Anda di halaman 1dari 7

2.

7 Pengertian Profesional

Pengertian profesional menunjuk pada dua hal, yaitu orang yang menyandang suatu

profesi dan penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaannya yang sesuai dengan

profesinya. Dalam pengertian kedua ini, istilah profesional dikontraskan dengan

“nonprofessional” atau “amatiran”. Dalam kegiatan sehari-hari seorang profesional melakukan

pekerjaan sesuai dengan ilmu yang telah dimilikinya, jadi tidak asal tahu saja.

Selanjutnya, Walter Johnson (1956) mengartikan petugas profesional sebagai “…seseorang

yang menampilkan suatu tugas khusus yang mempunyai tingkat kesulitan lebih dari biasa dan

mempersyaratkan waktu persiapan dan pendidikan cukup lama untuk menghasilkan pencapaian

kemapuan, keterampilan dan pengetahuan yang berkadar tinggi” (Djam’an Satori ; 2008).

Profesional juga dapat diartikan sebagai memberi pelayanan sesuai dengan ilmu yang

dimiliki dan manusiawi secara utuh/ penuh tanpa mementingkan kepentingan pribadi melainkan

mementingkan kepentingan klien serta menghargai klien sebagaimana menghargai diri sendiri.

Seorang anggota profesi dalam melakukan pekerjaannya haruslah profesional. Setiap

anggota profesi baik secara sendiri-sendiri atau dengan cara bersama melalui wadah organisasi

profesi dapat belajar, yaitu belajar untuk mendalami pekerjaan yang sedang disandangnya dan

belajar dari masyarakat apa yang menjadi kebutuhan mereka saat ini dan saat yang akan datang

sehingga pelayanan kepada pemakai (klien) akan semakin meningkat.

Seorang pekerja yang profesional adalah seorang pekerja yang terampilatau cakap dalam

kerjanya, dituntut menguasai visi yang mendasari keterampilan.

Pengertian jabatan profesi perlu dibedakan antara jeni pekerjaan yang menuntut dan

dapat dipenuhi lewat pembiasaan melakukan ketrampilan tertentu (magang, keterlibatan

langsung dalam situasi kerja di lingkungannya dan seorang pekerja profesional sebagai warisan

orang tuanya atau pendahulunya). Seorang pekerja profesional perlu dibedakan dari seorang

teknisi keduanya (pekerja profesional dan teknis) dapat pula terampil dalam unjuk kerja yang

sama, misal: menguasai teknis kerja yang dapat memecahkan masalah – masalah teknis dalam

bidang kerjanya. Tetapi seorang pekerja profesional dituntut menguasai visi yang mendasari
ketrampilan yang menyangkut wawsan filosofi, pertimbangan rasional dan memiliki sifat yang

positif dalam melaksanakan serta memperkembangkan mutu karya (T. Raka Joni, 1980).

2.13 Profesionalisme

Profesionalisme berarti memiliki sifat profesional / ahli secara popular seorang pekerja

apapun sering dikatakan profesional, seorang profesional dalam bahasa keseharian adalah

seorang pekerja yang terampil atau cakap dalam kerjanya biarpun keterampilan tersebut produk

dari fungsi minat dan belajar dari kebiasaan.

Prilaku profesionalisme bidan:

a. Bertindak sesuai keahlian

b. Mempunyai moral yang tinggi

c. Bersifat jujur

d. Tidak melakukan coba – coba

e. Tidak memberikan janji yang berlebihan

f. Mengembangkan kemitraan

g. Terampil berkomunikasi

h. Mengenal batas kemampuan

i. Mengadvokasi pilihan ibu

2.2.Praktek Profesional Bidan

2.2.1 Pengertian praktek kebidanan.

Praktek Kebidanan adalah asuhan yang diberikan oleh bidan secara mandiri
baik pada perempuan yang menyangkut proses reproduksi, kesejahteraan ibu dan
janin / bayinya, masa antara dalam lingkup praktek kebidanan juga termasuk
pendidikan kesehatan dalam hal proses reproduksi untuk keluarga dan komunitasnya.
Praktek kebidanan berdasarkan prinsip kemitraan dengan perempuan,
bersifat holistik dan menyatukannya dengan pemahaman akan pengaruh sosial,
emosional, budaya, spiritual, psikologi dan fisik dari pengalaman reproduksinya.

Praktek kebidanan bertujuan menurunkan / menekan mortalitas dan


morbilitas ibu dan bayi yang berdasarkan ilmu-ilmu kebidanan, kesehatan, medis dan
sosial untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan ibu dan janin /
bayinya.

Lingkup praktik bervariasi, berdasarkan :

1) Pedoman nasional & regional

2) Kode praktik profesional

3) Praktik-praktik & keyakinan kultural

4) Mutu pendidikan & pelatihan kebidanan

5) Kerjasama dari komunitas medis

6) Lingkup praktik kebidanan, meliputi :

 Asuhan mandiri/otonomipada : anak-anak perempuan, remaja


putri, wanita dewasa pra konsepsi, wanita dewasa slm hamil dst.

 Memberikan pengawasan & asuhan serta nasehatselama masa


hamil, bersalin & nifas.

2.2.2 Profesionalisme

Seorang pekerja profesional adalah seorang pekerja yang terampil atau cakap
dalam kerjanya, dituntut menguasai visi yang mendasari keterampilannya.

Pengertian jabatan profesional perlu dibedakan antara jenis pekerjaan yang


menuntut dan dapat dipenuhi lewat pembiasaan melakukan keterampilan tertentu
(magang, keterlibatan langsung dalam situasi kerja di lingkungannya dan seseorang
pekerja profesional sebagai warisan orang tuanya atau pendahulunya). Seseorang
pekerja profesional perlu dibedakan dari seorang teknisi keduanya (pekerja
profesional dan teknis) dapat saja terampil dalam unjuk kerja yang sama (misalnya:
menguasai tehnik kerja yang dapat memecahkan masalah-masalah teknis dalam
bidang kerjanya), tetapi seseorang pekerja profesional dituntut menguasai visi yang
mendasari keterampilan yang menyangkut wawasan filosofi, pertimbangan rasional
dan memiliki sikap yang positif dalam melaksanakan serta memperkembangkan mutu
karyanya (T. Raka Joni, 1980).
2.2.3 Ciri-Ciri Jabatan Profesional

Ciri-ciri jabatan profesional tersebut adalah sebagai berikut :

a. Bagi pelakunya secara nyata (defakto) dituntut berkecakapan kerja (keahlian)


sesuai dengan tugas-tugas khusus serta tuntutan dari jenis jabatannya
(cenderung ke spesialisasi)

b. Kecakapan dan keahlian bukan sekedar hasil pembiasaan atau latihan rutin yang
terkondisi, tetapi perlu didasari oleh wawasan keilmuan yang mantap serta
menuntut pendidikan juga. Jabatan yang terprogram secara relevan serta
berbobot, terselenggara secara efektif-efisien dan tolak ukur evaluatifnya
terstandar

c. Pekerja profesional dituntut berwawasan sosial yang luas, sehingga pilihan


jabatan serta kerjanya didasari oleh kerangka nilai tertentu, bersikap positif
terhadap jabatan dan perannya, dan bermotivasi serta berusaha untuk berkarya
sebaik-baiknya: Hal ini mendorong pekeria profesional yang bersangkutan untuk
selalu meningkatkan (menyempurnakan) diri serta karyanya orang tersebut
secara nyata mencintai profesinya dan memiliki etos kerja yang tinggi

d. Jabatan professional perlu mendapat pengesahan dari masyrakat dan atau


negaranya. Jabatan professional memiliki syarat-syarat serta kode etik yang
harus dipenuhi oleh pelakunya, hal ini menjamin kepantasan berkarya dan
sekaligus merupakan tanggung jawab sosial pekerja professional tersebut

Persyaratan umum jabatan profesional sebagai berikut :

1. Memberikan pelayanan kepada masyarakat yang bersifat khusus atau spesialis

2. Melalui jenjang pendidikan yang menyiapkan tenaga profesional

3. Keberadaannya diakui dan diperlukan oleh masyarakat

4. Mempunyai kewenangan yang disyahkan atau diberikan oleh pemerintah

5. Mempunyai peran dan fungsi yang jelas

6. Mempunyai kompetensi yang jelas dan terukur

7. Memiliki organisasi profesi sebagai wadah

8. Memiliki etika profesi

9. Memiliki standar pelayanan

10. Memiliki praktek


11. Memiliki standar pendidikan yang mendasari dan mengembangkan profesi sesuai
dengan kebutuhan pelayanan

12. Memiliki standar pendidikan berkelanjutan sebagai wahana pengembangan


kompetensi.

2.2.4 Bidan Merupakan Jabatan Profesional

Bidan merupakan jabatan profesional. Berdasarkan syarat-syarat profesional,


maka bidan telah memiliki persyaratan dari Bidan sebagai jabatan profesional:

a. Memberikan pelayanan kepada masyarakat yang bersifat khusus atau spesialis

b. Melalui jenjang pendidikan yang menyiapkan bidan sebagai tenaga professional

c. Keberadaannya diakui dan diperlukan oleh masyarakat

d. Memiliki kewenangan yang disyahkan atau diberikan oleh pemerintah

e. Memiliki peran dan fungsi yang jelas

f. Memiliki peran dan fungsi yang jelas

g. Memiliki kompetensi yang jelas dan terukur

h. Memiliki organisasi profesi sebagai wadah

i. Memiliki kode etik kebidanan

j. Memiliki standar pelayanan

k. Memiliki standar praktek

l. Memiliki standar pendidikan yang mendasar dan mengembangkan profesi sesuai


kebutuhan pelayanan

m. Memiliki standar pendidikan berkelanjutan sebagai wahana pengembangan


kompetensi.

Sehubungan dengan profesionalisme jabatan bidan, maka bidan merupakan


jabatan profesional. Jabatan dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu:

a) Jabatan structural. Jabatan struktural adalah jabatan yang secara tegas ada
dan diatur berjenjang dalam suatu organisasi.

b) Jabatan Fungsional. Jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau serta


dihargai dari aspek fungsinya yang vital dalam kehidupan masyarakat dan
negara. Selain fungsinya yang vital dalam kehidupan masyarakat, jabatan
fungsional juga berorientasi kualitatif. Dalam konteks ini, jabatan bidan adalah
jabatan fungsional profesional dengan demikian, adalah wajar jika bidan
mendapatkan tunjangan fungsional.

Bidan sebagai profesi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a) Mengembangkan pelayanan yang unik bagi masyarakat

b) Anggota-anggotanya dipersiapkan melalui suatu program pendidikan yang


ditujukan untuk maksud profesi yang bersangkutan

c) Memiliki serangkaian pengetahuan ilmiah

d) Anggota-anggotanya menjalankan tugas profesinya sesuai dengan kode etik yang


belaku

e) Anggota-anggotanya bebas mengambil keputusan dalam menjalankan


profesinya

f) Anggota-anggotanya wajar menerima imbalan jasa atas pelayanan yang


diberikan

g) Memiliki suatu organisasi profesi yang senantiasa meningkatkan kualitas


pelayanan yang diberikan kepada masyarakat oleh anggotanya.

2.2.5 Kewajiban Bidan Terhadap Profesinya.

a) Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya
dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang
bermutu pada masyarakat

b) Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan


kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi

c) Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan


kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi

2.2.6 Apakah Profesi Itu Hidup ?

Suatu profesi juga dapat dikatakan hidup bila telah melaksanakan fungsinya dengan
semestinya, yaitu antara lain:

a) Mempunyai organisasi dengan atribut-atributnya yaitu suatu kepengurusan dan


kantor sekretariat yang dikelola secara tertib

b) Mempunyai pendataan keanggotaan


c) Mempunyai program kerja yang terjadwal dan terencana

d) Mempunyai Sumber Pembiayaan Yang Legal Dan Sehat

e) Mempunyai sistem pelayanan anggota dan masyarakat. Mempunyai networking


lokal- regional dan internasional

f) Melaksanakan pembinaan anggota

g) Mempunyai sistem penilaian konduite dengan sanksi-sanksi.

2.2.7 Fungsi Organisasi Profesi

Sesuai dengan peran itu maka organisasi profesi mempunyai

fungsi antara lain:

1) Bidang pendidikan : menetapkan standar pendidikan dan pendidikan


berkelanjutan (continuing education)

2) Bidang pelayanan : menetapkan standar profesi, ijin praktik. registrasi anggota


serta menyusun dan memberlakukan kode etik profesi

3) Bidang IPTEK : merencanakan, melaksanakan dan mengawasi riset dan


perkembangan IPTEK dalam profesi tersebut

4) Bidang kehidupan profesi : membina operasionalisasi organisasi profesi.


membina kerjasama dengan pemerintah. masyarakat. Profesi lain bahkan
dengan organisasi profesi sejenis dinegara lain, serta mengupayakan
kesejahteraan anggotanya.

Anda mungkin juga menyukai