PENGEMBANGAN PROFESIONALISME
DAN PENGEMBANGAN KARIR BIDAN
Disusun Oleh
DEWI NOVITASRI
21270088P
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan taufik dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah tentang profesionalis dan profesionalisme bidan, ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan di dalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada Ibu Kintan Anissa
S.Tr.Keb.,M.Tr.Keb. Selaku Dosen mata kuliah Manajemen dan Kepemimpinan dalam Praktek Kebidanan.
Penulis berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan
kita mengenai profesionalis dan profesionalisme bidan. Penulis juga menyadari bahwa di dalam makalah
ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan makalah yang telah penulis buat ini, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah
yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya
penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan, kata-kata yang kurang berkenan dan penulis mohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Penulis
2
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bidan merupakan suatu profesi kesehatan yang bekerja untuk pelayanan masyarakat dan berfokus pada
Kesehatan Reproduksi Perempuan, Keluarga Berencana, kesehatan bayi
dan anak balita, serta Pelayanan Kesehatan Masyarakat. Profesi bidan mempunyai standar tersendiri seperti
profesi-profesi lainnya. Standar Profesi ini terdiri dari Standar Kompetensi Bidan Indonesia, Standar
Pendidikan, Standar Pelayanan Ke bidanan, dan Kode Etik Profesi.
Saat ini masyarakat acap kali merasakan ketidakpusaan terhadap pelayanan bahkan tidak menutup
kemungkinan mengajukan tuntutan dimuka pengadilan. Apabila seorang
bidan merugikan pasien dan dituntut oleh pasien tersebut akan merupakan berita yang tersebar luas di
masyarakat melalui media elektronik dan media massa lainnya. Hal tersebut menjadi permasalahan yang
perlu diperhatikan. Untuk itu dibutuhkan suatu
pedoman yang menyeluruh dan integratif tentang sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh seorang bidan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
4
BABII
PEMBAHASAN
A. Pengertian Profesi
1. Schein,E.H(1962)
Profesi adalah suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun suatu set norma yang sangat
khusus yang berasal dari perannya yang khusus di masyarakat.
2. Daniel Bell(1973)
Profesi adalah aktivitas intelektual yang dipelajari termasuk pelatihan yang diselenggarakan
secara formal ataupun tidak formal dan memperoleh sertifikat yang dikeluarkan oleh sekelompok /
badan yang bertanggung jawab pada keilmuan tersebut dalam melayani masyarakat, menggunakan etika
layanan profesi dengan mengimplikasikan kompetensi mencetuskan ide, kewenangan ketrampilan teknis
dan moral serta bahwa perawat mengasumsikan adanya tingkatan dalam masyarakat 3) Kamus Besar
Bahasa Indonesia
3. K.Bertens
Profesi adalah suatu moral community (masyarakat moral) yang memiliki cita-cita dan nilai-nilai
bersama
4. Siti Nafsiah
Profesi adalah suatu pekerjaan yang dikerjakan sebagai sarana untuk mencari nafkah hidup
sekaligus sebagai sarana untuk mengabdi kepada kepentingan orang lain (orang banyak) yang harus
diiringi pula dengan keahlian, ketrampilan, profesionalisme, dan tanggung jawab.
B. Pengertian Ciri - Ciri Bidan
1. Profesionalisme Bidan
Profesionalisme berarti memiliki sifat profesional / ahli secara popular seorang pekerja
apapun sering dikatakan profesional, seorang profesional dalam bahasa keseharian adalah seorang
pekerja yang terampil atau cakap dalam kerjanya biarpun keterampilan tersebut produk dari fungsi
minat dan belajar dari kebiasaan.
2. Jabatan Profesionalisme
Predikat profesional sering diberikan pada seseorang yang bekerja dibidang manapun juga.
Seorang pekerja profesional dalam bahasa kesehariannya adalah seorang pekerja yang terampil atau
cakap dalam kerjanya, biarpun keterampilan atau kecakapan tersebut produk dari fungsi minat dan
belajar dari kebiasaan.
Pengertian jabatan profesional perlu dibedakan dari jenis pekerjaan yang menuntut dan dapat
dipenuhi lewat pembiasaan melakukan keterampilan tertentu (magang, keterlibatan langsung dalam
situasi kerja di lingkungannya). Seorang pekerja profesional perlu dibedakan dari seorang teknisi,
keduanya (pekerja sosial dan teknisi) dapat saja terampil dalam unjuk kerja (misalnya : menguasai
teknik kerja yang sama dapat memecahkan masalah-masalah teknisi dalam bidang kerjanya).
C. Ciri – Ciri Jenis Pekerjaan Profesional
1. Memerlukan persiapan atau pendidikan khusus bagi pelakunya (membutuhkan pendidikan pra jabatan
yang relevan)
2. Kecakapan seorang pekerja profesional dituntut memenuhi syarat yang telah dibakukan oleh pihak yang
berwenang (misalnya organisasi profesional, konsorsium, dan pemerintah)
3. Jabatan tersebut mendapat pengakuan dari masyarakat atau negara.
Dari ciri-ciri jenis pekerjaan profesional diatas bidan tergolong jabatan professional. Secara rinci ciri-ciri
jabatan profesional (termasuk bidan) adalah sebagai berikut :
a. Bagi pelakunya secara nyata dituntut berkecakapan kerja (keahlian) sesuai dengan tugas-tugas khusus
serta tuntutan dari jenis jabatannya.
b. Kecakapan atau keahlian seseorang pekerja profesional bukan sekedar hasil pembiasaan atau latihan
rutin, tetapi perlu didasari oleh wawasan keilmuan yang mantap. Jabatan profesional untut pendidikan,
dimana pendidikan ini terprogram secara relevan dan berbobot, terselenggara secara efektif, efisien dan
tolak ukur evaluatifnya terstandar.
c. Pekerja profesional dituntut berwawasan sosial yang luas, sehingga pilihan jabatan serta
kerjanyadidasari olehkerangka nilai tertentu, bersikap positif terhadap jabatan dan perannya, dan
5
bermotivasi serta berusaha untuk berkarya sebaik-baiknya. Hal ini mendorong pekerja profesional yang
bersangkutan
6
7
G. Standar Profesi ( Standar Organisasi, Standar pendidikan berkelanjutan, Standar kompetensi, Standar
pelayanan, Kode etik dan Etika kebidanan ).
1. Meningkatkan kualitas pendidikan bidan
Melalui berbagai jalur pendidikan, baik secara formal maupun non formal. Secara formal, rencana
pendidikan bidan Harni Kusno dalam makalah Profesionalisme Bidan menyongsong Era Global,
sebagai berikut :
1) Pendidikan saat ini ( D III Kebidanan, D IV Bidan Pendidik ).
2) Rencana pendidikan bidan kedepan ( S1 Kebidanan, S2 Kebidanan dan S3 Kebidanan ). Secara
non formal, dapat dengan cara :
3) Pelatihan - pelatihan untuk mencapai kompetensi bidan ( LSS, APN, APK, dll).
4) Seminar – seminar, lokakarya dll.
H. Meningkatkan kualitas pelayanan bidan
Bidan berada pada setiap tatanan pelayanan termasuk adanya bidan praktek mandiri/ bidan praktek
swasta ( BPS ). Peningkatan kualitas pelayanan bidan adalah dengan cara :
1. Fokus pelayanan kepada ibu/ perempuan dan bayi baru lahir.
2. Upaya peningkatan kualitas pelayanan dilaksanakan melalui pelatihan klinik dan non klinik, serta
penerapan model sebagai contoh : Bidan Delima, Bidan Keluarga, Sistem Pengembangan Manajemen
Kinerja Klinik/ SPMKK
3. Kebijakan dalam pelayanan kebidanan antara lain : Kep.Menkes no. 900 tahun 2002 tentang
Kewenangan Bidan, Kep.Menkes no 369/ 2007 tentang Standar Profesi Bidan, Jabatan Fungsional
Bidan, Tunjangan Jabatan Fungsional Bidan.
I. Peningkatan Kualitas Personal Bidan
Peningkatan kualitas personal dan universal kebidanan sudah dimulai sejak dalam proses
pendidikan bidan, setiap calon bidan sudah diwajibkan untuk mengenal, mengetahui, memahami tentang
peran, fungsi dan tugas bidan. Setiap bidan harus dapat mencapai kompetensi profesional, kompetensi
personal dan universal, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Sadar tentang pentingnya ilmu pengetahuan / iptek, merasa bahwa proses belajar tidak pernah selesai,
belajar sepanjang hayat/ life long learning dalam dunia yang serba berubah dengan cepat.
2. Kreatif, disertai dengan sikap bertanggungjawab dan mandiri. Bidan kreatif yang bertanggungjawab
dan mandiri akan memiliki harga diri dan kepercayaan diri sehingga memumgkinkan untuk
berprakarsa dan bersaing secara sehat.
3. Beretika dan solidaristik.
Bidan yang beretika dan solidaristik, dalam setiap tindakannya akan selalu berpedoman pada moral
etis, berpegang pada prinsip keadilan yang hakekatnya berarti memberikan kepada siapa saja apa
yang menjadi haknya / bersifat tenggangrasa.
J. Kewajiban Bidan Terhadap Profesi
1. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya dengan menampilkan
kepribadian yang tinggi dan memberikan pelatyanan yang bermutu kepada masyarakat.
Dalam hal ini yang dijaga adalah image dari pihak luar atau masyarakat mencegah orang luar
memandang rendah atau remeh suatu profesi. Oleh karena itu, setiap kode etik suatu profesi akan melarng
berbagai bentuk tindak tanduk atau kelakuan anggota profesi yang dapat mencemarkan nama baik profesi
di dunia luar. Dari segi ini kode etik juga disebut kode kehormatan. Bidan sangat wajib untuk menjaga
nama baik bidan sebagai profesinya dalam bertutur kata yang baik dan sopan saat berkomunikasi dengan
klien serta di tuntut untuk mampu bertingkah laku yang bernartabat, yang sesuai dengan kode etik di
dalam memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu yang berlandaskan SOP (Standar Opersi Prsedur).
2. Menjadi panutan dalam hidupnya Berpenampilan yang baik Tidak membeda-bedakan pangkat, jabatan
dan golongan
Menjaga mutu pelayanan profesinya sesuai dengan standar yang telah ditentukan dalam
menjalankan tugasnya bidan tidak diperkenankan mencari keuntungan pribadi dengan menjadi agen
promosi suatu produk menggunakan pakaian dinas dan kelengkapannya hanya dalam waktu dinas
3. Setiap harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seperti:
8
a. Dimana bidan berhak untuk memperoleh ilmu dalam melanjutkan pendidikannya yang lebih tinggi
guna untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, kualifikasi ataupun keterampilannya sehingga dapat
4. melaksanakan pelayanan kesehatan dengan baik dan benar yang akan diberikan bagi setiao kliennya.
5. mengembangkan kemampuan di lahan praktik mengikuti pendidikan formal
6. mengikuti pendidikan berkelanjutan melalui penataran, seminar, lokakarya, symposium, membaca
majalah, buku dan lain-lain secara pribadi
7. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenisnya yang dapat
meniingkatkan mutu dan citra profesinya. Seperti:
a. Membantu pembuatan perencanaan penelitian kelompok
b. Membantu pelaksanaan proses penelitian dalam kelompok
c. Membantu pengolahan hasil penelitian kelompok
d. Membantu pembuatan laporan penelitian kelompok
e. Membantu perencanaan penelitian mandiri
f. Melaksanakan penelitian mandiri
g. Mengolah hasil penelitian
h. Membuat laporan penelitian
9
k. Perilaku Profesional Bidan
1. Bertindak sesuai keahliannya
2. Mempunyai moral yang tinggi
3. Bersifat jujur
4. Tidak melakukan coba-coba
5. Tidak memberikan janji yang berlebihan
6. Mengembangkan kemitraan
7. Terampil berkomunikasi
8. Mengenal batas kemampuan
9. Mengadvokasi pilihan ibu
10
Pendidikan tinggi diselenggarakan dengan system terhadap pola pengembangan pendidikan kebidanan
peningkatan kualitas bidan sesuai dengan kebutuhan pelayanan. Materi pendidikan berkelanjutan
meliputi aspek klinik dan non klinik.
Jenis Pendidikan Berkelanjutan yaitu:
o Seminar, lokarya
o Magang
o Administrasi
11
Ketiga aspek tersebut adalah:
1. Perencanaan tenaga kesehatan (health manpower planning)
2. Produksi tenaga kesehatan (health manpower production)
3. Manajemen tenaga kesehatan (health manpower management)
12
L. Job Fungsional
Jabatan dapat ditinjau dari 2 aspek, yaitu jabatan structural dan jabatan fungsional. Jabatan
structural adalah jabatan yang secara jelas tertera dalam sturktur dan diatur berjenjang dalam suatu
organisasi, sedangkan jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau serta dihargai dari aspek
fungsinya yang vital dalam kehidupan masyarakat dan Negara. Job fungsional (jabatan fungsional)
merupakan kedudukan yang menunjukkan tugas, kewajiban hak serta wewenang pegawai negri sipil
yang dalam melaksanakan tugasnya diperlukan keahlian tertentu serta kenaikan pangkatnya
menggunakan angka kredit. Jenis jabatan fungsional dibidang kesehatan: Dokter, Dokter gigi, Perawat,
Bidan, Apoteker, Asisten apoteker,Pengawas farmasi makanan dan minuman,Pranata laboratorium,
Entomolog, Epidemiolog, Sanitarian, Penyuluhan kesehatan masyarakat, Perawat gigi, Administrator
kesehatan, Nutrisionis.
Selain fungsi dan peranannya yang vital dalam kehidupan masyarakat, jabatan fungsional juga
berorientasi kualitatif. Seseorang yang memiliki jabatan fungsional berhak untuk mendapatkan tunjangan
fungsional . Dalam konteks ini, dapat dilihat bahwa jabatan bidan merupakan jabatan fungsional
professional sehingga berhak mendapat tunjangan fungsional.
Pengembangan karir bidan meliputi karir fungsional dan karir structural. Pada saat ini,
pengembangan karir bidan secara fungsional telah disiapkan dengan jabatan fungsional sebagai
bidan serta melalui pendidikan berkelanjutan, baik secara formal maupun nonformal, yang hasil
akhirnya akan meningkatkan kemampuan professional bidan dalam melaksanakan fungsinya. Bidan
dapat berfungsi sebagai bidan pelaksana, pengelola, pendidik, peneliti, coordinator, dan penyedia.
Sedangkan karir bidan dalam jabatan structural bergantung pada tempat bidan bertugas, apakah
di rumah sakit, di puskesmas, di desa, atau di institusi swasta. Karir tersebut dapat dicapai oleh bidan
di tiap tatanan pelayanan kebidanan/kesehatan sesuai dengan tingkat kemampuan, kesempatan, dan
kebijakan yang ada.
M. Prinsip Pengembangan Karir Bidan Dikaitkan Dengan Peran, Fungsi, Dan Tanggung Jawab
Bidan
1. Peran bidan Sebagai pelaksana
Sebagai pelaksana, bidan melaksanakannya sebagai tugas mandiri, kolaborasi / kerjasama
dan ketergantungan. Tugas Mandiri :
a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan
b. Memberikan pelayanan pada anak dan wanita pra nikah dengan melibatkan klien.
c. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal
d. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan
klien / keluarga.
e. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.
f. Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien /
keluarga.
g. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan
keluarga berencana
h. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan system reproduksi dan wanita
dalam masa klimakterium dan menopause
i. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan melibatkan keluarga.
2. Tugas Kolaborasi
a. Berkolaborasi dengan tenaga lain dalam memberikan asuhan kebidanan sesuai fungsi
b. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan pertolongan
pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi
c. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko tinggi dan
keadaan kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi
dengan melibatkan klien dan keluarga
d. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko tinggi dan
13
pertolongan pertama dalam keadaan kegawat daruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi
dengan klien dan keluarga
e. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan yang mengalami
komplikasi serta kegawat daruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan melibatkan
keluarga.
f. Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan yang mengalami
komplikasi atau kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan melibatkan
keluarga.
4. Sebagai pengelola
a. Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat / klien.
b. Bersama tim kesehatan dan pemuka masyarakat mengkaji kebutuhan terutama yang
berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak untuk meningkatkan dan mengembangkan
program pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya.
c. Menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil pengkajian dengan mayarakat.
d. Mengelola kegiatan – kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat khususnya kesehatan ibu
dan anak serta KB sesuai dengan program.
e. Mengkoordinir, mengawasi dalam melaksanakan program / kegiatan pelayanan
kesehatan ibu dan anak serta KB.
f. Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya
kesehatan ibu dan anak serta KB termasuk pemanfaatan sumber-sumber yang ada pada
program dan sektor terkait.
g. Mengerakkan, mengembangkan kemampuan masyarakat dan memelihara kesehatannya
dengan memanfaatkan potensi-potensi yang ada.
h. Mempertahankan, meningkatkan mutu dan kegiatan-kegiatan dalam kelompok profesi.
i. Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan.
j. Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sector lain di wilayah kerjanya melalui
peningkatan kemampuan dukun bayi, kader kesehatan dan tenaga kesehatan lain yang berada di bawah
bimbingan dalam wilayah kerjanya.
k. Bekerjasama dengan puskesmas, institusi sebagai anggota tim dalam memberikan asuhan
kepada klien dalam bentuk konsultasi rujukan dan tindak lanjut.
l. Membina hubungan baik dengan dukun, kader kesehatan / PLKB dan masyarakat.
m. Memberikan pelatihan, membimbing dukun bayi, kader dan petugas kesehatan lain.
n. Memberikan asuhan kepada klien rujukan dari dukun bayi.
o. Membina kegiatan – kegiatan yang ada di masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan.
5. Sebagai pendidik
a. Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
tentang penanggulangan masalah kesehatan khususnya yang berhubungan dengan pihak terkait kesehatan
ibu, anak, dan keluarga berencana.
b. Bersama klien pengkaji kebutuhan akan pendidikan dan penyuluhan kesehatan
14
masyarakat khususnya dalam bidang kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana.
c. Bersama klien pihak terkait menyusun rencana penyuluhan kesehatan masyarakat
d. sesuai dengan kebutuhan yang telah dikaji, baik untuk jangka pendek maupun jangka
panjang.
e. Menyiapkan alat dan bahan penddikan dan penyuluhan sesuai dengan rencana yang
telah disusun.
f. Melaksanankan program / rencana pendidikan dan penyuluhan kesehatan masyarakat
sesuai dengan rencana jangka pendek dan jangka panjang melibatkan unsur – unsur yang
terkait termasuk masyarakat.
g. Bersama klien mengevaluasi hasil pendidikan / penyuluhan kesehatan masyarakat dan
menggunakannya untuk memperbaiki dan meningkatkan program dimasa yang akan
datang.
h. Mendokumentasikan semua kegiatan dan hasil pendidikan / penyuluhan kesehatan
masyarakat secara lengkap dan sistematis.
6. Melatih dan membimbing kader termasuk siswa bidan serta membina dukun di wilayah atau tempat
kerjanya.
a. Mengkaji kebutuhan latihan dan bimbingan kader, dukun dan siswa.
b. Menyusun rencana latihan dan bimbingan sesuai dengan hasil pengkajian.
c. Menyiapkan alat, dan bahan untuk keperluan latihan bimbingan peserta latih sesuai
dengan rencana yang telah disusun.
d. Melaksanakan pelatihan d ukun dan kader sesuai dengan rencana yang telah disusun
–
dengan melibatkan unsur- unsur terkait.
e. Membimbing siswa bidan dalam lingkup kerjanya.
f. Menilai hasil latihan dan bimbingan yang telah diberikan.
g. Menggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan program bimbingan.
h. Mendokumentasikan semua kegiatan termasuk hasil evaluasi pelatihan dan bimbingan
secara sistematis dan lengkap.
7. Sebagai peneliti
Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara
mandiri maupun secara kelompok.
a. Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan
b. Menyusun rencana kerja pelatihan
c. Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana
d. Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi
e. Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut
f. Memanfaatkan hasil investigasi untuk mningkatkan dan mengembangkan program kerja
atau pelayanan kesehatan.
8. Fungsi Bidan
a. Fungsi Pelaksana
1) Melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada individu, keluarga dan masyarakat
remaja masa pra perkawinan.
2) Melakukan asuhan kebidanan bagi ibu hamil normal, kehamilan dengan kasus patologis
terntu dan kehamilan denagn risiko tinggi.
3) Menolong persalinan normal.
4) Melakukan pemeriksaan kehamilan .d engan resiko tinggi.
5) Memelihara kesehatan ibu dalam masa menyusui.
6) Melakukan pelayanan kesehatan pada anak balita dan pra sekolah.
7) Memberikan bimbingan dan penyuluhan kesehatan terhadap gangguan system
reproduksi termasuk wnaita pada masa klimakterium internal dan menopause sesuai
dengan wewenangnya
15
b. Fungsi Pengelola
1) Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan kebidanan bagi individu, kelompok, dan
kelompok masyarakat, sesuai dengan kondisi kebutuhan masyarakat setempat yang
didukung oleh partisipasi masyarakat.
2) Menyusun rencana pelaksana pelayanan kebidanan di lingkungan unit kerjanya.
3) Mengkoordinasikan kegiatan pelayanan kebidanan yang dipimpin oleh bidan.
4) Melakukan kerjasama dan komunikasi inter dan antar sector dalam kaitannya dengan
pelayanan kebidanan.
5) Mengevaluasi hasil kegiatan tim atau unti pelayanan kebidanan yang dipimpin oleh
bidan.
c. Fungsi Pendidik
1) Memberikan penyuluhan kepada individu, keluarga, dan kelompok masyarakat dalam
kaitan pelayanan kebidanan di ruang lingkup kesehatan dan keluarga berencana.
2) Membimbing dan melatih dukun dan kader kesehatan sesuai dengan bidang
tanggung jawab bidan.
3) Mendidik pesreta didik bidan sesuai dengan keahliannya.
d. Fungsi Peneliti
1) Melakukan evaluasi, pengkajian, survey, dan penelitian yang dilakukan sendiri atau
bersama di dalam suatu kelompok, dalam ruang lingkup pelayanan kebidanan.
2) Melakukan penelitian kesehatan keluarga dan kelurga berencana.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bidan merupakan profesi yang sebagai tenaga kesehatan dan berfokus pada Reproduksi Perempuan,
Keluarga Berencana, kesehatan bayi dan anak balita, serta Pelayanan Kesehatan Masyarakat.
Profesi bidan mempunyai standar tersendiri seperti profesi-profesi lainnya. Standar Profesi ini terdiri
dari Standar Kompetensi Bidan Indonesia, Standar Pendidikan, Standar Pelayanan Ke bidanan, dan
Kode Etik Profesi.Yang memiliki keahlian dan kecakapan dalam hal tersebut. Hal ini juga tidak terlepas
dari tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya.
B. Saran
Berdasarkan data diatas, penuis menyarankan beberapa hal terkait proses pembelajaran diatas, seperti
berikut ini:
1. Profesi bidan diharapkan mampu bertindak seprofesional mungkin.
2. Seorang bidan harus memiliki landasan kemanusian dan profesionalisme dalam melaksanakan
tugasnya.
3. Seorang bidan juga harus cakap dan menguasai ilmu sebelum bertindak dalam tugasnya
kepada masyarakat
17
12
11
18