Anda di halaman 1dari 120

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SADARI

DENGAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP UPAYA


REMAJA PUTRI DALAM MENDETEKSI DINI KANKER
PAYUDARA DI SMKI RIYADLUS SHOLIHIN
PAMATAN TONGAS KABUPATEN
PROBOLINGGO TAHUN 2022

SKRIPSI

Oleh :

SEPTI KURNIAWATI CAHYANING PUTRI

NIM. 15210.02.21054

PROGRAM STUDI S-1 KEBIDANAN


STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG
PROBOLINGGO
2022
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SADARI
DENGAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP UPAYA
REMAJA PUTRI DALAM MENDETEKSI DINI KANKER
PAYUDARA DI SMKI RIYADLUS SHOLIHIN
PAMATAN TONGAS KABUPATEN
PROBOLINGGO TAHUN 2022

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana Kebidanan

Oleh :

SEPTI KURNIAWATI CAHYANING PUTRI

NIM. 15210.02.21054

PROGRAM STUDI S-1 KEBIDANAN


STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG
PROBOLINGGO
2021
HALAMAN PERSETUJUAN

i
SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SADARI DENGAN


METODE DEMONSTRASI TERHADAP UPAYA REMAJA PUTRI
DALAM MENDETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI SMKI
RIYADLUS SHOLIHIN PAMATAN TONGAS
KABUPATEN PROBOLINGGO
TAHUN 2022

Untuk Memenuhi Persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Kebidanan

Oleh:
Septi Kurniawati Cahyaning Putri
NIM. 15210.02.21054
Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Yessy Nur Endah Sary, S.Si T.,M.Kes Homsiatur Rohmatin, S. ST.,M.Kes
NIDN. 0702048801 NIDN. 0719128901

ii
HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SADARI DENGAN


METODE DEMONSTRASI TERHADAP UPAYA REMAJA PUTRI
DALAM MENDETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI SMKI
RIYADLUS SHOLIHIN PAMATAN TONGAS
KABUPATEN PROBOLINGGO
TAHUN 2022

Untuk Memenuhi Persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Kebidanan

Oleh:
Septi Kurniawati Cahyaning Putri
NIM. 15210.02.21054
Telah diuji pada:
Hari :
Tanggal :

Dan dinyatakan lulus oleh:

Ketua Penguji : Agustina Widayati,S.ST,.M.Kes (……….................)


NIDN : 0717089103
Penguji II : Dr. Yessy Nur Endah Sary, S.Si T.,M.Kes (…….....................)
NIDN : 0702048801
Penguji III : Homsiatur Rohmatin, S. ST.,M.Kes (………..................)
NIDN : 0719128901

Mengetahui:
Ketua Stikes hafshawaty Zainul Hasan Genggong

Dr. H. Nur Hamin, SKM,S.Kep.,Ns.,M.Kes.


NIDN. 0706037103

iii
HALAMAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Septi Kurniawati Cahyaning Putri
NIM : 15210.02.21054
Jurusan : Ilmu Kebidanan
Prodi :Sarjana Kebidanan STIKES Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan
Genggong Probolinggo

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-
benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau
pikiran orang lain. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa hasil skripsi
ini adalah jiblakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.

Probolinggo, Juni 2022


Yang membuat pernyataan

(Septi Kurniawati Cahyaning Putri)

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT

atas rahmat taufik serta hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan

Skripsi yang berjudul “Pengaruh pendidikan kesehatan tentang SADARI dengan

metode demonstrasi terhadap upaya remaja putri dalam mendeteksi dini kanker

payudara di SMKI Riyadlus Sholihin Pamatan Tongas Kabupaten Probolinggo

Tahun 2022.”

Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan

program Sarjana Keperawatan di STIKES Hafshawaty Zainul Hasan Genggong

Probolinggo.

Pada penyusunan skripsi penelitian ini, tidak lepas dari kesulitan dan

hambatan namun berkat bimbingan pengarahan dan bantuan dari berbagai

pihak, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu dengan segala hormat

peneliti sampakan terima kasih kepada :

1. KH. Moh Hasan Mutawakkil Allalah, SH.,MM selaku ketua Yayasan

STIKES Hafshawaty Zainul Hasan Genggong probolinggo

2. Dr.H Nur Hamim,S.K.M.,S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku ketua STIKES

Hafshawaty Zainul Hasan Genggong Probolinggo.

3. Dr. Yessy Nur Endah Sary, S.Si T.,M.Kes selaku Pembimbing I yang sudi

meluangkan waktu untuk membimbing.

4. Homsiatur Rohmatin, S. ST.,M.Kes selaku Pembimbing II yang sudi

meluangkan waktu untuk membimbing.

5. Semua teman seperjuangan dalam suka dan duka yang membantu demi

terselesaikannya skripsi ini.

v
Semoga Allah SWT memberi balasan dan pahala atas segala amal

kebaikan yang telah diberikan yang telah diberikan dan semoga skripsi ini

berguna baik bagi peneliti maupun pihak lain yang memanfaatkan.

Probolinggo, Juni 2022


Peneliti

(Septi Kurniawati Cahyaning Putri)

vi
ABSTRAK

Putri,.SKC. 2022 Pengaruh pendidikan kesehatan tentang SADARI dengan


metode demonstrasi terhadap upaya remaja putri dalam mendeteksi
dini kanker payudara di SMKI Riyadlus Sholihin Pamatan Tongas
Kabupaten Probolinggo Tahun 2022. Skripsi, Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Hafshawaty Zainul Hasan Genggong Probolinggo.
Pembimbing (1) Dr. Yessy Nur Endah Sary, S.Si T.,M.Kes (2) Homsiatur
Rohmatin, S. ST.,M.Kes.
Kanker payudara muncul sebagai akibat sel-sel yang abnormal terbentuk
pada payudara dengan kecepatan tidak terkontrol dan tidak beraturan. Kanker
payudara dapat menyebar ke organ lain seperti paru-paru, hati, dan otak melalui
pembuluh darah. Tujuan penelitian adalah Pengaruh pendidikan kesehatan
tentang SADARI dengan metode demonstrasi terhadap upaya remaja putri dalam
mendeteksi dini kanker payudara di SMKI Riyadlus Sholihin Pamatan Tongas
Kabupaten Probolinggo Tahun 2022.
Jenis penelitian ini penelitian kuantitatif, dengan metode penelitian Pre
Experimental Design. sampel pada penelitian ini sebanyak 28 responden dengan
menggunakan accidental sampling kemudian dialkuan dengan mengisi
kuesioner. Kemudian data diolah dengan menggunakan SPSS 20 for windows
dimulai dengan uji wilcoxon.
Hasil analisis Pengaruh pendidikan kesehatan tentang SADARI dengan
metode demonstrasi terhadap upaya remaja putri dalam mendeteksi dini kanker
payudara diperoleh bahwa Pengetahuan sebelum pendidikan kesehatan adalah
kurang sejumlah 16 (57,1%), Pengetahuan sesudah pendidikan kesehatan
adalah kurang yaitu sejumlah 16 (57,1%) adalah baik sejumlah 19 (67.9%), hasil
uji statistik didapatkan nilai yaitu p=0,000 dengan tingkat signifikan 0,05 (p=0,000
≤α 0,05), maka membuktikan bahwa H1 diterima yang berari ada pengaruh
pendidikan kesehatan tentang SADARI dengan metode demonstrasi terhadap
upaya remaja putri dalam mendeteksi dini kanker payudara.
Pendidikan kesehatan merupakan salah satu sarana atau upaya yang
dapat digunakan untuk menampilkan pesan dan informasi kesehatan yang ingin
disampaikan kepada remaja putri sehingga dapat meningkatkan pengetahuan
yang diharapkan dapat merubah perilaku ke arah positif atau mendukung
terhadap kesehatan.

Kata Kunci: pendidikan kesehatan, SADARI, metode demonstrasi, remaja


putri, kanker payudara

vii
ABSTRACT

Putri,. SKC. 2022 The effect of health education on BSE with the
demonstration method on the efforts of young women in early
detection of breast cancer at SMKI Riyadlus Sholihin Pamatan
Tongas, Probolinggo Regency in 2022. Thesis, Hafshawaty Zainul
Hasan Genggong School of Health, Probolinggo. Advisor (1) Dr. Yessy
Nur Endah Sary, S.Si T.,M.Kes (2) Homsiatur Rohmatin, S. ST.,M.Kes.

Breast cancer arises as a result of abnormal cells forming in the breast at


an uncontrolled and irregular rate. Breast cancer can spread to other organs
such as the lungs, liver, and brain through the blood vessels. The purpose of the
study was the effect of health education on BSE with a demonstration method on
the efforts of young women in early detection of breast cancer at SMKI Riyadlus
Sholihin Pamatan Tongas, Probolinggo Regency in 2022.
This type of research is quantitative research, with the research method of
Pre Experimental Design. The sample in this study was 28 respondents using
accidental sampling and then it was carried out by filling out a questionnaire.
Then the data was processed using SPSS 20 for windows starting with the
Wilcoxon test.
The results of the analysis of the effect of health education on BSE with the
demonstration method on the efforts of young women in early detection of breast
cancer, it was found that knowledge before health education was 16 (57.1%),
knowledge after health education was less, which was 16 (57.1%). ) is good in
the amount of 19 (67.9%), the statistical test results obtained a value of p = 0.000
with a significant level of 0.05 (p = 0.000 0.05), then it proves that H1 is accepted
which means that there is an effect of health education on BSE with
demonstration method for young women's efforts in early detection of breast
cancer.
Health education is one of the means or efforts that can be used to display
health messages and information to be conveyed to young women so that they
can increase knowledge which is expected to change behavior in a positive
direction or support health.

Keywords: health education, BSE, demonstration method, adolescent


women, breast cancer

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN LEMBAR PERSETUJUAN....................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN......................................................... iv
KATA PENGANTAR.................................................................................... v
ABSTRAK................................................................................................... vii
ABSTRACT................................................................................................. viii
DAFTAR ISI................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL......................................................................................... xii
DAFTAR BAGAN........................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xiv
DAFTAR SINGKATAN................................................................................ xv

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian................................................................ 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan............................................. 6
2.1.1 Pengertian Pendidikan Kesehatan........................................ 6
2.1.2 Tujuan Pendidikan Kesehatan.............................................. 7
2.1.3 Media Pendidikan Kesehatan............................................... 7
2.1.4 Model Pendidikan Kesehatan............................................... 8
2.2 Konsep SADARI................................................................... 9
2.3 Konsep Metode Demonstrasi............................................... 14
2.3.1 Pengertian Metode Belajar................................................... 14
2.3.2 Demonstrasi Demonstrasi.................................................... 14
2.3.3 Kelebihan metode demonstrasi............................................ 15
2.3.4 Kelemahan metode demonstrasi.......................................... 15
2.3.5 Langkah-langkah yang harus dilakukan agar metode
demonstrasi dapat berhasil adalah sebagai berikut.............. 16
2.4 Konsep Kanker Payudara..................................................... 16
2.4.1 Definisi Kanker Payudara..................................................... 16
2.4.2 Gejala Kanker Payudara....................................................... 18
2.4.3 Faktor-Faktor Risiko Kanker Payudara................................. 18
2.4.4 Jenis-Jenis Kanker Payudara............................................... 25
2.4.5 Stadium Kanker Payudara.................................................... 28
2.4.6 Pencegahan Kanker Payudara............................................. 29
2.4.7 Deteksi Dini Kanker Payudara.............................................. 30
2.4.8 Pengobatan Medis Kanker Payudara................................... 32
2.5 Konsep Remaja.................................................................... 35
2.5.1 Pengertian Masa Remaja..................................................... 35
2.5.2 Ciri-ciri Remaja..................................................................... 36
2.5.3 Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja........................... 36
2.5.4 Tugas-Tugas Perkembangan dalam Masa Remaja.............. 37
2.5.6 Konsep Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang
SADARI dengan Metode Demonstrasi terhadap Upaya
Remaja Putri dalam Medeteksi Dini Kanker Payudara......... 38

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESA ix PENELITIAN


3.1 Kerangka Konsep...................................................................... 40
3.2 Hipotesis Penelitian.................................................................... 41

BAB 4 METODE PENELITIAN


4.1 Desain Penelitian................................................................. 42
4.2 Kerangka Kerja.................................................................... 43
4.3 Populasi, Sampel dan Sampling........................................... 44
4.3.1 Populasi............................................................................... 44
4.3.2 Sampel................................................................................. 44
4.3.3 Teknik Sampling................................................................... 45
4.4 Identifikasi Variabel.............................................................. 46
4.4.1 Variabel Independen............................................................ 46
4.4.2 Variabel Dependen............................................................... 46
4.4.3 Tempat Dan Waktu............................................................... 47
4.5 Definisi Operasional............................................................. 47
4.6 Pengumpulan Data.............................................................. 48
4.6.1 Instrumen Penelitian............................................................ 48
4.6.2 Pengumpulan Data.............................................................. 48
4.6.3 Uji Validitas dan Reabilitas................................................... 49
4.6.4 Pengolahan data.................................................................. 51
4.7 Analisis Data........................................................................ 53
4.8 Etika Penelitian.................................................................... 53
4.8.1 Nilai Sosial atau Nilai Klinis ................................................. 54
4.8.2 Nilai Ilmiah .......................................................................... 54
4.8.3 Pemerataan Beban dan Manfaat ......................................... 54
4.8.4 Potensi Risiko dan Manfaat ................................................. 55
4.8.5 Kerahasiaan (Confidentiality) atau Privasi ........................... 55
4.8.6 Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP) atau Informed
Consent (IC) ........................................................................ 55
4.8.7 Bujukan (Inducements) ....................................................... 56

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA


5.1 Data Umum.......................................................................... 56
5.1.1 Karakteristik Responden Secara Umum............................... 56
5.2 Data Khusus......................................................................... 57
5.2.1 Karakteristik Responden Secara Khusus............................. 57
5.3 Analisa Data......................................................................... 58

BAB 6 PEMBAHASAN
6.1 Pengetahuan tentang SADARI remaja putri sebelum
dilakukannya pendidikan kesehatan tentang SADARI
dengan metode demonstrasi................................................ 61
6.2 Pengetahuan tentang SADARI remaja putri sesudah
dilakukannya........................................................................ 63
6.3 Pengaruh terapi relaksasi autogenik terhadap penurunan
tekanan darah pada penderita hipertensi ringan
di Kelurahan Kebonsari........................................................ 65
6.3.1 Keterbatasan Penelitian....................................................... 67
6.3.2 Implikasi Terhadap Pelayanan, Pendidikan, dan
Kesehatan............................................................................ 67
BAB 7 PENUTUP
7.1 Kesimpulan............................................................................ 69
x
7.2 Saran..................................................................................... 70
7.2.1 Bagi Institusi Pendidikan........................................................ 70
7.2.2 Bagi Profesi Keperawatan...................................................... 70
7.2.3 Bagi Tempat Penelitian........................................................... 70
7.2.4 Bagi Responden..................................................................... 70
7.2.5 Bagi Peneliti Selanjutnya........................................................ 71

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Skema Rancangan Penelitian......................................................... 42

Tabel 4.2 Definisi Operasional pengaruh pendidikan kesehatan tentang


SADARI dengan metode demonstrasi terhadap upaya remaja
putri dalam deteksi dini kanker payudara di SMKI Riyadlus
Sholihin Pamatan Tongas Kabupaten Probolinggo Tahun 2022..... 47

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Krakteristik Responden Berdasarkan Usia


Pada Responden remaja putri di SMKI Riyadlus Sholihin
Pamatan Tongas Kabupaten Probolinggo Pada Bulan Juli 2022...... 56

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Krakteristik Responden Berdasarkan


Pendidikan Terakhir Pada Responden remaja putri di SMKI
Riyadlus Sholihin Pamatan Tongas Kabupaten Probolinggo
Pada Bulan Juli 2022....................................................................... 57
Tabel 5.3 Skor sebelum dilakukannya pendidikan kesehatan tentang
SADARI dengan metode demonstrasi di SMKI Riyadlus
Sholihin Pamatan Tongas Kabupaten Probolinggo Pada
Bulan Juli 2022................................................................................. 57

Tabel 5.4 Skor sebelum dilakukannya pendidikan kesehatan tentang


SADARI dengan metode demonstrasi di SMKI Riyadlus
Sholihin Pamatan Tongas Kabupaten Probolinggo Pada
Bulan Juli 2022................................................................................. 58

Tabel 5.5 Uji normalitas data sebelum dan sesudah dilakukannya


pendidikan kesehatan tentang sadari dengan metode
demonstrasi...................................................................................... 58

Tabel 5.6 Uji Transformasi data sebelum dan sesudah dilakukannya


pendidikan kesehatan tentang sadari dengan metode
demonstrasi...................................................................................... 59

Tabel 5.7 Analisa Data pengaruh pendidikan kesehatan tentang SADARI


dengan metode demonstrasi terhadap upaya remaja putri dalam
deteksi dini kanker payudara di SMKI Riyadlus Sholihin
Pamatan Tongas Kabupaten Probolinggo Tahun 2022..................... 59

xii
ix
DAFTAR BAGAN DAN GAMBAR

Bagan 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian Pengaruh pendidikan


kesehatan tentang SADARI dengan metode demonstrasi
terhadap upaya remaja putri dalam deteksi dini kanker
payudara di SMKI Riyadlus Sholihin Pamatan Tongas
Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
....................................................................................................
40
Bagan 4.1 Kerangka kerja penelitian Pengaruh pendidikan kesehatan
tentang SADARI dengan metode demonstrasi terhadap upaya
remaja putri dalam deteksi dini kanker payudara di SMKI
Riyadlus Sholihin Pamatan Tongas Kabupaten Probolinggo
Tahun 2022
....................................................................................................
43
DAFTAR LAMPIRAN

xiii
Lampiran 1 : Surat Permohonan Melakukan Studi Pendahuluan dan Penelitian
ke BAKESBAPOL

Lampiran 2 : Surat Balasan Melakukan Penelitian BAKESBAPOL

Lampiran 3 : Daftar Riwayat Hidup

Lam,piran 4 : Pengantar Lembar Kuesioner

Lampiran 5 : Pernyataan Telah Melakukan Inform Consent

Lampiran 6 : Surat Persetujuan Menjadi Responden Peneliti

Lampiran 7 : Kisi-kisi kuesioner

Lampiran 8 : Lembar Kuesioner Penelitian

Lampiran 9 : Satuan Acara Penyuluhan

Lampiran 10 : Materi Pendidikan Kesehatan

Lampiran 11 : Leflet

Lampiran 12 : Master Tabel

Lampiran 13 : Hasil Penelitian

Lampiran 14 : Berita Acara Perbaikan


DAFTAR SIMBOL, SINGKATAN, DAN ISTILAH

Daftar simbol
xiv
α : Alpha
H1 : Hipotesa Diterima
H0 : Hipotesa Ditolak
ρ : Value
% : Persentase
< : Kurang dari
> : Lebih dari
Daftar singkatan
F : Frekuensi
IC : Informed Consent
KEPPKN : Komisi Etik Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan
KB : Keluarga Berencana
KEMENKES RI : Kementrian Kesehatan Rakyat Indonesia
KIE : Komunikasi, Informasi dan Edukasi
SADARI : Pemeriksaan Payudara Sendiri
SMK : Sekolah Menengah Kejuruan
SPSS : Statistical Package for Social Science
PKK : Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga
PSP : Persetujuan Setelah Penjelasan
RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar
WHO : World Health Organization
xv
1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker payudara muncul sebagai akibat sel-sel yang abnormal

terbentuk pada payudara dengan kecepatan tidak terkontrol dan tidak

beraturan. Kanker payudara dapat menyebar ke organ lain seperti paru-paru,

hati, dan otak melalui pembuluh darah. Kelenjar getah bening aksila ataupun

supraklavikula membesar akibat dari penyebaran kanker payudara melalui

pembuluh getah bening dan tumbuh di kelenjar getah bening. Tanda yang

muncul pada stadium dini yaitu teraba benjolan kecil di payudara yang tidak

terasa nyeri. Gejala saat penyakit memasuki stadium lanjut semakin banyak

seperti timbul benjolan pada payudara, nyeri saat payudara ditekan, bentuk,

ukuran atau berat payudara berubah karena pembengkakan, pembesaran

kelenjar getah bening di ketiak atau timbul benjolan kecil dibawah ketiak,

bentuk puting susu tertarik ke dalam dan berubah warna yang tadinya warna

merah muda menjadi kecoklatan, keluar darah, nanah, atau cairan encer dari

puting susu pada wanita yang sedang tidak hamil (Priyoto, 2015 dalam

(Valentine, 2018).

Prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia semakin meningkat,

termasuk penyakit kanker. Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas,

2018) menunjukkan jumlah penderita kanker semakin meningkat dibanding

tahun sebelumnya (RISKESDAS, 2018 dalam Marfianti, 2021). Penderita

kanker payudara di Provinsi Jawa Timur sekitar 17 ribu orang dan mayoritas

berada di umur produktif yaitu 21-35 tahun (Dinkes Jatim, 2019 dalam

Lemba, 2021). Di kabupaten probolinggo sebanyak 105 dari 3.710 orang

1
2

yang periksa. Adapun upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah

ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Indoensia Nomor 34 tahun

2015 tentang Penanggulangan Kanker Payudara melalui dua hal. Yakni

upaya penanggulangan secara promotif dan preventif. Salah satu upaya

yang dapat dilakukan untuk deteksi dini kanker payudara adalah dengan

(SADARI).

Pendidikan kesehatan merupakan salah satu sarana atau upaya yang

dapat digunakan untuk menampilkan pesan dan informasi kesehatan yang

ingin disampaikan kepada remaja putri sehingga dapat meningkatkan

pengetahuan yang diharapkan dapat merubah perilaku ke arah positif atau

mendukung terhadap kesehatan. Peran media dalam pendidikan kesehatan

adalah sebagai sarana membangun suasana kondusif terhadap perubahan

perilaku positif terhadap kesehatan. Pendidikan kesehatan dilakukan dengan

menggunakan berbagai metode dan media yang disesuaikan dengan

sasaran. Pengetahuan mengenai SADARI sangat diperlukan sejak dini untuk

mendeteksi secara dini kelainan pada payudara. Pengetahuan tentang

prosedur SADARI sangat penting diketahui oleh responden karena prosedur

SADARI ini merupakan komponen penting dalam SADARI. Pengetahuan

yang baik tentang prosedur SADARI sangat penting dimiliki oleh remaja putri

karena tahu tentang prosedur SADARI merupakan salah satu alasan yang

menyebabkan remaja putri mengaplikasikan SADARI sebagai kebiasaan rutin

dalam upaya deteksi dini kanker payudara. Kebiasaan kesehatan yang

dilakukan pada masa remaja dapat meningkatkan kesehatan di masa depan

dan memiliki implikasi untuk seluruh remaja tersebut (Ningsih dkk., 2021).

Berdasarkan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Aeni &

Yuhandini, 2018) Penelitian menggunakan desain penelitian pretest-posttest.


3

Sampel sebagai subyek penelitian dikumpulkan melalui teknik purposive

sampling untuk 60 siswa perempuan yang dibagi menjadi dua kelompok,

demonstrasi dan kelompok video dengan 30 siswa di masing-masing

kelompok. Informasi tersebut dieksplorasi menggunakan kuesioner. Analisis

data menggunakan Paired T-test dan independent T-test. Nilai rata-rata

pengetahuan sebelum dan sesudah kelompok pertama diberi intervensi video

masing-masing adalah 65,17 dan 76,50 sedangkan kelompok kedua masing-

masing adalah 61,50 dan 67,50. Media dalam bentuk video dan metode

demonstrasi terbukti meningkatkan pengetahuan remaja tentang BSE

sebelum dan sesudah intervensi dengan tidak ada perbedaan signifikan pada

peningkatan pengetahuan antara kedua kelompok.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SMKI Riyadlus

Sholihin Pamatan Tongas Kabupaten Probolinggo Tahun 2022 pada hari

senin, 16 mei 2022 melalui wawancara terhadap 10 remaja putrid didapatkan

hasil bahwa 100% remaja putrid mengatakan tidak mengetahui cara

mendeteksi dini kanker payudara, dan tidak mengetahui manfaat dari

pemeriksaan payudara sendiri.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana pengaruh

pendidikan kesehatan tentang SADARI dengan metode demonstrasi

terhadap upaya remaja putri dalam deteksi dini kanker payudara ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk menganalisi pengaruh pendidikan kesehatan tentang

SADARI dengan metode demonstrasi terhadap upaya remaja putri dalam


4

mendeteksi dini kanker payudara di SMKI Riyadlus Sholihin Pamatan

Tongas Kabupaten Probolinggo Tahun 2022.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Menganalisis upaya remaja putri dalam mendeteksi dini kanker

payudara sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang Sadari di

SMKI Riyadlus Sholihin Pamatan Tongas Kabupaten Probolinggo

Tahun 2022

2. Menganalisis upaya remaja putri dalam mendeteksi dini kanker

payudara setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang Sadari di

SMKI Riyadlus Sholihin Pamatan Tongas Kabupaten Probolinggo

Tahun 2022

3. Menganalisis upaya remaja putri dalam mendeteksi dini kanker

payudara sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan

tentang Sadari di SMKI Riyadlus Sholihin Pamatan Tongas Kabupaten

Probolinggo Tahun 2022

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan

masukan bagi perkembangan ilmu pendidikan khususnya dibidang

kesehatan reproduksi terkait dengan deteksi dini kanker payudara guna

menurunkankan angka kematian akibat kanker payudara.

1.4.2 Manfaat praktis

1. Bagi sekolah menengah atas

Diharapkan dapat dijadikan sebagia agenda rutin kegiatan

demonstrasi bagi siswa didik baru juga agenda rutin deteksi dini kanker
5

payudara minimal setiap 6 bulan pada remaja putri agar dapat secara

mandiri melakukan deteksi dini kanker payudara.

2. Bagi institusi

Dapat dijadikan sebagai literatur dalam melakukan penelitian

terutama dengan menggunakan metode demonstrasi yang berkaitan

dengan kesehatan reproduksi pada remaja serta dapat menilai efektifitas

dari metode demonstrasi dalam kegiatan pendidikan kesehatan pada

remaja.
6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan

2.1.1 Pengertian Pendidikan Kesehatan

Dalam buku (Nurmala dkk., 2018) mengatakan bahwa, pendidikan

kesehatan merupakan suatu proses pembelajaran yang terencana dan

bersifat dinamis. Tujuan dari proses pembelajaran ini adalah untuk

memodifikasi perilaku melalui peningkatan keterampilan, pengetahuan,

maupun perubahan sikap yang berkaitan dengan perbaikan pola hidup ke

arah yang lebih sehat. Perubahan yang diharapkan dalam pendidikan

kesehatan dapat diaplikasikan pada skala individu hingga masyarakat,

serta pada penerapan program kesehatan. Proses pembelajaran pada

konsep pendidikan kesehatan ini dapat dipraktikkan oleh siapa pun, di

mana pun, dan kapan pun. Adanya perubahan dari tidak tahu menjadi

tahu dan dari tidak mampu melakukan menjadi mampu merupakan ciri

perubahan dari seseorang yang sedang melakukan proses pembelajaran.

Berbagai unsur dalam komponen pendidikan kesehatan di antaranya

adalah para pendidik dan sasaran didik sebagai bagian input,

implementasi berbagai kerangka kegiatan yang telah direncanakan

sebagai upaya untuk membuat perubahan perilaku (proses), serta hasil

(output) yang diharapkan dari kegiatan yang telah diupayakan. Adanya

perubahan perilaku hidup sehat secara mandiri merupakan hasil yang

diharapkan dari kegiatan pendidikan maupun promosi kesehatan.


7

2.1.2 Tujuan Pendidikan Kesehatan 6

Menurut (Nurmala dkk., 2018) Tujuan umum pendidikan

kesehatan adalah membuat perubahan perilaku pada tingkat individu

hingga masyarakat pada aspek kesehatan. Adapun tujuan lainnya, yaitu

1. Mengubah pola pikir masyarakat bahwa kesehatan merupakan

sesuatu yang bernilai bagi keberlangsungan hidup.

2. Memampukan masyarakat, kelompok atau individu agar dapat secara

mandiri mengaplikasikan perilaku hidup sehat melalui berbagai

kegiatan.

3. Mendukung pembangunan dan pemanfaatan sarana prasarana

pelayanan kesehatan secara tepat

2.1.3 Media Pendidikan Kesehatan

Media sebagai alat peraga digunakan dalam rangka atau bertujuan

kemudahan dalam menyampaikan pesan. Alat peraga disusun berdasarkan

prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada manusia diterima atau ditangkap

melalui panca indra. Semakin banyak indra yang digunakan akan semakin jelas

(Hikmawati, 2011 dalam Valentine, 2018).

Menurut Sanjaya (2011 dalam Valentine, 2018), media pendidikan

kesehatan ada radio, gambar, video, dan media yang digunakan dalam

penelitian ini phantom payudara adalah alat bantu sederhana yang digunakan

untuk memenuhi proses pembelajaran.

1. Kelebihan phantom payudara :

a. Dikenal masyarakat

b. Mengikutsertakan semua panca indra,


8

c. Mudah dimengerti,

d. Tidak menimbulkan salah persepsi.

2. Kelemahan phantom payudara yaitu rumit, dan membutuhkan

keterampilan dalam penggunaannya.

2.1.4 Model Pendidikan Kesehatan

Menurut (Nursalam & Effendy 2008 dalam Puastiningsih, 2018)

perawat sebagai pendidik harus memilikikemampuan untuk mengkaji

kekuatan dan dampak yang ditimbulkan oleh intervensi keperawatan

terhadap perilaku subyek yang dapat memperkaya,memberikan informasi

dan melengkapi perilaku subyek yang diinginkan.Model pendidikan

kesehatan yang dapat digunakan oleh perawat adalahsebagai berikut:

a. Model Perilaku Individu

Ada dua model yang sering digunakan untuk menjelaskan

faktorpenentu dari perilaku preventif, yaitu model nilai kesehatan dan

modelpromosi kesehatan. Secara mendasar model nilai kesehatan

ditunjukkan untuk promosi peningkatan perilaku sehat daripada

mengulangi faktor penyebab. Model ini berfokus pada orientasi

mencegah penyakit yang spesifik. Dimensi yang digunakan pada

model nilai kesehatan meliputi kepekaan, keparahan, penghalang

yang dirasakan, variabel structural serta sosio-psikologis lainnya

Model promosi kesehatan merupakan modifikasi nilai kesehatan dan

lebih memfokuskan pada prediksi perubahan perilaku akibat promosi

kesehatan.

b. Model Pemberdayaan Masyarakat


9

Perubahan perilaku yang terjadi pada individu belum

membawa dampak yang berarti pada perubahan perilaku di

masyarakat. Sehinggaperawat perlu membantu individu dan keluarga

yang telah berubah perilakunya yang ditampilkan pada komunitas.

Menurut WHO Fokus prosespemberdayaan masyarakat adalah

komunikasi, informasi, dan pendidikan kesehatan. Di Indonesia sering

disebut komunikasi informasi dan edukasi (KIE) yang ditujukan pada

individu, keluarga, dan kelompok. Strategi yang dapat digunakan oleh

perawat dalam rangka KIE adalah pembelajaran pemecahan masalah

(problem solving), memperluas jaringan kerja (networking),

bernegosiasi denganpihak yang bersangkutan (negotiating),

pendekatan untukmempengaruhi orang lain (lobbying) dan pencarian

informasi (information seeking) untuk meningkatkan derajat kesehatan

kliennya.

2.2 Konsep SADARI

Menurut (Savitri, dkk 2015 dalam Valentine, 2018) SADARI adalah

pemeriksaan payudara sendiri. Wanita harus segera menceritakan setiap

perubahan payudara yang terjadi kepada dokter ketika dugaan kanker

payudara muncul.

Menurut (Savitri, dkk 2015 dalam Valentine, 2018) Manfaat SADARI

untuk mengetahui adanya kelainan dini pada payudara. SADARI

dilakukan teratur setiap bulan yaitu hari ke 14 setelah waktu mestruasi

selesai. SADARI dilakukan sendiri dengan alat bantu cermin di rumah

kapan saja, saat mandi atau berpakaian. Jika menemukan perubahan

seperti terasa benjolan atau pembengkakan, iritasi kulit, nyeri puting,

retraksi, kemerahan pada puting dan kulit payudara, atau keluar cairan
10

selain ASI temui dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Berikut langkah-

langkah SADARI menurut Kementrian Kesehatan RI (2015) antara lain :

1. Inspeksi :

a. Lihatlah bentuk dan ukuran payudara (lihat gambar 2.1).

Gambar 2.1 SADARI

b. Perhatikan apakah ada perbedaan bentuk, ukuran, puting atau

kerutan atau lekukan pada kulit (lihat gambar 2.2).

Gambar 2.2 SADARI

c. Lihat puting susu dan perhatikan ukuran dan bentuknya serta arah

jatuhnya misalnya apakah kedua payudara menggantung secara

seimbang? (lihat gambar 2.1). Periksa juga apakah terdapat ruam

atau nyeri pada kulit dan apakah keluar cairan dari puting (lihat

gambar 2.2)

d. Minta ibu untuk mengangkat kedua tangan ke atas kepala (lihat

gambar 2.3a)
11

Gambar 2.3a

e. Kemudian menekan kedua tangan di pinggang untuk

mengencangkan otot dadanya (lihat gambar 2.3b). Pada setiap

posisi, periksa ukuran, bentuk dan simetris, lekukan puting atau kulit

payudara dan lihat apakah ada kelainan. (Kedua posisi tersebut

juga dapat terlihat jeruk atau lekukan pada kulit jika ada.)

Gambar 2.3b SADARI

f. Kemudian minta Ibu untuk membungkukkan badannya ke depan

untuk melihat apakah kedua payudara tergantung secara seimbang

(lihat gambar 2.3c).

Gambar 2.3c SADARI


12

2. Palpasi :

a. Minta Ibu untuk berbaring di kasur (lihat gambar 2.4a).

b. Dengan meletakkan sebuah bantal di bawah punggung pada sisi

yang akan diperiksa akan membuat jaringan ikat payudara

menyebar, sehingga dapat membantu pemeriksaan payudara (lihat

gambar 2.4a).

c. Letakkan lengan kiri ibu ke atas kepala. Perhatikan payudaranya

untuk melihat apakah tampak sama dengan payudara sebelah kanan

dan apakah terdapat lipatan atau lekukan (lihat gambar 2.4a).

d. Gunakan permukaan tiga jari tengah Anda (lihat gambar 2.4a),

lakukan palpasi payudara dengan menggunakan teknik spiral. Mulai

pada sisi terluar payudara. Tekan jaringan ikat payudara dengan kuat

pada tulang rusuk setelah selesai tiap satu putaran dan secara

bertahap pindahkan jari-jari Anda menuju areola. Lanjutkan sampai

semua bagian selesai diperiksa. Perhatikan apakah terdapat

benjolan atau nyeri (lihat gambar 2.4b).

Gambar 2.4a SADARI

Gambar 2.4b SADARI


13

e. Dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk, tekan puting

payudara sebelah kanan dengan lembut (lihat gambar 2.5). Lihat

apakah keluar cairan: bening, keruh, atau berdarah. Cairan keruh

atau berdarah yang keluar dari puting harus ditulis dalam catatan ibu.

Gambar 2.5 SADARI

f. Ulangi langkah kelima (lihat gambar 2.5)

pada payudara sebelah kiri.

g. Untuk mempalpasi bagian pangkal

payudara kanan, minta ibu mengangkat

lengan kanannya. Tekan sisi luar dari

otot pektoralis sambil bertahap menggerakkan jari-jari ke pangkal

ketiak untuk memeriksa apakah terdapat pembesaran kelenjar getah

bening (lihat gambar 2.6). Penting untuk melakukan palpasi pada

pangkal payudara karena disini biasanya terdapat kanker.

Gambar 2.6 SADARI

h. Ulangi langkah ketujuh (lihat gambar 2.6) untuk payudara sebelah

kiri.

2.3 Konsep Metode Demonstrasi

2.3.1 Pengertian Metode Pendidikan Kesehatan

Menurut (Sanjaya, 2011 dalam Valentine, 2018), metode

pendidikan kesehatan ada ceramah, permainan peran, diskusi, dan

metode yang sering dilakukan tenaga kesehatan seperti, demonstrasi


14

adalah suatu cara penyajian pengertian atau ide yang dipersiapkan

dengan teliti untuk memperlihatkan bagaimana cara melaksanakan suatu

tindakan, adegan atau menggunakan prosedur. Penyajian ini disertai alat

peraga.

2.3.2 Demonstrasi

Metode pembelajaran demonstrasi adalah metode pembelajaran

dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan atau urutan

melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui

penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau

materi yang sedang disajikan. Merode pembelajaran demonstrasi adalah

metode pembelajaran yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu

proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan

pelajaran. Demonstrasi merupakan praktik yang diperagakan kepada

peserta didik demonstrasi dapat dibagi menjadi dua tujuan, yaitu

demonstrasi proses yang digunakan untuk memahami langkah demi

langkah dan demonstrasi basil untuk memperlihmkan atau

memperagakan basil dari suatu proses. Biasanya setelah demonstrasi

dilanjutkan dengan praktik oleh peserta sendiri. Sebagai basil metode

pembelajaran demonstrasi peserta didik akan memperoleh pengalaman

belajar langsung setelah rnelihat, melalcukan dan merasakan sendiri.

Demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi

pembelajaran ekspositori dan inkuiri (Sanjaya, 2011 dalam Valentine,

2018).

2.3.3 Kelebihan metode demonstrasi

1. Membantu peserta didik memahami dengan jelas jalannya sum

proses atau kerja suatu benda.


15

2. Proses pembelajaran akan lebih menarik dan tidak membosankan

sehingga akan memudahkan peserta didik menerima materi

pembelajaran.

3. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil cemmah dapat

diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret, dengan

menghadirkan objek sebenarnya.

4. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat

dalam diri peserm didik.

2.3.4 Kelemahan metode demonstrasi:

1. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih, guru

diharapkan mampu mendemonstrasikannya terlebih dahulu sebelum

metaksanalcan metode ini di kelas.

2. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan dan tempat yang

memadai dengan demikian penggunaan metode ini lebih mahal

dibandingkan dengan metode ceramah.

3. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.

4. Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang

menguasai apa yang didemonstrasikan.

2.3.5 Langkah-langkah yang harus dilakukan agar metode demonstrasi

dapat berhasil adalah sebagai berikut

1. Tahap persiapan yang meliputi: merumuskan tujuan yang harus

dicapai peserta didik setelah proses pembelajaran berakhir,

mempersiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan

dilakukan, melakukan uji coba demonstrasi untuk memantapkan


16

persiapan sebelum demonstrasi dilakukan agar proses demonstrasi

tidak gagal.

2. Tahap Pelaksanaan yang meliputi Tahap persiapan, yaitu pengaturan

posisi duduk peserta didik yang memungkinakan seluruh peserta

didik bisa memerhatikan, pemberian introduksi awal agar pesertadidik

tahu tujuan pembelajaran dan tugas-tugas apa yang hams dilakukan

peserta didik. Tahap pelaksanaan demonstrasi, yaitu demonstrasi

dimulai dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang peserta didik

untuk berpikir, pemberian kesempatan peserta didik untuk turut aktif

dalam proses demonstrasi, pemberian kesempatan peserta didik

untuk mencoba. Tahap akhir di mana peserta didik diberitugas-tugas

yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses

penyampaian tujuan pembelajaran (Sanjaya, 2011 dalam Valenine,

2018).

2.4 Konsep Kanker Payudara

2.4.1 Definisi Kanker Payudara

Kanker merupakan penyakit akibat perubahan fungsi dan struktur

sel sehingga menyebabkan proses abnormalitas pada pembelahan sel.

Pembelahan sel kanker dipicu berbagai faktor yang menyebabkan

perubahan ekspresi gen sehingga timbul gangguan proliferasi yang tidak

terkontrol, berinvasi dan metastase ke jaringan dan organ lain (Kurniasari

dkk., 2017 dalam Micho Widyanto et al., 2020)

Menurut (Rukinah & Luba, 2021) Kanker payudara merupakan

kanker pembunuh nomor 2 setelah kanker leher rahim. Sel kanker

payudara yang pertama dapat tumbuh menjadi tumor sebesar 1 cm pada

waktu 8-12 tahun. Sel kanker tersebut diam pada kelenjar payudara. Sel-
17

sel kanker payudara ini dapat menyebar melalui aliran darah ke seluruh

tubuh.

Menurut Kementrian Kesehatan RI (2015) Kanker Payudara

(KPD) atau disebut jugs dengan carcinoma mammae merupakan

keganasan pada jaringan payudara yang dapat berasal dari kelenjar kulit,

saluran kelenjar dan jaringan di sebelah luar rongga dada.

Kanker payudara adalah salah satu kanker penyebab kematian

wanita. Banyak wanita terlambat menyadari bahwa ia terserang kanker

dan biasanya baru disadari setelah kanker masuk pada stadium lanjut,

sehingga tidak ada proses deteksi dini yang dapat memperlambat atau

menyembuhkan kanker sejak dini (Savitri, dkk 2015 dalam Valenine,

2018).

Kanker payudara merupakan penyakit neoplasma yang ganas

yang berasal dari parenchyma. Kanker payudara muncul sebagai akibat

sel-sel yang abnormal terbentuk pada payudara dengan kecepatan tidak

terkontrol dan tidak beraturan. Sel- sel tersebut adalah hasil mutasi gen

dengan perubahan-perubahan bentuk, ukuran maupun fungsinya. Kanker

payudara dapat menyebar ke organ lain seperti paru-paru, hati, dan otak

melalui pembuluh darah. Kelenjar getah bening aksila ataupun

supraklavikula membesar akibat dari penyebaran kanker payudara

melalui pembuluh getah bening dan tumbuh dikelenjar getah bening

(Priyoto, 2015 dalam Valenine, 2018).

2.4.2 Gejala Kanker Payudara

Menurut (Arafah & Notobroto, 2018) Fase awal kanker payudara

adalah asimtomatik (tanpa ada gejala dan tanda). Adanya benjolan atau

penebalan pada payudara merupakan tanda dan gejala yang paling


18

umum, sedangkan tanda dan gejala tingkat lanjut kanker payudara

meliputi kulit cekung, retraksi atau deviasi puting susu dan nyeri, nyeri

tekan atau rabas khususnya berdarah dari puting. Kulit tebal dengan pori-

pori menonjol sama dengan kulit jeruk dan atau ulserasi pada payudara

merupakan tanda lanjut dari penyakit. Jika ada keterlibatan nodul,

mungkin menjadi keras, pembesaran nodul limfa aksilaris membesar dan

atau nodus supraklavikula teraba pada daerah leher. Metastasis yang

luas meliputi gejala dan tanda seperti anoreksia atau berat badan

menurun; nyeri pada bahu, pinggang, punggung bagian bawah atau

pelvis; batu menetap; gangguan pencernaan; pusing; penglihatan kabur

dan sakit kepala.

2.4.3 Faktor-Faktor Risiko Kanker Payudara

Menurut (Savitri, dkk, 2015 dalam Valentine, 2018) sebagai berikut :

1. Faktor Risiko yang Tidak Dapat Dimodifikasi :

a. Gender. Kanker payudara 100 kali lebih umum dialami wanita

daripada pria, karena pria memiliki lebih sedikit hormon estrogen

dan progesteron yang menjadi pemicu tumbuhnya sel kanker.

b. Pertumbuhan Usia. Semakin tua usia wanita semakin tinggi risiko

menderita kanker payudara. Lebih dari 80% kanker payudara

terjadi pada wanita berusia 50 tahun ke atas dan telah mengalami

menopause. Hanya sekitar 1 dari 8 kasus kanker payudara

menyebar pada wanita usia kurang dari 45 tahun.

c. Genetik. Wanita yang memiliki one degree relatives atau

keturunan diatasnya yang menderita atau pernah menderita

kanker payudara memiliki risiko kanker payudara lebih tinggi.

Kanker payudara bukan penyakit turunan, namun gen yang yang


19

dibawa wanita penderita kanker payudara mungkin saja dapat

diturunkan. Sekitar 5-10% kasus kanker payudara diturunkan.

Artinya bibit kanker tersebut merupakan hasil langsung dari

kelainan gen atau mutasi gen yang diturunkan dari orang

tuanya. Beberapa gen yang dapat bermutasi dan bisa diturunkan

adalah :

1) Gen BRCA1 dan BRCA2 dalam kebanyakan kasus kanker

payudara, penyebab yang paling umum yaitu mutasi dalam gen

yang disebut BRCA1 dan BRCA2. Seseorang mewarisi gen

yang bermutasi dari orangtuanya, ia berisiko tinggi menderita

kanker payudara sepanjang hidupnya. Wanita yang membawa

mutasi gen BRCA1 risiko kanker payudara sebesar 80%,

sedangkan wanita yang mewarisi mutasi gen BRCA2 risiko

lebih rendah sekitar 45%. Kanker payudara yang berhubungan

dengan mutasi gen ini lebih sering pada wanita muda. Kanker

umumnya muncul di kedua payudara bukan hanya salah satu

seperti diakibatkan karena faktor lain.

2) Gen TP53 bertugas memberi instruksi tubuh untuk

memproduksi protein p53. Protein p53 bekerja

menghentikan pertumbuhan sel-sel abnormal. Mutasi gen TP53

menyebabkan sindroma Li-Fraumeni. Seseorang yang

mengalami Li-Fraumeni mempunyai risiko tinggi menderita

kanker payudara.

3) Gen CHEK2 Sindroma Li-Fraumeni disebabkan karena mutasi

gen CHEK2 yang diwariskan dari orangtua, jika mutasi gen

CHEK2 tidak menyebabkan sindroma Li-Fraumeni maka risiko


20

kanker payudara meningkat dua kali lipat.

4) Gen PTEN membantu mengatur pertumbuhan sel. Seseorang

yang mewarisi mutasi gen PTEN mengalami sindroma Cowden.

Sindrom Cowden menyebabkan penderita mengalami risiko

tinggi tumor payudara jinak dan ganas pada saluran

pencernaan, tiroid, uterus, dan ovarium.

5) Gen CDH1 wanita dengan mutasi gen CDH1 mempunyai

peningkatan risiko kanker payudara lobular invasif.

6) Gen STK11 kelainan gen ini menyebabkan sindrom Peutz-

Jeghers. Seseorang yang mengalami sindrom Peutz- Jeghers

menderita bintik-bintik pigmen pada bibir dan mulut, polip di

saluran kemih juga masalah pada lambung dan pencernaan.

Wanita yang membawa mutasi gen STK11 mengalami

peningkatan risiko berbagai jenis kanker termasuk kanker

payudara

7) Gen PALB2 Gen ini membuat protein berinteraksi dengan

protein yang dibuat oleh gen BRCA2. Mutasi pada gen ini

menyebabkan peningkatan risiko kanker payudara.

a) Riwayat Kanker Payudara dari Keluarga. Risiko kanker

payudara lebih tinggi pada wanita yang memiliki kerabat

dekat sedarah yang menderita kanker payudara. Hanya

15% wanita penderita kanker payudara memiliki anggota

keluarga dengan penyakit kanker payudara, ini berarti

sebagian besar kasus kanker payudara justru diakibatkan

karena faktor risiko lain.

b) Riwayat Pribadi Kanker Payudara. Wanita yang pernah


21

mengalami kanker payudara bisa mengalami penyakit

kanker payudara lagi suatu saat. Seorang wanita dengan

kanker di satu payudara mempunyai 3-4 kali lipat

peningkatan risiko kanker baru di payudara sebelahnya atau

dibagian lain dari payudara yang sama.

c) Riwayat Tumor. Wanita yang menderita tumor jinak mungkin

mempunyai risiko kanker payudara.

d) Ras dan Etnis. Wanita ras kulit putih mempunyai risiko

sedikit lebih tinggi mengalami kanker payudara

dibandingkan wanita dari ras Afrika, Asia dan Hispanik,

tapi wanita dari ras Afrika, Asia dan Hispanik yang

menderita kanker payudara risiko kematian yang lebih

tinggi.

e) Jaringan Payudara yang Padat

Seseorang yang mempunyai lebih banyak

jaringan kelenjar dan fibrosa daripada jaringan lemak

yang disebut jaringan payudara yang padat. Wanita

yang memiliki jaringan payudara padat mempunyai

risiko kanker payudara dua kali dari wanita dengan

kepadatan jaringan payudara rata-rata.

f) Paparan Hormon Estrogen

Produksi hormon estrogen dimulai ketika wanita

mengalami menstruasi pertama kali. Produksi hormon

estrogen menurun secara drastis saat wanita

memasuki menopause. Wanita yang mengalami

menstruasi dini di usia yang sangat muda atau


22

memasuki masa menopause lebih lambat dari

umumnya memiliki risiko lebih tinggi menderita kanker

payudara. Ini disebabkan tubuh lebih lama terpapar

hormon estrogen.

g) Paparan Radiasi

Bekerja dengan peralatan sinar X dan sinar

Gamma bisa meningkatkan risiko seorang wanita

menderita kanker payudara. Wanita yang pernah

terpapar radiasi dibagian dada sebagai terapi kanker

yang dideritasaat anak-anak atau remaja juga bisa

risiko kanker payudara. Jika pasien anak perempuan

kemoterapi mungkin berhenti produksi hormon ovarium

untuk beberapa waktu sehingga risikonya menurun.

Risiko tertinggi kanker payudara terjadi jika radiasi

diberikan selama masa remaja ketika payudara masih

berkembang. Pengobatan radiasi setelah usia 40 tahun

tidak meningkatkan risiko kanker payudara.

h) Paparan Dietilstilbestrol

Wanita yang mendapatkan obat Dietilstilbestrol

memiliki peningkatan risiko kanker payudara dan

wanita yang ibunya pernah mengkonsumsi obat

Dietilstilbestrol selama kehamilannya mungkin

mengalami risiko sedikit lebih tinggi kanker payudara.

2. Faktor Risiko yang Berkaitan dengan Pilihan dan Gaya Hidup :

a. Tidak Punya Anak dan Tidak Menyusui. Wanita yang tidak pernah

punya anak dan tidak pernah menyusui mempunyai risiko lebih


23

tinggi terkena kanker payudara. Aktif menyusui menyebabkan

bebas kanker dan memperlancar sirkulasi hormonal.

b. Tidak Menikah atau Berhubungan Seks. Wanita yang tidak

menikah atau tidak berhubungan seks atau wanita menikah yang

jarang berhubungan seksual juga berisiko tinggi terkena kanker

payudara. Apalagi jika secara genetis mempunyai keluarga

sedarah yang pernah menderita kanker. Tingkat keseringan

seorang wanita melakukan hubungan seksual mempengaruhi

kelancaran sirkulasi hormonal. Semakin sering wanita melakukan

hubungan seksual mempengaruhi kelancaran sirkulasi hormonal

dan semakin rendah risiko kanker payudara.

c. Kehamilan dan Jenis Kanker Tertentu. Hamil diusia produktif atau

memiliki banyak anak saat usia produktif bisa menurunkan risiko

kanker payudara. Beberapa jenis kanker payudara yang tidak

terpengaruh dengan kehamilan misal jenis kanker payudara yang

dikenal dengan sebutan kanker triple-negatif. Kehamilan justru

meningkatkan risiko kanker triple-negatif.

d. Kehamilan Pertama setelah Berumur 30 Tahun. Wanita yang

punya anak pertama diusia 30 tahun keatas mengalami risiko

tinggi menderita kanker payudara. Risiko meningkat 3% saat

bertambah usia. Semakin tua usia wanita saat hamil dan

melahirkan semakin tinggi risikonya mengalami kanker payudara.

e. Kontrasepsi Hormonal. Wanita yang menggunakan kontrasepsi

oral atau pil KB punya risiko sedikit lebih besar terkena kanker

payudara dibandingkan wanita yang tidak pernah

menggunakannya. Risiko dapat menurun setelah penggunaan pil


24

dihentikan. Wanita yang berhenti menggunakan kontrasepsi oral

lebih dari 10 tahun cenderung tidak mempunyai peningkatan risiko

kanker payudara. KB suntik yang diberikan setiap 3 bulan juga

memberikan efek risiko kanker payudara. Risiko dapat menurun

jika berhenti menggunakan KB suntik lebih dari 5 tahun.

f. Obesitas wanita yang obesitas setelah menopause mengalami

risiko lebih tinggi menderita kanker payudara. Wanita menopause

yang mengalami obesitas tingkat estrogen lebih tinggi daripada

seharusnya, hal itu yang menyebabkan peningkatan risiko kanker

payudara. Sebelum menopause, indung telur bersama-sama

jaringan lemak menghasilkan sebagian estrogen. Setelah

menopause indung telur berhenti memproduksi estrogen sehingga

sebagian besar estrogen wanita berasal dari jaringan lemak. Lebih

banyak jaringan lemak setelah menopause berarti meningkatkan

kadar estrogen sehingga risiko kanker payudara pun menjadi lebih

tinggi. Wanita kelebihan berat badan memiliki kadar insulin darah

lebih tinggi. Tingkat insulin yang lebih tinggi juga dikaitkan dengan

beberapa jenis kanker termasuk kanker payudara.

g. Konsumsi Alkohol. Risiko meningkat kanker payudara seiring

dengan jumlah alkohol yang dikonsumsi.

h. Asap Tembakau. Perokok berat mempunyai risiko lebih tinggi

terkena kanker payudara.Wanita yang mulai merokok sebelum

memiliki anak pertama berisiko menderita kanker payudara. Asap

rokok mengandung bahan kimia dalam konsentrasi tinggi

menyebabkan kanker payudara. Bahan kimia dalam asap

tembakau mencapai jaringan payudara dan ditemukan dalam ASI.


25

i. Terapi hormon estrogen dan terapi hormon kombinasi setelah

menopause meningkatkan risiko kanker payudara dan

kemungkinan kematian akibat kanker payudara. Kondisi tiap

wanita berbeda jadi peningkatan risiko kanker payudara akibat

terapi hormon setelah menopause tidak selalu tinggi pada setiap

orang.

2.4.4 Jenis-Jenis Kanker Payudara

Kebanyakan kanker payudara adalah karsinoma yaitu jenis kanker

yang berawal dari sel epitel yang menyambungkan organ dan jaringan

seperti payudara. Kanker payudara seringkali berjenis karsinoma yang

dinamai adenokarsinoma yaitu karsinoma yang berawal pada jaringan

glandular. Jenis kanker payudara lainnya misal sarcomas yang dimulai

pada sel otot, sel lemak atau jaringan penghubung (Savitri, dkk, 2015

dalam Valentine, 2018).

1. Jenis-Jenis Kanker Payudara Paling Umum :

a. Ductal Carcinoma in Situ atau dikenal dengan Intraductal

Carcinoma dianggap sebagai kanker payudara non-invasif atau

pre-invasif. Ductal Carcinoma in Situ berarti sel pembentuk

saluran susu berubah bentuk seperti sel kanker. Perbedaan

Ductal Carcinoma in Situ dan kanker invasif yaitu sel-sel belum

menyebar melalui dinding saluran susu atau jaringan sekitar

payudara. Ductal Carcinoma in Situ tidak bisa menyebar di luar

payudara. Ductal Carcinoma in Situ dianggap pra-kanker karena

bisa menjadi kanker invasif.

b. Invasive Ductal Carcinoma. Berawal dari saluran susu kemudian

menembus dinding saluran dan tumbuh pada jaringan lemak


26

payudara. Invasive Ductal Carcinoma bisa menyebar ke bagian

lain dari tubuh melalui sistem getah bening dan aliran darah.

Sekitar 8 dari 10 kanker payudara invasif adalah infiltrating ductal

carcinomas.

c. Invasive Lobular Carcinoma. Dimulai dari lobules yaitu jaringan

yang memproduksi susu dan menyebar ke bagian lain dari tubuh.

Invasive Lobular Carcinoma lebih sulit dideteksi melalui

mammogram.

2. Jenis-jenis Kanker Payudara yang Jarang Terjadi :

a. Inflammatory Breast Cancer menyebabkan kulit payudara terlihat

merah dan terasa sedikit panas, selain itu kulit payudara

menebal dan muncul kerutan kulit yang terlihat mirip kulit jeruk.

Perubahan yang mirip infeksi disebabkan karena sel memblokir

pembuluh getah bening pada kulit. Hal tersebut yang membuat

payudara terlihat membengkak, terasa lembek, lunak atau gatal.

Tidak ada benjolan yang terasa atau terlihat pada

mammogram. Inflammatory Breast Cancer sulit ditemukan pada

tahap awal. Jenis kanker payudara ini berpeluang lebih besar

untuk menyebar dan memburuk.

b. Penyakit Paget Puting Susu. Jenis kanker payudara paget puting

susu bermula dari saluran payudara dan menyebar ke kulit puting

dan areola. Kulit puting dan areola terlihat bersisik dan kemerahan

dengan sedikit perdarahan keluar dari puting. Penderita juga

merasa terbakar dan gatal pada puting. Penanganan penyakit

paget puting susu membutuhkan mastektomi atau pengangkatan

payudara. Tidak ada benjolan yang terasa pada jaringan payudara


27

dan biopsi menunjukkan Ductal Carcinoma in Situ tidak ada

kanker menyebar, maka penampilannya baik. Kanker invasif ada

maka tampilannya tidak akan baik dan kanker mungkin harus

diperlakukan seperti jenis kanker invasif lainnya.

c. Tumor Phyllodes. Tumor yang berkembang pada storma atau

jaringan penghubung pada payudara. Nama lain dari tumor

phyllodes adalah tumor phylloides dan cystosarcoma phyllodes.

Tumor ini biasanya jinak tapi bisa berkembang jadi ganas.

Pemeriksaan pada tumor phyllodes jinak akan diangkat bersama

dengan sedikit bagian jaringan payudara normal yang terkena.

Tumor phyllodes ganas dilakukan pengangkatan dengan jaringan

normal. Tumor phyllodes ganas menyebar, maka kemoterapi

dilakukan pada jaringan lunak sarcoma.

d. Angiosarcoma. Berawal dari sel yang membentuk pembuluh darah

atau pembuluh limfa. Angiosarcoma dapat terjadi di lengan

wanita yang menderita lymphedema akibat radiasi atau operasi

kelenjar getah bening.

2.4.5 Stadium Kanker Payudara

Menurut (Savitri, dkk 2015 dalam Valentine, 2018) sebagai berikut :

1. Stadium 0. Pada stadium 0 disebut juga Carcinoma in situ. Ada tiga

jenis yaitu carcinoma in situ, lobular carcinoma in situ dan penyakit

paget puting susu.

2. Stadium I. Kanker payudara dibagi 2 bagian tergantung ukuran dan

beberapa faktor lainnya

a. Stadium IA. Tumor berukuran 2 cm atau lebih kecil dan belum

menyebar keluar payudara.


28

b. Stadium IB. Tumor berukuran sekitar 2 cm dan tidak berada di

payudara melainkan di kelenjar getah bening.

3. Stadium II Kanker tumbuh besar. Stadium II dibagi 2 bagian yaitu :

a. Stadium IIA Kanker berukuran 2-5 cm berada di 3 lajur kelenjar

getah bening.

b. Stadium IIB Kanker berukuran 2-5 cm dan menyebar di 1-3 lajur

kelenjar getahbening dan terletak di dekat tulang dada.

4. Stadium III Kanker dibagi menjadi tiga stadium yaitu :

a. Stadium IIIA Kanker berukuran lebih dari 5 cm di 4-9 lajur kelenjar

getah bening dan area dekat tulang dada.

b. Stadium IIIB Ukuran kanker beragam dan telah menyebar ke

dinding dada mencapai kulit jadi menyebabkan infeksi pada kulit

payudara.

c. Stadium IIIC Ukuran kanker beragam dan menyebar ke dinding

dada dan kulit payudara yang mengakibatkan pembengkakan atau

luka. Kanker pada stadium ini juga menyebar ke 10 lajur kelenjar

getah bening atau kelenjar getah bening yang berada dibawah

tulang selangka atau tulang dada.

5. Stadium IV Kanker menyebar dari kelenjar getah bening menuju aliran

darah dan mencapai organ lain dari tubuh seperti otak, paru-paru, hati

atau tulang.

2.4.6 Pencegahan Kanker Payudara

Berikut ini ada beberapa hal yang dapat menurunkan risiko

kanker payudara menurut (Savitri, dkk 2015 dalam Valentine, 2018)

antara lain :

1. Perubahan Gaya Hidup. Pola makan banyak sayuran, buah-buahan,


29

ikan, dan produk susu rendah lemak dapat menurunkan risiko kanker

payudara. Pola makan dan aktivitas yang bisa menurunkan risiko

kanker payudara antara lain :

a. Olahraga rutin dan teratur

b. Mengurangi berat badan dan membatasi kalori yang masuk dan

ditambah olahraga dan aktifitas fisik untuk membakar kalori,

c. Hindari asupan alkohol.

d. Menyusui wanita yang menyusui 3-6 bulan dapat mengurangi

risiko kanker payudara.

e. Tidak melakukan terapi hormon pengganti setelah menopause

bisa membantu menghindari risiko kanker payudara.

f. Mengurangi penggunaan bahan kimia. Hindari produk yang

menggunakan zat kimia yang memiliki sifat estrogen seperti yang

ada di botol plastik, kosmetik dan produk perawatan tertentu yang

meningkatkan risiko kanker payudara.

2.4.7 Deteksi Dini Kanker Payudara

Menurut (Savitri, dkk 2015 dalam Valentine, 2018) adanya gejala

kanker payudara atau tidak setiap wanita sebaiknya mendeteksi kanker

payudara secara rutin. Deteksi yang dilakukan sedini mungkin dapat

membantu pengobatan kanker dengan lebih cepat. Deteksi rutin yang

bisa dilakukan antara lain :

1. Pemeriksaan SADARI adalah pemeriksaan payudara sendiri. Wanita

harus segera menceritakan setiap perubahan payudara yang terjadi

kepada dokter ketika dugaan kanker payudara muncul.

2. Pemeriksaan Klinis Payudara menurut Savitri, dkk (2015), wanita berusia

diatas 20 tahun sebaiknya melakukan pemeriksaan klinis payudara


30

sebagai bagian pemeriksaan kesehatan secara berkala. Pemeriksaan

klinis payudara sebaiknya dilakukan setiap tiga tahun sekali dimulai sejak

usia 40 tahun. Pemeriksaan klinis payudara dilakukan bersama dengan

mammogram memberikaan manfaat untuk wanita agar mengetahui

perubahan pada payudara dengan dokter sedini mungkin. Pemeriksaan

klinis meliputi pendidikan kesehatan yang mengajarkan wanita untuk

mengenali payudaranya sendiri.

3. Pemeriksaan Mammogram menurut Savitri, dkk (2015), wanita yang telah

berusia 40 tahun atau lebih sebaiknya melakukan pemeriksaan

mammogram setiap tahunnya. Seseorang berada dalam kesehatan

kondisi yang baik pemeriksaan mammogram tetap dilakukan.

Pemeriksaan mammogram secara teratur bisa menemukan kanker dini

pada stadium awal. Mammogram juga memiliki keterbatasan.

Mammogram mungkin tidak dapat mendeteksi beberapa jenis kanker

tertentu. Mammogram masih menjadi alat yang sangat efektif dan sangat

berguna untuk mengurangipenderitaan dan kematian akibat kanker

payudara. Pemeriksaan mammogram harus dilakukan secara kontinyu

tanpa memandang usia wanita. Selama tidak memiliki kesehatan serius

seperti gagal jantung kongestif, penyakit ginjal stadium akhir, penyakit

paru kronik atau sedang menderita demensia berat. Wanita dengan

masalah kesehatan yang serius atau harapan hidup yang rendah tetap

harus konsultasi dengan dokter apakah melakukan pemeriksaan

mammogram atau tidak.

4. Pemeriksaan MRI menurut Savitri, dkk (2015), wanita yang berisiko tinggi

kanker payudara seumur hidupnya harus melakukan pemeriksaan MRI

dan mammografi setiap tahun. Wanita yang masuk kategori antara lain :
31

a. Mempunyai riwayat keluarga kanker payudara.

b. Mempunyai gen BRCA1 atau BRCA2 gen yang dikenal mudah

bermutasi.

c. Mempunyai keluarga tingkat pertama seperti orangtua, kakak,

adik, atau anak dengan mutasi gen BRCA1 atau BRCA2.

d. Pernah melakukan terapi radiasi di dada ketika antara usia 10 dan

30 tahun, dan Pernah menderita sindrom Li-Fraumeni, sindrom

Cowden atau sindrom Bannayan-Riley-Ruvalcaba atau memiliki

kerabat tingkat pertama dengan salah satu sindrom ini.

2.4.8 Pengobatan Medis Kanker Payudara

Menurut (Savitri, dkk 2015 dalam Valentine, 2018), kanker dapat

dideteksi melalui pemeriksaan rutin pada stadium awal. Kanker yang

terdeteksi akibat gejala fisik yang muncul sudahstadium lanjut. Kanker

stadium lanjut tidak dapat disembuhkan dan penangannya untuk

mengurangi gejala penderita. Kanker payudara disebut primer jika sel

kanker berawal dari sel payudara bukan dari hasil penyebaran kanker

organ lain. Kanker payudara primer bisa disembuhkan secara total jika

didiagnosis dan diobati sejak dini. Penanganan yang pertama biasanya

operasi, jenis operasi tergantung jenis kanker payudara yang diderita.

Proses operasi biasanya ditindaklanjuti dengan kemoterapi, radioterapi,

atau perawatan biologis untuk beberapa kasus tertentu. Apabila pada

stadium lanjut setelah menyebar ke bagian tubuh lain, kanker

payudara tidak dapat disembuhkan. Jenis pengobatan yang di anjurkan

berbeda dan bertujuan meringankan beban bagi penderitanya antara

lain :

1. Operasi Kanker Payudara :


32

a. Operasi untuk Menyelamatkan Payudara. Operasi pengangkatan

tumor di mana payudara secara keseluruhan tidak diangkat

melainkan dibiarkan utuh. Operasi meliputi pengangkatan tumor

dan sedikit jaringan di sekitarnya sampai pengangkatan

seperempat bagian payudara. Jaringan yang sehat di sekitar

tumor juga diangkat untuk memeriksa keberadaan sel-sel kanker,

jika ditemukan sel-sel kanker maka diangkat. Kemudian

radioterapi untuk menghancurkan sisa-sisa sel kanker.

1) Mastektomi pengangkatan seluruh jaringan payudara termasuk

puting. Penderita dianjurkan menjalani pengangkatan kelenjar

getah bening di ketiak jika kanker sudah menyebar ke bagian

itu.

2) Operasi Plastik Rekonstruksi operasi membuat payudara baru

yang mirip dengan payudara satunya. Pembuatannya dilakukan

menggunakan implan payudara atau jaringan bagian tubuh lain.

2. Kemoterapi ada dua jenis yaitu kemoterapi setelah operasi untuk

menghancurkan sel-sel kanker dan kemoterapi sebelum operasi untuk

mengecilkan tumor. Kemoterapi menggunakan obat-obat anti kanker.

Efek samping kemoterapi mempengaruhi sel-sel yang sehat, misalnya

sel kekebalan tubuh. Obat dari dokter dapat mencegah atau

mengendalikan sebagian efek samping. Berikut efek samping

kemoterapi seperti hilang nafsu makan, mual, muntah, sariawan, lelah,

rambut rontok. Obat dalam kemoterapi mengakibatkan menghambat

produksi hormon estrogen tubuh. Penderita yang belum menopause

maka menstruasi terhenti selama kemoterapi. Jika bagian tubuh lain

sudah terkena penyebaran kanker payudara, kemoterapi tidak akan


33

bisa menyembuhkan kanker. Kemoterapi dapat mengecilkan tumor,

meringankan gejala-gejala, dan memperpanjang usia.

3. Radioterapi terapi untuk menghilangkan sisa-sisa sel-sel kanker

dengan dosis radiasi yang terkendali. Proses ini diberikan sekitar satu

bulan setelah operasi dan kemoterapi. Efek samping radioterapi

adalah iritasi sehingga kulit payudara perih, merah, dan berair, warna

kulit payudara menjadi gelap, kelelahan berlebih serta limfedema.

4. Terapi hormon mengatasi kanker payudara untuk kanker payudara

yang pertumbuhannya dipicu estrogen dan progesteron alami, terapi

hormon digunakan untuk menurunkan tingkat atau menghambat efek

hormon tersebut. Langkah ini bisa dilakukan sebelum operasi untuk

mengecilkan tumor agar mudah di angkat, umumnya dilakukan setelah

operasi dan kemoterapi. Jika kondisi kurang sehat penderita tidak bisa

menjalani operasi, kemoterapi, atau radioterapi, oleh sebab itu terapi

hormon menjadi alternatif pengobatan. Durasi terapi hormon maksimal

lima tahun setelah operasi. Tamoksifen dan penghambat enzim

aromatase adalah obat yang digunakan dalam terapi hormon.

Tamoksifen berfungsi menghambat estrogen agar tidak mengikatkan

diri pada sel-sel kanker. Penghambat enzim aromatase untuk yang

sudah mengalami menopause karena fungsinya supaya menghalangi

kinerja aromatase yaitu substansi yang membantu produksi estrogen

dalam tubuh setelah menopause. Contoh penghambat enzim

aromatase dalam bentuk tablet seperti letrozol, eksemestan, dan

anastrozol.Tamoksifen dan penghambat enzim aromatase

menyebabkan efek samping seperti sakit kepala, mual, muntah serta

sensasi rasa panas, berkeringat, dan kemerahan pada wajah. Efek


34

samping khusus pada tamoksifen adalah perubahan siklus menstruasi

pada penderita kanker payudara.

5. Ablasi atau supresi ovarium menghentikan kinerja ovarium untuk

memproduksi estrogen. Ablasi dilakukan dengan operasi atau

radioterapi. Ablasi ovarium menghentikan kinerja ovarium secara

permanen dan memicu menopause dini, Supresi ovarium

menggunakan agonis luteinising hormone releasing hormone yang

bernama goserelin. Pemakaian obat ini bisa menghentikan menstruasi

untuk sementara, tapi yang mendekati usia menopause atau sekitar 45

tahun menstruasi berhenti permanen. Suntikan goserelin diberikan

sebulan sekali. Efek samping obat ini menyerupai masa menopause

seperti perasaan emosional, kesulitan tidur dan sensasi panas disertai

jantung berdebar-debar.

6. Terapi biologis dengan trastuzumab. Terapi ini menghentikan efek

HER2 juga bisa membantu sistem imun untuk melawan sel-sel kanker.

Antibodi trastuzumab memusnahkan sel-sel kanker positif HER2. Tidak

untuk penderita penyakit jantung seperti angina, tekanan hipertensi

atau penyakit katup jantung. Efek samping trastuzumab adalah alergi

pemakaian awal menimbulkan mual, sesak napas, menggiggil,

demam, nyeri dan sakit.

2.5 Konsep Remaja

2.5.1 Pengertian Masa Remaja

Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan

perkembangan yang pesat baik secara fisik, psikologis maupun

intelektual. Sifat khas remaja mempunyai rasa keingintahuan yang besar,

menyukai petualangan dan tantangan serta cenderung berani


35

menanggung risiko atas perbuatannya tanpa didahului oleh pertimbangan

yang matang (Kemenkes RI, 2015)

Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa

dewasa. Kehidupan remaja merupakan kehidupan yang sangat menentukan bagi

kehidupan masa depan mereka selanjutnya. Banyak tokoh yang memberikan

definisi remaja seperti Debrun mendefinisikan remaja sebagai periode

pertumbuhan antara masa kanak-kanak ke masa dewasa. Masa remaja menurut

Papalia dan Olds, masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa

kanak-kanak dan dewasa yang pada umumnya dimulai pada umur 12 atau 13

tahun serta berakhir pada umur akhir belasan tahun atau awal dua puluhan

tahun (Zarkasih, 2017 dalam Asasti, 2021).

2.5.2 Ciri-ciri Remaja

Ciri remaja menurut (Zarkasih, 2017 dalam Asasti, 2021), yaitu:

1. Remaja mulai menyampaikan kebebasan dan haknya untuk

mengemukakan pendapatnya sendiri.

2. Remaja lebih muda dipengaruhi oleh teman-temannya dari pada

ketika mereka masih kanak-kanak.

3. Remaja mengalami perubahan fisik yang luar biasa.

4. Remaja sering terlalu percaya diri (over confidence) dan ini bersama-

sama dengan emosi yang biasa meningkat.

2.5.3 Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja

Menurut (Jahja, 2011 dalam Asasti, 2021) Secara umum masa

remaja dibagi menjadi dua bagian, yaitu awal dan akhir masa remaja. Garis

pemisah antara awal dan akhir masa remaja terletak kira-kira disekitar usia 17
36

tahun. Usia di mana rata-rata setiap remaja memasuki sekolah menengah tingkat

atas dan melanjutkan pendidikan tinggi, mendorong sebagian remaja untuk

berprilaku lebih matang Masa perkembangan remaja juga ditandai dengan

keinginan mengaktualisasikan segala ide pikiran yang dimatangkan selama

mengikuti pendidikan. Mereka bersemangat untuk meraih keberhasilan. Oleh

karena itu, mereka berlomba dan bersaing dengan orang lain guna membuktikan

kemampuannya. Segala daya upaya yang berorientasi untuk mencapai

keberhasilan akan selalu ditempuh dan diikuti. Sebab dengan keberhasilan itu, ia

akan meningkatkan harkat dan martabat hidup mereka di mata orang lain.

2.5.4 Tugas-Tugas Perkembangan dalam Masa Remaja

Menurut (Zarkasih, 2017 dalam Asasti, 2021), Salah satu periode

dalam rentang kehidupan individu adalah masa remaja. Masa ini

merupakan fase kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan

individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada

perkembangan masa dewasa yang sehat.

1. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.

2. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur

yang mempunyai otoritas

3. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar

bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individu

maupun kelompok.

4. Mempersiapkan diri untuk mencapai karir

5. Memperkuat self control.


37

2.6 Konsep Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang SADARI dengan

Metode Demonstrasi terhadap Upaya Remaja Putri dalam Medeteksi

Dini Kanker Payudara.

Berdasarkan hasil penelitian (Valentine, 2018), dengan

menggunakan analisis wilcoxon signed rank test menunjukkan hasil uji

statistik di dapatkan nilai p = 0,000 < α = 0,05 yang berarti bahwa H0

ditolak dan H1 diterima yang artinya ada pengaruh pendidikan kesehatan

dengan metode demonstrasi terhadap pengetahuan tentang SADARI

pada Ibu-Ibu PKK di Desa Kepet Kecamatan Dagangan Kabupaten

Madiun. Menurut peneliti adalah, pendidikan kesehatan tentang SADARI

dengan metode demonstrasi telah terbukti dapat meningkatkan

pengetahuan Ibu-Ibu PKK. Perubahan tingkat pengetahuan pada

penelitian ini, dapat disebabkan oleh penyampaian materi yang

menggunakan metode demonstrasi dan media phantom payudara karena

mempertimbangkan bahwa pengetahuan yang ada pada manusia

diterima atau ditangkap melalui panca indra sehingga semakin banyak

indra yang digunakan akan semakin jelas dan dapat meningkatkan

pengetahuan Ibu- Ibu PKK karena lebih mudah memahami materi yang

diajarkan dan mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan hanya

dengan membaca atau mendengarkan karena Ibu-Ibu PKK mendapatkan

gambaran yang jelas dari hasil pengamatannya. Metode demonstrasi dan

media phantom payudara membuat Ibu-Ibu PKK lebih memperhatikan

materi pendidikan kesehatan dan mengurangi rasa bosan jika hanya

mendengarkan saja tanpa adanya media phantom payudara. Kelebihan

metode demonstrasi peneliti lebih mudah menjelaskan SADARI karena


38

pada penyajian materi SADARI disertai alat bantu phantom payudara

dengan alat bantu phantom payudara ini Ibu-Ibu PKK lebih mudah

menangkap informasi sesuai materi yang dijelaskan oleh peneliti tentang

SADARI. Langkah yang dilakukan dalam pendidikan kesehatan tentang

SADARI dengan metode demonstrasi adalah, peneliti di depan Ibu-Ibu

PKK dengan memperagakan langkah-langkah SADARI menggunakan

media phantom payudara. Hasil dari pendidikan kesehatan ini didapatkan

sebagian besar Ibu-Ibu PKK antusias dengan pendidikan kesehatan

tentang SADARI dengan metode demonstrasi dan media phantom

payudara. Hal ini dapat ditunjukkan dengan Ibu-Ibu PKK memperhatikan

saat dilakukan pendidikan kesehatan tentang SADARI (Valentine, 2018).


39

BAB 3

KERANGAK KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITAN

3.1 Kerangka Konsep

Input Proses Output Outcome

Faktor yang Melaksanakan Remaja Pengetahuan


mempengaruhi suatu tindakan mampu Remaja putrid
pengetahuan SADARI melakukan dalam
tentang SADARI dengan SADARI mendeteksi dini
1. Sosial menggunakan kanker payudara
budaya dan prosedur
ekonomi Penyajian
2. Informasi disertai alat
atau media peraga
massa phantom
3. Pendidikan
payudara
3. Pendidikan
4. Lingkungan
5. Pengalaman
6. Usia Pendidikan
Kesehatan
SADARI
dengan
Metode
Demonstrasi

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian pengaruh pendidikan


kesehatan tentang sadari dengan metode demonstrasi
terhadap upaya remaja putri dalam mendeteksi dini kanker
payudara di SMKI Riyadlus Sholihin Pamatan Tongas
Kabupaten Probolinggo Tahun 2022.

Keterangan:

: Diteliti
40

: Tidak diteliti

40
41

Dari gambar diatas dijelaskan bahwa input dari penelitian yang

akan dilakukan adalah pendidikan kesehatan SADARI dengan metode

demonstrasi. Dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan meliputi

; sosial budaya dan ekonomi, informasi dan media massa, pendidikan,

lingkungan, pengalaman serta usia. Sedangkan dari beberapa faktor

diatas yang menjadi target penelitian adalah dari faktor pendidikan.

Output yang dihasilkan dari penelitian ini adalah pengetahuan remaja

putri tentang SADARI ,meliputi; baik, cukup, kurang

3.2 Hipotesis

H1: Ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang sadari dengan metode

demonstrasi terhadap upaya remaja putri dalam mendeteksi dini kanker

payudara
42

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian ini penelitian kuantitatif, dengan metode penelitian

Pre Experimental Design, karena desain ini belum eksperimen sunguh-

sungguh. Penelitian ini mengunakan One grup pretest posttest design,

menjelaskan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu

kelompok subjek. Kelompok subjek diobservasi sebelum dilakukan

intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah intervensi (Nursalam, 2020).

Design penelitian menggunakan skema rancangan penelitian sebagai

berikut :

Tabel 4.1 Skema Rancangan Penelitian

Subyek Pre-Test Perlakuan Post-Test (O2)


(S) (O1) (X)
Pendidikan
Remaja Evaluasi kesehatan Evaluasi tingkat
putri tingkat SADARI pengetahuan
pengetahuan dengan
metode
demonstrasi
Keterangan :

S :Subyek

O1 :Evaluasi tingkat pengetahuan sebelum dilakukan pendidikan

kesehatan SADARI dengan metode demonstrasi

X :Intervensi (pendidikan kesehatan SADARI)

O2 :Evaluasi tingkat pengetahuan setelah dilakukan pendidikan

kesehatan SADARI dengan metode demonstrasi

42
43

4.2 Kerangka Kerja

Pengaruh pendidikan kesehatan tentang SADARI dengan metode demonstrasi


terhadap upaya remaja putri dalam deteksi dini kanker payudara di SMKI
Riyadlus Sholihin Pamatan Tongas Kabupaten Probolinggo Tahun 2022

Populasi
Remaja putri di SMKI Riyadlus Sholihin Pamatan Tongas Kabupaten
Probolinggo Tahun 2022 sebanyak 30 responden

Tehnik Sampling
Tehnik sampling yang digunakan adalah accidental sampling

Sampel
Sebagian remaja putri di SMKI Riyadlus Sholihin Pamatan Tongas Kabupaten
Probolinggo Tahun 2022 sebanyak 28 responden

Desain Penelitian
Pre Experimental Design (one grup pretest posttest design)

Pengelolaan Data
Editing, Coding, Scoring,Tabulating

Analisa Data
Uji Statistik = uji wilcoxon

Hasil
Disajikan dalam bentuk diagram, tabel, narasi

Kesimpulan:
H1 diterima jika pvalue ≤ α dengan α= 0,05
H0 diterima jika pvalue > α dengan α= 0,05

Bagan 4.2: Kerangka kerja penelitian pengaruh pendidikan kesehatan


tentang sadari dengan metode demonstrasi terhadap
upaya remaja putri dalam mendeteksi dini kanker
payudara di SMKI Riyadlus Sholihin Pamatan Tongas
Kabupaten Probolinggo Tahun 2022.
44

4.3 Populasi, Sampel dan Sampling

4.3.1 Populasi

Menurut (Garaika & Darmanah, 2019) Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri dari atas Obyek/subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dari penelitian ini

adalah seluruh remaja putri di SMKI Riyadlus Sholihin Pamatan Tongas

Kabupaten Probolinggo Tahun 2022 sebayak 30 responden.

4.3.2 Sampel

Menurut (Garaika & Darmanah, 2019) Sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila

populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada

pada populasi, karena mempunyai keterbatasan dana, tenaga dan waktu,

maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi

yang mewakili.

n= n

1 + n (d)2

n= 30

1 + 30 (0,05)2

n= 30

1 + 30 (0,0025)

n= 30

1 + 0,075

n= 30

1,075
45

n = 27,9

n = 28

Sampel penelitian ini sebagian remaja putri di SMKI Riyadlus

Sholihin Pamatan Tongas Kabupaten Probolinggo Tahun 2022, yang

diambil berdasarkan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi sebanyak 28

responden.

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penilitian dari

suatu populasi target yang dijangkau yang akan diteliti. (Nursalam, 2020)

1. Kriteria inklusi

a. Remaja putri di SMKI Riyadlus Sholihin Pamatan Tongas Kabupaten

Probolinggo Tahun 2022

b. Dapat berkomunikasi

c. Bisa membaca dan menulis

d. Usia 13-18 tahun

2. Kriteria eksklusi

1. Responden yang tidak hadir dalam pelaksanaan

4.3.3 Teknik Sampling

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel

untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian

(Garaika & Darmanah, 2019).

Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik accidental

sampling yaitu Pengambilan sampel secara accidental dilakukan dengan

mengambil responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat

sesuai dengan konteks penelitian (Notoadmodjo, 2018). Adapun besar

sampel dalam penelitian ini sebanyak 28 responden.


46

4.4 Identifikasi Variabel

Variabel penelitian merupakan suatu objek, atau sifat, atau atribut

atau nilai dari orang, atau kegiatan yang mempunyai bermacam-macam

variasi antara satu dengan lainnya yang ditetapkan oleh peneliti dengan

tujuan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan (Hardani, dkk, 2020 dalam

Ulfa, 2021))

4.4.1 Variabel Independen

Variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi atau nilainya

menentukan variabel lain. Variabel bebas biasanya dimanipulasi, diamati,

dan diukur untuk diketahui hubungannya atau pengaruhnya terhadap

variabel lain (Nursalam, 2020). Pada penelitian ini variabel

independennya yaitu pendidikan kesehatan tentang SADARI di SMKI

Riyadlus Sholihin Pamatan Tongas Kabupaten Probolinggo Tahun 2022.

4.4.2 Variabel Dependen

Variabel terikat adalah faktor yang diamati dan diukur untuk

menentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel bebas

(Nursalam, 2020). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependent

adalah metode demonstrasi terhadap upaya remaja putri dalam deteksi

dini kanker payudara di SMKI Riyadlus Sholihin Pamatan Tongas

Kabupaten Probolinggo Tahun 2022.

4.4.3 Tempat Dan Waktu

Penelitian dilakukan di SMKI Riyadlus Sholihin Pamatan Tongas

Kabupaten Probolinggo Tahun 2022. pada bulan mei sampai Juni 2022.
47

4.5 Definisi Operasional

Tabel 4.2 Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang SADARI dengan


Metode Demonstrasi Terhadap Upaya Remaja Putri dalam
Deteksi Dini Kanker Payudara di SMKI Riyadlus Sholihin
Pamatan Tongas Kabupaten Probolinggo Tahun 2022.
N Variabel Defenisi Indikator Alat Ukur Skala Skor
o Operasional Data
1 Variabel suatu Memberika SAP - -
Indepen kegiatan n
den: untuk pendidikan
pendidika menyampaik kesehatan
n an pesan SADARI
kesehata kesehatan dengan
n tentang kepada metode
SADARI remaja siswi demonstras
tentang i terhadap
SADARI pengetahua
n tentang
sadari
2 Variabel suatu cara 1. Mampu Kuesion Ordin Kategori:
dependen penyajian menjawa er al 1. Baik :
: untuk b jika
metode memperlihat pengertia nilainy
demonstr kan n a≥
asi bagaimana SADARI 75%,
terhadap cara 2. Mampu 2. Cukup
: jika
upaya melaksanak menjawa
nilainy
remaja an suatu b Manfaat
a 56-
putri tindakan SADARI 74%,
dalam SADARI 3. Mampu 3. Kuran
deteksi dengan menjawa g : jika
dini menggunaka b waktu nilainy
kanker n prosedur pelaksan a≤
payudara Penyajian aan 55%.
disertai alat SADARI Scorin
peraga 4. Mampu g
phantom menyebut meng
payudara kan alat guna-
bantu kan
SADARI skala
5. Mampu Guttm
an :
melakuka
Benar
n
:1
langkah- Salah
Langkah :0
SADARI
48

4.6 Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada

subjek dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan

dalam suatu penelitian. Langkah-langkah dalam pengumpulan data

tergantung pada rancangan penelitian dan teknik instrumen yang

digunakan (Nursalam, 2020). Secara garis besar pengumpulan data

untuk variabel dependen menggunakan lembar kuisioner.

4.61 Instrumen Penelitian

instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati. Sedangkan menurut (Purwanto,

2018 dalam Sukendra & Atmaja, 2020), Kategori tingkat pengetahuan

seseorang menjadi tiga tingkatan yang didasarkan pada nilai persentase

sebagai berikut :

1. Tingkat pengetahuan kategori baik jika nilainya ≥ 75%,

2. Tingkat pengetahuan kategori cukup jika nilainya 56-74%,

3. Tingkat pengetahuan kategori kurang jika nilainya ≤ 55%.

4.6.2 Pengumpulan Data

Pada jenis pengukuran ini, peneliti mengumpulkan data melalui

pertanyaan yang diajukan secara langsung kepada subjek atau

disampaikan secara lisan dari pertanyaan yang sudah tertulis dan

meminta subjek untuk menjawab secara tertulis (Nursalam, 2020).

Secara garis besar pengumpulan data untuk variabel dependen

menggunakan lembar kuisioner. Pada tahap ini dilakukan proses

pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, secara langsung


49

untuk melihat sebelum dan sesudah dilakukannya pendidikan kesehatan

tentang SADARI dengan metode demonstrasi. Setiap responden

diberikan masing-masing kuesioner yang berisi data demografi, Sebelum

mengisi kuesioner, responden diberikan penjelasan terkait mengapa

mereka dikumpulkan, manfaat penelitian, dan mereka dipersilahkan

mundur jika tidak bersedia menjadi responden penelitian ini. Setelah itu,

diberikan sesi tanya jawab jika ada yang belum paham terkait dengan

poin-poin pada kuesioner. Kemudian setiap responden dipersilakan

mengisi kuesioner dengan diberikan waktu 15 menit untuk 15 pernyataan

untuk kuesioner sebelum dan sesudah dilakukannya pendidikan

kesehatan tentang SADARI dengan metode demonstrasi. Pengumpulan

data ini dilakukan di hari masuk sekolah (Sabtu). Penelitian ini tidak

mengganggu pengobatan responden, karena dilakukan pada saat

screening data, setelah petugas melakukan anamnesa pada remaja siswi

barulah peneliti memberikan penjelasan dan kuesioner terkait penelitian.

4.6.3 Uji Validitas dan Reabilitas

1. Uji Validitas

Prinsip validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang

berarti prinsip keandalan instrument dalam mengumpulkan data.

Instrument harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur

(Nursalam, 2020). Uji Validitas adalah acuan pada kemampuan

instrumen pengumpulan data untuk mengukur apa yang harus diukur

agar mendapatkan data yang relevan dengan apa yang harus diukur.

Agar mendapatkan data yang relevan dengan apa yang diukur.

(Nasrudin, 2019). Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh

mana ketepatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu data untuk
50

mengetahui validitas suatu instrument (dalam hal ini kuesioner)

dilakukan dengan cara melakukan korelasi antar skor masing-masing

variable dengan skor totalnya. Teknik korelasi yang digunakan adalah

korelasi pearson product moment. Suatu variabel (pertanyaan)

dinyatakan valid jika skor variabel tersebut berkorelasi secara

signifikan dengan skor totalnya dengan cara membandingkan nilai r

tabel dengan r hitung, bila r (hasil) > r tabel, maka pertanyaan

tersebut valid.

Penelitian ini akan menggunakan keusioner tentang SADARI

yang menerapkan kuesioner yg telah dipakai serta telah diuji validitas

dan reliabilitasnya oleh peneliti sebelumnya (Budiman & Riyanto,

2014 dalam Valentine, 2018) yaitu jika uji validitas jika r hasil > r

tabel 0,361 maka pertanyaan dinyatakan valid. Hasil uji validitas 15

soal valid karena r hasil > r tabel 0,361.

2. Uji Reabilitas

Reabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau

pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati

berkali-kali dalam waktu yang berlainan. Alat dan cara mengukur atau

mengamati sama-sama memegang peranan yang penting dalam

waktu yang bersamaan. Perlu diperhatikan bahwa reabilitas belum

tentu akurat (Nursalam, 2020). Uji reabilitas dilakukan untuk

memastikan apakah kuesioner penelitian yang akan digunakan untuk

mengumpulkan data variable penelitian reliable atau tidak. Kuesoner

dapat dikatakan reliable jika kuesioner tersebut dilakukan pengukuran

ulang, maka akan mendapatkan hasil yang sama. Dapat dikatakan

reliable apabila nilai cronbach alpha > 0,6.


51

Penelitian ini akan menggunakan keusioner tentang SADARI

yang menerapkan kuesioner yg telah dipakai serta telah diuji validitas

dan reliabilitasnya oleh peneliti sebelumnya (Budiman & Riyanto,

2013) yaitu uji reliabilitas dilakukan dengan cronbach’s alpha ≥ 0,6

dikatakan reliabel. Hasil uji reliabilitas 15 soal reliabel karena 0,788 ≥

0,6.

4.6.4 Pengolahan data

Data yang dikumpulkan merupakan data yang harus diorganisasi

sedemikian rupa dalam suatu proses editing atau pengolahan data yang

terdiri dari :

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

2. Coding

Coding adalah kegiatan untuk mengklasifikasi data menurut

katagorinya masing-masing. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan beberapa kode pada bagian-bagian tertentu untuk

mempermudah waktu pentabulasian dan analisa data

a) usia

a. 13-14 tahun : code 1

b. 15-16 tahun : code 2

c. 17-18 tahun : code 3

b) Pendidikan

a. SD : code 1

b. SMP : code 2
52

c. SMA : code 3

d. DIII : code 4

e. S1 : code 5

3. Skoring

Scoring adalah melakukan penilaian dari hasil kuisioner yang

dilakukan pada responden. Dalam melakukan skoring.

Pertanyaan mendukung

1. Sebelum pendidikan kesehatan SADARI

a. Baik : skor ≥ 75%

b. Cukup : skor 56-74%

c. Kurang : skor ≤ 55%

2. Sesudah pendidikan kesehatan SADARI

a. Baik : skor ≥ 75%

b. Cukup : skor 56-74%

c. Kurang : skor ≤ 55%

4.. Tabulating

Setelah data diperiksa dan diberi kode, data dimasukkan dalam

master tabel kemudian dijumlahkan, disusun, ditata, untuk

disajikan dan dianalisa

4.7 Analisis Data

Data yang diperoleh diolah dan dianalisis dengan menggunakan

bantuan program computer SPSS (Statistical Package for Social Science)

meliputi :

a. Analisis univariat
53

Adalah proses menganalisis tiap-tiap variabel penelitian yang ada secara

deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi dan presentase dari tiap

variabel.

b. Analisis bivariat

Analisa bivarat dilakukan untuk mengetahui hubungan masing basing

vaktor resiko terhadap dua variabel yang akan dilakukan penelitian. Pada

penelitian ini, hubungan antar variabel dianalisis dengan menggunakan uji

wilcoxon. Data yang digunakan adalah sebelum dan sesudah

dilakukannya pendidikan kesehatan tentang SADARI, variabel dependen

menggunakan ordinal, Digunakan uji statistik paired sample T-test

menggunakan media komputer program Windows SPSS 19 apabila

distribusi data normal. Apabila distribusi data tidak normal maka

menggunakan alternatif uji statistik Wilcoxon.

4.8 Etika Penelitian

Etika penelitian adalah perilaku peneliti terhadap penelitian, dalam

penelitian keperawatan subjek yang digunaka manusia sebagai sumber

informasi (Nursalam, 2017). Untuk menentukan standarat atau kriteria

pengambilan keputusan persetujuan kelayakan etik atas usulan protokol

penelitian yang melibatkanmanusia sebagai subjek penelitian maka

komisi etik penelitian dan pengembangan kesehatan nasional (KEPPKN)

menetapkan 7 standart universal yang harus terpenuhi dalam sebuah

protokol penelitian, berikut hal-hal yang harus diperhatikan dalam

melakukan penelitian (Kemenkes, 2017).

4.8.1 Nilai Sosial atau Nilai Klinis


54

Penelitian diharapkan dapat menghasilkan informasi yang penting.

Penelitian memiliki nilai keterbaruan karena informasi yang didapatkan

valid dari jurnal dan buku terbaru, relevansi dengan kebutuhan

penjaminan mutu khususnya di layanan kesehatan tentang pendidikan

kesehatan tentang SADARI dengan metode demonstrasi terhadap upaya

remaja putri dalam deteksi dini kanker payudara.

4.8.2 Nilai Ilmiah

Penelitian ini di lengkapi dengan desain penelitian yang jelas,

memberikan informasi yang valid dan dapat berkontribusi dalam

penciptaan atau evaluasi intervensi karena di dasarkan pada penelitian-

penelitian terbaru sebelumnya. Pada penelitian ini akan dilaksanakan

dengan cara peneliti bertemu dengan responden saat istirahat sekolah.

4.8.3 Pemerataan Beban dan Manfaat

Dalam penentuan subjek penenlitian harus di dasarkan oleh

pertimbangan ilmiah, kekhususan subjek dengan menggunakan kriteria

inklusi dan eksklusi. Prinsip keadilan menjamin bahwa semua subjek

penelitian memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa

membedakan gender, agama, etnis, dan sebagainya (Notoadmodjo,

2018). Peneliti tidak boleh membeda-bedakan antara responden satu

dengan yang lainnya.

4.8.4 Potensi Risiko dan Manfaat

Sebuah penelitian harus memberikan manfaat yang maksimal

bagi masyarakat terutama bagi responden penelitian, maka peneliti

hendaknya mengurangi risiko atau dampak negatif yang merugikan

responden seperti cedera, stres dan lain sebagainya (Notoadmodjo,

2018). Penelitian ini memiliki manfaat untuk responden dengan tujuan


55

mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang SADARI dengan

metode demonstrasi terhadap upaya remaja putri dalam deteksi dini

kanker payudara.

4.8.5 Kerahasiaan (Confidentiality) atau Privasi

Kerahasiaan adalah hak responden untuk tetap terjaga privasi

terkait informasi dirinya yang didapat selama penelitian berlangsung

(Notoadmodjo, 2018). Hanya data tertentu saja yang disajikan dalam

laporan penelitian. Peneliti tidak dibenarkan untuk menyampaikan

informasi kepada pihak lain diluar kepentingan penelitian. Peneliti juga

menggunakan anonym (tanpa nama) untuk 28 responden dan

merahasiakan identitas responden dan diganti dengan memberikan tanda

atau kode pada lembar pengumpulan data.

4.8.6 Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP) atau Informed Consent (IC)

Informed consent ialah persetujuan bebas yang diberikan oleh

pasien terhadap suatu tindakan medis, setelah ia memperoleh semua

informasi yang penting mengenai sifat serta konsekuensi tindakan

tersebut (Purnama, 2016). Responden yang memenuhi kriteria inklusi dan

eksklusi mendapatkan lembar informed yang berisi tentang penerimaan

diri dengan kepatuhan minum obat anti tubercolusis. Peneliti juga

menjelaskan kontrak waktu dengan responden. Responden dipersilahkan

untuk menandatangani Informed concent. Peneliti tidak boleh

memaksakan pasien untuk bersedia menjadi responden dalam penelitian.

4.8.7 Bujukan (Inducements)

Responden dalam penelitian ini akan diberikan sovenir. Peneliti

menjaga kerahasiaan responden dan hasil penelitian di sajikan pada


56

kelompok tertentu yang ada kaitannya dengan kegiatan penelitian ini.

Lembar persetujuan akan diberikan kepada responden yang akan diteliti

dan peneliti akan menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian yang

akan dilakukan. Bila belum ada informen concent responden tidak ada

kewajiban terhadap peneliti.


57

BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

Bab ini disajikan hasil penelitian yang berjudul “pengaruh pendidikan

kesehatan tentang SADARI dengan metode demonstrasi terhadap upaya remaja

putri dalam deteksi dini kanker payudara di SMKI Riyadlus Sholihin Pamatan

Tongas Kabupaten Probolinggo Tahun 2022”.

5.1 Data Umum

5.1.1 Karakteristik Responden Secara Umum

Data umum dari penelitian ini meliputi karakteristik responden

remaja yang terdiri dari data umum yakni penampilkan karakteristik

responden yang terdiri dari : jenis kelamin, usia, pendidikan yaitu sebagai

berikut :

1. Karakteristik responden berdasarkan usia.

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Krakteristik Responden


Berdasarkan Usia Pada Responden remaja putri di
SMKI Riyadlus Sholihin Pamatan Tongas Kabupaten
Probolinggo Pada Bulan Juli 2022.

Frekuens
No Usia Prosentase (%)
i (f)
1 13-14 tahun 9 32.1
2 15-16 tahun 10 35.7
3 17-18 tahun 9 32.1
  Jumlah 28 100
Sumber : Data primer kuesioner penelitian 2022

Berdasarkan tabel 5.1 didapatkan bahwa karakteristik

responden berdasarkan usia yang terbanyak adalah kelompok usia 15-

16 tahun yaitu sejumlah 10 responden (35.7%)

56
58

2. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Krakteristik Responden


Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pada Responden
remaja putri di SMKI Riyadlus Sholihin Pamatan
Tongas Kabupaten Probolinggo Pada Bulan Juli 2022.

No Pendidikan Terakhir Frekuensi (f) Prosentase (%)

1 Kelas 1 9 32.1
2 Kelas 2 10 35.7
3 Kelas 3 9 32.1
  Jumlah 28 100
Sumber : Data primer kuesioner penelitian 2022

Berdasarkan tabel 5.2 didapatkan bahwa karakteristik

responden berdasarkan pendidikan yang terbanyak adalah kelompok

SMKI kelas 2 yaitu sejumlah 10 responden (31,3%).

5.2 Data Khusus

5.2.1 Karakteristik Responden Secara Khusus

1. Karakteristik responden berdasarkan Sebelum dilakukannya

pendidikan kesehatan tentang SADARI dengan metode

demonstrasi

Tabel 5.3 Skor sebelum dilakukannya pendidikan kesehatan


tentang SADARI dengan metode demonstrasi di SMKI
Riyadlus Sholihin Pamatan Tongas Kabupaten
Probolinggo Pada Bulan Juli 2022.

No Sebelum Frekuensi (f) Prosentase (%)

1 Baik 0 0
2 Cukup 12 42.9
3 Kurang 16 57.1
  Jumlah 28 100
Sumber : Data primer kuesioner penelitian 2022

Berdasarkan tabel 5.3 didapatkan bahwa karakteristik

responden berdasarkan sebelum yang terbanyak adalah kurang yaitu

sejumlah 16 responden (57,1%).


59

2. Karakteristik responden berdasarkan Sesudah dilakukannya

pendidikan kesehatan tentang SADARI dengan metode

demonstrasi

Tabel 5.4 Skor sesudah dilakukannya pendidikan kesehatan


tentang SADARI dengan metode demonstrasi di SMKI
Riyadlus Sholihin Pamatan Tongas Kabupaten
Probolinggo Pada Bulan Juli 2022.

No Sesudah Frekuensi (f) Prosentase (%)

1 Baik 19 67.9
2 Cukup 7 25.0
3 Kurang 2 7.1
  Jumlah 28 100
Sumber : Data primer kuesioner penelitian 2021

Berdasarkan tabel 5.4 didapatkan bahwa karakteristik

responden berdasarkan sesudah yang terbanyak adalah baik yaitu

sejumlah 19 responden (67.9%).

5.3 Analisa Data

Dari hasil penelitian analisa data berdasarkan pengaruh pendidikan

kesehatan tentang SADARI dengan metode demonstrasi terhadap upaya

remaja putri dalam deteksi dini kanker payudara di SMKI Riyadlus Sholihin

Pamatan Tongas Kabupaten Probolinggo Tahun 2022..

Tabel 5.5 Uji normalitas data sebelum dan sesudah dilakukannya


pendidikan kesehatan tentang sadari dengan metode
demonstrasi.
Tests of Normality
Shapiro-Wilk
  Sesudah
Statistic df Sig.
Cukup .617 9 .000
Sebelum
Baik .641 19 .000
Sumber : Data primer kuesioner penelitian 2022

Berdasarkan tabel 5.5 diatas didapatkan bahwa nilai uji normalitas

data sebelum dan sesudah dilakukannya pendidikan kesehatan tentang


60

sadari dengan metode demonstrasi diperoleh nilai p value sebesar 0,000

sehingga p value ≤ 0,05 artinya distribusi data tidak normal. Maka peneliti

melakukan uji transformasi data.

Tabel 5.6 Uji Transformasi data sebelum dan sesudah dilakukannya


pendidikan kesehatan tentang sadari dengan metode
demonstrasi.
Shapiro-Wilk
Terapi
Statistik Df Sig.
Sebelum .606 32 .000

Sesudah .834 32 .000


Sumber : Data primer kuesioner penelitian 2022

Berdasarkan tabel 5.6 diatas didapatkan bahwa nilai uji transformasi

data sebelum dan sesudah dilakukannya pendidikan kesehatan tentang

sadari dengan metode demonstrasi diperoleh nilai p value sebesar 0,000

sehingga p value ≤ 0,05 artinya distribusi data tidak normal. Berdasarkan

hasil uji transformasi data yaitu distribusi data tidak normal, maka peneliti

melakukan uji Wilcoxon.

Tabel 5.7 Analisa Data pengaruh pendidikan kesehatan tentang SADARI


dengan metode demonstrasi terhadap upaya remaja putri
dalam deteksi dini kanker payudara di SMKI Riyadlus Sholihin
Pamatan Tongas Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
Sesudah
Jumlah
Sebelum Kurang cukup baik
f % f % f % f %
Kurang 2 7,1 4 14,3 10 35,7 16 57,1
Cukup 0 0 3 10,7 9 32,1 12 42,9
Baik 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 2 7,1 7 25 19 67,9 28 100
p value= 0,000 
Sumber : Data primer kuesioner penelitian 2022

Berdasarkan tabel 5.7 didapatkan hasil bahwa Hasil uji statistic

dengan menggunakan Windows SPSS 19, Didapatkan hasil dari uji wilcoxon

nilai p=0,00 dengan taraf signifikan α=0,05 (ρ = 0.00< α = 0,05), dari hasil
61

analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pendidikan

kesehatan tentang SADARI dengan metode demonstrasi terhadap upaya

remaja putri dalam deteksi dini kanker payudara di SMKI Riyadlus Sholihin

Pamatan Tongas Kabupaten Probolinggo Tahun 2022.


62

BAB 6

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan menguraikan pembahasan mengenai hasil penelitian

tentang “Pengaruh pendidikan kesehatan tentang SADARI dengan metode

demonstrasi terhadap upaya remaja putri dalam deteksi dini kanker payudara di

SMKI Riyadlus Sholihin Pamatan Tongas Kabupaten Probolinggo Tahun 2022”.

Hal – hal yang akan dibahas meliputi sebelum dilakukannya pengaruh

pendidikan kesehatan tentang SADARI dengan metode demonstrasi, sesudah

dilakukannya pengaruh pendidikan kesehatan tentang SADARI dengan metode

demonstrasi dan pengaruh pendidikan kesehatan tentang SADARI dengan

metode demonstrasi terhadap upaya remaja putri dalam deteksi dini kanker

payudara di SMKI Riyadlus Sholihin Pamatan Tongas Kabupaten Probolinggo

Tahun 2022.

6.1 Pengetahuan tentang SADARI remaja putri sebelum dilakukannya

pendidikan kesehatan tentang SADARI dengan metode demonstrasi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 4 Juli

2022 didapatkan data bahwa responden yang sesuai target penelitian

sebanyak 28 responden. Berdasarkan tabel 5.3 didapatkan bahwa

karakteristik responden sebelum dilakukan demonstrasi tentang SADARI

didapatkan kurang dengan jumlah 16 responden.

Menurut (Huda, 2015 dalam Valentine, 2018), rendahnya

pengetahuan SADARI menyebabkan banyak wanita yang belum tertarik

atau kurang berminat untuk melakukan SADARI. Pendidikan kesehatan

sangat dibutuhkan untuk meningkatkan pengetahuan. apabila seseorang

61
63

tersebut tidak memiliki pengetahuan yang baik maka menyebabkan

perilaku yang buruk.

Pendidikan atau promosi kesehatan juga memberikan pengertian-

pengertian tentang tradisi, kepercayaan, dan sebagainya, baik yang

merugikan maupun yang menguntungkan bagi kesehatan. Bentuk

pendidikan dapat dilakukan melalui penyuluhan kesehatan, pameran

kesehatan, iklan-iklan layanan kesehatan, spanduk, dan

sebagainya.Promosi kesehatan tidak hanya meningkatkan diri pada

peningkatan pengetahuan, sikap, dan praktek kesehatan dalam rangka

memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka. Responden yang

mempunyai pengetahuan yang kurang dapat disebabkan karena

terbatasnya sarana dan prasarana promosi kesehatan tentang kanker

payudara disekitarnya, responden masih mempercayai isu-isu yang

berkembang dimasyarakat mengenai penyakit kanker payudara seperti

kanker merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan, kanker

payudara kerap dikaitkan dengan pola hidup penderitanya sehingga

penderita kanker payudara merupakan penyakit yang memalukan karena

berhubungan dengan organ kewanitaan. (Wijaya, 2016). Saat ini telah

banyak ditemukan penderita kanker payudara pada usia muda, tidak

sedikit remaja putri usia empat belas tahun menderita tumor di

payudaranya. Dimana tumor yang terjadi bisa menjadi kanker, bila tidak

terdeteksi lebih awal. Meskipun tidak semuanya ganas, tetapi ini

menunjukkan bahwa saat ini sudah ada tren gejala kanker payudara yang

semakin tinggi di usia remaja (Riskesdas, 2014 dalam Saragih, 2020 ).

Menurut pendapat sebagian besar dari remaja putri memiliki

pengetahuan yang kurang tentang SADARI sebelum dilakukan


64

pendidikan kesehatan. Hal ini bisa disebabkan karena, ketika bersekolah

belum diajarkan tentang SADARI sehingga saat pemahaman SADARI

masih kurang, selain itu banyaknya tugas dan aktivitas disekolah remaja

putri sudah merasa letih dan waktu untuk mencari informasi tentang

SADARI terabaikan. Rasa ingin tahu remaja putri mengenai berbagai hal

yang berhubungan dengan kesehatan yang kurang karena tidak akan

mencari tahu mengenai berbagai hal utamanya kesehatan bila mereka

tidak ada keluhan yang sangat mengganggu kesehatan badannya.

6.2 Pengetahuan tentang SADARI remaja putri sesudah dilakukannya

pendidikan kesehatan tentang SADARI dengan metode demonstrasi

Berdasarkan tabel 5.4 didapatkan bahwa karakteristik responden

berdasarkan sesudah yang terbanyak adalah baik yaitu sejumlah 19

responden (67.9%) dan yang paling sedikit adalah kurang yaitu sejumlah

2 responden (7,1%).

Penelitian ini sesuai dengan penelitian (Susi, 2015 dalam

valentine, 2018), bahwa ada pengaruh penerapan promosi kesehatan

metode demonstrasi dan keterampilan pemeriksaan payudara sendiri

(SADARI) bagi Ibu-Ibu PKK di kota malang. Informasi yang diperoleh baik

dari pendidikan formal maupun nonformal dapat memberikan pengaruh

sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.

Pendidikan kesehatan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam

pendidikan itu terjadi proses perubahan atau peningkatan pengetahuan

ke arah yang lebih dewasa, lebih baik pada diri individu, kelompok atau

masyarakat.

Menurut Aronida,.dkk, 2019. Metode ceramah dan demonstrasi

juga efektif digunakan sebagai metode pendidikan kesehatan


65

pemeriksaan payudara sendiri, sejalan dengan penelitian Deviani (2018)

bahwa pendikan kesehatan dengan metode ceramah-demonstrasi lebih

efektif dari ceramah dalam meningkatkan pengetahuan tentang deteksi

dini kanker payudara dengan hasil uji  Mann Whitney didapatkan nilai p

value 0,048 < α 0,05. Menurut penelitian Rohmawati (2018) penyuluhan

dengan metode demonstrasi lebih efektiv dibandingan dengan KIE dalam

meningkatkan pengetahuan tentang SADARI.

Menurut pendapat peneliti sesudah dilakukannya pendidikan

kesehatan sebagian besar dari remaja putri memiliki pengetahuan yang

baik tentang SADARI. Perubahan tingkat pengetahuan pada penelitian

ini, dapat disebabkan oleh penyampaian materi yang menggunakan

metode demonstrasi dan media phantom payudara karena

mempertimbangkan bahwa pengetahuan yang ada pada manusia

diterima atau ditangkap melalui panca indra sehingga semakin banyak

indra yang digunakan akan semakin jelas dan dapat meningkatkan

pengetahuan remaja putri karena lebih mudah memahami materi yang

diajarkan dan mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan hanya

dengan membaca atau mendengarkan karena remaja putri mendapatkan

gambaran yang jelas dari hasil pengamatannya. Metode demonstrasi dan

media phantom payudara membuat remaja putri lebih memperhatikan

materi pendidikan kesehatan dan mengurangi rasa bosan jika hanya

mendengarkan saja tanpa adanya media phantom payudara. Kelebihan

metode demonstrasi peneliti lebih mudah menjelaskan SADARI karena

pada penyajian materi SADARI disertai alat bantu phantom payudara

dengan alat bantu phantom payudara ini remaja putri lebih mudah
66

menangkap informasi sesuai materi yang dijelaskan oleh peneliti tentang

SADARI.

6.3 Pengaruh pendidikan kesehatan tentang SADARI dengan metode

demonstrasi terhadap upaya remaja putri dalam mendeteksi dini

kanker payudara di SMKI Riyadlus Sholihin Pamatan Tongas

Kabupaten Probolinggo Tahun 2022.

Berdasarkan tabel 5.8 didapatkan hasil bahwa Hasil uji statistic

dengan menggunakan Windows SPSS 19, Didapatkan hasil dari uji

wilcoxon nilai p=0,00 dengan taraf signifikan α=0,05 (ρ = 0.00< α = 0,05),

dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

pendidikan kesehatan tentang SADARI dengan metode demonstrasi

terhadap upaya remaja putri dalam deteksi dini kanker payudara di SMKI

Riyadlus Sholihin Pamatan Tongas Kabupaten Probolinggo Tahun 2022.

SADARI adalah pemeriksaan payudara sendiri yang bertujuan

untuk mengetahui ada tidaknya kanker dalam payudara wanita.

Pemeriksaan ini dilakukan dengan meggunakan cermin dan dilakukan

oleh wanita yang berumur 20 tahun ke atas. Pada wanita produktif,

SADARI harus dilakukan sebulan sekali, 1 minggu setelah haid terakhir

(10 hari setelah hari pertama haid) karena saat ini payudara kemungkinan

tidak mengeras dan tidak nyeri. Jangan melakukan pemeriksaan

payudara pada masa pertengahan siklus haid sampai menjelang haid,

payudara biasanya membengkak akibat pengaruh kelenjar susu oleh

hormon estrogen dan progesteron, sehingga pemeriksaan akan lebih sulit

dilakukan secara akurat. Jika ibu tidak mendapat menstruasi lagi/sudah

menopause, ibu harus memilih hari/tanggal yang sama setiap bulan


67

(misalnya setiap tanggal 1 setiap bulan) untuk memeriksakan

payudaranya secara teratur. (Olfah, 2013 dalam hesti, 2017)

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh

(Syafitri, 2017 dalam Saragih, 2020) yang mengatakan bahwa terdapat

pengaruh sebelum dan setelah pendidikan kesehatan terhadap

pengetahuan siswi dalam melakukan SADARI sebagai upaya

pencegahan kanker payudara dimana hasil skor kemampuan melakukan

SADARI sebelum diberi pendidikan kesehatan dan demonstrasi lebih

rendah secara bermakna dibanding skor setelah diberi pendidikan

kesehatan dan demonstrasi meningkat.

Peningkatan kemampuan ini salah satunya dipengaruhi oleh minat

peserta didik, dimana siswi termotivasi untuk mampu mendeteksi dini

kanker payudara dan mencegah kematian akibat kanker payudara.

Kesadaran untuk melakukan SADARI penting ditumbuhkan. untuk

memotivasi seseorang agar secara teratur melakukan SADARI untuk

mengidentifikasi secara dini benjolan abnormal pada payudaranya

sehingga dapat segera diobati dan menurunkan kematian akibat kanker

payudara. siswi mencerna materi, menghindari kejenuhan atau rasa

bosan karena responden bisa melihat gambar dan tulisan. Dari hal

tersebut dapat meningkatkan kemampuan siswi dalam melakukan praktik

SADARI. (Yakout, dkk 2014 dalam Saragih, 2020)

Menurut peneliti adalah, pendidikan kesehatan tentang SADARI

dengan metode demonstrasi telah terbukti dapat meningkatkan

pengetahuan remaja putri. Perubahan tingkat pengetahuan pada

penelitian ini, dapat disebabkan oleh penyampaian materi yang

menggunakan metode demonstrasi dan media phantom payudara karena


68

mempertimbangkan bahwa pengetahuan yang ada pada manusia

diterima atau ditangkap melalui panca indra sehingga semakin banyak

indra yang digunakan akan semakin jelas dan dapat meningkatkan

pengetahuan remaja putri karena lebih mudah memahami materi yang

diajarkan dan mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan hanya

dengan membaca atau mendengarkan karena remaja putri mendapatkan

gambaran yang jelas dari hasil pengamatannya. pengetahuan sangat

mempengaruhi pola pikir, semakin tinggi pengetahuan maka akan

semakin baik memahami informasi tentang SADARI, sehingga menurut

saran peneliti adalah perlu secara aktif mencari informasi untuk

meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan seperti SADARI .

6.3.1 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan Penelitian yaitu bagian riset keperawatan yang

menjelaskan keterbatasan dalam penulisan riset, dalam setiap penulisan

pasti mempunyai kelemahan-kelemahan yang ada. Kelemahan-

kelemahan tersebut ditulis dalam keterbatasan (Hidayat, 2017).

1. Keterbatasan penelitian ini adalah pada saat penelitian peneliti tidak

memilah responden yang terpapar informasi ataupun tidak, sehingga

responden penelitian terbatas pada remaja putri

6.3.2 Implikasi Terhadap Pelayanan, Pendidikan, dan Kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa implikasi

diantaranya yaitu: implikasi terhadap pelayanan, pendidikan dan

kesehatan.

1. Implikasi terhadap pelayanan


69

Diharapkan hasil dari penelitian ini akan berdampak pada

upaya peningkatan pelayanan kesehatan oleh tenaga medis untuk

lebih meningkatkan motivasi tentang pengetahuan konsep SADARI

2. Pendidikan

Diharapakan hasil dari penelitin ini dapat dijadikan sebagai

bahan kajian dari pengetahuan tentang ilmu keperawatan khususnya

medical bedah tentang pendidikan kesehatan SADARI dengan

metode demonstrasi dan mahasiswa dapat mengaplikasikan dengan

berupa penyuluhan atau informasi pada masyarakat.

3. Kesehatan

Program berkelanjutan dari penelitian ini adalah memberikan

pendidikan kesehatan oleh pelayanan kesehatan misalnya

pendidikan kesehatan oleh intansi kesehatan atau petugas

kesehatan terdekat tentang penyakit menular seksual, terutama

pendidikan kesehatan mengenai jenis penyakit kanker payudara

penyebabnya dan cara mengatasinya.


70

BAB 7

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan tujuan dan hasil penelitian Pengaruh pendidikan

kesehatan tentang SADARI dengan metode demonstrasi terhadap upaya

remaja putri dalam deteksi dini kanker payudara di SMKI Riyadlus

Sholihin Pamatan Tongas Kabupaten Probolinggo Tahun 2022,

didapatkan :

7.1.1 Pengetahuan remaja putri tentang SADARI sebelum dilakukannya

pendidikan kesehatan tentang SADARI dengan metode demonstrasi yang

terbanyak adalah kurang yaitu sejumlah 16 (57,1%)

7.1.2 Pengetahuan remaja putri tentang SADARI sesudah dilakukannya

pendidikan kesehatan tentang SADARI dengan metode demonstrasi yang

terbanyak adalah kurang yaitu sejumlah 16 (57,1%) adalah baik yaitu

sejumlah 19 (67.9%)

7.1.3 ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang SADARI dengan metode

demonstrasi terhadap upaya remaja putri dalam deteksi dini kanker

payudara di SMKI Riyadlus Sholihin Pamatan Tongas Kabupaten

Probolinggo Tahun 2022 Didapatkan hasil dari uji wilcoxon nilai p=0,00

dengan taraf signifikan α=0,05 (ρ = 0.00< α = 0,05)


71

7.2 Saran
69
7.2.1 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan

refrensi dalam proses belajar mengajar baik untuk kalangan mahasiswa,

pendidikan sarjana maupun profesi menjadi bukti dasar yang

dipergunakan pembelajaran keperawatan medical bedah khususnya

tentang pendidikan kesehatan tentang SADARI dengan metode

demonstrasi terhadap upaya remaja putri dalam deteksi dini kanker

payudara.

7.2.2 Bagi Profesi Kebidanan

Bagi bidang ilmu keperawatan khususnya keperawatan medical

bedah hendaknya hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi dan mengembangkan keilmuan terkait pendidikan kesehatan

tentang SADARI dengan metode demonstrasi terhadap upaya remaja

putri dalam deteksi dini kanker payudara.

7.2.3 Bagi Tempat Penelitian

Bagi pihak sekolah, penelitian ini diharapkan dapat sebagai

masukan bagi pihak sekolah agar meningatkan pengetahuan remaja putri

terkait upaya remaja putri dalam deteksi dini kanker payudara di SMKI

Riyadlus Sholihin Pamatan Tongas Kabupaten Probolinggo Tahun 2022.

7.2.4 Bagi Responden

Disarankan bagi responden agar mampu mengubah persepsi

mengenai cara SADARI, melakukan SADARI secara teratur, serta lebih

meningkatkan pemahaman atau pengetahuan terkait SADARI.


72

7.2.5 Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian

serupa dengan pengembangan penelitian lebih lanjut seperti dengan

menggunakan metode pendidikan kesehatan yang berbeda.


73

Daftar Pustaka

Aeni, N., & Yuhandini, D. S. (2018). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan


Media Video Dan Metode Demonstrasi Terhadap Pengetahuan SADARI.
Care : Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan, 6(2), 162.
https://doi.org/10.33366/cr.v6i2.929

Arafah, A. B. R., & Notobroto, H. B. (2018). Faktor Yang Berhubungan Dengan


Perilaku Ibu Rumah Tangga Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri
(Sadari). The Indonesian Journal of Public Health, 12(2), 143.
https://doi.org/10.20473/ijph.v12i2.2017.143-153

Asasti, W. D. (2021). Analisis Pola Asuh Orang Tua dalam Bentuk Kemandirian
Remaja. Institut Agama Islam Negeri Bengkulu.

Budiman, & Riyanto, A. (2013). Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan


Sikap Dalam Penelitian Kesehatan. Salemba Medika.

Garaika, & Darmanah. (2019). Metodologi Penelitian. CV Hira Tech.

Kemenkes. (2017). Pedoman dan Standar Etik Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan Nasional. Kementerian Kesehatan RI, 1–158.
http://www.depkes.go.id/article/view/17070700004/program-indonesia-
sehat-dengan-pendekatan-keluarga.html

Kemenkes RI. (2015). Profil Kesehatan RI 2015. In Profil Kesehatan Indonesia


Tahun 2015.
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatan-indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-Tahun-2015.pdf

Lemba, S. P. (2021). Hubungan Pengetahuan Kanker Payudara dengan Perilaku


Sadari pada Wanita Usia Subur di Wilayah Puskesmas Kendalsari Malang.
Universitas Tribhuana Tunggadewi Malang.

Marfianti, E. (2021). Peningkatan Pengetahuan Kanker Payudara dan


Ketrampilan Periksa Payudara Sendiri (SADARI) untuk Deteksi Dini Kanker
Payudara di Semutan Jatimulyo Dlingo. Jurnal Abdimas Madani Dan Lestari
(JAMALI), 3(1), 25–31. https://doi.org/10.20885/jamali.vol3.iss1.art4

Micho Widyanto, R., Putri, J. A., Rahmi, Y., Diah Proborini, W., & Utomo, B.
(2020). Aktivitas Antioksidan dan Sitotoksisitas In Vitro Ekstrak Metanol-
Widyanto, dkk Jurnal Pangan dan Agroindustri. Pangan Dan Angroindustri,
8(2), 95–103.

Nasrudin, J. (2019). Metodologi Penelitian Pendidikan: Buku Ajar Praktis Cara


74

Membuat Penelitian. PT Panca Terra Firma.

Ningsih, N., Sari, Y. I. P., & Girsang, B. M. (2021). Pengaruh Pendidikan


Kesehatan Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara dengan SADARI
Terhadap Pengetahuan Remaja Putri. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara
Forikes, 12(11), 63–66.

Notoadmodjo. (2018). Metode Penelitian. Jurnal Kesehatan, 36–40.

Nurmala, I., Rahman, F., Nugroho, A., Erlyani, N., Laily, N., & Yulia, A. V. (2018).
Promosi Kesehatan. Airlangga University Press.

Nursalam. (2020). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis


(5th ed., Vol. 59). Salemba Medika.

Puastiningsih, S. (2018). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Model


Pembelajaran Think Pair Shareterhadap Pengetahuan Dan Sikap Anak Usia
Sekolah Dalam Konsumsi Sayur. Universitas Airlangga Surabaya, 1–146.
http://repository.unair.ac.id/id/eprint/76651

Purnama, S. G. (2016). Modul Etika Dan Hukum Kesehatan.

Riskesdas. (2018). Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Kementrian


Kesehatan RI, 53(9), 1689–1699.

Rukinah, R., & Luba, S. (2021). Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang
Pencegahan Kanker Payudara. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada,
10(1), 248–252. https://doi.org/10.35816/jiskh.v10i1.597

Sukendra, I. K., & Atmaja, I. K. S. (2020). Instrumen Penelitian. Mahameru Press.

Ulfa, R. (2021). Variabel Dalam Penelitian Pendidikan. Pendidikan Dan


Keislaman, 342–351. https://doi.org/10.32550/teknodik.v0i0.554

Valentine, P. (2018). Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Metode


Demonstrasi terhadap Pengetahuan tentang Sadari pada Ibu-Ibu PKK di
Desa Kepet Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun (Vol. 2, Issue 2).
Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun.
1

Lampiran 1
2

Lampiran 2
3

Lampiran 3

DAFTAR RIWAYAR HIDUP

Nama : Septi Kurniawati Cahyaning Putri


Tempat, tanggal Lahir : Probolinggo, 13 November 1993
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Alamat : Dsn. Duren Ds. Pamatan Kec. Tongas Kabupaten
Probolinggo

Riwayat Pendidikan : Tahun


1
. SD 2005
2
. SMP 2008
3
. SMA 2011
4
. D3 KEBIDANAN 2015

Lampiran 4
PENGANTAR KUESIONER

Judul Penelitian : Pengaruh pendidikan kesehatan tentang SADARI

dengan metode demonstrasi terhadap upaya remaja

putri dalam deteksi dini kanker payudara di SMKI

Riyadlus Sholihin Pamatan Tongas Kabupaten

Probolinggo Tahun 2022.

Peneliti : Septi Kurniawati Cahyaning Putri

Pembimbing :1. Dr. Yessy Nur Endah Sary, S.Si T.,M.Kes


4

2. Homsiatur Rohmatin, S. ST.,M.Kes

Responden yang terhormat,

Saya adalah mahasiswa semester 2 pada jurusan ilmu kebidanan

STIKES Hafshawaty Zainul Hasan Genggong Probolinggo. Dalam rangka

menyelesaikan tugas skripsi saya bermaksud mengadakan penelitian dengan

judul “Pengaruh pendidikan kesehatan tentang SADARI dengan metode

demonstrasi terhadap upaya remaja putri dalam deteksi dini kanker payudara di

SMKI Riyadlus Sholihin Pamatan Tongas Kabupaten Probolinggo Tahun 2022 “.

Saya berkeyakinan bahwa penelitian ini memberi manfaat yang luas, baik

bagi institusi, mahasiswa maupun masyarakat pada umumnya. Apabila saudara

bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian saya, silahkan

menandatangani persetujuan untuk menjadi obyek penelitian.

Atas kesediaan dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

Probolinggo, Juni 2022


Mengetahui,
Pembimbing 1 Peneliti

(Dr. Yessy Nur Endah Sary, S.Si T.,M.Kes) (Septi Kurniawati Cahyaning Putri)

Lampiran 5

PERNYATAAN TELAH MELAKSANAKAN INFORMED


CONSENT

Yang Bertanda Tangan Disini,

Nama : Septi Kurniawati Cahyaning Putri

NIM : 15210.02.21054

Jurusan : Ilmu Kebidanan


5

Menyatakan bahwa saya telah melaksanakan proses pengambilan data

penelitian sesuai dengan yang disetujui pembimbing dan telah memperolehh

pernyataan kesediaan dan persetujuan responden sebagai sumber data.

Probolinggo, Juni 2022

Mengetahui,

Tim Etika Penelitian Peneliti

( ) (Septi Kurniawati Cahyaning Putri)


6

Lampiran 6

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Saya telah mendapat penjelasan dengan baik mengenai tujuan dan

manfaat penelitian yang berjudul “Pengaruh pendidikan kesehatan tentang

SADARI dengan metode demonstrasi terhadap upaya remaja putri dalam

mendeteksi dini kanker payudara di SMKI Riyadlus Sholihin Pamatan Tongas

Kabupaten Probolinggo Tahun 2022"

Saya mengerti bahwa catatan mengenai data penelitian akan dirahasiakan,

dan kerahasiaan ini akan dijamin. Informasi mengenai identitas saya tidak akan

ditulis pada instrumen penelitian dan akan disimpan dengan sebaik-baiknya.

Saya mengerti bahwa saya berhak menolak untuk berperan serta dalam

penelitian ini atau mengundurkan diri dari penelitian ini stiap saat tanpa adanya

sanksi atau kehilangan hak-hak saya. Saya telah diberi kesempatan untuk

bertanya mengenai penelitian ini atau mengenai peran serta saya dalam

penelitian dan telah mendapatkan keterangan dari peneliti dengan memuaskan.

Saya secara sukarela dan sadar bersedia menjadi responden penelitian dengan

menandatangani :

Surat persetujuan menjadi responden penelitian.

Probolinggo, Juni 2022


Peneliti,

Responden

( Saksi I ) ( Saksi II )
7

Lampiran 7

KISI-KISI KUESIONER

NO KISI-KISI NO KETERANGA
SOAL N
1. Pengertian SADARI 1 Benar

2. Manfaat SADARI 2 Benar

3. Waktu pelaksanaan SADARI 3 Salah

4. Alat bantu SADARI 4 Benar

5. Langkah-langkah SADARI 5 Benar

6. Langkah-langkah SADARI 6 Salah

7. Langkah-langkah SADARI 7 Salah

8. Langkah-langkah SADARI 8 Benar

9. Langkah-langkah SADARI 9 Benar

10. Langkah-langkah SADARI 10 Salah

11. Langkah-langkah SADARI 11 Salah

12. Langkah-langkah SADARI 12 Benar

13. Langkah-langkah SADARI 13 Benar

14. Langkah-langkah SADARI 14 Benar

15. Langkah-langkah SADARI 15 Salah

Lampiran 8
8

KUISIONER PENELITIAN
(Menurut Budiman dan Agus Riyanto, 2014 dalan valentine 2018)

A. IDENTITAS

Nama :

Umur :

Alamat :

Pendidikan :

B. PERNYATAAN
Berilah tanda centang (√) pada kolom jawaban pernyataan di bawah ini
:
No PERNYATAAN BENA SALA
R H
1. SADARI adalah pemeriksaan payudara
sendiri.
2. Manfaat SADARI untuk mengetahui
adanya

kelainan dini pada payudara.


3. SADARI dilakukan pada hari ke 25 setelah

menstruasi.

4. SADARI menggunakan alat bantu cermin

untuk melihat payudara.

5. Langkah pertama SADARI pada


inspeksi adalah lihatlah bentuk dan
ukuran payudara. Perhatikan apakah
ada perbedaan bentuk, ukuran, puting
atau kerutan atau lekukan pada
kulit
6. Langkah kedua SADARI pada inspeksi
adalah lihat payudara bagian atas dan
perhatikan ukuran dan bentuknya serta
arah jatuhnya misalnya apakah kedua
payudara menggantung
secara seimbang?. Periksa juga daerah
ketiak
9

7. Langkah ketiga SADARI pada inspeksi


adalah
mengangkat satu tangan ke atas
kepala kemudian menekan satu
tangan di pinggang
untuk mengencangkan otot dadanya.
Pada setiap posisi, periksa ukuran,
bentuk dan simetris, lekukan puting atau
kulit payudara dan lihat apakah ada
kelainan. (Kedua posisi tersebut juga
dapat terlihat jeruk atau lekukan pada
kulit jika ada.) Kemudian Ibu
membungkukkan badan ke depan untuk
melihat apakah kedua payudara
tergantung
secara seimbang
8. Langkah pertama SADARI pada palpasi
adalah

Ibu berbaring di kasur.


9. Langkah kedua SADARI pada palpasi
adalah dengan meletakkan sebuah
bantal di bawah punggung pada sisi
yang akan diperiksa akan membuat
jaringan ikat payudara menyebar,
sehingga dapat membantu pemeriksaan
payudara
10. Langkah ketiga SADARI pada palpasi
adalah letakkan lengan kiri ibu ke
bawah. Perhatikan payudaranya untuk
melihat apakah tampak sama dengan
payudara sebelah kanan dan apakah
terdapat lipatan atau lekukan
11 Langkah keempat SADARI pada palpasi
. adalah gunakan permukaan satu jari
tengah Anda, lakukan palpasi payudara
dengan menggunakan teknik spiral. Mulai
pada sisi puting payudara. Tekan jaringan
ikat payudara dengan kuat pada tulang
rusuk setelah selesai tiap satu putaran
dan secara bertahap pindahkan jari-jari
Anda menuju areola. Lanjutkan sampai
semua bagian selesai diperiksa.
Perhatikan
apakah terdapat benjolan atau nyeri
12 Langkah kelima SADARI pada palpasi
. adalah dengan menggunakan ibu jari dan
jari telunjuk, tekan puting payudara
sebelah kanan dengan lembut. Lihat
apakah keluar cairan: bening, keruh, atau
10

berdarah. Cairan keruh atau berdarah


yang keluar dari puting harus ditulis
dalam catatan ibu.
13 Langkah keenam SADARI pada palpasi
. adalah ulangi langkah kelima SADARI
pada palpasi
pada payudara sebelah kiri.
14 Langkah ketujuh SADARI pada palpasi
. adalah untuk mempalpasi bagian pangkal
payudara
kanan, ibu mengangkat lengan kanannya.

Tekan sisi luar dari otot pektoralis


sambil bertahap menggerakkan jari-
jari ke pangkal ketiak untuk
memeriksa apakah terdapat
pembesaran kelenjar getah bening.
Penting untuk melakukan palpasi
pada pangkal payudara karena disini
biasanya terdapat
kanker.
15. Langkah ke delapan SADARI pada
palpasi adalah ulangi langkah ketujuh
SADARI pada
palpasi pada puting saja.
11

Lampiran 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN


A. Pokok Bahasan
SADARI

B. Sub Pokok Bahasan


1. Pengertian SADARI
2. Manfaat SADARI
3. Waktu pelaksanaan SADARI
4. Alat bantu SADARI
5. Langkah-langkah SADARI

C. Sasaran
Remaja putri di SMKI Riyadlus Sholihin Pamatan Tongas Kabupaten
Probolinggo Tahun 2022

D. Metode
Demonstrasi

Pre test
No Kegiatan Kegiatan Kegiatan Waktu Alat
Penyuluh Peserta dan
Medi
a
1. Pembukaa1. Mengucapk 1. Menjawab 10 menit -
n an salam salam
2. Memperkenalk 2. Mendengark
an diri an
3. Menjelaskan 3. Memperhatik
tujuan dan an
prosedur
4. Menyampaik
an kontrak
waktu
2. Pre test Membagikan Melakukan 25 Kuesione
soal pre test pre test menit r
dalam bentuk
kuesioner yang
akan di isi oleh
Remaja putri
3. Penutup Mengucapkan Menjawab 10 -
terimakasih salam menit
atas partisipasi
Remaja putri
dan
mengucapkan
salam
12

Post test
No Kegiat Kegiatan Kegiatan Waktu Alat dan
an Penyuluh Peserta Media
1. Pembukaa1. Mengucapkan 1. Menjawab 10 menit -
n salam salam
2. Memperkenalkan 2. Mendengark
diri an
3. Menjelaskan 3. Memperhatik
tujuan dan an
prosedur
4. Menyampaikan
kontrak waktu
2. Demons Menyampaik 1. Mendengark 50 Phantom
trasi an materi an menit payudara
Langkah dengan 2. Memperhatik
- bantuan an
langkah phantom
SADARI payudara
1. Pengertia
n
SADARI
2. Manfaat SADARI
3. Waktu
pelaksanaa
n SADARI
4. Alat
bantu
SADARI
5. Langkah-langkah
SADARI
3. Post test Membagikan Melakukan 25 menit Kuesione
soal post test post test r
dalam bentuk
kuesioner yang
akan di isi oleh
Remaja putri
4. Penutup Mengucapkan Menjawab 10 menit -
terimakasih salam
atas partisipasi
Remaja putri
dan
mengucapkan
salam
13

Lampiran 10

MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN

1. Pengertian SADARI
SADARI adalah pemeriksaan payudara sendiri. Wanita harus segera
menceritakan setiap perubahan payudara yang terjadi kepada dokter ketika
dugaan kanker payudara muncul.

2. Manfaat SADARI
Manfaat SADARI untuk mengetahui adanya kelainan dini pada payudara.

3. Waktu Pelaksanaan SADARI


SADARI dilakukan teratur setiap bulan yaitu hari ke 14 setelah waktu
mestruasi selesai.

4. Alat bantu SADARI

SADARI dilakukan sendiri dengan alat bantu cermin di rumah kapan


saja, saat mandi atau berpakaian. Jika menemukan perubahan seperti terasa
benjolan atau pembengkakan, iritasi kulit, nyeri puting, retraksi, kemerahan
pada puting dan kulit payudara, atau keluar cairan selain ASI temui dokter
untuk pemeriksaan lebih lanjut.

5. Langkah-langkah SADARI
Berikut langkah-langkah SADARI menurut Kementerian Kesehatan RI (2015)
antara lain :
Inspeksi :
1. Lihatlah bentuk dan ukuran payudara (lihat gambar 2.1). Perhatikan
apakah ada perbedaan bentuk, ukuran, puting atau kerutan atau lekukan
pada kulit (lihat gambar 2.2).

Gambar 2.1 SADARI


14

Gambar 2.2 SADARI

2. Lihat puting susu dan perhatikan ukuran dan bentuknya serta arah jatuhnya
misalnya apakah kedua payudara menggantung secara seimbang? (lihat
gambar 2.1). Periksa juga apakah terdapat ruam atau nyeri pada kulit dan
apakah keluar cairan dari puting (lihat gambar 2.2)
3. Minta ibu untuk mengangkat kedua tangan ke atas kepala (lihat gambar
2.3a) kemudian menekan kedua tangan di pinggang untuk
mengencangkan otot dadanya (lihat gambar 2.3b). Pada setiap posisi,
periksa ukuran, bentuk dan simetris, lekukan puting atau kulit payudara dan
lihat apakah ada kelainan. (Kedua posisi tersebut juga dapat terlihat jeruk
atau lekukan pada kulit jika ada.) Kemudian minta Ibu untuk
membungkukkan badannya ke depan untuk melihat apakah kedua
payudara tergantung secara seimbang (lihat gambar 2.3c).

Gambar 2.3a SADARI

Gambar 2.3b SADARI

Gambar 2.3c SADARI Palpasi :


4. Minta Ibu untuk berbaring di kasur (lihat gambar 2.4a).
5. Dengan meletakkan sebuah bantal di bawah punggung pada sisi yang
akan diperiksa akan membuat jaringan ikat payudara menyebar, sehingga
dapat membantu pemeriksaan payudara (lihat gambar 2.4a).
6. Letakkan lengan kiri ibu ke atas kepala. Perhatikan payudaranya untuk
melihat apakah tampak sama dengan payudara sebelah kanan dan apakah
terdapat lipatan atau lekukan (lihat gambar 2.4a).
7. Gunakan permukaan tiga jari tengah Anda (lihat gambar 2.4a), lakukan
palpasi payudara dengan menggunakan teknik spiral. Mulai pada sisi
terluar payudara. Tekan jaringan ikat payudara dengan kuat pada tulang
rusuk setelah selesai tiap satu putaran dan secara bertahap pindahkan jari-
15

jari Anda menuju areola. Lanjutkan sampai semua bagian selesai diperiksa.
Perhatikan apakah terdapat benjolan atau nyeri (lihat gambar 2.4b).

Gambar 2.4a SADARI

Gambar 2.4b
SADARI

8. Dengan menggunakan ibu


jari dan jari telunjuk, tekan
puting payudara sebelah kanan
dengan lembut (lihat gambar 2.5).
Lihat apakah keluar cairan:
bening, keruh, atau berdarah.
Cairan keruh atau berdarah yang
keluar dari puting harus ditulis dalam catatan ibu.

Gambar 2.5 SADARI

9. Ulangi langkah kelima (lihat gambar 2.5) pada payudara sebelah kiri.
10. Untuk mempalpasi bagian pangkal payudara kanan, minta ibu
mengangkat lengan kanannya. Tekan sisi luar dari otot pektoralis sambil
bertahap menggerakkan jari-jari ke pangkal ketiak untuk memeriksa
apakah terdapat pembesaran kelenjar getah bening (lihat gambar 2.6).
Penting untuk melakukan palpasi pada pangkal payudara karena disini
biasanya terdapat kanker.

Gambar 2.6 SADARI

11. Ulangi langkah ketujuh (lihat gambar 2.6) untuk


payudara sebelah kiri.
16
17

Lampiran 11
Inspeksi :
Lihatlah bentuk dan ukuran payudara (lihat gambar 2.1). Perhatikan apakah ada perbedaan bentuk, ukuran, puting atau kerutan atau lekukan pada kulit (lihat gambar 2.2).

Gambar 2.1 SADARI


Gambar 2.2 SADARI
Lihat puting susu dan perhatikan ukuran dan bentuknya serta arah jatuhnya misalnya apakah kedua payudara menggantung secara seimbang? (lihat gambar 2.1). Periksa juga apakah terdapat ruam atau nyeri pa
18

3. Minta ibu untuk mengangkat kedua tangan ke atas kepala (lihat gambar 2.3a) kemudian menekan kedua tangan di pinggang untuk mengencangkan otot dadanya (lihat gambar 2.3b). Pada setiap posisi, perik

Gambar 2.3a SADARI


19

Gambar 2.3b SADARI

Gambar 2.3c SADARI


20

Palpasi :
1. Minta Ibu untuk berbaring di
kasur (lihat gambar 2.4a).
2. Dengan meletakkan sebuah bantal
di bawah punggung pada sisi yang
akan diperiksa akan membuat
jaringan ikat payudara menyebar,
sehingga dapat membantu
pemeriksaan payudara (lihat gambar
2.4a).
3. Letakkan lengan kiri ibu ke atas
kepala. Perhatikan payudaranya
untuk melihat apakah tampak sama
dengan payudara sebelah kanan dan
apakah terdapat lipatan atau lekukan
(lihat gambar 2.4a).
4. Gunakan permukaan tiga jari tengah
Anda (lihat gambar 2.4a), lakukan
palpasi payudara dengan
menggunakan teknik spiral. Mulai
pada sisi terluar payudara. Tekan
jaringan ikat payudara dengan kuat
pada tulang rusuk setelah selesai
tiap satu putaran dan secara
bertahap pindahkan jari-jari Anda
menuju areola. Lanjutkan sampai
semua bagian selesai diperiksa.
Perhatikan apakah terdapat benjolan
atau nyeri (lihat gambar 2.4b).
21

Gambar 2.4a SADARI

Gambar 2.4b SADARI


5. Dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk, tekan puting payudara sebelah kanan dengan lembut (lihat gambar 2.5). Lihat apakah keluar cairan: benin
Gambar 2.5 SADARI
22

Ulangi langkah kelima (lihat gambar 2.5) pada payudara sebelah kiri.
Untuk mempalpasi bagian pangkal payudara kanan, minta ibu mengangkat lengan kanannya. Tekan sisi luar dari otot pektoralis sambil bertahap menggerakka

Gambar 2.6 SADARI


Ulangi langkah ketujuh (lihat gambar 2.6) untuk payudara sebelah kiri
Lampiran 11
MASTER TABEL
Sebelum
No Inisial JK KAT Usia KAT PDDKN KAT
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 JML % KAT
1 Nn. A PR 2 14 Tahun 1 kelas 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 8 53 1
2 Nn. KA PR 2 17 Tahun 3 Kelas 3 3 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 10 67 2
3 Nn. TI PR 2 16 Tahun 2 kelas 2 2 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 7 47 1
4 Nn. Q PR 2 13 Tahun 1 kelas 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 7 47 1
5 Nn. C PR 2 16 Tahun 2 kelas 2 2 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 9 60 2
6 Nn. E PR 2 17 Tahun 3 kelas 3 3 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 7 47 1
7 Nn. B PR 2 16 Tahun 2 kelas 2 2 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 9 60 2
8 Nn. T PR 2 17 Tahun 3 kelas 3 3 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 8 53 1
9 Nn. W PR 2 14 Tahun 1 kelas 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 8 53 1
10 Nn. J PR 2 17 Tahun 3 kelas 3 3 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 8 53 1
11 Nn. F PR 2 17 Tahun 3 kelas 3 3 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 9 60 2
12 Nn. FZ PR 2 15 Tahun 2 kelas 2 2 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 9 60 2
13 Nn. Z PR 2 14 Tahun 1 kelas 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 9 60 2
14 Nn. H PR 2 14 Tahun 1 kelas 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 8 53 1
15 Nn. SH PR 2 17 Tahun 3 kelas 3 3 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 9 60 2
16 Nn. R PR 2 14 Tahun 1 kelas 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 8 53 1
17 Nn. V PR 2 17 Tahun 3 kelas 3 3 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 10 67 2
18 Nn. RY PR 2 17 Tahun 3 kelas 3 3 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 7 47 2
19 Nn. KN PR 2 16 Tahun 2 kelas 2 2 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 10 67 2
20 Nn. S PR 2 15 Tahun 2 kelas 2 2 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 8 53 1
21 Nn. LU PR 2 13 Tahun 1 kelas 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 8 53 1
22 Nn. RN PR 2 14 Tahun 1 kelas 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 9 60 2
23 Nn. DN PR 2 15 Tahun 2 kelas 2 2 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 7 47 1
24 Nn. K PR 2 16 Tahun 2 kelas 2 2 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 9 60 2
25 Nn. CA PR 2 16 Tahun 2 kelas 2 2 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 8 53 1
26 Nn. D PR 2 13 Tahun 1 kelas 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 6 40 1
2

27 Nn. L PR 2 16 Tahun 2 kelas 2 2 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 8 53 1


28 Nn. N PR 2 18 Tahun 3 kelas 3 3 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 9 60 1

Sesudah
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 JML % KAT
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 12 80 3
1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 12 80 3
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 11 73,3 2
1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 10 66,7 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 3
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 12 80 3
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 11 73,3 2
1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 11 73,3 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 3
1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 86,7 3
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 14 93,3 3
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 13 86,7 3
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 93,3 3
1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 12 80 3
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 3
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 3
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 3
1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 11 73,3 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 3
1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 86,7 3
1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 11 73,3 2
1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 11 73,3 2
1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 10 66,7 2
1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 12 80 3
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14 93,3 3
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 3
0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 80 3
1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 11 73,3 2
Lampiran 12
HASIL PENELITIAN

Statistics
JK USIA PDDK SBELM SSDH
Valid 28 28 28 28 28
N
Missing 0 0 0 0 0
Mean 2.00 2.00 2.00 1.43 2.61
Std. Error of Mean .000 .154 .154 .095 .119
Median 2.00 2.00 2.00 1.00 3.00
Mode 2 2 2 1 3
Std. Deviation .000 .816 .816 .504 .629
Minimum 2 1 1 1 1
Maximum 2 3 3 2 3
Sum 56 56 56 40 73

Frequency Table
JK
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Perempuan 28 100.0 100.0 100.0

USIA
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
13-14 Tahun 9 32.1 32.1 32.1
15-16 Tahun 10 35.7 35.7 67.9
Valid
17-18 Tahun 9 32.1 32.1 100.0
Total 28 100.0 100.0

PDDK
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kelas 1 9 32.1 32.1 32.1
Kelas 2 10 35.7 35.7 67.9
Valid
Kelas 3 9 32.1 32.1 100.0
Total 28 100.0 100.0

SBELM
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kurang 16 57.1 57.1 57.1
Valid Cukup 12 42.9 42.9 100.0
Total 28 100.0 100.0

SSDH
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Kurang 2 7.1 7.1 7.1
2

Cukup 7 25.0 25.0 32.1


Baik 19 67.9 67.9 100.0
Total 28 100.0 100.0

Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
SBELM * SSDH 28 100.0% 0 0.0% 28 100.0%

SBELM * SSDH Crosstabulation


SSDH Total
Kurang Cukup Baik
Count 2 4 10 16
% within SBELM 12.5% 25.0% 62.5% 100.0%
Kurang % within SSDH 100.0% 57.1% 52.6% 57.1%
% of Total 7.1% 14.3% 35.7% 57.1%
Residual .9 .0 -.9
SBELM
Count 0 3 9 12
% within SBELM 0.0% 25.0% 75.0% 100.0%
Cukup % within SSDH 0.0% 42.9% 47.4% 42.9%
% of Total 0.0% 10.7% 32.1% 42.9%
Residual -.9 .0 .9
Count 2 7 19 28
% within SBELM 7.1% 25.0% 67.9% 100.0%
Total
% within SSDH 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 7.1% 25.0% 67.9% 100.0%

Symmetric Measures
Value Asymp. Std. Approx. Tb Approx. Sig.
Errora
Interval by Interval Pearson's R .200 .157 1.043 .307c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .163 .177 .845 .406c
N of Valid Cases 28

Wilcoxon Signed Ranks Test


Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Negative Ranks 0 a
.00 .00
Positive Ranks 23b 12.00 276.00
SSDH - SBELM
Ties 5c
Total 28

Test Statisticsa
SSDH - SBELM
Z -4.332b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
3

Lampiran 13

BERITA ACARA PERBAIKAN

NAMA MAHASISWA : SEPTI KURNIAWATI CAHYANING PUTRI


NIM : 15210.02.21054
JUDUL SKRIPS : Pengaruh pendidikan kesehatan tentang SADARI
dengan metode demonstrasi terhadap upaya
remaja putri dalam mendeteksi dini kanker
payudara di SMKI Riyadlus Sholihin Pamatan
Tongas Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
NAMA PENGUJI : Homsiatur Rohmatin, S. ST.,M.Kes

N SARAN MASUKAN BAB/ KETERANGA


O HALAMAN N

1. Lampiran tidak perlu halaman Lampiran Sudah


Diperbaiki

2 Bahasa asing cetak miring BAB 1-7 Sudah


Diperbaiki

3 Lengkapi daftar pustaka Daftar Sudah


pustaka Diperbaiki

4 Penulisan judul dari cover sampai Cover- Sudah


lampiran dicek ulang lampiran Diperbaiki

Mengetahui,

Ketua Penguji
4

Homsiatur Rohmatin, S. ST.,M.Kes


NIDN. 0719128901

BERITA ACARA PERBAIKAN

NAMA MAHASISWA : SEPTI KURNIAWATI CAHYANING PUTRI


NIM : 15210.02.21054
JUDUL SKRIPS : Pengaruh pendidikan kesehatan tentang SADARI
dengan metode demonstrasi terhadap upaya
remaja putri dalam mendeteksi dini kanker
payudara di SMKI Riyadlus Sholihin Pamatan
Tongas Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
NAMA PENGUJI : Dr. Yessy Nur Endah Sary, S.Si T.,M.Kes

N SARAN MASUKAN BAB/ KETERANGA


O HALAMAN N

1. Kriteria inklusi dan eksklusi harap Lampiran Sudah


dipahami Diperbaiki

2. Kuesioner sudah pernah diuji BAB 1-7 Sudah


validitas dan reliabilitasnya, jadi Diperbaiki
tidak perlu diuji lagi

3. Penulisan judul dari cover sampai Cover- Sudah


lampiran dicek ulang lampiran Diperbaiki

Mengetahui,

Penguji I

Dr. Yessy Nur Endah Sary, S.Si T.,M.Kes


NIDN. 0702048801
5

BERITA ACARA PERBAIKAN

NAMA MAHASISWA : SEPTI KURNIAWATI CAHYANING PUTRI


NIM : 15210.02.21054
JUDUL SKRIPS : Pengaruh pendidikan kesehatan tentang SADARI
dengan metode demonstrasi terhadap upaya
remaja putri dalam mendeteksi dini kanker
payudara di SMKI Riyadlus Sholihin Pamatan
Tongas Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
NAMA PENGUJI : Agustina Widayati,.SST,.M.Kes

N SARAN MASUKAN BAB/ KETERANGA


O HALAMAN N

1. Tambahkan data diprobolinggo BAB 1 Sudah


Diperbaiki

2. Perbaiki penulisan tabel di definisi BAB 4 Sudah


operasional Diperbaiki

3. Penulisan judul dari cover sampai Cover- Sudah


lampiran dicek ulang lampiran Diperbaiki

Mengetahui,

Ketua Penguji

Agustina Widayati,.SST,.M.Kes
NIDN. 0717089103

Anda mungkin juga menyukai