Anda di halaman 1dari 20

Tugas Kelompok

Dosen : Dr. Mardiana Ahmad, S.SiT,M.Keb


Mata Kuliah : Bioetik Profesionalisme Kebidanan

NILAI DAN MODEL PROFESIONALISME KEBIDANAN

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat pada mata kuliah Bioetik Profesionalisme
Kebidanan

KELOMPOK :

Inda Gusriani Malaka


Fitri Kumalasary
Yuyun Rinanda Kadir
Rina Inda Sari
Rika

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan petunjuk-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan topik “Nilai Dan Model

Profesionalisme Kebidanan”, yang mana makalah ini disususn bertujuan untuk memenuhi

tugas mata kuliah “Bioetik Profesionalisme Kebidanan. Penulis menyadari bahwa masih

banyak kekurangan dan keterbatasan dalampenyajian materi dalam makalah ini.Oleh karena

itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yangmembangun dari semua pembaca demi

kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini bergunadan dapat menambah pengetahuan pembaca.Demikian

makalah ini kami susun, apabila ada kata- kata yang kurangberkenan dan banyak terdapat

kekurangan, kami mohon maaf yang sebesar besarnya.

Makassar, September 2019

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara populer seseorang bekerja dibidang apapun sering diberi predikat profesional.
Seseorang pekerja profesional dalam bahasa keseharian tersebut adalah seorang pekerja
yang terampil atau cakap dalam pekerjaannya. Dari berbagai pengertian tentang bidan
dapat diketahui bahwa bidan adalah profesi yang khusus, dinyatakan dengan pengertian
bidan adalah orang pertama yang melakukan penyelamatan kelahiran sehingga ibu dan
bayinya lahir dengan selamat. Untuk dapat memahami arti dari profesionalisme bidan,
terlebih dahulu perlu untuk mengerti serta memahami falsafah kebidanan dan paradigma
kebidanan itu sendiri. Karena konsep konsep kebidanan tersebut ada saling keterkaitan.
Sejarah menunjukkan bahwa bidan adalah salah satu profesi tertua di dunia sejak
adanya peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam
mendampingi dan menolong ibu yang melahirkan peran dan posisi bidan di masyarakat
sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat
membesarkan hati mendampingi serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat
merawat bainya dengan baik.
Bidan sebagai pekerja professional dalam menjalankan tugas dan prakteknya, bekerja
berdasarkan pandangan Filosofis yang dianut keilmuan metode kerja, standar praktek
pelayanan serta kode etik yang dimilikinya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud profesionalisme ?
2. Apa saja ciri jabatan profesionalisme ?
3. Apa saja karakteristik dan ciri profesi bidan ?
4. Apa saja syarat bidan profesional ?
5. Apa yang di maksud dengan nilai profesionalisme bidan ?
6. Apa yang di maksud dengan model praktik profesionalisme kebidanan ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dari profesionalisme.
2. Untuk mengetahui ciri jabatan profesionalisme.
3. Untuk mengetahui karakteritik dan ciriprofesi bidan.
4. Untuk menegtahui syarat bidan profesional.
5. Untuk mengetahui nilai profesionalisme bidan.
6. Untuk mengetahui model profesionalisme kebidanan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Profesionalisme
Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan penguasaan terhadap suatu
pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta
profesi sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut contohnya profesi
adalah pada bidan hokum, kedokteran, keuangan militer dan tehnik.
Profesi dapat pula diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut
keahlian dari para anggotanya. Keahlian tadi diperoleh melalui apa yang disebut
profesionalisasi yang dilakukan baik sebelum seseorang menjalani profesi itu (inservive
training).
Pengertian profesional menunjuk pada dua hal, yaitu orang yang menyandang suatu
profesi dan penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaannya yang sesuai dengan
profesinya. Dalam pengertian kedua ini, istilah profesional dikontraskan dengan
“nonprofessional” atau “amatiran”. Dalam kegiatan sehari-hari seorang profesional
melakukan pekerjaan sesuai dengan ilmu yang telah dimilikinya, jadi tidak asal tahu saja.
Selanjutnya, Walter Johnson (1956) mengartikan petugas profesional sebagai
“…seseorang yang menampilkan suatu tugas khusus yang mempunyai tingkat kesulitan
lebih dari biasa dan mempersyaratkan waktu persiapan dan pendidikan cukup lama untuk
menghasilkan pencapaian kemapuan, keterampilan dan pengetahuan yang berkadar tinggi”
(Djam’an Satori ; 2008).
Profesional juga dapat diartikan sebagai memberi pelayanan sesuai dengan ilmu yang
dimiliki dan manusiawi secara utuh/ penuh tanpa mementingkan kepentingan pribadi
melainkan mementingkan kepentingan klien serta menghargai klien sebagaimana
menghargai diri sendiri.
Seorang anggota profesi dalam melakukan pekerjaannya haruslah profesional. Setiap
anggota profesi baik secara sendiri-sendiri atau dengan cara bersama melalui wadah
organisasi profesi dapat belajar, yaitu belajar untuk mendalami pekerjaan yang sedang
disandangnya dan belajar dari masyarakat apa yang menjadi kebutuhan mereka saat ini
dan saat yang akan datang sehingga pelayanan kepada pemakai (klien) akan semakin
meningkat.
Seorang pekerja yang profesional adalah seorang pekerja yang terampilatau cakap
dalam kerjanya, dituntut menguasai visi yang mendasari keterampilan.
Pengertian jabatan profesi perlu dibedakan antara jeni pekerjaan yang menuntut dan
dapat dipenuhi lewat pembiasaan melakukan ketrampilan tertentu (magang, keterlibatan
langsung dalam situasi kerja di lingkungannya dan seorang pekerja profesional sebagai
warisan orang tuanya atau pendahulunya). Seorang pekerja profesional perlu dibedakan
dari seorang teknisi keduanya (pekerja profesional dan teknis) dapat pula terampil dalam
unjuk kerja yang sama, misal: menguasai teknis kerja yang dapat memecahkan masalah –
masalah teknis dalam bidang kerjanya. Tetapi seorang pekerja profesional dituntut
menguasai visi yang mendasari ketrampilan yang menyangkut wawsan filosofi,
pertimbangan rasional dan memiliki sifat yang positif dalam melaksanakan serta
memperkembangkan mutu karya (T. Raka Joni, 1980).

Definisi bidan (ICM) : bidan adalah seseorang yang telah menjalani program
pendidikan bidan yang diakui oleh Negara tempat ia tinggal dan telah berhasil
menyelesaikan studi terkait serta memenuhi persyaratan untuk terdaftar dan atau memiliki
izin formal untuk praktek bidan-bidan merupakan salah satu profesi tertua di dunia sejak
adanya peradaban uamt manusia. Internasional conferentation of Midwife, bidan adalah
seorang yang telah menyelesaikan pendidikan bidan yang diakui oleh Negara serta
memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk melaksanakn praktek bidan di Negara itu.

B. Ciri Jabatan Profesionalisme


Profesi mempunyai karakteristik sendiri yang membedakannya dari pekerjaan
lainnya. Secara rinci ciri-ciri jabatan profesional adalah sebagai berikut ini :
1. Keterampilan yang berdasar pada pengetahuan teoretis
Profesional diasumsikan mempunyai pengetahuan teoretis yang ekstensif dan
memiliki keterampilan yang berdasar pada pengetahuan tersebut dan bisa diterapkan
dalam praktek.
2. Asosiasi profesional
Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi oleh para anggotanya, yang
dimaksudkan untuk meningkatkan status para anggotanya. Organisasi profesi tersebut
biasanya memiliki persyaratan khusus untuk menjadi anggotanya.
3. Pendidikan yang ekstensif
Profesi yang prestisius biasanya memerlukan pendidikan yang lama dalam
jenjangpendidikan tinggi.
4. Ujian kompetensi
Sebelum memasuki organisasi profesional, biasanya ada persyaratan untuk lulus dari
suatu tes yang menguji terutama pengetahuan teoretis.
5. Pelatihan institutional
Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan istitusional
dimana calon profesional mendapatkan pengalaman praktis sebelum menjadi anggota
penuh organisasi. Peningkatan keterampilan melalui pengembangan profesional juga
dipersyaratkan.
6. Lisensi
Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga hanya mereka
yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.
7. Otonomi kerja
Profesional cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan teoretis mereka agar
terhindar adanya intervensi dari luar.
8. Kode etik
Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan prosedur
pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.
9. Mengatur diri
Organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya sendiri tanpa campur tangan
pemerintah. Profesional diatur oleh mereka yang lebih senior, praktisi yang dihormati,
atau mereka yang berkualifikasi paling tinggi.
10. Layanan publik dan altruisme
Diperolehnya penghasilan dari kerja profesinya dapat dipertahankan selama berkaitan
dengan kebutuhan publik, seperti layanan dokter berkontribusi terhadap kesehatan
masyarakat.
11. Status dan imbalan yang tinggi
Profesi yang paling sukses akan meraih status yang tinggi, prestise, dan imbalan yang
layak bagi para anggotanya. Hal tersebut bisa dianggap sebagai pengakuan terhadap
layanan yang mereka berikan bagimasyarakat.
C. Karakteristik dan Ciri Profesi Bidan
Karakteristik profesi bidan secara umum sebagai berikut :
1. Memiliki pengetahuan yang melandasi keterampilan dan pelayanan
Pengetahuan kebidanan berdasarkan ilmu terapan yang terdiri dari pengetahuan
umum, keterampilan, dan perilaku yang berhubungan dengan ilmu-ilmu sosial,
kesehatan masyarakat, dan kesehatan profesional.
2. Mampu memberikan pelayanan yang unik kepada orang lain
Bidan memberikan pelayanan yang unik yaitu bekerja sama dengan perempuan dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan bagi dirinya dan keluarganya dengan
menghargai martabat manusia dan memperlakukan perempuan sebagai manusi
seutuhnya.
3. Mempunyai pendidikan yang memenuhi standar
Pendidikan bidan dimulai sejak dahulu. Mulai tahun 1996, pendidikan bidan di
tingkatkan menjadi pendidikan profesional melalui pendidikan tinggi Diploma III
Kebidanan dan perkembangan jumlah institusi penyelenggaranya sangat cepat. Kini
juga telah diselenggarakan pendidikan Diploma IV Kebidanan program bidan
pendidik dan Diploma IV Klinik yang lebih di khususkan bagi bidan di pelayanan.
Hal ini membuktikan tingginya kesadaran akan pentingnya pendidikan tinggi bagi
bidan.
4. Terdapat pengendalian terhadap praktik
Standar praktik kebidanan di susun oleh organisasi profesi berdasarkan kompetensi
inti bidan yang menekankan pada tanggung jawab bidan untuk memenuhi standar
yang telah di tetapkan. Standar ini bertujuan untuk melindungi bidan dan kliennya.
5. Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan pelayanan yang di berikannya
Dalam memberikan pelayanan kebidanan, seorang biadan bertanggung jawab dan
mempertanggungjawabkan atas pelayan yang di berikannya. Misal dalam menolong
persalinan selalu memprhatikan standar asuhan dan sesuai wewenangnya.
6. Merupakan karir seumur hidup yang mandiri
Bidan dibekali ilmu pengetahuan sesuai dengan kewenangannya dan dapat
melanjutkan karirnya dengan praktik mandiri seumur hidup.

Profesi bidan memiliki karakteristik sendiri yang membedakannya dari pekerjaan


lainnya. Ada beberapa pengertian tentang bidan. Dari berbagai pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa bidan adalah profesi yang khusus, dinyatakan suatu pengertian
bahwa bidan adalah orang pertama yang menolong kelahiran sehingga ibu dan bayinya
lahir dengan selamat tugas yang di emban oleh bidan berguna untuk kesejahteraan
manusia. Bidan juga dinamakan midwife atau pendamping istri. Kata bidan berasal dari
sansekerta “ Wirdhan” yang artinya “perempuan bijaksana”. Sebagai anggota profesi
bidan mempunyai ciri khas yang khusus yaitu sebagai pelayan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Bidan sebagai profesi memiliki ciri
sebagai brikut :
1. Mengembangkan perilaku yang unik kepada masyaraka
2. Anggota-anggotanya dipersiapkan melalui suatu program pendidikan, yang
ditujukan dengan maksut profesi yang bersangkutan
3. Memiliki serangkaian pengetahuan ilmiah
4. Anggota-anggotanya menjalankan tugas sesuai kode etik yang berlaku
5. Anggota-anggotanya bebas mengambil keputusan dalam menjalankan profesinya
6. Anggota-anggotanya wajar menerima jasa atas pelayanan yang diberikan
7. Memiliki suatu organisasi profesi yang senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan
yang diberikan kepada masyarakat oleh anggotanya
D. Syarat Bidan Profesional
Bidan sebagai tenaga profesional termasuk rumpun kesehatan untuk menjadi jabatan
profesional bidan harus menunjukkan ciri-ciri jabatan profesional. Bidan sebagai tenaga
profesional termasuk rumpun kesehatan, adapun syarat bidan profesional adalah sebagai
berikut :
1. Memberi pelayanan kepada masyarakat yang bersifat khusus atau spesialis.
2. Melalui jenjang pendidikan yang menyiapkan.
3. Keberadaannya diakui dan diperlukan masyarakat.
4. Mempunyai peran dan fungsi yang jelas
5. Mempunyai kewenangan yang disahkan atau diberikan oleh pemerintah
6. Memiliki organisasi profesi sebagai wadah
7. Memiliki kode etik bidan
8. Memiliki etika bidan
9. Memiliki standar pelayanan
10. Memiliki standar praktik
11. Memiliki standar pendidikan yang mendasari dan mengembangkan profesi sebagai
kebutuhan masyarakat.
12. Memiliki standar pendidikan berkelanjutan sebagai wahana pengembangan
kompetensi.
E. Nilai Profesionalisme Bidan
1. Pengertian Nilai
Nilai – nilai (values) adalah suatu keyakinan seseorang tentang penghargaan
terhadap suatu standar atau pegangan yang mengarah pada sikap / prilaku seseorang.
System nilai dalam suatu organisasi adalah tentang nilai – nilai yang dianggap penting
dan sering diartikan sebagai perilaku personal.
Nilai merupakan milik setiap pribadi yang mengatur langkah – langkah yang
seharusnya dilakukan karena merupakan cetusan dari hati nurani yang dalam dan di
peroleh seseorang sejak kecil.
Nilai dipengaruhi oleh lingkungan dan pendidikan, yang dewasa ini mendapat
perhatian khusus, terutama bagi para petugas kesehatan karena perkembangan peran
menjadikan mereka lebih menyadari nilai dan hak orang lain.
Klasifikasi nilai- nilai adalah suatu proses dimana seorang dapat
menggunakannya untuk mengidentifikasi nilai- nilai mereka sendiri. Seorang bidan
dalam melaksanakan asuhan kebidanannya. Selain menggunakan ilmu kebidanan
yang ia miliki juga diperkuat oleh nilai yang ada didalam diri mereka.
2. Nilai Personal / Pribadi dan Nilai Luhur Profesi Bidan
a. Nilai Personal

Nilai personal merupakan nilai yang timbul dari pengalaman pribadi


seseorang, nilai tersebut membentuk dasar prilaku seseorang yang nyata melalui
pola prilaku yang konsisten dan menjadi control internal bagi seseorang, serta
merupakan komponen intelektual dan emosional dari seseorang.

Kewajiban Personal Seorang Bidan :

1. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat (6 butir) :


a. Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan
sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.
b. Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi
harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.
c. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada
peran, tugas dan tanggungjawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga
dan masyarakat.
d. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan
klien, menghormati hak klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat.
e. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan
kepentingan klien, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama
sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
f. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan
pelaksanaan - tugasnya, dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal.
2. Kewajiban bidan terhadap tugasnya (3 butir) :
a. Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna terhadap klien,
keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang
dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
b. Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai
kewenangan dalam mengambil keputusan dalam tugasnya termasuk
keputusan mengadakan konsultasi dan atau rujukan.
c. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan atau
dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau
dipedukan sehubungan kepentingan klien.
3. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (2 butir) :
a. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk
menciptakan suasana kerja yang serasi.
b. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya harus saling menghormati baik
terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.
4. Kewajiban bidan terhadap profesinya (3 butir) :
a. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra
profesinya dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan
pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.
b. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
c. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan
kegiatan sejenis yang dapat meningkatkan mute dan citra profesinya.
5. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri (2 butir) :
a. Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan
tugas profesinya dengan baik.
b. Setiap bidan harus berusaha secara terus menerus untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
6. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air (2 butir) :
a. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan
ketentuan¬ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya
dalam pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga dan masyarakat.
b. Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan
pemikirannya kepada pemerintah untuk- meningkatkan mutu jangakauan
pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga.
7. Penutup (1 butir) :
Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari senantiasa menghayati
dan mengamalkan Kode Etik Bidan Indonesia.
b. Nilai luhur

Merupakan suatu keyakinan dan sikap-sikap yang dimiliki oleh setiap


orang, dimana sikap-sikap tersebut berupa kebaikan, kejujuran, kebenaran yang
berorientasi pada tindakan dan pemberian arah serta makna pada kehidupan
seseorang.

Nilai luhur dalam pelayanan kebidanan yaitu suatu penerapan fungsi


nilai dalam etika profesi seorang bidan, dimana seorang bidan yang professional
dapat memberikan pelayanan pada klien dengan berdasarkan kebenaran,
kejujuran, serta ilmu yang diperoleh agar tercipta hubungan yang baik antara
bidan dan klien.

Penerapan Nilai Luhur :

Seorang bidan harus mampu menerapkan nilai – nilai luhur dimanapun


dan kapanpun dia memberikan pelayanan kebidanan. Karena nilia luhur dalam
praktek kebidanan sangat menunjang dalam proses pelayanan serta pemberian
asuhan pada klien.
Nilai luhur yang dimiliki oleh setiap orang mempunyai kadar yang
berbeda. Nilai luhur tergantung oleh setiap individu, bagaimana cara individu
menerapakan dan mengelola dalam kehidupannya.

Nilai luhur bukan hanya diterapkan pada klien saja, tetapi juga pada
rekan – rekan seprofesi, tenaga kesehatan lainnya, serta masyarakat secara umum.
Sebab hubungan yang dijalin berdasarkan nilai – nilai luhur dapat membantu
dalam peningkatan paradigma kesehatan, khususnya dalam praktek kebidanan.

Nilai – nilai luhur yang sangat diperlukan oleh bidan yaitu :

a. Kejujuran
b. Lemah lembut
c. Ketetapan setiap tindakan
d. Menghargai orang lain
c. Kebijakan dan nilai – nilai

Bidan harus memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan asuhan


kebidanan yang berkualatas berdasarkan standar perilaku yang etis dalam praktek
asuhan kebidanan. Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai dari pendidikan
bidan dan berlanjut pada forum atau kegiatan ilmiah baik formal atau non formal
dengan teman, sejawat, profesi lain maupun masyarakat. Salah satu perilaku etis
adalah bila bidan menampilkan prilaku pengambilan keputusan yang etis dalam
membantu memecahkan masalah klien. Dalam membantu memecahkan masalah
ini bidan menggunakan dua pedekatan dalam asuhan kebidanan, yaitu :

1. Pendekatan berdasarkan prinsip


Pendekatan berdasarkan prinsip sering dilakukan dalam etika kedokteran atau
kesehatan untuk menawarkan bimbingan tindakan khusus.
2. Pendekatan berdasarkan asuhan atau pelayanan
Bidan memandang care atau asuhan sebagai dasar dan kewajiban moral.
Hubungan bidan dengan pasien merupakan pusat pedekataan berdasarkan
asuhan, dimana memberikan perhatian khusus kepada pasien.
d. Pertimbangan nilai-nilai

Pada tahun 1985, “The American Association Colleges Of Nursing”


melaksanakan suatu proyek termasuk didalamnya mengidentifikasi nilai – nilai
personal dalam praktik kebidanan profesional. Perkumpulan ini
mengidentifikasikan tujuh nilai-nilai personal profesional, yaitu :

1. Aesthetics (keindahan)
Kualitas obyek suatu peristiwa / kejadian, seseorang memberikan kepuasan
termasuk penghargaan, kreatifitas, imajinasi, sensitifitas dan kepedulian.
2. Alturisme (mengutamakan orang lain)
Kesediaan memperhatikan kesejahteraan orang lain termasuk keperawatan
atau kebidanan, komitmen, asuhan, kedermawanan / kemurahan hati serta
ketekunan.
3. Equality (kesetaraan)
Memiliki hak atau status yang sama termasuk penerimaan dengan sikap
kejujuran, harga diri dan toleransi.
4. Freedom (kebebasan)
Memiliki kafasitas untuk memiliki kegiatan termasuk percaya diri, harapan,
disiplin, serta kebebasan dalam pengarahan diri sendiri.
5. Human digrity (martabat manusia)
Berhubungan dengan penghargaan yang melekat terhadap martabat manusia
sebagai individu, termasuk didalamnya yaitu kemanusiaan, kebaikan,
pertimbangan, dan penghargaan penuh terhadap kepercayaan.
6. Justice ( keadilan)
Menjunjung tinggi moral dan prinsip – prinsip legal. Temasuk objektifitas,
moralitas, integritas, dorongan dan keadilan serta keawajaran.
7. Truth (kebenaran)
Menerima kenyataan dan realita. Termasuk akontabilitas, kejujuran, keunikan,
dan reflektifitas yang rasional.
F. Model Praktik Profesionalisme Kebidanan
1. Pengertian Model
Suatu bentuk pedoman/acuan yang merupakan kerangka kerja seorang bidan
dalam memberikan asuhan kebidanan, dipengaruhi oleh filosofi yang dianut bidan
(filosofi asuhan kebidanan) meliputi unsur-unsur yang terdapat dalam paradigma
kesehatan (manusia-perilaku, lingkungan & pelayanan kesehatan) .
Model asuhan kebidanan dibuat berdasarkan filosofi bahwa kehamilan dan
persalinan merupakan sebuah hal yang fisiologis. Model asuhan kebidanan yang
berfokus pada perempuan (women centered care) dapat mengurangi kejadian trauma
dan kesakitan pada bayi dan operasi sectio caesarea.
ICM Model Kebidanan :
a. Bidan mempromosikan dan melindungi kesehatan dan hak-hak perempuan dan
bayi yang baru lahir.
b. Bidan menghormati dan memiliki keyakinan pada wanita dan kemampuan
mereka saat melahirkan.
c. Bidan mempromosikan dan mengadvokasi non-intervensi dalam persalinan
normal.
d. Bidan menyediakan wanita dengan informasi yang tepat dan saran dengan cara
yang mempromosikan partisipasi bidan menyediakan wanita dengan informasi
yang tepat dan saran dengan cara yang mempromosikan partisipasi dan
meningkatkan informasi pengambilan keputusan.
e. Bidan menawarkan hormat, antisipatif dan fleksibel perawatan, yang mencakup
kebutuhan wanita, dia baru lahir, Bidan menawarkan hormat, antisipatif dan
fleksibel perawatan, yang mencakup kebutuhan wanita, dia baru lahir, keluarga
dan masyarakat, dan dimulai dengan perhatian utama untuk sifat hubungan
antara wanita mencari asuhan kebidanan dan bidan.
f. Bidan memberdayakan perempuan untuk bertanggung jawab atas kesehatan
mereka dan untuk kesehatan keluarga mereka.
g. Bidan berlatih bekerja sama dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan
lainnya untuk melayani kebutuhan wanita, bayi baru lahir, keluarga dan
masyarakat.
h. Bidan mempertahankan kompetensi mereka dan memastikan praktek mereka
adalah berbasis bukti.
i. Bidan menggunakan teknologi secara tepat dan efek rujukan pada waktu yang
tepat ketika masalah timbul.
j. Bidan secara individual dan kolektif bertanggung jawab untuk pengembangan
asuhan kebidanan, mendidik generasi baru bidan dan rekan dalam konsep
belajar sepanjang hayat

2. Model asuhan kebidanan tersebut meliputi :

a. Monitoring keadaan fisik, psikologis spiritual dan sosial perempuan dan


keluarganya sepanjang siklus reproduksinya
b. Menyediakan kebutuhan perempuan seperti pendidikan, konseling dan asuhan
keahmilan; pendamping asuhan berkesinambungan selama,kehamilan, persalinan
dan periode post partum
c. Meminimalkan intervensi
d. Mengidentifikasi dan merujuk perempuan yang memiliki tanda bahaya
(Midvifery Task Force, )

3. Model Praktek Kebidanan di Indonesia


a. Primary Care
Bidan sebagai pemberi asuhan bertanggung jawab sendiri dalam memberikan
asuhan yang berkesinambungan sejak hamil, melahirkan dan post partum,sesuai
kewenangan bidan. Merupakan layanan bidan yang sepenuhnya menjadi
tanggung jawab bidan.
b. Continuity of Care
Diselenggarakan oleh sekelompok bidan dengan standard praktik yang sama
filosofi dan proses pelayanannya adalah partneship dengan perempuan. Setiap
bidan mempunyai komitmen sebagai berikut :
1. Mengembangkan hubungan yang baik dengan pasien sejak hamil
2. Mampu memberikan pealyanan yang aman secara individu
3. Memberikan dukungan pada pasien dalam persalinan
4. Memberikan perawatan yang komprehensif kepada ibu dan bayi
c. Collaborative Care
Merupakan layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang
kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu urutan dari
sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan. Bidan memberi dukungan kepada
perempuan untuk membuat keputusan tentang asuhan dirinya. Semua hal yang
berkaitan dengan asuhan harus dengan persetujuan perempuan. Partnership
menunjukkan profesional status dan bidan perlu berkolaborasi dengan
professional lain untuk menjamin kliennya menerima pelayanan yang baik bila
terjadi sesuatu dalam asuhan. Kolaborasi dilaksanakan dengan informed choice
demi keuntungan ibu dan bayi.
d. Partnership
Patnership merupakan model yang mengimplementasikan philosophy kebidanan
terhadap apa yang dikerjakan bidan “Partnership merupakan asuhan yang sifatnya
saling berbagi antara bidan dengan perempuan . Dalam Partnership care tercipta
kepercayaan , kebersamaan dalam pengambilan keputusan, berbagi tanggung
jawab, ada negosiasi, dan saling mengerti.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bidan adalah profesi yang diakui secara nasional maupun internasional oleh sejumlah
praktisi diseluruh dunia. Tugas utama yang menjadi tanggung jawab praktik profesi
bidan memiliki tujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana
dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat.
Untuk menjadi jabatan profesional memiliki 9 syarat bidan profesinal, meliputi :
1. Ilmu sosial, budaya, kesehatan masyarakat, konsep kebidanan, etika, kode etik,
kebidanan yang membentuk dasar dari asuhan yang berkualitas.
2. Asuhan ibu hamil
3. Asuhan kebidanan ibu melahirkan
4. Kebidanan asuhan ibu nifas menyusu
5. Asuhan bayi lahir
6. Asuhan pada bayi balita
7. Keluarga berencana
8. Gangguan reproduksi
9. Kebidanan komunitas

B. Saran
Untuk menjadi bidan yang profesional, seorang bidan harus memenuhi syarat yang
telah ditetapkan, dikarena bidan memiliki tanggungjawab yang besar terhadap pasien
yang akan diberi pelayanan.
DAFTAR PUSTAKA
Atik Purwandari, Konsep Kebidanan Sejarah dan Profesionalisme, Jakarta : Buku
Kedokteran EGC, 2008.
Erma Yulihastin, Bekerja Sebagai Bidan, Jakarta : Erlangga, 2008.
Heni Puji Wahyuningsih, Etika Profesi Kebidanan, Yogyakarta : Fitramaya, 2008.
Rury Narulita Sary. 2012. Konsep Kebidanan. Graha Ilmu : Yogyakarta.
Suryani Soepardan, Etika Kebidanan dan Hukum Kesehatan, Jakarta : Buku Kedoktean EGC,
2008.
Syafrudin, Kebidanan Komunitas, Jakarta : Buku Kedokteran EGC, 2009.
Octa Dwienda, Prinsip Etika dan Moralitas dalam Pelayanan Kebidanan, Jakarta :
Deepublish, 2014.
Winda Kusumandari, Bidan Sebuah Pendekatan Midwifery of Knowledge, Yogyakarta : Nuha
Medika, 2010

Anda mungkin juga menyukai