Anda di halaman 1dari 121

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP

DAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN UPAYA


PENGENDALIAN HIPERTENSI DI DESA
KALIMARO KECAMATAN GEBANG
KABUPATEN CIREBON
TAHUN 2022

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh


Gelar Sarjana Pada Program Studi Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Oleh :
NUNING NURUL HIKMAH
NIM. CKX0200009

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP


DAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN UPAYA
PENGENDALIAN HIPERTENSI DI DESA
KALIMARO KECAMATAN GEBANG
KABUPATEN CIREBON
TAHUN 2022

Diajukan oleh:

NUNING NURUL HIKMAH


NIM. CKX0200009

Kuningan, September 2022

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Neneng Aria Nengsih, S.Kep., M.Kep Ns.Reni Fatmawati, S.Kep


NIK. 811007.201010.040 NIK 9312082014128

i
LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP


DAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN UPAYA
PENGENDALIAN HIPERTENSI DI DESA
KALIMARO KECAMATAN GEBANG
KABUPATEN CIREBON
TAHUN 2022

Skripsi ini telah diujikan oleh Tim Penguji


Program Studi Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan
Pada September 2022

Penguji I Penguji II Penguji III

Ns. Nanang Saprudin,S.Kep.,M.Kep Ns. Neneng Aria Nengsih,S.Kep.,M.Kep Ns. Reni Fatmawati, S.Kep
NIK. 790405.201010.041 NIK. 811007.201010.040 NIK 9312082014128

Mengetahui,
Ketua STIKes Kuningan Ketua Program Studi
S1 Ilmu Keperawatan

Dr.H. Abdal Rohim, S.Kp., M.H. Ns. Neneng Aria Nengsih, S.Kep., M.Kep
NIK. 700805.200.908.026 NIK. 811007.201010.040

ii
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nuning Nurul Hikmah

NIM : CKX0200009

Kelas : Non Reguler

Program : S1 Ilmu Keperawatan STIKes Kuningan

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Hubungan Antara

Tingkat Pengetahuan, Sikap Dan Tingkat Pendapatan Dengan Upaya

Pengendalian Hipertensi Di Desa Kalimaro Kecamatan Gebang Kabupaten

Cirebon Tahun 2022” beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri

dan tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak

sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko dan sanksi yang diajukan

kepada saya apabila di temukan pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya

saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Kuningan, September 2022

Peneliti

Nuning Nurul Hikmah

iii
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
SKRIPSI, SEPTEMBER 2022

Nuning Nurul Hikmah


CKX0200009

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN SIKAP DAN


TINGKAT PENDAPATAN DENGAN UPAYA PENGENDALIAN
HIPERTENSI DI DESA KALIMARO KECAMATAN GEBANG
KABUPATEN CIREBON TAHUN 2022
xvi + 68 halaman + 10 tabel + 2 bagan + 12 lampiran

ABSTRAK

Latar Belakang : Prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 34,1%, Jawa Barat


berada diurutan tertinggi ke 2. Profil Dinas Kesehatan Kabuaten Cirebon tahun
2020, estimasi penderita hipertensi sebanyak 644.577 orang. Diperlukan upaya
pengendalian hipertensi oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan mengetahui
hubungan antara tingkat pengetahuan, sikap, dan tingkat pendapatan dengan
upaya pengendalian hipertensi di Desa Kalimaro Kecamatan Gebang Kabupaten
Cirebon Tahun 2022
Metode : Desain penelitian ini bersifat kuantitatif, desain yang digunakan adalah
analitik korelasional dengan menggunakan cross sectional. Pengambilan sampel
menggunakan total sampling diperoleh sebanyak 43 responden. Instrumen
menggunakan kuesioner. Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan
analisis bivariat menggunakan Rank Spearman.
Hasil : menunjukkan hampir sebagian berpengetahuan baik (48,8%), memiliki
sikap positif (67,4%), sebagian besar berpendapatan rendah (60,5%) dan upaya
pengendalian hipertensi baik yaitu (67,4%). Analisis rank spearman diperoleh
nilai p = 0,000 pada variabel pengetahuan, nilai p = 0,000 pada sikap dan nilai p =
0,016 pada pendapatan.
Simpulan : terdapat hubungan pengetahuan, sikap dan pendapatan dengan upaya
pengendalian hipertensi. Disarankan untuk tenaga kesehatan dan orang terdekat
penderita hipertensi terus memberikan motivasi dan dukungan untuk rutin periksa
ke puskesmas dan posbindu.

Kata kunci : pengetahuan, sikap, pendapatan, pengendalian, hipertensi


Kepustakaan : 10 Buku (2017 -2019) 12 Jurnal (2019-2022)

iv
INSTITUTE OF HEALTH SCIENCE KUNINGAN
STUDY PROGRAM OF S1 NURSING SCIENCE
THESIS, SEPTEMBER 2022

Nuning Nurul Hikmah


CKX0200009

RELATIONSHIP BETWEEN ATTITUDE KNOWLEDGE LEVEL AND


INCOME LEVEL WITH HYPERTENSION CONTROL EFFORT IN
KALIMARO VILLAGE, GEBANG DISTRICT, CIREBON REGENCY IN 2022
xvi + 68 pages + 10 tables + 2 charts + 12 attachments

ABSTRACT

Background: The prevalence of hypertension in Indonesia reaches 34.1%, West


Java is in the 2nd highest ranking. Profile of the Cirebon District Health Office in
2020, estimates of hypertension sufferers are 644,577 people. Efforts are needed
to control hypertension by the community. This study aims to determine the
relationship between knowledge, attitudes, and income levels with efforts to
control hypertension in Kalimaro Village, Gebang District, Cirebon Regency in
2022.
Methods: The design of this research is analytic, the design used is correlational
analytic using cross sectional. Sampling using total sampling obtained as many
as 43 respondents. The instrument uses a questionnaire. Univariate analysis
using frequency distribution and bivariate analysis using Rank Spearman.
Results: most of them have good knowledge (48.8%), have a positive attitude
(67.4%), have low opinion (60.5%) and have good control efforts (67.4%).
Spearman rank analysis obtained p value = 0.000 on knowledge variable, p value
= 0.000 on attitude and p value = 0.016 on income.
Conclusion: there is a relationship between knowledge, attitude and income with
efforts to control hypertension. Suggestions for Puskesmas to improve health
education, especially related to hypertension through counseling, formation of
online groups for hypertension sufferers and counseling

Keywords: knowledge, attitude, income, control, hypertension


Literature : 10 Books (2017 -2019) 12 Journals (2019-2022)

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan sekripsi ini dengan judul

“Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Sikap dan Tingkat Pendapatan Dengan

Upaya Pengendalian Hipertensi di Desa Kalimaro Kecamatan Gebang Kabupaten

Cirebon Tahun 2022”.

Penulisan penelitian ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat

untuk mencapai gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) pada Program Studi S1

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan.

Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan sekripsi ini. Oleh karena

itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Dewi Laelatul Badriah, M.Kes, AIFO selaku Ketua Yayasan

Pendidikan Bhakti Husada Kuningan

2. Bapak Dr. H.Abdal Rohim,S.Kp.,MH, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Kuningan (STIKKU).

3. Ibu Ns. Neneng Aria Nengsih, S.Kep.,M.Kep, selaku Ketua Program Studi S1

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan (STIKKU) dan

Pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk

mengarahkan dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

vi
4. Ibu Ns. Reni Fatmawati, S.Kep, selaku Pembimbing II, yang telah meluangkan

waktu dan pikirannya untuk mengarahkan dan membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Ns. Nanang Saprudin, S.Kep.,M.Kep, selaku dosen penguji yang telah

meluangkan waktu dan pikirannya untuk mengkoreksi dan mengarahkan dalam

penulisan skripsi ini.

6. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan semangat dalam

penyusunan penelitian ini.

7. Suami tersayang yang sudah memberikan dukungan serta support moril dan

materil kepada saya.

8. Mamah, Mamah Mertua, dan keluarga tercinta yang telah memberikan

dukungan moril sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Akhir kata, semoga hasil penelitian ini membawa manfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang keperawatan. Penulis

menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, maka penulis

berharap kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan penyusunan skripsi

ini selanjutnya.

Kuningan, September 202

Penulis

vii
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii

LEMBAR PERNYATAAN............................................................................ iii

ABSTRAK....................................................................................................... iv

ABSTRACT..................................................................................................... v

KATA PENGANTAR.................................................................................... vi

DAFTAR ISI................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL........................................................................................... x

DAFTAR BAGAN.......................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang.......................................................................... 1


1.2. Rumusan Masalah..................................................................... 5
1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5
1.4. Manfaat Penelitian.................................................................... 6
1.5. Keaslian Penelitian ................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 9

2.1. Tingkat Pendapatan................................................................... 9


2.2. Pengetahuan ............................................................................. 15
2.3. Sikap.......................................................................................... 20
2.4. Hipertensi ................................................................................. 24

viii
BAB III KERANGKA KONSEP DEFINISI OPERASIONAL

DAN HIPOTESIS........................................................................... 43

3.1. Kerangka Konsep ..................................................................... 43


3.2. Definisi Operasional ................................................................. 44
3.3. Hipotesis ................................................................................... 46

BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................. 47

4.1. Desain Penelitian....................................................................... 47


4.2. Populasi dan Sampel ................................................................ 48
4.3. Variabel Penelitian ................................................................... 49
4.4. Instrumen Penelitian ................................................................. 49
4.5. Prosedur Pengumpulan Data .................................................... 50
4.6. Pengolhan Data ........................................................................ 50
4.7. Teknik Analisis Data ................................................................ 52
4.8. Etika dalam Penelitian .............................................................. 53
4.9. Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................... 54

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 55

5.1. Hasil Penelitian......................................................................... 55


5.2. Pembahasan .............................................................................. 58
5.3. Keterbatasan Penelitian ............................................................ 69

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 71

6.1. Kesimpulan .............................................................................. 71


6.2. Saran ......................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian...........................................................................

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi....................................................................... 26

Tabel 2.2 Pedoman Gizi Seimbang Hipertensi................................................ 37

Tabel 2.3 Dampak Modifikasi Gaya Hidup..................................................... 39

Tabel 3.1 Definisi Operasional ........................................................................ 43

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan ................................................... 54

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Sikap............................................................... 54

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Pendapatan ..................................................... 55

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Upaya Pengendalian ...................................... 55

Tabel 5.5 Hubungan Pengetahuan Dengan Upaya pengendalian .................... 56

Tabel 5.6 Hubungan Sikap Dengan Upaya pengendalian ............................... 56

Tabel 5.7 Hubungan Pendapatan Dengan Upaya pengendalian ...................... 57

x
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori ........................................................................... 41

Bagan 3.1 Kerangka Konsep........................................................................ 42

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Uji Validitas

Lampiran 2 Surat Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 3 Keterangan Ijin Uji Validitas

Lampiran 4 Keterangan Ijin Penelitian

Lampiran 5 Informed Consent

Lampiran 6 Surat Permohonan menjadi Responden

Lampiran 7 Surat persetujuan Responden

Lampiran 8 Lembar Kuesioner

Lampiran 9 Master Data

Lampiran 10 Hasil Analisis

Lampiran 11 Foto Kegiatan penelitian

Lampiran 12 Daftar Riwayat Hidup

xii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu

kondisi dimana pembuluh darah memiliki tekanan darah tinggi (tekanan darah

sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg) yang menetap.

Tekanan darah adalah kekuatan darah untuk melawan tekanan dinding arteri

ketika darah tersebut dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh. Semakin tinggi

tekanan darah maka semakin keras jantung bekerja (WHO, 2017).

Hipertensi merupakan masalah yang perlu diwaspadai, karena tidak ada

tanda gejala khusus pada penyakit hipertensi dan beberapa orang masih merasa

sehat untuk beraktivitas seperti biasanya. Hal ini yang membuat hipertensi sebagai

silent killer (Kemenkes, 2018), Gangguan yang dapat disebabkan dari penyakit

hipertensi yaitu gangguan pada organ-organ vital seperti jantung dan ginjal.

Manajemen preventif, promotif, kuratif, maupun rehabilitatif terkait kondisi ini

sangat penting untuk dilakukan (Aquarista dan Hadi, 2019).

Data World Health Organization (WHO) tahun 2018 menunjukkan sekitar

1,13 Miliar orang di dunia mengidap hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia

terdiagnosis hipertensi. Jumlah penyandang hipertensi terus meningkat setiap

tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar orang yang terkena

hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 10,44 juta orang meninggal akibat

hipertensi dan komplikasinya ( Kementrian Kesehatan, 2019 ).

1
2

Prevalensi penderita hipertensi di Indonesia sebagai salah satu negara

dengan pendapatan rendah, mencapai 34,1% dengan estimasi jumlah kasus

sebesar 63.309.620 orang. Selain itu, pada tahun 2018, sebanyak 427.218

penduduk Indonesia meninggal akibat hipertensi. (Riset Kesehatan Dasar, 2018)

Kasus hipertensi tertinggi di Kalimantan Selatan (44.1%), sedangkan

terendah di Papua sebesar (22,2%), dan Jawa Barat berada diurutan tertinggi ke 2

(39.6%). Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-

54 tahun (45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%). Dari prevalensi hipertensi sebesar

34,1% diketahui bahwa sebesar 8,8% terdiagnosis hipertensi dan 13,3% orang

yang terdiagnosis hipertensi tidak minum obat serta 32,3% tidak rutin minum

obat. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar penderita Hipertensi tidak

mengetahui bahwa dirinya Hipertensi sehingga tidak mendapatkan pengobatan.

Alasan penderita hipertensi tidak minum obat antara lain karena penderita

hipertensi merasa sehat (59,8%), kunjungan tidak teratur ke fasilitas pelayanan

kesehatan (31,3%), minum obat tradisional (14,5%), menggunakan terapi lain

(12,5%), lupa minum obat (11,5%), tidak mampu beli obat (8,1%), terdapat efek

samping obat (4,5%), dan obat hipertensi tidak tersedia di Fasilitas pelayanan

kesehatan (2%) (Riset Kesehatan Dasar, 2018).

Menurut profil Dinas Kesehatan Kabuaten Cirebon tahun 2020, jumlah

estimasi penderita hipertensi pada tahun 2020 sebanyak 644.577 orang. Jumlah

penderita hipertensi yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar adalah

174.538 orang atau 27,1% dari jumlah estimasi penderita seluruhnya. Tahun 2019

persentasenya mencapai 17,6% dari jumlah estimasi penderita hipertensi. Jumlah


3

penderita hipertensi di Puskesmas Kalimaro tahun 2019 dengan jumlah 2.374 jiwa

penderita, dengan rincian 759 orang berjenis kelamin perempuan dan 1.615 orang

berjenis kelamin laki-laki.

Tahun 2022 penderita hipertensi yang mendapat pelayanan kesehatan

sesuai standar meningkat menjadi 37,5% dari jumlah estimasi penderita

seluruhnya. Jadi ada peningkatan pada pelayanan kesehatan penderita hipertensi.

(P2PTM Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, 2022).

Berdasarkan studi pendahuluan, peneliti melakukan survey pada tahun

2021 di Puskesmas Kalimaro didapatkan data 334 kasus penderita penyakit

Hipertensi dan merupakan salah satu penyakit yang sering dikunjungi dalam

asuhan keperawatan keluarga di Desa Kalimaro wilayah kerja Puskesmas

Kalimaro Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon. Data yang terdapat di

Puskesmas Kalimaro Kecamatan Gebang mencatat ada sebanyak 340 penderita

hipertensi pada bulan Januari sampai dengan bulan April 2022, sedangkan

penderita hipertensi tertinggi yaitu Desa Kalimaro sebanyak 88 orang atau 26%,

diikuti Dompyong Wetan sebanyak 71 orang atau 21%, Dompyong Kulon

sebanyak 65 orang atau 19%, Desa Kalimekar sebanyak 62 orang atau 18%,

terendah adalah Desa Gagasari sebanyak 54 orang atau 16%.

Hipertensi dapat dicegah dan dikontrol dengan membudayakan perilaku

hidup sehat. Perilaku hidup sehat antara lain seperti mengkonsumsi makanan

dengan gizi seimbang yang memenuhi kebutuhan nutrisi dengan unsur kaya serat,

rendah lemak dan rendah natrium (kurang dari 6 gr natrium perhari), berolahraga

secara teratur, istirahat yang cukup, berpikir positif, tidak merokok, dan tidak
4

mengkonsumsi alkohol karena rokok dan alkohol dapat meningkatkan resiko

hipertensi. Namun kurangnya pengetahuan masyarakat yang memadai tentang

hipertensi dan pencegahannya cenderung meningkatkan angka kejadian hipertensi

(Wahid, 2018).

Faktor yang mempengaruhi kepatuhan antara lain tingkat pendidikan,

tingkat pengetahuan, tingkat penghasilan, kemudahan menuju fasilitas kesehatan

dan tersedianya asuransi kesehatan yang meringankan pasien dalam membayar

biaya pengobatan (Fauziah, 2022).

Masyarakat penghasilan rendah akan berdampak pada upaya

pengendalian, tidak adanya biaya untuk berobat, biaya tranfortasi untuk menuju

pelayanan kesehatan akan menghambat upaya pengendalian hipertensi. (Fauziah,

2022)

Salah satu cara untuk menanggulangi masalah kesehatan adalah dengan

pencegahan terjadinya hipertensi bagi masyarakat secara umum dan pencegahan

kekambuhan pada penderita hipertensi pada khususnya. Pencegahan kekambuhan

ataupun pengendalian hipertensi perlu dilakukan oleh semua penderita hipertensi

agar tidak terjadi peningkatan tekanan darah yang lebih parah. Tetapi sayangnya

tidak semua penderita hipertensi dapat melakukan pengendalian terhadap

penyakitnya. Hal ini disebabkan karena status Sosial konomi masyarakat, tingkat

pendapatan, tingkat pengetahuan dan sikap penderita hipertensi tentang

pengendalian penyakitnya tidaklah sama.

Tingginya kasus hipertensi di Desa Kalimaro Kecamatan Gebang dapat

disebabkan oleh beberapa faktor seperti, mungkin masyarakat sudah mengetahui


5

tentang penyakit hipertensi yang dideritanya tetapi tidak ada tindakan upaya

pengendalian yang dilakukannya karena berbagai faktor seperti rendahnya tingkat

pendapatan masyarakat yang lebih memilih untuk tidak berobat, mungkin juga

masyarakat memang tidak mengetahui sama sekali kalau mereka menderita

penyakit hipertensi, serta mungkin masyarakat belum mengetahui sikap yg

seharusnya dilakukan ketika menderita hipertensi. Hal inilah yang menjadi alasan

peneliti mengambil judul Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap, dan Tingkat

Pendapatan Penderita Hipertensi Terhadap Upaya Pengendalian Hipertensi di

Desa Kalimaro Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon Tahun 2022.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan

dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap, dan

Tingkat Pendapatan Penderita Hipertensi Terhadap Upaya Pengendalian

Hipertensi di Desa Kalimaro Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon Tahun

2022?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap, dan tingkat

pendapatan penderita hipertensi terhadap upaya pengendalian hipertensi di Desa

Kalimaro Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon Tahun 2022.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi pengetahuan penderita penyakit hipertensi di Desa

Kalimaro Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon.


6

2. Mengidentifikasi sikap penderita penyakit hipertensi di Desa Kalimaro

Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon.

3. Mengidentifikasi tingkat pendapatan penderita penyakit hipertensi di

Desa Kalimaro Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon.

4. Mengidentifikasi upaya pengendalian penderita penyakit hipertensi di

Desa Kalimaro Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon.

5. Menganalisis hubungan antara pengetahuan penderita penyakit

hipertensi dengan upaya pengendalian hipertensi di Desa Kalimaro

Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon.

6. Menganalisis hubungan antara sikap penderita penyakit hipertensi

dengan upaya pengendalian hipertensi di Desa Kalimaro Kecamatan

Gebang Kabupaten Cirebon.

7. Menganalisis hubungan antara tingkat pendapatan penderita penyakit

hipertensi dengan upaya pengendalian hipertensi di Desa Kalimaro

Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Puskesmas Kalimaro Kecamatan Gebang

Penelitian ini dapat memberikan informasi dan masukan mengenai

karakteristik dalam mengendalikan hipertensi untuk menurunkan kasus

hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kalimaro khususnya desa Kalimaro

Kecamatan Gebang dan juga sebagai bahan masukan dalam pengambilan

kebijakan.

2. Bagi Desa Kalimaro


7

Penelitian ini dapat memberikan masukan dan informasi pada

masyarakat khususnya penderita hipertensi tentang pentingnya upaya

pencegahan ataupun pengendalian hipertensi, sehingga dapat menurunkan

angka kasus hipertensi dan mencegah kematian akibat hipertensi.

3. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan acuan dan

informasi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian tentang

hipertensi secara lebih mendalam

1.5 Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Perbedaan
1 Nama Judul
Tujuan Metode Hasil dengan Penelitian
Peneliti Penelitian
yang akan dilakukan
1 Fynce Hubungan Untuk Penelitian ini Tingkat Perbedaan:
Sonifati tingkat mengetahui menggunaka pengetahuan Jenis penelitian
Daeli, pengetahuan hubungan n pendekatan responden yang akan peneliti
2017 dan sikap tingkat kuantitatif tentang lakukan adalah
pasien pengetahua dengan hipertensi kuantitatif
hipertensi n dan sikap Teknik berada pada korelasional dengan
dengan upaya pasien korelasinal kategori baik pendekatan cross
pengendalian hipertensi menggunaka yaitu 67,9%, sectional. Populasi
hipertensi di dengan n rumus responden pada penelitian yang
UPTD upaya slovin sudah akan peneliti
Puskesmas pengendali Pengambilan mengerti, lakukan adalah
Kecamatan an sampel kategori sikap dengan teknik
Gunungsitoli hipertensi menggunaka cukup yaitu sampel
Selatan Kota di UPTD n teknik 53,6%, menggunakan total
Gunungsitoli Puskesmas simple responden. sampling
Tahun 2017 Kecamatan random
Gunungsito sampling.
li Selatan Teknik
Kota pengumpulan
Gunungsito data dalam
li Tahun penelitian ini
2017 adalah
kueisoner,
8

dan
dokumentasi.
2 Jayanti Hubungan Mengetahui Cross Pada 42 pasien Perbedaan dengan
Wulansari pengetahuan hubungan sectional (73,7%) penelitian ini adalah
, 2018 tentang pengetahua Uji statistik dengan dalam uji statistik
hipertensi n tentang Chi square pengetahuan skripsi ini adalah
dengan hipertensi baik, 31 pasien menggunakan Rank
pengendalian dengan (73,8%) Spearman
tekanan darah pengendali tekanan
pada pasien an tekanan darahnya
hipertensi di darah pada terkendali dan
Poliklinik pasien 11 pasien
penyakit hipertensi (26,2%)
dalam RSUD di tekanan
UR Mocradi Poliklinik darahnya tidak
penyakit terkendali.
dalam 15 pasien
RSUD UR (26,3%)
Mocradi dengan
pengetahuan
tidak baik. 6
tekanan darah
terkendali dan
9 tidak
terkendali
3 Sunarti Hubungan Mengetahui Deskriptif Jumlah sampel Variable dependen
and tingkat hubungan korelasi 31 orang pada penelitian ini
Patimah, pengetahuan tingkat dengan dengan p value adalah upaya
2019 dengan upaya pengetahua pendekatan 0,00 (0,05) pengendalian
pengendalian n dengan Sectional dengan hipertensi
tekanan darah upaya Cross uji koefisien
pada penderita pengendali statistik non korelasi ( r )
hipertensi di an tekanan parametrik 0,609 artinya
wilayah kerja darah pada yaitu Rank terdapat
Puskesmas penderita Spearman hubungan yang
Karangmulya hipertensi signifikan
Kecamatan di wilayah antara tingkat
Karangpawita kerja pengetahuan
n Kabupaten Puskesmas hipertensi
Garut Karangmul dengan upaya
ya pengendalian
Kecamatan hipertensi
Karangpaw
itan
Kabupaten
Garut
9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tingkat Pendapatan

2.1.1 Pengertian Pendapatan

Dalam kamus besar bahasa Indonesia pendapatan adalah hasil kerja (usaha

atau sebagainya). Sedangkan pendapatan dalam kamus manajemen adalah uang

yang diterima oleh perorangan, perusahaan dan organisasi lain dalam bentuk

upah, gaji, sewa, bunga, komisi, ongkos dan laba. (Kamus Besar Bahasa

Indonesia, 2017)

Pendapatan seseorang juga dapat didefinisikan sebagai banyaknya

penerimaan yang dinilai dengan satuan mata uang yang dapat dihasilkan

seseorang atau suatu bangsa dalam periode tertentu. Pendapatan (revenue) dapat

diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh pada periode tertentu. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah sebagai jumlah

penghasilan yang diterima oleh para anggota masyarakat untuk jangka waktu

tertentu sebagai balas jasa atau faktor-faktor produksi yang telah disumbangkan.

(Reksoprayitno, 2018)

Pendapatan masyarakat adalah penerimaan dari gaji atau balas jasa dari hasil

usaha yang diperoleh individu atau kelompok rumah tangga dalam satu bulan dan

digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan pendapatan dari

usaha sampingan adalah pendapatan tambahan yang merupakan penerimaaan lain

dari luar aktifitas pokok atau pekerjaan pokok. Pendapatan sampingan yang

10
11

diperoleh secara langsung dapat digunakan untuk menunjang atau menambah

pendapatan pokok. (Reksoprayitno, 2018)

Tingkat pendapatan merupakan salah satu kriteria maju tidaknya suatu

daerah. Bila pendapatan suatu daerah relatif rendah, dapat dikatakan bahwa

kemajuan dan kesejahteraan tersebut akan rendah pula. Kelebihan dari konsumsi

maka akan disimpan pada bank yang tujuannya adalah untuk berjaga-jaga apabila

baik kemajuan dibidang pendidikan, produksi dan sebagainya juga mempengaruhi

tingkat tabungan masyarakat. Demikian pula hanya bila pendapatan masyarakat

suatu daerah relatif tinggi, maka tingkat kesejahteraan dan kemajuan daerah

tersebut tinggi pula. (Towelulu, 2019)

Tinggi rendahnya pengeluaran sangat tergantung kepada kemampuan

keluarga dalam mengelola penerimaan atau pendapatannya. Selain itu pengalaman

berusaha juga mempengaruhi pendapatan. Semakin baiknya pengalaman berusaha

seseorang maka semakin berpeluang dalam meningkatkan pendapatan. Karena

seseorang atau kelompok memiliki kelebihan keterampilan dalam meningkatkan

aktifitas sehingga pendapatan turut meningkat. Usaha meningkatkan pendapatan

masyarakat dapat dilakukan dengan pemberantasan kemiskinan yaitu membina

kelompok masyarakat dapat dikembangkan dengan pemenuhan modal kerja,

ketepatan dalam penggunaan modal kerja diharapkan dapat memberikan

kontribusi terhadap pengembangan usaha sesuai dengan yang diharapkan

sehingga upaya peningkatan pendapatan masyarakat dapat terwujud dengan

optimal. (Reksoprayitno, 2018)


12

Seperti halnya yang dikemukakan oleh Toweulu bahwa “Untuk memperbesar

pendapatan, seseorang anggota keluarga dapat mencari pendapatan dari sumber

lain atau membantu pekerjaan kepala keluarga sehingga pendapatannya

bertambah”. Sedangkan menurut Boediono pendapatan seseorang dipengaruhi

oleh beberapa faktor, antara lain dipengaruhi:

1.  Jumlah faktor-faktor produksi yang dimiliki yang bersumber pada hasil-hasil

tabungan tahun ini dan warisan atau pemberian.

2. Harga per unit dari masing-masing faktor produksi, harga ini ditentukan oleh

penawaran dan permintaan di pasar faktor produksi.

3. Hasil kegiatan anggota keluarga sebagai pekerjaan sampingan. Tingkat

pendapatan mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat.

Hubungan antara pendapatan dan konsumsi merupakan suatu hal yang sangat

penting dalam berbagai permasalahan ekonomi. Kenyataan menunjukkan bahwa

pengeluaran konsumsi meningkat dengan naiknya pendapatan, dan sebaliknya jika

pendapatan turun, pengeluaran konsumsi juga turun. Tinggi rendahnya

pengeluaran sangat tergantung kepada kemampuan keluarga dalam mengelola

penerimaan atau pendapatannya. (Towelulu,2019)

Distribusi pendapatan adalah penyaluran atau pembelanjaan masyarakat

untuk kebutuhan konsumsi. Kurangnya distribusi pendapatan dapat menimbulkan

daya beli rendah, terjadinya tingkat kemiskinan, ketidakadilan, kelaparan dan lain-

lain yang akhirnya akan menimbulkan perasaan tidak suka antara golongan

masyarakat yang berpendapatan rendah terhadap yang berpendapatan tinggi,


13

sehingga akan menimbulkan kecemburuan sosial di dalam masyarakat.

(Reksoprayitno, 2018)

2.1.2 Prinsip Pendapatan

Ekonomi Indonesia atas dasar harga konstan (ADHK) 2010 berhasil

tumbuh 3,69% sepanjang 2021 dibanding tahun sebelumnya yang mengalami

kontraksi sebesar 2,07%. Dari sisi lapangan usaha, yang menopang pertumbuhan

perekonomian domestik tahun lalu, antara lain industri pengolahan yang

berkontribusi sebesar 19,25% dari PDB mampu mencatatkan pertumbuhan 3,39%.

Diikuti sektor pertanian dengan kontribusi 13,28% berhasil tumbuh 1,84%, serta

sektor perdagangan besar dan eceran dengan kontribusi 12,97% tumbuh 4,65%.

Sementara dari sisi pengeluaran, komponen pengeluaran konsumsi rumah

tangga yang berkontribusi 54,42% dari PDB berhasil tumbuh 2,02% pada 2021.

Setelahnya ada komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang

berkontribusi sebesar 30,81% terhadap PDB mampu tumbuh 3,8%. (Produk

Domestik Bruto, 2021)

Upah minimum Kabupaten Cirebon 2022 naik sebesar Rp10.426 menjadi

Rp2.279.982. Hal tersebut berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor

561/Kep.732-Kesra/2021 tentang Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) di

Provinsi Jawa Barat tahun 2022. Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun

oleh Bisnis.com pada Kamis (2/12/2021), UMK Kabupaten Cirebon pada tahun

ini sebesar Rp2.269.556. Artinya, kenaikan upah di daerah tersebut hanya sekira

10 persen. Sekretaris Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Cirebon

Raya Moch Machbub mengatakan kenaikan tersebut tidak sebanding dengan pola
14

kerja yang selama ini dilakukan oleh para buruh."Kenaikan sekitar Rp10 ribu

sangat tidak sesuai. Kalau Rp10.426 dibagi 25 hari kerja, berarti dalam sebulan

hanya Rp417. Bayangkan empat ratus perak buruh harus bertahan hidup untuk

sebulan,” kata Machbub di Kabupaten Cirebon, Kamis (2/12/2021). Perwakilan

Serikat buruh di Kabupaten Cirebon menuntut pemerintah daerah untuk

menaikkan UMK pada 2022 sebesar 7 sampai 10 persen. Hal tersebut mengacu

survey Kebutuhan Hidup Layak (KHL) yang dilakukan pihaknya di tiga pasar

tradisional Kabupaten Cirebon. Menurut Machbub, UMK paling ideal di

Kabupaten Cirebon sebesar Rp3,1 juta. Pihaknya berharap, pemerintah daerah

mengabulkan permintaan para buruh. ( www.Bisnis.com-Cirebon,)

Bupati Cirebon Imron Rosyadi mengatakan perubahan UMK harus

berdasarkan sejumlah indikator, di antaranya nilai pertumbuhan ekonomi

dikurangi inflasi kabupaten kota hingga daya beli serta penyerapan tenaga kerja.

"Saya secara pribadi ingin mengamini permintaan para buruh. Bahkan saya juga

ingin 50 persen dinaikkan. Tetapi, peningkatan harus ditinjau oleh berbagai

aspek," kata Imron. Imron mengatakan, kalau Kabupaten Cirebon terus

mengalami kenaikan UMK, otomatis pertumbuhan ekonomi bakal berkembang

cepat. Nantinya, kabupaten tersebut bisa menjadi primadona bagi para investor. Ia

menambahkan, setiap daerah memiliki kesempatan bersaing untuk meningkatkan

ekonomi dan kemajuan. Kemampuan berinovasi, menjadi salah satu hal mutlak

yang harus dilakukan. "Beberapa perusahaan salah satunya dari Karawang, sudah

memberikan sinyal untuk pindah ke Kabupaten Cirebon. Saya Minta pengertian


15

kepada serikat pekerja, agar menuntut secara rasional," ( www.Bisnis.com-

Cirebon,)

2.2 Pengetahuan

2.2.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga. Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan faktor dominan yang sangat

penting dalam membentuk tindakan seseorang, sebab dari hasil penelitian ternyata

perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku

yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2017).

Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu

aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek inilah yang akan menentukan sikap

seseorang terhadap objek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari objek di

ketahui maka menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tesebut.

2.2.2 Klasifikasi Pengetahuan

Riyanto (2018) menyatakan bahwa jenis pengetahuan diantaranya sebagai

berikut:

1. Pengetahuan Implisit
16

Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam dalam

bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang tidak bersifat nyata

seperti keyakinan pribadi, perspektif, dan prinsip. Pengetahuan seseorang

biasanya sulit untuk ditransfer ke orang lain baik secara tertulis ataupun lisan.

Pengetahuan implisit sering kali berisi kebiasaan dan budaya bahkan bisa tidak

disadari.

2. Pengetahuan Eksplisit

Pengetahun eksplisit adalah pengetahuan yang telah didokumentasikan

atau disimpan dalam wujud nyata, bisa dalam wujud perilaku kesehatan.

Pengetahuan nyata dideskripsikan dalam tindakan-tindakan yang berhubungan

dengan kesehatan.

2.2.1 Tingkat Pengetahuan

Menurut (Notoadmodjo, 2017), tahap pengetahuan di dalam domain

kognitif terdiri dari 6 tingkat, yaitu :

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) terhadap yang spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau

rangsangan yang telah di terima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat

pengetahuan paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu

tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

2. Memahami (comprehension)
17

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang di ketahui dan dapat menginterpretasikan materi

tersebut secara benar. Orang telah paham terhadap objek atau materi harus

dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan

sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (aplication)

Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah di pelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di

sini dapat di artikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,

metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan

analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat

menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,

mengelompokkan, dan sebagainya.

5. Sintesis (syntesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi

baru daru formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, dapat


18

merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan dan sebagainya

terhadap suatu teori atau rumusan - rumusan yang telah ada.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu

didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan

kriteria-kriteria yang telah ada

2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Riyanto (2018) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah (baik formal maupun nonformal),

berlangsung seumur hidup. Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap

dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia

melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan memengaruhi proses

belajar, makin tinggi pendidikan seseorang, makin mudah untuk menerima

informasi.

2. Informasi

Informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang

menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Informasi adalah suatu


19

teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memanipulasi,

mengumumkan, menganalisis, dan menyebarkan informasi dengan tujuan

tertentu.

3. Sosial, budaya, dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran

apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian, seseorang akan

bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi

seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan

untuk kegiatan tertentu sehingga status sosial ekonomi ini akan memengaruhi

pengetahuan seseorang.

4. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap

proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam

lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik

ataupun tidak, yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

5. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecaahkan masalah yang dihadapi masa

lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan

pengetahuan dan keterampilan profesional, serta pengalaman belajar selama

bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang


20

merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang

bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.

6. Usia

Usia memengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin

bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya

sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.

2.3 Sikap
2.3.1 Pengertian Sikap
Menurut Notoatmodjo (2017) sikap merupakan suatu reaksi atau respons

yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap itu

tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari

perilaku yang tertutup. Sikap adalah suatu tingkatan afeksi yang baik yang bersifat

positif maupun dalam hubungannya dengan objek-objek psikologis. Sikap juga

sebagai tingkatan kecenderungan yang bersifat positif atau negatif yang

berhubungan dengan objek psikologi. Sikap merupakan reaksi atau respon

seseorang yang masih tertutup terhadap stimulus objek dan tidak langsung terlihat

yang berarti seseorang mempunyai kesiapan untuk bertindak, tetapi belum

melakukan aktifitas yang disebabkan oleh penghayatan pada suatu objek.

Thomas dan Znaniecki dalam Wawan dan Dewi (2019) menyatakan

bahwa sikap adalah predisposisi untuk melakukan atau tidak melakukan suatu

perilaku tertentu, sehingga sikap bukan hanya kondisi internal psikologis yang

murni dari individu (purely psychic inner state), tetapi sikap lebih merupakan
21

proses kesadaran yang sifatnya individual. Artinya proses ini terjadi secara

subjektif dan unik pada diri setiap individu. Keunikan ini dapat terjadi oleh

adanya perbedaan individual yang berasal dari nilai-nilai dan norma yang ingin

dipertahankan dan dikelola oleh individu.

2.3.2 Komponen Pokok Sikap

Menurut Allport dalam Notoatmodjo (2018) menjelaskan bahwa sikap

mempunyai 3 komponen pokok yaitu :

1. Kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu objek artinya

bagaimana keyakinan, pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek.

2. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek artinya

bagaimana penilaian (terkandung didalamnya faktor emosi) orang tersebut

terhadap objek.

3. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave) artinya sikap adalah

merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka

4. Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total

attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran,

keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.

2.3.3 Tingakatan Sikap

Menurut Notoatmodjo (2018) menjelaskan berbagai tingkatan yakni

sebagai berikut :

1. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek).


22

2. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan

tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap. Karena dengan suatu usaha

untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas

dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti orang itu menerima ide

tersebut.

3. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya seorang mengajak

ibu yang lain (tetangganya, saudaranya, dan sebagainya) untuk menimbang

anaknya ke posyandu atau mendiskusikan tentang gizi adalah suatu bukti

bahwa si ibu telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.

4. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya seorang ibu

mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapatkan tantangan dari mertua atau

orang tuanya sendiri.

2.3.4 Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Sikap

Menurut Azwar (2018), ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi

pembentukan sikap pada manusia, antara lain :

1. Pengalaman pribadi.

Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan

mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial.


23

2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting.

Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial

yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang dianggap penting,

seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak, tingkah dan

pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita kecewakan atau seseorang yang

berarti khusus bagi kita akan mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap

sesuatu. Contoh : Orang tua, teman sebaya, teman dekat, guru, istri, suami dan

lain-lain.

3. Pengaruh kebudayaan.

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar

terhadap pembentukan sikap kita. Tanpa kita sadari, kebudayaan telah

menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah.

4. Media Massa

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi,

radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar dalam

pembentukan opini dan kepercayaan. Adanya informasi baru mengenai sesuatu

hal memberikan landasan kognitif bagi terbentuknya sikap terhadap hal

tersebut.

5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem

mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya

meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.

6. Pengaruh faktor emosional


24

Tidak semua bentuk sikap dipengaruhi oleh situasi lingkungan dan

pengalaman pribadi seseorang, kadang - kadang sesuatu bentuk sikap

merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai

penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

2.4 Hipertensi
2.4.1 Definisi Hipertensi
Hipertensi lebih dikenal dengan istilah penyakit tekanan darah tinggi.

Batas tekanan darah yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan

normal atau tidaknya tekanan darah adalah tekanan sistolik dan diastolik.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan

darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari satu periode.

Hal ini terjadi bila arteriol-arteriol kontriksi. Kontriksi arteriol membuat darah

sulit mengalir dan meningkatkan tekanan melawan dinding arteri. Hipertensi

menambah beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat menimbulkan

kerusakan jantung dan pembuluh darah (Udjianti, 2019).

Menurut WHO (2018), hipertensi didefinisikan sebagai keadaan tekanan

darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan diastolik ≥ 90 mmHg. Hipertensi sering

kali disebut sebagai pembunuh gelap (silent killer), karena termasuk penyakit

yang mematikan, tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu (Vitahealth,

2016).

2.4.2 Etiologi Hipertensi


1. Hipertensi Primer atau Esensial
25

Hipertensi Primer atau Esensial adalah suatu peningkatan tekanan arteri

yang dihasilkan oleh ketidakteraturan mekanisme kontrol homeostatik normal

tanpa subjek yang jelas atau tidak diketahui penyebabnya. Hipertensi primer

memiliki populasi kira-kira 90% dari seluruh pasien hipertensi. Beberapa

faktor diduga berkaitan dengan berkembangnya hipertensi esensial seperti

berikut ini.

a. Genetik

Individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi, berisiko

tinggi untuk mendapatkan penyakit ini.

b. Jenis kelamin dan usia

Laki-laki berusia 35-50 tahun dan wanita pasca menopause berisiko tinggi

untuk mengalami hipertensi.

c. Diet

Konsumsi diet tinggi garam atau lemak secara langsung berhubungan

dengan berkembangnya hipertensi. Menurut Widharto (2017) sebenarnya,

bukanlah garam (garam dapur) yang tidak baik bagi tekanan darah, tetapi

kandungan natrium (Na) dalam darah yang dapat mempengaruhi tekanan

darah seseorang. Namun, Na yang masuk dalam darah secara berlebihan

dapat menahan air sehingga meningkatkan volume darah. Meningkatkannya

volume darah mengakibatkan meningkatnya tekanan pada dinding

pembuluh darah sehingga kerja jantung dalam memompa darah semakin

meningkat. Sebagian besar hipertensi juga disebabkan adanya penebalan

dinding pembuluh arteri oleh lemak atau kolesterol. Jika penderita


26

hipertensi mengonsumsi makanan berlemak, kadar kolesterol dalam

darahnya dapat meningkat sehingga dinding pembuluh darah makin

menebal. Dampak yang semakin parah, pembuluh darah tersebut menjadi

tersumbat.

d. Berat badan

Obesitas (>25% di atas berat badan ideal) dikaitkan dengan berkembangnya

hipertensi. Orang yang kelebihan berat badan, tubuhnya bekerja keras untuk

membakar berlebihnya kalori yang masuk. Pembakaran kalori ini

memerlukan suplai oksigen dalam darah yang cukup. Semakin banyak

kalori yang dibakar, semakin banyak pula pasokan oksigen dalam darah.

Banyaknya pasokan darah tentu menjadikan jantung bekerja lebih keras.

Dampaknya, tekanan darah orang gemuk cenderung tinggi (Widharto,

2017).

e. Gaya hidup

Merokok dan konsumsi alkohol dapat meningkatkan tekanan darah jika

gaya hidup tersebut menetap.

2. Hipertensi Sekunder atau non Esensial

Hipertensi Sekunder adalah hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain

yaitu kerusakan ginjal, diabetes, kerusakan vaskuler dan lain-lain. Sekitar 10%

dari pasien hipertensi tergolong hipertensi sekunder. Pada sekitar 5-10%

penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%

penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya

pemakaian pil KB). Faktor pencetus munculnya hipertensi sekunder antara


27

lain: penggunaan kontrasepsi oral, coarctation aorta, neurogenik (tumor otak,

ensefalitis, gangguan psikiatris), kehamilan, peningkatan volume intravaskuler,

luka bakar, dan stres (Udjianti, 2018).

2.4.3 Klasifikasi Hipertensi

Penggolongan hipertensi berdasarkan tekanan darah sistolik (TDS) dan

tekanan darah diastolik (TDD), untuk mengetahui tingkat keparahan penyakit

hipertensi tersebut maka ESH (Europian Society of Hypertension) dan ESC

(Europian Society of Cardiology) tahun 2018 dipakai batasan sebagai berikut :

Tabel 2.1 Klasifikasi hipertensi berdasarkan tekanan darah sistolik dan tekanan
darah diastolik oleh ESH (Europian Society of Hypertension)
dan ESC (Europian Society of Cardiology) tahun 2013.

Sistolik Diastolik
Optimal <120 <80
Normal 120-129 80-84
Normal Tinggi 130-139 85-89
Hipertensi derajat 1 140-159 90-99
Hipertensi derajat 2 160-179 100-109
Hipertensi derajat 3 >180 ≥110
Hipertensi terisolir ≥140 <90

2.4.4 Gejala Hipertensi

Tekanan darah tinggi sering disebut sebagai silent killer, hal ini

diibaratkan sebagai bom waktu yang pada awal tidak menunjukkan tanda dan

gejala yang spesifik, sehingga orang seringkali mengabaikannya. Gejala-gejalanya

itu adalah sakit kepala/rasa berat di tengkuk, mumet (vertigo), jantung berdebar-
28

debar, mudah lelah, penglihatan kabur, telinga berdenging (tinnitus), dan

mimisan.

Namun demikian, jika hipertensinya berat atau sudah berlangsung lama

dan tidak mendapat pengobatan, akan timbul gejala seperti: sakit kepala,

kelelahan, mual, muntah, sesak napas, terengah-engah, pandangan mata kabur dan

berkunang-kunang. Terjadi pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki,

keluar keringat yang berlebihan, kulit tampak pucat dan kemerahan, denyut

jantung yang kuat, cepat dan tidak teratur. Kemudian muncul gejala yang

menyebabkan gangguan psikologis seperti: emosional, gelisah dan sulit tidur (Ira,

2019)

2.4.5 Komplikasi Hipertensi

Menurut Corwin (2017) komplikasi hipertensi terdiri dari stroke, infark

miokard, gagal ginjal, ensefalopati (kerusakan otak) dan pregnancy-included

hypertension (PIH). Adapun komplikasi yang mungkin timbul tergantung pada

berapa tinggi tekanan darah, berapa lama telah dialami, adakah faktor-faktor

risiko lain dan bagaimana penyakit tersebut ditangani.

1. Stroke

Stroke adalah gangguan fungsional otak fokal maupun global akut, lebih

dari 24 jam yang berasal dari gangguan aliran darah otak dan bukan disebabkan

oleh gangguan peredaran darah. Stroke dengan defisit neurologik yang terjadi

tiba-tiba dapat disebabkan oleh iskemia atau perdarahan otak. Stroke iskemik

disebabkan oleh oklusi fokal pembuluh darah yang menyebabkan turunnya


29

suplai oksigen dan glukosa ke bagian otak yang mengalami oklusi (Hacke,

2018).

Stroke dapat timbul akibat pendarahan tekanan tinggi di otak atau akibat

embolus yang terlepas dari pembuluh otak yang terpajan tekanan tinggi. Stroke

dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi

otak mengalami hipertrofi dan menebal, sehingga aliran darah ke daerah-

daerah yang diperdarahi berkurang. Arteri-arteri otak yang mengalami

arterosklerosis dapat melemah sehingga meningkatkan kemungkinan

terbentuknya anurisma (Corwin, 2017).

2. Infark Miokardium

Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerotik

tidak dapat mensuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk

trombus yang menyumbat aliran darah melalui pembuluh tersebut. Akibat

hipertensi kronik dan hipertensi ventrikel, maka kebutuhan oksigen

miokardium mungkin tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung

yang menyebabkan infark. Demikian juga, hipertrofi dapat menimbulkan

perubahaan-perubahan waktu hantaran listrik melintasi ventrikel sehingga

terjadi distritmia, hipoksia jantung dan peningkatan risiko pembentukan

bekuan (Corwin, 2017).

3. Gagal Ginjal

Gagal ginjal merupakan suatu keadaan klinis kerusakan ginjal yang

progresif dan irreversible dari berbagai penyebab, salah satunya pada bagian

yang menuju ke kardiovaskular. Mekanisme terjadinya hipertensi pada gagal


30

ginjal kronik oleh karena penimbunan garam dan air atau sistem renin

angiotensin aldosteron (RAA). Menurut Mansjoer (2018) hipertensi berisiko 4

kali lebih besar terhadap kejadian gagal ginjal bila dibandingkan dengan orang

yang tidak mengalami hipertensi.

4. Ensefalopati (kerusakan otak)

Ensefalopati (Kerusakan otak) dapat terjadi terutama pada hipertensi

maligna (hipertensi yang meningkat cepat). Tekanan yang sangat tinggi pada

kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong ke

dalam ruang intersitium diseluruh susunan saraf pusat. Neuron-neuron

disekitarnya kolaps yang dapat menyebabkan ketulian, kebutaan dan tak jarang

juga koma serta kematian mendadak. Keterikatan antara kerusakan otak dengan

hipertensi, bahwa hipertensi berisiko 4 kali terhadap kerusakan otak

dibandingkan dengan orang yang tidak menderita hipertensi (Corwin, 2018).

2.4.6 Epidemiologi Hipertensi

1. Berdasarkan orang

Hipertensi lebih sering terjadi pada pria usia 31 tahun ke atas sedangkan

pada wanita terjadi pada usia 45 tahun (setelah menopause). Di jawa barat

prevalensi hipertensi pada laki-laki sekitar 23,1% sedangkan pada wanita

sekitar 6,5%. Pada usia 50-59 tahun prevalensi hipertensi pada laki- laki sekitar

53,8% sedangkan pada wanita sekitar 29% dan pada usia lebih dari 60 tahun

prevalensi hipertensi sekitar 64,5% (Suryati, 2019).

Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan prevalensi

hipertensi pada penduduk umur 18 tahun keatas secara nasional mencapai


31

25,8%. Berdasarkan kelompok umur paling tinggi terdapat pada kelompok

umur 75 tahun ke atas yaitu 63,8%, di ikuti umur 65-74 tahun sebesar 57,6%.

Berdasarkan jenis kelamin prevalensi hipertensi pada laki-laki sebesar 22,8%

dan pada perempuan sebesar 28,8%.

Menurut Bustan (2017), berdasarkan suku dan ras bahwa orang hitam di

Amerika mempunyai prognosis yang lebih jelek dibandingkan dengan orang

berkulit putih.

2. Berdasarkan tempat

Hasil pengkuran tekanan darah yang diperoleh dari Riskesdas (2017)

menurut provinsi, prevalensi hipertensi tertinggi di Kalimantan Selatan

(39,6%) dan terendah Papua Barat (20,1%). Provinsi Jawa Timur (37,4%),

Bangka Belitung (37,2%), Sulawesi Tengah (36,6%), DI Yokyakarta (35,8%),

Sulawesi Barat (33,9%), Kalimantan Tengah (33,6%) dan Nusa Tenggara Barat

(32,4%), merupakan proinsi yang mempunyai prevalensi hipertensi lebih tnggi

dari angka nasional (31,7%).

Berdasarkan Riskesdas (2013), prevalensi hipertensi di Indonesia adalah

26,5%, prevalensi mengalami penurunan dari tahun 2007 sebesar 31,7%.

Provinsi yang paling tinggi adalah Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimatan

Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%), Jawa Barat (29,4%) dan

prevalensi yang paling kecil adalah Papua (16,8%).

3. Berdasarkan waktu

Para penderita penyakit hipertensi berdasakan waktu berbeda setiap

tahunnya. Studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tanggga (SKRT, 2016),


32

menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi mengalami peningkatan dari 96 per

1000 penduduk pada tahun 1995, naik menjadi 110 per 1000 penduduk tahun

2001. Berdasarkan laporan Riskesdas 2007 prevalensi hipertensi di Indonesia

31,7 % dari total penduduk dewasa, sedangkan tahun 2018 mengalami

penurunan menjadi 26,5%.

2.4.7 Faktor Risiko Hipertensi

A. Faktor yang tidak dapat diubah/dikontrol

a. Umur

Hipertensi erat kaitannya dengan umur, semakin tua seseorang semakin

besar resiko terkena hipertensi. Umur lebih dari 40 tahun mempunyai resiko

terkena hipertensi, dengan bertambahnya usia resiko terkena hipertensi lebih

besar sehingga prevalesi hipertensi dikalangan usia lanjut lebih tinggi yaitu

umur diatas 75 tahun 63,8% diikuti usia 65-74 tahun (57,6%), usia 55-64

tahun (45,9%) (Riskesdas, 2013). Kategori untuk pengelompokkan umur

pada penelitian ini menggunakan pengelompokkan umur berdasarkan

Riskesdas 2013, yaitu : 15-24 tahun, 25-34 tahun, 35-44 tahun, 45-54 tahun,

55-64 tahun dan ≥65 tahun.

b. Jenis Kelamin

Faktor gender berpengaruh pada terjadinya hipertensi, dimana pria lebih

banyak yang menderita hipertensi dibandingkan wanita, dengan rasio sekitar

2,29 untuk peningkatan tekanan darah sistolik. Pria diduga memiliki gaya

hidup yang cenderung dapat meningkatkan tekanan darah dibandingkan

dengan wanita. Namun, setelah memasuki manopause, prevalensi hipertensi


33

pada wanita meningkat. Setelah usia 65 tahun, terjadinya hipertensi pada

wanita lebih meningkat dibandingkan dengan pria yang diakibatkan faktor

hormonal. Prevalensi hipertensi berdasarkan jenis kelamin pada riskesdas

200 maupun riskesdas 2018 menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi

perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki (Depkes, 2019)

c. Keturunan atau Genetika

Seseorang cenderung menderita tekanan darah tinggi bila kedua

orangtuanya juga menderita tekanan darah tinggi. Penelitian menunjukkan

bahwa tekanan darah seorang anak akan lebih mendekati tekanan darah

orangtuanya bila mereka memiliki hubungan darah. Hal ini menunjukkan

bahwa gen yang diturunkan, dan bukan hanya faktor lingkungan (seperti

makanan atau status sosial), berperan besar dalam menentukan tekanan

darah (Palmer, A & William, B, 2017). Riwayat keluarga yang

menunjukkan adanya tekanan darah yang meninggi merupakan faktor risiko

paling kuat bagi seseorang untuk mengidap hipertensi di masa datang.

B. Faktor yang dapat diubah/dikontrol

a. Konsumsi Garam

Garam merupakan hal yang sangat penting pada mekanisme timbulnya

hipertensi. Pengaruh asupan garam terhadap hipertensi melalui peningkatan

volume plasma (cairan tubuh) dan tekanan darah. Keadaan ini akan diikuti

oleh peningkatan ekskresi kelebihan garam sehingga kembali pada keadaan

hemodinamik yang normal (Sheps, 2017). Hipertensi hampir tidak pernah

ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam minimal. Asupan garam
34

kurang dari 3 gram per hari menyebabkan prevalensi hipertensi rendah,

sedangkan apabila asupan garam antara 5-15 gram perhari, prevalensi

hipertensi menngkat menjadi 15-20%. Konsumsi garam yang dianjurkan

tidak lebih dari 6 gram perhari setara dengan 110 mmol natrium atau 2400

mg/hari.

b. Konsumsi lemak jenuh

Kebiasaan konsumsi lemak jenuh erat kaitannya dengan peningkatan berat

badan yang berisiko terjadinya hipertensi. Konsumsi lemak jenuh juga

meningkatkan risiko aterosklerosis yang berkaitan dengan kenaikan tekanan

darah. Penurunan konsumsi lemak jenuh, terutama lemak dalam makanan

yang bersumber dari hewan dan peningkatan konsumsi lemak tak jenuh

secukupnya yang berasal dari minyak sayuran, biji-bijian dan makanan lain

yang bersumber dari tanaman dapat menurunkan tekanan darah (Sheps,

2017).

c. Alkohol

Alkohol juga dihubungkan dengan hipertensi. Peminum alkohol berat

cenderung hipertensi meskipun mekanisme timbulnya hipertensi belum

diketahui secara pasti. Orang-orang yang minum alkohol terlalu sering atau

terlalu banyak memiliki tekanan yang lebih tinggi dari pada individu yang

tidak minum atau minum sedikit. Mekanisme peningkatan tekanan darah

akibat alkohol masih belum jelas. Namun diduga, peningkatan kadar kortisol

dan peningkatan volume sel darah merah serta kekentalan darah merah

berperan dalam meingkatkan tekanan darah.


35

Diperkirakan konsumsi alkohol berlebihan menjadi penyebab sekitar 5-20%

dari semua kasus hipertensi. Mengkonsumsi 3 gelas atau lebih minuman

beralkohol setiap hari meningkatkan risiko menderita hipertensi sebesar 2

kali.

d. Obesitas

Obesitas diartikan sebagai suatu keadaan dimana terjadi penimbunan

lemak yang berlebihan dijaringan lemak tubuh dan dapat mengakibatkan

terjadinya beberapa penyakit. Obesitas merupakan ciri khas penderita

hipertensi. Obesitas bukanlah penyebab hipertensi. Akan tetapi prevalensi

hipertensi pada obesitas jauh lebih besar. Risiko relatif untuk menderita

hipertensi pada orang gemuk 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan seorang

yang badannya normal. Pada penderita hipertensi ditemukan sekitar 20-33%

memiliki berat badan lebih (overweight) (Depkes, 2017).

e. Olahraga

Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan hipertensi, karena

olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan

menurunkan tekanan darah. Kurang melakukan olahraga akan meningkatkan

kemungkinan timbulnya obesitas jika asupan garam juga bertambah akan

memudahkan timbulnya hipertensi. Kurangnya aktivitas fisik meningkatkan

risiko hipertensi karena meningkatkan risiko kelebihan berat badan. Orang

tidak aktif juga cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung lebih tinggi

sehingga otot jantungnya harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi.
36

Makin keras dan sering otot jantung harus memompa, makin besar tekanan

yang dibebankan pada arteri (Sheps, 2017).

Melakukan olahraga secara teratur tidak hanya menjaga bentuk tubuh dan

berat badan, tetapi juga dapat menurunkan tekanan darah. Latihan aerobik

sedang selama 30 menit sehari selama beberapa hari setiap minggu dapat

menurunkan tekanan darah. Jenis latihan yang dapat mengontrol tekanan

darah adalah berjalan kaki, bersepeda, berenang, dan aerobik (Palmer, A &

William, B, 2018).

f. Stress

Stress adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh adanya transaksi antara

individu dengan lingkungannya yang mendorong seseorang untuk

mempersepsikan adanya perbedaan antara tuntutan situasi dan sumber daya

(biologis, psikologis dan sosial) yang ada pada diri seseorang (Depkes, 2016).

Hubungan antara stren dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf

simpatis, yang dapat meningkatkan tekanan darah secara bertahap. Apabila

stres menjadi berkepanjangan dapat berakibat tekanan darah menjadi tetap

tinggi (Nurkhalida, 2018).

g. Merokok

Zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon monoksida yang dihisap

melalui rokok yang masuk ke dalam aliran darah dapat merusak lapisan

endotel pembuluh darah arteri yang mengakibatkan proses artereosklerosis

dan tekanan darah tinggi. Merokok juga meningkatkan denyut jantung dan

kebutuhan oksigen untuk disuplai ke otot-otot jantung. Merokok pada


37

penderita tekanan darah tinggi semakin meningkatkan risiko kerusakan pada

pembuluh darah arteri (Depkes, 2017).

h. Penatalaksanaan Hipertensi

Tatalaksana hipertensi meliputi non farmakologis dan farmakologis.

Tatalaksana non farmakologis meliputi modifikasi gaya hidup, upaya ini

dapat menurunkan tekanan darah atau menurunkan ketergantungan penderita

hipertensi terhadap pengunaan obat-obatan. Sedangkan tatalaksana

farmakologis umumnya dilakukan dengan memberikan obat-obatan

antihipertensi di Puskesmas. Apabila upaya non farmakologis belum mampu

mencapai hasil yang diharapkan, Puskesmas bisa merujuk pasien ke

pelayanan kesehatan sekunder yaitu rumah sakit (Depkes, 2018).

2.4.8 Upaya Pengendalian Hipertensi

Menjalani pola hidup sehat telah banyak terbukti dapat menurunkan

tekanan darah. Pola hidup sehat yang dianjurkan untuk mencegah dan

mengendalikan hipertensi adalah :

a. Makan gizi seimbang

Modifikasi diet terbukti dapat menurunkan tekanan darah pada pasien

hipertensi. Prinsip diet yang dianjurkan adalah gizi seimbang: membatasi

gula, membatasi konsumsi garam, makan cukup buah, makan sayuran, makan

kacang-kacangan, biji-bijian, makanan rendah lemak jenuh, menggantinya

dengan unggas dan ikan.

Tabel 2.2 Pedoman Gizi Seimbang


38

Garam Makanan Berlemak


Batasi garam < 5 gram (1 sendok teh Batasi daging berlemak, minyak susu
perhari) dan minyak goreng (1,5-3 sendok
Kurangi garam saat memasak makan perhari).
Ganti daging lainnya dengan ayam
Membatasi makanan olahan dan cepat
(tanpa kulit)
saji
Ikan
Buah-buahan dan sayuran
Makan ikan sedikitnya 3 kali
5 porsi (400-500 gram) buah- buahan
perminggu
dan sayuran perhari.
Utamakanikanberminyak seperti tuna,
(satu porsi setara dengan 1 buah jeruk,
makarel, salmon
apel, mangga, pisang, atau 3 sendok
makan sayur yang sudah dimasak).

b. Mengatasi Obesitas/menurunkan kelebihan berat badan

Hubungan erat antara obesitas dengan hipertensi telah banyak dilaporkan.

Upayakan untuk menurunkan berat badan sehingga mencapai IMT normal

18,5 – 22,9 kg/m2, lingkar pinggang < 90 cm untuk laki-laki atau < 80 cm

untuk perempuan.

c. Melakukan olahraga secara teratur

Berolahraga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit

(sejauh 3 kilometer) lima kali perminggu, dapat menurunkan TDS 4 mmHg

dan TDD 2,5 mmHg. Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga dan

hypnosis dapat mengontrol sistem syaraf sehingga dapat menurunkan tekanan

darah.

d. Berhenti merokok

Tidak ada cara yang benar-benar efektif untuk memberhentikan kebiasaan

merokok. Beberapa metode yang secara umum dicoba adalah sebagai berikut:

a) Inisiatif sendiri
39

Banyak perokok menghentikan kebiasaannya atas inisiatif sendiri, tanpa

pertolongan pihak luar. Metode ini banyak menarik para perokok karena

hal-hal berikut:

- Dapat dilakukan secara diam-diam

- Program diselesaikan dengan tingkat dan jadwal sesuai kemauan

- Tidak perlu menghadiri rapat-rapat penyuluhan

b) Menggunakan permen yang mengandung nikotin

Kecanduan nikotin membuat perokok sulit meninggalkan rokok. Permen

nikotin dapat mengurangi penggunaan rokok. Ada jangka waktu tertentu

untuk menggunakan permen ini, dan selama menggunakan permen,

penderita dilarang merokok. Dengan demikian, diharapkan perokok sudah

berhenti merokok secara total sesuai jangka waktu yang ditentukan.

c) Kelompok program

Beberapa orang mendapatkan manfaat dari dukungan kelompok berhenti

merokok. Para anggota kelompok dapat saling member nasehat dan

dukungan. Program ini banyak yang berhasil, tetapi memerlukan biaya dan

waktu untuk menghadiri pertemuan-pertemuan, sehingga menyebabkan

keengganan untuk bergabung.

d) Mengurangi konsumsi alcohol

Satu studi meta-analisis menunjukkan bahwa kadar alkohol seberapapun,

akan meningkatkan tekanan darah. Mengurangi alkohol pada penderita

hipertensi yang biasa minum alkohol, akan menurunkan TDS rata-rata 3,8
40

mmHg. Dalam memberikan edukasi kepada pasien tentang alkohol,

hendaknya dikemukakan hal-hal sebagai berikut:

- Pantang alkohol harus dipertehankan (jangan mulai minum alkohol)

- Jangan menganjurkan untuk mulai mengkonsumsi alkohol demi alasan

Kesehatan

- Batasi konsumsi alkohol untuk laki-laki maksimal 2 unit perhari dan

untuk perempuan 1 unit perhari, jangan lebih dari 5 hari minum

perminggu. Satu unit = setengah gelas bir (5% alkohol), 100 ml anggur

(10% alkohol), 25 ml minuman 40% alkohol. Dengan mengadopsi gaya

hidup sehat, diharapkan terjadi penurunan tekanan darah sebagai

terlihat pada tabel 2.3

Tabel 2.3 Dampak modifikasi gaya hidup terhadap penurunan tekanan darah

Modifikasi Rekomendasi Penurunan TD (mmHg)


Berat badan Pertahan IMT 18,5-22,9 kg/m2 5-20mmHg/ penurunan
Diet sehat Konsumsi sayur dan buah cukup, 8-14 mmHg
hindari lemak
Batasi garam Konsumsi garam < 1 sendok teh kecil 2-8 mmHg
Aktifitas fisik Olahraga teratur: jalan kaki 30-45 Menit 4-9 mmHg
(3km)/hari – 5 kali perminggu
Batasi Alkohol Laki-laki: 2 unit minuman/hari Perempuan : 1 mmHg
unit minuman/hari

e) Terapi farmakologis

Penganan hipertensi bertujuan untuk mengendalikan angka kesakitan,

kompikasi dan kematian akibat hipertensi. Terapi farmakologis hipertensi

dapat dilakukan di pelayanan strata primer atau puskesmas, sebagai


41

penangan awal. Berbagai penelitian klinik membuktikan, bahwa obat anti

hipertensi yang diberikan tepat waktu, dapat menurunkan kejadian stroke

hingga 35-40%, infark miokard 20-25%, dan gagal jantung lebih dari 50%.

Pengobatan hipertensi dimulai dengan obat tunggal yang mempunyai masa

kerja panjang sehingga dapat diberikan sekali sehari dan dosisnya dititrasi.

Obat berikutnya mungkin dapat ditambahkan selama beberapa bulan

pertama perjalanan terapi.

Pemilihan atau kombinasi obat anti hipertensi yang cocok bergantung pada

keparahan hipertensi dan respon penderita terhadap obat. Beberapa prinsip

pemberian obat anti hipertensi perlu diingat, yaitu:

f) Pengobatan hipertensi sekunder lebih mengutamakan pengobatan

penyebabnya.

g) Pengobatan hipertensi essensial ditujukan untuk menurunkan tekanan

darah dengan harapan memperpanjang umur dan mengurangi timbulnya

komplikasi.

h) Upaya menurunkan tekanan darah dicapai dengan menggunakan obat

antihipertensi.

i) Pengobatan hipertensi adalah pengobatan jangka panjang, bahkan

pengobatan seumur hidup.

j) Jika tekanan darah terkontrol maka pemberian obat hipertensi di

puskesmas dapat diberikan disaat kontrol dengan catatan obat yang

diberikan untuk pemakaian selama 30 hari bila tanpa keluhan baru.


42

k) Untuk penderita hipertensi yang baru didiagnosis (kunjungan pertama)

maka diperlukan kontrol ulang disarankan 4 kali dalam sebulan atau

seminggu sekali, apabila tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau diastolik

> 100 mmHg sebaiknya diberikan terapi kombinasi setelah kunjungan

kedua (dalam dua minggu) tekanan darah tidak dapat dikontrol.

l) Pada kasus hipertensi emergensi atau urgensi tekanan darah tidak dapat

terkontrol setelah pemberian obat pertama langsung diberikan terapi

farmakologis kombinasi, bila tidak dapat dilakukan rujukan.


43

a. Kerangka Teori

PENDERITA
HIPERTENSI

Tingkat Pengetahuan: Sikap: Tingkat Pendapatan:


Pendidikan Kepercayaan Penghasilan
Soial Budaya Kehidupan Emsional Pengeluaran
Lingkungan Kecenderungan untuk Tanggungan
Pengalaman bertindak

Pengendalian Hipertensi
Cek Tekanan Darah secara
Rutin
Diet rendah garam
Dukungan keluarga
Dukunga Emosional

Bagan 2.1 Kerangka Teori


BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan beberapa kajian teori yang telah dibahas, maka kerangka

konsep penelitian adalah sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Faktor Predisposisi
1. Tingkat pengetahuan
2. Sikap penderita hipertensi
3. Tingkat Pendapatan

Faktor Penguat Upaya


Faktor Pendukung
Dukungan Keluarga dan pengendalian
Sarana dan Prasarana
Petugas kesehatan hipertensi

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Keterangan

: Area yang di teliti

: Area yang tidak diteliti

44
45
46

3.2 Definisi Operasional

Definisi operasionalisasi variabel adalah definisi yang didasarkan atas sifat-

sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati. Konsep dapat diamati atau

observasi ini penting, karena hal yang dapat diamati itu membuka kemungkinan

bagi orang lain selain peneliti untuk melakukan hal yang serupa, sehingga apa

yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain (Sumadi,

2018).

Tabel 3.1 Definisi Oprasional

Cara Hasil Skala


No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur
Ukur Ukur Data
VARIABEL INDEPENDEN
1 Ting Pengetahuan penderita Kuesioner Mengisi 1 Baik jika Ordinal
kat hipertensi di Desa Kalimaro menggunak kuisioner nilai 76%-
peng Kecamatan Gebang tentang an 100%
etah hipertensi, meliputi penyebab, pertanyaan 2. Cukup
uan klasifikasi tekanan darah, terbuka jika nilai
pencegahan kenaikan tekanan nilai 56-75
darah, tanda dan gejala serta 1= benar 3. Kurang
kmplikasi 0=salah jika nilai <
(hidayat, 56
2007).
2 Sika Sikap pasien di Desa Kalimaro Kuesioner Mengisi 1.Positif, Ordinal
p Kecaatan Gebang mengenai Pengukuran kuisioner jika
penyebab, klasifikasifikasi skala Likert, responden
tekanan darah, pencegahan dengan skor mencapai
kenaikan tekanan darah, tanda pertanyaan: skor median
dan gejala dan komplikasi dari 1 = tidak ≥28
hipertensi pernah 2.Negative,
2 = kadang- jika
kadang responden
3 =sering mencapai
4 =selalu skor median
< 28
47

3 Ting Pendapatan seseorang juga Kuesioner Mengisi 1. rendah Ordinal


kat dapat didefinisikan sebagai kuisioner jika <
Pend banyaknya penerimaan yang UMK
apata dinilai dengan satuan mata 2.sedang
n uang yang dapat dihasilkan jika
seseorang atau suatu bangsa sesuai
dalam periode tertentu. UMK
3.tinggi
jika
>UMK

VARIABEL DEPENDEN
4 Upaya Pengendalian hipertensi dapat Kuesioner Mengisi 1.Baik, jika Ordina
Penge dikurangi dengan mengurangi Selalu = 3 kuisioner skor skor ≥ l
ndalia konsumsi garam, melakukan Kadang- mean 27
n aktifitas fisik, tidak merokok, kadang = 2 2. Kurang
Hipert diet dengan gizi seimbang, Tidak jika skor <
ensi mempertahankan berat badan pernah = 1 mean 27
ideal, menghindari minuman -
beralkohol
48

3.3 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2018), dalam penelitian, hipotesis diartikan sebagai

jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Pada penelitian ini

digunakan perumusan hipotesis untuk membuat pernyataan yang akan

mewakili hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian lansia dalam

pemenuhan aktivitas sehari-hari yang dijabarkan sebagai berikut :

Ho : Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan, sikap, dan tingkat

pendapatan penderita hipertensi terhadap upaya pengendalian hipertensi di

desa kalimaro kecamatan gebang kabupaten cirebon tahun 2022.

Ha : Ada hubungan antara tingkat pengetahuan, sikap, dan tingkat pendapatan

penderita hipertensi terhadap upaya pengendalian hipertensi di desa kalimaro

kecamatan gebang kabupaten cirebon tahun 2022.


BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini akan diuraikan tentang desain penelitian, lokasi dan waktu

penelitian, populasi dan sampel, kerangka kerja penelitian, instrument dan

variabel penelitian dan defisinisi operasional, prosedur pengumpulan data, teknik

analisa data, dan etika penelitian.

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rancangan penelitian yang disusun sedemikian rupa

sehingga dapat menuntun peneliti untuk dapat memperoleh jawaban terhadap

pertanyaan penelitian.Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini

menggunakan desain penelitian analitik dengan rancangan korelasional yang

mengkaji hubungan antar variabel menggunakan pendekatan cross sectional.

Penelitian menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan dan mengkaji

berdasarkan teori yang ada. Sampel perlu mewakili seluruh rentang nilai yang ada

(Nursalam, 2016).

Cross sectional adalah jenis penelitian yang menekankan waktu/pengukuran

observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat.

Pada jenis ini variabel independen dan dependen dinilai secara simultan pada satu

saat, jadi tidak ada tindak lanjut. Tentunya tidak semua subjek penelitian harus

diobeservasi pada hari atau waktu yang sama. Akan tetapi baik variabel

independen maupun variabel dependen dinilai hanya satu kali saja. Penelitian ini

menganalisis hubungan antara pengetahuan, sikap, tingkat pendapatan penderita

hipertensi dengan upaya pengendalian hipertensi di desa kalimaro.

49
50

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti

(Notoatmojo, 2016). Jumlah penderita hipertensi di Desa Kalimaro sebanyak 88

penderita, namun populasi dalam penelitian ini adalah 43 penderita hipertensi

sebagai kepala keluarga yang berkunjung di Puskesmas Kalimaro Kecamatan

Gebang saat penelitian.

4.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil di seluruh objek yang diteliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi (Notoadmodjo, 2017). Pengambilan sampel

dalam penelitian ini adalah dengan cara nonprobability sampling (Nursalam,

2015). Pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan cara total sampling,

yaitu penetapan jumlah populasi dengan cara mengambil semua anggota populasi

menjadi sampel (Tohardi, 2019). Jumlah sampel yang diambil yaitu sebanyak 43

orang. Alasan mengambil total sampling karena menurut Tohardi (2019) jumlah

populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel penelitian

semuanya.

7. Kriteria Inklusi:

a. Pasien hipertensi

b. Kepala rumah tangga

c. Bersedia dijadikan sampel penelitian

d. Mampu diajak berkomunikasi dan mampu mengisi kuesioner


51

2 Kriteria ekslusif

a. Pasien hipertensi dengan komplikasi

4.3 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2018), variabel adalah suatu atribut atau sifat atau

nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian terdapat dua variabel, yaitu variabel independen dalam

penelitian ini adalah pengetahuan hipertensi, sikap pasien hipertensi, dan tingkat

pendapatan, sedangkan variabel dependennya adalah upaya pengendalian

hipertensi.

4.4 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner

digunakan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap pasien

hipertensi dengan upaya pengendalian hipertensi di Desa Dompyongwetan

Kecamatan Gebang.

1. Uji Validitas

Dikatakan valid jika nilai r hitung > r tabel. Uji validitas dilakukan pada

sebanyak 20 responden. Hasil uji validitas pengetahuan dari 15 pertanyaan

terdapat 5 item pertanyaan yang tidak valid yaitu nomor 2 (0,328), nomor

4 (0,276), nomor 7 (0,438), nomor 8 (-0,059) dan nomor 11 (0,297). Pada

instrumen upaya pengendalian seluruh item sebanyak 10 pernyataan

dikatakan valid.
52

Dikatakan reliabel jika nilai > 0,60. Pada kuesioner pengetahuan diperoleh

nilai reliabilitas = 0,749, sikap = 0,931 dan upaya pengendalian = 0,762.

Sehingga intrumen dinyatakan reliabel.

4.6 Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan suatu proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumplan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian

(Nursalam, 2017). Dalam melakukan penelitian, prosedur yang dilakukan adalah

sebagai berikut:

1. Mengurus ijin untuk melakukan penelitian ke Kampus Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Kuningan

2. Mengurus ijin ke Desa Kalimaro Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon

3. Melakukan pendataan identitas subjek penelitian.

4. Memberi pengarahan tentang kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan

penelitian kepada subjek selama penelitian berlangsung.

5. Bila bersedia menjadi responden dipersilahkan menandatangani informed

consent.

6. Peneliti mempersilahkan kepada responden untuk mengisi kuesioner, selama

pengisian tersebut, peneliti mendampingi responden.

7. Setelah semua pertanyaan diisi, kuesioner diambil kembali oleh peneliti,

dikumpulkan lalu ditabulasi dan dianalisis.

4.6 Pengolahan Data

1. Editing

Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan. Apabila


53

ada data yang belum lengkap, jika memungkinkan perlu dilakukan

pengambilan data ulang untuk melengkapi data-data tersebut. Tetapi apabila

tidak memungkinkan, maka data yang tidak lengkap tersebut tidak diolah.

Editing adalah tahap dimana peneliti memeriksa kembali daftar pertanyaan

yang telah diserahkan kembali oleh responden dan memeriksa kelengkapan

jawaban satu persatu apakah Checklist sudah diisi sesuai petunjuk yang telah

ditentukan, meliputi:

a. Mengecek kelengkapan identitas pengisian.

b. Setelah lengkap baru menyesuaikan kodenya.

c. Mengecek masing-masing kekurangan isian data.

2. Coding

Coding merupakan kegiatan memberikan kode numerik (angka) terhadap

data yang terdiri atas beberapa kategori. Coding atau mengkode data bertujuan

mengidentifikasi kualitatif atau membedakan aneka karakter (Hidayat, 2007).

Pemberian kode terhadap kelompok variabel adalah sebagai berikut:

1) Data demografi

Jenis kelamin : 1=laki-laki 2 = perempuan

Pendidikan : 1 = SD 4 = PerguruanTinggi

2 = SMP 5 = Tidaksekolah

3 = SMA

Usia : 1 = 20-44 3 = 55-65

2 = 45-54
54

3. Scoring

Scoring yaitu penilaian data dengan memberikan skor pada

pertanyaan yang berkaitan dengan tindakan responden. Hal ini dimaksudkan

untuk memberikan bobot pada masing-masing jawaban, sehingga

mempermudah perhitungan.

4. Tabulating

Tabulating yaitu membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan

penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo,2017). Dalam

penelitian ini tabulasi terdiri dari hasil data demografi responden, kuesioner

pengetahuan, kuesioner sikap, dan kuesioner tingkat pendapatan dalam upaya

pengendalian hipertensi.

4.7 Teknik Analisis Data

Analisis deskriptif adalah suatu prosedur pengolahan data dengan

menggambarkan dan meringkas data dengan cara ilmiah dalam bentuk

tabel atau grafik (Nursalam, 2018). Data yang telah terkumpul akan

dianalisa secara deskriptif. Data dianalisis dalam bentuk distribusi

frekuensi, tabulasi silang, kurva dan grafik.

4.7.1 Analisis Univariat (Analisis Deskriptif)

Analisis univariat bertujuan menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2017). Dalam

penelitian dipakai perhitungan distribusi frekuensi. Distribusi frekuensi

yang digunakan adalah data demografi responden meliputi jenis kelamin,

pendidikan, dan usia.


55

4.7.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga atau

berkorelasi (Notoatmodjo, 2017). Dalam penelitian ini analisis bivariat dilakukan

untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap, tingkat pendapatan

penderita hipertensi dengan upaya pengendalian hipertensi. Analisis bivariat

dalam penelitian ini menggunakan Rank Spearman.

4.8 Etika dalam Penelitian

1. Informed Consent

Lembar inform consent diberikan saat penelitian yang terdiri dari nama,

alamat, dan tanda tangan responden. Responden membaca dan menyepakati

maksud dari penelitian, kemudian mengisi formulir dan memberikan tanda tangan

sebagai persetujuan untuk menjadi responden.

2. Anonimity (tanpanama)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak

mencantumkan nama lengkap pada lembar kuesioner. Peneliti memberikan

informasi kepada responden untuk mencantumkan inisial. Tidak

memperlihatkan wajah responden tanpa izin.

3. Kerahasiaan

Pernyataan bahwa informasi apapun yang berkaitan dengan responden

tidak dilaporkan dengan cara apapun dan tidak mungkin diakses oleh orang

lain selain peneliti. Pada penelitian ini kerahasiaan responden dijaga dengan

tidak menunjukkan data hasil penelitian kepada orang lain.


56

4.9 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.9.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Kalimaro Kecamatan Gebang

Kabupaten Cirebon.

4.9.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal 4 Juli sampai dengan 14 Juli 2022.


57

BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.2.1 Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk melihat distribusi dan frekuensi dari

variabel penelitian untuk mendapatkan gambaran variabel bebas dan variabel

terikat.

1. Gambaran Pengetahuan Penderita Penyakit Hipertensi di Desa Kalimaro

Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon Tahun 2022.

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan


No Pengetahuan Frekuensi (f) Persentase (%)
.
1. Baik 21 48,8
2. Cukup 13 30,2
3. Kurang 9 20,9
Jumlah 43 100
Sumber : Hasil Penelitian (2022)

Tabel 5.1 menunjukkan hampir setengahnya berpengetahuan baik

yaitu sebanyak 21 responden (48,8%).

2. Gambaran Sikap Penderita Penyakit Hipertensi di Desa Kalimaro

Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon Tahun 2022

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Sikap


No Sikap Frekuensi (f) Persentase (%)
.
1. Positif 29 67,4
2. Negatif 14 32,6
Jumlah 43 100
Sumber : Hasil Penelitian (2022)
58

Tabel 5.2 menunjukkan sebagian besar memiliki sikap positif

sebanyak 29 responden (67,4%).


59

3. Gambaran Pendapatan Penderita Penyakit Hipertensi di Desa Kalimaro


Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon Tahun 2022

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pendapatan


No Pendapatan Frekuensi (f) Persentase (%)
.
1. Rendah 26 60,5
2. Sedang 11 25,6
Tinggi 6 14,0
Jumlah 43 100
Sumber : Hasil Penelitian (2022)

Tabel 5.3 menunjukkan sebagian besar berpendapatan rendah

sebanyak 26 responden (60,5%).

4. Gambaran Upaya Pengendalian Penderita Penyakit Hipertensi di Desa

Kalimaro Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon Tahun 2022

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Upaya Pengendalian


No Upaya Pengendalian Frekuensi (f) Persentase (%)
.
1. Baik 29 67,4
2. Kurang 14 32,6
Jumlah 43 100
Sumber : Hasil Penelitian (2022)

Tabel 5.4 menunjukkan sebagian besar upaya pengendalian kategori

baik yaitu sebanyak 29 responden (67,4%).

5.1.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui kemaknaan hubungan

(membuktikan hipotesis) antara variabel bebas dan variable terikat Analisis

bivariat pada penelitian ini menggunakan uji Rank Spearman. Berikut ini

disajikan hasil analisis data dengan menggunakan tabulasi silang.


60

1. Hubungan Pengetahuan Dengan Upaya Pengendalian Hipertensi


Penderita Penyakit Hipertensi Di Desa Kalimaro Kecamatan Gebang
Tahun 2022
Tabel 5.5 Hubungan Pengetahuan Dengan Upaya pengendalian
Total p-value
Upaya Pengendalian
Pengetahuan
Baik Kurang
n % n % N %
Baik 20 95,2 1 4,8 21 100
Cukup 6 46,2 7 53,8 13 100 0,000
Kurang 3 33,3 6 66,7 9 100
Total 29 67,4 14 32,6 43 100

Tabel 5.3 menunjukkan dari 21 responden berpengetahuan baik

sebagian besar upaya pengendalian baik sebanyak 20 responden (95,2%)

dan dari 13 responden berpengetahuan cukup sebagian besar upaya

pengendalian kurang sebanyak 7 responden (53,8%) begitupun pada

pengetahuan kurang sebanyak 6 responden (66,7%) upaya pengendalian

kurang. Hasil analisis bivariat diperoleh nilai p = 0,000 (<0,05) artinya

pengetahuan berhubungan dengan upaya pengendalian hipertensi.

2. Hubungan Sikap Dengan Upaya Pengendalian Hipertensi Penderita


Penyakit Hipertensi Di Desa Kalimaro Kecamatan Gebang Tahun
2022
Tabel 5.6 Hubungan Sikap Dengan Upaya pengendalian
Total p-value
Upaya Pengendalian
Sikap
Baik Kurang
n % n % N %
Positif 23 79,3 6 20,7 29 100
Negatif 6 42,9 8 57,1 14 100 0,000
Total 29 67,4 14 32,6 43 100

Tabel 5.3 menunjukkan dari 29 responden dengan sikap positif

sebagian besar upaya pengendalian baik yaitu sebanyak 23 responden


61

(79,3%) dan dari 14 responden sikap negatif sebagian besar upaya

pengendalian kurang sebanyak 8 responden (57,1%). Hasil analisis bivariat

diperoleh nilai p = 0,000 (<0,05) artinya terdapat hubungan sikap dengan

upaya pengendalian.

3. Hubungan Pendapatan Dengan Upaya Pengendalian Hipertensi


Penderita Penyakit Hipertensi Di Desa Kalimaro Kecamatan Gebang
Tahun 2022
Tabel 5.7 Hubungan Pendapatan Dengan Upaya pengendalian
Total p-value
Upaya Pengendalian
Pendapatan
Baik Kurang
n % n % N %
Rendah 12 46,2 14 53,8 26 100
Sedang 11 100 0 0,0 11 100 0,016
Tinggi 6 100 0 0,0 6 100
Total 29 67,4 14 32,6 43 100

Tabel 5.3 menunjukkan dari 26 responden berpendapatan rendah

sebagian besar upaya pengendalian kurang yaitu sebanyak 14 responden

(53,8%). Dari 11 responden berpendapatan sedang dan 6 responden

berpendapatan tinggi seluruhnya upaya pengendalian kategori baik. Hasil

analisis bivariat diperoleh nilai p = 0,016 (<0,05) artinya terdapat

hubungan pendapatan dengan upaya pengendalian

5.2 Pembahasan

5.2.1 Gambaran Pengetahuan Penderita Penyakit Hipertensi Di Desa

Kalimaro Kecamatan Gebang Tahun 2022

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar berpengetahuan baik

yaitu sebanyak 21 responden (48,8%). Faktor - faktor yang Mempengaruhi

Pengetahuan Menurut Budiman dan Riyanto (2013 dalam Harigustian,


62

2021) faktor yang mempengaruhi pengetahuan meliputi : pendidikan,

informasi media masa, sosial, budaya, ekonomi, lingkungan, pengalaman

dan usia. Hal ini sesuai dengan pendapat Maryono (2017) bahwa

pengetahuan yang baik akan mampu merubah gaya hidup dengan cara

berhenti merokok sedini mungkin, berolahraga secara teratur, perbaikan

diet, hindari stres serta hindari pola hidup tidak sehat. Sumadi (2019),

menyatakan bahwa semakin baik pengetahuan responden mengenai

hipertensi maka semakin baik pula upaya responden untuk mengendalikan

hipertensi yang dideritanya. Peneliti berasumsi penelitian kategori baik

dapat disebabkan karena faktor lamanya menderita hipertensi, semakin

lama seseorang menderita hipertensi akan semakin baik tingkat

pengetahuan hal ini dikarenakan informasi dari petugas kesehatan,

keluarga maupun masyarakat terfokus tentang hipertensi yang diterima

responden, semakin banyak informasi maka akan semakin meningkatkan

pengetahuan.

Diketahui dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan

bahwa responden memiliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak 13

responden (30,2%). Hasil penelitian juga mendapatkan bahwa meskipun

pengetahuan responden sudah dalam kategori cukup, namun responden

masih saja mengalami penyakit hipertensi. Salah satu yang menjadi

penyebabnya yaitu ketidakdisiplinan responden juga menjadi penyebab

masih terjadinya penyakit hipertensi salah satunya ketidakdisiplinan dalam

menjaga pola makan seperti masih mengkonsumsi makanan berkadar


63

natrium tinggi walaupun responden sudah mengetahui apa saja yang

makanan yang harus dihindari dan dilarang untuk dikonsumsi oleh

penderita penyakit hipertensi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian kecil responden

memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 9 responden (20.9%).

Berdasarkan teori Notoadmojo (2020) dijelaskan bahwa faktor pendidikan

memiliki pengaruh dengan pengetahuan seseorang, artinya semakin tinggi

pendidikan seseorang maka pengetahuan semakin baik. Berdasarkan hasil

penelitian Herawati (2021) menunjukkan hasil penelitian adalah 52,5%

responden memiliki pengetahuan kurang tentang penanganan hipertensi.

Dan hasil penelitian Ulfah (2018) menunjukkan hasil penelitian adalah

54,2% responden memiliki pengetahuan kurang tentang pengendalian

hipertensi. Peneliti berasumsi hal ini dikarenakan faktor pendidikan, hasil

penelitian menunjukan bahwa seluruh responden berpendidikan rendah

bahkan tidak lulus.

Berdasarkan pembahasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa

hampir sebagian responden sudah memiliki pengetahuan baik, namun

masih ada pula sebagian kecil responden yang memiliki pengetahuan

cukup bahkan kurang.

Saran bagi responden yang memiliki pengetahuan kurang untuk

aktif mengikuti kegiatan Posbindu PTM (Penyakit Tidak Menular) karena

salah satu kegiatan Posbindu ada salah satunya program edukasi.


64

Penelitian ini menghasilkan saran untuk pendidikan kesehatan

diperlukan untuk dapat meningkatkan pemahaman pasien terkait program

yang diberikan dapat meningkatkan kedisiplinan pasien dalam menjaga

kesehatannya terutama dari penyakit hipertensi.Perawat sebagai bagian

integral dalam pelayanan kesehatan ikut andil dalam meningkatkan

pengetahuan, dengan berbagi langsung dengan masyarakat tentang

informasi yang dibutuhkan untuk penderita hipertansi Kemudahan untuk

memperoleh informasi dapat mempercepat seseorang memperoleh

pengetahuan yang baru. Informasi yang diterima secara utuh dapat

meningkatkan baik dari sisi pengetahuan maupun dari perilaku penderita

hipertensi dalam penatalaksanaan penyakit ini secara mandiri. Informasi

yang diberikan sebaiknya diikuti dengan evaluasi untuk melihat

pemahaman pasien agar pengendalian tekanan darah sesuai dengan yang

diharapkan.

5.2.2 Gambaran Sikap Penderita Penyakit Hipertensi Di Desa Kalimaro

Kecamatan Gebang Tahun 2022

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar memiliki sikap

positif sebanyak 29 responden (67,4%). Sikap dapat dipengaruhi oleh

banyak faktor, antara lain pengalaman (diri sendiri maupun orang lain),

media massa, lembaga pendidikan, dan faktor emosional. Sikap terbagi

menjadi 2 yakni, sikap positif dimana sikap yang positif akan

menghasilkan perilaku yang positif dan sikap negatif dimana sikap ini

merupakan kebalikan dari sikap positif, sikap negatif akan menghasilkan


65

perilaku yang negatif pula, dalam hal ini mengarah pada perilaku

hipertensi (Simanjuntak, 2021). Peneliti berasumsi hal itu dipengaruhi oleh

orang lain dengan sikap yang dianggap penting salah satunya adalah

keluarga dan teman sebaya, sehingga responden yang memiliki sikap

negatif perlu diberikannya motivasi dan dukungan dari orang terdekat dan

tenaga kesehatan.

Menurut Azwar (2018), ada beberapa faktor yang dapat

memengaruhi pembentukan sikap pada manusia pengaruh orang lain yang

dianggap penting, seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap

gerak, tingkah dan pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita

kecewakan atau seseorang yang berarti khusus bagi kita akan

mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu, contoh: orang

tua, keluarga, tetangga, teman, tokoh masyarakat, tokoh agama. Saran bagi

responden yang memiliki sikap negatif untuk terus diberikan motivasi dan

dukungan dari orang terdekat seperti keluarga atau teman sebaya untuk

aktif datang ke Posbindu PTM (Penyakit Tidak Menular).

Peneliti berasumsi pengetahuan berperan dalam membentuk sikap

seseorang, pengetahuan dapat membuat seseorang memikirkan suatu objek

atau stimulus yang melibatkan dua komponen, yaitu komponen emosi dan

keyakinan. Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden

sudah memiliki sikap yang baik dalam pengendalian hipertensi. Hal ini

dapat dipengaruhi oleh pengetahuan responden yang baik pula.


66

5.2.3 Gambaran Pendapatan Penderita Penyakit Hipertensi Di Desa

Kalimaro Kecamatan Gebang Tahun 2022

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar berpendapatan rendah

sebanyak 26 responden (60,5%). Sejalan dengan penelitian Hazan (2017)

Dari penghasilan responden didapatkan sebanyak 72.0% responden

memiliki penghasilan rendah, sedangkan 28,0% responden memiliki

penghasilan tinggi.

Penelitian Gaol (2022) Hasil penelitian yang diperoleh responden

dalam penelitian ini yang tertinggi berdasarkan pekerjaan yaitu Tidak

Bekerja yaitu sebanyak 38 orang (36.20%) dan yang terendah yaitu yang

bekerja sebagai Pegawai Negeri sebanyak 10 orang (9,52%). Berdasarkan

asumsi peneliti hal ini terjadi di karenakan responden yang lebih banyak

tidak bekerja memiliki kemungkinan untuk terkena hipertensi disebabkan

kurangnya aktifitas fisik yang kurang aktif atau aktifitas fisik ringan.

Penelitian Hazan (2018) dari jenis pekerjaan yang dikelompokkan,

responden yang tidak bekerja memiliki kepatuhan yang lebih tinggi

dibandingkan responden yang bekerja. Pada responden yang tidak bekerja

memiliki waktu dirumah yang lebih banyak dibandingkan dengan yang

bekerja sehingga bisa mengatur waktu untuk meminum obatnya. Pada

responden yang bekerja oleh karena pekerjaannya menyebabkan adanya

kesibukan sehingga bisa menyebabkan responden tidak sempat untuk

meminum obatnya.
67

Peneliti berpendapat penghasilan akan sejalan dengan pekerjaan.

Penghasilan juga akan sejalan dengan upaya pencegahan dan pengobatan

hipertensi, karena diperlukan biaya yang tidak murah dalam pengendalian

hipertensi seperti biaya pengobatan, transportasi, dan pencegahan diet

makanan, olahraga dan cek darah tinggi rutin.

5.2.4 Gambaran Upaya Pendendalian Hipertensi Penderita Penyakit

Hipertensi Di Desa Kalimaro Kecamatan Gebang Tahun 2022

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar upaya pengendalian

kategori baik yaitu sebanyak 29 responden (67,4%). Upaya pengendalian

hipertensi yang dapat dilakukan yaitu sikap penderita hipertensi dalam

menjaga pola makan, rutin minum obat dan pemeriksaan rutin minimal

sebulan sekali. Pengawasan dari pihak keluarga membantu atau

mendorong penderita hipertensi agar dapat mengendalikan hipertensi

(Novitasari, 2020).

Penelitian yang dilakukan Novitasari (2020) dalam upaya

pengendalian sebagian besar dalam kategori baik 94,7%. Keluarga sebagai

orang yang selalu memberikan dukungan berupa informasi yang dapat

diwujudkan dengan pemberian dukungan semangat, serta pengawasan

terhadap pola makan lansia yang mengalami hipertensi maupun aktivitas

(Susriyanti, 2014).

Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dalam dua kategori

yaitu non farmakologi dan farmakologi. Penatalaksanaan non farmakologi

adalah dengan menjalani pola hidup sehat seperti menjaga berat bedan,
68

mengurangi asupan garam, melakukan olahraga, mengurangi konsumsi

alcohol dan tidak merokok. Sementara upaya farmakologis dengan

mengkonsumsi obat. Tindakan pengendalian dikelompokkan dalam dua

kategori yaitu, pengendalian makan seperti mengurangi konsumsi garam

berlebih dan pengendalian aktivitas seperti melakukan olahraga

(Zaenurrohmah & Rachmayanti, 2017).

Peneliti berpendapat upaya pengendalian kategori baik dapat

disebabkan karena peran petugas kesehatan yang memberikan edukasi

kesehatan tentang hipertensi, selain itu peran keluarga dalam pengawasan

dan pengetahuan masyarakat tentang pengendalian hipertensi menjadikan

upaya pengendalian kategori baik.

5.2.5 Hubungan Pengetahuan Dengan Upaya Pengendalian Hipertensi

Penderita Penyakit Hipertensi Di Desa Kalimaro Kecamatan Gebang

Tahun 2022

Hasil analisis bivariat diperoleh nilai p = 0,000 (<0,05) artinya

pengetahuan berhubungan dengan upaya pengendalian hipertensi. Sejalan

dengan penelitian Sunarti (2019) Dari hasil uji statistik di peroleh p value

0,000 artinya terdapat hubungan pengetahuan dengan upaya pengendalian

tekanan darah penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas

Karangmulya Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut. Penelitian

serupa dilakukan Rodiyyah (2020) menunjukkan Terdapat hubungan

antara tingkat pengetahuan dengan pengendalian tekanan darah pada


69

hipertensi dengan nilai p = 0,001 dengan demikian p < 0,05) di Puskesmas

Garuda Bandung.

Menurut Septianingsih (2018) menyatakan bahwa pengetahuan

yang baik akan mampu merubah gaya hidup dengan cara berhenti

merokok sedini mungkin, berolahraga secara teratur, perbaikan diet,

hindari stress serta hindari pola hidup tidak sehat. Semakin baik

pengetahuan responden mengenai hipertensi maka semakin baik pula

upaya responden untuk mengendalikan hipertensi yang dideritanya.

Pengetahuan yang harus dimiliki oleh responden berupa arti dari penyakit

hipertensi, gejala hipertensi, faktor resiko, gaya hidup dan pentingnya

melakukan pengobatan secara terus menerus dalam waktu yang panjang

serta mengetahui bahaya yang timbul apabila tidak mengkonsumsi obat.

Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang

adalah factor usia. Semakin lanjut usia seseorang kemampuan untuk

menyerap informasi akan semakin menurun.Hal tersebut dikarenakan

kondisi seseorang yang sudah usia lanjut cenderung mengalami penurunan

daya ingat dan hal tersebut akan berpengaruh terhadap respon atau

jawaban yang diberikan terkait hipertensi.Selain itu dilihat dari aspek

psikologi daya ingat yang menurun akan menyebabkan degenerasi otak

dan penurunan orientasi (Utomo, 2013). Selain factor usia latar belakang

pendidikan akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. Semakin tinggi

tingkat pendidikan seeorang maka tingkat pengetahuan semakin tinggi


70

Pengendalian hipertensi bertujuan untuk mencegah terjadinya

mortalitas dan morbiditas akibat komplikasi yang berhubungan dengan

pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah di bawah 130/80 mmHg.

Pengendalian hipertensi dilakukan dengan pengelolaan diri atau perubahan

gaya hidup penderita seperti diet, istirahat yang cukup, olahraga dan

konsumsi obat teratur. Penyakit hipertensi tidak dapat disembuhkan tetapi

di kendalikan (Ulfah, 2018 dalam Rodiyyah, 2020).

Peneliti berpendapat pengetahuan yang baik tentang penyakit

hipertensi dan upaya pengendaliannya akan sejalan dengan perilaku

massyarakat dalam penegendalian hipertensi. Masyarakat yang

mengetahui bahaya penyakit hipertensi akan lebih sadar dibanding dengan

masyarakat yang tidak mengetaui tentang penyakit hipertensi.

5.2.6 Hubungan Sikap Dengan Upaya Pengendalian Hipertensi Penderita

Penyakit Hipertensi Di Desa Kalimaro Kecamatan Gebang Tahun

2022

Hasil analisis bivariat diperoleh nilai p = 0,000 (<0,05) artinya

terdapat hubungan sikap dengan upaya pengendalian. Sejalan dengan

penelitian Simanjuntak (2021) menunjukkan ada hubungan sikap dengan

pengendalian tekanan darah pada pasien hipertensi diperoleh hasil p value

= 0,002.

Cara pengendalian tekanan darah meliputi modifikasi gaya hidup

seperti kontrol berat badan, tingkatkan aktifitas fisik serta kurangi intake

sodium dan potassium. Pengendalian tekanan darah perlu dilakukan oleh


71

semua penderita hipertensi agar tidak terjadi peningkatan tekanan darah

yang lebih parah. Akan tetapi, tidak semua penderita hipertensi dapat

melakukan pengendalian terhadap penyakitnya. Hal ini disebabkan karena

tingkat pengetahuan dan sikap penderita hipertensi tentang pengendalian

penyakitnya tidaklah sama (Uguy, dkk, 2019)

Menurut Supriyono (2019) menjalani pola hidup sehat sangat

terbukti dapat menurunkan tekanan darah. Adapun pola hidup sehat yang

dianjurkan untuk mengendalikan hipertensi adalah makan makanan yang

bergizi, tidak merokok, melakukan olahraga secara teratur, mengendalikan

stress, tidak mengkonsumsi alkohol dan rutin memeriksakan tekanan

darah. Seseorang perlu melaksanakan pola hidup sehat sebagai antisipasi

perubahan tekanan darah agar tidak mengalami komplikasi. Sikap yang

penting dipahami seseorang yang mengalami hipertensi adalah mereka

mampu bersikap dalam mengendalikan tekanan darah dengan mentaati

pola hidup sehat serta rajin kontrol ke fasilitas kesehatan.

Peneliti berasumsi Sikap menjadi salah satu faktor yang sangat

berpengaruh terhadap nilai kesehatan individu serta dapat menentukan

bagaimana cara mengendalikan yang tepat untuk penderita hipertensi.

Sikap yang dimiliki individu akan sangat memberikan dampak pada

kesehatan individu itu sendiri. Pengalaman pribadi yang pernah

dialaminya menjadi dasar dari sikap seseorang untuk memberi pengaruh

terhadap kesehatannya
72

5.2.7 Hubungan Pendapatan Dengan Upaya Pengendalian Hipertensi

Penderita Penyakit Hipertensi Di Desa Kalimaro Kecamatan Gebang

Tahun 2022

Hasil analisis bivariat diperoleh nilai p = 0,016 (<0,05) artinya

terdapat hubungan pendapatan dengan upaya pengendalian. Hasil

penelitian Pratiwi (2020) berdasarkan hasil uji bivariat yang dilakukan

oleh peneliti dengan menggunakan metode chi-square mendapatkan nilai-p

sebesar 0,002 dimana p<0,005 sehingga terdapat hubungan antara sosial

ekonomi dengan kepatuhan dalam menjalani pengobatan. Responden

dengan status ekonomi tinggi memiliki probabilitas untuk memiliki

kepatuhan tinggi lebih besar 6,08 kali lipat dibandingkan dengan

responden dengan sosial ekonomi rendah dilihat dari nilai OR=0,680.

Hasil penelitian Lestari (2020) Di dapatkan hasil ada hubungan

antara tingkat ekonomi (p value 0.036; OR 2.233) dengan kejadian

hipertensi. Faktor yang mempengaruhi kepatuhan antara lain tingkat

pendidikan, tingkat pengetahuan, tingkat penghasilan, kemudahan menuju

fasilitas kesehatan dan tersedianya asuransi kesehatan yang meringankan

pasien dalam membayar biaya pengobatan (Fauziah, 2022).

Peneliti berpendapat penghasilan rendah akan berdampak pada

upaya pengendalian, tidak adanya biaya untuk berobat, biaya tranfortasi

untuk menuju pelayanan kesehatan akan menghambat upaya pengendalian

hipertensi.

5.3 Keterbatasan Penelitian


73

Berdasarkan pada pengalaman langsung peneliti dalam proses

skripsi ini, ada keterbatasan yang dialami dan dapat menjadi beberapa

factor yang dapat untuk lebih diperhatikan bagi peneliti yang akan dating

dalam lebih menyempurnakan penelitiannya karena peneliti ini sendiri

tentu memiliki kekurangan yang perlu terus diperbaiki dalam penelitian-

penelitian kedepannya. Beberapa keterbatasan dalam penelitian tersebut,

antara lain:

1. Jumlah responden yang hanya 43 orang , tentunya masih kurang untuk

menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.

2. Dalam proses pengambilan data, informasi yang diberikan responden

melalui kuesioner terkadang tidak menunjukkan pendapat responden yang

sebenarnya, hal ini kadang terjadi karena kadang perbedaan pemikiran,

anggapan dan pemahaman yang berbeda tiap responden, juga faktor lain

seperti faktor kejujuran dalam pengisian kuesionernya.


BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

1. Pengetahuan penderita penyakit hipertensi di Desa Kalimaro

Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon sebagian besar kategori baik

2. Sikap penderita penyakit hipertensi di Desa Kalimaro Kecamatan

Gebang Kabupaten Cirebon sebagian besar kategori positif

3. Tingkat pendapatan penderita penyakit hipertensi di Desa Kalimaro

Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon sebagian besar kategori rendah

4. Upaya pengendalian penderita penyakit hipertensi di Desa Kalimaro

Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon sebagian besar kategori baik

5. Ada hubungan antara pengetahuan penderita penyakit hipertensi

dengan upaya pengendalian hipertensi di Desa Kalimaro Kecamatan

Gebang Kabupaten Cirebon

6. Ada hubungan antara sikap penderita penyakit hipertensi dengan upaya

pengendalian hipertensi di Desa Kalimaro Kecamatan Gebang

Kabupaten Cirebon.

7. Ada hubungan antara tingkat pendapatan penderita penyakit hipertensi

dengan upaya pengendalian hipertensi di Desa Kalimaro Kecamatan

Gebang Kabupaten Cirebon.

71
6.2 Saran

1. Bagi Puskesmas

Tenaga kesehatan dapat memberikan motivasi dan dukungan pada penderita

hipertensi untuk rutin periksa ke puskesmas dan posbindu.

2. Bagi Keluarga

Keluarga atau orang terdekat untuk terus memberikan motivasi dan

dukungannya pada penderita hipertensi untukrutin kontrol ke fasilitas layanan

kesehatan terdekat.

3. Bagi Desa

Desa bersama masyarakat dapat memanfaatkan pekarangan rumah sebagai lahan

untuk penanaman obat keluarga khususnya untuk hipertensi.

4. Bagi peneliti lain

Dapat melanjutkan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan

pengendalian tekanan darah penderita hipertensi.


DAFTAR PUSTAKA

Adib, M., 2019, Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung dan
Stroke, Edisi ke-2, Yogyakarta: Dianloka Printika.

Anggara Dwi, F H dan Prayitno N. 2018. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan


Tekanan Darah di Puskesmas Telaga Murni Cikarang Barat. Jakarta: Program
Studi Kesehatan Masyarakat STIKES MH. Thamrin. Jurnal Ilmiah Kesehatan.
Vol 5/ No. 1

Muttaqin, A. 2018. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem


Kardiovaskuler. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam. 2016. Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : SalembaMedika.

Arikunto. 2018. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Azwar, Saifuddin. 2017. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, Saifuddin. 2017. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:


Liberty.

Balitbang Kemenkes RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Jakarta: Balitbang
Kemenkes RI.

Balitbang Kemenkes RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Jakarta: Balitbang
Kemenkes RI.

Budiman dan Riyanto, A. 2018. Kuesioner Pengetahuan dan Sikap Dalam


Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Bustan, M.N. 2018. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta.

Corwin E. 2019. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC

Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, 2020. Profil Kesehatan Kabupaten Cirebon

Departemen Kesehatan RI. (2013).Pedoman Teknis Penemuan dan


Tatalaksana Penyakit Hipertensi. Jakarta: Direktorat
Pengendalian Penyakit Tidak Menular.

Gunawan, L. 2018. Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Gramedia. InaSh,


InaSh, 2018. Hipertensi Menduduki Penyebab Kematian Pertama di Indonesia.
http://www.inash.or.id/news_detail.php?id=65. Diakses tanggal 10 April 2022.

Ira, H. S. (2018). Menu Ampuh Atasi Hipertensi. Yogyakarta: Notebook.

Lestari,D. 2018. Hubungan Asupan Kalium, Kalsium, Magnesium dan


Natrium, Indeks Massa Tubuh serta Aktivitas Fisik dengan Kejadian
Hipertensi pada Wanita Usia 30 – 40 Tahun (Skripsi). Semarang:
Universitas Diponogoro.

Maryono, D., 2018. Penyakit Jantung. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer. Notoatmodjo,
Soekidjo. 2012.Ilmu Kesehatan

Notoatmodjo, Soekidjo. 2017.Pengantar Pendidikan Kesehatan Dan Ilmu Perilaku.


Edisi 1,Andi Offset, Yogyakarta.

Nugraheni, S.A. 2018. Pengendalian Faktor Determinan Sebagai Upaya


Penatalaksanaan Hipertensi Di Tingkat Puskesmas. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Diponegoro. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan
Volume 11 No.4.

Nurrahmani. 2016. Stop Hipertensi. Yogyakarta: Familia.

Sufri, M.R. 2017. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penderita Hipertensi
Dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi. Program Internsip
Dokter Indonesia Kabupaten Aceh Barat. (skripsi). Aceh Barat.

Sunaryo (2014). Psikologi untuk keperawatan. Jakarta : EGC

Sunarti dan Patimah. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Upaya Pengendalian


Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Karangmulya Kecamatan Karangpawitan Kabupten Garut.Journal Of Midwifery
and Nursing. 2019. Volume 1 No. 3

Rodiyyah.2020. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Pengendalian Tekanan Darah


pada Hipertensi di Puskesmas Garuda Bandung Tahun 2020. Vol 10, No. 2,
September 2020
LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Uji Validitas
Lampiran 2 Surat Balasan Uji Validitas
Lampiran 3 Keterangan Ijin Penelitian
Lampiran 4 Balasan Ijin Penelitian

Lampiran 5 Informed Consent


INFORMED CONSENT
LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Nuning Nurul Hikmah
NIM : CKX0200009
Judul Penelitian : Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Sikap Dan Tingkat
Pendapatan Dengan Upaya Pengendalian Hipertensi Di Desa
Kalimaro Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon Tahun 2022

Setelah mendapatkan penjelasan dan mengetahui manfaat penelitian dengan judul


“Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Sikap Dan Tingkat Pendapatan Dengan Upaya
Pengendalian Hipertensi Di Desa Kalimaro Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon
Tahun 2022”, Saya menyatakan *(Setuju/tidak setuju) diikutsertakan dalam penelitian
ini dengan catatan apabila sewaktu-waktu dirugikan dalam bentuk apapun berhak
membatalkan persetujuan.

Cirebon, Juli 2022 .


Responden

------------------

Lampiran 6 Surat Permohonan Menjadi Responden


SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kpd Yth :

Calon Responden

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa STIKes Kuningan

(STIKKu) Program Studi S1 Keperawatan :

Nama : Nuning Nurul Hikmah

NIM : CKX0200009

Bermaksud akan mengadakan penelitian pada tanggal 4 Juli-14 Juli 2022 dengan

judul penelitian “Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan, Sikap Dan Tingkat

Pendapatan Dengan Upaya Pengendalian Hipertensi Di Desa Kalimaro

Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon Tahun 2022”.

Apabila Saudari menyetujui, maka dengan ini saya mohon kesediaan untuk

mendatangani lembar persetujuan dan menjawab pertanyaan yang saya ajukan. Atas

perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Peneliti,
Nuning Nurul Hikmah
Lampiran 7 Surat Persetujuan Responden

SURAT PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : .......................

Umur : .......................

Alamat : ........................................................

Setelah mendapatkan penjelasan dari peneliti tentang maksud dan tujuan

dalam penelitian dengan judul “Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan, Sikap Dan

Tingkat Pendapatan Dengan Upaya Pengendalian Hipertensi Di Desa Kalimaro

Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon Tahun 2022”.

Maka saya menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya

Kuningan, …..Juli 2022

Responden
(………………………..)

Lampiran 8 Lembar Kuesioner

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan, Sikap Dan Tingkat


Pendapatan Dengan Upaya Pengendalian Hipertensi Di Desa
Kalimaro Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon Tahun
2022

Kode :
Waktu/Tanggal :

Petunjuk pengisian
1. Semua pertanyaan harus dijawab
2. Setiap pertanyaan dijawab hanya dengan satu jawaban
A. Identitas

Isilah data berikut ini dengan benar

1. Tanggal pengisian kuesioner :

2. Nama :

3. Umur :

4. Pendidikan :

5. Alamat :
B. Aspek pertanyaan pengetahuan
Petunjuk pengisian :
Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap paling benar, dengan memberi
tanda (x) pada huruf pilihan tersebut
1. Penyakit hipertensi merupakan tekanan darah tinggi
Benar (1) Salah (0)
2. Penderita tekanan darah tinggi penting memeriksakan tekanan darahnya ke
pelayanan Kesehatan yang terdekat
Benar (1) Salah (0)
3. Membatasi makanan asin dan berlemak merupakan salah satu usaha untuk mencegah
tekanan darah tinggi
Benar (1) Salah (0)
4. Mengkonsumsi garam berlebihan akan menyebabkan tekanan darah
meningkat
Benar (1) Salah (0)
5. Selain dari mengkonsumsi buah-buahan segar, usaha lain untuk mencegah
tekanan darah tinggi adalah olahraga secara teratur
Benar (1) Salah (0)
6. Merokok dan minum alkohol merupakan penyebab timbulya kekambuhan penyakit
tekanan darah tinggi
Benar (1) Salah (0)
7. Menjauhkan diri dari stress adalah salah satu cara untuk mencegah terjadinya
tekanan darah tinggi
Benar (1) 1. Salah (0)
1. Dukungan keluarga merupakan salah satu yang terpenting untuk memotivasi
penderita hipertensi dalam menjalankan perubahan gaya hidupnya
Benar 8. (1) 1. Salah (0)
8. Meminum obat anti hipertensi secara teratur dan mengontrol pola makan adalah
usaha mencegah kekambuhan penyakit tekanan darah tinggi
Benar 9. (1) 2. Salah (0)
10. Menjaga berat badan dalam kisaran normal bisa mengurangi risikontinggi terjadinya
penyakit tekanan darah tinggi
Benar (1) 10. Salah (0) 3.

C. Aspek Sikap
Petunjuk pengisian :
Berilah tanda (√) pada kolom yang paling sesuai dengan pilihan anda.
Keterangan : SS = Sangat setuju TS = tidak setuju
S = setuju STS = sangat tidak setuju

No Pertanyaan SS S TS STS
1 Jika merasa pusing dan tengkuk terasa
berat dalam jangka waktu yang lama
sebaiknya memeriksakan diri ke pelayanan
Kesehatan terdekat.
2 Penderita hipertensi sebaiknya
memeriksakan tekanan darah secara teratur
setiap bulan dan mengontrol pola makan.
3
Kurang istirahat dan banyak beban pikiran
dapat menyebabkan tekanan darah
meningkat.
4
Penderita tekanan darang tinggi boleh
melakukan olahraga ringan seperti jogging,

5 bersepedah dan berenang.


Konsumsi garam tidak perlu dihindari bagi
6 penderita hipertensi.
Mengurangi makanan yang mengandung
lemak seperti gorengan, dan makanan yang
bersantan perlu dilakukan oleh penderita
7 hipertensi.
Jika istirahat cukup tetapi masih pusing,
teruskan saja minum obat anti hipertensi
8 tidak perlu ke puskesmas.
Menurunkan berat badan secara bertahap
bisa mengurangi risoko terjadinya tekanan
9 darah tinggi.
Mengkonsumsi makanan seperti daging
kambing dapat meningkatkan tekanan
10
darah tinggi.
Dukungan keluarga sangat penting
peranannya dalam keberhasilan penderita
hipertensi dalam menjalankan dietnya.
D. Aspek tingkat pendapatan
Petunjuk pengisian
Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap sesuai dengan keadaan anda
sekarang,
9. Berapa pendapatan yang anda peroleh setiap bulannya?
a. < Rp. 2.279.982
b. Rp 2.279.982
c. > Rp 2.279.982
E. Upaya Pengendalian Hipertensi
Petunjuk pengisian :
Berilah tanda (√) pada kolom yang paling sesuai dengan
pilihan anda! Keterangan :
S : Selalu
KD : Kadangkadang
TP : Tidak Pernah
No Pernyataan S KD TP
1 Saya mengontrol tekanan darah setiap
bulannya.
2 Saya tidak mengkonsumsi makanan yang
mengandung kolesterol tinggi seperti daging dan
gorengan.
3 Saya mengkonsumsi buah dan sayuran segar setiap
hari.
4 Saya minum obat anti hipertensi secara
teratur jika tekanan darah tinggi.
5 Saya meluangkan waktu untuk istirahat
walaupun pekerjaan menumpuk.
6 Saya berolahraga secara teratur untuk mengontrol
tekanan darah.
7 Saya tidak mengkonsumsi minuman keras
8 Saya mengurangi makanan asin
9 Saya berekreasi setelah mengerjakan pekerjaan yang
berat.
10 Saya bisa mengontrol emosi jika sedang
marah/banyak pikiran.

Lampiran 9 Master Data

Pengetahuan

sko Kod
  1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 % Kategori
r e
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8 80 Baik 1
2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 90 Baik 1
3 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 7 70 Cukup 2
4 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8 80 Baik 1
5 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 80 Baik 1
6 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 5 50 Kurang 3
7 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 7 70 Cukup 2
8 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 8 80 Baik 1
9 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 7 70 Cukup 2
10 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8 80 Baik 1
11 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 5 50 Kurang 3
12 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 80 Baik 1
13 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 8 80 Baik 1
14 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 7 70 Cukup 2
15 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 5 50 Kurang 3
16 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90 Baik 1
17 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 5 50 Kurang 3
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 90 Baik 1
19 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 5 50 Kurang 3
20 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8 80 Baik 1
21 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 6 60 Cukup 2
22 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 5 50 Kurang 3
23 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 80 Baik 1
24 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 8 80 Baik 1
25 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 5 50 Kurang 3
26 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 5 50 Kurang 3
27 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 5 50 Kurang 3
28 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90 Baik 1
29 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 7 70 Cukup 2
30 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 7 70 Cukup 2
31 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90 Baik 1
32 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 6 60 Cukup 2
33 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 6 60 Cukup 2
34 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 80 Baik 1
35 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90 Baik 1
36 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 7 70 Cukup 2
37 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8 80 Baik 1
38 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 7 70 Cukup 2
39 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 80 Baik 1
40 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 8 80 Baik 1
41 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 6 60 Cukup 2
42 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 90 Baik 1
43 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 7 70 Cukup 2

Sikap

  1 2 3 4 5 6 7 8 9 10      
1 2 3 3 3 4 3 3 3 2 2 28 Positif 1
2 1 2 3 3 3 4 3 3 3 3 28 Positif 2
3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 3 27 Negatif 1
4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 28 Positif 2
5 4 3 3 2 4 3 2 3 2 2 28 Positif 2
6 2 2 3 3 3 3 3 3 1 1 24 Negatif 2
7 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 26 Negatif 1
8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 29 Positif 2
9 3 3 4 3 3 4 4 3 3 2 32 Positif 1
10 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 30 Positif 1
11 3 3 3 2 3 3 4 3 2 2 28 Positif 2
12 2 3 3 2 4 3 3 2 3 3 28 Positif 1
13 3 3 3 2 3 2 4 3 2 2 27 Negatif 2
14 2 2 3 2 3 3 3 3 1 3 25 Negatif 2
15 2 3 2 3 3 3 4 3 2 3 28 Positif 1
16 2 2 3 3 4 3 4 3 2 2 28 Positif 1
17 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 29 Positif 1
18 4 3 3 2 4 3 2 3 2 3 29 Positif 1
19 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 25 Negatif 1
20 2 2 3 2 3 4 3 3 3 3 28 Positif 2
21 3 2 3 2 2 4 3 4 2 3 28 Positif 1
22 3 3 4 3 3 3 3 3 1 2 28 Positif 1
23 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 29 Positif 1
24 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 20 Negatif 2
25 4 2 3 3 3 2 3 2 2 2 26 Negatif 2
26 2 2 3 2 3 2 2 1 2 2 21 Negatif 2
27 2 3 3 2 3 1 2 3 2 3 24 Negatif 2
28 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 24 Negatif 2
29 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 28 Positif 1
30 3 3 4 2 3 2 3 3 4 3 30 Positif 1
31 2 2 1 2 3 4 3 3 3 3 26 Negatif 2
32 3 4 2 2 3 4 2 2 3 3 28 Positif 1
33 1 2 4 1 4 2 1 1 2 3 21 Negatif 2
34 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 29 Positif 1
35 2 3 2 2 3 3 3 4 3 3 28 Positif 1
36 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 28 Positif 1
37 3 3 3 2 4 3 2 3 2 4 29 Positif 1
38 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 30 Positif 1
39 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 28 Positif 1
40 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 28 Positif 1
41 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 26 Negatif 2
42 2 2 2 3 4 3 3 3 3 4 29 Positif 1
43 2 2 3 3 3 3 2 3 3 4 28 Positif 1

Pendapatan

  Pendapatan kode
1 Rendah 1
2 Rendah 1
3 Rendah 1
4 Sedang 2
5 Rendah 1
6 Rendah 1
7 Rendah 1
8 Sedang 2
9 Sedang 2
10 Tinggi 3
11 Rendah 1
12 Rendah 1
13 Rendah 1
14 Rendah 1
15 Sedang 2
16 Rendah 1
17 Tinggi 3
18 Rendah 1
19 Rendah 1
20 Rendah 1
21 Sedang 2
22 Rendah 1
23 Rendah 1
24 Sedang 2
25 Rendah 1
26 Rendah 1
27 Rendah 1
28 Sedang 2
29 Rendah 1
30 Rendah 1
31 Tinggi 3
32 Rendah 1
33 Sedang 2
34 Sedang 2
35 Tinggi 3
36 Tinggi 3
37 Rendah 1
38 Rendah 1
39 Sedang 2
40 Tinggi 3
41 Rendah 1
42 Sedang 2
43 Rendah 1
Upaya Pengendalian

 Sko
  1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 r    
1 3 4 3 4 3 2 2 1 2 3 27 Baik 1
2 4 3 3 2 2 2 2 3 3 3 27 Baik 1
3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 Kurang 2
4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 38 Baik 1
5 4 4 4 4 4 2 4 3 2 2 33 Baik 1
6 3 3 3 3 3 3 2 1 1 2 24 Kurang 2
7 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 23 Kurang 2
8 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 38 Baik 1
9 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 38 Baik 1
10 3 3 2 2 4 4 4 2 1 4 29 Baik 1
11 4 4 3 2 3 3 3 3 3 4 32 Baik 1
12 4 3 3 1 3 2 2 3 3 3 27 Baik 1
13 4 4 3 2 2 1 2 2 2 3 25 Kurang 2
14 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 29 Baik 1
15 3 3 3 2 1 4 4 3 3 4 30 Baik 1
16 3 3 3 2 4 4 2 3 3 3 30 Baik 1
17 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 27 Baik 1
18 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 33 Baik 1
19 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 22 Kurang 2
20 3 3 2 2 1 3 3 3 3 4 27 Baik 1
21 3 4 4 2 3 4 3 3 2 3 31 Baik 1
22 2 2 1 1 3 2 3 2 3 3 22 Kurang 2
23 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 31 Baik 1
24 3 3 3 2 1 4 4 3 3 4 30 Baik 1
25 3 3 3 2 2 2 3 1 2 2 23 Kurang 2
26 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 26 Kurang 2
27 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 25 Kurang 2
28 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 29 Baik 1
29 3 2 1 1 1 2 1 2 2 3 18 Kurang 2
30 4 4 3 1 2 1 1 3 2 3 24 Kurang 2
31 3 4 2 2 3 3 2 2 3 3 27 Baik 1
32 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 26 Kurang 2
33 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 28 Baik 1
34 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 29 Baik 1
35 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 29 Baik 1
36 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 28 Baik 1
37 3 2 3 2 4 2 3 3 3 2 27 Baik 1
38 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 26 Kurang 2
39 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 29 Baik 1
40 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 27 Baik 1
41 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 29 Baik 1
42 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 29 Baik 1
43 3 3 3 2 3 3 2 3 1 3 26 Kurang 2

Lampiran 10 Hasil Analisis

HASIL ANALISIS

ANALISIS UNIVARIAT

Descriptives
Statistic Std. Error
Sikap Mean 26,98 ,384
95% Confidence Interval for Lower Bound 26,20
Mean
Upper Bound 27,75
5% Trimmed Mean 27,11
Median 28,00
Variance 6,357
Std. Deviation 2,521
Minimum 20
Maximum 32
Range 12
Interquartile Range 3
Skewness -,954 ,361
Kurtosis 1,068 ,709
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Sikap ,178 43 ,001 ,918 43 ,005
a. Lilliefors Significance Correction

Descriptives
Statistic Std. Error
Upaya_Pengendalian Mean 27,36 ,650
95% Confidence Interval for Lower Bound 26,55
Mean
Upper Bound 29,17
5% Trimmed Mean 27,78
Median 27,00
Variance 18,171
Std. Deviation 4,263
Minimum 18
Maximum 38
Range 20
Interquartile Range 4
Skewness ,420 ,361
Kurtosis 1,020 ,709

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Upaya_Pengendalian ,139 43 ,037 ,952 43 ,068
a. Lilliefors Significance Correction

Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 21 48,8 48,8 48,8
Cukup 13 30,2 30,2 79,1
Kurang 9 20,9 20,9 100,0
Total 43 100,0 100,0
Pendapatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 26 60,5 60,5 60,5
Sedang 11 25,6 25,6 86,0
Tinggi 6 14,0 14,0 100,0
Total 43 100,0 100,0

Sikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Positif 29 67,4 67,4 67,4
Negatif 14 32,6 32,6 100,0
Total 43 100,0 100,0

Upaya_Pengendalian
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 29 67,4 67,4 67,4
Kurang 14 32,6 32,6 100,0
Total 43 100,0 100,0

ANALISIS BIVARIAT

Crosstabs
Pengetahuan * Upaya_Pengendalian Crosstabulation
Upaya_Pengendalian
Baik Kurang Total
Pengetahuan Baik Count 20 1 21
Expected Count 14,2 6,8 21,0
% within Pengetahuan 95,2% 4,8% 100,0%
Cukup Count 6 7 13
Expected Count 8,8 4,2 13,0
% within Pengetahuan 46,2% 53,8% 100,0%
Kurang Count 3 6 9
Expected Count 6,1 2,9 9,0
% within Pengetahuan 33,3% 66,7% 100,0%
Total Count 29 14 43
Expected Count 29,0 14,0 43,0
% within Pengetahuan 67,4% 32,6% 100,0%

Pendapatan * Upaya_Pengendalian Crosstabulation


Upaya_Pengendalian
Baik Kurang Total
Pendapatan Rendah Count 12 14 26
Expected Count 17,5 8,5 26,0
% within Pendapatan 46,2% 53,8% 100,0%
Sedang Count 11 0 11
Expected Count 7,4 3,6 11,0
% within Pendapatan 100,0% ,0% 100,0%
Tinggi Count 6 0 6
Expected Count 4,0 2,0 6,0
% within Pendapatan 100,0% ,0% 100,0%
Total Count 29 14 43
Expected Count 29,0 14,0 43,0
% within Pendapatan 67,4% 32,6% 100,0%

Sikap * Upaya_Pengendalian Crosstabulation


Upaya_Pengendalian
Baik Kurang Total
Sikap Positif Count 23 6 29
Expected Count 19,6 9,4 29,0
% within Sikap 79,3% 20,7% 100,0%
Negatif Count 6 8 14
Expected Count 9,4 4,6 14,0
% within Sikap 42,9% 57,1% 100,0%
Total Count 29 14 43
Expected Count 29,0 14,0 43,0
% within Sikap 67,4% 32,6% 100,0%
Correlations
Upaya_Penge
Pengetahuan Pendapatan Sikap ndalian
Spearma Pengetahuan Correlation 1,000 ,253 ,308* ,578**
n's rho Coefficient
Sig. (2-tailed) . ,102 ,044 ,000
N 43 43 43 43
Pendapatan Correlation ,253 1,000 ,167 ,546**
Coefficient
Sig. (2-tailed) ,102 . ,283 ,000
N 43 43 43 43
Sikap Correlation ,308* ,167 1,000 ,365*
Coefficient
Sig. (2-tailed) ,044 ,283 . ,016
N 43 43 43 43
Upaya_Pengendali Correlation ,578** ,546** ,365* 1,000
an Coefficient
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,016 .
N 43 43 43 43
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran 11 Foto Kegiatan Penelitian
Lampiran 12 Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Data Pribadi

Nama : Nuning Nurul Hikmah

Tempat/Tanggal Lahir : Cirebon, 06 Februari 1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Dusun 3 RT/RW 006/006 Desa Ender

Kec. Pangenan Kab. Cirebon, Jawa Barat.

E-mail : nuningnurulh@gmail.com

2. Pendidikan Formal

a. 1999 – 2005 : SDN 3 Ender

b. 2005 – 2008 : SMPN 1 Pangenan

c. 2008 – 2011 : SMAN 1 Babakan

d. 2011 – 2014 : D3 Keperawatan STIKes Cirebon

e. 2020 – 2022 : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

3. Pendidikan Informal

a. November 2014 – Mei 2015 : Japan Foundation Level N5

b. Juni 2015 – Desember 2016 : Japanese N3 & Careworker HIDA

4. Pekerjaan

a. Desember 2016 – Mei 2020 : Careworker Kiyamaen, Japan

b. September 2020 – sekarang : UPTD PKM Kalimaro

Anda mungkin juga menyukai