalam berhubungan

dengan orang lain. Individu dengan konsep diri yang negatif lebih

rentang terhadap kecemasan.

d. Tipe kepribadian

Kepribadian setiap orang berbeda-beda. Orang yang

berkepribadian A lebih mudah mengalami gangguan stress dari pada

yang memiliki kepribadian B.

e. Pendidikan

Seorang dengan tingkat pendidikan yang rendah mudah

mengalami kecemasan, karena semakin tinggi pendidikan akan

mempengaruhi kemampuan berfikir seseorang.


14

f. Status kesehatan

Seseorang yang sedang sakit dapat menurunkan kapasitas

seseorang dalam menghadapi stress.

g. Makna yang dirasakan

Jika stressor dipersepsikan akan berakibat baik maka tingkat

kecemasan yang akan dirasakan akan berat. Sebaliknya jika stressor

dipersepsikan tidak mengancam dan individu mampu mengatasinya

maka tingkat kecemasanya yang dirasakannya akan lebih ringan.

h. Nilai-nilai budaya dan spiritual

Nilai-nilai budaya dan spritual dapat mempengaruhi cara

berfikir dan tingkah laku seseorang.

i. Dukungan sosial dan lingkungan

Dukungan sosial dan lingkungan sekitar dapat mempengaruhi

cara berfikir seseorang tentang diri sendiri dan orang lain. Kecemasan

akan timbul jika seseorang merasa tidak aman terhadap lingkungan.

j. Mekanisme koping

Ketika mengalami kecemasan, individu akan menggunakan

mekanisme koping untuk mengatasinya dan ketidakmampuan mengatasi

kecemasan secara konstruktif menyebabkan terjadinya perilaku

patologis.

k. Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama

untuk menunjang kehidupan keluarga. Bekerja bukanlah sumber

kesenangan tetapi dengan bisa diperoleh pengetahuan.


15

3. Tanda dan Gejala Kecemasan

Menurut Vye (dalam Purnamarini, Setiawan & Hidayat, 2019),

gejala kecemasan dapat diidentifikasi melalui 3 komponen:

a. Komponen kognitif

Disebut juga dengan cara individu memandang, mereka berfikir bahwa

adanya kemungkinan-kemungkinan yang buruk yang selalu

mengintainya sehingga menimbulkan rasa khawatir, takut dan ragu

yang sberlebihan dan merasa dirinya tidak mampu, dan tidak percaya

diri dan itupun merasa suatu ancaman bagi mereka.

b. Komponen fisik atau sensasi fisiologis

Gejala yang dapat dirasakan lansung seperti sakit kepala, sesak nafas,

tremor, detak jantung yang cepat, sakit perut, dan ketegangan otot.

c. Komponen perilaku

Melibatkan perilaku atau tindakan seseorang yang overcontrolling.

Menurut Greenberger dan Padesky (dalam Fenn & Byrne, 2020)

menjabarkan 4 aspek kecemasan:

a. Physical symtom atau reaksi fisik yang terjadi pada orang cemas

misalnya otot tegang, telapak tangan berkeringat, sulit bernafas,

jantung berdebar-debar, pusing

b. Thought, yaitu pemikiran yang negatif dan irasional individu berupa

perasaan tidak siap, tidak mampu, merasa tidak memiliki ke ahlian,

dan tidak yakin dengan kemampuan dirinya sendiri. Pemikiran ini

cendrung akan menetap bila individu tidak merubah pemikirannya

menjadi lebih positif.


16

c. Behavior, individu dengan kecemasannya cendrung menghidari situasi

penyebab kecemasan tersebut dikarenakan individu merasa dirinya

terganggu dan tidak nyaman seperti sakit kepala, mual, keringat

dingin, gangguan tidur. Perilaku yang muncul seperti kesulitan tidur

karena memikirkan pekerjaan.

d. Feellings, suasana hati individu dengan kecemasan cendrung meliputi

panik, perasaan marah, perasaan gugup saat ada pembicaraan dunia

kerja.

4. Jenis dan Tingkatan Kecemasan

Menurut Freud (2018) terdapat tiga jenis kecemasan:

a. Kecemasan realistik, yaitu ketakutan terhadap bahaya atau ancaman

nyata yang ada dilingkungan maupun didunia luar.

b. Kecemasan neorotik, yaitu ketakutan terhadap hukuman yang akan

menimpanya, kecemasan ini berkembang adanya pengalaman yang

diperoleh pada masa kanak-kanak terkait dengan hukuman atau

ancaman dari orang tua maupun orang lain yang otoritas jika

melakukan perbuatan salah (implusif).

c. Kecemasan moral, yaitu rasa takut pada suara hati (super ego).

Menurut Stuart (2017), kecemasan ada empat tingkatan:

a. Kecemasan ringan, kecemasan ini terjadi karena adanya kekecewaan

yang berhubungan dengan adanya ketegangan pada kehidupan sehari-

hari, tetapi kecemasan ini bisa memotifasi untuk belajar dan

menghasilkan kreatifitas.
17

b. Kecemasan sedang, kecemasan ini berfokus pada hal-hal yang penting

dan mengesampingkan yang lain, kecemasan ini mempersempit lapang

persepsi individu, sehingga individu kurang selektif.

c. Kecemasan berat, sangat mempengaruhi lapang persepsi individu.

d. Individu cendrung berfokus pada suatu yang spesifik dan rinci serta

tidak berfikir pada hal yang lain.

e. Kecemasan panik, kecemasan atau ketakutan berhubungan dengan

teror, terperangah, takut dan cendrung mengalami hilang kendali,

kehilangan pemikiran yang rasional, tingkat kecemasan ini tidak

sejalan dengan kehidupan bila berlangsung lama dapat mengalami

kelelahan dan keletihan.

Berdasarkan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS), kecemasan

dapat dikelompokan dengan gejala-gejalas secara spesifik (Hawari, 2018):

a. Perasaan meliputi firasat buruk, rasa cemas, mudah tersinggung.

b. Ketegangan meliputi ; lesu, tidak bisa istirahat dengan tenang, rasa

tegang, mudah menangis, mudah tersinggung, mudah terkejut, gemetar

dan gelisah.

c. Ketakutan meliputi: takut ditinggal sendiri, takut pada keramain, takut

pada orang asing.

d. Gangguan tidur yaitu sering terbangun tengah malam, tidak bisa tidur

nyenyak, mimpi buruk, susah tidur.

e. Gangguan kecerdasan: tidak bisa konsentrasi, ingatan menurun.

f. Gangguan depresi: sering merasa sedih, hilangnya minat, berkurangnya

kesenangan terhadap hobi.


18

g. Gejala somatik : merasa sakit pada tubuh, otot-otot dan persendian kaku.

h. Gejala pendengaran : telinga berdenging, penglihatan kabur, muka merah.

i. Gejala kardiovaskuler misalnya berdebar-debar, nadi kencang, lemas

detak jantung menghilang berhenti sekejap.

j. Gejala respiratorik , misalnya merasa sesak nafas, tercekik, napas pendek

dan dangkal. Gejala gastro intestinal meliputi: rasa terbakar diperut, mual,

perut terasa melilit, kembung, muntah, susah buang air besar.

k. Gejala urogenital meliputi: sering buang air kecil, tidak datang

menstruasi, haid yang berlebihan, masa haid yang pendek.

l. Gejala autonom meliputi mudah berkeringat, sakit kepala, sering merasa

pusing, mulut kering.

m. Tingkah laku meliputi gemetar, kulit kering, napas pendek dan cepat,

gelisah, muka tegang.

5. Penatalaksanaan Kecemasan

Menurut Hawari (2018) penatalaksanaan atau manajemen pada

tahap pencegahan dan terapi memerlukan metode pendekatan yang bersifat

holistik:

a. Penatalaksanaan farmakologi

Dengan menggunakan obat-obatan misalnya anti kecemasan

benzodiazepim, obat ini tidak boleh digunakan dalam waktu lama

karena bisa mnyebabkan ketergantungan.


19

b. Non farmakologi

1) Distraksi

Merupakan metode untuk menghilangkan kecemasan

dengan mengalihkan perhatian dari rasa cemas . Stimulus sensori

yang menyenangkan menyebabkan pelepasan endokrin akan

menghambat stimulus cemas yang mengakibatkan lebih sedikit

stimulus yang ditransmisikan ke otak Potter and Perry, 2018 ).

2) Relaksasi

Terapi relaksasi yang dapat dilakukan berupa relaksasi,

tarik nafas dalam, rmediasi, relaksai imajinasi dan visualisasi.

C. Konsep Kinerja perawat

1. Pengertian Kinerja Perawat

Kinerja perawat merupakan tenaga profesional yang mempunyai

kemampuan baik intelektual, teknikal, interpersonal dan moral,

bertanggung jawab serta berwenang melaksanakan asuhan keperawatan

pelayanan kesehatan dalam mengimplementasikan sebaik-baiknya suatu

wewenang dalam rangka pencapaian tugas profesi dan terwujudnya tujuan

dari sasaran unit organisasi kesehatan tanpa melihat keadaan dan situasi

waktu (Suriana, 2014).

Kinerja keperawatan adalah prestasi kerja yang ditunjukkan oleh

perawat pelaksana dalam melaksanakan tugas-tugas asuhan keperawatan

sehingga menghasilkan output yang baik kepada customer (organisasi,

pasien dan perawat sendiri) dalam kurun waktu tertentu. Tanda-tanda

kinerja perawat yang baik adalah tingkat kepuasaan klien dan perawat
20

tinggi, zero complain dari pelanggan (Suriana, 2014).

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

kinerja perawat merupakan perilaku perawat sesuai dengan wewenang dan

tanggung jawab sebagai seorang perawat untuk dapat memberikan asuhan

keperawatan kepada pasien sesuai standar dimulai dari melakukan

pengkajian, membuat diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi

keperawatan.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Perawat

Menurut Nursalam (2013), faktor yang mempengaruhi kinerja

perawat ada dua yaitu faktor dari dalam diri perawat dan faktor luar dari

perawat. Faktor dari dalam diri perawat diantaranya yaitu pengetahuan dan

keterampilan, kompetensi yang sesuai dengan pekerjaan, motivasi kerja

dan kepuasan kerja. Faktor yang terdapat dari luar diri perawat yaitu beban

kerja dan gaya kepemimpinan dalam organisasi berperan dalam

mempengaruhi kinerja perawat.

3. Penilaian Kinerja Perawat

Penilaian kinerja perawat merupakan proses pencapaian kinerja

individu atau kelompok yang diukur dan dievaluasi serta dibandingkan

dengan standar yang telah ditentukan yaitu lima tahapan proses

keperawatan. Penilaian kinerja bermanfaat untuk memperbaiki proses

kerja, prestasi kerja, peningkatan kompensasi, melihat kebutuhan untuk

mengikuti pelatihan dan mengevaluasi hasil kerja dengan standar yang

telah ditetapkan. Berdasarkan manfaat tersebut penilaian kinerja mampu

memberikan gambaran yang akurat dan objektif mengenai prestasi kerja


21

karyawan (Mudayana, 2014). Menurut (Kemenkes RI, 2010) kinerja

perawat secara kualitas dapat diukur salah satunya dengan melihat

kelengkapan dokumentasi keperawatan, meliputi pengkajian, membuat

diagnosa, menyusun intervensi, melakukan implementasi dan evaluasi

keperawatan.

Penilaian kinerja perawat merupakan mengevaluasi kinerja perawat

sesuai dengan standar praktik professional dan peraturan yang berlaku.

Penilaian kinerja perawat merupakan suatu cara untuk menjamin

tercapainya standar praktek keperawatan. Penilaian kinerja merupakan alat

yang paling dapat dipercaya oleh manajer perawat dalam mengontrol

sumber daya manusia dan produktivitas. Proses penilaian kinerja dapat

digunakan secara efektif dalam mengarahkan perilaku pegawai, dalam

rangka menghasilkan jasa keperawatan dalam kualitas dan volume yang

tinggi. Perawat manajer dapat menggunakan proses operasional kinerja

untuk mengatur arah kerja dalam memilih, melatih, membimbing

perencanaan karier serta memberi penghargaan kepada perawat yang

berkompeten (Nursalam, 2013).

Tujuan penilaian kinerja adalah untuk mengetahui tingkat

efektivitas dan efisiensi atau tingkat keberhasilan atau kegagalan seorang

pekerja/karyawan atau tim kerja dalam melaksanakan tugas/jabatan yang

menjadi tanggung jawabnya. Menurut Nursalam (2013) manfaat dari

penilaian kinerja yaitu:

a. Meningkatkan prestasi kerja staf secara individu atau kelompok

dengan memberikan kesempatan pada mereka untuk memenuhi


22

kebutuhan aktualisasi diri dalam kerangka pencapaian tujuan

pelayanan di rumah sakit.

b. Peningkatan yang terjadi pada prestasi staf secara perorangan pada

gilirannya akan mempengaruhi atau mendorong sumber daya manusia

secara keseluruhannya.

c. Merangsang minat dalam pengembangan pribadi dengan tujuan

meningkatkan hasil karya dan prestasi dengan cara memberikan umpan

balik kepada mereka tentang prestasinya.

d. Membantu rumah sakit untuk dapat menyusun program pengembangan

dan pelatihan staf yang lebih tepat guna, sehingga rumah sakit akan

mempunyai tenaga yang cakap dan tampil untuk pengembangan

pelayanan keperawatan dimasa depan.

e. Menyediakan alat dan sarana untuk membandingkan prestasi kerja

dengan meningkatkan gajinya atau sistem imbalan yang baik.

f. Memberikan kesempatan kepada pegawai atau staf untuk

mengeluarkan perasaannya tentang pekerjaannya atau hal lain yang

ada kaitannya melalui jalur komunikasi dan dialog, sehingga dapat

mempererat hubungan antara atasan dan bawahan.

4. Standar Penilaian Kinerja Perawat

Menurut Nursalam (2013), standar pelayanan keperawatan adalah

pernyataan deskriptif mengenai kualitas pelayanan yang diinginkan untuk

menilai pelayanan keperawatan yang telah diberikan pada pasien. Tujuan

standar keperawatan adalah meningkatkan kualitas asuhan keperawatan,

mengurangi biaya asuhan keperawatan, dan melindungi perawat dari


23

kelalaian dalam melaksanakan tugas dan melindungi pasien dari tindakan

yang tidak terapeutik. Dalam menilai kualitas pelayanan keperawatan

kepada klien digunakan standar praktik keperawatan yang merupakan

pedoman bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Standar

praktek keperawatan telah di jabarkan oleh PPNI (Persatuan Perawat

Nasional Indonesia) (2000) yang mengacu dalam tahapan proses

keperawatan yang meliputi: (1) Pengkajian; (2) Diagnosa keperawatan; (3)

Perencanaan; (4) Implementasi; (5) Evaluasi.

a. Standar Satu: Pengkajian Keperawatan

Perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan klien secara

sistematis, menyeluruh, akurat, singkat, dan berkesinambungan.

Kriteria pengkajian keperawatan, meliputi:

1) Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnesa, observasi,

pemeriksaan fisik serta dari pemeriksaan penunjang.

2) Sumber data adalah klien, keluarga, atau orang yang terkait, tim

kesehatan, rekam medis, dan catatan lain.

Data yang dikumpulkan, difokuskan untuk mengidentifikasi:

1) Status kesehatan klien masa lalu

2) Status kesehatan klien saat ini

3) Status biologis-psikologis-sosial-spiritual

4) Respon terhadap terapi

5) Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal

6) Resiko-resiko tinggi masalah


24

b. Standar Dua: Diagnosa Keperawatan

Perawat menganalisa data pengkajian untuk merumuskan dignosa

keperawatan. Adapun kriteria prosesnya yaitu :

1) Proses diagnosa terdiri dari analisa, interpretasi data, identikasi

masalah klien, dan perumusan diagnose keperawatan.

2) Diagnosa keperawatan terdiri dari: masalah (P), Penyebab (E), dan

tanda atau gejala (S), atau terdiri dari masalah dan penyebab (PE).

3) Bekerjasama dengan klien, dan petugas kesehatan lain untuk

memvalidasi diagnosa keperawatan.

4) Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosa

berdasarkandata terbaru.

c. Standar Tiga: Perencanaan Keperawatan

Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi

masalah dan meningkatkan kesehatan klien. Kriteria prosesnya,

meliputi :

1) Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah, tujuan,

danrencana tindakan keperawatan.

2) Bekerjasama dengan klien dalam menyusun rencana tindakan

keperawatan.

3) Perencanaan bersifatindividual sesuai dengan kondisi atau

kebutuhan klien.

4) Mendokumentasi rencana keperawatan.

d. Standar Empat: Implementasi

Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi


25

dalam rencana asuhan keperawatan. Kriteria proses, meliputi:

1) Bekerja sama dengan klien dalam pelaksanaan tindakan

keperawatan

2) Kolaborasi dengan tim kesehatan lain.

3) Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kesehatan klien.

4) Memberikan pendidikan pada klien dan keluarga mengenai konsep

keterampilan asuhan diri serta membantu klien memodifikasi

lingkungan yang digunakan.

5) Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan

keperawatan berdasarkan respon klien.

e. Standar Lima: Evaluasi Keperawatan

Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan keperawatan

dalam pencapaian tujuan dan merevisi data dasar dan perencanaan.

Adapun kriteria prosesnya:

1) Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara

komprehensif, tepat waktu dan terus menerus.

2) Menggunakan data dasar dan respon klien dalam mengukut

perkembangan ke arah pencapaian tujuan.

3) Memvalidasi dan menganalisa data baru dengan teman sejawat.

4) Bekerja sama dengan klien keluarga untuk memodifikasi rencana

asuhan keperawatan.

5) Mendokumentasi hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan.


26

D. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah uraian tentang hubungan antar variabel-

variabel yang terkait dengan masalah penelitian dan dibangun berdasarkan

kerangka teori/kerangka pikir atau hasil studi sebelumnya sebagai pedoman

penelitian (Supardi & Rustika, 2013). Kerangka konsep dalam penelitian ini

dapat dilihat seperti gambar di bawah ini :

Kinerja Tenaga Perawat Pada Masa


Tingkat Kecemasan Pandemi COVID-19

Faktor yang mempengaruhi Faktor yang mempengaruhi


Kecemasan : Kinerja perawat :
a. Usia a. Faktor Internal
b. Jenis Kelamin 1) pengetahuan dan
c. Tahap perkembangan keterampilan,
d. Tipe Kepribadian 2) kompetensi yang sesuai
e. Pendidikan dengan pekerjaan,
f. Status Kesehatan 3) motivasi kerja dan
g. Makna yang dirasakan kepuasan kerja.
h. Nilai Budaya dan spiritual b. Faktor Eksternal
i. Dukungan sosial dan 1) beban kerja
lingkungan 2) gaya kepemimpinan
j. Mekanisme koping
k. Pekerjaan
Variabel Independen Variabel Dependen

Ket:

: diteliti

: tidak diteliti

Bagan 2.1. Kerangka Konseptual


27

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru

didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris

yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap

rumusan masalah penelitian, belum ada jawaban empirik dengan data

(Sugiyono,2020).

Pada umumnya hipotesis penelitian terdiri dari 2 (dua) jenis yang

dilambangkan:

Ho : Tidak ada hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang

lain.

Ha : Ada hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain.

Maka dalam penelitian ini, penulis mengajukan hipotesis penelitian

sebagai berikut:

Ho : Tidak ada hubungan tingkat kecemasan dengan kinerja tenaga perawat

pada masa pandemi COVID-19 di Puskesmas Kerongkong tahun 2022

Ha : Ada hubungan tingkat kecemasan dengan kinerja tenaga perawat pada

masa pandemi COVID-19 di Puskesmas Kerongkong tahu 2022.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif korelasional dengan desain cross

sectional. Menurut Sugiono (2014) metode korelasi adalah metode pertautan

atau metode penelitian yang berusaha menghubung-hubungkan antara satu

unsur/elemen dengan unsur/elemen lain untuk menciptakan bentuk dan wujud

baru yang berbeda dengan sebelumnya. Metode kuantitatif korelasional dalam

penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan tingkat kecemasan terhadap

kinerja tenaga perawat pada masa pandemi COVID-19 di Puskesmas

Kerongkong tahun 2022. Pendekatan cross sectional artinya rancangan studi

ini dilakukan secara potong lintang, sesaat, dalam waktu yang sama dan

dilakukan pengukuran hanya satu kali tanpa ada tindakan lanjutan terhadap

variabel-variabel tersebut (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini digunakan

untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan terhadap kinerja tenaga

perawat pada masa pandemi COVID-19 di Puskesmas Kerongkong tahun

2022.

B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

1. Populasi

Menurut Kuncoro (2013), populasi adalah sekelompok elemen yang

lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana

kita tertarik untuk mempelajari atau menjadi objek penelitian. Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga perawat yang berada di

Puskesmas Kerongkong tahun 2022 yaitu sebanyak 40 orang.

28
29

2. Sampel

Menurut Arikunto (2012) jika jumlah populasinya kurang dari 100

orang, maka bisa diambil secara keseluruhan, tetapi jika populasinya lebih

besar dari 100 orang, maka bisa diambil 10-15% atau 20-25% dari jumlah

populasinya. Sampel adalah suatu himpunan bagian dari unit populasi

(Kuncoro, 2013). Berdasarkan jumlah populasi yang didapatkan tidak lebih

dari 100 orang respondent, maka dalam penelitian ini sampel yang di ambil

adalah 100% jumlah populasi tenaga perawat yang berada di Puskesmas

Kerongkong tahun 2022 yaitu sebanyak 40 orang.

3. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total

sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah

sampel sama dengan populasi (Sugiyono, 2011). Alasan mengambil total

sampling karena menurut (Sugiyono, 2011) jumlah populasi yang kurang

dari 100, seluruh populasi dijadikan sampel penelitian semuanya.Sampel

dari penelitian ini seluruh tenaga perawat yang bekerja di Puskesmas

Kerongkong tahun 2022 yang berjumlah sebanyak 40 orang.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kerongkong Kecamatan

Suralaga Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 9 agustus sampai dengan

tanggal 21 agustus tahun 2022.


30

D. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Parameter/ Alat Ukur Skor Skala


Bebas Indikator
Tingkat Tingkat kecemasan • Kecemasan Kuesioner Dengan skor: Ordinal
Kecemasan tenaga kesehatan ringan HARS a. <14: tidak ada
adalah besarnya • Kecemasan kecemasan
perasaan takut atau sedang b. 14-20:
kekhawatiran yang • Kecemasan Kecemasan
dimiliki oleh tenaga berat ringan
perawat. • Kecemasan c. 21-27:
panic Kecemasan
sedang
d. 28-41:
Kecemasan
berat
e. 42-56:
Kecemasan
berat sekali
(Cheung dan
Sim (2014)
Variabel
Terikat
Kinerja Kinerja perawat yang • Pengkajian Kuesioner Kategori nilai : Ordinal
Perawat meliputi dokumentasi • Diagnosis kinerja a. Kurang = 30-
Keperawatan,pengkajia • Perencanaan perawat 70
n,diagnose,intervensi,e • Implementasi b. Sedang = 70-
valuasi dan • Evaluasi 110
dokumentasi • Dokumentasi c. Baik = 111-
150

E. Instrumen Penelitian dan Metode Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan suatu alat ukur pengumpulan data untuk

memperkuat hasil penelitian yaitu mengunakan kuesioner. Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya (Sugiyono, 2016).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner

tingkat kecemasan Hamilton Rating Scale for Anxiety (HARS) dan

kuesioner kinerja perawat dengan penjelasan sebagai berikut :


31

a. Kusioner HARS

Menurut Nursalam (2013), kuesioner HARS adalah instrumen

yang digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan seperti suasana

hati, ketegangan, gejala fisik dan kekhawatiran. Kuesioner HARS

terdiri dari 14 kelompok gejala kecemasan yang dijabarkan secara

lebih spesifik. Kuesioner ini menggunakan skor dengan rentang skala

likert 0-4, yang terdiri:

0 = Tidak ada gejala

1 = Gejala ringan

2 = Gejala sedang

3 = Gejala berat

4 = Gejala berat sekali

Hasil pengukuran skor <14 menandakan tidak ada kecemasan,

skor 14-20 menandakan kecemasan ringan, skor 21-27

menandakan kecemasan sedang, skor 28-41 menandakan kecemasan

berat, skor 42- 56 menandakan kecemasan berat sekali.

Peneliti memilih kuesioner HARS sebagai instrumen penelitian

karena instrumen HARS sudah terbukti sebagai alat ukur tingkat

kecemasan. Pada kuesioner kecemasan HARS tidak perlu dilakukan

uji validitas dan realiabilitas karena kuesioner HARS merupakan

kuesioner pengukur tingkat kecemasan yang sudah baku (Kautsar,

2015).

b. Kuesioner kinerja perawat

Kuesioner kinerja perawat pada penelitian ini diadopsi dari


32

penelitian Amalia Fardiana (2019) dengan judul “Hubungan Quality

Of Nursing Work Life (QNWL) dengan Kinerja Perawat di RSUD

Syarifah Ambami Bangkalan. Kuesioner kinerja perawat ini

memiliki

30 item pertanyaan meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan,

implementasi, evaluasi, dan dokumentasi. Penilaian kinerja perawat

dikatakan baik jika skor yang didapatkan 111-150, sedang jika skor 71-

110, dan kurang jika skor 30-70.

Uji validitas pada kuesioner ini menggunakan rumus korelasi

Pearson dengan nilai valid yaitu r > 0,05. Dinyatakan valid jika r

hitung > r tabel. Hasil uji validitas menunjukan r tabel dalam rentang

0,462 – 0,966. Nilai tersebut menunjukkan bahwa pertanyaan dalam

kueioner sudah valid.

Uji reliabilitas telah dilakukan pada beberapa perawat RS

Syarifah Ambami. Pengujian menggunakan teknik uji reabilitas

berdasarkan skala Alpha Cronbach’s 0 sampai 1 dengan interpretasi

sebagai berikut :

1) Kurang jika nilai Alpha Cronbach’s 0,00 s/d 0,20

2) Agak reliabel jika nilai Alpha Cronbach’s 0,21 s/d 0,40

3) Cukup reliabel jika nilai Alpha Cronbach’s 0,41 s/d 0,60

4) Reliabel jika nilai Alpha Cronbach’s 0,61 s/d 0,80

5) Sangat reliabel jika nilai Alpha Cronbach’s 0,81 s/d 1,00


33

Sedangkan hasil uji reabilitas pada kuesioner ini yaitu sebagai

berikut :

Tabel 3.2 Uji Reliabilitas Kuesioner Kinerja Perawat


Alpha N of
Variabel Ket.
Cronbach’s Items
Kinerja Perawat 0,951 30 Sangat Reliabel

2. Metode Pengumpulan Data

a. Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum

memulai pengumpulan data. Tahap persiapan ini meliputi kegiatan-

kegiatan sebagai berikut :

1) Peneliti mengurus surat pengantar penelitian ke BAPPEDA Selong

untuk mendapatkan surat izin penelitian

2) Surat izin penelitian yang telah didapatkan dari BAPPEDA Selong

diteruskan ke Kantor Dinas Kesehatan Selong untuk mendapatkan

surat pengantar melakukan penelitian di Puskesmas Kerongkong.

3) Setelah menyerahkan surat pengantar penelitian dan mendapatkan

izin dari Kepala Puskesmas Kerongkong, selanjutnya peneliti

selanjutnya berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk

persiapan penelitian

b. Tahap Pelaksanaan

Sebelum melakukan penelitian, peneliti menanyakan

ketersediaan responden untuk menjadi sampel penelitian tanpa

memaksa. Jika responden bersedia maka harus menandatangani

informed consent. Selanjutnya peneliti akan memberikan pertanyaan

yang ada pada kuesioner dengan teknik wawancara. Proses pengisian

kuesioner dilakukan selama kurang lebih 15 menit.


34

c. Tahap Pelaporan

Setelah peneliti mengumpulkan data dari responden, peneliti

kemudian akan mengolah data dengan menggunakan SPSS Versi 22.0

sehingga ditemukan hasil penelitian.

F. Metode Pengolahan Data dan Analisa Data

1. Metode Pengolahan Data

Menurut Notoatmodjo (2018) tahapan pengolahan data meliputi :

a. Editing

Peneliti melakukan pengecekan dan perbaikan isian kuisioner sehingga

jawaban pada kuisioner sudah lengkap, jelas, relevan dan konsisten.

b. Coding

Peneliti mengubah data bentuk kalimat atau huruf menjadi data dalam

bentuk angka atau bilangan. Hal ini berguna untuk memudahkan

peneliti dalam perhitungan data didalam software di komputer. Kode

pada tingkat kecemasan yaitu :

➢ Tidak ada kecemasan dengan kode (0)

➢ Kecemasan minimal dengan kode (1)

➢ Kecemasan rendah dengan kode (2)

➢ Kecamasan sedang dengan kode (3)

➢ Kecemasan berat dengan kode (4)

Kode pada kinerja perawat yaitu:

➢ Kinerja kurang dengan kode (0)

➢ Kinerja sedang dengan kode (1)

➢ Kinerja baik dengan skor (2)


35

c. Entry Data

Peneliti memindahkan data kuesioner setiap pasien sesuai dengan

nomor urut kedalam program software komputer. Dimulai dari nama,

jenis kelamin, profesi, dan jawaban dari kuesioner.

d. Cleaning

Peneliti mengecek kembali data yang telah di entry valid atau tidak

kemudian data dilakukan analisis. Data yang dimasukkan semuanya

sesuai dari jawaban responden.

2. Analisa Data

a. Analisis Univariat

Analisis Univariat menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. Analisis univariat ini

tergantung dari jenis datanya,. untuk data numerik digunakan nilai

mean atau rata-rata, median, dan standar deviasi (Notoatmodjo, 2018).

Analisis univariat dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui

distribusi frekuensi tingkat kecemasan dan kinerja tenaga kesehatan

pada masa pandemi COVID-19 Tahun 2022.

b. Bivariat

Apabila telah dilakukan analisis univariat, hasilnya akan

diketahui karakteristik atau distribusi setiap variabel, dan dapat

dilanjutkan analisis bivariat. Analisis bivariat yang dilakukan terhadap

dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo,

2018). Analisis bivariat dalam penelitian ini digunakan untuk

mengetahui hubungan tingkat kecemasan terhadap tenaga kesehatan

pada masa pandemi COVID-19 di Puskesmas Kerongkong.


36

Dalam penelitian kuantitatif, tehnik analisa data yang digunakan

sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau

menguji hipotesis yang telah dirumuskan (Sugiyono, 2010). Karena

datanya kuantitatif, maka tehnik analisa data menggunakan metode

statistik. Untuk menganalisis hubungan antara kedua variabel

independent dengan variabel dependent digunakan uji statistik

Spearmann rank dengan alasan skala data dua variabel adalah ordinal,

seperti dijelaskan Sugiyono (2010) uji spearman merupakan salah satu

uji statistik non parametrik, digunakan apabila ingin mengetahui

kesesuaian antara dua subjek dimana skala adatanya adalah ordinal.

Analisis data menggunakan bantuan SPSS for windows versi 16.0.

dengan taraf signifikasi 5%.

Menurut Sugiyono (2010) pedoman untuk memberikan

interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:

1) 0,00 - 0,199 = sangat rendah

2) 0,20 - 0,399 = rendah

3) 0,40 - 0,599 = sedang

4) 0,60 - 0,799 = kuat

5) 0,80 - 1,000 = sangat kuat.

Pengujian, untuk mengetahui kemaknaan dari hasil pengujian

dilihat dari p-value yang dibandingkan dengan nilai α = 0,05 dengan

ketentuan sebagai berikut:

➢ Probalitas p-value ≤ (0,05) artinya bermakna atau signifikan, yaitu

ada pengaruh yang bermakna antara variabel independen dan

dependen atau hipotesis (Ho) ditolak.


37

➢ Probalitas p-value > (0,05) artinya tidak bermakna atau signifikan,

yaitu tidak ada pengaruh yang bermakna antara variabel independen

dan dependen atau hipotesis (Ho) diterima.

G. Etika Penelitian

Kegiatan keilmuan yang berupa penelitian, manusia sebagai pelaku

penelitian dengan manusia yang lain sebagai objek penelitian juga tidak

terlepas dari etika dan sopan santun (Notoatmodjo, 2018). Peneliti

menekankan masalah etika yang meliputi :

1. Persetujuan (Informed concent)

Peneliti memberikan informasi yang cukup dapat dimengerti kepada

responden mengenai partisipasinya dalam suatu penelitian. Persetujuan

dilakukan dengan cara menandatangani lembar persetujuan riset bila

responden bersedia diteliti, namun apabila responden menolak untuk

diteliti maka peneliti tidak akan memaksa.

2. Kerahasiaan (Confidentlality)

Peneliti bertanggungjawab untuk melindungi semua informasi apapun atau

data yang dikumpulkan selama melakukan penelitian.

3. Anonim (Anonymity)

Peneliti merahasiakan nama responden yang partisipasi untuk mengisi

instrumen penelitian. Hal ini untuk menjaga kerahasiaan infomasi yang

diperoleh dari responden.

4. Tidak Merugikan (Nonmaleficience)

Peneliti meminimalisasi dampak yang merugikan bagi responden. Jika

selama penelitian responden merasa tidak nyaman, responden berhak

untuk mengakhiri proses penelitian.


38

H. Alur Penelitian

Surat pengantar dari Bappeda Puskesmas


kampus Kerongkong

Membuat Laporan Pengambilan data


Proposal awal

Ujian untuk
menentukan Penelitian Tentukan populasi
kelayakan penelitian

Turun ke lahan
Pengolahan untuk pengambilan
Membuat Skripsi data data sampel

Ujian Skripsi

Gambar 3.1 Alur Penelitian Hubungan tingkat kecemasan dengan kinerja


tenaga perawat pada masa pandemic Covid-19 di Puskesmas
Kerongkong.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Kerongkong Puskesmas yang berada di wilayah

Kecamatan Suralaga dan terletak di Desa Kerongkong. Wilayah Kerja

Puskesmas Kerongkong meliputi 9 (Sembilan) desa Yaitu Desa Tebaban,

Desa Paok Lombok, Desa kerongkong, Desa Dames Damai, Desa Bagik

Payung Selatan, Desa Bagik Payung Timur, Desa Waringin, Desa Dasan

Borok dan Desa Gerung Permai. .

Wilayah kerja Puskesmas Kerongkong pada umumnya berada di

jalan raya kerongkong desa kerongkong kecamatan suralaga kabupaten

lombok timur dengan luas wilayah sebesar 18.215 km2 dengan batas

wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Desa Bintang Rinjani dan desa Bagik Payung

b. Sebelah Timur : Desa Geres dan Kecamatan Labuhan haji

c. Sebelah Selatan : Kelurahan Sekarteja dan Kelurahan Sandubaya

d. Sebelah Barat : Desa Anjani dan Kecamatan Sukamulia Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada lampiran Profil Kesehatan Puskesmas

Kerongkong ini.

Wilayah Kecamatan Suralaga dipengaruhi oleh dua musim yaitu :

a. Musim Kemarau yang ditandai dengan musim panas (curah hujan

rendah) yang biasanya terjadi antara bulan Oktober sampai April.

b. Musim Hujan yang ditandai dengan mulai turun hujan yang terjadi

39
40

antara bulan April sampai dengan bulan Oktober dengan curah hujan

berfariasi.

2. Kependudukan

Jumlah penduduk diwilayah kerja Puskesmas Kerongkong Tahun

2021 berjumlah 32.783 Jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata 2.412

jiwa/Km² dan rata-rata 4 jiwa/rumah tangga. Adapun rasio beban

tanggungan sebesar 54 per 100 penduduk produktif dan rasio jenis kelamin

sebesar 532. Untuk lebih jelasnya mengenai data kependudukan dapat

dilihat pada lampiran profil ini.

3. Analisis Univariat

a. Karakteristik Responden

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan


karakteristik pada tenaga perawat di Puskesmas
Kerongkong Taun 2022
Frekuensi Persentase (%)
Jenis Kelamin:
1. Laki-Laki 9 22,5
2. Perempuan 31 77,5

Jumlah 40 100
Umur:
1. 26-39 Tahun 27 75,5
2. 40-59 Tahun 13 25,5

Jumlah 40 100
Pendidikan
1. D3 18 45,0
2. D4 2 5,0
3. S1+Ners 20 50,0
Jumlah 40 100
Sumber : Data Primer (2022)

Berdasarkan tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa jumlah

responden seluruhnya adalah 40 perawat. Berdasarkan karakteristik

jenis kelamin laki-laki 9 orang (22,5%) dan perempuan 31 orang

(77,5%). Sedangkan responden dari usia 26-39 tahun terdapat 27 orang


41

(75,5%) dan usia 40-59 tahun terdapat 13 orang (25,5%). Dilihat dari

kualifikasi tingkat pendidikan responden terdapat D3 perawat ada 18

orang (45,0%), D4 terdapat 2 orang (5,0%) dan S1+Ners terdapat 20

orang (50.0%).

b. Kecemasan Tenaga Perawat

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi berdasarkan kecemasan pada masa


pandemi Covid-19
No Kecemasan Tenaga N %
Perawat
1 Tidak ada Kecemasan 0 0
2 Kecemasan Ringan 19 47.5
3 Kecemasan Sedang 18 45.0
4 Kecemasan Berat 3 7.5
Jumlah 40 100
Sumber : Data Primer (2022).

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dari 40 responden tenaga perawat

yang mengatakan kecemasan ringan sebanyak 19 orang (47.5%), tenaga

perawat yang mengatakan kecemasan sedang sebanyak 18 orang

(45.0%) dan tenaga perawat yang mengatakan kecemasan berat

sebanyak 3 orang (7.5%)

c. Kinerja Perawat

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi berdasarkan kinerja perawat pada


masa pandemi Covid-19
No Kinerja Perawat N %
1 Kurang 9 22.5
2 Sedang 18 45.0
3 Baik 13 32.5
Jumlah 40 100
Sumber : Data Primer Diolah 2022

Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dari 40 responden tenaga perawat

yang menyatakan kinerja perawat merasa kurang sebanyak 9 orang

(22.5 %), kinerja perawat yang merasa sedang sebanyak 18 orang


42

(45.0), dan perawat yang merasa kinerja baik sebanyak 13 (32.5%).

4. Analisis Bivariat

a. Hubungan Tingkat kecemasan tenaga perawat dengan kinerja perawat

pada masa pandemi Covid-19.

Berdasarkan Hasil Analilis Bivariate dengan menggunakan uji

korelasi Spearman Rank dapat di lihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4 Analisis Hubungan Tingkat kecemasan tenaga perawat


pada masa pandemi Covid-19 dengan kinerja perawat di
Puskemas Kerongkong
Kinerja Perawat Total
Kecemasan Tenaga
Kurang Sedang Baik
Perawat
N % N % N % N %
Tidak ada Kecemasan 0 0 0 0 0 0 0 100
Kecemasan Ringan 1 2.0 9 18,0 9 18.0 19 100
Kecemasan Sedang 5 10.0 9 20,0 4 8.0 18 100
Kecemasan Berat 3 6.0 0 0% 0 0 3 100
Kecemasan Berat 0 0 0 0 0 0 0 100
Sekali
Jumlah 9 20.0 18 38.0 13 16.0 40 100
P.Value 0,02
Koefisien Correlation (r) -0,477
Sumber : Data Primer (2022)

Tabel 4.4 di atas didapatkan tenaga perawat yang menyatakan

tidak ada kecemasan dengan kinerja perawat kurang, sedang ataupun

baik tidak ada (0%), tenaga perawat yang menyatakan merasa

kecemasan ringan dengan kinerja perawat kurang sebanyak 1 orang

(2.0%), tenaga perawat yang menyatakan merasa kecemasan sedang

dengan kinerja perawat sedang sebanyak 9 orang (18.0%) dan tenaga

perawat yang menyatakan merasa kecemasan berat dengan kinerja

perawat baik sebanyak 9 orang (54.1%).

Berdasarkan tabel 4.4 diatas didapatkan hasil uji korelasi Rank

Spearman diperoleh nilai Correlation Coefficient sebesar -0,477


43

artinya korelasi antara kedua variabel tersebut rendah dan didapatkan

nilai signifikansi sebesar 0,02 (p <0,05) yang artinya Ha diterima dan

H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara tingkat

kecemasan terhadap kinerja tenaga kesehatan pada masa pandemi

COVID-19 di Puskesmas Kerongkong tahun 2022.

B. Pembahasan

a. Karakteristik Responden

1) Jenis Kelamin

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata-rata responden

yang mengalami kecemasan yaitu laki-laki sebanyak 9 orang (22.5%)

dan perempuan sebanyak 31 orang (77.5%). Hasil penelitian ini sejalan

dengan Utari (2014) bahwa perempuan memiliki tingkat kecemasan

lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Karena perempuan lebih

peka terhadap emosi yang pada akhirnya juga peka terhadap perasaan

cemasnya.

Maryam et al (dalam Vellyana et al., 2017) menyatakan bahwa

faktor jenis kelamin secara signifikan dapat mempengaruhi tingkat

kecemasan seseorang, dalam penelitian tersebut disebutkan juga bahwa

jenis kelamin perempuan lebih berisiko mengalami kecemasan

dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki, perbedaan otak dan

hormon menjadi faktor utamanya.

Kaplan dan Sadock (Demak & Suherman, 2016) menyatakan

kecemasan terjadi lebih banyak pada wanita. Perempuan memiliki

tingkat kecemasan yang tinggi karena akibat dari reaksi saraf otonom
44

yang berlebihan. Selain itu, pada perempuan terjadinya perubahan

pada sekresi hormon khususnya estrogen yang berpengaruh terhadap

kecemasan (Ramli et all, 2017). Hormon estrogen juga terdapat pada

laki-laki, namun dengan kadar yang sangat rendah sehingga hal ini

menjadi salah satu alasan laki-laki tidak mudah mengalami kecemasan

2) Umur

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa rentang usia

responden diantara usia 26-39 tahun sebanyak 23 orang (75.5 %) dan

paling rendah di usia 40-59 tahun sebanyak 13 orang (22.5 %). Stuart

G.W & Laraia M.T (dalam Vellyana et all, 2017) menyatakan bahwa

maturitas atau kematangan individu akan mempengaruhi kemampuan

koping mekanisme seseorang sehingga individu yang lebih matur

sukar mengalami kecemasan karena individu mempunyai kemampuan

adaptasi yang lebih besar terhadap kecemasan dibandingkan usia yang

belum matur. Dari teori tersebut disimpulkan bahwa semakin dewasa

usia seseorang maka, mekanisme adaptasi terhadap kecemasan lebih

baik. Umur berkorelasi dengan pengalaman, pengalaman berkorelasi

dengan pengetahuan, pemahaman sejalan dengan hasil penelitian

(Alnazly et all, 2021), yang menunjukkan pada usia dewasa lebih

banyak yang mengalami kecemasan dikaitkan dengan keadaan fisik

yang lebih rentan terinfeksi dan mengalami komplikasi dan juga

mereka tinggal bersama anak dan keluarga yang menyebabkan mereka

khawatir menularkan virus pada keluarga.


45

3) Pendidikan

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa 20 dari 40

responden dengan tingkat pendidikan Diploma Keperawatan

mengalami cemas ringan dan sedang. Selanjutnya 20 dari 40

responden yang berpendidikan S1+Ners mengalami cemas ringan,

sedang hingga berat. Berdasarkan hal tersebut peneliti berasumsi

bahwa kecemasan tidak di latarbelakangi oleh pendidikan karena pada

umumnya pendidikan berguna untuk mengubah pola pikir, pola

tingkah laku dan pola pengambilan keputusan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Utari, 2014

dimana pendidikan pada umumnya berguna dalam mengubah pola

pikir, pola bertingkah laku dan pola pengambilan keputusan serta

mengidentifikasi stressor dalam diri sendiri maupun dari luar dirinya.

Tetapi pengaruh tersebut tergantung bagaimana individu merespon hal

tersebut.

b. Kecemasan Tenaga Perawat

Berdasarkan tabel 4.2 hasil penelitian yang sudah dilakukan

menunjukkan bahwa tenaga perawat paling banyak berada pada

kecemasan ringan sebanyak 19 orang (47.5%).

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukakan oleh Amri (2020) dengan topik penelitian yaitu hubungan

pengetahuan tentang Covid-19 dengan tingkat kecemasan perawat di

Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr. M. Djaamil Padang, dengan hasil

penelitian menunjukkan 46.7% perawat berpengetahuan baik, 65.0%


46

mempunyai tingkat kecemasan pada kategori ringan. Ada pengaruh tingkat

pengetahuan tentang Covid-19 dengan tingkat kecemasan di Instalasi

Rawat Jalan RSUP Dr. M Djamil Padang tahun 2022 dengan hasil

(p=0,001).

Hasil Penelitian Lai et all (2020) tentang tenaga kesehatan

beresiko mengalami gangguan psikologis dalam mengobati pasien Covid-

19, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 50,4% responden

memiliki gejala depresi dan 44,6% memiliki gejala kecemasan karena

perasaan tertekan. Profesional kesehatan yang bekerja di unit dan rumah

sakit SARS selama wabah SARS juga melaporkan depresi, kecemasan,

ketakutan, dan frustrasi (Wu et all, 2009; Xiang, Yang, et all 2020). Kasus

ini mewakili adanya potensi konsekuensi kesehatan mental yang serius

pada profesional kesehatan selama krisis COVID-19 dan menekankan

perlunya menerapkan langkah-langkah mendesak untuk menjaga

kesehatan mental staf selama pandemi (Anmella et all 2020).

Pengaruh tuntutan, persaingan, serta bencana yang terjadi dalam

kehidupan dapat membawa dampak terhadap kesehatan fisik dan

psikologis. Salah satu dampak psikologis yaitu ansietas atau kecemasan

(Sutejo, 2018). Rasa panik dan rasa takut merupakan bagian dari aspek

emosional, sedangkan aspek mental atau kognitif yaitu timbulnya

gangguan terhadap perhatian, rasa khawatir, ketidakteraturan dalam

berpikir, dan merasa bingung (Ghufron & Risnawita, 2017). Sehingga dari

kejadian Covid-19 ini tenaga kesehatan merasa tertekan dan khawatir.

Risiko tinggi terinfeksi virus dan tertular Covid-19 dari pasien ini turut
47

menimbulkan kecemasan pada tenaga perawat. Ketakutan tenaga perawat

setiap kali membayangkan kemungkinan terinfeksi oleh penyakit saat

bertugas dan semakin meningkat ketika membayangkan penularan dan

penyebaran virus ke keluarga, teman, atau kolega mereka. Hal ini

membuat tenaga perawat selalu berhati-hati dalam menjalankan tugas.

Hasil dari penelitian ini juga mendapatkan bahwa tenaga perawat

tidak mengalami kecemasan. Hal ini kemungkinan karena sebagian

perawat merasa kinerja perawat cukup baik dalam menjalankan tugas dan

dalam berinteraksi dengan pasien Covid-19. Paling penting untuk

mencegah masalah kecemasan adalah kinerja yang cukup baik, sehingga

tenaga kesehatan dalam menjalankan tugasnya tidak merasa khawatir

dengan dirinya sendiri bahkan dengan anggota keluarga mereka.

c. Kinerja Perawat

Berdasarkan tabel 4.3 hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

kinerja perawat yang menyatakan kurang sebanyak 9 orang (22.5 %).

Sedangkan perawat yang menyatakan kinerja sedang sebanyak 18 orang

(45.0), dan perawat yang meyatakan kinerja baik sebanyak 13 (32.5%).

Kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi atau indikator

suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu. Kinerja atau

prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya (Nursalam, 2013).

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Rarastanti (2020) dengan topik penelitian yaitu pengaruh stres kerja
48

terhadap kinerja tenaga kesehatan melalui mediasi job Burnout selama

masa pandemi Covid 19 di RSU Aisyiyah Ponorogo. Dengan hasil

penelitian menemukan bahwa stres kerja memiliki efek negatif dan

signifikan terhadap kinerja pada tenaga kesehatan Rumah Sakit Umum

Aisyiyah Ponorogo, Stres kerja memiliki efek positif dan signifikan pada

burnout pada tenaga kesehatan Rumah Sakit Umum Aisyiyah Ponorogo

dan stres kerja berdampak negatif dan signifikan terhadap kinerja tenaga

kesehatan Rumah Sakit Umum Aisyiyah Ponorogo melalui mediasi

variabel burnout.

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yanti, et al

(2020) yang bertujuan untuk mengetahui gambaran motivasi bekerja

perawat pada masa pandemi Covid-19 di Bali. Dari hasil penelitian

tersebut didapatkan bahwa perawat memiliki motivasi kerja baik sebanyak

102 orang (52,8%) dan perawat yang memiliki motivasi kerja kurang

sebanyak 91 orang (47,2%). Hasil penelitian Yanti, et al (2020)

menjelaskan bahwa sebagian besar perawat pada masa Covid-19 memiliki

motivasi bekerja baik.

Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arif,

et al (2021) yang mendapatkan jumlah responden yang memiliki motivasi

kerja kurang sebanyak 13 (22,41%), motivasi kerja cukup sebanyak 43

(72,42%) dan motivasi kerja baik sebanyak 3 orang (5,17%). Motivasi

perawat dalam merawat pasien Covid-19 dipengaruhi oleh beberapa faktor

yaitu usia, status perkawinan dan situasi lingkungan kerja seperti

tersedianya kebijakan dan alat pelindung diri yang memadai.


49

Berdasarkan hasil penelitian, teori serta penelitian terkait maka

peneliti berasumsi bahwa perawat dapat melakukan peran, fungsi,

tanggung jawabnya terhadap pasien secara baik mengesampingkan kondisi

lainnya apalagi disaat pandemi covid-19 ini dan hal tersebut merupakan

kinerja perawat yang harus dilakukan oleh perawat saat melaksanakan

tugasnya.

d. Analisis Tingkat Kecemasan Tenaga Kesehatan Dengan Kinerja

Perawat

Berdasarkan tabel 4.4 hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

tidak ada kecemasan dengan kinerja perawat kurang, sedang ataupun baik

tidak ada (0%), tenaga perawat yang menyatakan merasa kecemasan

ringan dengan kinerja perawat kurang sebanyak 1 orang (2.0%), tenaga

perawat yang menyatakan merasa kecemasan sedang dengan kinerja

perawat sedang sebanyak 9 orang (18.0%) dan tenaga perawat yang

menyatakan merasa kecemasan berat dengan kinerja perawat baik

sebanyak 9 orang (54.1%).

Berdasarkan tabel 4.4 diatas didapatkan hasil uji korelasi Rank

Spearman diperoleh nilai Correlation Coefficient sebesar -0,477 artinya

korelasi antara kedua variabel tersebut rendah dan didapatkan nilai

signifikansi sebesar 0,02 (p <0,05) yang artinya Ha diterima dan H0

ditolak, sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara tingkat

kecemasan terhadap kinerja tenaga kesehatan pada masa pandemi COVID-

19 di Puskesmas Kerongkong tahun 2022.


50

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Ariasti & Handayani (2019) yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

tingkat kecemasan dengan motivasi kerja perawat di RSUD dr. Soeratno

Gemolong. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa ada hubungan

yang signifikan antara tingkat kecemasan dengan motivasi kerja perawat

dengan nilai p value 0,001 dan nilai koefisien korelasi 0,552.

Berdasarkan hasil penelitian, teori terkait serta penelitian terkait

maka peneliti berasumsi bahwa dengan tingginya kasus terinfeksi covid-19

serta banyaknya tenaga medis dan non medis yang ikut tumbang karena

terpapar membuat perawat sebagai garda terdepan sistem pelayanan

kesehatan mengalami kecemaan ringan sampai berat, Perawat yang

mengalami kecemasan dapat mempengaruhi kinerja perawat tersebut di

sistem pelayanan asuhan keperawatan, serta terdapat perawat yang

mengalami penurunan kinerja yang dapat terjadi karena berbagai sebab.

Hasil penelitian ini bereda dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Suhamdani (2020) dengan topik penelitian yaitu hubungan efikasi diri

dengan tingkat kecemasan perawat pada masa pandemi Covid 19 di

Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan hasil penelitian yaitu berdasarkan

uji statistik diperoleh p = 0,006 (<0,05), artinya tidak terdapat hubungan

yang signifikan antara efikasi diri dengan tingkat kecemasan perawat pada

masa pandemi COVID 19 di Provinsi NTB.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari adanya hambatan dan

keterbatasan penelitian. Peneliti memiliki keterbatasan dalam menemui


51

responden dikarenakan pada saat penelitian responden terkendala pasien saat

akan mengisi kuesioner dan penelitian bertepatan dengan proses pelayanan

kesehatan. Sehingga dalam penelitian ini sebagian memberikan kuesioner ke

penanggung jawab, pada saat bergantian piket penanggung jawab dapat

memberikan kuesioner dan meminta bantuan dalam mengontrol tiap perawat

dalam mengisi kuesioner.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis uji variabel yang dilakukan

untuk menguji hubungan tingkat kecemasan dengan kinerja perawat pada

masa pandemi Covid-19 di Puskesmas Kerongkong, maka dapat disimpulkan

1. Karakteristik umur responden perawat di puskesmas kerongkong rata-

rata usia 26-39 tahun sebanyak 27 perawat (75.5 %), dengan jenis

kelamin terbanyak yaitu Perempuan sebanyak 39 perawat (77.5 %) dan

pendidikan terbanyak yaitu S1+Ners sebanyak 20 perawat (50.0 %).

2. Tingkat kecemasaan tenaga perawat di Puskesmas Kerongkong sebagian

besar dalam kategori cemas ringan sebanyak 19 perawat (47.5%).

3. Kinerja tenaga perawat di Puskesmas Kerongkong sebagian besar dalam

kategori sedang sebanyak 18 perawat (45.0%).

4. Ada hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan dengan kinerja

tenaga perawat pada masa pandemi Covid-19 di Puskesmas Kerongkong

dengan nilai V 0.02<0,05.

B. Saran

1. Bagi Instansi yang Terkait (Puskesmas kerongkong)

Diharapkan kepada perawat di pueskesmas kerongkong untuk

selalu berfikir positif terhadap hal-hal yang dapat menyebabkan resiko,

diharapkan kepada perawat untuk mencari informasi dan memahami

tentang informasi Covid-19 baik itu dari media elektronik maupun media

cetak untuk menambah wawasan.

52
53

2. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai data awal dan referensi untuk

melakukan penelitian lebih lanjut.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan dan dibahas

lagi oleh peneliti selanjutnya dan diharapkan pada peneliti selanjutnya agar

dapat meneliti factor-faktor yang dapat menyebabkan kecemasan perawat

dimasa pandemic Covid-19, serta dapat melakukan intervensi dalam

pengendalian cemas.
DAFTAR PUSTAKA

Ahid, Mudayana A. 2014. Pengaruh Motivasi dan Beban Kerja Terhadap


Kinerja Karyawan di Rumah Sakit Nur Hidayah Bantul, Jurnal Kes Mas
Vol 4, No2 Juni 2010: 76-143, ISSN:1978-0575. Hal 84-92

Amir, M. (2020). Assessing the anxiety level of Iranian general population during
COVID-19 outbreak. Asian Journal of Psychiatry. 4(2): 1-6.

Anwar Prabu Mangkunegara. 2015. Sumber Daya Manusia Perusahaan. Cetakan


kedua belas. Remaja Rosdakarya:Bandung

Annisa, D., & Ifdil. (2016). Konsep Kecemasan (Anxiety) Pada Lanjut Usia
(Lansia). Jurnal Konselor Universitas Padang, 5(2), 93-99.

Ariasti, D., & Handayani, A. T. (2019). Hubungan Tingkat Kecemasan dengan


Motivasi Kerja Perawat di RSUD dr. Soeratno Gemolong. KOSALA:
Jurnal Ilmu Kesehatan, 7(1), 19-28.

Arif, Y.K. Wihardja, H., & Lina, R.N. (2021). Faktor - Faktor Yang
Mempengaruhi Motivasi Kerja Perawat Pelaksana Dalam Merawat
Pasien Covid-19 Di Rs X, Banten. Jurnal Sehat Mandiri, Volume 16 No
1. Diaskes 22 Agustus 2022.
http://jurnal.poltekkespadang.ac.id/ojs/index.php/jsm

Cai Hoazeng, et al. (2020). Psychological Impact and Coping Strategies of


Frontline Medical Staff in Hunan Between January and March 2020
During the Outbreak of Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) in
Hubei, China. Medical Science. 2(1): 1-16.

Cheng, Q et all (2020). Correspondence Mental health care for medical staff in
China during the COVID-19. Lancet, 7, 15, 26. https://doi.org/10.1016/
S2215 0366(20)30078-X

Demak, I., & Suherman. (2016). Hubungan Umur, Jenis Kelamin Mahasiswa Dan
Pendapatan Orang Tua Dengan Tingkat Kecemasan Pada Mahasiswa
Pendidikan Sarjana Program Studi Pendidikan Dokter Fkik Universitas
Tadulako. Jurnal Ilmiah Kedokteran, 3(1), 52–62

Diah Handayani,et.al. 2020. Penyakit Virus Corona 2019. Jurnal Respirologi


Indonesia. Vol 40. No. 2, April 2020. Perhimpunan Dokter Paru
Indonesia

Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 11 No. 1 Juli 2020 (
ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058).

54
55

Fadli, dkk. (2020) “Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan pada Tenaga


Kesehatan Dalam Upaya Pencegahan Covid-19”, Jurnal Pendidikan
Keperawatan Indonesia, 6(1), pp. 57–65. doi: 10.17509/jpki.v6i1.24546

Fehr AR, Perlman S. (2015). Coronavirus: AnOverview of Their Replication and


Pathogenesis. Methods Mol Biol ; 1282: 1– 23.

Gambaran Tingkat Kecemasan Perawat Saat Pandemi COVID-19 Di Negara


Berkembang Dan Negara Maju: A Literatur Review 48 Nemati, et al.
2020. Assessment of Iranian Nurses’ Knowledge and Anxiety Toward
COVID-19 During the Current Outbreak in Iran. Archives Of Clinical
Infection. 3(2): 1-5.

Hanggoro, A. Y., Suwarni, L., Selviana, & Mawardi. (2020). Dampak psikologis
pandemi COVID-19 pada petugas layanan kesehatan : studi. Jurnal
Kesehatan
Masyarakat Indonesia, 15(2), 13–18.

Hawari,D. (2014). Skizofrenia Pendekatan Holistik (BPSS) Bio-Psiko-


Sosial.Sosial. Jakarta: FKUI

Huang C, dkk (2020). Clinical features of patients infected with 2019 novel
coronavirus in Wuhan, China. The Lancet. 24 jan 2020.

Kautsar, F. (2015) Uji Validitas dan Reliabilitas Hamilton Anxiety Rating Scale
Terhadap Kecemasan dan Produktivitas Pekerja Visual Inspection PT.
Widatra Bhakti

Kent GG. The psychology of dental care. Bristol: John Wright & Sons Ltd., 1984:
55-63.

Kemenkes RI. 2010. Riset Kesehatan Dasar, RISKESDAS. Jakarta: Balitbang


Kemenkes RI.

Kemenkes, RI. (2020). Perkembagan Kasus Covid-19 Kumulatif di Indonesia.


Retrieved from http://pusatkrisis.kemkes.go.id/

Korsman SNJ, van Zyl GU, Nutt L, Andersson MI, Presier W. Relman E,
Business insider Singapore. human-officials-confirm-2020.

Lai, J et all. (2020). Factors Associated With Mental Health Outcomes Among
Health Care Workers Exposed to Coronavirus Disease 2019. JAMA,
3(3), 1–12. https://doi.org/10.1001/jamanetworkopen.2020.3976

Li, Q et all (2020). Early Transmission Dynamics in Wuhan, China, of Novel


Coronavirus–Infected Pneumonia. The New England Journal of
Medicine, 382(13), 1199–1207.
https://doi.org/10.1056/NEJMoa2001316.
56

Lim et al. (2020). Population anxiety and positive behaviour change during the
COVID-19 epidemic: Cross-sectional surveys in Singapore, China and
Italy. MedRix. 5(7):1-8. Mo Y. Et al. 2020.

Maharaj S et all (2019). Maharaj S, Lees T, Lal S. Prevalence and risk factors of
depression, anxiety, and stress in a cohort of Australian nurses.
International journal of
environmental research public health 2019;16(1):61. https://pubmed.nc
bi.nlm.nih.gov/30591627/.

Neto MLR et all (2020) When health professionals look death in the eye: the
mental health of professionals who deal daily with the 2019 coronavirus
outbreak. Psychiatry Research.
2020 : 112972. https : //www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC71528
86/pdf/main.pd

Notoatmodjo, S. (2012). Buku Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :


Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmojo, S. (2019). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam, (2013). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen. Edisi 3 Jakarata,
Salemba Medika.

Potter. P.A dan A.G. Perry. (2018) Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi.7.
Jakarta: Salemba Medika.

Rarastanti Dian Putri, (2020). Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Tenaga
Kesehatan Melalui Mediasi Job Burnout Selama Masa Pandemi
COVID-19 di
RSU Aisyiyah Ponorogo. Jurnal Universitas Airlangga.
Respository.unair.ac.id/105652/

Rossi Rodolfo. Et al. 2020.Mental health outcomes among front and second line
health workers associated with the COVID-19 pandemic in
Italy.MedRix. 5(3): 1-5.

Sugiyono, D. R. (2010). Buku Statistik untuk penelitian. Cetakan kelima.


Bandung: CV Alpabeta

Sugiyono (2011). Metode penelitian kuntitatif kualitatif dan R&D. Alfabeta

Sugiyono. (2014). Buku Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.


Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


PT Alfabet.
57

Sugiyono, 2020. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suriana. 2014. Analisis Kinerja Perawat (Studi Ruang Rawat Inap Di Rumah
Sakit
Umum Daerah Tanjung Uban Provinsi Kepulauan Riau). Artikel
Penelitian.
Program Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Maritim Raja Ali Haji

Stuart (2017), Buku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Sutejo. (2018). Buku Keperawatan Jiwa Konsep dan Praktik Asuhan Keperawatan
Kesehatan Jiwa: Gangguan Jiwa dan Psikososial. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press.

Supardi, Sudibyo dan Rustika. 2013. Buku Ajar Metodologi Riset Keperawatan.
Jakarta: CV. Trans Info Media.

Vellyana, D., Lestari, A., & Rahmawati, A. (2017). Faktor-Faktor yang


Berhubungan dengan
Tingkat Kecemasan pada Pasien Preoperative di RS Mitra Husada Pring
sewu. Jurnal Kesehatan, 8(1), 108. https://doi.org/10.26630/jk.v8i1.403

WHO. (2020) Coronavirus desease 2019 (COVID-19).

Yanti, N.P.E.D., Susiladewi, I.A.M.V., & Pradiksa,H. (2020). Gambaran Motivasi


Bekerja Perawat Dalam Masa Pandemi Coronavirus Disease (Covid-19)
Di Bali. Community of Publishing In Nursing (COPING), 2303-1298.
Diaskes 22 Agustus 2022.
https://doi.org/10.24843/coping.2020.v08.i02.p07

Yuniarsih Mampuni Sri, Rahajeng Win Martini, (2021). Pendidikan Kesehatan


dan
Konsultasi Online untuk menurunkan kecemasan perawat dalam
Menangani
Pasien COVID-19. Jurnal ABDIMAS Volume 2 Nomor 1.
Https://www.jurnal.unikal.ac.id/index.php/abdimas/article/view/1291/9
57.

Yurianto, A dkk. (2020). Pedoman Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial


Pada Pandemi COVID-19. Kementrian Kesehatan RI. Direktorat
Jendral Pencegahan dan pengendalian Penyakit Kementrian Kesehatan .
58

Lampiran 2

INFORMED CONSENT

Saya Dhomanillah Ali Hida adalah Mahasiswa STIKES Hamzar Lombok

Timur Program Studi S1 ilmu Keperawatan, mengharapkan partisipasi Ibu dalam

penelitian saya yang berjudul “Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kinerja

Tenaga Perawat pada Masa Pandemi Covid-19 di Puskesmas Kerongkong Tahun

2022”. Peneliti mengharapkan tanggapan dan jawaban yang diberikan hanya

sesuai dengan keadaan Bapak/Ibu ketahui tanpa dipengaruhi oleh orang lain.

Saya menjamin kerahasiaan jawaban yang Bapak/Ibu berikan hanya akan

dipergunakan untuk pengembangan ilmu keperawatan dan kesehatan masyarakat.

Sebagai bukti bahwa Bapak/Ibu telah diberi informasi dan setuju untuk menjadi

responden dalam penelitian ini, mohon cantumkan tanda tangan dalam kolom

yang tersedia di bawah ini.


59

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Dengan ini saya :

Nama :

Umur :

Alamat :

Menyatakan bersedia menjadi responden pada penelitian yang akan dilakukan

oleh :

Nama : DHOMANILLAH ALI HIDA

NIM : 113118005

Jurusan : S1 Ilmu Keperawatan

Untuk mengisi daftar pertanyaan penelitian Skripsi yang disusun oleh mahasiswa

STIKES Hamzar Jurusan Keperawatan tanpa prasangka dan paksaan, jawaban

yang diberikan akan dirahasiakan dan hanya semata-mata untuk kepentingan ilmu

penelitian.

Demikian Surat Pernyataan ini

Peneliti, Responden,

(DHOMANILLAH ALI HIDA) (……………..……… )


60

Lampiran 5

ANALISIS UNIVARIAT
TABEL FREKUENSI DAN PERSENTASI

Frequencies

Frequency Table
Jenis Kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Laki-laki 9 22.5 22.5 22.5
Perempuan 31 77.5 77.5 100.0
Total 40 100.0 100.0

Umur
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 26 3 7.5 7.5 7.5
27 1 2.5 2.5 10.0
29 1 2.5 2.5 12.5
30 1 2.5 2.5 15.0
31 3 7.5 7.5 22.5
32 3 7.5 7.5 30.0
34 4 10.0 10.0 40.0
35 5 12.5 12.5 52.5
36 2 5.0 5.0 57.5
37 2 5.0 5.0 62.5
39 2 5.0 5.0 67.5
40 1 2.5 2.5 70.0
43 1 2.5 2.5 72.5
44 1 2.5 2.5 75.0
46 2 5.0 5.0 80.0
61

54 2 5.0 5.0 85.0


56 2 5.0 5.0 90.0
57 1 2.5 2.5 92.5
58 2 5.0 5.0 97.5
59 1 2.5 2.5 100.0
Total 40 100.0 100.0

Pendidikan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid D3 18 45.0 45.0 45.0
D4 2 5.0 5.0 50.0
S1+Ners 20 50.0 50.0 100.0
Total 40 100.0 100.0

Kecemasan Tenaga Perawat


Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Cemas Ringan 18 45.0 45.0 45.0
Cemas Sedang 19 47.5 47.5 92.5
Cemas Berat 3 7.5 7.5 100.0
Total 40 100.0 100.0

Kinerja Perawat
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Kurang 9 22.5 22.5 22.5
Sedang 18 45.0 45.0 67.5
Baik 13 32.5 32.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
62

Lampiran 6
ANALISIS BIVARIAT
UJI SPEARMAN RANK
KECEMASAN DENGAN KINERJA PERAWAT

Crosstabs

Kecemasan Tenaga Perawat * Kinerja Perawat Crosstabulation


Count
Kinerja Perawat
Kurang Sedang Baik Total
Kecemasan Tenaga Cemas Ringan 1 9 9 19
Perawat Cemas Sedang 5 9 4 18
Cemas Berat 3 0 0 3
Total 9 18 13 40

Correlations
Kecemasan
Tenaga Kinerja
Perawat Perawat
Spearman's rho Kecemasan Tenaga Correlation
1.000 -.477**
Perawat Coefficient
Sig. (2-tailed) . .002
N 40 40
Kinerja Perawat Correlation
-.477** 1.000
Coefficient
Sig. (2-tailed) .002 .
N 40 40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Anda mungkin juga menyukai