Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME
DAN PENGEMBANGAN KARIR BIDAN

Disusun Oleh
DEWI NOVITASRI
21270088P

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan taufik dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah tentang profesionalis dan profesionalisme bidan, ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan di dalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada Ibu Kintan Anissa
S.Tr.Keb.,M.Tr.Keb.  Selaku Dosen mata kuliah Manajemen dan Kepemimpinan dalam Praktek Kebidanan.
Penulis berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan
kita mengenai profesionalis dan profesionalisme bidan. Penulis juga menyadari bahwa di dalam makalah
ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan makalah yang telah penulis buat ini, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah
yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya
penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan, kata-kata yang kurang berkenan dan penulis mohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Bengkulu, 12 Juni 2023

Penulis

2
3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bidan merupakan suatu profesi kesehatan yang bekerja untuk pelayanan masyarakat dan berfokus pada
Kesehatan Reproduksi Perempuan, Keluarga Berencana, kesehatan bayi

dan anak balita, serta Pelayanan Kesehatan Masyarakat. Profesi bidan mempunyai standar tersendiri seperti
profesi-profesi lainnya. Standar Profesi ini terdiri dari Standar Kompetensi Bidan Indonesia, Standar
Pendidikan, Standar Pelayanan Ke bidanan, dan Kode Etik Profesi.

Saat ini masyarakat acap kali merasakan ketidakpusaan terhadap pelayanan bahkan tidak menutup
kemungkinan mengajukan tuntutan dimuka pengadilan. Apabila seorang

bidan merugikan pasien dan dituntut oleh pasien tersebut akan merupakan berita yang tersebar luas di
masyarakat melalui media elektronik dan media massa lainnya. Hal tersebut menjadi permasalahan yang
perlu diperhatikan. Untuk itu dibutuhkan suatu

pedoman yang menyeluruh dan integratif tentang sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh seorang bidan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Profesionalis?

2. Apa Ciri –  Ciri Jenis Pekerjaan Profesional?

3. Apa Persyaratan Keprofesionalan Bidan ?

4. Apa Upaya Yang Dilakuakan Untuk Mencapai Bian Profesional

5. Apa Kewajiban Bidan Terhadap Profesinya?

6. Apa Perilaku Professional Bidan?

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Profesionalis?

2. Untuk Mengetahui Ciri –  Ciri Jenis Pekerjaan Profesional?

3. Untuk Mengetahui Persyaratan Keprofesionalan Bidan?

4. Untuk Mengetahui Upaya Yang Dilakuakan Untuk Mencapai Bian Profesional?

5. Untuk Mengetahui Kewajiban Bidan Terhadap Profesinya?

6. Untuk Mengetahui Perilaku Professional Bidan?

4
BABII
PEMBAHASAN

A. Pengertian Profesi
1. Schein,E.H(1962)
Profesi adalah suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun suatu set norma yang sangat
khusus yang berasal dari perannya yang khusus di masyarakat.
2. Daniel Bell(1973)
Profesi adalah aktivitas intelektual yang dipelajari termasuk pelatihan yang diselenggarakan
secara formal ataupun tidak formal dan memperoleh sertifikat yang dikeluarkan oleh sekelompok /
badan yang bertanggung jawab pada keilmuan tersebut dalam melayani masyarakat, menggunakan etika
layanan profesi dengan mengimplikasikan kompetensi mencetuskan ide, kewenangan ketrampilan teknis
dan moral serta bahwa perawat mengasumsikan adanya tingkatan dalam masyarakat 3)  Kamus Besar
Bahasa Indonesia
3. K.Bertens
Profesi adalah suatu moral community (masyarakat moral) yang memiliki cita-cita dan nilai-nilai
bersama
4. Siti Nafsiah
Profesi adalah suatu pekerjaan yang dikerjakan sebagai sarana untuk mencari nafkah hidup
sekaligus sebagai sarana untuk mengabdi kepada kepentingan orang lain (orang banyak) yang harus
diiringi pula dengan keahlian, ketrampilan, profesionalisme, dan tanggung jawab.
B. Pengertian Ciri - Ciri Bidan
1. Profesionalisme Bidan
Profesionalisme berarti memiliki sifat profesional / ahli secara popular seorang pekerja
apapun sering dikatakan profesional, seorang profesional dalam bahasa keseharian adalah seorang
pekerja yang terampil atau cakap dalam kerjanya biarpun keterampilan tersebut produk dari fungsi
minat dan belajar dari kebiasaan.
2. Jabatan Profesionalisme
Predikat profesional sering diberikan pada seseorang yang bekerja dibidang manapun juga.
Seorang pekerja profesional dalam bahasa kesehariannya adalah seorang pekerja yang terampil atau
cakap dalam kerjanya, biarpun keterampilan atau kecakapan tersebut produk dari fungsi minat dan
belajar dari kebiasaan.
Pengertian jabatan profesional perlu dibedakan dari jenis pekerjaan yang menuntut dan dapat
dipenuhi lewat pembiasaan melakukan keterampilan tertentu (magang, keterlibatan langsung dalam
situasi kerja di lingkungannya). Seorang pekerja profesional perlu dibedakan dari seorang teknisi,
keduanya (pekerja sosial dan teknisi) dapat saja terampil dalam unjuk kerja (misalnya : menguasai
teknik kerja yang sama dapat memecahkan masalah-masalah teknisi dalam bidang kerjanya).
C. Ciri –  Ciri Jenis Pekerjaan Profesional
1. Memerlukan persiapan atau pendidikan khusus bagi pelakunya (membutuhkan pendidikan pra jabatan
yang relevan)
2. Kecakapan seorang pekerja profesional dituntut memenuhi syarat yang telah dibakukan oleh pihak yang
berwenang (misalnya organisasi profesional, konsorsium, dan pemerintah)
3. Jabatan tersebut mendapat pengakuan dari masyarakat atau negara.
Dari ciri-ciri jenis pekerjaan profesional diatas bidan tergolong jabatan professional. Secara rinci ciri-ciri
jabatan profesional (termasuk bidan) adalah sebagai berikut :
a. Bagi pelakunya secara nyata dituntut berkecakapan kerja (keahlian) sesuai dengan tugas-tugas khusus
serta tuntutan dari jenis jabatannya.
b. Kecakapan atau keahlian seseorang pekerja profesional bukan sekedar hasil pembiasaan atau latihan
rutin, tetapi perlu didasari oleh wawasan keilmuan yang mantap. Jabatan profesional untut pendidikan,
dimana pendidikan ini terprogram secara relevan dan berbobot, terselenggara secara efektif, efisien dan
tolak ukur evaluatifnya terstandar.
c. Pekerja profesional dituntut berwawasan sosial yang luas, sehingga pilihan jabatan serta
kerjanyadidasari olehkerangka nilai tertentu, bersikap positif terhadap jabatan dan perannya, dan
5
bermotivasi serta berusaha untuk berkarya sebaik-baiknya. Hal ini mendorong pekerja profesional yang
bersangkutan

untuk meningkatkan (menyempurnakan) diri serta karyanya.


d. Jabatan Profesional perlu mendapat pengesahan dari masyarakat dan atau negaranya. Jabatan
profesional memiliki syarat-syarat serta kode etik yang harus dipenuhi oleh pelakunya, hal ini menjamin
kepantasan berkarya dan seklaigus merupakan tanggung jawab sosial profesional tersebut.
Jabatan bidan merupakan jabatan profesional. Jabatan dapat ditinjau dari 2 aspek, yaitu :
a) Jabatan Struktural
Jabatan struktural adalah jabatan yang secara tugas ada dan diatur berjenjang dalam suatu
organisasi.
b) Jabatan fungsional
Jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau serta dihargai dari aspek fungsinya yang vital dalam
kehidupan bermasyarakat, bernegara dan juga berorientasi kualitatif.
Dalam konteks inilah jabatan bidan adalah jabatan fungsional profesional sehingga bidan mendapat
tunjangan fungsional.
D. Persyaratan Keprofesionalan Bidan
1. Memberikan pelayanan kepada masyarakat yang bersifat khusus atau spesialis.
2. Melalui jenjang pendidikan yang menyiapkan bidan sebagai tenaga profesional. 
3. Keberadaannya diakui dan diperlukan oleh masyarakat
4. Mempunyai kewenangan yang disahkan atau diberikan oleh pemerintah.
5. Mempunyai perandan fungsi yang jelas.
6. Mempunyai kompetensi yang jelas dan terukur
7. Memiliki organisasi profesi sebagai wadah
8. Memiliki kode etik kebidanan
9. Memiliki etika kebidanan
10. Memiliki standar pelayanan 
11. Memiliki standar praktek.
12. Memiliki standar praktek yang mendasari dan mengembangkan profesi sesuai dengan kebutuhan
pelayanan.
13. Memiliki standar pendidikan berkelanjutan sebagai wahana pengembangan kompetensi.
E. Bidan Sebagai Profesi
Sebagai anggota profesi, bidan mempunyai ciri khas yang khusus. Sebagai pelayan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Bidan mempunyai ciri tugas yang sangat unik, yaitu:
1. Selalu mengedepankan fungsi ibu sebagai pendidik bagi anak-anaknya.
2. Memiliki kode etik dengan serangkaian pengetahuan ilmiah yang didapat melalui proses pendidikan dan
jenjang tertentu
3. Keberadaan bidan diakui dan memiliki organisasi profesi yang bertugas meningkatkan mutu pelayanan
kepada masyarakat.
4. Anggotanya menerima jasa atas pelayanan yang dilakukan dengan tetap memegang teguh kode etik
profesi.
Hal tersebut akan terus diupayakan oleh para bidan sehubungan dengan anggota profesi yang harus
memberikan pelayanan profesional. Tentunya harus diimbangi dengan kesempatan memperoleh pendidikan
lanjutan, pelatihan, dan selalu berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan.
F. UpayaYang Dilakukan Untuk Mencapai Bidan Yang Profesional
Bidan yang professional merupakan idaman bagi seluruh perempuan yang sudah terlanjur menjadi
bidan. Berbagai upaya dapat dilakukan, antara lain dengan cara ;
1. Memperkuat organisasi profesi.
Mengupayakan agar organisasi profesi bidan / Ikatan Bidan (IBI) dapat terus melaksanakan kegiatan
organisasi sesuai dengan :
2. Pedoman Organisasi.
3. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

6
7
G. Standar Profesi ( Standar Organisasi, Standar pendidikan berkelanjutan, Standar kompetensi, Standar
pelayanan, Kode etik dan Etika kebidanan ).
1. Meningkatkan kualitas pendidikan bidan
Melalui berbagai jalur pendidikan, baik secara formal maupun non formal. Secara formal, rencana
pendidikan bidan Harni Kusno dalam makalah Profesionalisme Bidan menyongsong Era Global,
sebagai berikut : 
1) Pendidikan saat ini ( D III Kebidanan, D IV Bidan Pendidik ).
2) Rencana pendidikan bidan kedepan ( S1 Kebidanan, S2 Kebidanan dan S3 Kebidanan ). Secara
non formal, dapat dengan cara :
3) Pelatihan - pelatihan untuk mencapai kompetensi bidan ( LSS, APN, APK, dll).
4) Seminar –  seminar, lokakarya dll.
H. Meningkatkan kualitas pelayanan bidan
Bidan berada pada setiap tatanan pelayanan termasuk adanya bidan praktek mandiri/ bidan praktek
swasta ( BPS ). Peningkatan kualitas pelayanan bidan adalah dengan cara :
1. Fokus pelayanan kepada ibu/ perempuan dan bayi baru lahir.
2. Upaya peningkatan kualitas pelayanan dilaksanakan melalui pelatihan klinik dan non klinik, serta
penerapan model sebagai contoh : Bidan Delima, Bidan Keluarga, Sistem Pengembangan Manajemen
Kinerja Klinik/ SPMKK
3. Kebijakan dalam pelayanan kebidanan antara lain : Kep.Menkes no. 900 tahun 2002 tentang
Kewenangan Bidan, Kep.Menkes no 369/ 2007 tentang Standar Profesi Bidan, Jabatan Fungsional
Bidan, Tunjangan Jabatan Fungsional Bidan.
I. Peningkatan Kualitas Personal Bidan
Peningkatan kualitas personal dan universal kebidanan sudah dimulai sejak dalam proses
pendidikan bidan, setiap calon bidan sudah diwajibkan untuk mengenal, mengetahui, memahami tentang
peran, fungsi dan tugas bidan. Setiap bidan harus dapat mencapai kompetensi profesional, kompetensi
personal dan universal, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Sadar tentang pentingnya ilmu pengetahuan / iptek, merasa bahwa proses belajar tidak pernah selesai,
belajar sepanjang hayat/ life long learning dalam dunia yang serba berubah dengan cepat.
2. Kreatif, disertai dengan sikap bertanggungjawab dan mandiri. Bidan kreatif yang bertanggungjawab
dan mandiri akan memiliki harga diri dan kepercayaan diri sehingga memumgkinkan untuk
berprakarsa dan bersaing secara sehat.
3. Beretika dan solidaristik.
Bidan yang beretika dan solidaristik, dalam setiap tindakannya akan selalu berpedoman pada moral
etis, berpegang pada prinsip keadilan yang hakekatnya berarti memberikan kepada siapa saja apa
yang menjadi haknya / bersifat tenggangrasa.
J. Kewajiban Bidan Terhadap Profesi
1. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya dengan menampilkan
kepribadian yang tinggi dan memberikan pelatyanan yang bermutu kepada masyarakat.
Dalam hal ini yang dijaga adalah image dari pihak luar atau masyarakat mencegah orang luar
memandang rendah atau remeh suatu profesi. Oleh karena itu, setiap kode etik suatu profesi akan melarng
berbagai bentuk tindak tanduk atau kelakuan anggota profesi yang dapat mencemarkan nama baik profesi
di dunia luar. Dari segi ini kode etik juga disebut kode kehormatan. Bidan sangat wajib untuk menjaga
nama baik bidan sebagai profesinya dalam bertutur kata yang baik dan sopan saat berkomunikasi dengan
klien serta di tuntut untuk mampu bertingkah laku yang bernartabat, yang sesuai dengan kode etik di
dalam memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu yang berlandaskan SOP (Standar Opersi Prsedur).
2. Menjadi panutan dalam hidupnya  Berpenampilan yang baik Tidak membeda-bedakan pangkat, jabatan
dan golongan
Menjaga mutu pelayanan profesinya sesuai dengan standar yang telah ditentukan dalam
menjalankan tugasnya bidan tidak diperkenankan mencari keuntungan pribadi dengan menjadi agen
promosi suatu produk   menggunakan pakaian dinas dan kelengkapannya hanya dalam waktu dinas
3. Setiap harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seperti:

8
a. Dimana bidan berhak untuk memperoleh ilmu dalam melanjutkan pendidikannya yang lebih tinggi
guna untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, kualifikasi ataupun keterampilannya sehingga dapat
4. melaksanakan pelayanan kesehatan dengan baik dan benar yang akan diberikan bagi setiao kliennya.
5. mengembangkan kemampuan di lahan praktik   mengikuti pendidikan formal
6. mengikuti pendidikan berkelanjutan melalui penataran, seminar, lokakarya, symposium, membaca
majalah, buku dan lain-lain secara pribadi
7. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenisnya yang dapat
meniingkatkan mutu dan citra profesinya. Seperti:
a. Membantu pembuatan perencanaan penelitian kelompok  
b. Membantu pelaksanaan proses penelitian dalam kelompok  
c. Membantu pengolahan hasil penelitian kelompok
d. Membantu pembuatan laporan penelitian kelompok  
e. Membantu perencanaan penelitian mandiri
f. Melaksanakan penelitian mandiri 
g. Mengolah hasil penelitian
h. Membuat laporan penelitian

9
k. Perilaku Profesional Bidan
1. Bertindak sesuai keahliannya
2. Mempunyai moral yang tinggi
3. Bersifat jujur
4. Tidak melakukan coba-coba
5. Tidak memberikan janji yang berlebihan
6. Mengembangkan kemitraan
7. Terampil berkomunikasi
8. Mengenal batas kemampuan
9. Mengadvokasi pilihan ibu

K. Pengembangan Karir Bidan


Pendidikan Berkelanjutan adalah Suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis,
hubungan antar manusia dan moral bidan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan / pelayanan dan
standar yang telah ditentukan oleh konsil melalui pendidikan formal dan non formal
Dalam mengantisipasi tingkat kebutuhan masyarakat yang semakin bermutu terhadap
pelayanan kebidanan, perubahan-perubahan yang cepat dalam pemerintahan maupun dalam
masyarakat dan perkembangan IPTEK serta persaingan yang ketat di era global ini diperlukan
tenaga kesehatan khususnya tenaga bidan yang berkualitas baik tingkat pengetahuan, ketrampilan
dan sikap profesionalisme.
IBI sebagai satu-satunya wadah bagi bidan telah mencoba berbuat untuk mempersiapkan
perangkat lunak melalui kegiatan-kegiatan dalam lingkup profesi yang berkaitan dengan tugas bidan
melayani masyarakat diberbagai tingkat kehidupan. Oleh karena IBI bertanggung jawab untuk
mendorong tumbuhnya sikap profesionalisme bidan melalui kerjasama harmonis dengan
berbagai pihak terutama dengan pemerintah. Karena keberadaan IBI di tengah-tengah anak
bangsa merupakan pengabdian profesi dan juga kehidupan bidan sendiri. Oleh karena itu, IBI
berperan aktif dalam berbagai upaya yang diprogramkan pemerintah baik pada tingkat pusat
maupun tingkat daerah sampai ketingkat ranting. Namun semua keterlibatan itu diupayakan untuk
meningkatkan kualitas hidup manusia dan sekaligus meningkatkan kualitas bidan sebagai pelayan
masyarakat, khususnya pelayanan ibu dan anak dalam siklus kehidupannya. Untuk itu pendidikan
bidan seyogyanya dirancang dengan memperhatikan factor-faktor yang mendukung keberadaan
bidan ditengah-tengah kehidupan masyarakat.
Pengembangan pendidikan kebidanan seyogyanya dirancang secara berkesinambungan,
berjenjang dan berlanjut sesuai dengan prinsip belajar seumur hidup bagi bidan yang mengabdi
ditengah-tengah masyarakat. Pendidikan yang berkelanjutan ini bertujuan untuk mempertahankan
profesionalisme bidan baik melalui pendidikan formal, maupun pendidikan non formal. Namun IBI
dan pemerintah menghadapi berbagai kendala untuk memulai penyelenggaraan program pendidikan
tersebut.
Pendidikan formal yang telah dirancang dan diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta dengan
dukungan IBI adalah program D III dan D IV Kebidanan. Pemerintah telah berupaya untuk
menyediakan dana bagi bidan di sector pemerintah melalui pengiriman tugas belajar keluar negeri. Di
samping itu IBI mengupayakan adanya badan– badan swasta dalam dan luar negeri khusus untuk
program jangka pendek. Selain itu IBI tetap mendorong anggotanya untuk meningkatkan
pendidikan melalui kerjasama dengan universitas di dalam negeri.
Sedangkan untuk pendidikan non-formal telah dilaksanakan melalui program pelatihan,
magang, seminar/lokakarya. Dengan bekerjasama antara IBI denagn lembaga internasional telah pula
dilaksanakan berbagai program non-formal dibeberapa provinsi. Semua upaya tersebut bertujuan
meningkatkan kinerja bidan dalam memberikan pelayanan kebidana yang berkualitas.
Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan mencegah yang
mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, dan doctor yang diselenggarakan oleh
perguruan tinggi

10
Pendidikan tinggi diselenggarakan dengan system terhadap pola pengembangan pendidikan kebidanan

Pola pengembangan pendidikan berkelanjutan telah dikembangkan / dirumuskan sesuai kebutuhan.


pengembangan pendidikan berkelanjutan bidan mengacu pada

peningkatan kualitas bidan sesuai dengan kebutuhan pelayanan. Materi pendidikan berkelanjutan
meliputi aspek klinik dan non klinik. 
Jenis Pendidikan Berkelanjutan yaitu: 
o  Seminar, lokarya 

o  Magang 

o  Pengembangan (manajemen, hubungan internasional, komunitas) 

o  Keterampilan tekhnis untuk pelayanan  

o  Administrasi 

o  Lain-lain, sesuai dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 

11
Ketiga aspek tersebut adalah:
1.   Perencanaan tenaga kesehatan (health manpower planning)
2. Produksi tenaga kesehatan (health manpower production)
3. Manajemen tenaga kesehatan (health manpower management)

Tujuan pendidikan berkelanjutan adalah:


1. Pemenuhan standar
2. Meningkatkan produktivitas kerja
3. Efisiensi
4. Meningkatkan kualitas pelayanan 
5. Meningkatkan moral (etika profesi)
6. Meningkatkan karir
7. Meningkatkan kemampuan konseptual
8. Meningkatkan keterampilan kepemimpinan
9. Imbalan
Meningkatkan kepuasan konsumen Sasaran pendidikan berkelanjutan, yaitu:
1. Bidan praktik swasta
2. Bidan berstatus PNS
3. Tenaga kesehatan lainnya
4. Kader kesehatan, dukun beranak
5. Masyarakat umum
Pendidikan berkelanjutan bidan sebagai system memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Komprehensif,  system pendidikan berkelanjutan harus dapat mencakup seluruh anggota profesi
kebidanan.
2. Berdasarkan analisis kebutuhan, system pendidikan berkelanjutan menyelenggarakan pendidikan yang
3. Berhubungan dengan tugas dan relevan dengan kebutuhan masyarakat
4. Terkoordinasi secara internal , system pendidikan berkelanjutan bekerjasama dengan institusi
pendidikan dalam memanfaatkan berbagai sumber daya dan mengelola berbagai program pendidikan
berkelanjutan.
5. Berkaitan dengan system lainnya, system pendidikan berkelanjutan memiliki 3 aspek subsistem yang
merupakan bagian dari system-sistem lain di luar system pendidikan berkelanjutan

12
L. Job Fungsional
Jabatan dapat ditinjau dari 2 aspek, yaitu jabatan structural dan jabatan fungsional. Jabatan
structural adalah jabatan yang secara jelas tertera dalam sturktur dan diatur berjenjang dalam suatu
organisasi, sedangkan jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau serta dihargai dari aspek
fungsinya yang vital dalam kehidupan masyarakat dan Negara. Job fungsional (jabatan fungsional)
merupakan kedudukan yang menunjukkan tugas, kewajiban hak serta wewenang pegawai negri sipil
yang dalam melaksanakan tugasnya diperlukan keahlian tertentu serta kenaikan pangkatnya
menggunakan angka kredit. Jenis jabatan fungsional dibidang kesehatan: Dokter, Dokter gigi, Perawat,
Bidan, Apoteker, Asisten apoteker,Pengawas farmasi makanan dan minuman,Pranata laboratorium,
Entomolog, Epidemiolog, Sanitarian, Penyuluhan kesehatan masyarakat, Perawat gigi, Administrator
kesehatan, Nutrisionis.
Selain fungsi dan peranannya yang vital dalam kehidupan masyarakat, jabatan fungsional juga
berorientasi kualitatif. Seseorang yang memiliki jabatan fungsional berhak untuk mendapatkan tunjangan
fungsional . Dalam konteks ini, dapat dilihat bahwa jabatan bidan merupakan jabatan fungsional
professional sehingga berhak mendapat tunjangan fungsional.
Pengembangan karir bidan meliputi karir fungsional dan karir structural. Pada saat ini,
pengembangan karir bidan secara fungsional telah disiapkan dengan jabatan fungsional sebagai
bidan serta melalui pendidikan berkelanjutan, baik secara formal maupun nonformal, yang hasil
akhirnya akan meningkatkan kemampuan professional bidan dalam melaksanakan fungsinya. Bidan
dapat berfungsi sebagai bidan pelaksana, pengelola, pendidik, peneliti, coordinator, dan penyedia.
Sedangkan karir bidan dalam jabatan structural bergantung pada tempat bidan bertugas, apakah
di rumah sakit, di puskesmas, di desa, atau di institusi swasta. Karir tersebut dapat dicapai oleh bidan
di tiap tatanan pelayanan kebidanan/kesehatan sesuai dengan tingkat kemampuan, kesempatan, dan
kebijakan yang ada.
M. Prinsip Pengembangan Karir Bidan Dikaitkan Dengan Peran, Fungsi, Dan Tanggung Jawab
Bidan
1. Peran bidan Sebagai pelaksana
Sebagai pelaksana, bidan melaksanakannya sebagai tugas mandiri, kolaborasi / kerjasama
dan ketergantungan. Tugas Mandiri :
a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan
b. Memberikan pelayanan pada anak dan wanita pra nikah dengan melibatkan klien.
c. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal
d. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan
klien / keluarga.
e. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.
f. Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien /
keluarga.
g. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan
keluarga berencana
h. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan system reproduksi dan wanita
dalam masa klimakterium dan menopause
i. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan melibatkan keluarga.

2. Tugas Kolaborasi
a. Berkolaborasi dengan tenaga lain dalam memberikan asuhan kebidanan sesuai fungsi
b. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan pertolongan
pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi
c. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko tinggi dan
keadaan kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi
dengan melibatkan klien dan keluarga
d. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko tinggi dan
13
pertolongan pertama dalam keadaan kegawat daruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi
dengan klien dan keluarga
e. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan yang mengalami
komplikasi serta kegawat daruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan melibatkan
keluarga.
f. Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan yang mengalami
komplikasi atau kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan melibatkan
keluarga.

3. Tugas Ketergantungan / Merujuk


a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi
keterlibatan klien dan keluarga.
b. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu hamil dengan resiko
tinggi dan kegawat daruratan.
c. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada masa persalinan dengan
penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga.
d. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu masa nifas dengan
penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga.
e. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan
kegawatan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan keluarga.
f. Memberikan asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan tertentu dan
kegawatan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan klien /
keluarga.

4. Sebagai pengelola
a. Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat / klien.
b. Bersama tim kesehatan dan pemuka masyarakat mengkaji kebutuhan terutama yang
berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak untuk meningkatkan dan mengembangkan
program pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya.
c. Menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil pengkajian dengan mayarakat.
d. Mengelola kegiatan –  kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat khususnya kesehatan ibu
dan anak serta KB sesuai dengan program.
e. Mengkoordinir, mengawasi dalam melaksanakan program / kegiatan pelayanan
kesehatan ibu dan anak serta KB.
f. Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya
kesehatan ibu dan anak serta KB termasuk pemanfaatan sumber-sumber yang ada pada
program dan sektor terkait.
g. Mengerakkan, mengembangkan kemampuan masyarakat dan memelihara kesehatannya
dengan memanfaatkan potensi-potensi yang ada.
h. Mempertahankan, meningkatkan mutu dan kegiatan-kegiatan dalam kelompok profesi.
i. Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan.
j. Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sector lain di wilayah kerjanya melalui
peningkatan kemampuan dukun bayi, kader kesehatan dan tenaga kesehatan lain yang berada di bawah
bimbingan dalam wilayah kerjanya.
k. Bekerjasama dengan puskesmas, institusi sebagai anggota tim dalam memberikan asuhan
kepada klien dalam bentuk konsultasi rujukan dan tindak lanjut.
l. Membina hubungan baik dengan dukun, kader kesehatan / PLKB dan masyarakat.
m. Memberikan pelatihan, membimbing dukun bayi, kader dan petugas kesehatan lain.
n. Memberikan asuhan kepada klien rujukan dari dukun bayi.
o. Membina kegiatan –  kegiatan yang ada di masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan.

5. Sebagai pendidik
a. Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
tentang penanggulangan masalah kesehatan khususnya yang berhubungan dengan pihak terkait kesehatan
ibu, anak, dan keluarga berencana.
b. Bersama klien pengkaji kebutuhan akan pendidikan dan penyuluhan kesehatan
14
masyarakat khususnya dalam bidang kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana.
c. Bersama klien pihak terkait menyusun rencana penyuluhan kesehatan masyarakat
d. sesuai dengan kebutuhan yang telah dikaji, baik untuk jangka pendek maupun jangka
panjang.
e. Menyiapkan alat dan bahan penddikan dan penyuluhan sesuai dengan rencana yang
telah disusun.
f. Melaksanankan program / rencana pendidikan dan penyuluhan kesehatan masyarakat
sesuai dengan rencana jangka pendek dan jangka panjang melibatkan unsur –  unsur yang
terkait termasuk masyarakat.
g. Bersama klien mengevaluasi hasil pendidikan / penyuluhan kesehatan masyarakat dan
menggunakannya untuk memperbaiki dan meningkatkan program dimasa yang akan
datang.
h. Mendokumentasikan semua kegiatan dan hasil pendidikan / penyuluhan kesehatan
masyarakat secara lengkap dan sistematis.

6. Melatih dan membimbing kader termasuk siswa bidan serta membina dukun di wilayah atau tempat
kerjanya.
a. Mengkaji kebutuhan latihan dan bimbingan kader, dukun dan siswa.
b. Menyusun rencana latihan dan bimbingan sesuai dengan hasil pengkajian.
c. Menyiapkan alat, dan bahan untuk keperluan latihan bimbingan peserta latih sesuai
dengan rencana yang telah disusun.
d. Melaksanakan pelatihan d ukun dan kader sesuai dengan rencana yang telah disusun

dengan melibatkan unsur- unsur terkait.
e. Membimbing siswa bidan dalam lingkup kerjanya.
f. Menilai hasil latihan dan bimbingan yang telah diberikan.
g. Menggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan program bimbingan.
h. Mendokumentasikan semua kegiatan termasuk hasil evaluasi pelatihan dan bimbingan
secara sistematis dan lengkap.

7. Sebagai peneliti
Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara
mandiri maupun secara kelompok.
a. Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan
b. Menyusun rencana kerja pelatihan
c. Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana
d. Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi
e. Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut
f. Memanfaatkan hasil investigasi untuk mningkatkan dan mengembangkan program kerja
atau pelayanan kesehatan.
8. Fungsi Bidan
a. Fungsi Pelaksana
1) Melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada individu, keluarga dan masyarakat
remaja masa pra perkawinan.
2) Melakukan asuhan kebidanan bagi ibu hamil normal, kehamilan dengan kasus patologis
terntu dan kehamilan denagn risiko tinggi.
3)   Menolong persalinan normal.
4) Melakukan pemeriksaan kehamilan .d  engan resiko tinggi.
5) Memelihara kesehatan ibu dalam masa menyusui.
6) Melakukan pelayanan kesehatan pada anak balita dan pra sekolah.
7) Memberikan bimbingan dan penyuluhan kesehatan terhadap gangguan system
reproduksi termasuk wnaita pada masa klimakterium internal dan menopause sesuai
dengan wewenangnya
15
 

b. Fungsi Pengelola
1) Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan kebidanan bagi individu, kelompok, dan
kelompok masyarakat, sesuai dengan kondisi kebutuhan masyarakat setempat yang
didukung oleh partisipasi masyarakat.
2) Menyusun rencana pelaksana pelayanan kebidanan di lingkungan unit kerjanya.
3) Mengkoordinasikan kegiatan pelayanan kebidanan yang dipimpin oleh bidan.
4) Melakukan kerjasama dan komunikasi inter dan antar sector dalam kaitannya dengan
pelayanan kebidanan.
5) Mengevaluasi hasil kegiatan tim atau unti pelayanan kebidanan yang dipimpin oleh
bidan.

c. Fungsi Pendidik
1) Memberikan penyuluhan kepada individu, keluarga, dan kelompok masyarakat dalam
kaitan pelayanan kebidanan di ruang lingkup kesehatan dan keluarga berencana.
2) Membimbing dan melatih dukun dan kader kesehatan sesuai dengan bidang
tanggung jawab bidan.
3) Mendidik pesreta didik bidan sesuai dengan keahliannya.

d. Fungsi Peneliti
1) Melakukan evaluasi, pengkajian, survey, dan penelitian yang dilakukan sendiri atau
bersama di dalam suatu kelompok, dalam ruang lingkup pelayanan kebidanan.
2) Melakukan penelitian kesehatan keluarga dan kelurga berencana.

9. Tanggung Jawab Bidan


Sebagai tenaga professional, bidan memiliki tanggung jawab dalam melaksakan
tugasnya. Dan bidan harus dapat mempertahankan tanggung jawabnya tersebut bila
terjadi gugatan terhadap tindakan yang dilakukannya. Berikut ini beberapa tanggung
jawab bidan
a. Tanggung jawab bidan terhadap perundang-undangan
b. Tanggung jawab bidan terhadap pengembangan kompetensi
c. Tanggung jawab bidan terhadap penyimpanan catatan kebidanan
d. Tanggung jawab bidan terhadap keluarga yang dilayani
e. Tanggung jawab bidan terhadap profesi
f. Tanggung jawab bidan terhadap masyarakat

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bidan merupakan profesi yang sebagai tenaga kesehatan dan berfokus pada Reproduksi Perempuan,
Keluarga Berencana, kesehatan bayi dan anak balita, serta Pelayanan Kesehatan Masyarakat.
Profesi bidan mempunyai standar tersendiri seperti profesi-profesi lainnya. Standar Profesi ini terdiri
dari Standar Kompetensi Bidan Indonesia, Standar Pendidikan, Standar Pelayanan Ke bidanan, dan
Kode Etik Profesi.Yang memiliki keahlian dan kecakapan dalam hal tersebut. Hal ini juga tidak terlepas
dari tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya.
B. Saran
Berdasarkan data diatas, penuis menyarankan beberapa hal terkait proses pembelajaran diatas, seperti
berikut ini:
1. Profesi bidan diharapkan mampu bertindak seprofesional mungkin.
2. Seorang bidan harus memiliki landasan kemanusian dan profesionalisme dalam melaksanakan
tugasnya.
3. Seorang bidan juga harus cakap dan menguasai ilmu sebelum bertindak dalam tugasnya
kepada masyarakat

17
12
11

18

Anda mungkin juga menyukai