NAPZA
A. Topik
HIV/AIDS dan Penyalahgunaan NAPZA
B. Sub Topik
1. Pengertian HIV/AIDS
2. Penyebab HIV/AIDS
3. Tanda dan gejala HIV/AIDS
4. Penularan HIV/AIDS
5. Pencegahan Penyakit HIV/AIDS
6. Pengobatan HIV/AIDS
7. Pengertian dan macam- macam NAPZA
8. Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA
9. Tanda dan gejala ketergantungan obat
10. Bahaya penggunaan NAPZA
11. Pencegahan penggunaan NAPZA
C. SASARAN
Sasaran penyuluhan adalah mahasiswa S1 Keperawatan Tk.3 STIKes Abdi Nusantara
Jakarta.
D. WAKTU
Hari/ tanggal : Kamis, 22 Oktober 2020
Jam : 15:00 s/d 17:00
E. Tempat
Menyesuaikan
F. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan mahasiswa S1
Keperawatan Tk.3 STIKes Abdi Nusantara Jakarta mampu memahami tentang
penyakit HIV/AIDS dan penyalahgunaan NAPZA.
G. MATERI PENYULUHAN
Terlampir.
H. Metode
Ceramah dan Tanya jawab
I. Media
a. Power point
b. Laptop
J. PROSES KEGIATAN
No Tahap Kegiatan Penyuluh/ Kegiatan Peserta Waktu
. Kegiatan Pemateri
1. PEMBUKAAN Memberi salam dan Menjawab salam. 10
Perkenalan. Mendengarkan menit
Menjelaskan tujuan, dan
manfaat dan cakupan memperhatikan.
materi.
1. Pengertian HIV/AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang menyerang
sistem kekebalan tubuh manusia dan dapat menimbulkan AIDS. HIV menyerang salah
satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi.
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome, yang
berarti kumpulan gejala atau sindroma akibat menurunnya kekebalan tubuh yang
disebabkan infeksi virus HIV. Tubuh manusia mempunyai kekebalan untuk melindungi
diri dari serangan luar seperti kuman, virus, dan penyakit. AIDS melemahkan atau
merusak sistem pertahanan tubuh ini, sehingga akhirnya berdatanganlah berbagai jenis
penyakit lain. Acquired : didapat, bukan penyakit keturunan
Immune : sistem kekebalan tubuh
Deficiency : kekurangan
Syndrome : kumpulan gejala-gejala penyakit.
2. Penyebab HIV/AIDS
Penyebab HIV/AIDS adalah infeksi oleh virus HIV, yang menyerang sistem
kekebalan tubuh sehingga sel-sel pertahanan tubuh makin lama makin banyak yang
rusak. Penderita infeksi HIV menjadi sangat rentan terhadap semua bentuk infeksi. Pada
yahap akhir, penderita tidak bisa tahan terhadap kuman-kuman yang secara normal bisa
dilawannya.
4. Penularan HIV/AIDS
Virus HIV menular melalui enam cara penularan, yaitu :
1. Hubungan seksual dengan pengidap HIV/AIDS
Hubungan seksual secara vaginal, anal, dan oral dengan penderita HIV tanpa
perlindungan bisa menularkan HIV. Selama hubungan seksual berlangsung, air
mani, cairan vagina, dan darah dapat mengenai selaput lendir vagina, penis, dubur,
atau mulut sehingga HIV yang terdapat dalam cairan tersebut masuk ke aliran darah
(PELKESI, 1995). Selama berhubungan juga bisa terjadi lesi mikro pada dinding
vagina, dubur, dan mulut yang bisa menjadi jalan HIV untuk masuk ke aliran darah
pasangan seksual (Syaiful, 2000).
6. Pengobatan HIV/AIDS
a. Obat-obatan Antiretroviral
Obat-obatan Antiretroviral (ARV) adalah beberapa obat yang digunakan
untuk mengobati infeksi HIV. Obat-obatan ini tidak membunuh virus, tapi
memperlambat pertumbuhan virus. HIV bisa mudah beradaptasi dan kebal
terhadap satu golongan ARV. Oleh karena itu, kombinasi golongan ARV akan
diberikan pada penderita. Beberapa golongan ARV adalah:
NNRTI (Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors). Jenis ARV ini
akan bekerja dengan menghilangkan protein yang dibutuhkan virus HIV
untuk menggandakan diri.
NRTI (Nucleoside reverse transcriptase inhibitors). Golongan ARV ini
menghambat perkembangan HIV di dalam sel tubuh.
Protease inhibitors. ARV jenis ini akan menghilangkan protease, jenis
protein yang juga dibutuhkan HIV untuk memperbanyak diri.
Entry inhibitors. ARV jenis ini akan menghalangi HIV untuk memasuki
sel-sel CD4.
Integrase inhibitors. Jenis ARV ini akan menghilangkan integrase, protein
yang digunakan HIV untuk memasukkan materi genetik ke dalam sel-sel
CD4.
Pengobatan kombinasi ini lebih dikenal dengan nama terapi antiretroviral
(ART). Biasanya pasien akan diberikan tiga golongan obat ARV. Kombinasi obat
ARV yang diberikan berbeda-beda pada tiap-tiap orang, jadi jenis pengobatan ini
bersifat pribadi atau khusus.
Beberapa obat ARV sudah digabungkan menjadi satu pil. Begitu
pengobatan HIV dimulai, mungkin obat ini harus dikonsumsi seumur hidup. Jika
satu kombinasi ARV tidak berhasil, mungkin perlu beralih ke kombinasi ARV
lainnya.
Penggabungan beberapa tipe pengobatan untuk mengatasi infeksi HIV bisa
menimbulkan reaksi dan efek samping yang tidak terduga. Selalu konsultasikan
kepada dokter sebelum mengonsumsi obat yang lain.
b. Konsumsi Obat Secara Teratur
Anda harus membuat jadwal rutin untuk memasukkan pengobatan HIV ke
dalam pola hidup sehari-hari. Pengobatan HIV bisa berhasil jika Anda
mengonsumsi obat secara teratur (pada waktu yang sama setiap kali minum obat).
Jika melewatkan satu dosis saja, efeknya bisa meningkatkan risiko kegagalan.
c. Efek Samping Pengobatan HIV
Semua pengobatan untuk HIV memiliki efek samping yang tidak
menyenangkan. Jika terjadi efek samping yang tidak normal, Anda mungkin
perlu mencoba kombinasi obat-obatan ARV yang lainnya. Berikut adalah contoh
efek samping yang umumnya terjadi:
Kelelahan
Mual
Ruam pada kulit
Diare
Satu bagian tubuh menggemuk, bagian lain kurus
Perubahan suasana hati
b. Faktor Kepribadian
Kepribadian penyalahguna NAPZA juga turut berperan dalam perilaku
ini. Pada remaja, biasanya penyalahguna NAPZA memiliki konsep diri yang
negatif dan harga diri yang rendah. Perkembangan emosi yang terhambat, dengan
ditandai oleh ketidak mampuan mengekspresikan emosinya secara wajar, mudah
cemas, pasif agresif dan cenderung depresi, juga turut mempengaruhi.
Selain itu, kemampuan remaja untuk memecahkan masalahnya secara
adekuat berpengaruh terhadap bagaimana ia mudah mencari pemecahan masalah
dengan melarikan diri. Hal ini juga berkaitan dengan mudahnya ia menyalahkan
lingkungan dan lebih melihat faktor- faktor di luar dirinya yang menentukan
segala sesuatu. Dalam hal ini, kepribadian yang dependen dan tidak mandiri
memainkan peranan penting dalam memandang NAPZA sebagai satu-satunya
pemecahan masalah yang dihadapi.
Sangat wajar bila dalam usianya remaja membutuhkan pengakuan dari
lingkungan sebagai bagian pencarian identitas diri. Namun bila ia memiliki
kepribadian yang tidak mandiri dan menganggap segala sesuatunya harus
diperoleh dari lingkungan, akan sangat memudahkan kelompok teman sebaya
untuk mempengaruhinya menyalahgunakan NAPZA. Di sinilah sebenarnya peran
keluarga dalam meningkatkan harga diri dan kemandirian pada anak remajanya.
c. Faktor Kelompok
Kelompok teman sebaya dapat menimbulkan tekanan kelompok, yaitu
cara teman-teman atau orang-orang seumur untuk mempengaruhi seseorang agar
berperilaku seperti kelompok itu. Tekanan kelompok dialami oleh semua orang
bukan hanya remaja, karena pada kenyataannya semua orang ingin disukai dan
tidak ada yang mau dikucilkan.
Kegagalan untuk memenuhi tekanan dari kelompok teman sebaya, seperti
berinteraksi dengan kelompok teman yang lebih populer, mencapai prestasi dalam
bidang olah raga, sosial dan akademik, dapat menyebabkan frustrasi dan mencari
kelompok lain yang dapat menerimanya. Sebaliknya, keberhasilan dari kelompok
teman sebaya yang memiliki perilaku dan norma yang mendukung
penyalahgunaan NAPZA dapat muncul.
d. Faktor Kesempatan
Ketersediaan NAPZA dan kemudahan memperolehnya juga dapat
dikatakan sebagai pemicu. Indonesia yang sudah menjadi tujuan pasar narkotika
internasional, menyebabkan zat-zat ini dengan mudah diperoleh. Bahkan
beberapa media massa mendapat informasi bahwa para penjual narkotika menjual
barang dagangannya di sekolah-sekolah, termasuk sampai di SD. Penegakan
hukum yang belum sepenuhnya berhasil tentunya dengan berbagai kendalanya
juga turut menyuburkan usaha penjualan NAPZA di Indonesia.
e. Faktor lingkungan
Lingkungan masyarakat yang bayak berperan dalam menentukan
karakteristik seseorang, sifat serta perilaku seseorang akan sangat berpengarug
terhadap penyalah gunaan obat tersebut karena kondisi lingkungan yang kurang
aktiv dalam upaya pemberantasan peredaran obat- obatan tersebut atau sikap tak
acuh seolah membiarkan penyalahgunaan napza.