BIDAN PROFESIONAL
1. Pengertian Bidan
Pengertian bidan menurut ICM (International Confederation Of
Midwives). Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan
bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta
memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau memiliki ijin yang sah
(lisensi)untuk melakukan praktik kebidanan.
Pengertian bidan menurut IBI (Ikatan Bidan Indonesia) Seorang
perempuan yang telah lulus dari pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan
organisasi profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta memilik
kompetensi dan kualifikasi untuk diregister,sertifikasi dan atau secarah sah
mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan .
Pengertian bidan menurut WHO, bidan adalah seseorang yang telah
mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari
pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan
atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan.
2. Pengertian Profesi
Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan penguasaan
terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi
profesi, kode etik, serta profesi sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang
profesi tersebut contohnya profesi adalah pada bidan hokum, kedokteran,
keuangan militer dan tehnik.
Profesi dapat pula diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan yang
menuntut keahlian dari para anggotanya. Keahlian tadi diperoleh melalui apa
yang disebut profesionalisasi yang dilakukan baik sebelum seseorang
menjalani profesi itu (inservive training) (Djaman Satori, dkk. 2008 ; 1,5)
3. Ciri-Ciri Profesi
Mengenai ciri-ciri suatu jabatan disebut sebagai profesi, ada banyak pengertian
yang menjelaskannya. Beberapa ciri-ciri yang diberikan adalah sebagaimana
diuraikan oleh Atik Purwandari meliputi :
a. Bersifat unik
b. Dikembangkan dengan teliti
c. Mempunyai wadah organisasi
d. Pekerjaan yang mempunyai kode etik
e. Pekerjaan yang mendapat imbalan jasa
f. Pekerjaan yang dilaksanakan oleh orang yang memiliki profesi tersebut
Hal tersebut akan tetap diupayakan oleh para bidan sehubungan dengan
anggota profesi yang harus memberikan pelayanan profesional tentunya harus
diimbangi dengan memperoleh pendidikan lanjutan pelatihan dan selalu
berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan.
Sehubungan dengan profesionalisme jabatan bidan, perlu dibahas bahwa bidan
tergolong jabatan profesional, jabatan dapat ditinjau dari dua aspek yaitu
jabatan structural dan jabatan fungsional. Jabatan structural adalah jabatan
yang secara tegas ada dan diatur berjenjang dalam suatu organisasi. Sedangkan
jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau serta dihargai dari aspek
fungsinya yang vital dalam dalam kehidupan masyarakat dan Negara.
Selain fungsi dan perannya yang vital dalam kehidupan masyarakat jabtan
fungsional juga berorientasi kwailitatif. Dalam konteks inilah jabatan bidan
adalah jabatan fungsional profesional dan wajarlah apabila bidan tersebut
mendapat tunjangan fungsional.
5. Peraturan dan Perundangan Yang Mendukung Keberadaan Profesi
Bidang
a. Kepmenkes No. 491/1968 tentang Peraturan Penyelenggaraan Sekolah
Bidang
b. No. 363/Menkes/Per /IX/1980 tentang Wewenang Bidan
c. No. 386/Menkes/SK/VII/1985 tentang Penyelenggaraan Program
Pendidikan Bidan.
d. No. 329/Menkes/VII/Per/ 1999 tentang Masa Bhakti Bidan
e. Instruksi Presiden Soeharto pada Sidang Kabinet Paripurna tentang
Perlunya Penempatan Bidan di Desa.
f. Peraturan Menteri Kesehatan No. 572 tahun 1994 tentang Registrasi dan
Praktek Bidan
g. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 Lembaran Negara No. 49 tentang
Tenaga Kesehatan.
h. Kepmenkes No. 077a/Menkes/SK/IV/97 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Masa Bakti PTT dan pengembangan karir melalui praktek
bidan perorangan di desa.
i. Surat Keputusan Presiden RI No. 77 Tahun 2000 tentang Perubahan atas
Keputusan Presiden No. 23
j. Tahun 1994 tentang Pengangkatan Bidan sebagai PTT.
6. Ciri-Ciri Bidan Sebagai Profesi
Bidan sebagai profesi memiliki ciri-ciri tertentu yaitu :
a. Bidan disiapakan melalui pendidikan formal agar lulusannya dapat
melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya secara
profesional.
b. Bidan memiliki alat yang dijadikan panduan dalam menjalankan profesinya,
yaitu standar pelayanan kebidanan, kode etik dan etika kebidanan.
c. Bidan memiliki kelompok pengetahuan yang jelas dalam menjalankan
profesinya.
d. Bidan memiliki kewenangan dalam menjalankan tugasnya.
e. Bidan memberi pelayanan yang aman dan memuaskan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
f. Bidan memiliki organisasi profesi
g. Bidan memiliki Karakteristik yang khusus dan dikenal serta dibutuhkan
masyarakat.
h. Profesi bidan dijadikan sebagai suatu pekerjaan dan sumber utama
kehidupan.
7. Pengertian Profesional
seseorang yang menampilkan suatu tugas khusus yang mempunyai
tingkat kesulitan lebih dari biasa dan mempersyaratkan waktu persiapan dan
pendidikan cukup lama untuk menghasilkan pencapaian kemapuan,
keterampilan dan pengetahuan yang berkadar tinggi (Djaman Satori ; 2008).
Profesional juga dapat diartikan sebagai memberi pelayanan sesuai
dengan ilmu yang dimiliki dan manusiawi secara utuh/ penuh tanpa
mementingkan kepentingan pribadi melainkan mementingkan kepentingan
klien serta menghargai klien sebagaimana menghargai diri sendiri.
Seorang anggota profesi dalam melakukan pekerjaannya haruslah
profesional. Setiap anggota profesi baik secara sendiri-sendiri atau dengan cara
bersama melalui wadah organisasi profesi dapat belajar, yaitu belajar untuk
mendalami pekerjaan yang sedang disandangnya dan belajar dari masyarakat
apa yang menjadi kebutuhan mereka saat ini dan saat yang akan datang
sehingga pelayanan kepada pemakai (klien) akan semakin meningkat.
8. Ciri-Ciri Jabatan Profesional
a. Pelakunya secara nyata dituntut cakap dalam bekerja, memiliki keahlian
sesuai tugas-tugas khusus serta tuntutan jenis jabatannya (cenderung
spesialis)
b. Kecakapan atau keahlian seorang pekerja profesional bukan hasil
pembiasaan atau latihan rutin yang terkondisi, tetapi perlu memiliki
wawasan keilmuan yang mantap. Jabatan Profesional menuntut pendidikan.
c. Pekerja profesional dituntut berwawasan luas sehingga pilihan jabatan serta
kerjanya harus disadari oleh nilai-nilai tertentu sesuai jabatan profesinya.
Pekerja profesional bersikap positif terhadap jabatan dan perannya,
bermotivasi dan berusaha berkarya sebaik-baiknya.
d. Jabatan profesional perlu mendapat pengesahan dari masyarakat atau
negaranya. Jabatan profesional memiliki syarat-syarat serta kode etik yang
harus dipenuhi oleh pelakunya. Ini menjamin kepantasan berkarya dan
sekaligus merupakan tanggung jawab profesional.
9. Bidan Profesional
Bidan sebagai tenaga profesional termasuk rumpun kesehatan untuk menjadi
jabatan profesional bidan harus menunjukkan ciri-ciri jabatan profesional.
10. Syarat Bidan Profesional
a. Memberi pelayanan kepada masyarakat yang bersifat khusus atau spesialis.
b. Melalui jenjang pendidikan yang menyiapkan.
c. Keberadaannya diakui dan diperlukan masyarakat.
d. Mempunyai peran dan fungsi yang jelas
e. Mempunyai kewenangan yang disahkan atau diberikan oleh pemerintah
f. Memiliki organisasi profesi sebagai wadah
g. Memiliki kode etik bidan
h. Memiliki etika bidan
i. Memiliki standar pelayanan
j. Memiliki standar praktik
k. Memiliki standar pendidikan yang mendasari dan mengembangkan profesi
sebagai kebutuhan masyarakat.
l. Memiliki standar pendidikan berkelanjutan sebagai wahana pengembangan
kompetensi.
11. Tanggung Jawab Bidan Profesional
Sebagai bidan profesional, selain memiliki syarat-syarat jabatan profesional
bidan juga dituntut memiliki tanggung jawab sebagai berikut :
a. Menjaga agar pengetahuannya tetap up to date terus menembangkan
keterampilan dan kemahirannya agar bertambah luas serta mencakup semua
aspek peran seorang bidan.
b. Mengenali batas-batas pengetahuan, keterampilan pribadinya dan tidak
berupaya melampaui wewenangnya dalam praktik klinik.
c. Menerima tanggung jawab untuk mengambil keputusan serta konsekuensi
dalam keputusan tersebut.
d. Berkomunikasi dengan pekerja kesehatan lainnya (Bidan, dokter dan
perawat) dengan rasa hormat dan martabat.
e. Memelihara kerjasama yang baik dengan staf kesehatan dan rumah sakit
pendukung untuk memastikan sistem rujukan yang optimal.
f. Melaksanakan kegiatan pemantauan mutu yang mencakup penilaian
sejawat, pendidikan berkesinambungan, mengkaji ulang kasus audit
maternal/perinatal.
g. Bekerjasama dengan masyarakat tempat bidang praktek, meningkatkan
akses dan mutu asuhan kebidanan.
h. Menjadi bagian dari upaya meningkatkan status wanita, kondisi hidup
mereka dan menghilangkan praktik kultur yang sudah terbukti merugikan
kaum wanita.
12. Profesionalisme
Profesionalisme berarti memiliki sifat profesional / ahli secara popular seorang
pekerja apapun sering dikatakan profesional, seorang profesional dalam bahasa
keseharian adalah seorang pekerja yang terampil atau cakap dalam kerjanya
biarpun keterampilan tersebut produk dari fungsi minat dan belajar dari
kebiasaan.
B. CONTOH BIDAN PROFESIONAL
Bidan teladan, Gandes Wentiyanni (tengah) diapit Ketua IBI Cabang OKI Hj
Rosmiati AmKeb dan Seketaris, Hj Rosdiana AmKeb SKM
Namun bidan yang sudah berjuang lama ini, sekarang sudah bisa
bernafas lega dan bersyukur, karena saat ini sudah bermitra dengan dukun
setempat. Lewat mereka Gandes Wentiyanni bisa mengajak masyarakat bersalin
ke puskesdes. Dan saat ini sudah banyak masyarakat yang sadar kesehatan dengan
rutin datang ke posyandu dan puskesdes.
https://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia_Mengajar