Anda di halaman 1dari 108

EFEKTIVITAS PEMBERIAN KONSELING GIZI

PRAKONSEPSI TERHADAP PENGETAHUAN CALON


PENGANTIN USIA SUBUR DI KUA UNGARAN BARAT
KABUPATEN SEMARANG

SKRIPSI

Disusun Oleh :

EVINA TRIANI
152201191

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
TAHUN 2021

i
EFEKTIVITAS PEMBERIAN KONSELING GIZI
PRAKONSEPSI TERHADAP PENGETAHUAN CALON
PENGANTIN USIA SUBUR DI KUA UNGARAN BARAT
KABUPATEN SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Disusun Oleh :

EVINA TRIANI
152201191

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
TAHUN 2021

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi Berjudul :
EFEKTIVITAS PEMBERIAN KONSELING GIZI
PRAKONSEPSI TERHADAP PENGETAHUAN CALON
PENGANTIN USIA SUBUR DI KUA UNGARAN BARAT
KABUPATEN SEMARANG

Oleh :
EVINA TRIANI
152201191

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSIAS NGUDI WALUYO

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing serta


telah diperkenankan untuk diujikan

Ungaran , 21 Januari 2022


Pembimbing

Eti Salafas, S.Si.T., M.Kes


NIDN : 0625118001

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi Berjudul :
EFEKTIVITAS PEMBERIAN KONSELING GIZI
PRAKONSEPSI TERHADAP PENGETAHUAN CALON
PENGANTIN USIA SUBUR DI KUA UNGARAN BARAT
KABUPATEN SEMARANG

Oleh :
EVINA TRIANI
152201191

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSIAS NGUDI WALUYO

Telah dipertahankan didepan Tim Penguji Skripsi Progam Studi Kebidanan


Program Sarjana Fakultas Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo Pada :
Hari :
Tanggal :
TimPenguji/KetuaPembimbing

Eti Salafas, S.Si.T., M.Kes


NIDN : 0625118001
Penguji 1 Penguji 2

Ketua Progam Sudi Dekan Fakultas Kesehatan

Luvi Dian Afriyani, S.Si.T., M.Kes Eko Susilo,S.Kep.,Ns., M.Kes


NIDN: 0627048302 NIDN.0627097501

iv
PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini saya :


Nama : Evina Triani
NIM : 152201191
Program Studi/Fakultas : Kebidanan Program Sarjana/Fakultas Kesehatan
Dengan ini menyampaikan bahwa
1. Pemberian Konseling Gizi Prakonsepsi terhadap
Pengetahuan Calon Pengantin Usia Subur di KUA Ungaran Barat Kabupaten
Semarang adalah skripsi asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan
gelar akademik apapun di perguruan tinggi manapun.
2. Skripsi ini merupakan ide dan hasil karya murni saya yang di bimbing dan
dibantu oleh tim pembimbing dan narasumber.
3. Skripsi ini tidak memuat karya atau pendapat orang lain yang telah
dipublikasikan kecuali secara tertulis dicantumkan dalam naskah sebagai
acuan dengan menyebut nama pengarang dan judul aslinya serta dicantumkan
dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran di dalam pernyatan ini saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah saya
peroleh dan sanksi lain sesuai dengan nama yang berlaku di Univesitas Ngudi
Waluyo.
Ungaran, 21 Januari 2022
Pembimbing Yang membuat pertanyan

Eti Salafas, S.Si.T., M.Kes Evina Triani


NIDN : 0625118001 NIM : 152201191

v
HALAMAN KESEDIAN PUBLIKASI

Yang bertandatangan dibawah ini:


Nama : Evina Triani
NIM : 152201191
ProgramStudi/Fakultas : Kebidanan Program Sarjana/IlmuKesehatan
Menyatakan memberi wewenang kepada Universitas Ngudi Waluyo untuk
menyimpan,mengalih media/ informasi. Merawat, dan mempublikasikan skripsi
saya dengan judul
terhadap Pengetahuan Calon Pengantin Usia Subur di KUA Ungaran Barat
Kabupaten Semarang untuk kepentingan akademik.

Ungaran, 21 Januari 2022

Evina Triani
NIM: 152201191

vi
Universitas Ngudi Waluyo
Program Studi Kebidanan Program Sarjana, Fakultas Kesehatan
Skripsi, Januari 2022
Evina Triani 152201191
Eti Salafas

Efektivitas Pemberian Konseling Gizi Prakonsepsi Terhadap Pengetahuan


Calon Pengantin Usia Subur di KUA Ungaran Barat Kabupaten Semarang

ABSTRAK

Latar Belakang : Masa pranikah dapat dikaitkan dengan masa prakonsepsi


karena setelah menikah wanita akan segera menjalani proses konsepsi. Wanita
usia 20 35 tahun merupakan usia yang paling tepat dalam mencegah terjadinya
masalah gizi terutama kekurangan energi kronik. Gizi yang optimal pada wanita
pranikah akan mempengaruhi tumbuh kembang janin dan kondisi kesehatan bayi
yang dilahirkan. Pengetahuan mengenai gizi berperan penting dalam pemenuhan
kecukupan gizi seseorang. Konseling merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan individu atau keluarga tentang gizi
Dengan pemberian konseling diharapkan dapat meningkatkan asupan gizi pada
wanita usia subur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas
pemberian konseling gizi prakonsepsi terhadap pengetahuan calon pengantin usia
subur di KUA Ungaran Barat Kabupaten Semarang.
Metode : Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan rancangan one
group pre post test design. Populasi pada penelitian ini adalah calon pengantin
usia subur di KUA Ungaran Barat pada Bulan Desember Tahun 2021 sebanyak 21
pasang.Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling.
Analisis data univariat menggunakan tendensi sentral dan analisis bivariat
menggunakan uji dependen t-test.
Hasil : Nilai rata-rata pengetahuan catin sebelum diberikan konseling sebesar
60,67 (nilai minimal 33, nilai malsimal 80) dan rata-rata pengetahuan catin setelah
diberikan konseling sebesar 85,81 (nilai minimal 70, nilai malsimal 97). Hasil
analisis uji dependen t-test data diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05 artinya terdapat
Perbedaan Tingkat Pengetahuan Calon Pengantin Tentang Gizi Prakonsepsi
Sebelum dan Sesudah Diberikan Konseling di KUA Kecamatan Ungaran Barat
Kabupaten Semarang.
Kesimpulan: Ada Perbedaan Tingkat Pengetahuan Calon Pengantin Tentang Gizi
Prakonsepsi Sebelum dan Sesudah Diberikan Konseling di KUA Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang.

Kata Kunci : Konseling Gizi Prakonsepsi, Pengetahuan Calon Pengantin

vii
Universitas Ngudi Waluyo
Program Studi Kebidanan Program Sarjana, Fakultas Kesehatan
Skripsi, Januari 2022
Evina Triani 152201191
Eti Salafas

The Effectiveness of Preconception Nutrition Counseling on Knowledge of


Prospective Bride and Groom of Childbearing Age at KUA Ungaran Barat,
Semarang Regency

ABSTRACT

Background : The premarital period can be associated with the preconception


period because after marriage, women will immediately undergo the conception
process. Women aged 20-35 years are the most appropriate age in preventing
nutritional problems, especially chronic energy deficiency. Optimal nutrition in
premarital women will affect the growth and development of the fetus and the
health condition of the baby being born. Knowledge of nutrition plays an
important role in fulfilling one's nutritional adequacy. Counseling is one of the
efforts to increase the knowledge and ability of individuals or families about
nutrition. With the provision of counseling is expected to increase nutritional
intake in women of childbearing age. This study aims to determine the
effectiveness of preconception nutrition counseling on the knowledge of
prospective brides of childbearing age at KUA Ungaran Barat.
Methods: This type of research is a quasi experimental design with one group
pre-post test design. The population in this study were prospective brides of
suburban age at KUA Ungaran Barat in December 2021 as many as 21 pairs. The
sampling technique used was total sampling. Univariate data analysis used
central tendency and bivariate analysis used dependent t- test.
Results: The average value of cathinic knowledge before being given counseling
was 60.67 (minimum value 33, maximum value 80) and the average cathin
knowledge after being given counseling was 85.81 (minimum value 70, maximum
value 97). The results of the analysis of the dependent t-test data obtained that the
value of p = 0.000 <0.05 means that there are differences in the level of
knowledge of the prospective bride and groom about preconception nutrition
before and after being given counseling at the KUA, Ungaran Barat District,
Semarang Regency.
Conclusion: There is a difference in the level of knowledge of prospective brides
about preconception nutrition before and after being given counseling at the
KUA, West Ungaran sub-district.

Keywords : Preconception Nutrition Counseling, Knowledge of Bride and Groom

viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Evina Triani


NIM : 152201191
Tempat, Tanggal Lahir : Karya Tani, 03 April 1999
Agama : Islam
Program Studi : Kebidanan Program Sarjana
Status : Belum Menikah
Alamat : Jl. Kelengkeng RT/RW 034/011 Kel. Yosomulyo
Kec. Metro Pusat, Kota Metro, Provinsi Lampung
No.HP : 085788523200
Email : evina1199@gmail.com

Riwayat Pendidikan

1. SDN 1 Karya Tani : 2006-2011


2. SDN 9 Metro Pusat : 2005-2012
3. SMPN 2 Metro Pusat : 2012-2015
4. SMA N 1 Metro : 2015-2017
5. Poltekkes Tanjung Karang Lampung : 2017-2020

ix
MOTTO

Ali bin Abi Thalib

x
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan Rahmat, Ridho, dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat

Prakonsepsi Terhadap Pengetahuan Calon Pengantin Usia Subur di KUA Ungaran


Barat Kabupaten Semarang untuk memenuhi tugas akhir
sebagai syarat dalam menyelesaikan pendidikan Program Studi Kebidanan
Progam Sarjana di Fakultas Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo.
Pada kesempatan ini penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi
ini telah banyak memperoleh bimbingan, asuhan, motivasi, semangat, serta
dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Subyantoro, M.Hum, selaku Rektor Universitas Ngudi Waluyo.
2. Eko Susilo, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Universitas Ngudi Waluyo.
3. Luvi Dian Afriyani, S.Si.T, M.Kes, selaku Ketua Program Studi Kebidanan
Program Sarjana Universitas Ngudi Waluyo.
4. Etis Salafas, S.Si.T., M.Kes, selaku Dosen Pembimbing dalam penyusunan
skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan
dan memberikan motivasi peneliti dalam penyusunan skripsi hingga selesai.
5. Seluruh dosen dan staf Program Studi Kebidanan Program Sarjana
Universitas Ngudi Waluyo.
6. Pihak KUA Ungaran Barat dan seluruh calon pengantin yang telah bersedia
menjadi responden dalam penelitian ini.
7. Orang tua serta keluarga yang telah memberikan motivasi dan dukungan baik
dari segi moril maupun materi. Terutama untuk almarhum ibu saya tercinta
yang tak pernah lelah memberikan doa-doa dan kata-kata penyemangat untuk
putrinya.
8. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu dalam proses penyusubab skripsi ini.

xi
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya
sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Besar harapan
penulis, semoga Skripsi ini berguna bagi semua orang.

Ungaran, November 2021

Evina Triani

xii
DAFTAR ISI

COVER LUAR ........................................................................................... i


COVER DALAM ....................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv
PERNYATAAN ORISINALITAS .............................................................. v
HALAMAN KESEDIAN PUBLIKASI ...................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................. vii
ABSTRACT ............................................................................................... viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... ix
MOTTO...................................................................................................... x
KATA PENGANTAR ................................................................................ xi
DAFTAR ISI .............................................................................................. xiii
DAFTAR BAGAN ..................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 7
A. Tinjauan Teoritis ........................................................................ 7
B. Kerangka Teori .......................................................................... 41
C. Kerangka Konsep ....................................................................... 42
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 43
A. Jenis Penelitian........................................................................... 43
B. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 43
C. Rancangan Penelitian ................................................................. 43
D. Subjek Penelitian........................................................................ 43

xiii
E. Variabel Penelitian ..................................................................... 45
F. Definisi Operasional dan pengukuran Variabel ........................... 45
G. Alat dan Pengumpulan Data ....................................................... 46
H. Prosedur Penelitian ..................................................................... 48
I. Pengolahan Data ........................................................................ 49
J. Analisis Data .............................................................................. 49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 51
A. Hasil .......................................................................................... 51
B. Pembahasan ............................................................................... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN....................................................... 67
A. Kesimpulan ................................................................................ 67
B. Saran .......................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 69
LAMPIRAN ............................................................................................... 71

xiv
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori .......................................................................... 41


Bagan 2.2 Kerangka Konsep ....................................................................... 42

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi bagi Wanita Usia Subur ......................... 11
Tabel 3.1 Definisi Operasional ................................................................... 46
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner ..................................................................... 47
Tabel 4.1 Distribusi Rata-Rata Pengetahuan Calon Pengantin Sebelum
Konseling Gizi Prakonsepsi di KUA Ungaran Barat Kabupaten
Semarang .................................................................................... 53
Tabel 4.2 Distribusi Jawaban Pengetahuan Calon Pengantin Sebelum
Konseling Gizi Prakonsepsi di KUA Ungaran Barat Kabupaten
Semarang .................................................................................... 53
Tabel 4.3 Distribusi Rata-Rata Pengetahuan Calon Pengantin Sesudah
Konseling Gizi Prakonsepsi di KUA Ungaran Barat Kabupaten
Semarang .................................................................................... 56
Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Pengetahuan Calon Pengantin Sesudah
Konseling Gizi Prakonsepsi di KUA Ungaran Barat Kabupaten
Semarang .................................................................................... 56
Tabel 4.2 Efektivitas Pemberian Konseling Gizi Prakonsepsi Terhadap
Pengetahuan Calon Pengantin Usia Subur di KUA Ungaran
Barat Kabupaten Semarang ......................................................... 58

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Mencari Data dan Peneltian ...................................... 72


Lampiran 2 Balasan Surat Ijin Mencari Data dan Peneltian ......................... 73
Lampiran 3 Lembar Kuesioner .................................................................... 74
Lampiran 4 Data Penetian ........................................................................... 78
Lampiran 5 Hasil data SPSS ....................................................................... 79
Lampiran 6 Dokumentasi ............................................................................ 87
Lampiran 7 Lembar Konsultasi ................................................................... 88

xvii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa pranikah dapat dikaitkan dengan masa prakonsepsi karena

setelah menikah wanita akan segera menjalani proses konsepsi. Masa

prakonsepsi merupakan masa sebelum kehamilan. Wanita usia subur (WUS)

sebagai calon ibu merupakan kelompok rawan yang harus diperhatikan status

kesehatannya, terutama status gizinya. Kualitas seorang generasi penerus

ditentukan oleh kondisi ibunya dari sebelum hamil dan selama kehamilan.

Wanita usia 20 35 merupakan usia yang paling tepat dalam mencegah

terjadinya masalah gizi terutama kekurangan energi kronik. Status gizi

prakonsepsi akan mempengaruhi kondisi kehamilan dan kesejahteraan bayi

yang akan lebih baik jika dilakukan sebelum hamil. Syarat gizi sempurna pada

masa prakonsepsi merupakan kunci kelahiran bayi normal dan sehat

(Susilowati dkk. 2016).

Kondisi nutrisi yang kurang baik bagi ibu hamil akan menjadi

penyebab kesakitan dan kematian yaitu anemia dan kurang energi kronis

(KEK). Ibu hamil yang mengalami anemia dapat mengalami kejang sampai

kematian jika kekurangan zat besi. KEK masih merupakan masalah gizi

utama yang sering menimpa WUS. Seseorang dapat dikatakan KEK apabila

hasil dari pengukuran lingkar lengan atas (LILA) di bawah 23,5 cm. Dampak

dari wanita pranikah yang menderita KEK antara lain dapat mengakibatkan

terjadinya anemia, kematian pada ibu pada saat melahirkan, bayi berat lahir

1
2

rendah (BBLR), kelahiran prematur, bayi lahir cacat hingga kematian pada

bayi (Stephanie dkk. 2016).

Dampak yang serius juga dialami oleh janin dan bayi yang dilahirkan

dari ibu hamil yang kekurangan nutrisi. Masalah yang terjadi antara lain

gangguan pertumbuhan di dalam uterus, bayi dengan BBLR dan bayi lahir

prematur (Reeder, Sharon, Martin, & Griffin, 2011). Jika Ibu hamil dalam

kondisi kekurangan asam folat, maka beresiko melahirkan bayi dengan Neural

Tube Defects (NTDs). Selain itu bayi bisa mengalami kretinisme atau retardasi

mental jika ibu hamil dalam kondisi kekurangan yodium (Badriah, 2011;

Gardiner et al., 2008; Reeder, Sharon, Martin, & Griffin, 2011).

Di Indonesia angka kematian ibu masih tergolong besar yaitu

305/100.000 KH dan untuk angka kematian bayi adalah 33.278 jiwa (SDKI,

2015). Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, proporsi WUS yang

mengalami KEK pada usia 20-24 tahun adalah sebanyak 30,6%, pada usia 25-

29 tahun sebanyak 19,3% dan usia 30-34 tahun adalah sebanyak 13,6%.

Sedangkan menurut Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM)

tahun 2013 menunjukkan angka sebesar 20,97%. Kemudian prevalensi di

Jawa Tengah berdasarkan Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah pada

tahun 2020 yaitu sebanyak 39.823 jiwa (BPS Jawa Tengah, 2021).

Gizi yang optimal pada wanita pranikah akan mempengaruhi tumbuh

kembang janin dan kondisi kesehatan bayi yang dilahirkan serta keselamatan

selama proses melahirkan (Paratmanitya dkk. 2012). Adapun pentingnya

menjaga kecukupan gizi bagi wanita pranikah disebabkan karena gizi yang
3

baik akan menunjang fungsi optimal alat-alat reproduksi seperti lancarnya

proses pematangan telur, produksi sel telur dengan kualitas baik, dan proses

pembuahan yang sempurna. Gizi yang baik juga dapat berperan penting dalam

penyediaan cadangan gizi untuk tumbuh-kembang janin. Bagi calon ibu, gizi

yang cukup dan seimbang akan mempengaruhi kondisi kesehatan secara

menyeluruh pada masa konsepsi dan kehamilan serta akan dapat memutuskan

mata rantai masalah kekurangan gizi pada masa kehamilan (Susilowati dkk.

2016).

Calon pengantin merupakan kelompok sasaran yang strategis dalam

upaya peningkatan kesehatan sebelum hamil atau masa prakonsepsi.

Pengetahuan mengenai gizi berperan penting dalam pemenuhan kecukupan

gizi seseorang. Kurangnya pengetahuan terhadap gizi akan mempengaruhi

pemahaman konsep yang berhubungan dengan gizi. Oleh karena itu perlu

dilakukan penanganan salah satunya dengan cara memberikan konseling.

Konseling merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan individu atau keluarga tentang gizi (Cornelia,dkk, 2013). Dengan

pemberian konseling diharapkan dapat meningkatkan asupan gizi pada wanita

usia subur (Susilowati dan Kuspriyanto, 2016).

Pemerintah telah berupaya untuk membekali calon pengantin melalui

pendidikan pranikah yang disebut kursus calon pengantin. Dasar hukum

pelaksanaan kursus catin adalah peraturan Direktur Jenderal Bimbingan

Masyarakat Islam Departemen Agama Republik Indonesia Nomor DJ.II/491

tahun 2009 tentang Kursus Calon Pengantin. Materi yang diberikan


4

diantaranya fiqih munakahah, UU Perkawinan Nomor 1 tahun 1974, keluarga

sakinah, rumah tangga ideal dan reproduksi sehat (Kementerian Agama,

2010). Kantor Urusan Agama sebagai lembaga keagamaan biasanya akan

memberikan konseling mengenai keagamaan dan kerukunan berumah tangga

bagi calon pengantin. Namun sayangnya jarang sekali pihak KUA

menyampaikan konseling mengenai kesehatan khususnya pentingnya gizi

prakonsepsi bagi wanita pranikah.

Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan di KUA Kecamatan

Ungaran Barat didapatkan hasil bahwa terdapat 21 pasangan yang

mendaftarkan diri untuk melakukan pernikahan dengan rata-rata usia 20-35

tahun. Pendidikan pranikah atau kursus calon pengantin yang dilaksanakan di

KUA Kecamatan Ungaran Barat selama 2 hari, namun dalam pelaksanaannya

tidak termuat materi khusus yang membahas tentang gizi prakonsepsi untuk

persiapan kehamilan. Dari hasil wawancara ketua KUA Kecamatan Ungaran

Barat diketahui bahwa sejak awal tahun 2020 hingga November 2021

pelaksanaan kursus calon pengantin tidak dilaksanakan karena adanya

pandemi Covid-19. Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh Konseling Gizi

Pranikah Terhadap Pengetahuan Calon Pengantin Usia Subur di KUA

Ungaran Barat Kabupaten Semarang


5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan rumusan masalah yaitu

Efektivitas Pemberian Konseling Gizi Prakonsepsi Terhadap Pengetahuan

Calon Pengantin Usia Subur di KUA Ungaran Barat Kabupaten Semarang

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian konseling

gizi prakonsepsi terhadap pengetahuan calon pengantin usia subur di

KUA Ungaran Barat Kabupaten Semarang.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan calon pengantin usia subur

tentang gizi prakonsepsi sebelum dilakukan konseling di KUA

Ungaran Barat Kabupaten Semarang.

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan calon pengantin usia subur

tentang gizi prakonsepsi sesudah dilakukan konseling di KUA

Ungaran Barat Kabupaten Semarang.

c. Untuk menganalisa perbedaan tingkat pengetahuan calon pengantin

usia subur tentang gizi prakonsepsi sebelum dan sesudah di lakukan

konseling di KUA Ungaran Barat Kabupaten Semarang.


6

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menjadi wadah atau sarana bagi peneliti dalam

menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh di institusi untuk

meningkatkan derajat kesehatan wanita khususnya calon pengantin dalam

mempersiapkan kehamilan.

2. Manfaat Bagi Instansi

Diharapkan penelitian ini dapat menambah kepustakaan yang dapat

dimanfaatkan oleh mahasiswa dan anggota instansi dalam meningkatkan

atau menambah wawasan tentang konseling gizi prakonsepsi untuk

persiapan kehamilan.

3. Manfaat Bagi Masyarakat

Diharapkan informasi yang telah diperoleh dapat digunakan sebagai

pengetahuan dan arahan dalam mempersiapkan kehamilan sehingga dapat

meningkatkan derajat kesehatan wanita dalam masyarakat.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Gizi Pada Masa Prakonsepsi

a. Pengertian Gizi

Kata gizi berasal dari kata gizi berasal dari bahasa Arab ghidza

yang berarti makanan (Almatsier, 2010). Dalam Undang Undang

Nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan menyatakan bahwa gizi adalah

zat atau senyawa yang terdapat dalam pangan, yang terdiri atas

karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serat, air, dan

komponen lain yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan

manusia. Zat Gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk

melakukan fungsinya, yaitu mengasilkan energi, membangun dan

memelihara jaringan, serta mengatur proses proses kehidupan

(Almatsier, 2010).

b. Pengertian Masa Prakonsepsi

Wanita prakonsepsi adalah wanita usia subur (WUS) yang siap

menjadi seorang ibu, dimana kebutuhan gizi pada masa ini berbeda

dengan masa anak-anak, remaja ataupun lanjut usia (Puli dkk, 2014).

Masa pranikah dapat dikaitkan dengan masa prakonsepsi karena

setelah menikah wanita akan segera menjalani proses konsepsi.

Prakonsepsi terdiri atas dua kata, yaitu pra dan konsepsi. Pra berarti

7
8

sebelum dan konsepsi berarti pertemuan sel ovum dan sel sperma

sehingga terjadi pembuahan. Prasyarat gizi sempurna pada masa

prakonsepsi merupakan kunci kelahiran bayi normal dan sehat

(Susilowati & Kuspriyanto, 2016).

Perawatan prakonsepsi juga merupakan suatu langkah-langkah

penilaian dan intervensi yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan

memodifikasi resiko medis, perilaku, dan sosial kesehatan wanita,

serta hasil kehamilannya dari sebelum konsepsi (Hadar dan Safirah,

2014). Centers for Disease Control and Prevention (CDC)

mengidentifikasi empat tujuan untuk meningkatkan kesehatan

prakonsepsi di antaranya yaitu:

1) Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku yang berhubungan

dengan kesehatan prakonsepsi

2) Meyakinkan bahwa semua wanita usia subur bisa menerima

pelayanan perawatan prakonsepsi yang akan memungkinkan

mereka akan kesehatan yang optimal

3) Mengurangi resiko lahir cacat

4) Mengurangi hasil kehamilan yang merugikan (Rhode Island

Department of Health, 2012)

c. Manfaat Persiapan Gizi Saat Masa Prakonsepsi

Kecukupan gizi ibu hamil akan mempengaruhi kondisi janin

dalam tumbuh kembangnya selama kehamilan, menurunkan risiko

kesakitan pada bayi, menunjang fungsi optimal dari alat-alat


9

reproduksi dan meningkatkan produksi sel telur dan sperma yang

berkualitas. Menurut Bappenas (2011) status gizi janin dalam

kandungan dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil, bahkan status gizi

ibu pada saat sebelum hamil. Kurang gizi pada janin akan

menyebabkan bayi berat lahir rendah (BBLR) karena sejak dalam

kandungan janin sudah mengalami kegagalan pertumbuhan (fetal

growth retardation). Bayi dengan kondisi kekurangan gizi apabila

tidak segera diperbaiki maka akan berdampak pada pertumbuhan dan

perkembangannya, kondisi ini akan berlanjut sampai dewasa. Salah

satu cara untuk memutus siklus ini adalah dengan cara perbaikan gizi

pada masa prakonsepsi (Susilowati & Kuspriyanto, 2016). Terdapat

dua alasan utama mengapa calon ibu harus menjaga kondisi gizi

sebelum hamil, yaitu:

1) Gizi yang baik akan menunjang fungsi optimal alat-alat reproduksi,

seperti lancarnya proses pematangan sel telur, produksi sel telur

dengan kualitas baik, dan proses pembuahannya yang sempurna.

2) Gizi yang baik berperan penting dalam mempersiapkan cadangan

nutrisi bagi tumbuh kembang janin. Bagi calon ibu, gizi yang

cukup dan seimbang mempengaruhi kondisi kesehatan secara

menyeluruh pada masa pembuahan (konsepsi) dan kehamilan.

Kurangnya pengetahuan dan kesadaran tentang pentingnya

mengkonsumsi sumber makanan yang bergizi selama masa

prakonsepsi adalah satu penyebab kekurangan gizi pada calon ibu.


10

Pengetahuan dan kesadaran pola makan yang tidak teratur, konsumsi

berlebihan terhadap satu atau beberapa jenis makanan, konsumsi junk

food dan diet berlebihan pada masa prakonsepsi harus dihindari

sebelum terlambat (Susilowati & Kuspriyanto, 2016).

d. Kebutuhan Gizi Pada Masa Prakonsepsi

Pedoman Gizi Seimbang merupakan pedoman untuk konsumsi

makan sehari-hari yang harus mengandung zat gizi dalam jenis dan

jumlah (porsi) yang sesuai dengan kebutuhan setiap orang atau

kelompok umur, mengandung berbagai zat gizi (energi, protein,

vitamin dan mineral), serta dapat dijadikan sebagai pedoman makan,

aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan mempertahankan berat badan

normal (Kemenkes, 2014).

Secara umum terdapat pesan khusus gizi seimbang yang

perlu diperhatikan bagi calon pengantin adalah mengkonsumsi aneka

ragam makanan untuk memenuhi kebutuhan energinya. Hal tersebut

meliputi konsumsi zat gizi makro dan mikro (karbohidrat, protein,

vitamin dan mineral) yang akan digunakan sebagai proses

pertumbuhan tubuh yang cepat, peningkatan volume darah dan

peningkatan hemoglobin dalam darah yang berguna untuk mencegah

anemia yang disebabkan karena kehilangan zat besi selama proses

menstruasi (Kemenkes, 2014). Berikut merupakan anjuran Angka

Kecukupan Gizi bagi WUS yang telah ditetapkan Kemenkes:


11

Tabel 2.1
Angka Kecukupan Gizi bagi WUS
Zat Gizi 13-15 tahun 16-18 tahun 19-29 tahun 30-49 tahun
Energi (kkal) 2050 2100 2250 2150
Protein (g) 60 65 60 60
Folat (meg) 400 400 400 400
B6 (mg) 1,3 1,3 1,3 1,3
B12 (mg) 4,0 4,0 4,0 4,0
Besi (mg) 15 15 18 18
Sumber: PMK No. 28 Th 2019.
Gizi yang mempengaruhi prakonsepsi adalah karbohidrat

lemak, protein, asam folat, vitamin A, C, D, E, dan B12 serta mineral

zinc besi dan kalsium. Pasangan yang akan melangsungkan

pernikahan sebaiknya mulai mengubah pola makan menjadi teratur

dan baik selambat-lambatnya enam bulan sebulan sebelum kehamilan.

Hal ini dapat membantu memperbaiki tingkat kecukupan gizi

pasangan (Susilowati & Kuspriyanto, 2016). Berikut pola makan yang

disarankan pada pasangan prakonsepsi untuk mengkonsumsi dalam

jumlah yang mencukupi:

1) Karbohidrat

Karbohidrat dapat memenuhi 55-75% dari total kebutuhan

energi individu. Karbohidrat merupakan zat gizi yang paling

berperan sebagai penyedia energi bagi ibu dan janin. AKG 2013

merekomendasikan bagi WUS atau wanita pranikah setiap harinya

harus mengonsumsi sekitar 309-340 gram karbohidrat untuk

memenuhi glukosa bagi perkembangan janin. Karbohidrat yang

dianjurkan adalah karbohidrat kompleks karena memiliki kadar

indeks glikemik yang rendah (Fikawati, dkk 2015). Karbohidrat


12

dengan kadar indeks glikemik yang tinggi akan mengakibatkan

tubuh lebih cepat kenyang dan berdampak pada resiko

kegemukan. Karbohidrat yang disarankan adalah kelompok

polisakarida (seperti nasi, jagung, sereal, umbian-umbian) dan

disarankan membatasi konsumsi monosakarida (seperti gula, sirup,

makanan dan minuman yang tinggi kadar gula) (Susilowati, dkk

2016).

2) Protein

Mengkonsumsi sumber protein dapat membantu

merangsang produksi hormon estrogen pada wanita dimana

hormon ini berfungsi untuk mengurangi peradangan serta kram

pada saat menstruasi. Selain itu protein berperan penting dalam

pembentukan dan pemeliharaan sel yang menunjang pertumbuhan

janin, sel payudara, rahim dan plasma. Protein juga dapat menjadi

cadangan energi. Cadangan ini dipakai untuk persiapan persalinan,

masa sehabis melahirkan, dan menyusui. Sebaiknya 2/3 porsi

protein yang dikonsumsi berasal dari sumber protein yang bernilai

biologi tinggi, yaitu bersumber dari protein hewani, seperti

daging, ikan, telur,susu dan hasil olahannya (Fikawati, dkk 2015).

3) Vitamin A

Di dalam tubuh vitamin A digunakan untuk mensintesis Hb

dan memobilisasi cadangan besi ke jaringan tubuh untuk

membangun sel darah baru (IHE Report dalam Patimah 2017).


13

Suplementasi vitamin A dapat memperbaiki kadar Hemoglobin.

Sumber vitamin A terdapat pada kuning telur, hati dan mentega.

Selain itu, sayuran berwarna hijau dan buah-buahan berwarna

kuning, terutama wortel, tomat, apel, nangka juga merupakan

sumber vitamin A (Fikawati, dkk 2015).

4) Asam Folat (Vitamin B9)

Asam folat berperan pada masa pembuahan dan

kehamilan trimester pertama. Kecukupan asam folat terbukti dapat

mengurangi bayi lahir dengan resiko kecacatan sistem saraf dengan

neural tube defect (NTD) seperti spina bifida sebanyak 70%. Asam

folat juga dibutuhkan untuk pembelahan sel normal dan sangat

penting selama periode pertumbuhan dan perkembangan janin.

Sumber makanan yang mengandung asam folat yaitu alpukat,

asparagus, kacang-kacangan, biji bunga matahari serta buah-

buahan dan sayuran.

5) Vitamin B6

Defisiensi vitamin B6 akan mengakibatkan terjadinya

ketidakseimbangan hormon. Padahal, keseimbangan hormon

estrogen dan progesteron penting untuk terjadinya kehamilan.

Kekurangan vitamin B6 akan mengganggu pembentukan

hemoglobin yang berdampak pada terjadinya anemia. Sumber

vitamin B6 yaitu biji-bijian, kacang-kacangan, daging, hati sapi,

ikan, pisang, semangka dan plum (Schlenker, dkk dalam Patimah

2017).
14

6) Vitamin C

Vitamin C berperan penting untuk fungsi indung telur dan

pembentukan sel telur. Selain sebagai vitamin C berperan

melindungi sel-sel organ tubuh dari serangan radikal bebas yang

mempengaruhi kesehatan sistem reproduksi. Sumber vitamin C

bisa didapatkan dari buahan-buahan sepeti jeruk, kiwi, mangga,

jambu biji dan nanas.

7) Vitamin D

Kekurangan vitamin D akan menurunkan kesuburan hingga

75% serta gangguan metabolisme kalsium pada ibu dan janin.

Sumber vitamin D diproduksi di dalam tubuh dengan bantuan

matahari, selain itu dapat diperoleh dari susu, telur, mentega, keju,

minyak ikan, ikan tuna dan ikan salmon.

8) Vitamin E

Vitamin E berperan dalam stabilisasi membran sel darah

merah, meningkatkan fungsi dan daya tahan sel darah merah.

Vitamin E yang tidak adekuat mengakibatkan dampak yang buruk

pada sel darah merah. Kehilangan sel darah merah secara terus

menerus dapat mengakibatkan anemia hemolitik. Sumber makanan

yang mengandung Vitamin E bisa diperoleh dari kacang almond,

alpukat, dan biji bunga matahari (Schlenker, dkk dalam Patimah

2017).
15

9) Zinc

Zinc berperan penting dalam pertumbuhan organ seks dan

juga berkontribusi untuk produksi ovum serta kesuburan pada

wanita. Anemia karena kekurangan zat besi sering terjadi

bersamaan dengan kekurangan zinc. Hal ini dikarenakan zink ikut

berperan dalam proses penyerapan dan tersedianya zat besi dalam

tubuh. Makanan sumber zinc antara lain hasil laut, kerang, daging,

kacang- kacangan, dan produk olahan susu. (Schlenker, dkk dalam

Patimah 2017).

10) Zat besi

Kekurangan zat besi pada calon ibu dapat menyebabkan

anemia dengan gejala lelah, sulit konsentrasi, dan gampang infeksi.

Zat besi (Fe) juga berperan dalam proses memperlancar ovulasi.

Ketika terjadi ketidakseimbangan besi akan menimbulkan

gangguan perkembangan dan anemia karena kekurangan zat besi

yang merupakan rangkaian dari perubahan cadangan zat besi,

transport besi, akhirnya terhadap fungsi metabolik yang terkait

dengan zat besi. Sumber makanan yang mengandung zat besi

adalah hati, daging, telur, kacang-kacangan, dan sayuran berwarna

hijau. Infeksi juga dapat mengurangi resiko ibu hamil mengalami

defisiensi anemia gizi besi yang dapat membahayakan ibu dan

kandungannya. (Susilowati & Kuspriyanto, 2016).


16

11) Kalsium

Kalsium sangat dibutuhkan pada masa sebelum kehamilan,

karena simpanan kalsium yang cukup akan mencegah kelainan

tulang pada janin (Fikawati, dkk 2015). Selain itu kekurangan

kalsium dapat mengakibatkan janin mengambil persediaan kalsium

pada tulang ibu yang menyebabkan ibu menderita kerapuhan

tulang atau osteoporosis. Sumber kalsium berasal dari susu dan

hasil olahannya seperti keju, serta kacang- kacangan dan sayuran

hijau.

e. Kebiasan Yang Menghambat Penyerapan Nutrisi

1) Merokok

Kebiasaan merokok menyebabkan gangguan absorbsi

vitamin C yang sangat berguna bagi penyerapan zat besi. Akibat

rokok bagi wanita adalah menurunkan kemampuan konsepsi

(pertemuan sel telur dengan sperma). Rokok juga berkaitan dengan

sumbatan pada saluran telur, meningkatkan komplikasi pada

kehamilan, dan menyebabkan berat bayi lahir rendah (Endjun,

2009). Dampak buruk lainnya menurut Moos et al. (2008) dapat

meningkatkan frekuensi persalinan prematur, abrupsio plasenta,

plasenta previa, dan kematian janin.

2) Konsumsi Alkohol

Alkohol adalah minuman yang menyebabkan

ketergantungan. Etanol sebagai bahan dasar alkohol mempunyai


17

pengaruh negatif pada susunan saraf pusat. Alkohol dapat melalui

plasenta dan mengganggu fungsi plasenta. Perempuan peminum

alkohol mempunyai resiko 35-40% untuk mempunyai anak dengan

Fetal Alcohol Syndrom (FAS), yang berupa keterlambatan

pretumbuhan saat prenatal dan postnatal. Kelainan pada susunan

saraf pusat yang diderita anak dengan FAS berupa iritabel waktu

bayi, hiperaktif pada masa anak, dan keterlambatan perkembangan

dan intelektual. Selain itu bayi yang dilahirkan dapat mengalami

kecacatan (Moss et al., 2008). Konsumsi alkohol menyebabkan

terbuangnya zat nutrisi penting mineral) seperti seng (Zn),

mangan (Mn), potassium (K), dan besi (Fe) yang diperlukan sejak

awal terjadinya pembuahan (Endjun, 2009).

3) Konsumsi Teh dan Kopi

Minuman teh dan kopi adalah kebiasaan yang sering

dilakukan oleh masyarakat Indonesia yang biasanya dikonsumsi

setelah makan. Kebiasaan ini menurut Oberg (2009) jika lebih

dari 250 mg/hari tidak baik bagi wanita usia subur. Jika

kebiasaan mengkonsumsi teh dan kopi yang berlebihan berlanjut

sampai masa hamil, dapat meningkatkan resiko keguguran. Wanita

usia subur yang biasa mengkonsumsi teh dan kopi, ia akan

mengalami penurunan absorbsi zat besi sebesar 40% untuk kopi,

dan 85% untuk teh, jika minumnya setelah makan (Bhargava et al.,

2001; Oberg, 2009).


18

f. Resiko Kekurangan Gizi Saat Prakonsepsi

Nutrisi yang tidak adekuat saat hamil akan berdampak buruk

bagi ibu, janin, maupun bayi yang dilahirkan. Bagi ibu hamil,

kekurangan nutrisi menjadi penyebab anemia, Kurang Energi Kronis

(KEK) dan kekurangan mikronutrien. Akibat selanjutnya adalah

resiko terjadinya perdarahan, osteomalasia, dan kelelahan yang

berlebihan serta mudah terkena infeksi selama kehamilan

(Badriah, 2011; Hadi, 2005; Reeder, Sharon, Martin, & Griffin, 2011).

Kekurangan nutrisi pada masa hamil mengakibatkan gangguan

pertumbuhan intra uterin. Sedangkan bagi bayi yang dilahirkan,

kekurangan nutrisi menjadi penyebab terjadinya BBLR, Prematur,

NTDs (Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2005; Gardiner, et al., 2008),

kretinisme, dan retardasi mental (Badriah, 2011; Reeder, Sharon,

Martin, & Griffin, 2011). Status nutrisi ibu hamil yang buruk juga

menjadi penyebab terjadinya kematian ibu, janin dan bayi baru lahir

(Hadi, 2005; Saifudin, et al., 2000).

Anemia dan kurang energi kronis adalah dua permasalahan

nutrisi yang paling banyak dialami ibu hamil (Hadi, 2005). Menurut

Depkes (2007) prevalensi ibu hamil dengan anemia sebesar 24,5%,

dan ibu hamil yang mengalami Kurang Energi Kronis (KEK) sebesar

30%. Kondisi pemenuhan nutrisi yang buruk pada ibu hamil

tergambar juga pada tingkat konsumsi energi yang masih di bawah

kebutuhan minimal Angka Kecukupan Gizi, yang menurut Depkes

(2010) prevalensinya sebesar 44,2%.


19

1) Anemia ibu hamil

Anemia didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb

berada di bawah normal yang menyebabkan penurunan kapasitas

darah untuk membawa oksigen. Sekitar 80% kasus anemia pada

masa hamil merupakan anemia defisiensi besi. Anemia di

Indonesia pada umumnya juga dikarenakan kekurangan zat besi,

sehingga dikenal dengan istilah anemia gizi besi. Menurut

Reksodiputro, et al. (2006) anemia zat besi timbul akibat

berkurangnya penyediaan besi untuk pembentukan sel darah merah

atau eritropoesis. Cadangan besi yang berkurang atau bahkan

tidak ada sama sekali mengakibatkan pembentukan hemoglobin

berkurang (Reksodiputro, et al., 2006). Seorang wanita jika

mengalami anemia selama hamil, ia akan beresiko kehilangan

darah pada saat melahirkan (Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2005).

Ibu hamil dengan anemia gizi besi hanya dapat memberikan

sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi

yang normal. Akibatnya janin akan menjadi anemia pada saat

kadar hemoglobin ibu turun sampai dibawah 11 gr/dl. Kondisi ini

akan mengakibatkan gangguan atau hambatan pertumbuhan janin

(Badriah, 2011; Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2005).


20

2) Kurang Energi Kronis (KEK)

Kurang Energi Kronis didefinisikan sebagai keadaan

kekurangan energi dalam waktu lama pada wanita usia subur

(WUS) dan ibu hamil yang ditandai dengan ukuran lingkar lengan

atas (LILA) 23,5 cm (Depkes, 2006). Kurang energi kronis pada

ibu hamil berhubungan erat dengan anemia. Fatimah, Hadju, Bahar

dan Abdullah (2011) dalam penelitiannya membuktikan rata-rata

LILA ibu hamil yang diteliti berukuran 23,23 cm, dan 69% nya

mengalami anemia. Menurut Hadi (2005) ibu hamil yang

mengalami KEK mempunyai resiko melahirkan bayi dengan Berat

Badan Lahir Rendah (BBLR) 5 kali lebih besar dibandingkan

dengan ibu hamil yang tidak KEK.

g. Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Prakonsepsi

Secara umum, status gizi dipengaruhi oleh tingkat asupan dan

penyakit infeksi yang mengganggu proses metabolisme tubuh.

Masalah gizi yang terjadi pada remaja merupakan manifestasi dari

masalah gizi pada usia anak, yaitu anemia zat besi, serta kekurangan

maupun kelebihan berat badan. WUS yang secara fisik tidak ideal

akan berisiko melahirkan bayi berat badan rendah, jika janin yang

dikandung tumbuh normal, jalan lahir kemudian yang menjadi

masalah. Karena ukuran panggul yang sempit dapat menyebabkan

partus macet. Ketidakberhasilan janin melewati lorong kelahiran

secara alami tidak jarang menyebabkan kematian (Arisman dalam


21

Patimah 2017). Selain ada beberapa faktor yang mempengaruhi status

gizi WUS sebelum memasuki masa kehamilan, diantaranya:

1) Asupan Makanan

Manusia membutuhkan energi untuk mempertahankan

hidup, menunjang pertumbuhan, dan melakukan aktivitas fisik.

Energi yang kita gunakan didapatkan dari makanan yang kita

konsumsi. Asupan makanan merupakan faktor utama untuk

memenuhi kebutuhan gizi sebagai sumber tenaga, meningkatkan

pertumbuhan dan mempertahankan ketahanan tubuh dalam

menghadapi serangan penyakit (Almatsier, 2011). Asupan

memiliki peran sangat penting dalam mempengaruhi status gizi

seseorang. Konsumsi makanan yang kurang dan terinfeksi

merupakan hal yang saling mempengaruhi (Dienny dkk, 2019).

2) Sumber Informasi

Sumber informasi adalah media yang berperan penting bagi

seseorang dalam menentukan sikap dan keputusan untuk bertindak.

Sumber informasi itu dapat diperoleh dengan bebas mulai dari

teman sebaya, buku-buku, film, video, bahkan dengan mudah

membuka situs-situs lewat internet (Taufia, 2017). Menurut

Rahmawati (2011) dalam Taufia (2017) keterpaparan informasi

kesehatan terhadap individu akan mendorong terjadinya perilaku

hidup sehat. Sumber informasi berperan penting bagi seseorang

dalam menentukan sikap atau keputusan bertindak. Sumber-


22

sumber informasi banyak jenisnya seperti buku, majalah, surat

kabar, radio, brosur, pamflet, dan media rekaman informasi

lainnya (Yusuf, 2010: 31).

3) Pola Hidup Sehat

Pola hidup sehat adalah suatu gaya hidup dengan

memperhatikan faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi

kesehatan, antara lain makanan dan olahraga. Selain itu gaya hidup

seseorang juga mempengaruhi tingkat kesehatannya, misalnya

merokok dan minum minuman keras, bukan merupakan pola hidup

sehat (Anne, 2010). Disiplin membenahi pola makan bukannya

tanpa alasan. Karena zat-zat gizi akan mengoptimalkan fungsi

organ reproduksi, mempertahankan kondisi kesehatan selama

hamil, serta mempersiapkan cadangan energi bagi tumbuh

kembang janin. Selain disiplin pola makan olahraga juga penting

untuk melancarkan aliran darah. Peredaran nutrisi dan pasokan

oksigen ke seluruh organ tubuh pun jadi efisien.

4) Umur

Umur pada saat pertama kali hamil kurang dari 20 tahun

dan lebih dari 35 tahun merupakan kehamilan yang beresiko. Hal

ini dapat dijelaskan bahwa pada usia yang masih muda

pertumbuhan seorang wanita belum sempurna, perkembangan alat

reproduksi belum optimal, dan secara psikologis kejiwaan masih

belum siap untuk memasuki masa kehamilan (Sharon, dkk 2017).


23

Selain itu, Kehamilan di usia muda menjadi sebuah masalah karena

akan memberikan konsekuensi terhadap gangguan obstetri dan

outcome neonatal secara biologi hal ini disebabkan kebutuhan zat

gizi yang seharusnya hanya untuk pertumbuhan WUS maka

apabila sedang hamil akan terbagi dengan janin yang

dikandungnya, akibatnya WUS akan berisiko mengalami

komplikasi kehamilan (Baker, et al, 2009). Adapun kehamilan

diatas umur 35 tahun, terjadinya komplikasi seperti anemia

disebabkan oleh kemunduran fungsi faal tubuh dan kemungkinan

berisiko hipertensi, diabetes, dan beberapa penyakit lainnya

sehingga dapat menyebabkan terjadinya gangguan terhadap

pendarahan, serta turunnya metabolisme tubuh dan kemampuan

absorpsi tubuh terhadap zat besi (Ichsan dalam Patimah 2017).

5) Pendidikan Gizi

Pendidikan Gizi Masyarakat atau dalam bahasa

operasionalnya disebut KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi)

Gizi, bertujuan untuk menciptakan pemahaman yang sama tentang

pengertian gizi, masalah gizi, faktor penyebab gizi dan kebijakan

dari program perbaikan gizi kepada masyarakat termasuk semua

pelaku program. Dalam gizi seimbang tidak hanya mendidik soal

makanan dan keseimbangan komposisi zat gizi dan kebutuhan

tubuh akan zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan

mineral, dan air), tetapi juga kesimbangan dengan pola hidup


24

bersih untuk mencegah kontaminasi makanan dan infeksi (Depkes

RI, 2012). Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu proses

pendidikan adalah metode, materi atau pesannya, pendidik atau

petugas yang melakukannya, dan alat peraga pendidikan. Hal ini

berarti bahwa sasaran pendidikan tertentu harus menggunakan cara

tertentu pula, materi juga harus disesuaikan dengan sasaran,

demikian juga alat bantu pendidikan disesuaikan (Notoatmodjo,

2011).

6) Sosial Ekonomi

Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan

seseorang adalah tingkat sosial ekonomi, dalam hal ini adalah daya

beli keluarga. Kondisi ekonomi keluarga yang rendah mendorong

ibu hamil untuk tidak teratur dalam melakukan kontrol

kehamilannya sehingga berdampakpada tidak mampunya ibu hamil

menyediakan makanan sumber zat besi seperti daging, ikan atau

ayam (Arifin, 2010). Kemampuan keluarga untuk membeli bahan

makanan antara lain tergantung pada besar kecilnya pendapatan

keluarga, harga makanan itu sendiri, serta tingkat pengelolaan

sumber daya lahan pekarangan. Tingkat ekonomi terlebih jika yang

bersangkutan hidup di bawah garis kemiskinan berguna untuk

pemastian apakah ibu berkemampuan membeli dan memilih

makanan yang bernilai gizi tinggi. Tingkat sosial ekonomi

meliputi pendidikan, pendapatan, dan pekerjaan yang merupakan


25

penyebab secara tidak langsung dari masalah gizi. Daya beli akan

semakin rendah ketika pendapatan suatu keluarga juga rendah.

Dengan begitu, status gizi seseorang dapat tergantung padanya

(Dienny dkk, 2019). Pendapatan merupakan semua penerimaan

seseorang sebagai balas jasanya dalam proses produksi. Balas jasa

tersebut bisa berupa upah, bunga, sewa, maupun, laba tergantung

pada faktor produksi pada yang dilibatkan dalam proses produksi

(Yuliana, 2007).

2. Konsep Dasar Konseling

a. Pengertian Konseling

Salah satu upaya untuk menyadarkan masyarakat mengenai

gizi adalah melalui konseling gizi. Secara umum, definisi konseling

adalah suatu proses dua arah yang terjadi antara konselor dan klien

yang bertujuan untuk membantu klien mengatasi dan mengambil

keputusan yang benar dalam mengatasi masalah gizi yang dihadapi

(Supariasa, 2014). Konseling gizi adalah suatu cara untuk

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan individu atau keluarga

melalui bentuk pendekatan guna mendapatkan pengertian yang lebih

baik, sehingga diharapkan individu atau keluarga mampu mengambil

langkah-langkah untuk mengatasi masalah gizi termasuk perubahan

pola makan serta memecahkan masalah terkait gizi kearah kebiasaan

hidup sehat (Cornelia, dkk 2013). Peran keluarga juga turut membantu

dalam keberhasilan konseling gizi. Anggota keluarga yang lain dapat


26

mendukung pelaksanaan perubahan pola makan klien. Hingga pada

akhirnya klien dapat menerapkan pola makan yang baik sesuai dengan

yang diharapkan.

b. Tujuan Konseling

Tujuan konseling gizi adalah secara umum adalah membantu

klien dalam upaya mengubah perilaku yang berkaitan dengan gizi,

sehingga status gizi klien menjadi lebih baik. Perilaku yang diubah

meliputi pengetahuan dan sikap.

c. Manfaat Konseling

Dalam melakukan konseling diperlukan hubungan yang baik

antara konselor dan klien melalui kesepakatan untuk bekerja sama,

melakukan komunikasi, dan terlibat dalam proses yang

berkesinambungan dalam upaya memberikan pengetahuan,

keterampilan, serta sumber daya. Proses konseling diharapkan dapat

memberikan manfaat pada klien sebagai berikut:

1) Membantu klien untuk mengenali masalah kesehatan dan gizi

yang dihadapi.

2) Membantu klien memahami penyebab terjadinya masalah.

3) Membantu klien untuk mencari alternatif pemecahan masalah.

4) Membantu klien untuk memilih cara pemecahan masalah yang

paling sesuai baginya.

5) Membantu proses penyembuhan penyakit melalui perbaikan gizi.


27

d. Sasaran Konseling

Sasaran konseling gizi dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang.

Supariasa (2014) mengklasifikasikan sasaran konseling menjadi dua,

diantaranya:

1) Berdasarkan kelompok umur, sasaran konseling meliputi anak-anak,

remaja, dewasa, dan orang lanjut usia.

2) Berdasarkan masalah gizi yang diderita klien, sasaran konseling

meliputi gizi pada diet rendah energi, diet rendah garam, diet rendah

purin, diet hepatitis, diet diabetes melitus, diet tinggi energi dan

protein, dan diet penyakit kanker.

Namun yang memerlukan adanya konseling gizi bukan hanya dari

kelompok individu yang mempunyai masalah gizi, tetapi juga individu

yang sehat atau individu yang mempunyai berat ideal agar kesehatan

optimal tetap dapat dipertahankan atau berat berat badan ideal tetap

dapat dipertahankan, serta sebagai upaya pencegahan penyakit-penyakit

yang berkaitan dengan gizi. Persagi (2010) menyatakan bahwa sasaran

konseling gizi adalah:

1) Klien yang mempunyai masalah kesehatan yang terkait dengan gizi.

2) Klien yang ingin melakukan tindakan pencegahan klien untuk

mempertahankan dan mencapai status gizi optimal.

e. Waktu dan Tempat

1) Waktu

Waktu pelaksanaan konseling sangat bergantung pada kasus yang


28

ditangani berat ringannya masalah, keaktifan klien, dan waktu

kunjungan, yaitu kunjungan awal/pertama, kedua, ketiga dan

seterusnya. Secara umum waktu pelaksanaan konseling berkisar

antara 30-60 menit. Dengan pembagian 30 menit diawal

digunakan untuk menggali data, dan 30 menit berikutnya untuk

diskusi dan pemecahan masalah.

2) Tempat

Konseling pada prinsipnya dapat dilaksanakan dimana saja asal

memenuhi konsep kenyamanan dan informasi yang disampaikan

klien tidak didengar orang yang tidak berkepentingan serta dijamin

kerahasiaanya (Supariasa, 2014). Namun, ada beberapa persyaratan

khusus yang harus dipenuhi untuk dapat dikatakan layak sebagai

tempat dilakukannya konsultasi, antara lain :

a) Ruangan tersendiri terpisah dengan ruangan lain sehingga

klienmerasa nyaman.

b) Ada tempat atau meja untuk mendemonstrasikan materi

konseling.

c) Lokasi mudah dijangkau oleh klien, termasuk klien yang

memilikiketerbatasan fisik.

d) Ruangan memiliki cukup cahaya dan sirkulasi udara. Ruangan

didukung dengan fasilitas yang memadai antara lain tersedia

poster, leaflet, dan food model.


29

f. Media Konseling

Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan-pesan gizi, media ini

dibagi menjadi 2, yaitu (Notoatmodjo, 2011) :

1) Media Cetak

Media cetak sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan gizi

sangat bervariasi, antara lain:

a) Booklet: adalah suatu media dalam bentuk buku baik tulisan

maupun gambar.

b) Leaflet: adalah bentuk penyampaian informasi melalui

lembaranyang dilipat.

c) Flyer (selebaran): seperti leaflet, tetapi tidak dalam bentuk

lipatan.

d) Flip Chart (lembar balik): media penyampaian pesan dalam

bentuk lembar balik berisi gambar dan kalimat yang berkaitan

dengan gambar tersebut.

e) Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah.

f) Poster: bentuk media cetak yang biasanya ditempel di tempat-

tempat umum berisi pesan/informasi gizi.

2) Media Elektronik

Media elektronik sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-

pesan gizi jenisnya berbeda-beda, antara lain:


30

a) Televisi: penyampaian pesan atau informasi gizi melalui televisi

dapat dalam bentuk sandiwara, sinetron, forum diskusi atau

tanya jawab, pidato, cerdas cermat dan sebagainya.

b) Radio: penyampaian pesan atau informasi gizi melalui radio

dapat dalam bentuk sandiwara radio, ceramah, radio spot

obrolan (tanyajawab) dan sebagainya.

c) Video

d) Slide

e) Film strip

3. Konsep Dasar Pengetahuan

a. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni indra

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo,

2014).

Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa pengetahuan

atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang. Dari hasil pengalaman dan penelitian

terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih

bertahan lama daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses


31

seperti yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang

positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting).

Sebaliknya, apabila perilaku tersebut tidak didasari oleh pengetahuan

dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama (Notoatmodjo, 2007).

b. Tingkat pengetahuan

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai

6 tingkatan (Notoatmodjo, 2007), yaitu:

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya, termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rancangan yang telah diterima

oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan paling

rendah.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real

(sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau


32

penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya

dalam konteks atau situasi yang lain.

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam

satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,

seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan,

memisahkan dan mengelompokkan.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis merupakan kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah

suatu kemampuan untuk menyusun formasi-formasi yang ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian

penelitian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri,

atau menggunakan tentang kriteria-kriteria yang telah ada.

c. Cara memperoleh pengetahuan

Beberapa cara digunakan untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua

(Notoatmodjo, 2007), yakni :


33

1) Cara coba salah ( trial and error )

Cara coba coba ini dilakukan dengan menggunakan

kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila

kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain

dan hal tersebut akan terus dilakukan sampai masalah tersebut

terpecahkan.

2) Secara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak

disengaja oleh orang yang bersangkutan. Salah satu contoh adalah

penemuan enzim urease oleh Summers pada tahun 1926. Di mana

pada suatu hari Summers sedang bekerja dengan ekstrak ecotone

dan karena terburu buru ingin bermain tenis, maka ekstrak

ecotone yang disimpan di dalam kulkas. Keesokan harinya ketika

ingin meneruskan percobaannya ternyata ekstrak ecotone yang

disimpan didalam kulkas tersebut timbul kristal kristal yang

kemudian disebut dengan enzim urease.

3) Cara kekuasaan atau otoritas

Sumber pengetahuan dengan cara ini dapat berupa

pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli

agama, dan pemegang pemerintahan. Dengan kata lain, pengetahuan

tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik

tradisi, otoritas pemerintahan, otoritas pemimpin agama, maupun

ahli ilmu pengetahuan.


34

4) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara

mengulang pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Apabila dengan

cara yang digunakan tersebut dapat memecahkan masalah yang

sama, orang dapat pula menggunakan cara tersebut.

5) Cara akal sehat (common sense)

Akal sehat atau common sense kadang kadang dapat

menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini

berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya mau

menuruti nasehat orang tuanya, atau agar disiplin menggunakan

cara hukuman fisik bila anaknya berbuat salah, misalnya dijewer

telinganya atau dicubit. Ternyata cara menghukum anak ini sampai

sekarang berkembang menjadi teori atau kebenaran, bahwa

hukuman merupakan metode (meskipun bukan yang paling baik)

bagi pendidikan anak.

6) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia,

cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini telah mampu

menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya.

Dengan kata lain, dalam memperoleh pengetahuan manusia telah

menggunakan jalan pikirnya, baik melalui induksi maupun deduksi.


35

Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan

pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan pernyataan

yang dikemukakan, kemudian dicari hubungannya sehingga dapat

dibuat suatu kesimpulan.

7) Cara modern atau cara ilmiah

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan

pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut

isebut

metodologi penelitian (research methodology).

d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Notoatmodjo (2007), berpendapat bahwa ada beberapa faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu :

1) Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan

berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses

belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang

tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi

maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi,

baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak

informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang

didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya

dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan


36

pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula

pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang

berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah

pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di

pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada

pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu

obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif.

Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap

seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif

dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif

terhadap obyek tersebut .

2) Sumber informasi

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun

non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate

impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan

pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam

media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat

tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk

media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah,

penyuluhan dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap

pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam penyampaian

informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula

pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini


37

seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal

memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan

terhadap hal tersebut.

3) Sosial Budaya dan Ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa

melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan

demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun

tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan

tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,

sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi

pengetahuan seseorang.

4) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu,

baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan

berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam

individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi

karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan

direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

5) Pengalaman

Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman baik dari

pengalaman pribadi maupun dari pengalaman orang lain.

Pengalaman ini merupakan suatu cara untuk memperoleh

kebenaran suatu pengetahuan.


38

6) Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula

daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang

diperolehnya semakin membaik. Pada usia tengah (41-60 tahun)

seseorang tinggal mempertahankan prestasi yang telah dicapai pada

usia dewasa. Sedangkan pada usia tua (> 60 tahun) adalah usia tidak

produktif lagi dan hanya menikmati hasil dari prestasinya. Semakin

tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan

sehingga menambah pengetahuan (Cuwin, 2009). Dua sikap

tradisional Mengenai jalannya perkembangan hidup :

1) Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang

di jumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga

menambah pengetahuannya.

2) Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang

sudah tua karena mengalami kemunduran baik fisik maupun

mental. Dapat diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan

dengan bertambahnya usia, khusunya pada beberapa

kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata dan

pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ

seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan

bertambahnya usia

Sedangkan menurut (Kusumaningrum & Wiyono 2003) tingkat


39

pengetahuan gizi ibu berhubungan positif dengan tingkat pendidikan yang

berarti semakin tinggi pendidikan ibu anak balita maka semakin baik tingkat

pengetahuan gizi ibu, ibu yang berpendidikan lebih tinggi relatif mudah

mengerti dan memahami informasi yang diberikan dibandingkan dengan ibu

yang berpendidikan rendah. Faktor- faktor yang mempengaruhi

pengetahuan Menurut (Mubarak & Chayatin, 2009) faktor yang

mempengaruhi pengetahuan yaitu : umur, pendidikan, pekerjaan, dan sumber

informasi.

1) Umur

Dengan bertambahnya usia seseorang, maka akan terjadi perubahan

pada aspek mental dan psikologis sehingga taraf pemikiran seseorang

semaik dewasa dan matang (Mubarak & Chayatin, 2009).

2) Pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin

mudah menerima informasi, sebaliknya jika tingkat pendidikan rendah,

maka akan menghambat perkenalan nilai-nilai yang baru

diperkenalkan. Jika tingkat pengetahuan ibu baik diharapkan status

gizi balitanya juga baik (Suliha, 2002).

3) Pekerjaan

Faktor kesibukan ibu, khususnya ibu yang bekerja, sering kali

mengakibatkan ibu tidak sempat menyediakan makanan sehingga

perhatian yang diterima anaknya berkurang dan akibatnya makanan

yang dimakan oleh anaknya kurang mendapatkan perhatian.

(Khosman, 2006).
40

4) Sumber informasi

Pemberian konseling gizi secara individu dapat meningkatkan

pengetahuan gizi ibu balita dan konsumsi makanan anak balita

Penyuluhan gizi sangat penting peranannya dalam usaha memperbaiki

gizi masyarakat, khususnya perbaikan gizi anak-anak balita (Adiyanti

& Julia 2006). Dengan penyuluhan gizi diharapkan ibu memperbaiki

dan mengubah tingkah laku terhadap masalah gizi pada anak balita (

Budiyanto, 2002).

Peran orang tua sangat penting dalam pemenuhan gizi karena

pada saat seperti ini anak sangat membutuhkan perhatian dan dukungan

orang tua dalam menghadapi pertumbuhan dan perkembangan yang

sangat pesat. Untuk mendapatkan gizi-gizi yang baik diperlukan

pengetahuan gizi yang baik dari orang tua agar dapat menyediakan

menu pilihan yang seimbang untuk anaknya (Devi, 2012).


41

B. Kerangka Teori

Faktor faktor yang mempengaruhi


tingkat pengetahuan :
1. Pendidikan
2. Sumber informasi
3. Sosial budaya dan ekonomi Tingkat pengetahuan calon
pengantin
4. Lingkungan
5. Pengalaman
6. Sumber informasi
7. Usia
8. Pekerjaan

: Diteliti

: Tidak diteliti

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Notoatmodjo (2007), Mubarak & Chayatin (2009)


42

C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan gambaran hubungan antara berbagai

variabel, yang dirumuskan oleh peneliti setelah membaca berbagai teori yang

akan diteliti dan kemudian menyusun teorinya sendiri yang akan digunakan

sebagai landasan untuk penelitianya. Dalam penelitian ini variabel bebas

yang digunakan adalah konseling gizi prakonsepsi dan variabel terikat yaitu

pengetahuan calon pengantin usia subur.

Konseling gizi Pengetahuan calon


prakonsepsi pengantin

Bagan 2.2 Kerangka Konsep


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah kuantitatif yaitu metode

yang digunakan untuk menyelidiki objek yang dapat diukur dengan angka-

angka, sehingga gejala-gejala yang diteliti dapat diteliti/diukur dengan

menggunakan skala-skala, indeks-indeks atau tabel-tabel yang kesemuanya

lebih banyak menggunakan ilmu pasti (Notoatmodjo, 2010).

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Bulan Oktober sampai dengan Bulan

Desember 2021 di KUA Kecamatan Ungaran Barat.

C. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian pendekatan kuasi eksperimen dengan rancangan

one group pre post test design. Peneliti memberikan intervensi terhadap

responden dengan memberikan konseling gizi prakonsepsi.

D. Subjek Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang

diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah calon pengantin usia subur di KUA Kecamatan Ungaran Barat

pada Bulan November sampai dengan Bulan Desember Tahun 2021

sebesar 21 pasang.

43
44

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2016) Sampel adalah sebagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi, sedangkan teknik pengambilan

sampel disebut dengan sampling. Teknik pengambilan sampel yang

digunakan adalah total sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu calon pengantin di KUA Kecamatan Ungaran Barat pada Bulan

Desember Tahun 2021 sebesar 21 pasang dengan kriteria sebagai berikut :

a. Kriteria Inklusi

1) Bersedia menjadi responden

2) Usia 20-35 tahun

3) Hadir di ruang virtual Google Meet dari awal acara sampai dengan

selesai

b. Kriteria Eksklusi

1) Calon pengantin yang sudah melaksanakan pernikahan di Bulan

Desember tahun 2021

3. Besar Sampel

Menurut Sugiyono (2019) besar sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Menurut

Cohen et.al, (2007) semakin besar sample dari besarnya populasi yang

ada adalah semakin baik, akan tetapi ada jumlah batas minimal yang harus

diambil oleh peneliti yaitu sebanyak 30 sampel. Alasan mengambil total

sampling karena jumlah populasi yang kurang dari 30. Jadi jumlah sampel
45

dalam penelitian ini adalah 21 calon pengantin yang belum melaksanakan

pernikahan di Bulan Desember Tahun 2021 di KUA Kecamatan Ungaran

Barat.

4. Teknik Pengambilan Sampel

Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Total

sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana

jumlah sampel sama dengan populasi. Dalam penelitian ini sampel yang

gunakan yaitu semua calon pengantin usia subur yang terdapat di di KUA

Kecamatan Ungaran Barat.

E. Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran

yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep

pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2010). Variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas (Independent) : konseling gizi prakonsepsi

2. Variabel Terikat (Dependent) : pengetahuan calon pengantin usia subur

F. Definisi Operasional dan pengukuran Variabel

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang

dimaksud atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan

(Notoatmodjo, 2010).
46

Tabel 3.1 Definisi Operasional


Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
Variabel Intervensi berupa - - - -
Bebas: pemberian edukasi
Konseling tentang makanan
gizi sehat, guna makanan
prakonsepsi sehat dan kebiasaan
makan yang baik bagi
wanita usia subur
yang merencanakan
kehamilan, konseling
diberikan selama 15
menit.
Variabel Kemampuan kognitif Kuesioner Menjawab Skor nilai Interval
Terikat: responden dalam berjumlah pertanyaan , responden
Tingkat menjawab pertanyaan 30 skor 1 jika dalam rentang
pengetahuan tentang manfaat, pertanyaan benar, skor 0-100
calon kebutuhan gizi, jenis pilihan 0 jika salah
pengantin gizi dan dampak yang ganda
usia subur dialami jika
sebelum kekurangan gizi
diberikan prakonsepsi sebelum
konseling diberikan konseling
pengetahuan Kemampuan kognitif Kuesioner Menjawab Skor nilai Interval
calon responden dalam berjumlah pertanyaan, responden
pengantin menjawab pertanyaan 30 skor 1 jika dalam rentang
usia subur tentang manfaat, pertanyaan benar, skor 0-100
dalam kebutuhan gizi, jenis pilihan 0 jika salah
persiapan gizi dan dampak yang ganda
kehamilan dialami jika
sesudah kekurangan gizi
diberikan prakonsepsi sesudah
konseling diberikan konseling

G. Alat dan Pengumpulan Data

1. Instrumen Konseling Gizi Prakonsepsi

Instrumen konseling adalah menggunakan Kuesioner dan Media

konseling berupa Power Point (PPT) yang meliputi materi gizi

prakonsepsi yang terdiri dari:


47

1) Pengertian

2) Makanan sehat

3) Fungsi makanan sehat

4) Kebiasaan makan yang baik bagi wanita usia subur

2. Instrumen Pengetahuan Calon Pengantin Usia Subur

Instrumen yang digunakan adalah kuesioner pengetahuan tentang

gizi konsepsi dalam persiapan kehamilan dimana kuesioner ini berisi

tentang nutrisi prakonsepsi yang berjumlah 30 pertanyaan positif pilihan

ganda dengan kisi-kisi sebagai berikut :

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner


No Kisi-kisi Jumlah Nomor soal
1. Sumber makanan yang 5 1, 4, 6, 7, 8
mengandung vitamin dan
mineral
2. Manfaat suatu bahan makanan 2 11, 15
3. Dampak kekurangan suatu zat 6 3, 5, 9, 13, 14, 16
vitamin atau mineral
4. Pengolahan makanan 4 2, 12, 26, 27
5. Perkembangan janin 2 25, 30
6. Pertanyaan pengetahuan 5 19, 20, 24, 28, 29
7. Frekuensi mengkonsumsi 3 21, 22, 23
makanan
8. Bahaya mengkonsumsi suatu 3 10, 17, 18
bahan makanan

Kuesioner ini telah diuji validitas dan reliabilitas oleh peneliti

sebelumnya yang dilakukan oleh Anny (2012) dengan nilai validitas


48

diatas nilai r tabel (0,361) reliabilitas Alpha 0,851 yang melebihi nilai r

tabel (r =0,361) sehingga dinyatakan reliabel.

H. Prosedur Penelitian

1. Menentukan masalah dan mengajukan judul kepada pembimbing

2. Menyusun laporan penelitian

3. Mengurus surat perizinan penelitian dari Universitas Ngudi Waluyo.

4. Mengantar dan meminta surat izin penelitian kepada Kementerian Agama

Kabupaten Semarang dan Kepala KUA Kecamatan Ungaran Barat.

5. Menjelaskan kepada responden tentang penelitian yang dilakukan dan bila

bersedia menjadi responden diperkenankan mengisi informed consent.

6. Menjelaskan kepada responden tentang pelaksanaan konseling dan

pengisian kuesioner.

7. Pembagian kuesioner kepada responden penelitian untuk di isi semua

daftar pertanyaan yang ada di dalamnya yang didampingi oleh peneliti

sebelum dilakukan konseling.

8. Melakukan konseling pada responden tentang Gizi prakonsepsi.

9. Responden diminta mengisi kuesioner kembali dalamnya yang didampingi

oleh peneliti sesudah dilakukan penyuluhan.

10. Pengumpulan data, dan setelah data terkumpul dilakukan analisa data

11. Penyusunan laporan hasil penelitian.


49

I. Pengolahan Data

Menurut Notoatmodjo (2010), setelah data dikumpulkan, data kemudian

diolah dengan tahap-tahap sebagai berikut:

1. Editing

Hasil kuesioner yang telah diisi dilakukan editing dengan memeriksa

kelengkapan isian kuesioner. Seluruh kuesioner telah diisi lengkap oleh

responden.

2. Cooding

Setelah semua kuesioner diedit, kemudian diberikan pengkodean dengan

mengubah data berbentuk huruf menjadi data angka.

3. Cleaning

Seluruh data responden yang telah masuk diperiksa kembali untuk

memastikan tidak ada kesalahan kode.

J. Analisis Data

Setelah pengolahan data selesai, dilanjutkan dengan proses analisis

data. Sehingga hasil analisis dapat digunakan sebagai bahan pengambilan

keputusan dalam penanggulangan masalah. Hasil analisis tersebut nantinya

dapat menyimpulkan hasil dalam menentukan alternatif pemecahan masalah

yang dilakukan. Proses analisis data dilakukan menggunakan bantuan

komputer yang meliputi :

a. Analisis univariat

Analisis yang dilakukan tiap variabel dari hasil penelitian pada

umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentase


50

dari tiap variabel tanpa membuat kesimpulan yang berlaku secara umum

(generalisasi) (Ghozali,2011). Model analisis univariat dalam penelitian

ini ditampilkan dalam bentuk angka hasil pengukuran, ukuran tendensi

sentral, ukuran dispersi/deviasi. Angka hasil pengukuran dapat

ditampilkan dalam bentuk angka, atau sudah diolah menjadi persentase

atau rasio. Ukuran tendensi sentral meliputi perhitungan mean, nilai

terendah (Minimal), nilai tertinggi (Maksimal), median, modus. Ukuran

dispersi deviasi rata-rata.

b. Analisis bivariat

Setelah data diperoleh maka sebelumnya terlebih dahulu dilakukan

uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji

normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh

dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Hasil dari uji

normalitas yang diperoleh yaitu nilai sig > 0,05 yang berarti data

terdistribusi normal. Uji normalitas ini menggunakan Shapiro Wilk karena

jumlah sampel kecil yaitu kurang dari 30 responden. Analisis bivariat yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dependen t-tes (paired t-test), yang

membandingkan apakah terdapat perbedaan rata-rata atau mean dua

kelompok yang berpasangan. Berpasangan artinya sumber data berasal

dari subyek yang sama. Pengambilan keputusan juga dapat dilihat dari

taraf signifikan p (Sig(2-tailed)). Jika p < 0,05 maka Ha diterima dan jika

p > 0,05 maka Ha ditolak.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Letak Geografis

Dalam perkembangannya Kantor Urusan Agama Kecamatan

Ungaran yang berada di sebelah Masjid Kauman beralih fungsi menjadi

tempat pendirian Kantor Kementerian Agama Kabupaten Semarang,

sehingga Kantor Urusan Agama Kecamatan Ungaran berpindah tempat di

depan Masjid Kauman, satu komplek dengan perkantoran yang lain

seperti sekarang ini, dengan menempati tanah izin prinsip dari Bupati

Semarang, Nomor :593.4/1, Tanggal 09 Januari 1982, Sedangkan Kantor

Urusan Agama Kecamatan Ungaran di bangun pada tahun 1982 dan

selesai pada tahun 1983 dengan luas tanah 400 m2, luas bangunan panjang

10 m2 dan lebar 9 m2 = 90. m2. KUA Ungaran Barat beralamat di Jalan

Pemuda Nomor 07, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, dikepalai oleh

bapak Sutrisna, SH. MH, Penghulu: Sulistiyono,S.Ag, Kebendaharaan :

Siti Nur Chasanah, SH, dan Penyuluh :Drs. Miftahun Ni'am, dengan

Jumlah Nikah Tahun 2020 sebanyak 509 catin menikah dan Jumlah Nikah

Tahun 2021 sebanyak 509.

Ruang lingkup tugask pokok dan fungsi dari Kantor urusan Agama,

secara hirarhi dibawah Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

pada Kementerian Agama pusat, Kepala Bidang Urusan Agama Islam

pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi dan Kepala Seksi

51
52

Urusan Agama Islam pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten.

Karena ruang lingkup tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama

Kecamatan adalah membidangi masalah urusan agama islam. Sebagai

sarana utama peribadatan dan pendidikan keagamaan umat islam di

Kecamatan Ungaran Barat terdata sebagai berikut :

1) Masjid : 80 tempat

2) Langgar : 187 tempat

3) Musholla : 22 tempat

4) TPQ/TkQ : 61 tempat

5) Madrasah Diniyyah : 11 tempat

6) RA/BA : 12 tempat

7) MI : 5 tempat

8) MTS/SMP Islam : 3 tempat

9) MAN/SMA/SMK Islam : 1 tempat

10) Pondok Pesantren : 5 tempat

11) Panti Asuhan : 2 tempat

12) Asset tanah wakaf : 169 tempat

2. Analisis Univariat

a. Tingkat pengetahuan calon pengantin usia subu tentang gizi

prakonsepsi sebelum dilakukan konseling

Berikut ini merupakan hasil pengukuran tingkat pengetahuan

responden sebelum dilakukan konseling gizi prakonsepsi yaitu :


53

Tabel 4.1
Distribusi Rata-Rata Pengetahuan Calon Pengantin Usia
Subur Sebelum Konseling Gizi Prakonsepsi di KUA
Ungaran Barat Kabupaten Semarang

Pengetahuan
N Mean SD Min Maks
Calon Pengantin
Sebelum 21 60,76 10,802 33 80

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui nilai rata rata

pengetahuan calon pengantin sebelum dilakukan intervensi sebesar

60,7 nilai minimum 33 dan maksimum 80 dengan standar devisiasi

10,802. Setelah dilakukan pengukuran maka dapat diketahui distribusi

jawaban berdasarkan item pertanyaan yang telah dijawab oleh

responden adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2
Distribusi Jawaban Pengetahuan Calon Pengantin Usia Subur
Sebelum Konseling Gizi Prakonsepsi di KUA
Ungaran Barat Kabupaten Semarang

No Pertanyan Benar % Salah % Jumlah %


Menurut saudara bahan apa 21 100
1 11 52 10 48
yang menjadi sumber kalori ?
Bagaimana cara mencuci beras 21 100
2 13 62 8 38
yang benar?
Menurut saudara apa bahaya 21 100
3 kekurangan vitamin B9 bagi 13 62 8 38
janin?
Menurut saudara bahan apa 21 100
4 17 81 4 19
yang menjadi sumber protein ?
Menurut saudara apa bahaya 21 100
5 kekurangan vitamin B9 (asam 14 67 7 33
folat) bagi ibu hamil ?
Menurut saudara bahan apa 21 100
6 yang menjadi sumber lemak 15 71 6 29
penting ?
Menurut saudara bahan apa 21 100
7 yang menjadi sumber vitamin 10 48 11 52
B9 (Asam folat) ?
54

Menurut saudara bahan apa 21 100


8 13 62 8 38
yang menjadi sumber zat besi ?
Menurut saudara apa bahaya 21 100
9 kekurangan zat besi bagi janin 11 52 10 48
dan bayi?
Menurut saudara apa bahaya 21 100
10 mengkonsumsi alkohol bagi 9 43 12 57
janin?
Menurut saudara apa manfaat 21 100
11 15 71 6 29
protein bagi janin?
Bagaimana cara mencuci bahan 21 100
12 18 86 3 14
makanan sebelum dimasak?
Menurut saudara apa bahaya 21 100
13 kekurangan zat besi bagi ibu 12 57 9 43
hamil?
Menurut saudara apa bahaya 21 100
14 14 67 7 33
kekurangan kalori bagi janin?
Menurut saudara apa manfaat 21 100
15 16 76 5 24
protein bagi ibu hamil?
Menurut saudara apa bahaya 21 100
16 kekurangan lemak esensial 8 38 13 62
(lemak penting) bagi bayi?
Menurut saudara apa bahaya 21 100
17 merokok/ terpapar rokok pasif 9 43 12 57
dari orang lain bagi janin?
Menurut saudara apa bahaya 21 100
18 merokok/ terpapar rokok pasif 12 57 9 43
dari orang lain bagi ibu hamil?
Menurut saudara kapan 21 100
sebaiknya perbaikan nutrisi
19 10 48 11 52
dimulai agar kehamilan
menjadi sehat?
Menurut saudara, berat badan 21 100
20 13 62 8 38
saudara termasuk kategori apa?
Berapa kali makan ikan agar 21 100
21 14 67 7 33
memenuhi kebutuhan gizi?
Berapa kali minum teh dalam 21 100
22 sehari yang memenuhi 17 81 4 19
kebutuhan gizi ?
Menurut saudara berapa kali 21 100
buah-buahan perlu dimakan
23 14 67 7 33
untuk memenuhi kebutuhan
gizi?
Cacat tabung syaraf pada bayi 21 100
24 13 62 8 38
adalah?
55

Semua organ-organ tubuh dan 21 100


system tubuh telah selesai
25 7 33 14 67
terbentuk pada umur
kehamilan berapa minggu?
Bagaimana cara mencuci 21 100
26 12 57 9 43
sayuran yang benar
Bagaimana cara memasak 21 100
27 14 67 7 33
sayuran berkuah yang benar?
Apa yang disebut dengan 21 100
28 16 76 5 24
makanan sehat?
Apa yang dimaksud dengan 21 100
29 16 76 5 24
menu seimbang?
Pada perkembangan janin 21 100
dalam kandungan, waktu
30 11 52 10 48
berapa hari penutupan tabung
syaraf janin terjadi ?

Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa jawaban responden

sebagian besar salah pada soal nomor 1 sebanyak 48% tentang sumber

kalori, sebagian responden salah menjawab soal pada nomor 7

sebanyak 52% tentang sumber vitamin B9 (Asam folat), sebagian

responden salah menjawab soal pada nomor 10 sebanyak 57% tentang

bahaya mengkonsumsi alkohol, sebagian responden salah menjawab

soal nomor 16 sebanyak 62% tentang bahaya kekurangan lemak

esensial (lemak penting) bagi bayi, sebagian responden salah

menjawab soal pada nomor 17 sebanyak 57% tentang bahaya

merokok/ terpapar rokok pasif dari orang lain bagi janin, dan

responden terbanyak salah menjawab soal nomor 25 sebanyak 67%

pembentukan organ-organ tubuh dan system janin.


56

b. Tingkat Pengetahuan Calon Pengantin Usia Subur Tentang Gizi

Prakonsepsi Sesudah Dilakukan Konseling

Tabel 4.3
Distribusi Rata-Rata Pengetahuan Calon Pengantin Sesudah
Konseling Gizi Prakonsepsi di KUA Ungaran Barat Kabupaten
Semarang
Pengetahuan
N Mean SD Min Maks
Calon Pengantin
Sesudah 21 85,81 6,997 70 97

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui nilai rata-rata sesudah

dilakukan intervensi sebesar 85,81 nilai minimum 70 dan maksimal 97

dengan standar devisiasi 6,997. Setelah dilakukan pengukuran maka

dapat diketahui distribusi jawaban berdasarkan item pertanyaan yang

telah dijawab oleh responden adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4
Distribusi Jawaban Pengetahuan Calon Pengantin Usia Subur
Sesudah Konseling Gizi Prakonsepsi di KUA
Ungaran Barat Kabupaten Semarang

No Pertanyan Benar % Salah % Jumah %


Menurut saudara bahan apa yang 21 100
1 21 100 0 0
menjadi sumber kalori ?
Bagaimana cara mencuci beras 21 100
2 21 100 0 0
yang benar?
Menurut saudara apa bahaya 21 100
3 21 100 0 0
kekurangan vitamin B9 bagi janin?
Menurut saudara bahan apa yang 21 100
4 21 100 0 0
menjadi sumber protein ?
Menurut saudara apa bahaya 21 100
5 kekurangan vitamin B9 (asam 21 100 0 0
folat) bagi ibu hamil ?
Menurut saudara bahan apa yang 21 100
6 21 100 0 0
menjadi sumber lemak penting ?
Menurut saudara bahan apa yang 21 100
7 menjadi sumber vitamin B9 (Asam 21 100 0 0
folat) ?
57

Menurut saudara bahan apa yang 21 100


8 21 100 0 0
menjadi sumber zat besi ?
Menurut saudara apa bahaya 21 100
9 kekurangan zat besi bagi janin dan 21 100 0 0
bayi?
Menurut saudara apa bahaya 21 100
10 21 100 0 0
mengkonsumsi alkohol bagi janin?
Menurut saudara apa manfaat 21 100
11 21 100 0 0
protein bagi janin?
Bagaimana cara mencuci bahan 21 100
12 21 100 0 0
makanan sebelum dimasak?
Menurut saudara apa bahaya 21 100
13 kekurangan zat besi bagi ibu 21 100 0 0
hamil?
Menurut saudara apa bahaya 21 100
14 18 86 3 14
kekurangan kalori bagi janin?
Menurut saudara apa manfaat 21 100
15 20 95 1 5
protein bagi ibu hamil?
Menurut saudara apa bahaya 21 100
16 kekurangan lemak esensial (lemak 17 81 4 19
penting) bagi bayi?
Menurut saudara apa bahaya 21 100
17 merokok/ terpapar rokok pasif dari 19 90 2 10
orang lain bagi janin?
Menurut saudara apa bahaya 21 100
18 merokok/ terpapar rokok pasif dari 17 81 4 19
orang lain bagi ibu hamil?
Menurut saudara kapan sebaiknya 21 100
19 perbaikan nutrisi dimulai agar 17 81 4 19
kehamilan menjadi sehat?
Menurut saudara, berat badan 21 100
20 16 76 5 24
saudara termasuk kategori apa?
Berapa kali makan ikan agar 21 100
21 17 81 4 19
memenuhi kebutuhan gizi?
Berapa kali minum teh dalam 21 100
22 sehari yang memenuhi kebutuhan 16 76 5 24
gizi ?
Menurut saudara berapa kali buah- 21 100
23 buahan perlu dimakan untuk 18 86 3 14
memenuhi kebutuhan gizi?
Cacat tabung syaraf pada bayi 21 100
24 14 67 7 33
adalah?
Semua organ-organ tubuh dan 21 100
25 system tubuh telah selesai 13 62 8 38
terbentuk pada umur kehamilan
58

berapa minggu?
Bagaimana cara mencuci sayuran 21 100
26 15 71 6 29
yang benar
Bagaimana cara memasak sayuran 21 100
27 17 81 4 19
berkuah yang benar?
Apa yang disebut dengan makanan 21 100
28 16 76 5 24
sehat?
Apa yang dimaksud dengan menu 21 100
29 19 90 2 10
seimbang?
Pada perkembangan janin dalam 21 100
kandungan, waktu berapa hari
30 14 67 7 33
penutupan tabung syaraf janin
terjadi ?

Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui sebagian responden salah

menjawab soal pada nomor 25 sebanyak 38% tentang pembentukan

organ-organ tubuh dan system tubuh dan sebagian responden salah

menjawab soal pada nomor 30 sebanyak 33% tentang perkembangan

janin dalam kandungan.

3. Analisi Bivariat

Tabel 4.2
Efektivitas Pemberian Konseling Gizi Prakonsepsi Terhadap
Pengetahuan Calon Pengantin Usia Subur di KUA Ungaran Barat
Kabupaten Semarang

Pengetahuan Calon Standar


N Mean P-Value
Pengantin Devisiasi
Sebelum
21 -25,048 6,704 0,000
Sesudah

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan hasil analisis uji t data

diperoleh hasil nilai p = 0,000. Angka tersebut menunjukkan bahwa nilai p

< 0,05, artinya ada perbedaan tingkat pengetahuan calon pengantin tentang

gizi prakonsepsi sebelum dan sesudah diberikan konseling sehingga


59

pemberian konseling efektif terhadap peningkatan pengetahuan calon

pengantin di KUA Ungaran Barat Kabupaten Semarang.

B. Pembahasan

1. Analisis Univariat

a. Pengetahuan Calon Pengantin Sebelum Konseling Gizi

Prakonsepsi di KUA Ungaran Barat Kabupaten Semarang.

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui nilai rata rata

pengetahuan calon pengantin sebelum dilakukan intervensi sebesar

60,76 nilai minimum 33 dan maksimal 80 dengan standar devisiasi

10,802. Sejalan dengan Penelitian yang pernah dilakukan oleh Rahim

dkk tahun (2013) di Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar

menunjukkan terjadi perubahan pengetahuan mengenai gizi dan

kesehatan reproduksi setelah diberikan Kursus Calon Pengantin

(Suscatin) kepada wanita prakonsepsi. Dimana sebelum Suscatin

hanya 70,4% responden yang berpengetahuan cukup dan 29,6% yang

berpengetahuan kurang. Setelah dilakukan Suscatin mengalami

peningkatan dimana semua responden berpengetahuan cukup yaitu

sebesar 100% dan tidak ada lagi yang berpengetahuan kurang.

Sejalan dengen penelitian Ninik, Intan (2020) bahwa beberapa

partisipan memiliki pengetahuan rendah tentang gizi prakonsepsi di

KUA Kecamatan Rambang, dikarenakan responden usia < 20 tahun

tidak memiliki pengetahuan sama sekali tentang gizi prakonsepsi

bahkan partisipan yang usianya > 20 tahun hanya ada 1 orang yang
60

pernah mendengar. Partisipan dengan lulusan SMP dan SMA masih

ada yang belum mengetahui tentang gizi prakonsepsi, dengan

mayoritas berprofesi sebagai petani dan yang pernah mendengar

tentang gizi prakonsepsi berprofesi sebagai guru TK. Partisipan

mengatakan pertanyaan tersebut sulit dijawab karena partisipan

mengaku belum pernah mengetahui tentang gizi prakonsepsi

sebeumnya. Hal ini dikarenakan partisipan belum pernah terpapar

informasi sebelumnya mengenai gizi prakonsepsi.

Pengetahuan mengenai gizi berperan penting dalam

pemenuhan kecukupan gizi seseorang. Tingkat pengetahuan akan

mendorong seseorang memiliki kemampuan yang optimal berupa

pengetahuan dan sikap. Kurangnya pengetahuan terhadap gizi akan

mempengaruhi seseorang dalam memahami konsep dan perinsip serta

informasi yang berhubungan dengan gizi (Siwi, 2009). Upaya

peningkatan pengetahuan dapat dilakukan dengan cara memberikan

pendidikan gizi (Supariasa, 2014). Pendidikan gizi mendorong

seseorang berupa pengetahuan, dan perubahan sikap (Notoadmojo,

2012).

Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa jawaban responden

sebagian besar salah pada soal nomor 1 tentang bahan sumber kalori

sebanyak 48%, sebagian responden salah menjawab soal pada nomor

7 tentang sumber vitamin B9 sebanyak 52%, sebagian responden salah

menjawab soal pada nomor 10 sebanyak 57% tentang bahaya


61

mengkonsumsi alkohol bagi janin, sebagian responden salah

menjawab soal nomor 16 sebanyak 62% tentang bahaya kekurangan

lemak esensial (lemak penting) bagi bayi, sebagian responden salah

menjawab soal pada nomor 17 sebanyak 57% tentang bahaya menjadi

peroko pasif bagi janin, serta responden terbanyak salah menjawab

soal nomor 25 sebanyak 67% tentang pembentukan organ-organ

tubuh dan system tubuh ja nin.

Saptawati (2012) mengungkapkan bahwa pengetahuan

mengenai pentingnya gizi bagi calon ibu dapat meningkatkan

kesadaran akan pemenuhan gizi sebelum ia hamil. Hal ini sejalan

dengan hasil penelitian Fauziyah (2012) di Kota Tegal yang

menunjukkan ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang nutrisi

prakonsepsi dimana terdapat kenaikan skor pengetahuan dan sikap

sebelum dan sesudah intervensi. Pada skor pengetahuan terdapat

kenaikan dari kurang baik menjadi baik sebesar 24,2%, dan pada skor

sikap terdapat kenaikan dari kurang baik menjadi baik sebesar 36,45%

setelah diberikan intervensi.

Peneliti Berpendapat bahwa gizi yang optimal pada masa

prakonsepsi berperan sangat penting dalam proses pembuahan dan

kehamilan. Keadaan kesehatan dan status gizi ibu hamil sesungguhnya

ditentukan jauh sebelumnya, yaitu pada masa dewasa dan masa

sebelum hamil (prakonsepsi) atau selama menjadi wanita usia subur

(WUS). Hal ini sejalan dengan (Federasi Internasional Ginekologi dan


62

Obstetri) FIGO yang menekankan pentingnya mengoptimalkan status

gizi remaja perempuan dan wanita serta mendorong adopsi pola

makan dan gaya hidup yang baik kebiasaan sebelum kehamilan.

b. Pengetahuan Calon Pengantin Usia Subur Sesudah Konseling Gizi

Prakonsepsi di KUA Ungaran Barat Kabupaten Semarang.

Diketahui nilai rata-rata sesudah dilakukan intervensi

konseling gizi prakonsepsi sebesar 85,81 nilai minimum 70 dan

maksimal 97 dengan standar devisiasi 6,997. Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Fauziyah (2012) bahwa pemberian

intervensi berupa pendidikan kesehatan dapat meningkatkan

pengetahuan wanita pranikah mengenai gizi prakonsepsi, dengan hasil

yang signifikan p=0,001. Penelitian ini juga menghasilkan kesimpulan

yang sama dengan Azzahra (2015) bahwa metode konseling dapat

meningkatkan pengetahuan ibu terhadap pemberian MP-ASI.

Dan menurut salafah dkk (2020) berdasarkan hasil post test

didapatkan bahwa ada perubahan nilai terendah menjadi 67 dan nilai

tertingginya adalah 87 sedangkan nilai rata-ratanya menjadi 77,50,

hasil ini menunjukan bahwa pemberian informasi sangat bermanfaat

untuk meningkatkan pengetahuan. Hal ini dikarenakan informasi

memang sangat diperlukan untuk peningkatan pengetahuan.

Upaya peningkatan pengetahuan dapat dilakukan dengan cara

memberikan pendidikan gizi (Supariasa, 2014). Pendidikan gizi

mendorong seseorang berupa pengetahuan, dan perubahan sikap


63

(Notoadmojo, 2012). Hal ini disebutkan dalam hasil penelitian Sineke

dkk. tahun (2013) di wilayah puskesmas Likupang Kecamatan

Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara menunjukkan terjadi

perubahan pengetahuan ibu nifas setelah diberikan penyuluhan.

Dimana sebelum penyuluhan rata-rata pengetahuan ibu nifas adalah

13,8 setelah penyuluhan mengalami peningkat rata-rata pengetahuan

menjadi sebesar 21,1. Apabila secara dini mereka telah memiliki

pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan, maka diharapkan

kewaspadaan mereka pada saat hamil dapat ditingkatkan.

Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui sebagian responden salah

menjawab soal pada nomor 20 sebanyak 24% tentang pembentukan

organ-organ tubuh dan system tubuh ja nin dan sebagian responden

salah menjawab soal pada nomor 30 sebanyak 33% tentang

perkembangan janin dalam kandungan. Penelitian serupa juga pernah

dilakukan oleh Rahim dkk tahun (2013) di Kecamatan Ujung Tanah

Kota Makassar menunjukkan terjadi perubahan pengetahuan

mengenai gizi dan kesehatan reproduksi setelah diberikan Kursus

Calon Pengantin (Suscatin) kepada wanita prakonsepsi. Dimana

sebelum Suscatin hanya 70,4% responden yang berpengetahuan cukup

dan 29,6% yang berpengetahuan kurang. Setelah dilakukan Suscatin

mengalami peningkatan dimana semua responden berpengetahuan

cukup yaitu sebesar 100% dan tidak ada lagi yang berpengetahuan

kurang.
64

Setelah diberikan konseling, terjadi peningkatan dimana

sampel sudah mampu menguasai 90% dari total semua pertanyaan

yang diberikan. Hal ini sejalan dengan kategori sikap sampel

meningkat menjadi baik dengan persentase mencapai 100%.

2. Analisis Bivariat

Efektivitas Pemberian Konseling Gizi Prakonsepsi Terhadap

Pengetahuan Calon Pengantin Usia Subur di KUA Ungaran Barat

Kabupaten Semarang

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan hasil analisis uji T data

diperoleh hasil nilai p = 0,000. Angka tersebut menunjukkan bahwa nilai p

< 0,05, artinya ada pengaruh pemberian konseling gizi prakonsepsi

terhadap pengetahuan calon pengantin usia subur di KUA Ungaran Barat

Kabupaten Semarang. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Fauziyah (2012) bahwa pemberian intervensi berupa pendidikan

kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan wanita pranikah mengenai

gizi prakonsepsi, dengan hasil yang signifikan p=0,001. Penelitian ini juga

menghasilkan kesimpulan yang sama dengan Azzahra (2015) bahwa

metode konseling dapat meningkatkan pengetahuan ibu terhadap

pemberian MP-ASI.

Menurut Notoadmodjo (2012), adanya pengetahuan manusia dapat

menjawab permasalahan dan memecahkan masalah yang dihadapi.

Seseorang yang memiliki pengetahuan yang baik dan tinggi, maka mampu

untuk berfikir lebih kritis dalam memahami segala sesuatu. Sebelum


65

seorang berperilaku, harus terlebih dahulu mengetahui manfaat perilaku

tersebut bagi dirinya ataupun keluarganya. Pengetahuan diperlukan

sebagai dorongan atau stimulus dalam menumbuhkan perilaku setiap hari,

sehingga pengetahuan dapat memengaruhi perilaku. Perilaku adalah

respon individu terhadap suatu stimulus atau tindakan yang mempunyai

frekuensi spesifik, durasi, dan tujuan yang dapat diamati maupun yang

tidak dapat diamati (Wawan dan Dewi, 2011).

Menurut Fauziah, dkk (2019) pengetahuan dan sikap pasangan

dalam persiapan kehamilan. Diperlukan Pelatihan ini untuk pasangan

bukan hanya pada periode prakonsepsi tetapi juga ketika wanita hamil,

atau mereka menunda kehamilan setelah pernikahan. Studi ini terbatas

pada pasangan yang akan menikah di Kantor Urusan Agama yaitu salah

satu kantor di Kementerian Agama. Artinya semua responden beragama

Islam. Studi masa depan diperlukan pada populasi yang lebih luas

termasuk pasangan yang menikah di Kantor Catatan Sipil. Aspek budaya

dan agama juga perlu diperhatikan untuk menyempurnakan isi Pelatihan

Pendidikan Prakonsepsi.

Hal ini sejalan juga dengan penelitian dari Leung 2016 bahwa

memang diperlukannya pendidikan inovatif yang ditargetkan untuk wanita

Asia-Amerika untuk meningkatkan pengetahuan tentang prekonsepsi

kesehatan dan nutrisi mereka. Dibuktikan juga oleh Prashansa dan Rojana

(2016) dalam penelitiannya mengatakan bahwa kesadaran mengkonsumsi

asam folat rendah pada wanita dipengaruhi oleh pendidikan. Susilowati,

dkk (2016) juga mengatakan bahwa pengetahuan dan kesadaran tentang


66

pentingnya mengkonsumsi sumber makanan yang bergizi selama masa

prakonsepsi adalah satu penyebab kekurangan gizi pada calon ibu.

Kurangnnya pengetahuan dan kesadaran seimbang, pola makan yang tidak

teratur, konsumsi berlebihan terhadap satu atau beberapa jenis makanan,

konsumsi junkfood dan diet berlebihan pada masa prakonsepsi harus

dihindari sebelum terlambat.

Peneliti berpendapat bahwa Pengetahuan mengenai gizi berperan

penting dalam pemenuhan kecukupan gizi seseorang. Tingkat pengetahuan

akan mendorong seseorang memiliki kemampuan yang optimal berupa

pengetahuan dan sikap. Kurangnya pengetahuan terhadap gizi akan

mempengaruhi seseorang dalam memahami konsep dan perinsip serta

informasi yang berhubungan dengan gizi, pengetahuan mengenai

pentingnya gizi bagi calon ibu dapat meningkatkan kesadaran akan

pemenuhan gizi sebelum ia hamil.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Diketahui nilai rata rata pengetahuan calon pengantin sebelum dilakukan

intervensi sebesar 60,76 nilai minimum 33 dan maksimum 80 dengan

standar devisiasi 10,802.

2. Diketahui nilai rata-rata sesudah dilakukan intervensi konseling gizi pra

konsepsi sebesar 85,81 nilai minimum 70 dan maksimum 97 dengan

standar devisiasi 6,997.

3. Diketahui hasil analisis uji T data diperoleh hasil nilai p = 0,000. Angka

tersebut menunjukkan bahwa nilai p < 0,05 artinya ada perbedaan tingkat

pengetahuan calon pengantin usia subur tentang gizi prakonsepsi sebelum

dan sesudah diberikan konseling di KUA Ungaran Barat Kabupaten

Semarang sehingga pemberian konseling efektif terhadap peningkatan

pengetahuan calon pengantin.

B. Saran

1. Bagi Calon Pengantin

Calon pengantin diharapkan meningkatkan pengetahuan tentang

gizi prakonsepsi melalui pendidikan kesehatan dalam kursus calon

pengantin yang diselenggarakan oleh KUA.

2. Bagi institusi pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan alternatif secara

luas kepada institusi pendidikan, pelayanan kesehatan, dan masyarakat

67
68

secara umum untuk memberikan alternatif pemberian masalah yang

dihadapi sebagian calon pengantin menganai gizi pra konsepsi dalam

mempersiapkan kehamilannya.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Menjadi bahan refrensi dan data awal penelitian pada Peneliti

selanjutnya dengan menambahkan variabel berbeda dan jumlah sampel

yang lebih luas.


DAFTAR PUSTAKA

Anny Fauziah. (2012). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Nutrisi


Prakonsepsi Terhadap Tingkat Pengetahuan, Sikap, Dan Praktik Konsumsi
Makanan Sehat Wanita Pranikah. Universitas Indonesia, 1 131.
file:///G:/PRAKTIK PROFESI (16 AGT-18 DES)/2. PRA
NIKAH/LAPORAN PRAKTEK/7. Anny Fuziyah, 2012.pdf
Autoridad Nacional del Servicio Civil. (2021).No Title No Title No Title.
Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951 952., 2013 2015.
Budiyanto.2002.Gizi dan Kesehatan. Bayu Media, Malang.
Cornelia, S.K.M., EdithSumedi, S.K.M., Anwar, I., Sos,S., Rita Ramayulis,
D.C.N., Sri Iwaningsih, S.K.M., (2014). Konseling Gizi. Penebar PLUS+.
Diana, N. M. A. Y. (2021). Pertama Di Kua Kecamatan Senen Pertama Di Kua
Kecamatan Senen.
Doloksaribu, L. G., & Simatupang, A. M. (2019). Pengaruh Konseling Gizi
Prakonsepsi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Wanita Pranikah Di
Kecamatan Batang Kuis. Wahana Inovasi, 8(2089 8592), 63 73.

Fariski, C., Dieny, F. F., & Wijayanti, H. S. (2020). Kualitas Diet, Status Gizi Dan
Status Anemia Wanita Prakonsepsi Antara Desa Dan Kota. Gizi Indonesia,
43(1), 11. https://doi.org/10.36457/gizindo.v43i1.401
Hamid, FauziahA. Razak Thaha, A. S. (2020). Analisis Faktor Risiko Kekurangan
Energi Kronik (Kek) Pada Wanita Prakonsepsi Di Kota Makassar. Journal
of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689 1699.
Karlopa, Z. (2017). Perbedaan Tingkat Pengetahuan Pada Calon Pengantin
tentang Pemeriksaan Kehamilan Sebelum dan Sesudah Mendapatkan
Konseling di Puskesmas Sedayu I dan II Kabupaten Bantul Yogyakarta.
Universitas Nusantara PGRI Kediri, 01, 1 7. http://www.albayan.ae
Lulianthy, E., Astuti, P., & Aprina, T. (2021). Pentingnya Nutrisi Wanita Masa
Prakonsepsi Untuk Status Gizi Anak Di Masa Mendatang. Jurnal Vokasi
Kesehatan, 6(2), 62. https://doi.org/10.30602/jvk.v6i2.455

Priani, I. F., Afiyanti, Y., & Kurniawati, W. (2019). Preparing pregnancy through
Preconception Education Training. Enfermeria Clinica, 29(Insc 2018),
304 309. https://doi.org/10.1016/j.enfcli.2019.04.140
Shim, H., Shin, N., Stern, A., Aharon, S., Binyamin, T., Karmi, A., Rotem, D.,
Etgar, L., Porath, D., Pradhan, B., Kumar, G. S., Sain, S., Dalui, A.,
Ghorai, U. K., Pradhan, S. K., Acharya, S., Quan, L. N., Rand, B. P.,

69
70

Friend, R. H., Gmbh, Z. (2018).

Veftisia, V., Afriyani, L. D., & Salafas, E. (2020). Pengabdian Masyarakat SMPN
4 Ungaran Pelatihan Kader Kesehatan Remaja Tentang Status Gizi
Remaja Dan Deteksi Dini Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja. Jurnal
Pengabdian Dharma Bakti, 3(1), 49.
https://doi.org/10.35842/jpdb.v3i1.105
YETMI, V. V. (2020). Pengaruh Penyuluhan Gizi Seimbang Terhadap
Pengetahuan Dan Sikap Calon Pengantin Diwilayah Kerja Puskesmas
. http://repo.upertis.ac.id/id/eprint/1805. (1969).1, 2, 3,
35(8), 791 792. https://doi.org/10.2331/suisan.35.791
71

LAMPIRAN
72

Lampiran 1 Surat Ijin Mencari Data dan Peneltian


73

Lampiran 2 Balasan Surat Ijin Mencari Data dan Peneltian


74

Lampiran 3 Lembar Kuesioner

INSTRUMEN PENELITIAN
PENGARUH KONSELING GIZI PRAKONSEPSI TERHADAP
PENGETAHUAN CALON PENGANTIN USIA SUBUR DI KUA
UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2022

i. IDENTITAS RESPONDEN
Nama Calon Pengantin :
Usia Calon Pengantin :
Pendidikan Calon Pengantin :
Pekerjaan Calon Pengantin :

ii. KUESIONER PENGETAHUAN


Petunjuk Pengisian
Bacalah pertanyaan dengan baik sebelum menjawab
Pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap benar a, b, atau c

1. Menurut saudara bahan apa yang menjadi sumber kalori ?


a. Tahu, tempe, ikan, dan daging
b. Beras, singkong, dan jagung
c. Bayam, wortel dan kangkung
2. Bagaimana cara mencuci beras yang benar?
a. Dicuci berulang-ulang sampai benar-benar bersih
b. Dicuci satu atau dua kali saja
b. Dicuci dengan air mendidih
3. Menurut saudara apa bahaya kekurangan vitamin B9 bagi janin?
a. Gangguan pertumbuhan dan kecerdasan bayi
b. Kerusakan penutupan tabung saraf pada janin
c. Gangguan pertumbuhan tulang dan fraktur

4. Menurut saudara bahan apa yang menjadi sumber protein ?


a. Tahu, tempe, ikan, dan daging
b. Beras, singkong, dan jagung
c. Bayam, wortel dan kangkung
5. Menurut saudara apa bahaya kekurangan vitamin B9 (asam folat) bagi ibu
hamil?
a. Kelelahan yang berlebihan
b. Sariawan
c. Kulit ibu kering dan kasar
6. Menurut saudara bahan apa yang menjadi sumber lemak penting ?
a. Ikan, kenari, minyak tumbuhan
b. Beras, singkong, dan jagung
c. Bayam, wortel dan kangkung
75

7. Menurut saudara bahan apa yang menjadi sumber vitamin B9 (Asam


folat)?
a. Brokoli, kacang-kacangan, ikan, dan telur
b. Pepaya,wortel, mangga dan keju
c. Teh hijau, beras merah, hati ayam dan alpukat
8. Menurut saudara bahan apa yang menjadi sumber zat besi ?
a. Ayam, daging, sayuran berwarna hijau, dan kacang-kacangan
b. Beras merah, pepaya,wortel, mangga dan keju
c. Wortel, susu, keju, pepaya, anggur, dan durian
9. Menurut saudara apa bahaya kekurangan zat besi bagi janin dan bayi?
a. Janin cacat dan bayi mengalami kuning
b. Gangguan pertumbuhan janin, dan bayi dengan berat badan lahir
rendah
c. Janin kekurangan oksigen dan Bayi lahir kejang tetanus
10. Menurut saudara apa bahaya mengkonsumsi alkohol bagi janin?
a. Janin mengalami kecacatan
b. Berat janin terlalu besar tidak sesuai umur kehamilan
c. Janin mengalami kuning
11. Menurut saudara apa manfaat protein bagi janin?
a. Sebagai zat gizi untuk pertumbuhan sel janin
b. Memberi rasa kenyang sehingga janin tenang.
c. Sebagai pencegah racun yang mengganggu janin.
12. Bagaimana cara mencuci bahan makanan sebelum dimasak?
a. Dicuci dengan air bersih yang mengalir
b. Dicuci dengan air bersih dalam mangkok
c. Dicuci dengan air mendidih
13. Menurut saudara apa bahaya kekurangan zat besi bagi ibu hamil?
a. Sariawan dan bibir pecah-pecah
b. Lemah dan pucat
c. Sendi-sendi nyeri
14. Menurut saudara apa bahaya kekurangan kalori bagi janin?
a. Janin mengalami kecacatan
b. Gangguan pertumbuhan janin
c. Janin mengalami kuning
15. Menurut saudara apa manfaat protein bagi ibu hamil?
a. Mengganti sel-sel tubuh yang rusak
b. Mencerdaskan ibu hamil
c. Memberikan rasa kenyang tidak mudah lapar
16. Menurut saudara apa bahaya kekurangan lemak esensial (lemak penting)
bagi bayi?
a. Gangguan kecerdasan bayi
b. Cacat tabung saraf bayi
c. Cacat kurang sebagian anggota tubuh bayi
17. Menurut saudara apa bahaya merokok/ terpapar rokok pasif dari orang lain
bagi janin?
a. Gangguan mental
76

b. Sesak nafas
c. Gangguan pertumbuhan di dalam rahim
18. Menurut saudara apa bahaya merokok/ terpapar rokok pasif dari orang lain
bagi ibu hamil?
a. Ibu hamil pusing dan mual-mual.
b. Ibu hamil mengalami gangguan nafas
c. Ibu hamil beresiko keguguran
19. Menurut saudara kapan sebaiknya perbaikan nutrisi dimulai agar
kehamilan menjadi sehat?
a. Segera ketika diketahui hamil
b. Segera setelah menikah
c. 1 tahun 3 bulan sebelum hamil
20. Menurut saudara, berat badan saudara termasuk kategori apa?
a. Normal
b. Gemuk
c. Kurus
21. Berapa kali makan ikan agar memenuhi kebutuhan gizi?
a. 1 kali seminggu
b. 2 kali seminggu
c. 2 minggu sekali
22. Berapa kali minum teh dalam sehari yang memenuhi kebutuhan gizi ?
a. Satu dua kali sehari
b. Dua tiga kali sehari
c. Tiga empat kali sehari
23. Menurut saudara berapa kali buah-buahan perlu dimakan untuk memenuhi
kebutuhan gizi?
a. 1 kali perhari
b. 2 kali seminggu
c. Sesuai keinginan
24. Cacat tabung saraf pada bayi adalah ?
a. Gangguan akibat kurang protein
b. Gangguan akibat kurang asam folat
c. Gangguan akibat kurang yodium

25. Semua organ-organ tubuh dan sistem tubuh telah selesai terbentuk pada
umur kehamilan berapa minggu?
a. 8 minggu kehamilan
b. 15 minggu kehamilan
c. 22 minggu kehamilan
26. Bagaimana cara mencuci sayuran yang benar?
a. Dicuci dengan air mendidih
b. Dicuci dahulu kemudian dipotong-potong
c. Dipotong dahulu kemudian dicuci
27. Bagaimana cara memasak sayuran berkuah yang benar?
a. Air dimasak sampai mendidih baru kemudian sayuran
dimasukkan
77

b. Air dan sayuran sama-sama direbus sampai mendidih


c. Sayuran dimasak sampai warna berubah menjadi kuning
28. Apa yang disebut dengan makanan sehat?
a. Semua makanan yang enak dan menarik
b. Semua makanan yang awet/ tahan lama jika disimpan
c. Semua makanan yang mengandung gizi dan manfaat bagi tubuh.
29. Apa yang dimaksud dengan menu seimbang?
a. Makan beraneka ragam yang terdiri dari sayur, buah,
karbohidrat, protein hewani dan susu.
b. Makan beraneka ragam makanan yang hangat, dingin, dan panas
c. Menu yang seimbang antara hewani dan nabati
30. Pada perkembangan janin dalam kandungan, waktu berapa hari penutupan
tabung saraf janin terjadi ?
a. 10 60 hari sejak hamil
b. 18 26 hari sejak hamil
c. 29 47 hari sejak hamil
78

Lampiran 4 Data Penetian

PRE TEST
Karakteristik Responden Pertanyaan
No Nama Catin Umur Pendidikan Pekerjaan Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5 Soal 6 soal 7 soal 8 soal 9soal 10soal 11soal 12soal 13soal 14soal 15soal 16soal 17soal 18soal 19soal 20soal 21soal 22soal 23soal 24soal 25soal 26soal 27soal 28soal 29soal 30
B A A A A A C A B A A A B B A B B C A A B A A B B A A C A B jumlah benar Nilai
1 Uciati Novia 24 SMA Karyawan swasta C C B A A A A C B A A A C C A A B C B A A A B A B C B C A B 16 53
2 Fitri puji astuti 27 SMA Karyawan swasta C B A A B A A A A C C A A B A B B B A A A A A A B A A C A A 18 60
3 Ayun Debita Sabina 26 D1 Karyawan swasta A A A C A A C B B C A A C B A B B B A C B A B B B B A C A A 20 67
4 Atika Yuniarti 28 SMA Karyawan swasta B A B A A A A A B A A A B B A A C C B A A A A B C B A C A A 21 70
5 Annisa Nurohmah 19 SMP Tidak Bekerja B B A A A A A A B A A A B B A A A B C A A B B A A C B A A B 16 53
6 luthfiatul M 29 SMP Karyawan swasta C A C A C A C A A C A C C C C B B C A B B A B B B B C A B B 15 50
7 Ratri herdianti 25 D3 Karyawan swasta B A A A B A A A B B A A B C B A C C B C A A A B C C A C A B 18 60
8 Novia Hanifah 26 D4 Karyawan BUMN A A A B A B C A B A A A B B A B B B A A B A A C B A A C A A 24 80
9 Niken Sari 35 D4 Karyawan swasta B A B A C A C A B A A A B B A A C B C A B A A B C B A C A B 22 73
10 Dina wahyu rianti 22 SD Karyawan swasta A B B A A A B B A B B A B C C C B C C A B A B B B B A A A A 14 47
11 Dini ayu setyowati 29 D4 Karyawan swasta B B A A A A A A B B B B B B A B C C A A B A A B B A A C B C 22 73
12 Ika Rastika 23 SMA Karyawan swasta B C A A A C A B A A A A B A A C B C A B A A A B B A C C B B 19 63
13 Rika Alfiana 25 SMA Karyawan swasta B A A A A A A A B A A A A B A B C B C A B A C A B C A A C B 20 67
14 Afif Alfiyanti 23 SMA Karyawan swasta B A B A B B A A A B B A C B A C B C A C B A A B C A C C B B 17 57
15 Cahyani istiqomah 23 SMA Karyawan swasta B B A A A A C A C C A A B B A C C B B A B A A B C B A C A C 20 67
16 Annisa Widyaningsih 23 D3 Karyawan swasta C B C A A A A A B B A A B B A C C C B A B A A B A A A C A A 20 67
17 Lusiani 21 SMA Karyawan swasta B A B A A A B C C B C A C A A A C C B A B A A A B B A C A A 16 53
18 Rofidah 33 SMP Karyawan swasta A A A A A C B A A B B A B B C A A C B C B C A A B B A C A B 16 53
19 Ayu Riva 21 SD Tidak Bekerja A A A B C A B B A A A B C A C B A A A C A B A A C C B A A B 10 33
20 Setya Rahayu 29 SMA Karyawan swasta C A A A C B A C A A A A C B A B C A A B B A B B C A A C A B 18 60
21 Desi Novita 28 D4 Karyawan swasta B A A B A C C C B B A A B B A C B C A A B B A B B B B C A A 21 70

POST TEST

Karakteristik Responden Pertanyaan


No Nama Catin Umur Pendidikan Pekerjaan Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5 Soal 6 soal 7 soal 8 soal 9 soal 10soal 11soal 12soal 13soal 14soal 15soal 16soal 17soal 18soal 19soal 20soal 21soal 22soal 23soal 24soal 25soal 26soal 27soal 28soal 29 soal 30
B A A A A A C A B A A A B B A B B C A A B A A B B A A C A B jumlah benar Nilai
1 Uciati Novia 24 SMA Karyawan swasta B A A A A A C A B A A A B B A B A C A A B A A A B B A C A A 26 87
2 Fitri puji astuti 27 SMA Karyawan swasta B A A A A A C A B A A A B C A B B C A A B A B C C A C C B B 24 80
3 Ayun Debita Sabina 26 D1 Karyawan swasta B A A A A A C A B A A A B A A B B C A C B A A B B A A C A C 27 90
4 Atika Yuniarti 28 SMA Karyawan swasta B A A A A A C A B A A A B B B B B C A A B B A B B A B C A B 27 90
5 Annisa Nurohmah 19 SMP Tidak Bekerja B A A A A A C A B A A A B B A B B B B A A B A B B A B C A B 25 83
6 Cahyani istiqomah 23 SMA Karyawan swasta B A A A A A C A B A A A B B A A B A A B C A B A B A B B B B 21 70
7 Ratri herdianti 25 D3 Karyawan swasta B A A A A A C A B A A A B B A B B C A C B C A B B A B C B B 26 87
8 Novia Hanifah 26 D4 Karyawan BUMN B A A A A A C A B A A A B B A B B C A A B A A B B A A C A A 29 97
9 Niken Sari 35 D4 Karyawan swasta B A A A A A C A B A A A B B A B B C A A B A A A A A A B A B 27 90
10 Dina wahyu rianti 22 SD Karyawan swasta B A A A A A C A B A A A B B A B A C A A B B A B B A B C C C 25 83
11 Dini ayu setyowati 29 D4 Karyawan swasta B A A A A A C A B A A A B B A B B C A A B A A B A A A C A A 28 93
12 Ika Rastika 23 SMA Karyawan swasta B A A A A A C A B A A A B B A B B C B B B A A B A B B C A B 25 83
13 Rika Alfiana 25 SMA Karyawan swasta B A A A A A C A B A A A B B A B B C A A A A B B B A A A B A 25 83
14 Afif Alfiyanti 23 SMA Karyawan swasta B A A A A A C A B A A A B B A A B C B C B B A B A B A C A B 24 80
15 Luthfiatul M 29 SMP Karyawan swasta B A A A A A C A B A A A B B A B B C A A B A A A B B A A A B 27 90
16 Annisa Widyaningsih 23 D3 Karyawan swasta B A A A A A C A B A A A B B A B B C A A B A A B A A A C B B 28 93
17 Lusiani 21 SMA Karyawan swasta B A A A A A C A B A A A B B A A B C A A B A A B B B B C A B 27 90
18 Rofidah 33 SMP Karyawan swasta B A A A A A C A B A A A B B A B B B B C B A A A B A A A A B 25 83
19 Ayu Riva 21 SD Tidak Bekerja B A A A A A C A B A A A B A A A B B A C A A A B A B B C A A 21 70
20 Setya Rahayu 29 SMA Karyawan swasta B A A A A A C A B A A A B B A B B C A B B A A A A A B C A B 26 87
21 Desi Novita 28 D4 Karyawan swasta B A A A A A C A B A A A B B A B B C A A B A A B B A B C B B 28 93
79

Lampiran 5 Hasil data SPSS

Frequencies

Notes

Output Created 31-Dec-2021 11:33:34


Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data 21
File
Missing Value Definition of Missing User-defined missing values are
Handling
treated as missing.
Cases Used Statistics are based on all cases
with valid data.
Syntax FREQUENCIES
VARIABLES=PRE_TEST
POST_TEST
/NTILES=4
/STATISTICS=STDDEV
VARIANCE
RANGE MINIMUM MAXIMUM
SEMEAN MEAN MEDIAN
MODE
SUM SKEWNESS SESKEW
KURTOSIS SEKURT
/ORDER=ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00.000
Elapsed Time 00:00:00.015

[DataSet0]

Statistics

PRE_TEST POST_TEST
N Valid 21 21
Missing 0 0
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Statistics
80

PRE_TEST POST_TEST
Mean 60.76 85.81
Std. Error of Mean 2.357 1.527
Median 60.00 87.00
a
Mode 53 83a
Std. Deviation 10.802 6.997
Variance 116.690 48.962
Skewness -.606 -.890
Std. Error of Skewness .501 .501
Kurtosis .760 .796
Std. Error of Kurtosis .972 .972
Range 47 27
Minimum 33 70
Maximum 80 97
Sum 1276 1802
Percentiles 25 53.00 83.00
50 60.00 87.00
75 68.50 90.00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Frequency Table

PRE_TEST

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 33 1 4.8 4.8 4.8
47 1 4.8 4.8 9.5
50 1 4.8 4.8 14.3
53 4 19.0 19.0 33.3
57 1 4.8 4.8 38.1
60 3 14.3 14.3 52.4
63 1 4.8 4.8 57.1
67 4 19.0 19.0 76.2
70 2 9.5 9.5 85.7
73 2 9.5 9.5 95.2
80 1 4.8 4.8 100.0
Total 21 100.0 100.0
81

POST_TEST

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 70 2 9.5 9.5 9.5
80 2 9.5 9.5 19.0
83 5 23.8 23.8 42.9
87 3 14.3 14.3 57.1
90 5 23.8 23.8 81.0
93 3 14.3 14.3 95.2
97 1 4.8 4.8 100.0
Total 21 100.0 100.0

T-Test
Notes

Output Created 31-Dec-2021 11:34:20


Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
<none>
Weight
<none>
Split File 21
N of Rows in Working User defined missing values are
Data File treated as missing.
Missing Value Definition of Missing Statistics for each analysis are based
Handling on the cases with no
Cases Used missing or out-of-range data for any
variable in the analysis.
Syntax T-TEST PAIRS=PRE_TEST WITH
POST_TEST (PAIRED)
Resources Processor Time /CRITERIA=CI(.9500)
Elapsed Time /MISSING=ANALYSIS.
00:00:00.000
00:00:00.000

Paired Samples Statistics

Std. Error Mean


Mean N Std. Deviation
Pair 1 PRE_TEST 60.76 21 10.802 2.357
POST_TEST 85.81 21 6.997 1.527

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.
Pair 1 PRE_TEST & 21 .798 .000
POST_TEST
82

Paired Samples Test

Paired Differences
95% Confidence Interval of the
Difference
Std. Error Mean
Mean Std. Deviation Lower Upper
Pair 1 PRE_TEST - -25.048 6.704 1.463 -28.099 -21.996
POST_TEST

Paired Samples Test

t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 PRE_TEST - -17.121 20 .000
POST_TEST
83

Explore

Notes

Output Created 15-Jan-2022 10:18:33


Comments
Input Data C:\Users\User\Documents\SPSS_
VINA.sav
Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in 21
WorkingData File
Missing Value Definition of Missing User-defined missing values for
Handling
dependent variables are treated as
missing.
Cases Used Statistics are based on cases with
no missing values for any
dependent variable or factor used.
Syntax EXAMINE
VARIABLES=PRE_TEST
POST_TEST
/PLOT BOXPLOT STEMLEAF
NPPLOT
/COMPARE GROUP
/STATISTICS DESCRIPTIVES
/CINTERVAL 95
/MISSING LISTWISE
/NOTOTAL.
Resources Processor Time 00:00:03.203
Elapsed Time 00:00:03.406

Case Processing Summary

Cases
Vali Missin Tota
d g l
N Percent N Percent N Percent
PRE_TEST 21 100.0% 0 .0% 21 100.0%
POST_TES 21 100.0% 0 .0% 21 100.0%
T
84

Descriptives

Statisti Std.
c Error
PRE_TEST Mean 60.76 2.357
95% Confidence Lower Bound 55.84
Interval
for Mean Upper Bound 65.68
5% Trimmed Mean 61.22
Median 60.00
Variance 116.69
0
Std. Deviation 10.802
Minimum 33
Maximum 80
Range 47
Interquartile Range 16
Skewness -.606 .501
Kurtosis .760 .972
POST_TES Mean 85.81 1.527
T
95% Confidence Lower Bound 82.62
Interval
for Mean Upper Bound 88.99
5% Trimmed Mean 86.08
Median 87.00
Variance 48.962
Std. Deviation 6.997
Minimum 70
Maximum 97
Range 27
Interquartile Range 7
Skewness -.890 .501
Kurtosis .796 .972

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
PRE_TEST .147 21 .200* .960 21 .514
POST_TES .154 21 .200* .911 21 .058
T
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
85

PRE_TEST
86

POST_TEST
87

Lampiran 6 Dokumentasi
88

Lampiran 7 Lembar Konsultasi


89
90
91

Anda mungkin juga menyukai