Anda di halaman 1dari 17

A.

BIDAN PROFESIONAL
1. Pengertian Bidan
Pengertian bidan menurut ICM (International Confederation Of
Midwives). Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan
bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta
memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau memiliki ijin yang sah
(lisensi)untuk melakukan praktik kebidanan.
Pengertian bidan menurut IBI (Ikatan Bidan Indonesia) Seorang
perempuan yang telah lulus dari pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan
organisasi profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta memilik
kompetensi dan kualifikasi untuk diregister,sertifikasi dan atau secarah sah
mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan .
Pengertian bidan menurut WHO, bidan adalah seseorang yang telah
mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari
pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan
atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan.
2. Pengertian Profesi
Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan penguasaan
terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi
profesi, kode etik, serta profesi sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang
profesi tersebut contohnya profesi adalah pada bidan hokum, kedokteran,
keuangan militer dan tehnik.
Profesi dapat pula diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan yang
menuntut keahlian dari para anggotanya. Keahlian tadi diperoleh melalui apa
yang disebut profesionalisasi yang dilakukan baik sebelum seseorang
menjalani profesi itu (inservive training) (Djaman Satori, dkk. 2008 ; 1,5)
3. Ciri-Ciri Profesi
Mengenai ciri-ciri suatu jabatan disebut sebagai profesi, ada banyak pengertian
yang menjelaskannya. Beberapa ciri-ciri yang diberikan adalah sebagaimana
diuraikan oleh Atik Purwandari meliputi :
a. Bersifat unik
b. Dikembangkan dengan teliti
c. Mempunyai wadah organisasi
d. Pekerjaan yang mempunyai kode etik
e. Pekerjaan yang mendapat imbalan jasa
f. Pekerjaan yang dilaksanakan oleh orang yang memiliki profesi tersebut

Menurut Djamaan Satori, dkk ciri-ciri profesi adalah sebagai berikut :


a. Ada standar untuk kerja yang baku dan jelas
b. Ada lembaga pendidikan khusus yang menghasilkan pelakunya dengan
program dan jenjang pendidikan yang baku.
c. Ada organisasi profesi yang mewadahi para pelakunya.
d. Ada etika dan kode etik yang mengatur perilaku etik para anggotanya dalam
memperlakukan kliennya.
e. Ada system imbalan jasa pelayanan yang adil dan baku.
f. Ada pengakuan masyarakat terhadap pekerjaan itu sebagai profesi.

Ciri-ciri profesi lainnya menurut Omstein dan Levine adalah :


a. Melayani masyarakat, merupakan karier yang akan dilaksanakan sepanjang
hayat.
b. Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu di luar jangkauan
khalayak ramai.
c. Menggunakan hasil, penelitian dan aplikasi dari teori ke praktik.
d. Memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang.
e. Terkendali berdasarkan lisensi buku dan atau mempunyai persyaratan
masuk (memerlukan izin tertentu)
f. Otonomi dalam mengambil keptusan tentang ruang lingkup kerja tertentu.
g. Menerima tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil dan untuk kerja
yang ditambilkan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan.
h. Mempunyai komitmen terhadap jabatan dank lien dengan penekanan
terhadap layanan yang diberikan.
i. Menggunakan administrator untuk memudahkan profesinya.
j. Mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesi sendiri
k. Mempunyai asosiasi profesi dan atau kelompok elite untuk mengetahui dan
mengakui keberhasilan anggotanya.
l. Mempunyai kode etik untuk menjelaskan hal-hal yang meragukan atau
menyangsikan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan.
m. Mempunyai kadar kepercayaan yang tinggi dari public dan kepercayaan dari
setiap anggotanya.
n. Mempunyai status social dan ekonomi yang tinggi (bila dibanding dengan
jabtan lain)
4. Profesi Bidan
Bidan adalah salah satu profesi tertua. Bidan terlahir sebagai wanita terpercaya
dalam mendampingi dan menolong ibu dalam melahirkan bayinya sampai ibu
dapat merawat bayinya dengan baik. Bidan bekerja berdasarkan pada
pandangan filosofi yang dianut keilmuan, metode kerja, standar praktik,
pelayanan dank ode etik profesi yang dimiliki.
Bidan memiliki tugas-tugas yang sangat unik yaitu :
a. Selalu mengedepankan fungsi ibu sebagai pendidik bagi anak-anaknya.
b. Memiliki kode etik dengan serangkaian pengetahuan ilmiah yang didapat
melalui proses pendidikan dan jenjang tertentu.
c. Keberadaan bidan diakui memiliki organisasi profesi yang bertugas
meningkatkan mutu pelayanan pada masyarakat.
d. Anggotanya memiliki jasa atau pelayanan yang dilakukan dengan tetap
memegang teguh kode etik profesi.

Hal tersebut akan tetap diupayakan oleh para bidan sehubungan dengan
anggota profesi yang harus memberikan pelayanan profesional tentunya harus
diimbangi dengan memperoleh pendidikan lanjutan pelatihan dan selalu
berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan.
Sehubungan dengan profesionalisme jabatan bidan, perlu dibahas bahwa bidan
tergolong jabatan profesional, jabatan dapat ditinjau dari dua aspek yaitu
jabatan structural dan jabatan fungsional. Jabatan structural adalah jabatan
yang secara tegas ada dan diatur berjenjang dalam suatu organisasi. Sedangkan
jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau serta dihargai dari aspek
fungsinya yang vital dalam dalam kehidupan masyarakat dan Negara.
Selain fungsi dan perannya yang vital dalam kehidupan masyarakat jabtan
fungsional juga berorientasi kwailitatif. Dalam konteks inilah jabatan bidan
adalah jabatan fungsional profesional dan wajarlah apabila bidan tersebut
mendapat tunjangan fungsional.
5. Peraturan dan Perundangan Yang Mendukung Keberadaan Profesi
Bidang
a. Kepmenkes No. 491/1968 tentang Peraturan Penyelenggaraan Sekolah
Bidang
b. No. 363/Menkes/Per /IX/1980 tentang Wewenang Bidan
c. No. 386/Menkes/SK/VII/1985 tentang Penyelenggaraan Program
Pendidikan Bidan.
d. No. 329/Menkes/VII/Per/ 1999 tentang Masa Bhakti Bidan
e. Instruksi Presiden Soeharto pada Sidang Kabinet Paripurna tentang
Perlunya Penempatan Bidan di Desa.
f. Peraturan Menteri Kesehatan No. 572 tahun 1994 tentang Registrasi dan
Praktek Bidan
g. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 Lembaran Negara No. 49 tentang
Tenaga Kesehatan.
h. Kepmenkes No. 077a/Menkes/SK/IV/97 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Masa Bakti PTT dan pengembangan karir melalui praktek
bidan perorangan di desa.
i. Surat Keputusan Presiden RI No. 77 Tahun 2000 tentang Perubahan atas
Keputusan Presiden No. 23
j. Tahun 1994 tentang Pengangkatan Bidan sebagai PTT.
6. Ciri-Ciri Bidan Sebagai Profesi
Bidan sebagai profesi memiliki ciri-ciri tertentu yaitu :
a. Bidan disiapakan melalui pendidikan formal agar lulusannya dapat
melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya secara
profesional.
b. Bidan memiliki alat yang dijadikan panduan dalam menjalankan profesinya,
yaitu standar pelayanan kebidanan, kode etik dan etika kebidanan.
c. Bidan memiliki kelompok pengetahuan yang jelas dalam menjalankan
profesinya.
d. Bidan memiliki kewenangan dalam menjalankan tugasnya.
e. Bidan memberi pelayanan yang aman dan memuaskan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
f. Bidan memiliki organisasi profesi
g. Bidan memiliki Karakteristik yang khusus dan dikenal serta dibutuhkan
masyarakat.
h. Profesi bidan dijadikan sebagai suatu pekerjaan dan sumber utama
kehidupan.
7. Pengertian Profesional
seseorang yang menampilkan suatu tugas khusus yang mempunyai
tingkat kesulitan lebih dari biasa dan mempersyaratkan waktu persiapan dan
pendidikan cukup lama untuk menghasilkan pencapaian kemapuan,
keterampilan dan pengetahuan yang berkadar tinggi (Djaman Satori ; 2008).
Profesional juga dapat diartikan sebagai memberi pelayanan sesuai
dengan ilmu yang dimiliki dan manusiawi secara utuh/ penuh tanpa
mementingkan kepentingan pribadi melainkan mementingkan kepentingan
klien serta menghargai klien sebagaimana menghargai diri sendiri.
Seorang anggota profesi dalam melakukan pekerjaannya haruslah
profesional. Setiap anggota profesi baik secara sendiri-sendiri atau dengan cara
bersama melalui wadah organisasi profesi dapat belajar, yaitu belajar untuk
mendalami pekerjaan yang sedang disandangnya dan belajar dari masyarakat
apa yang menjadi kebutuhan mereka saat ini dan saat yang akan datang
sehingga pelayanan kepada pemakai (klien) akan semakin meningkat.
8. Ciri-Ciri Jabatan Profesional
a. Pelakunya secara nyata dituntut cakap dalam bekerja, memiliki keahlian
sesuai tugas-tugas khusus serta tuntutan jenis jabatannya (cenderung
spesialis)
b. Kecakapan atau keahlian seorang pekerja profesional bukan hasil
pembiasaan atau latihan rutin yang terkondisi, tetapi perlu memiliki
wawasan keilmuan yang mantap. Jabatan Profesional menuntut pendidikan.
c. Pekerja profesional dituntut berwawasan luas sehingga pilihan jabatan serta
kerjanya harus disadari oleh nilai-nilai tertentu sesuai jabatan profesinya.
Pekerja profesional bersikap positif terhadap jabatan dan perannya,
bermotivasi dan berusaha berkarya sebaik-baiknya.
d. Jabatan profesional perlu mendapat pengesahan dari masyarakat atau
negaranya. Jabatan profesional memiliki syarat-syarat serta kode etik yang
harus dipenuhi oleh pelakunya. Ini menjamin kepantasan berkarya dan
sekaligus merupakan tanggung jawab profesional.
9. Bidan Profesional
Bidan sebagai tenaga profesional termasuk rumpun kesehatan untuk menjadi
jabatan profesional bidan harus menunjukkan ciri-ciri jabatan profesional.
10. Syarat Bidan Profesional
a. Memberi pelayanan kepada masyarakat yang bersifat khusus atau spesialis.
b. Melalui jenjang pendidikan yang menyiapkan.
c. Keberadaannya diakui dan diperlukan masyarakat.
d. Mempunyai peran dan fungsi yang jelas
e. Mempunyai kewenangan yang disahkan atau diberikan oleh pemerintah
f. Memiliki organisasi profesi sebagai wadah
g. Memiliki kode etik bidan
h. Memiliki etika bidan
i. Memiliki standar pelayanan
j. Memiliki standar praktik
k. Memiliki standar pendidikan yang mendasari dan mengembangkan profesi
sebagai kebutuhan masyarakat.
l. Memiliki standar pendidikan berkelanjutan sebagai wahana pengembangan
kompetensi.
11. Tanggung Jawab Bidan Profesional
Sebagai bidan profesional, selain memiliki syarat-syarat jabatan profesional
bidan juga dituntut memiliki tanggung jawab sebagai berikut :
a. Menjaga agar pengetahuannya tetap up to date terus menembangkan
keterampilan dan kemahirannya agar bertambah luas serta mencakup semua
aspek peran seorang bidan.
b. Mengenali batas-batas pengetahuan, keterampilan pribadinya dan tidak
berupaya melampaui wewenangnya dalam praktik klinik.
c. Menerima tanggung jawab untuk mengambil keputusan serta konsekuensi
dalam keputusan tersebut.
d. Berkomunikasi dengan pekerja kesehatan lainnya (Bidan, dokter dan
perawat) dengan rasa hormat dan martabat.
e. Memelihara kerjasama yang baik dengan staf kesehatan dan rumah sakit
pendukung untuk memastikan sistem rujukan yang optimal.
f. Melaksanakan kegiatan pemantauan mutu yang mencakup penilaian
sejawat, pendidikan berkesinambungan, mengkaji ulang kasus audit
maternal/perinatal.
g. Bekerjasama dengan masyarakat tempat bidang praktek, meningkatkan
akses dan mutu asuhan kebidanan.
h. Menjadi bagian dari upaya meningkatkan status wanita, kondisi hidup
mereka dan menghilangkan praktik kultur yang sudah terbukti merugikan
kaum wanita.
12. Profesionalisme
Profesionalisme berarti memiliki sifat profesional / ahli secara popular seorang
pekerja apapun sering dikatakan profesional, seorang profesional dalam bahasa
keseharian adalah seorang pekerja yang terampil atau cakap dalam kerjanya
biarpun keterampilan tersebut produk dari fungsi minat dan belajar dari
kebiasaan.
B. CONTOH BIDAN PROFESIONAL

Bidan teladan, Gandes Wentiyanni (tengah) diapit Ketua IBI Cabang OKI Hj
Rosmiati AmKeb dan Seketaris, Hj Rosdiana AmKeb SKM

Menjadi seorang bidan desa tentulah penuh tanggung jawab dan


perjuangan berat bagi Gandes Wentiyanni. Wanita yang sudah bertugas di Desa
Suka Mulia kecamatan Air Sugihan kabupaten OKI selama sepuluh tahun ini
harus rela menyusuri wilayah desa yang secara geografis sulit dijangkau ini demi
memberikan pelayanan kesehatan.

Belum lagi akses tranportasi yang menggunakan perahu menyusuri


pemukiman warga lewat jalan sungai, membuat alumni Universitas Kader Bangsa
Palembang ini harus berjuang mati-matian. Siapa sangka, lewat perjuangannya
tersebut menjadikan istri dari Mulyadi ini masuk terpilih sebagai kategori bidan
tenaga kesehatan teladan di Puskesmas tingkat nasional tahun 2016.

Lewat karya tulisnya yang berhasil tembus ke nasional inilah, Gandes


mengharumkan nama Kabupaten OKI lewat pengabdiannya sebagai bidan desa.
Gandes Wentiyanni mengembangkan inovasi agar bisa mengubah perilaku
masyarakat untuk bersalin ke fasilitas puskesdes (pusat kesehatan desa-red).
Karena selama ini masyarakat lebih cenderung berobat ke dukun. Makanya
selama lima tahun Gandes Wentiyanni terus sabar mengajak mereka.
Perjuangannya untuk mengajak masyarakat berobat ke Puskedes
bukanlah mudah. Apalagi selama ini masyarakat sudah terbiasa mencari
pengobatan dan bersalin ke dukun. Namun ia bersama perangkat desa yang lain
terus berjuang agar masyarakat sadar berobat. Bidan ini juga menjelaskan bahwa
menjalankan program itu jauh lebih mudah dari pada mengubah perilaku
masyarakat setempat. Sehingga bidan yang pantang menyerah ini bertekad
bagaimana caranya mengubah paradigma masyarakat agar mau ke puskesdes
bukan kedukun.

Ibu dua anak ini mengatakan, perjuangannya tak cukup sampai di


sana. Ia pun mendatangi masyarakat yang jangkauannya sulit. Jalan tanah dan
perairan bukanlah penghambat. Yang penting masyarakat bisa mendapatkan
pengobatan.

Namun bidan yang sudah berjuang lama ini, sekarang sudah bisa
bernafas lega dan bersyukur, karena saat ini sudah bermitra dengan dukun
setempat. Lewat mereka Gandes Wentiyanni bisa mengajak masyarakat bersalin
ke puskesdes. Dan saat ini sudah banyak masyarakat yang sadar kesehatan dengan
rutin datang ke posyandu dan puskesdes.

Berikut adalah kisah seorang bidan yang sudah memperjuangkan


kesehatan masyarakat disalah satu sudut Indonesia yang patut kita teladani, bahwa
perjuangan kita sebagai seorang bidan bukan semata-mata membantu persalinan
dan imunisasi saja. Namun mengupayakan promotif, preventif dan rehabilitatif
bagi seluruh masyarakat dilingkungan kita.
DAFTAR PUSTAKA

Cahyani, A, 2003. Dasar-dasar Organisasi dan Managemen. PT. Grasindo, Jakarta


Henderson, Christine, dkk. 2006. Konsep Kebidanan EGC. Jakarta.
Prawiroharjo, Suryono. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo.
Sumber : http://palembang.tribunnews.com/2016/09/08/bidan-ini-10-tahun-harus-
bersabar-ajak-masyarakat-berobat-ke-puskesdes-bukan-ke-
dukun?page=3*Diakses tanggal 21/09/17

Tim Pusat Pengembangan Keperawatan Corolus (PPK.C), Yogyakarta


www profesi bidan di masa depan.com
A. DOSEN PROFESIONAL
1. Pengertian Dosen
Menurut KBBI dosen adalah tenaga pengajar pada perguruan tinggi. Secara
Umum dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyaraka
2. Pengertian Profesional
seseorang yang menampilkan suatu tugas khusus yang mempunyai
tingkat kesulitan lebih dari biasa dan mempersyaratkan waktu persiapan dan
pendidikan cukup lama untuk menghasilkan pencapaian kemapuan,
keterampilan dan pengetahuan yang berkadar tinggi (Djaman Satori ; 2008).
Profesional juga dapat diartikan sebagai memberi pelayanan sesuai
dengan ilmu yang dimiliki dan manusiawi secara utuh/ penuh tanpa
mementingkan kepentingan pribadi melainkan mementingkan kepentingan
klien serta menghargai klien sebagaimana menghargai diri sendiri.
Seorang anggota profesi dalam melakukan pekerjaannya haruslah
profesional. Setiap anggota profesi baik secara sendiri-sendiri atau dengan cara
bersama melalui wadah organisasi profesi dapat belajar, yaitu belajar untuk
mendalami pekerjaan yang sedang disandangnya dan belajar dari masyarakat
apa yang menjadi kebutuhan mereka saat ini dan saat yang akan datang
sehingga pelayanan kepada pemakai (klien) akan semakin meningkat.
3. Ciri-Ciri Jabatan Profesional
a. Pelakunya secara nyata dituntut cakap dalam bekerja, memiliki keahlian
sesuai tugas-tugas khusus serta tuntutan jenis jabatannya (cenderung
spesialis)
b. Kecakapan atau keahlian seorang pekerja profesional bukan hasil
pembiasaan atau latihan rutin yang terkondisi, tetapi perlu memiliki
wawasan keilmuan yang mantap. Jabatan Profesional menuntut pendidikan.
c. Pekerja profesional dituntut berwawasan luas sehingga pilihan jabatan serta
kerjanya harus disadari oleh nilai-nilai tertentu sesuai jabatan profesinya.
Pekerja profesional bersikap positif terhadap jabatan dan perannya,
bermotivasi dan berusaha berkarya sebaik-baiknya.
d. Jabatan profesional perlu mendapat pengesahan dari masyarakat atau
negaranya. Jabatan profesional memiliki syarat-syarat serta kode etik yang
harus dipenuhi oleh pelakunya. Ini menjamin kepantasan berkarya dan
sekaligus merupakan tanggung jawab profesional.
4. Syarat Menjadi Dosen
a. Syarat Menjadi Dosen PTN (Perguruan Tinggi Negeri)
Syarat menjadi dosen PTN dibagi menjadi dua bagian yang pertama adalah
syarat umum dan syarat khusus. Syarat dosen ini dikutip dari draf peraturan
menteri pendidikan dan kebudayaan pada tahun 2012.
Syarat menjadi dosen PTN secara umum
1) Bertaqwa kepada Tuhan YME
2) Setia pada Pancasila sebagai dasar Negara, Undang-undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan Kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
3) Tidak sedang menjalani hukuman karena melakukan tindak pidana
berdasarkan putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum
tetap.
4) Sehat jasmani dan rohani.
b. Syarat menjadi dosen PTN secara khusus
1) Memiliki ijasah serendah-rendahnya Strata 2 (magister)
2) Ijazah yang dimiliki bidang ilmunya harus sesuai dengan program studi
tempatnya mengajar
3) Berusia paling tinggi 35 tahun
4) Memiliki publikasi minimal satu artikel yang dimuat dijurnal ilmiah
5) Memiliki kemampuan Bahasa Inggris pada tingkat TOEFL internasional
500 atau IELTS 5.5
c. Syarat Menjadi Dosen di PTS
Syarat menjadi dosen di PTS umumnya hampir sama dengan syarat dosen
PTN namun memang secara praktek tidak semua perguruan tinggi
menerapkan syarat ini sesuai dengan peraturan pemerintah. Berikut adalah
secara umum berbagai syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi dosen di
PTS
1) Minimal Studi S2 (Magister)
2) Kemampuan bahasa Inggris minimal pasif dan TOEFL 500
3) S1 dan S2 selinier.
Dosen di perguruan tinggi swasta memang lebih banyak dibandingkan
dengan di perguruan tinggi negeri. Namun berbagai syarat ini adalah untuk
memastikan pendidikan di Indonesia yang lebih baik dan terus dapat
menciptakan mahasiswa yang cerdas dan berbudi.
5. Ciri Ciri Dosen Profesional
a. Gaya mengajar yang merangsang belajar
b. Kemampuan untuk berkomunikasi secara jelas
c. Menguasai materi kuliah yang dipegang
d. Siap dan terorganisir
e. Memiliki antusiasme yang dinamis
f. Memiliki kepedulian pribadi terhadap mahaiswa
g. Keterampilan berinteraksi
h. Fleksibel, kreatif dan keterbukaan
i. Melmiliki kepercayaan kepribadian yang kuat
j. Komitment
6. Kompetensi Dosen
a. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru dan Dosen terhadap
peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya
1) Kemampuan Merancang Pembelajaran
2) Kemampuan Melaksanakan Proses Pembelajaran
3) Kemampuan Menilai Proses dan Hasil Pembelajaran
4) Kemampuan Memanfaatkan Hasil Penelitian untuk Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran
b. Kompetensi Kepribadian
1) Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
2) Secara rinci subkompetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
3) Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial:
bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma
sosial; bangga sebagai guru dan Dosen; dan memiliki konsistensi dalam
bertindak sesuai dengan norma.
4) Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial: menampilkan
kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja
sebagai guru dan Dosen.
5) Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial: menampilkan
tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan
masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan
bertindak.
6) Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial: memiliki
perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki
perilaku yang disegani.
7) Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial:
bertindak sesuai dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur, ikhlas,
suka menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.
c. Kompetensi Sosial
1) Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru dan Dosen untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar. Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan
indikator esensial sebagai berikut:
2) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik
memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara efektif dengan peserta
didik.
3) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama
pendidik dan tenaga kependidikan.
4) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali
peserta didik dan masyarakat sekitar.
d. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara
luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata
pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta
penguasaan terhadap stuktur dan metodologi keilmuannya
1) Penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam.
2) Kemampuan merancang, melaksanakan, dan menyusun laporan
penelitian.
3) Kemampuan mengembangkan dan menyebarluaskan inovasi.
4) Kemampuan merancang, melaksanakan dan menilai pengabdian kepada
masyarakat.
B. CONTOH DOSEN PROFESIONAL

Basuki Teguh Yuwono, S.Sn.,M.Sn


Dosen di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta
Basuki Teguh Yuwono, S.Sn.,M.Sn adalah seorang Dosen di Institut Seni
Indonesia (ISI) Surakarta tepatnya dosen di Fakultas Seni Rupa dan Desain prodi
Keris dan Senjata Tradisional. Dosen tersebut menjadi nominasi Dosen
Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2014 oleh Dikti pada tanggal 26-29 Oktober
2014 di Jakarta. Beliau menjadi finalis berprestasi kategori Dosen yang
mempresentasikan tentang penciptaaan seni dan karya berupa keris yang diberi
nama Nogo Minulya. Hasil yang diperoleh dari kegiatan tersebut beliau
mendapatkan prestasi yang sangat membanggakan ISI Surakarta karena
penciptaan karya beliau memiliki dampak yang cukup kuat dalam konteks dunia
perkerisan secara umum, penilaian dari segi makalah, presentasi, dan dampak
indikator masyarakat. Melalui serangkaian kegiatan tersebut, sehingga
mendapatkan juara yaitu Juara III Dosen Berprestasi Tingkat Nasional Tahun
2014.

Basuki Teguh Yuwono, S.Sn.,M.Sn mengatakan, saya kaget, karena dari


awal saya tidak ada target mau menang atau juara berapa, persaingan juga pasti
ada. Dan penelitian saya dianggap memiliki tingkat original yang tinggi,
merupakan penciptaan karya yang baru dan mempengaruhi dampak pada
kebudayaan khusunya seni yang lebih dominan. Tidak lupa juga saya
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah mendukung dan
mendoakan saya. (news by Anggun 30/10/14)
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia_Mengajar

http://isi-ska.ac.id/dosen-berprestasi-tahun-2014/ *Diakses 21/0/17

Ngainun Naim. (2009). Menjadi Guru inspiratif. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Anda mungkin juga menyukai